Top Banner
KURIKULUM 2004 PEDOMAN KHUSUS PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH ATAS PENDIDIKAN SENI Departemen Pendidikan Nasional
98

PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Mar 06, 2019

Download

Documents

phunghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

KURIKULUM 2004

PEDOMAN KHUSUS

PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIANBERBASIS KOMPETENSI

SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENDIDIKAN SENI

Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Pendidikan Menengah UmumSeptember 2003

Page 2: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

KATA PENGANTAR

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni i

Page 3: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL............................................................................................................ . iii

I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

II. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN SENI.................................. 2

III. STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN SENI..................... 14

IV. PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN...................................... 17

A. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian ......................... 17

B. Penyusunan dan Analisis Instrumen ................................................................. 22

1. Langkah Penyusunan Instrumen.................................................................. 22

2. Bentuk Instrumen dan Penskorannya........................................................... 23

3. Analisis Instrumen ....................................................................................... 28

4. Evaluasi Hasil Penilaian............................................................................... 29

V. PELAPORAN HASIL PENILAIAN DAN PEMANFAATANNYA.................................. 30

A. Pelaporan Hasil Penilaian ................................................................................ 31

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian ......................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 34

GLOSARIUM ................................................................................................................ 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

1. Daftar Kata Kerja Operasional.......................................................................... 43

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.................................................... 46

3. Contoh Format Analisis Instrumen.................................................................... 51

4. Contoh Format Evaluasi Hasil Penilaian........................................................... 54

5. Contoh Format Profil Hasil Belajar.................................................................... 55

6. Contoh Format Penilaian Kecakapan Hidup..................................................... 57

7. Contoh Format Laporan Hasil Belajar Siswa.................................................... 58

8. Contoh Format Rancangan Pengujian dan Pemberian Tugas.......................... 59

9. Contoh Silabus dan Sistem Penilaian............................................................... 60

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni ii

Page 4: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

DAFTAR TABEL.

Halaman

Tabel 1 : Contoh format Analisis Kompetensi Dasar dan Kecakapan Hidup 19Tabel 2 : Kisi-kisi Silabus dan Sistem Penilaian Berkelanjutan. 23Tabel 3 : Pedoman Penilaian Uraian Bebas. 25Tabel 4 : Contoh Format Daftar Cek atau Skala Penilaian Lay Up Shoot 26Tabel 5 : Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa 27Tabel 6 : Contoh Format Penilaian Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran 28Tabel 7 : Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa 28

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni iii

Page 5: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

I. PENDAHULUAN.Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi didasarkan

pada amanat GBHN 1999-2004, UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,

UU Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP Nomor 25 tahun

2000 tentang pembagian kewenangan pusat dan daerah. Pada PP Nomor 25 tahun 2000,

dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah

dalam hal penetapan standar kompetensi peserta didik dan warga belajar serta pengaturan

kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman

pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok. Berdasarkan hal itu,

Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh

mata pelajaran di SMA, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pokok, dan indikator pencapaian.

Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk

mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya berdasarkan standar nasional. Bagian

yang menjadi kewenangan daerah adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran

yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen

penilaiannya. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi daerah untuk

mengembangkan standar tersebut apabila dirasa kurang memadai, misalnya penambahan

kompetensi dasar atau indikator pencapaian.

Pendidikan berbasis kompetensi adalah pendidikan yang menekankan pada

kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi lulusan

suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, mencakup komponen

pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak,

ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Menurut Wilson (2001) paradigma pendidikan berbasis kompetensi mencakup

kurikulum, pedagogi, dan penilaian yang menekankan pada standar atau hasil. Kurikulum

berisi bahan ajar yang diberikan kepada peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses

pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pedagogi yang mencakup strategi atau

metode mengajar. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada

hasil belajar, yang mencakup ujian, tugas-tugas, dan pengamatan.

Implikasi penerapan pendidikan berbasis kompetensi adalah perlunya pengembangan

silabus dan sistem penilaian yang menjadikan peserta didik mampu mendemonstrasikan

pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan

mengintegrasikan life skill. Silabus adalah acuan untuk merencanakan dan melaksanakan

program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup indikator dan instrumen

penilaiannya yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Jenis

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 1

Page 6: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

tagihan adalah berbagai bentuk ulangan dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta

didik; sedangkan bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dikerjakan oleh

peserta didik, baik dalam bentuk tes maupun nontes.

II. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN SENIMata pelajaran Pendidikan Seni memiliki fungsi mengembangkan kepekaan rasa,

kreativitas, dan cita rasa estetis siswa dalam berkesenian, mengembangkan etika, kesadaran

sosial, dan kesadaran kultural siswa dalam kehidupan bermasyarakat, serta rasa cinta

terhadap kebudayaan Indonesia.

Mata pelajaran Pendidikan Seni meliputi bidang seni rupa, seni musik, seni tari, dan

seni teater. Setiap bidang seni ini memiliki substansi, ciri-ciri pembelajaran, dan materinya

sendiri. Masing-masing bidang seni memberikan sumbangannya sendiri bagi pembelajaran

siswa. Dalam pelaksanaannya, perlu diupayakan pembelajaran seni secara terpadu dan

kolaboratif antar bidang seni. Pembelajaran setiap bidang seni harus mewujudkan suatu

keutuhan sebagai bidang pelajaran tersendiri.

Berdasarkan substansinya, materi pokok seni meliputi apresiasi seni, sejarah seni,

estetika, kritik seni, berkarya seni, dan penyajian seni. Dalam pelaksanaannya materi-materi

tersebut tidak diberikan secara terpisah, melainkan disampaikan secara integratif dalam

pembelajaran apresiatif maupun produktif. Sesuai dengan hakikatnya, pelaksanaan

pembelajaran seni ditekankan pada pembelajaran produktif, yaitu berkarya seni dan

penyajian seni.

Pembelajaran Pendidikan Seni terkait dengan pembelajaran bidang studi lainnya

dalam kurikulum. Sebagai contoh, oleh raga senam berkaitan dengan tari, teater berkaitan

erat dengan sastra, dan desain berkaitan dengan teknologi. Keterkaitan pembelajaran antar

bidang pelajaran ini memungkinkan pembelajaran secara kolaboratif.

Pembelajaran Pendidikan Seni perlu dikaitkan dengan kehidupan masyarakat

Indonesia yang majemuk, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam. Oleh karena

itu, pembelajaran seni perlu memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia. Berkaitan

dengan itu, maka perlu digunakan strategi pembelajaran Pendidikan Seni yang dapat

mendukung pelestarian budaya tradisi di seluruh wilayah Indonesia.

Pembelajaran Pendidikan Seni juga perlu mengembangkan kesadaran ekonomi

siswa, yaitu dengan memperkenalkan siswa terhadap berbagai profesi seni. Oleh karena itu,

perlu dilakukan dengan melakukan kunjungan ke galeri, museum, pasar seni, indusri

kerajinan, pusat seni pertunjukan, serta pusat-pusat seni rupa tradisional dan modern.

Pembelajaran Pendidikan Seni dalam bentuk berkreasi atau berkarya seni harus

mempertimbangkan moral dan etika. Di samping aspek artistik, estetik, dan kreatif, siswa

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 2

Page 7: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

juga perlu diperkenalkan tentang aspek hukum, seperti hak cipta, kepemilikan karya seni,

pemalsuan karya seni, dan penjiplakan karya seni.

Pembelajaran Pendidikan Seni mencakup seni di berbagai kebudayaan, baik

kebudayaan Indonesia maupun kebudayaan manca negara. Pembelajaran Pendidikan Seni

di Indonesia harus memfokuskan pada kesenian Indonesia. Pembelajaran sejarah kesenian

di manca negara difokuskan pada berbagai kebudayaan yang memberikan pengaruh yang

besar terhadap kesenian di Indonesia. Dengan mempelajari sejarah kesenian di Indonesia

khususnya, siswa dapat memahami dan menghargai peranan kesenian dalam kehidupan

masyarakat Indonesia yang pluralistik.

A. Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan SeniUntuk melaksanakan pembelajaran Pendidikan Seni di SMA/MA, dibuat rambu-

rambu sebagai berikut:

1. Mata pelajaran Pendidikan Seni merupakan suatu kesatuan yang mencakup empat

cabang seni, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Setiap cabang

seni memiliki ciri-ciri khusus dan keutuhan. Di sisi lain saling melengkapi dan

membentuk keterpaduan. Pendidikan Seni menganut pandangan pendidikan melalui

seni, bahwa seni berfungsi sebagai media atau sarana pendidikan. Oleh karena itu,

pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cabang seni, baik secara terpisah

dalam pengertian masing-masing cabang seni maupun secara terpadu.

2. Seluruh pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan dengan bertolak dari karya

seni, meliputi empat materi kegiatan pokok, yaitu apresiasi seni, berkarya seni, kritik

seni, dan penyajian seni.

a. Kegiatan apresiasi seni bertujuan untuk mengembangkan kesadaran,

pemahaman, dan penghargaan terhadap karya seni, yang dilakukan melalui

pengamatan dan pembahasan karya seni.

1) Pengamatan karya seni bertujuan untuk memperoleh pengalaman estetik,

melalui pencerapan nilai-nilai instrinsik pada bentuk atau komposisi karya seni.

2) Pembahasan karya seni bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan

pemahaman tentang penciptaan karya seni, berdasarkan telaah tentang

seniman dan latar zamannya, tujuan penciptaannya, dan pengaruh seniman-

seniman besar (maestro) terhadapnya, sehingga dapat memberikan

penghargaan .

b. Kegiatan berkresiasi seni bertujuan untuk menghasilkan atau membawakan

karya seni. Aktivitas berkarya seni dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan

eksperimen dalam mengolah gagasan (konsep), bentuk, dan media (teknik),

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 3

Page 8: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

dengan mengambil unsur-unsur dari berbagai bentuk seni (tradisi maupun

modern), baik sebagai kegiatan individual maupun kegiatan kelompok.

c. Kegiatan kritik seni bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan kemampuan

menilai karya seni, khususnya hasil kreasi siswa, yang dilakukan secara lisan

dan tertulis. Kritik seni misalnya dilaksanakan dalam rangka evaluasi hasil karya

siswa, yang dilakukan oleh siswa terhadap karyanya sendiri (sebagai evaluasi

diri) dan terhadap karya siswa lainnya. Kritik seni meliputi langkah-langkah:

deskripsi, analisis bentuk, interpretasi, dan evaluasi.

1) Deskripsi adalah menemukan dan mencatat segala sesuatu yang tampak pada

karya seni, dengan menghindari kecenderungan menarik kesimpulan.

2) Analisis bentuk adalah menelusuri bagaimana segala sesuatu yang ditemukan

tersebut terwujud dalam susunan bentuk (komposisi).

3) Interpretasi adalah menemukan makna-makna pada karya seni, meliputi tema

dan cara penggarapannya serta substansi masalah dan keberhasilan

pengungkapannya.

4) Evaluasi adalah menentukan derajat atau mutu karya seni, dengan

memperbandingkannya dengan karya-karya lainnya yang sejenis.

d. Kegiatan penyajian seni meliputi penyajian dalam diskusi kelas dan pameran atau

pementasan, baik dalam lingkup kelas, sekolah, maupun masyarakat.

1) Diskusi kelas bertujuan untuk menampilkan, menjelaskan, dan berdialog tentang

hasil karya dan proses kreatif yang dilakukan siswa. Pembelajaran diskusi seni

ini dapat pula dipadukan dengan kritik seni secara lisan.

2) Pameran dan pementasan seni dalam lingkup kelas bertujuan untuk

menampilkan hasil kreasi siswa dalam rangka apresiasi seni di kalangan siswa

sekelas.

3) Pameran dan pementasan di lingkup masyarakat dapat dilakukan di dalam atau

di luar sekolah dengan tujuan untuk menampilkan hasil kreasi siswa dalam

rangka apresiasi seni di kalangan siswa khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

3. Pembelajaran Pendidikan Seni dibedakan menjadi pembelajaran apresiatif dan

pembelajaran produktif. Pembelajaran apresiatif meliputi apresiasi seni dan kritik

seni. Pembelajaran produktif meliputi berkarya seni dan penyajian seni.

Pembelajaran produktif mendapat alokasi waktu yang lebih banyak dari pada

pembelajaran apresiatif, dengan perbandingan kurang lebih 60% dan 40%.

4. Pembelajaran apresiasi seni di suatu sekolah dimulai dari seni dari daerah setempat,

dilanjutkan dengan seni daerah-daerah lainnya, dan kemudian seni mancanegara.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 4

Page 9: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Pembelajaran seni di Indonesia maupun seni dari mancanegara meliputi seni tradisi

dan seni modern (termasuk seni kontemporer), sesuai dengan perkembangan dalam

sejarah seni.

5. Materi pokok produktif disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa serta

kemampuan sekolah atau keadaan daerah. Materi pokok produktif yang belum dapat

dilaksanakan oleh sekolah dapat diberikan dalam bentuk apresiasi seni.

6. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan

terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni,

sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan

terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni

dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran

Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

7. Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi

terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni,

baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan

musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan

dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang

seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

8. Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah

yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan

pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah

satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu

dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan.

Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut

melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin

juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan

kemampuannya.

9. Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara

integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan

penyajian seni.

10. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari

pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan

gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.

11. Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 5

Page 10: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

12. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian

profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu

ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

B. Pembelajaran Seni RupaSeni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam

bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu

dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni

rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki

kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang

bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.

Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kria, dan desain. Jenis-

jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta

nama pembuatnya, yaitu seniman, kriawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada

ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kria

menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kria

fungsional dan nonfungsional. Seni kria menggunakan berbagai teknik dan media tertentu,

misalnya kria kayu, kria logam, dan kria tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan

karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan

rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan

tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainer bekerja

untuk keperluan klien.

Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam

berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan

kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi

karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.

Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai

penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam

berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern

untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar

berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam

menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.

Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kria, maupun desain bersifat

saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan

pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kria.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 6

Page 11: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa

murni, kria, dan desain.

Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan

penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan

penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi

apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan

fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu

pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.

Materi pelajaran apresiasi seni di SMA/MA meliputi pengenalan terhadap budaya

lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional,

klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi

apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di

mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.

Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi)

dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan.

Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan

karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan

antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta

keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.

Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan

mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang

baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti

menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki

gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam

proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi,

dan imajinasi.

Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk

menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam

mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan,

dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam

menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga

menjadi gaya yang bersifat pribadi.

Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya

teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis,

meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya,

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 7

Page 12: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah

keterampilan pengamatan visualnya.

Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan

bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan

terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni

rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak).

Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang

disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.

Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya

seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran

di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah

seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan

pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran.

C. Pembelajaran Seni MusikMusik pada dasarnya merupakan seni yang berbentuk aural yang hadir dalam waktu.

Orang menanggapi musik terutama melalui indera pendengaran, tetapi penampilan musik

dapat melibatkan gerakan tubuh dan penglihatan. Musik dapat hadir mandiri, tanpa merujuk

pada sesuatu apapun, sehingga dianggap sebagai sesuatu yang asbtrak, misalnya

dibandingkan lukisan yang kadang-kadang bersifat literal (mengandung tema atau cerita).

Mendengarkan musik bukan sekedar mendengar bunyi, tetapi harus dapat

menghubungkan ekspresi yang didengar dengan ekspresi yang didengar sebelumnya.

Kemampuan untuk berpikir dalam bunyi ini merupakan landasan bagi pemahaman karya

musik yang dapat menunjang apresiasi musik seseorang.

Musik merupakan bentuk seni yang berevolusi secara berkesinambungan. Musik

mencerminkan pengalaman penciptanya, pemain dan pendengarnya, dan jiwa budaya di

mana musik itu diciptakan. Terdapat kesamaan yang bersifat kultural dalam cara orang

menanggapi musik. Orang memperoleh kepuasan dalam menghayati musik dengan alasan

yang berbeda-beda.

Musik dapat memenuhi tujuan estetik dan fungsional. Melalui musik, seseorang

dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan secara pribadi. Musik merupakan manifestasi

dasar dari kehidupan manusia, yang memberikan sumbangan bagi identitas pribadi, sosial,

dan kultural, dan merupakan media ekspresi dan komunikasi pada setiap kebudayaan.

Musik dapat merupakan bagian dari seni-seni yang lain, misalnya seni rupa, seni tari,

teater, dan film. Seseorang dapat memperoleh rasa kebanggaan dengan menguasai

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 8

Page 13: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

keterampilan bermusik. Musik memberikan kepuasan atas identitas kelompok, misalnya

melalui keanggotaan paduan suara atau ansambel instrumental.

Pembelajaran seni musik harus mencerminkan kegiatan bermusik di masyarakat.

Siswa dilibatkan dalam mengamati, membahas, menganalisis, menggubah, mencipta, dan

menilai musik. Musik melibatkan siswa secara emosional maupun intelektual. Pembelajaran

seni musik diharapkan dapat membantu perkembangan siswa secara optimal dan

memberikan keseimbangan terhadap pembelajaran tentang sistem simbol dan makna.

Siswa memperoleh kepuasan dan kesenangan dari kegiatan berapresiasi dan

bermain musik. Penghayatan siswa yang mendalam terhadap ungkapan bunyi

memungkinkan siswa mengeksplorasi dan menemukan kesadaran yang mendalam terhadap

sifat-sifat ekspresif musik. Siswa memerlukan pengalaman seperti mendengarkan,

menganalisis unsur-unsur, dan menginterpretasikan makna-makna musik, serta membuat

aransemen, menggubah, maupun membuat komposisi musik. Pengalaman ini akan

memperkuat tanggapan dan apresiasi musik siswa dan mengembangkan kemampuan siswa

dalam membuat kriteria penilaian tentang musik.

Materi pokok seni musik meliputi apresiasi seni musik, berkarya seni musik, kritik

seni musik, dan pergelaran seni musik. Apresiasi seni musik berarti mengenal, memahami,

dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni

musik. Materi apresiasi seni musik pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau

makna, bentuk, dan fungsi seni musik. Apresiasi seni musik dapat mencakup materi yang

lebih luas, yaitu pengenalan seni musik pada berbagai latar budaya. Apresiasi seni musik

juga perlu memberikan pemahaman tentang hubungan seni musik dengan bentuk-bentuk

seni yang lain serta keberadaan seni musik sebagai bidang profesi. Dalam hal ini, siswa juga

perlu mengenal pencipta dan pemain musik masa kini serta industri musik di Indonesia.

Dalam bermain musik, siswa memainkan instrumen, dengan menggunakan repertoir

atau buah musik atau menggubah karya musik orang lain. Siswa juga dapat melakukan

musikalisasi puisi atau karya sastra lainnya. Untuk itu, diperlukan pengembangan

pengetahuan dan keterampilan dalam membuat komposisi, berimprovisasi, membuat

aransemen, dan mempersiapkan pertunjukan musik.

Kegiatan kritik seni musik berperan penting dalam pengembangan kemampuan

musik siswa. Kritik seni meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan evaluasi. Melalui

pengamatan terhadap karya musik serta pemahaman teori dan sejarah musik, siswa dapat

mengembangkan kriteria untuk menilai karya musik.

Pergelaran musik merupakan kegiatan pertunjukan, yaitu membawakan karya musik

di depan penonton. Penyajian musik merupakan pengalaman bermain musik bersama orang

lain, bagi orang lain, dan untuk kepuasan pribadi. Penyajian musik dapat berupa kegiatan

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 9

Page 14: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

menyanyi, memainkan instrumen, atau menggunakan alat elektronik (misalnya komputer

atau synthesizer).

D. Pembelajaran Seni TariTari dapat merupakan ekspresi jiwa manusia yang dituangkan melalui gerak ritmis,

dinamis, dan indah. Tari hadir dalam berbagai bentuk dan digunakan untuk berbagai

keperluan, dari hiburan sampai penyajian teatrikal dan upacara keagamaan.

Tari dibedakan dengan bentuk-bentuk seni yang lain berkaitan dengan penggunaan

gerak tubuh. Tari dibedakan dengan gerakan biasa, karena gerakan dalam seni tari

digunakan untuk mengkomunikasikan maksud, perasaan, dan pikiran. Tari merupakan

sistem simbol yang memberi makna pikiran, perasaan, dan aktivitas manusia.

Pembelajaran seni tari memberikan pengenalan dan pemahaman tentang berbagai

bentuk, konsep atau makna, dan fungsi tari, serta konteks atau latar belakang yang

mempengaruhi penciptaan, pergelaran, dan apresiasi seni tari. Melalui seni tari, siswa dapat

memahami berbagai nilai dalam kebudayan dan berkomunikasi secara sosial. Siswa juga

dapat mengeksplorasi bidang-bidang pelajaran lain melalui seni tari.

Materi pokok seni tari meliputi apresiasi seni tari, berkarya seni tari, kritik seni tari,

dan pergelaran tari. Apresiasi seni tari berarti mengenal, memahami, dan memberikan

penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni tari. Materi

apresiasi seni tari pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk,

dan fungsi seni tari. Apresiasi seni tari dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu

pengenalan seni tari dalam konteks berbagai kebudayaan.

Materi pokok apresiasi seni tari di SMA/MA meliputi pengenalan terhadap tari dalam

konteks budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak

tradisional, klasik, modern, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni tari,

materi apresiasi seni tari juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan

sejarah di mana karya tari dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni tari

tersebut.

Konteks sosial dan budaya menentukan makna dan peranan yang diberikan atau

ditimbulkan pada karya seni seni tari. Pengetahuan tentang periode sejarah seni tari berguna

untuk memahami masalah-masalah sosial, politik, dan agama yang terkandung dalam seni

tari.

Dengan mempelajari seni tari dari berbagai latar budaya, siswa dapat memahami

alasan penciptaan dan pementasan tari, maksud, dan tujuannya. Siswa juga dapat

memahami konsep atau makna berbagai bentuk tari seperti tari rakyat, tari klasik, tari

modern, dan tari kontemporer.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 10

Page 15: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Siswa juga dapat mengetahui bahwa seni tari memiliki beragam fungsi dan fungsi

tersebut dapat berubah dengan perjalanan waktu. Siswa juga dapat mengenal bentuk

koreografi masa lalu dan masa kini, pencipta tari, dan industri tari di Indonesia.

Pembahasan konsep seni tari meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi)

dalam seni tari. Pembahasan tentang struktur tari meliptui unsur-unsur tari dan proses

pembuatan karya seni tari. Selain itu, apresiasi seni tari juga perlu memberikan pemahaman

hubungan antara seni tari dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang pelajaran

yang lain, serta keberadaan seni tari sebagai bidang profesi.

Dalam membuat koreografi siswa dilatih mencipta karya tari baru atau menata tari

dengan materi gerak yang sudah ada. Penciptaan tari melibatkan aktivitas dengan beberapa

tahapan yaitu eksplorasi, observasi, improvisasi, eksperimentasi, sebelum latihan,

membentuk, memilih, dan menilai gerakan yang mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan

gambaran. Penciptaan tari didukung oleh perkembangan fisik dan kemampuan berekspresi

dengan dukungan kecermatan penginderaan dan kepekaan rasa.

Koreografi dapat melibatkan siswa dalam eksplorasi diri. Secara bertahap ia dapat

mengembangkan kesadarannya terhadap gerak dan potensi eskspresifnya serta belajar

mengorganisasikan gerak murni untuk menyampaikan pikiran dan perasaan. Selain itu, siswa

dapat mengembangkan pemahaman tentang koreografi dengan mempelajari gerak-gerak

khusus yang kemudian dapat diorganisasikan ke dalam urutan-urutan dan klaster.

Kemampuan mencipta tari berkembang sejalan dengan perkembangan kesadaran

dan pemahamannya tentang unsur-unsur dan proses pembentukan koreografi. Unsur

koreografi adalah sebagai berikut:

1) Tubuh manusia: bagian-bagian tubuh, gerak tubuh, dan posisi tubuh.

2) Ruang: ketinggian, arah, hubungan, penonjolan, pengelompokan, dan pola lantai.

3) Waktu: penggunaan aksen, pola ritmis, durasi, dan tempo, atau cepat lambatnya

gerak.

4) Tenaga: kualitas gerak yang mengungkapkan perasaan, seperti bersemangat atau

lembut.

Dalam mengorganisasikan dan membentuk struktur tari, unsur-unsur koreografi

yakni tubuh, ruang, waktu, dan tenaga ditentukan oleh proses pembentukan. Perangkat

pengorganisasian tari antara lain repetisi, simetri/ asimetri, keserempakan, kontras, dan

pakem (kaidah). Perangkat pembentukan tari adalah motif, naratif, pola repetisi, klimaks, dan

improvisasi. Makin banyak siswa memperoleh pengalaman berkarya, ia makin mampu

mengolah unsur-unsur koreografi dan proses pembentukan untuk mengekspresikan

gagasannya. Siswa merefkleksikan apa yang dilihatnya dengan mendeskripsikan,

menganalisis, menginterpretasikan, dan menilai karya seni tari. Mereka memperoleh

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 11

Page 16: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

apresiasi seni tari dengan mengamati kaya seni tari secara kritis dan memahami ungkapan

geraknya.

Dengan mengenali cita rasa pribadi dan preferensi, mengembangkan kemampuan

mengobservasi, dan melakukan penilaian, siswa mampu menghargai karya seni tari dari

sudut estetika. Siswa memahami kesan-kesan yang ditimbulkan oleh karya seni tari dan

aspek-aspek kualitatif dari bentuk koreografi dan pertunjukan.

Apresisasi seni tari siswa bergantung pada fokus karya yang telah diciptakan dan

disajikannya. Jika siswa telah memahami makna dan peranan seni tari, ia akan

mempertimbangkan bagaimana seni tari dihargai dalam berbagai konteks sosial dan budaya,

serta fungsi seni tari sebagai bagian dari kehidupan manusia.

Pergelaran tari merupakan pertunjukan tari atau penyajian kepada orang lain. Bagi

siswa, pergelaran merupakan suatu proses belajar untuk mengekspresikan pikiran dan

perasaan, mengembangkan ketrampilan teknis dalam berbagai bentuk tari, dan untuk

memproyeksikan dirinya kepada berbagai kalangan penonton dan dalam berbagai

kesempatan pertunjukan.

E. Pembelajaran Seni TeaterTeater adalah tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Teater

merupakan potret kehidupan manusia yang menggambarkan suka-duka, pahit-manis, dan

hitam putih kehidupan manusia. Teater berhubungan dengan bahasa sastra, maka teater

merupakan bagian dari telaah sastra. Pementasan teater merupakan bidang teater.

Pengertian seni teater dibedakan menjadi teater sebagai naskah dan teater sebagai

pentas. Setiap naskah teater pada dasarnya memiliki kemungkinan untuk dipentaskan. Akan

tetapi, terdapat teater yang kecil kemungkinannya untuk dipentaskan, karena menggunakan

dialog yang panjang-lebar, dengan bahasa yang indah-indah dan tidak realistik. Jenis teater

ini disebut closed teater. Sebaliknya, terdapat naskah teater yang kecil sekali nilai literernya,

karena sengaja ditulis untuk dipentaskan. Jenis teater ini disebut teater teatrikal.

Dalam bentuk pentas, teater merupakan pementasan peristiwa-peristiwa nyata

maupun khayalan melalui peran dan situasi. Pembelajaran seni teater melibatkan siswa

dalam berbagai pengalaman, seperti bermain peran, inprovisasi, pergelaran teatrikal, teater

film dan televisi, dan mencakup proses penciptaan dan penyajian seni teater.

Seni teater di sekolah mencakup aktivitas yang luas termasuk penulisan naskah

teater, improvisasi, bermain peran, sosio teater, simulasi, interpretasi teks, pergelaran

teatrikal, dan tata-pentas. Seni teater menggunakan unsur-unsur permainan teater seperti

spontanitas, imajinasi, permainan peran, dan eksplorasi.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 12

Page 17: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Materi pokok seni teater meliputi apresiasi seni teater, berkarya seni teater, kritik seni

teater, dan pementasan seni teater. Apresiasi seni teater berarti mengenal, memahami, dan

memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni

teater, baik teater naskah maupun teater pentas. Materi apresiasi seni teater pada dasarnya

adalah pengenalan dan pemahaman tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni

teater. Apresiasi seni teater dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni

teater dalam konteks berbagai kebudayaan, tetapi tetap ditekankan pada segi telaah naskah

dan pentas teater.

Materi pokok apresiasi seni teater meliputi pengenalan terhadap teater dalam

konteks budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak

tradisional, klasik, modern, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni

teater, materi apresiasi seni teater juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial,

budaya, dan sejarah di mana karya teater dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada

seni teater tersebut.

Pembahasan konsep seni teater meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi)

dalam seni teater. Pembahasan tentang struktur teater meliputi unsur-unsur teater dan

pembuatan karya seni teater. Selain itu, apresiasi seni teater juga perlu memberikan

pemahaman hubungan antara seni teater dengan bentuk-bentuk seni yang lain serta

keberadaan seni teater sebagai bidang profesi.

Dalam bermain teater, siswa menggunakan naskah atau skenario teater yang sudah

ada. Dalam bermain teater, siswa dapat berimprovisasi untuk menunjukkan tingkat

penguasaannya dalam bermain teater. Siswa dapat menggubah teks teater yang ditulis oleh

orang lain. Siswa juga dapat melakukan teatertisasi karya sastra seperti puisi, cerpen, atau

novel.

Dalam bermain teater, siswa dapat memilih tema, gaya, bentuk, dan struktur teater.

Jika siswa ingin menulis naskah teater, ia dapat mengambil pengalaman atau imajinasinya

sendiri atau pengalaman orang lain. Melalui seni teater, siswa dapat mengaitkan pengalaman

hidupnya dengan pengalaman-pengalaman universal.

Melalui seni teater, siswa mengembangkan keterampilan fisik, kognitif, dan teknik.

Siswa dapat menyusun atau menulis naskah teater ciptaannya sendiri dengan pemahaman

tentang kaidah-kaidah, bentuk, gaya, dan tradisi. Siswa dapat juga menyutradari teater orang

lain. Dalam berkarya teater siswa dapat bekerja secara kolaboratif maupun secara individual.

Dalam kritik seni teater, siswa menerapkan proses analisis kritis, yaitu deskripsi,

analisis, interpretasi, dan evaluasi terhadap karya teater siswa sendiri maupun karya orang

lain. Siswa menanggapi karya seni teater dengan mengidentifikasi dan memberikan penilaian

tentang sifat-sifat, efektivitas, dan nilai-nilai pada karya seni teater.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 13

Page 18: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Siswa dapat menanggapi karya seni teater dengan berbagai cara seperti membahas

dan menulis secara formal atau informal. Siswa dapat menempatkan karya teaternya sendiri

dan karya orang lain dalam konteks kritik, dengan menggunakan bahasa dan terminologi

yang memadai.

Dalam penyajian teater, siswa melaksanakan pergelaran dalam durasi, bentuk, dan

tujuan yang berbeda-beda. Siswa merancang teater dengan menyesuaikan ruang dan

sarana, serta menggunakan unsur-unsur teknis dan tata pentas seperti tata lampu, tata

suara, tata busana, dan tata rias. Dalam penyajian teater, siswa dapat bekerja secara

kolaboratif dalam pementasan teater maupun secara individual, misalnya dalam bentuk

monolog.

III. STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN SENISeni Rupa1. Mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan,

prosedur dan keahlian berkarya seni rupa Nusantara dengan memperhatikan

konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

2. Menunjukkan apresiasi atas keragaman senirupa terapan di

wilayah Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan

budayanya.

3. Berkreasi karya seni rupa terapan dengan menggali dan

mengembangkan gagasan kreatif dalam keragaman proses, teknik, prosedur, media,

dan bahan dari seni rupa di wilayah Nusantara.

4. Mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan,

prosedur dan keahlian berkarya seni rupa di wilayah Nusantara dan mancanegara

dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

5. Menunjukkan apresiasi atas keragaman seni rupa terapan di

wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan

masyarakat dan budayanya.

6. Berkreasi dan memamerkan karya seni rupa terapan dengan

menggali dan mengembangkan gagasan kreatif atas keragaman proses, teknik,

prosedur, media, dan bahan dari seni rupa Nusantara dan mancanegara.

7. Mempresentasikan tentang keragaman seni rupa murni tradisi,

modern, kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan

memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 14

Page 19: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

8. Mempresentasikan sikap apresiatif atas karya seni rupa modern,

kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan

konteks kehidupan masyarakat dan kebudayaan.

9. Berkreasi karya seni rupa murni dengan mengembangkan

gagasan kreatif dari keragaman unsur seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di

wilayah Nusantara dan mancanegara.

Seni Musik1. Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan

memperhatikan konteks kehidupan budaya masyarakatnya.

2. Mengungkapkan sikap empati atas keragaman musik tradisi Nusantara.

3. Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali

keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari musik tradisi Nusantara.

4. Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni Nusantara dan negara lain

dengan memperhatikan konteks kehidupan budaya masyarakat.

5. Menunjukkan empati keragaman musik Nusantara dan negara lain.

6. Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali

keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi Nusantara dan

negara lain.

7. Menampilkan kreasi sendiri dan orang lain secara individu dan kelompok.

8. Memprersentasikan tanggapan tentang keragaman seni, tradisi, modern,

kontemporer Nusantara dan engara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan

masyarakat.

9. Menunjukkan empati keragaman musik tradisi, modern, kontemporer Nusantara dan

mancanegara.

10. Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali

keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi Nusantara dan

negara lain.

11. Menampilkan kreasi sendiri dan orang lain secara individu dan kelompok.

Seni Tari1. Mempresentasikan tanggapan

tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan memperhatikan konteks

masyarakat dan budayanya.

2. Menunjukkan empati keragaman

tari tradisi daerah.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 15

Page 20: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

3. Berkreasi taridengan

mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi tari tradisi

daerah setempat dan tari kreasi daerah setempat.

4. Mempresentasikan tanggapan

tentang keragaman seni tari Nusantara (seluruh wilayah Indonesia) dengan

memperhatikan konteks masyarakat dan budayanya.

5. Mendeskr8ipsikan empati

keragaman tari Nusantara.

6. Berkreasi tari dengan

mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi dari seni tari

Nusantara.

7. Mempresentasikan tanggapan

tentang keragaman seni tari modern Nusantara dan mancanegara dengan

memperhatikan konteks masyarakat dan budayanya.

8. Menunjukkan empati keragaman

tari modern Nusantaraq dan negara lain.

9. Berkreasi tari dengan

mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi dari seni tari

modern Nusantara dengan negara lain.

Seni Teater1. Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi dan budayanya.

Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat.

2. Mengidentifikasi empati atas keragaman teater tradisi Nusantara.

3. Merancang bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan menggali

keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi modern dan

mutakhir Nusantara.

4. Mementaskan teater tradisi Nusantara.

5. Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi, modern, dan

Nusantara dan negara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat

dan budayanya.

6. Mengungkapkan empati atas keragaman teater tradisi, modern, atau teater

kontemporer Nusantara dan negara lain.

7. Menyusun medium dan bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan

menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, dan materi dari seni tradisi

modern Nusantara dan negara lain.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 16

Page 21: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

8. Mementaskan teater modern Nusantara dan negara lain.

9. Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi, modern, dan

kontemporer Nusantara dan negara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan

masyarakat dan budayanya.

10. Mengungkapkan empati atas keragaman teater tradisi modern, kontemporer

Nusantara dan mancanegara.

11. Membuat bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan menggali

keragaman proses, teknik, prosedur, media dan materi seni tradisi, modern, dan

kontemporer Nusantara dan mancanegara.

12. Mementaskan bentuk teater total karya sendiri.

IV. PENGEMBANGAN SILABUS DAN SISTEM PENILAIANSilabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus

dan sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun

berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip

tersebut maka silabus dan sistem penilaian Pendidikan Seni dimulai dengan identifikasi,

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman

belajar, indikator, penilaian, yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh

instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat.

Silabus dan sistem penilaian di atas dapat berfungsi untuk mengetahui kemajuan

belajar siswa, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan

perbaikan, memotivasi guru agar mengajar lebih baik, dan memotivasi siswa untuk belajar

lebih baik. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi adalah: valid, mendidik, berorientasi pada

kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna.

A. Langkah-Langkah Penyusunan Silabus dan Sistem Penilaian

Langkah-langkah dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian meliputi tahap-

tahap: identifikasi mata pelajaran; perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar;

penentuan materi pokok; pemilihan pengalaman belajar; penentuan indikator; penilaian, yang

meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen; perkiraan waktu yang

dibutuhkan; dan pemilihan sumber/bahan/alat. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca uraian

berikut:

1. Identifikasi. Pada setiap silabus perlu identifikasi yang meliputi identitas sekolah,

identitas mata pelajaran, kelas/program, dan semester.

2. Pengurutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 17

Page 22: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Seni dirumuskan berdasarkan struktur

keilmuan agama Islam dan tuntutan kompetensi lulusan. Selanjutnya standar

kompetensi dan kompetensi dasar diurutkan dan disebarkan secara sistematis.

Sesuai dengan kewenangannya, Depdiknas telah merumuskan standar kompetensi

dan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.

3. Penentuan Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok. Materi pokok dan uraian materi

pokok adalah butir-butir bahan pelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai

suatu kompetensi dasar. Pengurutan materi pokok dapat menggunakan pendekatan

prosedural, hirarkis, konkrit ke abstrak, pendekatan tematik. Prinsip yang perlu

diperhatikan dalam menentukan materi pokok dan uraian materi pokok adalah: a)

prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi

dasar yang ingin dicapai; b) prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi

pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi; dan c) prinsip adekuasi,

yaitu adanya kecukupan materi pelajaran yang diberikan untuk mencapai

kompetensi dasar yang telah ditentukan. Materi pokok inipun telah ditentukan oleh

Depdiknas.

4. Pemilihan Pengalaman Belajar. Proses pencapaian kompetensi dasar

dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran

tatap muka dan pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik

maupun mental yang dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan bahan ajar.

Pengalaman belajar dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang

telah ditentukan. Baik pembelajaran tatap muka maupun pengalaman belajar, dapat

dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Untuk itu, pembelajarannya dilakukan

dengan metode yang bervariasi.

Selanjutnya, pengalaman belajar hendaknya juga memuat kecakapan hidup

(life skill) yang harus dimiliki oleh siswa. Kecakapan hidup merupakan kecakapan

yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan

dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari

serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya.

Pembelajaran kecakapan hidup ini tidak dikemas dalam bentuk mata

pelajaran baru, tidak dikemas dalam materi tambahan yang disisipkan dalam mata

pelajaran, pembelajaran di kelas tidak memerlukan tambahan alokasi waktu, tidak

memerlukan jenis buku baru, tidak memerlukan tambahan guru baru, dan dapat

diterapkan dengan menggunakan kurikulum apapun. Pembelajaran kecakapan hidup

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 18

Page 23: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

memerlukan reorientasi pembelajaran dari subject-mater oriented menjadi life-skill

oriented.

Secara umum ada dua macam life skill, yaitu general life skill (GLS) dan

spesific life skill (SLS). General life skill dibagi menjadi dua, yaitu personal skill

(kecakapan personal) dan social skill (kecakapan sosial). Kecakapan personal itu

sendiri terdiri dari self-awareness skill (kecakapan mengenal diri) dan thinking skill

(kecakapan berpikir). Spesific life skill juga dibagi menjadi dua, yaitu academic skill

(kecakapan akademik) dan vocational skill (kecakapan vokasional/kejuruan).

Kecakapan-kecakapan hidup di atas dapat dirinci sebagai berikut. Pertama,

kecakapan mengenal diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran

akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kedua, kecakapan berpikir

meliputi kecakapan menggali informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan,

dan kecakapan memecahkan masalah. Ketiga, kecakapan sosial meliputi kecakapan

komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan kecakapan bekerjasama. Keempat,

kecakapan akademik meliputi kecakapan mengidentifikasi variabel, menghubungkan

variabel, merumuskan hipotesis, dan kecakapan melaksanakan penelitian. Kelima,

kecakapan vokasional sering disebut juga sebagai kecakapan kejuruan. Kecakapan

ini terkait dengan bidang pekerjaan tertentu. Dalam memilih pengalaman belajar

perlu dipertimbangkan kecakapan hidup apa yang akan dikembangkan pada setiap

kompetensi dasar. Untuk itu diperlukan analisis kecakapan hidup setiap kompetensi

dasar. Tabel berikut merupakan contoh format analisis kecakapan hidup.

Tabel 1: Contoh Format Analisis Kompetensi Dasar dan Kecakapan Hidup.

No.

Kecakapan

Hidup

Kompetensi dasar

Kesadaran

Diri

Kecakapan

Berpikir

Kecakapan

Sosial

Kecakapan

Akademik

Men

gide

ntifi

kasi

var

iaab

el

1 Mengidentifikasikan fungsi

dan peranan musik dalam

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 19

Page 24: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

konteks sosial budaya. v v v v

2 Mengungkapkan unsur-

unsur estetis dari karya

musik daerah setempat dari

hasil pengamatan

pertunjukan.

v v v v v v

Dalam mata pelajaran Pendidikan Senidi SMA kecakapan hidup ( life skill) yang

dikembangkan adalah general life skill (GLS) dan academic skill (kecakapan

akademik). Rumusan pengalaman belajar yang diturunkan dari kompetensi dasar

hendaknya memuat kecakapan hidup di atas. Kecakapan hidup dalam pengalaman

belajar ditulis dalam tanda kurung dengan cetak miring. Misalnya: Menyajikan

pergelaran musik di kelas (Kecakapan hidup: kesadaran akan potensi diri,

komunikasi lisan, bekerjasama, menghubungkan variabel, dan mengambil

keputusan). Kompetensi Dasar dijabarkan menjadi Indikator yang secara spesifik

dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator

dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen

penilaiannya. Seperti halnya standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagian

dari indikator telah pula ditentukan oleh Depdiknas.

5. Penjabaran Indikator ke dalam Instrumen Penilaian. Indikator dijabarkan lebih lanjut

ke dalam instrumen penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan

contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi 3 instrumen

penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain:

a. Kuis. Bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang prinsip.

Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, kurang lebih 5 -10 menit. Kuis

dilakukan untuk mengetahui penguasaan pelajaran oleh siswa. Tingkat berpikir

yang terlibat adalah pengetahuan dan pemahaman.

b. Pertanyaan Lisan. Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,

prinsip, atau teori. Tingkat berpikir yang terlibat adalah pengetahuan dan

pemahaman.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 20

Page 25: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

c. Ulangan Harian. Ulangan harian dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran

satu atau dua kompetensi dasar. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya

mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis.

d. Ulangan Blok. Ulangan Blok adalah ujian yang dilakukan dengan cara

menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Tingkat berpikir

yang terlibat mulai dari pemahaman sampai dengan evaluasi.

e. Tugas Individu. Tugas individu dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam

bentuk pembuatan klipping, makalah, dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang

terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, sampai sintesis dan evaluasi.

f. Tugas Kelompok. Tugas kelompok digunakan untuk menilai kompetensi kerja

kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya adalah uraian bebas

dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

g. Responsi atau Ujian Praktik. Ujian responsi bisa dilakukan di awal praktik atau

setelah melakukan praktik. Ujian yang dilakukan sebelum praktik bertujuan untuk

mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktik di laboratorium atau

tempat lain, sedangkan ujian yang dilakukan setelah praktik, tujuannya untuk

mengetahui kompetensi dasar praktik yang telah dicapai peserta didik dan yang

belum.

h. Laporan Kerja Praktik. Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada

kegiatan praktikumnya. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala

dan melaporkannya.

Bentuk instrumen dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes dan nontes. Bentuk

instrumen tes meliputi: pilihan ganda, uraian objektif, uraian non-objektif,

jawaban singkat, menjodohkan, benar-salah, unjuk kerja (performans) dan

portofolio, sedangkan bentuk instrumen nontes meliputi: wawancara, inventori,

dan pengamatan. Para guru diharapkan menggunakan instrumen yang

bervariasi agar diperoleh data tentang pencapaian belajar siswa yang akurat

dalam semua ranah.

Beberapa bentuk instrumen tes yang dapat digunakan, antara lain:

a. Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,

penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang

terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 21

Page 26: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

b. Uraian Obyektif. Jawaban uraian objektif sudah pasti. Agar hasil penskorannya

objektif, diperlukan pedoman penskoran. Hasil penilaian terhadap suatu lembar

jawaban akan sama walaupun diperiksa oleh orang yang berbeda. Tingkat

berpikir yang diukur bisa sampai pada tingkat yang tinggi.

c. Uraian Non-obyektif/Uraian Bebas. Uraian bebas dicirikan dengan adanya

jawaban yang bebas. Namun demikian, sebaiknya dibuatkan kriteria penskoran

yang jelas agar penilaiannya obyektif. Tingkat berpikir yang diukur bisa tinggi.

d. Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak,

namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

e. Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan

konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat

cenderung rendah.

f. Performans. Bentuk ini cocok untuk mengukur kompetensi siswa dalam

melakukan tugas tertentu, seperti menyajikan pergelaran musik.

g. Portofolio. Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa,

dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh

siswa. Karya-karya ini dipilih dan kemudian dinilai, sehingga dapat dilihat

perkembangan kemampuan siswa.

7. Menentukan Alokasi Waktu. Alokasi waktu adalah perkiraan berapa lama siswa

mempelajari suatu materi pelajaran. Untuk menentukan alokasi waktu, prinsip yang

perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, cakupan materi, frekuensi

penggunaan materi baik di dalam maupun di luar kelas, serta tingkat pentingnya

materi yang dipelajari.

8. Sumber/Bahan/Alat. Istilah sumber yang digunakan di sini berarti buku-buku

rujukan, referensi atau literatur, baik untuk menyusun silabus maupun mengajar.

Sedangkan yang dimaksud dengan bahan dan alat adalah bahan-bahan dan alat-

alat yang diperlukan dalam praktikum atau proses pembelajaran lainnya. Bahan

dan alat dapat bervariasi sesuai dengan kompetensi dasar, materi serta

pengalaman belajarnya.

B. Penyusunan dan Analisis Instrumen

Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum

menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Penilaian juga bertujuan untuk: (1) mengetahui

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 22

Page 27: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

tingkat pencapaian kompetensi siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa,

(3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran, (5) mengetahui

pencapaian kurikulum, (6) mendorong siswa belajar, dan (7) mendorong guru agar mengajar

dengan lebih baik.

Langkah Penyusunan Instrumen.Langkah awal dalam mengembangkan instrumen adalah menetapkan spesifikasi,

yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu

instrumen. Penyusunan spesifikasi instrumen mencakup kegiatan: (a) menentukan tujuan, (b)

menyusun kisi-kisi, (c) memilih bentuk instrumen, dan (d) menentukan panjang instrumen.

Tujuan penilaian telah disebutkan di muka.

Kisi-kisi berupa matriks yang berisi spesifikasi instrumen yang akan dibuat. Kisi-kisi

ini merupakan acuan bagi penyusun instrumen, sehingga siapapun yang menyusunnya akan

menghasilkan isi dan tingkat kesulitan yang relatif sama. Matriks kisi-kisi tes terdiri dari dua

jalur, yaitu kolom dan baris.

Tabel 2: Kisi-Kisi Silabus dan Sistem Penilaian Berkelanjutan

Standar

Kompetensi: ............................................................................................

Kompetensi Dasar

Materi Pokok dan Uraian

Materi Pokok

Pengalaman Belajar

Indikator PenilaianAlo-kasi wak-

tu

Sum ber/ Ba-han/ Alat

Jenis Tagihan

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemilihan bentuk instrumen akan ditentukan oleh tujuan, jumlah peserta, waktu yang

tersedia untuk memeriksa, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.

Bentuk pilihan ganda misalnya, sangat tepat digunakan apabila jumlah peserta banyak,

waktu koreksi singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak.

Bentuk instrumen yang digunakan sebaiknya bervariasi seperti pilihan ganda, uraian

obyektif, uraian bebas, menjodohkan, jawaban singkat, benar-salah, unjuk kerja

(performans), dan portofolio. Dengan cara ini diharapkan agar diperoleh data yang akurat

tentang pencapaian belajar siswa.

Panjang instrumen ditentukan oleh waktu yang tersedia dengan memperhatikan

bahan dan tingkat kelelahan peserta tes. Pada umumnya ulangan dalam bentuk tes

membutuhkan waktu 60 sampai 90 menit. Sedangkan ulangan dalam bentuk nontes dan

praktik bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Penentuan panjang tes dan nontes dapat

ditentukan berdasarkan pengalaman para guru.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 23

Page 28: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Pada umumnya, setiap butir tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan sekitar

1 sampai 3 menit, tergantung pada tingkat kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian, lama tes

ditentukan berdasarkan pada kompleksitas jawaban yang dituntut. Untuk mengatasi agar

jawaban soal tidak terlalu panjang, sebaiknya jawaban dibatasi dengan beberapa kalimat

atau beberapa baris.

2. Bentuk Instrumen dan Penskorannyaa. Bentuk Instrumen Tes dan Penskorannya

1) Pertanyaan Lisan. Penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola

kontinum 0 s/d 10, atau 10 s/d 100. Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu

jawaban yang akan dijadikan acuan. Contoh soal: Sebutkan jenis-jenis musik tradisi di lima daerah di Indonesia!

2) Pilihan Ganda. Bentuk soal pilihan ganda dapat dipakai untuk menguji

penguasaan kompetensi pada tingkat berpikir rendah seperti pengetahuan (recall) dan

pemahaman, sampai pada tingkat berpikir tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.

Pedoman pembuatan tes bentuk pilihan ganda adalah: (a) pokok soal harus jelas, (b)

isi pilihan jawaban homogen, (c) panjang pilihan jawaban relatif sama, (d) tidak ada petunjuk

jawaban benar, (e) hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah,

(f) pilihan jawaban angka diurutkan, (g) semua pilihan jawaban logis, (h) jangan

menggunakan negatif ganda, (I) kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat

perkembangan peserta tes, (j) bahasa yang digunakan baku, (k) letak pilihan jawaban benar

ditentukan secara acak, dan (l) penulisan soal diurutkan ke bawah. Contoh soal:

Alur melodi yang ada pada karya musik daerah pada umumnya menggunakan

tangga nada ...

a. Diatoniks

b. Minor

c. Mayor

d. Pentatoniks

e. Zigana

Penskoran pilihan ganda dapat dilakukan dengan rumus:

B = adalah banyaknya butir yang dijawab benar

N = adalah banyaknya butir soal

3) Uraian Objektif. Pertanyaan yang biasa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan,

dan sebagainya.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 24

Page 29: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Langkah untuk membuat tes uraian objektif adalah: (a) menulis soal berdasarkan

indikator pada kisi-kisi, dan (b) mengedit pertanyaan. Untuk mengedit pertanyaan perlu

diperhatikan: (1) apakah pertanyaan mudah dimengerti, (2) apakah data yang digunakan

benar, (3) apakah tata letak keseluruhan baik, (4) apakah pemberian bobot skor sudah tepat,

(5) apakah kunci jawaban sudah benar, dan (6) apakah waktu untuk mengerjakan tes cukup.

Penskoran instrumen uraian objektif dapat dilakukan dengan memberikan skor

tertentu berdasarkan langkah-langkah dalam menjawab soal. Contoh soal: Bagaimana proses pembuatan batik?

4) Uraian Bebas. Bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi

siswa dalam semua tingkat ranah kognitif.

Kaidah penulisan instrumen bentuk uraian bebas adalah: (a) gunakan kata-kata

seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan, hitunglah dan buktikan; (b) hindari

penggunaan pertanyaan seperti siapa, apa, dan bila; (c) gunakan bahasa yang baku; (d)

hindari penggunaan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda; (e) buat petunjuk mengerjakan

soal; (f) buat kunci jawaban; dan (g) buat pedoman penskoran.

Untuk memudahkan penskoran, dibuat rambu-rambu jawaban yang akan dijadikan

acuan. Contoh soal: Berikan ulasan tentang lirik lagu-lagu ciptaan Bimbo! Jawaban boleh

bermacam-macam, namun pada pokoknya memuat hal-hal berikut:

Tabel 3: Pedoman Penilaian Uraian Bebas.Kriteria Jawaban Skor

1. Ulasan tentang irama lagunya. 1

2. Tema dari syair lagunya. 1

3. Tempo dan dinamik dalam lagunya. 1

4. Harmonisasi paduan nadanya. 1

Jumlah skor 4

5) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat

dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

Jenis soal jawaban singkat ini bisa berupa pertanyaan dan melengkapi atau isian. Penskoran

isian singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0

untuk jawaban salah.

Contoh soal: Teater tradisional yang terkenal di Jepang ialah ...

6) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan

materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.

Contoh soal:Jodohkanlah kata-kata yang ada di sebelah kanan dengan yang ada di sebelah kiri agar dapat mendeskripsikan pengertian, bentuk dan struktur lagu.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 25

Page 30: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

1. frase a. bagian penutup lagu 2. refrein b. bagian selingan lagu 3. introduksi c. penggalan kalimat lagu 4. motif d. bagian pembukaan lagu 5. interlude e. jawaban kalimat lagu f. bagian ulangan lagu g. bagian kecil dari penggalan kalimat lagu.

7) Portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya, tugas atau pekerjaan

siswa yang disusun berdasarkan urutan kategori kegiatan. Karya-karya, tugas atau pekerjaan

ini dipilih, kemudian dinilai sehingga dapat menggambarkan perkembangan kompetensi

siswa. Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan

penilaian proses. Contoh soal: Buatlah suatu ulasan hasil pengamatan Anda terhadap

penyajian hasil aransemen/gubahan/komposisi hasil kreasi salah satu teman Anda.

Agar penilaian terhadap hasil penugasan ini objektif, maka guru perlu

mengembangkan rubrik, yakni semacam kisi-kisi pedoman penilaian. Rubrik hendaknya

memuat: (a) daftar kriteria kinerja siswa, (b) ranah-ranah atau konsep-konsep yang akan

dinilai, dan (c) gradasi mutu. Sebagai alat penilaian tugas, sebelum rubrik digunakan, guru

harus mengomunikasikannya kepada siswa. Skor nilai bersifat kontinum 0 s/d 10 atau 10 s/d

100.

Porsi untuk tiap keterlibatan berpikir dalam menjawab soal dari tahap pemahaman,

aplikasi, dan analisis (sintesis dan evaluasi) disarankan sebesar 20%, 30%, dan 50%. Batas

ketuntasan ditetapkan dengan skor 75% penguasaan kompetensi.

8) Performans (Unjuk Kerja). Performans (unjuk kerja) digunakan untuk kompetensi

yang berhubungan dengan praktik.berkreasi seni. Untuk melakukan penilaian terhadap

praktik ini dapat digunakan format berikut:

Tabel 4: Contoh Format Daftar Cek atau Skala Penilaian untuk Portofolio

No.

Aspek

Nama Siswa

......

......

......

......

......

......

..

Nila

i rat

a-ra

ta (k

ualit

atif/

huru

f)

1

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 26

Page 31: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

2

3

4

5

Penskoran unjuk kerja di atas dapat diisi dengan tanda silang (x) atau dengan

rentang angka 1 s/d 5. Skor-skor itu kemudian dijumlahkan dan ditafsirkan secara kualitatif.

b. Bentuk Instrumen Nontes dan Penskorannya

Instrumen nontes meliputi: angket, inventori, dan pengamatan. Instrumen ini

digunakan untuk menilai aspek sikap dan minat terhadap mata pelajaran, konsep diri dan

nilai. Langkah pembuatan instrumen sikap dan minat adalah sebagai berikut: (1) pilih ranah

afektif yang akan dinilai, misalnya sikap atau minat; (2) tentukan indikator minat, misalnya:

kehadiran di kelas, banyaknya bertanya, tepat waktu mengumpulkan tugas, dan catatan buku

rapi; (3) pilih tipe skala yang digunakan, misalnya skala Likert dengan empat skala: sangat

senang, senang, kurang senang, dan tidak senang; (4) telaah instrumen oleh sejawat; (5)

perbaiki instrumen; (6) siapkan inventori laporan diri; (7) tentukan skor inventori; dan (8) buat

hasil analisis inventori skala minat dan skala sikap.

Tabel 5: Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa.

No

Indikator Sikap

Nama Siswa

Ket

erbu

kaan

Hor

mat

pad

a gu

ru

Men

epat

i jan

ji

Nila

i rat

a-ra

ta

1

2

3

4

Skor untuk masing-masing sikap di atas dapat berupa angka. Akan tetapi, pada

tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan dan dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Skala

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 27

Page 32: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka-angka tersebut adalah

sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Penilaian terhadap minat siswa dapat menggunakan skala bertingkat, misalnya

dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan/pernyataan. Misalnya, jawaban

sangat setuju diberi skor 4, sedangkan sangat tidak setuju 1. Skor keseluruhannya diperoleh

dengan menjumlahkan seluruh skor butir pertanyaan/pernyataan. Misalnya instrumen untuk

mengukur minat siswa terdiri atas 10 butir. Jika rentangan yang dipakai 1 sampai 4, maka

skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 40. Jika dibagi menjadi 4 kategori, maka

skala 10-16 termasuk tidak berminat, 17 – 24 kurang berminat, 25 – 32 berminat, dan skala

33 – 40 sangat berminat. Dapat juga menggunakan frekuensi kegiatan siswa (selalu; sering;

jarang; atau tidak pernah) seperti contoh berikut.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 28

Page 33: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Tabel 6: Contoh Format Penilaian Minat Siswa Terhadap Pendidikan Seni.Nama : ..............................................

Kelas : ..............................................

Tugas : Isilah dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom frekuensi (selalu; sering;

jarang; atau tidak pernah) sesuai dengan kenyataan yang Anda alami terhadap

pernyataan berikut ini:

No. Pernyataan Frekuensi

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1 2

345

6

789

10

Saya senang pada isi mata pelajaran ini.Saya mengikuti pelajaran ini sesuai jadwal. Saya mencatat penjelasan guru.Saya kerjakan tugas pelajaran ini tepat waktu. Saya mencari informasi untuk mendalami materi pelajaran ini.Saya kumpulkan kliping yang berhubungan dengan pelajaran ini.Saya mengerjakan tugas latihan di rumah.Saya mendiskusikan materi pelajaran ini.Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini.Saya berusaha mencari bahan di perpustakaan.

Jumlah

Penilaian konsep diri siswa dapat dilakukan melalui inventori. Instrumen konsep diri

digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Tabel 7: Contoh Format Penilaian Konsep Diri Siswa

No Pernyataan Alternatif

Ya Tidak123456789

1011

Saya sulit mengikuti pelajaran Pendidikan SeniSaya sulit memainkan alat musikSaya sulit menghafal syair-syair lagu Saya sulit untuk menulis nada laguSaya belum bisa malaksanakan menggubah laguSaya sulit untuk mengharmoniskan nada suaraSaya mudah bekerjasama dengan siapa sajaSaya berusaha memiliki alat musik sendiriSaya rajin mengikuti latihan musik Saya .rajin membaca buku-buku tentang seniSaya ...............(dan seterusnya)

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 29

Page 34: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

3. Analisis Instrumen. Suatu instrumen hendaknya dianalisis dulu sebelum digunakan. Ada dua model

analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif adalah

analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam rumpun keahlian yang sama. Tujuannya

adalah untuk menilai materi, konstruksi, dan apakah bahasa yang digunakan sudah

memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa.

Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah

dianalisis secara kualitatif kepada sejumlah siswa yang memiliki karakteristik sama dengan

siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Jawaban hasil uji coba itu lalu dianalisis

secara kuantitatif dengan menggunakan teknik yang ada. Hasil ujicoba bertujuan untuk

melihat karakteristik instrumen seperti indeks kepekaan atau kesensitipan instrumen, yaitu

dengan cara membagi jumlah siswa yang menjawab benar dengan jumlah peserta tes. Batas

minimumnya adalah 75%.

Untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara

melihat karakteristik butir instrumen dengan mengikuti acuan kriteria yang tercermin dari

besarnya harga indeks sensitivitas. Hal ini dapat diketahui manakala dilakukan tes awal atau

pretest dan tes setelah pembelajaran atau posttest.

Indeks sensitivitas butir instrumen memiliki interval -1 sampai dengan 1. Indeks

sensitivitas suatu butir soal (Is) ujian formatif adalah sebagai berikut :

RA = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sesudah

proses pembelajaran.

RB = Banyaknya siswa yang berhasil mengerjakan suatu butir instrumen sebelum proses pembelajaran

T = Banyaknya siswa yang mengikuti ujian

Jika tidak ada tes awal, maka indeks sensitivitas dapat dilihat dari besarnya tingkat

pencapaiannya berdasarkan hasil tes akhir. Jika tingkat pencapaian suatu butir instrumen

kecil (banyak siswa yang gagal) maka proses pembelajaran tidak efektif. Namun demikian,

seperti telah dikemukakan di atas, harus diperhatikan pula bagaimana kualitas butir tersebut

secara kualitatif. Jika hasil analisis secara kualitatif sudah memenuhi syarat, dapat diartikan

bahwa rendahnya indeks kesukaran menunjukkan tidak efektifnya proses pembelajarannya.

Contoh analisis instrumen, dapat diperiksa pada Lampiran 3.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 30

Page 35: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

4. Evaluasi Hasil Penilaian. Guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar

keberhasilan. Sebagai contoh, jika semua siswa sudah menguasai suatu kompetensi dasar,

maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru

memberikan perbaikan (remedi) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan

pengayaan bagi yang sudah.

Evaluasi terhadap hasil belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam

menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar

mana, materi mana, atau indikator mana yang belum mencapai ketuntasan. Dengan

mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan

program perbaikan yang tepat.

Jika ditemukan sebagian besar siswa gagal, perlu dikaji kembali apakah instrumen

penilainnya terlalu sulit, apakah instrumen penilaiannya sudah sesuai dengan indikatornya,

ataukah cara pembelajarannya (metode, media, teknik) yang kurang tepat. Jika ternyata

instrumen penilaiannya terlalu sulit maka perlu diperbaiki. Tetapi jika instrumen penilaiannya

ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki, dan seterusnya. Contoh

evaluasi hasil belajar dapat diperiksa pada Lampiran 4.

Evaluasi hasil belajar nontes, misalnya minat dan sikap, adalah untuk mengetahui

minat dan sikap siswa terhadap mata pelajaran. Evaluasi ini berangkat dari skala minat siswa

terhadap mata pelajaran Pendidikan Seni dan segala sesuatu yang terkait. Skala dibuat

bertingkat, misalnya dengan rentangan 4-1 atau 1-4 tergantung arah pertanyaan atau

pernyataannya. Misalnya, jawabannya sangat setuju diberi skor 4, sedangkan sangat tidak

setuju diberi skor 1. Skor keseluruhannya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor butir

pertanyaan atau pernyataan.

Jika pernyataan itu berjumlah 10 butir, skor tertinggi seorang siswa adalah

40 dan terendah adalah 10. Jika ditafsirkan ke dalam empat kategori, maka skala 10-16

termasuk tidak berminat, 17 – 24 kurang berminat, 25 – 32 berminat, dan skala 33 – 40

sangat berminat.

Apabila dari sekian banyak siswa ternyata tidak berminat dengan substansi mata

pelajaran Pendidikan Seni, maka guru harus mencari sebab-sebabnya. Perlu dikaji dan

dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan pembelajaran Pendidikan

Seni, baik menyangkut metode, media maupun tekniknya.

V. PELAPORAN HASIL PENILAIAN DAN PEMANFAATANNYAPenilaian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar

siswa dan hasil mengajar guru. Informasi hasil belajar atau hasil mengajar berupa

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 31

Page 36: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

kompetensi dasar yang dikuasai dan yang belum dikuasasi oleh siswa. Hasil belajar siswa

digunakan untuk memotivasi siswa, dan untuk perbaikan serta peningkatan kualitas

pembelajaran oleh guru.

Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa.

Dukungan ini akan diperoleh apabila mereka memperoleh informasi hasil belajar yang

lengkap dan akurat. Untuk itu diperlukan laporan perkembangan hasil belajar siswa untuk

guru atau sekolah, untuk siswa, dan untuk orang tua siswa.

Laporan hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan afektif.

Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari sistem penilaian yang digunakan untuk

mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif

diperoleh melalui kuesioner, inventori, dan pengamatan yang sistematik.

A. Pelaporan Hasil Penilaian Hasil penilaian ranah kognitif dan psikomotor dapat berupa nilai angka maupun

deskripsi kualitatif terhadap kompetensi dasar tertentu. Misalnya untuk nilai angka dapat

diberikan dalam bentuk nilai 75 sebagai batas penguasaan (mastery). Artinya, jika seorang

siswa sudah mencapai nilai 75 atau lebih untuk kompetensi dasar tertentu maka dikatakan

siswa tersebut berhasil. Tetapi jika seorang siswa belum mencapai nilai 75 dikatakan siswa

tersebut belum berhasil. Sedangkan deskripsi kualitatif dapat dilaporkan dalam bentuk

deskripsi mengenai kompetensi dasar tertentu dari pembelajaran Pendidikan Seni.

Pelaporan hasil inventori afektif ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk

mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran Pendidikan Seni dan hasilnya dapat

dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap serta minat siswa terhadap pembelajaran Pendidikan

Seni. Pelaporan ranah afektif dilakukan secara kualitatif.

1. Laporan untuk Siswa dan Orangtua

Laporan yang berisi catatan tentang siswa diusahakan selengkap mungkin agar

dapat memberikan informasi yang lengkap. Akan tetapi, membuat laporan yang lengkap

setiap saat merupakan beban yang berat bagi seorang guru. Oleh karena itu, pembuatan

laporan dapat bersifat singkat, disesuaikan dengan kebutuhan.

Laporan yang dibuat guru untuk siswa dan orang tua berisi catatan prestasi belajar

siswa. Catatan itu dapat dibedakan atas dua cara, yaitu lulus atau belum lulus. Prestasi

siswa yang dilaporkan guru kepada siswa dan orang tua dapat dilihat dalam buku rapor yang

diisi pada setiap semester

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 32

Page 37: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

2. Laporan untuk Sekolah.Selain membuat laporan untuk siswa dan orang tua, guru juga harus membuat

laporan untuk sekolah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya

proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pihak sekolah berkepentingan untuk mengetahui

catatan perkembangan siswa yang ada di dalamnya. Dengan demikian hasil belajar siswa

akan diperhatikan dan dipikirkan oleh pihak sekolah.

Laporan yang dibuat guru untuk pihak sekolah sebaiknya lebih lengkap. Guru tidak

semata-mata melaporkan prestasi siswa tetapi juga menyinggung problem kepribadian

mereka. Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tapi juga dalam bentuk deskripsi tentang

siswa.

3. Laporan Untuk Masyarakat.Pada umumnya laporan untuk masyarakat berkaitan dengan jumlah lulusan sekolah.

Setiap siswa yang telah lulus membawa bukti bahwa mereka memiliki suatu pengetahuan

dan keterampilan tertentu. Namun pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa dari

suatu sekolah tidaklah sama. Tingkat keberhasilan ini dinyatakan secara lengkap dalam

laporan prestasi.

B. Pemanfaatan Hasil Penilaian

1. Untuk Siswa.Informasi hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner, wawancara,

atau pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor diperoleh melalui

ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan pengamatan.

Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk: (a) mengetahui kemajuan hasil

belajar diri, (b) mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi

diri untuk belajar lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajar.

Untuk memberi informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa seoptimal

mungkin, maka laporan yang diberikan kepada siswa harus berisi: (a) hasil pencapaian

belajar siswa, (b) kekuatan dan kelemahan siswa dalam semua mata pelajaran, dan (c) minat

siswa pada masing-masing mata pelajaran.

3. Untuk Orang Tua.Informasi hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar

belajar lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa,

yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini digunakan orang tua untuk:

(a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anaknya belajar, (c) membantu sekolah

meningkatkan hasil belajar siswa, dan (d) membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 33

Page 38: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk

laporan hasil belajar harus mencakup semua ranah, serta deskripsi yang lebih rinci tentang

kelemahan, kekuatan, dan keterampilan puteranya dalam melakukan tugas, serta minat

terhadap mata pelajaran.

3. Untuk Guru dan Kepala Sekolah.Hasil penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian

harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan

strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar memberi fasilitas belajar

lebih baik.

Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala sekolah harus mencakup hasil belajar

dalam semua ranah untuk semua pelajaran. Informasi yang diperlukan kompetensi dasar

yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai oleh siswa. Guru memerlukan informasi yang

spesifik untuk masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan

informasi yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah.

Contoh laporan profil hasil belajar siswa dalam semua ranah, dapat dilihat pada

Lampiran 5. Sedangkan laporan hasil belajar siswa untuk siswa, orang tua, guru dan sekolah

dapat dilihat pada Lampiran 7.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 34

Page 39: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Andy (1983). Apresiasi Teater. Yogyakarta: Nur Cahaya

Blom, Lynne Anne (1988). The Moment of Movement. London : University of Pittsburg Press

Cleaver, Dale G. (1966). Art An Introduction. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

….. (1994). A Statement on The Arts for Australian Schools. Curriculum Corporation.

….. (1994). The Arts—A Curriculum Profile for Australian Schools. Curriculum Corporation.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Serial Buku Album tentang Seni Rupa Banyak Daerah di Indonesia.

Dewantara, Ki Hajar (1971). Pendidikan Seni. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.

Dungga. J.A. (1978). Ke Arah Pengertian dan Penikmatan Musik. Jakarta: Ricordanza.

Eisner, Elliot W. (1972). Educating Artistic Vision. New York: Macmillan Publishing Co.

Faulkner, Ray. dkk. (1963). Art Today. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc.

Feldman, Edmund B. (1967). Art as Image and Idea. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall Inc.

Fisher, J. (ed.) Modern Indonesian Arti. Jakarta and New York: Panitia Pameran KIAS (1990-91) and Festival of Indonesia, 1990.

Gafur, Abdul (1986). Disain Instruksional; Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.

Gafur, Abdul (2001). Pedoman Umum Penyusunan Silabus Berbasis Kompetensi Dasar Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU). Pascasarjana UNY.

Gollwitser, G. (1966). Menggambar Bagi Pengembangan Bakat. Edisi Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.

Henkes, Robert (1965). Orientation to Drawing and Painting. Pennsylvania: International Textbook Co.

Holt, Clair (1967). Art in Indonesia. Continuities and Change. Ithaca NY: Cornell University Press.

Honour, H. dan Fleming, J. (1999). A World History of Art. London: Laurence King.

Hoop, A.N.J. Th. van (1949)). Ragam-Ragam Perhiasan Indonesia. Bandung: Koniklijk Bataviaasch Genootsch Van de Kusten en

Horm, George F. (1967). Art for Today’s School. Worcester, Massachusetts: Davis Publication.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 35

Page 40: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Humphrey, Doris (1959). The Art of Making Dances. New York : Grove Press inc.

Jamalus (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: P2LPTK. Dikti Depdikbud.

Janson, H.W. (Tanpa Tahun). History of Art. New York: Harry N. Abrams

Jones, Arthur F (19920. Introduction to Art. New York: Harpercollins Publications.

Kussudiardja, Bagong (1993). Olah Seni: Sebuah Pengalaman. Yogyakarta : Padepokan Press.

Lansing, Keneth M. (1976). Art, Artist, and Art Education. Kendall/ Hunt Publishing Co.

Lindsay, Jennifer, 1991. Klasik, Kitsch, Kontemporer : Sebuah Studi tentang Pertunjukan Jawa. Terjemahan Nin Bakdi Sumanto dari judul aslinyaClassic, Kitsch, or Contemporary: A Study of the Javanese Performing Arts. PhD. dissertation, University of Sydney.

Nadel, Myron Howard (1970). The Dance Experience: Reading Dance Appreciation. New York : Praeger Publisher.

Nio, Hoa Kim (1988). Pengajaran Apresiasi Teater. Jakarta: P3G Debdikbud.

Pramana (1988). Tata dan Teknik Pentas. Jakarta: Pustaka Jaya.

Read, Herbert (1943). Education Throgh Art. New York: Pantheon Books.

Rogers, Michael R. (1984). Teaching Approach in Music Theory. Carbondale: Southern Illinois University Press.

Sachs, Curt (1963). World History of the Dance. New York : WW Norton Company. Inc.

Sahman, Humar (1993). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Schafer, R. Murray (1976). Creative Music Education. A Handbook for the Modern Music Teacher. New York: Schirmer Books.

Schechner, Richard (1977). Performance Theory. New York and London :Routledge Press.

Siagian MP. (1976). Indonesia yang Tercinta. Jakarta: Direktur Kesenian.

Smith, Jaquelline, ( ). Dasar-dasar Komposisi Tari. Terjemahan Ben Suharto. Yogyakarta : BP ISI Press

Soedarso SP dkk. (1990-1991). Perjalanan Seni Rupa Indonesia dari Zaman Prasejarah hingga Kini. Jakarta: Panitia Pameran Kias.

Soedarso SP. (1973). Pengertian Seni. (Terjemahan). Yogyakarta: STSRI-ASRI.

Soedarsono (TT). Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 36

Page 41: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Soedarsono (1971). Jawa dan Bali. Yogyakarta: BP ASTI.

Soedarsono, 1999. Seni Pertunjukan dan Pariwisata. Yogyakarta : BP ISI Press

Soeharto, M. (1979) Membina Paduan Suara dan Grup Vokal. Jakarta: PT Gramedia.

Sudarmadji (1979). Dasar-Dasar Kritik Seni Rupa. Jakarta: Pemerintah DKI, Dinas Museum dan Sejarah.

Sudjana, Poppy (1979). Teori Musik. Solo: Tiga Serangkai.

Sumardjo, Jakob (1992). Perkembangan Teater Modern dan Sastra Teater Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Sumiana, Anjar (1982). Penuntun Pengajaran Seni Suara/Musik. Bandung: Pelita Harapan.

Suryobrongto, GBPH, 1981. Mengenal Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Editor Fred Wibowo. Yogyakarta : Dewan Kesenian.

Sutrisman (1971). Mengenal Teater. Yogyakarta: Yayasan Taman Bina Siswa.

Vincent, J.A. (1955). History of Art. New York: Barnes & Nobles.

Waluyo, Herman (2001). Teater. Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.

Williams, Rosemary (1993). Painting Watercolors. Leicester: Magna Books.

Wirindo, D.A.R.P. (1970). Penyuluhan tentang Menggambar Hias untuk Seni Ukir Logam, Kayu, Batu, dan Lain-Lain. Jakarta: Bathara.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 37

Page 42: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

GLOSARIUM

absurd teater: Gerakan di dunia pentas pada tahun 50-an, yang banyak dipengaruhi oleh eksistensialisme Perancis. Biasanya mengangkat tema-tema kedudukan manusia yang absurd, seperti kesepain, ketakutan, keinginan melarikan diri ke suatu dunia khayalan. Pesan yang disampaikan oleh teater absurd ialah tak ada gunanya mencari arti dan makna dalam peristiwa-peristiwa yang dialami manusia.

adaptasi: saduran dengan maksud supaya sebuah karya lebih sesuai dengan khalayak pembaca. Saduran dapat berupa pengambilan aspek tematis untuk ditulis kembali dalam bentuk sesuai yang diinginkan.

adaptif: mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

adegan: dalam dunia pentas bagian dari sautu babak. Perubahan terjadi bila terjadi perubahan jumlah pelaku, seting, maupun waktu penceritaan.

afektif: berkenaan dengan perasaan dan atau sikap.

aktor: sering disebut dengan istilah tokoh. Para pelaku yang berperan dalam sebuah cerita atau teater.

analitik: teater analitik, sebuah teater yang tidak pertama-tama mengembangkan sebuah peristiwa, melainkan tahap demi tahap membuka tirai, apa yang terjadi pada masa silam.

analisis butir empiris: analisis kuantitatif butir; analisis butir soal berdasarkan hasil.

analisis butir teoretis: analisis kualitatif butir; telaah butir; pengkajian terhadap kualitas soal secara teoretis.

analisis: kajian/telaah terhadap sesuatu hal untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

antiteater: karya pentas yang menyimpang dari kaidah-kaidah tradisional. Gerakan antiteater ingin melibatkan semua penonoton secara aktif, ilusi dan impian harus diganti dengan perbuatan sosial.

apoteose: dalam seni teater, adegan penutup yang cemerlang dan massal.

apresiasi: kemampuan untuk memberikan penghargaan terhadap karya seni disertai disertai pemahaman.

apresiatif: pembejaran apresiatif, disebut juga pembelajaran teori, pembelajaran yang berkenaan dengan aspek pengetahuan dan sikap.

arena : Teater arena, pentas dalam bentuk lingkaran, sehingga para penonton melingkari para pemain.

asesmen: penilaian; penentuan baik buruk dan atau benar salah sesuatu hal.

ballada: Cerita dalam bentuk syair, mengisahkan perbuatan-perbuatan seorang tokoh legendaris atau tokoh yang dikagumi.

bentuk (seni rupa): aspek lahiriah karya; susunan garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan ruang; juga menunjukkan gaya.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 38

Page 43: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

bentuk soal: golongan soal menurut macam jawaban yang harus dilakukan, misalnya: bentuk isian singkat, bentuk pilihan ganda, dan bentuk uraian.

bentuk tes: golongan tes menurut penggolongan menjadi ‘tes pilihan ganda’, ‘tes uraian objektif’, ‘tes uraian non objektif’ (‘tes uraian bebas’), ‘tes jawaban.

bentuk karya: aspek lahiriah karya; susunan garis, bidang, warna, tekstur, volume, dan ruang; juga menunjukkan gaya.

berkesinambungan: berkelanjutan; tidak berhenti pada suatu saat, tetapi dilanjutkan pada periode-periode berikutnya.

ekspresi: ungkapan pikiran dan perasaan.

estetika: digunakan dalam pengertian ilmu pengetahuan tentang pengamatan, berkenaan dengan pertanyaan yang berkaitan dengan cara dan proses pengamatan yang kemudian membentuk pengalaman seni.

estetis: pengalaman estetis, pemahaman terhadap hasil pengamatan terhadap bentuk yang membentuk pengalaman seni; nilai estetis media, hasil pengamatan terhadap sifat-sifat intrinsik bahan yang menimbulkan pengalaman seni.

evaluasi: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang di dalamnya ada unsur ‘pembuatan keputusan’, sehingga mengandung unsur subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program.

gaya (seni rupa): disebut juga bentuk; ciri-ciri pengolahan bentuk objek pada karya; gaya figuratif menunjukkan penggambaran bentuk yang dikenal.

gerak imajinatif: gerak yang dilakukan berdasarkan ide dan pengalaman pribadi.

gerak imitatif: gerak menirukan alam, binatang, dan tumbuh-tumbuhan dengan apa adanya.

global: mendunia; dunia; menyeluruh.

hipotesis: sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus diuji; anggapan dasar.

improvisasi: melakukan gerak atau bunyi secara spontan untuk melahirkan sesuatu.

indikator pencapaian: tanda-tanda bahwa siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu, dan merupakan jabaran dari kompetensi dasar tertentu.

indikator: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respons, yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu.

jenis tagihan: golongan tagihan menurut klasifikasi menjadi ‘kuis’, ‘pertanyaan lisan di kelas’, ‘ulangan harian’, ‘tugas individu’, ‘tugas kelompok’, ‘ulangan akhir semester’, ‘ulangan kenaikan kelas’, ‘laporan kerja praktik’, ‘laporan praktikum’, ‘responsi’, ‘ujian praktik’, ‘ujian akhir’, dsb.; jenis kegiatan yang harus dilakukan olehsiswa untuk menunjukkan hasil belajar yang telah dicapainya

jenis ujian: jenis tagihan

judgement: keputusan; pertimbangan.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 39

Page 44: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

karakter: teater karakter menghubungkan gejolak batin dengan perbuatan lahiriah secara psikologis. Perbuatan lahiriah hanya penting sejauh menghadapkan tokoh utama dengan masalah eksistensinya serta perkembangan ego.

keandalan tes: kemampuan tes memberikan hasil yang ajeg atau konsisten.

kecakapan hidup (life skill): kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat, misalnya: kemampuan berfikir kompleks, berkomunikasi secara efektif, membangun kerjasama, melaksanakan peran sebagai warganegara yang bertanggung jawab, kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.

kecukupan (adequacy): mempunyai cakupan atau ruang lingkup materi pokok yang memadai untuk menunjang penguasaan kompetensi dasar maupun standar kompetensi.

kemampuan afektif: kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki.

kemampuan kognitif: kemampuan berpikir; kemampuan memperoleh pengetahuan; kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.

kemampuan lulusan SMA: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan oleh lulusan SMU, meliputi lulusan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

kemampuan psikomotor: kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan; kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.

kemampuan: kesanggupan; kecakapan; kekuasaan; ketrampilan.

kesahihan isi tes: petunjuk sejauh mana isi tes sesuai dengan kompetensi dasar dalam silabus yang hendak diukur.

kesahihan konstruk tes: petunjuk sejauh mana faktor yang diungkap oleh hasil tes itu sesuai dengan faktor yang hendak diukur.

kesahihan prediktif tes: petunjuk sejauh mana hasil tes dapat memprediksi kemampuan yang akan ditunjukkan oleh data empirik.

kesalahan pengkuran sitematik: kesalahan pengukuran yang terjadi karena alat ukurnya tidak selalu memberikan ukuran yang sebenarnya, atau penskorannya mempunyai tingkat kemurahan atau kemahalan yang bervariasi.

kesalahan pengukuran acak: kesalahan pengukuran yang terjadi karena kondisi yang diukur bervariasi, atau kondisi yang mengukur bervariasi, atau bahan yang diujikan tidak tepat.

kesalahan pengukuran: ukuran ketidakcocokan antara hasil pengukuran dan ukuran sebenarnya.

keterandalan alat tes: kemampuan alat ukur memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 40

Page 45: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompensi tertentu dari suatu mata pelajaran.

komedi: bentuk teater yang bermaksud untuk menghibur para penonton dengan alur ringan dan biasanya berakhir dengan kebaikan (happy ending), lawanya teater tragedi, teater kesedihan.

kompetensi lulusan: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan lulusan suatu jenjang pendidikan yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

komposisi: susunan bentuk yang memiliki kesatuan, keseimbangan, dan irama; karya cipa (misalnya untuk musik dan tari).

konsistensi (ketaatazasan): keselarasan hubungan antarkomponen dalam silabus (kompetensi dasar, materi pokok dan pengalaman belajar).

koreografi: penataan tari.

kritik: kegiatan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan karya seni.

kuis: ulangan singkat atau ujian singkat, baik lisan maupun tertulis.

materi pokok: bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk menguasai kompetensi dasar.

media: bahan atau alat yang digunakan untuk membuat karya seni rupa, dibagi menjadi dwimatra dan trimatra.

monolog: seorang tokoh pada saat ketegangan emosional mengungkapkan isi hatinya dan dengan demikian menyajikan sebuah potret diri yang jujur.

musikalisasi: membuat suatu karya sastra menjadi musik (contoh: musikalisasi puisi).

paradigma: model dalam teori; kerangka piker; norma yang dianut oleh sekelompok komunitas.

pedagogi: ilmu pendidikan; ilmu pengajaran.

pembelajaran berbasis kompetensi: pembelajaran yang mensyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

pendekatan hirarkis: strategi pengembangan materi pokok berdasarkan atas penjenjangan materi pokok.

pendekatan prosedural: strategi pengembangan materi pokok berdasarkan atas urutan penyelesaian suatu tugas pembelajaran.

pendekatan spiral: strategi pengembangan materi pokok berdasarkan atas lingkup lingkungan, yaitu dari lingkup lingkungan yang paling dekat dengan siswa menuju ke lingkup lingkungan yang lebih jauh.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 41

Page 46: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

pendekatan tematik: strategi pengembangan materi pokok yang bertitik tolak dari sebuah tema.

penilaian: pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian.

pengukuran: proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan tertentu.

penilaian: metode yang biasa digunakan untuk menentukan mutu unjuk kerja individu; pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau karakteristik sesuatu; penafsiran data hasil pengukuran.

produktif: pembelajaran produktif, disebut juga pembelajaran praktek menunjukkan pembelajaran yang berkenaan dengan aspek keterampilan.

portofolio: kumpulan hasil karya seorang siswa; sejumlah hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti prestasi siswa, perkembangan siswa itu dalam kemampuan berpikir, pemahaman siswa itu atas materi pelajaran, kemampuan siswa itu dalam mengungkapkan gagasan, dan mengungkapkan sikap siswa itu terhadap mata pelajaran tertentu, laporan singkat yang dibuat seseorang sesudah melaksanakan kegiatan.

proses penilaian: pemilihan dan pengembangan teknik penilaian.

reliabilitas (ajeg): kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg.

sahih: mengukur faktor yang seharusnya diukur.

silabus: susunan teratur materi pokok mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu.

sintesis: paduan berbagai pengertian atau hal yang merupakan kesatuan yang selaras.

sistem penilaian: uraian keterangan yang teratur sebagai penjelasan tentang prosedur dan cara mengembangkan kompetensi dasar menjadi indikator pencapaian kemampuan itu, dan cara mengembangkan indikator menjadi soal ujian.

sistem ujian berkelanjutan: sistem ujian yang meliputi soal untuk semua indikator kemampuan mata pelajaran yang bersangkutan, yang hasilnya dianalisis dan digunakan untuk menentukan ujian berikutnya.

sistem: perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan; susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dsb.

sistematik: mengikuti suatu prosedur tertentu.

soal analisis: soal yang menuntut uraian informasi, penemuan asumsi pembedaan antara fakta dan pendapat, dan penemuan hubungan sebab-akibat.

soal aplikasi: soal yang menuntut penerapan prinsip dan konsep dalam situasi yang belum pernah diberikan.

soal evaluasi: soal yang menuntut pembuatan keputusan dan kebijakan, dan penentuan “nilai” informasi.

soal pemahaman: soal yang menuntut pembuatan pernyataan masalah dengan kata-kata penjawab sendiri, pemberian contoh prinsip atau contoh konsep.

soal pengetahuan: soal yang menuntut jawaban yang berdasarkan hafalan.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 42

Page 47: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

soal sintesis: soal yang menuntut pembuatan cerita, karangan, hipotesis dengan memadukan berbagai pengetahuan atau ilmu.

soal ujian yang sahih: soal ujian yang bahannya mewakili bahan ajar yang ada di dalam silabus.

standar kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata pelajaran.

tagihan: berbagai bentuk ulangan atau ujian untuk menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu.

teknik ujian: golongan ujian, yaitu ‘pertanyaan di kelas’, ‘kuis’, ‘ulangan harian’, ‘tugas pekerjaan rumah’ atau ‘ulangan akhir semester’.

teknik: cara mengolah bahan; menunjukkan jenis bahan (misalnya teknik cat minyak) atau cara mengerjakan karya seni rupa (misalnya teknik pahat).

tema: juga disebut isi; objek atau masalah yang diketengahkan melalui karya seni.

tes acuan kriteria: tes yang berdasarkan anggapan bahwa hampir semua orang dapat belajar (menguasai) materi pelajaran apa saja tetapi memerlukan waktu yang mungkin berbeda.

tes acuan norma: tes yang berdasarkan anggapan bahwa kemampuan penempuh tes itu merupakan variabel yang mengikuti distribusi normal.

tes nonobyektif: jenis ujian yang penskorannya dapat dipengaruhi oleh subyektivitas pemberi skor.

tes obyektif: jenis ujian yang penskorannya objektif, tidak bergantung pada subyektivitas pemberi skor.

tes pilihan ganda: jenis ujian yang bagi setiap butir soalnya tersedia sejumlah jawaban yang harus dipilih salah satu oleh penempuh tes karena hanya salah satu dari jawaban-jawaban itu yang benar.

ujian berkelanjutan: ujian yang hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang sudah dimiliki siswa peserta tes dan mengetahui kesulitan siswa, yang dilakukan sampai siswa menguasai semua kompetensi dasar.

ujian berkesinambungan: ujian yang hasilnya dianalisis (misalnya materi apa yang belum dikuasai oleh siswa) dan hasil analisis itu ditindaklanjuti.

ujian: proses kuantifikasi (pemberian angka) kemampuan siswa pada ranah kognitif dan psikomotorik.

validitas: kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 43

Page 48: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran.Lampiran 1: Daftar kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam perumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kata Kerja Operasional

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

MendefinisikanMenerapkanMengkonstrusikanMengidentifikasikanMengenalMenyelesaikanMenyusun

MenunjukkanMembacaMenghitungMenggambarkanMelafalkanMengucapkanMembedakanMengidentifikasikanMenafsirkanMenerapkanMenceriterakanMenggunakanMenentukanMenyusunMenyimpulkanMendemonstrasikanMenterjemahkanMerumuskanMenyelesaikanMenganalisisMensintesisMengevaluasi

Keterangan:1. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada standar kompetensi

dan kompetensi dasar. Perbedaannya adalah pada standar kompetensi cakupannya lebih luas dari kompetensi dasar.

2. Satu standar kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 atau lebih kompetensi dasar.3. Satu kompetensi dasar nantinya harus dapat dipecah menjadi minimal 2 indikator

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 44

Page 49: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

MengutipMenyebutkanMenjelaskanMenggambarMembilangMengidentifikasiMendaftarMenunjukkanMemberi labelMemberi indeksMemasangkanMenamaiMenandaiMembacaMenyadariMenghafalMeniruMencatatMengulangMereproduksiMeninjauMemilihMenyatakanMempelajariMentabulasiMemberi kodeMenelusuriMenulis

MemperkirakanMenjelaskanMengkategorikanMencirikanMerinciMengasosiasikanMembandingkanMenghitungMengkontraskanMengubahMempertahankanMenguraikanMenjalinMembedakanMendiskusikanMenggaliMencontohkanMenerangkanMengemukakanMempolakanMemperluasMenyimpulkanMeramalkanMerangkumMenjabarkan

MenugaskanMengurutkanMenentukanMenerapkanMenyesuaikanMengkalkulasiMemodifikasiMengklasifikasiMenghitungMembangun MengurutkanMembiasakanMencegahMenentukanMenggambarkanMenggunakanMenilaiMelatihMenggaliMengemukakanMengadaptasiMenyelidikiMengoperasikanMempersoalkanMengkonsepkanMelaksanakanMeramalkanMemproduksiMemprosesMengaitkanMenyusunMensimulasikanMemecahkanMelakukanMentabulasiMeramalkan

MenganalsisMengauditMemecahkanMenegaskanMendeteksiMendiagnosisMenyeleksiMemerinciMenominasikanMendiagramkanMegkorelasikanMerasionalkanMengujiMencerahkanMenjelajahMembagankanMenyimpulkanMenemukanMenelaahMemaksimalkanMemerintahkanMengeditMengaitkanMemilihMengukurMelatihMentransfer

MengabstraksiMengaturMenganimasiMengumpulkanMengkatego-rikanMengkodeMengombinasikanMenyusunMengarangMembangunMenanggulangiMenghubung-kanMenciptakanMengkreasikanMengoreksiMerancangMerencanakanMendikteMeningkatkanMemperjelasMemfasilitasiMembentukMerumuskanMenggenerali-sasiMenggabung-kanMemadukanMembatasMereparasiMenampilkanMenyiapkan MemproduksiMerangkumMerekonstruksi

Membanding-kanMenyimpulkanMengarahkanMenilaiMengkritikMenimbangMemutuskanMemisahkanMemprediksiMemperjelasMenugaskanMenafsirkanMempertahan-kanMemerinciMengukurMerangkumMembuktikanMemvalidasiMengetesMendukungMemilihMemproyeksi

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 45

Page 50: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor

Peniruan Manipulasi Artikulasi Pengalamiahan

MengaktifkanMenyesuaikanMenggabungkanMelamarMengaturMengumpulkanMenimbangMemperkecilMembangunMengubahMembersihkanMemposisikanMengkonstruksi

MengoreksiMendemonstrasikanMerancangMemilahMelatihMemperbaikiMengidentifikasikanMengisiMenempatkanMembuatMemanipulasiMereparasiMencampur

MengalihkanMenggantikanMemutarMengirimMemindahkanMendorongMenarikMemproduksiMencampurMengoperasikanMencampurMengemasMembungkus

MengalihkanMempertajamMembentukMemadankanMenggunakanMemulaiMenyetirMenjeniskanMenempelMenseketsaMelonggarkanMenimbang

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

MemilihMempertanyakanMengikutiMemberiMenganutMematuhiMeminati

MenjawabMembantuMengajukanMengompromikanMenyenangiMenyambutMendukungMenyetujuiMenampilkanMelaporkanMemilihMengatakanMemilahMenolak

MengasumsikanMeyakiniMelengkapiMeyakinkanMemperjelasMemprakarsaiMengimaniMengundangMenggabungkanMemperjelasMengusulkanMenekankanMenyumbang

MenganutMengubahMenataMengklasifikasikanMengombinasikanMempertahankanMembangunMembentuk pendapatMemadukanMengelolaMenegosiasiMerembuk

Mengubah perilakuBerakhlak muliaMempengaruhiMendengarkanMengkualifikasiMelayaniMenunjukkanMembuktikanMemecahkan

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 46

Page 51: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 2: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1Seni Rupa:Mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan, prosedur dan keahlian berkarya seni rupa Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

1.1 Mengklasifikasi karya senirupa di wilayah Nusantara ke dalam penggolongan seni rupa murni dan terapan.

2.2 Membandingkan keragaman karya seni rupa murni dan terapan di wilayah Nusantara.

2 Menunjukkan apresiasi atas keragaman senirupa terapan di wilayah Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

2.1 Menilai keunikan gagasan, teknik dan bahan dalam karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara.

2.2 Menunjukkan sikap empati atas keunikan gagasan, teknik dan bahan karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara.

3 Berkreasi karya seni rupa terapan dengan menggali dan mengembangkan gagasan kreatif dalam keragaman proses, teknik, prosedur, media, dan bahan dari seni rupa di wilayah Nusantara.

3.1 Merancang karya seni rupa terapan Nusantara dua dan tiga dimensi di wilayah Nusantara berdasarkan fungsi.

3.2 Membuat karya seni rupa terapan Nusantara dua dan tiga dimensi di wilayah Nusantara berdasarkan fungsi.

3.3 Memamerkan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi sendiri yang dikembangkan dari seni rupa Nusantara di kelas dan atau di sekolah.

4 Mempresentasikan tentang keragaman gagasan, teknik, bahan, prosedur dan keahlian berkarya seni rupa di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

2.1 Mengklasifikasi karya seni rupa di wilayah Nusantara dan mancanegara ke dalam penggolongan seni rupa murni dan terapan.

2.2 Membandingkan keragaman karya seni rupa murni dan terapan di wilayah Nusantara dan mancanegara.

5 Menunjukkan apresiasi atas keragaman seni rupa terapan di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

5.1 Menilai keunikan gagasan, teknik dan bahan dalam karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara dan mancanegara.

5.2 Menunjukkan sikap empati atas keunikan gagasan, teknik, dan bahan dalam karya seni rupa terapan di wilayah Nusantara dan mancanegara.

6 Berkreasi dan memamerkan karya seni rupa terapan dengan menggali dan mengembangkan gagasan kreatif atas keragaman proses, teknik, prosedur, media, dan bahan dari seni rupa Nusantara dan mancanegara.

VI.1 Merancang karya seni rupa terapan Nusantara dan mancanegara dua dan tiga dimensi di wilayah Nusantara dan mancanegara berdasarkan fungsi dan corak.

VI.2 Membuat karya seni terapan Nusantara dua dan tiga dimensi di wilayah Nusantara dan mancanegara berdasarkan fungsi dan corak.

VI.3 Menerapkan karya seni rupa terapan dua dan tiga dimensi sendiri yang dikembangkan dari seni rupa Nusantara dan mancanegara di kelas dan atau sekolah.

7 Mempresentasikan tentang 7.1 Mengklasifikasi corak dan fungsi seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 47

Page 52: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

keragaman seni rupa murni tradisi, modern, kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

7.2 Membandingkan corak dan fungsi seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara.

8 Mempresentasikan sikap apresiatif atas karya seni rupa modern, kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan kebudayaan.

8.1 Membandingkan antara seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan Mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budaya.

8.2 Mempresentasikan sikap apresiatif atas karya seni rupa modern, kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budaya.

9 Berkreasi karya seni rupa murni dengan mengembangkan gagasan kreatif dari keragaman unsur seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara.

9.1 Membuat karya seni rupa murni dua dimensi yang dikembangkan dari keragaman unsur seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara.

9.2 Membuat karya seni rupa murni tiga dimensi yang dikembangkan dari keragaman unsur seni rupa tradisi, modern dan kontemporer di wilayah Nusantara dan mancanegara.

9.3 Memamerkan karya seni rupa murni dua dan tiga dimensi, yang dikembangkan dari unsur seni rupa tradisi, modern dan kontemporer, di wilayah Nusantara dan mancanegara, karya sendiri dan kelompok di sekolah dan atau luar sekolah.

1

Seni MusikMempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan budaya masyarakatnya.

1.1 Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan budaya dan masyarakatnya.

1.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan musik daerah setempat.

1.3 Mengungkapkan unsur-unsur estetis dari karya musik daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

2 Mengungkapkan sikap empati atas keragaman musik tradisi Nusantara.

2.1 Menunjukkan nilai-nilai yang terkandung pada musik tradisi Nusantara.

2.2 Mengungkapkan unsur-unsur estetis dan etika musik dari hasil pengamatan.

3 Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari musik tradisi Nusantara.

3.1 Mengungkapkan gagasan dalam berkarya musik.3.2 Membuat karya musik berdasarkan gagasan seni tradisi

Nusantara. 3.3 Menyajikan pergelaran musik di kelas.

4 Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni Nusantara dan negara lain

2.1 Mengidentifikasi makna dan peranan musik dalam konteks sosial budaya.

2.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan musik

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 48

Page 53: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

dengan memperhatikan konteks kehidupan budaya masyarakat.

kontemporer dan musik Nusantara.2.3 Mendeskripsikan unsur-unsur estetis dari karya musik

nasional dari hasil pengamatan pertunjukan.5 Menunjukkan empati

keragaman musik Nusantara dan negara lain.

5.1 Menunjukkan nilai-nilai yang terkandung pada musik tradisi, modern.

5.2 Mengungkapkan unsur-unsur estetis dan etika musik dari hasil pengamatan.

6 Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi Nusantara dan negara lain.

6.1 Mendeskripsikan gagasan dalam pembuatan karya.6.2 Membuat karya musik dengan gagasan sendiri.

7 Menampilkan kreasi sendiri dan orang lain secara individu dan kelompok.

7.1 Merencanakan penampilan karya musik.7.2 Menyajikan pergelaran musik di kelas.

8 Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni, tradisi, modern, kontemporer Nusantara dan negara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat.

8.1 Mengidentifikasi makna, peranan musik dalam konteks sosial budaya.

8.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan musik Nusantara dan mancanegara.

8.3 Mengungkapkan unsur-unsur estetis dari karya musik Nusantara dan mancanegara dari hasil pengamatan pertunjukan.

9 Menunjukkan empati keragaman musik tradisi, modern, kontemporer Nusantara dan mancanegara.

9.1 Menunjukkan nilai-nilai yang terkandung pada musik tradisi, modern, kontemporer Nusantara dan mancanegara.

9.2 Mengungkapkan unsur-unsur estetis dan etika musik dari hasil pengamatan.

10 Berkreasi musik dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi Nusantara dan negara lain.

10.1 Mengungkapkan gagasan dalam pembuatan karya.10.2 Membuat karya musik berdasarkan gagasan seni

Nusantara dan mancanegara.

11 Menampilkan kreasi sendiri dan orang lain secara individu dan kelompok.

11.1 Merencanakan penampilan karya musik.11.2 Menyajikan pergelaran musik di kelas.

1Seni TariMempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan memperhatikan konteks masyarakat dan budayanya.

1.1 Mengidentifikasi jenis dan peran tari sesuai konteks masyarakat dan budayanya.

1.2 Mengidentifikasi sejarah dan perkembangan tari daerah setempat.

1.3 Mendeskripsikan unsur estetis tari daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

2 Menunjukkan empati keragaman tari tradisi daerah.

2.1 Mendeskripsikan tari kreasi sesuai keragaman masyarakat dan budayanya.

3 Berkreasi tari dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi tari tradisi daerah setempat dan tari kreasi

3.1 Mengidentifikasi gagasan untuk menyusunnya ke dalam tari kreasi daerah setempat dan tari daerah lain.

3.2 Membuat karya tari tradisi daerah setempat berdasarkan gagasan yang dimiliki.

3.3 Mempergelarkan tari kreasi sendiri dan orang lain secara individual dan kelompok.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 49

Page 54: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

daerah setempat.4 Mempresentasikan tanggapann

tentang keragaman seni tari Nusantara (seluruh wilayah Indonesia) deengan memperhatikan konteks masyarakat dan budayanya.

4.1 Mengidentifikasi jenis dan peran tari Nusantara sesuai konteks masyarakat dan budayanya.

4.2 Mmengidentifikasi sejarah dan perkembangan tari Nusantara sesuai konteks masyarakat dan budayanya

5 Mendeskripsikan empati keragaman tari Nusantara.

5.1 Mendeskripsikan unsur estetis tari Nusantara dari hasil pengamatan pertunjukan.

5.2 Mengidentifikasikan keunikan tari Nusantara sesuai keragaman masyarakat dan budayanya.

6 Berkreasi tari dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi dari seni tari Nusantara.

6.1 Mendeskripsikan gagasan ke dalam kreasi tari Nusantara.6.2 Menampilkan dan mempergelarkan kreasi sendiri dan

orang lain secara individual dan kelompok.

7 Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tari modern Nusantara dan mancanegara dengan memperhatikan konteks masyarakat dan budayanya.

7.1 Mengidentifikasi jenis dan peran tari sesuai konteks masyarakat dan budayanya.

7.2 Mengidentifikasi sejarah dan perkembangan tari modern Nusantara dan negara lain sesuai konteks masyarakat dan budayanya.

8 Menunjukkan empati keragaman tari modern Nusantara dan negara lain.

8.1 Mengungkapkan unsur estetis tari modern Nusantara dan negara lain dari hasil pengamatan petunjukan.

8.2 Menunjukkan keunikan tari modern Nusantara dan negara lain sesuai keragaman masyarakat dan budayanya.

9 Berkreasi tari dengan mengembangkan gagasan kreatif dengan menggali keragaman materi dari seni tari modern Nusantara dengan negara lain.

9.1 Menuliskan gagasan dalam berkreasi tari tradisi Nusantara.

9.2 Menampilkan kreasi sendiri dan orang lain secara individual dan kelompok.

1Seni TeaterMempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi Nusantara dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

1.1 Mengidentifikasikan makna, peranan teater dalam konteks sosial budaya.]

1.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater daerah setempat.

2 Mengidentifikasi empati atas keragaman teater tradisi Nusantara

2.1 Mendeskripsikan unsur-unsur estetis teater dan sastra daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

2.2 Mendeskripsikan pesan moral dari pertunjukan karya teater tradisi Nusantara.

3 Merancang bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, materi dari seni tradisi modern dan mutakhir Nusantara.

3.1 Mengaplikasikan gagasan dalam pembuatan karya.3.2 Merancang karya teater berdasarkan gagasan seni

tradisi Nusantara.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 50

Page 55: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

4 Mementaskan teater tradisi Nusantara.

4.1 Merencanakan pementasan teater tradisi Nusantara.4.2 Mempergelarkan teater tradisi Nusantara.

5 Mempresentasikan tanggapan tentang keragaman seni tradisi, modern, dan Nusantara dan negara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

5.1 Mengidentifikasikan makna dan peranan teater dalam konteks sosial budayanya.

5.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater Nusantara.

6 Mengungkapkan empati atas keragaman teater tradisi, modern, atau teater kontemporer Nusantara dan negara lain.

6.1 Mendeskripsikan unsur-unsur estetis dari teater Nusantara dari hasil pengamatan pertunjukan.

6.2 Mengidentifikasi simbol atau nilai filosofis penyajian teater tradisi, teater modern, dan atau teater kontemporer Nusantara dan negara lain.

7 Menyusun medium dan bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media, dan materi dari seni tradisi modern Nusantara dan negara lain.

7.1 Menuliskan gagasan dalam pembuatan karya teater modern.

7.2 Membuat karya teater modern berdasarkan gagasan seni teater tradisi Nusantara dan mancanegara.

8 Mementaskan teater modern Nusantara dan negara lain.

8.1 Merencanakan penampilan karya teater modern Indonesia.

8.2 Mementaskan teater modern karya sendiri.9 Mempresentasikan tanggapan

tentang keragaman seni tradisi, modern, dan kontemporer Nusantara dan negara lain dengan memperhatikan konteks kehidupan masyarakat dan budayanya.

9.1 Mengidentifikasikan makna dan peranan pertunjukan teater dalam konteks sosial budaya.

9.2 Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan teater Indonesia.

10 Mengungkapkan empati atas keragaman teater tradisi modern, kontemporer Nusantara dan mancanegara.

10.1 Mendeskripsikan unsur-unsur estetis teater dengan sastra teater Indonesia dari hasil pengamatan pertunjukan.

10.2 Mendeskripsikan nilai-nilai moral dan nilai filosofis karya teater dan sastra teater Indonesia dari hasil pengamatan pertunjukan.

11 Membuat bentuk teater melalui pengembangan gagasan kreatif dengan menggali keragaman proses, teknik, prosedur, media dan materi seni tradisi, modern, dan kontemporer Nusantara dan mancanegara.

11.1 Mengaplikasikan gagasan dalam pembuatan karya teater total.

11.2 Membuat karya teater total (tradisional, modern atau kontemporer) berdasarkan gagasan seni Nusantara dan mancanegara.

12 Mementaskan bentuk teater total karya sendiri.

12.1 Membuat perencanaan karya teater total.12.2 Menyajikan pertunjukan teater total.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 51

Page 56: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 3: Contoh Format Analisis Instrumen

I. Analisis Butir Soal Bentuk Uraian.

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6

A. RANAH MATERI1. Butir soal sesuai dengan indikator. v v v2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas. v v3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. v4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis

sekolah, dan tingkat kelas.v

B. RANAH KONSTRUKSI5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.

v v v

6. Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan/ menyelesaikan soal v v7. Ada pedoman penskorannya. v8. Tabel, grafik, diagram, kasus, atau yang sejenisnya bermakna

(jelas keterangannya atau ada hubungannya dengan masalah yang ditanyakan).

v

9. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya. v

C. RANAH BAHASA10. Rumusan kalimat komunikatif. v v v11. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta

sesuai dengan ragam bahasanya.v v

12. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

v v

13. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal) v v14. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik.v v

Keterangan: Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan

jawabannya tidak menunjukkan batas-batas yang jelas, kurang memberikan petunjuk tentang cara mengerjakan, dan dapat menimbulkan penafsiran ganda atau salah makna.

Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan. Soal nomor 3, memerlukan tambahan penjelasan tentang cara mengerjakan.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 52

Page 57: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

2. Analisis Butir Soal Bentuk Melengkapi.

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6

A. RANAH MATERI1. Butir soal sesuai dengan indikator. v v v2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas. v v3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. v v v4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis

sekolah, dan tingkat kelas.v

B. RANAH KONSTRUKSI5. Rumusan kalimat dalam bentuk kalimat terbuka (yang belum

lengkap) yang hanya memerlukan tambahan kata yang merupakan jawaban/kunci.

v v

6. Butir soal tidak bergantung pada butir soal sebelumnya. v v v

C. RANAH BAHASA7. Rumusan kalimat komunikatif. v v v8. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta

sesuai dengan ragam bahasanya.v v

9. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

v v

10. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal) v v11. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik.v v

Keterangan: Soal nomor 1, perlu dirumuskan kembali karena ruang lingkup pertanyaan dan

jawabannya tidak menunjukkan batas-batas yang jelas. Soal nomor 2, sudah baik dan tidak memerlukan perbaikan. Soal nomor 3, memerlukan perbaikan dalam bahasa.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 53

Page 58: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

3. Analisis Butir Soal Bentuk Pilihan Ganda.

JENIS PERSYARATANNOMOR SOAL

1 2 3 4 5 6A. RANAH MATERI1. Butir soal sesuai dengan indikator. v v v v v2. Hanya ada satu kunci atau jawaban yang benar. v v v v v3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran. v v v v v4. Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkatan

kelas.v v v v v

5. Pilihan benar-benar berfungsi, jika pilihan merupakan hasil perhitungan, maka pengecoh berupa pilihan yang salah rumus/salah hitung.

v v v v v

B. RANAH KONSTRUKSI6. Pokok soal (stem) dirumuskan dengan jelas. v v v v v7. Rumusan soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas. v v v8. Pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan

jawaban yang benar.v v v

9. Pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda. v v v v v10. Bila terpaksa menggunakan kata negatif, maka harus

digarisbawahi atau dicetak lain.v v

11. Pilihan jawaban homogen. v v12. Hindari adanya alternatif jawaban : "seluruh jawaban di atas

benar" atau "tak satu jawaban di atas yang benar" dan yang sejenisnya.

v v v v v

13. Panjang alternatif /pilihan jawaban relatif sama, jangan ada yang sangat panjang dan ada yang sangat pendek.

v v v v v

14. Pilihan jawaban dalam bentuk angka/waktu diurutkan. v v v v15. Wacana, gambar, atau grafik benar-benar berfungsi.16. Antar butir tidak bergantung satu sama lain. v v v v v

C. RANAH BAHASA17. Rumusan kalimat komunikatif. v v v v18. Kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, serta

sesuai dengan ragam bahasanya.v v v v

19. Rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.

v v v v

20. Menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal) v v v v21. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat

menyinggung perasaan peserta didik.v v v v v

Keterangan: Soal nomor 1 dan 2 sudah baik dari ke tiga ranah dan tidak memerlukan perbaikan. Soal nomor 3 dan 5 perlu perbaikan pada pilihan jawaban, karena ternyata terdapat

lebih dari satu jawaban benar dan pilihan jawaban tidak homogen. Soal nomor 4 perlu perbaikan dari segi bahasa.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 54

Page 59: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 4: Contoh Format Evaluasi Hasil Penilaian

Evaluasi Hasil Penilaian

Kompetensi DasarJumlah

ButirJumlah Betul

% Pencapai-

an

Pengua-saan Keterangan

Mengidentifikasi fungsi dan peranan musik dalam konteks sosial budaya.

4 3 75 Tuntas Menguasai sebagian besar kompetensi dalam mengidentifikasi makna dan peranan musik dalam konteks sosial budaya.

Mengungkapkan unsur-unsur estetis dari karya musik daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

4 2 50 Belum tuntas

Belum menguasai kompetensi mendeskripsikan unsur-unsur estetis musik daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

Keterangan: Batas nilai ketuntasan adalah 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 55

Page 60: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 5: Contoh Format Profil Hasil Belajar.

LAPORAN PROFIL HASIL BELAJAR SISWA

NAMA SISWA : Yundi Andrianto. MKELAS : XSEMESTER : 1MATA PELAJARAN : Pendidikan Seni Musik.

No. Kompetensi Dasar NILAI KomentarK P A

1.1. Mengidentifikasikan fungsi dan peranan musik dalam kontek sosial budaya.

84 77 B Sudah kompeten, hanya tampilan perlu lebih dilatihkan.

1.2. Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan musik daerah setempat.

82 75 B Sudah kompeten, hanya tampilan perlu lebih dilatihkan.

1.3. Mengungkapkan unsur-unsur estetis dari karya musik daerah setempat dari hasil pengamatan pertunjukan.

72 76 B Aspek kognitif berlum kompeten.

2.1. Menunjukkan nilai-nilai yang terkandung pada musik tradisi Nusantara.

75 70 B Belum kompeten, dan tampilan perlu lebih dilatihkan.

3.2. Membuat karya musik berdasarkan gagasan seni tradisi Nusantara

81 75 C Sudah kompeten, hanya tampilan perlu lebih dilatihkan.

3.3. Menyajikan pergelaran musik di kelas.

Nilai Rata-rata:

..............……..2004Komentar Orangtua/wali siswa:

.......……………………………………………………………………………………………………..

……........………………………………………………………………………………………………..

Orangtua/wali siswa, Guru Mata Pelajaran Pendidikan Seni,

Keterangan:K : KognitifP : PsikomotorA : Afektif

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 56

Page 61: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 6: Contoh Format Penilaian Kecakapan Hidup.

Penilaian Kecakapan Hidup

No.

Kecakapan Hidup

Nama Siswa

Kesadaran

Diri

Kecakapan

Berpikir

Kecakapan

Sosial

Kecakapan

Akademik

Pot

ensi

diri

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Keterangan: Skala penilaian dibuat dengan rentangan dari 1 s.d. 5. Penafsiran angka

angka tersebut adalah sebagai berikut: 1 = sangat kurang, 2 = kurang,

3 = cukup, 4 = baik, dan 5 = amat baik.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 57

Page 62: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 7: Contoh Format Laporan Hasil Belajar. Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Siswa

Nama Siswa : Yundi Andrianto. M

Sekolah : SMA ………………

Kelas : X. A

No. Induk : ..................

Mata Pelajaran Pencapaian Belajar Keterangan

Kognitif Psikomotorik Afektif

Pendidikan Agama

Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia

........

Pend. Seni 76 87 A Hasil belajar sudah kompeten, kecakapan hidup akademik perlu ditingkatkan terutama dalam mengidentifikasi dan menghubungkan variabel.

.......

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 58

Page 63: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Orang Tua

Nama Siswa : Yundi Andrianto. M

Sekolah : SMA ………………

Kelas : X-A

No. Induk : ..................

Mata Pelajaran Pencapaian Belajar Keterangan

Kognitif Psikomotorik Afektif

Pendidikan Agama

Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia

........

Pend. Seni 88 77 A Hasil belajar sudah kompeten, kecakapan hidup sosial perlu dtingkatkan terutama dalam komunikasi dan kerjasama.

.......

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 59

Page 64: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Guru dan Kepala Sekolah

Mata Pelajaran : Pend. Seni

Kelas/Semester : X .A / I

No Nama Siswa Aspek Kompetensi Dasar Rata-rata

Keterangan

1 Ali Imron

1.1 1.2 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2

Kognitif

Psikomotorik

Afektif

2 Chaerudin L Kognitif

Psikomotorik

Afektif

3 Darmawan S Kognitif 63 Aspek kognitif belum kompeten,perlu remedial.

Psikomotorik 75

Afektif B

4 Ernavita Kognitif

Psikomotorik

Afektif

5 Jonathan P Kognitif

Psikomotorik

Afektif

6 Lidya Novita Kognitif

Psikomotorik

Afektif

7 Refi Meidianti.R

Kognitif 85 Sudah kompeten, kecakapan hidup sosial perlu dtingkat -kan.

Psikomotorik 75

Afektif B

8 Yundi Andrianto.M

Kognitif 76 Sudah kompeten, kecakapan hidup akademik perlu dtingkat-kan.

Psikomotorik 87

Afektif A

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 60

Page 65: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Siswa

Nama Siswa : Refi Meidianti. R

Sekolah : SMA ………………

Kelas : X-A

No. Induk : ..................

Mata Pelajaran Pencapaian Belajar Keterangan

Kognitif Psikomotorik Afektif

Pendidikan Agama

Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia

........

Pend. Seni 75 84 B Hasil belajar sudah kompeten, kecakapan hidup akademik perlu dtingkatkan terutama dalam mengidentifikasi dan menghubungkan variabel.

.......

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 61

Page 66: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Laporan Hasil Belajar Siswa untuk Orang Tua

Nama Siswa : Refi meidianti. R

Sekolah : SMA ………………

Kelas : X-A

No. Induk : ..................

Mata Pelajaran Pencapaian Belajar Keterangan

Kognitif Psikomotorik Afektif

Pendidikan Agama

Kewarganegaraan

Bahasa Indonesia

........

Pend. Seni 85 76 B Hasil belajar sudah kompeten, kecakapan hidup sosial perlu dtingkatkan terutama dalam komunikasi dan kerjasama.

.......

Keterangan: Batas lulus skor ranah kognitif dan psikomotor 75.

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 62

Page 67: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

Lampiran 8: Contoh Format Rancangan Pengujian dan Pemberian Tugas

Contoh Format Rancangan Pengujian

No Kompetensi

Dasar

Juli Agustus September Oktober Nopember

Blok1

Blok 2

Blok 3

Contoh Format Rancangan Pemberian Tugas

No Kompetensi

Dasar

Juli Agustus September Oktober Nopember

K 1

PR 1

K2

PR 2

K3

PR 3

Keterangan: K= KuisPR = Pekerjaan Rumah

Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Seni 63

Page 68: PENDAHULUAN - Seni Budaya & Kesenian – …pandoe.rumahseni2.net/.../2013/02/PEDOMAN-KHUSUS-SENI.doc · Web viewSelain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian

PedomanPenyusunan Silabus dan Sistem Penilaian Mata pelajaran Pendidikan Seni SMA/MA

64