Top Banner

Click here to load reader

44

PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

Jun 30, 2015

Download

Documents

Jordy Hervandi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

METODE PENELITIANMETODE PENELITIANEKSPERIMENEKSPERIMEN

OlehOlehTJUTJU SOENDARITJUTJU SOENDARIJurusan PLB FIP UPiJurusan PLB FIP UPi

OlehOlehTJUTJU SOENDARITJUTJU SOENDARIJurusan PLB FIP UPiJurusan PLB FIP UPi

Page 2: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

MATERI POKOKMATERI POKOK• PENGERTIAN

• LANGKAH-LANGKAH PENELITIANEKSPERIMEN

• KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN

• KEVALIDAN KESIMPULAN EKSPERIMEN

• BEBERAPA BENTUK DESAIN EKSPERIMEN

• PENGERTIAN

• LANGKAH-LANGKAH PENELITIANEKSPERIMEN

• KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN

• KEVALIDAN KESIMPULAN EKSPERIMEN

• BEBERAPA BENTUK DESAIN EKSPERIMEN

Page 3: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

PENGERTIANPENGERTIAN• Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yangterkendalikan (Sugiyono, 2006:80)

• Experimentation … consist in deliberate and controlled modificationof the condition determining an event, and in the observation andinterpretation of the ensuing changes in the event itself(W.H.Wermeister dalam “An Introduction to Critical Thinking”, VanDallen, 1973)

• Eksperimen --- merupakan modifikasi kondisi yang dilakukan secarasengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian,serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada peristiwaitu sendiri (Moch. Ali, 1993:134)

• Sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencaripengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yangterkendalikan (Sugiyono, 2006:80)

• Experimentation … consist in deliberate and controlled modificationof the condition determining an event, and in the observation andinterpretation of the ensuing changes in the event itself(W.H.Wermeister dalam “An Introduction to Critical Thinking”, VanDallen, 1973)

• Eksperimen --- merupakan modifikasi kondisi yang dilakukan secarasengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian,serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada peristiwaitu sendiri (Moch. Ali, 1993:134)

Page 4: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

LANGKAHLANGKAH--LANGKAHLANGKAHPENELITIAN EKSPERIMENPENELITIAN EKSPERIMEN

• Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalahpenelitian

• Mengidentifikasi dan membatasi masalah• Merumuskan hipotesis• Menyusun rencana secara lengkap dan operasional,

meliputi:– Menentukan variabel bebas & terikat– Memilih desain yang digunakan– Menentukan sampel– Menyusun alat– Membuat outline prosedur pengumpulan data– Merumuskan hipotesis statistik

• Meneliti literatur yang berhubungan dengan masalahpenelitian

• Mengidentifikasi dan membatasi masalah• Merumuskan hipotesis• Menyusun rencana secara lengkap dan operasional,

meliputi:– Menentukan variabel bebas & terikat– Memilih desain yang digunakan– Menentukan sampel– Menyusun alat– Membuat outline prosedur pengumpulan data– Merumuskan hipotesis statistik

Page 5: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Melaksanakan eksperimen• Menyusun data untuk memudahkan pengolahan• Menentukan taraf signifikansi yang akan

digunakan dalam menguji hipotesis• Mengolah data dengan metode statistika

(menguji hipotesis berdasarkan data yangterkumpul)

• Melakukan penafsiran• Membuat kesimpulan

• Melaksanakan eksperimen• Menyusun data untuk memudahkan pengolahan• Menentukan taraf signifikansi yang akan

digunakan dalam menguji hipotesis• Mengolah data dengan metode statistika

(menguji hipotesis berdasarkan data yangterkumpul)

• Melakukan penafsiran• Membuat kesimpulan

Page 6: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

KARAKTERISTIK UTAMA PENELITIANKARAKTERISTIK UTAMA PENELITIANEKSPERIMENEKSPERIMEN

• Eksperimen pada intinya adalah pengamatanatau observasi terhadap hubungan kausalantara munculnya suatu akibat (variabel terikat)dan sebab (variabel bebas) tertentu, melaluisuatu upaya sengaja yang dilakukan olehpeneliti.

• Ciri-ciri yang membedakan eksperimen darijenis penelitian lain adalah adanya : Manipulasivariable, Kontrol, Penugasan Random, danPerlakuan (Treatment)

• Eksperimen pada intinya adalah pengamatanatau observasi terhadap hubungan kausalantara munculnya suatu akibat (variabel terikat)dan sebab (variabel bebas) tertentu, melaluisuatu upaya sengaja yang dilakukan olehpeneliti.

• Ciri-ciri yang membedakan eksperimen darijenis penelitian lain adalah adanya : Manipulasivariable, Kontrol, Penugasan Random, danPerlakuan (Treatment)

Page 7: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(1) MANIPULASI VARIABEL

(2) KONTROL

KARAKTERISTIK UTAMAPENELITIAN EKSPERIMEN

(3) PENUGASAN RANDOM

(4) PERLAKUAN (TREATMENT)

Page 8: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(1) MANIPULASI VARIABEL(1) MANIPULASI VARIABEL

• Bila kita melakukan eksperimen, maka secara sengajakita mengintervensi terjadinya hubungan kausal.

• Situasi (variabel bebas) yang diasumsi sebagaipenyebab munculnya gejala (variabel terikat) secarasengaja dimanipulasi.

• Manipulasi variabel itu dilakukan dengan menempatkansubjek pada situasi tersebut, dan mencegahkemungkinan munculnya faktor lain yang dapatmencemari situasi itu.

• Bila kita melakukan eksperimen, maka secara sengajakita mengintervensi terjadinya hubungan kausal.

• Situasi (variabel bebas) yang diasumsi sebagaipenyebab munculnya gejala (variabel terikat) secarasengaja dimanipulasi.

• Manipulasi variabel itu dilakukan dengan menempatkansubjek pada situasi tersebut, dan mencegahkemungkinan munculnya faktor lain yang dapatmencemari situasi itu.

Page 9: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(2) KONTROL(2) KONTROL

• Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas danvariabel terikat dengan valid, bila dilakukan pengontrolanpengaruh variabel lain terhadap variabel terikat.

• Pengontrolan ini mengguna­kan apa yang disebut ctengankelompok kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan kelompokkontrol sarna dengan kelompok eksperimen.

• Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimendiberi perlakuan (treatment), sedangkan pada kelompok kontroltidak ada perlakuan.

• Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara keduakelompok, maka itu dianggap sebagai pengaruh perlakuan atautreatment effect.

• Kesimpulan tentang hubungan kausal antara variabel bebas danvariabel terikat dengan valid, bila dilakukan pengontrolanpengaruh variabel lain terhadap variabel terikat.

• Pengontrolan ini mengguna­kan apa yang disebut ctengankelompok kontrol. Dalam berbagai segi, keberadaan kelompokkontrol sarna dengan kelompok eksperimen.

• Satu-satunya perbedaan adalah, pada kelompok eksperimendiberi perlakuan (treatment), sedangkan pada kelompok kontroltidak ada perlakuan.

• Dengan demikian, bila muncul gejala yang berbeda antara keduakelompok, maka itu dianggap sebagai pengaruh perlakuan atautreatment effect.

Page 10: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(3) PENUGASAN RANDOM(3) PENUGASAN RANDOM((RANDOM ASSIGNMENTRANDOM ASSIGNMENT))

• Dalam konteks eksperimen, perandoman dilakukan dalam duakegiatan, yaitu dalam memilih subjek yang menjadi sampel(pemilihan random atau random selection), dan dalammenugaskan setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salahsatu dari kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, yangdisebut dengan penugasan random alau random assignment.

• Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yangmenjadi sampel itu representatif terhadap populasi.

• Adapun fungsi penugasan random adalah agar sebelumpelaksanaan eksperimen, baik kelompok eksperimen maupunkelompok kontrol keadaannya sama (homogen), sehingga bilasetelah eksperimen terjadi perbedaan pada kedua kelompok itu,perbedaan yang terjadi adalah pengaruh dari perlakuan.

• Dalam konteks eksperimen, perandoman dilakukan dalam duakegiatan, yaitu dalam memilih subjek yang menjadi sampel(pemilihan random atau random selection), dan dalammenugaskan setiap subjek yang menjadi sampel ke dalam salahsatu dari kelompok eksperimen atau kelompok kontrol, yangdisebut dengan penugasan random alau random assignment.

• Pemilihan random berfungsi membuat kelompok subjek yangmenjadi sampel itu representatif terhadap populasi.

• Adapun fungsi penugasan random adalah agar sebelumpelaksanaan eksperimen, baik kelompok eksperimen maupunkelompok kontrol keadaannya sama (homogen), sehingga bilasetelah eksperimen terjadi perbedaan pada kedua kelompok itu,perbedaan yang terjadi adalah pengaruh dari perlakuan.

Page 11: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(4) PERLAKUAN ((4) PERLAKUAN (TREATMENTTREATMENT))

• Di muka telah dijelaskan, bahwa eksperimen padaintinya sama dengan observasi. Perbedaan antarakeduanya terletak pada objek yang diamati.

• Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yangdiamati telah ada, sedangkan pada eksperimen objekyang diamati itu diciptakan situasi munculnya olehpeneliti.

• Memunculkan objek pengamatan itu adalah melaluiperlakuan atau treatment.

• Di muka telah dijelaskan, bahwa eksperimen padaintinya sama dengan observasi. Perbedaan antarakeduanya terletak pada objek yang diamati.

• Pada observasi yang bukan eksperimen, objek yangdiamati telah ada, sedangkan pada eksperimen objekyang diamati itu diciptakan situasi munculnya olehpeneliti.

• Memunculkan objek pengamatan itu adalah melaluiperlakuan atau treatment.

Page 12: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

KEVALIDAN KESIMPULAN EKSPERIMENKEVALIDAN KESIMPULAN EKSPERIMEN• Kevalidan kesimpulan eksperimen terkait dengan pertanyaan apakah

kesimpulan yang dibuat itu sahih atau tidak.

• Kevalidan ini mencakup dua macam, yaitu kevalidan internal dan kevalidaneksternal.

• Kevalidan internal adalah kesahihan penyimpulan, bahwa munculnyavariabel terikat adalah disebabkan oleh variabel bebas.

• Adapun kevalidan eksternal adalah kesahihan memberlakukan kesimpulanke dalam lingkup yang lebih luas, atau kesahihan menggeneralisasikesimpulan eksperimen.

• Agar kesimpulan eksperimen itu valid, baik secara internal maupuneksternal, perlu dihindari adanya faktor yang dapat mencemari kevalidanitu.

• Untuk itu, perlu diketahui berbagai pecemar, baik terhadap kevalidaninternal maupun kevalidan eksternal.

• Kevalidan kesimpulan eksperimen terkait dengan pertanyaan apakahkesimpulan yang dibuat itu sahih atau tidak.

• Kevalidan ini mencakup dua macam, yaitu kevalidan internal dan kevalidaneksternal.

• Kevalidan internal adalah kesahihan penyimpulan, bahwa munculnyavariabel terikat adalah disebabkan oleh variabel bebas.

• Adapun kevalidan eksternal adalah kesahihan memberlakukan kesimpulanke dalam lingkup yang lebih luas, atau kesahihan menggeneralisasikesimpulan eksperimen.

• Agar kesimpulan eksperimen itu valid, baik secara internal maupuneksternal, perlu dihindari adanya faktor yang dapat mencemari kevalidanitu.

• Untuk itu, perlu diketahui berbagai pecemar, baik terhadap kevalidaninternal maupun kevalidan eksternal.

Page 13: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

KEVALIDAN INTERNALkesahihan penyimpulan,

bahwa munculnya variabel terikatadalah disebabkan oleh variabel bebas

(sejarah, kematangan, testing, instrumentasi,regresi statistik, bias pemilihan subyek,

Kehilangan subyek, interaksi bias pemilihan subyekdengan kematangan dsb)

KEVALIDAN EKSTERNALkesahihan memberlakukan kesimpulan

ke dalam lingkup yang lebih luas,atau kesahihan menggeneralisasi

kesimpulan eksperimen(Efek interaksi tes,

Efek interaksi bias pemilihan subjekdan variabel eksperimen, Efek reaktif dari

pelaksanaan eksperimenInferensi perlakuan berganda)

KEVALIDAN KESIMPULANKEVALIDAN KESIMPULAN

EKSPERIMENEKSPERIMEN

KEVALIDAN EKSTERNALkesahihan memberlakukan kesimpulan

ke dalam lingkup yang lebih luas,atau kesahihan menggeneralisasi

kesimpulan eksperimen(Efek interaksi tes,

Efek interaksi bias pemilihan subjekdan variabel eksperimen, Efek reaktif dari

pelaksanaan eksperimenInferensi perlakuan berganda)

Page 14: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(1) PENCEMAR KEVALIDAN INTERNAL(1) PENCEMAR KEVALIDAN INTERNAL• Sejarah, yakni peristiwa tertentu di luar variabel

eksperimen, yang terjadi dalam rentangan antara pretesdan postes (dalam proses eksperimen).

• Contoh, dalam eksperimen tentang keefektifan suatumetode mengajar, kelompok yang diberi perlakuan,selain mengikuti pengajaran dengan metode yangdieksperimenkan, juga diberi tambahan les, sementarakelompok kontrol tidak.

• Kematangan, yakni proses yang terjadi di dalam dirisubjek yang diakibatkan oleh waktu.

• Contoh, akibat eksperimen yang terlalu lama,menyebabkan subjek makin dewasa, atau merasa jemu.

• Sejarah, yakni peristiwa tertentu di luar variabeleksperimen, yang terjadi dalam rentangan antara pretesdan postes (dalam proses eksperimen).

• Contoh, dalam eksperimen tentang keefektifan suatumetode mengajar, kelompok yang diberi perlakuan,selain mengikuti pengajaran dengan metode yangdieksperimenkan, juga diberi tambahan les, sementarakelompok kontrol tidak.

• Kematangan, yakni proses yang terjadi di dalam dirisubjek yang diakibatkan oleh waktu.

• Contoh, akibat eksperimen yang terlalu lama,menyebabkan subjek makin dewasa, atau merasa jemu.

Page 15: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Testing, yaitu efek penyelenggaraan pretes terhadap hasil daripos­tes.

• Contoh, akibat rentang waktu antara pretes dan postes yangterlalu pendek, subjek dapat mengingat soal-soal pretes,sehingga ketika mengikuti postes hasilnya lebih baik, tapi bukankarena variabel eksperimen.

• Instrumentasi, yakni alat tes yang digunakan untuk menguji efekperlakuan tidak valid dan reliabel, sehingga skor yang diperolehsubjek bukan skor yang sebenarnya, melainkan bersifat bias.

• Regresi statistik. Ini bisa terjadi, bila peneliti hanya memilihsubjek­subjek yang mempunyai skor ekstrim (skor tinggi saja),dan membuang skor-skor rendah.

• Bias pemilihan subjek. Ini bisa terjadi bila subjek dalam kelompokeksperimen keadaannya berbeda dengan subjek dalam kelompokkontrol, akibat pemilihan yang tidak dilakukan secara random .

• Testing, yaitu efek penyelenggaraan pretes terhadap hasil daripos­tes.

• Contoh, akibat rentang waktu antara pretes dan postes yangterlalu pendek, subjek dapat mengingat soal-soal pretes,sehingga ketika mengikuti postes hasilnya lebih baik, tapi bukankarena variabel eksperimen.

• Instrumentasi, yakni alat tes yang digunakan untuk menguji efekperlakuan tidak valid dan reliabel, sehingga skor yang diperolehsubjek bukan skor yang sebenarnya, melainkan bersifat bias.

• Regresi statistik. Ini bisa terjadi, bila peneliti hanya memilihsubjek­subjek yang mempunyai skor ekstrim (skor tinggi saja),dan membuang skor-skor rendah.

• Bias pemilihan subjek. Ini bisa terjadi bila subjek dalam kelompokeksperimen keadaannya berbeda dengan subjek dalam kelompokkontrol, akibat pemilihan yang tidak dilakukan secara random .

Page 16: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Kehilangan subjek. Bila sebagian subjek darikelompok eksperimen yang mengikuti pretes tidakmelanjutkan mengikuti postes menyebabkanperbedaan jumlah subjek yang mencolok antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka halini dapat menjadi pecemar kevalidan internal.

• Interaksi bias pemilihan subjek dengan kematangan,dan sebagainya Bila pemilihan subjek bersifat bias,maka ada kemungkinan terjadinya perbedaan antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol bukandisebabkan pengaruh perlakuan, tetapi oleh faktor lain,seperti kematangan, sejarah, dan sebagainya.

• Ini dapat menjadi pecemar kevalidan internal.

• Kehilangan subjek. Bila sebagian subjek darikelompok eksperimen yang mengikuti pretes tidakmelanjutkan mengikuti postes menyebabkanperbedaan jumlah subjek yang mencolok antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka halini dapat menjadi pecemar kevalidan internal.

• Interaksi bias pemilihan subjek dengan kematangan,dan sebagainya Bila pemilihan subjek bersifat bias,maka ada kemungkinan terjadinya perbedaan antarakelompok eksperimen dan kelompok kontrol bukandisebabkan pengaruh perlakuan, tetapi oleh faktor lain,seperti kematangan, sejarah, dan sebagainya.

• Ini dapat menjadi pecemar kevalidan internal.

Page 17: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

(2) PENCEMAR KEVALIDAN EKSTERNAL(2) PENCEMAR KEVALIDAN EKSTERNAL

• Efek interaksi tes. Pelaksanaan pretes bisa mempengaruhikepekaan atau keresponsifan subjek terhadap variabeleksperimen.

• Bila demikian, maka keadaan subjek yang menjadi sampelmenjadi berbeda dengan populasinya, yang berarti sampel tidakrepresentatif terhadap populasi. Bila sampel tidak representatif,maka kevalidan generalisasi kesimpulan patut dipertanyakan.

• Efek interaksi bias pemilihan subjek dan variabel eksperimen.Pemilihan subjek yang bias dapat mempengaruhi tercemarnyakesimpulan tentang efek variabel eksperimen atau kevalidaninternal.

• Bila demikian, maka kevalidan generalisasi kesimpulan patutdipertanyakan.

• Efek interaksi tes. Pelaksanaan pretes bisa mempengaruhikepekaan atau keresponsifan subjek terhadap variabeleksperimen.

• Bila demikian, maka keadaan subjek yang menjadi sampelmenjadi berbeda dengan populasinya, yang berarti sampel tidakrepresentatif terhadap populasi. Bila sampel tidak representatif,maka kevalidan generalisasi kesimpulan patut dipertanyakan.

• Efek interaksi bias pemilihan subjek dan variabel eksperimen.Pemilihan subjek yang bias dapat mempengaruhi tercemarnyakesimpulan tentang efek variabel eksperimen atau kevalidaninternal.

• Bila demikian, maka kevalidan generalisasi kesimpulan patutdipertanyakan.

Page 18: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Efek reaktif dari pelaksanaan eksperimen. Bila subjekyang mengikuti pelaksanaan eksperimen menyadaribahwa dirinya sedang diekperimen, dapat menimbulkanreaksi tertentu pada dirinya.

• Sementara subjek lain (dari populasi) tidak.

• Oleh sebab itu, hal ini bisa mencemari kevalidangeneralisasi kesimpulan yang dibuat.

• Interferensi perlakuan berganda. lni bisa terjadi bilasuatu perlakuan diberikan kepada suatu kelompoksubjek secara berulang-ulang.

• Efek reaktif dari pelaksanaan eksperimen. Bila subjekyang mengikuti pelaksanaan eksperimen menyadaribahwa dirinya sedang diekperimen, dapat menimbulkanreaksi tertentu pada dirinya.

• Sementara subjek lain (dari populasi) tidak.

• Oleh sebab itu, hal ini bisa mencemari kevalidangeneralisasi kesimpulan yang dibuat.

• Interferensi perlakuan berganda. lni bisa terjadi bilasuatu perlakuan diberikan kepada suatu kelompoksubjek secara berulang-ulang.

Page 19: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

PRE-EXPERIMENTDigunakan untuk

melakukan studi pendahuluan,sebelum dilakukan eksperimen sebenarnya

atau kuasi eksperimen

TRUE-EXPERIMENTEksperimen yang memiliki ciri-ciri utamaeksperimen seperti: Manipulasi variable,

Kontrol, Penugasan Random,

dan Perlakuan (Treatment)

DESIGN EXPERIMENT

TRUE-EXPERIMENTEksperimen yang memiliki ciri-ciri utamaeksperimen seperti: Manipulasi variable,

Kontrol, Penugasan Random,

dan Perlakuan (Treatment)

QUASI-EXPERIMENTTidak dilakukan penugasan random, tapi

menggunakan kelompok yang telah ada (intact group).Digunakan, bila ada hambatan melakukan

penugasan random, dan/atau bila dilakukanpenugasan random akan merusak kealamiahan

situasi kelompok, sedangkan kealamiahan kelompoksangat penting dalam proses manipulasi variabel

Page 20: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

PRE-EXPERIMENT(1) Desain Kelompok Tunggal dengan Pretes-Postes

(2) Desain Kelompok Tunggal dengan Rangkaian Waktu

TRUE-EXPERIMENT(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontrol

dengan Penugasan Random(2) Desain Solomon

(3) Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tes

BAGAN

DESIGN EXPERIMENT

TRUE-EXPERIMENT(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontrol

dengan Penugasan Random(2) Desain Solomon

(3) Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tes

QUASI-EXPERIMENT(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontrol

tanpa Penugasan Random(2) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Kontrol

(3) Desain Counterbalance(4) Desain Faktorial

Page 21: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

PRE-EXPERIMENT

(1)Desain Kelompok Tunggaldengan Pretes-Postes

(2)Desain Kelompok Tunggaldengan Rangkaian Waktu

PRE-EXPERIMENT

(1)Desain Kelompok Tunggaldengan Pretes-Postes

(2)Desain Kelompok Tunggaldengan Rangkaian Waktu

Page 22: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

PRE-EXPERIMENT• 1.1 Desain Kelompok Tunggal

dengan Pretes-Postes

• T1 X T2

– Memilih sekelompok subyekuntuk sample

– Mengadakan pretes (T1)– Mencobakan /memberi

perlakuan (X)– Mengadakan postes (T2)

setelah perlakuan– Mencari rata-rata skor dan

simpangan baku, baik dari T1maupun T2membandingkan keduanya

– Menguji perbedaan rata-ratadengan uji-t

• 1.2 Desain Kelompok Tunggaldengan Rangkaian Waktu

• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 XT2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• Penggunaan danpelaksanaannya samadengan nomor 1.1.

• kecuali dalam tes (baikpretes maupun postes)dilakukan beberapa kalidalam serangkaian waktupelaksanaan

• 1.1 Desain Kelompok Tunggaldengan Pretes-Postes

• T1 X T2

– Memilih sekelompok subyekuntuk sample

– Mengadakan pretes (T1)– Mencobakan /memberi

perlakuan (X)– Mengadakan postes (T2)

setelah perlakuan– Mencari rata-rata skor dan

simpangan baku, baik dari T1maupun T2membandingkan keduanya

– Menguji perbedaan rata-ratadengan uji-t

• 1.2 Desain Kelompok Tunggaldengan Rangkaian Waktu

• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 XT2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• Penggunaan danpelaksanaannya samadengan nomor 1.1.

• kecuali dalam tes (baikpretes maupun postes)dilakukan beberapa kalidalam serangkaian waktupelaksanaan

Page 23: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

TRUE-EXPERIMENT

(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontroldengan Penugasan Random

(2) Desain Solomon

(3) Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tes

TRUE-EXPERIMENT

(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontroldengan Penugasan Random

(2) Desain Solomon

(3) Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tes

Page 24: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

2.1. Desain Pretes-Postes menggunakan Klompok Kontroldengan Penugasan Random

• Memilih subjek yang mempunyai latar belakangsama (homogen) meialui pemilihan secararandom.

• Secara random, setiap subjek ditugaskandimasukkan ke kelompok eksperimen (Se) atauke kelompok kontrol (Sk)

• Mengadakan pretes (T 1) terhadap Se untukmemperoleh skor TIe' . dan terhadap Sk untukmemperoleh skor T1k

• Memberi perlakuan terhadap Se misalnya diajardengan metode baru yang dieksprimenkan.

• Memilih subjek yang mempunyai latar belakangsama (homogen) meialui pemilihan secararandom.

• Secara random, setiap subjek ditugaskandimasukkan ke kelompok eksperimen (Se) atauke kelompok kontrol (Sk)

• Mengadakan pretes (T 1) terhadap Se untukmemperoleh skor TIe' . dan terhadap Sk untukmemperoleh skor T1k

• Memberi perlakuan terhadap Se misalnya diajardengan metode baru yang dieksprimenkan.

Page 25: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Terhadap Sk dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang samadengan metode lain, bukan dengan metode yang sedangdieksperimenkan.

• Mengadakan Postes untuk memperoleh skor baik T2e maupun skorT2k

• Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antararata-rata T1 dan T2 baik dari Se maupun Sk (misalnya:menggunakan analisis kovariansi).

• Untuk memperbesar ketelitian pelaksanaan experimen, penggunaandesain ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan lebih dari satukelompok eksperimen.

• Terhadap Sk dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang samadengan metode lain, bukan dengan metode yang sedangdieksperimenkan.

• Mengadakan Postes untuk memperoleh skor baik T2e maupun skorT2k

• Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antararata-rata T1 dan T2 baik dari Se maupun Sk (misalnya:menggunakan analisis kovariansi).

• Untuk memperbesar ketelitian pelaksanaan experimen, penggunaandesain ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan lebih dari satukelompok eksperimen.

Page 26: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

2.2. Desain Solomon• Dilakukan menggunakan empat kelompok.

• Dua kelompok pertama terdiri dari kelompok eksperimendan kelompok kontrol yang mengalami pretes (T1)

• sedangkan dua kelompok terakhir tidak diadakan pretes,baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompokkontrol.

• Penempatan subjek pada masing-masing dilakukandengan penugasan random.

• Dilakukan menggunakan empat kelompok.

• Dua kelompok pertama terdiri dari kelompok eksperimendan kelompok kontrol yang mengalami pretes (T1)

• sedangkan dua kelompok terakhir tidak diadakan pretes,baik terhadap kelompok eksperimen maupun kelompokkontrol.

• Penempatan subjek pada masing-masing dilakukandengan penugasan random.

Page 27: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• R T1 X T2• R T1 T2• R X T2• R T2

• Analisis statistik dilakukan untuk mencariperbedaan rata-rata (D) antara T1 dan T2,baik dari kelompok experimen pertamamaupun kelompok dua.

• Sedangkan D dari kelompok ketiga dankeempat diperoleh dengan cara menghitungperbedaan antara T1 dan T2, di mana T1kelompok ketiga dan keempat diperoleh dariT1 pada dua kelompok pertama, dengancatatan jumlah subjek pada keempatkelompok itu sama.

• Hal ini dipertimbangkan, karenapengambilan sampel dilakukan secararandom, maka diduga skor T1 padakelompok pertama dan kedua akan samadengan skor T1 yang mungkin akandiperoleh dari kelompok ketiga dankeempat, meskipun dua kelompok yangterakhir ini tidak mengalami T1.

• R T1 X T2• R T1 T2• R X T2• R T2

• Analisis statistik dilakukan untuk mencariperbedaan rata-rata (D) antara T1 dan T2,baik dari kelompok experimen pertamamaupun kelompok dua.

• Sedangkan D dari kelompok ketiga dankeempat diperoleh dengan cara menghitungperbedaan antara T1 dan T2, di mana T1kelompok ketiga dan keempat diperoleh dariT1 pada dua kelompok pertama, dengancatatan jumlah subjek pada keempatkelompok itu sama.

• Hal ini dipertimbangkan, karenapengambilan sampel dilakukan secararandom, maka diduga skor T1 padakelompok pertama dan kedua akan samadengan skor T1 yang mungkin akandiperoleh dari kelompok ketiga dankeempat, meskipun dua kelompok yangterakhir ini tidak mengalami T1.

Page 28: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Hasil perhitungan terhadap perbedaan (D) selanjutnya dilakukanpengujian statistik, seperti menggunakan uji t untuk variabeltergantung, atau planned Analysis.

• Maksud pengujian itu adalah untuk membuat perbandingan D1 - D2,D3 - D4, dan (D1 - D2) - (D3 – D4).

• Penggunaan desain Solomon ini memiliki validitas sama denganpenggunaan desain 2.1, dengan nilai tambah dapat mengontrolpengaruh pecemar efek interaksi testing dan X.

• Mengapa demikian, sebab dengan desain ini, bila temyataperbandingan antara (D1 - D2) - (D3 - D4) itu ada perbedaan yangsignifikan, maka diasumsikan perbedaan itu disebabkan karena efekinteraksi testing dan X.

• Bila tidak, maka berarti perlakuan (X) telah memberi pengaruhkepada variabel terikat.

• Hasil perhitungan terhadap perbedaan (D) selanjutnya dilakukanpengujian statistik, seperti menggunakan uji t untuk variabeltergantung, atau planned Analysis.

• Maksud pengujian itu adalah untuk membuat perbandingan D1 - D2,D3 - D4, dan (D1 - D2) - (D3 – D4).

• Penggunaan desain Solomon ini memiliki validitas sama denganpenggunaan desain 2.1, dengan nilai tambah dapat mengontrolpengaruh pecemar efek interaksi testing dan X.

• Mengapa demikian, sebab dengan desain ini, bila temyataperbandingan antara (D1 - D2) - (D3 - D4) itu ada perbedaan yangsignifikan, maka diasumsikan perbedaan itu disebabkan karena efekinteraksi testing dan X.

• Bila tidak, maka berarti perlakuan (X) telah memberi pengaruhkepada variabel terikat.

Page 29: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

2.3 Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tes2.3 Desain dengan kelompok Kontrol tanpa pre tesPenggunaan desain ini hanya melakukan postes baik terhadap kelompokPenggunaan desain ini hanya melakukan postes baik terhadap kelompokexperimen maupun terhadap kelompok kontrol Penempatan subjek dalamexperimen maupun terhadap kelompok kontrol Penempatan subjek dalam

kelompok masingkelompok masing--masing dilakukan dengan penugasan random.masing dilakukan dengan penugasan random.

• R X T2• R T2

• Menugaskan setiap subjek pada kelompokeksperimen dan kelom­pok kontrol secararandom.

• Melaksanakan eksperimen terhadap kelompokeksperimen.

• Mengadakan tes baik terhadap kelompokeksperimen maupun kelompok pembanding.

• Mencari perbedaan rata-rata antara skor T2e danskor T2k dengan metode statistika; untuk melihatapakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak.

• R X T2• R T2

• Menugaskan setiap subjek pada kelompokeksperimen dan kelom­pok kontrol secararandom.

• Melaksanakan eksperimen terhadap kelompokeksperimen.

• Mengadakan tes baik terhadap kelompokeksperimen maupun kelompok pembanding.

• Mencari perbedaan rata-rata antara skor T2e danskor T2k dengan metode statistika; untuk melihatapakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak.

Page 30: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

QUASI-EXPERIMENT

(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontroltanpa Penugasan Random

(2) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Kontrol

(3) Desain Counterbalance

(4) Desain Faktorial

QUASI-EXPERIMENT

(1) Desain Pretes-Postes menggunakan Kelompok Kontroltanpa Penugasan Random

(2) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Kontrol

(3) Desain Counterbalance

(4) Desain Faktorial

Page 31: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

3.1 Desain Pretes3.1 Desain Pretes--Postes MenggunakanPostes MenggunakanKelompok Kontrol Tanpa Penugasan RandomKelompok Kontrol Tanpa Penugasan Random

• T1 X T2• ------------------• T1 T2

• Pelaksanaan kuasi-eksperimendengan desain ini sama dengandesain 2.1.

• Perbedaan satu-satunya adalahdalam kuasi-eksperimen tidakdila­kukan penugasan random.

• T1 X T2• ------------------• T1 T2

• Pelaksanaan kuasi-eksperimendengan desain ini sama dengandesain 2.1.

• Perbedaan satu-satunya adalahdalam kuasi-eksperimen tidakdila­kukan penugasan random.

Page 32: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Oleh sebab itu, bila pada desain 2.1 semua pecemarkevalidan internal dapat dihindari, maka dalam desain inipecemar yang terkait dengan akibat pemilihan subjekyang bias, seperti interaksi antara pemilihan subjekdengan kematangan, dan sebagainya, tidak dapatterkontrol.

• Selain itu, kemungkinan tak terhindarinya pecemarregresi statistik akan ada, terutama bila jumlah subjekpada masing­masing kelompok tidak sarna.

• Oleh sebab pelaksanaan kuasi-eksperimen dengandesain ini sarna dengan desain 1.2, maka bagannya punsama juga, kecuali tidak menggu­nakan penugasanrandom·yang disimbulkan dengan "Tanpa R".

• Oleh sebab itu, bila pada desain 2.1 semua pecemarkevalidan internal dapat dihindari, maka dalam desain inipecemar yang terkait dengan akibat pemilihan subjekyang bias, seperti interaksi antara pemilihan subjekdengan kematangan, dan sebagainya, tidak dapatterkontrol.

• Selain itu, kemungkinan tak terhindarinya pecemarregresi statistik akan ada, terutama bila jumlah subjekpada masing­masing kelompok tidak sarna.

• Oleh sebab pelaksanaan kuasi-eksperimen dengandesain ini sarna dengan desain 1.2, maka bagannya punsama juga, kecuali tidak menggu­nakan penugasanrandom·yang disimbulkan dengan "Tanpa R".

Page 33: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

3.2 Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Kontrol3.2 Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok KontrolMMerupakan penggunaan desain rangkaian waktu sebagai kelompokerupakan penggunaan desain rangkaian waktu sebagai kelompok

eksperimen dan membandingkan dengan hasil analisis terhadapeksperimen dan membandingkan dengan hasil analisis terhadapkelompok kedua sebagai kelompok kontrol.kelompok kedua sebagai kelompok kontrol.

• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 XT2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• --------------------------------------• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 X

T2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• Menentukan sampel baikkelompok eksperimen maupunkelompok kontrol.

• Mengadakan serangkaian tesdalam serangkaian waktu baikterha­dap kelompokeksperimen maupun kelompokkontrol; baik sebelum maupunsesudah eksperimen.

• Mencatat data (skor) dalambentuk tabel rangkaian waktu.

• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 XT2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• --------------------------------------• T1.1 T1.2 T1.3 T1.4 X

T2.1 T2.2 T2.3 T2.4

• Menentukan sampel baikkelompok eksperimen maupunkelompok kontrol.

• Mengadakan serangkaian tesdalam serangkaian waktu baikterha­dap kelompokeksperimen maupun kelompokkontrol; baik sebelum maupunsesudah eksperimen.

• Mencatat data (skor) dalambentuk tabel rangkaian waktu.

Page 34: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Mencari rata-rata dari masing-masing skor baiksebclum maupun sesudah eksperimen; baik darikelompok eksperimen maupun kelompokkontrol.

• Mencari DM baik dari kelompokeksperimen(DMe) maupun kelompok kontrol (DMk).

• Membandingkan DMe dengan DMk apakahsecara statistik perbe­daan itu signifikan atautidak.

• Mencari rata-rata dari masing-masing skor baiksebclum maupun sesudah eksperimen; baik darikelompok eksperimen maupun kelompokkontrol.

• Mencari DM baik dari kelompokeksperimen(DMe) maupun kelompok kontrol (DMk).

• Membandingkan DMe dengan DMk apakahsecara statistik perbe­daan itu signifikan atautidak.

Page 35: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

3.3 Desain Counterbalance3.3 Desain Counterbalance• Desain Counterbalance dikenal juga dengan nama "Desain Rotasi" ,

"Crossover" atau "Switchover".

• Digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan desain yangtidak menggunakan penugasan random, temtama jika anggotasampel terbatas, tidak menggunakan pretes, dan yang dites lebihdari satu variasi X.

• Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil dua kelompok ataulebih dan setiap kelompok diberi perla­kuan beberapa kali, sesuaidengan jumlah kelompok secara bergantian. sehingga setiapkelompok mengalami satu jenis perlakuan.

• Dari bagan dapat dilihat, masing-masing kelompok mengalamisetiap jenis perlakuan.

• Desain Counterbalance dikenal juga dengan nama "Desain Rotasi" ,"Crossover" atau "Switchover".

• Digunakan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan desain yangtidak menggunakan penugasan random, temtama jika anggotasampel terbatas, tidak menggunakan pretes, dan yang dites lebihdari satu variasi X.

• Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil dua kelompok ataulebih dan setiap kelompok diberi perla­kuan beberapa kali, sesuaidengan jumlah kelompok secara bergantian. sehingga setiapkelompok mengalami satu jenis perlakuan.

• Dari bagan dapat dilihat, masing-masing kelompok mengalamisetiap jenis perlakuan.

Page 36: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

3.3 Desain Counterbalance3.3 Desain Counterbalance

• Kelompok A XaT1 XbT2• ---------------------• Kelompok B XbT2 XaT1

• Kelompok A XaT1 XbT2• ---------------------• Kelompok B XbT2 XaT1

Page 37: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Langkah-langkah desain Counterbalance:

• Menetapkan dua kelompok atau lebih untuk dieksperimen. Misalnyaeksperimen tentang efektivitas dua macam metode mengajar, tiapmetode dieksperimenkan masing-masing dua kali, sekali padakelompok pertama dan sekali pada kelompok kedua.

• Melakukan eksperimen .dengan cara sebagaimana dijelaskan padabutir a.

• Mentes setiap kelompok, masing-masing setelah diberi setiap jenisperlakuan.

• Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang mengalami tiap jenisperlakuan.

• Mencari perbedaan rata-rata; kemudian dilihat apakah perbedaanitu signifikan atau tidak.

• Langkah-langkah desain Counterbalance:

• Menetapkan dua kelompok atau lebih untuk dieksperimen. Misalnyaeksperimen tentang efektivitas dua macam metode mengajar, tiapmetode dieksperimenkan masing-masing dua kali, sekali padakelompok pertama dan sekali pada kelompok kedua.

• Melakukan eksperimen .dengan cara sebagaimana dijelaskan padabutir a.

• Mentes setiap kelompok, masing-masing setelah diberi setiap jenisperlakuan.

• Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang mengalami tiap jenisperlakuan.

• Mencari perbedaan rata-rata; kemudian dilihat apakah perbedaanitu signifikan atau tidak.

Page 38: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Untuk meningkatkan kontrol terhadap validitas desainini, dapat digunakan lebih dari dua kelompok.

• Misalkan akan diteliti empat macam metode mengajar(a. Ceramah, b. Diskusi, c. Pengajaran Berprogram, dand. Sistem Modul).

• Dengan Counterbalance, setiap kelompok akanmengalami eksperimen dari keempat macam metodetersebut; sehingga bagan desain akan berkem­bangmenjadi seperti berikut:

• Untuk meningkatkan kontrol terhadap validitas desainini, dapat digunakan lebih dari dua kelompok.

• Misalkan akan diteliti empat macam metode mengajar(a. Ceramah, b. Diskusi, c. Pengajaran Berprogram, dand. Sistem Modul).

• Dengan Counterbalance, setiap kelompok akanmengalami eksperimen dari keempat macam metodetersebut; sehingga bagan desain akan berkem­bangmenjadi seperti berikut:

Page 39: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Kelompok A XaT1 XbT2 XcT3 XdT4• Kelompok B XbT2 XdT4 XaT1 XcT3• Kelompok C XcT3 XaT1 XdT4 XbT2• Kelompok D XdT4 XcT3 XbT2 XaT1

• Setelah dilakukan tes terhadap setiap kelompoksebagaimana digambarkan pada bagan di atas,

• selanjutnya dicari rata-rata dari tiap kelompok,

• kemudian dicari perbedaan rata-rata dari masing-masingskor, untuk menetapkan suatu jenis metode yang terbaikdi antara keempat metode di atas.

• Kelompok A XaT1 XbT2 XcT3 XdT4• Kelompok B XbT2 XdT4 XaT1 XcT3• Kelompok C XcT3 XaT1 XdT4 XbT2• Kelompok D XdT4 XcT3 XbT2 XaT1

• Setelah dilakukan tes terhadap setiap kelompoksebagaimana digambarkan pada bagan di atas,

• selanjutnya dicari rata-rata dari tiap kelompok,

• kemudian dicari perbedaan rata-rata dari masing-masingskor, untuk menetapkan suatu jenis metode yang terbaikdi antara keempat metode di atas.

Page 40: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

3.4 Desain faktorial3.4 Desain faktorial• Apabila pada desain sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu,

penelitian hanya memperhatikan dan menganalisis variabeleksperirrien (X), baik menggunakan kelompok kontrol ataupun tidakmenggunakan kelompok kontrol.

• Pada desain faktorial memungkinkan dapat digunakan, diamatiserta dianalisis berbagai pengaruh dari dua atau lebih variabelseeara bersamaan.

• Hal ini dapat memungkinkan untuk dilihat sesuatu proses lebihmendekati keadaan yang sebenarnya; sehingga dapat dinilai seearaserentak berbagai akibat dari setiap X (variabel eksperimen).

• Desain faktorial di samping dapat digunakan dalam kuasieksperi­men, juga dapat digunakan dalam eksperimen sebenarnya.Bila desain ini digunakan pada eksperimen sebenarnya, makadilakukan penugasan random.

• Apabila pada desain sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu,penelitian hanya memperhatikan dan menganalisis variabeleksperirrien (X), baik menggunakan kelompok kontrol ataupun tidakmenggunakan kelompok kontrol.

• Pada desain faktorial memungkinkan dapat digunakan, diamatiserta dianalisis berbagai pengaruh dari dua atau lebih variabelseeara bersamaan.

• Hal ini dapat memungkinkan untuk dilihat sesuatu proses lebihmendekati keadaan yang sebenarnya; sehingga dapat dinilai seearaserentak berbagai akibat dari setiap X (variabel eksperimen).

• Desain faktorial di samping dapat digunakan dalam kuasieksperi­men, juga dapat digunakan dalam eksperimen sebenarnya.Bila desain ini digunakan pada eksperimen sebenarnya, makadilakukan penugasan random.

Page 41: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

Bagan Desain Faktorial Empat KelompokBagan Desain Faktorial Empat Kelompokdengan Empat Variabel Eksperimendengan Empat Variabel Eksperimen

X1T1 X2T2•

X3T3 X4T4

X1T1 X2T2•

X3T3 X4T4

Page 42: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Misalnya akan diteliti efektivitas dua macammetode/sistem pengajaran individual (pengajaran moduldan pengajaran berprograma) dengan dua variasi waktupelaksanaan setiap kali pertemuan (90 menit dan 80menit)

• Untuk melihat sampai sejauh mana pengaruhnyaterhadap hasil belajar siswa dalam sesuatu bidang studitertentu.

• Langkah-Iangkah eksperimen adalah sebagai berikut:

• Misalnya akan diteliti efektivitas dua macammetode/sistem pengajaran individual (pengajaran moduldan pengajaran berprograma) dengan dua variasi waktupelaksanaan setiap kali pertemuan (90 menit dan 80menit)

• Untuk melihat sampai sejauh mana pengaruhnyaterhadap hasil belajar siswa dalam sesuatu bidang studitertentu.

• Langkah-Iangkah eksperimen adalah sebagai berikut:

Page 43: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

• Memilih subjek untuk sampelpenelitian sebanyak empatkelompok yang diambilsecara acak (random).

• Setiap kelompok diberi perlakuan, masing-masingdengan satu jenis variabel eksperimen X (kelompokdengan X1 sistem pengajaran modul 90 menit; kelompokdua dengan X2 -- sistem modul 80 menit; kelompbk tigadengan· X3 - pengajaran berprograma 90 menit; dankelompok empat dengan X4 pengajaran berprograma 80

• Setelah eksperimen, diadakan tes untuk memperolehskor dari setiap subjek dalam kelompoknya masing-masing, sesuai dengan jenis variabel X-nya.

• Membuat analisis statistik faktorial (analisis variansifactorial R.A.Fisher), dengan terlebih dahulu mencatatdata dalam bentuk table melalui Model tabel pengolahanSkor Test Desain Faktorial

• Memilih subjek untuk sampelpenelitian sebanyak empatkelompok yang diambilsecara acak (random).

• Setiap kelompok diberi perlakuan, masing-masingdengan satu jenis variabel eksperimen X (kelompokdengan X1 sistem pengajaran modul 90 menit; kelompokdua dengan X2 -- sistem modul 80 menit; kelompbk tigadengan· X3 - pengajaran berprograma 90 menit; dankelompok empat dengan X4 pengajaran berprograma 80

• Setelah eksperimen, diadakan tes untuk memperolehskor dari setiap subjek dalam kelompoknya masing-masing, sesuai dengan jenis variabel X-nya.

• Membuat analisis statistik faktorial (analisis variansifactorial R.A.Fisher), dengan terlebih dahulu mencatatdata dalam bentuk table melalui Model tabel pengolahanSkor Test Desain Faktorial

Page 44: PENELITIAN EKSPERIMEN.ppt [Compatibility Mode]

Terimakasih Semoga BermanfaatTerimakasih Semoga Bermanfaat

soendwassalam