Top Banner
PEMERIKSAAN FISIK KELAINAN ONKOLOGI dr. Emir Taris Pasaribu, Sp. B (K) Onk Kn!ribu!r B"k Onk"#i Faku"!as K$dk!$ran %ni&$rsi!as Is"am Suma!$ra %!ara
58

Pemeriksaan Kelainan Onkologi

Oct 06, 2015

Download

Documents

Hariezts Nazty

ok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PEMERIKSAAN FISIK KELAINAN ONKOLOGIdr. Emir Taris Pasaribu, Sp. B (K) OnkKontributor Blok OnkologiFakultas KedokteranUniversitas Islam Sumatera Utara

  • Materi PelatihanPemeriksaan fisik payudara.Pemeriksaan fisik kelenjar getah bening (KGB)Pemeriksaan fisik kelenjar tiroidPengenalan sistem penderajatan tumor (sistem TNM)

  • Topografi Payudara (mammae)

    Payudara wanita terletak tepat berlawanan dengan dinding anterior toraks, mulai dari klavikula dan sela iga II sampai sela iga ke VI, dan dari sternum sampai ke linea midaksillaris. Area permukaannya lebih berbentuk rektangular (segi empat) dibanding bulat. Payudara terletak di depan muskulus pektoralis mayor, dan batas inferiornya yakni muskulus serratus anterior.

  • Topografi Payudara (mammae)

  • Topografi Payudara (mammae)

    Temuan fisik biasanya dilaporkan dengan membagi payudara menjadi empat kuadran berdasarkan garis horizontal dan vertikal yang melewati puting susu. Ekor aksillar (the axillary tail) dari jaringan payudara terletak sampai lipatan aksilla anterior.Alternatif lainnya, temuan dapat dilokasikan berpedoman dengan arah jarum jam (misalnya arah jam 3), dan jaraknya dinyatakan dalam satuan sentimeter dari puting susu.

  • Topografi Payudara (mammae)

  • Teknik Pemeriksaan Payudara

    Sebagaimana halnya pemeriksaan fisik pada organ lainnya, jelaskanlah terlebih dahulu prosedur pemeriksaan fisik payudara yang akan dilakukan secara lisan, dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien. Bila pasien setuju, aturlah posisi pasien sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. Pastikan pemeriksaan payudara dilakukan pada ruangan yang tertutup, sehingga dapat menjamin kerahasiaan pasien, dengan didampingi oleh perawat wanita.

  • Inspeksi PayudaraSebelum melakukan pemeriksaan inspeksi payudara, aturlah posisi pasien terlebih dahulu, sehingga berada dalam keadaan duduk menghadap lurus ke depan, sementara posisi pemeriksa berada di depan pasien.Mintalah pasien, atau perawat wanita untuk membuka pakaian pasien sampai sebatas perut, agar payudara jelas untuk diamati.Inspeksi menyeluruh pada payudara : dilihat dari empat sudut pandang :Lengan pada posisinya (arms at sides).Lengan yang diangkat ke atas (arms over head)Tangan menekan melawan pinggul (hands pressed against hips)Bersandar ke depan pada kursi (leaning forward).

  • Inspeksi PayudaraLengan disamping (arms at sides) Inspeksilah penampakan dari kulit, meliputi warna, penebalan kulit, atau adanya pembesaran pori-pori kulit sehingga tampak seperti kulit jeruk (peau d orange).Ukuran dan kesimetrisan payudara. Perbedaan dalam ukuran payudara, dan ukuran areola mammae, biasa ditemukan, dan normal.Kontour payudara. Carilah adanya kelainan-kelainan seperti massa, lekukan ke dalam (dimpling), atau pendataran (flattening).Karakteristik dari puting susu, meliputi warna (merah muda, coklat muda, coklat kehitaman), ukuran dan bentuk (inversi, atau depresi ke bawah permukaan areola), arah keluarnya puting susu, ada tidaknya rash, ulserasi, atau ada tidaknya keluar sekret (discharge).

  • Inspeksi Payudara (arms at sides)

  • Inspeksi Payudara (arms at sides)

    Gambaran Peau d Orange Skin Dimpling Payudara Kiri

  • Beberapa Kelainan Payudara Lainnya

  • Inspeksi PayudaraLengan yang diangkat ke atas (arms over head), dan tangan menekan pinggul (hands pressed against hips)Perhatikan ada tidaknya pelekukan ke dalam (dimpling), atau penonjolan pada daerah aksila yang tidak terlihat pada posisi arms at side, mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengannya ke atas (arms over head).Kemudian mintalah pasien menekankan tangan pada pinggulnya (hands pressed against hips), dan amatilah kontour payudara dengan seksama.

  • Inspeksi Payudara (arms over head)

  • Inspeksi Payudara (hands pressed against hips)

  • Inspeksi Payudara (leaning forward)Lengan bersandar ke depan (leaning forward).Merupakan posisi yang dianjurkan, bila ukuran payudara sangat besar, atau berbentuk pendulum.Mintalah pasien bersandar ke depan (leaning forward), dengan disangga oleh bagian belakang kursi, sehingga payudara tergantung bebas dari dinding dada.

  • Inspeksi Payudara (leaning forward)

  • Palpasi PayudaraPalpasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi area segi empat yang membentang mulai dari klavikula sampai lipatan inframammary (bra line), dari linea midsternalis sampai linea aksilaris posterior, serta daerah ekor dari payudara (tail of breast), dan ketiak (aksila).Pemeriksaan palpasi dapat memakan waktu 5-10 menit untuk masing-masing payudara. Gunakan bagian volar distal dari jari kedua, tiga dan empat pemeriksa.Lakukanlah palpasi secara sistematik, dan menyeluruh, terutama pada daerah lateral atas dan subareola, yang merupakan tempat tersering ditemukannya lesi.Palpasilah dari payudara yang sehat terlebih dahulu.

  • Palpasi Payudara

    Titik & Garis Pedoman Palpasi Payudara Bagian Volar Distal Jari 2.3, dan 4

  • Palpasi PayudaraTerdapat 3 pola pemeriksaan palpasi payudara yaitu :Pola vertikal (vertical strip pattern).Pola melingkar (sirkular / konsentris).Pola seperti jari-jari roda (radier pattern), dengan puting susu sebagai pusatnya.Lakukan palpasi dengan melakukan penekanan ringan, medium, sampai dalam, atau melakukan putaran yang kecil dan konsentris pada setiap titik pemeriksaan.Terkadang diperlukan penekanan yang lebih kuat agar dapat mencapai jaringan yang jauh lebih dalam pada payudara yang besar. Pemeriksaan palpasi haruslah meliputi keseluruhan payudara, termasuk bagian perifer, ekor (tail), maupun aksila.

  • Teknik Palpasi Payudara (vertical strip pattern)

  • Teknik Palpasi Payudara

    Radier Pattern Circular (concentris) Pattern

  • Palpasi Payudara (vertical strip pattern) Aturlah posisi pemeriksaan dengan meminta pasien berbaring supinasi, pemeriksa berada di sebelah kanan pasien. Aturlah pakaian pasien sedemikian rupa, sehingga payudara yang akan diperiksa terlihat seluruhnya, dan tutupilah payudara yang tidak diperiksa dengan kain. Untuk memeriksa bagian lateral dari payudara, mintalah kepada pasien untuk berbaring dalam posisi supinasi, dan mengangkat lengan dan meletakkan tangannya pada dahi, dengan bahu menekan tempat tidur, atau meja pemeriksaan. Posisi ini akan membuat bagian lateral payudara menjadi datar.

  • Palpasi Payudara (vertical strip pattern)Palpasi dilakukan dengan menggunakan bagian volar distal dari jari kedua, tiga dan empat pemeriksa (dapat menggunakan satu, atau dua tangan). Mulailah palpasi pada daerah aksilla, kemudian palpasi dengan arah garis lurus ke bawah, hingga linea inframammary (bra line). Pastikan daerah ekor dari payudara (tail of breast) terpalpasi dengan baik.Kemudian pindahkan jari sedikit ke medial, dan palpasilah secara vertikal ke arah atas, dari dada (bra line) menuju klavikula. Lanjutkan palpasi metode vertikal dengan cara yang sama, ke arah medial, hingga ke puting susu payudara yang diperiksa.Bila menemukan adanya massa, atau nodul, selama palpasi, tanyakan kepada pasien, apakah pernah menemukan nodul atau massa ini, sebelum pemeriksaan dilakukan.

  • Palpasi Payudara (vertical strip pattern)Untuk memeriksa bagian medial dari payudara, mintalah pasien agar berbaring dengan bahu menekan pada tempat tidur, atau meja pemeriksaan, mintalah pasien menempatkan tangannya pada leher, dan mengangkat sikunya setentang dengan bahu. Posisi ini akan membuat bagian medial payudara menjadi datar. Palpasilah dengan arah garis lurus, dari puting susu terus ke bawah, hingga linea inframammary (bra line), kemudian palpasi kembali ke atas ke arah klavikula. Lanjutkan palpasi metode vertikal dengan cara yang sama, sampai ke linea midsternalis. Lakukan penilaian yang meliputi konsistensi jaringan, ada tidaknya pelembekan, sert ada atau tidaknya nodul. Bila terdapat nodul, deskripsikan dimana lokasinya, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, mobilitasnya. Bila menemukan adanya massa, atau nodul, selama palpasi, tanyakan kepada pasien, apakah pernah menemukan nodul atau massa ini, sebelum pemeriksaan dilakukan.

  • Palpasi Payudara (circular pattern)Aturlah pakaian pasien sedemikian rupa, sehingga payudara yang akan diperiksa terlihat seluruhnya, dan tutupilah payudara yang tidak diperiksa dengan kain. Mintalah kepada pasien berbaring dalam posisi supinasi, dan meletakkan tangannya di atas kepala. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.Letakkanlah bantal untuk menyangga tubuh, pada sisi payudara yang akan diperiksa. Mulailah palpasi dari daerah areola secara melingkar, dari sisi sebelah dalam ke arah luar, (atau dari daerah luar ke arah dalam) secara sistematis, dan meliputi seluruh kuadran dari payudara.

  • Palpasi Payudara (circular pattern)Palpasi berakhir pada kuadran atas luar, daerah ekor (tail of the breast), dan daerah aksila. Lakukan penilaian yang meliputi konsistensi jaringan, ada tidaknya pelembekan, serta ada atau tidaknya nodul. Bila terdapat nodul, deskripsikan dimana lokasinya, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, mobilitasnya.Bila menemukan adanya massa, atau nodul selama palpasi, tanyakan kepada pasien, apakah pernah menemukan nodul atau massa ini, sebelum pemeriksaan payudara dilakukan.

  • Palpasi Payudara (radier pattern) Aturlah pakaian pasien sedemikian rupa, sehingga payudara yang akan diperiksa terlihat seluruhnya, dan tutupilah payudara yang tidak diperiksa dengan kain. Mintalah kepada pasien berbaring dalam posisi supinasi, dan meletakkan tangannya di atas kepala. Letakkanlah bantal untuk menyangga tubuh, pada sisi payudara yang akan diperiksa. Mulailah palpasi dari daerah puting susu, secara radier (seperti jari-jari), dengan arah menuju ke posisi angka-angka pada jam, kembali ke puting susu, dan ke arah angka jam berikutnya, sehingga seluruh kuadran payudara terpalpasi. Lakukan penilaian yang meliputi konsistensi jaringan, ada tidaknya pelembekan, serta ada atau tidaknya nodul. Bila terdapat nodul, deskripsikan dimana lokasinya, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, dan mobilitasnya. Bila menemukan adanya massa, atau nodul selama ini, tanyakan kepada pasien, apakah pasien pernah menemukan nodul atau massa ini, sebelum pemeriksaan payudara dilakukan.

  • Beberapa hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan palpasi payudara:

    Konsistensi jaringan. Konsistensi payudara bervariasi tergantung pada struktur jaringan kelenjar dan lemak (soft fat).Payudara normal berkonsistensi kenyal.Payudara yang berukuran besar, konsistensi akan terasa lebih lunak, sebaliknya pada payudara yang kecil, konsistensinya umumnya lebih kenyal. PelembekanNodul. Palpasi secara hati-hati terhadap adanya benjolan ataupun massa yang secara kualitatif berbeda, atau lebih besar daripada jaringan payudara, dan tidak ditemukan pada palpasi payudara yang normal. Adanya massa atau nodul, merupakan pertanda adanya perubahan patologik yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, seperti mammogram, aspirasi, ataupun biopsi. Bila menemukan massa atau nodul saat mempalpasi payudara, lakukanlah penilaian, dan deskripsikan karakteristik dari nodul tersebut.

  • Deskripsi Karakteristik NodulLokasi ---- dapat dengan sistem kuadran atau arah jarum jam, atau dinyatakan dalam satuan jarak (dalam sentimeter) dari puting susu.Ukuran ---- dalam milimeter.Bentuk ---- melingkar, atau kistik, seperti cakram, atau ireguler bentuknya.Konsistensi ---- kenyal, lunak, atau kerasBatas ----- berbatas tegas, atau tidakPermukaan ---- licin, atau berbenjol-benjol.Mobilitas ---- dengan hubungannya terhadap kulit, fasia pektoralis, dan dinding dada. Gerakkan secara lembut massa, dan nilai apakah massa dapat digerakkan.Nyeri tekan, dan permukaan kulit payudara yang teraba hangat pada palpasi, menandakan adanya proses inflamasi, atau infeksi pada payudara (mastitis). Fluktuasi. Lakukan palpasi pada nodul yang dicurigai sebagai abses, dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kanan pemeriksa. Bila terdapat abses, akan terasa adanya fluktuasi.

  • Palpasi Areola & Puting SusuPalpasi daerah areola dan puting susu, dilakukan dengan menggunakan bagian volar sebelah distal ibu jari dan jari telunjuk pemeriksa.Palpasilah masing-masing daerah areola dan puting susu, dan catatlah bagaimana elastisitasnya.Perhatikan ada tidaknya cairan (discharge) yang keluar saat puting susu sedikit ditekan, catatlah warna, bau, dan kekentalan dari cairan tersebut. Discharge dapat berupa air susu, nanah, atau darah. Discharge berupa darah merupakan suatu pertanda adanya proses keganasan pada payudara. Perhatikan ada tidaknya retraksi puting susu, yang merupakan salah satu pertanda adanya pertumbuhan massa di belakang puting susu. Bila puting terlihat retraksi, palpasilah di sekitar jaringan, dan di belakang puting susu.

  • Palpasi Areola & Puting Susu

  • Pemeriksaan Aksila (ketiak)

    Daerah aksila biasanya diperiksa dalam posisi berbaring, alternatif lain adalah posisi duduk. Inspeksi. Amatilah daerah aksilla dengan seksama, untuk melihat ada tidaknya rash, infeksi, adanya pigmentasi yang tidak biasa, atau pembengkakan kelenjar getah bening.

  • Pemeriksaan Aksila (ketiak)

    Palpasi. Beritahukan pasien terlebih dahulu bahwa pemeriksaan ini mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman. Untuk mempalpasi daerah aksila (contoh sebelah kiri), mintalah pasien untuk rileks, kemudian lengan kiri diabduksikan, dengan posisi tangan ke arah bawah. Pemeriksa menyangga pergelangan tangan kiri pasien dengan tangan kiri pemeriksa. Gunakanlah jari-jari pada tangan kanan pemeriksa, untuk menekan ke dalam dan ke atas hingga, mencapai puncak aksila setinggi yang dapat dicapai. Jari-jari pemeriksa haruslah berada disebelah otot pektoralis. Selanjutnya, tekanlah jari-jari ke dinding dada dan arahkan ke bawah, untuk dapat meraba kelenjar getah bening pada dinding dada. Catatlah ada tidaknya nodus yang dapat teraba beserta konsistensi serta ukurannya.

  • Pemeriksaan Aksila (ketiak)

  • Pemeriksaan Payudara Laki-Laki

    Pemeriksaan payudara pada laki-laki jarang dilakukan, tetapi kadang menjadi begitu penting.Inspeksi dilakukan terutama pada daerah puting susu dan areola untuk melihat nodul, pembengkakan, atau ulserasi. Lakukan juga palpasi pada daerah areola dan jaringan payudara, untuk menemukan ada tidaknya nodul. Jika payudara pria tampak membesar, harus dapat dibedakan antara pembesaran jaringan lemak (soft fatty enlargement) pada obesitas, dengan pembesaran kelenjar, yang disebut dengan ginekomastia.

  • Topografi Kelenjar Tiroid

    Kelenjar tiroid, terletak di daerah servikal, anterior terhadap laring, terdiri atas dua lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Jaringan tiroid terdiri atas folikel yang mengandung bulatan berepitel selapis dengan lumen berisikan koloid, yaitu substansi mirip gelatin.Secara epidemiologi, karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering, dan lebih sering diderita oleh wanita dengan perbandingan 2 : 1, dimana jenis yang terbanyak adalah jenis papilar (71,4%), folikular (16,7%), anaplastik (8,4%), dan medular (1,4%).

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Tiroid

    Sebagaimana halnya pemeriksaan fisik pada organ lainnya, jelaskanlah terlebih dahulu prosedur pemeriksaan fisik kelenjar tiroid yang akan dilakukan secara lisan, dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien. Bila pasien setuju, aturlah posisi pasien sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. Pada pemeriksaan inspeksi, mintalah pasien untuk duduk menghadap lurus ke depan, dengan pemeriksa berada di depan pasien, sedangkan untuk pemeriksaan palpasi, pasien diminta duduk menghadap lurus ke depan, dengan pemeriksa berada di sebelah belakang pasien.Untuk pemeriksaan yang menyeluruh, ada baiknya bila pemeriksa ikut mengidentifikasi beberapa organ yang terdapat pada leher, seperti kartilago krikoid, trakea, dan kelenjar tiroid itu sendiri.

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Tiroid

    InspeksiPerhatikan daerah trakea untuk melihat ada tidaknya deviasi trakea dari posisi sebenarnya yang berada tepat di tengah.Kemudian tengadahkan kepala pasien sedikit ke belakang untuk memudahkan pengamatan, terutama pada pasien yang berleher pendek.Perhatikan ada tidaknya massa, pembengkakan daerah leher, perubahan warna kulit, atau ada tidaknya fistula.Pergunakan bantuan sinar, kemudian inspeksi daerah yang terletak dibawah kartilago krikoid untuk melihat kelenjar ini.

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Tiroid

    Mintalah pasien untuk meminum sedikit air, dan mintalah ia menelannya.Perhatikan gerakan ke atas dari kelenjar tiroid, catat bagaimana kontur, dan kesimetrisannya.Kartilago tiroid, krikoid, dan kelenjar tiroid kesemuanya akan naik ketika menelan dan kemudian turun kembali ke posisi istirahatnya.

  • Inspeksi Kelenjar Tiroid

  • Inspeksi Kelenjar Tiroid

  • Palpasi Kelenjar Tiroid

    Pemeriksaan ini lebih mudah dilakukan pada orang berleher agak panjang, pada leher yang pendek, ekstensi pada leher dapat membantu pemeriksa.Mintalah pasien untuk memfleksikan leher sedikit ke depan, untuk merilekskan otot sternokleidomastoideus.Tempatkan jari kedua tangan pada leher pasien sehingga ibu jari pemeriksa berada tepat di bawah kartilago krikoid.Mintalah pasien untuk menelan air seperti pemeriksaan sebelumnya. Rasakan adanya gerakan ke atas dari isthmus tiroid dengan jari. Ini selalu dapat dirasakan, tetapi kadang tidak dapat teraba.

  • Palpasi Kelenjar Tiroid

    Dorong trakea ke kanan dengan jari dari tangan kiri pemeriksa, kemudian dengan jari tangan kanan lakukan palpasi secara lateral lobus kanan dari kelenjar tiroid pada jarak antara trakea yang terdorong dan otot sternokleidomastoideus yang terelaksasi. Carilah batas lateralnya, kemudian dengan metode yang sama, lakukan palpasi pada lobus sebelah kiri.Lobus tiroid biasanya lebih keras teraba dibanding dengan ismusnya, oleh karena itu lebih banyak latihan yang diperlukan agar pemeriksa dapat melakukan pemeriksaan ini dengan benar. Permukaan anterior dari lobus lateral kira-kira sebesar ujung distal ibu jari dan teraba seperti kenyal.Catatlah bagaimana ukuran, bentuk, konsistensi dari kelenjar, biasanya kenyal pada Penyakit Graves, keras pada Tiroiditidis Hashimoto, dan pada keganasan.Periksa apakah ada atau tidaknya nodul baik soliter, maupun multipel.

  • Palpasi Kelenjar Tiroid

  • Topografi Kelenjar Getah Bening

    Nodus limfatikus adalah organ bersimpai berbentuk bulat atau mirip ginjal terdiri atas jaringan limfoid. Nodus limfatikus tersebar di tubuh di sepanjang jalannya pembuluh limfe. Nodus ditemukan di ketiak dan lipat paha, sepanjang pembuluh besar di leher, dan dalam jumlah besar di thoraks dan abdomen, terutama dalam mesenterium. Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum kembali ke sistem sirkulasi darah. Karena nodus limfatikus tersebar di seluruh tubuh limfe yang terbentuk dalam jaringan harus melewati paling sedikit satu nodus sebelum masuk ke aliran darah.

  • Auskultasi

    Jika terdapat pembesaran tiroid, maka dapat kita lakukan pemeriksaan ada tidaknya bruit dengan stetoskop. Letakkan permukaan Bell stetoskop pada daerah kelenjar tiroid.Bruit terdengar seperti desah jantung, tetapi bukan berasal dari jantung.

  • Topografi Kelenjar Getah Bening Kepala Leher

  • Teknik Pemeriksaan KGB Kepala Leher

    Sebagaimana halnya pemeriksaan fisik pada organ lainnya, jelaskanlah terlebih dahulu prosedur pemeriksaan fisik kelenjar getah bening yang akan dilakukan secara lisan, dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien, kemudian mintalah persetujuan pasien (informed consent). Bila pasien setuju, aturlah posisi pasien sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.Pada pemeriksaan inspeksi dan palpasi, mintalah pasien untuk duduk menghadap lurus ke depan, dengan pemeriksa berada di depan pasien.

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

    InspeksiPerhatikan daerah leher, lihat kesimetrisan, dan ada atau tidaknya massa, atau jaringan parut. Perhatikan apakah terdapat pembesaran kelenjar parotis, atau submandibular, dan ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening yang terlihat.

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

    PalpasiDengan menggunakan ujung ibu jari dan jari tengah, gerakkan kulit dari jaringan yang mendasarinya di setiap area. Pasien harus dalam keadaan rileks, dan leher sedikit difleksikan ke atas. Pemeriksaan dapat dilakukan langsung terhadap kedua sisi. Untuk pemeriksaan kelenjar getah bening submental, lebih baik dilakukan dengan satu kanan, dimana tangan yang lain memegang puncak kepala.

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

    Pemeriksaan KGB Preauricular

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening (submandibular (kiri) & supraklavikular (kanan))

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

    Lakukan pemeriksaan kelenjar getah bening pada area berikut ini :Preaurikular ----- di depan telinga.Retroaurikular ----- superfisial terhadap prosessus mastoideus.Oksipital ----- Pada dasar tengkorak posterior.Tonsillar ------ Di belakang angulus mandibula.Submandibular ----- pada pertengahan antara sudut dan ujung mandibula. Kelenjar getah bening ini biasanya lebih kecil dan lebih lebut dibanding lobulus kelenjar submandibular.Submental ----- pada garis tengah, beberapa sentimeter di bawah ujung mandibula.Servikal Superfisial ----- superfisial terhadap sternokleidomastoideus.Servikal Posterior ---- sepanjang tepi muskulus trapezius.Deep Cervical Chain ---- terletak jauh di dalam sternokleidomastoideus dan sering tidak dapat teraba dalam pemeriksaan.Supraklavikular ------ terletak jauh di dalam sudut yang terbentuk dari muskulus sternokleidomastoideus dan klavikula (bagian dari pemeriksaan payudara).

  • Teknik Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening

    Catatlah bagaimana ukuran, bentuk (ada tidaknya konglomerasi atau bentuk seperti buah anggur yang menandakan adanya limfoma, dan proses kronis lainnya), batasnya, mobilitas, konsistensi dan adanya pelembekan atau tidak. Nodus yang lembek menunjukkan adanya inflamasi, sedangkan nodus yang keras dan tegas menunjukkan adanya malignansi.Terkadang pemeriksa dapat melakukan kesalahan ketika mengira adanya kumpulan otot atau arteri sebagai kelenjar getah bening, oleh karena itu dorong kelenjar getah bening ke dua arah, atas dan bawah, serta dari sisi ke sisi yang lain, oleh karena otot &arteri tidak dapat melewati test ini.

  • Penderajatan (staging) Tumor

    Penderajatan tumor yang ditemukan pada saat melakukan pemeriksaan fisik, dilakukan dengan merujuk kepada sistem TNM. Pengertian T adalah tumor, yang dikategorikan atas Tx, T0 sampai dengan T4. Notasi N menunjukkan keterlibatan kelenjar getah bening (KGB), yang dikategorikan atas Nx N0 sampai dengan N3, dan notasi M yang menunjukkan ada, atau tidaknya metastasis jauh (Mx, M0-M1) Klasifikasi tumor menurut sistem TNM ini dapat menunjukkan berat ringannya tumor (stadium), dan menentukan penatalaksanaan apa yang akan diberikan kepada pasien, apakah pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi. Batasan stadium yag masih dapat ditatalaksana dengan pembedahan (operable), adalah stadium 3A.

  • Contoh Klasifikasi TNM Kanker Payudara (AJCC 1992)

    Tx: Tumor primer tidak dapat ditentukan.T0: Tidak terbukti adanya tumor primer.Tis: Karsinoma in situ.: Karsinoma intraduktal, atau lobular in situ.: Penyakit Paget pada papila mammae tanpa teraba tumor.T1: Tumor berukuran < 2 cm.T1a: Tumor berukuran < 0,5 cm.T1b: Tumor berukuran 0,5-1 cm.T1c: Tumor berukuran 1-2 cm.T2: Tumor berukuran 2-5 cm.T3: Tumor berukuran > 5 cm.T4: Tumor sebarang ukuran dengan penyebaran ke dinding dada, atau kulit.T4a: Tumor melekat pada dinding dada.T4b: Edema, peau d orange, ulserasi kulit, dan nodul satelit payudara yang sama.T4c: T4a + T4b.T4d: Karsinoma inflamatoir

  • Contoh Klasifikasi TNM Kanker Payudara (AJCC 1992)

    Nx: Pembesaran kelenjar getah bening regional tidak dapat ditentukan.N0: Tidak teraba pembesaran KGB aksila.N1: Teraba pembesaran KGB aksila homolateral yang tidak melekat.N2: Teraba pembesaran KGB aksila homolateral yang melekat satu sama lainnya.N3: Terdapat pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral.

    Mx: Metastasis jauh tidak dapat ditentukan.M0: Tidak ditemukan adanya metastasis jauh.M1: Terdapat metastasis jauh, termasuk ke kelenjar getah bening supraklavikula.