Top Banner
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LUMBAL SPINAL STENOSIS DI RSUD dr. SOESELO SLAWI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi diploma III pada jurusan fisioterapi fakultas ilmu kesehatan Oleh : Ria Titania Aryani J100160080 PROGRAM STUDI DIPLOMA II FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019
19

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

Nov 01, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LUMBAL

SPINAL STENOSIS DI RSUD dr. SOESELO SLAWI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi diploma III

pada jurusan fisioterapi fakultas ilmu kesehatan

Oleh :

Ria Titania Aryani

J100160080

PROGRAM STUDI DIPLOMA II FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

i

Page 3: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

ii

Page 4: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et
Page 5: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LUMBAL SPINAL

STENOSIS DI RSUD dr. SOESELO SLAWI

Abstrak

Lumbal Spinal Stenosis (LSS) adalah penyakit yang biasanya muncul dan dialami

oleh pasien yang berusia paruh baya, yang terjadi akibat adanya penyempitan pada

kanal spinal secara perlahan yang dimulai dari penebalan ligament, sendi faset yang

membesar, dan diskus yang menonjol. Untuk mengetahui manfaat Microwave

Diathermy, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan, dan

NeuroMuscular Taping untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan lingkup gerak

sendi pada kasus Lumbal Spinal Stenosis. Setelah melakukan terapi sebanyak 3 kali

terdapat penurunan nyeri tekan dari T1: 5 menjadi T3: 3 dan nyeri gerak dari T1: 6

menjadi T3: 4,5. Untuk lingkup gerak sendi didapatkan hasil gerakan fleksi dari T1: 8

menjadi T3: 12, gerakan ekstensi dari T1: 3 menjadi T3: 2, gerakan lateral fleksi

dextra dari T1: 9 menjadi T3: 11, dan lateral fleksi sinistra dari T1: 11 menjadi T3:

13. Pemberian modalitas Microwave Diathermy, Transcutaneus Electrical Nerve

Stimulation, Terapi Latihan, dan NeuroMuscular Taping dapat menurunkan nyeri dan

lingkup gerak sendi pada kasus Lumbal Spinal Stenosis.

Kata Kunci: Lumbal Spinal Stenosis (LSS), Microwave Diathermy, Transcutaneus

Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan, dan NeuroMuscular Taping.

Abstract

Lumbar Spinal Stenosis (LSS) is a disease that usually arises and is experienced by

middle-aged patients, which occurs due to the narrowing of the Spinal canal slowly

starting from the thickening of the ligament, the enlarged facet joints, and A

prominent discus. Knowing the benefits of Microwave Diathermy, Transcutaneous

Electrical Nerve Stimulation, exercise therapy, and NeuroMuscular Taping to lower

the pain and improve the scope of motion of joints in the case of Lumbar Spinal

Stenosis. After therapy 3 times there is a decrease in the press of T1:5 to T3:3 and the

motion pain from T1:6 to T3:4,5. For the sphere of motion obtained the results of the

flexion movement from T1:8 to T3:12, extension Movement of T1:3 to T3:2, the

lateral movement of flexion dextra from T1:9 to T3:11, and laterally flexion sinistra

from T1:11 to T3:13. The provision of modalities of Microwave Diathermy,

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Exercise Therapy, and NeuroMuscular

Taping may decrease pain and scope of motion of joints in the case of Lumbar Spinal

Stenosis.

Keywords: Lumbal Spinal Stenosis (LSS), Microwave Diathermy, Transcutaneus

Electrical Nerve Stimulation, Exercise Therapy, dan NeuroMuscular Taping.

Page 6: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

2

1. PENDAHULUAN

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah,

diantara sudut iga paling bawah sampai sakrum (Fitrina, 2018). Salah satu

penyebab dari Low Back Pain karena adanya kelainan pada tulang belakang yang

disebut Lumbal Spinal Stenosis (LSS). Stenosis di tulang belakang merupakan

penyakit yang terjadi karena adanya penyempitan kanal pada tulang yang

mengelilingi saraf. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya faktor dari trauma

atau penuaan. Penyempitan yang terjadi di bagian bawah punggung disebut

lumbar stenosis, yang menekan saraf dan dapat menyebabkan rasa sakit, mati

rasa, atau kelemahan pada bokong, hingga kaki si penderita. Ketika penderita

melakukan ekstensi trunk, ruang di sekitar saraf semakin sempit dan membuat

gejala yang dirasakan semakin memburuk. Dan apabila melakukan fleksi trunk

akan membuka ruang dan dapat membuat gejala yang dirasakan lebih baik

(Permanente, 2009).

Di Amerika LSS menjadi salah satu masalah yang sering ditemukan, yang

merupakan penyakit degeneratif pada tulang belakang yang terjadi pada orang

berusia lanjut dengan prevalensi dari 1000 orang berusia diatas 50 tahun.

Menjadi penyakit terbanyak yang melakukan pembedahan pada spinal pada usia

lebih dari 60 tahun dan lebih dari 125.000 prosedure laminektomi dilakukan pada

kasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada

wanita (Apsari et al., 2016).

Berbagai macam modalitas yang dimiliki fisioterapi dalam mengatasi masalah

yang timbul pada Lumbal Spinal Stenosis, yaitu Microwave Diathermy (MWD)

bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan spasme pada otot punggung karena

adanya efek thermal yang dihasilkan, Transcutaneous Electrical Nerve

Stimulation (TENS) juga bermanfaat untuk memblocking nyeri yang dirasakan

karena adanya mekanisme gate control. NeuroMuscular Taping (NMT) ini

bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada area punggung bawah, mengurangi

peradangan, melancarkan sirkulasi darah, mencegah kerusakan saraf menjadi

Page 7: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

3

lebih parah dan membantu kekuatan otot selama melakukan gerakan dan

meningkatkan stabilitas dan posture tubuh pasien (Kutty et al., 2017), selain itu

terdapat modalitas dengan Terapi Latihan pada kasus LSS yang juga dapat

mengurangi nyeri pada punggung bawah, memperkut otot-otot lumbosakral

spine, terutama pada otot abdominal dan gluteus, dan meregangkan kelompok

otot ekstensor punggung bawah (Kusuma et al., 2015).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk memberikan terapi

pada kasus Lumbal Spinal Stenosis dengan menggunakan modalitas Microwave

Diathermy (MWD), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), Terapi

Latihan, NeuroMuscular Taping (NMT), yang diharapkan dapat menurunkan

derajat nyeri dan lingkup gerak sendi pada trunk.

2. METODE

2.1 Teknologi Intervensi Fisioterapi

Modalitas yang digunakan pada kasus LSS dalam karya tulis ilmiah ini

adalah Microwave Diathermy, TENS, Terapi Latihan, dan NeuromMuscular

Taping. Microwave Diathermy radiasi radio gelombang pendek digunakan

secara klinis untuk memanaskan jaringan yang terletak jauh di dalam tubuh

dan meminimalkan kenaikan suhu kulit secara kebetulan yang terlihat

dengan bentuk lain dari pemanasan terapeutik. Sinar dari microwave dapat

dipersempit untuk memungkinkan area kecil diperlakukan secara akurat,

sangat terarah, dan dapat disejajarkan dengan cepat. Gelombang mikro yang

dihasilkan dapat dikirim ke pasien baik dalam mode kontinyu atau

berdenyut, metode pertama yang digunakan terutama untuk mencapai

pemanasan jaringan dan yang kedua untuk memanaskan jaringan ke tingkat

yang sangat rendah atau mungkin menggunakan efek athermal dari

gelombang.

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) merupakan salah

satu modalitas yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri oleh para

fisioterapis di Indonesia. TENS mampu mengaktivasi serabut saraf

Page 8: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

4

berdiameter besar maupun berdiameter kecil yang akan menyampaikan

berbagai informasi sensoris ke sistem saraf pusat. TENS sering disebut

sebagai teknik analgesic non-invasif untuk meringankan nyeri nociceptive

dan nyeri neuropatik. Stimulasi listrik yang diberikan pada intervensi ini

cukup jauh dari jaringan yang cidera ataupun rusak, sehingga jaringan yang

menimbulkan nyeri tetap efektif untuk memodulasi nyeri. Selama

diberikannya intervensi TENS, arus listrik yang berdenyut dihasilkan oleh

generator denyut portabel dan disampaikan ke permukaan kulit dengan

bantalan yang disebut elektroda. TENS memberika stimulasi arus yang

berulang dengan menggunakan pulsa durasi 50-250 ms dan frekuensi 1-200

Hz (Johnson, 2015).

Terapi latihan adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi

yang pelaksanaannya menggunakan latihan-latihan gerak tubuh, baiksecara

aktif maupun pasif. Terapi latihan dirancang untuk menyesuaikan kebutuhan

individual setiap penderita dengan tujuan utama mengoptimalkan fungsi

tubuh. Fungsi tubuh dalam hal ini berkaitan dengan beberapa parameter

seperti keseimbangan, kebugaran kardiorespirasi, koordinasi, fleksibilitas,

mobilitas, kontrol motorik, kontrol neuromuskular, kontrol postural dan

stabilitas (Dimas, 2017).

Terapi latihan yang di gunakan yaitu Wiliam Flexion Exercise dan

Straight Leg Raise (SLR). Pemberian latihan fleksi William (stretching)

secara otomatis akan melatih kekuatan otot panggul dan kemudian otot

menjadi kuat dan lentur sehingga nyeri akibat spasme otot dapat ditekan

sedemikian rupa. Latihan dapat mengurangi nyeri punggung bawah caranya

dengan melakukan penguatan (strengthening) otot-otot abdomen dan gluteus

maksimus, serta penguluran (stretching) otot-otot ekstensor punggung,

adapun bentuk latihannya berupa fleksi lumbosacral, dengan penguluran

pada otot punggung bawah terjadi peningkatan suhu lokal, meningkatkan

metabolisme sel otot. Sehingga metabolit mudah terangkut. Serta penguatan

Page 9: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

5

otot abdomen sebagai pembantu penopang tulang belakang, sehingga

alignment tulang belakang tetap lurus (Andryanto et al., 2013). Sedangkan

pemberian (SLR) dilakukan untuk menguatkan otot abdominal, dan otot

sekitar hip seperti m. Quadriceps serta mengulur m. Hamstring.

Terakhir NeuroMuscular Taping (NMT) merupakan taping dengan

aplikasi pita yang menciptakan kekuatan eksentrik yang diterapkan pada

kulit di atas otot-otot yang mendasarinya, dapat memainkan peran dalam

mengatur sensorimotor dan sistem proprioseptif. NMT tampaknya

memodifikasi input sensorik yang diintegrasikan oleh sistem saraf pusat dan

digunakan untuk membantu proses pelaksanaan program motor yang dikenal

sebagai integrasi sensorimotor. Bukti menunjukkan bahwa NMT dapat

menormalkan fungsi otot, meningkatkan aliran limfatik dan vaskular,

mengurangi rasa sakit, memperkuat otot-otot yang melemah, dan membantu

penyelarasan postur mengendurkan otot-otot yang digunakan secara

berlebihan. Integrasi ini mungkin berperan dalam pengurangan rasa sakit,

dalam pengaplikasian NMT dikombinasikan dengan gerakan badan, akan

mengindukasi micromovements dalam tape yang selanjutnya akan

menstimulasi reseptor di kulit dan lapisan dibawahnya (Berlingieri, C et al.,

2016).

2.2 Proses Fisioterapi

2.2.1 Pengkajian Fisioterapi

2.2.1.1 Anamnesis

2.2.1.2 Pemeriksaan Obyektif

2.2.2 Problematik Fisioterapi

Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan beberapa problematik

fisioterapi yang muncul yaitu sebagai berikut:

2.2.2.1 Impairtment

2.2.2.1.1 Adanya spasme pada otot paravetebra, m. Gluteus,

m..Hamstring

Page 10: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

6

2.2.2.1.2 Adanya weaknes pada m. Quadriceps.

2.2.2.1.3 Adanya nyeri gerak kearah ekstensi pada pingang

pasien

2.2.2.1.4 Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi kearah

ekstensi lumbal.

2.2.2.2 Functional Limitation

Setelah dilakukan pemeriksaan ditemukan hasil bahwa pasien

mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas fungsionalnya

seperti kesulitan saat berjalan jauh, dan berdiri terlalu lama.

2.2.2.3 Disability

Pada pemeriksaan didapatkan hasil bahwa pasien mengalami

kesulitan dalam melakukan pekerjaannya sehari-hari sebagai

pedagang lesehan di alun-alun kota Slawi, yang memerlukan

waktu lama untuk berjalan jauh di pasar dan membawa barang

setiap harinya. Begitu pula di lingkungan masyarakat pasien

kesulitan mengikuti kegiatan di sosial masyarakat seperti

melakukan pengajian setiap minggunya karena nyeri

pinggangnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Setelah mendapatkan tindakan fisioterapi sebanyak tiga kali, pasien bernama

Ibu K dengan diagnosa medis Lumbal Spinal Stenosis memiliki keluhan

nyeri tekan, nyeri gerak pada punggung bawah dan adanya penurunan LGS

didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 11: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

7

3.1.1 Hsil Pemeriksaan Nyeri dengan VAS

Gambar 4.1 Hasil Pemeriksaan Nyeri

Setelah mendapatkan treatment dengan MWD, TENS, Terapi Latihan,

dan NMT grafik diatas menunjukkan adanya penurunan nyeri tekan

dan gerak pada trunk dari T1 sampai T3. Penggunaan terapi

menggunakan MWD, TENS, Terapi Latihan dan NMT dapat

mengurangi nyeri tekan dan dengan nilai T1: 5 menjadi T3: 3 dan

nyeri gerak dengan nilai T1: 6 menjadi T3: 4.5.

3.1.2 Hasil pengukuran LGS dengan Meter Line

.

Gambar 4.2 Hasil Pemeriksaan Gerak

8

3

911

10

3

101212

2

11

5

FLEKSI EKSTENSI LATERAL FLEKSI DEXTRA

LATERAL FLEKSI SINISTRA

Hasil Pengukuran LGS

T1 T2 T3

T1 T2 T3

Nyeri Diam 0 0 0

Nyeri Tekan 5 4,3 3

Nyeri Gerak 6 5,3 4,5

0 0 05 4,3

3

6 5,3 4,5

Hasil Pengukuran VAS

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak

Page 12: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

8

Setelah mendapatkan treatment dengan MWD, TENS, Terapi Latihan,

dan NMT grafik diatas menunjukan adanya penambahan LGS pada

trunk dari T1 sampai T3. Penggunaan terapi menggunakan MWD,

TENS, Terapi Latihan, dan NMT dapat meningkatkan LGS pada trunk

dengan nilai selisih gerak flexi T1: 8 menjadi T3:12, ekstensi T1: 3

menjadi T3: 2, side flexi dextra T1: 9 menjadi T: 11, dan side flexi

sinistra T1: 11 menjadi T3: 13.

3.2 Pembahasan

Pasien atas nama Ny. K usia 48 tahun dengan diagnosa Lumbal Spinal

Stenosis telah melakukan terapi sebanyak 3 kali menggunakan modalitas

MWD, TENS, Terapi Latihan, dan NMT dengan problematika nyeri tekan,

nyeri gerak, dan penurunan LGS pada trunk.

3.2.1 Penurunan Nyeri

Setelah dilakukan terapi modalitas dengan menggunakan MWD,

TENS, Terapi Latihan, dan NMT terjadi perubahan penurunan nyeri

yang diukur menggunakan vas yang awalnya nyeri tekan pasien

bernilai (T1) 5 berkurang menjadi (T2) 4.3, dan nyeri gerak yang

dirasakan oleh pasien yang awalnya (T1) 6 berkurang menjadi (T2)

5.3, Hal ini terjadi karena pengaruh diberikannya MWD yang memberi

efek panas yang untuk meningkatkan metabolisme jaringan lokal dan

memberikan efek analgesia, TENS yang dapat memperlancar

peredaran darah dan memodulasi nyeri yang dirasakan, NMT

memberikan efek sirkulasi daerah limfatik yang mengalami nyeri akan

menjadi lancar dan otomatis metabolisme dalam tubuh akan menjadi

lebih baik, ditambah dengan pemberian pemberian terapi latihan yang

memnrikan rileksasi memantu pada otot bagian posterior dan

menguatkan otot abdominal yang mngalaami kelemahan.

Pada terapi selanjutnya dengan menggunakan modalitas yang

sama pasien mengalmai penurunan pada nyeri tekan yaitu (T3) 3, dan

Page 13: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

9

nyeri geraknya menjadi (T3) 4.5. menguatkan otot abdominal yang

mngalaami kelemahan. Pada MWD nyeri berkurang karena Nyeri juga

berkurang dengan aktivasi termal dari mekanisme 'gerbang nyeri', di

mana informasi sensoris kulit memasuki sumsum tulang belakang

melalui substantia gelatinosa yang diutamakan dalam transmisi ke

pusat-pusat yang lebih tinggi daripada aktivitas didalam serat dalam

menyampaikan informasi nyeri. Jadi analgesia diinduksi. Mekanisme

kontrol nyeri yang menurun, dimediasi oleh senyawa opiat endogen,

dapat memberikan kontribusi yang lebih kecil terhadap analgesia yang

diinduksi oleh panas. Kemudian dengan diberikan (Ahmad, Seikh

Javeed et al., 2013). TENS nyeri dapat berkurang akibat adanya

mekanisme gate control yang bertujuan untuk menginhibisi transmisi

impuls nyeri ke sistem sentral sehingga kualitas nyeri akan berkurang

atau menurun, serta mekanisme sirkulasi yang terjadi pada tingkat sel

dimana arus listrik menimlbulkan eksitasi sel saraf tepi yang secara

tidak langsung mempengaruhi tingkat sistem yang diindikasikan

dengan terlepasnya bahan analgetik endogen seperti endorfin,

enkephalin dan serotonin (Noehren, Brian et al., 2015).

Dibantu dengan pengaplikasian NMT pada trunk berpengaruh

untuk memperlancar aliran darah, adanya Lipatan kulit atau wrinkle

yang terbentuk saat pemasangan NMT akan memperluas jaringan otot,

fascia dan kulit. Sehingga sirkulasi darah menjadi lancar, limfatik

lancar. Lancarnya aliran darah ini tidak terlepas dari komposisi

analgesik endogen seperti enkefalin, endorphin, serotonin,

noradrenalin yang dapat menekan impuls nyeri dan membantu

mereduksi inflamasi lokal (Dewangga et al., 2018). Kemudian Terapi

Latihan dilakukan dengan cara menguatkan otot-otot abdoment dan

gluteus maksimus serta mengulur otot-otot ekstensor punggung,

tujuannya yaitu untuk mengurangi nyeri serta memberikan stabilitas

Page 14: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

10

pada lower trunk melalui perkembangan secara aktif pada otot

abdominal, gluteus maksimus dan hamstring, untuk meningkatkan

fleksibilitas atau elastisitas pada grup fleksor hip dan lower back

(sakrospinalis), serta untuk menyempurnakan keseimbangan kerja

antara grup otot postural fleksor dan ekstensor (Marelly, Argha F. V,

2017).

3.2.2 Peningkatan Lingkup Gerak Sendi

Setelah dilakukan terapi dengan modalitas MWD, TENS, Terapi

Latihan, NMT pada terapi pertama (T1) dan kedua (T2) terdapat

perubahan pada LGS lumbal pasien pada T1 gerakan fleksi pasien

terdapat hambatan dengan selisih pada 8 cm dari posisi normal, gerak

ekstensi selisih 3, gerak lateral fleksi dextra selisih 9 cm, dan gerak

lateral fleksi sinistra selisih 11 cm dari posisi normal, dan pada T2

terdapat perubahan LGS pada gerakan fleksi, lateral fleksi dextra, dan

lateral fleksi sinistra, sedangkan pada gerakan ekstensi pasien belum

mengalami adanya perubahan LGS. Dan pada terapi ketiga (T3) baru

terjadi perubahan LGS pada gerakan ektensi lumbal, juga semakin

bertambahnya LGS pada gerakan fleksi, lateral fleksi dextra, dan

lateral fleksi sinistra. Hal tersebut terjadi karena diberikannya

modalitas Terapi Latihan yang membuat adanya perubahan terhadap

lingkup gerak sendi tersebut dikarenakan kontraksi yang membuat

propioseptif terkativasi setelah propioceptif, golgi tendon otot dan

muscle spindel tersebut teraktivasi akan terjadi penambahan

ekstensibilitas dan fleksibilitas pada jaringan lunak sehingga terjadi

peningkatkan terhadap lingkup gerak sendi.Terapi latihan terjadi

penambahan ekstensibilitas dan fleksibilitas pada jaringan lunak

sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot, Peningkatan kekuatan otot

disebabkan oleh peningkatan jumlah myofibril, peningkatan

kepadatan pembuluh darah kapiler dan peningkatan kualitas jaringan

Page 15: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

11

ikat, tendon, dan ligamen, serta perubahan biokimia yaitu peningkatan

konsentrasi kreatinin dan peningkatan glikogen karena hal

demikianlah kemampuan fungsional seperti jongkok ke berdiri, berdiri,

dan berjalan menjadi meningkat (Filantip, Arif, 2015)

Lalu diberikan modalitas lain yaitu Teknik NMT yang apabila

wrinkle terbentuk maka ruang antar kulit semakin lebar (Blow, 2012),

sehingga memberikan efek eksentrik pada kulit akan menghasilkan

stimulus yang membuat elastisitas pada kulit bertambah, lapisan

subkutan akan membuat elastisitas otot dan tendon menjadi normal.

Lipatan kulit atau wrinkle yang terbentuk akan memperluas jaringan

otot, fascia dan kulit. Sehingga sirkulasi darah menjadi lancar, limfatik

lancar. Akibat lancarnya pembuluh darah memungkinkan adanya

restorasi tonus otot dan menurunkan eksesif otot (Rahayu, 2017), dan

ditambah dengan memberikan modalitas MWD dan TENS yang

mampu untuk mengontraksikan otot pada area sekitar abdominal

sehingga otot menjadi terstimulasi.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan program fisioterapi pada kasus Lumbal Spinal Stenosis

sebanyak tiga kali menggunakan Microwave Diathermy, Transcutaneus

Electrical Nerve Stimulation, Terapi latihan, dan Neuromuscular Taping

dengan pasien bernama Ibu K didapatkan hasil terjadinya pengurangan

derajat nyeri dan penambahan LGS pada lumbal pasien.

4.2 Saran

Pemberian saran setelah melaksanakan terapi pada pasien LSS diharapkan

dapat menjadi motivasi yang membangun pada berbagai pihak diantaranya:

4.2.1 Pasien

Seorang pasien harus memiliki rasa percaya kepada terapis agar

komunikasi antara terapis dan pasien dapat berjalan dengan baik

Page 16: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

12

sehingga pada saat terapis memberikan intervensi fisioterapi keadaan

menjadi nyaman dan tujuan dapat tercapai. Selain itu pasien juga harus

mendengarkan saran terapis seperti melakukan terapi latihan yang

sudah diajarkan dengan rutin di rumah dengan 2 sampai 3 kali

pengulangan dalam sehari.

4.2.2 Fisioterapi

Fisioterapis harus memiliki rasa kehati-hatian yang tinggi karena

semua tindakan yang dilakukan akan dipertanggung jawabkan. Semua

hal yang berubungan dengan pasien harus dilakukan dengan standar

opersional yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi kesalahan yang

tidak diinginkan. Terapis juga harus memilihkan modalitaas yang

sesuai dengan keluhan pasien agar tujuan yang diharapkan dapat

tercapai, baik tujuan jangka panjang maupun tujuang jangka pendek.

4.2.3 Masyarakat

Masyarakat disarankan untuk mengurangi pekerjaan yang berulang

secara terus-menerus agar tidak terjadi gangguan pada sendi-sendi yang

terlibat dalam gerakan berulang-ulang terutama pada area punggung

bawah, masyarakat juga diharapkan dapat melakukan pemeriksaan dini

jika terjadi keluhan pada punggung bawah agar dapat ditangani oleh

pihak medis secepatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Seikh Javeed. dkk. (2013). "Chronic Low Back Pain And Treatment With

Microwave Diathermy". Indian Journal of Pain, Vol.27 (1): 22-25.

Andryanto, Niko Winaya, & Dedi Silakarma. (2013). Intervensi William Flexion

Exercise Lebih Baik Dari Masase Pada Kombinasi IR Dan Tens Untuk

Penurunan Nyeri Penderita Spondilosis Lumbal. Bali.

Apsari, P. I. B. (2016). Lumbar Spinal Canal Stenosis Diagnosis Dan Tatalaksana, 1–

Page 17: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

13

18.

Berlingieri, Carmine. dkk. (2016). “Possible applications of Neuromuscular Taping in

pain reduction in Multiple Sclerosis subject: a preliminary report”. Senses

Sciences, 3 (4): 303-307.

Blow, D. (2012). Neuromuscular Taping from Theory to pratice. Milan, Italy:

Edi.Ermes.

Dewangga, M. W., & Rahayu, U. B. (2018). The 8 Th University Research

Colloquium 2018 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Pengaruh

Neuromuscular Taping Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah Pada

Pengemudi Ojek Online The Effect Of Neuromuscular Taping On The Of Low

Back Pain In The 8 th University Research Colloquium 2018 Universitas

Muhammadiyah Purwokerto, 332–336.

Dimas, S. (2017). Apa yang dimaksud dengan Terapi Latihan pada fisioterapi?

Retrieved March 8, 2019, from https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-

dengan-terapi-latihan-pada-fisioterapi/12968.

Filantip, Arif. (2015). "Pengaruh Latihan Range Of Motion Aktif Terhadap

Kelentukan Sendi Ektremitas Bawah Dan Gerak Motorik Pada Lansia Di Unit

Pelayanan Sosial Wening Wardoyo Ungaran". Skripsi. Semarang: Fakultas

Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Fitrina. (2018). "Low Back Pain (LBP)" (online),

http://www.yankes.kemkes.go.id/read-low-back-pain-lbp-5012.html, diakses

tanggal 9 Mei 2019).

Johnson, M., (2015); Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation; diakses tanggal

13/04/2019 dari www.googlescholar.co.id.

Kusuma, Hangga. dkk. (2015). “Pengaruh William Flexion Exercise Terhadap

Page 18: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

14

Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Penderita Low Back Pain". Journal of Sport

Sciences and Fitness, 4 (3): 16-21.

Kutty, R. K., Gebremichael, H., Kumaresan, R., & Blow, D. (2017). The Efficacy Of

Neuromuscular Taping On Various Pain The Efficacy Of Neuromuscular Taping

On Various Pain Parameters Among Chronic Low Back Pain Population.

International Journal of Recent Scientific Research. 8 (10): 207116-20721.

Lurie, J., & Tomkins-lane, C. (2016). Management of lumbar spinal stenosis.

Lee, S. Y. dkk. (2015). Lumbar Stenosis : A Recent Update by Review of Literature,

818–828.

Marelly, Argha Franst Valiant. (2017). “Keefektifan William Flexion Exercise Untuk

Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit Pt Argo Manunggal Triasta

Kota Salatiga Tahun 2016”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang.

Noehren, Brian. dkk. (2015). “Effect Of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation

On Pain, Function, And Quality Of Life In Fibromyalgia: A Double-Blind

Randomized Clinical Trial”. Fast Protocol, Vol. 95 (1): 129-140.

Permanente, K. (2009). Lumbar Stenosis : What You Can Do, 1–8.

Rahayu, U. B. (2017). Introduction of The NeuroMuscular Taping Concept, (August),

1–12.

Page 19: PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ...eprints.ums.ac.id/77452/11/NASPUB ria.pdfkasus Lumbal Spinal Stenosis dengan insiden tertinggi terjadi pada pria daripada wanita (Apsari et

15