PENATALAKSANAAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS), SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE PADA KASUS ISCHIALGIA DI RSD BAGAS WARAS KLATEN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Widya Dharma Disusun oleh: Yuli Nurcahyani 1762100004 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA 2020
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENATALAKSANAAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION (TENS), SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN
WILLIAM FLEXION EXERCISE PADA KASUS ISCHIALGIA
DI RSD BAGAS WARAS KLATEN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III
Fisioterapi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Widya Dharma
Disusun oleh:
Yuli Nurcahyani
1762100004
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SEMINAR PROPOSAL
Nama : Yuli Nurcahyani
NIM : 1762100004
Fakultas : Psikologi dan Kesehatan
Prodi : DIII Fisioterapi
Judul: Penatalaksanaan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Short
Wave Diathermy dan William Flexion Exercise pada kasus Ischialgia
DISETUJUI UNTUK SEMINAR PROPOSAL
Klaten, Juli 2020
Mengetahui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Amalia Solichati Rizqi SST.FT, M.Si Rima Yunitasari S.Fis, M.PH
NIK : 690817379 NIK : 690129387
iii
iv
v
ABSTRACT
MANAGEMENT OF TENS, SWD AND WILLIAM FLEXION EXERCISE
IN ISCHIALGIA CASE AT RSD BAGAS WARAS KLATEN
Yuli Nurcahyani, Amalia Solichati Rizqi, Rima Yunitasari.
Program Studi DIII Fisioterapi
Widya Dharma Klaten University
Background : In this modern era, humans are required to be able to meet
economic needs for survival. Occupational diseases can affect almost the entire
human population. One of them is low back pain that radiates to the legs and even
the soles of the feet. Pain radiating to the legs and feet is called ischialgia.
Ischialgia is pain that starts in the lower back and radiates to the legs, sometimes
radiating to the feet. Objective: To determine the management of TENS, SWD
and William Flexion Exercise in reducing pain, increasing muscle strength,
increasing LGS and increasing functional ability. Methods: The method in this
study uses a case study approach that only focuses on one research object. The
case study in this research was conducted at RSD Bagas Waras Klaten, in the time
span between February and August 2020. Results: After 3 times therapy for
patients with Ischialgia, the following results were decreased in silent pain T0: 2
to T3: 1 tenderness T0: 3 becomes T3: 2 movement pain T0: 6 becomes T3: 4.The
increase in the strength of the trunk extensor muscles T0: 4 becomes T3: 5, there
is no increase in the strength of the trunk flexor muscles T0: 4 and T3: 4.Increased
range of motion in the joints flexion movement T0: 4 cm to T3: 3 cm, side flexion
right side flexion T0: 11 cm to T3: 13 cm, left extension and side flexion motion
did not increase, extension movement T0: 2 cm and T3: 2 cm left side flexion
motion H0: 9 cm and H3: 9 cm. Conclusion: Management of TENS, SWD and
William Flexion Exercise can reduce pain, increase muscle strength, and increase
LGS in patients with ischialgia.
Key words : Ischialgia, TENS, SWD, William Flexion Exercise
vi
ABSTRAK
PENATALAKSANAAN TENS, SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE
PADA KASUS ISCHIALGIA DI RSD BAGAS WARAS KLATEN
Yuli Nurcahyani, Amalia Solichati Rizqi, Rima Yunitasari.
Program Studi DIII Fisioterapi
Universitas Widya Dharma Klaten
Latar Belakang : Pada era modern ini manusia dituntut untuk dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi demi kelangsungan hidup. Penyakit akibat kerja dapat
mempengaruhi hampir seluruh populasi manusia. Salah satunya berupa nyeri
pinggang yang menjalar ke arah tungkai bahkan telapak kaki. Nyeri menjalar pada
tungkai dan telapak kaki tersebut disebut ischialgia. Ischialgia merupakan rasa
sakit yang dimulai dari punggung bawah dan menjalar ketungkai, terkadang
menjalar sampai kaki. Tujuan : Untuk mengetahui penatalaksanaan TENS, SWD
dan William Flexion Exercise dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan
otot, meningkatkan LGS serta meningkatkan kemampuan fungsional. Metode :
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang hanya
terfokus pada satu obyek penelitian. Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan di
RSD Bagas Waras Klaten, pada rentang waktu antara bulan febuari hingga
agustus 2020. Hasil : Setelah dilakukan 3 kali terapi pada psien Ischialgia
didapatkan hasil sebagai berikut penurunan nyeri diam T0 : 2 menjadi T3 : 1 nyeri
tekan T0 : 3 menjadi T3 : 2 nyeri gerak T0 : 6 menjadi T3 : 4. Peningkatan pada
kekuatan otot ekstensor trunk T0 : 4 menjadi T3 : 5, tidak terdapat peningkatan
pada kekuatan otot fleksor trunk T0 : 4 dan T3 : 4. Peningkatan lingkup gerak
sendi pada gerakan fleksi T0 : 4 cm menjadi T3 : 3 cm gerakan side fleksi dekstra
T0 : 11 cm menjadi T3 : 13 cm, gerakan ekstensi dan side fleksi sinistra tidak
terdapat peningkatan, gerakan ekstensi T0 : 2 cm dan T3 : 2 cm gerakan side
fleksi sinistra T0 : 9 cm dan T3 : 9 cm. Kesimpulan : Penatalaksanaan TENS,
SWD dan William Flexion Exercise dapat mengurangi nyeri, meningkatkan
kekuatan otot, dan meningkatkan LGS pada penderita Ischialgia.
Kata kunci : Ischialgia, TENS, SWD, William Flexion Exercise
vii
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puja dan puji syukur Allhamdulillah kita panjatkan hanya kepada Allah
SWT, Rabb semesta alam. Hanya Allah SWT yang memberikan segala nikmat
untuk seluruh makhluk. Dan hanya dengan segala ridho dari Allah SWT penulis
mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“PENATALAKSANAAN TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION (TENS), SHORT WAVE DIATHERMY (SWD) DAN
WILLIAM FLEXION EXERCISE PADA KASUS ISCHIALGIA DI RSD
BAGAS WARAS KLATEN” sebagai syarat untuk melengkapi tugas-tugas guna
menyelesaikan Program Studi Diploma III Fisioterapi Fakultas Psikologi dan
Kesehatan Universitas Widya Dharma Klaten.
Karya Tulis Ilmiah ini dalam penulisannya tidak akan selesai tanpa ada
bnatuan dari semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati tidak lupa
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak rektor Pof. Dr. Triyono, M.Pd selaku Rektor Universitas Widya
Dharma Klaten.
2. Bapak Winarno Heru Murjito, S.Psi, M.Psi selaku Dekan Fakultas
Psikologi dan Kesehatan Universitas Widya Dharma Klaten.
3. Ibu Amalia Solichati Rizqi, SST.FT, M.Si selaku Kepala Program Studi
DIII Fisioterapi Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Widya
Dharma Klaten dan juga selaku dosen pembimbing 1.
4. Ibu Rima Yunitasari, S.Fis, M.PH selaku dosen pembimbing 2 yang
dengan sabar dan ikhlas membimbing penulis dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Staf dosen Universitas Widya Dharma Klaten program studi Fisioterapi
6. Bapak Sri Yunanto, S.Ftr selaku pembimbing lahan di RSD Bagas Waras
Klaten.
7. Bapak ibu beserta kakak-kakakku tersayang yang telah mendoakan serta
viii
mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Rekan-rekanku mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten program
studi Fisioterapi.
Penulis menyadari akan adanya kekurangan dan kesalahan yang disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak yang nantinya akan bermanfaat untuk
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Klaten, 1 Juli 2020
Yuli Nurcahyani
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………….….....i
Halaman Persetujuan…………………………………………………………...…ii
Halaman Pengesahan………………………………………………………….….iii
Halaman Pernyataan………………………………………………………….…..iv
ABSTRAK…………………………………………………………...…..….……v
Kata Pengantar…………………………………………………………………...vii
Daftar Isi…………………………………………………………………..…...…ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................…….....1
B. Rumusan Masalah................................................................................….....4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………….…..4
D. Manfaat Penulisan……………………………………………………….…4
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Kasus
1. Definisi/pengertian……………………………………………………..5
2. Faktor penyebab masalah……………………….……………………...6
3. Tanda dan Gejala………………………………………………….…...8
4. Dampak dari masalah……………….………………...………………..9
B. Anatomi Fisiologi…………………………………………………….……9
C. Biomekanika……………………………………………………………...12
D. Deskripsi
1. Patologi…………………………………………………...……….…..13
2. Etiologi………………………………………………………………...15
3. Patofisiologi…………………………………………………………...15
4. Manifestasi klinis……………………………………………………...16
E. Pemeriksaan dan pengukuran kasus……………………………………..16
F. Teknologi fisioterapi………………………………………………….….21
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian……………………………………………….………....25
B. Bahan penelitian……………………………………………………….….31
C. Variabel penelitian…………………………..…………………………....31
D. Tempat dan waktu penelitian…………………………………………...31
E. Definisi operasional……………………………………………….……....32
F. Alat penelitian………………………………………………………….….34
G. Jalan penelitian…………………………………………………………....35
H. Analisa data……………………………………………………………....36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil……………………………………………………………………....39
B. Pembahasan………………………………………………………….……42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………….....45
B. Saran……………………………………………………………………...45
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…..47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era modern ini manusia dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
ekonomi demi kelangsungan hidup. Karyawan pabrik tidak jarang harus
bekerja lembur agar mendapatkan hasil yang ditargetkan serta menghasilkan
upah yang sesuai. Angka kejadian menurut survei yang dilakukan oleh
America Osteopathic Association (AOA) pada tahun 2013 menunjukkan
bahwa dari 1.000 pekerja kantor berumur 18 tahun ke atas di Amerika Serikat,
2 dari 3 pekerja kantor mengalami nyeri di daerah tubuhnya pada 6 bulan
terakhir. Dalam survei tersebut menunjukkan dalam 30 hari terakhir sekitar
62% responden merasakan nyeri di punggung bawah, 53% di leher, 38% di
bahu, 33% di pergelangan tangan, dan 31% di punggung bagian atas (Putri et
al., 2014).
Penyakit akibat kerja dapat mempengaruhi hampir seluruh populasi
manusia. Penyakit yang diakibatkan karena bekerja merupakan suatu penyakit
yang berhubungan dengan pekerjaan, baik resiko tempat kerja, peralatan kerja,
material yang dipakai, cara kerja dan lain-lain. Salah satu penyakit akibat
pekerjaan adalah back pain (Yamin et al., 2016). Back pain merupakan nyeri
pinggang yang kerap menjadi masalah pada kehidupan manusia. Hampir
semua aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari memiliki resiko
mengalami nyeri pinggang. Nyeri pinggang sering disebabkan oleh kebiasaan
postur yang jelek saat melakukan aktivitas dan pekerjaan dalam posisi tertentu
dalam waktu yang lama. Salah satunya berupa nyeri pinggang yang menjalar
ke arah tungkai bahkan telapak kaki. Nyeri menjalar pada tungkai dan telapak
kaki tersebut disebut ischialgia (Adibatti & Sangeetha, 2014).
Ischialgia merupakan rasa sakit yang dimulai dari punggung bawah dan
menjalar ketungkai, terkadang menjalar sampai kaki. Keadaan ini terjadi ketika
terdapat penekanan pada saraf ischiadicus, misalnya saja karena adanya sebuah
discus yang mengalami herniasi atau bisa juga karena adanya tonjolan tulang.
2
Selain rasa sakit, ischialgia atau sciatica ini biasanya disertai dengan rasa nyeri
yang menjalar sepanjang saraf ischiadicus, ada juga yang merasa kesemutan,
kelemahan, dan mati rasa di kaki (Laroche & Perrot, 2013). Di Indonesia
penyakit ischialgia termasuk penyakit yang sering dijumpai, penyebab
ischialgia dapat dikarenakan beberapa faktor, sebagai contoh adalah
spondylosis. Spondylosis ditandai dengan degenerasi discus dan osteofit, yang
merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di sebagian besar negara dan
menyebabkan kecacatan kronis di kalangan lansia. Studi sebelumnya
melaporkan prevalensi LS radiografi yang luas dari 40% hingga 85%
berdasarkan jumlah subjek penelitian yang terbatas dalam pengaturan klinis
(Muraki et al., 2014). Nyeri punggung bawah kronis mempengaruhi hampir
20-25% dari populasi yang berusia lebih dari 65 tahun, dan saat ini merupakan
penyebab utama kecacatan baik di negara maju maupun berkembang. Sangat
penting untuk mencapai manajemen yang optimal dari kondisi ini pada pasien
usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup mereka (Vadala et al., 2020).
Ischialgia ditandai dengan nyeri neuropatik yang menjalar dari
punggung bawah ke kaki mengikuti saraf sciatica. Sumber utama rasa sakit
adalah pelampiasan akar saraf karena kompresi mekanik, sekitar 85% kasus
ischialgia disebabkan oleh herniasi intervertebralis. Pasien mungkin
mengalami kesemutan atau tusukan pada distribusi dermatomal dari akar saraf,
tetapi gejala sensorik biasanya minor. Paresis hadir pada kurang dari setengah
pasien, misalnya penurunan kaki karena kelemahan otot tibialis anterior (dalam
kasus radikulopati L5). Ischialgia disebabkan oleh kompresi akar saraf tulang
belakang, sering karena prolapsus lumbal, dan berhubungan dengan nyeri
punggung menjalar ke kaki, kadang-kadang disertai oleh defisit neurologis,
insiden tahunan 1–5% memuncak pada dekade kelima kehidupan. Kebanyakan
pasien dengan nyeri punggung bawah akut merespons terhadap manajemen
gejala konservatif, dengan resolusi gejala selama beberapa minggu hingga
bulan, meskipun beberapa memerlukan dekompresi bedah dari akar saraf yang
terkena. Namun demikian, 10-40% pasien akan mengalami sindrom nyeri
kronik (Okkerse et al., 2016).
3
Dalam kasus ini diperlukan peran fisioterapi untuk menangani pasien
yang menderita ischialgia, karena fisioterapi memiliki manfaat untuk pasien
dengan gangguan pada nyeri punggung bawah. Terapis fisik dapat memainkan
peran penting dalam meminimalkan faktor risiko nyeri punggung bawah.
Untuk mengurangi faktor risiko muskuloskeletal, seorang ahli terapi fisik harus
dilibatkan dalam penanganan pasien penderita nyeri punggung bawah.
Fisioterapis lebih efektif untuk nyeri punggung bawah kronis, fisioterapi
adalah salah satu intervensi yang meningkatkan fungsi dan meminimalkan rasa
sakit pada cedera muskuloskeletal (Ghafoor et al., 2019). Dalam penanganan
terhadap kasus ischialgia modalitas TENS perlu diberikan karena dapat
mengurangi nyeri pada pasien. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation
(TENS) adalah suatu metode pengobatan nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri.
TENS bisa digunakan untuk mengurangi nyeri akut maupun nyeri
kronik (Bedwell et al., 2011). Selain TENS, modalitas yang diberikan kepada
penderita ischialgia yaitu SWD. Shortwave diathermy adalah arus frekuensi
tinggi yang diperoleh oleh kondensor pemakaian melalui induktansi resistansi
ohmik rendah. Ketika arus frekuensi tinggi ini masuk ke jaringan, itu
menghasilkan panas ke jaringan. SWD memiliki beberapa manfat yang salah
satunya adalah mengurangi rasa sakit dengan menyelesaikan peradangan
(Sutariya & Shukla, 2020). Pemberian William Flexion Exercise juga perlu
diberikan untuk mengoptimalkan proses terapi yang diberikan kepada
penderita ischialgia. William Flexion Exercise merupakan metode yang
pertama kali dikembangkan oleh Dr. Paul William’s pada tahun 1937. William
Flexion Exercise dapat meningkatkan tekanan intra abdomonal yang
mendorong kolumna vertebralis ke arah belakang, yang dengan demikian akan
membantu mengurangi hiperlordosis tulang dan mengurangi tekanan pada
discus intervertebralis (Pramita, 2014).
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas diatas diatas sebelumnya,
penulis ingin membahas tentang penatalaksanaan trancutaneus electrical nerve
4
stimulation, short wave diathermy dan william flexion exercise pada penderita
ischialgia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada dilatar belakang diatas didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana penatalaksanaan TENS, SWD dan William Flexion Exercise pada
kasus Ischialgia di RSD Bagas Waras Klaten?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut didapatkan tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari, mengidentifikasi
masalah-masalah, menganalisa dan mengambil suatu kesimpulan pada
kasus ischialgia
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penatalaksanaan TENS, SWD dan William Flexion
Exercise pada kasus ischialgia untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan
LGS Trunk, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan kekuatan
ADL
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk institusi
pendidikan sebagai sarana pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik
di lingkungan pendidikan fisioterapi untuk memahami serta melaksanakan
proses fisioterapi dengan modalitas TENS, SWD dan William Flexion
Exercise untuk mengatasi kasus Ischialgia
2. Bagi Masyarakat
Memberi penjelasan, pengetahuan dan penyuluhan tentang nyeri
punggung bawah karena ischialgia dan tentang tindakan medis dan
fisioterapi yang bisa diberikan untuk mengatasi nyeri punggung bawah
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ischialgia adalah nyeri kronik yang terjadi pada punggung bawah dimana
hal ini mengganggu aktivitas sehari-hari. Setelah penulis menguraikan
bab-bab terdahulu mengenai ischialgia dan penerapannya dengan TENS,
SWD (Short Wave Diathermy), William Flexion Exercise sebagai modalitas
fisioterapi terpilih dan ternyata ischialgia merupakan penyakit yang perlu
perhatian khusus dan tidak bisa dianggap ringan, karena bila penyakit ini tidak
didapatkan terapi secara intensif maka akan memperberat keadaan pasien
dalam melakukan aktivitas sehari-hari hingga berujung pada tindakan operasi
bila penyakit tersebut semakin bertambah parah. Dari penatalaksanaan TENS,
SWD, dan William Flexion Execise modalitas tersebut besar pengaruhnya
terhadap kondisi ischialgia yaitu dapat membantu mencegah dan menangani
permasalahan berupa:
1. Mengurangi nyeri pada lumbalnya mulai dari nyeri diam, tekan, gerak
dengan menggunakan skala VAS
2. Meningkatkan kekuatan otot dengan menggunakan MMT
3. Meningkatkan lingkup gerak sendi trunk dengan menggunakan midline
4. Untuk kemamampuan fungsional belum terdapat peningkatan
B. Saran
Mengingat bahwa ischialgia merupakan penyakit nyeri pada punggung
bawah yang menjalar hingga satu atau kedua kaki dan biasanya dijumpai
terutama pada orang-orang di atas umur 50 tahun, maka hendaknya
penanganan atau pencegahan harus dilakukan sejak dini.
Saran yang dapat penulis kemukakan disini adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi pasien, agar bisa lebih hati-hati dalam beraktifitas khususnya
yang banyak menggunakan punggungnya seperti para petani yang sering
jongkok saat menanam padi, para kuli barang. Selain menjalani terapi yang
46
teratur, latihan dirumah juga lebih baik dalam menentukan keberhasilan
pasien dan kesabarannya juga diperlukan untuk mendapatkan hasil dari
pasien yang diinginkan.
2. Kepada masyarakat, hendaknya tetap menjaga kesehatan dan kebugaran
melalui aktifitas yang seimbang dan apabila merasakan nyeri yang
berkelanjutan pada lumbalnya dengan disertai atau tanpa adanya rasa kaku,
hendaknya segera diperiksakan ke dokter atau tim medis lain.
Pada akhirnya, penyakit ischialgia pasti akan berpotensi menimpa seiring
dengan cara melakukan aktivitas/rutinas yang salah dan tidak dapat
dihambat bagi mereka-mereka yang sudah lansia bahkan masih muda,
namum demikian upaya tim medis dalam hal ini fisioterapis sedapat
mungkin mempertahankan kualitas hidup pasien dengan tetap melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa ketergantungan dari orang lain.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adibatti, M., & Sangeetha, V. (2014). Study on variant anatomy of sciatic nerve.
Journal of Clinical & Diagnostic Research, 8(8).
Anbumani, T. L., Thamarai, S. A., & Anthony, A. S. (2015). Sciatic nerve and its
variations: an anatomical study. Int J Anat Res, 3(2), 1121-7.
Aydede, M. (2017). Defending the IASP definition of pain. The Monist, 100(4),
439-464.
Bedwell, C., Dowswell, T., Neilson, J. P., & Lavender, T. (2011). The use of
transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for pain relief in
labour: a review of the evidence. Midwifery, 27(5), e141-e148.
Beneciuk, J. M., Ballengee, L. A., & George, S. Z. (2019). Treatment monitoring
as a component of psychologically informed physical therapy: A case
series of patients at high risk for persistent low back pain related disability.
Musculoskeletal Science and Practice, 41, 36-42.
Boote, J., Newsome, R., Reddington, M., Cole, A., & Dimairo, M. (2017).
Physiotherapy for patients with sciatica awaiting lumbar micro‐discectomy surgery: A nested, qualitative study of patients' views and
experiences. Physiotherapy Research International, 22(3), e1665.
Carro, L. P., Hernando, M. F., Cerezal, L., Navarro, I. S., Fernandez, A. A., &
Castillo, A. O. (2016). Deep gluteal space problems: piriformis syndrome,
ischiofemoral impingement and sciatic nerve release. Muscles, ligaments
and tendons journal, 6(3), 384.
Davis, D., Maini, K., & Vasudevan, A. (2020). Sciatica. In StatPearls [Internet].
StatPearls Publishing.
De Sousa, N. T. A., Guirro, E. C. D. O., Calió, J. G., De Queluz, M. C., & Guirro,
R. R. D. J. (2017). Application of shortwave diathermy to lower limb
increases arterial blood flow velocity and skin temperature in women: a
randomized controlled trial. Brazilian Journal of Physical Therapy, 21(2),
127-137.
Dydyk, A. M., & Sapra, A. (2019). Williams Back Exercises. In StatPearls
[Internet]. StatPearls Publishing.
Elahi, F., Hitchon, P., & Reddy, C. G. (2014). Acute sciatic neuritis following
lumbar laminectomy. Case reports in medicine, 2014.
48
Emary, P. C. (2015). Evidence-based prognostication in a case of sciatica. The
Journal of the Canadian Chiropractic Association, 59(1), 24.
Fajolu, O. K., Pencle, F. J., Rosas, S., & Chin, K. R. (2018). A Prospective
Analysis of the Supine and Sitting Straight-Leg Raise Test and Its
Performance in Litigation Patients. International Journal of Spine Surgery,
12(1), 58-63.
Ghafoor, I., Kalsoom, T., Gohar, A., & Rasul, A. (2019). Effectiveness of
NSAIDs and Physiotherapy in Acute Low Back Pain on Pain and Function
in Workers of Pakistan Textile Industry. Journal of Liaquat University of
Medical & Health Sciences, 18(04), 320-324.
Gibson, W., Wand, B. M., & O'Connell, N. E. (2017). Transcutaneous electrical
nerve stimulation (TENS) for neuropathic pain in adults. Cochrane