Top Banner
1 Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc FISIOLOGI TELINGA SEBAGAI ORGAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN dr. ANIS KUSUMAWATI, M.Sc PRODI PENDIDIKAN DOKTER-FK UMP Telinga merupakan mesin yang menakjubkan, karena reseptor sensorisnya dapat mentransduksikan getaran suara dengan amplitudo sekecil diameter atom emas (0,3 nm) ke signal listrik 1.000 kali lebih cepat dari pada fotoreseptor yang berespon terhadap cahaya. Di telinga terdapat reseptor untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga dibagi menjadi 3 regio, (1) external ear (telinga luar) yang mengumpulkan gelombang suara dan membawanya masuk, (2), middle ear (telinga tengah) yang membawa getaran suara ke oval window dan (3) internal ear (telinga dalam) sebagai tempat reseptor pendengaran dan keseimbangan (Gambar 1). Gambar 1. Bagian-bagian telinga BAGIAN-BAGIAN TELINGA Telinga Luar Telinga luar tersusun atas auricle, external audditory canal dan eardrum (gendang telinga) (Gambar 2).
18

Pendengaran Dan Keseimbangan

Sep 27, 2015

Download

Documents

afiwahyu

dr.Anis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    FISIOLOGI TELINGA SEBAGAI ORGAN PENDENGARAN DAN KESEIMBANGAN dr. ANIS KUSUMAWATI, M.Sc

    PRODI PENDIDIKAN DOKTER-FK UMP

    Telinga merupakan mesin yang menakjubkan, karena reseptor sensorisnya dapat

    mentransduksikan getaran suara dengan amplitudo sekecil diameter atom emas (0,3 nm) ke signal

    listrik 1.000 kali lebih cepat dari pada fotoreseptor yang berespon terhadap cahaya. Di telinga terdapat

    reseptor untuk pendengaran dan keseimbangan.

    Telinga dibagi menjadi 3 regio, (1) external ear (telinga luar) yang mengumpulkan gelombang

    suara dan membawanya masuk, (2), middle ear (telinga tengah) yang membawa getaran suara ke oval

    window dan (3) internal ear (telinga dalam) sebagai tempat reseptor pendengaran dan keseimbangan

    (Gambar 1).

    Gambar 1. Bagian-bagian telinga

    BAGIAN-BAGIAN TELINGA

    Telinga Luar

    Telinga luar tersusun atas auricle, external audditory canal dan eardrum (gendang telinga)

    (Gambar 2).

  • 2

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Telinga tengah

    Telinga tengah merupakan rongga berisi udara, terletak di bagian petrosus tulang temporal

    yang dilapisi oleh epitel. Dipisahkan dari telinga luar oleh membran timpani dan dari telinga dalam oleh

    bagian tulang yang tipis yang mengandung 2 membran kecil yang menutupi lubang: yaitu oval window

    dan round window. Didalamnya terdapat 3 tulang berukuran kecil yaitu auditory ossicles (tulang

    pendengaran) yang dhubungkan melalui sendi sinovial yaitu tulang maleus, incus dan stapes (Gambar

    2). Didalam telinga tengah terdapat 2 otot yaitu (1) otot tensor timpani (disarafi oleh n.V) yang

    membatasi gerakan dan meningkatkan ketegangan gendang telinga untuk mencegah kerusakan

    telinga dalam dari suara yang keras dan (2) otot stapedius dipersarafi oleh n. VII mengurangi getaran

    yang kuat pada stapes karena adanya suara yang keras, sehingga akan melindungi oval window,

    namun juga menurunkan sensitifitas pendengaran. Untuk alasan tersebut, paralisis otot stapedius

    menyebabkan hiperakustik. Di dinding depan telinga tengah terdapat pintu menuju auditory tube yang

    disebut eustachian tube, menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. Selama mengunyah dan

    menelan akan terbuka, menyebabkan udara masuk atau kelur dari telinga tengah sampai tekanan

    udara di telinga tengah sama dengan tekanan udara di atmosfer. Jika tekanan seimbang, membran

    timpani akan bergetar bebas ketika suara mengenainya. Jika tekanan tidak seimbang akan

    menimbulkan nyeri, gangguan pendengaran, telinga berdenging, dan mungkin vertigo. Auditrory tube

    juga merupakan jalan patogen dari hidung dan tenggorokan ke telinga tengah, menyebabkan beberapa

    penyakit infeksi telinga.

    Gambar 2. Telinga tengah

  • 3

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Telinga Dalam

    Telinga dalam disebut juga sebagai labirin karena merupakan saluran yamg kompleks. Secara

    struktural terdiri dari 2 bagian utama, yaitu labirin tulang yang merupakan lapisan luar, yang menutupi

    labirin membraneus yang merupakan lapisan dalam. Labirin tulang merupakan susunan rongga di

    bagian petrosus tulang temporal yang terbagi dalam 3 area: (1) semicircularis canals dan (2)

    vestibule, ke 2 nya mengandung reseptor keseimbangan dan (3) koklea yang mengandung reseptor

    untuk pendengaran. Labirin tulang dibatasi oleh periosteum dan mengandung perilymph. Cairan ini

    secara kimia mirip dengan cairan serebrospinal dan mengelilingi labirin membraneus, yang merupakan

    kantung epitel dan tube di dalam labirin tulang, yang mempunyai kesamaan secara umum dengan

    labirin tulang. Epitel labirin membraneus mengandung endolymph. (Gambar 3).

    Gambar 3. Telinga dalam

    Vestibule merupakan bagian tengah yang oval dari labirin tulang. Labirin membraneus di

    dalam vestibule mengandung 2 kantong yang disebut utricle dan saccule, yang dihubungkan oleh

    duktus. Penjuluran ke atas dan ke belakang dari vestibule adalah 3 tulang kanal semisirkularis:

    anterior, posterior dan lateral. Di setiap kanal salah satu sisinya melebar disebut sebagai ampula.

    Bagian labirin membran yang terletak di dalam kanal semisirkularis tulang disebut sebagai

    semicircular ducts. Struktur ini berhubungan dengan utricle vestibule (Gambar 4a).

  • 4

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Anterior dari vestibule adalah koklea, merupakan saluran tulang berbentuk spiral yang nampak

    seperti cangkang siput, yang membentuk hampir 3 putaran mengelilingi modiolus. Terbagi dalam 3

    saluran yaitu skala media (duktus koklearis), skala vestibuli dan skala timpani. Duktus koklearis

    adalah kelanjutan dari labirin membran di koklea, terisi dengan endolymph. Kanal diatasnya adalah

    skala vestibuli yang berakhir di oval window. Saluran di bawahnya adalah skala timpani yang berakhir

    sebagai round window. Skala vestibuli dan skala timpani merupakan bagian dari labirin tulang yang

    terisi periilymph. Skala vestibuli dan skala timpani dipisahkan oleh duktus koklearis, kecuali di bagian

    apeks koklea adalah helokotrema. Koklea berdampingan dengan dinding vestibule, dimana skala

    vestibule membuka. Perilymph di vestibule melanjut di skala vestibuli.

    Membran vestibuler (membran Reissner) memisahkan duktus koklearis dengan skala

    vestibuli dan membran basiler memisahkan duktus koklearis dengan skala timpani. Di dalam

    membran basiler terdapat organ spiral atau organ corti. Organ spiral merupakan sel epitel bergulung,

    mengandung supporting cells dan sekitar 16.000 hair cells sebagai reseptor pendengaran.

    Terdapat 2 kelompok hair cells, yaitu inner hair cells yang tersusun satu lapis dan outer hair

    cells yang tersusun 3 lapis. Di setiap puncak hair cells terdapat 40-80 stereocilia yang melebar ke

    endolymph duktus koklearis. Di bagian basal akhir, inner dan outer sinaps dengan first order neuron

    sensoris dan dengan neuron motoris n. VIII. Badan sel neuron sensoris terletak di ganglion spiral.

    Meskipun outer hair cells melebihi jumlahnya 3:1, inner hair cells sinap dengan 90-95% firstorder

    neuron sensoris di cochlear nerve yang menghubungkan informasi pendengaran ke otak. Sebaliknya,

    90% motor neuron di cochlear nerve sinap dengan outer hair cells. Membran tektorial, merupakan

    membran gelatinous fleksibel, menutup hair cells organ spiral. Faktanya, bagian akhir dari stereocilia

    hair cells embedded di membran tektorial dimana badan hair cells terletak di membran basiler (Gambar

    4 a-e).

  • 5

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

  • 6

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Gambar 4 (a-e). Kanalis semisirkularis, vestibulum, dan koklea telinga kanan

    SIFAT DASAR GELOMBANG SUARA

    Gelombang suara merupakan regio tekanan yang berubah tinggi dan rendahnya yang menjalar

    searah melalui medium yang sama (seperti udara). Mereka berasal dari obyek yang bergetar yang men

    jalar. Frekuensi getaran suara adalah pitch. Lebih tinggi frekuensi getaran, lebih tinggi pitch nya.

    Suara yang terdengar oleh telinga manusia berasal dari sumber yang bergetar pada frekuensi antara

    500-5000 heartz (1 Hz=1 cycle/second). Rentang audible meluas dari 20 sampai 20.000 Hz. Suara

  • 7

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    dari pembicaraan primer memiliki frekuensi antara 100 dan 3.000 Hz dan C tinggi pada penyanyi

    sopran frekuensinya 1048 Hz.

    Gambar 5. Gelombang berjalan sepanjang membran basiler untuk frekuensi tinggi, sedang dan rendah

    Intensitas yang lebih besar (ukuran atau amplitudo) getaran maka suara akan lebih keras.

    Intensitas suara diukur dengan unit yang disebut decibels (dB). Kenaikan 1 dB menunujukkan 10x

    kenaikan intensitas suara. Ambang pendengaran (suatu titik dimana rata-rata orang dewasa muda

    dapat membedakan suara dalam keheningan), didefinisikan sebagai 0 dB pada 1000 Hz. Suara

    menjadi tidak normal pada telinga pada sekitar 120 dB dan nyeri pada 140 dB.

    Gambar 6. A. Pola amplitudo getaran menbran basiler untuk suara sedang. B. Pola amplitudo untuk suara dengan semua frekuensi di antara 200 dan 800 per detik, menggambarkan titik maksimum amplitudo (titik resonansi) pada membran basiler untuk frekuensi yang berbeda.

  • 8

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    FISIOLOGI PENDENGARAN

    Membran timpani dan sistem osikuler (malleus, incus dan stapes) menghantarkan suara

    sepanjang telinga tengah ke koklea. Sedangkan transmisi melalui tulang terjadi karena telinga dalam

    (koklea), tertanam pada rongga bertulang dalam os temporalis, maka getaran pada seluruh tulang

    tengkorak dapat menyebabkan getaran cairan pada koklea (seperti saat garpu tala diletakkan di

    prosesus mastoid).

    Gambar 7. Proses perangsangan reseptor pendengaran di telinga kanan

    Fisiologi pendengaran (Gambar 7):

    1. Aurikula mengarahkan gelombang suara masuk ke kanal auditori eksternal

    2. Ketika gelombang suara mengenai membran timpani tekanan udara yang naik turun

    menyebabkan membran timpani bergetar maju mundur. Jarak bergerak sangat kecil, tergantung

    dari intensitas dan frekuensi gelombang suara. Membran timpani bergetar pelan sebagai respon

    terhadap suara frekuensi rendah (low-pitched) dan cepat sebagai respon terhadap suara frekuensi

    tinggi (high-pitched).

    3. Area sentral gendang telinga berhubungan dengan malleus yang mulai bergetar. Getaran

    diteruskan dari malleus ke incus dan kemudian ke stapes.

  • 9

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    4. Stapes bergerak maju-mundur, maka mendorong membran oval window masuk-keluar. Oval

    window bergetar sekitar 20x lebih keras dari pada gendang telinga karena ossicles merambatkan

    lebih efisien getaran kecil menyebar dibanding permukaan gendang telinga yang luas.

    5. Gerakan oval window mempengaruhi gelombang tekanan di perilimphe koklea. Ketika oval

    window menonjol ke dalam, maka mendorong perilymph skala vestibuli.

    6. Gelombang tekanan dijalarkan dari skala vestibuli ke skala timpani dan ke round window,

    menyebabkan tonjolan ke luar menuju telinga tengah.

    7. Ketika gelombang tekanan mengenai dinding skala vestibuli dan skala timpani, mereka juga

    mendorong membran vestibuler maju mundur, membentuk gelombang tekanan di endolymph di

    dalam duktus koklearis.

    8. Gelombang tekanan di endolymph menyebabkan membran basiler bergetar, dimana

    menggerakkan hair cells organ spiral melawan membran tektorial. Kejadian ini membelokkan

    stereosilia hair cells, yang menghasilkan potensial reseptor yang mengarahkan untuk

    menghasilkan impuls saraf.

    Gambar 8. Membran timpani, sistem osikuler telinga tengah dan telinga dalam

  • 10

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Gambar 9. Koklea

    Gambar 10. Potongan melalui 1 lingkaran koklea

    Getaran suara memasuki skala vestibuli dari permukaan stapes di foramen ovale. Pergerakan ini

    menyebabkan cairan bergerak ke skala vestibuli dan skala media.

    Gelombang suara dengan frekuensi yang berbeda menyebabkan regio tertentu di membran

    basiler bergetar lebih intensif dibanding regio yang lain. Setiap segmen membran basiler tuned untuk

    pitch tertentu. Karena membran lebih sempit dan kaku di dasar koklea, suara dengan frekuensi tinggi

    (high-pitced) mendekati 20.000 Hz termasuk getaran maksimal di regio ini. Ke arah puncak koklea

    dekat helicotrema, membran basiler lebih lebar dan fleksibel, suara low-frquncy (low-pitched)

  • 11

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    mendekati 20 Hz menyebabkan getaran maksimal membran basiler. Kerasnya suara ditentukan oleh

    intensitas gelombang suara. Gelombang suara dengan intensitas tinggi menyebabkan getaran yang

    lebih kuat pada membran basiler, yang menyebabkan frekuensi yang lebih tinggi dari impuls saraf yang

    mencapai otak. Suara yang lebih keras juga menstimulasi lebih banyak hair cells.

    Hair cells mentransduksikan getaran mekanik ke signal listrik. Ketika membran basiler

    bergetar, hair bundle di puncak hair cells membelok maju mundur dan slide satu dengan yang lain.

    Protein tips link menghubungkan puncak masing-masing stereocilium ke mechanically gated ion

    channel yang disebut sebagai transduction channel di dalam stereocilium sebelahnya yang lebih tinggi.

    Ketika stereocilia membelokkan arah stereocilia yang lebih tinggi, tip links menghentak transduction

    channel dan membukanya. Kanal ini menyebabkan kation di endolymph, terutama K+ memasuki sitosol

    hair cell. Ketika kation masuk, menyebabkan depolarisasi potensial reseptor. Depolarisasi secara cepat

    menyebar sepanjang membran plasma dan membuka voltage-gated Ca+2 channels di basal hair cell.

    Akibatnya Ca+2 masuk memicu eksositosis vesikel sinaptik yang mengandung neurotransmiter,

    kemungkinan adalah glutamat. Semakin banyak neurotransmiter yang dikeluarkan frekuensi impuls

    saraf di first-order sensory neuron yang sinap dengan basal hair cell meningkat. Pembelokkan

    stereosilia di arah yang sebaliknya menutup transduction channel, menyebabkan hiperpolarisasi dan

    menurunkan penglepasan neurotransmiter dari hair cell. Hal ini menurunkan fekwensi impuls saraf di

    neuron sensoris.

    Disamping aturan tersebut dalam deteksi suara, ternyata koklea juga punya kemampuan

    mempoduksi suara. Suara ini biasanya inaudible sounds yang disebut otoacoustic emissions, dapat

    dikenali dengan meletakkan microphone sensitif di dekat gendang telinga. Hal ini disebabkan oleh

    adanya getaran outer hair cells yang merespon gelombang suara dan signal dari motor neurons. Ketika

    mereka depolarisasi dan repolarisasi, outer hair cells memendek dan memanjang secara cepat.

    Getaran ini karena perubahan kekakuan membran tektorial dan peningkatan gerakan membran bailer,

    yang memperkuat respon terhadap inner hair cells. Pada saat yang bersamaan, outer hair cells

    bergetar menjalarkan gelombang maju mundur ke stapes daan meninggalkan telinga sebagai

    otoacoustic emission.

    ALUR PENDENGARAN

    Pembelokkan stereocilia hair cell di organ spiral menyebabkan penglepasan neurotransmiter

    (kemungkinan glutamat), yang menghasilkan impuls saraf di neuron sensoris yang mensarafi hair cell.

    Badan sel neuron sensoris terletak di ganglia spiral. Impuls saraf melewati akson neuron tersebut

    membentuk cabang koklear saraf vestibulocochlear (n.VIII). Akson kemudian sinap dengan neuron di

    nukelus koklearis di medula oblongata di sisi yang yang sama. Beberapa akson dari nukleus koklear

  • 12

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    menyilang di medula, naik di traktus disebut sebagai lateral meniscus di sisi yang berlawanan dan

    berakhir di inferior coliiculus di midbrain. Akson lain dari nukleus koklearis berakhir di superior olivary

    nucleus di pons di setiap sisi. Perbedaan ringan di waktu impuls saraf datang dari 2 telinga di superior

    olivary nucleus mengijinkan kita untuk dapat melokalisir sumber suara. Akson dari superior olivary

    nuclei juga naik di lateral meniscus tracts di kedua sisi dan berakhir di inferior colliculi. Dari setiap

    inferior colliculi impuls saraf menuju ke medial geniculate nucleus di talamus dan akhirnya ke primary

    auditory area di korteks serebri di lobus temporalis cerebrum. Karena banyak akson auditori menyilang

    di medula dan lainnya tetap disisi yang sama, area auditori primer kiri dan kanan menerima impuls

    saraf dari ke dua area (Gambar 11).

    Gambar 11. Alur pendengaran

  • 13

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Gambar 12. Jaras pendengaran

  • 14

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    FISIOLOGI KESEIMBANGAN

    Terdapat 2 tipe keseimbangan, yaitu keseimbanagn statis dan keseimbangan dinamis.

    Keseimbangan statis menunujukkan penjagaan terhadap posisi tubuh (terutama kepala) relatif

    terhadap kekuatan grafitasi. Gerakan tubuh yang merangsang reseptor untuk keseimbangan statis

    termasuk memiringkan kepala dan percepatan atau perlambatan linear, seperti ketika naik di elevator

    atau di dalam mobil ketika bertambah cepat atau pelan. Keseimbangan dinamis menjaga posisi tubuh

    (terutama kepala) sebagai respon terhadap percepatan atau perlambatan rotasi. Secara umum

    reseptor organ untuk keseimbangan adalah aparatus vestibuler, termasuk saccule, utricule dan

    semicircular ducts (Gambar 12).

    Gambar 12. Lokasi dan struktur reseptor di macculae telinga kanan. Neuron sensoris first-order (biru) dan neuron motoris (merah) sinap dengan hair cells

  • 15

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    ORGAN OTOLITHIC: SACCULE DAN UTRICULE

    Dinding utricule dan saccule mengandung makula (suatu regio yang kecil dan tebal). Dua

    makula merupakan reseptor kesimbangan statis. Mereka memberikan informasi sensoris tentang posisi

    kepala untuk menjaga postur dan keseimbangan yang sesuai. Makula juga mendeteksi percepatan dan

    perlambatan linear.

    Makula mengandung 2 jenis sel yaitu hair cells sebagai reseptor sensoris dan supporting cells.

    Di permukaan hair cells terdapat 40-80 stereocilia ditambah 1 kinocilium. Stereocilia dan kinocilium

    secara bersama disebut sebagai hair bundle (Gambar 12). Tersebar diantara hair cells terdapat

    columner supporting cells yang mensekresikan otolithic membrane (suatu lapisan glikoprotein,

    gelatinous, tebal), yang di permukaannya terdapat otoliths suatu lapisan kristal kalsium karbonat yang

    padat).

    Karena otolithic membrane terletak di atas makula, maka jika kepala bergerak miring ke depan,

    otolithic membrane akan tertarik oleh grafitasi. Dia akan slide ke arah menurun melewati hair cells ke

    arah miringnya kepala, membelokkan hair bundle. Namun, jika duduk di mobil mendadak menghentak

    ke depan, otoliths membrane bergerak ke belakang gerakan kepala, menarik hair bundle dan

    membuatnya belok ke arah lain. Pembelokkan hair bundle ke 1 arah meregangkan tip links, yang akan

    menarik transduction channel, meghasilkan depolarisasi potensial reseptor, membelokkan ke arah

    berlawanan menutup transduction channels dan menghasilkan hiperpolarisasi.

    Ketika hair cells depolarisasi dan repolarisasi, mereka melepaskan neurotransmiter. Hair cells

    mengadakan sinap dengan first-order neuron sensoris cabang vestibuler n. VIII. Neuron ini

    membangkitkan impuls dengan kecepatan rendah atau tinggi tergantung dari jumlah neurotransmiter

    yang ada. Motor neuron juga sinap dengan hair cells dan neuron sensoris. Motor neuron mengatur

    sensitiftas hair cells dan neuron sensoris.

    DUKTUS SEMISIRKULARIS

    Terdapat 3 fungsi duktus semisirkularis dalam keseimbangan dinamis. Duktus ini membentuk

    sudut satu dengan yang lain dalam 3 bidang. Dua duktus yang vertikal adalah duktus semisirkularis

    anterior dan posterior dan yang horizontal adalah duktus semisirkularis lateral. Posisi ini membantu

    mendeteksi percepatan ataupun perlambatan. Di dalam ampula (yaitu bagian yang melebar dari

    duktus) terdapat sedikit peninggian yang disebut krista. Setiap krista mengandung kelompok hair cells

    dan supporting cells. Menutupi krista terdapat masa material gelatinous yang diebut kupula. Ketika

    kepala bergerak, duktus semisirkularis yang melekat dan hair cells ikut bergerak. Endolymph yang

    terdapat di dalam ampula yang tidak melekat tidak bergerak. Selama gerakan hair cells menarik

    endolymph stationary, hair bundle membelok. Pembelokan hair bundle menghasilkan potensial

  • 16

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    reseptor. Selanjutnya potensial reseptor mengarahkan impuls saraf yang melewati cabang vestibuler n.

    VIII (Gambar 13).

    Gambar 13. Lokasi dan struktur duktus semisiirkularis telinga kanan

    ALUR KESEIMBANGAN

    Pembelokkan hair cells dan duktus semisirkularis, utricle atau saccule menyebabkan

    penglepasan neurotransmiter (glutamat), yang menghasilkan impuls saraf di dalam neuron sensoris

    yang mensarafi hair cells. Badan sel saraf neuron sensoris terletak di ganglia vestibuler. Impuls saraf

    melewati akson neuron ini, yang membentuk cabang vestibuler n. VIII. Kebanyakan aksonnya sinap

    dengan neuron sensoris di nukleus vestibuler, pusat integrasi mayor untuk keseimbangan di medula

  • 17

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    oblongata dan pons. Nuklei vestibuler juga menerima input dari mata dan reseptor somatik, terutama

    proprioceptor di otot leher yang mengindikasikan posisi kepala. Akson memasuki serebelum melalui

    cerebellar peduncles. Jalur bidirectional menghubungkan serebelum dan nukleus vestibuler.

    Nuklei vestibuler mengintegrasikan informasi reseptor vestibuler, visual dan somatik yang

    selanjutnya mengirimkan pesan ke (1) nuklei saraf kranial: III, IV dan VI, yang mengontrol gerakan

    mata dan kepala untuk membantu menjaga fokus lapangan pandang (2) nuklei IX untuk membantu

    mengontrol gerakan kepala dan leher menjaga keseimbangan, (3) traktus vestibulospinal yang

    membawa impuls menuruni spinal cord untuk menjaga tonus otot dalam mejaga keseimbangan dan (4)

    nukleus ventral posterior di talamus dan kemudian ke area vestibuler di lobus parietal korteks serebri

    (Gambar 14).

    .

    Gambar 14. Alur keseimbangan

  • 18

    Fisiologi Pendengaran dan keseimbangan Blok 11 FK UMP dr Anis K, M.Sc

    Tabel 1. Struktur dan fungsi telinga bagian-bagiannya