Top Banner

of 59

Peneltian Ultron Done

Nov 04, 2015

Download

Documents

Peneltian Ultron Done
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN DUREN SAWITTAHUN 2015

PEMBIMBING :Dr. Adolfina R. Amahorseja, MSDr. Angkasa Sebayang, MSDr. Ance Adriani, MS., Sp.OK., MS., Sp.GK

Disusun oleh:Juan Alexander Manurung (1061050039)Christian Hasudungan Nainggolan (1061050188)Monica Gabe Marina Sitanggang(1061050194)Tomi Eko Prasetyo(1061050199)Riza Febriany(1161050244)Andry Ganesha Rombe (1161050253)Tiffani Ratu (1161050260)Egon Ilman Saputra (1161050263)

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIAPERIODE 11 MEI 25 JULI 2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiiDAFTAR TABELivDAFTAR GRAFIKvABSTRAKviBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah Penelitian3C.Hipotesis3D.Tujuan Penelitian41.Tujuan Umum42.Tujuan Khusus4E.Manfaat Penelitian41.Bagi Ilmu Pengetahuan42.Bagi Peneliti43.Bagi Masyarakat4BAB II TINJAUAN PUSTAKA5A.Definisi5B.Cara Penularan dan Faktor Resiko5C.Etiologi6D.Pengetahuan8E.Sikap8F.Perilaku Kesehatan8G.Kesehatan Lingkungan8H.Manifestasi klinis8I.Diagnosis11J.Tata laksana14K.Pencegahan20M.Prognosis21N.KERANGKA TEORI22O.KERANGKA KONSEP22P.DEFINISI OPERASIONAL23BAB III METODOLOGI PENELITIAN25A.Desain Penelitian25B.Waktu, Lokasi, dan Sasaran Penelitian25C.Populasi25D.Kriteria Inklusi dan Eksklusi25E.Sampel25F.Teknik Sampling26G.Inform Consent26H.Prosedur Penelitian26I.Teknik Pengambilan Data26J.Rencana Pengolahan dan Analisis Data26BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN27A.Deskripsi Data27B.Analisa Data37C.Pembahasan40BAB V KESIMPULAN DAN SARAN44A.KESIMPULAN44B.SARAN44DAFTAR PUSTAKA46LAMPIRAN48

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyebab Diare Akut yang Dapat Menyebabkan Diare Pada Manusia12Tabel 2. Frekuensi Enteropatogen Penyebab Diare Pada Anak Usia 5 tahun

RotavirusRotavirusCampylobacter

NorovirusNorovirusSalmonella

AdenovirusAdenovirusRotavirus

SalmonellaSalmonella

Campylobacter

Yersinia

Sumber: Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition (tanpa izin)Disamping itu penyebab diare nonifeksi yang dapat menimbulkan diare pada anak antara lain:Tabel 3. Penyebab Diare Non Infeksi Pada AnakKesulitan makananNeoplasma Neuroblastoma Phaeochromocytoma Sindroma Zollinger Ellison

Defek anatomis Malrotasi Penyakit Hirchsprung Short Bowel Syndrome Atrofi mikrovilli StrictureLain-lain: Infeksi non gastrointestinal Alergi susu sapi Penyakit Crohn Defisiensi imun Colitis ulserosa Ganguan motilitas usus Pellagra

Malabsorbsi Defesiensi disakaridase Malabsorbsi glukosa dan galaktosa Cystic fibrosis Cholestosis Penyakit celiac Keracunan makanan logam berat Mushrooms

Endokrinopati Thyrotoksikosis Penyakit Addison Sindroma Androgenital

Sumber: Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition (tanpa izin)D. PengetahuanPengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, rasa, penciuman, dan raba.

E. SikapSikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau pun perilaku.

F. Perilaku KesehatanPerilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

G. Kesehatan LingkunganSarana kesehatan lingkungan terdiri dari: perumahan, pembuangan kotoran manusia atau tinja, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan air limbah.12 H. Manifestasi klinisInfeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainya bila terjadi komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bias berupa diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya.10Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga akan meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisistas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya biasa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi berat.10Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enterik patogen antara lain : vulvovaginitis, infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomyelitis, meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis dan septik tromboplebitis. Gejala neurolgik dari infeksi usus bias berupa parestesia (akibat makan ikan, kerang, monosodium glutamat), hipotoni dan kelemahan otot.Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus terjadi pada perut bagian bawah serta rektum menunjukan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah symptom yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seprti: enterik virus, bakteri yang memproduksi enteroroksin, giardia, dan cryptosporidium.Muntah juga sering terjadi pada non inflammatory diare. Biasanya penderita tidak panas atu hanya subfebris, nyeri perut periumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukan bahwa saluran makan bagian atas yang terkena. Oleh karena pasien immunokompromise memerlukan perhatian khusus, informasi tentang adanya imunodefisiensi atau penyakit.10Tabel 4. Gejala Klinis Diare Akut Oleh Berbagai PenyebabRotavirusShigellaSalmonellaETECEIECKolera

Gejala klinis :Masa TunasPanasMual, muntahNyeri perutNyeri kepalalamanya sakit17-72 jam+SeringTenesmus-5-7 hari24-48 jam++JarangTenesmus, kramp+>7hari

6-72 jam++SeringTenesmus,kolik+3-7 hari6-72 jam-+--2-3 hari6-72 jam++-Tenesmus, kramp-Variasi48-72 jam-SeringKramp-3 hari

Sifat tinja:VolumeFrekuensiKonsistensiDarahBauWarnaLeukositLain-lain

Sedang5-10x/hariCair-LanguKuning hijau-AnorexiaSedikit>10x/hariLembek+-Merah-hijau+Kejang+SedikitSeringLembekKadangBusukKehijauan+Sepsis +BanyakSeringCair--Tak berwarna-MeteorismusSedikitSeringLembek+-Merah-hijau-Infeksi sistemik+

BanyakTerus menerusCair-Amis khasSeperti air cucuian beras--

Sumber: Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 (tanpa izin)

I. Diagnosis1. AnamnesisPada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut : lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak. Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: memberi oralit, membawa berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit dan obat-obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya.101. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda tambahan lainya: ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.10Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asiodosis metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi. Penilaian beratnya atau derajat dehidraAsi dapat ditentukan dengan cara: objektif yaitu dengan membandingkan berat badan sebelum dan sesudah diare. Subjektif dengan menggunakan criteria WHO dan MMWR.10Tabel 5. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut MMWR 2003SymptomMinimal atau tanpa dehidrasi, kehilangan BB9%

KesadaranBaikNormal, lelah, gelisah, irritableApatis, letargi, idak sadar

Denyut jantungNormalNormal meningkatTakikardi, bradikardi, (kasus berat)

Kualitas nadiNormalNormal melemahLemah, kecil tidak teraba

PernapasanNormalNormal-cepatDalam

MataNormalSedikit cekungSangat cekung

Air mataAdaBerkurangTidak ada

Mulut dan lidahBasahKeringSangat kering

Cubitan kulitSegera kembaliKembali2detik

Cappilary refillNormalMemanjangMemanjang, minimal

EkstremitasHangat DinginDingin,mottled, sianotik

KencingNormalBerkurang Minimal

Sumber: Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 (tanpa izin)Tabel 6. Penentuan Derajat Dehidrasi Menurut WHO 1995PenilaianABC

Lihat:Keadaan umumMataAir mataMulut dan lidahRasa hausBaik,sadarNormalAdaBasahMinum biasa,tidak haus*Gelisah,rewelCekungTidak adaKering*haus ingin minum banyak*lesu,lunglai/tidak sadarSangat cekungKeringSangat kering*malas minum atau tidak bias minum

Periksa: turgor kulitKembali cepat*kembali lambat*kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasiDehidrasi ringan/sedangBila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lainDehidrasi beratBila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lain

TerapiRencana terapi ARencana terapi BRencana terapi C

Sumber: Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 (tanpa izin)Menurut tonisistas darah, dehidrasi dapat dibagi menjadi:9 dehidrasi isotonik, bila kadar Na+ dalam plasma antara 131-150 mEq/L dehidrasi hipotonik, bila kadar Na+150 mEq/L1. LaboratoriumPemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak diperkukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat. Contoh: pemeriksaan darah lengkap, kultur urin dan tinja pada sepsis atau infeksi saluran kemih. Pemeriksaan laboratorium yang kadang-kadang diperlukan pada diare akut:10 Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika Urin: urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika

Tinja:1. Pemeriksaan makroskopik1. Pemeriksaan mikroskopikJ. Tata laksanaTerdapat empat pilar penting dalam tatalaksana diare yaitu:131. Rehidrasi1. Dukungan nutrisi1. Pemberian obat sesuai indikasi1. Edukasi pada orang tua. Tujuan pengobatan diare adalah:13 0. Mencegah dehidrasi (preventif)0. Mengatasi dehidrasi yang telah ada(kuratif)0. Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare0. Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen ZincTujuan pengobatan diatas dapat dicapai dengan cara mengikuti rencana terapi yang sesuai, seperti yang tertera dibawah ini:141. Rencana terapi A : penanganan diare di rumahJelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah: Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)Jelaskan pada ibu: Pada bayi, pemberian ASI adalah makanan utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. Jika anak memperoleh ASI eksklusif, beri oralit, atau air matang sebagai tambahanAnak harus diberi larutan oralit dirumah jika: anak telah diobati dengan rencana terapi B atau dalam kunjungan anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah beratAjari pada ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukan pada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairanya sehari-hari: 2 tahun : 100 samapai 200 ml setiap kali BABKatakan pada ibu Agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk/ cangkir/gelas Jika anak muntah, tunggu 10 menit. kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. Beri tablet Zinc Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis : umur 6 bulan : 1 tablet (20 mg) perhari Lanjutkan pemberian makanan Kapan harus kembali

1. Rencana terapi BPenanganan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit. Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.Tabel 7. Rencana Pemberian Terapi Berdasarkan Usia Dan Berat BadanUsia15 tahun

Berat badan30 kg

Jumlah (ml)200-400 400-600 600-800800-12001200-22002200-4000

Sumber : WHO Indonesia. 2009 (tanpa izin)Jumlah oralit yang diperlukan 75 ml/kgBB. Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambah 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas, berikan sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai tunjukan cara menyiapkan oralit di rumah, tunjukan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pertama. Oralit dapat diberikan dengan menggunakan sendok, sebanyak 1 sendok tiap 1-2 menit pada anak kurang dari 2 tahun. Jika anak sudah lebih besar, oralit dapat diberikan menggunakan cangkir. Jika anak muntah, dapat menunggu selama 10 menit, kemudian berikan oralit secara lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).Kemudian setelah 3 jam ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya, dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak diberi ASI, beri juga 100-200 ml air matang selama periode ini. Mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan. Lanjutkan pemberian ASI. Selain itu anak diberikan tablet zinc. Zinc diberikan tablet per hari (10mg) selama 10 hari. Untuk anak 6 bulan keatas diberikan 1 tablet zinc per hari (20mg). Zinc ini penting untuk membantu penyembuhan selama diare serta mencegah timbulnya diare berikutnya.1. Rencana terapi C (penanganan dehidrasi berat dengan cepat)Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. Beri 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut.Tabel 8. Rencana Pemberian Terapi Menurut UmurUmurPemberian pertama 30ml/kgBB selamaPemberian berikut 70ml/kgBB selama

Bayi (dibawah umur 12 bulan)1 jam*5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun)30 menit*2 jam

*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak terabaSumber : UNICEF. Oral Rehydration Salt (ORS) A New Reduced Osmolality Formulation.

Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih cepat. Juga beri oralit (kira-kira 5ml/kgBB/jam) segera setelah anak mau minum, biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri anak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam (klasifikasikan dehidrasi), kemudian pilih rencana terapi) untuk melanjutkan penggunaan.Prinsip pemberian terapi cairan pada gangguan cairan dan elektrolit ditujukan untuk memberikan pada penderita:1. Kebutuhan akan rumatan (maintenance) dari cairan dan elektrolit1. Mengganti cairan kehilangan yang terjadi1. Mencukupi kehilangan abnormal dari cairan yang sedang berlangsung.Pada diare CRO merupakan terapi cairan utama. CRO telah 25 tahun berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dan anak dibawah 5 tahun karena diare. WHO dan UNICEF berusaha mengembangkan oralit yang sesuai dan lebih bermanfaat. Telah dikembangkan oralit baru dengan osmolalitas lebih rendah. Keamanan oralit ini sama dengan oralit yang lama, namun efektifitasnya lebih baik daripada oralit formula lama. Oralit baru dengan low osmolaritas ini juga menurunkan kebutuhan suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah direkomendasikan WHO dan UNICEF untuk diare akut non-kolera pada anak.10,15ZINCZinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal. Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada efeknya terhadap imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Fungsi zinc pada diare dapat meningkatkan absorbsi air dan elektrolit oleh usus halus meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, dan meningkatkan respon imun serta menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Pengobatan dengan zinc sesuai ditetapkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki banyak masalah terjadinya kekurangan zinc di dalam tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya imunitasnya yang kurang memadai. Dosis zinc untuk anak-anak: anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hariZinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare. Untuk bayi tablet zinc diberikan dalam air matang, ASI atau oralit. Untuk anak lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.10,16Terapi medikamentosaBerbagai obat yang telah digunakan untuk pengobatan diare seperti antibiotika, antidiare, adsorben, antiemetik, dan obat yang mempengaruhi mikroflora usus. Beberapa obat mempunyai lebih dari satu mekanisme kerja, banyak diantaranya mempunyai efek toksik sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan untuk anak umur kurang dari 2-3 tahun. Secara umum obat-obat tersebut tidak diperlukan untuk pengobatan diare akut.AntibiotikAntbiotik pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar diare infeksi penyebabnya adalah Rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotik. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti V.cholera, Shigella, Enterotoksigenik E.coli, Salmonella, Campilobacter, dan sebagainya,10Tabel 9. Penatalaksanaan Diare Berdasarkan PenyebabPenyebabAntibiotik pilihanAlternatif

KoleraTetracycline 12,5 mg/kgBB4x sehari selama 3 hariErythromycin 12,5 mg/kgBB4x sehari selama 3 hari

Shigella DisentriCiprofloxacin 15 mg/kgBB2x sehari selama 3 hariPivmecillinam 20 mg/kg BB4x sehari selama 3 hariCeftriaxone 50-100 mg/kgBB1x sehari IM selama 2-5 hari

AmoebiasisMetronidazole 10 mg/kgBB3xs ehari selama 5 hari (10 hari pada kasus berat)

GiadiasisMetronidazole 5mg/kgBB3x sehari selama 5 hari

Sumber: Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1, Edisi 1 (tanpa izin)

Obat antidiareObat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis dan tidak diindikasikan untuk pengobatan diare akut pada anak. Beberapa dari obat-obat ini berbahaya. Produk yang termasuk dalam kategori ini adalah:9, 10

AdsorbenContoh: kaolin, attapulgite, smectite, activated charcoal, cholesteramine. Obat-obat ini dipromosikan untuk pengobatan diare atas dasar kemampuanya untuk mengikat dan menginaktifasi toksin bakteri atau bahan lain yang menyebabkan diare serta dikatakan mempunyai kemampuan melindungi mukosa usus. Walaupun demikian, tidak ada bukti keuntungan praktis dari penggunaan obat ini untuk pengobatan rutin diare akut pada anak.

AntimotilitasContoh: loperamid hydrocloride, diphenoxylate dengan atropine, tincture opiii, paregoric, codein. Obat-obatan ini dapat mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa akan tetapi tidak mengurangi volume tinja pada anak. Lebih dari itu dapat menyebabkan ileus paralitik yang berat yang dapat fatal atau dapat memperpanjang infeksi dengan memperlambat eliminasi dari organisme penyebab. Dapat terjadi efek sedatif pada dosis normal. Tidak satu pun dari obat-obatan ini boleh diberikan pada bayi dan anak dengan diare.

Bismuth subsalicylateBila diberikan setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja pada anak dengan diare akut sebanyak 30%.K. Pencegahan1. Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diareKuman-kuman patogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:1. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum aktifitas dan saat akan memberi makan bayi1. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga1. Pemberian ASI yang benar1. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI1. Menggunakan air bersih yang cukup1. Membuang tinja bayi yang benar1. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamuCara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat juga mengurangi resiko diare antara lain:2. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun2. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makan dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status , gizi anak.2. Imunisasi campak. Pada balita 1-7% kejadian diare berhubungan dengan campak, dan diare yang terjadi umunya lebih berat dan lebih lama (susah diobati, cenderung menjadi kronis) karena adanya kelainan pada epitel usus. Diperkirakan imunisasi campak yang mencakup 45-90% bayi berumur 9-11 bulan dapat mencegah 40-60% kasus campak, 0,6-3,8% kejadian diare dan 6-25% kematian karena diare pada balita.10,92. Vaksin rotavirus, diberikan untuk meniru respon tubuh seperti infeksi alamiah, tetapi infeksi pertama oleh vaksin tidak menimbulkan, manifestasi diare. Di dunia beredar 2 vaksin rotavirus oral yang diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3 kali pemberian dengan interval 4-6 minggu. 10,14,17,18,19A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. PrognosisBila kita menatalaksanakan diare sesuai dengan 4 pilar diare, sebagian besar (90%) kasus diare pada anak akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan melanjut dan sembuh dalam kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5% akan menjadi diare persisten.14

A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. N. KERANGKA TEORI

Usia ibuPendidikan dan pengetahuan ibuKebersihan lingkungan dan perilaku ibu Sosial dan ekonomiKurangnya fasilitas kebersihan

Faktor Resiko

Diare

Virus

PatogenBakteri

Protozoa

O. KERANGKA KONSEP

Variabel IndependentVariabel Dependent

Karakteristik IbuUsia PendidikanPekerjaanJumlah Penghasilan

DIARE

Perilaku IbuPengetahuanSikapPerilaku

P. DEFINISI OPERASIONALVariabelDefinisi OperasionalHasil UkurSkalaPengukuran

Diare Penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.

1 = non diare2 = diare

Ordinal

Usia

Pendidikan

Pekerjaan

PenghasilanLamanya hidup dalam satuan tahun yang dihitung sejak kelahirannya

Pendidikan formal yang terakhir pernah diikuti responden

Status Pekerjaan yang dilakukan responden

Rata-Rata Jumlah pendapatan keluarga dalam 1 bulan21 - 25 tahun26 - 30 tahun31 35 tahun

Tidak Sekolah SDSMPSMAS1

Ibu Rumah TanggaKaryawatiWiraswastaPNS

Rendah (2.700.000)

Interval

Ordinal

Nominal

Ratio

SikapPenilaian ibu terhadap hidup sehat ibu dalam mencuci tangan, pemeliharaan sarana air bersih1 = Positif(benar 6)2 = Negatif (benar 5)

Nominal

Perilaku

PengetahuanPerilaku ibu dalam hidup sehat ibu dalam mencuci tangan, pemeliharaan sarana air bersih, sarana air bersih serta indikator PHBS.Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang penyakit Diare dan PHBS kesehatan lingkungan.1= Baik (benar 6)2= Buruk (benar 5)

1 = Baik (benar >6)2 = Kurang (benar 5)Ordinal

Ordinal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang diare dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.

1. Waktu, Lokasi, dan Sasaran PenelitianWaktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah 4 minggu selama bertugas di Puskesmas mulai tanggal 18 Mei sampai tanggal 12 Juni 2015. Lokasi penelitian adalah Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Sasaran pada penelitian adalah para ibu yang memiliki balita yang datang ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.

1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.

1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi1. Kriteria Inklusi0. Ibu dari pasien balita di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.1. Kriteria Ekslusi1. Balita menderita penyakit terkait sistem imun.1. Balita mengalami malnutrisi gizi buruk.

1. SampelIbu yang datang membawa balita ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit pada tanggal 18 Mei sampai dengan 12 Juni 2015.

1. Teknik SamplingTeknik sampling yang digunakan adalah teknik accidental sampling.

1. Inform ConsentSebelum melakukan pengambilan sampel, peneliti memberitahukan dan mensosialisasikan maksud dan cara penelitian ini dilakukan, serta menjelaskan bahwa dokumen atau hasil yang diambil adalah untuk keperluan penelitian dan hanya akan digunakan untuk kepentingan ilmiah saja.

1. Prosedur Penelitian7. Sosialisasi kepada calon subyek penelitian (ibu dari pasien balita dengan keluhan diare).7. Mengisi kuesioner dengan benar.

1. Teknik Pengambilan DataPengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang diare kepada para ibu dari balita yang datang ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dengan keluhan diare.

1. Rencana Pengolahan dan Analisis DataData dianalisa deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik histogram, kemudian dilakukan analisa data bivariat dengan Chi Square menggunakan SPSS 17 for windows.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi DataPenelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada setiap ibu dengan balita diare yang datang ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit mulai tanggal 18 Mei sampai tanggal 12 Juni 2015. Jumlah responden yang didapat adalah 70 orang, berikut ini adalah data deskriptif dari hasil penelitian yang dilakukan:

1. Frekuensi Diare Berdasarkan Tingkat Keparahan

Tabel 14. Frekuensi DiareTingkat KeparahanNPersentase

Diare4564,3%

Non Diare2535,7%

Total70100%

Data pada tabel 14 menunjukkan total jumlah responden yang diambil adalah 70 responden. Responden yang memiliki balita dengan diare adalah 45 orang (64,3%), sementara responden yang memiliki balita dengan non diare adalah 25 responden (35,7%). Berikut adalah gambaran dalam bentuk grafik histogram:Grafik 1. Persentase Diare Dan Non Diare

TotalNon DiareDiare

2. Usia Ibu terhadap Angka Kejadian DiareTabel 15. Usia IbuUSIA DIARENON DIARE

n%n%

21-25 th1125726,9230769

26-30 th22501038,4615385

31-35 th 1125934,6153846

TOTAL4410026100

Data pada Tabel 15 dan Grafik 2 menunjukkan bahwa terdapat 11 ibu usia 21-25 tahun, 22 ibu berusia 26-30 tahun, dan 11 ibu berusia 31-35 tahun yang memiliki balita diare. Sementara, terdapat 7 ibu usia 21-25 tahun, 10 ibu berusia 26-30 tahun, dan 9 ibu berusia 31-35 tahun yang memiliki balita tidak diare. Berikut ini adalah gambaran usia ibu terhadap diare yang ditampilkan dalam bentuk grafik histogram:

Grafik 2. Usia Ibu terhadap Diare

3. Pendidikan Ibu terhadap DiareTabel 16. Pendidikan Ibu

DIARETotal

DIARENON DIARE

PENDIDIKANTIDAK SEKOLAHCount9312

% within DIARE/NON DIARE20.5%11.5%17.1%

SDCount13720

% within DIARE/NON DIARE29.5%26.9%28.6%

SMPCount9413

% within DIARE/NON DIARE20.5%15.4%18.6%

SMACount3811

% within DIARE/NON DIARE6.8%30.8%15.7%

S1Count10414

% within DIARE/NON DIARE22.7%15.4%20.0%

TotalCount442670

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 16 dan Grafik 3 menunjukkan bahwa terdapat 9 ibu yang tidak sekolah, 13 ibu berpendidikan SD, 9 ibu berpendidikan SMP, 3 ibu berpendidikan SMA, dan 10 ibu berpendidikan S1 yang memiliki balita diare. Sementara terdapat 3 ibu yang tidak sekolah, 7 ibu berpendidikan SD, 4 ibu berpendidikan SMP, 8 ibu berpendidikan SMA, dan 4 ibu berpendidikan S1 dengan balita non diare. Berikut ini adalah gambaran pendidikan ibu terhadap diare yang ditampilkan dalam bentuk grafik histogram:

Grafik 3. Pendidikan Ibu

4. Penghasilan Orang Tua terhadap DiareTabel 17. Penghasilan Orang Tua Balita

DIARETotal

DIARENON DIARE

PENGHASILANRENDAHCount181129

% within DIARE/NON DIARE40.9%42.3%41.4%

SEDANGCount231336

% within DIARE/NON DIARE52.3%50.0%51.4%

TINGGICount325

% within DIARE/NON DIARE6.8%7.7%7.1%

TotalCount442670

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat 18 ibu berpenghasilan rendah, 23 ibu berpenghasilan sedang, dan 3 ibu berpenghasilan tinggi yang memiliki balita diare. Sementara, terdapat 11 ibu berpenghasilan rendah, 13 ibu berpenghasilan sedang, dan 2 ibu berpenghasilan tinggi yang memiliki balita non diare. Berikut ini adalah tampilan histogram dari penghasilan orang tua terhadap diare:

Grafik 4. Penghasilan Orang Tua Balita5. Pekerjaan Ibu terhadap DiareTabel 18. Pekerjaan Ibu terhadap Berat Ringannya Diare

DIARETotal

DIARENON DIARE

PEKERJAANIBU RUMAH TANGGACount11920

% within DIARE/NON DIARE25.0%34.6%28.6%

PEGAWAI SWASTACount121022

% within DIARE/NON DIARE27.3%38.5%31.4%

WIRAWASTACount639

% within DIARE/NON DIARE13.6%11.5%12.9%

PEGAWAI NEGERICount15419

% within DIARE/NON DIARE34.1%15.4%27.1%

TotalCount442670

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat 11 Ibu Rumah Tangga (IRT), 12 karyawati, 6 Wiraswasta, dan 15 PNS yang memiliki balita diare. Sementara, terdapat 9 Ibu Rumah Tangga (IRT), 10 karyawati, 3 Wiraswasta, dan 4 PNS yang memiliki balita non diare. Berikut adalah tampilan histogram pekerjaan Ibu terhadap diare:

Grafik 5. Pekerjaan Ibu

6. Pengetahuan Ibu terhadap DiareTabel 19. Pengetahuan Terhadap Berat Ringannya Diare

DIARETotal

DIARENON DIARE

PENGETAHUAN RESPONDENBAIKCount91524

% within DIARE/NON DIARE20.5%57.7%34.3%

KURANGCount351146

% within DIARE/NON DIARE79.5%42.3%65.7%

TotalCount442670

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat 9 ibu dengan pengetahuan baik, dan 35 ibu berpengetahuan kurang dengan balita diare. Sementara, terdapat 15 ibu berpengetahuan baik, dan 11 ibu berpengetahuan kurang dengan balita non diare. Berikut adalah tampilan histogram pengetahuan Ibu terhadap diare:

Grafik 6. Pengetahuan Ibu Terhadap Diare

7. Sikap Ibu terhadap DiareTabel 20. Sikap Ibu Terhadap Berat Ringannya DiareCrosstab

DIARETotal

DIARENON DIARE

SIKAP RESPONDENPOSITIFCount3811

% within DIARE/NON DIARE6.8%32.0%15.9%

NEGATIFCount411758

% within DIARE/NON DIARE93.2%68.0%84.1%

TotalCount442569

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 20 menunjukkan terdapat 3 ibu dengan sikap positif yang memiliki balita dengan diare, 41 ibu dengan sikap positif yang memiliki balita dengan non diare, 8 ibu dengan sikap negatif yang memiliki balita dengan diare, dan 17 ibu dengan sikap negatif yang memiliki balita dengan non diare. Berikut ini adalah tampilan histogramnya:

Grafik 7. Hubungan Sikap Ibu Terhadap Diare

8. Perilaku Ibu terhadap DiareTabel 21. Praktik Ibu Terhadap Berat Ringannya DiareCrosstab

DIARETotal

DIARENON DIARE

PERILAKU RESPONDENBAIKCount51217

% within DIARE/NON DIARE11.4%46.2%24.3%

BURUKCount391453

% within DIARE/NON DIARE88.6%53.8%75.7%

TotalCount442670

% within DIARE/NON DIARE100.0%100.0%100.0%

Data pada Tabel 21 menunjukkan terdapat 5 ibu dengan perilaku baik yang memiliki balita dengan diare, 39 ibu dengan perilaku buruk yang memiliki balita diare, 12 ibu berperilaku baik yang memiliki balita non diare, dan 14 ibu berperilaku buruk yang memiliki balita non diare. Berikut ini tampilan histogramnya:

Grafik 8. Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Diare

B. Analisa DataAnalisa data dilakukan adalah analisa bivariat dengan Chi Square. Pengujian ini dilakukan untuk untuk menguji hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Data yang dianalisa adalah data pengetahuan ibu terhadap diare, sikap ibu terhadap diare, dan praktik ibu terhadap diare. Data pengetahuan, sikap, dan praktik ibu sebagai variabel independen, sementara data diare sebagai variabel dependen. Berikut ini adalah hasil analisa data yang telah didapatkan:1. Pengetahuan Ibu terhadap DiareChi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square10.058a1.002

Continuity Correctionb8.4731.004

Likelihood Ratio9.9981.002

Fisher's Exact Test.004.002

Linear-by-Linear Association9.9151.002

N of Valid Cases70

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.91.

b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan hasil output dari Chi Square diatas, maka hubungan antara pengetahuan ibu terhadap diare dapat diuji dengan menyusun hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:H0 = Pengetahuan ibu tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian diare.Ha = Pengetahuan ibu berpengaruh signifikan terhadap kejadian diare.Dasar pengambilan keputusan: apabila probabilitas pada baris Pearson Chi Square, kolom Asymp. Sig. (2-sided) >0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi apabila probabilitas 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, tetapi apabila probabilitas