Top Banner
PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY SUSAN REAKTOR TRIGA 2000BANDUNG UNTUK ANALISIS AKTIV ASI NEUTRON Muhayatun., H.A. Das.., Achrnad Hidayat., Ratnawati Kukuh., P. llham' ABSTRAK PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY SUSAN REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG UNTUK ANALISIS AKTIVASI NEUTRON. Analisis aktivasi neutron menggunakan pembanding multielemen merupakan suatu metode yang umumdigunakan untuk analisis multielemen.Metode tersebut memerlukanwaktu preparasi lama daDbiaya besar. Meskipun SRM (standard reference material)telah sering digunakansebagai standar pembanding, tetapi pada beberapa keadaan menghasilkannilai yang berbeda. Pada keadaan tertentu juga tidak mungkin untuk membandingkan kondisi iradiasi standar daD sampel jika terjadi ketidak homogenan fluks. Untuk mengatasi berbagai keterbatasan tersebut, perlu digunakan metode standardisasi Ko. Penelitian metode standardisasi Ko merupakansuatu lingkup penelitian yang luas, melibatkanberbagai parameter yang spesifikuntuk suatu jenis reaktor tertentu daD membutuhkan waktu yanglama.Oleh schab itu dibutuhkan suatumetode altematif yang lebih efisien. Salah satumetode altematif yang dapatdigunakanadalah penentuan faktor normalisasi pada berbagai posisi iradiasi. Pada penelitian ini ditentukan faktor normalisasi pada beberapa posisi Lazy Susan (LS) reaktor TRIGA 2000 Bandung.Penentuan faktor normalisasi dilakukanpada tujuh posisi LS daD tiga posisi sampel (bawah, tengah, atas) di dalamwadah tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada iradiasi selama 3 jam, daya 1800kWatt untuk posisi sampel bawah,tengah,daD atas di berbagai posisi LS berturut-turut berada pada rentang 0,9373-1,1307; 0,9380-1,1624; daD 1,2220 -1,3515. Hasil yang diperoleh tersebutdapat digunakan untukmengatasi ketidakhomogenan fluks, sehingga dapat lebihmengefisienkan waktu,tenaga daD biaya dalam melakukan analisis multielemen menggunakan metode analisisaktivasi neutron (AAN). Kata kunci: aktivasi,neutron, metode Ko, multielemen ABSTRACT DETERMINATION OF NORMALIZATION FACTOR FOR LAZY SUSAN FACILITY OF TRIGA 2000 BANDUNG REACTOR IN NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS. Neutron activation analysis using synthetic multielement comparators is prevalentmethod for multielement analysis. This method has several limitations such as preparation of synthetic standard is time consuming andneeds high cost. Althoughthe standard reference materials (SRM) as comparator standards have been often used,in some cases this method yields disputed values.Besides, it is also not possible to ensure identical irradiationconditions for the standards and the samples where flux inhomogeneity occurs. In orderto overcome such difficulties, preliminary study of Ko standardization methodneeds to be done. .Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir -BA TAN ..Netherlands Energy Research Foundation (ECN) 41
13

PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

May 04, 2019

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

PENENTUAN FAKTOR NORMALISASIPADA FASILITAS LAZY SUSAN REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

UNTUK ANALISIS AKTIV ASI NEUTRON

Muhayatun., H.A. Das.., Achrnad Hidayat., Ratnawati Kukuh., P. llham'

ABSTRAK

PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY SUSAN REAKTORTRIGA 2000 BANDUNG UNTUK ANALISIS AKTIVASI NEUTRON. Analisis aktivasi neutronmenggunakan pembanding multielemen merupakan suatu metode yang umum digunakan untuk analisismultielemen. Metode tersebut memerlukan waktu preparasi lama daD biaya besar. Meskipun SRM(standard reference material) telah sering digunakan sebagai standar pembanding, tetapi pada beberapakeadaan menghasilkan nilai yang berbeda. Pada keadaan tertentu juga tidak mungkin untukmembandingkan kondisi iradiasi standar daD sampel jika terjadi ketidak homogenan fluks. Untukmengatasi berbagai keterbatasan tersebut, perlu digunakan metode standardisasi Ko. Penelitian metodestandardisasi Ko merupakan suatu lingkup penelitian yang luas, melibatkan berbagai parameter yangspesifik untuk suatu jenis reaktor tertentu daD membutuhkan waktu yang lama. Oleh schab itu dibutuhkansuatu metode altematif yang lebih efisien. Salah satu metode altematif yang dapat digunakan adalahpenentuan faktor normalisasi pada berbagai posisi iradiasi. Pada penelitian ini ditentukan faktornormalisasi pada beberapa posisi Lazy Susan (LS) reaktor TRIGA 2000 Bandung. Penentuan faktornormalisasi dilakukan pada tujuh posisi LS daD tiga posisi sampel (bawah, tengah, atas) di dalam wadahtabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada iradiasi selama 3 jam, daya 1800 kWattuntuk posisi sampel bawah, tengah, daD atas di berbagai posisi LS berturut-turut berada pada rentang0,9373 -1,1307; 0,9380 -1,1624; daD 1,2220 -1,3515. Hasil yang diperoleh tersebut dapatdigunakan untuk mengatasi ketidak homogenan fluks, sehingga dapat lebih mengefisienkan waktu, tenagadaD biaya dalam melakukan analisis multielemen menggunakan metode analisis aktivasi neutron (AAN).

Kata kunci: aktivasi, neutron, metode Ko, multielemen

ABSTRACT

DETERMINATION OF NORMALIZATION FACTOR FOR LAZY SUSAN FACILITYOF TRIGA 2000 BANDUNG REACTOR IN NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS. Neutronactivation analysis using synthetic multielement comparators is prevalent method for multielementanalysis. This method has several limitations such as preparation of synthetic standard is time consumingand needs high cost. Although the standard reference materials (SRM) as comparator standards have beenoften used, in some cases this method yields disputed values. Besides, it is also not possible to ensureidentical irradiation conditions for the standards and the samples where flux inhomogeneity occurs. Inorder to overcome such difficulties, preliminary study of Ko standardization method needs to be done.

.Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir -BA TAN

..Netherlands Energy Research Foundation (ECN)

41

Page 2: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah wkakarya Komputasi dalam gains dan Teknologi Nuklir XN, Juli 2003 (41-53)

This Ko standardization method study is a wide area of research that involves some specific parametersfor certain reactor type and time consuming. Therefore more efficiently alternative method is needed. Oneof the alternative methods is determination of normalization factors for several positions of irradiation. Inthis research, normalization factor for several positions of Lazy Susan (LS) of TRIGA 2000 Bandungreactor, have been done. The determination was done for seven LS positions and three sample positions(bottom, middle and top) on aluminum container. Normalization factor obtained for 3 hours irradiation of1800 kWatt were 0.9373-1.1307; 0.9380-1.1624; and 1.2220-1.3515 for three sample positions at sevenLS positions respectively. The results obtained can be used to overcome flux inhomogeneity and canminimize the spending of time, energy and cost for neutron activation analysis (NAA) activities.

Key words: activation, neutron, Ko method, multielement

PENDAHULUAN

Analisis aktivasi menggunakan pembanding multielemen merupakan suatumetode yang umum digunakan untuk analisis multielemen. Metode ini berdasarkanpada perbandingan aktivitas spesifik dari sampel yang konsentrasinya tidak diketahuidengan standar yang konsentrasinya telah diketahui. Metode ini mempunyai berbagaiketerbatasan baik dari segi ketepatan, waktu clan biaya: misalnya perlu melakukanpreparasi dari berbagai standar, membutuhkan waktu yang lama, serta membutuhkanbiaya yang besar. Meskipun standard reference material (SRM) telah seringdigunakan sebagai standar acuan, tetapi pada beberapa keadaan metode inimenghasilkan nilai yang berbeda, karena karakteristik dari berbagai unsur yang tidaksesuai. Di samping itu pada keadaan tertentu juga tidak mungkin untukmembandingkan kondisi iradiasi standar clan sampel jika terjadi ketidak homogenanfluks. Untuk mengatasi berbagai keterbatasan tersebut, perlu digunakan metodestandardisasi Ko. Penggunaan metode ini melibatkan berbagai parameter yang sangatkompleks, seperti faktor normalisasi berbagai posisi iradiasi, faktor f yang merupakanperbandingan antara fluks neutron termal dengan epitermal, faktor a yang merupakanfaktor yang terkait dengan sifat neutron yang tidak ideal. Faktor f clan a merupakanfaktor yang spesifik untuk suatu jenis reaktor tertentu. Penelitian metode standardisasiKo merupakan suatu lingkup penelitian yang luas, melibatkan berbagai parameter clanmembutuhkan waktu yang lama. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu metode alternatifyang lebih efisien. Salah satu metode altematif yang dapat digunakan adalahpenentuan faktor normalisasi pada berbagai posisi iradiasi.

Pada makalah ini akan dibahas penentuan faktor normalisasi dari berbagaiposisi geometri sampel clan posisi iradiasi pada fasilitas LS reaktor TRIGA 2000,Bandung. Hasil yang diperoleh dari studi ini diharapkan dapat digunakan untukmengatasi ketidak homogenan fluks. Dengan diketahuinya nilai faktor normalisasiposisi, maka pada analisis selanjutnya, dalam satu wadah aluminium hanyadibutuhkan satu standar, sehingga sisa tempatnya dapat diisi oleh sampel.

42

Page 3: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan Faktor Nonnalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung (Muhayatun, et.al.)

Keuntungan lain yang dapat diperoleh daTi penggunaan nilai faktor normalisasi adalahdapat meningkatkan kecepatan analisis clan menekan penggunaan standar. Secaraumum penerapan basil penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk kegiatan analisisaktivasi neutron (AAN) di reaktor TRIGA 2000, Bandung karena lebih efisienditinjau daTi segi waktu, tenaga clan biaya.

LANDASAN TEORI

Pada tahun 1965, Girardi dkk. mendetinisikan suatu konstanta k yang isinya

(1)k = My*c*(}*O'*

M*yc(}O'

di mana M adalah nomor massa, r persen kelimpahan, Ii effisiensi energi daTipengukuran sinar r oleh detektor, (J kelimpahan isotop, 0" penampang lintang, dan *

mengacu pada standar tunggal. Dengan mengetahui nilai k, maka jumlah sampel yangtidak diketahui (w), dapat dihitung dengan melakukan iradiasi sampel dan pembandingsecara bersama-sama. Nilai w dapat diperoleh dengan persamaan berikut:

w = k (2)ApS* D*w*

di mana Ap ada1ah cacahan spesifik, S faktor kejenuhan, clan D faktor peluruhan.Penggunaan faktor k tersebut hanya dapat diterapkan pada suatu keadaan di manakondisi iradiasi terma1 clan posisi geometri berada pada keadaan tertentu dengansedikit perubahan. Untuk membuat faktor k 1ebih fleksibe1, de Corte dkk., pada tahun1969[1] memperkena1kan faktor k dengan persamaan berikut:

~A.

sp

= M.YEeo- 0 (tPth / tPe) +10

My. E.e. o-~ (tPth / tPe) + I;k= (3)

di mana Asp adalah aktivitas spesifik daTi radionuklida di dalam sampel, Asp * mengacu

pada rata-rata cacahan yang telah dinormalisasi ke dalam I ~g pembanding, 0"0penampang lintang neutron termal clan 10 integral resonansi. Faktor k pada persamaan(3) masih melibatkan faktor eksperimen, seperti pengaturan pencacahan. Untuk

L1.1

melibatkan konstanta-konstanta inti. Konstanta k tersebut dinyatakan denganpersamaan berikut:

Page 4: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah Lokakarya Komputasi dalam gains daD Teknologi Nuklir XIV. Juli 2003

mengganti parameter yang me1ibatkan variabe1 eksperimen, pada taboo 1975 Simonitsill. memperkena1kan faktor Ko yang didefinisikan sebagai persamaan berikut:

k M*ByO" Asp(tPthltPe)+(IoIO"o)*s*0 == (4)M{}"y"a" A;p (i/Jth / i/Je) + (10/0"0)&

Perbedaan antara faktor k clan Ko adalah pada Ko hanya melibatkan parameter intiyang nilainya telah terdetinisi dengan baik, seperti (M, B, ~M*, 8*, y*), sedangkan padafaktor k masih melibatkan faktor eksperimen.

Pada tahun 2001, Ramakrishna [2] melakukan pengembangan faktor Ko untukmenentukan perhitungan konsentrasi unsur dalam sampel, menggunakan persamaanberikut:

[(Jig/g) =(5)

Ai

A;.Kanal

di mana Ai = luas puncak dari elemen i setelah dikoreksi terhadap faktor kejenuhan,pendinginan, clan peluruhan selama pencacahan. Sedangkan As. adalah luas puncakdari standar. Mengingat penggunaan nilai absolut Ko membutuhkan suatu rangkaianpenelitian yang kompleks, maka Ramakrishna menggunakan Kana! sebagai suatukontanta yang masih melibatkan faktor eksperimen clan besarnya diperoleh daripersamaan berikut.

(6)

di mana f adalah rasio fluks termal terhadap epitermal, sedangkan Qo( a) adalahperbandingan antara integral resonansi terhadap penampang lintang neutrontermal[3]. Adapun nilai Qo( a) dapat diperoleh dari persamaan berikut.

(7)

Dengan menentukan nilai f clan a yang spesifik untuk suatu jenis reaktor nuklirtertentu, maka konsentrasi unsur dapat dihitung menggunakan persamaan (5).Beberapa unsur isotop tunggal yang konstanta intinya telah terdefinisi dengan baik,disarankan sebagai standar tunggal, seperti Au, Co clan Mn[2].

44

Page 5: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan Faktor Nonnalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung (Muhayatun, et.al.)

Berdasarkan prinsip analisis aktivasi neutron, penentuan besamyakeradioaktifan imbas akibat penyinaran dengan neutron dinyatakan dengan persamaanberikut.

A = NfjJa(l- e-JJj )e-JJp(8)

di mana N adalah banyaknya inti atom yang disinari, f/J fluks neutron, 0" penampanglintang, Ii larnanya penyinaran, Ip lamanya pendinginan dan )., tetapan peluruhanradionuklida yang terbentuk. Untuk satu inti yang sarna, besamya keaktifan imbasyang terbentuk sebanding dengan banyaknya atom-atom yang disinari.

TATA KERJA

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan CuO 6,6 mgr/lOO ml.

Alat

Alat yang digunakan adalah alai pencacah multi channel analyzer (MCA),lampu infra merah, jangka sorong, alai pencatat waktu, vial polietilen 1,48 mL clankontainer aluminium.

Pengukuran dimensi vial daD kontainer aluminium

Untuk mengetahui posisi geometri sampel dilakukan pengukuran dimensi vialpolietilen 1,48 mL clan kontainer aluminium. Pengukuran dilakukan pada dimensiluar clan dalam dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran diameter vialpolietilen 1,48 mL adalah 1,17 x 2,44 cm (luar) clan 0,98 x 2,17 cm (dalam),sedangkan diameter wadah tabung aluminium adalah 2,52 x 14,32 cm (luar) clan2,42 x 10,45 cm (dalam).

Preparasi sample

Preparasi sampel dilakukan dengan membuat larutan CuO pada konsentrasi 6,6mgr/lOOmL. Larutan sampel diletakkan dalam beberapa wadah polietilen 1,48 mL,

L1~

Page 6: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam gains daD Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

rnasing-rnasing sebanyak 50~L clan dikeringkan menggunakan 1ampu infra merah.Se1anjutnya sampe1 tersebut dimasukkan ke da1am tabung kontainer aluminium clanpenempatan vial po1ieti1en sampe1 diusahakan berada di tengah diameter tabungaluminium. Da1am satu tabung kontainer aluminium di1etakkan tiga sampe1, masing-masing ter1etak pada susunan 0,68 cm, 3,13 cm clan 5,68 cm daTi posisi dasar tabungkontainer aluminium. Kemudian sampe1 di1etakkan pada tujuh posisi LS clan diiradiasise1ama 3 jam pada daya 1800 kWatt. Penentuan posisi iradiasi dan posisi geometrisampe1 di1akukan seakurat mungkin karena hasi1 yang dipero1eh pada pene1itian iniakan digunakan untuk menghitung ni1ai faktor norma1isasi yang pada akhimyadigunakan sebagai ni1ai acuan da1am mengoreksi ketidak homogenan fluks neutronse1arna iradiasi.

BASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis unsur pada metode AAN didasarkan pada pengukuran keradioaktifanimbas suatu cuplikan yang disinari dengan neutron. Sebagai akibat penyinaran denganneutron, sebagian daTi unsur-unsur yang berada dalam cuplikan menjadi radioaktif.Untuk satu inti atom yang sama, maka besamya keaktivan imbas yang terbentuksebanding dengan banyaknya atom-atom yang disinari dan nilainya sebanding denganberat unsur dalam cuplikan. Pada metode komparatif, cuplikan disinari bersama-samadengan standar dan analisis sampel didasarkan pada perbandingan aktivitas spesifiksampel yang tidak diketahui konsentrasinya dengan standar yang konsentrasinya telahdiketahui dengan tepat. Penggunaan metode pembanding pada analisis multielemenmelibatkan standar multielemen. Keterbatasan metode pembanding pada analisismultielemen adalah preparasi standar memerlukan waktu yang lama, biaya yang tinggidan sangat membosankan.

Untuk mengatasi keterbatasan metode pembanding dalam analisis multielemen,dapat digunakan metode standardisasi Ko. Penelitian metode standardisasi Komerupakan suatu lingkup penelitian yang luas, melibatkan berbagai parameter yangspesifik untuk suatu jenis reaktor tertentu dan membutuhkan waktu yang lama, makadibutuhkan suatu metode altematif yang lebih efisien. Salah satu metode altematifyang dapat digunakan adalah penentuan faktor normalisasi pada berbagai posisiiradiasi. Pada penelitian ini ditentukan faktor normalisasi pada beberapa posisi LSreaktor TRIGA 2000 Bandung. Penentuan faktor normalisasi dilakukan pada tigaposisi geometri sampel dalam kontainer aluminium dan tujuh posisi iradiasi di dalamLS pada iradiasi selama 3 jam, daya 1800 kWatt.

Hasil penentuan faktor normalisasi inter posisi LS pada sampel bawah, tengahdan atas disajikan pada Tabel 1. Posisi LS diberi tanda LS I, LS II, LS III, LS IV, LSV, LS VI, dan LS VII. Posisi LS I menunjukkan posisi LS sebelum digeser, LS II

46

Page 7: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan FaktOT Normalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung (Muhayatun, et.al.)

posisi LS yang tergeser satu daTi posisi LS I, LS ill posisi yang tergeser dua daTiposisi LS I, dan seterusnya hingga LS vn posisinya tergeser enam daTi posisi LS I.Penempatan sampel pada kontainer aluminium dilakukan pada tiga posisi, yaitu posisibawah, tengah dan atas. Pada posisi bawah sampel terletak pada jarak :t 0,68 cm daTiposisi dasar tabung kontainer aluminium, sedangkan posisi tengah dan atas terletakpada jarak :t 3,13 dan 5,68 cm. Perhitungan luas puncak dilakukan menggunakanpersamaan 8 dengan melibatkan waktu iradiasi dan waktu pendinginan, sedangkanperhitungan faktor normalisasi dilakukan dengan membandingkan masing-masingposisi sampel terhadap posisi sampel bawah.

Tabell. Nilai faktor noffilalisasi inter posisi LS reaktor TRIGA 2000 Bandung padaposisi sampel bawah, tengah dan atas

~ Posisi LS I Posisi samDel Luas puncak (cps)278,920 :t 1,458

Faktor normalisasiI Bawah

TengahAtasBawah

TengahAtasBawah

TengahAtasBawah

TengahAtasBawah

TengahAtasBawah

TengahAtasBawah

TengahAtas

1,00001,06611,30371,00001,14771,32921,00001,08911,25731,00001,09401,31691,00001,07161,18431,00001,10311,24271,00001,08451,2025

261,627213,940269,790235,070202,970256,670235,680204,140263,200240,540199,870214,535200,197181,149236,908214,769190,645232,000213,930192,393

1,4781,2891,4081,3231,2351,3521,3031,219-1,3411,2931,1862,1982,1422,0531,3001,2511,185

~1,2211,630

:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t:t

n

m

IV

v

VI

VB

Perhitungan faktor normalisasi antar posisi LS dilakukan pada dua deret pengukuran.Pada deret pertama dilakukan pengukuran pada posisi LS I, II, III clan N di tiga posisisarnpel dengan rnenggunakan posisi LS N, posisi sarnpel bawah sebagai acuan.Perhitungan dilakukan dengan cara yang sarna seperti dalarn perhitungan faktor

47

Page 8: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah l.AJkakarya Komputasi dalam Sains daD Teknologi Nuklir XN, Juli 2003

normalisasi untuk inter posisi LS. Sedangkan pada deret kedua dilakukan pengukuranpada posisi LS V, VI clan VII di tiga posisi sampel dengan menggunakan posisiLS VII, posisi sampel bawah sebagai acuan. Hasil perhitungan faktor normalisasiuntuk deret pertama clan kedua berturut-turut disajikan pada Tabel2 clan Tabel 3.

Tabel 2. Nilai faktor normalisasi antar posisi LS I, II, ill, IV clan sampel

Tabel 3. Nilai faktor normalisasi antar posisi LS V, VI, VII dan sampel

t'aktor normalisasi posisi iradiasiPosisi LS I Posisi sampel ba~~I~osisi sampel tengah

SD

~~

0.0024

Rata-rata1,13070,99631,0000

Rata-rata1,16241,09161,0821

Posisi sam el atasRata-rata

1,29081,22201,2268

VVIVII

SD

~~0,0000

SD0.01010,00500,0208

Korelasi antara faktor normalisasi dengan ketinggian posisi sarnpel dalarnkontainer aluminium disajikan pada Garnbar 1. Penentuan korelasi dilakukan padatujuh posisi LS. Hasil korelasi yang diperoleh rnenunjukkan profil yang sarna denganrentang yang tidak terlalu lebar « 20%).

48

Page 9: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan Faktor Nonnalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung (Muhayatun, et.al.)

Gambar Korelasi faktor normalisasi antar posisi iradiasi di LSsampel di dalam kontainer aluminium

terhadap posisi

Korelasi yang diperoleh pada Gambar 1 dapat digunakan untuk menentukanfaktor normalisasi daTi sampel yang diletakkan pada ketinggian tertentu di dalamtabung kontainer aluminium. Hasil faktor normalisasi yang diperoleh tersebut dapatdigunakan untuk mengoreksi basil analisis sampel berdasarkan pada posisi iradiasi LSdan posisi ketinggian sampel dalam tabung kontainer aluminium. Penentuan faktornormalisasi posisi iradiasi dapat dimanfaatkan juga untuk meminimalkan jumlahstandar yang digunakan dalam metode komparatif. Pada satu tabung kontaineraluminium dapat ditempatkan 3 tingkat sampel yang terletak dalam wadah polietilen1,48 mL, dan dalam satu tingkat dapat ditempatkan 2 vial polietilen 1,48 mL.Pada metode pembanding, di setiap tingkat ditempatkan 1 sampel dan 1 standar,sehingga pada 1 tabung kontainer aluminium berisi 3 buah sampel dan 3 buah standar.Dengan diketahuinya nilai faktor normalisasi posisi iradiasi, maka dalam 1 tabungkontainer aluminum hanya diperlukan 1 standar sehingga jumlah sampel yangdianalisis dapat lebih banyak. Penggunaan standar dapat ditekan dan kecepatananalisis dapat ditingkatkan. Ditinjau daTi segi efisiensi waktu, tenaga dan biaya,penentuan faktor normalisasi posisi iradiasi sangat bermanfaat.

Hasil faktor normalisasi posisi iradiasi pada berbagai posisi LS terhadap ketigaposisi sampel daTi tabung kontainer aluminium disajikan pada Gambar 2.

49

Page 10: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam gains clan Teknologi Nuklir XIV. Juli 2003

1.5cnco

.S!?:

"ffiEL-ac:L-a~co

LL

1.2

0.9

0.6

0.3

0

0 2 4 6 8

Posisi sampel dari dasar kontainer AI (Cm)pada tujuh posisi LS

.Fbsisi bawah

.Fbsisi tengah

..Fbsisi atas

Gambar 2. Faktor norrnalisasi pada tujuh posisi LS terhadap posisi sampel dalamtabung kontainer aluminium

Hasil yang diperoleh pada Gambar 2 menunjukkan bahwa variasi antar posisi LSberada pada rentang yang tidak terlalu lebar ( lebih kecil daTi 17% , 19% clan 10%masing-masing untuk posisi sampel bawah, tengah clan atas). Secara umum basil yangdiperoleh menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi posisi sampel nilaifaktor normalisasi semakin meningkat.

Salah satu keterbatasan yang dijumpai pada pelaksanaan penelitian ini adalahbiaya yang relatif besar untuk pengadaan wadah sampel vial polietilen, sehinggapenelitian baru dapat dilakukan pada tujuh posisi LS. Mengingat besamya manfaatyang diperoleh daTi penentuan faktor normalisasi posisi iradiasi, maka diharapkanpenelitian dapat dilanjutkan pada berbagai posisi LS lain. Berbagai kegiatan lain yangmerupakan tindak lanjut daTi penelitian ini seperti analisis unsur menggunakan standartunggal Au, pembuatan program yang melibatkan berbagai parameter Ko, clan ujikeakuratan metode standar tunggal, sedang dilakukan clan akan dibahas dalam tulisantersendiri.

KESIMPULAN

Nilai faktor nomlalisasi pada tujuh posisi LS terhadap posisi sampel dalamtabling kontainer aluminium telah diperoleh. Korelasi antara faktor nomlalisasi padatujuh posisi LS terhadap posisi sampel memiliki profil yang sarna dan mempunyai

50

Page 11: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan FaktOT Normalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung ...(Muhayatun, et.al.)

kecenderungan semakin tinggi posisi sampel semakin besar nilai faktor normalisasi.Nilai faktor norrnalisasi yang diperoleh dapat digunakan untuk mengoreksi ketidakhomogenan fluks neutron dan sebagai acuan dalam analisis aktivasi neutron padaberbagai posisi iradiasi.

DAFTARPUSTAKA

1 WOI1TIEZ,J.R.W., RIJPKEMA,J.E., ROVERS,J.B., MEERMAN,L.,NlERCKX,F.J.M., Practical aspects of the introduction of the Ko method forINAA using the ECN low flux reactor.

2. RAMAKRISHNA,V.V.S., ACHARYA,R.N., REDDY,A.V.R., GARG,A.N.,"Use of gold as monostandard for determination of elemental concentrations inenvironmental SRMs and Gangga river sediments". by the Ko method, AppliedRadiation and Isotopes 55, (2001) 595-602

3. WOITTIEZ, J.R.W., Theoretical aspects of the introduction of the Ko method forINAA using the ECN low flux reactor, ECN Report (1989)

51

Page 12: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Risalah Lokakarya Kornputasi dalam gains dan Teknologi Nuklir XIV, Juli 2003

DISKUSI

RUKIHATI

1. Apakah sudah pemah dilakukan studi banding hasil analisis metoda komparatifdengan metoda standar tunggal terhadap sampel / cuplikan yang sarna?

2. Apakah faktor normalisasi yang ditampilkan bersifat permanen?3. Hingga dihitung konsentrasi unsur menggunakan software apa?

MUHA Y A TUN

1. Studi banding analisis metoda komparatif dengan metoda standar tunggal telahdilakukan tetapi dalam keterulangan yang relatifbelum banyak.

2. Faktor normalisasi yang telah dihitung dilakukan pada daya 1800 kwatt dan secaraberkala ditentukan untuk melihat apakah terjadi pergeseran.

3. Untuk menghitung sampai konsentrasi, digunakan software yang sederhana yangtelah dibuat di P3TkN. Pada saat ini nilai a eksperimen belum dilakukan sehinggadalam perhitungannya digunakan nilai a prakiraan. Penentuan parameter aeksperimen direncanakan dilakukan pada tahun 2004.

HUDIHASTOWO

1. Perlu dicek apakah normalisasi bersifat permanen, daTi waktu ke waktu. Terutamadikaitkan dengan posisi dari CR sebagai fungsi waktu selama operasi reaktor yangbersifat lama.

2. Mohon kiranya kegiatan pengembangan metoda Ko di P3TkN Batan dapatdilakukan dengan kerja sarna bersama unit kerja lain, seperti PPTN Serpong, sertakegiatan regional misalnya FNCA. Terutama dikaitkan dengan komparasi clanvalidasi hasil antar unit/lab yang ada.

MUHA Y A TUN

Terima kasih ares usulan dan sarannya.

52

Page 13: PENENTUAN FAKTOR NORMALISASI PADA FASILITAS LAZY …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Informatika/lkstn...tabung aluminium. Nilai faktor normalisasi yang diperoleh pada

Penentuan Faktor Norrnalisasi pada Fasilitas Lazy Susan Reaktor Triga 2000 Bandung (Muhayatun, et.aI.)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Dr. Muhayatun

2. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 18 Juli 1964

3. Instansi : P3TkN-BATAN

4. Pekerjaan / Jabatan : Peneliti/Peneliti Madya

5. Riwayat Pendidikan : (setelah 8MU sampai sekarang).81 Jurusan Kirnia, ITB,.82 Jurusan Rekayasa Nuklir, ITB.83 Jurusan Kirnia, ITB

6. Pengalaman Kerja :.P3TkN -BAT AN, 1988 -sekarang

7. Organisasi Professional :.Anggota Himpunan Kimia Indonesia, Jawa Barat

53

Moh. zen
Moh. zen
Moh. zen
Moh. zen
Home