Top Banner
PENCENGAHAN POLUSI PENCENGAHAN POLUSI DEFENISI Pencemaran lingkungan laut berarti dimasukkanya oleh manusia secara langsung atau tidak langsung bahan atau energi kedalam lingkungan laut termasuk kuala yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk sedemikian rupa seperti keruskan kepada kekayaan hayati. Laut dan kehidupan dilaut bahaya bagi kesahatan manusia ganguan terhadap kegiatan-kegiatan dilaut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainya, penurunan kualitas kengunaan air laut dan pengurangan kenyamanan(UNCLOS 1982). Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkanya mahluk hidup,zat energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh proses alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air laut kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya (UU LINGKUNGAN HIDUP)
125

Pencegahan polusi kapal

Aug 15, 2015

Download

Engineering

Computers
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pencegahan polusi kapal

PENCENGAHAN POLUSIPENCENGAHAN POLUSIDEFENISIPencemaran lingkungan laut berarti dimasukkanya oleh manusia secara langsung atau tidak langsung bahan atau energi kedalam lingkungan laut termasuk kuala yang mengakibatkan atau mungkin membawa akibat buruk sedemikian rupa seperti keruskan kepada kekayaan hayati.

Laut dan kehidupan dilaut bahaya bagi kesahatan manusia ganguan terhadap kegiatan-kegiatan dilaut termasuk penangkapan ikan dan penggunaan laut yang sah lainya, penurunan kualitas kengunaan air laut dan pengurangan kenyamanan(UNCLOS 1982).

Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkanya mahluk hidup,zat energi dan atau komponen lain kedalam laut oleh proses alam sehingga kualitas air laut turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air laut kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya (UU LINGKUNGAN HIDUP)

Page 2: Pencegahan polusi kapal

UNSUR UNSUR POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN LAUT

KEGIATAN PELAYARAN

KEGIATAN PENGEBORAN

KEGIATAN PENYULINGAN (REFINARY)

KEGIATAN TERMINAL/ PELABUHAN

KEGIATAN GALANGAN

Page 3: Pencegahan polusi kapal

PENCEMARAN KARENA KEGIATAN PELAYARAN

1. KAPAL TUBRUKAN

2. KAPAL KANDAS

3. KAPAL KEBAKARAN

4. KAPAL TENGGELAM

5. JATUHNYA MUATAN

6. KEGIATAN PENUMPANG DAN AWAK KAPAL

7. PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL

Page 4: Pencegahan polusi kapal

PENGOPERASIAN NORMAL KAPAL

Dari ruang pemesinan :1. Kebocoran bahan bakar2. Kebocoran minyak pelumas3. Tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas4. Air laut dari proses propeller dan instalasi pendingin mesin

Dari ruang muat :1. Sistim ballast2. Pencucian tanki3. Muatn tumpah atau jatuh

Dari ruang akomodasi :1. Kotoran manusia2. Sampah3. DLL

Page 5: Pencegahan polusi kapal

PENCENGAHAN/PENGURANGAN PENCEMARAN DARI KAPAL

A.KONSTRUKSI1. Segregated ballast tank (SBT)2. Dedicated ballast tank3. Pembatasan ukuran tanki4. Sundivision and stability5. Protective location of SBT (double hull)6. Retention on boartd.

B. PERLENGKAPAN1. Oily water seperator2. Oil discharge Monitoring and Control Systen3. Interface Detector4. Instalasi pembuangan kedarat5. Oil record book6. SOPEP

C. PENGAWASAN Kadar buangan Daerah buangan Receiption Facility Penegakan hukum

Page 6: Pencegahan polusi kapal

Tahun 1926 masalah pencemaran laut diterima dengan pengakuan international di Washington DC

Tema “The Intenational Conference on Polution of Sea by Oil”

Usul-usul yang diajukan dalam kenprensi :

1. Mewajibkan pemasangan OWS dikapal-kapal yang memakai BBM dan yang mengangkut minyak sebagai muatan

2. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak diperbolehkan membuang minyak : Belgia, Belanda, Swedia, Inggeris, USA menerima ketentuan 50 mill dari daratan merupakan zona pembuangan terlarang

KONVENSI INTERNATIONAL MENGENAI PENCENGAHAN POLUSI

Page 7: Pencegahan polusi kapal

Tahiun 1934 The International Sea Pollution Aggrement

Tahun 1954 Konvensi International tentang Pencengahan Pencemaran dilaut (Oil Pol 54) menetapkan zona terlarang paling sedikit 50 mill dari pantai dan kadar melebihi 100 ppm dilarang serta persyaratan pemakaian Oil Record Book

Tahun 1959 berdiri IMCO

Tahun 1962 amendment deanan memasukkan kapal-kapal berukuran lebih kecil dan perluas zona terlarang diberlakukan 1969

Tahun 1969 yang melarang pembuangan dari operasi secara normal, kecuali total pembuangan on ballast voyage tidak lebih dari 50 mill dari pantai

Tahun 1971 amandment berisi : Great Barrier Reef dianggap sebagai daratan dan tata ssusunan tanki-tanki serta batas ukuran tanki

Page 8: Pencegahan polusi kapal

MARPOL 73/78

Konvensi ini terdiri dari 20 Artice dan 6 Annexs

1. ANNEX I Peraturan-Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh minyak

2. ANNEX II Peraturan Pengawasan Pencemaran oleh Zat Cair Beracun diangkut dikapal dalam bentuk curah

3. ANNEX III Pedraturan Pencengahan Pencemaran oleh Zat Berbahaya yang diangkut dalam kemasan

4. ANNEX IV Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh kotoran (sewage) dari kapal

5. ANNEX V Peraturan Pencengahan Pencemaran oleh sampah

6. ANNEX VI Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara dari kapal

Page 9: Pencegahan polusi kapal

ANNEX I

Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan, 3 Appendixes dan Penyamaan

Interpretasi yang berisi 8 Appendix.

Enter into force 2 october 1983.Diratifikasi oleh Pemerintah

Indonesia dengan KEPPRES No.46Tahun 1986. Diberlakukan

untuk kapal yang berlayar ke luar negeri 27 oktober 1986 dan kapal

domestik 27 oktober 1987.

Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal

Pemerintah.

Kapal-kapal yang berukurean GT 150 atau lebih untuk non tanker

dan berukuran GT 400 atau lebih untuk non tanker harus memiliki

INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION

CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE)

Page 10: Pencegahan polusi kapal

DEFENISI-DEFENISIMinyak berati bahan bakar dalam bentukn apapun termasuk minyak mentah, minyak makan, minyak bekas dan minyak hasil olahan

Campuran berminyak berarti suatu campuran yang mengandung minyak.

Minyak bakar berarti setiap minyak yang digunakan untuk bahan bakar mesin induk dan mesin bantu suatu kapal yang dibawa dikapal.

Kapal tanker berarti suatu kapal yang kontruksinya dibuat untuk menyangkut minyak secara curah.

Kapal kombinasi adalah kapal yang digunakan untuk menyangkut muatan curah basah dan kering.

Kapal baru berati :

a. Yang kontak pembangunanya mulai sesudah 31 Des 1975

b. Dalam hal ini tidak ada kontrak pembangunan yang peletakan luasnya 30 juni 1876 atau

c. Tanggal penyerahannya sesudah 31 Desember 1979.

Page 11: Pencegahan polusi kapal

DEFENISI-DEFENISI

Ballast bersih adalah balaast dalam suatu tangki dimana sejak minyak terahir diangkut telah dicuci sedemikian sehingga air dari tangki itu apabila dibuang ke laut tidak menampakkan tanda-tanda minyak pada permukaan air tenang

Ballast terpisah adalah air ballast dari tangki yang terpisah secara sempurna dari sistim muatan minyak

Minyak mentah adalah setiap campuran hidro karbon cair yang terbentuk secara alamiah dalam perut bumi dan sudah layak diangkut kapal

Slop tank berarti tank yang khusus diperuntukkan untuk mengumpulkan air pencucian atau pengiringan dari tanki lain atau campuran berminyak lainnya.

Jarak dari daratan terdekat berarti jarak dari garis pangkal dimana laut teritorial diukur.

Kapal lama berarti yang bukan kapal baru.

Page 12: Pencegahan polusi kapal

Kapal pengangkut minyak mentah adalah kapal tanker yang melayani perdagangan pengangkutan minyak mentah

Prodack carrier adalah kapal tanker yang digunakan untuk pengangkutan minyak selain dari minyak mentah

Lot on top prosedur adalah sistim pemuatan dimana muatan dimuat dalam suatu tanki yang air pencucian tankinya belum habis dibuang kepenampungan di darat dan muatan dimuat diatas dari muatan tersebut

Page 13: Pencegahan polusi kapal

IOPP Certificate ditrbitkan oleh pemerintah atau organisasi yang diakui pemerintah dan berlaku 5 tahun.

Untuk sertifikat ini dilakukan survey-survey sbb : Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali survey

menyeluruh terhadap konstruksi perlengkapan sistim tata susunan dan material memenuhi persyaratan

Renewal survey sesuai ketentuan pemerintah tapi tapi tidak boleh lebih dari lima ( 5 ) tahun

Intermediate survey survey dalam dalam waktu lima 3 bulan sebelum atau sesudah anniversery date ke 2 atau 3

Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversery date

Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan

Page 14: Pencegahan polusi kapal

Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang kecuali bila persyaratan berikut dipenuhi

A) Untuk kapal tanker kecuali berasal dari ruang permesinan :

1. Tanker tidak dalam daerah khusus

2. Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan

3. Tanker sedang berlayar

4. Kecepatan pembuangan tidak boleh lebih dari 30 ltr/mil

5. Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi 1/15000 dari total kargo untuk kapal lama dan 1/30000 untuk kapal baru

6. Tanker dioperasikan dengan ODM dan CS dan slop tank

B) Untuk kapal non tanker GT 400 atau lebih dan untuk pembuangan dari ruang permesinan :

1. Kapal tidakberada dalam daerah khusus.

2. Kapal sedang berlayar.

3. Kandungan minyak dalam aliran pembuangan tidak lebih 15 ppm.

Page 15: Pencegahan polusi kapal

Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM

Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas dikenakan sanksi sesuai UU negara setempat.

PENGECUALIAN Pembuangan kelaut dapat dilakukan tanpa sesuai dengan

aturan dalam keadaan :1. Pembuangan dilakukan untuk keselamatan jiwa

manusia.2. Pembuangan kelaut disebabkan kerusakan kapal dan

peralatan dengan ketentuan bahwa semua usaha telah dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan tumpahan.

3. Telah diijinkan pemerintah, misalnya zat dispersant untuk mengurangi dampak pemcemaran oleh minyak.

Page 16: Pencegahan polusi kapal

A. Segretgated Ballast Tank :

1. New Crude Oil Tanker 20.000 DWT atau lebih.

2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih

3. Existing Crude Oil Tanker 40.000 DWT atau lebih.

4. Existing Product Tanker 40.000 DWT atau lebih.

B. Dedicated Ballast Tank :

1. Existing Crude oil 40.000 DWT atau lebih sebelum

2. dilengkapi SBT selama 2 tahun boleh dioperasikan

3. dengan DBT + COW.

C. Crude Oil Washing :

1. New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.

2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih

Page 17: Pencegahan polusi kapal

D. Slop Tank

1. 3% kapasitas cargo.

2. 2% yang air pencuci tanki dapat digunakan untuk mencuci tanki lain tanpa menambah air

3. 2% bila tanker dilengkapi dengan SBT atau DBT

E. Sludge tank

kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi dengan sludge tank dengan kapasitas cukup

Page 18: Pencegahan polusi kapal

SLOP TANK

• Setiap kapal harus dilengkapi dengan slop tank untuk menampung balat kotor dengan kapasitas minimum 3% dari kapasitas muatan kapal, kecuali pemerintah dapat menyetujui.

• 2% untuk tanker yang air pencuci tankinya dapat digunakan lagi untuk mencuci tanki lain atau yang dilengkapi COW dan SBT.

• 1% tanker kombinasi.

SLUDGE TANK

Gunanya : untuk menampung minyak kotor yang kapasitasnya

V1 = K1 x c x D M3

K1 = 0.01 utk mesin dengan BBM heavy oil

0.005 utk mesin dengan BBm diesel oil

c = pemakaian FO per hari

D = waktu pelayaran antara pelabuhan dimana sludge tank dapat dipompa kedarat rata-rata diambil 30 hari

Page 19: Pencegahan polusi kapal

LOKASI PERLINDUNGAN DARI SBT

Tanker pengangkut crude oil ukuran DWT 20.000 ton atau lebih dan tanker product oil ukuran 30.000 DWT atau lebih penempatan SBT harus sedemikian sehingga melindungi tanki muatan dari darin kerusakan akibat kandas dan tubrukan

Pembatasan ukuran tanki

Diberlakukan terhadap tanker yang peletakan lunasnya sesudah 1 januari 1974

Panjang tanki maximum 10 meter atau lebih

a. ( 0.5 b1 / B + 0.1 ) L ….. bila tidak mempunyai sekat membujur

b. (0.25 b1 / B + 0.15 ) L …. Bila mempunyai sekat membujur

L = panjang kapal

b1= lebar wing tank

B = Lebar kapal

Page 20: Pencegahan polusi kapal

RECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTIONRECEIPTION FASILITY DAN DISCHARGE CONNECTION

• Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan Pemerintah harus mengusahakan setiap pelabuhan dilengkapi dengan sarana penampungan kotordilengkapi dengan sarana penampungan kotor

• Untuk memungkinkan pipa dan penampungan Untuk memungkinkan pipa dan penampungan didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan didarat dapat dihubungkan dengan pipa pembuangan dikapal harus disediakan sambungan standar dengan dikapal harus disediakan sambungan standar dengan ukuran :ukuran :

Diameter luar : 215 mmDiameter luar : 215 mmDiameter dalam : sesuai tebal pipaDiameter dalam : sesuai tebal pipaBaut dalam flens : 6 lobang O/ 22mmBaut dalam flens : 6 lobang O/ 22mmTebal flens : 20 mmTebal flens : 20 mmBaut : 6 buah diameter 20 mm Baut : 6 buah diameter 20 mm

Page 21: Pencegahan polusi kapal

OIL RECORD BOOKOIL RECORD BOOK Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan Setiap tanker GT 150 atau lebih harus dilengkapi dengan

oil record book part I dan IIoil record book part I dan II Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil Setiap kapal non tanker GT 400 lebih harus dilengkapi oil

record book part Irecord book part I Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan part II

untuk pencatat ruang muatuntuk pencatat ruang muat Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh perwira Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh perwira

yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh yang bertugas dan setiap halaman ditanda tangani oleh NakhodaNakhoda

Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP Cert dicatat dalam bahasa inggris atau dilengkapi IOPP Cert dicatat dalam bahasa inggris atau perancisperancis

Diaimpan ditempat yang mudah dicapai untuk Diaimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaanpemeriksaan

Disimpan selama 3 bulan terhitung pegisisn terahirDisimpan selama 3 bulan terhitung pegisisn terahir PSC officer berhak minta copy bila diperlukan PSC officer berhak minta copy bila diperlukan

Page 22: Pencegahan polusi kapal

PEGISIAN OIL RECORD BOOK

A. Oil record book part I ( dari ruang mesin )A. Oil record book part I ( dari ruang mesin )

1.1. Pengisian balast atau pencucian tanki bahan bakarPengisian balast atau pencucian tanki bahan bakar

2.2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di tanki bahan bakar tanki bahan bakar

3.3. Pegumpulan atau pembuangan oil residu ( sludge )Pegumpulan atau pembuangan oil residu ( sludge )

4.4. Pembuangan air got kamar mesinPembuangan air got kamar mesin

5.5. Kondisi dari OWS dan ODMKondisi dari OWS dan ODM

6.6. Pembuangan karena kecelakaan Pembuangan karena kecelakaan

7.7. Pengisian bahan bakar dan Lub oil Pengisian bahan bakar dan Lub oil

Page 23: Pencegahan polusi kapal

B. Oil record book part II ( dari ruang muat )B. Oil record book part II ( dari ruang muat )

1.1. Pemuatan minyakPemuatan minyak

2.2. Pemindahan internal muatanPemindahan internal muatan

3.3. Pembongkaran muatanPembongkaran muatan

4.4. Pengoperasian COWPengoperasian COW

5.5. Pengisian ballast di tanki muatanPengisian ballast di tanki muatan

6.6. Pengisian dedicated ballast tankPengisian dedicated ballast tank

7.7. Pencucian tanki muatan Pencucian tanki muatan

8.8. Pembuangan ballast kotorPembuangan ballast kotor

9.9. Pembuangan dari slop tank ke lautPembuangan dari slop tank ke laut

10.10. Pembuangan ballast bersih dari tanki muatanPembuangan ballast bersih dari tanki muatan

11.11. Pembuangan residu (sludge)Pembuangan residu (sludge)

12.12. Pembuangan ballast dari DBTPembuangan ballast dari DBT

13.13. Kondisi OWS dan ODMKondisi OWS dan ODM

14.14. Pembuangan karena kecelakaanPembuangan karena kecelakaan

Page 24: Pencegahan polusi kapal

SHIPBOARD OIL POLLUTION EMERGENCY PLAN (SOPEP)

Setiap tanker GT 150 atau lebih dan non tanker GT 400 atau lebih harus dilengkapi dengan SOPEP yang telah disyahkan oleh pemerintah. Isi dari SOPEP minimum adalah;

1. Prosedur yang diikuti oleh nahkoda atau orang lain yang bertugas untuk melaporkan kejadian kejadian pencemaran.

2. Daftar pejabat atau orang yang akan dihubungi bila terjadi pencemaran.

3. Perincian tindakan yang aakan diambil segera oleh orang-orang dikapal untuk mengurangi atau mengontrol tumpahan minyak sesudah kecelakaan.

4. Prosedur dan titik penghubung dikapal untuk koordinasi dengan pejabat lokal dalam rangka penanggulangan pencemaran.

Page 25: Pencegahan polusi kapal

Untuk kapal-kapal NLS SOPEP mungkin dikombinasikan denganSOPEP untuk NLS.

Peralatan Penanggulangan Pencemaran

Disetiap kapal harus tersedia alat-alat untuk penanggulanganpencemaran antara lain :

a. Bak atau bejana untuk menampung tetesan minyak.

b. Pasir atau serbuk gergaji.

c. Sekop.

d. Majun.

e. Karet busa untuk absorber

f. Dispersant

g. Spray applicator

Page 26: Pencegahan polusi kapal

Sedangakan untuk tumpahan dalam jumlah banyak digunakan peralatan sebagai berikut ;

a. Oil boom yang berfungsi untuk melokalisasi tumpahan supaya tidak menyebar.

b. Oil skimmer untuk menyedot minyak yang ada dipermukaan.c. Absorber.d. Dispersant

SANKSI-SANKSI HUKUM

Terhadap pencemaran dapat dikenakan dua macam sanksi yaitu:

a. Sanksi pidana dikenakan terhadap barang siapa yang berbuat.

menurut UU no 21 tentang pelayaran pasal 119, 120 barang siapa yang melakukan pembuangan limbah tidak sesuai dengan aturan diancam hukuman penjara paling lama 5 tahun atau denda 120 juta rupiah. Dan apabila pembuangan tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan diancam hukuman 10 tahun penjara atau denda 240 juta rupiah.

Page 27: Pencegahan polusi kapal

b. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi ditujukan kepada

pemilik kapal.

karena tuntutan ganti rugi tsb. Kadang-kadang jumlahnya sangat besar sehingga tidak sanggup ditanggung sendiri oleh pemilik kapal, maka diatur dalam konvensi International yang disebut International Convention Civil Liability for Oil Pollition Demage 1969 yang kemudian diperbarui tahun 1992 sehingga sekarang dikenal dengan nama CLC 1992. Kapal-kapal ukuran DWT 2000 ton atu lebih harus menjadi anggota dan mengasuransikan tanggung jawabnya,

Sesuai dengan CLC 1992 batas maksimum tanggung jawab CLC1 untuk membayar kompensasi dihitung sbb :

a. Untuk kapal kurang 5000 ton sebesar 3 juta unit account.

b. Untuk kapal lebih dari 5000 ton ditambah 420 unit tiap ton kelebihan dari 5000 ton dengan maksimum 59.7 juta unit account.

Page 28: Pencegahan polusi kapal

Besarnya nilai 1 unit account ditentukan berdasarkan Special Drawing Right yang bagi negara-negara anggota IMF ditetapkan oleh IMF. Bagi negara bukan anggotan IMF besarnya 1 unit account ditetapkan oleh negara dimana dipakai sebagai patokan adalah 1 unit account sama dengan 15 gold franc.

Selain bantuan dari CLC ada satu Convensi lagi yang menyediakan dana untuk membantu korban pencemaran yaitu International Convention on The Establishment of An International Fund for Compensasion 1971 yang kemudian diperbaharui tahun 1992, yang disebut dengan FUND anggota dari konvensi ini adalah negara-negara pengimpor minyak. Perusahaan minyak yang mengimpor lebih dari 150 000 ton setahun wajib menjadi anggota. Batas bantuan yang dapat diberikan oleh Fund adalah 135 juta unit account dan bisa dinaikkan sampai 200 juta kepada anggota yang mengimpor lebih dari 600 juta ton setahun.

Page 29: Pencegahan polusi kapal

Fund akan membantu dalam kondisi tidak mendapatkan bantuan dari CLC, bila pemilik kapal gagal mendapat bantuan dari CLC atau bila bantuan CLC tidak mencukupi klaim.

Hal-hal yang dikecualikan dari tanggung jawab pemilik kapal menurut CLC :

a. Akibat perang, kerusuhan, perang saudara, pemberontakan.

b. Perbuatan dengan maksud menimbulkan kerusakan oleh pihak ketiga.

c. Kelalaian atau kesalahan dari pemerintah yang bertanggung jawab untuk memelihara lampu-lampu dan sarana bantu navigasi lainya.

Sedangkan yang dikecualikan dari bantuan Fund adalah :

a. Apabila kerusakan diakibatkan perang, kerusuhan, perang saudara, pemberontakan atau kerusakan lingkungan akibat minyak yang tumpah dari kapal perang, kapal pemerintah yang tidak komersil

Page 30: Pencegahan polusi kapal

b. Apabila yang mengajukan klaim gagal menunjukkan bukti bahwa pencemaran disebabkan kecelakaan dari satu atau lebih kapal

ANNEX IIPeraturan Untuk Pengawasan Pencemaran Oleh Zat Cair beracun

(Noxious Liguid Subtances)

• Kapal-kapal pengangkut NLS sesudah disurvey diberikan sertifikat International Pollution Prevention Certificate For The Carnage Of Noxious Liquid Substance in Bulk.

• Sertifikat berlaku untuk 5 tahun dengan persyaratan harus diendors tiap tahun

• Survey-survey yang dilaksanakan sehubungan dengan sertifikat tersebut adalah :

1. Initial survey sebelum kapal dioperasikan untuk pertama kali.

2. Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary data dari sertifikat.

Page 31: Pencegahan polusi kapal

3. Intermediate survey dalam 3 bulan sebelum atau sesudah Anniversary date ke 2 atau ke 3.

4. Renewell survey setiap 5 tahun atau sesuai masa laku sertifikat.

5. Additional survey apabila dibutuhkan.

Bagi kapal-kapal yang sudah disurvey dan diberikan sertifikat berdasarkan International Bulk Carrier Chemical Code (IBC Code) atau Bulk Chemical Code (BCH Code) tidak perlu disurvey lagi untuk mendapatkan NLS Cert. Disamping itu kapal ini juga harus dilengkapi dengan IOPP Certificate.

Page 32: Pencegahan polusi kapal

PEMBAGIAN ZAT CAIR BERACUN

Zat cair beracun dibagi dalam 4 katagori yaitu :

1. Katagori A : zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pencucian tanki muatan atau dari ballast yang dimuat ditanki muatan akan menimbulkan bahaya yang besar (major hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancaman serius terhadap penggunaan laut secara sah lainnya sehingga mengharuskan penggunaan alat-alat penanggulangan yang lebih kuat untuk membersihkan.

Contoh : Aceton Cyanohydrin, Acrolein, Dicio ro Benzenes, Carbnon disulphida, Cresols, Phosphours dll.

Page 33: Pencegahan polusi kapal

2. Katagori B yaitu zat beracun yang apabila dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya (hazard) baik terhadap sumber hayati laut atau kesehatan manusia atau menimbulkan ancaman terhadap penggunan laut secara sah sehingga mengharuskan penggunaan alat anti polusi khusus.

Contoh : Ammonia, Benziene Clhoride, Carbon tetra chlorida, Chloroform, Ally I Alcohol, dll

Katagori C yaitu zat cair yang apabila dibuang kelaut akan menimbulkan bahaya kecil (minor hazard) sehingga membutuhkan operasi khusus untuk menaggulanginya.

Contoh :Acetic Aceid, Iso Amy I Acetate, Amiline, Ethyl I Acetate, Silicon Tetrachloride, dll

4. Katagori D yaitu zat cair beracun yang apabila dibuang kelaut memperlihatkan bahaya yang dapat diketahui (recognized hazard) sehingga memerlukan perhatian.Contoh : Acetone, Benzy I Alcohol, Calcium Hydroxida, Ethyl I Acetate, Sillicon Tetraclhoride, dll

Page 34: Pencegahan polusi kapal

PENGAWASAN

1. Pemerintah tiap negara harus menunjuk surveyor untuk mengawasi pelaksanaan dari aturan ini dan mengawasi sesuai guide line dari IMO

2. Nahkoda-nahkoda kapal yang mengangkut zat cair beracun harus menjamin bahwa semua ketentuan-ketentuan telah dipenuhi dan Cargo Record Book diisi sesuai ketentuan.

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori A :

a. Sesudah selesai pembongkaran sebelum kapal berangkat tanki harus diadakan pencucian pendahuluan ( Pre wash ) dan air pencucian dibuang ke receiption facility sampai konsentrasi zat cair beracun dalam aliran kurang dari 0.1 % dalam berat kemudian dipompa sampai kosong kecuali untuk jenis pospor konsentrasi dalam aliran kurang dari 0.01 % dalam berat

Page 35: Pencegahan polusi kapal

b. Bila kemudian air ditambahkan kedalam tanki, air pencucian dapat dibuang kelaut sesuai dengan persyaratan :

- kapal berada di luar daerah khusus

- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots utk yang gerakkan mesin dan 4 knots utk yang

ditunda

- lubang pembuangan berada dibawah garis air

- pembuangan pada jarak tidak kurang dari 12 mil dari daratan dengan kedalaman tidak kurang dari 25 m

Page 36: Pencegahan polusi kapal

Pengawasan terhadap kapal pengangkut zat cair kategori B

Sesudah selesai pembongkaran tanki dicuci ( pre wash ) sampai sisa muatan dalam tanki tidak lebih dari 1 m3 atau 1/3000 kapasitas tanki dan dibuang ke receiption fasility. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :

- kapal sedang berada diluar daerah khusus

- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knots utk yang bermesin dan 4 knots bagi kapal yang digandeng

- konsentrasi zat beracun diatas baling-baling tidak melebihi 1 ppm

- pembuangan dilaksanakan tidak kurang dari 12 mil dari daratan pada kedalaman lebih dari 25 m

Page 37: Pencegahan polusi kapal

Pengawasan Terhadap Kapal Pengangkut Katagori C1. Selesai bongkar sebelum meninggalkan pelabuhan tanki harus

dicuci (pre wash) sampai sisa muatan tidak lebih dari 3 M3 atau 1/1000 kapasitas tanki.

2. Kemudian apabila ditambahkan air dapat dibuang kelaut dengan persyaratan :- kapal berada diluar daerah diluar daerah khusus.- kapal sedang berlayar dengan kecepatan 7 knot untuk uang bermesin dan 4 knot untuk yang di gandeng.- pembuangan dibawah garis air.- kapal berada lebih dari 12 mill dari daratan pada kedalaman 25 m atau lebih.

Atas permintaan nahkoda pre wash dpt ditiadakan dengan syarat:- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci karena akan dimuat jenis yang sama atau yang dapat digabungkan.- tanki bekas pembongkaran tidak akan dicuci dilaut dan akan dicuci dipelabuhan lain asal ada jaminan tertulis dari pelabuhan tersebut.- sisi muatan dihilangkan dengan sistem ventilasi yang disetujui pemerintah berdasarkan standar IMO

Page 38: Pencegahan polusi kapal

Untuk kategori D tidak perlu diadakan pre wash dan dapat dibuang kelaut dengan syarat :

- Kapal sedang berlayar diluar daerah khusus

- Kecepatan tidak kurang dari 7 knot bagi yang bermesin dan 4 knot bagi yang di gandeng.

- konsentrasi tidak lebih dari 1/10

- pembuangan pada jarak 12 mil dengan kedalam tidak kurang dari 25 meter.

Page 39: Pencegahan polusi kapal

CARGO RECORD BOOK

1. Setiap kapal yang mengangkut zat cair beracun harus dilengakapi dengan Cargo Record Book.

2. Cargo Record Book harus diisi tanki per tanki bilamana operasi berikut dilaksanakan :- pemuatan cargo- pemindahan internal cargo.- pembongkaran cargo.- pencucian tanki muatan.- pengisian ballast ke tanki muatan.- pembuangan residu kesarana penampungan.- pembuangan kelaut atau penghilangan dengan ventilasi

3. Setiap pembuangan operasional atau kecelakaan harus dicatat

4. Bila operasi diawasi oleh surveyor 2x harus membuat catatan dalam Cargo Record Book

5. Cargo Ricord Book diisi dalam bahasa Inggris atau Perancis kecuali yang tidak punya NLS Cert

6. Cargo record book harus disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan kecuali ditongkang tak berawak disimpan di kapal tunda. Cargo record book disimpan dikapal sampai 3 tahun sesudah pengisian terahir

Page 40: Pencegahan polusi kapal

Prosedur and Arrangement Manual ( PA Manual )

• Setiap kapal yang mengangkut NLS dalam bentuk curah harus dilengkapi dengan manual

• Tujuan utama dari manual adalah untuk mengenalkan kepada perwira kapal tata susunan fisik dan semua prosedur operasi sehubungan dengan penanganan muatan, pencucian tanki, penangan slop, pengisian tanki ballast yang harus diikuti agar sesuai dengan persyaratan annex II

• PA Manual minimum harus berisi informasi dan petunjuk operasi berikut :

1. Perincian gambaran utama dari annex II

2. Daftar dari NLS yang dijinkan utk diangkut kapal tsb

3. Tanki-tanki yang diijinkan utk mengangkut masing 2x NLS.

Page 41: Pencegahan polusi kapal

4. Perincian dari seluruh tat susunan dan peralatan termasuk pemanasan muatan dan sistem pengawasan suhu, skema sistem stripping dan pompa-pompa (check list).

5. Prosedur mendeteil sesuai standar yang ditetapkan pada masing-masing kapal termasuk instruksi-instruksi seperti metode pengeringan, pra wash tanki-tanki, pengiasian ballast raung muat, pembuangan residu dll.

6. Tanggung jawab Nahkoda sehubungan prosedur operasi yang harus diikuti untuk menyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yang dibuang kelaut.

Page 42: Pencegahan polusi kapal

ANNEX III Peraturan-Peraturan Untuk Pencengahan Pencemaran Oleh Zat Berbahaya Yang Diangkut Dikapal

Dalam Kemasan

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Packing harus meminimalkan bahaya terhadap lingkungan sesuai kekhususan isinya.

2. Marking dan Labelling. Beri merk nama tehnik dilengkapi UN number. Merk harus tidak hilang walau terbenam dilaut selama 3 bulan.

3. Dokumentasi. Semua dokumen harus menggunakan nama tehnik dan dicantumkan kata-kata MARINE POLLUTAN.

4. Stowage. Barang berbahaya harus ditempatkan dengan aman dan dileshing sehingga mengurangi ancaman terhadap lingkungan.

Page 43: Pencegahan polusi kapal

ANNEX IV

Peraturan Untuk Mencengah Pencemaran Oleh Kotoran (Sewage) Dari Kapal

1. Peraturan ini berlaku untuk :

- kapal baru GT 200 atau lebih.

- kapal baru kurang dari GT 200 yang membawa lebih dari 10 orang.

- kapal yang tidak ada surat ukur tapi membawa lebih dari 10 orang.

- kapal lama diberlakukan 10 tahun setelah aturan ini enter inforce.

2. Yang diaksud sewage adalah :

- pembuangan dari toilet,urinoir dan wc.

- pembuangan dari tempat pengobatan seperti hospital,dispensary yang dibuang kewastafel atau scupper.

- pembuangan dari ruang tempat binatang hidup.

- buangan lain yang bercampur dengan buangan diatas.

3. Kapal-kapal yang memenuhi persyaratan diberikat sertifikat International Sewage Pollution Prevention Certificate.

4. Sehubungan dengan sertifikat ini dilaksanakan survei :

- initial Survey

- periodical Survey

Page 44: Pencegahan polusi kapal

Persyaratan Pembuangan Sewage

Pembuangan sewage kelaut dilarang kecuali :

• sewage yang sudah dihancurkan dan dimati hamakan dapat dibuang pada jarak 4 mil atau lebih dari pantai.

• Sewage yang belum dihancurkan dan dimati hamakan dibuang pada jarak 12 mil atau lebih dari pantai.

• Pembuangan tidak dilakukan sekaligus tertapi dialirkan pada nwaktu berlayar dengan kecepatan minimum 4 knot.

• Selama dipelabuhan dibuang ke Receiption Facility.

Page 45: Pencegahan polusi kapal

ANNEX V

Peraturan - Peraturan Pencengahan Pencemaran Oleh sampah

• berlaku untuk semua kapal

• yang dimaksud sampah adalah segala macam makan, buangan rumah tangga dan operasional tapi tidak termasuk ikan segar atau bagainya, yang secara normal dihasilkan selama pengoperasian kapal secara normal dan harus dibuang secara continue atau periodik.

• daerah khusus yang dilarang membuang sampah adalah : 1. Laut Tengah.2. Laut Baltic3. Laut Hitam4. Laut merah5. Teluk Persia6. Laut Utara7. Daerah antartic8. Daerah Caribia

Page 46: Pencegahan polusi kapal

Kapal ukuran GT 400 atau lebih dari kapal yang membawa 15 orang atau lebih harus membawa Garbage Management Plan.

Kapal GT 400 atau lebih dan kapal yang membawa 15 orang atau lebih harus dilengkapi Gerbage Record Book.

Page 47: Pencegahan polusi kapal

Persaratan Pembuangan Sampah

• Semua jenis plastik termasuk tali plastik, jaring, kantong plastik dan abu pembakaran plastik dari incinerator dilarang dibuang kelaut.

• Dunnage, pelapis dan pembungkus yang terapung dapat dibuang pada jarak 25 mil atau lebih dari pantai.

• Sisa makanan dan sampah kertasa, gelas, metal, botol dapat dibuang pada jarak 12 mil dari pantai.

• Sampah sisa makanan apabila telah telah dihancurkan dan dapat dilewati saringan 26 mm dapat dibuang 3 mil dari pantai.

• Pembuangan dari platform dilarang. Untuk sis makanan dapat dibuang pada jarak 500 m dari flatform dari 12 mil dari daratan dengan syarat telah dihancurkan.

• Dalam daerah khusus hanya sisa makanan yang dapat dibuang pada jarak 12 mil dari pantai

Page 48: Pencegahan polusi kapal

Garbage Record Book

• Setiap pembuangan atau pembakaran harus dicatat dalam Garbage record Book.

• Yang dicatat adalah waktu, posisi kapal, keterangan dan jumlah sampah.

• Garbage Record Book disimpan yang mudah dicapai untuk pemeriksaan dan disimpan selama 2 tahun.

• Diisi dalam bahasa inggris oleh perwira yang bertanggung jawab dan tiap halaman ditanda tangani nahkoda.

• Dalam hal dibuang karena kecelakaan harus dicatat lingkungan tempat pembuangan dan alasan pembuangan.

• PSCO dapat sewaktu-waktu memeriksa Garbage Record Book.

Page 49: Pencegahan polusi kapal

ANEX VI

Peraturan Pencengahan Pencemaran Udara Dari Kapal

• Berlaku untuk kapal GT 400 atau lebih dan anjungan lepas pantai.

• Apabila dari hasil survei memenuhi syarat diberi sertifikat INTERNATIONAL AIR POLLUTION PREVENTION CERTIFICATE.

• Pengawasan emisi dilakukan terhadap :

1. Zat perusak ozone

2. Nitrogen Oxide (Nox)

3, sulphur Oxides (Sox)

4. Volatile Organuc Compounds

Sampai saat ini belum enter into force.

Page 50: Pencegahan polusi kapal

SANKSI TERHADAP PENCEMARAN

Apabila terjadi pencemaran laut dari kapal maka dapat dikenakan sanksi sbb :

1. Sanksi pidana terhadap orang yang bersalah sesuai pasal 119, pasal 120 dan pasal 121 undang 2x no 21 tahun 1992 tentang pelayaran.

2. Sanksi perdata berupa tuntutan ganti rugi akibat pencemaran- pencemaran yang dikenakan terhadap pemilik kapal. Untuk pencemaran oleh minyak karena tuntutanya besar dapat dibantu oleh CLC dan FUND.

Page 51: Pencegahan polusi kapal

INTERNATIONAL CONVENTION ON CIVIL LIABILITY FOR OIL POLLUTION DAMAGE

Convensi ini ditanda tangani pada November 1969 di Brussel lebih dikenal dengan nama CLC 69 kemudian di amendement pada 1992

Tujuan konvensi

1. Menjamin kebutuhan kompensi yang memadai dapat tersedia untuk orang yang menderita kerugian akibat pencemaran minyak dari kapal.

2. Keinginan utk mengesahkan aturan dan prosedur Internasional untuk menentukan tanggung jawab dan menyediakan kompensasi untuk kasus tsb.

Page 52: Pencegahan polusi kapal

DEFENISI – DEFENISI

Kapal berarti : kapal laut atau pesawat terbang laut dari type apapun yang mengangkut minyak dalam bentuk curah

Owner berarti : orang yang terdaptar sebagai pemilik kapal atau bareboat charter yang mengoperasikan kapal.

Oil berarti : semua bentuk dari hydrocarbon mineral oil seperti minyak mentah, bahan bakar, dan minyak pelumas baik yang diangkut sebagai muatan atau sebagai bunker.

Pollution damage berarti kehilangan atau kerusakan yang disebabkan oleh minyak yang tumpah dari kapal termasuk kerusakan akibat tindakan penanggulangan.

Page 53: Pencegahan polusi kapal

PEMBERLAKUAN

Konvensi ini berlaku dilaut territorial dan ZEE sampai batas 200 mil dari pantai

Tidak ada tanggung jawab terhadap owner apabila ia dapat membuktikan bahwa kerusakan disebabkan :

1. Oleh perang atau kerusakan perang saudara atau pemberontakan atau fenomena alam

2. Seluruhnya disebabkan oleh tindakan atau kesengajaan pihak ketiga.

3. Seluruhnya disebabkan kelalaian atau kesalahan dari pemerintah atau penguasa yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lampu-lampu dan sarana bantu navigasi.

Batas tanggung jawab pemilik sebesar 200 juta franc (1 franc sama dengan harga 65,5 mg emas dengan ****** finesess 900).

Page 54: Pencegahan polusi kapal

Bila kejadian akibat kesalahan aktual atau dengan setahu owner maka batas tanggung jawab tersebut tidak bisa digunakan,

Kapal 2000 DWT atau lebih diharuskan mengasuransikan atau finacial security lain sepserti bank garansi tersedia untuk dana kompensasi tersebut.

Kapal harus memiliki serifikat CLC yang diberikan pemerintah.

Hak kompensasi akan hilang kecuali diajukan dalam 3 tahun atau paling lambat 6 tahun.

Konvensi akan berlaku apabila sudah diratifikasi oleh 8 negara dimana 5 negara memiliki tanker lebih dari 1 juta GT.

Page 55: Pencegahan polusi kapal

TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability For Oil pollution)

• Belajat dari kecelakaan Tanker Torrey Canyon pada tahun 1967 dimana belum ada suatu aturan internasional yang efektif dalam menyediakan bantuan menyeluruh terhadap korban pencemaran atau kompensasi untuk biaya pembersihan.

• Pemilik tanker membuat perjanjian sukarela untuk membantu pemerintah dalam biaya penanggulangan atau pembersihan pantai mereka yang tercemar.

• Diam istilah Owner termasuk juga Bareboat Charter.

• Tovalop diadministrasikan oleh Tankers Owner Pollution Federation Ltd.

• Hanya memberi bantuan kepada pemerintah tidak kepada perorangan atau private.

• Tovalop membatasi kewajibab sampai US $100 per Register ton per kapal per kejadian atau 10 juta US $ per kapal dimana yang lebih kecil.

• Tovalop mulai berdiri pada akhir 1968 atau awal 1969 dan berhenti pada tahun 1997 sesudah CLC berjalan dengan efektif.

Page 56: Pencegahan polusi kapal

International Convention on The Establishment of An International Fund for Compensation for Oil Pollution Demage

• Biasa dipendekkan dengan sebutan Fund Convention

• Dibentuk untuk melengkapi bantuan apabila bantuan yang diberikan CLC belum mencukupi.

• Fund merupakan bantuan dari industri perminyakan untuk membantu korban pencemaran karena bantuan CLC terbatas.

• Fund mulai berlaku 1978.

• Anggota fund adalah tiap orang atau perusahaan yang dalam 1 tahun kalender menerima 150.000 ton harus menyumbang.

• Fihak-fihak yang dibantu oleh Fund :

1. Bila tidak ada kewajibab dari CLC.

2. Bila pemilik dari tanker tidak mampu memperoleh bantuan dari CLC atau bila asuransinya tidak mencukupi.

3. Bila harga dari kerusakan melebihi tanggung jawab owner dibawah CLC.

Page 57: Pencegahan polusi kapal

Pengecualian

1. Terbukti bahwa pencemaran disebabkan oleh peperangan, kerusuhan, perang saudara atau pemberontakan atau yang disebabkan minyak yang tumpah atau dibuang dari kapal perang, kapal milik atau dioperasikan oleh pemerintah dan sedang menjalankan tugas pemerintah

2. Fund tidak akan memberikan bantuan terhadap hal berikut :

- yang mengklaim tidak dapat membuktikan bahwa pencemaran disebabkan oleh sutu atau beberapa kapal.

Batas bantuan yang dapat diberikan Fund sebesar 450 jut franc.

Fund dapat membatalkan seluruh atau sebagian dari tanggung jawab bila

dapat dibuktikan bahwa pencemaran akibat dari kesalahan owner yaitu :

1. Kapal yang menimbulkan pencemaran tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam :

a. Marpol 73/78 serta amendmentnya.b. Solas 1974 serta amendmentnya.c. International Load Line Convention 1966.d. Colreg 1972 serta amendmentnya.

2. Kecelakaan atau kerusakan diakibatkan seluruhnya atau sebagian karena tidak memenuhi persyaratan tersebut

Page 58: Pencegahan polusi kapal

CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liability for Oil Pollution)

• Didirikan tgl 1 april 1971 sebagai badan sementara samapai fund berlaku efektif.

• Anggota terdiri-dari perusahaan minyak yang terlibat dalam bisnis minyak seperti penyulingan, pemasaran dan distribusi minyak.

• Yang diberi bantuan hanya terhadap anggota yang ikut dalam Cristal dan kapal yang memyebabkan pencemaran adalah anggota Tolavop atau CLC bantuanya tidak mencukupi bantuan dapat ditambah sampai maksimum 30 juta US dollar.

• Seperti juga Tovalop, Cristal sudah berakhir sejak 1997 ssudah CLC and Fund bekerja aktif.

Page 59: Pencegahan polusi kapal
Page 60: Pencegahan polusi kapal

Perkembangan Peraturan Internatioanl Tentang Perkembangan Peraturan Internatioanl Tentang Pencengahan Pencemaran di LautPencengahan Pencemaran di Laut

Tahun 1926 : Masalah pencemaran dilaut diterima

dengan pengakuan International di Washiington D.C

Tema : “The International Conference On Pollution Of The sea By Oil”

Usul-usul yang diajukan dalam komperensi :1. Mewajibkan pemasangan perlengkapan pemisah

air berminyak (OWS = “Oil Water Seperator”) di kapal-kapal yang memakai BBMatau mengangkut minyak sebagai muatan kapal.

2. Menetapkan zona-zona lautan dimana tidak diperkenakan membuang minyak.

Page 61: Pencegahan polusi kapal

Belgia, Belanda, swedia, Inggris dan USA menerima ketentuan batas 50 mil dari daratan (garis pantai) merupakan zona pembuangan terlarang.

Tahun 1934 :”The International Sea Pollution Agreement:

Tahun 1954 : ”Konvensi Internasional tentang pencengahan pencemaran dilaut oleh minyak.

Oilpol 1954: menetapkan zona-zona terlarang sejauh paling sedikit 50 mil dari daratan terdekat dimana pembuangan minyak atau campuran-campuran berminyak yang melampaui kadar minyak 100 ppm dilarang dan persyaratan pemakaian buku catatan minyak (Oil Record Book)

Page 62: Pencegahan polusi kapal

Tahun 1959 :berdiri “Inte-Govermental Maritime Consultative Organization = IMCO

Tahun 1962 : amandemen konvensi 1954 dengan memasukkan kapal-kapal berukuran lebih kecil dan memperluas zina-zona terlarang dan diberlakukan sejak bulan mei 1967.

Tahun 1969 : amandemen konvensi 1954 yang melarang membuang minyak dari pengeporasian kapal-kapal secara normal, kecuali :1. Total pembuangan minyak on ballsat voyage tidak

melebihi 1/15.000 total kapasitas muatan.2. Pembuangan rata-rata minyak tidak melampaui 60

ltr/mil laut 3. Kapal melakukan pembuangan minyak pada posisi

sekurang-kurangnya 50 mil dari daratan.

Page 63: Pencegahan polusi kapal

Tatun 1971 : perubahan konvensi 1954 :

1. Perlindungan khusus untuk daerah “ Geat Barrier Reef “ di australia yang dianggap sebagai daratan.

2. Tata susunan tangki-tangki dan batas-batas tangki kapal telah disetujui untuk memperkecil jumlah minyak yang hilang dalam kecelakaan kapal dan khususnya diterapkan pada “Very Large Crude Carriers” (VLCC).

Tahun 1973 : konvensi baru yang menggantikan konvensi 1954 yang mencakup seluruh aspek pencemaran dari kapal-kapal, kecuali pemasukan sisa-sia (waste) kelaut secara dumping.

Konvensi 1973 tidak mengatur pencemaran oleh minyak yang terjadi pada tempat eksplorasi dan eksplorasi dasar laut untuk sumber-sumber mineral.

Konvensi ini dikenal dengan sebutan “The Internatioan Convention For The Prevention Of Pollution From Ships, 1973, disingkat dengan MARPOL 1973, sedangkan sebelumnya disingkat dengan OILPOL 1954.

Page 64: Pencegahan polusi kapal

Lampiran I, tetap memelihara tolak ukur pembuangan minyak yang ditetapkan dalam amendemen 1969 dengan penjelasan tambahan sbb :

1. New Tankers, dibatasi thd suatu batas pembuangan minyak maksimum pad apeleyaran tolak-bara sebanyak 1/30.000 dari jumlah muatan.

2. Old tankers tetap maemakai standard 1/15.000

3. Defenisi minyak diperluas termasuk minyak-minyak yang tidak keras sebagaimana minyak hitam.

4. Konsep daerah-daerah khusus, seperti : laut tengah, laut hitam, laut baltic, laut merah, dan teluk persia.

Page 65: Pencegahan polusi kapal

Konstruksi kapal-kapal tangki minyak baru

1. Kapal-kapal minyak baru dengan ukuran lebih dari 70.000 dwt disyaratkan dengan konstruksi tangki-tangki tolak-bara terpisah (segregated Ballast Tanks) yang memada.

persyaratan ini memperkenakan cara pencucian tanki-tanki muatan dengan minyak mentah muatannya (Crude Oil Washing).

2. Persyaratan-persyaratan tambahan diwajibkan adalah menyangkut sub-divisi dan stabilitas kerusakan (demage stability).

Page 66: Pencegahan polusi kapal

ANNEX I

Persyaratan angkutan muatan cair beracun dalam jumlah besar (lampiran II)

1. Pembatasn terhadap tempat-tempat pembuangan dan

prosedur untuk pencucian tanki serta persyaratan-

persyaratan untuk hasil pencucian mdapat dibuang

kefasilitas-fasilitas penampungan (Reception Facilities).

2. Pembuangan zat-zat cair bedracun tidak diperkenankan dalam batas 12 mil dari daratan terdekat.

3. Laut Baltic dan Laut Hitam sebagai daerah-daerah khusus.

4. Persyaratan-persyaratan label, tempat penyimpanan dan standar-standar lainnya untyk penyepakan serta penanganan zat-zat berbahaya terbungkus.

Page 67: Pencegahan polusi kapal

Larangan pembuangan Kotoran Dan sampah dari Kapal

• Pembuangan kotoran dari kapal tidak diperkenakan dalam batas 4 mil dari daratan kecuali kapal diperlengkapi dengan instalasi pemurnian operasional (Sewage Treatmtnt Palnt).

pembuangan kotoran dari kapal dalam batas 4 mil ahingga 12 mil dari daratan harus melalui proses pembasmian hama atau kuman (disinfected).

• Jarak minimum ditetapkan sehubungan dengan pembuangan sampah dari kapal-kapal. Pembuangan semua jenis plastik ke-laut adalah sama sekali dilarang.

Page 68: Pencegahan polusi kapal

Pelaksanaan Peraturan (enforcemenent)

1. Setiap pelanggaran suatu standar yang telah ditetapkan

IMO/pelanggaran pembuangan, dapat dikenakan hukuman

oleh negara bendera kapal yang bersangkutan.

2. Setiap kapal dalam daerah yuridiksi negara peserta

konvensi, maka hukuman pelanggaran didasarkan pada

undang-undang negara tersebut atau negara bendera

kapal.

Page 69: Pencegahan polusi kapal

Pemeriksaan Kapal

1. Kapal-kapal disyaratkan membawa “ International Oil Pollution Prevention Certificate”/IOPP certificate atau sertifikat Penyesuaian Persyaratan dalam Konvensi MARPOL 1973 selama negara bendera kapal belum meratifikasi konvensi.

2. Bila kapal tidak memenuhi persyaratan atau sertifikat hilang atau telah habis masa berlakunya, maka inspektur negara konvensi dapat melakukan pemeriksaan.

Page 70: Pencegahan polusi kapal

Fasilitas Penampungan (Reception Facilities)

• Negara-negara peserta konvensi MARPOL 1973 menerima

kewajiban pengadaan dan memelihara fasilas-fasilitas

penampungan yang cukup untuk menampung sisa-sisa

minyak dan zat-zat kimia beracun, termasuk kotoran dan

sampah dari kapal-kapal.

negara-negara pantai sekitar batas daerah-daerah khusus

dikenakan kewajiban tambahan.

Page 71: Pencegahan polusi kapal

London, Dumping Convention 1972

Konvensi tentang pencengahan Pencemaran Maritin oleh dumping, sisa-sisa buangan dan unsur-unsur lainnya, 1972 yang disebut :

“The International Conventional On The prevention Of Merine By Dumping of Waste and Matters, 1972”,

Dan diberlakukan secara international pada tahun 1975.

Konvensi ini mengatur pembuangan sisa-sisa zat beracun dan menetetapkan prosedur administratip dan standar-standar tempat pembuangan

Page 72: Pencegahan polusi kapal

Konperensi International tentang Keselamatan Kapal Tangki Minyak dan pencengahan Pencemaran, 1978.

Dokumen dasar :

“The International Convention for the Safety of Life at Sea 1974”.

“The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships 1973.

Hasil :

Paremeter reka bentuk tangki tolak bara/balas terpisah (SBT).

Konsep tangki tolak bal bersih (CBT)-untuk COW.

Sistem gas lembam (IGS).

Sistem pencengahan pelanggaran (CAS).

Page 73: Pencegahan polusi kapal

1. “The International Convention Relating to Intervention on the High Seas in Cases of Oil Pollution Casualities” : hak negara untuk campur tangan pada kecelakan kapal dilaut bebas yang dapat mengakibatkan pencemaran minyak.

2. “the International Conventional on Civil Liability for Oil Pollution damage, 1969” (CLC 1969):

menjamin bahwa kompensasi yang cukup/sesuai diterima oleh korban dan menempatkan kewajiban akan kerusakan pada pemilik kapal

Berlaku secara internasional tahun 1975

Page 74: Pencegahan polusi kapal

“the International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage” (FUND 1971)

• Konvensi ini disyahkan karena diraskan bahwa batas-batas kewajiban terlalu rendah/tidak sesuai dan berlaku

secara internasional tahun 1978.

• Hukum internasional yang mengatur tentang kewajiban ganti rugi dan biaya pembersihan akibat pencemaran

oleh minyak :

1. The International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage 1969.

2. The International Convention on the Establishment of an international Fund for Compansation for Oil Pollution Damage 1971

Page 75: Pencegahan polusi kapal

“Protocol 1978”

• Adalah hasil konperensi keselamatan kapal tangki minyak dan pencengahan pencemaran yang diselenggarakan pada bulan Feb 1978

• Konvensi Marpol 1973 beserta Protocolnya debut : “Konvensi Marpol 73/78”, dan diberlakukan internasional tanggal 2 oktober 1983.

• Tanggal 22 mei 1982 – IMCO berubah menjadi IMO.

Page 76: Pencegahan polusi kapal

Lampiran II (ANNEX II)

• Tujuan :

1. Pencengahan pencemaran operasional oleh zat-zat cair beracun (Noxious liquid Substances = NLS) yang diangkut kapal dalam jumlah besar.

2. Mengurangi kemungkinan bahwa zat-zat beracun akibat kecelakaan, akan lepas kedalam lingkungan laut (marine Environment).

Page 77: Pencegahan polusi kapal

Dasar falsafah dibalik konsep Annex IIDasar falsafah dibalik konsep Annex II

• Tujuan akan tercapai dengan baik oleh adanya Tujuan akan tercapai dengan baik oleh adanya suatu jaminan bahwa kapal-kapal pembongkaran suatu jaminan bahwa kapal-kapal pembongkaran suatu jenis muatan NLS, tidak dibenarkan suatu jenis muatan NLS, tidak dibenarkan berlayar kecuali residu muatan dalm tangki-berlayar kecuali residu muatan dalm tangki-tangkiu dan saluran pipa-pipa yang tangkiu dan saluran pipa-pipa yang berhubungan telah berkurang hingga jumlah berhubungan telah berkurang hingga jumlah tertentu yang tidak berarti. tertentu yang tidak berarti.

Page 78: Pencegahan polusi kapal

Katagori Zat-Zat Cair BeracunKatagori Zat-Zat Cair Beracun

• Dibagi dalam 4 katagori yaitu : A, B, C dan D, sesuai Dibagi dalam 4 katagori yaitu : A, B, C dan D, sesuai tingkat-tingkat bahaya yang dimiliki terhadap tingkat-tingkat bahaya yang dimiliki terhadap lingkungan laut.lingkungan laut.

• Tingkat-tingkat bahaya ini ditetapkan oleh kolompok Tingkat-tingkat bahaya ini ditetapkan oleh kolompok ahli mengenai aspek-aspek ilmiah akan ahli mengenai aspek-aspek ilmiah akan pencemaran laut (the Group of Experts on Scientific Aspects of Marine Pollution = GESAMP).

• Zat-zat dalm katagori A Memiliki tingakat bahaya tertinggi dan D memiliki tingkat bahaya terendah terhadap lingkungan laut.

Page 79: Pencegahan polusi kapal

Persyaratan Annex II konvensi MARPOL 73/78Persyaratan Annex II konvensi MARPOL 73/78

• Setiap kapal yang mengangkut zat-zat cair Setiap kapal yang mengangkut zat-zat cair beracun (NLS) dalam jumlah besar , harus beracun (NLS) dalam jumlah besar , harus dilengkapi dengan sebuah buku Pedoman tentang dilengkapi dengan sebuah buku Pedoman tentang prosedur dan Tata – Susunan (Procedures and prosedur dan Tata – Susunan (Procedures and Arrangements manual) yang disetujui oleh Badan Arrangements manual) yang disetujui oleh Badan Administras. Administras.

Page 80: Pencegahan polusi kapal

Peraturan-peraturan dalam ANNEX IIPeraturan-peraturan dalam ANNEX II

• Pengawasan pembuangan operasional zat-zat cair Pengawasan pembuangan operasional zat-zat cair beracun dan membatasi sekecil mungkin “”””accidental beracun dan membatasi sekecil mungkin “”””accidental discharge”.discharge”.

• Buangan ada 2 macam :Buangan ada 2 macam :

a. a. Accidental discharge Accidental discharge :: Tumpahan muatan akibat Tumpahan muatan akibat kerusakan ruang muatan atau muatan yang kerusakan ruang muatan atau muatan yang /berlimpah keluar kapal./berlimpah keluar kapal.

b.b. operational Disharge operational Disharge : Pembuangan sebagai hasil : Pembuangan sebagai hasil pencucian tangki muatan dan pipa saluran, pencucian tangki muatan dan pipa saluran, pembuangan tolak bara atau residu lainnya pembuangan tolak bara atau residu lainnya

serta serta bilga dari ruang pompa muatan.bilga dari ruang pompa muatan.

Page 81: Pencegahan polusi kapal

Maksud dari P & A Manual

• Untuk mengindetifikasi tata susunan dan perlengkapan yang dibutuhkan serta memberi petunjuk kepada perwira kapal akan prosedur operasional penanganan muatan, pembersihan tangki muatan, penanganan limbah, pembuangan residu, pengisian dan pembuangan tolak bara.

• P & A Manual beserta buku Catatan Muatan (Cargo record Book) dan sertifikat NLS digunakan

Page 82: Pencegahan polusi kapal

Annex III, MARPOL 73/78

• Peraturan-preraturan untuk mencegah pencemaran oleh substansi2x berbahaya yang diangkut melaui lautan dalam bentuk kemasan :

Aturan 1 : aplikasi

Aturan 2 : Pengepakan / Pengemasan (Packing)

Aturan 3 : Pemberian tanda dan label (Marking and Labeling.

Aturan 4 : Dokumentasi (Documentation)

Aturan 5 : Penimbunan, Penumpukan, Pemadatan atau pemuatan (Stowage).

Aturan 6 : Pembatasan jumlah (Quantity Limitations)

Aturan 7 : Pengecualian (Exeptions)

Aturan 8 : Pengawasan negara pelabuhan akan persyaratan2x operasional (Port State Control on Operational Requirements)

Page 83: Pencegahan polusi kapal

Annexa II, MARPOL 73/78

• Aturan 2 :a. (i) baru dari 200 tons GT dan keatas ;

(ii) kapal 2x baru dari < 200 nton GT yang disertifikat untuk mengangkut > 10 orang

(iii) Kapal-kapal baru yang tidak memiliki suatu GT terukur dan disertifikasikan untuk mengangkut >10 orang

b. (i) kapal-kapal lama dari 200 tons GT dan keatas, 10 tahun setelah tanggal annex ini diberlakukan

(ii) kapal 2x lama dari < 200 tons GT yang disertifikasi untuk mengangkut > 10 orang , 10 tahun setelah tanggal Annex diberlakukan.

(iii) kapal 2x lama yang tidak memiliki suatu GT terukur dan disertifikasi untuk mengangkut > 10 orang, 10 tahun setelah tanggal Annex diberlakukan.

Page 84: Pencegahan polusi kapal

• Aturan 4 : sertifikat ; ISPP CertificateInternational Sewage Pollution Prevention Certifikate (1973)• Aturan 8 : “Dicharge of Sewage”

1. Mengacu pada aturan 9 (exceptions), pembuangan kotoran kelaut dilarang , kecuali jika :a. Telah dimurnikan/dibasmi hamakan.b. persyaratan operasional “STP” : (i) Hasil test instalasi dituliskan dalam sertifikat ISPP(1973).

(ii) aliran tidak menghasilkan bagian padat yang nampak mengapung, atauc. Kapal berada dalam perairan dibawah yuridiksi suatu negara dan membuang kotoran sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh negara ysb.

2. Bila kotoran dicampur dengan limbah yang memiliki persyaratan akan lebih ketat

Page 85: Pencegahan polusi kapal

• Aturan 11 : Standard Discharge Connections

• Ukuran flens :

Diameter luar : 210 mm

diameter dalam : sesuai dengan diameter pipa.

diameter tusuk : 170 mm.

lebar slot : 18 mm.

jumlah baut : 4 dengan diameter 16 mm.

tebal flens ; 16 mm.

Page 86: Pencegahan polusi kapal

REVISI Annex IV

( Sidang MEPC ke-44, 20 Oktober 1999)

• Aturan 2 :

1. Kapal 2x baru dari 400 tons GT keatas ;

2. Kapal 2x baru kurang dari 400 tons GT yang disertifikasi untuk menganggkut > 15 orang ;

3. Kapal 2x lama dari 400 tons GT dan keatas, 5 tahun setelah tanggal diberlakukan Annex ini ;

4. Kapal 2x lama < 400 tons GT yang disertifikasi untuk menganggkut > 15 orang, 5 tahun setelah tanggal diberlakukan Annex ini, yang terlibat dalam pelayaran Internasional.

Page 87: Pencegahan polusi kapal

Disharge conditions for sewage from Ships

Sea Area Discharge Criteria

With 4 nm from land

No discharge except from approved sewage treatment certified

Between 4 & 12 nm from

land

No discharge except from :

1. Approved system treatment plant certified.

2. An approved system for comminiting and disinfecting sewage

More than 12 nm from land

Discharge from (1) or (2) above, or sewage which is not comminuted or disinfected when ship in e route proceeding at speed not less than 4 knots

Page 88: Pencegahan polusi kapal

• Annex V : - Gerbage

• Applies to all ships, including yachts, fishing vessels and offshore platforms.

• Discharge of Garbage into the Sea

mixed refuse is treated as the most restrictive garbage.

Page 89: Pencegahan polusi kapal

The following stipulatios apply :

1. The disposal of any plastic garbage into sea, including, but not limited to synthetic fishing nets, ropes and plastic rubbish bags, is probihited;

2. Dunnage, lining, and packing material which float paper product, rags, metal, bottles, and crockery) shall not be discharged with in 12 nm.

Page 90: Pencegahan polusi kapal

Larangan pembuangan sampah sesuai denga jenisnya

< 3 mil dari garis dasar (base lines)

Dari 3 mil hingga 12 mil

Dari 12 mil hingga 25 mil

> 25mil

Plastik

Kertas

kain lap/

ajun

gelas

pecah-belah terap

(dunnage) makanan

Plastik terap (dunnage)Dilarang

membuang kedalam air < 25

m Kertas

Kain lap / majun metal

GelasPecah belah

makanan

Plastik terap (dunnage))))

Dalam daerah khusus,

pembuangan makanan sisa

kelaut dilakukan sejauhmungkin dari darat, tidak

kurang 12 mil dari garis dasar (base

line)

plastik

Page 91: Pencegahan polusi kapal

Annex VI – Air Pollution

• Tanggal 26 September 1997, peserta konvensi MARPOL 1973 / Protokol 1978, mengadopsi Annex VI : peraturan 2x untuk Pencengahan Pencemaran Udara dari kapal 2x (1997 Protokol)

Page 92: Pencegahan polusi kapal

• Bahaya-bahaya yang mengancam kapal :

- internal dan

- external

• Bahaya yang mengancam kelestarian lingkungan laut :

- minyak

- zat-zat cair beracun (NLS)

- barang 2x berbahaya dalam bentuk kemasan (harmful goods in packaged form)

- sedwage

- sampah (garbage)

Page 93: Pencegahan polusi kapal

• Yang mengancam Atmosfir :

* pengeluaran ke atmosfir :

- kelebihan SO2 dari pembakaran bahan bakar dan NO2 dari motor diesel

- komponen organik yang mudah menguap dari muatan tanker

- gas-gas yang merusak lapisan ozon seperti CFCs

Page 94: Pencegahan polusi kapal

Tanggal berlakuan

• Konvensi Marpol 1973 : 10 februari 1983

• Annex I : 2 oktober 1983

• Annex II : 1 april 1987

• Annex III : 1 juli 1992

• Annex IV : not yet in force

• Annex V : 31 desember 1988

• Annex VI : not yet force

Page 95: Pencegahan polusi kapal

Aturan 9 : Buku Mencatat Muatan ( Cargo Record Book )

• Memuat & membongkar muatan

• Mengangsur antar tangki muatan

• Membersihkan tangki-tangki muatan

• Mengisi dan membuang balas ke / dari tangki-tangki muatan

• Mengangsur residu-residu kefasilitas penampungan dipelabuhan

• Pembuangan kelaut atau penguapan oleh ventilasi

Page 96: Pencegahan polusi kapal

Pembuangan dari ruang-ruang permesinan pada semua kapal-kapal ukuran > 400 GT (termasuk tankers)

• Diluar daerah khusus :

tidak boleh dilakukan pembuangan kecuali

1. Kandungan minyak tidak melampui 15 ppm

2. Dalam pelayaran

3. Pada posisi 12 mil dari daratan dan kandungan minyak dapat < 100 ppm

4. Monitor pembuangan minyak dan pemisah air berminyak beroperasi / bekerja

• Didalam daerah khusus :

Kecuali dalam perjalanan dengan menggunakan alat penyaringan dan pemutus aliran otomatik yang bekerja jika kandungan minyak melampui 15 ppm

Page 97: Pencegahan polusi kapal

Pemisahan air-berminyak (Oily-Water Seperatort)

Harus didesain, dikonstruksi, memiliki kapasitas dan kekuatan yang memadai

Dipasang pembatas tekanan – lebih

Kapasitas pompa tidak boleh lebih dari kapasitas yang didesain dari seperator

Harus mampu memisahkan campuran minyak dengan berat jenis tidak kurang dari 0.94

Kandungan minyak dari kandungan pembuangan tidak melampaui 100 ppm

Harus ada kemudahan untuk pembersihan dan pemeriksaan

Harus memiliki : (i)sebuah pengukur tekanan

(ii) sebuah katub cerat

(iii) alat pencengah aliran balik

(iv) sarana untuk mengambil contoh pada inlet/outlet

Page 98: Pencegahan polusi kapal

Sampah (garbage)

• Semua jenis makanan, limbah domestik dan operasional kecuali ikan segar,

• Tidak ada perlengkapan khusus, servey atau sertifikat yang disyaratkan

• Pembuangan plastik, tali sintesis, jaring ikan dan kantong plastik dilarang

• Berikut ini dapat dibuang :

25 nm dari daratan: “dunnage”bahan2x tali dan paking yang terapung

12 nm dari daratan : kertas, kain gosok/majun, metal,botol dan sisa

makanan

3 nm dari daratan : kertas, kain gosok/majun, metal, botol dan sisa makanan

terserak

Page 99: Pencegahan polusi kapal

Kapal tangki minyak baru (Oily-Water Seperator)

a. Kontrak pembuangan setelah tanggal 1 juni 1979

b. Peletakan lunas kapal setelah tanggal 1 januari 1980

c. Penyerahan kapal setelah tanggal 1 juni 1982

d. Telah dijalankan perubahan/konversi :

I. Kontrak dibuat setelah tanggal 1 juni 1979

ii. Pekerjaan pembangunan dimulai setelah tanggal 1 januari 1980

iii. yang diselesaikan setelah tanggal 1 juni 1982

Page 100: Pencegahan polusi kapal

Ukuran “Slop Tank” untuk kapal tangki minyak (tanker)

• Slop tank/tangki endapan harus memiliki kapasitas yang diperlukan untuk menahan endapan yang dihasilkan dari pencucian2x balas kotor. Total kapasitas dari slop tank tidak boleh kurang dari 3 % kapasitas angkut minyak dari kapal, kecuali administrasi menetapkan lain.

Page 101: Pencegahan polusi kapal

Kegiatan 2x yang ditulis dalam Buku Catatan Minyak (Oil Record Book)

• Setiap kapal berukuran > 400 GT harus dilengkapi dengan sebuah Buku Catatan Minyak bagian I (Operasi-operasi ruang permesinan) dan setiap kapal tangki minyak berukuran > 150 GT juga harus dilengkapi dengan Buku Catatan Minyak Bagian II (Operasi-operasi muatan / balas)

Page 102: Pencegahan polusi kapal

• Buku Catatan Minyak harus diisi pada setiap kejadian :

a. operasi-operasi permesinan (semua kapal)

i. Isi balas/membersihkan tangki2x bahan bakar

ii. Buang balas kotor/air cucian sub (a) (I)

iii. pembuangan residu berminyak (lumpur)

iv. Pembuangan kecuali air bilga yang telah akumulasi dalam ruang permesinan

b. operasi-operasi muatan / balas (oil tankers) :

i. Muatan minyak muatan

ii. Angsur minyak muatan antar tangki

iii. Bongkar minyak muatan

iv. Isi balas ketangk muatan dan DCBT

v. Bersihkan tangki muatan termasuk COW

vi. Buang balas kecuali SBT

vii. Buang air dari “slope tanks”

viii. Menutup semua katup yang dipakai/alat sejenis setelah operasi pembuangan dari slop tanks

ix. menetup katup yang diperlukan untuk isolasi DCBT muatan & “stripping” setelah operasi pembuangan slop tank

x. pembuangan residu-residu

Page 103: Pencegahan polusi kapal

• Daerah Khusus (Special Area) :

Daerah laut dimana, untuk alasan2x teknis yang diakui dalam hubunganya serta untuk sifat tertentu dari lalu-lintasnya, pengesahan metode2x khusus yang wajib disyaratkan untuk pencengahan pencemaran laut oleh minyak.

• Tolak Bara Bersih (Clean Ballast)

tolak bara dalam satu tangki dimana, sejak terakhir minyak diangkut didalamnya, telah bersih dari muatan yang telah dikeluarkan dari kapal dalam kondisi air tenang pada hari yang cerah dan tidak nampak tanda-tanda minyak tumpah pada permukaan air atau pada garis pantai yang menghubungkanya atau yang menyebabkan suatu limbah atau emulsi yang terjadi dibawah permukaan air atau garis pantai yang menghubungkanya.

Page 104: Pencegahan polusi kapal

Jenis-jenis pemeriksaan (survey) untuk tanker yang berkaitan dengan sertifikat IOPP

• Sebelum sertifikat IOPP diterbitkan untuk pertama kali, harus dilakukan pemeriksaan I (Initial Survey)

• Pemeriksaan berikutnya adalah :

* pemeriksaan tahunan (annual Survey)

Dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan sebelun atau sesudah tanggal ulang tahun sertifikat tsb.

* Pemeriksaan antara ( Intermediate Survey)

Dilaksanakan dalam kurun waktu 6 bulan sebelum atau sesudah tanggal pertengahan periode berlakunya sertifikat

Page 105: Pencegahan polusi kapal

Dokumen2x yang jharus dibawa oleh kapal2x tangki minyak selama berlayar sebagai alat pengontrol pencengahan dan penanggulangan pencemaran :

• Sertifikat IOPP beserta supplement B

• Buku petunjuk kerja dan perlengkapan COW

• Buku petunjuk kerja dan perlengkapan IGS

• Oil Record Book part I & II

• SOPEP

• Garbage Manegement Plan

• Garbage Rrrrecord Book

• Sertifikat Keselamatan perlengkapan kapal untuk meyakini bahwa sistem gas lambam (IGS) sesuai dengan peraturan

Page 106: Pencegahan polusi kapal

Jenis2x pecemaran yang diatur dalam Konvensi MARPOL 73/78

• Pencemaran oleh minyak’

• Pencemaran oleh zat-zat cair beracun dalam bentuk curahan

• Pencemaran oleh zat-zat merugikan diangkut dalam bentuk terbungkus, peti kemas, tangki lepas atau mobil2x tangki dan gerbong2x tangki

• Pencemaran oleh kotoran dari kapal2x

• Pencemaran oleh sampah dari kapal2x

• Pencemaran udara dari kapal2x

Page 107: Pencegahan polusi kapal

• Guna lambung ganda (double hull)

untuk memperhitungkan “Oil Outflow performance” dalam kejadian tubrukan atau kandas.

Secara khusus guna lambung ini adalah untuk mencengah mengalirnya minyak keluar dari kapal bila terjadi tubrukan atau kandas

Page 108: Pencegahan polusi kapal

Aturan 13F, Annex I, MARPOL 73/78

• Persyaratan2x struktural untuk kapal2x tangki minyak baru dengan ukuran > 600 tdw L:

a) kontrak pembangunan pada atau setelah tanggal 6 juli 1993

b) Peletakan luas kapal pada atau setelah tanggal 6 januari 1994

c) Pelepasan kapal pada atau setelah tanggal 6 juli 1996

d) Kapal sementara diadakan perubahan besar (major conversion) :

- tanggal kontrak setelah 6 juli 1993

- pembangunan dimulai setelah tgl 6 januari 1994

- konversi selesai dikerjakan setelah tgl 6 juli 1996

Page 109: Pencegahan polusi kapal

Pembuangan kotoran (sewage) menurut aturan 8, lampiran (Annex IV), Konvensi MARPOL 73/78

• Kapal membuang kotoran yang telah bebas bakteri (comminuted and senfected) menggunakan suatu sistem (sewage treatment plant) yang diakui administrasi sesuai aturan 3 (1) (a) pada suatu jarak > 4 nm dari daratan terdekat, atau kotoran yang tidak dibebas bakterikan dibuang pada suatu jarak > 12nm dari daratan terdekat.kotoran yang telah ditampung dalam suatu tangki (holding tank) tidak boleh dibuang secara serentak tetapi dengan aliran yang sedang pada saat kapal melaju pada kecepatan > 4 knots

Page 110: Pencegahan polusi kapal

Cara pembuangan zat cair beracun (NLS) katagori A diluar daerah khusus

• Pembuangan substansi katagori A yang bercampur denga air tolak bara, air pencucian tangki, atau residu2x lainnya atau campuran2x yang mengandung substansi tersebut dilarang.

• Jika demikian, harus dibuang kefasilitas penampungan didarat pada konsentrasi dibawah 0.1 % berat, kecuali fosfor kuning atau putih dimana konsentrsi residu adalah 0,01 %

Page 111: Pencegahan polusi kapal

Setiap air yang kemudian ditambahkan kedalam tangki dapat dibuang kedalam laut, jika kondisi2x berikut ini penuh :

a) Kapal sedang melaju pada kecepatan sekurang-kurangnya 7 knots jika kapal digerakkan sendiri atau sekurang-kurangnya 4 knots jika kapal tidak digerakkan sendiri.

b) Pembuangan dilakukan dibawah garis air, dengan memperhatikan lokasi hisapan air laut

c) Pembuangan dilakukan pada suatu jarak tidak kurang dari 12 mil laut dari daratan terdekat dalam suatu kedalaman air tidak kurang dari 25 meter

Page 112: Pencegahan polusi kapal

• Oily – Water seperating Equipment : Aturan 16 (6)

suatu pemisahan / penyaringan / kombinasi apapun dari keduanya, yang didesain untuk menghasilkan aliran yang mengandung minyak < 100 ppm

• Oil Filtering Equipment : Aturan 16 (6) dan (7)

suatu kombinasi apapun dari suatu pemisahan dansuatu penyaringan atau “coalester” yang didesain untuk menghasilkan aliran yang mengandung minyak tidak lebih dari 15 ppm

• Oil/water Interface Detector :

suatu perlengkapan untuk menentukan batas minyak / air sehingga pembuangan dapat dihentikan sebelum batas tersebut dicapai

Page 113: Pencegahan polusi kapal

“Oil Discharge monitoring and Contol Systems”

• Terdiri dari 4 sistem utama :

1. Sebuah meter kandungan minyak (Oil contact meter)

2. Sebuah meter aliran (flow meter)

3. Sebuah unit penghitung (computing unit)

4. Suatu sistem pengendali aliran yang menggunakan katub penghenti aliran keluar kapal (overboard vavle control system)

Page 114: Pencegahan polusi kapal

Perlengkapan dan penataan yang dipasang pada kapal barang berukuran > 400 GT untuk pengawasan pembuangan minyak dari ruang2x permesinan

1. Perlengkapan pemisah air berminyak (Oily Water Seperating System)

2. Tangki2x dengan kapasitas yang cukup untuk menampung residu2x minyak (endapan/lumpur)

3. Sambungan standar pembuangan (standard Discharge Connection)

4. Sistem2x pemompaan dan penataan pipa2x yang terkait (Associated piping and pumping System)

Page 115: Pencegahan polusi kapal

Perlengkapan dan penataan yang dipasang pada kapal2x tangki minyak untuk pengawasan pembuangan minyak

dari tangki2x muat

1. Sistem pemonitoran dan pengendalian kandungan minyak untuk pembuangan2x keluar kapal [aturan 15 (3) (a)]

2. Detektor permukaan antara minyak / air (Oil / water Interface Detector) [aturan 15 (3) (b)]

3. Penataan2x tangki endap = slop tank arrangements [aturan 15 (3) © ]

4. Penataan2x pemompaan, pipa2x dan pembuangan (pumping, piping and discharge arrangements [aturan 18]

Page 116: Pencegahan polusi kapal

Cara pembuangan zat cair beracun (NLS) katagori A diluar daerah khusus

• Pembuangan substansi katagori A yang bercampur denga air tolak bara, air pencucian tangki, atau residu2x lainnya atau campuran2x yang mengandung substansi tersebut dilarang.

• Jika demikian, harus dibuang kefasilitas penampungan didarat pada konsentrasi dibawah 0.1 % berat, kecuali fosfor kuning atau putih dimana konsentrsi residu adalah 0,01 %

Page 117: Pencegahan polusi kapal

Cara pembuangan zat cair beracun (NLS) katagori A diluar daerah khusus

• Pembuangan substansi katagori A yang bercampur denga air tolak bara, air pencucian tangki, atau residu2x lainnya atau campuran2x yang mengandung substansi tersebut dilarang.

• Jika demikian, harus dibuang kefasilitas penampungan didarat pada konsentrasi dibawah 0.1 % berat, kecuali fosfor kuning atau putih dimana konsentrsi residu adalah 0,01 %

Page 118: Pencegahan polusi kapal

Ketentuan pembuangan kelaut dari substansi2x zat cair beracun dalam katagori B yang diatur dalam aturan 5, annex II, Konvensi MARPOL 73/78

• Substansi2x dalam katagori B [aturan (3) (1) (b) – Annex II] yang terkandung dalam air bebas, pencucian2x tangki, atau residu2x lain atau campuran2x yang mengadung substansi tsb dilarang dibuang kelaut, kecuali :

a) Tangki telah dicuci dahulu (prewash)

b) Kecepatan sekurang2xnya 7 knots untuk yang bergerak sendiri dan 4 knots untuk yang tidak yang bergerak sendiri.

c) Konsentrasi dan debit pembuangan dalam air diburitan tidak melampaui 1 ppm.

d) Pembuangan dilakukan dibawah garisbair, dengan mempehartikan lokasi dari hisapan air laut

e) Pembuangan dilakukan pada suatu jarak tidak kurang dari 12 mil kelaut dari daratan terdekat dan dalam kedalaman tidak kurang dari 25 m.

Page 119: Pencegahan polusi kapal

Isi dari “P & A Manual” yang harus dibawa oleh “Chemical Tankers”

• Pendahuluan :

1. Gambaran utama dari annex II, Konvensi MARPOL 73/78

2. Uraian dari perlengkapan dan tata-susunan kapal

3. Prosedur2x yang berhubungan dengan pembersihan tangki2x muatan, pembuangan residu, pengisian dan pembuangan tolak bara dst.

Page 120: Pencegahan polusi kapal

“garbage Management Plan”

• Prosedur2x tertulis yang dibuat adalah untuk :

o Pengumpulan (Collecting)

o Penyimpanan (Storing)

o Pemprosesan dan pembuangan sampah, termasuk pemakaian peralatan dikapal

Juga akan menunjukkan personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana manejemen ini.

Page 121: Pencegahan polusi kapal

Prosedur “Load On Top” pada “Crude Oil Tanker”

• Prosedur ini adalah salah satu upaya anti-polusi yang bisa dilakukan oleh kapal2x tangki minyak mentah (crude oil tankers)

• Selama pencucian tangki dengan air, residu2x minyak atau emulsi air bekas pencucian dipompakan kedalam tangki endapan (slop tank)

• Pegendapan dilakukan beberapa hari, sebagian besar minyak memisahkan diri pada permukaan air / campuran kadang2x dibantu dengan coil pemanas yang terletak ditengah2x tangki

• Air bersih mengendap dibagian dasar tangki dan antara keduanya ada suatu lapisan dari suatu emulsi a (campuran) minyak dan air

Page 122: Pencegahan polusi kapal

• Tinggi/tebal “interface” dapat diukur oleh suatu detektor yang disebut “Oil/Water Interface Detector”

• Setelah memastikan air bersih yang terkumpul, maka dapat dibuang kelaut melalui alat pemonitoran air berminyak (Oil Water Monitoring Equipment)

• Setelah air bersih dibuang, minyak yang tertinggi, jumlah air dan emulsi dihitung

• Jumlah air yang diperoleh berlainan dengan muatan sebelumnya serta ukuran tangki2x muatan, apakah centre or wing tank dan apakah COW telah dilakukan. Suatu formula empiris dimungkinkan untuk “cargo inspector” menghitung perkiraan jumlah yang diperoleh

• Pada pelabuhan pemuatan, jumlah yang tertingal dikapal dilaporkan dan muatan baru dimuat kedalam tangki yang sama.

Page 123: Pencegahan polusi kapal

Ketentuan pembuangan dari ruang2x permesinan pada semua kapal berukuran > 400 Gt

Pembuangan diluar daerak khusus, tidak boleh dilakukan,kecuali :

• Kandungan minyak tidak melampaui 15 ppm

• Kapal dal pelayaran

• Posisi kapal 12 mil laut dari daratan terdekat kandungan minyak dapat < 100 ppm

• Pemonitoran pembuangan minyak dan pemisahan air berminyak dioperasikan / dikerjakan

Pembuangan di dalam daerah khsusu, tidak boleh dilakukan kecuali :

• Dalam pelayaran menggunakan alat penyaringan dan pemutusan air otomatik yang akan bekerja jika kandungan minyak melampaui 15 ppm.

Page 124: Pencegahan polusi kapal

Ketentuan pembuangan dari tangki muatan kapal2x tangki minyak (Oil Tankers)

Pembuangan di luar daerah khusus tidak boleh dilakukan, kecuali :

• Bersih atau tolak bara terpisah (segregated Ballast)

• Posisi kapal > 50 mil laut dari daratan terdekat • Dalam pelayaran / perjalanan• Debit pembuangan tidak melampaui 60 ltr/mil laut• 1/15.000 (old tankers) atau 1/30.000(new tamkers)

dari muatan yang diangkut pada pelayaran sebelumnya

• Sistem pemonitoran dan pengendalian pembuangan serta tangki endapan dioperasikanPembuangan didalam daerah khusus tidak boleh dilakukan kecuali bersih atau tolak bara terpisah.

Page 125: Pencegahan polusi kapal

Terhitung tanggal 6 juli 1998 :

• Pembuangan hanya dilakukan dalam perjalanan / pelayaran

• Kandungan minyak tidak melampaui 15 ppm

• Pemonitoran pembuangan minyak dan pemisahan air berminyak (OWS) harus dioperasikan

• Kapal2x harus dipasang perlengkapan yang akan menahan minyak tidak lepas kedalam bilga kecuali kapal dipasang pemisah air berminyak