Top Banner
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA DI SMP NEGERI 7 PURWOREJO SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Purmiati NIM 082150034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2012
201

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

Nov 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWOSTAY TWO STRAY UNTUK PENINGKATAN

AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWADI SMP NEGERI 7 PURWOREJO

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Purmiati

NIM 082150034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2012

Page 2: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWOSTAY TWO STRAY UNTUK PENINGKATAN

AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWADI SMP NEGERI 7 PURWOREJO

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Purmiati

NIM 082150034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2012

Page 3: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 4: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 5: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

iv

MOTTO

“Hidup adalah sebuah pengorbanan tanpa henti.”

“Kegagalan ialah kunci dari sebuah keberhasilan”

“Pengalaman buruk dimasa lalu merupakan pembelajaran menuju manusiadewasa”

“Jangan melihat apa yang dilakukan orang lain terhadap kita namun lihatlah apayang telah kita lakukan terhadap orang lain”

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkankepada:

Ibu dan Bapak yang selalumendoakan dan mendidikkudengan penuh kasih sayang. Relaberjuang demi kesuksesanku.

Keluargaku yang selalumemberiku motivasi.

Dosen pembimbing yangsenantiasa membantu danmemberikan bimbingan.

Adi Afri Anto yang selalumemberi motivasi dandukungannya.

Page 6: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

HALAMANPERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama Punniati

Nim 082150034

Judul

Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Untuk Peningkatan Aktivitas IPA Siswa di SMP Negeri 7

Program Studi

Fakultas

Purworejo.

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain

kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan atau kutipan

dengan mengikuti tata penulisan skripsi yang telah lazim. Apabila terbukti

pemyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Purworejo, Agustus 2012

Yang menyatakan,

~jPurmiati

v

Page 7: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

vi

KATA PENGANTAR

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Sesembahan) kecuali Allah dan aku

bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Segala puji bagi

Allah SWT yang telah memberikan ijin dan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan metode kooperatif tipe Two Stay

Two Stray untuk peningkatan aktivitas belajar IPA siswa di SMP Negeri 7

Purworejo”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, dan kerjasama berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. H. Hartono, M.M selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah

Purworejo beserta staf yang telah memberikan ijin penelitian;

2. Eko Setiyadi Kurniawan, M.Pd, Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika yang telah banyak membantu, membimbing, dan memberi masukan

dalam penyusunan skripsi;

3. Drs. R. Wakhid Akhdinirwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi I

yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses penyusunan

skripsi;

4. Drs.H.Ashari, selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah memberikan

bimbingan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi;

Page 8: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

5. Drs. Prabantoro,M.M., selaku Kepala Sekolah SMP N 7 Purworejo beserta

staf guru dan karyawan atas bantuan dan kerjasamanya;

6. Siti Ngamarotun, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA SMP N 7 Purworejo

yang telah memberikan bimbingan selama proses penelitian;

7. Keluargaku tersayang sebagai sumber inspirasi yang juga telah memberikan

do' a, materi dan nasehat.

8. Adi Afri Anto yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Siswa-siswi kelas VII yang dengan sukarela membantu dan bekerjasama saat

penelitian.

10. Ternan-ternan yang selalu memberikan bantuan seeara langsung maupun

tidak langsung serta memberikan semangat dan motivasi.

11. Kepada semua pihak yang telah memberi motivasi dan membantu dalam

penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik -dan

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Segala yang baik dan benar dalam skripsi

ini sesungguhnya berasal dari Allah semata. Adapun hal-hal yang keliru adalah

berasal dari diri penulis pribadi. Karena itu, penulis memohon arnpun kepada

Allah dan memohon maaf kepada semua yang membaca skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Purworejo, Juli 2012

#1Purmiati

vii

Page 9: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

viii

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL ...................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiHALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... ivHALAMAN PERNYATAAN........................................................................ vKATA PENGANTAR .................................................................................... viDAFTAR ISI................................................................................................... viiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiiABSTRAK ...................................................................................................... xivBAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3C. Batasan Masalah ..................................................................... 4D. Rumusan Masalah .................................................................. 4E. Tujuan Penelitian.................................................................... 5F. Manfaat Penelitian.................................................................. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI DANHIPOTESIS PENELITIAN ......................................................... 6A. Tinjauan Pustaka .................................................................... 6B. Kajian Teori ............................................................................ 9

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray(TSTS) .............................................................................. 9

2. Aktivitas Belajar IPA ....................................................... 13a. Aktivitas Belajar ......................................................... 13b. Pembelajaran IPA ........................................................ 16

C. Kerangka Pikir........................................................................ 19D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 20

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 21A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 21B. Desain Penelitian .................................................................... 21C. Subyek Penelitian ................................................................... 21D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 22E. Instrumen Penelitian ............................................................... 23F. Teknik Analisis Data .............................................................. 27G. Prosedur Penelitian ................................................................. 29H. Indikator Keberhasilan ........................................................... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 44A. Diskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 44

Page 10: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

ix

B. Analisis Data .......................................................................... 71C. Pembahasan ........................................................................... 75

BAB V. PENUTUP ...................................................................................... 85A. Simpulan................................................................................. 85B. Saran ....................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87LAMPIRAN.................................................................................................... 89

Page 11: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

x

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 3.1. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa ................................ 24Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I......................................................... 25Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus II ....................................................... 25Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Terhadap

Metode Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray .............................................................................................. 26

Tabel 3.5. Kriteria Penghargaan Kualitatif .................................................... 27Tabel 3.6. Kriteria Penghargaan Kualitatif .................................................... 28Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus............. 47Tabel 4.2. Hasil Tes Akhir Pra Siklus ............................................................ 48Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I................. 55Tabel 4.4. Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Siklus I ........................................... 56Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Angket Persepsi Siswa

Terhadap Metode Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray Pada Siklus I ................................................................ 57

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ............... 68Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Siklus II .......................................... 69Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Angket Persepsi Siswa

Terhadap Metode Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray Pada Siklus II ............................................................... 70

Page 12: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

xi

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas................................................ 29Gambar 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa tiap Siklus............................. 72Gambar 4.2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus .............................................. 73Gambar 4.5. Hasil Angket Persepsi Siswa Tiap Siklus................................. 74

Page 13: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................ 89

a. Silabus ............................................................................... 90b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Siklus I.................................................................... 94

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus II................................................................... 109

d. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I.................................. 124e. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ................................ 129f. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus I.............................................. 135g. Soal Tes Akhir Siklus I ..................................................... 136h. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I .................................... 140i. Kisi-Kisi Tes Akhir Siklus II............................................. 141j. Soal Tes Akhir Siklus II .................................................... 142k. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II................................... 146l. Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ...................................... 147

m. Lembar Observasi Aktivitas SiswaPra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ...................................... 148

n. Kisi-Kisi Angket Persepsi SiswaTerhadap Pembelajaran KooperatifTipe TSTS Siklus I, dan Siklus II...................................... 149

o. Angket Persepsi Siswa TerhadapPembelajaran Kooperatif Tipe TSTSSiklus I, dan Siklus II. ...................................................... 150

Lampiran 2. Data Penelitian......................................................................... 151a. Daftar Kelompok Siklus I, dan

Siklus II ............................................................................. 152

b. Data Hasil Ulangan dari Guru ........................................... 155c. Data Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I,

dan Siklus II....................................................................... 159

d. Data Rekapitulasi Hasil Tes AkhirSiklus I............................................................................... 161

Page 14: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

xiii

e. Data Rekapitulasi Hasil Tes AkhirSiklus II ............................................................................. 162

f. Data Rekapitulasi Hasil ObservasiAktivitas Siswa Pra Siklus ................................................ 163

g. Data Rekapitulasi Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus I .................................................... 164

h. Data Rekapitulasi Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus II ................................................... 165

i. Data Hasil Angket Persepsi SiswaSiklus I............................................................................... 166

j. Data Hasil Angket Persepsi SiswaSiklus II ............................................................................. 167

k. Data Kemajuan Hasil BelajarKelompok Siklus I ............................................................ 168

l. Data Kemajuan Hasil BelajarKelompok Siklus II .......................................................... 169

m. Absensi Tes Akhir Siklus I................................................ 170n. Absensi Tes Akhir Siklus I................................................ 171o. Data Lembar Observasi Aktivitas

Siswa ................................................................................. 172

p. Daftar Foto Aktivitas Siswa saatPembelajaran IPA dengan MetodeKooperatif Tipe TSTS ....................................................... 177

Lampiran 3. Surat Perijinan ......................................................................... 180a. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ................................ 181b. Surat Ijin Observasi dan Penelitian ................................... 182c. Surat Keterangan Penelitian .............................................. 183d. Kartu Bimbingan Skripsi................................................... 184

Page 15: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

xiv

ABSTRAK

Purmiati. 082150034. 2012. Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP N 7 Purworejo.Program Studi Pendidikan Fisika. Fakultas Kegururan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Latar belakang penelitian ini ialah rendahnya aktivitas belajar siswa dikelas. Hal ini ditunjukkan dari masih sedikitnya siswa yang mau bertanya, siswacenderung pasif dan diam dalam pelajaran. Oleh karena itu, penelitian inibertujuan menerapkan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray untukmeningkatkan aktivitas belajar IPA siswa di kelas VII D SMP N 7 Purworejotahun pelajaran 2011/2012.

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian inidilakukan di SMP N 7 Purworejo. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII Dtahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 12 siswa laki-lakidan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai denganbulan Mei tahun 2012 pada pokok bahasan sifat zat dan pemisahan campuran.Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan empat metode, yaitu:metode angket, metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi. Setelahdata diperoleh kemudian dianalisis menggunakan tehnik Deskripsi Persentase.

Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metodekooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelasVII D SMP N 7 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dilihat dari hasilobservasi aktivitas siswa, diperoleh persentase rata-rata 40% pada pra siklus,meningkat menjadi 59,69% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 76,56%pada siklus II. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, dari nilai rata-rataawal 66,47 menjadi 72,81 pada siklus I dan menjadi 78,75 pada siklus II.

Kata Kunci: Aktivitas siswa, metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

Page 16: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, dalam kurikulum ini siswa dan guru

dituntut untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Guru berkolaborasi

dengan siswa menciptakan suasana belajar aktif. Siswa dituntut untuk aktif

mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan pelajaran. Secara fisik

belajar aktif dituntut untuk melakukan kerja individual, kerja kelompok,

diskusi dan kegiatan–kegiatan gabungan yang berhubungan dengan metode

ceramah. Secara mental belajar aktif juga menuntut pembelajar untuk

melakukan kegiatan kognitif yang lebih tinggi yaitu analisis, sintesis dan

evaluasi. (Mujiman, 2007:119).

Mata pelajaran Fisika adalah mata pelajaran yang baru pertama kali

diperoleh oleh siswa, karena mata pelajaran Fisika ini tidak diajarkan untuk

tingkat sekolah dasar. Fisika merupakan hal yang baru bagi mereka, sehingga

mereka perlu beradaptasi terhadap mata pelajaran ini. Sebelum pembelajaran

dimulai guru harus mejelaskan hakikat Fisika itu apa dan bagaiman

kegunaannya terhadap kehidupan, sehingga siswa mengetahui tentang fisika,

serta siswa mempunyai motivasi untuk belajar Fisika. Pelajaran Fisika akan

terasa mudah jika disajikan dengan cara yang menyenangkan. Kunci sebuah

pembelajaran dapat berhasil adalah membuat siswa untuk senang terhadap

mata pelajaran itu.

Page 17: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

2

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Guru Fisika SMP

Negeri 7 Purworejo Ibu Siti Ngamarotun, S.Pd, pembelajaran IPA yang

berlangsung di SMP Negeri 7 Purworejo menggunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), Pembelajaran berlangsung menggunakan metode

ceramah dan demonstrasi, namun dalam pelaksanaannya guru masih sebagai

Teacher-centered. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan beberapa

siswa kelas VII bahwa banyak di antara mereka yang tidak menyukai

pelajaran Fisika, menurut mereka Fisika itu susah, banyak rumus dan

menghitung. Pembelajaran yang dilakukan guru seringkali menggunakan

metode ceramah. Siswa merasa bosan dan menginginkan suatu pembelajaran

yang baru dengan suasana yang baru.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA kelas VII adalah

siswa tidak menyukai pelajaran Fisika dan tidak mengetahui hakikat belajar

Fisika, sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami Fisika itu sendiri.

Mata pelajaran Fisika hanya dianggap sebagai sekumpulan rumus yang harus

mereka hafal, metode yang digunakan guru yaitu metode ceramah dan

terkadang menggunakan metode demonstrasi, dan terakhir adalah tingkat

keaktifan siswa yang kurang dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari

nilai hasil ulangan KD 1 dan nilai Ujian Tengah Semester II kelas VII D SMP

N 7 Purworejo, banyak siswa yang tidak mencapai nilai KKM, padahal batas

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang dikehendaki 68 untuk mata

pelajaan IPA. Ini dapat dilihat di lampiran 2, tabel daftar nilai yang peneliti

peroleh dari guru mata pelajaran Fisika Kelas VII D SMP Negeri 7 Purworejo.

Page 18: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

3

Untuk mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan metode yang baik dalam

pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA (Fisika) adalah metode

kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) adalah salah satu

metode pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi

pengetahuan dan pengalaman kepada kelompok lain. Kelebihan dalam metode

kooperatif tipe TSTS adalah siswa cenderung akan aktif dalam pembelajaran

karena siswa mendapatkan peranan dalam pembelajaran, pemahaman siswa

akan senantiasa bertambah karena adanya pertukaran informasi dalam satu

kelompok kekelompok lain, pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung

mengasyikkan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two

Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP

Negeri 7 Purworejo”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran

IPA (Fisika), SMP Negeri 7 Purworejo mempunyai masalah yang dapat

diidentifikasi meliputi.

1. Siswa kurang menyukai pelajaran IPA (Fisika), sehingga siswa mudah

jenuh dan pembelajaran dikelas tidak berjalan lancar.

Page 19: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

4

2. Pembelajaran yang dilakukan guru masih berjalan satu arah dan guru

sebagai pusat pembelajaran.

3. Aktivitas siswa di kelas cukup rendah, siswa malu untuk bertanya dan

mengutarakan pendapat.

4. Siswa kurang mengetahui hakikat belajar fisika dan bagaimana

kegunaannya.

5. Siswa mempunyai paradigma bahwa Fisika itu sulit

6. Pemahan konsep Fisika pada siswa belum sempenuhnya tercapai.

7. Siswa menginginkan suasana baru dalam dalam proses pembelajaran di

kelas.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya meneliti pada

satu masalah yaitu tentang penerapan metode kooperatif Two Stay Two Stray

untuk peningkatan aktivitas belajar IPA (Fisika) siswa kelas VII D SMP

Negeri 7 Purworejo semester II tahun pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Dari batasan masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: Bagaimana penerapan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray

terhadap peningkatan aktivitas belajar IPA siswa kelas VII D SMP Negeri 7

Purworejo?.

Page 20: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah: “menerapkan

metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas

belajar IPA siswa di kelas VII D semester II SMP Negeri 7 Purworejo tahun

pelajaran 2011/2012 minimal menjadi 75%”.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah

satu pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran pada waktu

yang akan datang.

2. Bagi guru yaitu menambah masukan tentang alternatif pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas siswa.

3. Bagi siswa, antara lain sebagai berikut.

a. Meningkatkan pemahaman belajar IPA sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

b. Mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

4. Bagi peneliti yaitu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman

yang sangat berguna sehingga kelak menjadi guru yang profesional.

Page 21: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI DAN RUMUSAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

Metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray atau dua tinggal dua tamu

merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan

bagi siswa untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada kelompok

lain. Kelebihan dalam metode kooperatif tipe TSTS adalah siswa cenderung

akan aktif dalam pembelajaran karena siswa mendapatkan peranan dalam

pembelajaran, pemahaman siswa akan senantiasa bertambah karena adanya

pertukaran informasi dalam satu kelompok kekelompok lain, pembelajaran

yang dilakukan di kelas cenderung mengasyikkan. Sehingga metode ini baik

diterapkan untuk pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS)

telah dilakukan oleh Sri Suwarni (2010) melalui penelitiannya tentang

Peningkatan Kemampuan Operasi Matematika Dalam Fisika Melalui

Pembelajaran Teknik Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas VII SMP Negeri

33 Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan operasi matematika yang ditunjukkan

dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil Rerata kemampuan Matematika

siswa sebelum diterapkan metode tersebut adalah 55,63 atau 40,36%, dan

sesudah diterapkan metode Two Stay Two Stray diperoleh peningkatan untuk

siklus I sebesar 62,97 atau 60,21% dan pada siklus II diperoleh 67,97 atau

6

Page 22: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

7

79,79%. Berdasarkan peningkatan kemampuan operasi Matematika siswa

dalam Fisika tersebut maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari

60,21% pada siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 79,79%.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay

Two Stray dalam pembelajaran IPA (Fisika) dapat meningkatkan kemampuan

operasi matematika dalam Fisika siswa sehingga berdampak pada

peningkatan hasil belajar siswa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri

Suwarni terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini.

Persamaannya adalah menggunakan model yang sama yaitu mennggunakan

metode Two Stay Two Stray (TSTS). Sedangkan perbedaanya adalah

indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Pada penelitian Sri Suwarni

indikator pembelajarannya adalah kemampuan operasi matematika dalam

fisika sedang dalam penelitian ini indikator yang hendak dicapai adalah

peningkatan aktivitas belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas dengan metode Two Stay Two Stray (TSTS)

juga pernah dilakukan oleh Diah Valita Dewi melalui penelitiannya yang

berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Dua Tinggal Dua Tamu

untuk Meningkatkan Proses dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

VII-A MTs Barakatul Hasan Probolinggo Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil

dari penelitian ini adalah 1) Penerapan pembelajaran kooperatif model dua

tinggal dua tamu dapat meningkatkan proses belajar matematika siswa kelas

VII-A MTs Barakatul Hasan Probolinggo tahun ajaran 2008/2009. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan pada aktivitas belajar siswa selama proses

Page 23: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

8

pembelajaran yang terlihat dari adanya peningkatan pada lima unsur

pembelajaran kooperatif dari siklus I ke siklus II yaitu untuk tingkat kurang

sebesar 27.5% menjadi 8.33%, pada tingkat cukup sebesar 50.83% menjadi

27.5%, dan pada tingkat baik sebesar 21.67% menjadi 64.17%. 2) Prestasi

belajar matematika siswa kelas VII-A MTs Barakatul Hasan Probolinggo

tahun ajaran 2008/2009 mengalami peningkatan setelah diterapkannya

pembelajaran kooperatif model dua tinggal dua tamu. Hal ini dapat dilihat

dari peningkatan rata-rata skor tes siklus I sebesar 4.83 dari rata-rata skor

awal. Sedangkan rata-rata skor tes siklus II meningkat sebesar 3.33 dari rata-

rata skor tes siklus I.

Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan aktivitas juga pernah

dilakukan oleh Damriani (2008) dengan penelitiannya yang berjudul

“Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar Fisika siswa dengan metode

eksperimen melalui pendekatan ketrampilan proses materi Listrik Magnet”.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa. Rata-rata siswa meningkat dari siklus I hingga siklus III, pada

siklus I rata-rata nilai siswa 56,82 meningkat menjadi 68,77 pada siklus II dan

meningkat lagi menjadi 74,40 pada siklus III.

Berdasarkan penelitian di atas penulis terdorong untuk melakukan

penelitian yang berjudul penerapan Metode kooperatif tipe Two Stay Two

Stray untuk peningkatan aktivitas belajar IPA (Fisika) di SMP N 7 Purworejo.

Page 24: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

9

B. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray ( TSTS)

Roger, dkk. dalam Huda (2011) menyatakan cooperative learning is

group learning activity organized in such a way that learning is based on

the sosially structured change of information between learner is held

accountable for his or her own learning and motivated to increase the

learning of others (Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas

pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa

pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial

diantara kelompok-kelompok belajar yang ada didalamnya pembelajar

harus bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain).

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk

kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan

bersama. Menurut Nurhadi dan Senduk (2003), pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih

asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar

tetapi sesama siswa. Lie (2002) mengatakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan pada

siswa untuk bekerja sama dalam tugas yang tersetruktur , dan dalam sistem

ini guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Abdurrahman dan Bintoro

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih

Page 25: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

10

asuh (Wena, 2008:189). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kelompok yang

menuntut siswa untuk aktif dan saling bekerja sama dengan teman

sekelompoknya.

Menurut Nurhadi & Senduk (2003) dan Lie (2002) dalam Wena

(2008:190) ada beberapa beberapa elemen yang merupakan ketentuan

dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.

a. Saling ketergantungan positif

b. Interaksi tatap muka

c. Akuntabilitas individual

d. Keretrampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau

ketrampilan sosial secara sengaja diajarkan

Salah satu metode pembelajaran kooperatif adalah metode TSTS,

“dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1990.

Struktur TSTS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan

informasi kepada kelompok lain. Pembelajaran TSTS memungkinkan

siswa untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain

(Huda, 2011:140).

a. Ciri-ciri metode kooperatif tipe TSTS, yaitu:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menuntaskan materi belajarnya.

Page 26: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

11

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah.

3) Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada

individu

b. Tujuan metode kooperatif tipe TSTS

Dalam metode pembelajaran ini siswa dihadapkan pada

kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya sedang

bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk

menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi

tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan

menyimak materi pada siswa.

Metode kooperatif tipe TSTS memiliki tujuan yang sama dengan

pendekatan pembelajaran kooperatif yang lain. Siswa diajak untuk

bergotong-royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS akan mengarahkan siswa

untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban,

menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two

Stray ini karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap

anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat

Page 27: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

12

mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses

pembelajaran.

c. Langkah-langkah metode kooperatif tipe TSTS

Adapun langkah-langkah model pembelajaran dua tinggal dua

tamu dalam Huda, (2011:141) adalah sebagai berikut.

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.

2) Guru memberikan tugas pada setiapkelompok untuk

didiskusikan dan dikerjakan bersama.

3) Setelah selesai, dua anggota dari masing-masing kelompok

diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing

bertamu kedua anggota dari kelompok lain.

4) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas mensharing

informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

5) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok semula dan

melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

6) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil

pekerjaan mereka.

d. Kelebihan dan kekurangan metode kooperatif tipe TSTS

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan

kelebihan. Adapun kelebihan dari model TSTS adalah sebagai

berikut.

1) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan

2) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna

Page 28: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

13

3) Lebih berorientasi pada keaktifan.

4) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya

5) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.

6) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.

7) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari model TSTS adalah:

1) Membutuhkan waktu yang lama

2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok

3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan

tenaga)

4) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas

2. Aktivitas Belajar IPA

a. Aktivitas Belajar

Belajar selalu dikaitkan dengan aktivitas siswa saat proses

pembelajaran. Karena pada hakikatnya, belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Hamalik (2007:36) “learning is defined as the modification

or strengthening of behavior through experiencing” (Belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman). Sedang

Slameto (2010:2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

Page 29: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

14

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam dalam interaksi terhadap lingkungannya.

Aktivitas belajar diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan

oleh siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, siswa berkerja

atau berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dengan demikian

siswa tersebut memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman

dan aspek-aspek lain tentang apa yang ia lakukan. Menurut Paul D.

Dierich dalam Hamalik (2003:174) membagi aktivitas atau kegiatan

belajar kelompok menjadi 8 yaitu sebagai berikut.

1) Kegiatan visual, seperti membaca, melihat gambar-gambar,

mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang

lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan, seperti mengemukakan fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi

saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,

mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan,

memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman,

mengerjakan tes dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat

grafik, chart, diagram, peta dan pola.

Page 30: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

15

6) Kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih

alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat,

memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan,

dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani,

tenang dan lain-lain.

Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajar, karena

siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri,

berbuat sendiri, memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan

siswa, siswa bekerja sesuai dengan minat dan kemampuan siswa,

memupuk disiplin keras, mempererat hubungan sekolah dan

masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

Kegiatan belajar selalu dibarengi dengan kegiatan mendengar,

mencatat, sambil berfikir tentang apa yang dicatat, dan berfikir untuk

memahami apa yang dicatat. Sehingga dapat dikatakan bahwa

pengajaran efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.

Menurut Mudjiman (2007:119) belajar aktif menuntut kegiatan

pembelajaran lebih dari itu. Secara fisik siswa dituntut untuk

melakukan kerja individual, kerja kelompok, diskusi, dan kegiatan

gabungan dari metode ceramah. Secara mental belajar aktif juga

Page 31: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

16

menuntut pembelajar untuk melakukan kegiatan kognitif yang lebih

tinggi, yaitu analisis, sintesis dan dan evaluasi. Ciri–ciri fisik dan

mental dapat menumbuhkan ciri kualitas yaitu presistensi, keterarahan

menuju tujuan, dan belajar aktif kreativitas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ciri–ciri aktivitas adalah ciri fisik, ciri mental, dan

ciri kualitas.

Peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala

kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa)

dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di

sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran terciptalah suasana belajar aktif.

b. Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan

tentang alam sekitar, termasuk manusia di dal amnya secara sistematis,

metodis, dan koheren (terkait satu sama lain). Secara harfiah Ilmu

Pengetahuan Alam adalah ilmu tentang alam dan peristiwa yang ada

di dalamnya. ”Ilmu Pengetahuan Alam berarti ’Ilmu’ tentang

’Pengetahuan Alam’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dengan segala isinya”.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut dengan kata sains.

Sains berasal dari Yunani yaitu scientia yang artinya saya tahu. Saya

Page 32: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

17

tahu dalam artian tahu tentang pengertian, tahu tentang alasan, dan tau

penggunaan. Menurut pandangan para filosof sains adalah suatu cara

berfikir untuk memahami suatu gejala alam, suatu cara untuk

menyelidi alam, dan sebagai batang tubuh keilmuan yang diperoleh

dari suatu penyelidikan (Supriyadi, 2006:1).

Teller dalam Supriyadi (2006:1), menyatakan bahwa tinjauan

yang paling penting dalam sains dalah suatu studi tentang alam dan

pengertiannya dapat dipakai sebagai dasar munculnya suatu

pengetahuan baru yang didasari atas kekuatannya di dalam

meramalkan dan keterpakaiannya di dalam kehidupan manusia. Dari

pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA atau sains

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh

dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode

ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen yang bersifat umum

sehingga akan terus disempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait

dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu

makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta

serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu

Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan

pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada

persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya.

Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia

Page 33: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

18

baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada

di alam.

Fisika merupakan cabang dari IPA yang menjadi dasar

perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan

alam. Fisika juga memberikan pelajaran yang baik untuk hidup selaras

dengan alam. Sejalan dengan itu, pembelajaran fisika dengan

mengedepankan penemuan dan penerapan dalam kehidupan sehari-

hari menjadi lebih penting. Secara keilmuan hakikat fisika tidak akan

lepas dari hakikat IPA, karena fisika termasuk rumpun IPA.

Pembelajaran IPA di sekolah Menengah Pertama saat ini

tergabung dalam IPA terpadu, yang di dalamnya terdapat mata

pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia. Mata pelajaran IPA di SMP

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1)

meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

(2) mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4)

melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, (6) meningkatkan

Page 34: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

19

kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai

salah satu ciptaan Tuhan, (7) meningkatkan pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang selanjutnya.

C. Kerangka Pikir

Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu permasalahan

umum yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kaitannya dengan mata

pelajaran, bidang studi IPA khususnya Fisika dianggap sebagai mata

pelajaran yang kurang menarik, sukar dan membosankan sehingga hasil

belajar IPA cenderung rendah dari mata pelajaran lain

Cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

adalah dengan mengganti cara/model pembelajaran yang selama ini tidak

diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan

ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan

tidak kreatif.

Model pembelajaran yang diperlukan untuk meningkatkan aktivitas

siswa saat pembelajaran yaitu metode kooperatif tipe TSTS. Metode

kooperatif tipe TSTS merupakan metode pembelajaran yang membagi siswa

dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4 siswa. Kelompok yang

dibentuk diambil dengan memeperhatikan tingkatan akademik siswa dan

jenis kelamin. Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab untuk

memecahkan masalah atau materi pelajaran yang telah diberi sesuai dengan

Page 35: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

20

nomor-nomor yang telah ada. Dua dari anggota kelompok meninggalkan

kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain sesuai dengan nomor

kelompok yang telah ditetapkan untuk mendengarkan masalah yang telah

dipecahkan oleh kelompok yang dituju. Dua anggota kelompok yang di

tinggalkan bertugas untuk menerima tamu dari kelompok lain dan

memberikan penjelaskan tentang masalah atau materi pelajaran yang telah di

pecahkan oleh kelompoknya. Setelah selesai, anggota kelompok kembali ke

kelompoknya dan menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang

informasi apa yang telah mereka dapat dari kelompok lain. Selanjutnya,

masing-masing kelompok membuat kesimpulan dari sumua informasi yang

telah didapat dan membuat laporan kelompok. Dengan demikian, setiap

siswa akan berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung

tidak jenuh dalam pembelajaran dan akhibatnya aktivitas siswa bertambah.

Dengan bertambahnya aktivitas belajar siswa maka pemahaman konsep

meningkat dan akibatnya hasil belajar siswa juga akan meningkat.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis yang dirumuskan

ialah: “Dengan menerapkan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray

dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa di SMP Negeri 7 Purworejo.

Page 36: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

21

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 7 Purworejo yang beralamat di Desa

Dukuhdungus, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Waktu penelitian

berlangsung dari bulan April sampai dengan Mei 2012.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research), yang ditandai dengan adanya suatu tindakan (aksi) tertentu

dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, refleksi diri

merupakan salah satu ciri dari PTK yang paling esensial. Pada hakikatnya

PTK adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar

yang yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan (Suyadi , 2010:18).

C. Subyek Penelitian

Secara kseluruhan peserta didik kelas VII SMP N 7 Purworejo ada 192

yang terbagi dalam 6 kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

VII D SMP N 7 Purworejo yang berjumlah 32 peserta yang terdiri dari 12

siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Pengambilan subyek penelitian ini

21

Page 37: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

22

dipilih berdasarkan rekomendasi guru mata pelajaran IPA karena kurangnya

aktivitas siswa dan karakteristik siswa yang beragam di kelas tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan empat cara, yaitu lembar observasi aktivitas siswa, tes, metode

angket dan metode dokumentasi.

1. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung

semua kegiatan atau peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203)

mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikhologis. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar

observasi untuk mengamati kegiatan siswa kaitannya dengan aktivitas

belajar siswa yang ditunjukkan selama proses pembelajaran dengan cara

mencantumkan jumlah siswa yang teramati pada lembar observasi.

Aktivitas siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang teramati dalam

pembelajaran.

2. Metode Tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar

siswa pada setiap akhir siklus. Tes akhir siklus merupakan tes individu

Page 38: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

23

berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 butir soal masing-masing

dengan 4 pilihan jawaban.

3. Metode Angket (Kuisioner)

Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode angket dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap

proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe yang TSTS telah diikuti.

4. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mencatat data tentang nama-nama siswa, jumlah siswa, silabus KTSP,

nilai ulangan KD 1 dan UTS semester 2 kelas VII D tahun pelajaran

2011/2012 yang digunakan sebagai data acuan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan siswa

kaitannya dengan aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan selama proses

pembelajaran.Lembar observasi terdiri dari 10 butir pernyataan.

Page 39: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

24

Tabel 3.1Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Siswa

2. Tes Akhir Siklus

Tes akhir siklus merupakan tes individu yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kooperatif

tipe TSTS. Soal tes berupa soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

AktivitasIndikator Aktivitas Pembelajaran

JumlahItem

NoItem

1. Mental Perhatian siswa terhadap prosespembelajaranKeseriusan siswa dalam kegiatan

PembelajaranKetertiban siswa dalam kegiatan dalam

pembelajaran.Keaktifan siswa dalam mengajukan

pertanyaanKeaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaanKerjasama dengan kelompok saat diskusiKeberanian siswa mengutarakan pendapat

1

1

1

1111

1

2

4

5769

2. Fisik Pelaksanaan tugas tertulis yang diberikanguru

Ketepatan siswa dalam mengumpulkantugas

11

810

3.Kualitas

Perasaan senang siswa saat mengikutipembelajaran

1 3

Jumlah 10

Page 40: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

25

Tabel 3.2Kisi–Kisi Tes Akhir Siklus I

KompetensiDasar

Materi Indikator BentukSoal

JumlahSoal

Membanding-kan sifatfisika dansifat kimiazat

Sifatfisikadansifatkimia

- Melakukan percobaantentang perubahanfisika dan perubahankimia

PG 6

- Mengidentifikasiperistiwa perubahanfisika dan perubahankimia dalam kehidupansehari-hari

PG 4

Jumlah 10

Tabel 3.3Kisi–Kisi Tes Akhir Siklus II

KompetensiDasar

Materi Indikator BentukSoal

JumlahSoal

Melakukanpemisahancampurandenganberbagi caraberdasarkansifat fisikadan sifatkimia

PemisahanCampuran

- Menjelaskan dasarpemisahan campuranberdasarkan ukuranpartikel dan titikdidih

PG 4

- Melakukanpercobaanpenjernihan airdengan tekniksederhana

PG 2

- Melakukanpercobaan untukmemisahkancampuran yang sesuaidengan metode yangdipilih ( penyaringan,destilasi, penguapandan sublimasi )

PG 4

Page 41: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

26

Pedoman Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

(Suharsimi Arikunto, 2005:76)

3. Angket Persepsi Siswa

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak manusia. Angket persepsi siswa digunakan

untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran IPA dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TSTS. Angket terdiri dari 15 butir

pernyataan dengan 2 pilihanan jawaban yaitu ya dan tidak. Kisi-kisi

angket persepsi siswa dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa

No IndikatorJumlah

ItemNo Item

1 Unsur Kesadaran perasaan6 3, 4, 7, 9,10, 13

2 Unsur penerimaan atauKemauan terhadappembelajaran IPAmenggunakan Metode TwoStay – Two Stray

45, 6, 8, 11

3 Unsur Kesenangan terhadappembelajaran IPAmenggunakan metode TwoStay – Two Stray

5 1,2,12,14,15

Jumlah 15

Page 42: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

27

PEDOMAN PENSKORAN

Alternatif Jawaban Skor

Ya 1

Tidak 0

(Sugiyono, 2010:139)

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Angket

Teknik yang digunakan untuk analisis data angket pada penelitian ini

adalah teknik deskriptif persentase. Penyajian deskripsi persentase melalui

tabel yang berisi tentang hal-hal yang diukur. Menurut Nana Sudjana dan

Ibrahim (2007:129), besarnya persentase adalah sebagai berikut.

P =N

Fx 100%

Keterangan:F = Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian/jumlah jawaban siswa

yang muncul.N = Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item/jumlah siswa

secara keseluruhan.P = Nilai persen yang diharapkan atau dicari.

Kriteria penghargaan kualitatif (Sugiyono, 2009:95) dihitung dan dapat

dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut.

Tabel 3.5Kriteria Penghargaan Kualitatif

Persentase Penghargaan

76-100% Sangat tinggi51-75% Tinggi26-50% Rendah≤25% Sangat rendah

Page 43: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

28

2. Analisis Data Observasi

Analisis data penelitian ini disajikan secara diskriptif persentase. Data

yang telah diperoleh dihitung kemudian disajikan dalam skala persentase.

Data observasi digunakan untuk mengukur aktivitas siswa di kelas.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:129), besarnya persentase

adalah sebagai berikut.

P =N

Fx 100

Keterangan:F = Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian/jumlah aktivitas siswa

yang teramati.N = Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item/jumlah siswa

secara keseluruhan.P = Nilai persen yang diharapkan atau dicari.

Tabel 3.6Kriteria Penghargaan Kualitatif

Persentase Penghargaan

76-100% Sangat tinggi51-75% Tinggi26-50% Rendah≤25% Sangat rendah

(Sugiyono, 2010: 95)

3. Analisis Hasil Tes Belajar

Hasil tes belajar siswa dilaksanakan pada tiap akhir siklus

pembelajaran. Jawaban siswa dikumpulkan, selanjutnya diperiksa dan

dianalisis berdasarkan penskoran sebagai berikut.

Penskoran = Jumlah nomor soal x skor setiap nomor

Keterangan: skor setiap nomor yang benar = 10skor setiap nomor yang salah = 0

Page 44: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

29

G. Prosedur Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

tindakan (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Prosedur Penelitian tindakan kelas berupa siklus-siklus kegiatan. Setiap siklus

terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Secara skematis, prosedur PTK dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1.Alur PTK (Suyadi, 2010:50)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

PelaksanaanRefleksi

?

Page 45: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

30

Prosedur PTK dalam penelitian ini dapat dilihat pada langkah-langkah

penelitian sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan yang disusun agar pelaksanaan penelitian

pada siklus I dapat berjalan sesuai harapan adalah sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi masalah

2) Menganalisis dan merumuskan masalah

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

disesuaikan pada silabus mata pelajaran IPA Fisika dan metode

kooperatif tipe TSTS.

4) Menyusun soal tes akhir siklus I materi sifat fisika dan sifat kimia

zat yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

5) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa .

6) Menyusun dan menyiapkan angket presepsi siswa terhadap proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kooperatif tipe

Two Stay Two Stray (TSTS).

7) Merencanakan tugas kelompok

Page 46: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

31

b. Pelaksanaan tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan

perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

dibagi dalam dua kali pertemuan yaitu sebagai berikut.

1) Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama yaitu sebagai

berikut.

a) Guru mengkondisikan siswa (orientasi siswa untuk belajar), lalu

menuliskan topik pembelajaran yang hendak dipelajari.

b) Guru memberitahu kepada siswa tentang model pembelajaran

yang akan digunakan.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang

hendak dicapai.

d) Sebagai motivasi guru menjelaskan manfaat belajar sifat fisika

dan sifat kimia.

e) Sebagai Apersepsi (mengfokuskan perhatian siswa) guru

mengajak siswa menganalisis proses kelarutan gula pasir

dengan air es dan air panas.

f) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok

terdiri atas 4 anggota yang disusun berdasarkan jenis kelamin

dan tingkat akademik siswa ( pintar, sedang, rendah).

g) Guru memastikan bahwa siswa telah bergabung dengan

kelompok yang telah ditetapkan.

Page 47: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

32

h) Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.

i) Guru menginformasikan kepada siswa tentang kontrak belajar

selama diskusi dan mengarahkan kepada masing-masing

kelompok tentang tugas-tugas untuk masing-masing kelompok.

j) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa.

k) Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai

sifat fisika dan kimia zat dan hubungannya dengan kehidupan

sehari-hari.

l) Guru memantau kegiatan belajar siswa selama diskusi

berlangsung dan membantu kelompok siswa yang merasa

kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

m) Seusai berdiskusi siswa bertukar kelompok, dua anggota dari

siswa bertamu kekelompok lain dan dua yang tinggal tetap

bertahan dan bertugas menerima tamu dan memberikan

penjelasan terhadap tamu mereka.

n) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknyanya masing-

masing dan melaporkan apa yang mereka temukan dari

kelompok lain dan membandingkan dengan hasil pekerjaan

mereka.

o) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi

mereka kemudian membuat laporan kelompok dan

dikumpulkan kepada guru.

Page 48: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

33

p) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan perwakilan

peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

bergantian

q) siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi yang tidak

sesuai dengan hasil kelompoknya.

r) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil

kerja kelompok.

s) Siswa bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang

belum dipahami.

t) Guru menyimpulkan pelajaran dan memberikan tugas rumah

sesuai dengan kelompoknya.

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke dua yaitu sebagai berikut.

a) Siswa bersama guru menggulas kembali mataeri yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya

b) Siswa kembali ke kelompoknya masing – masing

c) Siswa bersama teman satu kelompoknya mendiskusikan

kembali materi sifat fisika dan kimia zat.

d) Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya dan

mempresentasikan ke depan kelas.

e) Guru memanggil kelompok secara acak untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Page 49: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

34

f) Kelompok yang dipanggil maju ke depan dan

mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya.

g) Kelompok lain bertanya tentang materi yang belum jelas.

h) Kelompok selanjutnya dipanggil oleh guru sampai semua

kelompok maju ke depan dan mempresentasikan hasil kerja

mereka.

i) Guru menilai presentasi siswa.

j) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang telah

dibahas sebelumnya.

k) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

l) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

m) Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus dan mengisi angket

dari guru

n) Siswa diberi informasi tentang materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Observasi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru

mata pelajaran Fisika dengan menggunakan lembar observasi yang

telah dibuat untuk mengamati kegiatan siswa kaitannya dengan

aktivitas siswa yang ditunjukkan selama proses pembelajaran dengan

cara mencantumkan jumlah siswa yang teramati pada lembar

Page 50: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

35

observasi. Angket siswa digunakan untuk mengukur tanggapan siswa

terhadap proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Sedangkan tes akhir siklus

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu setelah

diberi tindakan siklus I. Adapun tindakan yang dilakukan peneliti

adalah sebagai berikut :

1). Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA ( Fisika ) dan

kepala Sekolah untuk rencana observasi

2). Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode kooperatif tipe

TSTS.

3). Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan metode kooperatif tipe TSTS.

4). Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang

kelamahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta

memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya

d. Refleksi

Refleksi dilaksanakan dengan menganalisis tingkat

ketercapaian maupun kekurangan baik yang terkait dengan proses

maupun terhadap hasil tindakan melalui data yang diperoleh dari hasil

observasi. Peneliti mendiskusikan kekurangan-kekurangan tersebut

bersama kolabolator untuk melakukan perbaikan dalam rangka

Page 51: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

36

pelaksanaan tindakan selanjutnya agar tujuan dapat tercapai secara

optimal.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dikembangkan berdasarkan refleksi

dari siklus I. Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran IPA (Fisika) dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TSTS.

Perencanaan tindakan yang disusun agar pelaksanaan penelitian

pada siklus II dapat berjalan sesuai harapan adalah sebagai berikut.

1) Menyusun RPP dengan memperhatikan silabus mata pelajaran IPA

dan disesuaikan metode kooperatif tipe TSTS.

2) Menyusun daftar pembagian kelompok. Pembagian kelompok pada

siklus II disusun dengan mempertimbangkan nilai awal masing-

masing siswa, yaitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada pra

siklus dan siklus I.

3) Menyusun lembar kerja siswa dan panduan praktikum pokok

bahasan pemisahan campuran.

4) Menyusun soal tes akhir siklus II yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa.

5) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

Page 52: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

37

6) Menyiapkan angket presepsi siswa terhadap proses pembelajaran

IPA Fisika dengan menggunakan metode kooperatif tipe TSTS.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama seperti

pelaksanaan pada siklus I, perbedaannya pada siklus II konsep materi

yang diberikan lebih dimaksimalkan dengan menggunakan model

interaktif dengan anggota kelompoknya. Pada siklus II pembelajaran

cenderung berpusat pada siswa, siswa aktif untuk bertukar informasi

dengan kelompok lain. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dibagi

menjadi dua kali pertemuan. Adapun uraian pelaksanaan tindakan

adalah sebagai berikut.

1) Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama yaitu sebagai

berikut.

a) Guru mengkondisikan siswa (orientasi siswa untuk belajar), lalu

menuliskan topik pembelajaran yang hendak dipelajari.

b) Guru memberitahu kepada siswa tentang model pembelajaran

yang akan digunakan.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikator yang

hendak dicapai.

d) Sebagai motivasi guru menjelaskan manfaat manfaat campuran

dan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari .

Page 53: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

38

e) Sebagai Apersepsi (mengfokuskan perhatian siswa) guru

mengajak siswa mendiskusikan tentang campuran pasir dengan

air, dan apa yang terjadi. proses kelarutan gula pasir dengan air

es dan air panas.

f) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok

terdiri atas 4 anggota yang disusun berdasarkan jenis kelamin

dan tingkat akademik siswa ( pintar, sedang, rendah).

g) Guru memastikan bahwa siswa telah bergabung dengan

kelompok yang telah ditetapkan.

h) Guru menginformasikan materi yang akan dibahas.

i) Siswa melakukan percobaan pemisahan campuran yang

meliputi penyaringan, penguapan, sublimasi, dan kromatografi

dengan cara diundi.

j) Ketua kelompok mengambil undian materi yang disiapkan

guru.

k) Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai dengan

undian.

l) Guru membacakan aturan dan prosedur percobaan, serta

memberitahukan aspek penilaian dalam percobaan ini.

m) Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan percobaan dan

lembar percobaan.

n) Siswa mulai melakukan percobaan pemisahan campuran.

Page 54: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

39

o) Siswa menganalisis hasil kerja dan mencatat dalam lembar

kerja yang telah diberikan guru.

p) Siswa bersama teman satu kelompok mendiskusikan hasil kerja

dan membuat kesimpulan.

q) Dua anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan

kelompoknya dan masing-masimg bertamu ke kelompok lain

untuk bertukar pendapat dengan lain.

r) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok bertugas

mensharing informasi dan hasil kerja mereka kepada tamu

mereka.

s) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya masing-masing

dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain

dan membandingkan dengan hasil pekerjaan mereka.

t) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi

mereka kemudian membuat laporan kelompok dan

dikumpulkan kepada guru.

u) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan perwakilan

peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

bergantian

v) Siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi yang tidak

sesuai dengan hasil kelompoknya.

w) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil

kerja kelompok.

Page 55: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

40

x) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang terbaik

y) Siswa diberi tugas kelompok sesuai dengan kelompok awal

untuk membuat alat untuk penjerniaan air dengan tehnik yang

sederhana..

2) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke dua yaitu sebagai berikut.

a) Siswa bersama guru menggulas kembali mataeri yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya

b) Siswa kembali ke kelompoknya masing – masing

c) Siswa diberi informasi mengenai kegiatan hari pembelajaran

yang akan di mulai.

d) Siswa melakukan percobaan sederhana penjernihan air dengan

tehnik sederhana.

e) Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan bersama

kelompoknya.

f) Guru membacakan aturan dan prosedur percobaan, serta

memberitahukan aspek penilaian dalam percobaan ini.

g) Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan percobaan dan

lembar percobaan.

h) Siswa mulai melakukan percobaan penjernihan air.

i) Siswa saling bekerjasama dalam melakukan percobaan.

j) Siswa berdiskusi satu kelompok menganalisis hasil percobaan

tentang keunggulan dan kekurangan dari alat yang mereka buat.

Page 56: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

41

k) Dua anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan

kelompoknya dan masing-masimg bertamu ke kelompok lain

untuk bertukar pendapat dengan lain.

l) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok bertugas

mensharing informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.

m) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknyanya masing-

masing dan melaporkan apa yang mereka temukan dari

kelompok lain dan membandingkan dengan hasil pekerjaan

mereka.

n) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil diskusi

mereka kemudian membuat laporan kelompok dan

dikumpulkan kepada guru.

o) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan perwakilan

peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

bergantian

p) siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi yang tidak

sesuai dengan hasil kelompoknya.

q) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi hasil

kerja kelompok.

r) Siswa mengumpulkan hasil percobaan.

s) Siswa dan guru menyimpulkan hasil percobaan.

t) Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik yang

nilainya diakumulasikan dari nilai awal pembelajaran.

Page 57: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

42

u) Tes akhir siklus bab pemisahan campuran dan pengisian angkrt

persepsi siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu guru mata

pelajaran Fisika dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat

peningkatan aktivitas siswa. Angket siswa digunakan untuk mengukur

tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA (Fisika) menggunakan

metode kooperatif tipe TSTS. Sedangkan tes akhir siklus digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu dan klasikal pada

siklus II.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan aktivitas serta hasil belajar siswa dengan

membandingkannya dengan siklus I. Hasil Refleksi pada silkus II

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat atau menurun jika

dibandingkan dengan Siklus I. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui

apakah PTK yang dilakukan peneliti berhasil atau tidak.

Page 58: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

43

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatkan

aktivitas belajar siswa yang dapat dilihat dari peningkatan presentase

keaktifan belajar. Penelitian dikatakan berhasil jika aktivitas belajar siswa

meningkat minimal menjadi 75%. Ketuntasan individu dapat digunakan

untuk menentukan ketuntasan secara klasikal.

Page 59: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

44

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data dalam penelitian ini diambil menggunakan instrumen yang terdiri

dari lembar observasi aktivitas siswa, tes akhir siklus, dan angket persepsi

siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan metode kooperatif tipe Two

Stay Two Stray (TSTS). Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Berikut

disajikan data yang diperoleh pada setiap siklus.

1. Pra Siklus

Sebelum proses penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal dan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA.

Observasi awal dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi kepada

guru yang bersangkutan, tentang penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti. Selain itu, juga untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

oleh guru saat melaksanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan

kelas yang akan digunakan untuk subyek penelitian. Hasil dari observasi

awal dan diskusi adalah penetapan kelas VII D sebagai subyek penelitian,

kelas VII D terdiri dari 20 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ditemukan beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran

berlangsung, khususnya di kelas VII D. Beberapa permasalahan yang

44

Page 60: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

45

dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah

sebagai berikut.

a. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran membuat

siswa merasa jenuh karena pembelajaran berlangsung satu arah.

Pembelajaran yang dilakukan hanya berpusat pada guru, sehingga

mengakibatkan kurangnya interaksi baik antar siswa maupun dengan

guru. Siswa cenderung pasif , jarang bertanya kepada guru dan sesekali

menjawab pertanyaan dari guru.

b. Beberapa siswa tidak fokus saat pembelajaran. Siswa asyik dengan

kegiatannya sendiri seperti bercerita dengan teman sebangku, mainan

kaki dan tangan bahkan ada yang bergurau dengan teman.

c. Sebagian besar siswa masih merasa malu untuk bertanya dan

menjawab pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dimengerti.

d. Sebagian besar siswa masih malu dan takut saat diberi pertanyaan dan

mengerjakan soal di depan kelas.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran adalah

rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam pelajaran IPA khususnya Fisika.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti dan guru sepakat untuk

mencoba menerapkan metode pembelajaran baru yang dapat

meningkatkan tingkat keaktifan siswa untuk mata pelajaran IPA yaitu

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Page 61: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

46

Berdasarkan penjelasan peneliti tentang metode pembelajaran yang akan

diterapkan dalam pembelajaran ini, guru memberikan tanggapan yang

positif. Selanjutnya peneliti dan guru sepakat untuk menggunakan

pembelajaran tersebut di kelas VII D. Untuk memudahkan proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan, sebelumnya peneliti dan guru

menentukan batasan materi yang akan dikaji. Materi yang akan dikaji

disesuaikan dengan metode TSTS yaitu pokok bahasan sifat fisika dan

sifat kimia zat pada siklus I dan pokok bahasan pemisahan campuran pada

siklus II. Peneliti mengkaji dua materi sekaligus dikarenakan jika hanya

mengambil satu materi dirasa ruang lingkup materi terlalu sempit,

sehingga diputuskan untuk mengkaji dua materi sekaligus.

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi menggunakan lembar observasi dengan mengamati aktivitas

siswa di kelas. Peneliti juga mengambil data nilai ulangan harian dan

Nilai Ulangan tengah semester siswa. Berikut disajikan data yang

diperoleh pada pra siklus.

a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas

siswa terdiri dari 10 butir pernyataan. Observasi dilakukan dengan cara

mencantumkan jumlah siswa yang teramati dalam setiap pernyataan

pada lembar observasi. Skor dihitung dari jumlah siswa yang teramati

Page 62: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

47

dalam keseluruhan butir pernyataan pada lembar observasi. Data hasil

observasi aktivitas siswa pada pra siklus disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

NOAktivitas yang Diamati

Jumlah AktivitasSiswa yangTeramati

Persentase(%)

1 Perhatian siswa terhadap prosespembelajaran

16 50

2 Keseriusan siswa dalam kegiatanpembelajaran

17 53

3Ketertiban siswa dalam pembelajaran 15 47

4 Keaktifan siswa dalam mengajukanpertanyaan

12 38

5 Keaktifan siswa dalam menjawabpertanyaan

15 47

6 Kerjasama dengan kelompok saatdiskusi

0 0

7 Keberanian siswa mengemukakanpendapat

9 28

8 Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

14 44

9 Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

16 50

10 Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

14 44

JUMLAH 128 400

Rata-rata 12.8 40

Tabel 4.1 menunjukkan rekapitulasi aktivitas siswa yang teramati

pada saat pra siklus. Persentase aktivitas siswa yang teramati saat

proses pembelajaran pra siklus yaitu sebesar 40% dengan penghargaan

kualitatif rendah. Dari tabel diatas juga dapat disimpulkan bahwa

aktivitas siswa kelas VII D pada pra siklus cenderung rendah.

Page 63: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

48

b. Hasil Tes Pra Siklus

Hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh dari nilai ulangan

harian KD pertama. Hasil belajar siswa pada pra siklus disajikan pada

tabel 4.2.

Tabel 4.2Hasil Tes Pra Siklus

Keterangan Siklus II

Jumlah nilai keseluruhan 2127

Rata-rata 66.47

Banyaknya siswa yang tuntas 20

Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 65,63

Tabel 4.2 menunjukkan hasil tes IPA yang diperoleh saat pra siklus.

Besar rerata nilai siswa saat pra siklus yaitu 66.47 , dengan persentase

ketuntasan siswa 65,63%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa saat pra siklus cukup rendah karena nilai rerata masih di bawah nilai

KKM yang dikehendaki 68 dan dibutuhkan tindakan untuk meningkatkan

hasil belajar siswa.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus I dikembangkan berdasarkan

hasil observasi awal. Penyusunan perencanaan pembelajaran

berpedoman pada masalah yang ada dan pemecahan yang telah

Page 64: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

49

ditetapkan. Perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai

berikut.

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

disesuaikan pada silabus mata pelajaran IPA Fisika dan metode

kooperatif tipe TSTS.

2) Menyusun soal tes akhir siklus I yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa.

3) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa

untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa di kelas.

4) Menyusun dan menyiapkan angket presepsi siswa terhadap proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kooperatif tipe

TSTS

8) Menyusun lembar kerja siswa pokok bahasan sifat fisika dan sifat

kimia zat

b. Pelaksanaan

Tindakan dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan

yang telah dibuat. Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan. Tindakan dilaksanakan dengan menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut.

1) Pertemuan I ( 2 x 40 menit)

a) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

Page 65: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

50

(1) Pembukaan

Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

(2) Apersepsi

Bagaimana proses kelarutan gula pasir jika dilarutkan

dengan air es dan air panas? Cepat larut mana?

(3) Motivasi

Apa manfaat perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan

sehari–hari.Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

b) Kegiatan Inti (60 menit)

(1) Eksplorasi

(a) Siswa bersama guru membangun diskusi kelas tentang

sifat kimia dan fisika zat..

(b) Siswa dijelaskan tentang sifat kimia dan fisika zat

(c) Siswa menyebutkan macam – macam sifat kimia dan

fisika zat.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap

kelompok terdiri atas 4 anggota yang disusun

berdasarkan jenis kelamin dan tingkat akademik siswa

(pintar, sedang, rendah).

(b) Guru menginformasikan kepada siswa tentang kontrak

belajar selama diskusi dan mengarahkan kepada

Page 66: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

51

masing-masing kelompok tentang tugas-tugas untuk

masing-masing kelompok.

(c) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa.

(d) Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya

mengenai sifat fisika dan kimia zat dan hubungannya

dengan kehidupan sehari-hari.

(e) Guru memantau kegiatan belajar siswa selama diskusi

berlangsung dan membantu kelompok siswa yang

merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas.

(f) Dua anggota dari tiap kelompok meninggalkan

kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain untuk

bertukar pendapat dengan kelompok lain.

(g) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok

bertugas menjelaskan hasil kerja mereka ke tamu yang

datang.

(h) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya masing-

masing dan melaporkan apa yang mereka temukan dari

kelompok lain dan membandingkan dengan hasil

pekerjaan mereka.

(i) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil

diskusi mereka kemudian membuat laporan kelompok

dan dikumpulkan kepada guru.

Page 67: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

52

(j) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan

perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara bergantian

(k) Siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi yang

tidak sesuai dengan hasil kelompoknya.

(l) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi

hasil kerja kelompok.

(m)Siswa bertanya kepada guru tentang materi pelajaran

yang belum dipahami.

(n) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

menjawab benar.

(3) Konfirmasi

(a) siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan guru.

(b) guru dan siswa membahas latihan soal tersebut dengan

singkat.

c) Kegiatan Penutup (10 menit)

(1) Siswa diberi tugas rumah.

(2) Siswa diberi informasi tentang materi yang akan diberikan

informasi tentang materi yang akan diberikan di pertemuan

selanjutnya.

(3) Salam penutup dari guru.

Page 68: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

53

2) Pertemuan II (1 x 40 menit)

a) Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

(1) Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

(2) Siswa bersama guru menggulas kembali mataeri yang

disampaikan pada pertemuan sebelumnya .

b) Kegiatan Inti (25 menit)

(1) Eksplorasi

(a) Siswa kembali ke kelompoknya masing – masing

(b) Siswa bersama teman satu kelompoknya mendiskusikan

kembali materi sifat fisika dan kimia zat.

(c) Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya dan

mempresentasikan ke depan kelas.

(2) Elaborasi

(a) Guru memanggil kelompok secara acak untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

(b) Kelompok yang dipanggil maju ke depan dan

mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya.

(c) Kelompok lain bertanya tentang materi yang belum

jelas.

(d) Kelompok selanjutnya dipanggil oleh guru sampai

semua kelompok maju ke depan dan mempresentasikan

hasil kerja mereka.

Page 69: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

54

(e) Guru menilai presentasi siswa. Guru bersama siswa

menyimpulkan tentang materi yang telah dibahas

sebelumnya.

(3) Konfirmasi (15 menit)

(a) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

(b) Siswa mengerjakan soal tes Akhir siklus I dan mengisi

angket persepsi siswa.

c) Kegiatan Penutup (5 menit)

(1) Siswa diberi informasi tentang materi yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya.

(2) Salam doa dan penutup.

c. Observasi

Observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Peneliti melakukan pengamatan aktivitas siswa pada siklus I

dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari angket lembar

observasi aktivitas siswa, tes akhir siklus, dan angket persepsi siswa.

Berikut disajikan data dari masing-masing instrumen.

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Observasi aktivitas siswa dilaksanakan pada saat proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.

Observasi dilakukan dengan mencantumkan jumlah siswa yang

teramati untuk setiap pernyataan dalam lembar observasi. Secara

Page 70: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

55

lengkap hasil observasi aktivitas siswa siklus I yang dilakukan oleh

kolaborator beserta peneliti disajikan dalam lampiran 2. Sedangkan

rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa siklus I disajikan pada

tabel 4.3.

Tabel 4.3Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

NO Aktivitas yang DiamatiJumlah Aktivitas

Siswa yangTeramati

Prosentase(%)

1Perhatian siswa terhadap prosespembelajaran

20 62,50

2Keseriusan siswa dalam kegiatanpembelajaran

20 62,50

3Ketertiban siswa dalampembelajaran

17 53,13

4Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaan

15 46,88

5Keaktifan siswa dalam menjawabpertanyaan

17 53,13

6Kerjasama dengan kelompok saatdiskusi

19 59,38

7Keberanian siswa mengemukakanpendapat

17 53,13

8Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

22 68,75

9Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

20 62,50

10Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

24 75,00

JUMLAH 191 596,88

Rata-rata 19,1 59,69

Tabel 4.3 menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa yang

diperoleh saat pelaksanaan tindakan pada siklus I berlangsung.

Persentase aktivitas siswa menunjukkan angka 59,69% dengan

penghargaan kualitatif tinggi. Dari tabel di atas dapat disimpulkan

bahwa aktivitas siswa pada siklus I sudah cukup baik namun harus

dilakukan tindakan pada siklus II, karena indikator yang

Page 71: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

56

diharapkan dalam penelitian belum sepenuhnya tercapai yaitu

aktivitas siswa minimal menjadi 75,00%.

2) Hasil Tes Akhir Siklus

Hasil belajar siswa selama siklus I diperoleh dari hasil tes

yang diberikan. Soal tes pada siklus I berupa soal pilihan ganda

yang terdiri dari 10 butir soal dengan 4 pilihan jawaban. Hasil

belajar siswa siklus I disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4Hasil Tes Akhir Siklus I

Keterangan Siklus I

Jumlah nilai keseluruhan 2330

Rata-rata 72,81

Banyaknya siswa yang tuntas 25

Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 75,00

Tabel 4.4 menunjukkan hasil belajar siswa saat siklus I

berlangsung. Besar rerata yang diperoleh saat siklus I berlangsung

adalah 72,81 dan persentase ketuntasan siswa 75%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I cukup baik.

3) Hasil Angket Persepsi Siswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui persepsi siswa

terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan metode

kooperatif tipe TSTS terdiri dari 15 butir pernyataan dengan 2

Page 72: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

57

pilihan jawaban. Hasil tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA

dengan penerapan metode kooperatif tipe TSTS disajikan pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5Rekapitulasi Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap Metode

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Siklus I

No Pernyataan Jumlah Siswa Persentase (%)Ya Tidak Ya Tidak

1 Saya tertarik dengan pembelajaran Fisikadengan menggunakan metode Two Stay –Two Stray

28 4 88 12,50

2 Saya senang dengan suasana pembelajaranFisika melalui metode Two Stay – TwoStray

26 6 81 18,75

3 Pembelajaran Fisika dengan menggunakanmetode Two Stay – Two Stray membantusaya dalam memahami materi Fisika

28 4 88 12,50

4 Saya merasa lebih mudah menyelesaikansoal-soal fisika setelah belajar denganmetode Two Stay – Two Stray

25 7 78 21,88

5 Saya selalu mencatat hal-hal penting saatmengikuti pelajaran Fisika

24 8 75 25,00

6 Saya selalu datang tepat waktu saatpelajaran Fisika

25 7 78 21,88

7 Saya selalu mengajukan pertanyaan dalamdiskusi

12 20 38 62,50

8 Saya selalu mengerjakan soal-soal Fisikameskipun tidak ditugaskan oleh guru

14 18 44 56,25

9 Saya selalu menanyakan materi Fisikayang saya anggap sulit kepada guru

14 18 44 56,25

10 Saya selalu mengerjakan soal/tugas Fisikatepat waktu

17 15 53 46,88

11 Saya selalu memberikan penjelasan padateman yang belum paham

16 16 50 50,00

12 Belajar dengan metode Two Stay – TwoStray membuat saya mengerti artibertanggung jawab dalam kelompok

20 12 63 37,50

13 Dengan metode Two Stay – Two Stray sayalebih menghargai teman

17 15 53 46,88

14 Ketika mendemonstrasikan materi sayamenjadi lebih aktif dan memahami materitersebut

20 12 63 37,50

15 Saya menjadi bersemangat belajar setelahmengunakan metode Two Stay – Two Stray

22 10 69 31,25

Jumlah 308 172 963 537,50

Rata-Rata 64,17 35,83

Page 73: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

58

Tabel 4.5 menunjukkan hasil persepsi atau tanggapan siswa

terhadap metode kooperaratif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Persentase siswa yang menjawab YA atau menyukai metode

kooperataif tipe TSTS sebesar 64,17% dan yang menjawab tidak atau

kurang menyukai pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe

TSTS sebesar 35,83%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antusias

siswa terhadapat metode pembelajaran ini sudah cukup baik.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus I dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut.

1) Melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS, keaktifan siswa

bertambah. Hal ini terbukti dengan keterlibatan siswa dalam setiap

pembelajaran.

2) Peningkatan aktivitas membawa pengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar siswa.

Kekurangan pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah terdapat enam

siswa yang kurang fokus saat pembelajaran. Selain itu, siswa masih

malu untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan gagasannya.

Dalam kegiatan kelompok, enam siswa terlihat tidak membaur dengan

teman kelompoknya dan sebagian besar siswa tidak berperan aktif

dalam melaksanakan tugas kelompok.

Page 74: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

59

Permasalahan yang timbul didiskusikan oleh guru dan peneliti

guna perbaikan pada siklus berikutnya. Beberapa perbaikan yang perlu

dilakukan pada siklus berikutnya adalah sebagai berikut.

1) Guru memberi motivasi kepada siswa dengan memberikan hadiah

untuk kelompok terbaik, yaitu kelompok yang paling aktif dan

paling tinggi peningkatan hasil belajarnya dan untuk siswa yang

aktif (sering mengajukan pertanyaan atau gagasan).

2) Guru memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk

mempelajari materi pelajaran bersama dengan kelompoknya. Hal

ini diharapkan dapat bermanfaat agar siswa lebih memahami isi

dari pokok bahasan yang sedang dipelajari.

3) Guru memberi suasana belajar baru dengan melakukan

pembelajaran di Laboratorium IPA. Hal ini bertujuan untuk

menghilangkan kejenuhan siswa.

4) Guru juga menciptakan suasana pelajaran yang menyenangkan,

dengan sedikit bergurau tapi tetap berpaku pada materi.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dikembangkan berdasarkan refleksi

dari siklus I. Rencana tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah

perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran IPA (Fisika) dengan

menggunakan metode kooperatif tipe TSTS.

Page 75: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

60

Perencanaan tindakan yang disusun agar pelaksanaan penelitian

pada siklus II dapat berjalan sesuai harapan adalah sebagai berikut.

1) Menyusun RPP dengan memperhatikan silabus mata pelajaran IPA

dan disesuaikan metode kooperatif tipe TSTS.

2) Menyusun lembar kerja siswa dan panduan praktikum pokok

bahasan pemisahan campuran.

3) Menyusun soal tes akhir siklus II yang akan digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan pemisahan

campuran.

4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa.

5) Menyiapkan angket presepsi siswa terhadap proses pembelajaran

IPA Fisika dengan menggunakan metode kooperatif tipe TSTS.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama seperti

pelaksanaan pada siklus I, perbedaannya pada siklus II konsep materi

yang diberikan lebih dimaksimalkan dengan menggunakan model

interaktif dengan anggota kelompoknya. Pada siklus II pembelajaran

cenderung berpusat pada siswa, siswa aktif untuk bertukar informasi

dengan kelompok lain. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dibagi

menjadi dua kali pertemuan. Adapun uraian pelaksanaan tindakan

adalah sebagai berikut.

Page 76: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

61

1) Pertemuan I (2 x 40 menit)

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I yaitu sebagai berikut.

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Pembukaan

Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

(2) Apersepsi

Apa yang terjadi jika ada pasir yang dicampur dengan air

pada suatu gelas?, bagaimana cara pemisahannya?

(3) Motivasi

Apa manfaat campuran dan pemisahan campuran dalam

kehidupan sehari-hari .

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

(a) Siswa bersama guru membangun diskusi kelas tentang

manfaat proses pemisahan campuran.

(b) Siswa dijelaskan tentang dasar atau prinsip pemisahan

campuran.

(c) Siswa menyebutkan macam-macam pemisahan

campuran.

(2) Elaborasi

(a) Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap

kelompok terdiri atas 4 anggota yang disusun

Page 77: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

62

berdasarkan jenis kelamin dan tingkat akademik siswa

(pintar, sedang, rendah).

(b) Siswa melakukan percobaan pemisahan campuran

yang meliputi penyaringan, penguapan, sublimasi, dan

kromatografi dengan cara diundi.

(c) Ketua kelompok mengambil undian materi yang

disiapkan guru.

(d) Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai

dengan tugas masing-masing.

(e) Guru membacakan aturan dan prosedur percobaan,

serta memberitahukan aspek penilaian dalam

percobaan ini.

(f) Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan

percobaan dan lembar percobaan.

(g) Siswa mulai melakukan percobaan pemisahan

campuran.

(h) Siswa menganalisis hasil kerja dan mencatat dalam

lembar kerja yang telah diberikan guru.

(i) Siswa bersama teman satu kelompok mendiskusikan

hasil kerja dan membuat kesimpulan.

(j) Dua anggota dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan masing-masimg

Page 78: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

63

bertamu ke kelompok lain untuk bertukar pendapat

dengan lain.

(k) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok

bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka

kepada tamu mereka.

(l) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknyanya

masing-masing dan melaporkan apa yang mereka

temukan dari kelompok lain dan membandingkan

dengan hasil pekerjaan mereka.

(m) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil

diskusi mereka kemudian membuat laporan kelompok

dan dikumpulkan kepada guru.

(n) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan

perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara bergantian

(o) Siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi

yang tidak sesuai dengan hasil kelompoknya.

(p) Guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi hasil kerja kelompok.

(q) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang

terbaik

Page 79: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

64

(3) Konfirmasi

(a) Siswa menarik kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari.

(b) Siswa menanyakan tentang materi yang belum

dipahami

c) Penutup

(1) Siswa diberi tugas kelompok sesuai dengan kelompok

awal untuk membuat alat untuk penjerniaan air dengan

tehnik yang sederhana..

(2) Siswa diberi informasi tentang materi yang akan

diberikan informasi tentang materi yang akan diberikan

di pertemuan selanjutnya.

(3) Salam penutup dari guru.

2) Pertemuan II (2 x 40 menit)

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke dua yaitu sebagai berikut.

a) Kegiatan Pendahuluan

(1) Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

(2) Siswa diberi informasi mengenai kegiatan hari

pembelajaran yang akan di mulai.Siswa bersama guru

menggulas kembali mataeri yang disampaikan pada

pertemuan sebelumnya

(3) Siswa kembali ke kelompoknya masing–masing

Page 80: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

65

b) Kegiatan Inti

(1) Eksplorasi

Siswa melakukan percobaan sederhana penjernihan air

dengan tehnik sederhana dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

(a) Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan bersama

kelompoknya.

(b) Guru membacakan aturan dan prosedur percobaan,

serta memberitahukan aspek penilaian dalam

percobaan ini.

(c) Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan

percobaan dan lembar percobaan.

(2) Elaborasi

(a) Siswa mulai melakukan percobaan penjernihan air.

(b) Siswa saling bekerjasama dalam melakukan

percobaan.

(c) Siswa berdiskusi satu kelompok menganalisis hasil

percobaan tentang keunggulan dan kekurangan dari

alat yang mereka buat.

(d) Dua anggota dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan masing-masimg

bertamu ke kelompok lain untuk bertukar pendapat

dengan lain.

Page 81: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

66

(e) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam kelompok

bertugas mensharing informasi dan hasil kerja mereka

ke tamu mereka.

(f) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya

masing-masing dan melaporkan apa yang mereka

temukan dari kelompok lain dan membandingkan

dengan hasil pekerjaan mereka.

(g) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari hasil

diskusi mereka kemudian membuat laporan kelompok

dan dikumpulkan kepada guru.

(h) Guru memenggil nomor kelompok secara acak dan

perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara bergantian

(i) siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi

yang tidak sesuai dengan hasil kelompoknya.

(j) Guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi hasil kerja kelompok.

(3) Konfirmasi

1) Siswa mengumpulkan hasil percobaan.

2) Siswa dan guru menyimpulkan hasil percobaan.

3) Siswa mengerjakan tes akhir siklus II bab pemisahan

campuran dan mengisi angket persepsi siswa terhadap

pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Page 82: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

67

c) Penutup

(1) Siswa diberi informasi tentang materi yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya.

(2) Salam doa dan penutup.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu guru mata

pelajaran Fisika dengan menggunakan lembar observasi untuk melihat

peningkatan aktivitas siswa. Angket siswa digunakan untuk mengukur

tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA (Fisika) menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Sedangkan tes akhir siklus

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu dan

klasikal pada siklus II.

1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Observasi Aktivitas siswa pada siklus II dilaksanakan selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

yang telah disiapkan. Hasil observasi aktivitas siswa yang

dilaksanakan pada siklus II disajikan pada tabel 4.6.

Page 83: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

68

Tabel 4.6Rekapitulasi Hasil Obeservasi Aktivitas Siswa Siklus II

NO Aktivitas yang DiamatiJumlah Aktivitas

Siswa yangTeramati

Prosentase(%)

1Perhatian siswa terhadapproses pembelajaran

26 81.25

2Keseriusan siswa dalamkegiatan pembelajaran

25 78.13

3Ketertiban siswa dalampembelajaran

23 71.88

4Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaan

20 62.50

5Keaktifan siswa dalammenjawab pertanyaan

23 71.88

6Kerjasama dengan kelompoksaat diskusi

27 84.38

7Keberanian siswamengemukakan pendapat

23 71.88

8Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

27 84.38

9Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

26 81.25

10Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

25 78.13

JUMLAH 245 765.63

Rata-rata 24.5 76.56

Persentase Tabel 4.6 menunjukkan hasil observasi aktivitas

siswa yang diperoleh saat pelaksanaan tindakan pada siklus II

berlangsung. Persentase aktivitas siswa menunjukkan angka

76,56% dengan penghargaan kualitatif tinggi. Dari tabel di atas

dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada siklus II sudah baik,

karena indikator yang diharapkan dalam penelitian sudah

sepenuhnya tercapai yaitu 76,56% dengan aktivitas siswa yang

diharapkan minimal menjadi 75,00%.

Page 84: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

69

2) Hasil Tes Akhir Siklus

Hasil belajar siswa selama siklus II dievaluasi dari hasil tes.

Tes akhir siklus II terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dengan 4

pilihan jawaban. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS selama siklus II disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7Hasil Tes Akhir Siklus II

Keterangan Siklus II

Jumlah nilai keseluruhan 2520

Rata-rata 78,75

Banyaknya siswa yang tuntas 27

Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 84.38

Tabel 4.7 menunjukkan hasil belajar siswa saat siklus II

berlangsung. Besar rerata yang diperoleh saat siklus I berlangsung

adalah 78,75 dan persentase ketuntasan siswa 84,38%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I baik.

3) Hasil Angket Persepsi Siswa

Angket yang digunakan untuk mengetahui persepsi siswa

terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada siklus II terdiri dari 15

butir pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban. Hasil angket persepsi

siswa terhadap pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS siklus II disajikan pada tabel 4.8.

Page 85: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

70

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Angket Persepsi Siswa Terhadap MetodeKooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Siklus II

No PernyataanJumlah Siswa Persentase (%)

Ya Tidak Ya Tidak

1Saya tertarik dengan pembelajaranFisika dengan menggunakan metodeTwo Stay – Two Stray

30 2 93,75 6,25

2Saya senang dengan suasanapembelajaran Fisika melalui metodeTwo Stay – Two Stray

28 4 87,50 12,50

3

Pembelajaran Fisika denganmenggunakan metode Two Stay – TwoStray membantu saya dalam memahamimateri Fisika

28 4 87,50 12,50

4

Saya merasa lebih mudahmenyelesaikan soal-soal fisika setelahbelajar dengan metode Two Stay – TwoStray

26 6 81,25 18,75

5Saya selalu mencatat hal-hal pentingsaat mengikuti pelajaran Fisika

28 4 87,50 12,50

6Saya selalu datang tepat waktu saatpelajaran Fisika

25 7 78,13 21,88

7Saya selalu mengajukan pertanyaandalam diskusi

18 14 56,25 43,75

8Saya selalu mengerjakan soal-soalFisika meskipun tidak ditugaskan olehguru

23 9 71,88 28,13

9Saya selalu menanyakan materi Fisikayang saya anggap sulit kepada guru

20 12 62,50 37,50

10Saya selalu mengerjakan soal/tugasFisika tepat waktu

24 8 75,00 25,00

11Saya selalu memberikan penjelasanpada teman yang belum paham

25 7 78,13 21,88

12Belajar dengan metode Two Stay – TwoStray membuat saya mengerti artibertanggung jawab dalam kelompok

29 3 90,63 9,38

13Dengan metode Two Stay – Two Straysaya lebih menghargai teman

26 6 81,25 18,75

14Ketika mendemonstrasikan materi sayamenjadi lebih aktif dan memahamimateri tersebut

25 7 78,13 21,88

15Saya menjadi bersemangat belajarsetelah mengunakan metode Two Stay –Two Stray

27 5 84,38 15,63

Jumlah 382 981193,

75306,25

Rata-Rata 79,58 20,42

Page 86: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

71

Tabel 4.8 menunjukkan hasil persepsi atau tanggapan siswa

terhadap metode kooperaratif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Persentase siswa yang menjawab ya atau menyukai metode kooperataif

tipe TSTS sebesar 79,58% dan yang menjawab tidak atau kurang

menyukai pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe TSTS

sebesar 20,42%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antusias siswa

terhadapat metode pembelajaran ini sudah cukup baik.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui

pembelajaran kooperatif tipe TSTS aktivitas siswa lebih meningkat.

Persentase aktivitas siswa meningkat dari 40,00 % pada pra siklus

menjadi 59,69% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 76,56%

pada siklus II. Dengan demikian, berdasarkan indikator dalam

penelitian ini, maka pembelajaran kooperatif tipe TSTS untuk

meningkatkan aktivitas siswa minimal menjadi 75% sudah tuntas.

B. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

menunjukkan peningkatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui

pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Berikut analisis data dari tiap–tiap

instrumen.

Page 87: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

72

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

1. Analisis Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pengukuran aktivitas siswa dilakukan pada pra siklus, siklus I dan

siklus II. Persentase Aktivitas siswa pada pra siklus adalah 40,00% dengan

penghargaan kualitatif rendah. Setelah diberi tindakan siklus I aktivitas

siswa meningkat menjadi 59,69% dengan penghargaan kualitatif tinggi.

Aktivitas siswa lebih meningkat lagi setelah diberi tindakan siklus II yaitu

menjadi 76,56% dengan penghargaan kualitatif sangat tinggi. Peningkatan

aktivitas siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TSTS secara lebih

jelas dapat dilihat pada gambar 4.1.

76,56

59,69

40

Gambar 4.1 Hasil observasi Aktivitas siswa tiap siklus

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe TSTS semakin

meningkat dari siklus ke siklus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

tindakan yang dilakukan mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran di kelas.

Page 88: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

73

2. Analisis Hasil Tes

Pengukuran hasil belajar siswa dilakukan pada pra siklus, akhir siklus

I dan akhir siklus II. Rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah 66,47 dengan ketuntasan

65,63%. Rata-rata nilai siswa setelah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS siklus I meningkat menjadi 72,81 dengan ketuntasan

75,00% dan lebih meningkat lagi pada siklus II yaitu menjadi 78,75

dengan ketuntasan 84,38%. Peningkatan hasil belajar siswa secara jelas

dapat dilihat pada gambar 4.2.

0

20

40

60

80

100

Rata-Rata Persentase Ketuntasan(%)

HASIL BELAJAR SISWA TIAP SIKLUS

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

66,4772,81 78,75 75

65,63

84,38

Gambar 4.2 Hasil belajar siswa tiap siklus

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS semakin

meningkat dari siklus ke siklus. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

Page 89: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

74

tindakan yang dilakukan mampu meningkatkan aktivitas siswa dan pada

akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.

3. Analisis Angket Persepsi Siswa

Pengukuran presepsi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif

tipe TSTS dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II. Persentase

skor yang diperoleh pada akhir siklus I adalah 64,17% dengan

penghargaan kualitatif tinggi. Sedangkan persentase skor yang diperoleh

pada akhir siklus II mencapai 79,58% dengan penghargaan kualitatif

sangat tinggi. Peningkatan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPA

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS secara

jelas dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil angket persepsi siswa tiap siklus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

YA (%) TIDAK (%)

SIKLUS I SIKLUS II

64,17

79,58

35,83

20,42

Page 90: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

75

Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan

metode kooperatif tipe TSTS meningkat dari siklus I ke siklus II. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode kooperatif tipe

TSTS dapat diterima dengan baik oleh siswa.

C. Pembahasan

Belajar merupakan suatu proses yang selalu berhubungan dengan

aktivitas anak dalam kelas. Belajar aktif menuntut pembelajaran yang saling

timbal-balik antara guru dan siswa. Dalam pembelajaran kedua komponen ini

memegang peranan penting, keduanya saling bekerja sama membentuk

suasana belajar aktif. Suasana belajar aktif hanya dapat tercipta jika

pembelajaran yang dilaksanakan guru menyenangkan.

Guru yang baik adalah guru yang mampu masuk ke dalam dunia siswa

dan menjadi bagian dari pada siswa serta membawa siswa masuk ke dunianya.

Dalam upaya menciptakan hal demikian di butuhkan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaaran, pembelajaran yang inovatif menjadikan siswa

tidak mudah bosan dalam pembelajaran di kelas dan dapat sebagai upaya

dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Namun tidak jarang

guru menggunakan metode ceramah saja, metode ini hanya menciptakan

pembelajaran satu arah saja, sehingga berakibat pada rendahnya aktivitas

siswa di kelas.

Guru IPA di SMP N 7 Purworejo masih menerapkan metode ceramah

dalam pembelajaran. Hal ini berdampak pada rendahnya aktivitas siswa di

Page 91: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

76

dalam kelas. Siswa pasif dalam pembelajaran, jarang bertanya dan memilih

untuk diam meskipun ada materi yang belum dipahami. Untuk meningkatkan

aktivitas siswa, peneliti bekerjasama dengan guru IPA SMP N 7 Purworejo

untuk mencari solusi terhadap permasalahan tersebut. Solusi yang diambil

untuk menghadapi masalah tersebut, yaitu dengan mencoba menerapkan

metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

Penelitian peningkatan aktivitas siswa melalui pembelajaran kooperatif

tipe TSTS dimulai dengan diskusi dan observasi awal. Observasi dan diskusi

awal bertujuan untuk mengungkap permasalahan yang dialami guru saat

pembelajaran berlangsung. Dari hasil diskusi dan observasi awal diperoleh

permasalahan yaitu rendahnya aktivitas siswa yang berpengaruh terhadap hasil

belajar. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun

rencana tindakan.

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dan untuk setiap siklus terbagi

dalam dua kali pertemuan. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada

tanggal 7 Mei 2012 dengan mengkaji pokok bahasan sifat fisika dan sifat

kimia zat. Indikator yang hendak dicapai pada pokok bahasan ini adalah (1)

Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisika dan kimia zat, (2)

Mengklasifikasikan perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran IPA (Fisika) pada siklus I pertemuan I diawali

dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam

keseluruhan kompetensi dasar. Sebagai apersepsi guru mengajak siswa untuk

merasakan apa yang ada di sekitarnya, seperti udara yang kita hirup, pensil

Page 92: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

77

yang digunakan untuk menulis, dan air yang digunakan untuk minum memilki

wujud yang berbeda-beda. Wujud merupakan slah satu dari sifat Fisika zat.

Sebagai motivasi guru menyampaikan manfaat sifat fisika dan kimia zat dalam

kehidupan sehari-hari. Setelah itu, guru menyampaikan materi dengan metode

ceramah diikuti tanya jawab. Sebagai umpan balik guru memberi sedikit

pertanyaan yang berkaitan dengan sifat zat. Kemudian guru menguraikan

sedikit tentang sifat zat. Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap

kelompok beranggotakan 4 siswa yang dipilih berdasarkan jenis kelamin dan

tingkat akademik siswa. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan diskusi

kelompok. Siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Sebelum

diskusi dimulai guru menjelaskan metode yang akan digunakan dalam

pembelajaran dan memaparkan kontrak diskusi yang harus dipatuhi oleh setiap

kelompok, serta membagikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok.

Siswa mulai diskusi dengan kelompok masing-masing. Seusai bersiskusi

siswa menyimpulkan hasil diskusinya dan dua perwakilan dari anggota

kelompok bertamu kekelompok lain untuk mendengarkan paparan hasil

diskusi dari kelompok lain, dua anggota yang tinggal bertugas

mempresentasikan hasil diskusi mereka kepada tamu yang datang. Seusai

bertamu siswa kembali kekelompok masing-masing dan mendiskusikan hasil

temuannya dari kelompok lain. Siswa membuat kesimpulan dan dikumpulkan

ke guru. Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksakan pada pertemuan berikutnya.

Page 93: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

78

Beberapa masalah dijumpai dalam pelaksanaan tindakan siklus I.

Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah terdapat beberapa siswa yang

kurang fokus (melamun, berbicara dengan teman, dan bergurau) saat

pambelajaran siklus I pertemuan I. Selain itu, beberapa siswa juga kurang

memebaur dalam kelompok, siswa ada yang jalan-jalan ke kelomok lain. Guru

mencoba menertibkan diskusi dengan meminta siswa untuk kembali

kekelompoknya dan memberi tahu bahwa ketertiban, kekompokan, keaktifan

dalam kelompok di nilai dan untuk kelompok yang terbaik akan mendapat

penghargaan atau hadiah. Mendengar hal tersebut siswa langsung bergegas

kembali kekelompoknya dan aktif membantu menyelesaikan masalah diskusi.

Pembelajaran pada siklus I pertemuan I berlangsung pada hari Senin

tanggal 7 Mei 2012 jam ke-2 sampai jam ke-3, tepatnya setelah upacara

bendera. Pembelajaran menemui kendala, karena siswa kelelahan dan

kepanasan setelah mengikuti upacara bendera. Banyak siswa, yang terlambat

datang masuk ke kelas dengan alasan dari kamar mandi. Siswa tidak fokus

dalam pembelajaran dan beberkipas-kipas sembari menghilangkan panas di

tubuhnya. Melihat kondisi tersebut guru mencoba untuk memfokuskan

perhatian siswa kepada pelajaran dengan memberi sedikit motivasi belajar.

Selanjutnya, guru meminta agar siswa lebih fokus mengikuti pembelajaran.

Akhirnya pembelajaran berjalan dengan lancar.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan II adalah diskusi dan

presentsi kelompok. Guru mengawali pembelajaran pada siklus I pertemuan II

dengan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengajak siswa

Page 94: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

79

mengingat kembali tentang sifat fisika dan kimia zat yang dipelajari pda

pertemuan sebelumnya dengan tanya jawab. Kemudian guru meminta siswa

menyiapkan perwakilan dari setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi. Guru memanggil nomor kelompok dengan acak, nomor kelompok

yang dipanggil maju dan mempresentasikan hasil diskusi dari kelompok

mereka. Diskusi diakiri dengan Tanya jawab dan kesimpulan yang menarik

dari guru. Selanjutnya, guru mempersilakan semua siswa kembali ke tempat

duduk semula untuk mengerjakan tes akhir siklus I secara individu.

Pelaksanaan diskusi pada siklus I banyak mengalami hambatan dan

kekurangan. Dalam diskusi kelompok, beberapa siswa tidak berperan aktif

dengan kelompoknya. Siswa merasa malu untuk mempresentasikan hasil

diskusi, siswa saling melempar saat guru memanggil kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas. Siswa juga masih terlihat takut

dan malu untuk mengajukan pertanyaan dalam kegiatan tanya jawab.

Pelaksanaan tindakan pada siklus I secara garis besar dapat dikatakan

berhasil. Pada siklus I, siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran, siswa

menjadi tidak individual dan dapat bekerjasama dengan teman kelompoknya.

Siswa memilik rasa tanggungjawab terhadap kelompoknya dan menyampikan

gagasannya. Keaktifan siswa dikelas juga bertambah, banyak siswa yang

memberanikan diri untuk bertanya walau sedikit malu-malu. Dengan keaktifan

siswa yang bertambah maka aktivitas pembelajaran dikelas menjadi hidup.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa . Persentase

aktivitas siswa meningkat dari 40,00% dengan penghargaan kualitatif rendah

Page 95: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

80

pada pra siklus menjadi 59,69% dengan penghargaan kualitatif tinggi pada

siklus I.

Peningkatan aktivitas siswa membawa pengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa

yaitu dari 66,47 dengan ketuntasan 65,63% pada pra siklus meningkat menjadi

72,81 dengan ketuntasan 75% pada siklus I. Berdasarkan kriteria ketuntasan

minimum yang ditetapkan SMP N 7 Purworejo untuk mata pelajaran (IPA)

Fisika, maka hasil belajar siswa kelas VII D setelah diberi tindakan siklus I

telah mencapai batas tuntas tersebut. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe

TSTS juga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil angket persepsi siswa yang menunjukkan ketertarikan yaitu dengan

persentase 64,17% dengan penghargaan kualitatif tinggi.

Aktivitas siswa pada siklus I belum sesuai dengan indikator pencapaian

yang dikehendaki oleh peneliti, sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan

pada siklus berikutnya sampai hasil yang dicapai sesuai dengan harapan.

Untuk itu, peneliti dan guru mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang

muncul selama pelaksanaan tindakan siklus I dan dievaluasi dan direvisi guna

perbaikan pada siklus berikutnya.

Kekurangan pelaksanaan tindakan siklus I diminimalisir dengan

melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan pada siklus II

diantaranya dengan membuat system diskusi dengan model TSTS lebih

inovatif lagi yaitu dengan memadukan dengan metode eksperimen dan

demonstrasi. Maksunya yaitu dengan memadukan antara ketiganya dalam satu

Page 96: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

81

ruanglingkup. Hal ini bertujuan agar siswa tidak bosan dan tetap fokus dalam

pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan hadiah untuk kelompok

terbaik dan kepada siswa yang sering bertanya. Dengan ini diharapkan semua

kelompok lebih semangat dalam melaksanakan tugas dan siswa secara

individu juga bersemangat untuk bertanya. Perbaikan juga lakukan dengan

memberi waktu yang lebih banyak dalam menyelesaikan diskusi kelompok.

Pelaksanaan tindakan pada siklus II di dahului dengan penyusunan

perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan refleksi dari siklus I.

Setelah itu peneliti juga merancang pembelajaran dengan metode kooperatif

tipe TSTS. Menyiapkan lembar diskusi, yang disesuaikan dengan pokok

bahasan pemisahan campuran.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan I dilakukan pada tanggal

14 Mei 2012 di Laboratorium IPA. Pokok bahasan yang dikaji pada siklus II

yaitu pokok bahasan pemisahan campuran. Indikator yang hendak dicapai

pada pokok bahasan ini meliputi: (1) menjelaskan dasar pemisahan campuran

berdasarkan ukuran partikel dan titik didih, (2) melakukan percobaan

penjernian air dengan tehnik sederhana, (3) melakukan percobaan untuk

memisahkan campuran yang sesuai dengan metode yang dipilih (penyaringan,

destilasi, penguapan dan sublimasi).

Guru mengawali pembelajaran siklus II pertemuan I dengan salam dan

mengecek kehadiran siswa. Siswa duduk sesuai dengan kelompok awal. Guru

memulai tindakan dengan siswa mendiskusikan tentang campuran pasir

dengan air. Sebagai motivasi guru menjelaskan manfaat manfaat campuran

Page 97: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

82

dan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari.. Kemudian guru

memberikan ceramah tentang pemisahan campuran. Pembelajaran dilanjutkan

dengan diskusi pokok bahasan pemisahan campuran. Guru membagi panduan

praktikum kepada setiap kelompok sesuai dengan undian dan menjelaskan

prosedur kerja secara singkat. Siswa mulai melakukan percobaan dengan

bekerja sama dengan teman satu kelompok . Guru mengawasi dan

membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Setelah selesai percobaan

siswa menyimpulkan hasil percobaan dan mencatatatnya dalam lembar kerja

yang diberikan guru. Dua dari anggota kelompok bertamu kekelompok lain

sesuai dengan undian, dua yang tinggal bertugas mempresentasikan hasil

percobaan mereka. Seusai bertamu siswa kembali kekelompoknya untuk

mendiskusikan hasil dari temuannya dari kelompok lain. Siswa membuat

kesimpulan dan dikumpulkan ke guru. Guru menutup pertemuan dengan

meyimpulkan hasil percobaan dan menginformasikan kepada setiap kelompok

untuk membuat alat penjernihan air sederhana dan didemonstrasikan pada

pertemuan selanjutnya.

Pembelajaran dilanjutkan kembali pada pertemuan II di ruang

laboratorium. Guru mengawali pembelajaran pada pertemuan II siklus II

dengan menempatkan siswa pada kelompok masing-masing. Siswa

mempersiapkan alat penjernihan air yang akan dipresentasikannya. Guru

memanggil nomor kelompok secara acak dan meminta kelompok tersebut

untuk maju mempresentasikan alat dan hasil diskusi pada pertemuan

sebelumnya. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya secara

Page 98: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

83

bergantian sedangkan kelompok yang lain menanggapi dan mengajukan

pertanyaan. Guru menilai alat penjernihan air sederhana yang dibuat tiap

kelompok dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Pembelajaran ditutup

dengan pelaksanaan tes akhir siklus II dan pemberian reward kepada

kelompok terbaik dan siswa yang paling aktif.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II berjalan dengan lebih baik dari pada

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Semua siswa terlihat fokus

dalam mengikuti pembelajaran siklus II. Kerjasama antar siswa dalam

kelompok lebih baik, siswa saling membantu dalam percobaan dan pembuatan

alat. Pembuatan alat penjernihan air dapat meningkatkan rasa kekeluargaan

dan tanggunggjawab diantara siswa karena proses pengerjaan alat ini

dilakukan dirumah. Siswa mulai terbiasa untuk mengemukakan pendapatnya

dan menghargai pendapat teman. Siswa juga terlihat lebih percaya diri saat

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Aktivitas siswa meningkat setelah diberi tindakan siklus II. Persentase

aktivitas siswa meningkat dari 59,69% pada siklus I menjadi 76,56% pada

siklus II. Dengan demikian, berdasarkan indikator keberhasilan dalam

penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe

TSTS untuk meningkatkan aktivitas siswa minimal menjadi 75% sudah tuntas.

Hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan peningkatan. Hal ini

terlihat dengan meningkatnya rata-rata nilai siswa dari 72,81 dengan

ketuntasan 75% pada siklus I menjadi 78,75 dengan ketuntasan 84,38% pada

Page 99: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

84

siklus II. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TSTS juga

meningkat dari 64,17% pada siklus I menjadi 79,58% pada siklus II.

Uraian di atas menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode

kooperatif tipe TSTS, siswa terlatih untuk mendengarkan dan menghargai

pendapat teman, berbicara dengan jelas dan teratur, serta bekerjasama dengan

baik. Selain itu, penggunaan metode kooperatif tipe TSTS juga dapat

meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa. Dalam hal ini, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penerapan metode kooperatif tipe TSTS dapat

meningkatkan aktivitas siswa kelas VII D SMP N 7 Purworejo tahun pelajaran

2011/2012 minimal menjadi 75%.

Page 100: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

85

BAB VPENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode Kooperatif tipe

Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII D SMP

N 7 Purworejo tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dilihat dari data hasil

observasi aktivitas siswa, diperoleh persentase rata-rata 40% pada pra siklus,

meningkat menjadi 59,69% pada siklus I dan menjadi 76,56% pada siklus II.

Peningkatan aktivitas siswa berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil belajar peserta didik kelas VII D SMP N 7 Purworejo mengalami

peningkatan, dari nilai rata-rata awal 66,47 dengan ketuntasan 65,63%

menjadi 72,81 dengan ketuntasan 75,00% setelah diberi tindakan pada siklus

Idan meningkat lagi menjadi 78,75 dengan ketuntasan 84,38 setelah diberi

tindakan pada siklus II. Ketertarikan siswa terhadap metode kooperatif tipe

TSTS juga mengalami peningkatan dari 64,17% pada siklus I meningkat

menjadi 79,58% pada siklus II.

Page 101: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

86

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyampaikan saran-saran

yang bermanfaat antara lain sebagai berikut.

1. Guru sebaiknya mencoba menerapkan metode kooperatif tipe TSTS pada

pokok bahasan yang lain sebagai alternatif untuk meningkatkan aktivitas

siswa.

2. Pembelajaran dengan metode TSTS baik untuk diterapkan karena metode

ini bukan hanya sekedar metode pembelajaran tetapi juga merupakan suatu

metode aktivitas. Dalam metode TSTS, guru dapat menggunakan metode-

metode lain mulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan

sehingga siswa tidak merasa bosan.

3. Melakukan penelitian sejenis dengan alokasi waktu yang lebih banyak

sehingga akan memperoleh hasil akhir yang lebih maksimal.

Page 102: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

87

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S., Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara.

Daton S.D, Legiyo S., Lestari C. C. E., & Suparmono Y. B., 2007. Fisika Untuk

SMA/MA Kelas X. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mujiman, Haris. 2007. Manajemen Pelatihan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Naim, Ngainum. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar .

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta,

Sujana , Nana & Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.

Page 103: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

88

Supriyadi. 2006. Managemen dan Teknologi Pembelajaran IPA Fisika. Jurdik

Fisika FMIPA. Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta,

Yogyakarta.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Pembelajaran IPA. diakses dari http://www.scribd.com/doc/54135365/pengertian-

pembelajaran-ipa pada tanggal 30 April 2012.

Page 104: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

LAMPIRAN

Page 105: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

89

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

d. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I

e. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II

f. Kisi-kisi Tes Akhir Siklus I

g. Soal Tes Akhir Siklus I

h. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I

i. Kisi-kisi Tes Akhir Siklus II

j. Soal Tes Akhir Siklus II

k. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II

l. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus, Siklus Idan Siklus II

m. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus, Siklus Idan Siklus II

n. Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa Siklus I dan Siklus II

o. Angket Persepsi Siswa Siklus I

Page 106: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

, - |LI

, \$ l({E

+q) i{u ;i, i_.1 i

i. . . . . , - ' - _ -. . . - . . . . - i

^ l_ - , , . , . - |i 'J , " , ,J a, i5..- 7 N\:- ) ,na!

*-* :41

......-.,.- -.--..-,.1I

iiII="--'--- 1II

iI

IIiI

I

I

oUc 9'

E*i 5 i ,b>rxiP9.-6

"', ;A :--,

- J! >'> eutv: C _r-

7,Xa)

___=c --

q)

$oL(rr ' - OE3B,_7 )v o)

F nrd

Cio) l

! (ul i6.ul - - xl - >

--t-- .l f o

I-*

i . - >l - n,t<t dl^ ;

l= i ;I

loi \ ti (oIr

IletxL

lv u,lo .ElE . :l.q. _it -

lh fl * :l . . jy _L

iR iiu 5

c

}E--_Y

I t f i

I r , l f rgr-gi i i+ 'EFisi , ' l f , : [=Ei tAt tu

i--- :-T* -E-

! ! - : : rL lX ; d/ .3

I - r , I i : :=El 'eI ( ; : i ,o>; / , t r l

i , ;g i7:Bi '5 ' ti^ T X q)

l tFt__ _-i l

t -i o l io

i gE iBi 7 ' - ir-+-----t--

i : lgE.i lQ ( \

i _ i& a;Ei spiE FtP! Ei : I I EEPi , iEi} ss.--i - lE 55=t

- t t oool*

I = i - -

r @

i * ig EPei^o.-{r :N^, '

i ' *g l| ;=roI t .F 5l*I r - : l

6!:

-2 ^ - ;

*J:u:* ;- -?_q, i i

-

. ' i .^ .o d j

i2:1i?i

c..

$

cc,

v

IEIcC'f-c.E

c(U

l:

$]C

8.

ooca)

C(Jx

0)F

c(trJ

.9oo

o)$

c

T:

c

c

ift

Jq

J

o)c

J

x c-o-(D o

:=J :

c(I,

c(D

n'@

q)f

vC(o

'o0)c.o$Co

co$-ooo

5r!( X*;Ei lFkxi 5i r \+{" i 10 v 'z q v

r-E

g

coN

o*E

otr5

(E

(o

ft

o

5ooE

1

E@Olcq)

E

:f

@

0)

c(Ug? $i

---l:.._f.____

r:

a(}.N

mEqrC

;IJo) :l

2-6

(il

( t

r i,)

: f l

{JOa-u

"9t! r r

Eu,qrc

t)

:!

s .r{

Yf' -I to-a@

C

ie F ,q i - i EA

ieu t*qg tfi. Ess itii:i tg €FF; EiE EtiI is€frii *$ #Eeg f ;gE tp!$iFF$f ii5g ErEd €EP P*EFi=E[;lg; E&sg gE& ggeg l3[b;

g; gf eE' * ' i$a8g €H 5pE be i tnge g; i ggg. gg ig[oooo

i(

: :a _y.ol-

d)F

f-*.---

r!

c-

, li , __r_--_-

r____r ; .2 il t - -l$s g dt .* t$!€rr F Ha o i {lX I c; 6 a) c !RlY

- - v

- - 6 !vr lhi f l t 6,= 9!lo ' +x n iL-

i=E ed- *sc -U- isF

cd

E3

- l \-( I1vI

o; iJ:uL>:o5-c. t r

nd\

i *Q P E' . r6-d gnF:J---€v-z=vE (v)( r>cv=

u,co

_oLA

\v?

v

-Q Y

- qJ(J)€n(h* w

699- :_y\uEjJ:

3e3g #

iI

L

q($

o

-qo(h

$

'lc$T:0)

cTUarlp

{)ra

ig_lcF sl$ e.eI t e eii _e b.lo:l(r)

q(:(D

6o-EoY

ACER
Typewritten text
90
Page 107: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 108: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 109: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
ACER
Typewritten text
93
Page 110: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 7 PURWOREJO

Kelas / Semester : VII / II ( Dua )

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi Waktu : 3 x 40’

A. Standar Kompetensi :

4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.

B. Kompetensi Dasar :

4.1 Membanding-kan sifat fisika dan sifat kimia zat

C. Indikator :

Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisika dan kimia zat.

Mengklasifikasikan perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan

sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :

1. Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisika dan kimia zat.

2. Mengklasifikasikan perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan

sehari-hari

3. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan perubahan fisika dan

perubahan kimia dan mengkomunikasikannya.

4. Membandingkan karakteristik perubahan kimia dan perubahan fisika.

E. Karakter yang diharapkan

Disiplin (Discipline)

Rasa hormat dan perhatian

Tanggung jawab

Kerjasama

Page 111: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

95

F. Materi Pokok

Sifat Zat

Sifat zat dibedakan menjadi dua yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika

merupakan sifat materi yang dapat dilihat secara langsung dengan indra. Sifat

fisika antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis,

kekerasan, kelarutan, kekeruhan, dan kekentalan.

1. Sifat Fisika

Sifat fisika merupakan sifat materi yang dapat dilihat secara langsung dengan

indra. Sifat fisika antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa

jenis, kekerasan, kelarutan, kekeruhan, dan kekentalan.

a. Wujud zat

Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Kamu telah mempelajari

sifat-sifat zat padat, cair, dan gas. Perbedaan sifat zat padat, zat cair dan zat gas

ada pada tabel berikut.

No Zat Padat Zat Cair Zat Gas

1 Mempunyai bentuk

dan volume tertentu.

Bentuk tidak tetap

bergantung

wadahnya, volume

tertentu.

Tidak mempunyai bentuk

dan volume tertentu,

bergantung tempatnya

2 Jarak antarpartikel

sangat rapat

Jarak antarpartikel

agak renggang.

Jarak antarpartikel sangat

renggang.

3 Partikel-partikelnya

tidak dapat bergerak

bebas

Partikel-partikelnya

dapat bergerak

bebas.

Partikel-partikelnya dapat

bergerak sangat cepat

b. Warna

Setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Warna merupakan sifat

fisika yang dapat kamu amati secara langsung. Warna yang dimiliki suatu benda

Page 112: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

96

merupakan ciri tersendiri yang membedakan antara zat satu dengan zat lain.

Misal, susu berwarna putih, karbon berwarna hitam, paku berwarna kelabu pudar

dan lain–lain.

c. Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan terjadi pada zat cair. Kekeruhan cairan disebabkan adanya partikel

suspensi yang halus. Jika sinar cahaya dilewatkan pada sampel keruh maka

intensitasnya akan berkurang karena dihamburkan. Hal ini bergantung

konsentrasinya. Alat untuk mengetahui intensitas cahaya pada zat cair yang keruh

ini atau untuk mengetahui tingkat

kekeruhan disebut turbidimetry.

d. Kekentalan (Viskositas)

Kekentalan atau viskositas adalah ukuran ketahanan zat air untuk mengalir.

Untuk mengetahui kekuatan mengalir (flow rate) zat cair digunakan viskometer.

Flow rate digunakan untuk menghitung indeks viskositas. Aliran atau viskositas

suatu cairan dibanding dengan aliran air memberikan viskositas relatif untuk

cairan tersebut. Angka pengukuran viskositas relatif cairan disebut dengan indeks

viskositas. Indeks viskositas dapat dirumuskan seperti berikut.

2. Sifat Kimia

Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain

mudah terbakar, mudah busuk, dan korosif. Sifat-sifat ini karakteristik

a. Mudah terbakar

Pernahkah kamu menyalakan kembang api? Saat kamu membakar kembang

api maka dengan segera akan terjadi nyala warna-warni yang indah. Pada

peristiwa ini terjadi perubahan kimia. Pada mulanya kembang api dibuat dari

campuran antara kalium nitrat (KNO3) , belerang dan arang kayu. Namun

sekarang kembang api telah dibuat dengan warna-warni, yaitu dari strontium dan

Page 113: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

97

litium (warna merah),natrium (warna kuning), barium (warna hijau), dan tembaga

(warna biru). Contoh lain yang mudah terbakar adalah fosfor. Fosfor dapat

terbakar bila kena udara, membentuk senyawa fosfor oksida. Oleh karena itu

fosfor disimpan di dalam air. Fosfor dimanfaatkan untuk membuat korek api.

b. Mudah busuk

Jika buah dan sayur dibiarkan di udara terbuka maka lama kelamaan buah dan

sayur tersebut akan membusuk. Buah dan sayur yang busuk akan menimbulkan

bau yang tidak sedap. Proses pembusukan ini karena adanya mikroorganisme.

c. Korosif

Perkaratan atau korosi merupakan peristiwa rusaknya logam oleh pengaruh

lingkungan, yaitu adanya oksigen dan kelembapan. Besi adalah salah satu contoh

logam yang mudah berkarat. Pada proses korosi terbentuk zat yang jenisnya baru

yaitu karat. Gejala yang tampak pada korosi adalah terjadi perubahan warna. Pada

umumnya logam bersifat orosif kecuali emas, platina, dan air raksa.

G. Metode Pembelajaran

Metode :

1. Two Stay – Two Stray

2. Demonstrasi

Model Pembelajaran :

1. Kooperatif

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 : ( 2 x 40’ )

No KegiatanWaktu

(menit)

1. Pendahuluan

1. Pembukaan

Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

10’

Page 114: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

98

2. Apersepsi

Bagaimana proses kelarutan gula pasir jika

dilarutkan dengan air es dan air panas? Cepat

larut mana?

3. Motivasi

Apa manfaat perubahan fisika dan kimia dalam

kehidupan sehari – hari.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Siswa bersama guru membangun diskusi kelas

tentang sifat kimia dan fisika zat..

2) Siswa dijelaskan tentang sifat kimia dan fisika zat

3) Siswa menyebutkan macam – macam sifat kimia

dan fisika zat.

b. Elaborasi

1. Guru membagi siswa dalam kelompok –

kelompok kecil yang terdiri dari 4 anak

berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin.

2. Guru menginformasikan kepada siswa tentang

kontrak belajar selama diskusi dan mengarahkan

kepada masing-masing kelompok tentang tugas-

tugas untuk masing-masing kelompok.

3. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa.

4. Peserta didik mendiskusikan dengan

kelompoknya mengenai sifat fisika dan kimia zat

dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.

5. Guru memantau kegiatan belajar siswa selama

diskusi berlangsung dan membantu kelompok

siswa yang merasa kesulitan dalam

60’

Page 115: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

99

menyelesaikan tugas.

6. Dua anggota dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan masing-masimg

bertamu ke kelompok lain untuk bertukar

pendapat dengan kelompok lain.

7. Dua anggota kelompok yang tinggal dalam

kelompok bertugas mensharing informasi dan

hasil kerja mereka ke tamu mereka.

8. Tamu mohon diri dan kembali ke

kelompoknyanya masing-masing dan melaporkan

apa yang mereka temukan dari kelompok lain dan

membandingkan dengan hasil pekerjaan mereka.

9. Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari

hasil diskusi mereka kemudian membuat laporan

kelompok dan dikumpulkan kepada guru.

10.Guru memenggil nomor kelompok secara acak

dan perwakilan peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi kelompok secara bergantian

11. siswa dari kelompok lain bertanya tentang materi

yang tidak sesuai dengan hasil kelompoknya.

12.Guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi hasil kerja kelompok.

13.Siswa bertanya kepada guru tentang materi

pelajaran yang belum dipahami.

14.Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

yang menjawab benar.

c. Konfirmasi

1. siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan

Page 116: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

100

guru.

2. guru dan siswa membahas latihan soal tersebut

dengan singkat.

3. Guru menyimpulkan pelajaran

3. Penutup

1. Siswa diberi ttugas rumah.

2. Siswa diberi informasi tentang materi yang akan

diberikan informasi tentang materi yang akan

diberikan di pertemuan selanjutnya.

3. Salam penutup dari guru.

10’

Pertemuan ke-2 : (1 X 40 menit)

No KegiatanWaktu

(menit)

1. Pendahuluan

1. Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

2. Siswa bersama guru menggulas kembali mataeri

yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya .

10’

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1. Siswa kembali ke kelompoknya masing –

masing

2. Siswa bersama teman satu kelompoknya

mendiskusikan kembali materi sifat fisika dan

kimia zat.

3. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya

dan mempresentasikan ke depan kelas.

25’

Page 117: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

101

b. Elaborasi

1. Guru memanggil kelompok secara acak untuk

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

2. Kelompok yang dipanggil maju ke depan dan

mempresentasikan hasil diskusi dari

kelompoknya.

3. Kelompok lain bertanya tentang materi yang

belum jelas.

4. Kelompok selanjutnya dipanggil oleh guru

sampai semua kelompok maju ke depan dan

mempresentasikan hasil kerja mereka.

5. Guru menilai presentasi siswa.

6. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang

materi yang telah dibahas sebelumnya.

c. Konfirmasi

1) Siswa mengumpulkan hasil diskusi.

2) Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru.

3. Penutup

1. Siswa diberi informasi tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

2. Salam doa dan penutup.

5’

I. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

1. Sumber/Bahan Pembelajaran :

a. Lks MGMP Purworejo

b. BSE Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs VII karangan Wasis dan

Sugeng Yuli Irianto, Depdiknas

c. BSE Ilmu pengetahuan alam karangan Teguh Sugiyarto dan Eny

Ismawati,.

Page 118: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

102

2. Alat/media Pembelajaran :Lembar kerja siswa dan bahan-bahan

laboratorium.

J. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

a. Aspek kognitif, antara lain :

1) Kemampuan menjawab/menyelesaikan soal

2) Kemampuan menjawab/menyelesaikan tugas

3) Kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas

4) Kemampuan daya serap materi pelajaran

b. Aspek psikomotorik, antara lain :

1) Aktivitas dalam proses pembelajaran

2) Keterampilan bekerja sama di dalam kelompok belajar

3) Keaktifan dalam kelompok

c. Aspek afektif, antara lain :

1) Sikap perhatian terhadap materi/bahan ajar

2) Motivasi/kesungguhan dalam proses pembelajaran

3) Kedisiplinan selama proses pembelajaran

4) Kerapian dan kesopanan dalam proses belajar

2. Jenis Penilaian

a. Penilaian non tes :

Untuk aspek psikomotorik dan afektif

b. Penilaian dengan tes :

Ulangan harian

Tugas individu/kelompok

3. Instrument penilaian : (lampiran 1)

4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥68

5. Tindak lanjut :

Page 119: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
ACER
Typewritten text
103
Page 120: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

104

Lampiran 1.

SOAL TES AKHIR SIKLUS I

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep: 1. Membandingkan Sifat Fisika dan Kimia zat

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar pada

lembar jawab.

B. Soal

1. Sifat zat dibedakan menjadi dua yaitu....

a. Sifat kimia dan sifat fisika

b. Sifat fisis dan sifat biologi

c. Sifat kimia dan sifat biologi

d. Sifat fisis dan sifat fisika

2. Sifat yang berkaitan dengan kemampuan zat tersebut untuk bereaksi

membentuk zat lain adalah.....

a. Sifat fisika

b. Sifat biologi

c. Sifat fisis

d. Sifat kimia

Page 121: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

105

3. Diantara sifat berikut yang termasuk sifat kimia zat adalah...

a. Kekeruhan

b. Kekentalan

c. Mudah berkarat

d. Dapat menghantarkan panas

4. Berikut ini yang bukan sifat fisika zat adalah....

a. Massa jenis

b. Kekentalan

c. Kekeruhan

d. Mudah meledak (explosive)

5. Perhatikan pernyataan dibawah ini

1) Suhu

2) Volume

3) Ukuran zat terlarut

4) Pengadukan

5) Jenis pelarut

Data di atas yang mempengaruhi kelarutan suatu zat dalam pelarut

tertentu adalah

a. 1, 2 dan 5

b. 1, 2,3 dan 4

c. 1,2,4, dan 5

d. 1,2,3, dan 5

Page 122: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

106

6. Suhu zat cair saat mendidih disebut....

a. Titik beku

b. Titik didih

c. Titik uap

d. Titik leleh

7. Gula dapat larut dalam air, sedangkan pasir tidak dapat larutdi air. Hal

ini menunjukkan sifat fisika zat, yaitu….

a. Kekeruhan (turbidity)

b. Korosif

c. Kelarutan

d. Viskositas

8. Uranium, magnesium, dan natrium merupakan senyawa kimia yang

dapat….

a. Terbakar

b. Viskositas

c. Explosive

d. Korosif

9. Lilin jika dinyalakan akan meleleh. Hal ini menunjukkan sifat zat

yaitu…..

a. Sifat fisika

b. Sifat kimia

c. Sifat biologi

Page 123: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

107

d. Sifat korosif

10. Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan disebut…..

a. Turbidimetry

b. Viskometer

c. Amperemeter

d. Dinamometer

Page 124: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

108

KUNCI JAWABAN

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep : 1. Membandingkan Sifat Fisika dan Kimia Zat

B. SOAL

1. A 6. B

2. D 7. C

3. C 8. C

4. D 9. B

5. B 10. A

Page 125: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMP N 7 PURWOREJO

Kelas / Semester : VII / II ( Dua )

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi Waktu : 3 x 40’

A. Standar Kompetensi :

4. Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.

B. Kompetensi Dasar :

4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan

sifat fisika dan kimia zat.

C. Indikator :

Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel

dan titik didih.

Melakukan percobaan penjernian air dengan tehnik sederhana.

Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesuai

dengan metode yang dipilih (penyaringan, destilasi, penguapan dan

sublimasi).

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :

1. Menjelaskan dasar pemisahan campuran berdasarkan ukuran partikel

dan titik didih.

2. Melakukan percobaan penjernian air dengan tehnik sederhana.

3. Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesuai

dengan metode yang dipilih (penyaringan, destilasi, penguapan dan

sublimasi).

E. Karakter yang diharapkan

Disiplin (Discipline)

Rasa hormat dan perhatian

Page 126: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

110

Tanggung jawab

Kerjasama

F. Materi Pokok

Pemisahan campuran

Campuran dapat tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa. Komponen-

komponen penyusun suatu campuran tersebut dapat dipisahkan berdasarkan sifat

fisika zat penyusunnya. Contoh campuran antara lain udara, air laut, dan minyak

mentah. Macam penisahan campuran adalah sebagai berikut.

1. Filtrasi (Penyaringan)Pemisahan campuran dengan memperhatikan perbedaan kelarutan juga

dapat dilakukan dengan penyaringan (filtrasi). Contoh, kita hendak

memisahkan campuran garam dan pasir. Langkah yang kita tempuh adalah

memberikan air pada campuran tersebut. Air merupakan zat pelarut untuk zat-

zat yang memiliki sifat terlarut. Dalam hal ini garam dapat dilarutkan oleh air,

sedangkan pasir tidak. Melalui proses penyaringan pasir akan tertinggal,

sedangkan air garam lolos dari saringan tersebut. Zat yang tertahan dan

tertinggal di kertas saring disebut residu. Cairan yang dapat lolos dari kertas

saring dinamakan filtrat.

2. Penyulingan (Destilasi)Penyulingan atau destilasi adalah proses pemisahan campuran zat cair

yang didasarkan pada perbedaan titik didih zat. Proses pemisahan campuran

dengan cara penyulingan dilakukan dengan dua proses, yaitu penguapan dan

pengembunan. Contoh pemisahan campuran dengan cara destilasi, yaitu

memperoleh bensin dari campuran antara air dan bensin

3. KristalisasiZat padat tidak dapat dipisahkan dari larutan dengan cara disaring. Zat

padat, seperti gula dan garam yang terlarut dalam air dapat dipisahkan dari

larutannya dengan cara penguapan dan terjadi kristalisasi. Petani garam

mendapatkan garam dengan cara menguapkan air laut.

Page 127: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

111

4. SublimasiPemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan pada zat-zat yang dapat

menyublim. Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat menjadi gas

atau sebaliknya. Zat yang dapat menyublim, antara lain: kapur barus, iodin,

kafein dan lain-lain.

5. KromatografiProses pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan

merambat antara partikel-partikel zat yang dicampur pada suatu medium

disebut kromatografi Kegiatan yang dapat kamu lakukan, misal bagaimana

memisahkan campuran warna hitam ? Tinta hitam merupakan campuran

beberapa warna. Pemisahan warna hitam menjadi warna-warna penyusunnya

dapat dilakukan dengan kromatografi

G. Metode Pembelajaran

Metode :

1. Two Stay – Two Stray

2. Eksperimen

3. Ceramah

4. Diskusi kelompok

Model Pembelajaran :

1. Kooperatif

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 : ( 2 x 40’ )

No KegiatanWaktu

(menit)

1. Pendahuluan

1. Pembukaan

Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

2. Apersepsi

10’

Page 128: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

112

Apa yang terjadi jika ada pasir yang dicampur

dengan air pada suatu gelas?, bagaimana cara

pemisahannya?

3. Motivasi

Apa manfaat campuran dan pemisahan

campuran dalam kehidupan sehari-hari .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Siswa bersama guru membangun diskusi kelas

tentang manfaat proses pemisahan campuran.

2) Siswa dijelaskan tentang dasar atau prinsip

pemisahan campuran.

3) Siswa menyebutkan macam-macam pemisahan

campuran.

b. Elaborasi

1. Guru membagi siswa dalam kelompok –

kelompok kecil yang terdiri dari 4 anak

berdasarkan nilai akademis dan jenis kelamin.

2. Siswa melakukan percobaan pemisahan

campuran yang meliputi penyaringan,

penguapan, sublimasi, dan kromatografi dengan

cara diundi.

3. Ketua kelompok mengambil undian materi yang

disiapkan guru.

4. Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan

sesuai dengan tugas masing-masing.

5. Guru membacakan aturan dan prosedur

percobaan, serta memberitahukan aspek

penilaian dalam percobaan ini.

60’

Page 129: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

113

6. Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan

percobaan dan lembar percobaan.

7. Siswa mulai melakukan percobaan pemisahan

campuran.

8. Siswa menganalisis hasil kerja dan mencatat

dalam lembar kerja yang telah diberikan guru.

9. Siswa bersama teman satu kelompok

mendiskusikan hasil kerja dan membuat

kesimpulan.

10.Dua anggota dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan masing-masimg

bertamu ke kelompok lain untuk bertukar

pendapat dengan lain.

11.Dua anggota kelompok yang tinggal dalam

kelompok bertugas mensharing informasi dan

hasil kerja mereka kepada tamu mereka.

12.Tamu mohon diri dan kembali ke

kelompoknyanya masing-masing dan

melaporkan apa yang mereka temukan dari

kelompok lain dan membandingkan dengan hasil

pekerjaan mereka.

13.Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari

hasil diskusi mereka kemudian membuat laporan

kelompok dan dikumpulkan kepada guru.

14.Guru memenggil nomor kelompok secara acak

dan perwakilan peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi kelompok secara bergantian

15.Siswa dari kelompok lain bertanya tentang

materi yang tidak sesuai dengan hasil

Page 130: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

114

kelompoknya.

16.Guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi hasil kerja kelompok.

17.Guru memberikan penghargaan pada kelompok

yang terbaik

c. Konfirmasi

1. Siswa menarik kesimpulan tentang materi yang

telah dipelajari.

2. Siswa menanyakan tentang materi yang belum

dipahami

3. Penutup

1. Siswa diberi tugas kelompok sesuai dengan

kelompok awal untuk membuat alat untuk

penjerniaan air dengan tehnik yang sederhana..

2. Siswa diberi informasi tentang materi yang akan

diberikan informasi tentang materi yang akan

diberikan di pertemuan selanjutnya.

3. Salam penutup dari guru.

10’

Pertemuan ke-2 : (2 x 40’)

No KegiatanWaktu

(menit)

1. Pendahuluan

1. Siswa disapa dan diabsen kehadirannya.

2. Siswa diberi informasi mengenai kegiatan hari

pembelajaran yang akan di mulai.

10’

Page 131: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

115

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

Siswa melakukan percobaan sederhana penjernihan

air dengan tehnik sederhana dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Siswa menyiapkan alat dan bahan percobaan

bersama kelompoknya.

2) Guru membacakan aturan dan prosedur

percobaan, serta memberitahukan aspek

penilaian dalam percobaan ini.

3) Siswa Setiap kelompok Siswa diberi panduan

percobaan dan lembar percobaan.

b. Elaborasi

1) Siswa mulai melakukan percobaan penjernihan

air.

2) Siswa saling bekerjasama dalam melakukan

percobaan.

3) Siswa berdiskusi satu kelompok menganalisis

hasil percobaan tentang keunggulan dan

kekurangan dari alat yang mereka buat.

4) Dua anggota dari masing-masing kelompok

meninggalkan kelompoknya dan masing-

masimg bertamu ke kelompok lain untuk

bertukar pendapat dengan lain.

5) Dua anggota kelompok yang tinggal dalam

kelompok bertugas mensharing informasi dan

hasil kerja mereka ke tamu mereka.

6) Tamu mohon diri dan kembali ke

kelompoknyanya masing-masing dan

60’

Page 132: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

116

melaporkan apa yang mereka temukan dari

kelompok lain dan membandingkan dengan

hasil pekerjaan mereka.

7) Siswa satu kelompok membuat kesimpulan dari

hasil diskusi mereka kemudian membuat

laporan kelompok dan dikumpulkan kepada

guru.

8) Guru memenggil nomor kelompok secara acak

dan perwakilan peserta didik mempresentasikan

hasil diskusi kelompok secara bergantian

9) siswa dari kelompok lain bertanya tentang

materi yang tidak sesuai dengan hasil

kelompoknya.

10) Guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi hasil kerja kelompok.

c. Konfirmasi

1) Siswa mengumpulkan hasil percobaan.

2) Siswa dan guru menyimpulkan hasil percobaan.

3) Evaluasi bab pemisahan campuran.

3. Penutup

1. Siswa diberi informasi tentang materi yang akan

dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

2. Salam doa dan penutup.

10’

I. Sumber/Bahan/Alat Pembelajaran

1. Sumber/Bahan Pembelajaran :

a. Lks MGMP Purworejo

Page 133: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

117

b. BSE Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs VII karangan Wasis dan

Sugeng Yuli Irianto, Depdiknas

c. BSE Ilmu pengetahuan alam karangan Teguh Sugiyarto dan Eny

Ismawati,.

2. Alat/media Pembelajaran :Lembar kerja siswa dan bahan-bahan

laboratorium.

J. Penilaian

1. Aspek yang dinilai :

a. Aspek kognitif, antara lain :

1) Kemampuan menjawab/menyelesaikan soal

2) Kemampuan menjawab/menyelesaikan tugas

3) Kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas

4) Kemampuan daya serap materi pelajaran

b. Aspek psikomotorik, antara lain :

1) Aktivitas dalam proses pembelajaran

2) Keterampilan bekerja sama di dalam kelompok belajar

3) Keaktifan dalam kelompok

c. Aspek afektif, antara lain :

1) Sikap perhatian terhadap materi/bahan ajar

2) Motivasi/kesungguhan dalam proses pembelajaran

3) Kedisiplinan selama proses pembelajaran

4) Kerapian dan kesopanan dalam proses belajar

2. Jenis Penilaian

a. Penilaian non tes :

Untuk aspek psikomotorik dan afektif

b. Penilaian dengan tes :

Ulangan harian

Tugas individu/kelompok

3. Instrument penilaian : (lampiran 1)

Page 134: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
ACER
Typewritten text
118
Page 135: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

119

SOAL TES AKHIR SIKLUS II

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 20 menit

Konsep/Sub-Konsep: 1. Melakukan pemisahan campuran

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar pada

lembar jawab.

B. Soal

1. Di bawah ini yang merupakan macam pemisahan campuran yang benar

adalah.....

a. Filtrasi , kristalisasi, deposisi

b. Filtrasi , evaporasi, kromatografi

c. Evaporasi, kristalisasi, kondensasi

d. Kristalisasi, kondensasi, filtrasi

2. Metode campuran yang digunakan untuk memisahkan padatan yang

ukurannya cukup kecil dan tersebar merata dalam cairan disebut.......

a. Filtrasi

b. Sentrifugasi

c. Kromatografi

Page 136: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

120

d. Destilasi

3. Perhatikan tabel berikut!

NNo

Metode Pemisahan Aplikasi Dalam Kehidupan

11

Destilasi Pembuatan garam dapur

22

Kromatografi Pemisahan warna tinta

33

Filtrasi Penjernihan air oleh PAM

44

Kristalisasi Pemisahan bensin dari air

Pasangan tabel berikut yang tepat adalah.....

a. 1dan 2

b. 1 dan 4

c. 2 dan 3

d. 3 dan 4

4. Metode pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan daya absorbsi

zat –zat penyusun campuran dengan permukaan zat iner ( tidak mudah

bereaksi secara kimia ) adalah ......

a. Filtrasi

b. Destilasi

c. Kromatografi

d. Sublimasi

5. Pemisahan campuran air garam sehingga diperoleh garam dapat

dilakukan didasarkan pada ......

a. Titik lebur

Page 137: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

121

b. Tirik didih

c. Titik uap

d. Titik beku

6. Zat berikut ini yang dapat dipisahkan dari zat pengotornya melalui

sublimasi adalah.....

a. Kapur barus

b. Gula pasir

c. Air

d. Garam dapur

7. Penggunaan arang pada penjernihan air bertujuan untuk....

a. Filtrat dalam penyaringan

b. Menghilangkan bau

c. Menahan kotoran yang terbawa bersama air

d. Sebagai koagulan pada air

8. Proses pembuatan minyak kayu putih menggunakan metode....

a. Destilasi

b. Sublimasi

c. Kromatografi

d. Sentrifugasi

9. Padatan yang tertinggal pada kertas saring, pada proses filtrasi

disebut....

a. Filtrat

Page 138: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

122

b. Solid

c. Residu

d. Filtrasi

10. Proses pemisahan campuran dengan menggunakan magnet bertujuan

untuk memisahkan....

a. Benda nonmagnetis dengan nonmagnetis

b. Benda magnetis dengan feromagnetik

c. Benda non magnetis dengan diamagnetik

d. Benda magnetis dengan nonmagnetis

Page 139: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

123

KUNCI JAWABAN

TES AKHIR SIKLUS II

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep: 1. Melakukan Pemisahan campuran

B. SOAL

1. B 6. A

2. A 7. B

3. C 8. A

4. C 9. C

5. C 10. D

Page 140: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

124

LEMBAR KERJA SISWASifat Fisika Dan Sifat Kimia Zat

KELOMPOK : Hari/ tanggal :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

A. PROSEDUR KERJA

1. Isilah nama kelompok dan nama anggota kelompok !

2. Diskusikanlah permasalahan tentang sifat fisika dan kimia yang diberikan guru dengan teman kelompok kalian!

3. Siapkan dua anggota kelompok untuk bertugas menjadi tamu ( stray) dan dua aggota kelompok untuk menerima tamu.

Usahakan yang menerima tamu menguasai materi yang didiskusikan.

4. Waktu untuk kalian berdiskusi 15 menit dan waktu untuk bertamu hanya 10 menit!

5. Lakukan diskusi ini dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

Page 141: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

125

B. BAHAN DISKUSI

1. Apa yang anda ketahui tentang sifat fisika dan sifat kimia?

Jawab :

2. Sebutkan contoh – contoh sifat kimia yang kalian ketahui !.

Jawab :

3. Sebutkan contoh – contoh sifat fisika yang kalian ketahui !

Jawab :

Page 142: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

126

4. Dari tabel di bawah diskusikanlah dengan teman satu kelompok peristiwa – peristiwa yang termasuk kedalam sifat kimia dan

sifat fisika!

Tabel sifat fisika dan kimia zat

No Peristiwa dalam Kehidupan Sehari-hari Sifat Zat Karakteristik sifat

1 Es mencair Sifat fisika Wujud

2 Besi berkarat

3 Lilin meleleh jika dibakar.

4 Oli lebih kental dari pada minyak, namun minyak lebih

kental dari air.

5 Gula rasanya manis, garam asin, dan obat pahit

6 Teh dapat larut dalam air panas

7 Roti yang dibiarkan begitu saja lama kelaman busuk

8 Almunium adalah logam yang sering digunakan untuk

peralatan memasak

9 Air yang kita minum, nasi yang kita makan dan udara

yang kita hirup memiliki bentuk yang berbeda-beda

10 Besi dan baja dapat dengan mudah ditarik oleh magmet

dari pada kayu

Page 143: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

127

11 Petani menggunkan pestisida dan insektisida untuk

mem,bunuh hama tanaman padi.

12 Alcohol mendidih pada suhu 78oC, oksigen pada suhu -

183oC, dan air mendidih pada suhu 100 oC

13 Garam dan gula larut alam air, sedangkan pasir tidak

14 Bahan dasar pembuatan korek api adalah fosfor

15 Uranium, magnesium, dan natriun sering digunakan untuk

bahan dasar pembuatan bom karena sifatnya yang mudah

meledak.

16 Saat tangan kita basah, kita tidak boleh menyalakan lampu

atau barang – barang elektronik lainnya karena dapat

tersengat arus listrik.

17 Kita sering melihat botol yang terdapat gambar tengkorak,

dari gambar tersebut kita tahu bahwa minuman itu sangat

berbahaya jika di minum

18 Apel yang disimpan terlalu lama menjadi busuk

19 Bensin dan solar yang digunakan untuk bahan baker

kenaraan bermotor.

Page 144: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

128

20 Air cuka memiliki derajat keasamaan (pH) kurang dari 7,

dan sabun memiliki derajat keasaman (pH) lebih dari 7

5. Jelaskan perbedaan sifat fisika dan kimia berdasarkan pengamatan kalian !

Jawab :

**** Selamat Berjuang ****

Page 145: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

129

Panduan Praktikum

PENYARINGAN

A. TUJUAN

Memisahkan campuran denagn cara penyaringan.

B. ALAT BAHAN

Dua buah gelas kimia, kertas saring, corong kaca, butiran-butiran kapur,

dan air.

C. PROSEDUR KERJA

1. masukkan butiran-butiran kapur kedalam gelas kimia yang berisi air,

kemudian aduk hingga butiran kapur larut.

2. tuangkan larutan kapur ke dalam gelas kimia lain melalui corong kaca

yang telah dipasang di kertas saring.

3. amati campuran kapur setelah melewati kertas saring (filtrat)

D. BAHAN DISKUSI

1. Adakah bagian yang tertinggal di kertas saring?

Jawab :

2. Bagaimanakah perbedaan campuran air kapur sebelum penyaringan

dan setelah penyaringan?

Jawab :

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam proses penyaringan?

Jawab :

Jawab :

Page 146: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

130

E. KESIMPULAN

Jawab :

Page 147: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

131

Panduan Praktikum

EVAPORASI DAN KRISTALISASI

A. TUJUAN

Memisahkan campuran dengan cara evaporasi dan kristalisasi.

B. ALAT BAHAN

Piring, gelas kimia, garam,bunsen, kaki tiga, dan air.

C. PROSEDUR KERJA

1. Larutkan garam dengan air dalam gelas kimia.

2. tuangkan larutan garam dalam cawan petri

3. panaskan cawan dengan bunsen sampai seluruh air menguap.

4. amati apa yang terjadi.

D. BAHAN DISKUSI

1. Apa yang terjadi setelah air garam dipanaskan di bawah panas

matahari?

Jawab :

2. Bagaimana proses pemisahan itu terjadi?

Jawab :

E. KESIMPULAN

Jawab :

Page 148: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

132

Panduan Praktikum

SUBLIMASI

A. TUJUAN

Memisahkan campuran kapur barus dengan pasir.

B. ALAT BAHAN

1. statif 5. pasir

2. gelas kimia 6. kapur barus

3. cawan 7. es batu

4. Bunsen

C. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!.

2. Masukkan campuran pasir dan kapur barus dalam gelas kimia!

3. Nyalakan Bunsen dan panaskan campuran sampai terjadi penguapan!

4. tutuplah gelas kimia dengan cawan yang es batu!

5. Setelah beberapa saat, amati zat apa yang menempel pada cawan

bagian dalam!

D. BAHAN DISKUSI

1. Zat apa yang tertinggal pada cawan bagian dalam?

Jawab :

2. Bagaimana proses pemisahan itu terjadi?

Jawab :

E. KESIMPULAN

Jawab :

Page 149: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

133

Panduan Praktikum

KROMATOGRAFI

A. TUJUAN

Pemisahan warna tinta .

B. ALAT BAHAN

1. tinta hitam

2. gelas kimia

3. kertas saring

4. air

C. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan!.

2. ambil kertas saring kemudian potong seperti pita, kemudian garis

tipis menggunakan pensil 2 cm dari ujung.

3. Teteskan tinta kertas saring, dan tunggu hingga kering!

4. isilah gelas kimia dengan air hingga ¼ bagian.

5. celupkan kertas saring kedalam air sedalam 1cm, usahakan tetesan

tinta tidak tecelup dalam air dan kertas dalam keadaan tegak!

6. amati warna yang terjadi pada tetesan setelah beberapa saat!

D. BAHAN DISKUSI

1. Apa yang dapat kalian amati pada noda berwarna yang terkena air?

Jawab :

2. warna apa saja yang terjadi pada titik noda warna merah?

Jawab :

Page 150: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

134

3. Warna apa saja yang terjadi pada titik noda warna hitam?

Jawab :

4. Warna apa saja yang terjadi pada titik noda warna Biru?

Jawab :

E. KESIMPULAN

Jawab :

Page 151: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

135

KISI – KISI TES AKHIR SIKLUS I

KompetensiDasar

Materi Indikator Bentuk Soal JumlahSoal

Membanding-kan sifatfisika dansifat kimia zat

Sifat fisikadan sifatkimia

- Melakukanpercobaantentangperubahan fisikadan perubahankimia

Pilihan Ganda 6

- Mengidentifikasiperistiwaperubahan fisikadan perubahankimia dalamkehidupansehari-hari

Pilihan Ganda 4

Jumlah 10

Pedoman Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

(Suharsimi Arikunto, 2005:76)

Page 152: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

136

Nama : …………………

No : …………………

SOAL TES AKHIR SIKLUS I

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep : 1. Membandingkan Sifat Fisika dan Sifat Kimia Za

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar pada

lembar jawab.

B. Soal

1. Sifat zat dibedakan menjadi dua yaitu....

a. Sifat kimia dan sifat fisika

b. Sifat fisis dan sifat biologi

c. Sifat kimia dan sifat biologi

d. Sifat fisis dan sifat fisika

2. Sifat yang berkaitan dengan kemampuan zat tersebut untuk bereaksi

membentuk zat lain adalah.....

a. Sifat fisika

b. Sifat biologi

c. Sifat fisis

d. Sifat kimia

Page 153: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

137

3. Diantara sifat berikut yang termasuk sifat kimia zat adalah...

a. Kekeruhan

b. Kekentalan

c. Mudah berkarat

d. Dapat menghantarkan panas

4. Berikut ini yang bukan sifat fisika zat adalah....

a. Massa jenis

b. Kekentalan

c. Kekeruhan

d. Mudah meledak (explosive)

5. Perhatikan pernyataan dibawah ini

1) Suhu

2) Volume

3) Ukuran zat terlarut

4) Pengadukan

5) Jenis pelarut

Data di atas yang mempengaruhi kelarutan suatu zat dalam pelarut

tertentu adalah

a. 1, 2 dan 5

b. 1, 2,3 dan 4

c. 1,2,4, dan 5

d. 1,2,3, dan 5

Page 154: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

138

6. Suhu zat cair saat mendidih disebut....

a. Titik beku

b. Titik didih

c. Titik uap

d. Titik leleh

7. Gula dapat larut dalam air, sedangkan pasir tidak dapat larutdi air. Hal

ini menunjukkan sifat fisika zat, yaitu….

a. Kekeruhan (turbidity)

b. Korosif

c. Kelarutan

d. Viskositas

8. Uranium, magnesium, dan natrium merupakan senyawa kimia yang

dapat….

a. Terbakar

b. Viskositas

c. Explosive

d. Korosif

9. Lilin jika dinyalakan akan meleleh. Hal ini menunjukkan sifat zat

yaitu…..

a. Sifat fisika

b. Sifat kimia

c. Sifat biologi

d. Sifat korosif

Page 155: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

139

10. Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan disebut…..

a. Turbidimetry

b. Viskometer

c. Amperemeter

d. Dinamometer

Page 156: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

140

KUNCI JAWABAN

TES AKHIR SIKLUS I

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep : 1. Membandingkan Sifat Fisika dan Sifat Kimia Zat

B. SOAL

1. A 6. B

2. D 7. C

3. C 8. C

4. D 9. B

5. B 10. A

Page 157: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

141

KISI – KISI TES AKHIR SIKLUS II

KompetensiDasar

Materi Indikator Bentuk Soal JumlahSoal

Melakukanpemisahancampurandengan berbagicaraberdasarkansifat fisika dansifat kimia

PemisahanCampuran

- Menjelaskandasarpemisahancampuranberdasarkanukuran partikeldan titik didih

Pilihan Ganda 4

- Melakukanpercobaanpenjernihan airdengan tekniksederhana

Pilihan Ganda 2

- Melakukanpercobaanuntukmemisahkancampuran yangsesuai denganmetode yangdipilih (penyaringan,destilasi,penguapan dansublimasi )

Pilihan Ganda 4

Jumlah 10

Pedoman Penskoran

Alternatif Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

(Suharsimi Arikunto, 2005:76)

Page 158: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

142

Nama : …………………

No : …………………

SOAL TES AKHIR SIKLUS II

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep : 1. Melakukan pemisahan campuran

A. Petunjuk Mengerjakan Soal

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal.

2. Dahulukan soal yang paling mudah.

3. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar pada

lembar jawab.

B. Soal

1. Di bawah ini yang merupakan macam pemisahan campuran yang benar

adalah.....

a. Filtrasi , kristalisasi, deposisi

b. Filtrasi , evaporasi, kromatografi

c. Evaporasi, kristalisasi, kondensasi

d. Kristalisasi, kondensasi, filtrasi

2. Metode campuran yang digunakan untuk memisahkan padatan yang

ukurannya cukup kecil dan tersebar merata dalam cairan disebut.......

a. Filtrasi

b. Sentrifugasi

Page 159: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

143

c. Kromatografi

d. Destilasi

3. Perhatikan tabel berikut!

No Metode Pemisahan Aplikasi Dalam Kehidupan

1 Destilasi Pembuatan garam dapur

2 Kromatografi Pemisahan warna tinta

3 Filtrasi Penjernihan air oleh PAM

4 Kristalisasi Pemisahan bensin dari air

Pasangan tabel berikut yang tepat adalah.....

a. 1dan 2

b. 1 dan 4

c. 2 dan 3

d. 3 dan 4

4. Metode pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan daya absorbsi

zat–zat penyusun campuran dengan permukaan zat iner ( tidak mudah

bereaksi secara kimia ) adalah ......

a. Filtrasi

b. Destilasi

c. Kromatografi

d. Sublimasi

5. Pemisahan campuran air garam sehingga diperoleh garam dapat

dilakukan didasarkan pada ......

a. Titik lebur

Page 160: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

144

b. Tirik didih

c. Titik uap

d. Titik beku

6. Zat berikut ini yang dapat dipisahkan dari zat pengotornya melalui

sublimasi adalah.....

a. Kapur barus

b. Gula pasir

c. Air

d. Garam dapur

7. Penggunaan arang pada penjernihan air bertujuan untuk....

a. Filtrat dalam penyaringan

b. Menghilangkan bau

c. Menahan kotoran yang terbawa bersama air

d. Sebagai koagulan pada air

8. Proses pembuatan minyak kayu putih menggunakan metode....

a. Destilasi

b. Sublimasi

c. Kromatografi

d. Sentrifugasi

9. Padatan yang tertinggal pada kertas saring, pada proses filtrasi disebut....

a. Filtrat

b. Solid

c. Residu

Page 161: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

145

d. Filtrasi

10. Proses pemisahan campuran dengan menggunakan magnet bertujuan

untuk memisahkan....

a. Benda nonmagnetis dengan nonmagnetis

b. Benda magnetis dengan feromagnetik

c. Benda non magnetis dengan diamagnetik

d. Benda magnetis dengan nonmagnetis

Page 162: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

146

KUNCI JAWABAN

TES AKHIR SIKLUS II

Kelas : VII D Hari/Tgl. :

Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 15 menit

Konsep/Sub-Konsep : 1. Pemisahan campuran

B. SOAL

1. B 6. A

2. A 7. B

3. C 8. A

4. C 9. C

5. C 10. D

Page 163: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

147

KISI-KISI OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

SISWA

AktivitasIndikator Aktivitas Pembelajaran

JumlahItem

NoItem

1. Mental Perhatian siswa terhadapprosespembelajaran Keseriusan siswa dalam

kegiatanPembelajaran Ketertiban siswa dalam

kegiatan dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam

mengajukan pertanyaan Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan Kerjasama dengan kelompok

saat diskusi Keberanian siswa

mengutarakan pendapat

1

1

1

1

1

1

1

1

2

4

5

7

6

9

2. Fisik Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru Ketepatan siswa dalam

mengumpulkan tugas

1

1

8

10

3. Kualitas Perasaan senang siswa saatmengikuti pembelajaran

1 3

Jumlah 10

Page 164: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

148

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJARSISWA

Pengamatan : Metode Two Stay – Two StrayJumlah Siswa : 32 orangBidang Studi : IPA FisikaKelas : VII D

Petunjuk mengerjakan !I. Tulislah jumlah aktivitas siswa yang teramati pada kolom sesuai

dengan pengamatanII. Isilah kolom komentar untuk setiap komponen aktivitas siswa

dengan memberi penjelasan tentang keadaan yang teramati!1. Rendah (1 – 8 siswa)2. Sedang (9 – 16 siswa)3. Tinggi (17 – 24 siswa)4. Sangat Tinggi (25 – 32 siswa)

Grabag, Mei 2011Observer,

(..……………)

Aktivitas yang DiamatiJumlah

Aktivitas Siswayang Teramati

Komentar

1. Perhatian siswa terhadap prosesPembelajaran

2. Keseriusan siswa dalam kegiatanPembelajaran

3. Ketertiban siswa dalamPembelajaran

4. Keaktifan siswa dalam mengajukanPertanyaan

5. Keaktifan siswa dalam menjawabPertanyaan

6. Kerjasama dengan kelompok saatdiskusi

7. Keberanian siswa mengemukakanpendapat.

8. Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

9. Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

10. Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

JUMLAH

Page 165: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

149

KISI-KISI ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TWO STAY TWO STRAY

No IndikatorJumlah

Item No Item

1 Unsur Kesadaran perasaan6 3, 4, 7, 9,10, 13

2 Unsur penerimaan atauKemauan terhadappembelajaran IPAmenggunakan MetodeTwo Stay – Two Stray

45, 6, 8, 11

3 Unsur Kesenanganterhadap pembelajaranIPA menggunakan metodeTwo Stay – Two Stray

5 1,2,12,14,15

Jumlah 15

PEDOMAN PENILAIAN ANGKET SIKAP SISWA

Pilihan Jawaban Skor

YA 1TIDAK 0

Page 166: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

150

ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAPPEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE TWO STAY – TWO STRAY

Nama :No :Kelas :

Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom berdasarkan jawaban pendapatanda yang sesuai!

YA : Jika sesuai dengan sikap andaTIDAK : Jika tidak sesuai dengan sikap anda

No Pertanyaan YA TIDAK1 Saya tertarik dengan pembelajaran Fisika dengan

menggunakan metode Two Stay – Two Stray2 Saya senang dengan suasana pembelajaran Fisika

melalui metode Two Stay – Two Stray3 Pembelajaran Fisika dengan menggunakan metode

Two Stay – Two Stray membantu saya dalammemahami materi Fisika

4 Saya merasa lebih mudah menyelesaikan soal-soalfisika setelah belajar dengan metode Two Stay –Two Stray

5 Saya selalu mencatat hal-hal penting saat mengikutipelajaran Fisika

6 Saya selalu datang tepat waktu saat pelajaran Fisika7 Saya selalu mengajukan pertanyaan dalam diskusi8 Saya selalu mengerjakan soal-soal Fisika meskipun

tidak ditugaskan oleh guru9 Saya selalu menanyakan materi Fisika yang saya

anggap sulit kepada guru10 Saya selalu mengerjakan soal/tugas Fisika tepat

waktu11 Saya selalu memberikan penjelasan pada teman

yang belum paham12 Belajar dengan metode Two Stay – Two Stray

membuat saya mengerti arti bertanggung jawabdalam kelompok

13 Dengan metode Two Stay – Two Stray saya lebihmenghargai teman

14 Ketika mendemonstrasikan materi saya menjadilebih aktif dan memahami materi tersebut

15 Saya menjadi bersemangat belajar setelahmengunakan metode Two Stay – Two Stray

Page 167: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

89

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian

a. Daftar Kelompok Siklus I dan Siklus II

b. Data Hasil Ulangan dari Guru

c. Data Hasil Tes Tiap Siklus

d. Data Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siswa Siklus I

e. Data Rekapitulasi Hasil Tes Akhir Siswa Siklus II

f. Data Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

g. Data Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

h. Data Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

i. Data Hasil Angket Persepsi Siswa Siklus I

j. Data Hasil Angket Persepsi Siswa Siklus II

k. Data Kemajuan Hasil Belajar Kelompok Siklus I

l. Data Kemajuan Hasil Belajar Kelompok Siklus II

m. Absensi Tes Akhir Siklus I

n. Absensi Tes Akhir Siklus II

o. Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa

p. Daftar Foto Aktivitas Siswa

151

Page 168: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

152

PEMBAGIAN KELOMPOK

NAMA SISWA (PA) NILAI AWAL KELOMPOK

1. Deny Manangsang

2. Heru Tian A.

3. Riki Nurhuda

4. Sokma Panggih P.

5. Restu Warih W.

6. Yogi Nur Ihsan

7. Amirul Ihsan

8. Alfin Kurniawan

9. Irwar Arianto

10. Heri Iswanto

11. Setiyawan

12. Yusuf Alfiqri S.

58

68

68

68

68

68

53

63

68

58

63

67

I

II

III

III

IV

IV

V

VI

VI

VII

VIII

VIII

NAMA SISWA (PI) NILAI AWAL KELOMPOK

1. Akhadiah Hanifah

2. Fitriyatus S.D.M

3. Titik Agustina

4. Kurnia Dewi A.

5. Nofia Ayu P.

6. Wahyu Sri W

75

58

65

70

68

70

I

I

I

II

II

II

Page 169: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

153

NAMA SISWA (PI) NILAI AWAL KELOMPOK

1. Umi Salamah

2. Vivi Novita S.

3. Fifi Enggar R.

4. Nurofida

5. Dekari Arta A.

6. Dela Aprilia P.

7. Reni Agus F

8. Rahma Dwi M.

9. Wiji Fitriani N.

10. Siti Anisah

11. Siti Khatifah

12. Anggi Anti

13. Hirnanda Ria D.

14. Wiji Purwijayanti

75

65

68

63

68

65

68

68

73

74

70

58

68

73

III

III

IV

IV

V

V

V

VI

VI

VII

VII

VII

VIII

VIII

Page 170: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

154

DAFTAR KELOMPOK DISKUSI

KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3

1. Akhadiah Hanifah

2. Fitriyatus S.D.M

3. Deny Manangsang

4. Titik Agustina

1. Heru Tian A.

2. Kurnia Dewi A.

3. Nofia Ayu P.

4. Wahyu Sri W

1. Riki Nurhuda

2. Sokma Panggih P.

3. Umi Salamah

4. Vivi Novita S.

KELOMPOK 4 KELOMPOK 5 KELOMPOK 6

1. Fifi Enggar R.

2. Nurofida

3. Restu Warih W.

4. Yogi Nur Ihsan

1. Amirul Ihsan

2. Dekari Arta A.

3. Dela Aprilia P.

4. Reni Agus F.

1. Alfin Kurniawan

2. Irwar Arianto

3. Rahma Dwi M.

4. Wiji Fitriani N.

KELOMPOK 7 KELOMPOK 8

1. Heri Iswanto

2. Setiyawan

3. Siti Anisah

4. Siti Khatifah

1. Anggi Anti

2. Hirnanda Ria D.

3. Wiji Purwijayanti

4. Yusuf Alfiqri S.

Page 171: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

i";,

_.~~,\~~J!:',"'?'I"fI.-._.

Ic 0>___,Q')'-".t>.WtV~C--

"'-

f--.._---:,:.' ~~-~~~~~~-- 00000000:::;(",

'-"'-"'-".t>..c,.t>."~."'-0,0S0toto<DtotoCtV0<D<X>-.Jc»'-""".

):>».--.

"000»» =nrr.mmz~'r~ Z

£S;G)-rr:r: mG);uz).>

zs:»;Uc0o»'1J-<»

07:» c Glz~»~;>;;U:r: )..)...0;U:r:z

J:•..

;UZ»

-j(/):r:n>G)»»»»:cl

.~(n'1JZ-cZ,I> »<_,- p

~C»-rtU):::Zp,iii ;:(,)0rn:r:::! Pm(/)

(\)zz:;! ZG)oo ;:0»~"'0,0"'0"'0"'00r-"'0r:: 'n

»"'07:»"'07:»"'0::>::»'1J7»"'0::>::p"'0;>:::»'1J;>:::»"'0::>::Aspek

~~~~'\$~f~r~~~~I~I~i~~p;CAro

LL\~."':)-..,

""~IS)';u~ I"~,<::!:J

C;,(U

;u,,,,,'..

,-I-r:'I"

C:~C CDrr-

;Uw~»

c:2:7::r: ro»J',.;:0

;:0~

C7:ro

;:0'-"

C;:0:r:m);ill

ill

lPI~S>i:'.)~.D-J~I~I~~~~~IJl:;! \;J..._

~I~~~~~lJ:>~~~~~~~5)I~-iN

-iZW

~-i-i.j:>.C

GJ» -i(/)

~;Um COill ~ill ..

C:C'"d(\~'\..\~~~'-£l.-c ~.c:;()---r:~

(')--I ,_U)-_-_.-

-CC07:.> ._7:

(/)~

Iz»-c-,

_.,.;:0(l)u0::l-

I--»~ :><'"::TsrQT. :><'"

I;>:::CD

ruu~ :::!.

'"CT~ ru9-. I---0(ii'2:f-0'1!2.

•;>:::-Cll

1_',L

3Jl!,

Ic(l)

'"I

CO<0

~'"

rf'b_~-' tiX,;i

7~co ;,,~ti)

s::3mc.ru

II",

-I:t..ICZ'1JC m:t>~

-It-I

'-:t> }>

~:::I:'Z

Z~' N

0

N0..... N

ACER
Typewritten text
155
Page 172: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

z(l)3(l)(/liii'~

CA(1J

I;;0<J1

C;0:r:C'l

2::illor

-;~§;_JI_A~

r------:--~---1----j--+----+--·~--+---!---+--------l

III~U t-==------t---_--+-I--.:=-=~1_il~------1-+----~-~+--~~:------~-:~~-.-~---i._lI'iI!~z

1--~--~--4-·--+---~_!I--t--_+---_t_-_t__~_:_:I=-.-~-1'

IIiIAII\3i!~.

.!\I·-~

L_..__L._Ll~I____,_.j._~.__...l_L....~_j_'___...__~

ACER
Typewritten text
156
Page 173: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

- --T----- --l

Iii

I I!

--~~~~--_=If-----+---+-.--- ----+---1c---+----1f-----+----l-- .-_.---- __.

t:: ~

g_ +ro V

0:: + "'"_ CD

« +z :::

- ~ --UJ<C ~ 0:::J :::J -

1--(/) -f- U:::J -

co -;)Q) ClJ

0:: -en

(/) 1-«l'):::J -erf- f-

~ C")

z f-

0'11-

Ql~ ~

~r; 0::

~ Ql f--+-+-+-+-+-+-f--!-+-++-l--+-+-f--!-+-++-l--+-+--'- - 1-- - .-:c ~ ~z~f--+-1--+-+-4-~1-~-r-+~f--+-+-~-+~-~~-~-+-+-4-~+-~-r---f-~-+-~~-~z C") 0::

~ ~+-+~--+-~-~+-~-+-4-f--+-+~-+-~---+-~-+-+~~-+-4--+-~-4-~+-4-~:::J ~ :::J

31--+-+-+-l---+-+-l-I--+-+-+-+-+-4---l-~+-+-+--+-+--+--l-j-+--(-.--..------.j--+---+---j

I),.".1:c vi« ..(~ I

~ t:i«U) Z

~ '-,:::J :":.>

0 NNI.() <to0 0~ ~to I-N (-./

-- ..-

I

f------l---:----+-----+----+----+----t----+---- -1-----1-·----···--- -.------

ZN 0::

<u:;if)

U)coEroz:

(_-_,Y.r r.-r:z..._(-,

>I « ~L)o; :::J Z :c u,«, :r: « cCC i=S 0:: S (/) «:::J :::J « ~ :cf- Z C ::.::UJ :.:z I- i= 1=w W0:: 0:: (/) US USr'") "<t' I.() CD r--~ ;:;:; ;:;:; ;:;:; ;:;:;en0 0 0 0 0~ ~ ~ ,_ ~CJ) 0 N N ,..,- N N N

~-...- -..- ..- ....-~---..

o0::o:ciiQ

:r:(3(.9Zc::

~

---_ .•....._-_.__ .-

II'

, I

ACER
Typewritten text
157
Page 174: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

r_-----+------~------r_--~-_+-------f-_r~--r_+_~,--

roroQi(IJ

cro:J j'roE ,ill

::.::ina.·c.scif)

i:5l::J

i2co.a c

Z ':5. roill:-.:::

X

'ro co:cZ "'"«-t:: ;0a.co

0::: -er-«z- ::.:: ~v)« :L 0::::J ::::J -

(J) ~ :::s--'c- u G:b::::J -

I I

~-I------I---~--~------~-+~~I--+~

I

1"

(J)

0~--~-~_,--+_~_+~r_~_r_,--+_~_+--r_4-_r_,--+_~_,::::J1-

~~-+~-.r-~-+-~~4-+-r-~.-+-r-,--~

Z~--_+~}_~_+--~-~_4-~+__r_,~+__+~~d__+--~4--~-+_~

II~~ ~~ ~'~ ~I~I~~ ~1----+----+

I~~ I~~ ~~ ~~I~I~~ ~I---!----I--

I~ f--t-t-+--+--+_-t-+--+--+--+--t-~-t--t--+-t--t--+I--+--+-I

I I~ I I] I5 Q) --+-~--1--+-_r---+--+-_+--r-~-+--r-~-+--}_~_+--}_~!~-~ :L ::::J I5 ------.--+--+--+--+ --t-f--t-+-+--t--+--t-~-+--+-+--+---1--l

'J> __ .•. _. -- ---I- _-+--!-~I--+-_+'-f-+-+-

~ ~--I·--+-+-+--t-+--+~r_-t:::-+--l

i

cot;

C7iroEeoz

._-----_.__ ..._-----,,_-

I

,Q,~}

Cl::;

::JL).["0_

0)enOJ

~;.o

::; n...c: ~[\J (1)

Q3 roOJ mc a..ill <l.l2 ~

0C_j

C-"J

coG:'y'_'

T~ c".!o,I'·

......:.: 0

c: G(U m

~en

:.; 0..:(/) Z

ACER
Typewritten text
158
Page 175: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

159

DATA HASIL TES AKHIR PRA SIKLUS, SIKLUS I,DAN SIKLUS II

NO NAMANilai Tes

PraSiklus Siklus I Siklus II

1 Akhadiah Hanifah 75 80 90

2 Alfin Kurniawan 63 60 60

3 Amirul Ihsan 53 90 80

4 Anggi Anti 58 60 90

5 Dekari Arta A. 68 70 90

6 Dela Aprilia P. 65 60 80

7 Deny Manangsang 58 90 80

8 Fifi Enggar R. 68 50 80

9 Fitriyatus S.D.M 58 70 60

10 Heri Iswanto 58 60 60

11 Heru Tian A. 68 80 70

12 Hirnanda Ria D. 68 80 70

13 Irwar Arianto 68 60 80

14 Kurnia Dewi A. 70 40 70

15 Nofia Ayu P. 68 70 60

16 Nurofida 63 70 80

17 Rahma Dwi M. 68 60 90

18 Reni Agus F. 68 80 90

19 Restu Warih W. 68 100 90

20 Riki Nurhuda 68 60 70

21 Setiyawan 63 90 70

22 Siti Anisah 74 90 80

Page 176: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

160

23 Siti Khatifah 70 80 100

24 Sokma Panggih P. 68 80 90

25 Titik Agustina 65 80 90

26 Umi Salamah 75 70 90

27 Vivi Novita S. 65 80 80

28 Wahyu Sri W 70 70 60

29 Wiji Fitriani N. 68 70 60

30 Wiji Purwijayanti 73 80 80

31 Yogi Nur Ihsan 68 80 90

32 Yusuf Alfiqri S. 67 70 90

Jumlah Nilai 2127 2330 2520

Rata - Rata Nilai 66,47 72,81 78,75

Nilai Tertinggi 75 100 100

Nilai Terendah 53 40 60

Jumlah Tuntas Belajar 20 24 27

Persentase Ketuntasan 65,63 75 84,38

Page 177: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

161

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

NO NAMA SISWANO ITEM

SKOR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Akhadiah Hanifah 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8

2 Alfin Kurniawan 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 6

3 Amirul Ihsan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

4 Anggi Anti 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6

5 Dekari Arta A. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7

6 Dela Aprilia P. 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 67 Deny Manangsang 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

8 Fifi Enggar R. 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5

9 Fitriyatus S.D.M 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7

10 Heri Iswanto 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6

11 Heru Tian A. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8

12 Hirnanda Ria D. 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8

13 Irwar Arianto 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6

14 Kurnia Dewi A. 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 4

15 Nofia Ayu P. 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7

16 Nurofida 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7

17 Rahma Dwi M. 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 6

18 Reni Agus F. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8

19 Restu Warih W. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

20 Riki Nurhuda 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6

21 Setiyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

22 Siti Anisah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9

23 Siti Khatifah 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8

24 Sokma Panggih P. 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8

25 Titik Agustina 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6

26 Umi Salamah 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6

27 Vivi Novita S. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8

28 Wahyu Sri W 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 7

29 Wiji Fitriani N. 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7

30 Wiji Purwijayanti 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8

31 Yogi Nur Ihsan 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

32 Yusuf Alfiqri S. 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7

JUMLAH 27 27 27 26 17 25 20 17 21 23 230RATA-RATA 23,00PERSENTASE(%) 84,38 84,38 84,38 81,25 53,13 78,13 62,50 53,13 65,63 71,88 71,88

Page 178: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

162

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

NO NAMA SISWANO ITEM

SKOR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Akhadiah Hanifah 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

2 Alfin Kurniawan 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6

3 Amirul Ihsan 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8

4 Anggi Anti 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

5 Dekari Arta A. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

6 Dela Aprilia P. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 87 Deny Manangsang 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8

8 Fifi Enggar R. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8

9 Fitriyatus S.D.M 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6

10 Heri Iswanto 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6

11 Heru Tian A. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7

12 Hirnanda Ria D. 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7

13 Irwar Arianto 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8

14 Kurnia Dewi A. 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7

15 Nofia Ayu P. 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6

16 Nurofida 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8

17 Rahma Dwi M. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

18 Reni Agus F. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9

19 Restu Warih W. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9

20 Riki Nurhuda 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7

21 Setiyawan 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7

22 Siti Anisah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8

23 Siti Khatifah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

24 Sokma Panggih P. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

25 Titik Agustina 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

26 Umi Salamah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

27 Vivi Novita S. 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8

28 Wahyu Sri W 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5

29 Wiji Fitriani N. 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7

30 Wiji Purwijayanti 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7

31 Yogi Nur Ihsan 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9

32 Yusuf Alfiqri S. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

JUMLAH 28 28 24 21 20 28 27 25 25 25 251RATA-RATA 25,10PERSENTASE(%) 87,50 87,50 75,00 65,63 62,50 87,50 84,38 78,13 78,13 78,13 78,44

Page 179: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

163

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITASSISWA PRA SIKLUS

Grabag, Mei 2012

Observer

Indah Asriani.

NO Aktivitas yang DiamatiJumlah Aktivitas

Siswa yangTeramati

Prosentase(%)

1 Perhatian siswa terhadap prosespembelajaran

16 50,00

2 Keseriusan siswa dalam kegiatanpembelajaran

17 53,13

3 Ketertiban siswa dalampembelajaran

15 46,88

4 Keaktifan siswa dalam mengajukanpertanyaan

12 37,50

5 Keaktifan siswa dalam menjawabpertanyaan

15 46,88

6 Kerjasama dengan kelompok saatdiskusi

0 -

7 Keberanian siswa mengemukakanpendapat

9 28,13

8 Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

14 43,75

9 Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

16 50,00

10 Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

14 43,75

JUMLAH 128 400,00

Rata-rata 12,8 40,00

Page 180: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

164

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITASSISWA SIKLUS I

NO Aktivitas yang DiamatiJumlah Aktivitas

Siswa yangTeramati

Prosentase(%)

1 Perhatian siswa terhadap prosespembelajaran

20 62,50

2 Keseriusan siswa dalam kegiatanpembelajaran

20 62,50

3 Ketertiban siswa dalampembelajaran

17 53,13

4 Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaan

15 46,88

5 Keaktifan siswa dalam menjawabpertanyaan

17 53,13

6 Kerjasama dengan kelompok saatdiskusi

19 59,38

7 Keberanian siswa mengemukakanpendapat

17 53,13

8 Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

22 68,75

9 Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

20 62,50

10 Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

24 75,00

JUMLAH 191 596,88

Rata-rata 19,1 59,69

Grabag, Mei 2012

Observer

Indah Asriani.

Page 181: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

165

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITASSISWA SIKLUS II

NO Aktivitas yang DiamatiJumlah Aktivitas

Siswa yang TeramatiProsentase

(%)

1 Perhatian siswa terhadap prosespembelajaran

26 81,25

2 Keseriusan siswa dalam kegiatanpembelajaran

25 78,13

3 Ketertiban siswa dalampembelajaran

23 71,88

4 Keaktifan siswa dalammengajukan pertanyaan

20 62,50

5 Keaktifan siswa dalammenjawab pertanyaan

23 71,88

6 Kerjasama dengan kelompoksaat diskusi

27 84,38

7 Keberanian siswamengemukakan pendapat

23 71,88

8 Perasaan senang siswa selamamengikuti proses pembelajaran

27 84,38

9 Pelaksanaan tugas tertulis yangdiberikan guru

26 81,25

10 Ketepatan waktu dalammengumpulkan tugas

25 78,13

JUMLAH 245 765,63

Rata-rata 24,5 76,56

Grabag, Mei 2012

Observer

Indah Asriani.

Page 182: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

166

HASIL REKAPITULASI ANGKET PERSEPSI SISWA SIKLUS I

NO NAMA SISWANO ITEM

SKOR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 Akhadiah Hanifah 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 112 Alfin Kurniawan 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 113 Amirul Ihsan 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 94 Anggi Anti 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 125 Dekari Arta A. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 96 Dela Aprilia P. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 127 Deny Manangsang 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 88 Fifi Enggar R. 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 79 Fitriyatus S.D.M 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9

10 Heri Iswanto 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1111 Heru Tian A. 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 812 Hirnanda Ria D. 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 913 Irwar Arianto 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 814 Kurnia Dewi A. 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1115 Nofia Ayu P. 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 816 Nurofida 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1017 Rahma Dwi M. 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 918 Reni Agus F. 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1119 Restu Warih W. 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 920 Riki Nurhuda 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1021 Setiyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1122 Siti Anisah 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10

23 Siti Khatifah 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1224 Sokma Panggih P. 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 725 Titik Agustina 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 926 Umi Salamah 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1027 Vivi Novita S. 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 828 Wahyu Sri W 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 829 Wiji Fitriani N. 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1130 Wiji Purwijayanti 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1031 Yogi Nur Ihsan 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1032 Yusuf Alfiqri S. 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10

JUMLAH 28 26 28 25 24 25 12 14 14 17 16 20 17 20 22 308RATA-RATA 20,53PERSENTASE (%) 88 81 88 78 75 78 38 44 44 53 50 63 53 63 69 64,17

Page 183: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

167

HASIL REKAPITULASI ANGKET PERSEPSI SISWA SIKLUS I

NO NAMA SISWANO ITEM

SKOR1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 Akhadiah Hanifah 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 132 Alfin Kurniawan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 143 Amirul Ihsan 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 104 Anggi Anti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 145 Dekari Arta A. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 116 Dela Aprilia P. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 137 Deny Manangsang 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 118 Fifi Enggar R. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 139 Fitriyatus S.D.M 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 10

10 Heri Iswanto 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1311 Heru Tian A. 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1212 Hirnanda Ria D. 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1213 Irwar Arianto 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1114 Kurnia Dewi A. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1115 Nofia Ayu P. 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1116 Nurofida 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1317 Rahma Dwi M. 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1118 Reni Agus F. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1319 Restu Warih W. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1220 Riki Nurhuda 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1221 Setiyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1322 Siti Anisah 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1223 Siti Khatifah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13

24 Sokma Panggih P. 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1125 Titik Agustina 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1226 Umi Salamah 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1227 Vivi Novita S. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1228 Wahyu Sri W 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1129 Wiji Fitriani N. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1430 Wiji Purwijayanti 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1031 Yogi Nur Ihsan 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1132 Yusuf Alfiqri S. 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 11

JUMLAH 30 28 28 26 28 25 18 23 20 24 25 29 26 25 27 382RATA-RATA 25,47PERSENTASE (%) 94 88 88 81 88 78 56 72 63 75 78 91 81 78 84 79,58

Page 184: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

168

SKOR KELOMPOK (SIKLUS I)

Kel Nama Anggota

NilaiRata-RataKerjasama Tugas

Tertulis Presentasi

I

1. Akhadiah Hanifah

70 90 70 76,672. Fitriyatus S.D.M

3. Deny Manangsang4. Titik Agustina

II

1. Heru Tian A.

70 86 70 75,332. Kurnia Dewi A.

3. Nofia Ayu P.4. Wahyu Sri W

III

1. Riki Nurhuda

75 98 80 84,332. Sokma Panggih P.

3. Umi Salamah4. Vivi Novita S

IV

1. Fifi Enggar R.

70 90 70 76,672. Nurofida

3. Restu Warih W.4. Yogi Nur Ihsan

V

1. Amirul Ihsan

70 92 75 79,002. Dekari Arta A.

3. Dela Aprilia P.4. Reni Agus F.

VI

1. Alfin Kurniawan

70 92 70 77,332. Irwar Arianto

3. Rahma Dwi M.4. Wiji Fitriani N.

VII

1. Heri Iswanto

75 90 70 78,332. Setiyawan

3. Siti Anisah4. Siti Khatifah

VIII

1. Anggi Anti

70 94 80 81,332. Hirnanda Ria D.

3. Wiji Purwijayanti

4. Yusuf Alfiqri S.

Page 185: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

169

SKOR KELOMPOK (SIKLUS II)

Kel Nama AnggotaNilai

Rata-rataKerjasama LKS

1LKS

2Presentasi

I 1. Akhadiah Hanifah2. Fitriyatus S.D.M3. Deny Manangsang4. Titik Agustina

75 85 85 75 80

II 1. Heru Tian A.2. Kurnia Dewi A.3. Nofia Ayu P.4. Wahyu Sri W

70 75 - 70 53,75

III 1. Riki Nurhuda2. Sokma Panggih P.3. Umi Salamah4. Vivi Novita S

80 80 80 75 78,75

IV 1. Fifi Enggar R.2. Nurofida3. Restu Warih W.4. Yogi Nur Ihsan

75 80 80 70 76,25

V 1. Amirul Ihsan2. Dekari Arta A.3. Dela Aprilia P.4. Reni Agus F.

75 80 80 70 76,25

VI 1. Alfin Kurniawan2. Irwar Arianto3. Rahma Dwi M.4. Wiji Fitriani N.

75 75 75 70 73,75

VII 1. Heri Iswanto2. Setiyawan3. Siti Anisah4. Siti Khatifah

80 80 80 70 77,5

VIII 1. Anggi Anti2. Hirnanda Ria D.3. Wiji Purwijayanti4. Yusuf Alfiqri S.

80 85 85 75 81,25

Page 186: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 187: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 188: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 189: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 190: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 191: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 192: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 193: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

177

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN IPA

Gambar 1. Situasi pembelajaran IPA Gamabar 2. Situasi pemeblajaran IPA

saat observasi saat observasi.

Gambar 3. Situasi pembelajaran IPA Gambar 4. Siswa mempresentasikan hasil

saat pra siklus kerja kelompoknya di kelas.

Page 194: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

178

Gambar 5. Tes akhir Siklus I dan Pengisian Gambar 6. Siswa bekerjasama

Angket Persepsi Siswa memecahkan masalah.

Gamabar 7. Siswa bekerjasama menjelaskan Gambar 8. Siswa mempresentasikan

Percobaan evaporasi ke tamu dari Hasil percobaan sublimasi.

Kelompok Lain

Page 195: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

179

Gambar 9. Siswa melakukan percobaan Gambar 10. Siswa Mengerjakan Tes Akhir

Penjernihan Air Sederhana Siklus II dan Mengisi Angket

Persepsi Siswa

Page 196: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

89

Lampiran 3. Surat Perijinan

a. Surat Penetapan Dosen Pembimbing

b. Surat Ijin Penelitian

c. Surat Keterangan Penelitian

d. Kartu Bimbingan Skripsi

180

Page 197: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 198: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 199: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …
Page 200: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

184UNJVI'~RSITAS MUHAMMADIVAH PURWORKIO

F'AKULTAS KEGURUAN DAN I LMU PENDIDIKAi\JPROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

1\1:1111:11: .lIn K.II...\. Dahlan No.3 Tclp.lFaks. 027::1 321494-110 Pu rvvurcjo

KARTlJ BIMBINGAN SKRIPSI

· PUf'fl}}a It'· ~ .· of}..2/ {'IV"I 3 LJ T I· -: 1 M d 0 eralt' Ti~ 7100 {1q_J: ..P.e.(!~ ~.g.l) ~b...Jr. f1i0,P..: f. 'if·kf·.····'l············...T~~.(~..§.f:..rt JI.~.f.~t.. r..·f,/l.·I,f!.81.R.tE(! ~I!.:...~';{........ .

· ...1l~J,.:.7<a.~.ilb~..l>i:j(.f%.:- ..~tl.;f':!.F. !-:!.f3/~~(...l ..r:~(,~'?t?(9D· .. [-;; _. J, J ..: .D.r:A /.i.: I1..r r;(rJ. .

Nama MahasiswaNIM.111<1111 Skripsi

l'cmbimbingPcmb imbing 2

--_ ........ _ .._-----.....,-'-------- ...-....--.-.-------------- i);~;;-,:--'--'1No Tanggal .Materi Catatau/Hasil Mhs DUSCII----\--_ ..- __ ._._-

-</{.. UJI.< - IIi? _ ..et" . ¥~

d 1'7'W-b ./ (;~ G.v!- oM...-_...-.-....-.--- ..------1---.----. .. ..__..t:._.._ ..... __ .. _'_

2 flvy." t.ol ( A'1ft6.uf., t<-pft f-U'~~ ._

Ob~JoYl

11~;;;.---_._--------- --_.._...._-----+-- .._----_.._--_._...-._._._...

J !:)~ J()/~ ~/lJ!f . rfvrto-~~/' 0/0///---+-_... ------'-----~-jJ;[---+--

b;G-7jj-- ~ 0¥ /¥- ...-----+--~--..;;;------- --- ..--- --~ ..-i-~-~::/

Yo" llbl< R:"ab II/ ~z._.:M'k --d~/

,,'

5

4

- ..- ...- -...t;J_-:;~~_-;---8A&-/~_:v~---- -~ -\J I?! v

07 da II La 1't7,/J/l'cc..n .

1 II i

._._--....-+-.--~...-....-...-...--.i I J

9

......•.····I~--·····'--l-· -- - ..I

12 .1

r

Luj . _ ___.__._~_ _ ___. ..._....__....._..Ketcrangan: l.embor ini di copy ke dalam kertas sunipul warna kuning dan hi/Oil mudaKuninv lin/ilk Pembimbing / dan llijau Mucin untuk Pembingbing II

Page 201: PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO …

, I.I'

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 185FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDJDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAAlamat: Jln K.H.A. Dahlan No.3 TeJp.fFaks. 0275321494-110 Purworejo

Nama lvlahasiswaNIMJudul Skripsi

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

: F..~..~0...\!':.~~ .: Q..?f..IJ.!?'Q.:?~... f:' l' -I 7: ~: .. ~.e.nf.t/?'.P'Q.tl J:1.~.t9..1.~ ~~p..~.':9~f. !p..~ ~.::;..f...~

...T.('l.D :.J.im.j.j. !(!!.tr;./: .P.~IJ.!.ifJ..t.f(.tr..r.L ..A~j:~(:&9....1'••...•..•

...~;:}V~/::..7;}!r/tkX; ..;;lLr--.~M~.':t;:£~f.t.!.f4J. r:(!: ..z..!...s~G.~.9..r:tJ6

. ··················· .. ··!.T··X·· .. ··,······llJ. , .: P.r.,;~.;.. fJ.: J a.t.~ .Pcrnbimbing 1Pembimbing 2

:',No Tanggal Mated:' Catatan/Hasil Paraf'. '. Mhs Dosen.-: ~/~ Elf/?> 1 LC1ijli!kah ke fSa6 vtj; .ltLf1 of 1

,,2~. J.{J /2. 8A01 . dan 81!fjl !<evi~1'......

~~I2 Ba6 /1 ~1b4

.2 TJO!'}'(648 1) t.if, All.gkel ' /ctkukcm PenellrQ/1 ~R<// J73 /~r

~ :wl<..., .... !<eVWI' hab at dan 0JJ/ ,V74 ob (6oh Ji ; Ijj t.a,u a fka n 8ablV" (I

107.:LtJ/~ f6qt

.... !<f! V 1.(1, 'Bab IV ,iN/' ~~5 Jj, VI , V c/cm J_ 0nJ (II ka/l Lamp

'P7 NJ/Z 806 I, if. iii IV V per J:, a/I,' s~CO ra -JI! .r-,'!76dQfL Lornp;{; n !(e se /IJN./ Ita n. ,

A1--- 1------- ----

(Jer- k-et ;/et '~f.2/{ ~/:J. ' , M7-7 /6a k 1,!J ' 11/ tv I 'V~mr"f-G<_I') 1-CJ~F1~

-8

9

--l------

10

1----

11

- ----"

12'-1------------------- ---------- ---- ---13 l____________, ______ .___ L______ ,____ '--- ____

Kctcrangan: Lembar ini di copy ke dalam kertas sampul warna kuning dan hijau mudaKuning untuk Pembimbing 1 dan Hijau Muda untuk Pembingbing II