Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang memiliki dominasi tunggal pada sistem internasional saat ini serta menjadi Negara super power, dikatakan super power karena tidak bisa ditampikkan bahwa Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar terhadap keamanan dunia saat ini. Hal itu dapat dilihat dari berbagai konflik antar Negara yang terjadi khususnya di Timur Tengah dan belahan dunia lainnya banyak melibatkan Amerika Serikat di dalamnya baik dalam usaha untuk menghentikan konflik yang terjadi atau bahkan menciptakan konflik. Amerika Serikat juga memiliki andil besar dalam menciptakan keseimbangan kekuatan kawasan dalam hal kekuatan militer dimana hal itu di wujudkan dengan tingginya persenjatan yang berasal dari Amerika Serikat yang menjadi andalan Negara Negara di dunia saat ini. Sebuah Negara dapat di katakan sebagai Negara super power apabila memiliki kapasitas untuk menciptakan dominasi kekuatan dan mempengaruhi daerah manapun di dunia, dan terkadang, lebih dari satu area di bumi ini dalam satu waktu, dan sangat berpeluang untuk meraih status hegemoni global. 1 Melihat fakta yang terjadi setelah Perang Dingin yang di tandai dengan runtuhnya Uni Soviet yang menjadi tandingan Amerika Serikat dalam perlombaan senjata sudah tidak ada lagi, hal itu mengukuhkan dominasi Amerika Serikat dalam politik 1 Standford Journal of International Relations: China an Emerging Superpower? By Lyman Miller http://www.stanford.edu/group/sjir/6.1.03_miller.html Diakses tanggal 11 Desember 2012
27

PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

Mar 06, 2019

Download

Documents

lamngoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara

yang memiliki dominasi tunggal pada sistem internasional saat ini serta menjadi

Negara super power, dikatakan super power karena tidak bisa ditampikkan bahwa

Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar terhadap keamanan dunia saat ini.

Hal itu dapat dilihat dari berbagai konflik antar Negara yang terjadi

khususnya di Timur Tengah dan belahan dunia lainnya banyak melibatkan

Amerika Serikat di dalamnya baik dalam usaha untuk menghentikan konflik yang

terjadi atau bahkan menciptakan konflik. Amerika Serikat juga memiliki andil

besar dalam menciptakan keseimbangan kekuatan kawasan dalam hal kekuatan

militer dimana hal itu di wujudkan dengan tingginya persenjatan yang berasal dari

Amerika Serikat yang menjadi andalan Negara Negara di dunia saat ini.

Sebuah Negara dapat di katakan sebagai Negara super power apabila

memiliki kapasitas untuk menciptakan dominasi kekuatan dan mempengaruhi

daerah manapun di dunia, dan terkadang, lebih dari satu area di bumi ini dalam

satu waktu, dan sangat berpeluang untuk meraih status hegemoni global.1 Melihat

fakta yang terjadi setelah Perang Dingin yang di tandai dengan runtuhnya Uni

Soviet yang menjadi tandingan Amerika Serikat dalam perlombaan senjata sudah

tidak ada lagi, hal itu mengukuhkan dominasi Amerika Serikat dalam politik

1 Standford Journal of International Relations: China an Emerging Superpower? By Lyman Miller http://www.stanford.edu/group/sjir/6.1.03_miller.html Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 2: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

2

Internasional saat ini. Super Poweritas sebuah Negara dapat di ukur dari 4 aspek

yaitu kapabilitas militer, ekonomi, politik dan budaya.2

Melihat kapabilitas militer Amerika Serikat sebagai Negara pemenang

Perang Dunia maupun Perang Dingin tidak dapat di ragukan, dengan kapabilitas

militer yang didukung dengan persenjataan yang canggih serta teruji di berbagai

peperangan membuat persenjataan asal Amerika Serikat banyak dilirik oleh

Negara Negara di dunia sebagai persenjataan utama untuk mendukung kekuatan

militer mereka. Selama 10 tahun terakhir Amerika Serikat mendominasi

pendapatan Negara enjata di dunia, dimana nilai ekspor

dan kontrak pengadaan senjata oleh Amerika menjadi yang terbesar di antara

Negara Negara produsen senjata lain seperti Rusia, Inggris, China dan lainnya.

Data dari tahun 1994 sampai 2010 memperlihatkan dominasi Amerika

Serikat dalam penjualan senjata dengan nilai terendah pada tahun 1995 yaitu

$5.600.000.000 dan tertinggi pada tahun 2008 dengan nilai kontrak

$36.717.000.000 serta pada tahun 2010 sebesar $ 21.255.000.000 3 jauh

melampaui Negara Negara lain seperti Rusia yang hanya mendapat

$15.000.000.0004 pada tahun 2009 sebagai nilai kontrak tertingginya dan Inggris

hanya mendapat kontrak senilai $9.651.000.0005 pada tahun 2007 sebagai nilai

kontrak tertingginya.

2 Ibid., 3 Grimmett, R. F., CRS Report for Congress, Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2003-2010, 22 Sep. 2011 URL http://www.fas.org/asmp/resources/govtdocs.htm#crs dapat dilihat di http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 4 Nikolskii, A., Rosoboronexport, 'Vietnam helps to record', Vedomosti, 29 Jan dapat dilihat di http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 5 UK Ministry of Defence, Defence Analytical Services Agency, 'UK Defence Statistics 2011' http://www.dasa.mod.uk dapat dilihat di

Page 3: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

3

Kemudaian Amerika Serikat kembali mendominasi penjualan persenjataan

pada tahun 2011 sebagai tahun dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah kontrak

penualan persenjataan Amerika Serikat yakni menembus angka 66,3 miliar dolar

atau 77% dari nilai penjualan seluruh dunia. Sedangkan Rusia hanya 4,8 miliar

dolar atau 5,6% dari nilai penjualan global.6

Dalam aspek ekonomi Amerika Serikat adalah Negara yang memiliki

sistem ekonomi yang kuat dan menjadi rujukan bagi model ekonomi di dunia saat

ini, Amerika Serikat juga di katakan sebagai Negara dengan perekonomian

terbesar di seluruh dunia juga di tandai dengan mata uang mereka di jadikan acuan

nilai tukar uang lainnya di dunia, nilai tukar mata uang dolar AS yang tinggi

terhadap mata uang lain di seluruh dunia juga menguatkan perekonomian

Amerika Serikat.7

Selain itu kebudayaan Amerika yang menjadi trend globalisasi saat ini

tidak dapat di pandang sebelah mata dan turut menjadi salah satu penyumbang

pendapatan AS baik secara finansial maupun citra yang tidak kalah penting dalam

politik internasional.

Dengan menggabungkan semua aspek itu serta di dukung dengan

kemajuan teknologi yang dimiliki Amerika serikat mampu untuk memenuhi

kebutuhannya akan pertahanan Negara yang kuat dengan menciptakan

http://www.sipri.org/research/armaments/transfers/measuring/financial_values/gov_exp.xls Diakses tanggal 11 Desember 2012 6 Congressional Research Service, Conventional Arms Transfers to Developing Nations, 2004-2011 http://www.fas.org/sgp/crs/weapons/R42678.pdf Diunduh 15 Maret 2013 7 Perekonomian Amerika Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia http://financeroll.co.id/uncategorized/52599/perekonomian-amerika Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 4: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

4

persenjataan yang canggih, dimana senjata itu menjadi pemasukan bagi

perekonomian Amerika Serikat ketika di jual kepada Negara lainnya.

Sebagai Negara major power dalam politik internasional saat ini tentu saja

amerika serikat memiliki kriteria Negara yang dapat mereka sokong baik secara

militer maupun menjual senjata kepada Negara tersebut. Amerika Serikat

merupakan Negara yang konsern dalam penegakkan HAM dan demokrasi.

melakukan intervensi maupun peperangan untuk Negara yang mereka anggap

bersalah telah melanggar HAM. Serta memberikan berbagai macam sanksi seperti

embargo militer penuh mulai dari komponen persenjataan utama, suku cadang,

hingga menghentikan pelatihan militer.

Kerjasama Amerika Serikat dan Indonesia telah terjadi sejak lama, sejak

paska kemerdekaan Indonesia kerjasama kedua Negara melewati dinamika pasang

surut. Berbgai macam bentuk kerjasama telah dilakukan meliputi bantuan

ekonomi, pendidikan, hingga kerjasama militer. Pada masa tersebut situasi politik

internasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terfokus pada Perang

Dingin, dimana tema masa itu ialah kerjasama militer untuk tetap

mempertahankan pengaruh agar tidak tersaingi Soviet.

Hubungan kedua Negara terjalin erat dalam berbagai bidang khususnya

dalam hal bantuan militer pada masa pemerintahan presiden Carter, meski di liputi

isu tentang pelanggaran HAM yang menjadi tema utama politik luar negeri

Amerika Serikat pada waktu itu namun hubungan kedua Negara tetap berjalan

baik.

Page 5: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

5

Paska Perang Dingin Kebijakan Amerika Serikat terhadap Indonesia

secara drastis berubah, dibawah kepemimpinan Presiden Clinton Amerika banyak

melakukan tekanan terhadap Indonesia. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari

tuduhan pelanggaran HAM yang banyak dilakukan oleh Tentara Indonesia pada

waktu itu.

Puncaknya ialah tahun 1999 ketika Amerika Serikat dibawah

kepemimpinan Clinton memberikan sanksi embargo militer kepada Indonesia.

Sanksi embargo mengakibatkan Amerika Serikat menghentikan segala bentuk

kerja sama militer dengan Indonesia termasuk menghentkan program kerja sama

pembinaan perwira militer Indonesia, tidak sampai disitu penjualan suku cadang

alutsista pun di hentikan.

Dalam masa embargo militer penuh oleh Amerika Serikat, pemenuhan

kebutuhan alutsista TNI mengalami kendala seperti peremajaan alustsista yang

bersifat strategis seperti pesawat pesawat temput dan angkut TNI menjadi tidak

maksimal. Hal itu membuat Indonesia harus membeli sparepart dari Negara lain.

Sebagai salah satu solusi Indonesia mengandalkan Rusia sebagai produsen

alternatif dalam melakukan pengadaan persenjataan yang bersifat penting seperti

pesawat tempur dan kendaraan lapis baja. Serta mulai melakukan kerjasama

pertahanan dengan China yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian

Alutsista dalam negeri melalui alih teknologi.

Masa embargo tersebut adalah masa yang cukup menyulitkan bagi militer

Indonesia khususnya TNI AU, dimana Alutsista yang ada banyak berasal dari

Amerika Serikat seperti pesawat angkut Hercules yang menjadi alutsista penting

Page 6: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

6

di milter Indonesia menjadi tidak layak terbang karena tidak mendapat pasokan

suku cadang dari Lockheed Martin yang berbasis di Amerika Serikat.

Selain itu banyak Alutsista lain yang juga terkena dampak seperti F-16

A/B yang menjadi tulang punggung fighter TNI AU juga tidak maksimal

penggunaannya dikarenakan kesulitan dalam peremajaan, karena suku cadang F16

Fighting Falcon juga tertahan di AS dan Korea Selatan.8

Selain tidak mendapat pasokan suku cadang, alutsista yang sudah

mengalami proses peremajaan juga tertahan di beberapa Negara seperti satu

pesawat F-5 Tiger di Amerika Serikat dan suku cadangnya ada yang tertinggal di

Malaysia, Singapura, Belgia. 9 Walaupun pesaawat Hawk 109 dan Hawk 209

buatan Inggris namun tetap saja pesawat ini terkena imbas embargo Amerika

Serikat karena ada komponen yang digunakan buatan AS.

Selain itu suku cadang Hawk 109/209 juga sempat tertahan di Inggris dan

mesin serta suku cadang A4 Sky Hawk pernah tertahan di Selandia Baru. Tak

pelak Akibat embargo AS saat itu, tingkat kesiapan pesawat-pesawat tempur TNI

AU hanya mencapai 35 persen dari seluruh kekuatan yang ada.10

Kebijakan embargo penuh Amerika Serikat terhadap Indonesia secara

perlahan dan sedikit demi sediki dihapuskan pada pemerintahan Bush. Kemudaian

puncaknya ialah pada pemerintahan Obama. Pada pemerintahan Obama kebijakan

pemerintah AS berubah drastis dengan memberikan berbagai macam tawaran

Alustsista bagi Tentara Nasional Indonesia baik melalui skema hibah maupun

penjualan komersial. 8 AS Diminta Percepat Pengiriman Suku Cadang Pesawat Tempur TNI AU http://www.antaranews.com/berita/1136466590/as-diminta-percepat-pengiriman-suku-cadang- pesawat-tempur-tni-au diakses 22 April 2013 9 Ibid 10Ibid

Page 7: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

7

Pada akhir tahun 2011 Amerika menawarkan 24 unit pesawat tempur F-16

melalui skema hibah yang di tawarkan Amerika dimana skema hibah ini disertai

dengan upgrade atau peningkatan kemampuan pesawat melalui skema FMS

(Foreign Military Sales)11 dengan mengganti berbagai komponen dalam pesawat

dan akan tiba di Indonesia pada tahun 2014.12 Tidak sampai disitu pemerintah

Amerika kembali menawarkan tambahan 10 unit pesawat serupa.13

General Dynamic F-16 Fighting Falcon menjadi pilihan pemerintah

Amerika Serikat karena pada tahun 2008 Indonesia pernah berminat untuk

membeli pesawat jenis ini. Sampai saat ini F-16 masih menjadi senjata andalan

berbagai Negara sebagai kekuatan pemukul dalam pertahanan udaranya tak

terkecuali Indonesia. Pesawat ini banyak diminati karena telah terbukti dalam

berbagai pertempuran sehingga mendapat predikat battle proven yang menjadi

acuan Negara Negara dalam memilih persenjataan untuk angkatan bersenjatanya.

Melihat dinamika yang terjadi dalam hubungan kerjasama militer

Indonesia dengan Amerika Serikat terjadi perubahan kebijakan yang signifikan

yang di berlakukan Amerika Serikat terhadap Indonesia, dimana kebijakan

embargo yang di tetapkan secara drastis berubah. Kemitraan komprehensif yang

diterapkan presiden Obama terhadap Indonesia memberi andil dalam membaiknya

hubungan bilateral kedua negara. Ketika pada November 2010 kedua Negara

11 DPR Setujui Indonesia Terima Hibah 24 Pesawat F-16 dari AS http://news.detik.com/read/2011/10/25/190933/1752481/10/dpr-setujui-indonesia-terima-hibah-24-pesawat-f-16-dari-as Diakses tanggal 11 Desember 2012 12 Indonesia Regeneration and Upgrade of F-16C/D Block 25 Aircraft http://www.dsca.mil/PressReleases/36-b/2011/Indonesia_11-48.pdf Diunduh tanggal 11 Desember 2012 13 AS Kembali Tawarkan Hibah 10 Pesawat Tempur F16 kepada Indonesia http://news.detik.com/read/2012/08/23/111039/1996836/10/as-kembali-tawarkan-hibah-10-pesawat-tempur-f16-kepada-indonesia Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 8: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

8

menyepakati kemitraan komperhensif yang merupakan kesepakatan kerja sama

jangka panjang secara menyeluruh antara Amerika Serikat dan Indonesia.14

Kebijakan Pemerintah AS dalam pemberian hibah pesawat tempur F-16

yang diumumkan di Bali pada bulan November tahun 2011 tersebut tidak terlepas

dari makin baiknya hubungan bilateral kedua negera melalui kemitraan

komperhensif tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka, dapat

dirumuskan sebuah permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi

ini, yaitu: Mengapa Amerika Serikat memberikan hibah alutsista berupa pesawat

tempur F-16 kepada Indonesia pada tahun 2011?

C. Kerangka Teori

Kerangka Teori bertujuan untuk membantu penulis untuk menentukan

tujuan dan arah penulisan serta memilih teori dan konsep untuk menyusun

hipotesa. Untuk dapat menjawab permasalahan yang ada akan digunakan Teori

Pengambilan Kebijakan Politik Luar Negeri William D. Coplin dan konsep

Kepentingan nasional yang akan berfungsi untuk membantu menjabarkan

penjelasan tentang konsepsi kepentingan nasional .

1. Politik Luar Negeri

Untuk mencapai kepentingan nasional sebuah negara harus melakukan

interaksi dengan Negara lain melalui berbagai kebijakan yang di tuangkan dalam

14 United States-Indonesia Comprehensive Partnership http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2011/07/169001.htm Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 9: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

9

politik luar negerinya, menurut Jack C. Plano dan Roy Olton Politik luar negeri

merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat

keputusan Negara dalam menghadapi Negara lain atau unit politik internasional

lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang spesifik yang

dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.15

Konsep mengenai Politik Luar Negeri yang di berikan pakar lainnya antara

lain, Miriam Budiarjo yang mendefinisikan Politik Luar Negeri sebagai

u

kelompok dalam usaha memiliki tujuan, kebijaksanaan itu mempunyai kekuasaan

16

Sedangkan Mappa Nasrun memberikan konsep Politik Luar negeri sebagai

berikut:

hakekatnya merupakan refleksi dari keadaan dan

perkembangan dalam negerinya, juga keadaan dan

perkembangan sistem politik internasional dapat

menjadi faktor yang turut menentukan perilaku

kebijaksanaan luar negeri. Jadi, kebijaksanaan luar

negeri pada pokoknya dipengaruhi oleh faktor-faktor 17

Melihat pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa politik luar

negeri merupakan kebijakan yang dilakukan suatu negera terhadap Negara lain,

15 Jack C. Plano dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin. 16 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, 1995, hal 12. 17 Mappa Nasrun, Indonesian Relations With The South Pacific Countries: Problem and Prospect, Desertasi, Unhas: 1990, hal. 98. Dalam Soft Power dalam Politik luar Negeri Indonesia, F.X. Wawolangi, FISIP UI,2010 http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/132946-T%2027791-Politik%20luar-Tinjauan%20literatur.pdf Diunduh tanggal 21 November 2012

Page 10: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

10

dimana kebijakan tersebut memiliki tujuan yaitu kepentingan dari Negara tersebut

dengan melihat situasi internal (dalam negeri) dan atau eksterrnal (luar negeri).

Konsep diatas diperkuat oleh Willian D. Coplin, dimana menurut Willian

D. Coplin dalam membuat kebijakan politik luar negeri para pengambil keputusan

tidak bertindak tanpa pertimbangan. Tetapi sebaliknya, kebijakan politik luar

negeri tersebut dipandang sebagai akibat dari tiga hal yang mempengaruhi para

pengambil kebijakan dalam mengambil kebijakan politik dalam negeri, yaitu

kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi dan militer dan yang terakhir

adalah konteks internasional.18 Jika digambarkan maka hasilnya adalah sebagai

berikut :

Gambar 1.1

Proses Pengambilan Kebijakan Politik Luar Negeri

Sumber : William D. Coplin dan Marsedes Mar Pengantar Bandung, 2003, hal. 30

18 Willian D Coplin dan Marsedes Marbun.2003.Pengantar Politik Internasional. Bandung: Sinar Baru.

Page 11: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

11

Coplin menekankan bahwa yang menjadi pusat perhatian adalah orang-

orang yang memegang peran dalam pengambilan kebijakan politik luar negeri,

yaitu orang-orang yang memiliki tanggungjawab resmi dan pengaruh dalam

mengambil kebijakan-kebijakan yang menyangkut keterlibatan negaranya dalam

hubungan dengan aktor lain. Pengambil kebijakan luar negeri sebenarnya lebih

merupakan sebuah proses yang melibatkan banyak pertimbangan dan sangat

kompleks. Selain itu politik luar negeri kebanyakan hanya menyangkut

pernyataan pernyataan umum serta rencana rencana yang bersifat contingency

(menjaga kemungkinan).19

Setelah menjabarkan tentang politik luar negeri, penting untuk dijabarkan

pula mengenai Security Cooperation yang menjadi payung kerja sama pertahanan

Amerika Serikat dengan Negara lain dan merupakan produk kebijakan luar negeri

pemerintah Amerika Serikat.

Kebijakan pemberian hibah peralatan militer melalui skema Excess

Defense Article (EDA) atau penjualan persenjataan lain melalui skema Foreign

Military Sales (FMS) kepada Negara lain merupakan kebijakan luar negeri

Amerika Serikat. Karena EDA dan FMS pada prinsipnya termasuk dalam Security

Assistance Programs yang berada dalam payung besar Security Cooperation (SC)

yang merupakan bagian dari portofolio kerjasama global yang dijalin oleh

Amerka Serikat dengan berbagai negara di dunia, khususnya pasca era Perang

Dingin dan berada dalam kendali sekaligus pengawasan Departemen Luar Negeri

Amerika Serkat (US Department of State/DOS) sebagai bagian dari hubungan

19William D. Coplin, Op. Cit. hal. 33

Page 12: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

12

internasional Amerika Serikat. 20 Selanjutnya EDA dan FMS diberikan kepada

Negara lain melalui Departemen Pertahanan Amerika Serika atau US

Departement of Defense (DoD) sebagai Security Cooperation Programs yang

merupakan bagian dari Security Cooperation (SC). Security Cooperation (SC)

dalam DOD Policy and Responsibilities Relating to Security

Cooperation memiliki definisi sebagai berikut:

Activities undertaken by Department of Defense to encourage and enable international partners to work with the United States to achieve strategic objectives. It includes all DOD interactions with foreign defense and security establishments, including all DOD-administered security assistance programs, that: build defense and security relationships that promote specific US security interests, including all international armaments cooperation activities and security cooperation activities; develop allied and friendly military capabilities for self-defense and multinational operations; and provide US forces with peacetime and contingency access to a host nation 21

Deifinisi diatas menjelaskan bahwa EDA dan FMS juga merupakan salah

satu bentuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat karena diadakan untuk

menjalin kerjasama dengan Negara lain yang bertujuan untuk mendukung

tercapainya kepentingan Amerika Serikat.

Apabila berkaca pada teori dan konsep di atas dalam menganalisa kasus

pemberian hibah F-16 kepada Indonesia ini, dapat disimpulkan kebijakan hibah

tersebut diberikan karena adanya pengaruh faktor berikut ini:

20 Mayor Tek Jon Keneddy Ginting, MMgtStud, qtc. Lebih jauh tentang Foreign Military Sales (FMS): Cukup baikkah untuk Indonesia? (Bagian 1) http://lembagakeris.net/2012/08/lebih-jauh-tentang-foreign-military-sales-fms-cukup-baikkah-untuk-indonesia-bagian-1-2/ Diakses 19 Maret 2013 21 Defense Security Cooperation Agency, Security Cooperation Overview and Relationships http://www.dsca.osd.mil/samm/ESAMM/C01/1.htm Diakses 24 April 2013

Page 13: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

13

a. Kondisi Politik Dalam Negeri

Menurut Coplin, kondisi politik dalam negeri suatu negara merupakan

salah satu variabel penentu dalam pembuatan kebijakan politik luar negeri, karena

terdapat aktor-aktor politik dalam negeri yang mempengaruhi pengambil

keputusan dalam merumuskan kebijakan politik luar negeri. Menurut Coplin

salah satu aktor tersebut adalah birokrasi atau yang di sebut sebagai bureaucratic

influencers. Kelompok birokrasi sangat berpengaruh dalam pembuatan kebijakan

politik karena mereka mempunyai akses langsung kepada pengambil keputusan.

Para pengambil keputusan sangat bergantung kepada birokrasi dalam hal

informasi-informasi yang penting bagi pembuatan kebijakan serta dalam hal

bantuan untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Dengan kata lain kelompok

birokrasi sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan politik luar negeri

karena kelompok ini menyalurkan informasi kepada pengambil keputusan dan

kemudian melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan

itu.

Coplin menerangkan bahwa kelompok berpengaruh seperti birokrasi pada

sebuah sistem pemerintahan di pengaruhi oleh konteks internasional yang ada,

dimana isu yang terjadi pada konteks internasional memperngaruhi usulan yang

akan di berikan kepada pembuat kebijakan luar negeri dalam hal ini pemerintah.

Beberapa isu dalam konteks internasional yang dimaksud seperti keamanan

nasional, kepentingan ekonomi, bidang isu khusus yang berkaitan dengan

kepentingan ideologis dan historis, dan masalah masalah prosedural

bagaimana mengupayakan tujuan politik luar negeri. 22 Selain birokrasi seperti

22 Ibid, hal. 95

Page 14: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

14

departemen pertahanan dan luar negeri, Coplin juga menyebut unsur lain sebagai

aktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negaara yakni partisan

influence atau partisan yang mempengaruhi.

Dalam kaitannya dengan hibah yang diberikan Amerika Serikat oleh

Indonesia ialah Departemen Pertahanan AS yang merupakan sebuah unsur yang

penting dalam pembuatan kebijakan dalam sistem politik Amerika Serikat sudah

mewanti wanti melalui menteri pertahanan Leon Panetta bahwa AS menghadapi

ancaman dari meningkatnya pengaruh China, seperti yang dikutip oleh Daily

News & Analysis sebagai berikut:

"AS menghadapi ancaman dari meningkatnya pengaruh China dan India. AS menyadari hal ini dan mencoba untuk memastikan bahwa AS memiliki perlindungan yang cukup kuat untuk menanggapi ancaman ini,"23

Kategori ancaman yang dimaksud dapat disimpulkan sebagai ancaman

perebutan pengaruh, ekonomi dan keaman wilayah. Sehingga Amerika Serikat

memfokuskan kerja sama kemitraan komperhensif dan memusatkan perhatiannya

pada Negara Negara di Asia seperti Australia dan Indonesia.24

b. Kondisi Ekonomi dan Militer

Tidak hanya pada berdampaknya beralihnya penggunaan tenaga manusia

ke mesin revolusi industri juga membuat perubahan pada kemampuan Negara

untuk menciptakan peralatan militer yang kuat untuk mendukung angaktan

bersenjatanya melalui alat alat industri yang canggih. Negara yang secara militer

23 AS Waspadai Meningkatnya Pengaruh China & India http://international.okezone.com/read/2012/01/06/414/552940/as-waspadai-meningkatnya-pengaruh-china-india diakses tanggal 11 Desember 2012 24 China & India Dianggap sebagai Ancaman Utama AS http://international.okezone.com/read/2011/11/18/413/531082/china-india-dianggap-sebagai-ancaman-utama-as Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 15: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

15

mapan adalah Negara yang indusrtinya maju dan apabila kita berbicara tentang

militer tentu saja kita harus berbicara tentang perekonomian Negara karena ada

kaitannya dengan anggaran pertahanan.

Kondisi ekonomi dan militer merupakan hal yang mempengaruhi

pembuatan kebijakan luar negeri. Kondisi ekonomi dan kemampuan militer

adalah hal yang tidak dapat di pisahkan berdasarkan yang di jelaskan Coplin

bahwasanya pada umumnya, makin tinggi GNP-nya (pendaptan nasional suatu

Negara) makin tinggi pula kemampuannya untuk menciptakan kekuatan militer,

terutama untuk jangka panjang.25

Kemampuan ekonomi yang besar yang diwujudkan dengan besarnya

anggaran militer suatu negara sangat berpengaruh terhadap kekuatannya. Dan

apabila hal sebaliknya terjadi dimana sebuah Negara pemasok utama persenjataan

mengalami kesulitan ekonomi tentu akan berdampak pada melemahnya daya beli

Negara kepada industri pertahanan oleh karena itu harus ada kebijakan

memaksimalkan penjualan ke luar Negara yang perekonomiannya stabil.

Amerika Serikat merupakan salah satu negara pemasok perlengkapan

militer. negara pemasok persenjataan biasanya menjual bahkan kadang kadang

memberikan perlengkapan militer dan senjata kepada negara negara yang tidak

memiliki fondasi industri untuk memproduksi sendiri. Pemasok itu memperoleh

kontrol tertentu atas Negara pembeli.26

Kondisi ekonomi Amerika Serikat pada pemerintahan Presiden Obama

tidak dapat dilepaskan dari pemerintahan sebelumnya dan krisis global yang

terjadi, sebelum menjabat sebagai presiden Amerika Serikat Obama telah di warisi

25 Willian D. Coplin, Op. Cit. hal. 126 26 Ibid, hal. 127

Page 16: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

16

kondisi perekonomian yang tidak baik dari masa kepemimpinan presiden Bush

yang pada tahun 2008 sempat mengatakan bahwa perekonomian Amerika Serkat

dalam bahaya apabila kongres tidak menyetujui kebijkan bailout kepada

perusahaan perusahaan besar Amerika yang mempengaruhi perekonomian di

Amerika Serikat.

Kebijakan Amerika Serikat yang sangat militeristis pada pemerintahan

presiden Bush juga menambah kesulitan dimana pembiayaan yang dikeluarakan

oleh Amerika Serikat untuk membiayai tentaranya berperang di Afghanistan dan

Irak. Peperangan yang melibatkan pasukan Amerika Serikat teresbut turut menjadi

penyebab anjloknya perekonomian Amerika Serikat dimana pembiayaan perang

tersebut dibiayai dari hutang.27

Ditengah perampingan angkatan bersenjata dengan memotong anggaran

pertahanan yang dilakukan oleh presiden Obama memberi dampak yang negatif

pada perusahaan kontraktor persenjataan seperti Lockheed martin yang berencana

melakukan PHK besar besaran.28 Hal itu menuntut pemerintah Amerika Serikat

harus mampu menjalin kerjasama yang baik Negara lain untuk memaksimalkan

pasar industri pertahanannya.

27Riset ini juga mengungkapkan bahwa hampir seluruh biaya perang yang dikeluarkan Amerika berasal dari utang. Hingga kini, Amerika telah membayar bunga hutang sebesar 185 miliar Dolar untuk biaya perang, dan 1 triliun Dolar lainnya harus dibayar hingga tahun 2020. Penelitian dan riset ini dilakukan oleh Catherine Lutz yang merupakan profesor antropologi dari Brown University bersama bersama Timnya. http://www.seputarforex.com/analisa/fundamental/forex.php?id=102131&title=menimbang_dolar_pasca_stimulus_moneter_the_fed Diakses tanggal 11 Desember 2012 28 At White House Request, Lockheed Martin Drops Plan to Issue Layoff Notices http://abcnews.go.com/blogs/politics/2012/10/at-white-house-request-lockheed-martin-drops-plan-to-issue-layoff-notices/ Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 17: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

17

Walaupun dalam keadaan gangguan ekonomi, kapabilitas militer Amerika

Serikat masih menjadi kekuatan yang dominan didunia,29 perampingan angkatan

bersenjata yang di berlakukan presiden Obama tidak memperngaruhi kapabilitas

kekuatan Amerika secara signifikan.

c. Konteks Internasional

Konteks internasional yang dimaksud Coplin disini ialah produk tindakan

politik luar negeri seluruh Negara pada masa lampau, sekarang, dan masa

mendatang yang mungkin atau yang akan di antisipasi. 30 Karena politik luar

negeri kebanyakan hanya menyangkut pernyataan pernyataan umum serta

rencana rencana yang bersifat contingency (menjaga kemungkinan). 31

Pengkajian tentang perilaku suatu negara juga difokuskan pada konteks

internasional yang mempengaruhinya.

Sifat sistem internasional dalam hubungan antar negara dan kondisi-

kondisi dalam sistem itu menentukan bagaimana suatu negara akan membuat

sebuah kebijakan. Kaitannya dengan kebijakan hibah yang diberikan Amerika

Serikat terhadap Indonesia pada bagian ini ialah Amerika menghawatirkan

tumbuhnya pengaruh China di Asia melalui kerjasama pertahanan.

Amerika yang telah lama menancapkan pengaruhnya di Indonesia merasa

tumbuhnya pengaruh China di Asia dan Indonesia merupakan hal yang perlu

diantisipasi. Hal itu merupakan salah satu cara untuk mempertegas kehadiran

Amerika Serikat di Asia pasifik khususnya Asia Tenggara. Hal tersebut dilakukan

melalui strategi pivot to Asia dengan menyeimbangkan kembali perhatian

29 The Ten Largest Military Powers In The World http://247wallst.com/2011/04/14/the-ten-largest-military-powers-in-the-world/3/ Diakses tanggal 11 Desember 2012 30 Willian D Coplin, Op, Cit. hal. 30 31 Ibid. hal. 33

Page 18: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

18

Amerika ke Asia pasifik yang di terapkan pemerintahan Obama. Mengingat

Amerika Serikat telah lama menaruh fokus mereka di Timur Tengah. Selain itu

Indonesia merupakan wilayah yang bertahan dari krisis global yang terjadi dan

posisi Indonesia yang sangat strategis secara geostrategis, geoekonomi, dan

geopolitik di Asia Pasifik menjadikan Indonesia Negara yang penting bagi

Amerika Serikat untuk mewujudkan berbagai kepentingannya di kawasan ini.

Kebangkitan China di kawasan Asia Pasifik dalam hal Industri dan

kapabilitas militer membuat pihak Amerika Serikat menilainya sebagai sebuah

ancaman yang harus diantisipasi pemerintah Amerika Serikat. Kekhawatiran

terhadap tumbuhnya pengaruh China melalui industri dan militer juga di

sampaikan oleh pejabat militer senior Amerika Serikat seperti Wakil Laksamana

Jack Dorset yang mengatakan bahwa

Chinese] to be as far along as they are today in

Dan dia mengatakan bahwa Pentagon harus memperbaiki intelijennya

tentang militer China. 32 Selain Wakil Laksamana Jack Dorset, Komandan

Komando Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Robert F. Willard

mengatakan

most of our intelligence estimates of their military

grown at an unprecedented rate in those

asymmetric capabilities that are concerning to the region, some anti- 33

32 Thomas G. Mahnken, With Dan Blumenthal, Thomas Donnelly, Michael Mazza, Gary J. Schmitt, And Andrew Shearer, Asia In The Balance Transforming Us Military Strategy In Asia, American Enterprise Institute 2012 http://www.aei.org/files/2012/05/31/-asia-in-the-balance-transforming-us-military-strategy-in-asia_134736206767.pdf Diunduh 1 Januari 2013 33 Ibid

Page 19: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

19

Kerjasama China dengan Indonesia sebenarnya sudah terbangun dan

sekaligus menjadi puncaknya pada tahun 2005 dimana kedua Negara menyepakati

kemitraan strategis yang salah satu poitnya adalah adaya kerjasama pertahanan

antar kedua negara. Pada waktu yang sama Amerika Serikat dibawah presiden

Bush melakukan normalisasi hubungan kerjasama militer dengan Indonesia yang

telah di embargo oleh pemerintahan sebelumnya.34

Hal itu tentunya dapat mengganggu dominasi Alutsista buatan Amerika

Serikat yang masih menjadi kekuatan penting bagi Tentara Nasional Indonesia.

Kerja sama China dan Indonesia diwujudkan dalam pengembangan Rudal C-

705.35 Wujud kerja sama dibidang rudal tersebut ialah adanya produksi bersama

dan alih teknologi rudal C-705 setelah Indonesia membeli rudal tersebut agar

Indonesia dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan alutsistanya tanpa

tergantung dengan Negara lain.36

Tidak sampai disitu, pesawat tempur buatan China pernah ditawarkan

kepada Indonesia sehingga hal ini dinilai dapat mengganggu pasar alutsista

Amerika Serikat yang sudah terbagi dengan Rusia. Indonesia sebagai Negara

bebas aktif yang pasar Alutsistanya terbuka untuk Negara mana saja beberapa kali

membeli persenjataan yang bersifat lethal weapons dari China dan Rusia, serta

mendapat tawaran dari Negara lain di luar Amerika Serikat dalam pengadaan

pesawat tempur, seperti Inggris yang dikabarkan menawarkan pesawat 34U.S., China Court Indonesia with Arms and Military Ties http://www.worldpoliticsreview.com/articles/6282/u-s-china-court-indonesia-with-arms-and-military-ties Diakses 6 Januari 2013 35 ToT Missile C-705 vs Konflik Laut Cina Selatan : Indonesian Perfective http://analisismiliter.com/artikel/part/37/ToT_Missile_C-705_vs_Konflik_Laut_Cina_Selatan_Indonesian_Perfective Diakses tanggal 11 Desember 2012 36 RI-China mantapkan mekanisme alih teknologi rudal http://www.antaranews.com/berita/305465/ri-china-mantapkan-mekanisme-alih-teknologi-rudal Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 20: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

20

EurofighterThypoon melalui departemen pertahanannya ke Indonesia pada tahun

2011.37

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tujuan dari politik luar negeri

adalah untuk mencapai tujuan nasional yang dituangkan dala terminologi

kepentingan nasional. Konsep ini dipergunakan untuk membantu penulis dalam

menjelaskan kepentingan yang ingin di gapai oleh Amerika Serikat melalui

kebijakan luar negerinya dalam kasus hibah alutsista berupa pesawat tempur F-16

ini.

Lebih jelasnya merupakan apa yang ingin dituju suatu Negara dalam

hubungan internasional, Menurut Morgenthau tujuan negara dalam politik

yang berbeda dengan

- - 38

Morgenthau beranggapan bahwa negarawan negarawan yang paling

nggunaan kekuasaan secara bijaksana

untuk menjaga berbagai kepentingan yang dianggap paling vital bagi kelestarian

negara- 39

Lebih jauh menurut Morgenthau kepentingan nasional dari setiap negara

adalah mengejar kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksud adalah apa saja yang

dapat membentuk dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara

37 Inggris Tawarkan Typhoon ke Indonesia http://nasional.kompas.com/read/2011/08/18/2316054/Inggris.Tawarkan.Typhoon.ke.Indonesia Diakses tanggal 11 Desember 2012 38 Hans J. Morgenthau, Politic Among Nations, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990, hal. 18 39 Ibid.

Page 21: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

21

lain. Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini dapat diciptakan melalui teknik-

teknik paksaan ataupun kerjasama.40

Kepentingan nasional suatu negara adalah merupakan dasar untuk

mengukur keberhasilan politik luar negerinya dan tujuan politik luar negeri untuk

mewujudkan cita cita nasional serta memenuhi kebutuhan utama suatu negara.

Mengacu pada roy olton dan jack plano menjelaskan bahwa tujuan politik luar

negeri setiap negara pasti berbeda satu sama lain, tetapi pada umumnya berkisar

pada beberapa hal, seperti ;41

1. Pertahanan diri (self-preservation), adalah kepentingan nasional yang

tujuannya untuk mempertahankan diri agar negara yang memiliki power

besar tidak melakukan atau merebut hegemoni kekuasaan yang nantinya

dapat menimbulkan perpecahan, untuk mempertahankan diri tersebut

negara yang bersangkutan melakukan kerjasama bilateral ataupun dalam

wadah organisasi internasional. Konsep pertahanan diri (self-preservation)

ini mengalami perkembangan, sebab pertahanan diri bukan hanya

didasarkan pada landasan pertahanan terhadap geografis negara tetapi

berkiatan dengan kekuasaan hegemoni suatu negara kepada negara lain,

sehingga menggunakan kekuatan-kekuatan dalam negeri untuk

mempertahankan hegemoni kekuasaannya tersebut.

2. Kemerdekaan (independence), adalah kepentingan nasional yang

tujuannya untuk mendapatkan kekuatan dengan melakukan kerjasama

40 Ibid, hal. 140 41 Jack C. Plano dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.

Page 22: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

22

dengan negara lain dengan tujuan agar negara tersebut tidak dijajah atau

tunduk kepada negara lainnnya.

3. Integritas territorial (territorial integrity), adalah kepentingan nasional

yang tujuannya mendapatkan kebutuhan terhadap suatu wilayah yang

dinilai strategis dan menguntungkan.

4. Keamanan militer (military security), adalah kepentingan nasional yang

tujuannya untuk menjaga negaranya dari kekuatan militer negara lain atau

sebagai antisipasi dari gangguan militer negara lainnya; dan

5. Kemakmuran ekonomi (economic wellbeing), adalah kepentingan

nasional yang tujuannya untuk memperoleh cadangan devisa negara lain,

misalnya minyak dan gas. Kepentingan nasional tersebut bertujuan untuk

kesejahteraan ekonomi dalam negeri.

Setelah melihat paparan pada pembuatan kebijakan luar negeri William D.

Coplin dan kebijakan luar negeri yang di terapkan Amerika Serikat dapat

disimpulkan dari kelima konsepsi tentang kepentingan nasional di atas ada dua

kepentingan nasional Amerika Serikat yang ingin dipertahankan dalam hibah F-16

kepada Indonesia ini, yaitu:

a. Pertahanan diri (self-preservation)

Mengaitkan hibah pesawat tempur F-16 oleh Amerika kepada Indonesia

dengan konsepsi kepentingan nasional yang telah di jabarkan oleh Roy Olton dan

Jack Plano diatas maka kepentingan nasional Amerika ialah ingin

mempertahankan pengaruh yang telah di bangunnya. Amerika telah puluhan tahun

menancapkan pengaruhnya kepada Indonesia dengan menjadi pemasok

Page 23: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

23

persenjataan utama yang canggih dan menjadi pilihan utama negara Negara

didunia termasuk Indonesia dalam pertahanan negaranya agar tidak di rebut

Negara lain seperti China.

Tindakan hibah yang dilakukan dapat diartikan sebagai sebuah upaya

untuk mempertahanakan dominasi Amerika Serikat dalam politik internasional

diwilayah Asia Tenggara dimana Amerika Serikat memiliki banyak sekali

kepentingan diwilayah ini mulai dari, ekonomi, perang terhadap terorisme sampai

keterlibatannya di konflik laut China Selatan. Kedekatan China dengan Indonesia

dikhwawatirkan dapat mengurangi mitra strategisnya dikawasan ini serta ASEAN.

Hibah pesawat tempur yang merupakan implementasi dari kemitraan

komprehensif Amerika Serikat dan Indonesia ini merupakan Sphere of Influence

yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia. Indonesia telah lama

didominasi Amerika Serikat dalam bidang pertahanan dan keamanan sehingga

Amerika Serikat har

sejak dulu agar tidak dapat ditumbuhi oleh pengaruh China yang memiliki

persaingan dengan Amerika Serikat.

b. Kemakmuran ekonomi (economic wellbeing)

Paska krisis global yang melanda dunia tak terkecuali Amerika yang

menyiasatinya dengan memotong anggaran pertahanan yang memberikan dampak

pada perusahaan perusahaan persenjataannya seperti Loockheed Martin yang

mendapatkan pendapatan terbanyak dari belanja keamanan pemerintah Amerika

Serikat.

Page 24: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

24

Oleh karena itu mereka harus tetap melakukan kegiatan produksi agar

tetap menjadi perusahaan yang sehat dengan mendapatkan proyek. Skema hibah

yang di tawarkan pemerintah Amerika Serikat ini secara tidak langsung dapat

memberikan pemasukan kepada perusahaan Alutsista karena dengan adanya biaya

upgrade melalui skema FMS dapat menyerap keuntungan bagi perusahaan

perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Kerja sama yang dalam bidang pertahanan ini dapat dilihat sebagai usaha

Amerika Serikat untuk mempertahankan dominasinya dalam pasar persenjataan di

kawasan Asia Pasifik, khususnya Indonesia. Dengan memberikan hibah yang

dalam pelaksanaannya memiliki konsekuensi terhadap Negara penerima dan dapat

menciptakan ketergantungan bagi Negara penerimanya.

Pesawat tempur F-16 dinilai tepat untuk dihibahkan untuk Indonesia

karena sebelumnya pada tahun 2008 Indonesia telah berminat untuk membeli

pesawat ini namun batal karena Indonesia tidak mampu secara finansial untuk

membelinya. 42 Pesawat ini sendiri masih menjadi senjata andalan Negara

Negara dengan persenjataan canggih seperti Amerika Serikat dan NATO serta

pernah terlibat dalam berbagai misi pertempuran sehingga pesawat ini mendapat

predikat battle proven yang menjadi salah satu kriteria Negara Negara di dunia

dalam memilih persenjataan untuk angakatan bersenjatanya.

Adanya perampingan anggaran pertahanan membuat pemerintah Amerika

Serikat harus mampu untuk melakukan kerjasama dengan Negara lain dengan

tujuan untuk memberikan pasar alternatif untuk perusahaan persenjataannya

ditengah turunnya daya beli dari Amerika Serikat sendiri. 42RI Batal Beli F-16 AS http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=23331 Diakses tanggal 11 Desember 2012

Page 25: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

25

D. Hipotesa

Setelah melihat uraian latar belakang dan rumusan masalah serta kerangka

konseptual di atas maka dapat di ambil hipotesa:

Amerika Serikat memberikan hibah alutsista berupa pesawat tempur F-16

kepada Indonesia pada tahun 2011karena:

1. Mengantisipasi tumbuhnya pengaruh China melalui Kerjasama Pertahanan

dengan Indonesia.

2. Membantu industri pertahanan yang terkena dampak pemotongan

anggaran pertahanan.

E. Jangkauan Penelitian

Untuk mempermudah penulisan, penulis akan membatasi ruang lingkup

kajian agar penulis tidak menyimpang dari tema atau tujuan yang diinginkan.

Fokus utama dari penulisan ini adalah membahas Apa Kepentingan Amerika

Serikat dalam hibah pesawat temput F-16 terhadap Indonesia tahun 2011. Namun

demikian tidak menutup kemungkinan apabila penulis akan menjelaskan diluar

batasan tersebut. Menengok kembali peristiwa peristiwa sebelumnya untuk

memperkuat dan dapat dijadikan data pendukung penulisan, dengan catatan

diperhatikan relevansinya.

F. Metode Penelitian

Penulisan ini akan menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui study

kepustakaan (library research), berdasarkan data-data sekunder baik dari buku,

majalah, jurnal, artikel, surat kabar, internet, maupum bentuk-bentuk tulisan

lainnya yang relevan dengan objek penulisan.

Page 26: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

26

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, tulisan ini akan dibagi menjadi 5 bab.

Adapun sistematika penulisan dari skripsi yang penulis angkat adalah:

BAB I : Pendahuluan, yang berisi alasan pemilihan judul, tujuan penelitian,

latar belakang masalah, pokok permasalahan, landasan teori, hipotesa,

jangkauan penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Hubungan Bilateral Antara Amerika Serikat dan Indonesia

Sebelum pemerintahan Presiden Barack Obama.

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai dinamika

perkembangan hubungan bilateral Amerika Serikat dan Indonesia dari

Pemerintahan Jimmy Carter sampai George W. Bush mencakup kebijakan

kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Indonesia.

BAB III : Hubungan Bilateral Amerika Serikat dan Indonesia di era

kepemimpinan Barack Obama.

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kerja sama pertahanan

Amerika Serika dan Indonesia pada pemerintahan Presiden Obama dimana

pada masa inilah terjadinya kebijakan hibah pesawat F-16 yang diberikan

Amerika Serikat kepada Indonesia.

BAB IV : Kepentingan Amerika Serikat dalam hibah pesawat tempur F-

16 kepada Indonesia tahun 2012.

Page 27: PENDAHULUAN A. Latar Belakangthesis.umy.ac.id/datapublik/t26519.pdf · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara pemenang Perang Dingin Amerika Serikat menjadi Negara yang

27

Bab ini akan menjelaskan tentang kepentingan Amerika Serikat dalam

pemberian hibah pesawat tempur F-16 kepada Indonesia.

BAB V : Kesimpulan.