BAB I PENDAHULUAN I.1. Analisis situasi Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah banyak ditemui diberbagai daerah. Di kota besar seperti Surabaya, sampah juga menjadi masalah lingkungan. Pada tahun 2000, karena penutupan TPA Sukolilo, sampah selama beberapa hari meumpuk diberbagai wilayah karena TPA Benowo yang menjadi penggantinya belum siap dioperasikan (Anonim, 2003 ). Saat ini, karena peningkatan volume sampah melebihi prediksi ketika TPA Benowo dirancang maka kasus pada tahun 2000 berpotensi terulang kembali. Penanganan masalah sampah ini harus melibatkan masyarakat karena meningkatkannya sampah juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak timbulnya masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang tidak baik. Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan bukan semata-mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku yang digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan. Pengenalan mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dapat dimulai dari anak-anak melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Dengan mengenalkan konsep sejak anak-anak 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Analisis situasi
Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah banyak ditemui
diberbagai daerah. Di kota besar seperti Surabaya, sampah juga menjadi masalah lingkungan.
Pada tahun 2000, karena penutupan TPA Sukolilo, sampah selama beberapa hari meumpuk
diberbagai wilayah karena TPA Benowo yang menjadi penggantinya belum siap dioperasikan
(Anonim, 2003 ). Saat ini, karena peningkatan volume sampah melebihi prediksi ketika TPA
Benowo dirancang maka kasus pada tahun 2000 berpotensi terulang kembali. Penanganan
masalah sampah ini harus melibatkan masyarakat karena meningkatkannya sampah juga
disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap dampak timbulnya masalah lingkungan yang disebabkan oleh pengelolaan sampah
yang tidak baik.
Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce,
Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan
bukan semata-mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku
yang digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga
mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Pengenalan mengenai cara pengelolaan sampah yang baik dapat dimulai dari anak-
anak melalui pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Dengan mengenalkan konsep sejak
anak-anak diharapkan penerapan konsep 3 R menjadi suatu kebiasaan hidup. Saat ini, mulai
pendidikan dasar, siswa SD sudah diperkenalkan dengan pendidikan lingkungan. Salah satu
materi pembahasan yang diperoleh siswa sejak kelas 3 adalah mengenai pengolahan sampah.
( Mahanal dkk., 2009 ). Cara pembelajaran mengenai hal ini umumnya masih secara
konvensional dimana siswa hanya membaca dari buku tetapi tidak melihat atau melakukan
secara langsung hal-hal yang diajarkan. Dengan metode ini siswa cenderung hanya
menghafalkan saja. Dalam pembelajaran lingkungan, tujuan yang diharapkan adalah
kesadaran siswa untuk mengelola lingkungan dengan baik. Agar tujuan ini dapat tercapai
sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang
dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan
dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
1
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari ( Jumadi, 2004 ). Tidak adanya kegiatan
praktek langsung dalam pendidikan lingkungan hidup membuat pembelajaran menjadi
kurang efektif karena pada tingkat SD, siswa akan lebih tertarik dan lebih memahami dengan
banyak melihat atau melakukan langsung.
Pengenalan konsep 3 R bagi siswa ini dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah di
lingkungan sekolah. Sampah yang dihasilkan di lingkungan sekolah cukup beragam jenisnya.
Untuk sampah kering, kertas dan plastik merupakan sampah yang banyak ditemui di sekolah.
Konsep 3 R dapat dikenalkan melalui pengelolaan sampah kertas. Alasan pemilihan sampah
kertas adalah karena pengelolaannya relatif mudah dari sampah plastik sehingga siswa dapat
mencoba melakukannya sendiri. Dengan demikian hal ini mendukung pembelajaran yang
kontekstual. Guru dapat memberikan praktek pembuatan kertas daur ulang bagi siswa atau
bila memungkin membuat suatu program daur ulang kertas disekolah. Program daur ulang
kertas ini dapat juga menjadi sarana pembiasaan siswa untuk melakukan pemilahan sampah
karena bila sampah kertas sudah tercampur dengan sampah yang lain maka pengotor akan
menyulitkan proses daur ulang. Pembuatan program daur ulang kertas di sekolah selain
menjadi media pembelajaran yang nyata bagi siswa mengenai konsep 3 R, juga dapat
sekaligus memberikan sarana belajar mengenai ide wirausaha mengingat penggunaan kertas
daur ulang sebagai kertas seni juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi ( Retnoningtyas,
2010 ). Sehingga melalui kegiatan ini siswa juga memperoleh pembelajaran bahwa
pengeloaan sampah yang baik akan memberikan manfaat bukan hanya bagi lingkungan tetapi
juga dapat menjadi sumber pendapatan.
Agar pembelajaran mengenai konsep 3 R ini lengkap maka harus disusun modul yang
baik sehingga siswa dapat mengetahui terlebih dahulu mengenai cara pembuatan kertas dan
dampaknya terhadap lingkungan. Selanjutnya siswa dapat diajak untuk berdiskusi mengenai
ide untuk mengurangi pengunaan kertas, atau pun mencari ide bahan baku non kayu yang
dapat digunakan untuk pembuatan kertas. Langkah ini merupakan pengenalan konsep Reduce
dari 3 R. Pada pembuatan kertas, alternatif bahan baku selain dari kayu perlu dicari karena
penggunaan kayu dapat mengakibatkan semakin meluasnya lahan hutan yang ditebang. Hal
ini tentunya berdampak tidak baik terhadap lingkungan karena dapat menimbulkan bahaya
banjir dan tanah longsor. Berbagai limbah pertanian dapat digunakan sebagai bahan baku
misalnya tongkol jagung dan bagase (Antaresti, 2004 ). Selain bahan tersebut, baku non kayu
lain yang dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kertas daur ulang untuk kertas
seni adalah eceng gondok ( Pasaribu, 2007 ) dan jerami.
2
Pada pelatihan ini bahan yang dipilih adalah eceng gondok karena bahan ini
merupakan gulma yang banyak ditemui di sungai kota Surabaya. Jerami juga digunakan
karena jerami merupakan limbah pertanian yang banyak ditemui di Indonesia. Untuk
memberikan contoh nyata mengenai konsep Reuse dan Recycle maka pada tahap akhir siswa
dapat dapat diajak untuk membuat kertas daur ulang. Kertas daur ulang yang dibuat dapat
menggunakan bahan dari kertas bekas saja maupun kertas bekas yang dicampur dengan serat
dari eceng gondok dan jerami. Pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas relatif lebih
mudah daripada pembuatan kertas daur ulang yang dicampur dengan serat eceng gondok
sehingga dapat diberikan pada siswa kelas 3 atau 4, sedangkan untuk kelas 5 dan 6 dapat
digunakan tambahan serat eceng gondok dan jerami.
I.2. Perumusan Masalah
Untuk mengenalkan konsep 3 R dalam pembelajaran pendidikan lingkungan bagi siswa SD
permasalahan yang harus diselesaikan adalah :
- Bagaimana membuat kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok
- Bagaimana mengenalkan konsep 3 R melalui pembuatan kertas daur ulang dalam
pembelajaran pendidikan lingkungan bagi siswa SD
I.3. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan pelatihan Pembuatan Kertas Daur Ulang Bagi Guru SD Sebagai Media
Pengenalan Konsep 3 R dalam Pembelajaran Pendidikan Lingkungan adalah :
1. Memberikan wawasan dan ketrampilan kepada guru SD mengenai cara pembuatan
kertas daur ulang
2. Memberikan wawasan kepada guru SD dalam menyusun modul pengenalan konsep
3 R dengan menggunakan pembuatan kertas daur ulang sebagai contoh penerapan
I.4. Manfaat Kegiatan
1. Guru dapat membuat kertas daur ulang sebagai salah satu contoh penerapan langsung
dari konsep 3R.
2. Siswa lebih tertarik untuk mempelajari konsep 3 R dan menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengelolaan sampah dengan konsep 3R
Pengelolaan sampah yang baik dapat dilakukan berdasarkan konsep 3R yaitu Reduce,
Reuse dan Recycle ( Shah, 1999 ). Prinsip dari konsep 3 R ini adalah dari awal sebaiknya
pengunaan bahan yang dapat menambah jumlah sampah maupun yang merusak lingkungan
harus dikurangi (Reduce). Selanjutnya apabila sudah digunakan, apabila masih
memungkinkan bahan tersebut sebaiknya digunakan kembali walaupun untuk fungsi yang
berbeda dari awalnya (Reuse). Yang terakhir apabila idak dapat digunakan kembali maka
bahan tersebut sebaiknya didaur ulang (Recycle). Agar daur ulang dapat lebih efektif maka
salah satu langkah penting dalam pengelolaan sampah adalah melakukan pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya. Dengan menggunakan konsep 3 R maka penanganan bukan semata-
mata terhadap sampah yang sudah ditimbulkan tetapi juga terhadap bahan baku yang
digunakan untuk produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dapat juga
mengurangi eksloitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Sampah kertas merupakan sampah yang jumlahnya cukup banyak. Kebutuhan akan
kertas dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kemajuan suatu negara, karena kertas
merupakan salah satu sarana dalam dunia pendidikan dan komunikasi (media cetak). Kayu
merupakan bahan baku utama yang umum digunakan untuk pembuatan kertas. Dengan
peningkatan penggunaan kertas, maka penebangan hutan untuk memperoleh bahan baku
pembuatan kertas juga meningkat. Hal ini tentunya kurang baik pengaruhnya bagi lingkungan
karena fungsi hutan sebagai penyerap utama gas CO2 semakin berkurang. Kondisi ini
semakin memperburuk pemanasan global yang terjadi karena emisi gas CO2 yang tinggi.
Agar penebangan hutan dapat dikurangi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
mengurangi penggunaan kertas sehingga penggunaan bahan baku produksi dapat dikurangi.
Bahan baku produksi juga dapat dikurangi dengan melakukan daur ulang kertas. Alternatif
lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan baku kertas
adalah dengan mencari bahan baku non kayu sebagai bahan pembuat kertas misalnya dengan
menggunakan eceng gondok, jerami, ampas tebu atau sampah pertanian lain yang banyak
mengandung selulosa.
4
II.2. Pembuatan kertas
Pada pembuatan kertas dari bahan baku kayu maupun bahan non kayu, mula-mula
bahan harus diproses menjadi pulp terlebih dahulu. Proses pembuatan pulp ini meliputi:
proses penghancuran bahan dasar, proses penghilangan lignin dan bahan nonselulosa lain
yang tidak diperlukan untuk proses pembuatan kertas. Lignin ini mengikat selulosa dan
hemiselulosa. Karena senyawanya yang kompleks, lignin sukar untuk diuraikan. Untuk
memisahkan lignin dari selulosa, perlu dilakukan pemecahan ikatan lignin terlebih dahulu.
Adanya kandungan lignin yang tinggi dalam kertas akan menyebabkan kertas berwarna
coklat.
Ada berbagai macam proses pembuatan pulp yang sudah dikenal. Proses pulping
dapat dilakukan secara mekanis, tetapi proses ini kurang optimal sehingga dikembangkan
proses pulping secara kimia yang saat ini paling banyak digunakan. Proses pulping secara
kimia cukup banyak jenisnya misalnya proses soda, proses sulfite dan proses kraft. Pada
proses kimia masalah yang dihadapi adalah sukarnya penanganan limbah cair yang dihasikan.
Untuk mengatasi masalah ini maka salah satu metode yang dilakukan adalah melakukan
proses biopulping. Biopulping adalah proses pembuatan pulp dengan menggunakan fungi
pendegradasi lignin.
Setelah proses pulping selesai, langkah selanjutnya adalah proses pencetakan pulp
menjadi kertas. Pada tahap pembuatan kertas ini berbagai aditif ditambahkan untuk
menghasilkan kertas sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Aditif yang ditambahkan
pada tahap pencetakan kertas dapat dikelompokkan berdasarkan keguanaan. Bahan aditif
filler berfungsi untuk meningkatkan kemampuan cetak dan kecerahan dari kertas. Filler yang
umum digunakan antara lain kaolin, kalsium karbonat dan titanium oksida. Selain filler, aditif
lain yang ditambahkan adalah aditif untuk memperkuat kertas misalnya pati atau polimer
sintetis yang dapat memperkuat ikatan antar serat. Sizing agent juga merupakan aditif yang
ditambahkan agar daya absorptivitas kertas terhadap cairan tidak terlalu besar. Bahan yang
digunakan untuk sizing agent misalnya rosin. Apabila diinginkan zat warna dapat juga
ditambahkan pada pembuatan kertas.
II.3. Pembuatan kertas daur ulang
Berbagai jenis kertas bekas dapat diolah kembali atau didaur ulang untuk
dipergunakan kembali sebagai kertas tulis maupun kertas yang lain. Tahapan pertama dari
pembuatan kertas daur ulang adalah pengecilan ukuran dari kertas bekas dan
5
menguraikannnya kembali menjadi serat-serat halus penyusunnya. Setelah terurai dan
menjadi buburan kertas, tahapan selanjutnya adalah proses pencetakan kembali menjadi
kertas. Pada tahap ini serat dari kertas bekas dapat dicampur dengan serat yang masih baru
dan aditif untuk menghasilkan kertas sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Proses pembuatan kertas daur ulang dapat dilakukan pada skala industri maupun skala
kecil. Pada skala kecil, tahapan proses yang dilakukan pada dasarnya sama dengan yang
dilakukan di skala industri. Untuk mengolah kembali kertas bekas menjadi kertas tulis
memerlukan proses yang cukup rumit untuk menghilangkan warna dari kertas bekas. Oleh
karena itu untuk skala kecil biasanya kertas bekas tidak diolah menjadi kertas tulis tetapi
diolah menjadi kertas seni yang berwarna. Kertas seni ini selanjutnya dapat digunakan
sebagai media untuk berbagai produk seni misalnya untuk hiasan dinding, hiasan
pembungkus kado dan lain-lain.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
III.1. Metode kegiatan
Metode kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan Pembuatan Kertas Daur Ulang
Bagi Guru SD Sebagai Media Pengenalan Konsep 3 R dalam Pembelajaran Pendidikan
Lingkungan :
1. Survei awal ke SD dengan metode peninjauan langsung ke lapangan dan diskusi guru
sebagai masukan materi yang digunakan dalam pelatihan agar sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan guru.
2. Rapat-rapat koordinasi dalam persiapan penyusunan materi, serta pembuatan alat
peraga pengolahan kertas daur ulang serta detail teknis pelaksanaan.
3. Pembuatan alat dan contoh modul pembelajran
4. Penyebaran informasi untuk menghimpun peserta pelatihan yang menjadi sasaran
kegiatan tentang kegiatan penyuluhan ini kepada warga masyarakat.
5. Setelah persiapan matang dilakukan, diadakan kegiatan pelatihan di lab PTK II,
Jurusan Teknik Kimia, UKWMS Kampus Kalijudan. Metode yang digunakan dalam
penyuluhan ini adalah sebagai berikut :
a. Ceramah, digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai :
- Metode pembuatan kertas dan dampaknya terhadap lingkungan
- Penerapan konsep 3 R dalam pengelolaan sampah kertas
- Contoh modul pembelajaran pengenalan konsep 3 R
- Prosedur pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok
b. Demonstrasi dan latihan, digunakan untuk memperlihatkan langkah kerja
pembuatan kertas daur ulang dari kertas bekas dan eceng gondok, dengan
memanfaatkan alat peraga yang telah dibuat.
c. Tanya jawab, digunakan selama proses penyuluhan dan pelatihan, atau setelah
proses tersebut.
III.2. Pembuatan kertas daur ulang
7
a. Bahan Baku
- Eceng Gondok / Jerami
- Kertas Koran
- Tepung Kanji
- Soda Api (NaOH)
- Air
b. Prosedur pembuatan kertas daur ulang
Ada 3 tahap dalam pembuatan kertas daur ulang :
1. Pembuatan pulp dari eceng gondok / jerami
- Eceng gondok / jerami dipotong-potong untuk mempermudah perendaman
- Rendam potongan dalam larutan NaOH dengan perbandingan 1 kg eceng
gondok / jerami : 4 lt air : 10 gr NaOH selama 24 jam
- Blender rendaman eceng gondok / jerami hingga menjadi pulp ( bubur )
- Pisahkan pulp dari cairan perendam
- Bilas pulp dengan air
2. Pembuatan bubur kertas dari kertas bekas
- Kertas bekas dipotong kecil-kecil
- Rendam dalam air dengan perbandingan 1 kg kertas : 2 lt air selama 1 hari
- Blender bubur kertas
- Pisahkan bubur kertas dari air perendam
3. Pencetakan kertas daur ulang
- Taburkan 10 gram kanji ke dalam 4 lt air
- Tambahkan pulp eceng gondok / jerami dan bubur kertas
- Aduk hingga campuran rata
- Ambil campuran dengan menggunakan cetakan kertas
- Balik cetakan kertas pada papan yang sudah dilapisi dengan kertas keras
- Angkat cetakan secara perlahan
- Jemur kertas sampai kering
8
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil kegiatan
IV.1.1. Tahap persiapan kegiatan
Tahap persiapan didahului dengan mencari data SD yang ada di kecamatan
Mulyorejo, Suarabaya. Pencarian data dilakukan melalui website Dinas Pendidikan Kota
Surabaya. Dari website tersebut diperoleh data 20 SD yang ada di kecamatan Mulyorejo.
Selanjutnya beberapa SD yang terdekat dari kampus Kalijudan dihubungi terlebih dahulu
untuk mendiskusikan topik dan waktu pelaksanaan yang tepat. Berdasarkan hasil diskusi, tim
pelaksana kemudian menetapkan tanggal kegiatan
Untuk menyebarluaskan informasi kegiatan yang akan dilaksanakan, dikirimkan surat
undangan ke semua SD yang ada di kecamatan Mulyorejo sesuai dengan data yang diperoleh
dari website. Dari undangan yang disebarkan, ternyata ada beberapa alamat yang tidak valid.
Dua hari menjelang hari pelaksanaan, jumlah peserta yang mendaftar mencapai 15 orang dari
target sebanyak 20 orang peserta. Agar target terpenuhi maka undangan juga disampaikan ke
beberapa SD diluar kecamatan Mulyorejo. Jumlah peserta yang mendaftarkan sebanyak 19
orang.
IV.1.2. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan pembuatan kertas daur ulang sebagai
sarana pengenalan konsep 3 R bagi guru SD diselengggarakan pada:
Hari / Tanggal : Rabu / 19 Juni 2013
Tempat : Ruang pelatihan B 301, Kampus Kalijudan
Waktu : 08.30 – 12.00
Adapun jadwal acara pelatihan adalah sebagai berikut:
Waktu (WIB) Kegiatan Petugas
08.30 - 08.45 Daftar ulang peserta Dra. Adriana Anteng A., MSi
08.45 - 09.00 Pembukaan Dr. Ir. Suratno L., MT 9
09.00 - 10.00 Penyampaian Materi :
- Konsep 3R
- Pembuatan Kertas dan daur ulang kertas
Antaresti, ST, M EngSc
Dra. Adriana Anteng A., MSi
Waktu (WIB) Kegiatan Petugas
10.00 – 11.00 Praktek pembuatan kertas daur ulang
Dr. Ir. Suratno L., MT
Ery Susiani R, ST , MT
Ir. Setiyadi MT
Dibantu 3 orang mahasiswa :
Aditama
Soegiharto
Harris
11.00 – 11.45 Penyampaian materi :
- Contoh modul pembelajaran
Antaresti ST.,MEngSc
11.45 – 12.00 Umpan balik pelatihan dari peserta dan penutupan
Dra. Adriana Anteng A., MSi
Pada hari pelaksanaan kegiatan, jumlah peserta yang hadir sebanyak 18 orang dari 7 SD. Dari
7 SD tersebut 6 berasal dari kecamatan Mulyorejo yaitu: SDK Theresia, SDK Theresia 2,
SDK Yohanes Gabriel, SD YBPK, SDN Mulyorejo, SD Kalisari dan 1 SD dari kecamatan
Rungkut yaitu SDK Maria Regina. Satu orang peserta dari SD Kartika Nasional
mengundurkan diri karena ada kepentingan yang tidak dapat ditinggalkan.
Pelatihan ini diawali dengan penyampaian materi mengenai konsep 3R sebagai cara
untuk menangani masalah lingkungan. Melalui materi ini diharapkan guru dapat memperoleh
tambahan pengetahuan mengenai berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini.
Salah satu permasalahan lingkungan yang sangat besar dampaknya adalah pemanasan global.
Dalam materi pelatihan ini dibahas mengenai penyebab pemanasan global dan bagaimana
pengelolaan sampah dengan konsep 3 R dapat membantu mengurangi pemanasan global.
Selanjutnya disampaikan materi mengenai pembuatan kertas dan daur ulang kertas.
Dari materi ini peserta dapat mengetahui bahan baku dan proses pembuatan kertas serta
10
bagaimana konsep 3 R pada pengelolaan sampah kertas akan mengurangi pemanasan global.
Dalam materi ini peserta juga mempelajari cara pembuatan kertas daur ulang untuk skala
industri dan skala rumah tangga.
Setelah itu peserta mempraktekkan pembuatan kertas daur ulang. Dalam praktek
pembuatan kertas daur ulang ini digunakan eceng gondok dan jerami sebagai campuran.
Sebagai materi akhir disampaikan contoh modul pembelajaran untuk mengenalkan konsep 3
R dengan menggunakan daur ulang kertas sebagai contoh penerapannya.
IV.2. Pembahasan
Pembelajaran mengenai lingkungan dan pengelolaan sampah sudah diberikan kepada
siswa SD sejak kelas 1. Guru-guru sebenarnya sudah mengetahui berbagai permasalahan
lingkungan dan konsep 3R. Pada pelatihan ini, permasalahan lingkungan yang terkait dengan
pemanasan global dibahas lebih mendalam sehingga memberikan tambahan wawasan bagi
para guru. Selama penyampaian materi, peserta antusias mendengarkan pemaparan yang
disampaikan. Pertanyaan yang diajukan peserta terkait dengan topik ini antara lain mengenai
pengelolaan sampah plastik dan cara pemilahan sampah yang dapat dilakukan di sekolah.
Untuk topik pembuatan kertas, juga diberikan cuplikan film mengenai proses di
industri. Proses pembuatan kertas di industri merupakan topik yang menarik bagi peserta
karena merupakan hal yang baru. Beberapa istilah yang terkait dengan proses banyak
ditanyakan oleh peserta. Untuk pembuatan kertas daur ulang, peserta yang mengajar untuk
kelas rendah, yaitu kelas 3 ke bawah, juga menanyakan bagaimana agar praktek yang
dilakukan aman bagi anak-anak. Terkait dengan hal tersebut maka bagi murid kelas 3 ke
bawah disarankan agar hanya membuat kertas daur ulang dari kertas bekas tanpa campuran
eceng gondok atau jerami sehingga tidak perlu menggunakan soda api.
Setelah praktek pembuatan kertas, dilakukan diskusi dengan peserta mengenai
rencana peserta untuk mempraktekkan pengetahuannya di kelas. Salah seorang guru yang
mengajar di kelas 2, merencanakan untuk membuat kertas daur ulang dari kertas bekas dan
membuatnya menjadi media dalam pelajaran kesenian karena siswa kelas 2 biasanya senang
apabila menghasilkan produk yang bisa digunakan dan dibawa pulang. Sedangkan peserta
lain yang mengajar di kelas 4 merencanakan untuk mempraktekkan pembuatan kertas daur
ulang dalam mata pelajaran IPA. Sebagai tambahan wacana, dalam pelatihan ini juga
diberikan contoh modul pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pembelajaran
pengetahuan lingkungan bagi siswa SD yang sudah duduk minimal di kelas 3.
11
Dari diskusi umpan balik peserta di akhir pelatihan, diketahui bahwa peserta merasa
puas dengan pelaksanaan pelatihan. Peserta juga merasa bahwa pengetahuan yang diperoleh
dari pelatihan bermanfaat untuk menunjang proses pembelajaran. Untuk mengembangkan
materi pembelajaran lingkungan, salah satu peserta juga mengusulkan agar diadakan
pelatihan mengenai pengelolaan sampah plastik mengingat sampah tersebut juga banyak
dijumpai.
12
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil kegiataan dan evaluasi umpan balik dari peserta dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Waktu pelatihan sudah mencukupi.
2. Kegiatan ini sesuai dengan kebutuhan peserta.
3. Penjelasan dan praktek pembuatan kertas daur ulang membantu dalam peningkatan
wawasan dan gagasan baru bagi guru SD untuk mengenalkan konsep 3R.
4. Contoh-contoh untuk pengelolaan sampah yang lain dibutuhkan untuk memperkaya
wawasan agar dapat menyusun modul pembelajaran pengenalan konsep 3R yang
menarik bagi siswa SD.
13
BAB VI
ORGANISASI PELAKSANA
1. Pelindung : Dekan Fakultas Teknik, UKWMS
2. Penanggung jawab : Ketua Jurusan Teknik Kimia, UKWMS
3. Ketua Pelaksana : Antaresti ST.,MEngSc
4. Anggota pelaksana : Dr. Ir. Suratno Lourentius, MS
Ir. Setiyadi, MT
Dra. Adriana Anteng A., MSi
Ery Susiany Retnoningtyas, ST.,MT
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, (2003), Profil Kabupaten / Kota Surabaya Jawa Timur, http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf, diakses 29 Oktober 2012
2. Antaresti, N. Christina, E. Selviana, M. Indrawati, Yosanto E., (2004), Organosolv dan Proses Biokimia Sebagai Alternatif Proses Pulping yang Ramah Lingkungan, Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Teknik Kimia 2004, Surabaya
3. Retnoningtyas, Ery Susiany dan Antaresti, 2010, Penumbuhan Minat Berwirausaha Melalui Pelatihan Pembuatan Kertas Komposit, Humaniora , vol 7 no 2 , hal 79 – 84
4. Jumadi , (2004) , Pembelajaran Kontekstual dan Implementasinya, Workshop Sosialisasi dan Implementasi Kurikulum 2004, UNY, Yogya
5. Mahanal S., Utaya S., Rohman F., Hartono R., Utomo Y. Zakia N., Hidayat S., (2009) Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Dasar Kelas III , Malang, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup – Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang
6. Shah, Kanti L., (1999) , Basic of Solid Waste and Hazardous Waste Management Technology, New Jersey, Prentice Hall