Top Banner
1 LAPORAN PENELITIAN MANDIRI Judul: Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Desain Interior I Peneliti: Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn. Prodi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Oktober 2014
58

Penelitian Project Based Learning

Jan 13, 2017

Download

Documents

lamhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penelitian Project Based Learning

1

HALAMAN PENGESAHAN USUL

HALAMAN PENGESAHAN USUL

LAPORAN

PENELITIAN MANDIRI

Judul:

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Mata Kuliah Desain Interior I

Peneliti:

Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn.

Prodi Pendidikan Seni Rupa

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta

Oktober 2014

Page 2: Penelitian Project Based Learning

2

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN MANDIRI

A. Judul Penelitian :

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) Untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Desain Interior I

B. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas

C. Personalia Pelaksana Penelitian:

1. Ketua Peneliti

a. Nama : Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn.

b. Pangkat/Jabatan : Penata Muda Tk I/ Lektor

c. NIP : 19700203 200003 2 001

d. Jurusan : Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

e. Alamat Surat : Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Yogyakarta

f. Alamat Rumah : Ketonggo RT 04 Wonokromo Pleret Bantul

g. Telp. Rumah/HP : HP. 08743107568

h. Faximili : 0274548207

i. e-mail : [email protected].

2. Mahasiswa yang dilibatkan:

NO Nama NIM

1 Bangga Dwi Putranto 10206241011

2 Evan Sapentri 10206241028

D. Lokasi Penelitian : Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

E. Kerjasama dengan Institusi Lain : -

F. Lama Penelitian : 6 bulan

G. Biaya yang diperlukan :

1. Sumber dari BPPFBS : Rp 7.000.000,-

2. Sumber lain : -

Jumlah : Rp. 7.000.000,-

Yogyakarta, 14 Oktober 2014

Mengetahui Ketua Pelaksana Kegiatan

Ketua BPPF Bahasa dan Seni UNY

Dr. Sutiyono, M,Hum. Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn

NIP. 19540722 198103 1 003 NIP. 19700203 200003 2 001

Menyetujui,

Dekan FBS UNY

Prof. Dr. Zamzani, M.Pd

NIP. 19550505 198011 1 001

Page 3: Penelitian Project Based Learning

3

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Mata Kuliah Desain Interior I

The Aplication of Project-Based LearningMethod in Improving the Learning

Quality of Interior Design I

ABSTRAK

Oleh:

Dwi Retno Sri Ambarwati

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Mata Kuliah Desain Interior I di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY dengan

penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam pembelajaran.

Metode yang diterapkan adalah tindakan kelas yang dilakukan dengan

mengikuti tahapan: (1) penyusunan rencana tindakan, (2) pelaksanaan rencana, (3)

pengamatan atas tindakan, (4) refleksi kegiatan dan dalam penelitian ini dilakukan

sebanyak 2 siklus.

Hasil dari penelitian ini terlihat bahwa setelah diterapkan Metode

Pembelajaran Berbasis Proyek terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa pada mata kuliah tersebut dalam hal: 1) kelancaran dalam fluency hal

komposisi desain yang mempertimbangkan prinsip-prinsip desain dan eknis

menggambar, 2) flexibilitas dalam fungsi, kesesuaian dimensi dan standardisasi,

kesesuaian pertimbangan keamanan dan kenyamanan, kesesuaian pemilihan bentuk

dan gaya, kesesuaian pemilihan material dan warna, kesesuaian pengolahan elemen

pembentuk ruang, dan kesesuaian penentuan tata kondisi ruang; 3) orisinalitas dalam

menyelesaikan tugasnya sendiri dengan kemampuan dan pemikiran sendiri; 4)

mampu mengelaborasi gagasan dan menghasilkan produk desain 5) ketepatan waktu

pengumpulan tugas meningkat Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode

Pembelajaran Berbasis Proyek mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Berbasis Proyek, Desain Interior I

Page 4: Penelitian Project Based Learning

4

The Aplication of Project-Based Learning Method in Improving the Learning

Quality of Interior Design I

Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project-Based Learning) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata

Kuliah Desain Interior I

ABSTRACT

By :

Dwi Retno Sri Ambarwati

This research is aimed at improving the learning quality of Interior Design I

in Visual Arts Department, Faculty of Languages and Arts, Yogyakarta State

University.

The method conducted in this study was classroom action research following

the four steps: (1) preparing action plans, (2) implementing the action plan, (3)

observing the action, and (4) reflecting. This research was conducted in 2 cycles.

The results show that Project-Based Learning Method has proven to

enhance students’ learning achievement in terms of: 1) fluency in design

composition and technical drawing, 2) flexibility in function, dimensions,

standardization, security considerations and comfort, the selection of shapes, styles,

materials and colors, alignment processing element of the space, and suitability

determination procedure increased space conditions; 3) originality in doing individual

task ; 4) elaboration in exploring the ideas and producing new designs; 5) and 6) time

accuracy in task submission. In conclusion, the effectivity of studio learning method

can improve the learning quality.

Keywords: Project-Based Learning Method , Interior Design I

Page 5: Penelitian Project Based Learning

5

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan

segenap kekuatan, Taufik dan HidayahNya sehingga penelitian Dosen Muda yang

berjudul : “Penerapan Metode Pembelaaran Berbasis Proyek (Project-Based

Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Desain

Interior I” ini dapat terselesaikan pada waktunya.

Terima kasih yang setulus-tulusnya kepada banyak pihak yang berperan

dalam proses penyelesaian penelitian ini, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Zamzani selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNY.

2. Bapak Dr. Sutiyono, M.Hum selaku BP Penelitian FBS UNY yang telah

memberikan banyak saran dan masukan yang bermanfaat.

3. Ibu Eni Puji Astuti, M.Sn. selaku Pembahas yang telah banyak memberikan

masukan yang berharga.

4. Bapak Drs. Mardiyatmo, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS

UNY atas segala bimbingan dan motivasinya.

5. Rekan-rekan dosen di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY atas segala

motivasi dan terciptanya suasana persaingan yang sehat selama ini.

Penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang

membangun sangat diharapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 24 Oktober 2014

Peneliti

Page 6: Penelitian Project Based Learning

6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii

ABSTRAK............................................................ .................................. iii

KATA PENGANTAR............................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR................................................................................. vii

DAFTAR TABEL..................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ ix

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 3

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 3

B. Rumusan Masalah............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian........................................................................... 5

BAB II. KAJIAN TEORI............................................................................. 7

A. Tinjauan Mengenai Kompetensi Desain Interior I.......................... 7

B. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek........................................... 7

C. Kemampua Berpikir Kreatif............................................................. 11

D. Kinerja Ilmiah.................................................................................. 11

E. Peningkatan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah dengan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek.............................................. 12

F. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek........................................... 12

BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 16

A. Subjek Penelitian............................................................................. 16

Page 7: Penelitian Project Based Learning

7

B. Jenis Penelitian............................................................................... 16

C. Desain Penelitian............................................................................. 17

D. Metode Pengumpulan Data............................................................. 18

E.Analisis Data...................................................................................... 19

F. Siklus Penelitian............................................................................... 19

G. Prosedur Penelitian.......................................................................... 19

H. Teknik Analisis Data....................................................................... 21

G. Indikator Keberhasilan.................................................................... 21

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 22

A. Hasil Penelitian............................................................................... 22

B. Pembahasan.................................................................................... 41

BAB V. PENUTUP.................................................................................... 45

A. Kesimpulan.................................................................................... 45

B. Saran............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 47

LAMPIRAN

Page 8: Penelitian Project Based Learning

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1 Grafik Kenaikan Nilai Rata-rata Pra Siklus,

Siklus II 40

2 Grafik Peningkatan Nilai Proses 41

Page 9: Penelitian Project Based Learning

9

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1 Daftar Nilai Perolehan Sebelum Tindakan 29

2 Daftar Nilai Perolehan Berdasarkan Indikator pada

Pra Siklus 31

3 Rangkuman Rencana Tindakan Kelas Siklus I 34

4 Deskripsi Metode Pembelajaran pada Tindakan Kelas

Siklus I 35

5 Nilai Tugas Gambar Kerja Siklus I 38

6 Daftar Nilai Perolehan Berdasarkan Indikator

Pada Siklus I 39

7 Rangkuman Rencana Tindakan Kelas Siklus II 41

8 Deskripsi Metode Pembelajaran pada Tindakan Kelas

Siklus II 42

9 Nilai Tugas Gambar Kerja Siklus II 45

10 Daftar Nilai Perolehan Berdasarkan Indikator

Pada Siklus II 46

11 Rangkuman Nilai Rata-rata Tugas pada Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II 49

12 Rangkuman Penilaian terhadap Proses pada Tahap

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II 50

Page 10: Penelitian Project Based Learning

10

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

I Daftar Hadir Seminar Instrumen

II Berita Acara Pelaksanaan Seminar Instrumen

III Lembar Saran Seminar Instrumen Penelitian

IV Daftar Hadir Seminar Hasil Penelitian

V Berita Acara Pelaksanaan Seminar Laporan Hasil Penelitian

VI Lembar Saran Seminar Laporan Hasil Penelitian

VII Riwayat Hidup Personalia Peneliti

Page 11: Penelitian Project Based Learning

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY terus berupaya untuk

meningkatkan dan mengembangkan diri agar selalu dapat meningkatkan kualitas hasil

belajar mahasiswa dengan dilakukannya berbagai inovasi dalam pembelajaran, baik

mata kuliah yang bersifat teori maupun praktek.

Salah satu mata kuliah yang banyak mengandung unsur praktek yaitu mata

kuliah Desain Interior I. Pada mata kuliah Desain Interior mahasiswa dituntut untuk

mampu memecahkan permasalahan ruang, dan merancang kondisi fisik ruang untuk

memenuhi kebutuhan dasar akan naungan dan perlindungan, mengatur aktivitas dan

fasilitas ruang, dan memenuhi aspirasi dan mengekspresikan gagasan yang menyertai

tindakan penghuninya. Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah pengembangan fungsi ruang, pengayaan estetis dan

peningkatan psikologi ruang interior.

Mata kuliah Desain Interior I bersifat teori dan praktek, dimana mahasiswa

belajar tentang dasar-dasar perancangan bangunan umum sederhana komersial (ruang

penjualan), pengetahuan mengenai teknis menggambar dengan komputer, dan

penyusunan konsep perancangan.

Hasil perkuliahan terutama yang berkaitan dengan pemahaman konsep desain

dan komposisi dari tahun ke tahun terus diupayakan kualitasnya meningkat. Namun

demikian masih dirasa hasil perkulihannya belum optimal, seperti kualitas desainnya

Page 12: Penelitian Project Based Learning

12

yang belum optimal, pertimbangan fungsinya belum terolah dengan baik, dan kinerja

ilmiah mahasiswa belum berkembang.

Pencapaian kinerja ilmiah mahasiswa yang masih rendah dalam pembelajaran

desain interior disebabkan karena karakteristik materi yang terlalu padat dan

mahasiswa masih menganggap bahwa tolak ukur keberhasilan masih difokuskan dari

segi teknis dan hasil produk (konsep), kurang terdorong untuk berpikir kreatif, dan

kurang terlatih untuk memecahkan masalah.

Sisi lainnya adalah evaluasi pembelajaran masih terbatas pada penilaian

kualitas worksheet dan produk desain yang dihasilkan, sementara penilaian terhadap

kinerja ilmiah siswa cenderung kurang diperhitungkan sebagai suatu penilaian

alternatif yang lebih bermakna. Ada banyak faktor yang mungkin

mempengaruhinya, seperti faktor mahasiswa, dosen, sarana dan prasarana belajar,

dan faktor lingkungan, dan strategi pembelajaran yang digunakannya. Untuk itu

diperlukan pendekatan pembelajaran yang akan mampu membuat mahasiswa menjadi

lebih serius dan antusias untuk berkarya dengan baik.

Upaya yang akan ditempuh untuk meningkatkan kualitas atau hasil belajar

mahasiswa dalam mata kuliah Desain Interior I ini adalah penerapan pendekatan

pembelajaran berbasis proyek. Dalam penerapan pendekatan pembelajaran ini

mahasiswa akan diajak untuk melakukan kinerja lmiah berkolaborasi dengan dosen

yang bertindak selaku klien/pemberi order, dan belajar dalam tim kolaboratif. Ketika

mahasiswa belajar dalam tim mahasiswa akan menemukan keterampilan

Page 13: Penelitian Project Based Learning

13

merencanakan, berorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang hal-hal

yang akan dikerjakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dijawab melalui

penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran berbasis proyek

untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada perkuliahan Desain Interior I

Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa melalui metode

pembelajaran berbasis proyek pada mata kuliah Desain Interior I Program Studi

Pendidikan Seni Rupa .

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat pada

berbagai pihak, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa, pembelajaran berbasis proyek akan mendorong mahasiswa

untuk mengalami dan belajar tentang perancangan yang riil, menyusun konsep

perancangan yang benar-benar matang , mendorong mahasiswa untuk

memfokuskan pada pemecahan permasalahan ruang yang mendorong mahasiswa

untuk menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan mendorong mahasiswa

mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan.

Page 14: Penelitian Project Based Learning

14

2. Bagi dosen/peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dosen dalam

hal ini peneliti khususnya dan dosen lain pada umumnya dalam menentukan suatu

model yang dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

3. Bagi lembaga, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah tambahan

khasanah pengetahuan dalam mengaplikasikan model Pembelajaran berbasis

proyek dalam peroses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran mata kuliah-

mata kuliah yang bersifat praktek di Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY.

Page 15: Penelitian Project Based Learning

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Mengenai Kompetensi Desain Interior I

Mata Kuliah Desain Interior I merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan

pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY. Mata kuliah ini

merupakan mata kuliah praktek yang merupakan salah satu bidang keahlian khusus

dan diselenggarakan secara berjenjang, yakni dari Desain Interior I – II. Mata Kuliah

Desain Interior I merupakan kelanjutan dari Mata Kuliah Dasar-Dasar Desain yang

mempelajari tentang pengetahuan mengenai teknis menggambar secara manual,

penyusunan konsep perancangan, dan praktek perancangan. Pada mata Kuliah dasar-

Dasar Desain mahasiswa sudah ditugaskan untuk mengerjakan proyek perancangan

dasar yakni perancangan interior bangunan umum . Dalam penyelesaian gambar

perencanaan harus selalu berpedoman pada dasar-dasar merencana dan menggambar

teknik, yang meliputi: a) kebutuhan(manusia dan kebutuhannya), b) arsitektur

(pengaruh iklim, analisa lokasi dan komplek, yang meliputi pengasaan tanah (site),

konsep ruang dan sirkulasi) dan c) konstruksi (bahan bangunan).

B. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL) menurut

Panduan Pembelajaran Berbasis Proyek ( Depdiknas, 2012) adalah metoda

pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik

Page 16: Penelitian Project Based Learning

16

melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Model pembelajaran berbasis proyek (MPBP) merupakan suatu model

pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber,

pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup

dengan presentasi produk nyata (Thomas, 2000). Pembelajaran berbasis proyek ini

tidak hanya mengkaji hubungan antara informasi teoritis dan praktek, tetapi juga

memotivasi mahasiswa untuk merefleksi apa yang mereka pelajari dalam

pembelajaran dalam sebuah proyek nyata. Mahasiswa dapat bekerja secara nyata,

seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis

(Purnawan, 2008).

Prinsip yang mendasari adalah bahwa dengan aktifitas kompleks ini,

kebanyakan proses pembelajaran yang terjadi tidak tersusun dengan baik.

Pembelajaran berbasis proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para

mahasiswa, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan mengagumi diri sendiri

(Santyasa, 2006). Oleh karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka

pengembangan keterampilan tersebut seyogyanya ditujukkan untuk semua tim.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan

Page 17: Penelitian Project Based Learning

17

komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan

memahaminya.

Melalui PBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan

penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek

kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi). Pada saat pertanyaan

terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama

sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PBL

merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan

berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang

berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para

peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara

yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah

topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep

Pendidikan Berbasis Produksi untuk menyiapkan lulusan untuk siap bekerja di dunia

usaha dan industri harus dapat membekali peserta didiknya dengan “kompetensi

terstandar” yang dibutuhkan untuk bekerja dibidang masing-masing. Dengan

pembelajaran “berbasis produksi” peserta didik diperkenalkan dengan suasana dan

makna kerja yang sesungguhnya di dunia kerja. Dengan demikian model pembelajaran

yang berbasis proyek ini sesuai diterapkan pada mata kuliah praktek.

Page 18: Penelitian Project Based Learning

18

Jadi, pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat

pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran

bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu

pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan

pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen.

Mengingat hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan

belajar berlangsung diantara mahasiswa. Pada pembelajaran berbasis proyek kekuatan

individu dan cara belajar yang diacu dapat memperkuat kerja tim sebagai suatu

keseluruhan.

Ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam implementasi

pembelajaran proyek. Pendapat Thomas yang dikutip Herminarto Sofyan (2006: 298)

menyatakan ada lima kriteria pembelajaran berbasis proyek yaitu keterpusatan

(centralita), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau

desain, otonomi mahasiswa, dan realisme.

Dalam pembelajaran berbasis proyek yang dijadikan sebagai pusat proyeknya

adalah inti kurikulum. Melalui proyek ini mahasiswa akan mengalami dan belajar

konsep-konsep. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau

masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Proyek ini

dapat dibangun di sekitar unit tematik atau gabungan topik-topik dari dua atau lebih.

Proyek juga melibatkan mahasiswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat

berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah,

penemuan atau proses pembangunan model. Dan agar dapat disebut proyek yang

Page 19: Penelitian Project Based Learning

19

memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi

transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak mahasiswa. Proyek mendorong

mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan.

C. Kemampuan Berpikir Kreatif

Dalam pembelajaran berbasis proyek, mahasiswa dituntut keterampilannya

dalam berpikir kreatif (creative thinking skill) yang sering juga disebut dengan

keterampilan berpikir divergen adalah keterampilan berpikir yang bisa menghasilkan

jawaban bervariasi dan berbeda dengan yang telah ada sebelumnya. Osborn

(Filsaime, 2007) mendefinisikan bahwa berpikir kreatif adalah suatu proses

penyelesaian masalah yang menghasilkan solusi-solusi kreatif untuk masalah yang

ada. Keterampilan berpikir kreatif memiliki empat indikator yaitu fluency, flexibility,

originality dan elaboration (Munandar, 1999; Suastra, 2006; Arnyana, 2007). Sifat

fluency yakni kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan,

keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam

pemecahan atau pendekatan terhadap masalah dan elaborasi : kemampuan untuk

menguraikan masalah.

D. Kinerja Ilmiah

Kinerja ilmiah mencerminkan semua aktivitas sains yang melatih dan

mengembangkan baik keterampilan sains dan sikap ilmiah. Kinerja ilmiah tersebut

mencakup kegiatan merencanakan penelitian, melakukan penelitian ilmiah, dan

mengkomunikasikan hasil penelitian.

Page 20: Penelitian Project Based Learning

20

E. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kinerja Ilmiah dengan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Model pembelajaran berbasis proyek memiliki langkah-langkah pembelajaran,

dimana langkah-langkah tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif

dan kinerja ilmiah (unjuk kerja). Model pembelajaran berbasis proyek mengikuti lima

langkah utama, dari lima langkah tersebut memberikan kontribusi pada kemampuan

berpikir kreatif dan kinerja ilmiah mahasiswa.

F. Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut PBL Guide (2013) disebutkan bahwa secara umum pembelajaran

berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek,

dan evaluasi proyek. Kegiatan perencanaan meliputi: identifikasi masalah riil,

menemukan alternatif dan merumuskan strategi pemecahan masalah, dan melakukan

perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembimbingan mahasiswa dalam

penyelesaian tugas, dalam melakukan pengujian produk (evaluasi), presentasi antar

kelompok. Tahap evaluasi meliputi penilaian proses dan produk yang meliputi:

kemajuan belajar proyek, proses aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kenerja

tim dan individual, buku catatan dan catatan penelitian, kontrak belajar, penggunaan

komputer, refleksi. Sedangkan penilaian produk seperti dalam hal: hasil kerja dan

presentasi, tugas-tugas non tulis, laporan proyek.

Berdasarkan teori di atas maka dalam pelaksanaan metode Pembelajaran

berbasis proyek pada Mata Kuliah Desain Interior I ini akan dilakukan tahapan

sebagai berikut:

Page 21: Penelitian Project Based Learning

21

Berikut diuraikan kembali langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek.

1) Menetapkan tema proyek.

Tema proyek hendaknya memenuhi indikator indikator berikut: (a) memuat

gagasan umum dan orisinil, (b) penting dan menarik, (c) mendeskripsikan

masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan. Pada

langkah pertama ini, yang lebih berperan adalah pengajar sebagai fasilitator

untuk menetapkan tema yang akan dipelajari mahasiswa selama proses

pembelajaran

2) Menetapkan konteks belajar.

Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: (a)

pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b)

mengutamakan otonomi mahasiswa, (c) mahasiswa mampu mengelola waktu

secara efektif dan efesien, (d) mahasiswa belajar penuh dengan kontrol diri,

(f) mensimulasikan kerja secara profesional.

Pada tahap kedua ini mahasiswa ditekankan untuk mampu mengeksploarsi

kemampuannya dalam mengelola waktu dan bekerja secara kolaboratif

3) Merencanakan aktivitas-aktivitas.

Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai

berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam,

(f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek, (g) akses internet.

Untuk tahap ketiga ini, sudah memberikan kontribusi pada kemampuan

berpikir kreatif mahasiswa, khususnya pada keluwesan dan kelancaran.

Page 22: Penelitian Project Based Learning

22

Mahasiswa yang telah diberikan tema akan memiliki kesempatan untuk

mencari sumber untuk mendisain proyek yang akan mereka kerjakan.

Penelitian ini menekankan pada proyek berupa portofolio atau rangkuman

hasil penelitian.

4) Memroses aktivitas-aktivitas.

Memproses aktivitas meliputi antara lain: (a) penyusunan konsep

perancangan, (b) membuat sketsa-sketsa alternatif, (b) menentukan alternatif

terpilih, (c) mewujudkan konsep dalam gambar kerja, (d) mengembangkan

prototipe. Langkah ini memberikan kontribusi terhadap kinerja ilmiah

mahasiswa, sebab dalam langkah ini indikator pertama kinerja ilmiah yaitu

merencanakan dan merancang dapat terlaksana dalam tahapan ini.

Perencanaan yang dilakukan mahasiswa sejalan pada tahap ketiga,

hanya saja pada tahapan ini perencanaan lebih dibuat mengkhusus, seperti

pembuatan langkah-langkah praktik. Disini juga diperlukan adanya

kemampuan berpikir kreatif pada indikator elaborasi.

5) Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.

Langkah-langkah yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan

proyek berdasarkan sketsa, (b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan

dan hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d)

merevisi hasil yang telah diperoleh, (e) mengklasifikasi hasil terbaik.

Page 23: Penelitian Project Based Learning

23

Langkah kelima juga masih memberikan kontribusi pada kinerja ilmiah,

yaitu menggunakan peralatan, pelaksanaan pengukuran, observasi dan pencatatan

data, interpretasi dan tanggungjawab.

Selain itu kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam langkah

ini, sebab mahasiswa dapat memberikan variasi-variasi pada pengukuran,

sehingga hasil penelitian dapat berbeda antara mahasiswa satu dengan mahasiswa

yang lain, dengan kata lain disini komponen kebaruan atau originality, keluwesan

dan elaborasi dapat dilihat jika mahasiswa dengan sungguh-sungguh

melaksanakan tiap langkah-langkah penelitian.

Page 24: Penelitian Project Based Learning

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Kelas G Jurusan Pendidikan Seni Rupa

yang mengikuti mata kuliah Desain Interior I semester gasal 2013/2014 yang terdiri

dari 1 kelas dengan jumlah mahasiswa 20 orang. Bobot Mata Kuliah 4 SKS dan

bersifat Mata Kuliah praktek.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kelas

(Classroom action research) . Dalam penelitian tindakan ini peneliti terjun langsung

dan melibatkan diri selama proses pembelajaran berlangsung sebagaimana yang

diungkapkan Suwarsih Madya (1994) bahwa gagasan sentral penelitian tindakan

kelas adalah bahwa orang yang melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses

penelitian dari awal. Mereka tidak hanya menyadari perlumya melaksanakan program

tindakan tertentu, tetapi secara jiwa raga akan terlibat dalam program tindakan

tersebut.

Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan mengikuti tahapan Kurt

Lewin yang diawali dengan : (1) kegiatan penyusunan rencana tindakan, (2)

pelaksanaan rencana, (3) pengamatan atas tindakan, (4) refleksi kegiatan. Dan dalam

penelitian ini dilakukan siklus sedikitnya 2 siklus melihat kondisi di lapangan.

Page 25: Penelitian Project Based Learning

25

C. Desain Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai penelitian tindakan kelas yang dikenakan pada

mahasiswa peserta perkuliahan Desain Interior I. Adapun tahap-tahapnya adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan ini diawali dengan penemuan permasalahan, masalah yang

ditemukan dijadikan fokus penelitian yang akan diberi tindakan. Tindakan yang

akan dilakukan direncanakan sesuai hasil yang ingin dicapai. Dalam kelas Desain

Interior I ini langkah awal perencanaan dengan merefleksi pembelajaran yang

telah dilakukan sebelumnya untuk lebih mengungkap fokus permasalahan

pembelajaran yang muncul. Dalam perencanaan juga disiapkan alat pengumpulan

data, teknik yang digunakan untuk keperluan dokumentasi jalannya penelitian,

juga disiapkan rencana pencatatan data dan pengolahannya serta menyiapkan

rencana melaksanakan tindakan serta mengevaluasinya.

2. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti menerapkan model pembelajaran yang dirancang sebelumnya yaitu

dengan studio learning method dalam pembelajaran, dimana studio tidak sekedar

ruang gambar, tetapi juga sebagai proses belajar, pengkayaan dan penggalian ide

melalui diskusi, mendengar, melihat, merasakan, menyentuh dan mempraktekkan.

Mahasiswa diajak untuk mengintegrasikan ketrampilan, nilai-nilai desain dan

wacana desain.Sangat dimungkinkan terjadi perubahan tindakan melihat situasi

Page 26: Penelitian Project Based Learning

26

dan kondisi dengan catatan tindakan tersebut tidak menyimpang jauh dari rencana

konsep awal.

3. Pengamatan atas tindakan/observasi

Peneliti melakukan pengamatan sistematik terhadap pelaksanaan kegiatan

penelitian tindakan tersebut dengan alat rekam, dokumentasi, catatan harian dan

mengamati kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan.

4. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti merancang kegiatan untuk menyelesaikan

permasalahan yang mengacu pada data tentang kelemahan dan kelebihan tindakan

yang diterapkan. Mengantisipasi adanya kendala yang muncul lagi dan

menyempurnakan perencanaan melakukan modifikasi jika perlu, melakukan

perbaikan tindakan atau bisa juga mengurangi hal-hal yang tidak perlu kemudian

menindak lanjuti tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan

kualitas belajar mahasiswa .

5. Diagnostik Ulang

Dalam tahap ini dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan dan

perbaikan kemudian dirumuskan hipotesis tindakan. Hasil dari diagnostic tersebut

kemudian dikaji dan didiskusikan untuk menentukan permasalahan yang spesifik

yang belum terpecahkan, menganalisis sumber penyebabnya.

D. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi atau pengamatan

langsung selama proses tindakan berlangsung tentang ketrampilan, sikap ilmiah,

Page 27: Penelitian Project Based Learning

27

penilaian antar teman, catatan lapangan, wawancara dan tes objektif di akhir

kegiataaan.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu tes tulis dan tes kinerja.

Disamping itu untuk melihat keaktifan selama proses perkuliahan digunakan metode

observasi. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis, tes

kinerja dan lembar observasi.

E. Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga analisis data

dilakukan dengan deskriptif yaitu menggambarkan keadaan atau kondisi data yang

sebenarnya. Untuk mempermudah menarik kesimpulan maka sebagian digunakan

dengan alat analisis sederhana seperti tabel distribusi frekuensi dalam bentuk tabulasi

silang. Prosedur analisis data kualitatif juga dengan langkah-langkah dalam model

Mattew B Miles dan A Michael Huberman (1992) yaitu menelaah data, mereduksi

data dan verifikasi.

F. Siklus Penelitian

G. Dalam penelitian ini akan dikenakan beberapa siklus minimal 2 siklus untuk

mengetahui apakah kualitas belajar meningkat dengan dilakukannya tindakan

penerapan studio learning method tersebut, dan jumlah siklus akan melihat

kondisi di lapangan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian meliputi tahap 1) Persiapan : Tahap ini merupakan

mekanisme awal yang difokuskan pada persiapan segala sesuatu yang diperlukan

Page 28: Penelitian Project Based Learning

28

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, baik segala sesuatu yang berkaitan

dengan substansi kajian maupun rancangan desain penelitian serta teknis administrasi

pelaksanaannya. Secara umum, aktivitas-aktivitas yang terintegrasikan dalam

beberapa tahap, sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini antara lain adalah : a) Koordinasi tim peneliti,

b)Penyusunan desain penelitian, diantaranya penyusunan silabus/rancangan

kegiatan perkuliahan. c) Penyusunan instrumen penelitian yang diperlukan

untuk mengevaluasi proses dan hasil perkuliahan., d) identifikasi masalah

dalam Desain Interior I dan f) menemukan alternatif dan merumuskan strategi

pemecahan masalah.

b. Tahap Pelaksanaan:

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan pendekatan pembelajaran berbasis

proyek dan sekaligus tahap penilaian proses terhadap aktivitas-aktivitas

kegiatan pembelajaran dalam perkuliahan tersebut.Tahap pelaksanaan ini

meliputi kegiatan-kegiatan yang antara lain a) penjelasan strategi perkuliahan

termasuk penyampaian kompetensi/tujuan dan silabus perkuliahan, b)

pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dan c) penilaian keberhasilan

perkuliahan baik dilihat dari perspektif proses maupun hasil belajar, d)

pembimbingan mahasiswa dalam penyelesaian tugas, e) presentasi antar

kelompok.

Page 29: Penelitian Project Based Learning

29

c. Tahap Evaluasi: Tahap evaluasi ini akan melihat keberhasilan perkuliahan

baik dilihat secara perspektif proses maupun hasil yang berupa nilai tes mata

kuliah dengan mendasarkan pada tolok ukur kriteria keberhasilan dan tes

kinerja yang berupa penilaian produk seperti dalam hal: hasil kerja dan

presentasi, tugas-tugas praktek.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis

deskriptif kuantitatif.

J. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pelaksanaan atau implementasi tindakan dalam

penelitian ini adalah jika kualitas pembelajaran Mata Kuliah Desain Interior I

meningkat, adapun kriteria keberhasilan dari pelaksanaan tindakan ini adalah minimal

80% dari keseluruhan peserta mata kuliah mendapat nilai lebih dari 80 (A-).

Page 30: Penelitian Project Based Learning

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Pra Tindakan Kelas

Sebelum pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan, pada tatap muka pertama

mata kuliah Desain Interior I peneliti menjelaskan tentang isi silabus, baik yang

mengenai kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, materi , maupun tentang tugas

yang harus dikerjakan mahasiswa. Selain itu peneliti juga menjelaskan pendekatan

pembelajaran dan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Penjelasan mengenai terminologi meliputi kompetensi yang harus dikuasai

mahasiswa terdiri atas: 1) Pemahaman terminologi, ruang lingkup desain interior

bangunan umum, memahami aspek-aspek perancangan interior bangunan umum

(residensial), 2) Menyusun konsep perancangan interior bangunan umum, meliputi

konsep layout, furnishing, maupun pengolahan elemen pembentuk ruang dan tata

kondisinya, 3) Menguasai teknik menggambar desain interior sesuai standar

penggambaran yang benar menggunakan program Autocad, 4) Mengembangkan

gagasan atau ide desain sesuai dengan konsep perancangan, 5) Menyusun skema

bahan dan warna sesuai dengan pertimbangan desain yang telah ditetapkan, dan 5)

Mewujudkan desain yang telah dibuat dalam bentuk maket.

Kedua, materi mengenai pemahaman terminologi dan ruang lingkup desain

interior dikembangkan menjadi: 1) Mendeskripsikan ruang lingkup desain interior, 2)

Mendekripsikan tugas dan wewenang desainer interior. Materi mengenai penyusunan

Page 31: Penelitian Project Based Learning

31

konsep perancangan interior bangunan umum dikembangkan menjadi: 1) Pemahaman

mengenai aspek-aspek perancangan interior bangunan umum , 2) Pengidentifikasian

data-data yang diperlukan dalam penyusunan konsep, seperti data fisik, data pemakai

ruang, keinginan klien dan upaya pencapaiannya serta analisis aktivitas dan fasilitas,

3) Pengolahan zoning dan sirkulasi interior bangunan umum , 4) Pengolahan elemen

pembentuk ruang dan tata kondisi ruang, 4) konsep furnishing dan elemen estetik

ruang, dan 5) konsep bahan dan warna.

Materi mengenai penguasaan teknik menggambar desain interior bangunan

umum sesuai standar penggambaran yang benar dengan komputer dikembangkan

menjadi:1) teknis menggambar denah (layout), 2) teknik menggambar potongan

(tampak), 3) teknik menggambar rencana lantai, 4) teknik menggambar rencana

plafond dan lighting, 5) teknik penggambaran perpektif, dan 6) teknik penggambaran

detail konstruksi.

Materi mengenai penguasaan pembuatan perspektif secara computerized

meliputi teknik penggambaran gambar kerja dengan program Autocad dan

penggambaran perspektif dengan program 3Dmax, meliputi: modelling

(pembentukan), coloring dan pemberian material, lighting, dan teknik rendering .

Materi mengenai penguasaan pembuatan maket studi dikembangkan menjadi:

1) pemilihan material maket, 2) teknik konstruksi maket, 3) pembentukan sesuai

dengan skala yang ditentukan, dan 4) finishing akhir.

Ketiga, berupa penjelasan mengenai tugas yang harus dikerjakan mahasiswa

meliputi: 1) Penyusunan konsep perancangan, 2) pengembangan gagasan desain

Page 32: Penelitian Project Based Learning

32

melalui sketsa-sketsa alternatif, 3) pembuatan gambar kerja meliputi: layout, rencana

lantai, rencana plafond, potongan (tampak), dan detail konstruksi, 4) membuat

perspektif ruang, dan 5) membuat maket.

Keempat, penjelasan mengenai metode pengajaran, yakni metode

pembelajaran berbasis proyek, karena dilihat dari tugas tersebut, mata kuliah Desain

Interior I menuntut mahasiswa untuk melakukan kerja praktek yang intensif.

Mahasiswa pun mengharapkan agar pengerjaan tugas praktek dapat dikerjakan

dibawah bimbingan dosen, dan dikerjakan bersama-sama di dalam studio agar lebih

termotivasi, terutama dalam proses pembuatan gambar kerja dan maket.

Pada pra tindakan ini, yakni pada tatap muka ke dua hingga keempat,

mahasiswa mendapatkan teori mengenai aspek-aspek perancangan interior bangunan

umum yang dilanjutkan dengan tugas penyusunan konsep perancangan. Dalam

penyusunan konsep perancangan ini, mahasiswa mencoba mengembangkan gagasan

untuk membuat desain interior bangunan umum sesuai dengan denah yang telah

ditetapkan, yang didahului dengan: 1) Meneliti dan menganalisis persyaratan dan

tujuan perancangan serta keinginan klien, 2) Mengembangkan dokumen desain dan

menggambarkan diagram dan outline untuk keperluan tersebut, 3) Memformulasikan

perancangan awal, membuat konsep perancangan secara dua dimensi dan tiga

dimensi dan membuat skets agar mampu menyatukan dengan kebutuhan klien dengan

berdasarkan pada pengetahuan mengenai prinsip-prinsip desain dan teori tentang

kebiasaan manusia, 4) Memastikan bahwa perencanaan ruang dan konsep desainnya

mempertimbangkan aspek keselamatan, fungsional, keindahan serta memastikan

Page 33: Penelitian Project Based Learning

33

bahwa seluruh elemen yang dirancang sesuai dengan persyaratan kesehatan dan

kesehatan umum termasuk didalamnya pengkodean, aksesibilitas, lingkungan dan

petunjuk keberlangsungan, 5) Memilih warna, bahan dan finishing agar sesuai dengan

dengan konsep desain dan sesuai secara sosio-psikologis, fungsional, kemudahan

perawatan, penampilan, lingkungan dan persyaratan keamanan, 6) Memilih dan

memilah furnitur berikut fixtur dan perlengkapannya, dan 7) pembuatan gambar

kerja perabot dan deskripsi detail produknya.

Setelah konsep perancangan selesai disusun, pada pertemuan ke lima, langkah

selanjutnya adalah pengembangan sketsa-sketsa alternatif tiap-tiap ruang dalam

bangunan umum sesuai konsep, dan pemilihan alternatif sket terbaik.

Pra tindakan ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai hasil tugas

pembuatan konsep perancangan, sketsa-sketsa alternatif bentuk perabot dan ruang

yang diberikan berdasarkan indikator penilaian kreativitas yaitu kemampuan

mahasiswa untuk menghasilkan sesuatu yang orisinil dan berarti bagi masyarakat

pengguna desain dan kemampuan untuk menciptakan produk baru. Produk ciptaan

hasil kreativitas tidak harus berupa sesuatu yang baru tetapi dapat pula berupa

gabungan kombinasi dari produk desain yang telah ada sebelumnya.

Kreativitas itu sendiri dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang

mencerminkan fluency (kelancaran), fleksibility (keluwesan) dan originality

(keaslian) dalam berfikir dan berkemampuan untuk mengelaborasi sesuatu gagasan.

Sifat fluency yakni kelancaran adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan, keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan

Page 34: Penelitian Project Based Learning

34

bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, keaslian

(originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan desain dengan cara-cara

yang asli tidak klise dan elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan gagasan

dan konsep desain secara terinci mulai dari aspek fungsi, bentuk, bahan, dan

konstruksi yang semuanya harus mengacu pada kebutuhan pengguna ruang, serta

ketepatan waktu penyelesaian proyek.

Pada tahap Pra Tindakan ini belum diterapkan metode Pembelajaran Berbasis

Proyek, jadi masih menggunakan metode ceramah dan penugasan.

Adapun nilai yang dihasilkan oleh masing-masing mahasiswa adalah sebagai

berikut:

Tabel 1. Nilai Perolehan Sebelum Tindakan

NO

TUGAS NAMA MAHASISWA

NILAI TUGAS

Ko

nse

p

Peran

cangan

Gam

bar K

erja

NILA

I RA

TA-

RA

TA

1.

Sherly Fransiska 75 80

77,5

2.

Dwi Santoso 70 70

70

3.

Habib Muhtarozi 75 75

75

4.

M. Sofyan Ari Setiawan 75 70

72,5

5.

Rut Rona Rose 70 75

72,5

6.

Muhammad Arif 75 70

72,5

7. Marsiti 75 70 72,5

Page 35: Penelitian Project Based Learning

35

8.

Miskaningsih 75 80

77,5

9.

Evan Sapentri 70 75

72,5

10.

Maskhun 70 75

72,5

11.

Wulandari Puspo Asih 70 70

70

12.

Abi Thoyib Wicaksono 75 75

75

13.

Bangga Dwi Putranto 80 75

77,5

14.

Desi Wahyuni 75 75

75

15

Sherly Fransiska 75 80

77,5

JUMLAH NILAI 1105 1115 1110

NILAI RATA2 73,7 74,3 74

Hasil penilaian pra tindakan tersebut menggambarkan bahwa rata-rata nilai

yang diperoleh mahasiswa untuk tugas penyusunan konsep 73.4 dan pembuatan

gambar kerja 74.3 sehingga nilai tugas dalam satu kelas diperoleh nilai rata-rata

sebesar 74..

Selain penilaian terhadap hasil karya mahasiswa dengan perolehan nilai di

atas, pada pra tindakan ini diperoleh data yang berkaitan dengan proses yakni:

kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi, yang tergambarkan pada tabel berikut

ini.

Page 36: Penelitian Project Based Learning

36

Tabel 2. Penilaian berdasarkan Indikator Keluwesan, Kelancaran, Keaslian,

,Elaborasi, dan ketepatan waktu

No Nilai dan

Prosentase

Indikator

Nilai

1 2 3 4 5 JML % JML % JML % JML % JML %

1. Keluwesan 2 9,5 7 33,3 5 23,8 6 28,6 0 0,0

2. Kelancaran 2 9,5 7 33,3 10 47,6 2 9,5 0 0,0

3. Keaslian 3 14,3 7 33,3 7 33,3 4 19,0 0 0,0

4. Elaborasi 6 28,6 5 23,8 4 19,0 4 19,0 0 0,0

5. Ketepatan

waktu

2 9,5 7 33,3 5 23,8 6 28,6 0 0,0

Keterangan:

1 : Sangat Kurang

2 : Kurang

3 : Cukup

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas juga ditemukenali adanya kelemahan-kelemahan

pada pra tindakan ini yakni yang paling menonjol adalah aspek elaborasi, orisinalitas,

, diikuti dengan aspek kelancaran dan keluwesan. Secara umum dapat diidentifikasi

bahwa penyebab permasalahan adalah sebagai berikut:

a. Kurang mampu mengelaborasi/menguraikan

Mahasiswa kurang mampu menguraikan gagasan dan konsep desain secara

terinci mulai dari aspek fungsi, bentuk, bahan, konstruksi, pertimbangan keselamatan

dan kenyamanan ruang serta mengimplementasikannya dalam rancangan. Ini

disebabkan karena mahasiswa kurang merasa terikat dengan proyek yang sedang

dikerjakan, dan cenderung mementingkan aspek teknis pengerjaan.

Page 37: Penelitian Project Based Learning

37

b. Orisinalitas Kurang

Keaslian ide/ gagasan desain mahasiswa masih kurang.. Banyak dijumpai

konsep dengan kalimat yang sama (copy-paste) dengan konsep mahasiswa yang lain,

hanya objeknya saja yang diubah. Penyebabnya hampir sama, yakni tidak adanya

keterikatan dan tanggung jawab terhadap proyek yang sedang dikerjakan.

c. Kelancaran /Fluency masih kurang

Kelancaran mahasiswa untuk menghasilkan banyak gagasan desain masih

kurang, karena minimnya referensi dan wawasan desain .

d. Keluwesan (flexibility) kurang

Mahasiswa belum mampu mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau

pendekatan terhadap masalah yang ditemui saat mendesain.

Jadi secara umum seluruh permasalahan di atas diakibatkan oleh kurangnya

keterikatan dengan proyek yang dikerjakan sehingga dengan sendirinya tanggung

jawab untuk menyelesaikan tugas kurang optimal.

2. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan pra tindakan di atas, dapat diidentifikasi bahwa

mahasiswa mengalami kelemahan dalam dalam hal penguraian gagassan,

keaslian gagasan, kelancaran dalam membuat gagasan, serta keluwesan dalam

memecahkan permaslahan desain.

Berdasarkan kelemahan yang sudah teridentifikasi tersebut maka pada

pertemuan keenam dan ketujuh dimulai penerapan metode pembelajaran berbasis

Page 38: Penelitian Project Based Learning

38

proyek mulai dari awal yang yakni penyusunan konsep perancangan dan

pembuatan gambar kerja dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menetapkan tema proyek.

Dosen menentukan tema proyek yang akan dikerjakan oleh

mahasiswahendaknya memenuhi indikator indikator berikut: (a) memuat

gagasan umum dan orisinil, (b) penting dan menarik, (c) mendeskripsikan

masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan. Pada

langkah pertama ini, yang lebih berperan adalah pengajar sebagai fasilitator

untuk menetapkan tema yang akan dipelajari mahasiswa selama proses

pembelajaran

2) Menetapkan konteks belajar.

Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: (a)

pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b)

mengutamakan otonomi mahasiswa, (c) melakukan inquiry dalam konteks

masyarakat, (d) mahasiswa mampu mengelola waktu secara efektif dan

efesien, (e) mahasiswa belajar penuh dengan kontrol diri, (f) mensimulasikan

kerja secara profesional. Tahap kedua ini mahasiswa ditekankan untuk

mampu mengeksploarsi kemampuannya dalam mengelola waktu dan bekerja

secara kolaboratif

3) Merencanakan aktivitas-aktivitas.

Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah

sebagai berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e)

Page 39: Penelitian Project Based Learning

39

merekam, (f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek, (g) akses

internet. Untuk tahap ketiga ini, sudah memberikan kontribusi pada

kemampuan berpikir kreatif mahasiswa, khususnya pada keluwesan dan

kelancaran. Mahasiswa yang telah diberikan tema akan memiliki kesempatan

untuk mencari sumber untuk mendisain proyek yang akan mereka

kerjakan.Penelitian ini menekankan pada proyek berupa portofolio atau

rangkuman hasil penelitian.

4) Memroses aktivitas-aktivitas.

Indikator-indikator memroses aktivitas meliputi antara lain: (a) membuat

sketsa, (b) melukiskan analisa, (c) menghitung, (d) mengembangkan

prototipe. Langkah ini memberikan kontribusi terhadap kinerja ilmiah

mahasiswa, sebab dalam langkah ini indikator pertama kinerja ilmiah yaitu

merencanakan dan merancang dapat terlaksana dalam tahapan ini.

Perencanaan yang dilakukan mahasiswa sejalan pada tahap ketiga,

hanya saja pada tahapan ini perencanaan lebih dibuat mengkhusus, seperti

pembuatan langkah-langkah praktikum. Untuk tahap merancang, dilakukan

pada saat praktikum yaitu pada saat merangkai alat pada saat praktikum.

Disini juga diperlukan adanya kemampuan berpikir kreatif pada indikator

elaborasi.

5) Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek.

Langkah-langkah yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan proyek

berdasarkan sketsa, (b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan

Page 40: Penelitian Project Based Learning

40

hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d) merevisi

hasil yang telah diperoleh, (e) melakukan daur ulang proyek yang lain, (f)

mengklasifikasi hasil terbaik.

Langkah kelima juga masih memberikan kontribusi pada kinerja ilmiah,

yaitu menggunakan peralatan, pelaksanaan pengukuran, observasi dan

pencatatan data, interpretasi dan tanggungjawab.

Selain itu kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam langkah

ini, sebab mahasiswa dapat memberikan variasi-variasi pada pengukuran,

sehingga hasil penelitian dapat berbeda dengan kelompk mahasiswa yang lain,

dengan kata lain disini komponen kebaruan atau originality, keluwesan dan

elaborasi dapat dilihat jika mahasiswa dengan sungguh-sungguh

melaksanakan tiap langkah-langkah penelitian.

Tabel 3. Rangkuman Rencana Tindakan Kelas Siklus I

NO KOMPONEN Keterangan

Tatap Muka ke-6

1. Menetapkan tema

proyek perancangan

Dosen menentukan tema proyek yang akan

dikerjakan oleh mahasiswa yaitu perancangan

bangunan umum sederhana komersial (ruan

penjualan)

Dosen membuat kontak penyelesaian pekerjaan

dan menetapkan deadline yang harus ditepati oleh

mahasiswa berikut resiko yang harus ditanggung

mahasiswa selaku pelaksana proyek apabila desain

tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Tatap Muka Ke -7 dan ke-8

2. Menetapkan

konteks belajar.

Mahasiswa mulai menyusun rencana dengan

mengelola waktu secara efektif dan efesien sesuai

dengan time schedule, belajar penuh dengan

Page 41: Penelitian Project Based Learning

41

kontrol diri, dan mensimulasikan kerja secara

profesional.

Tahap kedua ini mahasiswa ditekankan untuk

mampu mengeksploarsi kemampuannya dalam

bekerja secara kolaboratif dalam sebuah team

works dimana masing-masing mahasiswa memiliki

tanggung jawab masing-masing.

Mahasiswa diberi tugas untuk menyelesaikan

permasalahan desain ruang pejualan sesuai dengan

kriteria yan telah ditetapkan (fungsional, estetika,

Menyusun konsep perancangan berikut kriteria-

kriteria yang memuat gagasan yang orisinil,

penting dan menarik,

mendeskripsikan permasalahan ruang yang ditemui

terkait dengan aspek fungsi dan keterbatasan ruang

serta masalah kompleks lainnya

Tatap Muka Ke-9-10

3. Merencanakan

aktivitas-aktivitas.

Untuk memperkaya khasanah desain mahasiswa

harus mencari sumber referensi melalui (a)

membaca referensi desain, (b) observasi ke objek

riil yang telah ada, (c) interviu dengan pengguna

ruang, (d) merekam gambar/ foto, (e) mengunjungi

obyek yang berkaitan dengan proyek, (f) akses

internet.

Setelah mendapatkan sumber untuk mendisain

proyek yang akan mereka kerjakan mahasiswa

membuata portofolio atau rangkuman hasil

observasi

4. Memroses aktivitas-

aktivitas.

Setelah mendapatkan referensi dari berbagai sumber,

tahap selanjutnya adalah (a) membuat sketsa, (b)

menganalsis kesesuaian sketsa dengan ketersediaan

ruang, fungsi, dan citra, (c) menentukan standardisasi

dimensi, (d) mengembangkan prototipe.

5. Penerapan

aktivitas-aktivitas

untuk

menyelesaikan

proyek.

Langkah-langkah yang dilakukan, adalah: (a)

mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa dan

konsep perancangan, (b) menguji langkah-langkah

yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh pakah

masih ada kendala atau permasalahan, c) membuat

gambar kerja

Tatap Muka Ke-11

66

Page 42: Penelitian Project Based Learning

42

6. Presentasi Desain Mahasiswa mempresentasikan hasil desain di

hadapan dosen dan sesama mahasiswa dan

mengungkapkan gagasannya serta mendapatkan

masukan dari dosen dan mahasiswa lainnya

7. Evaluasi desain Dosen mengevaluasi hasil desain mahasiswa,

Mahasiswa merevisi hasil yang telah diperoleh

hingga benar-benar sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan oleh pemberi proyek

mengklasifikasi hasil terbaik.

b. Pengamatan atas tindakan/observasi

Peneliti melakukan pengamatan sistematik terhadap pelaksanaan kegiatan

tindakan siklus I tersebut dengan catatan harian dan mengamati kendala yang

ditemukan dalam pelaksanaan tindakan. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran tentang dampak dari tindakan yang dilakukan. Pengamatan ini dilakukan

dengan penilaian karya yang dihasilkan oleh mahasiswa, yakni terhadap prestasi

mahasiswa dalam penyusunan konsep perancangan, pembuatan Denah, Rencana

lantai, Rencana Plafond dan Tampak.

Adapun hasil penilaian terhadap gambar kerja disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Nilai Tugas Gambar Kerja setelah Tindakan Kelas Siklus I

NO

TUGAS

NAMA MAHASISWA

NILAI TUGAS

Kon

sep

Pera

nca

ngan

Gam

bar K

erja

NIL

AI R

AT

A-

RA

TA

1. Sherly Fransiska 80 80 80

2. Dwi Santoso 80 80 80

3. Habib Muhtarozi 70 70 70

Page 43: Penelitian Project Based Learning

43

4. M. Sofyan Ari Setiawan 80 85 82,5

5. Rut Rona Rose 75 80 77,5

6. Muhammad Arif 80 80 80

7. Marsiti 75 75 75

8. Miskaningsih 75 75 75

9. Evan Sapentri 80 80 80

10. Maskhun 70 80 75

11. Wulandari Puspo Asih 70 80 75

12. Abi Thoyib Wicaksono 70 70 70

13. Bangga Dwi Putranto 80 80 80

14. Desi Wahyuni 75 80 77,5

15. Aji Prasetyo N 75 80 77,5

JUMLAH NILAI 1135 1175 1155

NILAI RATA2 75,7 78,3 77

--

Selain perolehan nilai di atas, pada tindakan Siklus I ini diperoleh data yang

berkaitan dengan proses, yakni Kelancaran, keluwesan, elaborasi dan Ketepatan

Waktu, dalam mengerjakan tugas yang diberikan terhadap 15 orang mahasiswa.

Tabel 4. Penilaian berdasarkan Indikator Keluwesan, Kelancaran, Keaslian,

Elaborasi, dan ketepatan waktu

No Nilai dan

Prosentase

Indikator

Nilai

1 2 3 4 5 JML % JML % JML % JML % JML %

1. Keluwesan - 3 19% 3 24% 7 43% 2 14%

2. Kelancaran - 3 19% 3 24% 7 43% 2 14%

3. Keaslian - 3 19% 3 24% 7 43% 2 14%

4. Elaborasi - 3 19% 3 24% 7 43% 2 14%

5. Ketepatan

waktu

- 3 19% 3 24% 7 43% 2 14%

Keterangan:

1 : Sangat Kurang

2 : Kurang

3 : Cukup

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Page 44: Penelitian Project Based Learning

44

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan tabel perolehan nilai di atas diidentifikasi bahwa terdapat 6

mahasiswa yang justru mengalami penurunan nilai setelah tindakan Siklus I,

meskipun secara keseluruhan nilai rata-rata kelas naik dari 74 menjadi 77. Setelah

diamati, hal ini disebabkan oleh karena mahasiswa masih menyesuaikan diri dengan

ritme kerja yang menuntut kedisiplinan dan deadline yang ketat.

Disamping itu masih ditemukan adanya kelemahan-kelemahan pada pra

tindakan ini dalam keempat aspek yakni kelancaran dalam mengembangkan desain

serta kepekaan terhadap komposisi yang masih perlu dipertajam dengan banyaknya

latihan, juga masalah fleksibilitas belum memadai, serta ada beberapa mahasiswa

yang belum mampu mengelaborasi gagasan secara optimal . Terjadinya permasalahan

yang terpantau pada siklus I diakibatkan oleh masih kurangnya komitmen mahasiswa

untuk bertangung jawab sepenuhnya dalam penyelesaiaan seluruh tahapan proyek,

dan masih menganggap bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan hanyalah sekedar

tugas kuliah yang merea anggap tidak menuntut tanggung jawab yang besar.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan di atas, maka perlu dilakukan revisi untuk

tindakan selanjutnya, yaitu:

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan pra tindakan di atas, dapat diidentifikasi bahwa ada

beberapa mahasiswa yang masih mengalami kelemahan pengerjaan tugas dalam

hal keluwesan, kelancaran, orisinalitas dan dalam pengembangan gagasan.

Page 45: Penelitian Project Based Learning

45

Berdasarkan kelemahan yang sudah teridentifikasi tersebut maka pada pertemuan

kesepuluh hingga ke tiga belas, peneliti menerapkan tindakan lebih

mengintensifkan lagi penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dengan

tugas merevisi gambar kerja yang sudah dikerjakan .

b. Implementasi Tindakan Kelas Siklus II

Siklus II dalam penelitian ini dilaksanakan empat kali tatap muka, dengan tugas

merevisi tugas pembuatan gambar kerja, gambar perspektif dan pembuaan maket..

Secara rinci pelaksanaan tindakan kelas siklus II sebagai berikut.

Pelaksanaan pembelajaran dimulai pada pertemuan ke sebelas, dengan diawali

penyampaian revisi dan koreksi gambar kerja setelah mahasiswa mempresentasikan

karya desainnya. Dosen melakukan reschedulling (penjadwalan kembali) setiap

tahapan-tahapan perancangan, mulai dari perumusan konsep perancangan, pembuatan

worksheet dan pembuatan perspektif ruang bangunan umum .

Disamping itu juga dibuat kontrak perjanjian kerja agar mahasiswa bertanggung

jawab dalam penyelesaian setiap tahapan pekerjaan. Di dalam kontrak perjanjian

kerja juga disebutkan reward dan punishment yang akan diperoleh mahasiswa.

Apabila mahasiswa mengerjakan proyek tepat waktu dengan kualitas desain yang

baik akan mendapatkan tambahan nilai, sebaliknya yang terlambat mengumpulkan

tugas atau kualitas desainnya kurang akan mendapatkan pengurangan nilai dan

tambahan tugas dari dosen.

Tugas penyusunan konsep perancangan dilengkapi dengan pembuatan sket-sket

alternatif yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen selaku pemberi tugas,

Page 46: Penelitian Project Based Learning

46

kemudian dosen memilih alternatif yang paling dengan pertimbangan fungsi dan

estetika. Setelah konsep selesai dirumuskan dan disetujui, barulah sampai ke tahap

pembuatan gambar kerja . Gambar Kerja dikerjakan menggunakan komputer dengan

pemanfaatan program Autocad, sementara gambar perspektif digambar dengan

program 3Dmax.

Gambar kerja dan perspektif yang telah selesai dikerjakan kemudian

dipresentasikan di hadapan dosen untuk mendapat masukan . Proses ini tidak berhenti

sampai di sini, karena revisi dari dosen pada saat presentasi harus ditindaklanjuti

dengan pembetulandan penyesuaian sampai desain benar-benar sesuai dengan

kehendak pemberi tugas yaitu dosen selaku klien.

c. Pengamatan atas tindakan/observasi

Peneliti melakukan pengamatan sistematik terhadap pelaksanaan kegiatan

tindakan siklus II tersebut dengan alat rekam, dokumentasi, catatan harian dan

mengamati kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan. Tindakan ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang dampak dari tindakan yang

dilakukan. Pengamatan ini dilakukan dengan penilaian karya yang dihasilkan oleh

mahasiswa, yakni terhadap prestasi mahasiswa dalam Penyusunan Konsep

Perancangan dan Gambar Kerja .

Adapun hasil penilaian terhadap tugas membuat Konsep Perancangan dan

Gambar Kerja disajikan pada tabel berikut.

Page 47: Penelitian Project Based Learning

47

Tabel 5. Nilai Tugas setelah Tindakan Kelas Siklus II

NO

TUGAS

NAMA MAHASISWA

NILAI

Kon

sep

Pera

nca

nga

n

Gam

bar

Kerja

RA

TA

-

RA

TA

1. Sherly Fransiska 80 90 85

2. Dwi Santoso 80 85 82,5

3. Habib Muhtarozi 80 80 80

4. M. Sofyan Ari Setiawan 80 85 82,5

5. Rut Rona Rose 75 80 77,5

6. Muhammad Arif 80 90 85

7. Marsiti 80 85 82,5

8. Miskaningsih 75 80 77,5

9. Evan Sapentri 80 90 85

10. Maskhun 80 85 82,5

11. Wulandari Puspo Asih 80 80 80

12. Abi Thoyib Wicaksono 80 85 82,5

13. Bangga Dwi Putranto 80 90 85

14. Desi Wahyuni 80 85 82,5

15. Aji Prasetyo N 85 90 87,5

JUMLAH NILAI 1.670 1195 1280

NILAI RATA2 79,5 79,667 85,333

Selain perolehan nilai di atas, pada tindakan Siklus II ini diperoleh data yang

berkaitan dengan proses yaitu: keluwesan, kelancaran, Elaborasi dan Ketepatan

Waktu dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

Page 48: Penelitian Project Based Learning

48

Tabel 6. Penilaian berdasarkan Indikator Konsistensi, Ketepatan Teknis,

Sensitivitas, Kreativitas, Orisinalitas, dan Ketepatan Waktu

.

No Nilai dan

Prosentase

Nilai

1 2 3 4 5

Indikator JML % JML % JML % JML % JML %

1 Keluwesan - - - 2 13 7 47 6 40

2 Kelancaran - - - 2 13 7 47 6 40

3 Keaslian - - - 2 13 7 47 6 40

4 Elaborasi - - - 2 13 7 47 6 40

5 Ketepatan Waktu - - - 2 13 7 47 6 40

Keterangan:

1 : Sangat Kurang

2 : Kurang

3 : Cukup

4 : Baik

5 : Sangat Baik

d. Refleksi Siklus II

Pemahaman mahasiswa mengenai proses perancangan bangunan umum

dalam hal pembuatan konsep dan gambar kerja interior bangunan umum dengan

pertimbangan aspek pemenuhan fungsi ruang, estetika, kesesuaian tema dan gaya,

pemilihan bahan dan warna, pengolahan elemen pembentuk ruang dan tata kondisi

ruang telah cukup baik, dilihat dari jumlah mahasiswa yang cukup mampu

mengintegrasikan seluruh pertimbangan desain yakni sebanyak 6 mahasiswa, yang

mampu dengan baik 7 orang mahasiswa, dan yang telah mampu mengerjakan tugas

dengan sangat baik 2 mahasiswa. Nilai rata-rata kelas juga telah meningkat dari 74

Page 49: Penelitian Project Based Learning

49

pada pra siklus, naik menjadi 77 pada siklus I dan mendapatkan nilai rata-rata 85.3

setelah dilaksanakan tindakan.

Dilihat dari prosesnya, dapat ditemukenali bahwa dalam pembuatan gambar kerja

dengan konsep perancangan, 2 orang dinyatakan cukup lancar dalam mengungkapkan

gagasannya, 7 orang telah baik pengungkapan gagasannya, dan 6 orang dinyatakan

sangat lancar. Dalam hal fleksibilitas desain meliputi 2 orang dinyatakan cukup tepat

teknisnya, 7 orang telah baik, dan 6 orang dinyatakan sangat baik. Dalam hal

kemampuan mengelaborasi ggasan, 2 orang dinyatakan cukup, 7 orang telah baik,

dan 6 orang dinyatakan sangat baik dalam menguraikan gagasan dan ide-ide

desainnya. Dalam hal orisinalitas, telah semua mahasiswa menghasilkan karya yang

orisinal, dan dalam hal ketepatan waktu, 2 orang dinyatakan cukup tepat waktu, 8

orang dinyatakan baik ketepatan waktunya, dan 7 orang dinyatakan sangat tepat

waktu. Dengan demikian tindakan penerapan metode pembelajaran berbasis proyek

ini dapat dikatakan berhasil.

B. Pembahasan

Tindakan kelas yang dilakukan dalam penelitian ini diakhiri pada Siklus II.

Hal ini dilakukan karena pada siklus II ini sudah mencapai target yang ditetapkan

dalam indikator keberhasilan penelitian, yakni peningkatan pembelajaran mata kuliah

Desain Interior I dengan penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project

based Learning) ini telah mencapai nilai rata-rata di atas 80. Selain itu peningkatan

hasil pembelajaran yang diujudkan dalam bentuk nilai perolehan rata-rata kelas

Page 50: Penelitian Project Based Learning

50

mencapai 85.3. Dengan demikian pembelajaran Desain Interior I ini dapat dinyatakan

baik. Adapun peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Rangkuman Nilai Rata-Rata Tugas pada Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

NO

NILAI

NAMA MAHASISWA

NILAI P

RA

SIK

LU

S

SIK

LU

S I

SIK

LU

S II

1. Sherly Fransiska 77,5 80,0 85,0

2. Dwi Santoso 70,0 80,0 82,5

3. Habib Muhtarozi 75,0 70,0 80,0

4. M. Sofyan Ari Setiawan 72,5 82,5 82,5

5. Rut Rona Rose 72,5 77,5 77,5

6. Muhammad Arif 72,5 80,0 85,0

7. Marsiti 72,5 75,0 82,5

8. Miskaningsih 77,5 75,0 77,5

9. Evan Sapentri 72,5 80,0 85,0

10. Maskhun 72,5 75,0 82,5

11. Wulandari Puspo Asih 70,0 75,0 80,0

12. Abi Thoyib Wicaksono 75,0 70,0 82,5

13. Bangga Dwi Putranto 77,5 80,0 85,0

14. Desi Wahyuni 75,0 77,5 82,5

15. Aji Prasetyo N 75,0 77,5 87,5

JUMLAH NILAI 1.557,5 1.612,5 1.730,0

NILAI RATA2 74,2 76,8 82,4

Kenaikan terhadap hasil perolehan nilai nilai rata-rata tugas penyusunan

Konsep Perancangan dan Pembuatan Gambar Kerja dari15 mahasiswa pada tahap

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:

Page 51: Penelitian Project Based Learning

51

Gambar 1. Grafik kenaikan nilai rata-rata dari Pra Siklus, Siklus I dan II

Peningkatan hasil terhadap proses dengan indikator keluwesan, kelancaran,

elabiorasi, dan ketepatan waktu dari tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II, dari 21

mahasiswa dengan nilai baik dan sangat baik dapat terlihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 8. Rangkuman Penilaian terhadap Proses pada tahap Pra Siklus, Siklus

I dan Siklus II dengan nilai Baik dan Sangat Baik

No Indikator JUMLAH MAHASISWA

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

1 Fleksibilitas 6 8 13

2 Kelancaran 2 8 13

3 Elaborasi 4 9 13

4 Ketepatan waktu 4 10 13

Kenaikan perolehan nilai terhadap proses dalam pengerjaan tugas penyusunan

Konsep Perancangan dan Pembuatan Gambar Kerja dari 15 mahasiswa yang

memperoleh nilai Baik dan Sangat Baik dalam hal kelancaran, keluwesan, ke,

kreativitas, orisinalitas, dan ketepatan waktu pada tahap Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:

70

72

74

76

78

80

82

84

Pra

Siklus

Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata

Page 52: Penelitian Project Based Learning

52

Gambar 2. Grafik Peningkatan Nilai Proses

Page 53: Penelitian Project Based Learning

53

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa

sebelum tindakan dilakukan, proses pembelajaran Mata Kuliah desain Interior I

belum menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran masih

menggunakan metode pembelajaran studio, dengan mengintensifkan kerja praktek di

studio di bawah pengawasan dosen. Karena metode tersebut masih dianggap kurang

bisa memotivasi mahasiswa untuk lebih terikat dengan proyek dan bertanggung

jawab terhadap terselesainya proyek yang mereka kerjakan maka perlu diterapkan

metode yang tepat, yaitu pembelajaran berbasis proyek.

Setelah metode ini diterapkan terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa pada mata kuliah tersebut dalam hal.

1. Keluwesan/Fleibilitas, yakni kesesuaian desain dengan konsep meningkat,

meliputi: kesesuaian fungsi, kesesuaian dimensi dan standardisasi, kesesuaian

pertimbangan keamanan dan kenyamanan, kesesuaian pemilihan bentuk dan

gaya, kesesuaian pemilihan material dan warna, kesesuaian pengolahan elemen

pembentuk ruang, dan kesesuaian penentuan tata kondisi ruang.

Page 54: Penelitian Project Based Learning

54

2. Kelancaran/ Fluency, yakni kelancaran mahasiswa dalam mengungkapkan

gagasannya dalam desain, ketepatan dalam membuat gambar teknik yang baik

sesuai dengan standar penggambaran yang benar meningkat.

3. Orisinalitas atau keaslian karya, yaitu kemampuan mahasiswa menyelesaikan

tugasnya sendiri dengan kemampuan dan pemikiran sendiri, tanpa meniru hasil

pekerjaan mahasiswa lain meningkat tajam karena seluruh proses pengerjaan

tugas terpantau oleh dosen di studio.

4. Elaborasi, yaitu kemampuan mahasiswa dalam menguraikan dan melahirkan

gagasan-gagasan dan desain baru telah meningkat.

5. Ketepatan waktu penyelesaian tugas telah sesuai dengan target waktu yang telah

ditetapkan.

Temuan-temuan penelitian ini memiliki implikasi bahwa eksplorasi aktivitas dan

keterampilan mahasiswa dalam pembelajaran berbasis proyek dapat menunjang

peningkatan kinerja ilmiah mahasiswa.

B. SARAN

1. Pembelajaran hendaknya tidak hanya memperhatikan pemahaman konsep siswa

saja, melainkan juga harus memperhatikan kinerja ilmiah yang dimiliki siswa.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

metode dalam rangka mengoptimalkan kinerja ilmiah siswa dalam pembelajaran

Desain Interior maupun mata kuliah lainnya.

3. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek sangat tepat diterapkan dapat melatih

mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dalam

Page 55: Penelitian Project Based Learning

55

kelompoknya karena rasa tanggung jawab dan kerja sama yang dimiliki

mahasiswa akan mempengaruhi proses belajar dan pada akhirnya bermuara pada

peningkatan kinerja ilmiah mahasiswa.

Daftar Pustaka

Filsaime, D. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis Dan Kreatif. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.

_____________2012. Project Base Learning. Kementerian Pendidikan Nasional

Herminarto Sofyan. 2006. Implementasi pembelajaran Berbasis Proyek Pada Bidang

Kejuruan. Cakrawala Pendidikan. Yogyakarta: LPM UNY

Kamdi, W. 2008. Project-Based Learning: Pendekatan Pembelajaran Inovatif.

Makalah. Disampaikan Dalam Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar Guru SMP

Dan SMA Kota Tarakan , 31 Oktober S.D. 2 November 2008. Tersedia Pada

Www.Snapdrive.Net/Files/571708/PBL-TEORETIK-TARAKAN.Doc.

Diakses Pada 12 September 2014

Purwadarminta, 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

PBL Guide .2013.

Sachari, Agus, 2001. Perkembangan Pendidikan Desain di Indonesia dan Proyeksinya.

Jurnal Seni Rupa, Desain dan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB,

Suwarsih Madya. 1994. Seri Metodologi Penelitian. Panduan Penelitian Tindakan.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfa

Beta

Santyasa, I W. 2006. Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, Dan

Orientasi NOS. Makalah. Disajikan Dalam Seminar Di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 2 Di Semarapura.

Page 56: Penelitian Project Based Learning

56

FOTO-FOTO KEGIATAN

Page 57: Penelitian Project Based Learning

57

FOTO-FOTO KEGIATAN

Page 58: Penelitian Project Based Learning

58

FOTO-FOTO KEGIATAN