Page 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan dari dibangunnya suatu waduk atau bendungan
adalah untuk melestarikan sumber daya air dengan cara menyimpan air disaat
kelebihan yang biasanya terjadi saat musim penghujan. Air yang melimpah
pada musim penghujan tersebut, ditampung dan disimpan serta dipergunakan
secara tepat sepanjang tahun. Diharapkan pula banjir dapat dicegah serta
kekurangan air pada saat musim kemarau tiba dapat diatasi.
Pada paro abad ke-19, pemerintah Belanda mulai membangun jaringan
irigasi besar dan modern. Pembangunan pengairan tersebut dilatar belakangi
oleh perluasan tanaman tebu dalam rangka program culturstelsel atau tanaman
wajib dan usaha penyediaan pangan berupa tanaman pangan seperti padi,
jagung, kedelai, ubi jalar, dan ketela pohon untuk menghilangkan bencana
kelaparan. Pada tahun 1849, secara bertahap pemerintah Belanda membina
pembangunan irigasi di Pulau Jawa, Madura, Bali, Sumatra dan Sulawesi
Selatan.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki lahan yang
luas dan sangat potensial untuk dikembangkan dalam usaha pertanian. Pada
permulaan tahun 1969-an, pemerintah Indonesia meluncurkan suatu program
pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program hijau. Dalam
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 2
2
pelaksanaannya revolusi hijau dilakukan dalam bentuk bermacam-macam cara.
Di Indonesia, misalnya revolusi hijau dilakukan melalui komando dan subsidi.
Bentuk subsidi tersebut adalah 1) bantuan dan subsidi besar-besaran terhadap
harga pupuk kimia, 2) subsidi terhadap kredit pertanian, 3) pembayaran padi
oleh negara melelui operasi pembelian harga dasar dan pembangunan stok
persediaan, 4) meningkatkan kuwantitas irigasi serta pinjaman modal melalui
hutang luar negri.
Sejak tahun 1969 pemerintah aktif melakukan rehabilitasi jaringan-
jaringan irigasi yang keadaannya telah kurang berfungsi, yang disebabkan
kurangnya pemeliharaan. Pengadaan dan rehabilitasi saluran-saluran irigasi saja
dirasa tidak cukup, oleh karena itu dibutuhkan waduk untuk menyimpan
kelebihan air di musih hujan agar bisa digunakan pada musim kemarau. Arti
waduk bagi pembangunan akan lebih penting bila dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan lain atau multi guna. Misalnya, pembangkit tenaga listrik,
perikanan, pariwisata, serta untuk mencegah bahaya banjir dan erosi.
Pembangunan waduk multi guna di Indonesia mulai di bangun dan mengalami
revolusi pada kurun waktu 1969-an.
Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah
yang digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air atau musim
penghujan sehingga air itu dapat di manfaatkan pada musim kemarau. Sumber
air waduk terutama berasal dari aliran permukaan di tambah dengan air hujan
langsung.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 3
3
Berdasarkan fungsinya, waduk diklasifikasikan menjadi dua jenis
yaitu:1) Waduk eka guna (single purpose): Waduk eka guna adalah waduk yang
dioperasikan untuk memenuhi satu kebutuhan saja, misalnya untuk kebutuhan
air irigasi, air baku atau PLTA. Pengoperasian waduk eka guna lebih mudah
dibandingkan dengan waduk multi guna dikarenakan tidak adanya konflik
kepentingan di dalam. Pada waduk eka guna pengoperasian yang dilakukan
hanya mempertimbangkan pemenuhan satu kebutuhan. 2) Waduk multi guna
(multi purpose): Waduk multi guna adalah waduk yang berfungsi untuk
memenuhi berbagai kebutuhan, misalnya waduk untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi, air baku, dan PLTA. Kombinasi dari berbagai kebutuhan ini
dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan fungsi waduk dan meningkatkan
kelayakkan pembangunan suatu waduk.
Waduk Cirata merupakan salah satu waduk dari tiga waduk kaskade
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Waduk Cirata memiliki luas area sebesar
7.111 Ha dengan luas genangan 6.200 Ha dan daya tampung sebesar 2.165 juta
m3 (UP Cirata 2008). Waduk Cirata terletak antara dua waduk lainnya, yaitu
Waduk Saguling di bagian hulu dan Waduk Ir.H. Djuanda di bagian hilir.
Secara geografis, Waduk Cirata terletak pada koordinat 107o14’15” –
107o22’03” LS dan 06o41’30” – 06o48’07” BT. Secara administratif, Waduk
Cirata meliputi tiga kabupaten di wilayah Jawa Barat, yaitu Kabupaten
Bandung Barat, Purwakarta, dan Cianjur. Sumber masukan air berasal dari
Sungai Citarum atau outlet Waduk Saguling dan 14 sungai lainnya seperti
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 4
4
Cisokan, Cibalagung, Cikundul, Gado Bangkong, Cilagkap, Cicendo, Cilandak,
Cibakom, Cinangsi, Cimareuwah, Cimeta, Cihujang, Cihea, dan Cibodas
(BPCW 2011).
Waduk Cirata dibangun pada tahun 1987 yang diawali dengan proses
penggenangan selama satu tahun. Pembangunan Waduk Cirata bertujuan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memenuhi kebutuhan
listrik Jawa-Bali. Namun saat ini pemanfaatan waduk terus berkembang mulai
dari kegiatan perikanan budidaya, perikanan tangkap, restoran apung, dan
pariwisata. Perkembangan perikanan budidaya dengan sistem Keramba Jaring
Apung (KJA) di Waduk Cirata mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya.
Pada sensus tahun 2011 yang dilakukan BPWC, jumlah KJA adalah 53.031
petak, padahal batas maksimal yang diperbolehkan yakni hanya sebanyak
12.000 petak sesuai SK Gub. Jawa Barat No. 41 Tahun 2002 (BPWC 2011).
Waduk merupakan penampungan air yang menerima berbagai masukan
nutrisi, padatan, dan bahan kimia toksik yang akhirnya mengendap di dasar.
Penampungan bahan-bahan tersebut berlangsung bertahun-tahun, sehingga
menyebabkan proses pendangkalan. Waduk yang merupakan bendungan dari
sungai menjadi perangkap sedimen yang besar dari seluruh masukan sungai.
Perairan waduk biasanya memiliki stratifikasi akibat perbedaan intensitas
cahaya dan perbedaan suhu pada kolom air.
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Waduk
adalah salah satu sumber air yang menunjang kehidupan dan kegiatan sosial
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 5
5
ekonomi masyarakat. Air waduk digunakan untuk berbagai keperluan seperti
sumber baku air minum, irigasi, pembangkit listrik, dan perikanan. Perubahan-
perubahan tersebut meliputi perubahan debit air, keanekaragaman ikan, dan
tingkat kesuburan, tingkat kesuburan sangat penting karena merupakan faktor
yang mempengaruhi budidaya perikanan.
Walaupun pada awalnya pembangunan waduk ditujukan bagi
kepentingan manusia, namun dalam perkembangannya, keberadaan waduk
tidak pernah lepas dari masalah, tidak hanya masalah lingkungan namun juga
masalah sosial. Oleh karena itu pembangunan suatu waduk (khususnya
bendungan) dan mekanisme pengelolaannya harus selalu dilakukan dengan
penuh pertimbangan, yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan
kondisi masyarakat setempat.
Tema mengenai waduk dan peranan waduk yang pernah dibuat selalu
berhubungan erat dengan sejarah. Cerita sejarah suatu daerah sangat penting
untuk dipahami oeh masyarakat yang berasal dari daerah tersebut, karena
sejarah suatu daerah atau sejarah lokal dari suatu daerah memiliki sumbangan
bagi sejarah nasional dari bangsa tersebut. Sejarah nasional adalah sejarah yang
membahas atau menceritakan mengenai kejadian-kejadian yang terjadi pada
masa lampau dalam cakupan suatu negara. Tidak mungkin jika suatu negara
tidak memiliki suatu kisah atau cerita perjalanan dari sebelum negara tersebut
berdiri sampai Negara tersebut telah berdiri. Pada prinsipnya, semua peristiwa
pada SNI (Sejarah Nasional Indonesia) adalah peristiwa sejarah lokal (Priyadi,
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 6
6
2011:31). Maksudnya adalah Sejarah Nasional tentu mengungkap tentang
sejarah dari suatu daerah yang dikumpulkan dan dimuat dalam cakupan wilayah
nasional. SNI (Sejarah Nasional Indonesia) sering mengangkat peristiwa-
peristiwa lokal menjadi peristiwa-peristiwa nasional (Priyadi, 2011:31). Hal ini
menunjukan mengenai pentingnya sejarah lokal atau peristiwa penting yang
terjadi pada paerah demi mendukung kelengkapan dari sejarah nasional.
Terletak di Desa Sempor Kecamatan Sempor, tepatnya 7 km sebelah
utara kota Gombong. Waduk Sempor merupakan bendungan aliran air sungai
cincingguling yang mengalir dari kaki pedunungan serayu selatan dan bermuara
di samudra Indonesia. Awal pembentukan bendungan Sempor adalah untuk
menahan air yang datang dari arah timur dan utara yang merupakan daerah
perbukitan agar di daerah barat dan selatan tidak terkena banjir bila musim
hujan karena merupakan daerah rendah.
Waduk Sempor mempunyai multi fungsi selain wisata, manfaat waduk
itu juga merupakan sumber untuk menyediakan air baku PDAM, karamba ikan,
irigasi pesawahan, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), transportasi dan
sumber penghasilan warga sekitar dengan pancing, jala, jarring hingga para
pemilik prahu transportasi. Waduk ini juga menyimpan potensi yang besar
sebagai obyek wisata. Selain daya tarik alamnya yang begitu besar, obyek
wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung, antara lain
wisma-wisma penginapan yang bisa di sewa secara perorangan maupun
rombongan. Selain sebagai obyek wisata, tempat ini juga cocok dijadikan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 7
7
tempat untuk seminar, rapat kerja dan kegiatan lainnya, selain tempatnya
tenang, juga memiliki sarana yang memadai untuk kegiatan tersebut.
Penelitian mengenai Waduk Sempor dan kehidupan pertanian
masyarakat Sempor tahun 1978-2013 menarik untuk diteliti karena selama ini
perubahan-perubahan sosial banyak terjadi di beberapa tempat di Indonesia.
Dari sekian banyak perubahan tersebut kemungkinan ada yang mendapat
tanggapan dari beberapa peneliti di Indonesia dan ada yang tidak. Setiap halnya
dengan maasyarakat sekitar Waduk Sempor selama ini belum mendapatkan
sorotan masalah sejarah waduk serta kehidupan pertanian masyarakat dan
sejauh ini pula belum ada buku-buku yang menyebutkan tentang kehidupan
masyarakat disekitar Waduk Sempor. Pemilihan angka tahun 1978-2013 adalah
dengan pertimbangan kebijakan pemerintah terhadap pembangunan pertanian
serta kondisi pertanian di Desa Sempor pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana kondisi Desa Sempor?
2. Bagaimana perkembangan Waduk Sempor?
3. Bagaimana peranan Waduk Sempor dalam bidang sosial ekonomi terhadap
masyarakat Desa Sempor?
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 8
8
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini berusaha mengungkapkan:
1. Menjelaskan kondisi Desa Sempor.
2. Menjelaskan pekembangan Waduk Sempor.
3. Peranan Waduk Sempor dalam bidang sosial ekonomi terhadap masyarakat
Desa Sempor.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ilmiah merupakan rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakurasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan
dan meramalkan fenomena-fenomena. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan
dengan metode ilmiah sebagai tatacara sistematis yang digunakan untuk
melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk
menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu
berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah
sering kali mengalami retroduksi. Dalam penelitian ini memiliki beberapa
manfaat yang antaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ilmiah ini maka akan diharapkan dapat
menemukan masalah-masalah baru serta cara pemecahan yang dapat berguna
bagi ilmu pengetahuan yaitu:
a) Sebagai wahana untuk memaparkan gagasan secara ilmiah.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 9
9
b) Sebagai bahan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah diberikan
dibangku perkuliahan.
c) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang sejarah desa pada
umumnya dan ilmu pengetahuan sosial ekonomi pada khususnya di
masyarakat Desa Sempor.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis berguna untuk memecahkan permasalahan, semua
lembaga yang bisa dijumpai di masyarakat, seperi lembaga pemerintahan
ataupun lembaga swasta, sadar akan manfaat tersebut dengen menempatkan
suatu penelitian dan juga pengembangan sebagai bagian dari integral
organisasi.
a) Bagi masyarakat Desa Sempor
1) Memberikan masukan bagi masyarakat Sempor untuk bekal
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi.
2) Memberikan masukan bagi masyarakat Sempor agar menjaga
kelestarian kondisi Waduk Sempor dari bahaya pendangkalan debit
air.
b) Bagi Pemerintah
1) Memberi masukan pada pemerintah Kabupaten Kebumen agar dapat
lebih memperhatikan masyarakat sekitar obyek wisata Waduk
Sempor.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 10
10
2) Memberi masukan pada pemerintah Kabupaten Kebumen untuk
melakukan pengerukan terhadap Waduk Sempor kalau terjadi
pendangkalan debit air.
E. Tinjauan Pustaka
1. Waduk
Selama perubahan-perubahan sosial banyak terjadi dibeberapa
tempat di Indonesia,untuk itulah penelitian ini mencoba untuk mengungkap
masalah tentang waduk Sempor dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Sempor Kabupaten Kebumen. Sebagai acuhan untuk menganalisa
permasalahan dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa buku dan
penelitian sejenis.
Andri Suprianto (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Dampak
Obyek Wisata Waduk Mrica terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi
Masyarakat Desa Bawang Kabupaten Banjarnegara tahun 1990-2007,
menyatakan bahwa kehadiran obyek wisata di tengah-tengah masyarakat
akan membawa dampak yang bisa dirasakan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dampak langsung adanya obyek wisata Waduk Mrica pada
masyarakat adalah pemanfaatan lahan-lahan kosong disekitar waduk guna
ditanami tanaman komersial. Selain itu, masyarakat juga dapat
memanfaatkan peranan yang ada sebagai sarana budidaya ikan. Dampak
positif dari obyek wisata Waduk Mrica antara lain perluasan lapangan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 11
11
pekerjaan dan menambah penghasilan masyarakat sekitar. Dengan adanya
oyek Wisata Waduk Mrica masyarakat desa Bawang mulai terjdi pembaikan
dalam bidang ekonomi dan sosial. Dalam bidang ekonomi masyarakat dapat
meningkatkan taraf hidup dengan mendapatkan penghasilan tambahan yang
dapat memenuhi kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder. Dalam bidang
social masyarakat mulai sadar akan pentingnya sekolah untuk anak-anak.
Hal itu dapat dibuktikan dengan di sekolahkannya anak mereka hingga
jenjang yang lebih tinggi.
Royadi (2011), dalam penelitiannya yang berjudul “Perubahan
Sosial Ekonomi di Sekitar Waduk Darma Kecamatan Darma Kabupaten
Kuningan Tahun 1945-2010”, menyatakan bahwa pembangunan waduk
Darma yang berada di desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabgupaten
Kuningan, membawa dampak sosial Ekonomi kepada masyarakat sekitar
disekitar waduk Darma yang ditandai oleh beberapa perubahan yang salah
satunya adalah terjadinya perubahan mata pencaharian masyarakat di sekitar
Waduk Darma. Sebelum dibangunnya Waduk Darma mata pencaharian
Waduk Darma bermata pencaharian sebagai petani (bersawah).setelah
dibangunnya Waduk Darma, maka mata pencaharian masyarakat mengalami
perubahan. Adapun jenis mata pencaharian baru masyarakat yaitu nelayan,
pedagang, buruh tani, pegawai pariwisata dan lain-lain. Dengan melihat
adanya perubahan mata pencaharian masyarakat di sekitar Waduk Darma,
dapat disimpulkan bahwa perubahan Sosial-Ekonomi masyarakat yang
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 12
12
terjadi pada tahun 1945-1980 mengalami kemunduran dan perubahan sosial-
ekonomi 1981-2010 mengalami kemajuan.
Sinta Dewi, (2009) dalam penelitiannya tentang Pembangunan
Waduk Kedung Ombo dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Padi serta
Aspek Sosial-Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Grobogan Tahun 1981-
2003, menyatakan bahwa sistem pengairan merupakan salah satu kegiatan
penting dalam rangka pembangunan di Indonesia. Peningkatan produksi
pertanian menghendaki terjaminnya pengairan yang cukup sepanjang tahun.
Pengadaan saluran-saluran irigasi saja dirasa tidak cukup, oleh karena itu
dibutuhkan waduk untuk menyimpan kelebihan air di musim hujan agar bisa
digunakan pada musim kemarau. Arti waduk bagi pembangunan akan lebih
penting bila dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain dan multiguna,
misalnya pembangkit tenaga listrik, perikanan, pariwisata, dan untuk
mencegah bahaya banjir dan erosi pembangunan Waduk Kedung Ombo
dilatarbelakangi karena tidak berfungsi pintu air Wilalung yang di bangun
oleh Belanda pata tahun 1918 sebagai penangkal bahaya banjir di Sungai
Serang. Pembangunannya mulai dilaksanakan dengan adanya survai,
investasi, study kelayakan oleh Proyek Perancangan Pengembangan
Sumber-Sumber Air (P3SA) bersama dengan Nedoca kemudian dari
Belanda pada tahun 1960-1976. Pembangunan Waduk Kedung Ombo mulai
dilakukan pada tahun 1985-1989. Dengan kemampuan mengairi sawah
seluas 59.400 ha yang disalurkan oleh jaringan irigasi Waduk Kedung Ombo
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 13
13
juga dibangun untuk tujuan pengendalian irigasi sawah, pengendalian banjir,
sarana pembangkit tenaga listrik, sarana penyediaan air minum, sarana
pariwisata, dan perikanan. Adanya pengairan yang cukup menyebabkan
terjadinya perubahan pola tanam padi, yaitu 2-3 kali tanam. Hal ini
berpengaruh pada peningkatan produksi padi dan tingkat pendapatan petani
di Kabupaten Grobogan.
2. Sosial-Ekonomi
Sudjadno (2004: ii) dalam penelitiannya yang berjudul Kehidupan
Sosial Ekonomi Pengrajin Gedeg di desa Selakambang Kecamatan
Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003. Penelitian tersebut
menyatakan bahwa kerajinan gedeg di desa Selakambang sudah ada sejak
sebelum kemerdekaan dan senantiasa mengalami perkembangan dari tahun
ke tahun, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dengan berbekal
memiliki kemampuan untuk membuat kerajinan gedeg, maka masyarakat
desa Selakambang kehidupannya menjadi lebih maju dalam hal
perekonomian dan juga meningkatkan setatus sosial. Di mana
masyarakatnya selain bertani juga mempunyai kesibukan lain
mengembangkan industry kerajinan.
Liswiyanti (2000: vi) yang berjudul Pola Kehidupan Sosial Ekonomi
Pengrajin Kasur di Desa Banjarkerta Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Purbalingga menyatakan bahwa usaha industri berupa pembuatan kasur itu
dipandang dapat memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan sosial
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 14
14
ekonomi yang ada di dalam masyarakat. Pembuatan kasur ini sangat berarti
bagi perekrutan tenaga kerja dan peningkatan taraf hidup desa Banjarkerta.
Keadaan sosial ekonomi masyarakatnya mengalami perubahan yang cukup
besar dari masyarakat yang biasa-biasa saja berubah menjadi bercukupan.
Hal tersebut dapat dilihat kehidupannya seperti rumah, barang-barang yang
dimiliki dan sebagainya.
Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu yang berjudul
Peranan Waduk Sempor dalam bidang Sosial Ekonomi bagi Masyarakat
Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen (1978-2013) merupakan
penelitian sejarah yang tidak sepantas menggali nilai-nilai kesejarahan dari
Waduk Sempor, namun menyentuh aspek kehidupan Sosial-Ekonomi
masyarakat di Kecamatan Sempor yang merupakan ranah sosiologi, dan
pertanian di Kecamatan Sempor.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Teori Sosiologi
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Menurut Soekanto (1987), perbedaan antara masyarakat pedesaan dan
perkotaan sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian
masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, beberapapun
kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 15
15
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat
gradual. Kita dapat membedakan antara masyrakat desa dan masyarakat kota
yang masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi
sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan
kadang-kadang dikatakan berlawanan pula. Faktor yang menjadi dasar dalam
menentukan karakteristik desa kota, yaitu:
a. Mata pencaharian
b. Ukuran komunitas
c. Tingkat kepadatan penduduk
d. Lingkungan
e. Differensiasi sosial
f. Stratifikasi sosial
g. Interaksi sosial
h. Solidaritas sosial
Secara umum, dalam kehidupan masyarakat dipedesaan dapat dilihat
dari beberapa karakteristik yang mereka miliki.
Roucek dan Warren (1963) masyarakat desa memiliki karakter sebagai
berikut:
a. Mereka memiliki sifat yang homogeny dalam hal mata pencaharian,
nilai-nilai dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku.
b. Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit
ekonomi. Artinya semua anggota keluarga turut bersama-sama
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 16
16
terlibat dalam kegiatan pertanian ataupun mencari nafkah guna
memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.
c. Faktor geografis sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada,
misalnya keterikatan antara masyarakat dengan tanah atau desa
kelahirannya.
d. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet dari
pada di kota, serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih
besar.
Menurut Paul H. landis ciri-ciri masyarakat desa adalah sebagai
berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara
ribuan jiwa.
b. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap
kebiasaan.
c. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang
sangat dipengaruhi alam seperti: iklim, keadaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Rogers (1969) mengemukakan cirri-ciri masyarakat pedesaan yang
hampir serupa dengan beberapa pandangan sebelumnya:
a. Mutual distrust interpersonal relations, yaitu adanya rasa tidak
percaya secara timbale balik antara petani satu dengan yang lain.
Hal ini biasanya terjadi karena anggota komunitas memperebutkan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 17
17
sumber-sumber ekonomi yang sangat terbatas untuk memenuhi
kebutuhannya yang relatif tidak terbatas.
b. Perceived limited good, yaitu pandangan yang sempit di kalangan
petani, sehingga hal-hal yang baik dan kesempatan untuk maju
selalu terbatas.
c. Dependence on hostility towards government authority, adanya
ketergantungan dan sekaligus curiga terhadap pemerintah atau pada
unsure-unsur pemerintah.
d. Familism,yaitu adanya rasa kehidupan kekeluargaan, keakraban
diantara orang-orang yang memiliki pertalian kekerabatan.
e. Lack of innovations, yaitu adanya rasa enggan untuk menerima atau
menciptakan ide-ide baru. Untuk merubah keadaan ini perlu adanya
orang luar (out sider) baik dari pihak pemerintah maupun swasta
yang menggerakan mereka.
f. Fatalism, yaitu gambaran tentang rendahnya wawasan masyarakat
desa untuk menanggapi atau merencanakan masa depan mereka.
Mereka cenderung memandang bahwa keberhasilan bukan
ditentukan oleh kerja kerasnya, melainkan berada pada kekuatan
supranatural.
g. Limited aspiration, yaitu adanya aspirasi atau keinginan yang
sangat rendah atau terbatas untuk mencapai masa depan. Aspirasi
sosial sesungguhnya berupa gagasan, keinginan, ataupun cita-cita
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 18
18
yang dimiliki oleh seseorang mengenai masa yang akan dating di
dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya.
h. Lack of deferred grafitication, yaitu kekurangan atau ketiadaan sifat
untuk mengekang diri, misalnya kemauan mengorbankan
kenikmatan sekarang demi pencapaian keuntungan yang lebih besar
di masa depan.
i. Limited view this world, yaitu keterbatasan cara pandang
masyarakat terhadap dunia luar. Hal ini terjadi karena terbatasnya
jangkauan masyarakat dalam mengakses informasi yang dating dari
luar, seperti yang bersumber dari surat kabar.
j. Low emphaty, yaitu rendahnya keterampilan menangkap peranan
orang lain. Rendahnya empati masyarakat disebabkan oleh adanya
jarak sosiopsikologis maupun karena terbatasnya pengetahuan,
masyarakat di luar mereka yang lebih maju.
Berdasarkan dari beberapa pandangan diatas, menunjukan bahwa ada
pendapat yang selalu menekankan bahwa desa dianggap sebagai desa
pertanian, padahal pada kenyataan ada juga desa yang non pertanian.
Sebagian lagi definisi yang masih menggambarkan desa dengan ideal yang
artinya desa secara eksplisit berbeda dengan kota. Dengan banyaknya faktor-
faktor eksternal yang masuk dan memengaruhi kehidupan desa maka dapat
dikatakan bahwa komunitas desa mulai berkembang ke arah komunitas kota,
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 19
19
dimana adat istiadat, tradisi atau pola kebudayaan tradisional desa
mengalami proses perubahan.
Berbagai pengertian itu tidak dapat diterapkan secara universal untuk
desa-desa di Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara yang satu
dengan yang lainnya. Bagi daerah yang lebih maju khususnya di Pulau Jawa
dan Pulau Bali, antara desa dan kota tidak lagi terdapat perbedaan yang jelas
sehingga pengertian dan karakteristik tersebut menjadi tidak berlaku.
Namun, bagi daerah yang belum berkembang khususnya desa-desa di luar
Pulau Jawa dan Pulau Bali, pengertian tersebut masih cukup relevan.
Karena itu, Howard Newby mengatakan bahwa dalam mempelajari
sosiologi pedesaan hendaknya diarahkan pada studi tentang adaptasi
masyarakat desa terhadap pengaruh-pengaruh kapitalisme modern yang
masuk ke desa. Kendati demikian, setidaknya perbedaan karakteristik
tersebut dapat dijadikan acuhan sederhana dalam melihat perbedaan
masyarakat desa dan perkotaan.
2. Pendekatan
a. Sosial
Pendekatan dalam suatu penelitian akan memberikan karakteristik
yang ilmiah kepada sejarah yang digunakan sebagai konsep ilmu yang
memungkinkan dapat dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman
tentang suatu masalah baik keluasan maupun kedalamannya akan semakin
jelas. Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan ilmu sosial ekonomi.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 20
20
Perubahan sosial sebagai suatu proses perubahan bentuk yang
menyangkut keseluruhan aspek kehidupan masyarakat, terjadi baik secara
alami maupun rekayasa sosial. Proses tersebut berlangsung sepanjang
sejarah hidup manusia, pada tingkat komunitas lokal, regional, dan global.
Konsep perubahan sosial meliputi atom terkecil dinamika sosial, perubahan
keadaan sistem sosial, atau perubahan setiap aspek. Perubahan-perubahan
dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola-pola prikelakuan, organisasi, susunan lembaga-lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, interaksi sosial dan sebagainya.
Perubahan sosial sendiri merupakan bagian dari perubahan ekonomi.
Hubungan antara keduanya tidak dapat dipisahkan karena diantara keduanya
terdapat saling keterpengaruhan. Keduanya memiliki tujuan yang sama,
yaitu berkenan dengan peningkatan taraf hidup suatu kelompok masyarakat.
Perubahan sosial adalah suatu proses yang luas, lengkap yang
menyangkup suatu tatanan kehidupan manusia. Perubahan sosial tidak dapat
dilihat sebagai serpihan keeping dari pariwisata sekelompok manusia, tetapi
fenomena itu terjadi saksi adanya suatu proses perubahan empiris dari
kehidupan umat manusia (Salim, 2002:5).
Menurut Macionis (dalam Sztompka, 2007:5) mendenifisikan
perubahan sosial adalah transformasi dalam organisasi masyarakat, pola
piker dan dalam prilaku pada waktu tertentu.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 21
21
Roy Bhaskar (dalam Salim, 2002:20) menjelaskan perubahan sosial
biasanya terjadi secara wajar (natural), gradual, bertahap serta tidak pernah
terjadi secara radikal atau revolusioner.
Dari urai di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan pada organisasi masyarakat, yang tidak dapat hanya dilihat
sebagai serpihan atau keeping dari pariwisata sekelompok manusia dan
terjadi secara wajar (natural), gradual, bertahap, serta tidak pernah terjadi
secara radikal atau revolusioner.
Dalam dunia sosial, perubahan ada di mana-mana (tindakan sosial,
kelompok, komunikasi, instruksi, masyarakat) tak ada dua belahan waktu
yang disampaikan. Kenyataannya perubahan dan waktu selalu bergandeng
dan konsep stabilitas adalah satu-satunya konvensi yang berguna, bahkan
ketika menggunakan konvensi ini tidak dapat melepaskan waktu barena itu
berbicara dengan stabilitas, berpikir tentang kurangnya perbedaan tradisi
yang bertahan dalam jangka waktu yang relative panjang.
Masyarakat desa sekarang ini juga memperlihatkan loyalitas tinggi
sebagi warga masyarakat dan tebal nasionalismenya. Dulu dalam kehidupan
ekonomi terlihat sekali kecenderungan mereka untuk menerima apa adanya
dan tidak ambisius. Namun, sekarang sudah mulai mengubah sikap yang
tercermin pada mata pencaharian mereka cenderung kurang dinamika
(pegawai negeri atau petani) sekarang disektor pekerjaan yang mereka pilih
antara lain adalah sebagi perdagangan atau peternakan (wiraswasta atau
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 22
22
menjadi wirausawan). Dalam hal ini masyarakat memilih menjadi pedagang-
pedagang di daerah wisata.
b. Ekonomi
Sistem sosial ekonomi berkait langsung dengan mata pencaharian
hidup yang memiliki oleh seseorang atau kelompok orang yang berbeda-
beda pada suatu tempat. Aspek sosial ekonomi tersebut akan diwujudkan
dalam pola kehidupan mereka sehari-hari, sesuai dengan status sosial mereka
dalam ,masyarakat. Adanya sisitem pelapisan sosial dalam masyarakat ini
dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat,
namun ada juga terjadi secara disengaja atau mengejar suatu tujuan. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa di mana-mana ada sistem pelapisan sosial,
ukuran yang digunakan bermacam-macam. Pelapisan masyarakat dapat
diadakan atas dasar stabilitas ekonomi, kemampuannya berolah raga,
pengetahuan mereka tentang kebudayaan dan lainnya. Ukuran yang biasanya
dipakai dalam penggolongan masyarakat kedalam lapisan-lapisan tersebut
adalah:
a) Ukuran kekayaan dalam hal ini biasanya dilihat dari kebendaan yang
seseorang miliki, siapa yang memeiliki kekayaan yang paling banyak, ia
termasuk dalam lapisan atas.
b) Ukuran kekuasaan siapa yang memeiliki kekuasaan mempunyai lapisan
tertinggi.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 23
23
c) Ukuran kehormatan orang yang paling disegani dan dihormati mendapat
tempat teratas. Ukuran semacam ini biasanya terdapat dalam masyarakat
tradisional.
d) Ukuran ilmu kengetahuan ukuran ini dipakai oleh masyarakat yang
menghargai pengetahuan. Namun, ukuran ini terkadang menyebabkan
hal yang negative karena seseorang dapat menghalalkan secara cara
untuk memperoleh suatu gelar (Soekanto, 1982: 232).
Ukuran ukuran tersebut tidak bersifat limitatif karena masih ada
ukuran-ukuran lainnya yang dapat digunakan, tetapi unsure-unsur tersebut
yang lebih menonjol sebagai dasar timbulnya sistem pelapisan dalam
masyarakat tertentu. Unsure-unsur yang mewujudkan dalam teori sosiologi
tentang sistem pelapisan sosial dalam masyarakat adalah kedudukan atau
status dan peranan dalam suatu masyarakat.
Menurut Kuntowijoyo (2003 :99) sejarah ekonomi menunjuk
masalah perkembangan pelalu menjadi perhatian yang utama. Tidak haya
dalam skala makro tentang sistem ekonomi atau cara produksi, akan tetapi
dalam lingkup ekonomi mikro yaitu perekonomian petani dan lembaganya.
Menurut Kuntowijoyo (2004 :99) sangat penting dalam sejarah ialah
satuan waktu. Dalam sejarah ekonomi, masalah tahapan perekonomian
selalu menjadi perhatian yang utama. Tidak saja dalam skala makro tetapi
berbicara tentang sistem ekonomi atau cara produksi, tetapi juga dalam
lingkup mikro.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 24
24
Menurut Sumaatmadja (1986 :78) bahwa kebutuhan pokok manusia
yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonomi, cara manusia
memenuhi kebutuhan ekonomi dari waktu ke waktu telah mengalami
perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya alam atau
lingkungan manusia telah melakukan perubahan cara dari meramu (Simple
Adricalture) sampai pada pertanian dan peternalkan (advance agriculture
and pastoralisme) dan sampai pada tingkat industry modern.
Menurut Mardikanto (2009) pertanian sejak dulu merupakan sektor
ekonomi yang utama di negara-negara berkembang. Peranan atau konstribusi
sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara sangat
menduduki posisinya. Waduk merupakan tempat penampungan air untuk
pengairan pertanian di sekitar waduk tersebut, jadi para petani di sekitar
waduk tidak mengandalkan air hujan lagi untuk pertanian. Adanya waduk
para petani sekarang lebih meningkat pada sosial-ekonomi dibandingkan
sebelumnya.
Revolusi hijau merupakan salah satu bentuk program industrialisasi
pertanian yang sepenuhnya menganut logika pertumbuhan. Dalam
pelaksanaannya revolusi hijau dilakukan dari bentuk bermacam cara. Di
Indonesia misalnya revolusi hijau dilakukan melalui komando dan subsidi.
Bagi usaha di bidang pertanian, terutama usaha-usaha pertanam tanaman
yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, tersedianya tanah-tanah yang
subur dengan pengairannya yang mencukupi kebutuhan tanaman merupakan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 25
25
syarat pokok pertanian. Air pengairan dan tanah pertanian kedua-duanya
merupakan faktor dasar bagi tanah yang tidak dapat digunakan untuk usaha
pertanian dikarenakan tidak tersedianya air pengairan. Karena itu didalam
usaha pembukaan hutan bagi reklamasi tanah pertanian, perencanaan atau
perancangannya selalu dititik beratkan pada tersedianya tanah yang dapat
ditanami dan tersedianya air pengairan bagi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang dapat dibudidayakan.
Untuk memahami bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Desa Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen, dalam penelitian ini
penulis menggunakan pendekatan sosial dan pendekatan ekonomi.
Pendekatan sosial ini digunakan untuk mengungkap perubahan sosial yang
terjadi pada masyarakat desa Sempor dalam upaya memperbaiki kehidupan
sosial masyarskat dengan cara mengubah mata pencahariannya menjadi
perikanan, pedagang, dan karyaman di Waduk Sempor. Pendekatan ekonomi
digunakan untuk mengkaji kesejahteraan masyarakat Desa Sempor dari masa
ke masa.
G. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian sejarah karena didalamnya
terdapat unsur manusia, ruang, dan waktu, sehingga penelitian ini menggunakan
metode penelitian sejarah atau historis. Adapun langkah-langkah metode historis
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 26
26
dibagi menjadi empat kelompok yang dilakukan yaitu heuristik, kritik atau
analisis, interpretasi dan historiografi (A. Daliman, 2012: 28-29).
1. Heuristik
Yaitu kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan cara
mengumpulkan bahan atau sumber sejarah yang dibutuhkan. Jejak masa
lampau itu bias berupa kegiatan, bahan tulisan atau benda-benda
peninggalan. Pada tahapan yang pertama ini dapat dilakukan melalui
wawancara (lisan), tulisan (dokumen-dokumen), maupun benda-benda yang
bias dijadikan bukti. Selanjutnya tahapan heuristic dirinci sebagai berikut:
a) Observasi
Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan sumber sejarah
yang dilakukan dengan cara terjun langsung pada obyek penelitian atau
tempat-tempat yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti. Tehnik
pengumpulan sumber sejarah melalui tehnik observasi dilakukan dengan
mengunjungi secara langsung ke masyarakat yang tinggal di sekitar
waduk sempor. Dengan demikian dapat dilakukan pengecekan secara
langsung serta dapat memperbanyak sumber dan informasi.
b) Wawancara
Tehnik wawancara ini dipergunakan oleh peneliti sebagai alat
pengumpul sumber langsung tentang beberapa jenis sumber sosial,
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 27
27
misalnya tentang sejarah waduk sempor, serta kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang tinggal di sekitar Waduk Sempor.dalam tehnik
wawancara ini peneliti melakukan wawancara terbuka dan mendalam
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan agar dapat memperoleh
jawaban dari informasi. Kemudian informasi menjawab pertanyaan
tersebut dengan memberikan penjelasan sesuai permintaan peneliti.
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan perangkat
desa, tokoh masyarakat setempat, penjaga dan pegawai Waduk Sempor,
serta masyarakat lainnya yang tinggal di sekitar waduk sempor tersebut
untuk mengorek keterangan secara jelas dan mendalam, hingga
terpenuhinya sumber yang dibutuhkan secara akurat.
2. Kritik Sumber
Tahapan ini merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan sumber
yang valid dimana tingkat kebenaran dan kredibilitasnya paling tinggi,
setelah sumber dari responden atau informan dikumpulkan, dinilai, diseleksi,
dan diuji. Kritik sumber ditempuh dengan dua cara, yaitu melalui kritik
ekstern dan kritik intern (Priyadi, 2004 : 16).
a) Kritik Ekstern
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 28
28
Yaitu kritik yang bertujuan untuk meneliti keotentikan bahan
sumber yang digunakan, apakah sumber tersebut asli atau palsu melalui
analisis sumber.
b) Kritik intern
Kritik intern bertujuan untuk mengungkapkan kredibilitas
sumber yang digunakan, yaitu apakah sumber yang digunakan itu dapat
dipercaya atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan
sumber lain. Kritik intern dilakukan terhadap informasi atau sumber
dengan menganalisa kebenarannya untuk memperoleh jawaban apakah
relevan dengan penelitian yang dimaksud. Cara melakukan kritik intern
adalah dengan membandingkan isi atau informasi sumber satu dengan
sumber lain dan dengan data yang diperoleh di lapangan serta dengan
sumber tertulis atau sumber sekunder lainnya.
3. Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran dari fakta-fakta yang diperoleh dengan
menghimpun fakta yang lain (masa lampau dengan sekarang). Dalam
melakukan interpretasi digunakan cara dengan menghubungkan fakta yang
satu dengan fakta yang lain menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk
akal, sehingga dapat ditetapkan makna atau arti dari kejadian-kejadian
sejarah. Dalam proses ini tidak semua fakta dapat dimasukan, tetapi harus
dipilih mana yang relevan dengan gambaran cerita yang akan disusun. Pada
penelitian mengenai pola kehidupan social ekonomi masyarakat sekitar
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 29
29
Waduk Sempor ini, peneliti dapat menafsirkan apakah benar-benar dengan
fakta-fakta yang diperoleh dan telah melaui tahap kritik, dapat mendukung
serta relevan dengan penelitian yang akan dilakukan di daerah Waduk
Sempor ini.
4. Historiografi
Historiografi yaitu suatu tahapan dimana peneliti mempublikasikan
hasil interpretasi dari fakta-fakta sejarah lisan itu dalam bentuk tulisan atau
kisah. Historiografi ini merupakan tahapan yang paling akhir dari metode
penelitian sejarah. Apabila sejarawan sudah membangun ide-ide tentang
hubungan satu fakta yang lain melalui kegiatan interpretasi, maka langkah
akhir dari penelitian adalah penulisan atau penyusunan cerita sejarah yang
memerlukan kemampuan tertentu untuk menjaga standar mutu serita sejarah
yaitu dengan prinsip serealisasi (cara membuat urutan peristiwa), prinsip
kronologi (urutan-urutan waktu), prinsip kausasi (hubungan sebab akibat),
dan kemampuan imajinasi (kemampuan menghubung-hubungkan peristiwa
yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian yang masuk akal dengan bantuan
pengalaman).
H. Sistematika Penulisan
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015
Page 30
30
Sistematika penulisan ini disusun dalam lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori dan Pendekatan,
Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II tentang deskripsi wilayah penelitian, yang berisi tentang sejarah Desa
Sempor, kondisi geografis, demografis serta keadaan sosial-ekonomi masyarakat
Desa Sempor Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen.
BAB III berisi tentang sejarah Waduk Sempor dan perkembangan Waduk
Sempor bagi masyarakat Desa Sempor.
BAB IV berisi tentang peranan Waduk Sempor sebagai sumber air dan peranan
Waduk Sempor dalam bidang sosial ekonomi bagi kehidupan masyarakat Desa
Sempor.
BAB V berisi simpulan dan saran.
Peranan Waduk Sempor..., Mukti Amin, FKIP UMP, 2015