Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN METODE SAHLI Disusun oleh : A.A. Ayu Tirtamara NIM P07134012027 Semester III Disampaikan kepada : Dosen Pembimbing Praktikum Hematologi KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
31

Pemeriksaan Hb Sahli

Jan 20, 2016

Download

Documents

Ayu Tirtamara
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pemeriksaan Hb Sahli

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN METODE SAHLI

Disusun oleh :

A.A. Ayu Tirtamara

NIM P07134012027

Semester III

Disampaikan kepada :

Dosen Pembimbing Praktikum Hematologi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2013

Page 2: Pemeriksaan Hb Sahli

PENGUKURAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN METODE SAHLI

I. TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum

a. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pengukuran kadar hemoglobin

dengan metode Sahli.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan prosedur pengukuran kadar hemoglobin

dengan metode Sahli.

1.2 Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kadar hemoglobin dalam darah

dengan menggunakan metode Sahli.

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar hemoglobin dalam sampel darah

pasien.

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pengukuran kadar hemoglobin

dalam sampel darah pasien.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam praktikum pengukuran kadar hemoglobin ini adalah

metode Sahli.

III. PRINSIP

Hemoglobin (Hb) dalam darah jika direaksikan dengan HCl 0,1 N akan berubah

menjadi asam hematin. Kemudian kadar asam hematin ini diukur dengan

membandingkan warnanya secara visual dengan warna standar yang ada pada

hemoglobinometer.

IV. DASAR TEORI

4.1 Tinjauan Umum Tentang Darah

Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang

merupakan salah satu sistem organ terbesar di dalam tubuh. Darah membentuk 6 sampai

8% dari berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu

cairan yang disebut plasma (Sacher, Ronald A., 2004).

Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan

antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri. Warna merah darah

Page 3: Pemeriksaan Hb Sahli

keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbondiosida di

dalamnya. Darah yang banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya O2 dalam

darah diambil melalui pernapasan, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran

atau metabolisme dalam tubuh. Visikositas atau kekentalan darah lebih kental dari pada

air yang mempunyai BJ 1,041 − 1,067, temperatur 38⁰C dan pH 7,37 – 7,45.

Volume darah sel keseluruhan adalah seperduabelas atau kira-kira lima liter

sekitar 55% adalah plasma darah, sedangkan 45% sisanya terdiri dari eritrosit.

(Evelyn.CP, 1985)

Darah berwarna merah terang apabila ada oksigen dan merah tua apabila tidak

ada oksigen. Warnanya disebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan yang

mempunyai besi dalam bentuk heme, tempat oksigen bergabung.

Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan untuk

hidup di seluruh tubuh, yaitu mengangkut oksigen ke jaringan dan mengembalikan

karbondioksida dari jaringan paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah

merah mengandung protein khusus yaitu, hemoglobin.(A.V.Hofbrand, 1987)

4.2 Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai

media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa

karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat

dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah menggunakan mesin

otomatis selain mengukur hemoglobin mesin pengukur akan memecah hemoglobin

menjadi sebuah larutan. Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat lain

dengan menggunakan zat kimia bernama nilai sinar yang berhasil diserap oleh

hemoglobin.

Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi

dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari :

globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom

besi. 

Fungsi hemoglobin dalam darah adalah :

1 Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.

Page 4: Pemeriksaan Hb Sahli

2 Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh jaringan tubuh untuk

dipakai sebagai bahan baku.

3 Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru

untuk dibuang.

4 Untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah atau tidak dapat diketahui

dengan pengukuran kadar Hb. Penurunan kadar Hb dari normal berarti kekurangan

darah. Kekurangan darah berarti anemia. Selain kekurangan Hb juga disertai dengan

eritrosit yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal. (Kresno, 1988)

Pada manusia telah dikenal kurang dari 14 macam Hb yang dipelajari secara

mendalam dengan bantuan elektroforesis. Hb diberi nama dengan simbol alfabeta

misalnya ; Hb A, Hb C, Hb D, Hb E, Hb F, Hb G, Hb I, Hb M, Hb S, dan sebagainya.

(Joice, 2008)

Kadang-kadang Hb diberi nama menurut kota tempat ditemukan jenis Hb atau

orang yang menemukannya, misalnya ; Hb New York, Hb Sydney, Hb Bart, Hb Gower,

dan lain-lain. Hb A (Adult=Dewasa) mulai diproduksi pada usia 5 - 6 bulan kehidupan

intrauterine janin, pada usia 6 bulan postnatal kosentrasi Hb A 99%. Hb A terdiri dari 2

rantai α dan 2 rantai β. Hb F (Foetus=janin) mulai ditemukan dalam darah pada minggu

ke dua puluh usia kehamilan. Pada bayi Hb F dan sebelum usia 2 tahun jumlahnya

tinggal sedikit, diganti oleh Hb A. Karena sifatnya yang resisten terhadap alkali, Hb F ini

mudah dipisahkan dari Hb A. Hb F terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai T.

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porifin yang

menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs/lokal ikatan oksigen. Porifin

yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme

dan globin. Globin sebagai istilah generik untuk protein globural. Ada beberapa protein

mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak

dipelajari.

Gambar struktur molekul hemoglobin

v

Page 5: Pemeriksaan Hb Sahli

Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit

protein), yang terdiri dari masing-masing dua sub unit mirip secara struktural dan

berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul ± 16,000 Dalton, sehingga

berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin

mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memilki kapasitas

empat molekul oksigen. (Hariono, 2006 )

4.3 Metode Penetapan Kadar Hemoglobin

Adapun metode pemeriksaan hemoglobin antara lain :

1. Metode Berat Jenis (metode Cupri-Sulfat)

2. Metode Gasometrik (O2 atau CO)

3. Metode Kimia (kadar Fe dalam Hb)

4. Metode Kolorimetrik

Metode Kolorimetri sendiri dapat dibagi menjadi lima metode antara lain :

1. Direct Matching methods (Tallquist)

2. Metode Hematin-Asam (Sahli)

3. Metode Hematin-alkali

4. Metode Oksihemoglobin

5. Metode Sianmethemoglobin

Sebelum melakukan pemeriksaan hemoglobin baik dengan menggunakan metode

Sahli maupun metode-metode lainnya tentunya menggunakan alat dan bahan yang

diperlukan untuk pemeriksaan. Adapun alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam

pemeriksaan hemoglobin metode sahli ini antara lain :

1. Lancet darah, digunakan untuk mengambildarak kapilet dan biasanya dilengkapi

dengan holder untuk memudahkan dalam pengamblan darah tepi atau darah

kapiler. Lanset merupakan alat yang memiliki ujung yag tajam serupa jarum.

Lanset darah yang sebaiknya dipakai adalah yang diperuntukkan untuk sekali

pakai atau disposable.

2. Jarum dan semprit

3. yang akan menjadi bahan pemeriksaan. Seperti halnya metode Sahli ini juga,

memerlukan sampel darah untuk pemeriksaan yang dapat diperoleh dari darah

kapiler, EDTA, atau oksalat.

1. Darah kapiler

Page 6: Pemeriksaan Hb Sahli

Darah kapiler adalah Pembuluh darah kapiler merupakan ujung yang letaknya

berada di bagian akhir dari pembuluh arteri. Darah kapiler biasanya

didapatkan langsung melalui pengambilan ke pasien. Pada orang dewasa

biasanya diambil pada ujung jari atau anak daun telinga, pada bayi dan anak-

anak bisa juga pada tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak boleh

memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti cyanosis atau pucat. Untuk

pengambilan darah ini terlebih dahulu perlu disediakan semua alat yang

diperlukan seperti jarum, botol penampung,pipet, dll. Tempat yang akan

ditusuk harus bersih, jika perlu dicuci terlebih dahulu dengan air dan sabun.

(Gandosoebrata, 1969)

2. Darah Vena

Darah vena adalah darah yang biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu

vena dalam fossa cubiti, sedangkan pada bayi vena jagularis superficialis atau

dapat juga dipakai darah dari sinus sagittalis superior

3. Darah EDTA

Untuk menjaga agar darah yang akan diperiksa tidak sampai membeku maka

digunakanlah antikoagulan. Tidak semua macam antikoagulan dapat dipakai

karena ada yang terlalu banyak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit atau

leukosit yang akan diperiksa morfologinya. EDTA atau Ethylene Diamine

Tetra Acetate adalah salah satu antikoagulan yang paling sering digunakan

dalam pemeriksaan hematologi karena tidak berpengaruh terhadapbesar dan

bentuk eritrosit dan leukosit. Serta mencegah menggumpalnya trombosit.

EDTA yang sering dipakai adalah dalam bentuk larutan EDTA 10%. Darah

EDTA dapat dibuat dengan mencampurkan 2 mg EDTA dengan 2 ml darah

vena yang dicampur di dalam botol atau tabung khusus selama 1 menit atau

lebih. Pemeriksaan denga memakai darah EDTA sebaiknya dilakukan segera,

namun bisa juga disimpan dalam lemari es dengan suhu 40 C haya saja kalau

disimpan terlalu lama nilai hematokrit darah akan lebih tinggi. Yang penting

untuk diketahui adalah sebelum mengambil darah yang bercampur dengan

antikoagulan dari botol, haruslah dipastikan darah dan antikoagulannya sudah

bercampur dengan baik. (Gandosoebrata, 1969)

4. Darah Oksalat

Page 7: Pemeriksaan Hb Sahli

Darah oksalat adalah darah yang ditambahkan antikoagulan dari campuran

ammonium oksalat dan kalium oksalat yang juga dikenal sebagai campuran

oksalat seimbang. Cara pembuatannya adalah dengan mencampurkan

campuran oksalat seimbag dengan 2 – 5 ml darah vena di dalam botol khusus

dengan membolak-balikkan botol secara perlahan selama kurang lebih 30

detik. Pemeriksan dengan memakai darah oksalat sebaiknya janga ditunda-

tunda karena adakalanya eritrosit-eritrosit cenderung menggumpal. Untuk

pemeriksaan kadar hemoglobin waktu penundaan pemeriksaan maksimal yang

disarankan adalah 24 jam.

Untuk mendapatkan darah untuk pemeriksaan hematologi, terlebih

dahulu harus dsediakan semua alat yang diperlukan seperti pipet, haemometer,

semprit, jarum, otol penampung (wadah darah, kamar hitung, dsb. Tempat

yang ditusuk harus bersih, dan bila perlu dicuci terlebih dahulu dengan air dan

sabun. (Gandosoebrata, 1967)

Metode Sahli

Berikut ini akan dibahas mengenai metode hematin asam atau metode Sahli. Metode

Hematin-Asam (Sahli) pada prinsipnya akan mengubah hemoglobin menjadi hematin asam,

kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara

sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih

dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang  kurang darah, terlebih lagi di

laboratorium-laboratorium kecil yang tidak mempunyai fotokolorimeter .

Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10 %. Kelemahan cara sahli ini

adalah hematin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat haemometer sukar

distandardisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin,

misalnya karboxy hemoglobin, methemoglobin dan sullfhemoglobin (Depkes RI, 1989).

Cara Kerja Metode Sahli :

- Tabung Hb meter (Sachli) diisi dengan Cloin sampai garis 2.

- Diisap darah dengan pipet sahli sampai garis 20 mm.

- Lalu dimasukkan dalam tabung sahli kemudian dikocok sampai terjadi warna

coklat tua.

- Diencerkan dengan air sampai warna cairan dalam tabung sama dengan warna

batang tabung gelas disamping satuannya gram %.

Page 8: Pemeriksaan Hb Sahli

Metode ini juga memiliki kekurangan, ketidaktepatan metode ini disebabkan oleh

batang gelas dapat berubah warnanya bila sudah lama (Adam, Syamsunir, 1992).

Cara Sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metodik berdasarkan kenyataan

bahwa kolorimetri visual yang tidak teliti, bahwa hematin asam itu bukan merupakan

larutan sejati dan bahwa alat itu tidak distandarkan. Cara ini juga kurang baik karena tidak

semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam, umpamanya

karboxyhemoglobin, methemoglobin dan sulfehemoglobin.

Ketelitian yang biasanya dicapai oleh ± 10% kadar hemoglobin yang ditentukan

dengan cara sahli dan cara-cara kolorimetri visual lain hanya patut dilaporkan dengan

meloncat-loncat ½ g/dl, sehingga laporan menjadi ump, 11, 11 ½, 12, 12 ½, 13 g/dl.

Janganlah melaporkan hasil yang memakai angka decimal seperti 8,8 , 14,0 , 15,5 g/dl dsb,

ketelitian dan ketepatan cara sahli yang kurang memadai tidak membolehkan laporan

seperti itu.

Kesalahan-kesalahan pada penetapan kadar hemoglobin cara Sahli :

1. Tidak tepat mengambil 20 µl darah.

2. Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak dibilas.

3. Tidak baik mengaduk campuran darah dan asam pada waktu mengecerkan.

4. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan

pembandingan warna.

5. Kehilangan cairan dari tabung karena untuk mencampur isinya, tabung itu

dibolak-balikkan dengan menutupnya memakai ujung jari.

6. Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.

7. Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.

8. Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukan alat yang dipakai.

4.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain sebagai

berikut :

1. Reagen

Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai dari saat

penerimaan, semua reagen yang dibeli harus harus diperhatikan nomor lisensi

kadaluarsanya, keutuhan wadah atau botol atau cara transportasinya.

2. Peralatan

Page 9: Pemeriksaan Hb Sahli

Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi harus bersih dan steril

terutama yang kontak langsung dengan tubuh pasien seperti jarum dan lancet.

3. Metode

Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti perkembangan metode

pemeriksaan dengan pertimbangan kemampuan laboratorium tersebut dan biaya

pemeriksaannya. Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada

metode yang digunakan, jika metode yang digunakan salah atau tidak sesuai maka akan

berpengaruh pada hasil pemeriksaan kadar hemoglobin.

4. Bahan pemeriksaan

Bahan pemeriksaan meliputi; cara pengambilan spesimen, pengiriman spesimen,

penyimpanan spesimen, dan persiapan sampel.

5. Lingkungan

Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu kamar, kebisingan,

luas dan tata ruang

6. Tenaga labratorium.

Dalam hal ini yang diharapkan adalah petugas laboratorium harus mengusai alat dan

teknik di bidang laboratorium.

7. Sampel

Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu dalam fotokolorimeter dan

menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang lebih tinggi dari yang sebenarnya.

Kekeruhan semacam ini dapat disbabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan

adanya globulin abnormal seperti pada macro iobulinemia. (Gandosoebrata, 2006)

Kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan susunan darah yang digunakan dalam

pemeriksaan dapat berubah antara lain :

1. Mengambil darah dari tempat yang menyatakan adanya gangguan peredaran

seperti pucat

2. Tusukan kurang dalam sehingga darah harus diperas-peras keluar

3. Kulit yang diusuk masih basah alkohol

4. Tetesan darah pertama dipakai untuk pemeriksaan

5. Terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja

Sumber keselahan dalam memperoleh darah

1. Menggunakan semprit dan jarum yang basah

2. Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras

Page 10: Pemeriksaan Hb Sahli

3. Terjadi bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja

4. Terjadi bekuan dalam botol oxalate karena tidak dicampur semestinya dengan oxalate

kering atau antikoagulan.

Page 11: Pemeriksaan Hb Sahli

4.5 Kadar Hemoglobin Normal

Fungsi sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut oksigen dari paru-

paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan karbon dioksida (CO2) ke paru-

paru ketika molekul hemoglobin memuat dan melepas oksigen (O2) masing-masing

rantai globin dalam molekul hemoglobin mendorong satu sama lain (A.V.Hofbrand.

1987)

Pada bayi baru lahir, kadar hemoglobin lebih tinggi dari pada orang dewasa yaitu

berkisar antara 13,6 - 19,6 g/dl. Kemudian kadar hemoglobin menurun dan pada umur 3

tahun dicapai kadar paling rendah yaitu 9,5 - 12,5 g/dl. Setelah itu secara bertahap kadar

hemoglobin naik dan pada pubertas kadarnya mendekati kadar pada dewasa yaitu

berkisar antara 11,5 - 14,8 g/dl. Pada pria dewasa kadar hemoglobin berkisar antara 13 -

16 g/dl sedangkan pada wanita dewasa antara 12 - 14 g/dl.

Tabel 1.

Batasan normal kadar hemoglobin

Sumber : R. Gandasoebrata, 1984

4.6 Peningkatan dan Penurunan Kadar Hb

Peningkatan kadar Hb tergantung oleh lamanya anoreksia, juga tergantung dari

respons individu yang berbeda-beda. Kerja fisik yang berat juga dapat menaikkan kadar

hemoglobin, mungkin hal ini disebabkan masuknya sejumlah eritrosit yang tersimpan di

dalam kapiler-kapiler ke peredaran darah atau karena hilangnya plasma.

Kadar hemoglobin yang kurang dari rujukan merupakan salah satu tanda dari

anemia. Menurut morfologi eritrosit di dalam sediaan darah apus, anemia dapat

digolongkan atas tiga golongan yaitu anemia mikrositik hipokrom, anemia makristik dan

anemia normostik normokrom. Untuk mencari penyebab suatu anemia diperlukan

Page 12: Pemeriksaan Hb Sahli

pemeriksaan-pemeriksaan lebih lanjut. Bila kadar hemoglobin lebih tinggi dari nilai

rujukan, maka keadaan ini disebut polistemia. Polistemia ada tiga macam yaitu

polistemia vera, suatu penyakit yang tidak diketahui penyebabnya, polistemia skunder,

suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat berkurangnya saturasi oksgen misalnya

kelainan jantung bawaan, penyakit paru-paru, karena peningkatan kadar eritroprotein

berlebih, dan polistemia relatif, suatu keadaan yang terjadi sebagai akibat kehilangan

plasma missal pada luka bakar. (R. Dharma, 2004)

V. ALAT DAN BAHAN

5.1 Alat

a. Haemometer Sahli Adams, terdiri dari :

- Warna standar

- Tabung haemometer

- Pipet Sahli

- Batang pengaduk

b. Beaker glass

5.2 Bahan

Sampel darah dengan antikoagulan EDTA

5.3 Reagen

a. Larutan HCl 0,1 N

b. Aquades

VI. CARA KERJA

1. Tabung haemometer diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2 g%.

2. Sampel darah dihisap dengan pipet Sahli sampai tanda 20 cmm.

3. Bagian ujung luar pipet dibersihkan dengan kertas saring/tissue.

4. Darah segera ditiup dengan hati-hati ke dalam larutan HCl 0,1 N dalam tabung

haemometer tanpa menimbulkan gelembung udara.

5. Pipet dibilas dengan cara menghisap dan meniup HCl yang ada pada tabung

haemometer beberapa kali. Juga bagian luar pipet Sahli dibilas beberapa kali

dengan beberapa tetes larutan HCl 0,1 N atau aquades.

6. Ditunggu 5-10 menit untuk member kesempatan terbentuknya asam hematin

(95%).

Page 13: Pemeriksaan Hb Sahli

7. Asam hematin ini kemudian diencerkan dengan aquades tetes demi tetes sambil

diaduk sampai didapatkan warna yang sama dengan warna standar.

8. Meniskus larutan dibaca dan dinyatakan dalam g%.

VII. NILAI RUJUKAN

Nilai rujukan untuk kadar hemoglobin normal dalam darah :

1. Untuk Usia Dewasa

- Laki-laki 13,0 - 16,0 gr%

- Perempuan 11,0 – 13,0 gr%

2. Untuk Usia Anak-anak

- Bayi baru lahir 13,6 – 19,6 gr%

- Bayi umur 3 bulan 9,0 – 12,5 gr%

- Bayi umur 1 tahun 11,0 – 13,0 gr%

- Anak umur 10-12 tahun 11,5 – 14,8 gr%

VIII. HASIL PENGAMATAN

No

.

Gambar hasil pengamatan Keterangan

1

Alat dan bahan yang digunakan

untuk pengukuran kadar hemoglobin

dengan metode Sahli

2Tabung haemometer diisi dengan

larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2 g%

Page 14: Pemeriksaan Hb Sahli

3

Sampel darah dihisap dengan pipet

Sahli sampai tanda 20 cmm

4Bagian ujung luar pipet dibersihkan

dengan kertas saring/tissue

5

Darah segera ditiup dengan hati-hati

ke dalam larutan HCl 0,1 N dalam

tabung haemometer tanpa

menimbulkan gelembung udara

6

Ditunggu 5-10 menit untuk memberi

kesempatan terbentuknya asam

hematin (95%)

Page 15: Pemeriksaan Hb Sahli

7

Asam hematin kemudian diencerkan

dengan aquades tetes demi tetes

sambil diaduk sampai didapatkan

warna yang sama dengan warna

standar

8

Kadar hemoglobin pada sampel

darah pasien Mr.X/Laki-laki/Dewasa

adalah sebesar 10 g%

IX. PEMBAHASAN

Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan

memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa mengganggu

bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati pembuluh darah.

Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa

suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel

darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2

dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk

mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin

yang biasa disebut anemia atau kelebihan hemoglobin yang sering disebut polistemia.

Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi

kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum sehingga

mempengaruhi kesehatan.

Page 16: Pemeriksaan Hb Sahli

Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau

metode. Dari sekian banyak metode yang ada, pada praktikum kali ini dipraktikkan metode

Sahli. Metode Sahli termasuk metode yang tepat dalam mengukur besarnya kadar

hemoglobin karena didasarkan atas analisa kandungan besi dari molekul hemoglobin. Metode

ini pula didasarkan pada pengamatan secara langsung pada warna darah dan menyamakan

dengan batang standar buatan pada haemometer sahli.

Penetapan Hb metode Sahli ini didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah

darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.

Digunakannya HCl karena asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit

menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk

ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion

klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Oleh karena alasan inilah, asam klorida

merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Dengan penambahan HCl ke dalam darah

maka HCl akan menghidrolisis hemoglobin menjadi globin ferroheme, sedangkan HCl yang

bersifat monoprotik yang hanya dapat melepaskan satu ion H+ juga dapat membentuk ion

Cl-. Ferroheme yang terbentuk oleh O2 yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme, yang

akan segera bereaksi dengan ion Cl- membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin

maka dari itu metode sahli juga dikenal dengan metode hematin asam.

Darah yang digunakan dalam pemeriksaan kali ini adalah darah EDTA, atau darah

yang telah ditambahkan antikoagulan, sehingga darah tidak mengalami pembekuan selama

proses pemeriksaan. Pengambilan darah dari tabung sampel dilakukan dengan pipet Sahli

yang berukuran 20 uL dibantu dengan alat penyedot, mengingat darah merupakan spesimen

infeksius maka penyedotan sama sekali tidak disarankan menggunakan mulut selain itu pada

pengambilan darah ini harus teliti agar tidak ada gelembung udara di dalam pipet yang dapat

mempengaruhi volume pemipetan. Selain itu untuk menghindari kesalahan akibat volume

yang kurang tepat, setelah dikeluarkan dari tabung wadah darah dan ketika akan dimasukkan

ke dalam tabung sahli, terlebih dahulu bagian luar pipet sahli yang masih berisi bekas darah

dibersihkan dengan tisu. Setelah 20 uL darah dicampurkan dengan HCl, sampel

dihomogenkan dengan batang kaca pengaduk yang telah tersedia dalam alat haemometer

sahli sampai benar-benar homogen, setelah itu larutan didiamkan selama kurang lebih

sepuluh menit. Jangka waktu ini diberikan dengan maksud agar pembentukan senyawa

hematin asam terbentuk dengan sempurna, jika lebih dari jangka waktu ini akan

menyebabkan kerusakan senyawa hematin asam yang terbentuk, sedangkan jika kurang dari

batas waktu yang ditentukan maka pembentukan asam hematin belum berjalan sempurna.

Page 17: Pemeriksaan Hb Sahli

Setelah sepuluh menit, untuk menyamakan warna larutan asam hematin yang terbentuk

dengan kaca standar digunakanlah aquadest. Alasan digunakannya akuades karena akuades

bersifat netral, dimana dia tidak akan bereaksi dengan HCl maupun hemoglobin dan

mengganggu pembentukan asam hematin melainkan sifatnya hanya sebagai pengencer, selain

itu aquades juga tidak berwarna jadi tidak akan mengganggu terbentunnya warna larutan

asam hematin, mengingat metode Sahli ini merupakan metode kolorimetri yang didasarkan

pada pembentukan warna larutan yang akan dijadikan acuan besarnya kadar hemoglobin.

Setiap penambahan akuades hendaknya dilakukan penghomogenisasian menggunakan batang

pengaduk agar warna yang terbentuk merata dan tidak melewati batas standar, yang akan

mengakibatkan kesalahan pembacaan hasil.

Setelah warna larutan asam hematin sama dengan warna batang kaca standar, maka

dapat dibaca kadar hb yang dimiliki pasien. Pembacaan hasil dilakukan pada lingkungan

kerja yang terang atau cukup sinar agar pengamatan jelas.

Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan uji sampel kepada pasien dengan

data sebagai berikut :

Nama : Mr. X

Jenis kelamin : Laki-laki

Golongan Usia: Dewasa

Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kadar hemoglobin

pasien berada di bawah nilai rujukan untuk laki-laki dewasa. Nilai rujukan untuk laki-laki

dewasa berada dalam kisaran 13,0-16,0 g% , sedangkan kadar hemoglobin pasien sebesar 10

g%. Berdasarkan teori yang ada dapat dicurigai bahwa pasien menderita anemia. Untuk

mengethui penyebab anemia pada pasien sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang

terkait.

Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain

sebagai berikut :

1. Reagen

Reagen yang digunakan harus diketahui nomor lisensi kadaluarsanya, karena jika

batas kadaluwarsanya lewat akan mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga hasil

pemeriksaan menjadi tidak valid, keutuhan wadah atau botol atau cara transportasi

dan penyimpanannya juga harus diperhatikan karena mempengaruhi kualitas reagen

yang secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Page 18: Pemeriksaan Hb Sahli

2. Metode

Jika metode yang digunakan tidak dilaksanakan dengan benar sesuai prosedur

maka hasil pemeriksaan juga akan dipengaruhi.

3. Bahan pemeriksaan

Bahan pemeriksaan meliputi; cara pengambilan spesimen, pengiriman spesimen,

penyimpanan spesimen, dan persiapan sampel. Jika tahapan-tahapan tersebut

dilakukan dengan salah maka dapat dipastikan juga akan dapat mempengaruhi hasil

pemeriksaan

4. Lingkungan

Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu kamar,

kebisingan, luas dan tata ruang, karena keadaan-keadaan ini dapat mempengaruhi

sinar yang diterima oleh mata yang secara langsung dpat mempengaruhi pembacaan

hasil pemeriksaan.

5. Tenaga labratorium.

Tenaga laboratorium dalam hal ini petugas yang mengerjakan pemeriksaan

memiliki kemampuan untuk membedakan warna yang tidak sama satu sama lainnya,

sehingga biasanya antara petugas satu dengan yang lainnya dapat membaca hasil

pemeriksaan secara berbeda

Angka kesalahan metode sahli ini mencapai 5 – 10%, karena :

1. Faktor Alat

- Alat sukar distandarisasi

Haemometer Sahli sukar dikalibrasi, karena memerlukan alat lain yang lebih

terstandar yaitu Spektrofotometer dengan metode Sianmethemoglobin

- vol.pipet kurang tepat

Volume pipet yang kurang tepat dapat disebabkan karena faktor usia pipet

yang sudah lama sehingga sangat rentan terjadi pergeseran volume. Pergeeran

volume yang terjadi dapat mengakibatkan hasil yang tidak valid.

- warna kaca standar berubah

Warna kaca-standar dapat berubah karena pengaruh waktu, suhu, dan sinar

matahari sehingga harus di kalibrasi dengan metoderujukan Sianmet-Hb untuk

menentukan faktor koreksi. Faktor koreksi diperoleh dengan cara memeriksa paling

sedikit 10 sampel darah dgn cara Sahli dan SianmetHb (yg sudah di kalibrasi),

kemudian dihitung rata-rata hasil pemeriksaan Hb dengan cara Sahli (misalnya

diperoleh hasil X gr%), begitu pula hasil pemeriksaan Hb dengan cara

Page 19: Pemeriksaan Hb Sahli

Sianmethemoglobin(mislnya diperoleh hasil Y g%). Faktor koreksi (misalnya: f)

diperoleh dengan cara membagi rata-rata hasil pemeriksaan Sianmethemoglobin (Y

g%) dengan rata-rata hasil pemeriksaan Sahli (X g%). Nilai yang dianggap benar

adalah nilai rata-rata pemeriksaan Sianmethemoglobin (Y g%) sama dengan faktor

koreksi (f) dikalikan rata-rata hasil pemeriksaan Sahli (X g%) atau Y= f . X,

sehingga diperoleh faktor koreksi: f = Y/X

Setelah diperoleh nilai faktor koreksi setiap kali mendapatkan nilai Hb dari Sahli,

harus dikalikan dgn Faktor koreksinya (f) untuk mendapatkan hasil yang

representatif.

- kadar larutan HCl kurang tepat

Kadar HCL yang kurang atau lebih dari standar yang ditetapkan yaitu 0,1 N

dapat mempengaruhi pembentukan asam hematin dari reaksi antara HCl dan

hemoglobin, sehingga hasil pemeriksaan tidak akan maksimal jika kadar HCl yang

digunakan tidak sesuai standar yaitu 0,1 N.

2. Faktor petugas :

- pengambilan darah yang salah

- pemipetan

- Tidak tepat mengambil 20 µl darah.

- Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan ke dalam HCl karena tidak

dibilas.

-ada gelembung udara saat pemipetan

-pengadukan

Tidak mengaduk dengan baik campuran darah dan asam pada waktu

mengecerkan sehingga larutan tidak homogen yang mengakibatkan reksi

pembentukan asam hematin tidak sempurna

- Penglihatan petugas

Pengelihatan petugas yang terganggu akibat masalah mata, bisa saja membuat

kesalahan dalam pembacaan hasil pengamatan disamping juga bias (intensitas

warna) yang dapat ditangkap mata berbeda-beda.

- Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu untuk mengadakan

pembandingan warna.

- Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.

- Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.

- Menggunakan tabung pengencer yang tidak diperuntukan alat yang dipakai

Page 20: Pemeriksaan Hb Sahli

3. Faktor Metode

- metode Sahli ini memiliki Risiko kesalahan yang besar besar mencapai 10 %

- Pengerjaan masih manual sehingga prosedurnya kurang praktis dan memakan waktu

cukup lama terlebih bagi praktikan yang masih pemula, terutama pada saat proses

pemipetan.

X. KESIMPULAN

1. Metode Sahli adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar Hb dalam

darah berdasarkan atas terbentuknya senyawa hematin asam setelah darah sampel

direaksikan dengan HCl 0,1 N. Pembacaan hasil kemudian dilakukan dengan

membandingkan warna yang terbentuk dengan batang standar (metode

kolorimetrik).

2. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien Mr.X/Laki-laki/Dewasa

diperoleh hasil bahwa kadar Hb pasien sebesar 10 g%, yang berada di bawah batasan

normal kadar hemoglobin untuk laki-laki dewasa yaitu 13,0-16%. Maka dicurigai

pasien menderita anemia, untuk mengetahui penyebab anemia yang diderika

disarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan

XI. DAFTAR PUSTAKA

Gandosoebrata, R. 1969. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat

Depkes RI. 1989. Hematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta.

Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat.

Jakarta: EGC

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Alih bahasa : Brahm U. Pendit dan Dewi

Wulandari. Jakarta: EGC

Kee, Joyce LeFever. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik Edisi 6.

Alih bahasa : Sari Kurnianingsih, Palupi Widyastuti, Rohana Cahyaningrum, Sri

Rahayu. EGC : Jakarta.

Denpasar, 20 Desember 2013

Praktikan

(a.n. mahasiswa semester III)

Page 21: Pemeriksaan Hb Sahli

XII. LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Adi Santika, A.Md. AK.) (Rini Riowati, B.Sc.)

Pembimbing III Pembimbing IV

(Luh Putu Rinawati, A.Md. AK) (Kadek Aryadi Hartawiguna, A.Md. AK)