Kewajiban bendaharawan pemerintah sebagai pemungut/pemotong pajak
Pajak-pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah
Perhitungan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah
DIKELOLA
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
LEMBAGA NEGARA
MELALUI SUATU
KEGIATAN
APBN/APBD
BENDAHARA
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT
TERMASUK PENGERTIAN BENDAHARA
ADALAH PEMEGANG KAS DAN PEJABAT
LAIN YG MENJALANKAN FUNGSI YG SAMA
1• Mendaftarkan Diri – Surat Penunjukan Sebagai
Bendahara
2• Menghitung dan atau Memotong/Memungut
Pajak Yang harus Dibayar
3• Menyetorkan Pajak yang telah dihitung dan
dipungut/dipotong ke Kas Negara
4• Melaporkan Penghitungan &
Pemungutan/Pemotongan ke KPP
Kewajiban Mendaftarkan DiriPasal 2 ayat (1) UU KUP
Bendahara
yang Mengelola APBN/APBD
Wajib
Mendaftarkan Diri(Tata cara pendaftaran,
Perdirjen No. PER-44/PJ/2008)
Untuk Mendapatkan NPWP
Bendahara
Catatan :Bila terjadi penggantian Pejabat Bendahara, NPWP tidak perlu diganti,tetapi cukup dilaporkan secara tertulis kepada KPP/KP2KP.
PPh 21 PPh 22 PPh 23 PPh 4 (2) PPN
Memungut/memotong
Gaji & tunjangan, Honor,Upah; dll.
Pemblian barang (belanja barang) Tarif 1,5%
Belanja sewa & jasa
Sewa tanah/bgnn; Peng. hak atas tanah konstruksi
Bel. barang/jasa Tarif 10%
Menyetor (Kas negara)
Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya.
Disetor pada hari yang sama dgn pelaksanaan pembayaran.
Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya.
Paling lambat tgl 10 bulan berikutnya.
Paling lambat tgl 7 bulan berikutnya, atau di hari yg sama.
Melapor
Paling lama 20 hr setelah masa pajak berakhir.
Paling lama 14 hr setelah masa pajak berakhir.
Paling lama 20 hr setelah masa pajak berakhir.
Paling lama 20 hr setelah masa pajak berakhir.
Paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
KEWAJIBANPERPAJAKAN:
Memungut/memotongMenyetor pajak ke kas negaraMelapor ke KPP
JENIS BELANJA
BELANJA APBD
Belanja Barang/Jasa
Belanja Modal
Belanja Pegawai
PPh 21 PPh 23PPh 22 PPNPPh 4
(2)PPN
Sumber dana: APBN/APBD
Penghasilan tetap & teratur setiap bulan
Penghasilan lainnya (misalnya honorarium)
Diterima oleh Pej. Negara, PNS, Anggota TNI/Polri, dan Pensiunan
Terutang PPh Pasal 21
Ditanggung oleh pemerintah, kecuali atas PPh 21 tambahan tarif
20% karena belum punya NPWPTidak ditanggung oleh pemerintah
Tidak Bersifat final; Tarif prog. 5%, 15%, 25%, 30%; PTKP: Rp24.300.000,- & tambahan Rp2.025.000,-.
Bersifat final Tarif 0% (Gol II), 5% (Gol III) & 15% (Gol IV)
TANGGUNGAN
PTKP
SETAHUN
(Rp)
SEBULAN
(Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 24.300.000,- 2.025.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG
KAWIN/NIKAH (K/-)26.325.000,- 2.193.750,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &
MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)28.350.000,- 2.362.500,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &
MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)30.375.000,- 2.531.250,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN &
MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)32.400.000,- 2.700.000,-
PTKP MAKSIMAL 3 TANGGUNGAN
Bendahara Kantor Imigrasi Medan Rahmat Widodo (NPWP 00.030.485.6-122.000)
melakukan pembayaran gaji kepada pegawai dengan daftar penghasilan sbg
berikut:
No Nama/NPWP Gaji (Rp) Tunj. Jab. Status
1 Rifky Zain 2.870.000 540.000 KW 3
2 Rahmat Widodo 2.240.000 440.000 KW 2
3 Dody 2.570.700 - Tidak KW
4 Heri 2.750.500 520.000 KW
5 Nasrun (belum NPWP) 2.235.500 - KW
Pengajuan daftar pembayaran gaji bulan Maret ke KPPN dilakukan pada tanggal
10 Februari 2014. Bagaimana perlakuan perpajakan berkenaan dengan
pembayaran gaji bulan Maret 2014?
No Uraian Rifki Zain Rahmat W. Dody Heri Nasrun
1 Gaji pokok 2.870.000 2.240.000 2.570.000 2.750.500 2.235.500
Tunj. istri 287.000 224.000 - 275.050 223.550
Tunj. anak 114.800 89.600 - - -
Tunj. jabatan 540.000 440.000 - 520.000 -
Tunj. beras 198.000 198.000 49.500 99.000 99.000
Peng. Bruto 4.009.800 3.191.600 2.620.200 3.644.550 2.558.050
2 Pengurang:
Biaya jab 200.490 159.580 131.010 182.228 127.903
Iuran pensiun 155.411 121.296 122.108 143.714 116.805
355.901 280.876 253.118 325.941 244.707
3 Pengh. neto 3.653.900 2.910.724 2.367.082 3.318.609 2.313.343
Disetahunkan 43.846.794 34.928.688 28.404.981 39.823.307 27.760.112
4 PTKP:
Untuk WP 24.300.000 24.300.000 24.300.000 24.300.000 24.300.000
Status Kawin 2.025.000 2.025.000 - 2.025.000 2.025.000
Tanggungan 6.075.000 4.050.000 - - -
Total PTKP 32.400.000 30.375.000 24.300.000 26.325.000 26.325.000
No Uraian Rifki Zain Rahmat W. Dody Heri Nasrun
5 PKP 11.446.794 4.553.688 4.104.981 13.498.307 1.435.112
Pembulatan 11.446.000 4.553.000 4.104.000 13.498.000 1.435.000
6 PPh 21 (5%) 572.300 227.650 205.200 674.900 71.750
PPh 21 sebulan 47.692 18.971 17.100 56.242 5.979
Tambahan 20% - - - - 1.196
Total PPh 21 47.692 18.971 17.100 56.242 7.175
PPh PASAL 22 DIPUNGUT
BERKENAAN DENGAN PEMBAYARAN ATASPENYERAHAN BARANG (BELANJA BARANG
& BELANJA MODAL) OLEH WAJIB PAJAK
Dikecualikan (Permenkeu No:
154/PMK.03/2010)
Pembayaran paling banyak 2 juta rupiah, dan tidakmerupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak,listrik, gas, air minum /PDAM, dan benda benda pos.
Pembayaran untuk pembelian brg sehubungan dengan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Tarif: 1,5% dari nilai pembelian barang; Jika rekanan tidak memiliki NPWP maka tarifnya 100% lebih tinggi
Belanja barang:
1. Pada tgl 4 Okt 2013, dibeli secara tunai alat-alat tulis kantor (ATK) Rp1.100.000,00 dan
buku pelajaran umum Rp1.500.000,00 dari Toko Buku Perwiri. Harga tersebut termasuk
PPN. Tuan Joko menerbitkan Faktur Pajak dengan kode nomor seri 020.000-13.00000101
pada tanggal 4 Oktober 2013. Berapakah PPh 22 yang harus dipungut?
Jawaban:
Pembelian alat-alat tulis kantor Rp1.100.000,00 dan buku pelajaran umum Rp1.500.000,00
dari toko PERWIRI dipungut PPh Pasal 22 karena total pembelian tersebut telah melebihi
nilai Rp2.000.000,00.
PPh Pasal 22 = 1,5% x (100/110 x Rp1.100.000,00) + 1,5% x Rp1.500.000,00
= 1,5% x Rp1.000.000,00 + 1,5% x 1.500.000,00
= Rp37.500,00
2. Pada tanggal 16 Oktober 2013, bendahara membeli bensin dari SPBU Pertamina untuk
keperluan kendaraan dinas seharga Rp500.000,00, membayar tagihan listrik sebesar
Rp1.000.000,00,
Jawaban:
Atas pembelian bahan bakar minyak, listrik, dan benda-benda pos tidak dipungut PPh 22.
Belanja modal:
3. Pada tanggal 21 Oktober 2013, Agus, bendahara SKPD B, melakukan pembelian 4 (empat)
buah printer seharga Rp20.000.000,00 (termasuk PPN) dari CV Susanto (NPWP/ NPPKP
01.222.355.5-529.000) yang beralamat di Jl. Raya Bobotsari No. 1 Purbalingga. SP2D
diterbitkan KPPN pada tanggal 23 Oktober 2013. CV Susanto menerbitkan Faktur Pajak
dengan kode nomor seri 020.000-13.00000700 tanggal 21 Oktober 2013. Berapa PPh22
yang dipungut?
Jawaban:
Atas pembayaran printer kepada CV Susanto sebesar Rp20.000.000,00 dipungut PPh
Pasal 22 sebagai berikut:
PPh Pasal 22 = 1,5% x (100/110 x Rp2.000.000,00)
= 1,5% x Rp1.818.181,82
= Rp 27.272,73
PPh PASAL 23 Dipotong
Berkenaan dengan Pembayaran atasobyek PPh 23, yang meliputi:
Sewa, kecuali sewa tanah/bangunan; Jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, & jasa lain Dividen, bunga, royalti, & hadiah; Hadiah.
Tdk Dipotong (Permenkeu No:
154/PMK.03/2010)
Penghasilan yg dibayar/terutang kpd bank; Sewa yg dibayarkan sehub dgn SGU dgn hak opsi; Bag laba anggota dari persekutuan komanditer; SHU koperasi kepada anggota; Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yg berfungsi sbg penyalur pinjaman.
TARIF
Tarif & Dasar PemotonganPPh PASAL 23
Sewa dan Jasa Lainnya
15%
Penghasilan Bruto
Dasar Pemotongan
hadiah dan penghargaan,
deviden, bunga dan royalti
2%
Jika rekanan tidak memiliki NPWP maka
tarifnya 100% lebih tinggi
Belanja barang:
1. Untuk acara rapat koordinasi daerah, Bendahara Pemda Kota Gorontalo (00.875.469.0-
822.000) menunjuk CV SEDAP (02.425.743.2-822.000) beralamat di Jalan Inspeksi
Kalimalang Nomor 40-42 Gorontolo yang bergerak di bidang jasa katering untuk
menyediakan konsumsi rapat tersebut. Kontrak yang disepakati untuk jasa katering tersebut
adalah Rp3.500.000,00. Bendahara Pemda Kota Gorontalo, Karyani, membayar tagihan
katering tersebut pada tanggal 25 Februari 2013.
Pertanyaan: Berapakah perhitungan PPh 23 Terutang?
Jawaban:
Terhadap jumlah bruto tagihan sebesar Rp3.500.000,00 atas jasa katering dikenakan
pemotongan PPh Pasal 23 sebagai berikut: 2% x Rp3.500.000,00 = Rp70.000,00.
Belanja barang:
2. Dalam rangka melestarikan warisan budaya, Dinas Pendidikan Kab. Dogiyai membuat baju
batik khas daerah untuk pegawainya. Pekerjaan tsb. dilaksanakan oleh perusahaan yang
ditunjuk, PT Garmindo. Spesifikasi, model, dan bahan baku disiapkan oleh Dinas
Pendidikan.
PT Garmindo perlu menyediakan bahan tambahan yang diperlukan. Atas pekerjaan ini
disepakati biaya pengerjaan sebesar Rp60 juta (tidak termasuk PPN) selain biaya untuk
bahan tambahan sebesar Rp10 juta (tidak termasuk PPN) yang dikeluarkan oleh PT
Garmindo. Total tagihan sebesar Rp70 juta (Rp60 juta + Rp10 juta).
Pertanyaan: Berapakah perhitungan PPh23 terutang?
Jawaban:
Atas pembayaran ongkos pembuatan baju seragam kepada PT Garmindo dipotong PPh
Pasal 23 atas jasa maklon sebesar: 2% x Rp60.000.000,00 = Rp1.200.000,00.
Atas pembayaran bahan tambahan kepada PT Garmindo dipungut PPh Pasal 22 atas
belanja barang sebesar: 1,5% x Rp.10.000.000,00 = Rp150.000,00.
Pemotongan
PPh Pasal 4 (2)
Penghasilan atas:
Pengalihan Hak atas
Tanah/Bangunan
Sewa Tanah dan/
atau Bangunan
Usaha Jasa
Konstruksi
Tarif: 10% dari jumlah
Bruto nilai persewaan
Tidak termasuk objeksewa Tanah/bangunan: hotel & restoran
Jumlah bruto
Lebih dari Rp60 juta
Tarif: 5% dari jumlah
Bruto nilai pengalihan
Pelaksana: Kualifikasi Kecil 2%; Kualifksi Nonkecil 3%; TA kualifikasi 4%;Perencana & Pengawas: Kualifikasi 4%; TA Kualifikasi 6%;dr jumlah pembayaran.
Belanja Barang dan Jasa:
1. Pada tanggal 21 Juni 2013, dibayar biaya sewa bangunan rumah tinggal kepala UPTD
PPHH Wil.III Wamena untuk Tahun 2013 sesuai Surat Perjanjian Sewa/Kontrak Nomor
013/06 Tanggal 20 Desember 2012, melalui SP2D-LS Nomor: 2417/SP2D-
LS/2.02.01.01/2013 senilai Rp42.000.000,00.
Pertanyaan: Berapakah PPh Pasal 4 (2) terutang?
Jawaban:
Dari informasi di atas, dapat diketahui:
Nilai sewa = Rp42.000.000,00
Dasar Pengenaan Pajak = Rp42.000.000,00
PPh Pasal 4 (2) = 10% x Rp42.000.000,00
= Rp4.200.000,00
Belanja Modal:
2. Pada tanggal 30 Mei 2013 dibayar lunas (100%) atas pengadaan sebidang tanah seluas
576 M2 untuk keperluan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Papua Cq. BBIP Biak Papua
sesuai dengan Berita acara Pelepasan/penyerahan Hak atas Tanah Tanggal 02 Mei 2013
terlampir, melalui SP2D-LS No.: 1683/SP2D-LS/2.05.01.01/2013 senilai Rp45.000.000,00.
Pertanyaan: Berapakah PPh Pasal 4 (2) terutang?
Jawaban:
Dari informasi di atas, dapat diketahui:
Nilai pengalihan = Rp45.000.000,00
Dasar Pengenaan Pajak = Rp45.000.000,00
PPh Pasal 4 (2) = 5% x Rp45.000.000,00
= Rp2.250.000,00
Belanja Modal:
3. Pada tanggal 18 Desember 2013, dilakukan Pembayaran Angsuran I (52%) kepada PT.
SAMAPRIMA JAYA, atas pekerjaan Pembangunan Jalan Logistik Centre – Power Station
sesuai Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak) No. 050 / 9135 Tgl. 31 Mei 2013, melalui
SP2D-LS Nomor: 1679/SP2D-GJ/1.17.1.1/2013, senilai Rp20.078.006.520,00.
Pertanyaan: Berapakah PPh Pasal 4 (2) terutang?
Jawaban:
Dari informasi di atas, dapat diketahui:
Nilai Kontrak (termasuk PPN) = Rp20.078.006.520,00
Dasar Pengenaan Pajak = Rp18.252.733.200,00
(100/110xRp20.078.006.520,00)
PPN = Rp 1.825.273.320,00
PPh Pasal 4 (2) = 3% x Rp18.252.733.200,00
= Rp547.581.996,00
PPN/PPnBM
Bendahara KPPN/Pusat/Daerah
Dipungut oleh:
Setiap transaksi pembelian barang/ jasa oleh Pemerintah dari pihak ketiga
Barang/Jasa Kena Pajak
Dikecualikan:
≤ Rp1 juta; Pembebasan tanah;Mendapat fasilitas tidak dipungut/dibebaskan; BBM & nonBBM oleh Pertamina; Rekening telepon; Jasa angkutan udara; BKP/JKP yg menurut ketentuan tidak dikenakan PPN PPN PPn BM
10 % 10, 20 30, 4050, 75
TARIF
EKSPOR
PPN 0 %
Belanja Barang dan Jasa:
1. Pada tanggal 1 Oktober 2013, Agus, Bendahara Dispenda, membeli secara tunai makanan
siap saji dari sebuah restoran untuk keperluan rapat dari restoran seharga Rp800.000,00.
Pertanyaan: Berapakah PPN terutang?
Jawaban:
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan
sejenisnya merupakan jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai sehingga
atas pembelian tersebut tidak dipungut PPN.
2. Pada tanggal 16 Oktober 2013, membeli bensin dari SPBU Pertamina untuk keperluan
kendaraan dinas seharga Rp500.000,00, membayar tagihan rekening listrik sebesar
Rp1.000.000,00 kepada PLN, dan membeli benda pos sebesar Rp500.000,00 di kantor pos.
Pertanyaan: Berapakah PPN terutang?
Jawaban:
PPN atas pembelian BBM dari Pertamina, tidak dipungut oleh Bendahara. Selain itu, listrik
ditetapkan sebagai BKP tertentu yang dibebaskan dari pemungutan PPN sehingga atas
pembayarannya tidak perlu dipungut PPN. Benda-benda pos juga tidak dipungut PPN
karena nilainya lebih kecil dari Rp1 juta.
Belanja Modal:
3. Pada tanggal 20 Desember 2013, dilakukan pembayaran termin I dan II sebesar 80%,
kepada PT. MODERN WIDYA TEHNICAL, atas Pek. Pembangunan Gedung Critical dan
Medical Centre Blok E RSUD Dok II Jayapura sesuai Surat Perjanjian Pemborongan
(Kontrak) No. 050/20598 Tgl. 20 September 2013, Add. No. 050/29630 Tgl. 12 Desember
2013, melalui SP2D-LS Nomor: 8947/SP2D-LS-BM/1.03.01.01/2013 senilai
Rp21.172.351.800,00.
Pertanyaan: Berapakah PPN terutang?
Jawaban:
Dari informasi di atas, dapat diketahui:
Nilai Termin I & II (termasuk PPN) = Rp21.172.351.800,00
Dasar Pengenaan Pajak = Rp19.247.592.550,00
(100/110 x Rp21.172.351.800,00)
PPN (10% x DPP) = Rp1.924.759.255,00