_x0001_
LAPORAN PRAKTIKUMPENANAMAN PADI
Oleh :Golongan / Kelompok : C / 8Moh Ali Wafa
(131510501230)Handika Dwi Anggara (131510501226)Brian Agata Bagas
Kara (131510501229)Tiyas Pangestuti (131510501234)Iffatul Azizah
Ratnaning Faqi (131510501235)
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2014
BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Sebagai sumber makanan
pokok penduduk Indonesia bahkan Asia, padi merupakan komoditas
paling penting. Komoditas ini memiliki pengaruh jamak. Tidak hanya
secara teknis menjadi berkepentingan menjaga kecukupan bahan pangan
yang satu ini. Pada tahun 2012, Kementerian Pertanian menargetkan
pro-duksi beras mencapai 41 juta ton atau setara 74,1 juta ton
gabah kering giling dan pada tahun 2014 Indonesia diharapkan
mencapai swasembada (indonesia finance-today 2012). Di sisi lain,
ketersediaan lahan persawahan juga sulit untuk dikembangkan. Oleh
karenanya, perlu terus dicari metode budidaya yang dapat
meningkatkan hasil dan produk-tivitasnya. Sistem penanaman padi di
sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna
petani melakukan persemaian. Penanaman suatu kegiatan dengan cara
menempatkan bibit pada lahan sawah dengan jarak tertentu terdapat
beberapa tahapan pekerjaan yang harus dimengerti dalam penyeleksian
bibit, menyemai bibit,mengolah lahan sawah agar siap di tanam .
Setelah itu bibit Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup
banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis
yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di
sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk
pertumbuhannya.Kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan
ketahanan pangan nasional adalah kompetisi dalam pemanfaatan
sumberdaya lahan dan air. Konversi lahan pertanian untuk kegiatan
non pertanian terutama di Jawa menyebabkan produksi pertanian
semakin sempit. Dalam hal ini, sektor pertanian menghadapi
tantangan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya lahan. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan
meningkatan efisiensi pertanaman melalui pengaturan sistem tanam
dan mengefisienkan umur bibit di lahan persemaian. Pengaturan
sistem tanam dan umur bibit yang tepat, serta penggunaan varietas
unggul padi selain efektif dalam pertumbuhan tanaman juga efisien
dalam waktu dan mendapatkan produktivitas yang optimal. Sistem
tanam padi yang biasa diterapkan petani adalah sistem tanam tegel
dengan jarak 20 X 20 cm atau lebih rapat lagi. Namun, saat ini
telah dikembangkan sistem penanaman yang baru yaitu sistem jajar
legowo. Jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi
yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang telah berkembang di
masyarakat. Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas,
terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan dowo berarti
memanjang. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian
kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh
sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir menunjukkan
hasil lebih tinggi daripada tanaman yang ada di bagian dalam
barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih
baik karena persaingan tanaman antar barisan dapat dikurangi.
Penerapan caratanam sistem legowo memiliki beberapa kelebihan
yaitu, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses
fotosintesis, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu
tanaman menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong.
Selain itu, cara tanam padi sistem legowo juga meningkatkan
populasi tanaman.
1.2 TujuanPraktikum ini di tujukan untuk memberikan pengalaman
menanam padi secara langsung di lahan sawah dengan jarak tanam
bujur sangkar dan jarak tanam jajar legowo.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Seleksi BibitSistem tanam diletakkan
sebagai petak utama, terdiri dari J1 : sistem tegel (20 X 20 cm)
dan J2 : sistem jajar legowo 2:1 (20 X 12,5 X 40 cm). Perlakuan
umur bibit diletakkan sebagai anak petak, terdiri dari : U1 : 7
hari setelah semai, U2 : 14 hari setelah semai, U3 : 21 hari
setelah semai dan U4 : 28 hari setelah semai. Pengamatan
pertumbuhan tanaman meliputi : Tinggi tanaman per rumpun, jumlah
anakan per rumpun, luas daun, indeks Luas daun (ILD), bobot kering
total tanaman, laju pertumbuhan tanaman (Crop Growth Rate).
Pengamatan komponen hasil meliputi : jumlah anakan per rumpun,
bobot 1000 butir, bobot gabah per rumpun, produksi gabah ton ha-1
dan indeks panen. Pengamatan terhadap tanaman padi dilakukan dengan
cara destruktif dengan cara mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap
perlakuan yang dilaksanakan pada saat tanaman berumur 30, 40, 50,
60, 70, hst dan panen. Data hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan uji F pada taraf 5%, apabila terdapat pengaruh nyata
antar perlakuan dilakukan uji lanjut menggunakan BNT (Beda Nyata
Terkecil) pada taraf 5 %. (Anggraini, Dkk, 2013).Benih yang telah
berkecambah kemu-dian dipindahkan ke tempat persemaian dengan cara
menaburkannya di atas media semai secara merata. Tempat persemaian
adalah talam plastik berlubang yang diberi media semai. campuran
tanah dengan pupuk kandang (1 : 1). Penanaman bibit menggunakan
sistem tanam legowo. Ada dua taraf jarak tanam yang dicobakan,
yaitu J1 = 21 cm x 10,5 cm x 42 cm dan J2 = 25 cm x 12,5 cm x 50
cm. Bibit dipindahtanamkan pada umur 15 hari setelah semai. Jumlah
bibit adalah satu bibit per lubang dengan tanam dangkal 1 cm,
dengan posisi perakaran seperti huruf L. Pada saat tanam, air dalam
keadaan macak-macak. (Hatta, 2012).Persiapan lahan sebelum tanam,
dengan urutan sebagai berikut: mula-mula tanahdibajak menggunakan
traktor, selanjutnya tanah digaru sambil disebari pupuk orga-nik
berupa pupuk kandang yang telah di-komposkan terlebih dahulu.
Terakhir, ta-nah diratakan. Pada saat menggaru dan meratakan tanah,
diusahakan air tidak mengalir dalam sawah agar unsur hara yang ada
di tanah tidak hanyut. Setelah ta-nah diratakan, dilanjutkan dengan
mem-buat pematang, parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan
sawah untuk memu-dahkan pengaturan air.(Ramli,Dkk, 2012).Untuk
pengolahan tanah sawah dilakukan dengan cara dicangkul atau
ditraktor, pengolahan tanah dilakukan pada saat terjadi hujan
pertama yang dapat melembabkan atau meratakan tanah
(mencemek-cemek), setelah itu pengolahan tanah dilakukan kembali
pada saat menjelang tanam, tenaga kerja yang digunakan terdiri dari
tenaga kerja luar keluarga.(Laila, Dkk, 2012).Bibit dipindahkan ke
lahan setelah men-capai umur 12 hari setelah semai, dan 24 hari
setelah semai. Kondisi air pada saat tanam yaitu kondisi tanah yang
basah tetapi tidak tergenang (macak-macak). Sistem tanam yang
digunakan adalah ta-nam satu lubang 1 bibit padi. Adapun ja-rak
tanam yang digunakan pada percobaan ini adalah legowo 2:1 dengan
jarak tanam 50 cm x 25 cm x 12.5 cm. Selain itu bibit ditanam
dangkal, yaitu pada kedalaman 23 cm dengan bentuk perakaran
hori-sontal (seperti huruf L). Setelah tanam dilakukan penyulaman
terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang su-dah
dipersiapkan sebelumnya. Penyulam-an dilakukan maksimum satu minggu
setelah tanam untuk mempertahankan po-pulasi yang optimal. (Ramli,
Dkk, 2012).Bibit padi ditanam pindah dari persemaian pada
masing-masing petakan berukuran 4 m X 5 m. Bibit padi ditanam 3
bibit setiap lubang dengan jarak tanam 20 cm X 20 cm. Bahan
pembenah organik (perlakuan jerami) diberikan bersamaan dengan
pengolahan tanah dengan cara dibenamkan, dan lahan dibiarkan dua
minggu sebelum dilakukan penanaman. (Wihardjaka, 2010).Pada jarak
tanam Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari,
dengan 1 bibit per lubang. Bibit yang ditanam sebaiknya memiliki
umur fisiologi yang sama (dicirikan oleh jumlah daun yang sama,
misal 2 atau 3 daun/batang). Jarak tanam dapat menggunakan sistem
tegel (20 x 20 cm atau 25 x 25 cm atau 27x27 cm) dan/atau sistem
legowo - 2 (20x10x40 cm atau 25x12,5x50 cm atau 27x13,5x50 cm)
tergantung tinggi tempat, kesuburan lahan dan varietas yang
ditanam. Bibit ditanam pada kedalaman 1-2 cm. Sisa bibit yang telah
dicabut diletakkan di bagian pinggir petakan, nantinya digunakan
untuk menyulam. Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam
(HST) dengan bibit dari varietas dan umur yang sama. Setelah
ditanam, air irigasi dibiarkan macak-macak (1-3 cm)selama 7-10
hari. (Ishaq, 2009).Bibit ditanam 1-3 per rumpun, lebih dari itu
akan meningkatkan persaingan antar bibit dalam rumpun yang sama.
Rumpun yang hilang karena tanaman mati atau rusak diserang hama
segera disulam, paling lambat 14 hari setelah tanam. Di daerah
endemik keong mas, tanam bibit 2-3 batang per rumpun. Sampai batas
tertentu, semakin tinggi populasi tanaman semakin banyak jumlah
malai persatuan luas sehingga berpeluang menaikkan hasil panen.
Tanam jajar legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
populasi tanaman dan cukup efektif mengurangi serangan hama tikus,
keong mas dan keracunan besi. Jajar legowo adalah pengosongan satu
baris tanaman setiap dua atau lebih baris dan merapatkan dalam
barisan tanaman, sehingga dikenal legowo 2:1 apabila satu baris
kosong diselingi oleh dua baris tanaman padi atau 4:1 bila
diselingi empat baris tanaman.( Kasinius, 2007).Pola tanam yang di
terapkan pola beberapa barisan tanaman yang kemudian diselingi satu
barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang
kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Pada
awalnya tanam jajar legowo Bentuk jarak tanam secara
manual/konvensional menggunakan sistem tanam jajar legowo dengan
jarak tanam 20 x 10 x 40 cm seluas 0,33 ha (1 patok). Pada tanam
menggunakan rice transplanter dengan bibit hasil persemaian sistem
basah menggunakan dapog (tray) umur 16 hari setelah semai (HSS).
Sedangkan tanam secara konvensional menggunakan bibit hasil
persemaian konvensional umur 20 HSS.(Suhendrata, 2009).Sistem jajar
legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untukmemperbaiki
produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan
dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Di
antara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan
memanjang sepanjang barisan. Jarak antar kelompok barisan (lorong)
bisa mencapai 50 cm, 60 cm atau 70 cm bergantung pada kesuburan.
Kenaikan hasil tersebut disebabkan populasi tanaman pada jajar
legowo lebih banyak dibandingkan cara tanam konvensional. Upaya
untuk meningkatkan hasil panen padi per satuan luas, juga harus
diiringi dengan keberlanjutan teknologi yang dikenalkan serta
bergantung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi
teknologi petani. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui
tingkat adopsi teknologi petani dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi
budidaya padi sistem tanam jajar legowo agar dapat meningkatkan
pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomis petani. Melihat kondisi
di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem tanam jajar
legowo masih rendah. Untuk itu penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat adopsi teknologi jajar legowo 2:1
pada tanaman padi sawah serta faktor-faktor yang mempengaruhi
adopsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1. (Laila,
2012).Penanaman menggunakan sistem jajar legowo dengan jarak (30 x
20 x 10)cm, 4/5 butir/lubang. Kedalaman sekitar 4-5cm dan 2 garis
paling pinggir sebagai panduan alat selanjutnnya. Setlah
pembentukan larikan dengan jarak antar larikan 20 dan 30 cm dari
kedalaman 4-5cm, selanjutnya benih di tanam pada larikan tersebut
dengan jarak antar titik 10cm sebanyak 4-5 butir titik .( Suryanto,
Dkk, 2008).
BAB 3. METODELOGI3.1 Waktu dan TempatTempat pelaksanaan kegiatan
praktikum penanaman padi di laksanaan di agroteknopark jubung
fakultas pertanian di laksanakan pada tanggal 4-april-2014 jam
07:00 wib sampai selesai.3.2 Alat:1. Tali rafia yang sudah di
berikan tanda sesuai jarak tanam yang di gunakan.2. Bibit padi dari
persemaian yang siap tanam
3.2 Cara Kerja:1. Ambil tali rafia yang sudah diberi tanda
sesuai jarak tanam yang digunkan.2. Bentangkan tali rafia
dilahan.3. Sesudah satu barisan dengan pola jarak tanam yang
ditandai oleh saudara pada tali rafia.4. Sesudah satu baris
tertanami semua, geser tali rafia ke arah belakang anda (menanam
padi dengan pola mundur).5. Tanam baris berikutnya hingga seluruh
lahan petak kelompok anda di tanami.
BAB 4. HASIL PEMBAHASAN4.1 HasilPelaksanaan Praktikum Penanaman
PadiPENANAMAN PADI
AJarak Tanam Konvensional (Bujur Sangkar 20 x 20 cm)
1.Tahap Pekerjaan: Menyeleksi bibit Menyemai bibit Pengolahan
lahan sawah Penanaman Menyiapkan jarak tanam dengan tali Atur
ketinggian dari tali Lakukan penanaman dengan cara mundur Kedalaman
penanaman 3-4 cm
2.Hasil pekerjaan: Padi yang sudah di tanam dengan jarak 20x20
cm
X 20cm X X X 20 cmX X X X
X X X X
3.Keterangan: Tanaman padi untuk jenis varietas IR-64 cukup
dengan jarak 20 cm. Tetapi untuk tanaman padi yang Varietas, lebat
dan tinggi 22,5 25 cm
BJarak Tanam Jajar Legowo 2:1
1.Tahap Pekerjaan: Menyeleksi bibit Menyemai bibit Pengolahan
lahan sawah Penanaman Menyiapkan jarak tanam dengan tali Akhir tali
dengan perbandingan 2:1 Kedalaman penanaman 3-4 cm
2.Hasil Pekerjaan Padi yang sudah di tanam dengan jarak 20 cm
(antar barisan) x10cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan
kosong)
X 20cm X X X 10cmX X 40cm X X
X X X X
X X X X
X X X X
3.Keterangan: Cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian di
selangi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap barisan kosong
dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam kali jarak
tanam antar barisan
CJarak Tanam Jajar Legowo 4:1
1.Tahap Pekerjaan: Menyeleksi bibit Menyemai bibit Pengolahan
sawah Penanaman Menyiapkan jarak tanam dengan tali Atur tali dengan
perbandingan 4:1 Lakukan penanaman dengan jalan mundur Kedalaman
penanaman 3-4 cm
2.Hasil Pekerjaan: Padi yang sudah ditanam dengan jarak 20 antar
barisan x 10 cm barisan pinggir x 40 cm (barisan kosong)
X 20cm X X 20cm X X X X X10cmX X X X
X X X X 40cm X X X X
X X X X
X X X X X X X X
3.Keterangan Cara tanam memiliki 4 barisan kemudian di selingi
oleh 1 barisan kosong di mana pada setiap baris pinggir mempunyai
jarak tanam kali jarak tanam pada barisan tangah.
4.2 PembahasanAda beberapa tahapan untuk menanam padi maupun
budidaya padi, langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk
mendapat hasil yang maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus
disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan
dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik,
sehingga pertumbuhannya akan baik pula.Pengolahan tanah untuk
penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman.
Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan
cara tradisional dan cara modern.Pengolahan tanah sawah dengan cara
tradisional, yaitu pengolahan tanah sawa dengan alat-alat sederhana
seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh
nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, kerbau dan
sapi.Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan
tanah sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat
pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.Pembersihan Sebelum
tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari
jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu
tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab
pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman.Pencangkulan Sawah yang akan
dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjjadi
lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan
ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang
bocor.Pembajakan Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi
air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah
petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan
adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan
bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan
kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah
digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan
sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan
tanah.Penggaruan Pada waktu sawah akan digaru genangan air
dikurangi. Sehingga cukup hanyya untuk membasahi
bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan
berrulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi
perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah
digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan
pembajakan yyang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan
pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih
sempurna.Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu
kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan
sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik. Umurnya tidak lebih dari
40 hari Tingginya kurang lebih dari 40 hari Tingginya kurang lebih
25 cm Berdaun 5-7 helai Batangnya besar dan kuat Bebas dari hama
dan penyakitBibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan
besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus
segera ditanam, jangan sampai bermalam. Penanaman padi yang baik
harus menggunakan larikan ke kanan dan ke kiri dengan jjarak 20 x
20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau
pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari
yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.Dengan berjalan mundur
tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2
atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan
penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman
bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang
ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan
anakannya sedikit.Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan
menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan
demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun
terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.Hama yang
sering mendatangkan bahaya pada tanaman padi ladang dan perlu
diperhatikan antara lain: lalat bibit yang dapat mengurangi
kemampuan bertunas bahkan mematikan tanaman berumur setengah hingga
satu setengah bulan, walang sangit yang menyebabkan kosongnya
sebagian dari malai, kepik padi hijau, penggerek batang, ulat
tentara, tikus, babi hutan, burung, dan lain-lain.Sedangkan
penyakit yang umumnya menyerang padi ladang adalah penyakit bercak
daun (Pyricularia oryzae), penyakit bercak daun Helminthosporium
oryzae, Phytium sp, dan lain-lain.Pada sistem tanam legowo
sebagaimana sistem tanam lainnya, juga tersedia pilihan beragam
jarak tanam. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
padi. Jarak tanam yang lebar memungkinkan tanaman memiliki anakan
yang sangat banyak. Pada jarak tanam 50 cm x 50 cm, tanaman padi
dapat menghasilkan 50-80 anakan dalam satu Sebaliknya, jarak tanam
yang sempit hanya menghasilkan jumlah anakan yang sedikit. Bahkan
pada jarak tanam yang sangat sempit, satu tanaman hanya
menghasilkan beberapa anakan saja. Menemukan bahwa pada jarak tanam
25 cm x 5 cm, satu rumpun hanya menghasilkan 4 - 5 tanaman saja.
Selain itu, jarak tanam juga mempengaruhi komponen hasil padi
(2009), jarak tanam mempengaruhi panjang malai, jumlah bulir per
malai, dan hasil per ha tanaman padi. Namun demikian, jarak tanam
yang terlalu lebar berpotensi menjadi tidak produktif. Banyak
bagian lahan menjadi tidak termanfaatkan oleh tanaman, terutama
apabila tanaman tidak mempunyai cukup banyak jumlah anakan sehingga
tersisa banyak ruang kosong. Banyaknya ruang kosong ini pada
akhirnya menyebabkan berkurangnya hasil padi yang dihasilkan per
satuan luas lahan. Dengan kata lain, produktivitas lahan menjadi
rendah. Jarak tanam yang umum dianjurkan pada sistem tanam legowo
2:1 adalah 25 cm (jarak antar barisan) x 12,5 cm (jarak dalam
barisan) x 50 cm (jarak lorong) (BB Padi 2012). Penentuan jarak
tanam juga dipengaruhi oleh varietas. Varietas tertentu memiliki
banyak sekali anakan, tetapi sebaliknya ada juga varietas yang
memiliki sangat sedikit jumlah anaka pola jarak tanam konvensional
dan jajar legowoa. Pola tanam konvensionalPadi yang sudah di tanam
dengan jarak 20x20 cmX 20cm X X X 20 cmX X X Xb. jajar legowoPadi
yang sudah ditanam dengan jarak 20 antar barisan x 10 cm barisan
pinggir x 40 cm (barisan kosong)
X 20cm X X 20cm X X X X X10cmX X X X
X X X X 40cm X X X X
X X X X
X X X X X X X XPola jarak tanam konvensional dilakukan oleh
petani padi adalah jarak tanam atau bujur sangkar. Secara umum
adalah 20 x 20 cm da bisa di modifikasi menjadi 22,5 25 cm dengan
kelebihan pada tumbuhan padi setiap jaraknya asupan unsur hara
tidak terlalu banyak yang di butuhkan.Tanam jajar legowo. Sistem
tanam jajar legowo adalah sistem tanam dengan pengaturan jarak
tanam tertentu sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman
yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan
pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Keuntungan dan
kelebihan dari penerapan sistem tanam jajar legowo bila dibanding
dengan sistem tanam konvensional (tegel) diantaranya Adanya efek
tanaman pagar yang diharapkan memberikan produksi tinggi dan
kualitas gabah yang lebih baik, Meningkatkan jumlah populasi
/rumpun tanaman per hektar, Terdapat ruang kosong untuk pengaturan
air, saluran pengumpulan keong atau mina padi Meningkatkan tanaman
menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses
fotosintesis. Pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih
mudah, Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat menekan
hama dan penyakit Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.Pada cara
tanam jajar legowo 2:1, semua maupun tanaman seolah-olah berada
pada barisan pinggir pematang, sedangkan pada cara tanam jajar
legowo 4:1, separuh tanaman berada pada bagian pinggir (mendapat
manfaat border effect). Jumlah rumpan padi meningkat sampai
33/a/ha. Meningkatkan produktivitas padi 12-22%. Memudahkan
pemeliharaan tanaman. Masa pemeliharaan ikan dapat lebih lama,yaitu
70-75 hari. dibanding cara tandur jajar biasa yang hanya 45 hari.
Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha tani.
Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%. Kesuburan
tanah dapat ditingkatkan karena kotoran ikan dan sisa makanan
berfungsi sebagai pupuk. Pertumbuhan gulma dapat ditekan karena
ikan memakan tumbuh-tumbuhan kecil (gulma) yang tumbuh di sawah.
Dengan demikian, persaingan antara padi dan gulma dalam mengisap
makana dapat dikurangi. Perkembangan populasi hama dan penyakit
tanaman padi dapat ditekan karena ikan memakan binatang-binaatng
kecil yang merupakan hama padi. Perilaku ikan terutama ikan mas
dalam mencari makanan biasanay dengan cara membolak-balik tanah.
Hal ini dapat memperbaiki struktur tanah. Tanaman menjadi lebih
terkontrol karena petani menjadi lebih sering pergi ke sawah.
Dengan demikian, pertumbuhan tanaman padi dan ikan menjadi lebih
terawasi sehingga produksinya lebih meningkat.Cara tanam padi sawah
yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1
baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir kali jarak
tanaman pada baris tengah. Cara tanam jajar legowo untuk padi sawah
secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo
(2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Namun dari
hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah
tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah
berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1.Pada prinsipnya sistem
tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara
mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga
memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi
dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita
ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan
produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini
disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang
lebih banyak.Untuk sitem tanam jajar legowo jika hanya di buat
konsumsi sangat baik dan sangat bagus sekali karna dalam penggunaan
pemupukan lebih efisien dan penanggulangan hama lebih praktis
dengan sistem tanam jajar legowo, dari mulai penanaman sampai
pemeliharaan yang mudah.Untuk budidaya benih dalam pola tanam jajar
legowo sama saja dengan budidaya padi konsumsi karena dengan pola
tanam yang lebih efisien dari tanam yg sebelumnya dari awal
budidaya sampai akhir untuk pola tanam jajar legowo dengan
mengendalikan hama dari tikus karena ada tanaman pagar.
BAB 5. PENUTUP5.1 KesimpulanSistem tanam legowo merupakan cara
tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang kemudian
diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada
barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam
barisan. Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk
daerah yang banyak serangan hama dan penyakit. Pada baris kosong,
di antara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat
berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan
besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil
(muda).Namun kemudian, pola tanam ini berkembang untuk memberikan
hasil yang lebih tinggi akibat dari peningkatan populasi dan
optimalisasi ruang tumbuh bagi tanaman. Sistem tanam jajar legowo
pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang
lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem
tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar
matahari lebih optimal untuk pertanaman. Selain itu, upaya
penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih
mudah. Beragamnya praktek legowo di lapangan menuntut adanya buku
acuan penerapan sistem tanam legowo yang benar mulai dari penanaman
hingga pengambilan sampel ubinan, sehingga dalam pelaksanaannya
benar-benar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
5.2 Saran Dalam soal pembahasan dalam 2 pertanyaan di jadikan
satu saja karana dari kelihatan jika soal sudah banyak untuk
mengerjakannya sudah agak tersendat sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
Ishaq, I Penangakaran Benih Padi,. 2009. Lembang : Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Suryanto, A Pengelolaan Tanaman Terpadu,2008. Jawa Tengah :
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian.
Kasinius, Daerah Pengembangan Padi Hibrida. 2007. Jawa Tengah:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen
Pertanian,
Laila, Dkk, 2012. The Adoption of Rice-Field Farmers on
Jajarlegowo 2:1 Plant System Atpolongbangkeng Utara
Sub-District,Takalar Regency, Petani Padi Sawah, Jajar Legowo, 3,
(12) : 255 264.
Anggraini, Dkk, 2013. Sistem Tanam Dan Umur Bibit Pada Tanaman
Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Inpari 13. Sistem Tanam dan
Umur Bibit, 2, (1) : 53 60.
Suhendrata, T 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah
Bibit Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam
Bibit Padi, Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi, 10,
(1): 97 102.
Wihardjaka, A 2010. Emisi Gas Dinitrogen Oksida dari Tanah Sawah
Tadah Hujan yang diberi Jerami Padi dan Bahan Penghambat
Nitrifikasi, Emisi Gas Dinitrogen Oksida dari Tanah Sawah Tadah
Hujan, 6, (2) : 211-224.
Hatta, M 2012. Uji Jarak Sistem Legowo Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Beberapa Varietas Padi Pada Metode Sri. Plant spacing,
varieties, rice, legowo, SRI, 2, (6) : 87 93.
Laila, Dkk, 2012. The Revenue analysis of Paddy Rice farming on
Ciherang variety which using certificate or no certificate in
Labuan Amas Selatan Sub District Hulu Sungai Utara District.
Certificate paddy rice,Revenue, Profit, Cost production, R/C ratio,
1, (4) : 72 81.
LAMPIRAN
Gambar 1. Pengangkutan Bibit Padi Ke Lahan
Gambar 2. Penanaman Pola Tanam Jajar Legowo dan Konvensional
Gambar 3. Lahan Sawah Siap Di Tanami