Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan yang optimal secara fisik, mental, dan sosial serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akar permasalahan dari kurang memuaskannya kinerja pembangunan kesehatan disebabkan bukan merupakan arus pembangunan nasional. Anggaran pembangunan kesehatan di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya sekitar 2% dari anggaran tahunan pembangunan nasional. Akibatnya banyak program pembangunan kesehatan yang penting untuk diselenggarakan terpaksa atau dilaksanakan secara kurang memadai. Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat juga sangat minim. Untuk itu, peran petugas kesehatan sangat mutlak diperlukan demi terwujudnya masyarakat yang sehat secara fisik, mental, maupun sosial. Kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa STIKES ICME Jombang di Puskesmas Bareng meliputi kegiatan praktik manajemen kebidanan. Selain itu, dalam kegiatannya di Puskesmas Bareng, mahasiswa diharapkan dapat memahami struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan yang meliputi pengenalan wilayah, analisis masalah, 1
97

Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Jun 29, 2015

Download

Documents

norman mahendra
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat

kesehatan yang optimal secara fisik, mental, dan sosial serta beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Akar permasalahan dari kurang memuaskannya kinerja pembangunan

kesehatan disebabkan bukan merupakan arus pembangunan nasional. Anggaran

pembangunan kesehatan di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya sekitar 2%

dari anggaran tahunan pembangunan nasional. Akibatnya banyak program

pembangunan kesehatan yang penting untuk diselenggarakan terpaksa atau

dilaksanakan secara kurang memadai.

Selain itu, pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat juga sangat

minim. Untuk itu, peran petugas kesehatan sangat mutlak diperlukan demi

terwujudnya masyarakat yang sehat secara fisik, mental, maupun sosial.

Kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa STIKES ICME Jombang di

Puskesmas Bareng meliputi kegiatan praktik manajemen kebidanan. Selain itu,

dalam kegiatannya di Puskesmas Bareng, mahasiswa diharapkan dapat memahami

struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan yang meliputi pengenalan

wilayah, analisis masalah, menganalisis penyebab, dan mencari alternatif

pemecahan masalah.

Dengan adanya pengalaman belajar di lahan praktik ini, diharapkan

mahasiswa STIKES ICME Jombang akan mendapatkan bekal yang cukup untuk

terjun ke masyarakat, serta dapat mengenal dan menghayati aspek kesehatan dalam

kontek kehidupan masyarakat, serta belajar memecahkan masalah baik di bidang

kesehatan maupun non kesehatan.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen kebidanan di

Puskesmas Bareng selama 2 minggu mahasiswa diharapkan mendapatkan

1

Page 2: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

pengalaman nyata tentang peran tugas bidan di masyarakat terutama di

puskesmas serta dapat mengemban sikap profesional dalam melaksanakan

asuhan kebidanan dan mengikut sertakan peran serta masyarakat dalam

pembangunan kesehatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen kebidanan selama 2

minggu di Puskesmas Bareng diharapkan mahasiswa dapat:

1. Mengenal data umum di wilayah kerja Puskesmas Bareng.

2. Mengetahui program Puskesmas Bareng serta masalah kesehatan yang ada

di wilayah kerja di Puskesmas Bareng.

3. Mempelajari masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Bareng.

4. Mempelajari permasalahan sesuai dengan data yang ada.

5. Mempelajari permasalahan prioritas.

6. Mempelajari penyebab masalah prioritas

7. Mempelajari alternatif pemecahan masalah sesuai dengan prioritas masalah

yang sudah ditentukan.

8. Melaksanakan pembuatan laporan hasil praktik manajemen kebidanan di

Puskesmas Bareng.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan ini di uraikan dalam 5 BAB yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Sistematikan Penulisan

1.4 Pelaksanaan

BAB II LANDASAN TEORI MANAJEMEN

BAB III GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Keadaan Daerah

3.1.1 Data Geografis

2

Page 3: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

3.1.2 Data Demografis

3.2 Visi dan Misi Puskesmas

3.3 Sarana Upaya Kesehatan

3.3.1 Sumber Dana

3.3.2 Sarana Kesehatan

3.3.3 SDM

3.3.4 Struktur Organisasi

3.4 Data Standart Pelayanan Minimal (Januari s/d Desember 2010)

3.5 Data Pencapaian Standart Pelayanan Minimal Puskesmas Bareng

BAB IV ANALISIS DATA

4.1 Permasalahan

4.2 Prioritas Masalah

4.3 Penyebab Masalah

BAB V PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

5.1 Alternatif Pemecahan Masalah

5.2 Prioritas Pemecahan Masalah

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

1.4 PELAKSANAAN

1.4.1 Waktu pelaksanaan

Praktik manajemen kebidanan di Puskesmas Bareng ini dilaksanakan pada

tanggal 27 desember s/d 08 januari 2011.

1.4.2 Lokasi pelaksanaan

Kegiatan praktik manajemen kebidanan di puskesmas bertempat di Puskesmas

Bareng jalan dr.Sutomo no.47 Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.

1.4.3 Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data

sekunder.

3

Page 4: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

1.4.4 Langkah Kerja

Adapun langkah kerja mahasiswa adalah:

1. Pertemuan, orientasi dan mengamati lapangan wilayah kerja serta

perkenalan dengan staf karyawan Puskesmas Bareng.

2. Mempelajari sistem kerja Puskesmas Bareng.

3. Mengumpulkan data skunder dari 9 indikator kerja.

4. Mengolah data.

5. Menganalisis dan merumuskan permasalahan.

6. Menentukan masalah prioritas.

7. Menganalisis penyebab masalah.

8. Menyusun alternatif pemecahan masalah.

9. Menetapkan prioritas pemecahan masalah.

10. Menyusun rencana tidak lanjut untuk mengatasi masalah.

11. Menyusun laporan kegiatan.

4

Page 5: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen berasal dari bahasa latin

yaitu dari adal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.

kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani,

managere diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja “to

manage” untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen akhinya management

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen/ pengelolaan.

Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk

mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.

Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah

suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian

upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan

pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

(Gillies, 1989).

2.2 Fungsi Manajemen

Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :1. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :

1. Gambaran apa yang akan dicapai.

2. Persiapan pencapaian tujuan.

3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai.

4. Persiapan tindakan – tindakan.

5

Page 6: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja.

6. Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan.

2. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana,

mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit

kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.

3. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka

bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi

harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.

4. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan

agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang –

orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar

kesalahan dapat segera diperbaiki.

5. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil

– hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan

fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan

pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan manajemen.

2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip – prinsip manajemen menurut Fayol adalah:

1. Division of work (pembagian pekerjaan).

2. Authority dan responsibility (kewenangan dan tanggung jawab).

3. Dicipline (disiplin).

4. Unity of command (kesatuan komando).

5. Unity of direction (kesatuan arah).

6. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu

tunduk pada kepentingan umum).

7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai).

8. Centralization (sentralisasi).

9. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki).

6

Page 7: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

10. Order (ketertiban).

11. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan pegawai).

12. Equity (keadilan).

13. Inisiative (prakarsa).

14. Esprit de Corps (kesetiakawanan korps).

2.4 Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana

(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan.

Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method,

dan markets.

1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam

manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang

membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai

tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia

adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-

orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan

dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu

uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala

sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan

berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat

yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu

organisasi.

3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam

dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli

dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai

salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa

materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

7

Page 8: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

4. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan

keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

5. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan

manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan

kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan

kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta

uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang

yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka

hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam

manajemen tetap manusianya sendiri.

6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan

(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat

penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi

barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab

itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor

menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan

harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)

konsumen.

2.5 Proses Manajemen

Proses manajemen adalah suatu kegiatan yang terus menerus tetapi

sistematis tidak sembarangan atau asal saja melainkan secara teratur dalam

keraturan yang terus menerus itu manajemen tidak tanpa tujuan melainkan ada

tujuan yang adakn dicapai tetapi meskopun tujuan telah tercapai tidak berarti

kegiatan berhenti karena dalam dinamika manajemen suatu tujuan yang telah

dicapai, disusul atau dilanjutkan dengan tujuan berikutnya.

Manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang

fundamarntal fungsi fundamental ini oleh beberapa ahli berlainan pendapat tetapi

pada hakikatnya yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, ,

8

Page 9: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

penggerakan, dan pengawasan berhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja

sama orang lain titik beratnya ada usaha pemanfaatan orang-orang yang berarti ia

yang melakukan perfomencenya akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedia

untuk itu sebagai sarana dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan

tersebut yang dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang

dapai dimanfaatkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan – pekerjaan usaha kerja

sama yang bersangkutan.

2.6 Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek- aspek

tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Aspek pertama

meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh

manusia terhadap organisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam

bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi di

dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan

perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya ini memiliki tujuan praktis yaitu untuk

mengarahkan perilaku manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan.

2.6.1 Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku

individu yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagaimana

telah disinggung diatas, pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan

meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan

demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi

hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini,

aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu

perilaku organisasi antara lain adalah :

motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah

sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan

dan pengembangan organisasi(organizational development), dan sebagainya.

9

Page 10: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal

organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi,

kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik

(strategic management). Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga memiliki

pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi dalam

mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmu

perilaku organisasi.

Meskipun unsur-unsur, komponen atau sub sistem yang akan

dibahas bisa jadi telah banyak dipelajari pada disiplin ilmu yang lain, namun

Mata Kuliah Perilaku Organisasi akan mencoba menjawab, mengapa berbagai

unsur atau komponen tadi dapat membentuk karakter, sikap, atau perilaku

individu dalam kapasitasnya sebagai anggota suatu organisasi. Oleh karena itu,

bobot atau muatan materinya akan diusahakan agar memiliki sisi empiris yang

cukup memadai. Untuk kepentingan ini, maka pada setiap session pembahasan

akan diupayakan untuk dilengkapi dengan kasus-kasus yang relevan sebagai

instrumen untuk lebih memudahkan dalam memahami masalah perilaku

organisasi.

2.6.2 Pendekatan dalam Perilaku Organisasi

Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam

organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan

melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan

kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem. Pendekatan

sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi

lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian

berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai

pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada

peningkatan keefektifan pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa

orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga

pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif.

Sementara itu, pendekatan kontingensi mengandung pengertian

bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yang

10

Page 11: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan lama yang

mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku

dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya.

Disisi lain, pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran

seberapa efisien suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang

diinginkan. Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang

bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat.

Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur

dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan

manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting. Dengan demikian,

apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan

kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada

akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.

2.7 Konsep Kepemimpinan

2.7.1 Pengertian dan Unsur - Unsurnya

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang

tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh

konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan

organisasi tercapai.

Menurut George Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi

orang lain agar mau bekerja dengan suka rela untuk mencapai tujuan

kelompok.

Menurut Cyriel O'Donnell, kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain

agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.

Dari dua pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

terdiri atas :

1.      Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.

2.      Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.

3.      Untuk mencapai tujuan manajer.

4.      Untuk memperoleh manfaat bersama.

11

Page 12: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

2.7.2 Fungsi dan Tugas Kepemimpinan

Seorang pemimpin secara umum berfungsi sebagai berikut :

1.      Mengambil keputusan.

2.      Mengembangkan informasi.

3.      Memelihara dan mengembangkan loyalitas anggota.

4.      Memberi dorongan dan semangat pada anggota.

5.      Bertanggungjawab atas semua aktivitas kegiatan.

6.      Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan.

7.      Memberikan penghargaan pada anggota yang berprestasi.

Sedangkan tugas kepemimpinan dapat dijelaskan sebagai berikut :

 a. Yang berkaitan dengan kerja :

- Mengambil inisiatif.

- Mengatur langkah dan arah.

- Memberikan informasi.

- Memberikan dukungan.

- Memberi pemikiran.

- Mengambil suatu kesimpulan.

b. yang berkaitan dengan kekompakan anggota :

- Mendorong, bersahabat, bersikap menerima.

- Mengungkapkan perasaan.

- Bersikap mendamaikan.

- Berkemampuan mengubah dan menyesuaikan pendapat.

- Memperlancar pelaksanaan tugas.

- Memberikan aturan main.

 

2.7.3 Level dan Keterampilan Yang Perlu Dimiliki

Kepemimpinan dibagi menjadi sebagai berikut :

12

Page 13: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

    1. Level Top Leader/Top Management

Pimpinan puncak, misalnya, direktur utama. Melakukan tugas yang

bersifat konseptual. Misalnya, melakukan perencanaan yang akan

dilakukan seluruh anggota.

    2. Level Middle Leader/Middle Management

Golongan menengah, misalnya: staf produksi, manajer keuangan.

Melakukan tugas konseptual sebagai penjabaran dari top management,

juga melakukan pekerjaan tersebut. Penguasaan teknis relatif penting.

    3. Lower Leader/Lower Management

Golongan bawah, misalnya, supervisor, mandor dan pelaksana teknis.

Harus menguasai teknis walaupun secara konseptual tidak begitu penting.

 

2.7.4. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut :

    1. Orientasi pekerjaan (task oriented).

    2. Orientasi kekompakan (human oriented).

2.7.5 Persyaratan Ideal Bagi Pimpinan

Menurut George R. Terry, pemimpin harus memiliki ciri sebagai berikut :

1.      Mental dan fisik yang energik.

2.      Emosi yang stabil.

3.      3.Pengetahuan human relation yang baik.

4.      Motivasi personal yang baik.

5.      Cakap berkomunikasi.

6.      Cakap untuk mengajar, mendidik dan mengembangkan bawahan.

7.      Ahli dalam bidang sosial.

8.      Berpengetahuan luas dalam hal teknikal dan manajerial.

2.7.6 Macam Teori Kepemimpinan

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory)

13

Page 14: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Dalam perkembangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku

pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan

tidak seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui

pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental

dan kepribadian.

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan

teori ini memiliki kecenderungan kearah dua hal :

Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang

menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada

dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada

bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan

.

Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin

yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat,

bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana

pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.

Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana

seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan

dan terhadap hasil yang tinggi juga.

3. Teori kontingensi

Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu

sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat

14

Page 15: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai

lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:

- Substansinya adalah manusia bukan tugas.

- Kurang menekankan hirarki.

- Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok.

- Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma.

- Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama

4. Teori Behavioristik

Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu

hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek

mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya

kecerdasan, bakat, minat dan perasaanindividu dalam suatu belajar.

Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada

pemahaman tentang pekerja, lebih berorientasi pada manusia sebagai

pelaku.

Beberapa tokohnya, antara lain:

a. Maslow

Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security

needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan

tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya.

Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha

memenuhinya agar timbul kepuasan.

b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)

Teori X dan teori Y

Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya

mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards &

punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y

15

Page 16: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan

pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk

berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.

5. Teori Humanistik

Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic

biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya

kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan

Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum

berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”.

Organisasi memilikistruktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari

kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk

merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan

pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila

dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu:

(1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota

dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2), organisasi

yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota

disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi

yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk

menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama.

Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan

bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan

sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard &

Zigarmi, 2001).

2.8 Konsep Puskesmas

2.8.1 Konsep Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

16

Page 17: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan

sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.

Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya

kesehatan. Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan

sebagian ada di Puskesmas. Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan,

penduduk, atau daerah terpencil.

Pembenahan organisasi manajemen puskesmas, juga memerlukan

seni dan pengetahuan untuk memahami hal-hal apa yang terlibat dalam mencapai

tujuan serta apa yang menghambat pencapaian tujuan institusi. Berdasarkan analisis

pengalaman dari berbagai sumber informasi, ada tujuh konsep (7 K) yang

dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas.

1. Komunikasi :

Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi

agar tidak menimbulkan salah persepsi atau miskomunikasi, baik secara

interpersonal atau lewat pertemuan organisasi seperti minilokakarya (minlok)

puskesmas.

2. Koordinasi :

Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi,

memerlukan keterpaduan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung

pencapaian target.

3. Komitmen :

Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

dengan penuh sikap KONSEP DASAR PEMBENAHAN KINERJA

MANAJEMEN PUSKESMAS.

4. Konsisten :

Apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan

bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing

staf/pegawai yang proporsional.

5. Kontinyu :

Aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang

sudah diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif, dan kreatif dalam

menjalankan tugas.

17

Page 18: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

6. Konsekuen :

Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab

menurut tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri

setiap pegawai.

7. Kooperatif :

Kerjasama menyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja

lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.

2.8.2 Perencanaan Program Kesehatan Melalui Fungsi Manajemen Puskesmas

( Poace )

1. Planning

Perencanaan program kesehatan adalah sebuah proses untuk

merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di

masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,

menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-

langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah

dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau

angan-angan saja.

2. Organizing

Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan

dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas

yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan

dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang

harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan,

siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana

keputusan harus diambil.

Pengorganisasian yang dapat dilakukan dalam perencanaan

program kesehatan ialah:

18

Page 19: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

1. Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular

yang akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya?

2. Mengordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan

pemberantasan penyakit tidak menular dimasyarakat.

Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan

pengorganisasian perencanaan program kesehatan itu berupa pelaksanaan

tugas-tugas oleh bidang-bidang pemberantasan kesehatan tidak menular

yang telah dibentuk sebelumnya oleh pemerintah terkait yang kemudian

akan dilaksanakan oleh bidang-bidang tersebut misalnya Bidang

Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan terdiri

dari:

1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Seksi Pencegahan

dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.

2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi. Seksi Pengamatan

Penyakit dan Imunisasi mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan Pengamatan Penyakit dan Imunisasi.

3. Seksi Penyehatan Lingkungan. Seksi Penyehatan Lingkungan

mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan

koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan penyehatan

lingkungan.

Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian

dari pernecanaan program kesehatan dalam rangka pemberantasan

penyakit tidak menular.Kemudian poin kedua ialah cara untuk

mengordinir petugas pemberantasan kesehatan dimasyarakat oleh

petugas kesehatan ialah dengan memberdayakan semua potensi yang ada

baik itu dari lingkup kesehatan sendiri maupun dari masyarakat sendiri.

3. Actuating

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti

bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan

19

Page 20: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia

yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program

kerja organisasi.  Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja

yang telah  disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu

dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,

fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk

memperebutkan lahan basah  misalnya.

4. Controlling

Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan

kesehatan misalnya:

1. Tenaga Kesehatan

Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya

kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat

penting. Pengelolaan upaya kesehatan  dan pembinaan bangsa yang

sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh,

dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak

individual. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi

dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama

lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang

efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinan

dan teladan hidup sehat.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting

adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk

dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri

dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

3. Kesehatan dan Komitmen Politik

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena

itu untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen

politik. Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur

kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan

social ekonomi. Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor

20

Page 21: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

kesehatan lebih merupakan sector konsumtif ketimbang sektor

produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang berkualitas,

sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara

alokasi terhadap sector ini tidak akan meningkat.

5. Evaluating

Evaluasi program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk

melihat lebih dekat dan seksama sebuah program.  Hal ini melibatkan

metode penelitian dan sifatnya lebih detail.  Tujuan evaluasi ini adalah

untuk melihat seberapa banyak perubahan yang dapat dilakukan program

tersebut terhadap outcomes kesehatan secara luas, seperti prevalensi

penggunaan alat kontrasepsi atau ratio kematian ibu dan bayi.  Kegiatan

evaluasi biasanya meliputi pengukuran pada saat awal program dan akhir

program dan jika memungkinkan mengontrol atau membandingkan

antara kelompok yang satu dengan yang lain untuk membantu melihat

seberapa besar perubahan dalam pencapaian outcomes sebagai hasil

akhir dari kegiatan-kegiatan program kesehatan tersebut.  Namun, tidak

termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya dari luar program

tersebut.

2.8.3 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Indikator Kecamatan Sehat:

1. lingkungan sehat.

2. perilaku sehat.

3. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

4. derajat kesehatan penduduk kecamatan.

2.8.4 Misi Puskesmas

Misi Puskesmas, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

21

Page 22: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

2.8.5 Fungsi Puskesmas

Fungsi Puskesmas, yaitu:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.

4. Pelayanan Kesehatan Perorangan.

5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

2.8.6 Kedudukan

Sistem Kesehatan Nasional sebagai sarana pelayanan kesehatan strata

pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah

kerjanya.

Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai UPT Dinas Kesehatan yang

bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan

Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.

Sistem adalah sebagai unit pelaksana teknis dinasPemerintahan Daerah

kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.

Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra dan

sebagai pembina upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat

seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK.

2.8.7 Struktur Organisasi

Struktur Puskesmas, yaitu:

1. Kepala Puskesmas

22

Page 23: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

2. Unit Tata Usaha:

1. Data dan Informasi

2. Perencanaan dan Penilaian

3. Keuangan, Umum dan Kepegawaian

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

1. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat / UKBM (Upaya Kesehatan

Berbasis Masyarakat).

2. UKP (Upaya Kesehatan Pengembangan).

4. Jaringan pelayanan Puskesmas:

1. Unit Puskesmas Pembantu.

2. Unit Puskesmas Keliling.

3. Unit Bidan di Desa/Komunitas.

2.8.8 Tata Kerja

Tata kerja Puskesmas, yaitu:

1. Kantor Camat sebagai koordinasi.

2. Dinkes sebagai UPT bertanggung jawab ke Dinkes.

3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra.

4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat sebagai pembina.

5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan kerjasama.

6. Lintas sektor koordinasi.

7. Masyarakat perlu dukungan/partisipasi BPP (Badan Penyantun

Puskesmas).

2.8.9 Upaya Puskesmas

Upaya Puskesmas ada dua, yaitu: UKM (Upaya Kesehatan

Masyarakat) dan UKP (Upaya Kesehatan Pengembangan).

Upaya Kesehatan Wajib yaitu upaya berdasarkan komitmen nasional,

regional dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat

kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah

Indonesia.

Upaya Kesehatan Wajib, terdiri dari:

23

Page 24: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

1. Upaya Promosi Kesehatan.

2. Upaya Kesehatan Lingkungan.

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

6. Upaya Pengobatan.

Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan

dengan kemampuan Puskesmas.

Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :

1. Upaya Kesehatan Sekolah.

2. Upaya Kesehatan Olah Raga.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

4. Upaya Kesehatan Kerja.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

6. Upaya Kesehatan Jiwa.

7. Upaya Kesehatan Mata.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

2.8.10 Azas Penyelenggaraan

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah yakni bertanggung jawab

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di

wilayah kerjanya.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat yaitu Puskesmas wajib memberdayakan

perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam

penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas.

3. Azas Keterpaduan

Azas keterpaduan lintas program seperti MTBS (Manajemen Terpadu

Balita Sakit), UKS (Unit Kesehatan Sekolah), PUSLING (Puskesmas

Keliling), POSYANDU(Pos Pelayanan Terpadu).

24

Page 25: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Azas Keterpaduan Lintas Sektor seperti UKS, GSI, UKK

4. Azas Rujukan

Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan seperti kasus, spesimen, ilmu

pengetahuan.

Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat contohnya sarana dan logistik,

tenaga, operasional.

25

Page 26: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Keadaan Daerah

3.1.1 Data Geografis

Kecamatan Bareng merupakan wilayah kabupaten Jombang dengan

wilayah seluas 64,05 km², terletak pada ketinggian <500 m di atas permukaan

laut, dengan suhu sekitar 230C-300C. Terdiri dari 13 desa/54 dusun/112

RW/315 RT dengan ibukota kecamatan berada di wilayah desa Bareng. Dan

yang menjadi wilayah kerja puskesmas Bareng adalah seluruh wilayah

kecamatan Bareng karena puskesmas Bareng merupakan satu-satunya

puskesmas di kecamatan Bareng. Puskesmas Bareng terletak di jalan raya

dr.Sutomo no.47 Bareng kabupaten Jombang. Kabupaten Jombang yang

berjarak ± 30 km dari ibukota kabupaten Jombang dan ± 80 km dari ibukota

propinsi Jawa Timur. Batas wilayah kerja puskesmas Bareng adalah sebagai

berikut:

1. Utara : kecamatan Mojowarno

2. Selatan : kecamatan Wonosalam

3. Timur : kecamaatn Wonosalam

4. Barat : kecamatan Ngoro

Tata guna lahan puskesmas Bareng:

1. Pemukiman : 32,33 %

2. Tegal : 31,66 %

3. Sawah : 57,37 %

4. Hutan : 0,89 %

Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan dengan:

1. Desa atau kelurahan terjauh : 8 km (±15 menit)

2. Ibukota kabupaten : 25 km (±30 menit)

3. Ibukota propinsi : 80 km (±2 jam)

26

Page 27: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Bareng

27

Page 28: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Distribusi Frekuensi Kec. Bareng Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2009

0

5000

10000

15000

20000

25000

distribusi frekuensi kec. Barengberdasarkan pekerjaan tahun 2009

3.1.2 Data Demografi

Menurut data yang di peroleh dari kantor kecamatan Bareng pada akhir

tahun tahun 2009 wilayah kerja puskesmas Bareng membawahi 13 desa

dengan jumlah penduduk 63. 890 jiwa.

1. Data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan tahun 2009

Tabel 3.1 Data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan tahun 2009

No Desa Petani Buruh

tani

Pegawai

negeri

Tukang

batu/ka

yu

Angkut

an

ABRI Pensiun

an

Pedaga

ng

Lain

ya

1 Kebondalem 1.930 1.246 23 67 27 8 20 287 56

2 Mundusewu 862 1.355 73 32 19 1 9 199 35

3 Pakel 936 1.322 71 20 25 3 12 120 36

4 Karangan 1.415 931 50 22 25 2 10 110 45

5 Ngampunga

n

1.021 1.232 38 18 19 1 14 79 43

6 Janisgelaran 1.157 356 10 14 17 1 1 56 34

7 Bareng 3.504 2.912 65 110 112 10 31 558 177

8 Tebel 2.004 732 27 14 37 - 11 62 38

9 Mojotengah 1.322 769 21 69 21 8 33 75 37

10 Banjaragung 2.044 677 46 49 38 - 23 388 67

11 Nglebak 904 1.625 6 17 21 2 5 54 21

12 Pulosari 1.868 1.266 42 31 39 5 7 119 32

13 Ngrimbi 1.838 1.277 17 24 31 7 5 72 38

Jumlah 20.805 15.700 489 487 421 48 181 2.179 659

Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Bareng

28

Page 29: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Distribusi Jumlah Penduduk Kec. Bareng menurut Jenis Kelamin pada akhir Tahun 2009

2929.5

3030.5

3131.5

3232.5

3333.5

34

Laki-laki Perempuan

2. Data jumlah penduduk menurut jenis kelaminya pada akhir tahun tahun 2009

Tabel 3.2 data jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya pada akhir tahun 2009

No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kebondalem 3.038 3.069 6.107

2 Mendusewu 2.171 2.138 4.309

3 Pakel 2.085 1.955 4.040

4 Karangan 2.047 2.096 4.143

5 Ngampungan 1.966 1.947 3.913

6 Jenisgelaran 1.357 1.257 2.614

7 Bareng 5.904 5.968 11.872

8 Tebel 2.362 2.281 4.643

9 Mojotengah 1.855 1.884 3.739

10 Banjaragung 2.666 2.623 5.289

11 Nglebak 969 1.604 2.573

12 Pulosari 2.081 3.315 5.396

13 Ngrimbi 2.039 3.213 5.252

2009 30.540 33.350 63.890

2008 26.761 26.536 53.297

2007 26.566 26.462 53.028

2006 26.328 26.136 52.464

Sumber : kecamatan Bareng 2010

29

Page 30: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Distribusi Jumlah Penduduk Kec. Bareng Menurut Pendidikan Tahun 2010

0

5000

10000

15000

20000

TK

SD

SLT

P

SLT

A

PE

RG

UR

UA

NT

ING

GI

LAIN

-LA

IN

3. Data penduduk menurut pendidikan Kecamatan Bareng Tahun 2010

Tabel 3.3 Data penduduk menurut pendidikan Kecamatan Bareng Tahun 2010

NO DESA TK SD SLTPsederajat

SLTAsederajat

PerguruanTinggi

LainLain

1 Bareng 1.669 3.166 1.381 941 136 1

2 Mojotengah 513 1.229 576 425 48 2

3 Tebel 805 1.011 601 411 60 -

4 Kebondalem 1.175 1.416 850 561 55 -

5 Karangan 682 1.617 439 162 21 -

6 Pakel 550 1.346 641 249 20 -

7 Mundusewu 753 1.196 709 384 36 -

8 Ngampungan 686 1.230 522 357 64 1

9 Jenis Gelaran 296 1.085 236 75 11 -

10 Pulosari 654 1.099 349 155 24 -

11 Ngrimbi 694 1.494 510 177 22 -

12 Nglebak 291 809 176 71 2 -

13 Banjaragung 569 1.505 933 459 45 -

Jumlah 9.337 18.203 7923 4.427 544 4

Sumber : kecamatan Bareng 2010

30

Page 31: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

4. Data Jumlah penduduk menurut kelompok usia Kecamatan Bareng Tahun 2010

Tabel 3.4 Data jumlah enduduk menurut kelompok usia Kecamatan Bareng tahun

2010

NO DESA 0-9 10-19 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >70

1 Bareng 1.624 1.965 2.106 1.897 1.673 1.145 1.174 228

2 Mojotengah 443 597 637 531 531 393 362 98

3 Tebel 667 709 925 780 580 445 400 86

4 Kebondalem 887 1.034 1.098 1.023 785 535 562 185

5 Karangan 567 694 713 630 611 364 428 121

6 Pakel 615 648 692 646 539 334 588 109

7 Mundusewu 602 752 706 700 558 456 367 124

8 Ngampungan 593 642 1.897 5567 570 355 351 120

9 Jenis Gelaran 340 440 435 372 393 257 229 76

10 Pulosari 537 730 741 639 600 376 391 108

11 Ngrimbi 550 698 741 646 547 302 312 113

12 Nglebak 273 323 314 256 245 188 143 72

13 Banjaragung 715 864 839 945 756 499 465 131

Jumlah 8413 1096 11844 9632 8388 5649 5772 1571

Sumber : kecamatan Bareng 2010

Distribusi Jumlah Penduduk Kec. Bareng Berdasarkan Usia Tahun 2010

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

0-9 19-Oct 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >70

31

Page 32: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

3.2 Visi dan Misi Puskesmas

3.2.1 Visi Puskesmas

Menjadi puskesmas perawatan yang terdepan dalam pelayanan di

Kabupaten Jombang tahun 2015.

3.2.2. Misi Puskesmas

1. Komitmen untuk selalu memberikan yang terbaik

bagi pasien dan keluarga.

2. Komitmen untuk selalu meningkatkan keterampilan, kompetensi dan

profesionalisme pribadi dan organisasi.

3. Berusaha untuk selalu mengembangkan sarana, jenis dan mutu pelayanan

sesuai kebutuhan pasien dan keluarganya.

4. Berusaha selalu memberikan pelayanan yang terjangkau bagi pasien dan

keluarganya.

3.3 Sarana Upaya Kesehatan

3.3.1 Sumber Dana

1. Dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).

2. Dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara).

3.3.2 Sarana Kesehatan

Tabel 3.5 Sarana Kesehatan

No. Uraian Jumlah

1. Puskesmas pembantu 3

2. Pos Kesehatan Desa 13

3. Kendaraan operasional (sepeda motor) 4

4. Mobil 2

5. Rumah dinas dokter 2

6. Rumah dinas paramedik 2

7. Pondok bersalin desa 9

8. BP/RB 0

9. RS swasta 0

32

Page 33: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

10. Posyandu 70

11. Praktik dokter

a. spesialis

b. umum

c. gigi

0

2

1

12. Bidan praktik swasta 1

13. Apotek 1

14. Toko obat 0

3.3.3 SDM

Tabel 3.6 Data Ketenagaan Puskesmas Bareng

No. Jenis Ketenagaan PNS NON PNS Jumlah

1. Medisa. dokter umumb. dokter gigic. dokter spesialis

210

3

2. Perawata. perawatb. perawat gigi

151

13 281

3. Bidan 15 8 254. Farmasi

a. asisten apotekerb. apoteker

21

1 31

5. Kesehatan Masyarakat6. Sanitasi 1 17. Gizi 1 18. Teknis Medis

a. analis kesehatanb. radiograferc. teknisi

elektromedisd. teknisi gigi

1

00

0

1

00

0

2

9. Keterapian Fisika. fisioterapib. akupunturisc. terapi okupasi

10. Rekam Medik 1 1

11. Administrasia. SDb. SMP

01

01

33

Page 34: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

c. SMAd. DIe. DIIIf. S1/DIV

8001

8

112. Sopir 1 1

13. Pesuruh 2 2

Jumlah 56 23 79

3.3.4 Struktur Organisasi

3.4 Data 7 Standart Pelayanan Minimal Puskesmas Bareng Tahun 2010

Tabel 3.7 7 Standart Pelayanan Minimal Puskesmas Bareng Tahun 2010

NO Jenis Pelayanan Indikator Kerja

1 KIA 1. K1

2. K4

3. Bumil resti oleh masyarakat

4. Bumil resti oleh nakes

5. Komplikasi kebidanan yang ditangani

6. Persalinan oleh nakes

7. Persalinan nakes di fasilitas kesehatan

8. Pelayanan ibu nifas

9. Neonatus KN 1 murni

10. Neonatus KN lengkap

11. Neonatus resti yang ditangani

12. Cakupan kunjungan bayi paripurna

13. Cakupan pelayanan anak balita paripurna

14. Cakupan pelayanan anak prasekolah

(Paripurna)

15. Kunjungan balita sakit (bulan ini)

16. Linakes Persalinan

17. Komplikasi kebidanan yang ditangani

18. Pelayanan anak balita

19. BBLR yang ditangani

34

Page 35: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

20. Pelayanan kesehatan remaja

2 Pelayanan kesehatan

pra usila dan usila

Cakupan Pelayanan kesehatan pra usila dan usila

3 Kesehatan Lingkungan 1. Institusi yang dibina

2. Open Defecation Free (ODF)

3. Tempat umum yang memenuhi

4 KB 1. Cakupan peserta baru

2. Cakupan akseptor aktif dibina

5 P2P 1. UCI

2. Penjaringan siswa SD dan setingkat

3. Penemuan dan penanganan penderita penyakit

• AFP rate per 100.000 penduduk < 15 th

• Penemuan penderita pneumonia balita

• Penemuan penderita baru TB BTA +

• Penderita DBD yang ditangani

• Penemuan penderita diare

4. Desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

PE < 24 jam

5. Pelayanan gangguan jiwa disarana pelayanan

kesehatan umum

6. Rumah / bangunan bebas jentik nyamuk aedes

aegepty

7. Pemeriksaan kontak intensif kusta

8. Penderitaan kusta PB yang RFT

9. Kesembuhan penderita TB paru BTA +

10. Balita dengan yang ditangani

11. Penderita malaria yang diobati

6 Promosi Kesehatan 1. Kemandirian posyandu

2. Strata poskesdes

3. Poskestren

4. PHBS

35

Page 36: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

7 Pelayanan Gizi 1. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak uia 6-24

bulan

2. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat

perawatan

3. Balita naik berat badannya

4. Balita bawah garis merah

5. Cakupan balita mendapatkan kapsul vitamin A 2

kali pertahun

6. Cakupan bumil mendapat 90 tablet Fe

7. Cakupan kadarzi

8. Kecamatan bebas rawan gizi penduduk (<15%

gizi kurang dan gizi buruk)

3.5 Data Pencapaian Standart Pelayanan Minimal

(Bulan Januari s/d Desember) Tahun 2010

Tabel 3.8 Data Standart Pelayanan 9 Indikator Kerja

INDIKATOR KERJA

1 TAHUN JANUARI s/d DESEMBERTARGET

%SASARAN

PENCAPAIANKESENJANGAN

KUM %

Cakupan Kunjungan Bumil K-4

95 1020 935 91,7 -3,3%

Cakupan Persalinan Nakes

90 936 905 96,7 +6,7%

Cakupan Pelayanan Nifas

90 936 920 97,9 +7,9%

Cakupan Pelayanan Neonatal

90 927 914 98,6 +8,6%

Cakupan Neonatus dengan

Komplikasi

80 141 223 158,1 +78,1%

Cakupan Kunjungan Bayi

90 927 835 90,07 +0,07%

36

Page 37: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Cakupan Pemberian

MPASI usia 6-24 Bulan

100 16 16 100 0

Cakupan UCI 90 933 BCG

934

100,1 +10,1

80 933 Campak

792

89,4 +9,4

90 933 DPT I

902

96,7 +6,7

80 933 DPT II

862

92,4 +12,4

80 933 DPT III

834

89,4 +9,4

90 933 HB I

856

91,7 +1,7

90 933 Polio I

964

101,4 +11,4

80 933 Polio II

889

95,3 +15,3

80 933 Polio III

845

90,6 +10,6

80 933 Polio IV

809

86,7 +6,7

Cakupan Balita Gizi Buruk

80 13 10 76,9 -3,1%

37

Page 38: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Permasalahan

Definisi masalah:

1. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yang diharapkan.

3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang terjadi

belumlah sempurna.

Dari beberapa uraian definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

masalah adalah di temukan antara kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau

kesenjangan antara target dan pencapaian. Dari tabel 2.8 di temukan ada 3 SPM

yang masih memiliki indikator kerja yang pencapaiannya masih dibawah target:

1. Cakupan kunjungan bumil K4 yang belum mencapai target (-3,3 %).

2. Cakupan pemberian MP ASI usia 6-24 bulan (0%).

3. Cakupan balita gizi buruk yang belum mencapai target (-3,1%).

4.2 Prioritas Masalah

Dari masalah-masalah yang ditemukan tersebut terlebih dahulu akan

ditentukan prioritas masalahnya mengingat terbatasnya sumber daya langkah awal

yang diambil adalah dengan menentukan prioritas SPM. Untuk memprioritaskan

SPM tersebut di gunakan metode USG (Urgency, Seriuosness, Growth).

Definisi USG adalah suatu metode USG yang merupakan cara dalam

menetapkan urutan prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan

adanya kemungkinan berkembangnya masalah.

1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak, atau tidak

masalah tersebut diselesaikan.

2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap

produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau

tidak.

38

Page 39: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang

sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Langkah inti Pelaksanaan USG:

1. Penyusunanan Daftar Masalah

1. Setiap peserta pertemuan diminta mengemukakan masalah bagian yang

di wakilinya.

2. Pimpinan USG mengintruksikan kepada petugas pencatat untuk mencatat

setiap masalah yang di kemukakan di lembar flipchart atau papan tulis

atau white board.

2. Klarifikasi Masalah

1. Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka

menentukan prioritas masalah.

2. Setiap anggota diminta penjelasan (klarifikasi) maksud dari masalah

yang dikemukakannya.

3. Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari klarifikasi tersebut.

3. Membandingkan antar masalah

1. Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh masalah A sampai

C menurut kriteria urgensi, keseriusan, dan kemungkinan

berkembangnya masalah.

2. Tulis frekuensi kemunculan tiap masalah yang diperbandingkan,

frekuensi ini dianggap sebagai nilai atau skor masalah. Kemudian

jumlah skor yang diperoleh tiap masalah berdasarkan kriteria urgency,

seriousness, dan growth.

39

Page 40: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

ALUR PELAKSANAAN USG.

40

PERSIAPAN

a. PETUGAS

b. TEMPAT

c. SARANA

d. DATA

e. PESERTA

PRAKATA

OLEH

PIMPINAN

USG

DAFTAR SEMUA

MASALAH YANG

DIKEMUKAKAN

PESERTA

YANG ADA

DIKLASIFIKASIKAN

DAN DAFTAR

KEMBALI

HASILNYA

BANDINGKAN MASALAH

YANG SATU DENGAN YANG

LAINNYA, TULIS MANA

YANG LEBIH URGENT,

SERIUS, & PUNYA

KEMUNGKINAN UNTUK

BERKEMBANG YANG

TINGGI

TULIS FREKUENSI

MUNCULNYA TIAP

MASALAH SETELAH

DIBANDINGKAN

BERDASARKAN ASPEK

URGENCY, SERIOUSNESS, &

GROWTH PADA LANGKAH

SEBELUMNYA

JUMLAH HASIL YANG

MUNCUL

BERDASARKAN ASPEK

URGENCY +

SERIOUSNESS +

GROWTH UNTUK TIAP-

TIAP MASALAH

BUAT URUTAN

MASALAH (PRIORITAS)

SESUAI JUMLAH TOTAL

ANGKA YANG

DIPEROLEH TIAP-TIAP

MASALAH DARI

TERBESAR HINGGA

YANG TERKECIL

Page 41: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Menyusun prioritas masalah berdasarkan hasil langkah C.

Dari data yang didapat dari SPM yang telah diambil, dapat dilakukan

penentuan prioritas masalah dengan metode USG sebagai berikut:

Diambil 2 masalah besar sebagai berikut:

A. Cakupan kunjungan bumil K4 yang belum mencapai target.

B. Cakupan pemberian MPASI usia 6-24 bulan yang belum mencapai target.

C. Cakupan balita gizi buruk yang belum mencapai target.

Dengan peserta USG adalah:

1. dr. Sri Rahayu selaku dokter umum Puskesmas Bareng.

2. Ulfa Ida,Amd.Keb selaku koordinator KIA.

3. Endang Sukariyati selaku koordinator Gizi.

4. Syamsiah, Amd.Keb selaku koordinator Keluarga Berencana.

5. Amik Sudati,Amd.Kep selaku koordinator Promosi Kesehatan.

6. Hadi Pranoto,Amd.Kep selaku koordinator P2P.

7. Norman Mahendra,Amd.Kep selaku pembimbing praktik manajemen.

PENGAMBILAN USG

Tabel 4.1 Data Pengambilan Urgency

MASALAHPESERTA

1 2 3 4 5 6 7

A/B B A B A A A A

A/C A C A C C A A

B/C B B C B B C C

Tabel 4.2 Data Pengambilan Seriousness

MASALAHPESERTA

1 2 3 4 5 6 7

A/B B B B B B B B

A/C C C C C C C A

B/C B B B B B C C

41

Page 42: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Tabel 4.3 Data Pengambilan Growth

MASALAHPESERTA

1 2 3 4 5 6 7

A/B B B A A A A B

A/C A C C C C A A

B/C B B C C B C C

HASIL SKORING

Tabel 4.4 Hasil Skoring USG

MASALAH URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL RANKING

A 9 1 7 17 3

B 6 12 6 24 1

C 6 8 8 22 2

Dari tabel 4.4 didapatkan yang menjadi masalah prioritas adalah masalah:

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan.

43 Definisi Permasalahan

4.3.1 Pengertian

Anak usia 6-24 bulan adalah bayi usia 6-11 bulan dan untuk usia 12-24 bulan.

4.3.2 Definisi Operasional

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24

bulan adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan

selama 90 hari.

42

Page 43: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

4.3.3 CARA PERHITUNGAN RUMUS

1. Rumus

2. Pembilang

Jumlah anak usia 6-24 bulan dari yang mendapat MP-ASI di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

3. Penyebut

Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan di satu wilayah kerja dalam kurun

waktu tertentu.

4. Ukuran/konstanta

Persentase (%)

5. Contoh perhitungan

Jumlah anak usia 6-24 bulan yang mendapat MP-ASI 16 anak.

Jumlah sasaran anak usia 6-24 bulan 16 anak.

Presentase anak usia 6-24 bulan yang mendapat MP-ASI =

16 x 100% = 0%

16

4.3.4 Sumber Data

Laporan balita usia 6-24 bulan yang mendapat MP-ASI.

4.3.5 Rujukan

Pedoman pengelolaan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) untuk anak

usia 6-24 bulan.

4.3.6 Target

TARGET 100%.

43

Jumlah anak usia 6-24 yang mendapat MP-ASI disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulandi satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

Cakupan pemberian makananpendamping ASI

x 100%=

Page 44: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

4.3.7 Laporan Perdesa

Tabel 4.5 data laporan cakupan MP-ASI perdesa Kecamatan Bareng tahun

2010

NO. DESABULAN

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

1. Bareng 3 3 3 - 13 13 13 13

2. Mojotengah 1 2 2 1 7 7 7 7

3. Tebel 1 2 2 1 5 5 5 5

4. Kebondalem 3 4 4 1 17 17 17 17

5. Karangan 1 1 1 - 9 9 9 9

6. Pakel - - - - 6 6 6 6

7. Mundusewu 1 2 2 1 6 6 6 6

8. Ngampungan - - - - 3 3 3 3

9. Jenis Gelaran 1 1 1 - 3 3 3 3

10. Pulosari - - - - 4 4 4 4

11. Ngrimbi 1 2 2 1 13 13 13 13

12. Nglebak 2 2 2 - 2 2 2 2

13. Banjaragung 1 1 1 - 2 2 2 2

Jumlah 15 20 20 5 80 80 80 80

4.4 Penyebab Masalah

Dari hasil curah pendapat yang melibatkan USG dengan menggunakan

diagram tulang ikan sebagai berikut :

PROSES MACHINE MARKET MONEY

44

TIME

REWARD METODE MATERIAL MAN

Cakupan Pemberian MP-ASI usia 6-24

bulan

Page 45: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Didapat penyebab masalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Faktor penyebab masalah

NO.Variabel Penyebab

Alternatif Pemecahan Masalah

Faktor Penyebab

Penyebab Masalah

1. Man Kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang gizi pada

anak

Mengadakan penyuluhan

pada masyarakat secara

kontinyu

2. Money Rendahnya pendapatan

masyarakat

Memberikan pembekalan

keterampilan usaha kecil

pada masyarakat

3. Material Keanekaragaman makanan

yang kurang

Mengadakan kerja sama

dengan lintas sektoral

(pertanian)

4. Metode Cara pemberian dan

penyajian MP ASI pada

anak yang kurang tepat

Memberikan penyuluhan

pada keluarga

5. Market Distribusi MP ASI di

lingkungan rumah tangga

yang kurang tepat

Mengadakan kunjungan

rumah

6. Machine - -

7. Time Waktu turunnya anggaran

yang kurang tepat

Mengusulkan proposal ke

Dinas Kesehatan setempat

45

Page 46: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB V

PERENCANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk meningkat cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak

usia 6-24 bulan, maka dibuatlah alternatif pemecahan masalah. Maka peserta

diminta untuk memilih pemecahan masalah yang perlu diprioritaskan.

4.2 Prioritas Pemecahan Masalah

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut dilakukan penentuan

prioritas alternatif pemecahan masalah. Diambil 1 pemecahan masalah saja yang

dijadikan kegiatan utama untuk meningkatkan cakupan indikator kerja pemberian

MP-ASI usia 6-24 bulan. Dalam menentukan prioritas alternabtif masalah dilakukan

curah pendapat dengan menggunakan metode CARL.

Definisi Carl

Metode CARL merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah jika

data yang tersedia adalah data kualitatif. Dilakukan dengan menentukan skor atas

kriteria tertentu, yaitu Capability, Accesbility, Readiness, dan Leverage (CARL).

Semakin besar skor maka semakin besar masalahnya, sehingga semakin besar

masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas yaitu:

C : Capability/ kemampuan

A : Accesbility/ kemudahan

R : Readiness/ kesiapan

L : Leverage/ daya ungkit

Dengan skor nilai:

1 = sangat tidak mudah

2 = tidak mudah

3 = cukup mudah

4 = sangat mudah

5 = sangat mudah sekali

46

Page 47: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Langkah inti pelaksanaan CARL:

1. Pemberian skor pada masing-masing alternatif

pemecahan masalah dan perhitungan hasilnya.

1. Tulis atau daftarlah pemecahan masalah yang did apat dari kegiatan analisis

situasi.

2. Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada tiap pemecahan masalah

berdasarkan kesepakatan bersama.

3. Berikan skor atau nilai utnuk setiap alternatif pemecahan masalah berdasarkan

kriteria CARL ( C x A x R x L ).

2. Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking.

Urutkan pemecahan masalah menurut prioritasnya berdasarkan hasil yang telah

diperoleh pada langkah 1.

Alur Pelaksanan CARL

47

PERSIAPAN

- PETUGAS

- TEMPAT

- SARANA

- DATA

- PESERTA

PRAKATA

OLEH

PIMPINAN

TENTUKAN

BATAS SKOR

NILAI UNTUK

MASALAH

BERDASARKAN

KRITERIA

LAKUKAN PEMBERIAN

SKOR PADA MASING-

MASING MASALAH

BERDASARKAN

KRITERIA CARL

KALIKAN SKOR YANG

DIPEROLEH MASALAH

PADA TIAP KRITERIA

CARL ( C x A x R x L)

BUAT URUTAN MASALAH

(PRIORITAS)

BERDASRAKAN JUMLAH

HASIL KALI SKOR

BERDASARKAN KRITERIA

CARL (YANG MENJADI

PRIORITAS ADALAH

YANG MEMILIKI JUMLAH

C x A x R x L YANG LEBIH

BESAR

Page 48: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

PENGAMBILAN SKOR DENGAN METODE CARL

Peserta :1. dr. Sri Rahayu selaku dokter umum Puskesmas Bareng.

2. Ulfa Ida,Amd.Keb selaku koordinator KIA.

3. Endang Sukariyati selaku koordinator Gizi.

4. Syamsiah,Amd.Keb selaku koordinator Keluarga Berencana.

5. Amik Sudati,Amd.Kep selaku koordinator Promosi Kesehatan.

6. Hadi Pranoto,Amd.Kep selaku koordinator P2P.

7. Norman Mahendra,Amd.Kep selaku pembimbing praktik manajemen.

Tabel 5.1 Pengambilan Data Capability

KEGIATANPESERTA

1 2 3 4 5 6 7 Rata-RataMengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

3 3 3 3 3 5 5 3,6

Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat

1 1 1 1 1 1 1 1

Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian)

2 2 2 2 2 2 3 2,1

Mengadakan kunjungan rumah

3 3 3 3 3 4 5 3,4

Mengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan setempat

1 1 1 1 1 1 5 1,6

48

Page 49: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Tabel 5.2 Pengambilan Data Accesability

KEGIATANPESERTA

1 2 3 4 5 6 7 Rata-RataMengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

2 2 1 2 2 5 5 2,7

Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat

1 1 1 1 1 1 1 1

Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian)

2 2 1 3 2 2 3 2,1

Mengadakan kunjungan rumah

2 2 2 3 2 5 4 2,9

Mengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan setempat

2 2 1 2 1 1 1 1,4

Tabel 5.3 Pengambilan Data Readiness

KEGIATANPESERTA

1 2 3 4 5 6 7 Rata-RataMengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

5 2 2 3 2 5 5 3,4

Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat

1 1 1 1 1 1 1 1

Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian)

2 2 2 3 2 2 1 2

Mengadakan kunjungan rumah

3 1 3 4 2 5 3 3

Mengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan setempat

3 2 2 2 1 4 2 2,3

49

Page 50: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Tabel 5.4 Pengambilan Data Leverage

KEGIATANPESERTA

1 2 3 4 5 6 7 Rata-RataMengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

1 2 2 5 3 4 5 3,1

Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat

1 1 1 2 1 1 1 1,1

Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian)

2 1 1 2 1 1 1 1,3

Mengadakan kunjungan rumah

3 3 3 5 3 4 5 3,7

Mengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan setempat

4 4 4 2 3 3 1 3

Tabel 5.5 Hasil Skoring CARL

KEGIATANSKOR Hasil

RankingC A R L CxAxRxL

Mengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

3,6 2,7 3,4 3,1 102,4 2

Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat

1 1 1 1,1 1,1 5

Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian)

2,1 2,1 2 1,3 11,5 4

Mengadakan kunjungan

3,4 2,9 3 3,7 109,4 1

50

Page 51: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

rumahMengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan setempat

1,6 1,4 2,3 3 15,5 3

Dari tabulasi hasil penilaian peserta CARL diperoleh rangking kegiatan

sebagai berikut :

1. Mengadakan kunjungan rumah.

2. Mengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu.

3. Mengusulkan Proposal ke Dinas Kesehatan setempat.

4. Mengadakan kerja sama dengan lintas sektoral (pertanian).

5. Memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil pada masyarakat.

Tabel 5.6 GANT CARL

Kegiatan Man Money Metode Material Machine Market Time

Mengadakan kunjungan rumah

Pihak Puskesmas

- Penilaian keadaan bumil dengan 7T.

Materi tentang penting MP-ASI usia 6-24 bulan

Leafleat Bumil 1 bulan sekali

Mengadakan penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu

Team pembinaan posyandu

- Tanya jawab, ceramah dan praktek

Materi penyuluhan

Leafleat, alat peraga langsung, lembar balik, pengeras suara

Bidang Promkes Puskesmas dan kader

1 bulan sekali setiap posyandu

51

Page 52: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari praktik manajemen kebidanan yang dilakukan di Puskesmas Bareng

dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah dapat:

1. Data umum di wilayah kerja Puskesmas Bareng sebagaimana subbab 3.1 s/d 3.5

2. Program Puskesmas Bareng serta masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Bareng.

3. Masalah kesehatan yang ada di puskesmas Bareng ada 3 masalah. Yaitu cakupan

kunjungan K4 yang belum mencapai target, cakupan pemberian MP-ASI usia 6-

24 bulan, dan cakupan balita gizi buruk yang belum mencapai target.

4. Yang menjadi masalah prioritas di Puskesmas Bareng adalah belum tercapainya

target SPM dari indikator kerja cakupan pemberian MPASI usia 6-24 bulan.

5. Penyebab masalah belum tercapainya target SPM dari indikator kerja cakupan

pemberian MPASI usia 6-24 bulan adalah mengadakan penyuluhan pada

masyarakat secara kontinyu, memberikan pembekalan keterampilan usaha kecil

pada masyarakat, menegdakan kerjasama dengan lintas sektoral (pertanian),

mengadakan kunjungan rumah, mengusulkan proposal ke Dinas Kesehatan

setempat.

6. Terdapat alternatif pemecahan masalah prioritas sebanyak 2 alternatif, yaitu

penyuluhan pada masyarakat secara kontinyu dan melakukan kunjungan rumah

7. Melaksanakan penyuluhan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan di

Balai Desa Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Puskesmas Bareng:

1. Diharapkan Puskesmas Bareng bisa mempertimbangkan rencana tindak

lanjut yang telah dibuat dalam laporan ini.

2. Diharapkan Puskesmas Bareng bisa menggali lebih dalam tentang

penyebab masalah dari tidak tercapainya target SPM dari indikator kerja

cakupan pemberian MPASI usia 6-24 bulan.

52

Page 53: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

6.2.2 Bagi Institusi

1. Dengan dilaksanakannya praktek manajemen organisasi, institusi dapat

mengukur seberapa jauh anak didiknya dalam memahami konsep

manajemen organisasi dengan metode USG dan CARL dilapangan.

2. Sebagai pengembangan ilmu pendidikan di Institusi.

6.2.3 Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang manajemen organisasi baik

secara konsep maupun penerapannnya langsung di lapangan praktik.

53

Page 54: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

DAFTAR PUSTAKA

http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/17-konsep-

puskesmas.html, akses tanggal 4 Januari 2011

http://tiarsblog.blogspot.com/2010/03/puskesmas.html, akses Tanggal 4 Januari 2011

http://ingo1.wordpress.com/2010/05/29/perencanaan-program-kesehatan-melalui-

fungsi-manajemen-poace/, akses tanggal 4 Januari 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, akses tanggal 4 januari 2011

http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/04/manajemen-keperawatan.html,

akses tanggal 6 Januari 2011

http://www.scribd.com/doc/6946361/perilaku-organisasi, akses tanggal 6 Januari 2011

54

Page 55: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

LAMPIRAN

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok Bahasan : Gizi Pada Balita

Sub Pokok Bahasan : Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24

bulan

Sasaran : Masyarakat Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang

Target : Ibu yang memiliki balita

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : Kamis / 06 Januari 2011 Januari 2011

Tempat : Balai Desa Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang

Penyuluh : Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika

Jombang

1. Latar Belakang

Gizi memegang mempunyai peranan penting dalam siklus hidup manusia.

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

dan dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan janin. Pada bayi dan anak,

kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang

apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa.

Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode

emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi

yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada

masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan

berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak,

baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for

Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting

yang harus dilakukan yaitu;pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam

waktu 30 menit setelah bayi lahir,kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau

pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga

55

Page 56: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan

sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24

bulan atau lebih.

Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial budaya MP-ASI

hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah

setempat (indigenous food).

Program perbaikan gizi yang bertujuan meningkatkan jumlah dan mutu MP-

ASI, selama ini telah dilakukan, diantaranya pemberian MP-ASI kepada bayi dan anak

usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin. Secara umum terdapat dua jenis MP-ASI yaitu

hasil pengolahan pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrikan dan yang diolah di

rumah tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal. Mengingat pentingnya aspek sosial

budaya dan aspek pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan pemberian MP-ASI maka

MP-ASI yang akan diberikan pada tahun 2006 yaitu MP-ASI lokal atau disebut juga ”

MP-ASI dapur ibu ”.

Pemberian MP-ASI lokal memiliki beberapa dampak positif, antara lain; ibu

lebih memahami dan lebih terampil dalam membuat MP-ASI dari bahan pangan lokal

sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan

pemberian MP-ASI lokal secara mandiri; meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan

masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti PKK dan Posyandu; memiliki

potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian; dan

sebagai sarana dalam pendidikan atau penyuluhan gizi.

Pemberian MP-ASI lokal diharapkan meningkatkan kegiatan kader dan

partisipasi masyarakat untuk datang ke Posyandu. Hal ini sangat penting dalam upaya

menggairahkan kegiatan Posyandu, karena MP-ASI lokal dapat dijadikan sebagai ”entry

point” revitalisasi Posyandu. Oleh sebab itu pemberian MP-ASI lokal harus melibatkan

posyandu dan PKK desa/kelurahan

2. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberi pengetahuan tentang makanan pendamping ASI / MP-ASI.

2. Tujuan Khusus

1. Memberitahu cara pemberian MP-ASI pada bayi.

56

Page 57: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

2. Memberitahu persyaratan dalam pemberian MP-ASI.

3. Memberitahu jenis-jenis MP-ASI.

3. Kegiatan

1. Salam.

2. Perkenalan diri.

3. Ceramah.

Isi ceramah: pengertian MP-ASI, kriteria MP-ASI, cara pemberian MP-ASI,

indikator bayi siap untuk menerima makanan padat.

4. Media

Leafleat

5. Materi

1. Pengertian MP-ASI

MP-ASI atau Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman

yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan

gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 6-24 bulan. Semakin meningkat usia

bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang,

sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi gizi. MP-ASI merupakan

makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-

ASI harus dilakukan secra bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan

kemampuan pencernaan bayi/anak.

Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting

untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang pesat pada

periode ini. Bertambah umur bayi, bertambah pula kebutuhan gizinya. Ketika bayi

memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen nutrisi seperti karbohidrat, protein,

dan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam ASI atau susu formula

tidak lagi mencukupi. Sebab itu sejak usia 6 bulan, kepada bayi selain ASI mulai

diberi makananpendamping ASI (MP-ASI) agar kebutuhan gizi bayi/anak terpenuhi.

Dalam pemberian MP-ASI perlu diperhatikan waktu pemberian MP-ASI,

frekuensi porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara

57

Page 58: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

pemnberiannya. Disamping itu perlu pula diperhatikan pemebrian makanan pada

waktu anak sakit dan bila ibu bekerja diluar rumah. Pemberian MP-ASI yang tepat

diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayinya, namun juga

merangsang keterampilan makan dan meranmgsang rasa percaya diri.

Setelah usia 6 bulan, ASI hanya memenuhi 60-70% kebutuhan gizi bayi.

Jadi bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemeberian

makanan padat pertama ini harus memperhatikan kesiapan bayi, antara lain

keterampilan motorik, keterampilan mengecap, dan mengunyah, plus penerimaan

terhadap rasa dan bau. Oleh karena itu pemberian makanan padat pertama perlu

dilakukan secara bertahap. Misalnya, untuk melatih indra pengecapnya, berikan

bubur susu atau rasa dulu, baru kemudian dicoba yang multi rasa.

Disini kami akan membahas mengenai cara pengenalan yang baik

pemberian makanan pendamping ASI kepada bayi mengingat organ pencernaan

bayi yang belum sempurna seperti orang dewasa, sehingga jika salah memberikan

pengenalan makanan bayi ini dapat menimbulkan gangguan pencernaan pada bayi

seperti terjadinya sembelit atau perut kembung.

Memberikan MP-ASI sebaiknya diberikan secra bertahap, baik dilihat

dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan

jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi

tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan

makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh gignya.

Porsi makanan juga berangsur, mulai dari satu sendok hingga sesuai

dengan porsi bayi. Sebaiknya pengenalan makanan bayi dimulai dari satu jenis

makanan, misalnya pisang, alpukat, dan pepaya. Kemudian setelah diberi makanan

bayi tersebut, perhatikan respon dari bayi, apakah bayi menerima makanan yang

diberikan atau tidak. Jika bayi menolak, biasanya dengan cara memuntahkan

makanan, jangan dipaksakan, berikan makanan bayi pendamping lainnya. Biasanaya

bayi lebih menyukai makanan yang rasanya manis, oleh karena itu berikan makanan

bayi seperti buah-buahan pada ujung loidah dan sayuran pada bagian tengah.

Utamakan pemberian sayuran diabnding buah-buahan, karena citarasa sayuran

cenderung langu dan kurang dinikmati bayi. Jikalau terus-menerus bayi dikenalkan

pada rasa manis, ditakutkan bayi tidak akan menyukai sayuran.

58

Page 59: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

2. Persyaratan MP-ASI

Kriteria yang harus dimiliki oleh MP-ASI:

a Nilai gizi dan kandungan proteinnya tinggi

b Memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandunng vitamin dan mineral

dalam jumlah yang cukup

c Dapat diterima oleh bayi dengan baik

d Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara alami

e Bersifat pada gizi (kandungan serta kasar/bahana lain sukar dicerna terlalu

banyak justru akan mengganggu pencernaan hati)

3. Cara Pemberian MP-ASI pada bayi

a Berikan secra hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang

lebih kental secara berangsur-angsur.

b Makanan diperkenalkan satu-persatu sampai bayi benar-benar dapat

menerimanya.

c Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus

dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih

dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.

d Pada pemeberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu

lapar (Notoatmodjo, 1998:138)

e Jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.

f Berikan makanan yang bervariasi agar tidak bosan.

4. Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat

a Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa

disangga.

b Menghilangnya refleks menjulurkan lidah

c Bayi mampu menunjukkan anggota tubuhnya kedepan untuk menunjukkan rasa

lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan

ketertarikan pada makanan

59

Page 60: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

5. Beberapa masalah pada pemberian MP-ASI

Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi

pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak

tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya, tetapi dengan pendekatan

yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan

masyarakat, selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6

bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah,

sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

6. Beberapa permasalahandalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan

a Pemberian makanan pralaktal (makanan sebelum ASI keluar) makanan pralaktal

adalah jenis makanan seperti arir kelapa, air tajin, aor teh, madu, pisang, yang

diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini mengganggu

keberhasilan menyusui.

b Kolostrum yang dibuang, kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari

pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang

tidak memberikan kolostrum pada bayinya. Kolostrum menegndung zat

kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi

tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.

c Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat (sebelum bayi berumur 6 bulan)

menurunkan konsumsi ASI dan ganggu pencernaan/diare. Kalau pemberian

MO-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan

pertumbuhan anak.

d MP-ASI diberikan pada periode 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup

baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh

makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santana atau minyak pada

makanan anak dapat menyebabkan anak menderita kurang gizizi terutama energi

dan protein serta beberapa vitamin yang penting yang larut dalam lemak.

e Pemberian MP-ASI sebelum ASI, berarti kemampuan bayi utnuk mengkonsumsi

ASI berkurang.

60

Page 61: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

f Frekuensi pemberian MP-ASI kurang, berakibat kebutuhan anak kurang

terpenuhi.

g Pemberian ASI terhenti karena ibu bekerja

7. Contoh jenis-jenis MP-ASI

Umur 6 bulan : ASI, bubur lunak/ sari buah, bubut tepung beras. 1-2x/hari

Umur 7 bulan : ASI, buah-buahan, biskuit, sayuran, air tajin. 1-2x/hari

Umur 9 bulan :ASI, buah-buahan, bubur/roti, sari buah tanpa gula. 1-2x/hari

Umur 12 bulan/lebih : Makanan pada umunya termasuk telur dengan kuningya,

buah-buahan, dll. 1-2x/hari.

(www.google.co.id/midewife_ipeah: SAP MP-ASI, akses tanggal 6 Januari 2011)

6. Evaluasi

Pertanyaan dari audien dan menjawab pertanyaan

1. Mengapa anak saya umur 3 tahun susah makan?

Jawaban:

- Ibu bisa memfariasikan menu makanan, sekreatif mungkin bentuk

dan tampilan makanan agar anak tertarik untuk makan,anak dilatih ngemil disela

sela jam makan bisa dengan buah (pisang,pepaya,jeruk dll), biskuit, dan makanan

ringan lainnya tapi jangan makan snack terlalu sering.

- Bisa memberikan suplemen penambah nafsu makan.

2. Mengapa anak saya setelah makan telur horn kok bisulan?

Jawaban:

- Anak ibu berarti alergi dengan telur horn jadi bisa makan telur

selain telur horn seperti telur bebek, telur ayam kampung.

3. Mengapa anak saya minum ASI tapi kok sakit-sakitan, katanya ASI

mengandung kekebalan tubuh?

Jawaban:

- Ibu anak sakit-sakitan itu bisa disebabkan oleh keadaan lingkungan yang tidak

indusif seperti lingkungan yang kotor, kumuh, dan lembab.

61

Page 62: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

- Pola hidup orang-orang disekitar bayi seperi perokok, keluarga yang juga

mengidap penyakit menular (TBC,Hepatitis B).

- Keadaan cuaca yang buruk seperti setelah musim hujan tiba-tiba berganti musim

panas.

4. Mengapa anak saya susah BAB?

- Itu berarti anak ibu kurang makanan serat, nah makanan berserat itu ada di sayuran

dan buah. Jadi agar anak ibu tidak susah buang air besar ya harus makan makanan

yang mengandung banyak serat.

62

Page 63: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

Dokumentasi Penyuluhan di Balai Desa Kecamatan Bareng Jombang

63

Page 64: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

64

Page 65: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

FORMAT UNDANGANPELAKSANAAN USG DAN CARL

Jombang, 05 Januari 2011

Perihal : Undangan RapatLamp : -

Kepada

Yth. Bapak/Ibu

di tempat

Sehubungan dengan dilaksanakannya presentasi mengenai

pelaksanaan penyusunan USG dan CARL dalam manajemen organisasi di

Puskesmas Bareng, dengan ini kami mengundang Bapak/ibu pada :

Hari / Tanggal  : Rabu, 05 Januari 2011

Tempat             : Ruang pertemuan Puskesmas Bareng

Waktu                :  Pukul 10.30 WIB

Dikarenakan besarnya manfaat yang didapat dalam acara tersebut,

maka kami sangat mengharapkan kesedian dan partisipasi Bapak/ibu sekalian

untuk menghadiri acara presentasi tersebut.

Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan dukungannya,

kami ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Kami

Mahasiswa semester 5

STIKES ICME JOMBANG

65

Page 66: Penentuan Prioritas Masalah Di Pkm Bareng

66