Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SELAI JAM KARET (Cassava dan Carrot)Disusun Oleh: Nama Mahasiswa :1. Ardi Bagas Fidiyanto (125100301111089) 2. Hasna Laila Karimah (125100301111099) 3. Mutya Pramuditawati (125100301111102) 4. Khusnul Laillatul Latifah (125100301111103) 5. Afika Milda Rizki (125100306111001) Kelas/Kel : I / 11 Asisten : 1. Riska Septifani, STP. MP. : 2. Wendra G. Rohmah, STP, MP LABORATORIUM MANAJEMEN AGROINDUSTRI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
103

PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Dec 15, 2015

Download

Documents

Khusnul Latifah

Ini adalah praktikum Terpadu Pengembangan Agroindustri pembuatan selai dari Wortel dan ubi Jalar.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI

“SELAI JAM KARET (Cassava dan Carrot)”

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa :1. Ardi Bagas Fidiyanto (125100301111089)

2. Hasna Laila Karimah (125100301111099)

3. Mutya Pramuditawati (125100301111102)

4. Khusnul Laillatul Latifah (125100301111103)

5. Afika Milda Rizki (125100306111001)

Kelas/Kel : I / 11

Asisten : 1. Riska Septifani, STP. MP.

: 2. Wendra G. Rohmah, STP, MP

LABORATORIUM MANAJEMEN AGROINDUSTRI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB I

PENGENALAN DUNIA USAHA

1.1 Pendahuluan

1.1.1 Latar Belakang

Potensi pasar selai di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas

dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, yoghurt, es krim,

dan lainnya merupakan pengguna selai yang cukup potensial. Produk ini

merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan

dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental

dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti,

terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya

didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin

besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada

yoghurt dan es krim, dan sebagainya (kementrian pertanian 2010).

Seperti halnya industri lain, industri selai juga harus berinovasi untuk

menghilangkan kejenuhan dan mengembangkan pasar. maka diperlukan

karakter selai yang sesuai dengan kebutuhan customer. Misalnya saja, selai

yang yang terbuat dari ubi ungu dan wortel. Selama ini produk selai hanya

menggunakan bahan baku dari buah-buahan. Selain itu selai dari wortel dan ubi

jalar ungu dapat memberikan nilai gizi yang lebih baik karena kandungan dari

dua produk ini juga kaya akan nutrisi dan gizi.

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang

biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur

serupa kayu (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah

bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di

dalam umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan

fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis

dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).

Wortel merupakan salah satu produk holtikultura yang potensial untuk di

kembangkan karena wortel termasuk sayuran yang bernilai ekonomis penting di

dunia. Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin (beta

karoten, B1, dan C). Beta Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan

yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta

Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta

melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Sifat dan

kandungan gizi wortel dapat dlihat pada tabel 1.

Page 3: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Tabel 1. Kandungan gizi wortel dalam tiap 100 gr

Sumber : Sarwono, 2005.

Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia. Produksi

wortel merupakan salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara.

Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan

dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan

masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi.

Berdasarkan data Pusdatin dan BPS (2008), menunjukan bahwa ekspor wortel

meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 214.883 kg menjadi 439.505

kg. Hal ini membuat nilai ekspor komoditi ini meningkat pesat dari 41.490 US $

menjadi 145.775 US $. Begitu pula untuk impor, terjadi peningkatan impor wortel

dari tahun 2005 sebesar 7.030.288 kg menjadi 8.139.515 kg pada tahun 2006,

sehingga terjadi peningkatan nilai impor komoditi wortel dari 3.042.549 US $

menjadi 3.617.071 US $.

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipommea batatas) memiliki nama lain

Selebun, ubi manis atau sweet potatoes adalah jenis umbi-umbian yang memiliki

banyak keunggulan dibanding umbi-umbi yang lain, diantaranya mengandung

karbohidrat dan energy yang tinggi yang mampu mengembalikan tenaga dengan

cepat, serta beberapa zat yang sangat penting bagi tubuh, seperti vitamin,

mineral, serat dan antosianin terutama pada jenis ubi berwarna merah dan ungu

yang berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin pada ubi jalar ungu juga

mempunyai fungsi fisiologis sebagai anti kanker, anti bakteri perlindungan

terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Ubi jalar ungu dapat

menjadi anti kanker karena mengandung zat aktif yang dinamakan selenium dan

lodin yang 20 kali lebih tinggi dari jenis ubi yang lain (Sarwono,2005).

Page 4: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Kandungan gizi dari ubi jalar tercantum pada tabel 2:

Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar

Sumber : Sarwono (2005:22)

Ubi jalar memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku industri pangan

dilihat dari sumber daya fleksibilitas bahan, dan kandungan gizinya. Sumber

daya Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mudah

dibudayakan dan tidak mengenal musim, dapat tumbuh dan berkembang

diseluruh wilayah Indonesia. Menurut Sarwono (2005:14) Indonesia menempati

urutan keempat setelah Cina, Uganda dan Nigeria sebagai produsen ubi jalar

terbesar di dunia. Ubijalar dapat dipanen setiap 4 bulan dan dapat berproduksi

lebih dari 30 ton/Ha, tergantung dari cara pengolahan/budidaya, sifat tanah dan

bibit yang digunakan. Hal ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia, walaupun

secara rata-rata produktivitas ubi jalar nasional baru mencapai 12 ton/Ha.

1.1.2 Tujuan

Tujuan dari pendirian usaha selai jelly ubi jalar ungu dan wortel

diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Karena kandungan

dari ubi jalar ungu dan wortel ini sangat banyak diantaranya yaitu antosianin

yang berfungsi untuk anti kanker, anti bakteri perlindungan terhadap kerusakan

hati, penyakit jantung dan stroke. Sehingga dengan mengkonsumsi selai ini

dapat lebih meningkatkan kesehatan masyarakat dan juga dapat membantu

mensejahterakan kehidupan petani karena produk ubi jalar ungu dan wortel

dapat lebih dikembangkan.

1.2 Profil Perusahaan

PT. Kiss Indonesia yang terletak di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia

menciptakan sebuah brand yang dinamakan Frezh. Perusahaan ini juga menjalin

kerjasama dengan PT. Karunia Sukses Utama, dimana perusahaan ini

beroperasi pada produk selai buah. Perusahaan ini telah tumbuh secara cepat

selama dua tahun terakhir. Walaupun merupakan perusahaan baru, namun

Frezh tidak kalah bersaing dengan perusahaan selai lainnya. Perusahaan ini

Page 5: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dikenal karena kualitas dan inovasinya, hingga sekarang memiliki 6 macam selai

yang diproduksi, yaitu filling blueberry, filling strawberry, filling pineapple, filling

melon, filling red apple, dan filling lemon.

Pada tahun 2012, perusahaan Frezh ini menggunakan modal lebih

kurang Rp 100.000.000 yang digunakan untuk membeli mesin dan bahan baku.

Pada awalnya perusahaan ini masih menggunakan mesin-mesin sederhana,

seperti blender dan boiler. Segmen pasar yang dipilih adalah masyarakat

menengah ke bawah. Pada awal berdirinya, produk selai ini tidak begitu laku

karena belum banyak yang mengenal, sehingga perusahaan melakukan strategi

pemasaran pengenalan produk dengan memberikan tester sampel sebanyak 200

gram, juga membagikan roti yang diisi dengan produk selai Frezh kepada

masyarakat. Harga jual awalnya sebesar Rp 100.000,00 per 5 kg selai.

Sejak dua tahun berdirinya perusahaan ini, dapat diketahui fluktuasi atau

kenaikan permintaan konsumen terjadi pada saat bulan besar atau hari-hari

besar agama, misalnya hari raya idul fitri, hari natal, dan lain sebagainya. Hal ini

dikarenakan konsumen menggunakan selai sebagai bahan baku membuat kue.

Sedangkan di hari-hari atau bukan-bukan biasa, permintaan relatif stabil. Kini

produk jelly Frezh ini diproduksi menggunakan mesin otomatis sehingga hanya

dipekerjakan 5 orang tenaga kerja. Kapasitas produk yang dihasilkan sebanyak

100 liter dengan melalui proses produksi selama 2 jam tiap harinya. Proses ini

terjadi pada tiap varian rasa yang diproduksi oleh Frezh. Hingga saat ini,

perusahaan mendistribusikan produknya di daerah Jawa Timur, Makasar, dan

Pontianak. Namun, pendistribusian paling banyak dilakukan di Surabaya.

Harganya kini meningkat menjadi Rp 115.000 per 5 kg (1kardus). Satu kardus

berisi 2 selai kemasan plastik dengan berat 2,5 kg per plastiknya. Selain itu

pengemasan dilakukan juga pada drum berukuran 5 kg dengan harga yang

sama dan kardus seberat 10 kg dengan harga Rp 230.000,00. Perusahaan juga

telah mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan, sehingga produk ini

dapat dikatakan produk yang aman untuk dikonsumsi.

1.3 Hasil Brainstorming

1.3.1 Analisis Hasil Brainstorming

Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui

dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya

banyak disukai oleh semua usia. Makanan ini biasa disandingkan dengan roti

sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan

selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada

topping ice cream, biskuit dan sebagainya. Menurut data Euromonitor (2012),

nilai konsumsi roti per kapita masyarakat Indonesia memiliki nilai pertumbuhan

tertinggi dibandingkan 11 negara Asia Pasifik lainnya. Nilai konsumsi roti di

Indonesia naik 25% pada 2011 menjadi US $1,5 per orang per tahun.

Sedangkan, kebutuhan selai dalam mengonsumsi roti memiliki persentase belum

terpenuhi sebesar + 80%. Data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan

masyarakat Indonesia akan selai juga bertambah.

Pada umumnya selai hanya terbuat dari ekstrak buah-buahan. Semakin

berkembangnya ilmu pengetahuan dan gaya hidup maka muncullah ide untuk

Page 6: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

mengembangkan produk selai dari bahan dasar umbi-umbian berupa ubi jalar

ungu dan wortel. Ubi jalar ungu umumnya memiliki bentuk yang lonjong dan

permukaan kecil rata, daging buah berwarna ungu ada yang keunguan dan ada

yang berwarna ungu pekat, teksturnya tergolong keras, rasanya manis namun

tak semanis ubi putih. Dibandingkan jenis ubi jalar lainnya, ubi jalar ungu memiliki

keunggulan, salah satunya mengandung anti oksidan yang sangat berguna bagi

tubuh dan pigmen anthosianin yang lebih tinggi dari sumber lain seperti kubis

ungu, blueberry dan jagung merah (Rosidah, 2010). Berdasarkan data BPS

tahun 2007, tingkat konsumsi ubi jalar di hampir semua provinsi di Indonesia

relatif rendah (1.39% - 17.83%), kecuali di Papua Barat sekitar 42%. Data

tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ubi jalar oleh masyarakat masih

rendah dan dengan adanya inovasi selai berbahan baku ubi jalar ungu dapat

meningkatkan tingkat konsumsi ubi jalar ungu. Pemilihan ubi jalar ungu sebagai

bahan baku dari inovasi selai yaitu selain bahan baku mudah didapatkan banyak

dari masyarakat yang masih belum paham terkait gizi dan kelebihan yang ada

didalam ubi ungu.

Selain penggunaan ubi jalar ungu, variasi lain yang juga digunakan untuk

mengolah ubi ungu adalah wortel. Jika selama ini wortel hanya diolah menjadi

berbagai macam sayur, maka kali ini wortel diolah menjadi selai. Wortel adalah

tumbuhan biennial dengan siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat

dalam jumlah besar. Wortel memiliki kandungan vitamin A sebesar 93% serta

betakaroten 77%. Warna yang menarik serta kandungan gizi yang melimpah

membuat wortel cocok untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan selai.

Produk ini memiliki kelebihan dengan bahan dasar yang belum pernah

digunakan dalam produksi selai pada umunya, selain itu kandungan gizi yang

tinggi pada ubi jalar ungu dan wortel menambah nilai gizi pada produk selai ini.

Harga yang ditetapkan pada produk ini adalah 6.000 rupiah.

1.3.2 Identifikasi Peluang Usaha

Pada umumnya potensi ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan

sangat besar, mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah budi daya yang

mudah dan masa panen yang singkat. Ubi jalar juga memiliki fleksibilitas yang

tinggi dalam pengolahan. Kandungan zat gizinya cukup lengkap bahkan

beberapa zat diantaranya sangat penting bagi tubuh karena berfungsi fisiologis

yaitu anthosianin dan karatenoid sebagai anti oksidan serta seratrapinasa yang

berfungsi prebiotik. Potensi lain dari ubi jalar adalah daya terima masyarakat

terhadap produk dari ubi jalar yang akan disukai masyarakat karena bahan dasar

sudah cukup dikenal dimasyarakat hanya perlu inovatif. Diversifikasi ubi jalar

yang dapat dikembangkan oleh industri pangan di antaranya aneka cookies,

cake, chip, ice cream dan bubur bayi.

Potensi wortel sebagai bahan baku industri pangan sangat besar,

mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah, karena budi daya yang

mudah dan masa panen yang singkat, wortel juga memiliki kandungan gizi yang

cukup banyak salah satunya dapat mencegah dan mengurangi penyakit mata,

dan merupakan vitamin C. Adapun potensi lain dari Wortel segar mengandung

air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin (betakaroten, B1, dan C). Beta

Page 7: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan yang menjaga kesehatan

dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan

menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh

ganda dari proses oksidasi.

Seiring meningkatnya kebutuhan dan kepedulian orang terhadap

makanan.maka kami menginovasi produk selai dengan bahan baku utamanya

yaitu ubi ungu dan wortel dimana dalam pembuatan selai ini menggunakan

bahan organik tanpa bahan tambahan pengawet. sehingga untuk

pengembangan produk, serta bahan bakunya di dapatkan dari petani ubi ungu

dan wortel yang terletak di kawasan Batu Malang dimana di kawasan tersebut

terdapat banyak bahan baku yang kami butuhkan untuk membuat selai tersebut.

Ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, harga relatif murah,

cara pembuatannya yang mudah, memiliki nilai tambah dibandingkan dengan

kompetitor yang lain, serta kemasan pada produk selai yang menarik minat

konsumen ini yang sering dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Produk

ini merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan

dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental

dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti,

terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya

didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin

besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada

yoghurt dan es krim, dan sebagainya.

Kebanyakan produk selai ini hanya dipasarkan ke retailer-retailer seperti

toko roti, kafe-kafe bahkan swalayan-swalayan namun produk selai yang akan

diproduksi mencoba memasarkan produk selai ini ke media online dan membuka

outlet-outlet di pinggir jalan. Harga yang ditawarkan pun terjangkau agar dapat

dinikmati oleh banyak kalangan mulai dari mahasiswa, peedagang maupun

pengusaha sekalipun.

1.3.3 Identifikasi Kendala dan permasalahannya di UKM

Salah satu kendala yang dihadapi oleh perusahaan Frezh yaitu terletak

pada permintaan konsumen. Permintaan akan selai hanya terjadi di bulan-bulan

tertentu misalnya pada saat bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri maupun

acara-acara yang special. Akan tetapi permintaan produk selai pada bulan-bulan

lain terjadi sepi pasar (permintaan menurun). Untuk menyikapi kendala

tersebut.perusahaan seharusnya lebih gencar dalam memasarkan produknya

kepada masyarakat, terutama kepada produsen kue kering atau roti. Karena

produsen kue kering atau roti akan tetap menggunakan selai sebagai bahan

baku pada proses produksinya.

Faktor pesaing juga mempengaruhi hasil penjualan produk. Hingga saat

ini. perusahaan ini masih kalah bersaing dengan perusahaan lain yang telah

memasarkan produknya ke luar negeri. Oleh karenanya perusahaan hanya

memasarkan produknya di dalam negeri dan pada daerah-daerah tertentu yang

bukan merupakan daerah tempat perusahaan selai yang lebih besar didirikan.

Serta untuk memperbaiki kualitas produk selai tersebut perusahaan melakukan

suatu cara yaitu dengan pemasaran ulang (perbaikan kualitas dan mutu) yang

Page 8: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dilakukan pada periode tertentu akan membantu mengatasi masalah ini.

Pemasaran ulang yang dimaksud yaitu perubahan mutu, kemasan, harga, atau

hal-hal kreatif lain yang menunjukkan adanya perbedaan produk Frezh dengan

produk pesaing.

Perusahaan tidak begitu mengalami kesulitan dalam hal pengolahan

limbah. Hal ini dikarenakan limbah bahan baku seperti kulit dan biji akan

langsung dibuang ke tempat pembuangan menggunakan pembungkus plastik

bening berukuran besar. Digunakannya pembungkus plastik bening bertujuan

agar limbah bahan baku terlihat tanpa perlu membuka plastik tersebut.

Page 9: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB II

KONSEP PRODUK

2.1 Potensi Bahan Baku

2.1.1 Spesifikasi dan sifat bahan baku

Selai atau jam adalah makanan setengah padat yang dibuat dari buah-

buahan, namun selai “Jam Karet” berbeda dengan selai biasanya. Selai ini

berbahan baku dari ubi jalar ungu dan wortel. Inovasi ini ditujukan untuk lebih

meningkatkan kesehatan masyarakat. Mengingat manfaat umbi sangat besar

namun pengolahan umbi menjadi produk yang menarik dan menyehatkan masih

kurang, oleh karena itu “Jam Karet” ini bisa menjadi salah satu atlternatif untuk

menangani masalah tersebut. Bahan baku yang digunakan yaitu ubi jalar ungu

dan wortel dan bahan tambahannya adalah gula, pektin, asam sitrat, dan natrium

benzoate. Berikut adalah spesifikasi masing-masing bahan pembuat “Jam Karet”.

a. Wortel

Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang

biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur

serupa kayu Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau

akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam umbi. Batangnya

pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi

umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah

terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).

Wortel (Daucus carota L.) termasuk kelompok sayur-sayuran yang

bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Wortel termasuk komoditas sayuran

yang banyak mengandung ß karoten yang merupakan prekusor vitamin A.

Karoten atau provitamin A dapat dikonversikan oleh tubuh menjadi vitamin A

yang aktif. Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya

mata. Wortel mengandung berbagai jenis senyawa yang bermanfaat bagi

kesehatan seperti antioksidan, karotenoid dan pengaruh pada respon kekebalan

tubuh, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mencegah resiko

kanker, mencegah konsptipasi (Rochimiwati et al, 2011). Wortel umumnya

dikonsumsi dalam bentuk segar, dimasak, dan diolah menjadi berbagai bentuk

olahan seperti keripik, pasta, atau sayuran kering. Berdasarkan potensi dan

manfaat wortel, serta untuk menambah keanekaragaman bentuk penyajian,

wortel dapat diolah menjadi wine

b. Ubi jalar Ungu

Varietas ubi jalar cukup banyak, namun baru 142 jenis yang sudah

diidentifikasi oleh para peneliti. Varietas yang digolongkan sebagai varietas

unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : berdaya hasil tinggi, di

atas 30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak

dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp) dan penyakit kudis

oleh cendawan Elsinoe sp, kadar karoten tinggi di atas 10 mg/100 g dan

keadaan serat ubi relatif rendah. Beberapa varietas unggul yang telah

dilepaskan ke lapangan memiliki umur yang berbeda, demikian juga dengan

Page 10: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

ketahanan terhadap hama boleng. Secara fisik,kulit ubi jalar lebih tipis

dibandingkan kulit ubi kayu dan merupakan umbi dari bagian batang tanaman.

Warna kulitubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbi. Warna

daging umbinya bermacam-macam, dapat berwarna putih, kuning, jingga

kemerahan, atau keabuan (Sarwono,2005

c. Glukosa

Glukosa dipergunakan dalam industri makanan dan minuman, terutama

dalam industri permen, selai dan pembuatan buah kaleng.

Sifat Fisik :

- Rumus molekul : C6H12O6

- Berat molekul : 180 g/ mol

- Densitas : 1,54 g/ cm3

- Titik lebur : 140-150 oC

- Titik didih : 146oC

Sifat kimia :

- Larut dalam air

- Larut dalam etanol dan metanol

- Berasa manis

- Berfungsi sebagai sumber energi

Gula yang digunakan untuk membuat “Jam Karet” adalah gula pasir.

Penggunaan gula pasir dianggap lebih mudah dan murah karena ketersediaan

gula pasir yang mudah didapat dan pelarutan yang lebih cepat jika dibandingkan

dengan gula batu atu gula jawa. Gula pasir juga mempunyai rasa manis yang

cukup tinggi sehingga cocok untuk pembuatan selai.

Penambahan gula dalam pembuatan produk makanan seperti selai

berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu

dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan

cara rnenurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).

d. Pektin

Pektin adalah substansi alami yang terdapat pada sebagian besar

tanaman pangan. Selain sebagai elemen struktural pada pertumbuhan jaringan

dan komponen utama dari lamella tengah pada tanaman, pektin juga berperan

sebagai perekat dan menjaga stabilitas jaringan dan sel. Pektin merupakan

senyawa polisakarida dengan bobot molekul tinggi yang banyak terdapat pada

tumbuhan. Pektin digunakan sebagai pembentuk gel dan pengental dalam

pembuatan jelly, marmalade, makanan rendah kalori dan dalam bidang farmasi

digunakan untuk obat diare. Pektin yang dimanfaatkan untuk makanan

merupakan suatu polimer yang berisi unit asam galakturonat (sedikitnya 65%).

Kelompok asam tersebut bisa dalam bentuk asam bebas, metil ester, garam

sodium, kalium, kalsium atau ammonium, dan dalam beberapa kelompok pektin

amida (National Research Development Corporation, 2004).

Pektin terdiri dari monomer asam galakturonat yang berbentuk suatu

rantai molekul panjang. Rantai utama ini diselingi oleh kelompok rhamnosa

dengan rantai cabang menyusun gula netral (arabinosa, galaktosa). Kelompok

Page 11: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

karboksil (kelompok asam) dari asam galakturonat dapat diesterifikasi atau

diamidasi (IPPA, 2002). Selain asam D-galakturonat sebagai komponen utama,

pektin juga memiliki D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa dalam jumlah

yang bervariasi. Komposisi kimia pectin sangat bervariasi tergantung pada

sumber dan kondisi yang dipakai dalam isolasinya (Willats et al, 2006). Struktur

molekul pektin dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Struktur molekul pektin

Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada pembuatan selai. Gel

pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun kecepatan pembentukan

gel tergantung pada berbagai faktor yaitu gula, konsentrasi pektin, jenis pektin,

pH dan suhu. Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin

rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani, 2006).

Penggunaan pektin yang rendah akan terbentuk gel yang kurang

sempurna dan menghasilkan serabut – serabut yang lemah. Pektin berpengaruh

terhadap warna, hal ini disebabkan karena pektin mengandung asam

galakturonat sehingga mampu mempengaruhi penurunan pH selai lembaran labu

kuning. Aroma yang diinginkan pada selai “Jam Karet” memiliki khas wortel dan

ubi jalar ungu, pektin berpengaruh terhadap aroma selai “Jam Karet” .Jika

menggunakan konsentrasi pektin yang tinggi akan menghasilkan aroma selai

“Jam Karet” yang kurang tajam, pengunaan bubur wortel dan ubi jalar yang

sedikit. Rasa manis yang diinginkan pada selai “Jam Karet” dipengaruhi

penambahan pektin. Semakin tinggi penambahan pektin maka akan

menghasilkan rasa manis yang baik (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

e. Natrium Benzoate

Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan

menambahkan zat pengawet ke dalam makanan tersebut. Pengawet merupakan

zat yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan tujuan meningkatkan

umur simpan. Kemampuan suatu zat pengawet dalam menghambat

pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi zat

pengawet, jenis, jumlah, umur dan keadaan mikroba, suhu, waktu, dan sifat-sifat

kimia serta fisik dari makanan termasuk kadar air, pH, jenis dan komponen yang

ada di dalamnya (Fardiaz, 1982). Struktur Kimia natrium benzoate dapat dilihat

pada gambar 2.

Page 12: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Gambar 2 Struktur Natrium benzoate

Natrium benzoat atau kalium benzoat lebih banyak digunakan karena lebih

mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan

dan minuman seperti sari buah minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai,

jeli, manisan, kecap dan lain-lain. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang

digunakan yaitu 0,15-0,25% (Wade, 1994:459-461)

Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat.

Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri.

Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat

mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini diperbolehkan

digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa benzoat

hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg Benzoat

merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering

digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan.

Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan

setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin bahan (Hambali, Suryani dan

Ihsanur, 2007).

Natrium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet yang

sering digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya

lebih besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam. Biasanya natrium

benzoate ditambahkan pada makanan supaya lebih tahan lama. Penggunaan

natrium benzoate tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat

membahayakan kesehatan. Kosentrasi penggunaan adalah 0,5 gram per

kilogram bahan (Margono, 2000).

f. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun

dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan

bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa

masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal

sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam

metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk

hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah

lingkungan sebagai antioksidan.

Sifat Fisika : Berat molekul : 192 gr/mol, Spesific gravity : 1,54 (20°C) , Titik

lebur : 153°C, Titik didih : 175°C , Kelarutan dalam air : 207,7 gr/100 ml (25°C)

Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi).Berbentuk kristal

berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam.

Sifat Kimia : Kontak langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau

larutan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Mampu mengikat ion-ion logam

Page 13: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan dalam

air. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang

dapat melepas proton dalam larutan. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat

yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul

air untuk setiap molekulnya.Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air

panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat

dalam air dingin.Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk

anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70-75°C.Jika dipanaskan di atas suhu

175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida (CO2)

dan air (H2O).

Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah

kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa

sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel

yang dihasilkan (Margono, 2000).

Asam sitrat berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik, salah

satunya warna. Warna akan sedikit pudar jika menggunakan asam sitrat yang

sedikit. Tingkat kecerahan warna produk dipengaruhi oleh asam-asam organik

baik yang didalam produk maupun yang ditambahkan. Penggunaan asam sitrat

yang tinggi juga berpengaruh terhadap rasa selai“Jam Karet” yang diinginkan.

Jika penambahan asam sitrat yang berlebihan akan membuat rasa selai “Jam

Karet” yang manis menjadi asam (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

2.1.2 Ketetapan Jumlah

Selai “jam Karet” memproduksi selai dengan kemasan berbentuk cup

plastik yang memiliki berat 150 gram. Selai ini dalam satu kali produksi

menghasilkan sebanyak 200 cup dimana sehari hanya dilakukan satu kali

produksi, jadi dalam sehari menghasilkan 30 kg selai. Berdasarkan perhitungan

tersebut maka selai yang diproduksi dalam sebulan adalah 900 kg dengan 6000

kemasan berbentuk cup. Untuk mencapai hasil produksi tersebut dibutuhkan

bahan baku dengan komposisi seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Komposisi bahan baku yang digunakan untuk membuat selai

“Jam Karet” per hari

2.1.3 Variasi Musiman

Pada dasarnya produk selai ini berbahan baku dari pepaya namun kami

melakukan inovasi agar konsumen dapat merasakan sensasi baru dari produk

selai ini. Bahan baku yang kami gunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel, dimana

masing-masing bahan baku tersebut memiliki banyak kandungan gizi dan

Bahan yang digunakan Jumlah

Wortel 1 kg

Ubi jalar ungu 1 kg

Gula pasir 1 kg

Asam sitrat 2 gr

Pektin 3 gr

Natrium benzoa 0,5 gr

Page 14: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

betakaroten didalamnya sehingga konsumen tidak khawatir dan cemas jika ingin

mengkonsumsinya. Bahan tersebut bukan merupakan produk variasi musiman

karena bahan baku tersebut ada sepanjang tahun dan mudah didapatkan.

Menurut Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua (2007)

menunjukkan bahwa ketersediaan ubi jalar per kapitanya pada tahun 1990 –

1995 mencapai 16 kg/tahun, sedangkan pada tahun 2006 ketersediaan ubi jalar

mencapai 147,17 kg/tahun. Data ini menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan

dan konsumsi ubi jalar per kapita di Indonesia terus menurun karena produksi

tersebut digunakan untuk bahan makanan. Sedangkan ketersediaan wortel per

kapitanya di Indonesia mencapai 14,86 ton/hektar. Akan tetapi pada tahun 2009-

2010 sudah meningkat menjadi 14,87 ton/hektar, perbedaan ini dikarenakan

adanya permulaan tumbuh yang mengkehendaki cuaca dingin dan lembab

sehingga tanaman ini bisa ditanam sepanjang tahun baik musim hujan maupun

musim kemarau (BPS,2011).

Pengolahan bahan makanan diperlukan untuk memperlama umur simpan

wortel dan ubi jalar ungu. Dalam industri pangan, umumnya wortel diolah menjadi

minuman sari buah ataupun manisan, sedangkan ubi jalar umumnya hanya

diolah menjadi cemilan dan makanan berat seperti roti dan lain-lain, maka dari itu

kami membuat trobosan terbaru dengan pembuatan selai yang berbahan baku

ubi jalar ungu dan wortel. Agar pencinta selai tidak merasa bosan dengan rasa

yang sudah ada dipasaran. Teknik penyimpanannya umumnya hanya disimpan

ditempat yang tertutup (terhindar dari sinar matahari) supaya tidak terjadi

kontaminasi dan diletakkan ditempat yang sejuk atau didalam lemari es

sehinggan produk selai dapat bertahan lama hingga waktu yang ditentukan.

Menurut Samad (2006) menyebutkan bahwa umur simpan ubi jalar ungu

sekitar 6 bulan dan akan tetapi umur simpan untuk wortel relatif pendek sekitar

4-6 minggu, maka dari itu bahan baku tersebut haruslah diolah menjadi sebuah

produk seperti manisan, kripik, minuman ataupun camilan supaya memperlama

masa umur simpannya. Teknik penyimpananya haruslah diletakkan di tempat

yang sejuk bebas dari sinar UV.

2.1.4 Teknik Menguasai Bahan Baku

Cara mengatasi bahan baku agar tetap stabil, yaitu dengan mengolahnya

menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi seperti pembuatan selai, sehingga

dapat memperpanjang masa umur simpan dari ubi jalar ungu dan wortel. Produk

selai juga harus dikemas secara rapat agar tidak terkontaminasi dengan suhu di

luar. Dalam mengatasi bahan baku agar tetap stabil juga diperlukannya masa

tenggang atau expired, gunanya untuk mengetahui seberapa lama bertahannya

produk selai saat disimpan di tempat sejuk.

Menurut Sandjaja (2009), cara mengatasi bahan baku produk selai yaitu

dengan cara mengemas produk tersebut ke dalam botol ataupun toples dan

menutupnya rapat supaya selai tidak terkontaminasi dengan suhu udara di luar,

memberi label expired di dalam kemasan, serta teknik penyimpanannya

dilakukan di gudang yang khusus bahan baku supaya produk tersebut tidak

mengalami kecacatan saat proses pengiriman ke konsumen atau supplier.

Page 15: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Bahan baku produk selai ini dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani

wortel yang berada di kawasan Batu Malang secara langsung. Dengan cara

tersebut, tidak perlu memasok bahan baku dari luar daerah dikarenakan jika

memask bahan baku dari luar daerah akan membutuhkan waktu lama dan biaya

yang dibutuhkanpun cukup besar. Oleh karena itu, perolehan bahan baku

dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel yang berada di kawasan Batu

Malang yang tidak jauh dengan lokasi produksi selai. Pemasok tersebut berperan

sebagai pemasok utama dan dipilih lagi petani ubi jalar ungu yang berada di

Lawang Malang serta distributor wortel di Batu Malang sebagai pemasok

cadangan. Adanya pemasok cadangan ini berfungsi sebagai penyedia bahan

baku jika terjadi kekurangan pasokan bahan baku dari pemasok utama.

2.1.5 Kompetisi Penggunaan Bahan Baku

Untuk meningkatkan konsumsi ubi jalar di Indonesia, penganeka ragaman

pengolahan ubi jalar perlu ditingkatkan. Berbagai produk ubi jalar yang dapat

dikembangkan antara lain: 1) pengembangan ubi jalar segar, 2) pengembangan

ubi jalar siap santap, 3) produk ubi jalar siap masak, dan 4) pengembangan

produk ubi jalar setengah jadi untuk bahan baku makanan (Juanda dkk., 2000).

Di Malang, pengolahan ubi jalar semakin banyak ditemukan, baik dalam skala

industri besar maupun industri rumahan. Contohnya Republik Telo, pabrik keripik

merek Keripik Ungu Abadi, dan masih banyak yang lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, dipilihlah cara mendapatkan bahan baku ubi

jalar ungu dengan menjalin kemitraan dengan petani ubi jalar yang berada di

kawasan Batu Malang. Dengan memilih metode ini, selain pesaing dari pasar

tradisional dapat diketahui pesaing penggunaan bahan baku ubi jalar ungu

berasal dari industri besar maupun usaha kecil atau insutri rumahan. Oleh

karenanya diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok terpilih yang ada di

Batu Malang. Pemilihan pemasok ini berdasarkan biaya, ketepatan, kualitas, dan

transportasi. Umur panen ubi jalar yang tidak lama, diharapkan pemasok selalu

memiliki bahan baku untuk dikirimkan. Alasan lain dipilihnya metode ini, karena

biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung dari petani jauh

lebih murah dibandingkan dengan membeli dipasaran.

Kota Malang juga merupakan penghasil wortel dalam jumlah besar. Oleh

karenanya, kami memilih untuk mengambil atau memasok bahan baku langsung

dari petani wortel itu sendiri. Sama halnya dengan ubi jalar ungu, pemilihan

pemasok wortel juga berdasarkan biaya, ketepaatn, kualitas, dan transportasi.

Berbeda dengan ubi jalar ungu, untuk mendapatkan bahan baku wortel sebagian

besar pesaing kami adalah para pedagang di pasar tradisional, maupun

supermarket. Namun, dengan cara menjalin hubungan yang baik, komunikasi

yang lancar dengan petani, maka wortel akan dapat dipasok secara rutin. Harga

jual wortel yang tidak menentu dan curah hujan yang tinggi adalah masalah yang

dihadapi, terkadang petani tidak ingin memanen wortelnya ketika harga jual

wortel sedang menurun, sehingga kualitas wortel akan menurun ketika dipanen

nanti. Oleh karena itu, kami sebagai produsen harus memiliki hubungan dan

komunikasi yang baik dengan petani sebagai pemasok, sehingga bahan baku

wortel masih bisa didapatkan.

Page 16: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pasokan bahan

baku dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel, antara lain:

Biaya

Cara pembayaran mempengaruhi pemerolehan bahan baku. Apabila cara

pembayaran dilakukan dengan cara dicicil, maka harga yang didapat relatif

normal dan tidak mendapat potongan harga, serta jumlah bahan baku yang

didapat tidak sesuai dengan jumlah bahan baku yang dipesan. Oleh karena hal

tersebut, cara pembayaran sebisa mungkin dilakukan dengan cara tunai agar

jumlah bahan baku yang dikirimkan pemasok sesuai dengan permintaan

perusahaan. Selain itu jika pembayaran dilakukan dengan cara tunai, pemasok

akan memberikan harga yang lebih murah.

Ketepatan

Ketepatan pengiriman dapat dipengaruhi oleh cara pengemasan atau

packaging. Apabila pengemasan dilakukan dengan cara yang memenuhi

standar, maka kualitas bahan baku akan terjamin dan tidak rusak. Namun,

apabila cara pengemasan tidak memenuhi standar, maka akan terjadi kerusakan.

Kerusakan bahan baku akan mempengaruhi jumlah bahan baku yang sampai di

tangan produsen (perusahaan), dan sisa permintaan akan dikirim jika bahan

baku yang memenuhi syarat telah tersedia. Dengan kata lain, perusahaan akan

mengalami lead time. Agar tidak terjadi hal-hal terssebut, maka perusahaan

harus memastikan pemasok memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi

standar atau tidak untuk bahan bakunya.

Kualitas

Packaging atau pengemasan akan mempengaruhi kualitas bahan baku

dan tingkat kecacatan. Kualitas produk dapat dilihat dari tingkat kecacatan.

Semakin banyak tingkat kecacatan, maka kualitas produk juga akan semakin

menurun. Oleh karena alasan tersebut, perusahaan harus memastikan pemasok

memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi standar atau tidak untuk

bahan bakunya.

Transportasi

Jenis transportasi akan mempengaruhi biaya transportasi dan frekuensi.

Jika transportasi yang dipilih semakin canggih, maka biaya yang dikeluarkan

untuk transportasi juga akan semakin besar. Namun, jenis transportasi yang

dipilih juga akan mempengaruhi frekuensi pengiriman, misalnya jika

menggunakan pesawat, bahan baku akan sampai dalam waktu sehari saja,

tetapi jika menggunakan truk atau kapal laut bahan baku yang dikirim akan lebih

lama sampainya. Untuk menghindari biaya yang besar dan lamanya waktu

pengiriman, perusahaan sebaiknya mencari pemasok yang lokasinya dekat

dengan tempat produksi, sehingga jenis transportasi yang dipilih dapat berupa

transportasi darat. Dengan cara ini, bahan baku yang dipasok akan cepat

sampai, namun perusahaan hanya mengeluarkan biaya transportasi yang

minimum atau sedikit.

Selain bahan baku ubi jalar ungu dan wortel, digunakan juga pektin,

natrium benzoat, asam sitrat, dan gula. Pektin, natrium benzoat, dan asam sitrat

dibeli dari toko, karena diperlukan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.

Industri lain yang menggunakan pektin sebagai bahan baku, seperti industri jelly

Page 17: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dan selai. Sedangkan natrium benzoat dan asam sitrat banyak digunakan oleh

industri makanan serta minuman, oleh karenanya dipilih toko sebagai penyedia

bahan baku dan dijalin hubungan yang baik dengan pemilik toko. Sedangkan

gula adalah bahan baku yang digunakan oleh industri makanan dan minuman,

oleh karenanya industri makanan dan minuman yang besar hingga usaha kecil

menengah yang memproduksi makanan atau minuman merupakan pesaing dari

produksi selai (jam karet) ini. Karena hal tersebut, maka bahan baku gula

dipasok dari distributor gula yang telah dipercaya oleh produsen.

Terdapat beberapa keuntungan yang didapat perusahaan dari menjalin

kemitraan yang baik dengan pemasok, yaitu didapatkan pasokan bahan baku

dengan mutu dan jumlah yang sesuai, karena perusahaan akan diprioritaskan

oleh pemasok; pemasok akan berusaha mengirimkan bahan baku dalam waktu

yang telah disepakati, sehingga tidak ada lead time; dalam periode tertentu

pemasok akan memberikan potongan harga atau tambahan kiriman bahan baku

sebagai bonus, sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Namun strategi ini

juga memiliki kekurangan yaitu apabila terjadi ketidakjujuran antara pemasok dan

perusahaan, maka akan ada kerugian yang didapat oleh salah satu pihak atau

bahkan keduanya.

2.2 Proses Perencanaan Produksi

Dalam membuat suatu produk diperlukan perencanaan yang matang

dengan berbagai pertimbangan pertimbangan yang ada, sehingga produk yang

dihasilkan tidak hanya berorientasi pada profit tetapi juga pada kepuasan dan

loyalitas pelanggan. Begitu pula dalam pembuatan produk selai ini, diharapkan

konsumen mendapatkan kepuasan terhadap produk yang dihasilkan sehingga

loyal terhadap produk selai yang dihasilkan. Pada proses perencanaan produksi

terdapat beberapa tahap yang harus dilaui. Setidaknya ada 6 tahap yaitu, idea,

concept developmen, developmen, testing/ market trial, launch, improve the

product.

Tahap awal dalam proses perencanaan produk adalah ide, ide

merupakan pemikiran awal untuk lahirnya produk selai ini. Latar Belakang ide ini

adalah banyaknya produk-produk selai buah yang bermunculan menimbulkan

kejenuhan dimata pelanggan, sehingga produsen melihat peluang pasar untuk

menginovasi produk selai dengan bahan baku umbi-umbian yang banyak

disekitar kita, salah satunya adalah ubi jalar ungu dan wortel. Selain potensi

bahan baku yang besar, ubi jalar ungu dan wortel juga mengandung banyak

vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Semakin tingginya konsumsi roti

menjadikan peluang meningkatnya permintaan selai juga bertambah. Pemikiran

tersebutlah yang menjadikan ide pembuatan selai dari ubi jalar ungu dan wortel

muncul.

Concept developmen merupakan konsep awal dalam pengembangan ide

yang telah dirumuskan. Dalam pengembangannya dipilih bahan baku yang

banyak disekitar kita dengan tetap melihat nilai gizi yang tinggi dari bahan baku.

Wortel dipilih karena banyak mengandung vitamin A dan betakaroten yang baik

untuk mata. Ubi jalar ungu dipilih karena warnanya yang menarik serta

kandungan antosianin. Selama ini bahan baku tersebut belum banyak diolah

Page 18: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

manjadi panganan selai bahkan belum ada sehingga dalam pengembangannya

masih melaui tahap uji coba yang diperlukan beberapa eksperimen hingga

didapatkan komposisi yang tepat dalam pembutannya. Jam Karet dibuat kedalam

dua variasi rasa yaitu rasa wortel dan rasa ubi jalar ungu. Selai wortel memiliki

warna orange dengan tekstur yang lembut dan berserat. Ubi jalar ungu memiliki

daya tarik warna ungu pekat dengan rasa yang manis, tekstur lembut serta

berserat. Selain penggunaan bahan baku bahan pendukung dalam pembuatan

selai ini yaitu gula, dan jelly. Sebegai bahan pengemas diperlukan cup berukuran

200 ml dan penutup cup.

Developmen adalah tahap pengembangan produk yang lebih terperinci.

Produk selai ini dikemas dalam ukuran kecil sebnyak 150 gr per cup dan ukuran

500 gr. Penggunaan cup kecil dalam pengemasannya adalah untuk

memudahkan konsumen saat akan mengkonsumsi dan penyimpanannya.

Ukuran selai yang tidak terlalu besar dan banyak meminimalisir produk

kadaluarsa saat akan dikonsumsi konsumen. 150 gr selai dapat digunakan untuk

3 -4 kali konsumsi. Kosumen dapat memilih dua rasa selai yang belum pernah

ada sebelumya yaitu rasa ubi jalar ungu dan wortel. Pemilihan pasar dan pesaing

juga menjadi fokus dalam pengembangan produk. Pada produk selai ini

segmentasi yang dipilih adalah untuk semua segemen. Semua segmen dipilih

karena selai merupakan produk yang disukai semua orang sehingga untuk

segmentasinya tidak dibatasi. Dalam pemasaraannya produk selai ini dijual ke

swalayan dan pasar-pasar di daerah Malang.

Tahapan selanjutnya adalah testing/ market trial yaitu percobaan pasar.

Dalam tahapan ini yaitu selai dicobakan ke pasar dengan segmenatasi yang

telah ditentukan dan harga yang ditetapkan. Testing dilakukan dengan

memberikan produk percobaan kepada pelanggan secara cuma- cuma. Satu cup

selai berukuran 150 gr harga yang ditawarkan adalah 9.000. Pada tahapan ini

dapat diketahui ukuran pasar yang akan dituju dengan sifat dan karakteristik

konsumen dan tingkat permintaan yang telah diramalkan. Setelah diketahui

karakteristik produknya maka selanjutnya dalah menententukan apakah produk

menjadi leader, follower, challager, neacer. Untuk produk selai ubi jalar ungu dan

wortel merupakan produk baru yang menginovasi produk selai yang telah ada

sehingga diktegorikan kedalam market challger.

Setelah melalui tahapan testing/ market trial didapatkan evaluasi dan

perbaikan untuk tahapan selanjutnya. Dalam tahapan launching, produk mulai

diproduksi dalam ukuran besar dan mulai dipasarkan. Launching dilakukan pada

pasar, konsumen dan segmentasi yang telah dituju. Launching dilakukan

disupermarket dan pasar dengan cara konsumen mencicipi langsung produk Jam

Karet. Tahap terakhir dalam proses perencanaan produk yaitu improve the

product, yaitu melalukakn perbaikan dan peningkatan terhadap produk yang

telah dilaunching. Memperbaiki kulaitas dan meningkatkan service terhadap

pelanggan.

Page 19: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

2.3 Karakteristik Produk

Produk baru yang kami buat yaitu “Jam Karet (jam cassava carrot)

dimana produk ini mempunyai beberapa karakteristik yang nantinya akan

menyukseskan berkembangnya penjualan produk baru tersebut yaitu :

a. Produknya unik dan unggul

Jam Karet merupakan produk baru yang unik dan unggul. Di katakan unik

yaitu karena jam karet merupakan bahan olesan yang biasa digunakan

pada roti dan puding yang di inovasikan dengan bahan baku yaitu ubi

jalar ungu dan wortel. Selain pencampuran bahan bahan tersebut,

keunikan dapat dilihat dari bentuk dan rasanya yang unik. Bentuk selai ini

yaitu berupa bahan padatan ataupun cair yang dikemas dengan cup

plastic seperti kemasan pada pudding. Karena bentuk dan kombinasi

rasanya yang unik, di harapkan produk ini dapat unggul di pasaran dan

dapat selalu di ingat konsumen karena keunikannya.

b. Sangat berorientasi pasar

Produk ini sangat berorientasi pasar karena produk ini dinilai memiliki

pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan

berhubungan dengan pelanggan lebih baik. Dengan patokan harga yang

murah dan rasanya yang enak serta merakyat menjadikan produk ini di

sukai konsumen. Bahan baku yang di gunakan juga sudah familiar di

kalangan masyarakat sehingga produk ini mampu mendapatkan posisi

yang cukup baik di pasar.

c. Produk yang di tujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik

Produk ini merupakan produk inovasi antara ubi jalar dan wortel yang

merupakan bahan untuk olesan pada roti dan pudding. Di kemas dalam

cup plastic yang berlabelkan inovasi selai tersebut. Hal-hal tersebut yang

bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk produk ini, sehingga dapat

menarik banyak konsumen.

d. Suksesnya produk baru dapat diduga

Karena keunikan dan produk yang menarik serta harga yang terjangkau

dapat di pastikan produk baru ini akan sukses di pasar. Produk ini cocok

untuk semua kalangan, semua usia, dan cocok untuk kesehatan juga.

Jadi dapat di pastikan produk ini akan dapat menarik minat konsumen.

e. Kecepatan produksi adalah segala-galanya, namun harus tanpa

mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya

Bahan baku yang mudah di dapat di pasaran dan pembuatan produk

yang sangat mudah dan praktis, maka pembuatan produk ini tidak perlu

memerlukan banyak waktu untuk perencanaannya. Produk bisa langsung

di buat dan di pasarkan tanpa perencanaan yang panjang, karena sudah

bisa di pastikan bahwa konsumen akan tertarik mengkonsumsi produk ini.

Akan tetapi kualitas produk ini juga harus tetap di perhatikan agar tidak

mengecewakan konsumen.

2.4 Kemasan

Page 20: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Pada umumnya kemasan dibagi menjadi 3 macam yaitu :

a. Kemasan primer : kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus

bahan pangan. Contohnya Dalam kemasan primer disini menggunakan 2

bahan yaitu cup plastik.Dimana masing-masing kemasan tersebut

memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada kemasan plastik kelebihan

yang didapatkan antara lain bertahan lama sampai kurun waktu yang

ditentukan dan dapat melindungi produk dari kerusakan fisik,air,oksigen

dan sinar UV. Sedangkan kekurangannya berupa bahan mudah penyok

dan rusak sehingga harus ditaruh ditempat yang sejuk jauh dari sinar UV.

Sedangkan untuk kemasan kaleng kelebihannya yaitu produk biskuit tidak

mudah bau atau garing awet atau tahan lama, tidak mudah rusak dan

terhindar dari kontaminasi udara luar. Untuk kelemahannya terletak pada

harga yang relatiif mahal dan mudah rusak jika salah penempatannya.

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi

kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah

biskuit dalam kaleng. Kotak karton ini memiliki kelebihan dan kelemahan

yaitu menjaga kualitas kemasan produk agar tidak rusak sebelum

pengiriman ke konsumen dan melindungi produk tersebut dari sinar UV

ataupun dari udara luar. Sedangkan kelemahannya yaitu mudah sobek

dan terbuka/ tidak rapat.

c. Kemasan tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah

kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk

pelindung selama pengangkutan, contoh biskuit aneka rasa ini yang

sudah dibungkus dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke

dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas. kelebihan yaitu tertutup

rapat, produk pangan terhindar dari kontaminasi oleh organisme,

serangga atau benda asing lainnya.Dapat mencegah kehilangan kadar

air. Dapat melindungi dari absorpsi oksigen, gas lain, dan bau.dan

Melindungi dari cahaya, untuk isian yang peka terhadap cahaya.

Sedangkan kelemahan yaitu produk mudah rusak dan sobek jika salah

penempatan.

2.4.1 Desain Kemasan

1. Kemasan Primer :

Gambar Cup atas Carrot Gambar Cup atas Cassava

Page 21: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Gambar Cup/wadah Cassava Gambar Cup/wadah Carrot

2. Kemasan Sekunder :

Gambar Kardus Jam Karet

3. Kemasan Tersier :

Bahan Kemasan :

Bahan kemasan ini terdiri dari 3 jenis yaitu kemasan primer, sekunder dan

tersier. Dimana pada kemasan primer terdiri dari kemasan yang terbuat dari Cup

plastic bening yang berwarna ungu dan orange dengan spesifikasi ukuran yaitu

panjang x lebar x tinggi adalah 10 x15 x 5 cm.kemasan primer tersebut memiliki

berat 150 gr. Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1

kardus kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki

spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan

kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat

pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi 3

kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.

Tinggi 3 cm

Panjang x lebar yaitu 15 x 5 cm

Page 22: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

2.4.2 Unsur Kemasan

Adapun unsur-unsur kemasan pada produk jam karet (selai cassava dan

carrot) sebagai berikut :

1. Kemasan Jam Karet

Ukuran

Ukuran kemasan primer Jam Karet ini yaitu cup berdiameter sekitar 3 mm

dengan panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 10 x 5 cm. dengan berat 150 gr.

Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1 kardus

kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki

spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan

kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat

pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi

3 kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.

Warna

Warna Jam Karet ini yaitu ungu untuk produk Jam Karet cassava dan

orange untuk produk Jam Karet carrot. Sehingga Warna produk Jam Karet

(selai cassava dan carrot) ini didesain dengan warna-warna yang menarik

hati konsumen agar konsumen tertarik dan tidak enggan untuk membeli

produk kami.

Bahan

Bahan kemasan primer Jam Karet (selai cassava dan carrot) terbuat dari

cup plastik yang berwarna ungu dan orange dimana bentuk kemasan harus

menarik perhatian konsumen dengan menggambarkan keistimewaan produk

dan mampu membujuk konsumen. Untuk kemasan sekunder berupa

kardus/kotak yang berwarna coklat dengan isi didalamnya sebanyak 6 buah

selai dengan berat masing-masing 150 gr. Serta pada kemasan tersiernya

berupa kotak box besar yang didalamnya memuat 3 kotak kemasan

sekunder memiliki warna sama yaitu coklat.

Gambar Kemasan Primer

Gambar Cup atas Jam Karet Carrot Gambar Cup atas Cassava

Diameter 3 cm

Diameter 3 cm

Page 23: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Gambar Cup/wadah Jam Karet

Gambar Kemasan sekunder

Gambar Kemasan Tersier

Tanda merek

Tanda Merek produk selai ini Terletak pada gambar atau logo yang unik

yaitu : dimana logo tersebut memiliki makna atau arti. Dimana gambar wortel

dan ubi jalarnya merupakan kandungan gizi yang kaya akan serat dan

vitamin serta memberikan kesan yang menarit karena produk ini sehat dan

banyak terdapat gizinya.

Kapan produk akan kadaluarsa

Produk akan kadaluarsa setelah memilki masa Expired atau masa tenggang

yang ditentukan. Masa kadaluarsa ini akan ada setelah dilakukan uji pada

kandungan didalam selai tersebut. Masa kadaluarsa ditetapkan setelah

proses produk berlangsung hingga berakhirnya masa tersebut. Contohnya

mulai tanggal 20 Oktober 2014 hingga 20 Januari 2015.

Harga produk

Harga produk selai ini bekisar Rp 6.000,00 hingga Rp 12.000. harga ini

disesuaikan dengan standart di kalangan masyarakat umum ataupun

konsumen khususnya di kalangan mahasiswa.

Tinggi 5 cm

Panjang x lebar 10 x 15 cm

Tinggi 3 cm

Panjang x lebar yaitu 15 x 5 cm

Page 24: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Label

Pada Label kemasan kami akan mencantumkan label halal dan masa

expired serta jaminan mutunya. Supaya konsumen mengetahui bahwa

produk Jam karet ini baik untuk digunakan dan di konsumsi.

Manfaat Produk

Manfaat produk Jam Karet ini yaitu memberikan kandungan gizi yang kaya

akan serat dan vitamin. Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk

mengkonsumsi produk ini.

Jaminan Mutu

Jaminan mutu produk Jam karet ini terdapat HACCP, GMP, Halal dan BPOM.

Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk membeli dan jika ingin

mengkonsumsi produk ini. Karena produk ini sudah terjamin mutunya.

Kemungkinan efek samping

Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan dari produk ini yaitu konsumen

akan ketagihan setelah mengkonsumsinya karena rasa yang enak dan

banyak kandungan gizi di dalamnya.

Page 25: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB III

PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Potensi Pasar

3.1.1 Menilai situasi

Selai merupakan produk yang umum digunakan oleh masyarakat dan hal

ini menyebabkan banyak sekali produsen yang membuat produk ini. Oleh karena

itu sifat pasar selai dapat digolongkan menjadi pasar monopolistik. Pasar

monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen

yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa

aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk

yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan

produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi

semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk

yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya

perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa

mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra

yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli

produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh

terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada

dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga

citra perusahaannya.

Potensi selai pasar di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas

dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, es krim merupakan

pengguna selai yang potensial. Biasanya produk ini digunakan sebagai bahan

oles bersama roti terutama pada saat harapan namun, kebutuhan akan selai kini

tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga

semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan untuk pengisi roti, campuran

pada yoghurt dan es krim. Perbandingan penjualan selai pada tahun 2006 masih

seimbang, namun pada 2008 perbandingan penjualan kue meningkat menjadi

60%-80%. Jadi potensi pasar selai ke depan diperkirakan dapat berkembang dan

tumbuh dengan pesat (Alamsyah, 2012).

Selai olahan dari umbi-umbian ini disegmentasikan kepada seluruh

kalangan. Karena menurut kuesioner yang menyatakan bahwa konsumsi selai

pada usia 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30 sebayak 47 %. Jadi selai

adalah produk yang banyak diminati oleh konsumen. Selain itu Selai “Jam Karet”

lebih unggul dalam kesehatan karena kandungan wortel sebagai provitamin A

yang merupakan prekusor vitamin A dan ubi jalar ungu yang kaya akan

anthosianin sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan semakin menambah

minat konsumen untuk membeli selai “jam Karet”.

Biasanya konsumen membeli selai ketika dalam acara hajatan atau acara

ulang tahun, atau bisa juga dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk

sarapan. Karena selai umbi ini lebih kaya akan vitamin maka produk selai “Jam

Karet” mampu lebih menarik konsumen untuk membeli produk untuk

mendapatkan keuntungan unsur kesehatan. Ubi jalar ungu dan wortel

Page 26: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

merupakan jenis tanaman yang relative tetap ada atau tidak musiman. Jadi

dalam produksi selai tidak terhambat oleh bahan baku dan dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan baik. Pelanggan bisa mendapatkan selai ini di

outlet atau pun di supermarket.

3.1.2 Program Pengakajian

Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar kedalam kelompok-

kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan karakteristik atau perilaku

yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Ada

beberapa macam bentuk segmentasi pasar yaitu:

a. Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang

berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota

atau pemukiman.

b. Segmentasi Demografis, Upaya membagi pasar menjadi sejumlah

kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin,

ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.

c. Segmentasi Psikografis, Upaya membagi pembeli menjadi kelompok-

kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau

karakteristik kepribadian.

d. Segmentasi Perilaku, Upaya membagi suatu pasar ke sejumlah kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen

terhadap suatu produk.

Sasaran segmen selai “Jam Karet” yaitu segmentasi demografis yang

berdasarkan usia, yaitu usia antara 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30

sebayak 47 %. Jadi selai ini disegmentasikan kepada kalangan muda. Selain itu

selai ini juga bisa disegmentasikan berdasarkan psikografi produk ini mengacu

pada gaya hidup dimana Jam Karet ini merupakan produk olahan yang biasa

disandingkan dengan roti, ice cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini

mengarah pada kejadian yang dapat dibedakan menurut kejadian saat

konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam Karet” dibutuhkan kepada

kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan biskuit. Dimana selai ini kaya

akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Tingkat pemakaian dapat

dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang ringan, sedang dan berat.

Selain itu juga terdapat segmentasi demografis dimana produk ini dipasarkan ke

semua kalangan mulai dari remaja, dewasa, anak-anak hingga orang tua. Usia

yang dijadikan konsumen adalah semua kalangan, usia dewasa dengan kriteria

umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak dengan usia 5-12 tahun dan orang tua

dengan usia 31-70 tahun.

Tipe pola dan jaringan distribusi untuk selai “Jam Karet” adalah Retail

Storage With Customer Pickup. Tipe ini merupakan tipe tradisional dari semua

jenis distribusi yang ada, yaitu inventori disimpan di dalam toko. Pelanggan

datang ke toko untuk melakukan pemesanan dan pembelian. Keuntungannya

adalah biaya transportasi yang cukup murah, kekuranggannya adalah biaya

inventori yang cukup tinggi.

Page 27: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Untuk memberitahu konsumen mengenai produk baru, dapat digunakan

promosi ketika memperkenalkan roduk tersebut. Promosi juga dapat

mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut ada dan mengingatkan kepada

konsumen tentang kualitas produk dan keuntungan yang ditawarkan melebihi

produk pesaing. Promosi yang efektif harus dapat meningkatkan permintaan atas

produk dan menghasilkan tingkat penjualan produk. Terdapat empat metode

promosi yaitu periklanan, penjualan personel, promosi penjualan dan hubungan

masyarakat.

Selai “Jam Karet” menggunakan promosi dengan cara periklanan.

Periklanan adalah penyajian non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk

media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen.

Meskipun periklanan umumnya lebih mahal disbanding dengan metode lain,

namun dapat menjangkau banyak konsumen. Periklanan dimaksudkan untuk

menumbuhkan kesan (image) dari merek, institusi atau industri tertentu. Berbagai

macam bentuk periklanan produk selai yaitu internet, surat kabar, radio dan

televisi.

3.1.3 Menyampaikan Data dan Informasi

Dalam proses pengkajian aspek pasar, diperlukan data-data dan

informasi, sehingga dapat ditentukan pasar mana yang akan dipilih. Informasi

tersebut dihasilkan dari pengolahan data yang berasal dari berbagai sumber,

antara lain catatan internal, data primer, data sekunder, menilai kualitas data,

dan survei pasar.

Untuk produk JAM KARET ini tidak ada data yang diperoleh dari catatan

internal, karena usaha dan produk selai ini baru saja diciptakan. Data primer

diperoleh dari hasil survey dengan cara survei pada salah satu perusahaan

pembuat selai dan membagikan kuesioner pada calon konsumen JAM KARET.

Perusahaan yang menjadi tempat survei adalah PT. Karunia Sukses Utama,

dengan brand selainya, „Frezh‟. Data sekunder diperoleh dari data euromonitor,

pada tahun 2011 nilai konsumsi roti di Indonesia naik 25% sedangkan kebutuhan

selai dalam mengkonsumsi roti memiliki persentase sebesar 80%. Selanjutnya

menilai kualitas data dapat dilakukan dengan cara mengamati data yang telah

diperoleh. Data untuk produk JAM KARET ini diperoleh dengan melakukan

pembagian kuesioner kepada 30 responden dari berbagai kalangan. Dari data

yang diperoleh dari kiesioner dapat ditentukan produk selai seperti apa yang

diinginkan komsumen. Dan terakhir, dilakukan survei pasar. Setelah diketahui

produk seperti apa yang diinginkan konsumen, maka dibuatlah sampling produk

dan ditentukan pasar yang akan menjadi sasaran dibagikannya sampling peoduk

selai untuk mengetahui apakah produk dapat diterima atau tidak.

3.1.4 Analisis Hasil Peramalan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari proses pengkajian pasar,

akan dilakukan analisis peramalan permintaan produk selai untuk periode

berikutnya. Ada beberapa metode dan program yang dapat digunakan untuk

melakukan peramalan. Pemilihan metode dan program tersebut disesuaikan

Page 28: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Salah satu peramalan yang

dilakukan adalah dengan menggunakan metode Single Moving Average.

Berikut adalah data-data asumsi permintaan selai selama 24 bulan

terakhir atau 2 tahun terakhir.

Dari asumsi data-data di atas diperoleh hasil peramalan seperti berikut.

Page 29: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Dari data hasil peramalan untuk setahun kedepan, yaitu November 2014

hingga Oktober 2015, dapat diketahui bahwa permintaan selai mengalami

fluktuasi tiap bulannya. Hal ini disebabkan permintaan selai akan melonjak pada

periode atau saat-saat tertentu.

3.2 Kuisioner

Dalam pengambian data terdapat dua teknik, yaitu pengambilan data

primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan survey secara

langsung atau menggunakan kuisioner sedangkan pengambilan data sekunder

dengan studi literature. Pada pengembangan produk Jam Karet ini, produsen

melaukukan teknik pengambilan data primer dengan menyebar kuisioner pada

konsumen. Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang

memungkinkan analis mempelajari sikap- sikap, keyakinan, perilaku dan

karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bias terpengaruh

oleh system yang diajukan oleh sutu system yang ada (Hendri, 2009). Ada dua

tipe pertanyaan didalam pembuatan kuisioner yaitu pertanyaan terbuka dan

tertutup. Pertanyaan terbuka berisi uraian dengan mengembangkan wawasan

berpikir konsumen yang menngisi kuisioner. Pertanyaan tertutup berupa soal

dengan beberapa pilihan. Berikut merupakan contoh kuisioner pengembangan

produk selai Jam Karet.

3.3 Hasil Riset Pasar

Didalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar

sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dimana hal ini

dalam bentuk keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen.

Berbagai masukan yang membangun akan sangat membantu perusahaan dalam

mengembangkan produk dan meningkatkan pangsa pasarnya. Permasalahan

produk meliputi banyak aspek seperti kualitas produk (bentuk, rasa, warna,

tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan, ukuran produk dan ukuran

kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana

berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri

oleh perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal.

Page 30: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

0-500 rb

57%

500 rb-1 jt 30%

>1 jt 13% Pendapatan

Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap

suatu produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran.

Metode yang digunakan dalam analisa produk jam karet ini adalah :

A. Sumber Data

1. Data Primer

Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran penelitian (didapat

dari sumber pertama) baik individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner

atau wawancara responden yang ada dikampus Fakultas Teknologi Pertanian

UB meliputi mahasiswa dan karyawan.

2. Data Sekunder

Merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk

table/diagram dan digunakan peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang

berasal dari literatur/media baik cetak maupun elektronik seperti buku dan

internet, dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang mendukung.

B. Pengambilan Sampel

1. Unit Pengambilan Sampel

Sample dari penelitian ini adalah responden (konsumen) dikampus

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

2. Ukuran Sampel

Banyaknya sampel yang dijadikan responden adalah 30 orang.

3. Prosedur Pengambilan Sampel

Sampel/responden diambil secara acak, siapapun konsumen yang ada

dipasar terutama mahasiswa, mempunyai peluang besar untuk dijadikan

responden.

C. Pendekatan Riset

Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan

survey di kampus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

D. Instrument Riset

Instrument yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berupa

kuesioner/angket, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden

akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan

bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban telah disediakan dimana setiap

kuesioner/angket terdiri dari 14 pertanyaan.

E. Metode Kontak

Komunikasi yang terjadi dilakukan secara langsung kepada responden

pada saat pembagian/penyebaran angket/kuesioner.

Data hasil riset yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Berapa Pendapatan anda per bulan ?

a. Rp. 0 – Rp. 500.000

b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

c. > Rp. 1.000.000

Page 31: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

ya 90%

tidak 0%

biasa 10% Kesukaan

1x/mggu

17%

1x/2 mggu 20%

setiap hari 10%

lain (jaran

g) 53%

Frekuensi Konsumsi

kaca 50%

plastik 47%

lain 3%

Kemasan

200 gr 60% 500 gr

13%

lain 27%

Ukuran Kemasan

warung

27% supermarke

t 67%

pasar 6% Tempat

Pembelian

televisi

53%

internet

20%

lain 27%

Informasi Produk

2. Apakah anda menyukai selai ?

a. Ya

b. Tidak

c. Biasa saja

3. Berapa sering anda mengkonsumsi selai ?

a. 1 minggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. Setiap hari

d. Lain-lain ( )

4. Kemasan selai apa yang sering anda beli ?

a. Kaca

b. Cup Plastik

c. Lain- lain ( )

5. Dalam ukuran berapa selai yang anda konsumsi ?

a. 200 gr

b. 500 gr

c. Lain-lain ( )

6. Dimana anda biasa membeli selai ?

a. Warung

b. Supermarket

c. Pasar

Page 32: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

discount

37% buy one get

one …

bonus roti 30%

lain 0% Metode Promosi

roti 87%

ice cream

3%

lain 10% Dikonsumsi

dengan

Rp. 6.000-

RP. 7.00…

Rp. 7.000-

Rp. 8.00…

Rp. 8.000-

Rp. 9.00…

Harga Produk

7. Dari mana anda mengetahui produk selai ?

a. Televisi

b. Internet atau media sosial

c. Lain- lain ( )

8. Dalam pembelian selai metode apa yang anda pilih ?

a. Discount

b. Buy one get one free

c. Bonus Roti

d. Lain- lain ( )

9. Anda biasa mengkonsumsi selai dengan apa ?

a. Roti

b. Ice Cream

c. Lain-lain ( )

10. Berapa harga selai yang biasa anda beli ?

a. Rp. 6.000 – Rp. 7.000

b. Rp. 7.000 – Rp. 8.000

c. Rp. 8.000 – Rp. 9.000

Adapun data data personal dari responden yang kami berikan kuesioner adalah

sebagai berikut :

Page 33: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Dari data diatas, dapat diketahui bagaimana respon dari masyarakat

umum yang diwakili oleh 30 orang responden terhadap produk jam karet. Dari

data diketahui bahwa 90% responden menyukai produk selai, namun kendala

yang muncul adalah kebanyakan dari mereka jarang dalam mengkonsumsi

produk selai tersebut. Selain itu kemasan yang disukai konsumen adalah kaca

dan plastic, hal ini sesuai dengan kemasan produk jam karet yang dikemas

menggunakan cup plasti. Sedangkan untuk jenis kaca, masih perlu dikaji ulang

mulai dari biaya yang dibutuhkan, analisa bahan baku, dan teknologi pengemas

yang digunakan. Para konsumen kebanyakan mendapatkan produk sejenis di

supermarket, hal ini juga sesuai dengan strategi marketing produk ini, yaitu

mendistribusikannya ke supermarket. Untuk bagian informasi produk,

kebanyakan responden mendapatkan informasi produk dari televisi, sehingga

akan dikaji ulang masalah metode periklanan untuk produk ini. Mengingat biaya

untuk iklan di televisi cukup mahal. Dari segi lainnya, para konsumen sama rata

terhadap metode promosi, yaitu antara metode diskon, buy one get one free

serta bonus roti. Kemudian, konsumen sebagian besar mengkonsumsi selai

dengan produk roti, dengan demikian dapat dijadikan inovasi baru dalam produk

ini, jika ingin mengembangkan bisnis maka dapat menggunakan produk roti

sebagai produk kembangannya. Untuk segi harga yang diterima konsumen

adalah antara Rp. 6000- Rp. 9000 dengan mayoritas konsumen memilih harga

antara Rp. 6000-Rp. 7000.

3.4 Strategi STP

3.4.1 Segmenting

46%

47%

7%

Usia

15-20

21-25

26-30 mahasiswa

87%

guru 3%

wiraswast

a 10%

Pekerjaan

Laki-laki 30%

Perempuan

70%

Jenis Kelamin

Page 34: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui

dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya

banyak disukai oleh semua usia. Panganan ini biasa disandingkan dengan roti

sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan

selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada

topping es krim, biskuit dan sebagainya. Produk selai yang kami buat bukanlah

berasal dari buah-buahan melainkan berasal dari umbi-umbian. Mengingat

manfaat umbi sangat besar namun pengolahan umbi menjadi produk yang

menarik dan menyehatkan masih kurang .oleh karena itu kami membuat produk

selai dengan bahan utama dari umbi yaitu wortel dan ubi jalar ungu.

Berdasarkan daftar produk yang variatif, “Jam Karet” (Selai cassava dan

carrot) dapat dikelompokkan berdasarkan Geografis yaitu Wilayah yang menjadi

pasar utama wilayah adalah Negara yang mana produk ini diproduksi yaitu

Indonesia yang terletak di kota Malang dengan pangsa pasar sebesar 20%.

Sedangkan pada psikografi produk ini mengacu pada gaya hidup dimana Jam

Karet ini merupakan produk olahan yang biasa disandingkan dengan roti, ice

cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini mengarah pada kejadian yang dapat

dibedakan menurut kejadian saat konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam

Karet” dibutuhkan kepada kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan

biskuit. Dimana selai ini kaya akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya.

Tingkat pemakaian dapat dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang

ringan, sedang dan berat. Selain itu juga terdapat segmentasi demografis

dimana produk ini dipasarkan ke semua kalangan mulai dari remaja, dewasa,

anak-anak hingga orang tua. Usia yang dijadikan konsumen adalah semua

kalangan, usia dewasa dengan kriteria umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak

dengan usia 5-12 tahun dan orang tua dengan usia 31-70 tahun.

Menurut BPS (2008)Secara geografis wilayah Kota Malang berada antara

07°46'48" - 08°46'42" Lintang Selatan dan 112°31'42" - 112°48'48" Bujur Timur,

dengan luas wilayah 110,06 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

� Batas Utara : Kabupaten Malang

� Batas Selatan : Kabupaten Malang

� Batas Timur : Kabupaten Malang

� Batas Barat : Kabupaten Malang

Kota Malang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu Kedungkandang, Klojen, Blimbing,

Lowokwaru, dan Sukun serta 57 kelurahan.

Kepadatan Penduduk Seperti kondisi kota pada umumnya, bahwa hunian

terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen memiliki hunian terpadat

dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 13.867 jiwa per km persegi.

Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan

Kedungkandang dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 3.459 jiwa per km

persegi.

3.4.2 Targeting

Page 35: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Analisis segmentasi diatas, menunjukan bahwa “Jam Karet” berada di

segmentasi demografi pada variable usia. Selai ini menetapkan target yang

sesuai untuk produk-produknya yang variatif yaitu pada kalangan mahasiswa

dan dewasa yang sedang menikmati berbagai roti, biskuit maupun ice cream,

kemudian produk ini juga berada pada segmentasi tingkah laku yaitu pada

manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Penetapan target-target jika dilihat dari

survei kuisioner yaitu kepada kalangan mahasiswa dan dewasa menengah

keatas dan kepada konsumen yang memiliki gaya hidup sehat dengan

mengkonsumsi diversifikasi makanan yang juga menyehatkan seperti selai “Jam

Karet”.

3.4.3 Positioning

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan

sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam

benak konsumen sasaranya (Kotler, 2003).

Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa

inovatif sebuah produk mengikuti product life cycle (PLC) yang harus

diperbaharui memenuhi selera konsumen yang berubah berkembang dan

tumbuh bersama dengan pola-pola perilaku dan tuntutan masyarakat. Jam Karot

menjalankan PLC secara konsisten. Hal tersebut mengakibatkan posisi pasar

produk selai memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan produk ini terletak pada

inovasi rasa yang unik yaitu ubi jalar ungu dan wortel dengan kemasan produk

yang sederhana, sehingga tak heran jika banyak kalangan yang menyukai

produk ini. Disamping mengembangkan product content sebagai bagian product

life cycle strategy, selai ini hanya kami inovasikan kedalam 2 macam rasa,

warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi

pasarnya yakni kalangan mahasiswa dan dewasa atau karyawan FTP seperti

kemasannya yang dibuat dari cup plastic seperti pada tempat pudding. Rasanya

dibagi menjadi 2 macam yaitu rasa cassava dan carrot, selain itu warnanya pun

disesuaikan dengan warna-warna yang alami yang berasal dari umbi sebagai

bahan baku utama pembuatan Selai .serta ukurannya sesuai dengan kemasan

produknya Sehingga praktis mempengaruhi harga. Tidak hanya dari segi nilai

produknya, inovasi promosi “Jam Karet” juga sangat kreatif dan inovatif sehingga

mampu menarik daya beli konsumen.

“Jam Karet” pun memiliki differensiasi produk agar mudah dikenal dan

memberikan daya Tarik tersendiri bagi para konsumen. Pada produk ini

differensiasi yang utama yaitu :

1. Jam Karot memiliki kandungan gizi dan kaya manfaat bagi konsumen

2. Menggunakan differensiasi content dalam meluncurkan produk inovasi

baru berupa produk dengan rasa dari umbi-umbian seperti ubi jalar ungu

dan wortel.

3. Kemasannya dibuat dari cup plastic dengan desain yang menarik hati

konsumen

Posisi dari produk ini adalah sebagai market Challlenger karena produk ini

harus bersaing dengan produk sejenis dan yang sudah lama dipasarkan dan

Page 36: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dikenal oleh masyarakat. Dengan posisi sebagai challenger, proses pemasaran

dari produk ini harus lebih intensif agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Namun karena produk ini perpaduan dari nikmatnya rasa jagung dan khasiat

buah yang dapat menyehatkan tubuh, kami yakin bahwa produk ini dapat

bersaing dengan produk lain yang telah beredar di masyarakat, dan produk ini

akan mendapat perhatian dari konsumen.

3.5 Strategi Pemasaran 4 P

3.5.1 Product

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu

perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk

dilakukan agar selalu menjaga mutu produk yang dihasilkan, sehingga mampu

bersaing dengan produk lain yang sejenis. Produk Jam Karet adalah produk

sebagai bahan penyading roti, biskuit dan ice cream dengan 2 varian rasa yaitu

cassava dan carrot. Serta didesain dengan kemasan berupa cup plastic dengan

diatasnya diberi label dan standart mutu atau SNI.

3.5.2 Price

Harga untuk produk “Jam Karet” kurang lebih disesuai dengan harga

pasaran selai yang telah ada dipasaran saat ini. Kisaran harga selai ini

didasarkan pada proses. Dari analisa yang telah dilakukan oleh harga Jam Karot

ini sekitar 6000 hingga 12.000.harga tersebut sudah sesuai degan manfaat yang

didapat dari umbi-umbian yang menyehatkan dan kaya akan kandungan gizi

didalamnya. Dengan demikian strategi penetapan harga “Jam Karet” ini adalah

Economy Strategy dimana harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas

dan manfaat yang didapat oleh konsumen yaitu rendah / terjangkau.

3.1.3 Place

Pemilihan lokasi yang sesuai baik untuk pemasaran dan produksi adalah

berdekatan dengan bahan baku. Strategi pemasaran distribusi yang kami

lakukan yaitu strategy distribusi insentif dimana strategi tersebut menempatkan

produk dagangannya pada banyak retailer yaitu pada supermarket, Kampus dan

kemudian juga pada pasar tradisional, warung-warung eceran serta akan

dilakukan juga pemasaran dengan menggunakan outlet. Pemasaran dengan

outlet ini diharapkan akan memberikan suatu kenyamanan bagi pelanggan

dimana produk juga akan bisa dipesan dan sekaligus disajikan.

3.5.4 Promotion

Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk

atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk

membeli atau mengkonsumsinya, dengan adanya promosi produsen atau

distributor mengharapkan adanya kenaikan angka penjualan. Promosi-promosi

produk dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio atau juga visual.

Misalnya menggunakan brosur, iklan tv dll. Ataupun juga dapat dilakukan

promosi melalui online marketing dan offline marketing. Selain dengan promosi

dalam medi-media, perusahaan juga akan melakukan promosi dengan

memberikan penurunan harga pada produk.kemudian dengan menawarkan

Page 37: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

produk dengan sistem buy one get two. Promosi-promosi ini diharapkan dapat

menarik minat konsumen untuk membeli produk “Jam Karet”.

Menurut Boone,L dan David (2005) menyatakan bahwa Dalam strategi

promosi juga terdapat beberapa elemen marketing yang kami lakukan

diantaranya yaitu :

a. Advertising : dalam proses ini mengkomunikasikan produk selai ke

konsumen juga sangat signifikan. Promosi-promosi produk dilakukan

dengan menggunakan media cetak, audio atau juga visual. Misalnya

menggunakan brosur, iklan tv dll.

b. Sales promotion : dalam promosi ini bisa dilakukan dengan cara

membuat suatu event-event yang menarik minat konsumen

c. Direct marketing : dilakukan dengan menggunakan social media atau

internet. Dimana penggunaan teknologi ini juga menjadi concern

dalam strategi pemasaran. Internet dan mobile merupakan media

yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi

pemasarannya.

Selai “Jam Karet” menggunakan promosi dengan cara periklanan.

Periklanan adalah penyajian non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk

media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen.

Meskipun periklanan umumnya lebih mahal disbanding dengan metode lain,

namun dapat menjangkau banyak konsumen. Periklanan dimaksudkan untuk

menumbuhkan kesan (image) dari merek, institusi atau industri tertentu. Berbagai

macam bentuk periklanan produk selai yaitu internet, surat kabar, radio dan

televisi.

Page 38: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB IV

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi

4.1.1 perencanaan dan pemilihan proses

a. Proses Produksi

UBI JALAR UNGU /

WORTEL

DISORTASI

DIKUPAS

DICUCI

SCRAP

AIR

DIREBUSAIR

DIGILING

DICAMPUR

AIR, PEKTIN,

ASAM SITRAT,

GULA

DIDINGINKAN

DIKEMAS PRIMERCUP

PENGEMAS

DIKEMAS SEKUNDERKARDUS

PENGEMAS

DIKEMAS TERSIERKARDUS

DISTRIBUSI

SELAI

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi

Page 39: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

b. Kapasitas Produksi

Insustri Jam Karet memiliki rata- rata permintaan selai setiap harinya

sebanyak 20 kemasan dengan 10 kemasan untuk selai ubi jalar ungu dan 10

kemasan selai wortel, sehingga kapasitas produksinya pun disesuaikan dengan

permintaan yang ada. Perushaan ini memproduksi Jam Karet per bulannya

sebanyak 480 kemasan dengan berat tiap kemasan adalah 150 gr. Kebutuhan

bahan baku dan bahan pendukung lainnya dapat dilihat pada table 1.1 dan 1.2.

Waktu kerja per hari untuk perusahaan ini yaitu 8 jam dengan hari kerja per bulan

24 hari.

Variable Cost

Jenis Bahan Harga Satuan Kebutuhan

Bahan

Per Bulan

Variable Cost

(480 cup)

Bahan Selai

1. Ubi Jalar Ungu

2. Wortel

3. Gula Pasir

4. Asam sitrat

5. Pektin

Bahan Kemasan

1. Kemasan Kardus

2. Cup Plastik

Bahan Lainnya

1. Gas LPG

Rp 8.000,-/kg

Rp 9.000,-/kg

Rp 10.000,-/kg

Rp 22.000,-/kg

Rp 209.000,-/kg

Rp 750,-/buah

Rp. 5.000,-/pack

Rp 150.000,-/tbg

36.0 kg

36.0 kg

18.0 kg

0.72 kg

0.24 kg

48 buah

2 pack

2 tabung

Rp 288.000,-

Rp 324.000,-

Rp 180.000,-

Rp 15.840,-

Rp 50.160,-

Rp 36.000,-

Rp 10.000,-

Rp 300.000,-

TOTAL Rp 1.203.640,-

Tabel. 1.1 Variable Cost

Fixed Cost

Jenis Harga Satuan Kebutuhan Jumlah

1. Blender

2. Sealer

3. Panci

4. Air

5. Listrik

Rp 300.000,-

Rp 500.000,-

Rp 1.000.000,-

Rp 100.000,-

Rp 100.000,-

1

1

2

1

1

Rp 300.000,-

Rp 500.000,-

Rp 2.000.000,-

Rp 100.000,-

Rp 100.000,-

TOTAL Rp 3.000.000,-

Tabel. 1.2 Fixed Cost

Analisa Usaha

Variable Cost : Rp 1.203.640,-

Fix Cost : Rp 2.600.000,-

Total Biaya = VC + FC

= 1.203.640 + Rp 3.000.000

= Rp 4.103.640,-

HPP = Total Biaya / jumlah kemasan

= 4.103.640 / 480

= Rp 8.549,-

Page 40: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Laba / unit = Harga jual / unit – HPP / unit

= 9.000 – 8.549

= Rp 451 ≈ 500

Laba 480 unit = Laba / unit x 480

= 500 x 480

= Rp 240.000,-

Total Penerimaan= Harga jual / unit x 480

= 9.000 x 480

= Rp 4.320.000,-

VC / unit = Variabel Cost / 480

= 1.203.640 / 480

= Rp 2.507,-

BEP (unit) = Fix Cost / (Harga Jual – biaya variable / unit)

= 3.000.000 / (9.000 – 2.507)

= 432.08 ≈ 433 kemasan

BEP (Rp) = Fix Cost / (1- (Variable Cost / unit / harga jual))

= 3.000.000 / (1-(2.507 / 9.000))

= Rp 4.155.124,-

4.1.2 Pertimbangan dalam Pemilihan Proses Produksi

a. Jenis dan macam peralatan

Proses produksi pembuatan selai “Jam Karet” diproduksi dua kali yaitu

yang pertama memproduksi selai “Jam Karet” rasa wortel dan selai “Jam Karet”

rasa ubi jalar ungu, oleh karena itu proses ini tergolong dalam proses batch.

Proses produksinya meliputi sortasi bahan baku, pengupasan, pencucian,

perebusan, penggilingan, pencampuran dan pengemasan. Peralatan yang

digunakan dalam proses produksi selai “Jam Karet” yaitu tangki perebus, mixer

dan blender. Tangki perebus digunakan untuk merebus bahan baku yang berupa

wortel dan ubi jalar ungu supaya lebih lunak dan lebih mudah untuk dilakukan

penggilingan. Proses penggilingan menggunakan blender dan proses

pencampuran menggunakan tangki perebusan. Jadi tangki perebusan selain

digunakan untuk merebus juga digunakan untuk proses pencampuran bahan

baku dengan bahan pembantu seperti asam sitrat, gula, natrium benzoate dan

pektin. Peralatan yang dibutuhkan untuk satu kali produksi yaitu tangki perebus

sejumlah dua yang berarti 1 untuk proses selai “Jam Karet” rasa wortel dan 1

untuk selai “Jam Karet” rasa ubi jalar ungu. Kebutuhan blender sejumlah 1 dan

kebutuhan peralatan yang lain seperti wadah, sendok dan kemasan.

b. Modal

Modal yang digunakan untuk memproduksi selai “Jam Karet” ini

merupakan modal bersama yang berarti berasal dari investasi pendiri selai “Jam

Page 41: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Karet”. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi selai adalah tenaga

kerja terlatih, karena hanya membutuhkan tenaga untuk memproduksi selai.

c. Pasar

Produksi selai “Jam Karet” disesuaikan dengan permintaan yang

diperoleh dari kuesioner dan peramalan data. Permintaan konsumen terhadap

produk selai adalah sekitar 20 produk, jadi selai ini memproduksi per hari

sebanyak 20 cup. Jumlah ini memang masih tebilang sedikit karena selai “Jam

Karet” merupakan produk yang masih baru dan masih mencari pangsa pasar

untuk dijadikan pelanggan. Selai ini pangsa pasarnya kecil jadi untuk

mendapatkan produk selai “Jam Karet” harus melalui pesanan atau bisa datang

langsung di outlet yang sekaligus menjadi tempat produksi selai “Jam Karet”.

d. Spesifikasi Bahan Baku dan hasil olahan

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan selai “Jam Karet” adalah

wortel, ubi jalar ungu, pektin, asam sitrat, gula dan natrium benzoate.

Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan seperti selai berfungsi

untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam

konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara

rnenurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).

Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada pembuatan selai. Gel

pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun kecepatan pembentukan

gel tergantung pada berbagai faktor yaitu gula, konsentrasi pektin, jenis pektin,

pH dan suhu. Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin

rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani, 2006).

Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah

kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa

sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel

yang dihasilkan (Margono, 2000).

Natrium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet yang sering

digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya lebih

besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam. Biasanya natrium benzoate

ditambahkan pada makanan supaya lebih tahan lama. Penggunaan natrium

benzoate tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat membahayakan

kesehatan. Kosentrasi penggunaan adalah 0,5 gram per kilogram bahan

(Margono, 2000).

Empat bahan pokok pada proses pembuatan selai “Jam Karet” adalah

pektin, asam, gula dan natrium benzoate dengan perbandingan tertentu untuk

menghasilkan produk yang baik. Selai yang baik harus bewarna cerah, jernih,

kenyal seperti agar – agar tetapi tidak terlalu keras, serta mempunyai rasa buah

asli (Margono, 2000).

Pektin bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel

seperti pada pembuatan selai lembaran. Pektin adalah bahan pembentuk gel

untuk memodifikasi tekstur selai agar diperoleh rasa yang baik. Asam sitrat

berfungsi sebagai pencengah kristalisasi, penjernihan gel yang dihasilkan, dan

Page 42: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

asam sitrat juga dapat memberikan kekuatan gel yang lebih tinggi

(Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

Pektin yang berlebihan akan terbentuk gel besar dan kaku. Penambahan

asam sitrat yang berlebihan akan menghasilkan kekuatan gel yang lemah

sehingga terjadi pengeluaran air pada gel. Jika penambahan pektin yang kurang

akan menyebabkan gel yang kurang padat, kekurangan asam sitrat akan

menyebabkan gel yang lemah dan akan membentuk memberikan warna yang

kurang baik pada selai dan penambahan natrium benzoate yang berlebihan akan

memberikan rasa yang pahit pada hasil olahan selai (Muchtadi, dan Gumbira,

1979).

Penggunaan pektin yang rendah akan terbentuk gel yang kurang

sempurna dan menghasilkan serabut – serabut yang lemah. Pektin berpengaruh

terhadap warna, hal ini disebabkan karena pektin mengandung asam

galakturonat sehingga mampu mempengaruhi penurunan pH selai lembaran labu

kuning. Aroma yang diinginkan pada selai “Jam Karet” memiliki khas wortel dan

ubi jalar ungu, pektin berpengaruh terhadap aroma selai “Jam Karet” .Jika

menggunakan konsentrasi pektin yang tinggi akan menghasilkan aroma selai

“Jam Karet” yang kurang tajam, pengunaan bubur wortel dan ubi jalar yang

sedikit. Rasa manis yang diinginkan pada selai “Jam Karet” dipengaruhi

penambahan pektin. Semakin tinggi penambahan pektin maka akan

menghasilkan rasa manis yang baik (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

Asam sitrat berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik, salah

satunya warna. Warna akan sedikit pudar jika menggunakan asam sitrat yang

sedikit. Tingkat kecerahan warna produk dipengaruhi oleh asam – asam organik

baik yang didalam produk maupun yang ditambahkan. Penggunaan asam sitrat

yang tinggi juga berpengaruh terhadap rasa selai“Jam Karet” yang diinginkan.

Jika penambahan asam sitrat yang berlebihan akan membuat rasa selai “Jam

Karet” yang manis menjadi asam (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).

Hasil selai yang diperoleh yaitu mempunyai rasa yang manis dan aroma

khas dari wortel dan ubi jalar ungu. Warna dari selai “Jam Karet” untuk rasa

wortel mempunyai warna kemerahan yang menandakan bahwa selai mempunyai

rasa wortel dan untuk warna selai “Jam Karet” rasa ubi Jalar ungu mempunyai

warna keunguan. Selai “Jam Karet “ memiliki umur simpan yang relatif lama yaitu

2 bulan. Umur simpan ini diperoleh dari natrium benzoate sebagai bahan

pengawet.

4.1.3 Daur Proses

Proses yang digunakan dalam produksi selai “Jam Karet” adalah proses

batch yang berarti proses produksi yang teputus-putus. Produksi dikatakan batch

karena untuk memproduksi selai masih harus menunggu proses seperti pada

saat perebusan, jika bahan baku sedang direbus maka tidak akan terjadi proses

penggilingan atau pencampuran. Proses pencampuran yang menggunakan alat

yang sama dengan perebusan juga bisa menjadi alasan pemilihan proses batch,

karena ketika akan menggunakan tangki untuk pencampuran harus dilakukan

pencucian alat telebih dahulu sebelum digunakan.

Page 43: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Pemilihan proses produksi batch memiliki kelebihan dan kelemahan antara

lain yaitu:

Kelebihan

Tiap batch bekerja terpisah dari yang lain (sebelum dan

sesudahnya). sehingga tidak tegantung. Maka kapasitas tidak

harus persis dengan batch sebelum dan sesudahnya.

Terjadi pengadukan sempurna sehingga konsentrasi disetiap titik

dalam reaktor sama pada waktu yang sama.

Fleksibel terhadap perubahan kualitas dan kuantitas.

Kelemahan

Proses membutuhkan tenaga lebih besar dari pada proses

kontinyu.

Tidak dapat dijalankan pada proses-proses yang sulit, karena

harus diubah menjadi proses kontinue. Saat terjadi reaksi tidak

ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar.

Tenaga kerja relative banyak

4.2 Ketersediaan Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku wortel, ubi jalar ungu, pektin, natrium benzoat,

asam sitrat, dan gula dipengaruhi oleh beberapa faktor kritis, yaitu waktu

ketersediaan, jumlah, pola pengadaan, panen melimpah, dan sifat bahan baku.

Faktor-faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

a. Waktu ketersediaan

Menurut Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi (2009), panen wortel

dilakukan secara bertahap, karena wortel menjadi tua tidak serentak.

Pemanenan wortel juga dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak pada saat

turun hujan atau menjelang hujan. Karena hal tersebut, kadang kala pasokan

wortel tidak datang tepat waktu.

b. Jumlah

Kota Malang merupakan penghasil wortel dalam jumlah besar.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Timur (2011), pada taun 2007, Kota

Batu menduduki peringkat ketiga luas panen dan produksi terbesar setelah

Pasuruan dan Malang. Oleh karenanya dipilihlah bahan baku wortel yang secara

langsung dipasok dari petani wortel itu sendiri.

Begitu pula ketersediaan ubi jalar ungu yang berada di Lawang, karena

jumlahnya yang besar, maka konsumen dengan mudah memperoleh ubi jalar

ungu yang duganakan sebagai bahan baku pembuatan JAM KARET. Menurut

Sarwono (2005), Indonesia menempati urutan keempat sebagai produsen ubi

jalar terbesar di dunia. Ubi jalar dapat dipanen setiap 4 bulan dan dapat

berproduksi lebih dari 30ton/Ha, tergantung dari cara pengolahan/budidaya, sifat

tanah dan bibit yang digunakan.

c. Pola pengadaan

Setiap petani wortel maupun ubi jalar ungu memiliki caranya masing-

masing dalam mengolah dan memproduksi wortel/ubi jalar ungu itu sendiri.

Sehingga ada atau tidaknya pasokan wortel dan ubi jalar ungu tergantung pada

pemasok itu sendiri (petani). Perlakuan dalam penggunaan segala faktor

Page 44: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha

mendapatkan produksi wortel yang banyak dengan penggunaan faktor produksi

yang besar, sedangkan petani yang mempunyai keterbatasan modal cenderung

meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang

dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi tidak

effisien, sehingga berdampak menurunnya output (Sholeh, 2012).

d. Panen melimpah

Curah hujan yang tinggi dan harga wortel yang tidak menentu adalah

masalah yang dihadapi oleh produsen, karena terkadang petani tidak ingin

memanen wortelnya ketika harga jual wortel sedang menurun. Sedangkan wortel

yang tak kunjung dipanen, pasti akan berpengaruh terhadap mutu atau

kandungan wortel itu sendiri. Menurut Sholeh (2012), panen wortel biasanya

umur 3,5 – 4 bulan, akan tetapi di daerah penelitian umur panen bisa mencapai

umur 5 bulan, hal ini terjadi karena petani ingin mencapai harga yang tinggi. Jika

pada saat umur 3,5 – 4 bulan harga wortel rendah, maka petani tidak memanen

wortel. Petani membiarkan wortel sampai umur 5 bulan untuk mendapatkan

harga yang maksimal.

e. Lokasi Produksinya Terpencar

JAM KARET merupakan selai yang menggunakan dua bahan baku utama

yang berbeda, sehingga tempat memperolehnya pun juga berbeda. Karena

alasan tersebut, produsen tidak selalu mendapatkan bahan baku dalam waktu

yang sama. Hal tersebut diakibatkan pengaruh cuaca atau keadaan sekitar

tempat produksi wortel dan ubi jalar itu sendiri. Hal ini tentunya berpengaruh

terhadap produk yang dihasilkan, pada waktu tertentu hanya produk dengan rasa

wortel saja yang diproduksi, begitu juga sebaliknya hanya produk dengan rasa

ubi jalar ungu yang diproduksi.

4.3 Proses Produksi

Berdasarkan gambar 1, proses produksi JAM KARET menggunakan dua

bahan baku berbeda, yaitu wortel dan ubi jalar ungu, namun dengan urutan

proses yang sama. Pertama, wortel disortir, diambil sesuai dengan syarat bahan

baku pembuatan JAM KARET, yaitu wortel dengan kondisi layak konsumsi (tidak

busuk dan berwarna cerah). Selanjutnya dilakukan pemgupasan secara manual

menggunakan pisau dan dicuci bersih. Kemudian dilakukan perebusan selama

10menit. Langkah selanjutnya, wortel dihaluskan menggunakan blender.

Selanjutnya dimasukkan pektin, asam sitrat, natrium benzoat, dan gula beserta

wortel yang sudah halus, semuanya dicampur menjadi satu hingga mengental di

dalam tangki perebusan. Jika sudah mengental, diamkan sebentar hingga uap

panasnya hilang. Kemudian selai dikemas kedalam cup plastik dengan tutup

plastik yang direkatkan menggunakan sealer. Selanjutnya cup dilapisi dengan

plastik kemudian dikemas ke dalam kemasan kardus. Untuk bahan dasar ubi

jalar ungu, dilakukan langkah-langkah yang sama dengan selai bahan dasar

wortel.

JAM KARET merupakan produk selai yang memiliki dua rasa yang

berbeda, sehingga pada beberapa mesin ada yang bersifat fleksibel. Oleh

karena itu proses produksi yang dipakai dalam pembuatan JAM KARET ini

Page 45: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

adalah proses batch atau intermiten. Mesin yang bersifat fleksibel yaitu seperti

tangki perebusan.

4.4 Kebutuhan Mesin dan Peralatan

Permintaan jam karet setiap bulannya 480 kemasan. Waktu kerja dalam satu

bulan adalah 24 hari dengan jam kerja dalam satu hari 8 jam yang dibagi

kedalam 2 batch. Pada akhir batch satu diperlukan setengah jam untuk

persiapan batch selanjutnya dan mesin harus disesuaikan selama setengah

jam.

∑[ ( ) ]

( ) ( )

( )

Berdasarkan perhitungan jumlah sumberdaya yang dibutuhakan diatas,

didapatkan jam standar yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan

sebanyak 480 kemasan setiap bulannya adalah 4.081 jam standar. Setelah

diketahui perhitungan jam standar, maka dapat dihitung jumlah sumberdaya

nyata yang dibutuhkan dengan rumus sebagai berikut.

( )

Kebutuhan sumberdaya (peralatan, mesin, atau karyawan) yang

diperlukan dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Kebutuhan karyawan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan

sebanyak 480 kemasan tiap bulan adalah 25 mesin.

4.5 Penentuan Lokasi

4.5.1 Proses yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi identifikasi daerah dalam penentuan

lokasi terdapat empat faktor utama yaitu ketersediaan bahan-baku yang

melimpah, adanya pasar untuk proses pemasaran, terdapat tenaga kerja yang

memenuhi kualifikasi perusahaan, dan unsur iklim serta pertimbangan daerah

potensi gempa. Pada perusahaan kami, berdasarkan keempat faktor tersebut

akan diuraikan sebagai berikut:

Page 46: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

a. Bahan baku

Berdasar faktor bahan baku, pertimbangan penentuan lokasi melihat

bagaimana potensi bahan baku pada daerah yang akan dijadikan rumah

produksi. Seberapa besar potensi bahan baku yang ada, dan berapa jarak

antara rumah produksi dengan pemasok bahan bakunya. Dalam hal ini,

potensi bahan baku terbanyak terdapat pada wilayah Batu, Gresik, dan

Singosari. Daerah-daerah tersebut terbilang cukup terkenal dengan

potensinya terhadap selai Karena pertimbangan daerah yang bahan

bakunya melimpah, maka dapat kita masukkan kedalam kategori wilayah

yang berpotensi untuk menentukan lokasi rumah produksi.

b. Pemasaran

Berdasar faktor pemasaran atau potensi pasar selai, pertimbangan

penentuan lokasi melihat bagaimana keadaan pasar di daerah dekat pabrik

produksi maupun lokasi pasar yang dituju. Apakah produk kami dapat

memasuki pasar yang ada, dan bagaimana keadaan produk sejenis di

pasar tersebut. Cara melihat data pasar dapat melalui survey pasar dan

melalui data sekunder yaitu melihat hasil penjualan atau harga yang

berlaku pada website www.disperindag.go.id. Data-data ini juga bisa

ditambah dengan data hasil kuesioner pada bab sebelumnya yang

menampilkan tingkat konsumsi masyarakat Malang terhadap selai dan

bagaimana responnya akan inovasi produk selai yaitu JAM KARET. Kaitan

adanya pasar terhadap penentuan lokasi rumah produksi adalah untuk

mempermudah proses pemasaran atau promosi produk karena hal ini

dapat menambah biaya promosi dan ongkos transportasi dalam proses

promosi tersebut. Sehingga akan lebih baik jika pertimbangan pasar dapat

menjadikan penentuan lokasi rumah produksi menjadi lebih strategis dan

ekonomis.

c. Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan ketersediaan

tenaga kerja dapat mempengaruhi penentuan lokasi. Jumlah tenaga kerja

yang dibutuhkan terdiri dari tenaga kerja proyek dan tenaga kerja produksi.

Tenaga kerja proyek dibagi lagi berdasarkan keahliannya seperti bagian

administrasi atau keuangan, bagian gudang, dan bagian produksi. Tenaga

kerja proyek bertugas menyiapkan proyek-proyek selanjutnya yang

berhubungan dengan tujuan umum perusahaan dan melakukan

Page 47: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

pengawasan terhadap hubungan luar perusahaan dan dalam perusahaan.

Tenaga kerja ini harus memiliki kualifikasi khusus dalam pekerjaannya di

perusahaan ini. Selanjutnya tenaga kerja produksi adalah tenaga kerja

yang terjun langsung dalam rangkaian proses produksi dan langsung

berhubungan dengan produk. Tidak perlu memiliki keahlian khusus karena

tenaga kerja produksi cukup untuk dilatih dalam beberapa waktu untuk

memahami tugasnya di tempat produksi, sehingga untuk kebutuhan

recruitment tidak terlalu sulit persiapannya.

Faktor tenaga kerja produksi ini justru menjadi perhatian khusus

pemilik usaha dalam hal pemberian imbalan pekerjaan mereka yang sesuai

UMR (Upah Minimum Rakyat) dengan nilai yang cukup rendah. Sehingga

dapat mengurangi jumlah pengeluaran perusahaan dalam hal pembagian

gaji karyawan. Berdasarkan hal tersebut, sehingga perlunya pertimbangan

pemilihan lokasi Pabrik produksi yang dekat dengan ketersediaan tenaga

kerja yang cukup dengan UMR yang rendah dan memiliki kemamuan untuk

belajar. Dalam hal ini, ketiga pertimbangan lokasi akan kami nilai

berdasarkan bobot secara subjektif terhadap jumlah ketersediaan tenaga

kerja dan tingkat UMR-nya.

d. Iklim dan Daerah Gempa

Berdasarkan iklim dan daerah gempa, pertimbangan yang kami

pikirkan pertama-tama adalah topografi daerah tersebut. Produksi selai

membutuhkan lokasi dengan iklim yang sedang, tidak terlalu panas dan

tidak terlalu dingin. Kemudian jika dilihat dari tingkat intensitas gempa, kami

memilih yang potensi gempanya rendah yaitu disekitar daerah yang

dataran tinggi namun tidak rawan gempa dan longsor. Serta menjauhi

daerah pantai untuk mencegah adanya abrasi dan tsunami.

Selain keempat faktor utama diatas, terdapat faktor penunjang lain dalam

pemilihan lokasi rumah produksi, antara lain ketersediaan tenaga listrik pada

ketiga daerah tersebut sudah tersedia listrik yang cukup. Kemudian ketersediaan

air minum untuk proses produksi dan air pendingin juga cukup memadai karena

termasuk daerah dataran tinggi. Selanjutnya pengelolaan limbah, sebisa

mungkin kami melakukan proses daur ulang terhadap limbah yang ada menjadi

produk yang dapat bermanfaat bagi kami sebagai produsen maupun masyarakat

sekitar. Kemudian faktor perluasan dan pengembangan berakibat terhadap tata

letak fasilitas perusahaan dan luas daerah perusahaan. Perlu adanya pengkajian

khusus mengenai rencana perluasan tempat produksi dan pengembangan

terhadap mesin-mesin dan peralatan yang dipakai. Selanjutnya perlu

mempertimbangkan biaya angkutan dalam hal ini adalah material handling dari

Page 48: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

suatu proses produksi. Biaya angkutan perlu diminimasi untuk memperkecil

ongkos pengeluaran dengan cara memperkecil jarak perpindahan barang antar

mesin. Kemudian kemudahan transportasi terhadap penerimaan bahan baku dan

pengiriman produk jadi ke pasar yang dituju perlu tahu jaraknya, bagaimana

keadaan jalannya, dan bagaimana rute perjalanannya.

4.5.2 Analisis Pemilihan Lokasi

Dalam pemilihan lokasi, diperlukan sebuah metode pemilihan lokasi

dimana dalam metode ini akan memberikan keuntungan dan kualitas dalam

lokasi mana yang baik untuk didirikannya perusahaan. Adapun metode pemilihan

lokasi, yaitu (Anonim, 2009):

1. Factor Rating

Factor rating adalah suatu pendekatan umum yang berguna untuk

mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.

Prosedur penyusunan factor rating adalah sebagai berikut:

a. Tentukan faktor-faktor yang relevan dan ikut sertakan dalam analisis

meskipun mempunyai nilai sama untuk berbagai alternatif

b. Berikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan tingkat kepentingan

terhadap faktir lainnya.

c. Tentukan skala penilaian terhadap semua faktor.

d. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi.

e. Kalikan bobot dengan nilai untuk setiap faktor, dan jumlahkan untuk

setiap alternatif lokasi.

f. Pilihlah lokasi dengan total nilai tertimbang yang terbesar.

2. Nilai Ideal

Metode analisis nilai ideal ini serupa dengan metode factor rating.

Bedanya hanya bobot menunjukkan nilai ideal untuk setiap faktor. Cara ini lebih

sederhana, karena nilai maksimum setiap faktor sama dengan nilai idealnya.

3. Niali ekonomi

Metode Analisis Ekonomi menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif secara bersama-sama untuk mendapatkan penilaian yang lebih

lengkap. Penilaian kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan total biaya

operasi dari masing-masingalternatif lokasi, sedangkan penilaian kualitatif

dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur

dengan rupiah dan dikonversi dengan angka. Dari penilaian kuantitatif dan

penilaian kualitatif ini akan terlihat mana yang mempunyai biaya operasi yang

terendah dan nilai faktor biaya yang tertinggi.

4. Analisis Volume biaya

Metode analisis volume-biaya menekankan pada faktor biaya dalam

memilih suatu lokasi yaitu dengan membandingkan total biaya produksi dari

berbagai alternatif lokasi. Lokasi dengan total biaya produksi yang terendah

untuk suatu volume produksi tertentu merupakan lokasi yang dipilih. Metode ini

menggunakan asumsi biaya tetap dianggap konstan untuk jarak tingkat volume

tertentu, biaya variabel dianggap linier, tingkat produksi yang dikehendaki

diketahui dan hanya berlaku untuk satu jenis produk.

Page 49: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Analisis pemilihan lokasi yang kami gunakan adalah metode kualitatif

dimana diperlukan orang untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

pemilihan lokasi yang telah ditentukan. Metode ini bersifat subjektif. Orang-orang

tersebut disebut panelis yang dipilih dengan kriteria yang cukup ketat untuk

meminimasi subjektifitas hasil keputusan atau rekomendasi. Saat ini terpilih tiga

lokasi yaitu : Batu, Singosari, dan Gresik. Ketiga lokasi tersebut perlu dinilai

mengenai potensi bahan baku, akses pasar, tenaga kerja, kemudahan

transportasi, tingkat UMR dan ketersediaan utilitas. Penilaian lokasi tersebut

dilakukan oleh beberapa 3 panelis yang dipilih secara acak dimana tempat

tinggal mereka mempunyai jarak yang cukup dekat dengan ketiga lokasi tersebut

sehingga dapat mewakili subjektifitas dari penilaian lokasi proses produksi.

Berdasarkan hasil penilaian panelis yang biasa dinamakan rata-rata geometris

didapatkan hasil skor tiap lokasi terhadap beberapa faktor ditampilkan pada tabel

berikut:

Tabel 9. Hasil Analisis Lokasi

N

o. Faktor

Bob

ot

Batu Gresik Singosari

Sko

r

Bobo

t

Sko

r

Bobo

t

Sko

r

Bobo

t

1 Ketersediaan Bahan

Baku

0.3 7 2.1 7 2.1 8 2.4

2 Akses Pasar 0.1 4 0.4 6 0.6 6 0.6

3 Ketersediaan Tenaga

Kerja

0.05 7 0.35 7 0.35 6 0.3

4 Kemudahan

Transportasi

0.2 6 1.2 5 1 5 1

5 Tingkat UMR 0.15 2 0.3 4 0.6 4 0.6

6 Ketersediaan utilitas 0.2 8 1.6 6 1.2 7 1.4

Total 1.00 5.95 5.85 6.3

Page 50: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Berdasarkan metode kualitatif diatas, maka didapatkan nilai paliing tinggi

yaitu pada lokasi Singosari. Hal ini berarti, pemilihan lokasi rumah produksi

ditetapkan di Kabupaten Singosari, Malang, Jawa Timur dengan nilai tertinggi

yaitu 6,3.

4.5.3 Penentuan Lokasi

4.5.4 Tipe Tata Letak

Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan

informasi di dalam dan antar wilayah. Beberapa pendekatan dalam tata letak adalah

sebagai berikut:

1. Tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi persyaratan tata letak untuk

proyek yang besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal

laut dan gedung.

2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi

dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi.

3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan, dan ruangan guna

melancarkan aliran informasi.

4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas

perilaku pelanggan.

5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan

sistem penanganan bahan.

6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan

mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:

1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang

akan digunakan

2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang

3. Lingkungan hidup dan estetika

4. Aliran informasi

5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda.

Penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa jumlah mesin dan

peralatan serta area kerja yang dibutuhkan dalam proses operasi. Terdapat empat

macam tipe layout secara garis besar, yaitu tata letak fasilitas pabrik berdasarkan

proses (process layout), tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran produk

(product layout), tata letak fasilitas pabrik berdasarkan posisi tetap (fixed layout),

dan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan kelompok. Pada prakteknya keempat tipe

tersebut tidak murni diterapkan, akan tetapi berdasarkan kombinasi yang

menguntungkan.

Pada perusahaan Jam Karet ini menggunakan tipe layout produk, yang

sering juga disebut dengan istilah line layout. Pengaturan tata letak fasilitas

produksi berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering digunakan

pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production), dengan

tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.

Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain hingga

produk selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi pemindahan

Page 51: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

bahan dan memudahkan pengawasan. Layout produk adalah karakteristik

yang cocok untuk proses manufacturing yang terus menerus.

Kekurangan dan kelebihan dari tipe layout ini adalah sebagai berikut

(Subagyo, 2007)

NO KELEBIHAN KEKURANGAN

1. Aliran material yang sederhana

dan langsung

Kerusakan pada sebuah mesin dapat

menghentikan proses produksi

2. Persediaan barang dalam proses

yang rendah

Perubahan desain produk dapat

mengakibatkan tidak efektifnya tata

letak yang bersangkutan

3. Total waktu produksi yang rendah Biasanya memerlukan investasi mesin

/ peralatan yang besar

4.

Tidak memerlukan skill tenaga

kerja yang

tinggi

Sifat pekerjaannya monoton,

sehingga dapat menyebabkan

kebosanan

5. Pengawasan produksi yang mudah

6.

Dapat menggunakan mesin khusus

atau

otomatis

7.

Dapat menggunakan ban berjalan

karena aliran

material sudah ditentukan

4.6.2 Pola Aliran Bahan

Pola aliran yang digunakan pada perusahaan Jam Karet ini adalah pola aliran

zig zag atau Serpentine. .Pola ini biasanya digunakan bila aliran proses produksi

lebih panjang daripada luas area.pada pola ini, arah aliran diarahkan membelok

sehingga menambah panjang garis aliran yang ada. Pola ini digunakkan untuuk

mengatasi keterbatasan area. Dengan penggunaan pola ini, maka bagian

penerimaan bahan baku dan bagian pendistribusian produk jadi dilakukan pada

gudang yang berbeda.

Gb. Pola aliran zig zag

Page 52: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB V

MANJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

5.1 Struktur Organisasi

Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan selai Jam

Karet adalah tipe struktur organisasi lini staff. Tipe struktur organisasi lini staff

merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi staff, asas komando

dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff,

dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data

informasi yang dibutuhkan. Ciri-ciri organisasi lini staff adalah hubungan atasan

dan bawahan tidak secara langsung. Direktur atau pucuk pimpinan hanya satu

orang dengan dibantu oleh staff. Ciri-ciri berikutnya adalah terdapat dua

kelompok wewenang yaitu lini dan staff. Organisasi dengan tipe staff biasa

diterapkan di perusahaan dengan jumlah karyawan yang relative banyak dan

organisasi tergolong besar (Robbins, 2008).

Tipe struktur organisasi lini staff dipilih karena, tipe tersebut

memungkinkan terhadap bentuk badan hukum peruasahaan yang berupa CV.

Bentuk badan hukum usaha berupa CV yang tidak terlalu besar memungkinkan

struktur organisasi ini dipilih karena struktur organisasi tersebut memiliki

kelebihan yaitu fleksibel sehingga dapat diterapkan dalam usaha kecil,

menengah ataupun usaha yang sudah besar. Adanya satu komando dalam

struktur organisasi tersebut juga memudahkan dalam pengambilan keputusan

dan tindakan. Pengambilan keputusan tetap ditentukan oleh pemimpin tertinggi

yaitu direktur dengan masukan dan saran yang diberikan oleh kepala kepala

bagian dan staff. Pembagian kerja yang jelas antara direktur, kepala bagian dan

staff dalam tiap- tiap bagian menjadi alas an mengapa diilihnya tipe organisasi

ini. Berikut adalah bagan struktur organisasi perusahaan selai Jam Karet.

DIREKTUR

BAGIAN ADMINISTRASI

DAN KEUANGAN

BAGIAN PRODUKSI

BAGIAN PEMASARAN

BAGIAN PSDM

STAFF

KEUANGAN

STAFF

PRODUKSI

STAFF

PEMASARANSTAFF

PSDMSTAFF

ADMINISTRASI

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Page 53: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Job description dari tiap-tiap bagian adalah sebagai beikut :

1. Direktur

Direktur adalah orang yang bertanggung jawab penuh secara

keseluruhan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan

perusahaan sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

Direktur bertugas memimpin perusahaan yang dikelolanya, mengembangkan

serta memajukan perusahaan, membuat rencana jangka pendek maupun

rencana jangka panjang. Direktur juga mengkoordinasi seluruh kepala bagian

beserta bawahannya serta melakukan kerjasama dengan berbagai pihak di

berbagai daerah pemasaran.

2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan

Administrasi adalah bagian yang bertugas untuk membantu kinerja

dari direktur perusahaan. Administrasi bertugas dalam pembuatan surat surat

yang digunakan dalam kepentingan untuk bekerjasama dengan pihak lain.

Melakukan perekapan data masuknya bahan baku dan bahan pembantu.

Merekap data jumlah produk yang dihasilkan setiap hari. Mengelola

dokumen-dokumen penting perusahaan. Bagian keuangan bertugas

mengatur jalannya keuangan pada perusahaan tersebut. Mencatat dan

mengawasi keluar masuknya uang di perusahaan yang dipergunakan untuk

kepentingan perusahaan, baik untuk keperluan produksi maupun untuk gaji

karyawan. Serta membuat pembukuan untuk kemudian dilaporkan pada

pimpinan perusahaan. Selain itu juga melakukan perencanaan pengeluaran

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan. Bagian

keuangan juga bertanggung jawab terhadap jalannya semua keuangan yang

ada dalam perusahaan baik yang diperolah dari penjualan maupun keuangan

yang berhubungan dengan pembayaran bahan baku.

3. Kepala Bagian Produksi

Bagian produksi adalah bagian yang bertanggung jawab penuh pada

jalannya operasi produksi pada suatu peruasahaan, apabila bagian ini terjadi

kesalahan ataupun kemacetan kerja maka bagian- bagian lain akan

terganggu kinerjanya. Bagian produksi berhubungan langsung dengan

keluaran dari perusahaan berupa produk sehingga dalam perencanaannya

membutuhkan kerjasama yang baik dengan bagian- bagian yang lain.

Merumuskan pembelian bahan baku, penyimpanannya. Menentukan kapan

harus melaksanakan produksi. Menentuka kapasitas produksi pada periode

tertentu.

4. Kepala Bagian Pemasaran

Pemasaran adalah bertanggung jawab untuk melakukan promosi,

pendistribusian produk, dan mencari konsumen baru. Pemasran juga harus

melakukan pengecekan kepada agen mengenai kedatangan produk setelah

pengiriman. Bagian ini dituntut untuk bias meramalkan permintaan dari

konsumen serta merumuskan target penjualan. Merumuskan standar harga

jual yang sesuai dengan berkordinasi dengan baik produksi ataupun dengan

bagian lain yang terkait. Pemasaran memiliki fungsi tidak hanya didalam

memuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan, tetapi juga bertanggung

Page 54: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

jawab dalam membina hubungan baik dengan konsumen sehingga perilaku

dan perubahan konsumen dapat diamati dengan baik.

5. Kapala Bagian PSDM

Bagian PSDM adalah bagian yang bertanggung jawab dengan

ketenagakerjaan mulai dari perekrutan, pelatihan, penggajian, penaikan dan

penurunan pangkat, penilaian prestasi kerja, hingga usulan pemberhentian

kerja. Bagian PSDM juga bertugas dalam memberikan saran konsultasi bagi

karyawan yang mengalami kesulitan atau keluhan dalam pekerjaannya.

5.2 Jumlah Sumberdaya Manusia yang Dibutuhkan

a. Tenaga Kerja Tidak Langsung

No Jabatan Tenaga Kerja

1 Direktur 1

2 Kepala Bagian Pemasaran 1

3 Kepala Bagian Produksi 1

4 Kepala Bagian PSDM 1

5 Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan 1

6 Staff Bagian Pemasran 5

7 Staff Bagian PSDM 5

8 Staff Bagian Administrasi 3

9 Staff Bagian Keuangan 3

10 Staff Bagian Produksi 4

Total 25

b. Tenaga Kerja Langsung

No Bagian (Operasi) Σ Jumlah Operator

(Orang)

1 Sortasi 1

2 Pengupasan 2

3 Pencucian 1

4 Perebusan 1

5 Penggilingan 1

6 Pencampuran 1

7 Pengemasan Primer 1

8 Pengemasan Sekunder 2

9 Pengemasan Tersier 2

Total 12

Kualifikasi yang diperlukan untuk tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak

langsung adalah sebagai berikut:

a. Direktur

Spesifikasi direktur perusahaan adalah memiliki jenjang karir

selama 7 tahun dan minimal pernah menjabat menjadi manajer. Jenjang

pendidikan S2, diutamakan untuk jurusan manajemen, hukum, dan teknik.

Page 55: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik. Mampu memimpin

dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan

b. Bagian Administrasi dan Keuangan

Spesifikasi yang dibutuhkan adalah pendidikan minimal S1

diutamakan untuk jurusan manajemen atau administrasi perkantoran.

Jenis kelamin diutamakan untuk wanita. Berpenampilan menarik.

Pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang yang sama. Mampu

menguasai bagian- bagian administrasi dengan baik. Mampu

menggoperasikan computer. Administrator dapat bekerja dibawah

tekanan, teliti dan cermat serta cekatan. Spesifikasi untuk bagian

keuangan yaitu jenjang pendidikan S1 diuatamakan untuk jurusan

ekonomi dan bisnis, akutansi.. Memiliki jenjang karir selama 2 tahun

dalam bidang yang sama. Mampu mengoperasikan computer. Mampu

berkomunikasi dengan baik. Memiliki penampilan yang menarik. Mampu

bekerja dibawah tekanan, teliti, cermat dan cekatan.

c. Bagian Produksi

Job spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi kepala bagian

roduksi yaitu jenjang pendidikan S1 teknik industry dan teknologi industry

peranian. Memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun. Dapat

mengoperasikan mesin dan alat yang digunakan dalam proses produksi.

Mampu memajemen dan mengwasi jalannya produksi dengan baik.

Memahami system keselamatan dan kesehatan kerja.Tidak buta warna

dan tidak cacat fisik. Mampu bekerjasama dengan baik.

d. Bagian Pemasaran

Spesifikasi yang dibutuhkan untuk bagian pemasaran yaitu

pendidikan minimal S1 untuk jurusan manajemen, teknik industry dan

teknologi industry pertanian. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang

yang sama minimal 2 tahun. Mampu mengoperasikan computer. Mampu

bekerja di lapang dan memiliki daya komunikasi yang baik untuk

mempengaruhi konsumen. Dapat bekerja dibawah tantangan dan target.

e. Bagian PSDM

Kualifikasi yang dibutuhkan dalam bidang ini yaitu S1 psikologi,

manajemen, hukum dan teknologi industry pertanian. Memiliki

pengalaman kerja selama 2 tahun dalam bidang yang sama. Mampu

berkomunikasi dengan baik. Mampu membaca sifat dan tingkah laku

karyawan. Tidak buta warna dan cacat fisik serta mampu berkerjasama

dengan tim.

f. Operator

Kulifikasi yang diperlukan yaitu bisa megoperasikan mesin dan

peralatan dengan baik. Bekerja dengan cekatan dan teliti. Mampu

bekerjasama dalam tim dan berkomunikasi dengan baik.

Page 56: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB VI

ASPEK LEGAL YURIDIS

6.1 Bentuk Badan Usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor

produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi layanan kepada

masyarakat.Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan

hukum.Disebut kesatuan ekonomis karena faktor-faktor produksi badan usaha

terdiri atas sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja dikombinasikan untuk

mendapat laba atau member layanan kepada masyarakat (Anonim1, 2014).

Sedangkan menurut Hernawan (2013), terdapat beberapa macam bentuk badan

usaha seperti: Perusahaan Perseorangan, Firma (fa), Perseroan Komanditer

(CV) Commanditaire Vennootschap, Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.

Bentuk badan usaha dari produksi pembuatan JAM KARET adalah

berupa CV (perusahaan komanditer). Bentuk badan usaha tersebut dipilih karena

usaha ini didirikan oleh beberpa orang yang memberikan dana miliknya masing-

masing dalam jumlah yang tidak sama satu sama lain. Dana tersebut nantinya

digunakan untuk menjalankan usaha ini.Dalam menjalankan usaha ini, terdpat

dua bagian yaitu bagian yang mengelola perusahaan dan bagian yang hanya

menanamkan modalnya untuk jalannya usaha.Sehingga orang-orang yang

terlibat dalam pendirian usaha dapat menentukan pilihannya untuk berperan

secara aktif maupun pasif dalam menjalankan usaha tersebut.

Kelebihan dari bentuk badan usaha CV adalah prosedur pendiriannya

relatif mudah, modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak karena didirikan oleh

banyak pihak, kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar, kemampuan

manajemen lebih luas, struktur organisasi tidak terlalu rumit, dan kemampuan

untuk berkembang lebih besar. Sedangkan kelemahannya adalah sebagian

anggoa memiliki tanggung jawab tidak terbatas, kelangsungan hidup perusahaan

tidak terjamin, sulit untuk mengambil investasi, dan apabila perusahaan merugi

atau berhutang maka semua sekutu bertanggung jawab secara bersama-sama

(Anonim1, 2014).

Dari kelebihan dan kelemahan CV bila dihubungkan dengan usaha kami,

dari segi kelebihan usaha kami termasuk usaha yang berukuran sedang

sehingga prosedur pendiriannya relatif mudah.Selain itu karena usaha JAM

KARET masih berukuran sedang, maka apabila ingin mengajukan pengkreditan

tidaklah rumit.Apabila usaha kami ingin mengembangkan usaha, maka

peluangnya cukup besar.Sedangkan dari segi kelemahan yaitu memicu

produsen beserta karyawan untuk bekerja lebih keras agar usahanya tidak

menurun atau bangkrut.Karena jika bangkrut yang menanggung tidak hanya satu

orang, tapi beberapa orang pendiri perusahaan, juga berdampak pada pegawai

dan karyawan.

6.2 Legalitas Perushaan

Dalam pendirian usaha, tentu saja terdapat ketentuan ataupun

persyaratan yang harus di penuhi agar usaha tersebut dapat di jalankan. Dalam

Page 57: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

usaha JAM KARET ini, terdapat beberapa macam ketentuan-ketentuan

pemerintah/legalitas perusahaan yang harus dipenuhi antara lain:

a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Persyaratan Administrasi :

Formulir isian (diisi lengkap).

Foto copy akta pendirian perusahaan.

Pengesahan akta dari pengadilan negeri (PN).

Domisili/alamat perusahaan.

Foto copy NPWP.

Foto copy SIUP/izin teknis lainnya.

Foto copy KTP penanggung jawab dan sekutu komanditer lainnya.

Foto copy KTP penanggung jawab koperasi.

Prosedur pendaftaran :

Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang

ditetapkan oleh menteri di kantor tempat pendaftaran perusahaan atau

biasanya dinas perindustrian atau perdagangan

Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran

persahaan, yaitu :

- Di tempat kedudukan kantor perusahaan

- Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu

perusahaan, atau kantor anak perusahaan;

- Di tempat keudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan

yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.

Jika karena suatu hal, perusahaan tidak dapat didaftarkan di tempat-

tempat tersebut, pendaftaran dilakukan dikantor pendaftaran

perusahaan di Ibu Kota Provinsi tempat kedudukanya.

Perusahaan yang disahkan pendaftarannya dalam daftar perusahaan

diberikan tanda daftar perusahaan yang berlaku untuk jangka waktu lima

tahun sejak tanggal dikeluarkannya dan yang wajib diperbaharui

sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum tanggal berlakunya berakhir.

b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

Persyaratan

Foto copy Akta Notaris Pendirian Perusahaan/Akta Notaris yang telah

didaftarkan pada Pengadilan Negeri.

Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik atau Pengurus atau

Penanggung Jawab Perusahaan.

Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha

Perusahaan.

Foto Pemilik atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan

ukuran 3x4 cm (2 lembar).

SP-SIUP baru atau perubahan harus ditandatangani oleh Pemilik

atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan Perdagangan di

atas meterai.

Page 58: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib

melampirkan surat kuasa yang bermeterai dan ditandatangani oleh

Pemilik atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan

Perdagangan.

Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-SIUP

dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, Pejabat

Penerbit SIUP menerbitkan SIUP dengan menggunakan Formulir

sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan ini, dengan ketentuan

sebagai berikut :

1. warna putih untuk SIUP Kecil

2. warna biru untuk SIUP Menengah

3. warna kuning untuk SIUP Besar

c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan

sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk

bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha

hulu minyak dan gas bumi yang berorientasi pada profit (profit

oriented) berupa :

- foto copy akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan

bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan

penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;

- foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus,

atau foto copy paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari

Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau

Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga

Negara Asing; dan

- fotocopy dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan

oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat

kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-

kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik

dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.

Untuk Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non-

profit oriented) dokumen yang dipersyaratkan hanya berupa: foto

copy e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan surat

keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga (RT)/ Rukun

Warga (RW).

Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan

sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja

sama operasi (Joint Operation), berupa :

- Foto copy Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk

kerja sama operasi (Joint Operation);

- Foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing

anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang

diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;

Page 59: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

- Foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah

satu pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi

(Joint Operation), atau foto copy paspor dan surat keterangan

tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-

kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung

jawab adalah Warga Negara Asing; dan,

- Foto copy dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang

diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan

tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah

sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

-

6.3 Identitas Pelaksana Usaha

Usaha yang dijalankan ini dipimpin oleh Ardi Bagas yang bertindak

sebagai direktur utama.Andriawan Arditama merupakan Warga Negara

Indonesia.Yang berlamat di Jl. Taman Borobudur no 95A Malang.Untuk

menunjang aktivitas keuangannya, digunakan BANK BNI dengan nomor

rekening 06704504545. Menurut catatan kepolisian yang diterbitkan dalam

SKCK dengan nomer: SKCK/YANMAS/ 573/IX/2014/POLSEK, tidak pernah

memiliki catatan atau keterlibatan dalam kegiatan kriminal apapun, yang

mengharuskan untuk berurusan dengan pihak yang berwajib. Selanjutnya

mengenai hubungan antar kepengurusan dalam usaha ini yaitu, satu sama lain

tidak memiliki hubungan kekeluargaan sehingga dapat dipastikan dalam

menjalankan usaha jauh dari tindakan nepotisme.

6.4 Lokasi (Tempat) Pelaksanaan Usaha

Pada perencanaan wilayah untuk pendirian usaha CV. JAM KARET ini,

bertempat di Jl. Sumber Sari No 16 B Batu Malang, Jawa Timur.Tempat

pelaksanaan usaha yang dipilih, telah dipertimbangkan dan disesuikan berdasar

faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi, serta disesuaikan dengan

rencana wilayah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Malang.Kawasan

ini merupakan kawasan perbelanjaan di Kota Malang dengan adanya tempat

pusat perbelanjaan seperti, MATOS (Malang Town Square), outlet – outlet dan

IndoMart serta Alfamart.

Untuk status kepemilikan tanah tempat berdirinya usaha merupakan milik

pribadi, dengan surat-surat lengkap terkait legalitas perusahaan yang didirikan.

Berikut contoh-contoh dokumen legalitas perusahaan:

Page 60: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Gambar 2.0: Sertifikat Hak Milik Gambar 2.1: Surat Izin Pendirian

Bangunan

Gambar 2.2: Tanda Daftar Perusahaan Gambar 2.3: Surat Izin Usaha

Perdagangan

Gambar 2.4: Nomor Pokok Wajib Pajak

Pada Gambar 2.0, sertifikat hak milik merupakan bukti kepemilikan tanah

yang paling kuat. Sertifikat Hak Milik (SHM) merupakan jenis sertifikat yang

pemiliknya memiliki hak penuh atas kepemilikan suatu lahan pada kawasan

dengan luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut.Status

Sertifikat Hak Milik juga tidak memiliki batasan waktu seperti pada Sertifikat hak

Guna Bangunan (Tabrani, 2014).

Untuk Gambar 2.1, sirat izin mendirikan bangunan yang diterbitkan oleh

Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota yang wajib dimiliki oleh pemohon

untuk mendirikan bangunan didalam wilayah administratif kota.Izin Mendirikan

Page 61: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Bangunan diberikan dengan tujuan agar penataan bangunan yang sesuai

dengan rencana tata ruang kota (Anonim2, 2013).

Pada Gambar 2.2, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan

resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang atau

peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib

didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang

(Anonim3, 2014).

Gambar 2.3, merupakan Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya

disebut SIUP adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha

perdagangan. Pejabat Penerbit SIUP adalah Kepala Dinas yang

bertanggungjawab di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau pejabat yang

bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau

pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan ini (Permendag, 2007).

Sedangkan pada Gambar 2.4, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah

nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib

Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.Sedangakan

Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

(Anonim4, 2012).

6.5 Waktu Dan Syarat Pelaksanaan Proyek

Waktu pelaksanaan proyek ini yaitu ketika semua persyaratan telah

terpenuhi yaitu, pada tanggal 11 November 2015. Tanggal itu dipilih sesuai

dengan target waktu yang telah ditentukan dalam menyelesaikan semua

persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pada proyek

inimembutuhkan dana tambahan untuk pengembangan usaha agar bisa lebih

besar. Sehingga dibutuhkan tambahan dana pinjaman yang bersumber dari

Bank. Berdasarkan peminjaman danatersebut dibutuhkan persyaratan yang

diminta antara lain copy identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur &

komisaris), copy NPWP (Nomor Pokok wajib pajak), copy SIUP (Surat Ijin Usaha

Perdagangan ), copy Akte Pendirian dan Anggaran Dasar Perusahaan beserta

perubahannya dari notari, dancopy TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Dokumen di

atas akan digunakan oleh bank untuk memeriksa keabsahan/ legalitas antara

apa yang tercantum di akte pendirian dengan bidang usahanya, segala surat

perizinannya dan kewajiban pajaknya terhadap negara.

Copy rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 3

bulan terakhir.Data keuangan lainnya, seperti neraca keuangan, laporan rugi

laba, catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.Dua

dokumen ini digunakan Bank untuk melakukan berbagai analisa keuangan

terhadap calon debiturnya. Kesanggupan debitur dalam membayar kembali

hutangnya akan dianalisa dari berbagai sisi, seperti kesanggupan dalam

membayar kembali hutang jangka pendek, kemampuan dan efektivitas

manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki, kemampuan dalam

mencetak laba, dan sebagainya. Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja/ Usaha

Page 62: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dan Kredit Multi Guna, jaminan yang diminta yaitu berupa tanah dan rumah

tinggal serta mesin-mesin.

Page 63: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB VII

ASPEK LINGKUNGAN

7.1 Jenis dan Karakteristik Limbah Industri

Berdasarkan proses produksi JAM KARET yang menggunakan dua

bahan baku berbeda, yaitu wortel dan ubi jalar ungu, namun dengan urutan

proses yang sama. Pertama, wortel disortir, diambil sesuai dengan syarat bahan

baku pembuatan JAM KARET, yaitu wortel dengan kondisi layak konsumsi (tidak

busuk dan berwarna cerah). Selanjutnya dilakukan pemgupasan secara manual

menggunakan pisau dan dicuci bersih.Kemudian dilakukan perebusan selama

10menit.Langkah selanjutnya, wortel dihaluskan menggunakan

blender.Selanjutnya dimasukkan pektin, asam sitrat, natrium benzoat, dan gula

beserta wortel yang sudah halus, semuanya dicampur menjadi satu hingga

mengental di dalam tangki perebusan.Jika sudah mengental, diamkan sebentar

hingga uap panasnya hilang.Kemudian selai dikemas kedalam cup plastik

dengan tutup plastik yang direkatkan menggunakan sealer. Selanjutnya cup

dilapisi dengan plastik kemudian dikemas ke dalam kemasan kardus. Untuk

bahan dasar ubi jalar ungu, dilakukan langkah-langkah yang sama dengan selai

bahan dasar wortel.

Dari Proses produksi tersebut dapat diketahui jenis dan karakteristik

limbah yang dihasilkan dari pembuatan selai atau JAM KARET. Dimana limbah

merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan yang

berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya. Limbah ini

dibagi menjadi 2 yaitu limbah domestic dan limbah non domestic

(Eckenfelder,W.2003).

Adapun jenis dan karakteristik limbah pada proses produksi JAM KARET

(Sugiaharto,2005) :

1. Limbah padat

Salah satu jenis limbah padat pada proses produksi JAM KARET yaitu

scrap (ampas selai berupa kulit ubi jalar ungu,wortel dan bahan lainnya).

Limbah padat memiliki ciri khas pada komposinya. Komponen terbesar

dalam limbah padat yaitu selulosa, disamping itu ada pula berupa

abu,hemiselulosa dan liqnin.

2. Limbah cair

Salah satu jenis limbah cair pada proses produksi JAM KARET yaitu

centrifuge waste dan claybath waste. Dimana limbah cair ini apabila

dibuang keperairan akan mengakibatkan perubahan sifat fisika, kimia dan

biologi sehingga akan merusak lingkungan. Oleh karena itu perusahaan

JAM KARET melakukan suatu perlakuan terhadap limbahnya sebelum

dibuang kebadan air, sehingga dapat mengurangi pencemaran limbah

cair PKS pada Badan air.

3. Limbah Gas

Limbah Gas berupa gas buangan uap air pada saat proses perebusan.

Page 64: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Sifat fisik dan kimia limbah berasal dari proses yang tidak sama karena

peralatan yang digunakan, jumlah dan volume air pada setiap proses berbeda.

Limbah ini penting diketahui untuk keperluan penanganan, pengolahan maupun

teknik manejemen lingkungan. Karakteristik air limbah industry proses produksi

JAM KARET yaitu (Bima ,P.D.H dan Junaidi,2006) :

1. Karakteristik Fisika

a. Total solid (TS) merupakan padatan didalam air yang terdiri dari

bahan organic maupun anorganik yang larut, mengendap atau

tersuspensi dalam air.

b. Total Suspended solid (TSS) merupakan jumlah berat dalam mg/l

kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami

penyaringan dengan membrane berukuran 0,45 mikron.

c. Warna, Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring

dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah

berubah dari yang abu– abu menjadi kehitaman.

d. Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat

organik maupun anorganik.

e. Temperatur Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan

efeknya terhadapreaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air

dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.

f. Bau Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi

materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau

sangat penting karena terkait denganmasalah estetika.

2. Karateristik Kimia

a. Biological Oxygen Demand (BOD) Menunjukkan jumlah oksigen

terlarutyang dibutuhkan oleh organismehidup untuk menguraikan

ataumengoksidasi bahan–bahan buangandi dalam air

b. Chemical Oxygen Demand (COD) Merupakan jumlah kebutuhan

oksigendalam air untuk proses reaksi secarakimia guna menguraikan

unsurpencemar yang ada. COD dinyatakandalam ppm (part per milion)

atau mlO2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).

c. Dissolved Oxygen (DO) adalah kadar oksigen terlarut yangdibutuhkan

untuk respirasi aerobmikroorganisme. DO di dalam air sangat

tergantung pada temperature dan salinitas

d. Ammonia (NH3) adalah penyebab iritasi dankorosi, meningkatkan

pertumbuhan

mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor

Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion

ammonium atau ammonia. tergantung pada pH larutan

e. Sulfida, Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan

dapatmengganggu proses pengolahanlimbah secara biologi

jikakonsentrasinya melebihi 200 mg/L.Gas H2S bersifat korosif

terhadap pipadan dapat merusak mesin

Page 65: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

f. Fenol, Fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan

gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan

ginjal danhati, serta dapat menimbulkankematian

g. Derajat keasaman (pH) , pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi

dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan

kehidupan mikroorganisme.Ph normal untuk kehidupan air adalah 6 –

8.

h. Logam Berat, Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat

toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang

mengandung logam berat.

3. Karakteristik Biologi

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama

air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.Parameter yang

biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung

dalam air limbah.

7.2 Penanganan Limbah Industri.

Adapun penanganan limbah di perusahaan ini, dilakukan sendiri oleh

pihak perusahaan, yakni bagian washing. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Jam

Karet berupa limbah padat, cair dan gas. Limbah padat yang dihasilkan antara

lain: kulit atau scrap dari wortel dan ubi jalar, cup bekas, dan plastik. Sementara

limbah cair yang dihasilkan adalah air bekas perendaman dan bekas cucian yang

digunakan selama proses produksi berlangsung.limbah gas yang dihasilkan

adalah limbah bekas pembakaran proses produksi selai jam karet.

Prinsip yang digunakan dalam pengolahan limbah di lakukan dengan

beberapa alternatif berikut ini :

a. Recycle

Recycle atau mendaur ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau

mendaur ulang.Sebagai contoh dengan proses Recycle perusahaan Jam

Karet ini memanfaatkan atau mendaur ulang limbah plastik menjadi cup

plastik. Dimana limbah tersebut dikumpulkan setiap harinya lalu disalurkan

kepada masyarakat sekitar untuk di daur ulang kembali menjadi produk cup

plastik yang baru.

b. Reduce

Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian.

dimana dalam proses Reduce yang diterapkan pada perusahaan Jam Karet

ini yaitu dengan mengurangi dan meminimasi pemakaian air sabun dari

proses pencucian bahan baku. Dimana pengurangan pemakaian air sabun in

akan dibuatkan bak tandon air untuk mengurangi pemakaian air dan supaya

tidak mencemari lingkungan.

c. Recovery

Recovery merupakan perolehan kembali komponen-komponen yang

bermanfaat pada limbah dengan cara fisika, kimia, biologi, thermal. Contoh

yang diterapkan pada perusahaan jam karet ini adalah dengan menggunakan

kembali atau merecover khrom pada limbah padat yaitu kulit atau scrap ubi

jalar dan wortel menjadi produk baru berupa manisan atau sejenisnya yang

Page 66: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

nantinya produk tersebut akan disalurkan kepada masyarakatuntuk meng

cover bahan tersebut menjadi produk baru.

d. Reuse

Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali

material atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh yang diterapkan

pada perusahaan Jam Karet ini adalah penggunaan kantong plastik yang

nantinya bisa diolah kembali menjadi kantong plastik yang baru. Sedangkan

Untuk penanganan limbah cair akanditampung dalam sebuah kolam

penampungan, lalu dikelola dan diproses kemudian akan dialirkan melalui

pipa yang nantinya limbah tersebut akan dialirkan ke kawasan industi.

7.3 Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup. AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan

negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam

memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan.

Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan

mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya,

dan kesehatan masyarakat. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak

lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian amdal, dampak negatif yang

timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian

juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih

besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka

rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana

kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan

pembangunannya (Kementrian Lingkungan Hidup, 2010).

Bentuk hasil kajian amdal berupa dokumen amdal yang terdiri dari tiga

dokumen, yaitu:

Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal)

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

7.3.1 Penyusunan Analisa Dampak Lingkungan Hidup

Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah dokumen yang berisi

telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan.

Dampak-dampak penting yang telah diindetifikasi di dalam dokumen KA-Andal

kemudian dikaji secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang

telah disepakati. Kajian ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak.

Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat

penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria

dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya

adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang

lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar

pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif

dan memaksimalkan dampak positif (Kementrian Lingkungan Hidup, 2010).

Page 67: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Beberapa indikator penyusunan ANDAL usaha selai Jam Karet

adalah:

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Manusia yang berpotensi akan terkena dampak adalah tenaga kerja

dan masyarakat sekitar tempat produksi. Tenaga kerja akan terdampak

pada kesehatan, Dampak yang terjadi seperti kecapekan, kram,

gangguan tulang belakang, dan lain – lain.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Limbah yang paling besar dihasilkan pada usaha selai jam karet

adalah limbah cair. Limbah cair ini akan dialirkan ke air sungai yang

mengalir di wilayah kedungkandang tempat usaha ini didirikan. Luasan

wilayah kedungkandang ini adalah 36,89 km2 namun luas dampak tidak

seluas itu karena limbah yang dihasilkan adalah limbah hasil cucian

peralatan dan bahan baku yang berupa ubi jalar ungu dan wortel. Bahan

baku ini tidak berbahaya sehingga tidak memberikan dampak yang

signifikan bagi masyarakat. Selain itu limbah tersebut nantinya akan

terurai oleh mikroba sehingga dampaknya tidak akan memberikan

pengaruh yang besar. Diperkirakan luasan wilayah limbah cairnya adalah

7 km2.

c. Lamanya dampak berlangsung

Lamanya dampak berlangsung hanya pada saat proses produksi.

Proses produksi terjadi selama 8 jam per hari dengan 5 hari dalam 1

minggu. Jadi limbah yang dihasilkan ketika proses tersebut sedang

berlangsung. Jika proses sudah selesai maka dampak idak akan terjadi.

d. Intensitas dampak

Limbah cair berasal dari proses pencucian alat dan bahan baku

yang digunakan. Limbah tersebut dalam sekali produksi dapat dihasikan

sampai kira-kira 10 liter perharinya jadi setiap harinya intensitas limbah

yang dihasilkan masih tergolong sedikit.

e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena

Komponen lain yang akan terkena dampak limbah ini adalah

komponen tanaman akibat dari adanya cemaran dari air limbah. Air

limbah yang meresap kedalam tanah akan memberian rembesan ait

tanah yang yang buruk. Tanaman akan mengambil air dari tanah untuk

digunakan sebagai proses pertumbuhan tanaman. Jika tanaman tersebut

mengambil air yang sudah tercemar maka pertumbuhan tanaman juga

akan terganggu.

f. Sifat kumulatif dampak

Produksi selai Jam Karet ini menghasilkan limbah padat cair dan

gas. Sifat kumulaif dampak ini nantinya akan memberikan dampak yang

dapat merugikan seperti limbah cair dalam jumlah yang banyak akan

mengurangi kualitas air dan susah untuk mendapatkan air bersih. Limbah

padat yang banyak akan memberikan struktur tanah yang tercemar

sehingga tanah lama-kelamaan akan terdegradasi dan limbah gas seperti

bau yang dihasilkan dari tumpukan sampah juga akan mengakibatkan

gangguan pernafasan. Selain itu dampak yang dialami oleh pekerja juga

Page 68: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

semakin berbaduktif.haya seperti kelelahan yang berkepanjangan juga

akan mengakibatkan kesehatan menurun sehingga tidak dapat bekerja

secara produktif.

g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi selai tidak terlalu

memberikan dampak yang buruk karena limbahnya hanya sedikit. Limbah

yang sedikit tersebut tidak bersifat berbalik, karena dampaknya tidak

terlalu membahayakan bagi lingkungan. Seperti limbah cair yang

dihasilkan tiap harinya hanya 10 liter dan tergolong limbah yang layak

dibuang karena berasal dari buangan hasil pencucian ubi jalar dan wortel.

7.3.2 Penyusunan RKL dan RPL

RKL bertujuan untuk memberikan pedoman bagi upaya pengelolaan

lingkungan kepada otoritas kegiatan pemrakarsa dan instansi terkait terhadap

aspek stabilitas lingkungan. Materi kajian dalam penyusunan RKL, meliputi:

Sumber dampak, Tolak ukur dampak, Tujuan pengelolaan lingkungan hidup,

Pengelolaan lingkungan hidup, Periode pengelolaan lingkungan hidup, Biaya

pengelolaan lingkungan hidup, Institusi pengelolaan lingkungan hidup

(Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, 2005).

Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan usaha pengelolaan

lingkungan hidup yang akan dilakukan oleh pemrakarsa. Upaya pengelolaan

lingkungan ini perlu dipantau agar didapatkan hasil pengelolaan yang optimal

seperti yang diharapkan. RPL ini mengacu pada dokumen ANDAL (Analisis

Dampak Lingkungan) dan dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)

yang telah dilakukan sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi terakhir di

lapangan(Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, 2005).

1. Faktor Lingkungan yang Diduga Terkena Dampak

Lingkungan biofisik yaitu lingkungan yang terdiri dari komponen

biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama

lain. Lingkungan ini dikatakan baik apabila interaksi antara keduanya

seimbang.Pada perusahaan selai Jam Karet digunakan bahan bahan

alami berupa ubi jalar ungu dan wortel.Bahan- bahan tersebut berasal

dari alam dan apabila diolah menjadi selai limbahnya tidak

membahayakan bagi lingkungan sekitar baik secara biologi, fisik ataupun

kimia. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan ubi jalar ungu dan wortel

menjadi selai yaitu berupa scrap kulit ubi jalar ungu dan wortel yang dapat

dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik.

Dampak lingkungan secara kimia yaitu perubahan lingkungan

dikarenakan proses kimia atau biokimia. Dampak ini diakibatkan melalui

proses pencucian lat yang menghasilkan limbah cair. Walaupun secara

kandungan konsentrasi limbah tersebut tidak terlalu berbahaya tetap

harus ada penanganan untuk mengurangi dampak kimianya terhadap

lingkungan.

Dampak sosial ekonomi bagi lingkungan yaitu dengan adanya

usaha ini dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang

tinggal didaerah Arjowinangun kecamatan Kedungkandang Kabupaten

Page 69: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Malang. Dampak secara ekonomi dapat memperbaiki tingkat pendapatan

daerah serta tingkat pendapatan masyarakat.

2. Sumber Dampak

Sumber dampak dari adanya pengolahan selai pada perusahaan

ini yaitu para proses pencucian alat dan bahan baku. Apabila dilihat dari

dampaknya air imbah ini tidak berpengaruh signifikan terhadap

perubahan lingkungan baik secara fisik ataupun secara kimia. Limbah

selanjutnya yang menjadi sumber damapak adalah scrapkulit ubi jalar

ungu dan wortel yang apabila dibiarkan pada sembarang tempat akan

mengaggu pemandangan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

3. Tindakan yang akan Dilakukan

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan

menanggulangi dampak pengolahan selai ub jalar ungu dan wortel yaitu

dengan membuat tempat penampungan air pencucian alat dan pencucian

bahan. Air limbah tersebut dilakukan treatment agar aman untuk dibuang.

Pada penanggulangan limbah padat berupa scrap kuit ubi jalar dan wortel

yaitu dengan mengolah kuit tersebut menjadi pupuk organik.

4. Pemilihan Alternative

Bahan- bahan yang digunakan merupakan bahan utama daam

pembuatan selai sehingga tidak dapat dicari alternative pengganti untuk

menanggulangi dampak tersebut.Dampak yang ditimbulkan hanya bisa

dikurangi.Begitupun pada pencucian alat, pencucian alat dapat

menggunakan sabun atau bahan pembersih yang ramah lingkungan

sehingga dapat langsung dibuang ke lingkungan.

5. Biaya yang Diperlukan

Pada penanggulangan dampak pengolahan, diperlukan biaya

biaya untuk mencari alternative pengolahan limbah.Biaya pengolahan

limbah cair yaitu dibutuhkan biaya untuk mentreatmen limbah sehingga

aman untuk dibuang ke lingkungan.Biaya pengolahan limbah padat yaitu

dengan pengolahan menjadi pupuk.Hasil dari pupuk ini bisa

dikomersialkan sehingga dapat memberikan laba bagi perusahaan.

6. Organisasi yang Bertangung Jawab dan yang Terkait

Organisasi yang terkait dalam hal ini yaitu perusahaan itu sendiri.

Perusahaan memiliki tanggung jawab penuh terhadap dampak yang

dihasilkan oleh perusahaan terhadap lingkungan. Pengolahan yang baik

dari perusahaan akan memberikan rasa aman bagi masyarakat

disekitarnya demi kelangsungan usaha tersebut. Organisasi ainnya yang

juga terkait adalah pemerintah daerah, pemerintah daerah berhak untuk

mencabut izin usaha apabila perusahaan ini merugikan lingkungan dan

masyarakat.

Page 70: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB VIII

ASPEK EKONOMI FINANSIAL

8.1. Asumsi Dasar

Perusahaan selai jam karet dalam memproduksi selai memerlukan

asumsi dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan analisis finansial.

Asumsi dasar mencangkup umur proyek, suku bunga pinjaman yang berlaku,

kapasitas produksi, jumlah hari kerja produksi, harga yang berlaku, modal yang

digunakan, Mark Up, dan biaya overhead. Umur proyek dari selai jam karet

adalah 5 tahun. Hal ini dikarenakan karena umur proyek dapat ditentukan dari

umur ekonomis suatu aset. Umur aset berkisar antara 1 hingga 5 tahun sehingga

diputuskan bahwa umur proyek adalah 5 tahun.

Modal yang digunakan untuk membangun usaha ini adalah modal pribadi

dengan jumlah Rp. 600 juta. Modal pribadi berasal dari uang yang dimiliki oleh

masing-masing pendiri dengan tiap orang memberikan modal sebesar Rp.120

juta dengan tingkat suku bunga saat ini adalah 11%. Jumlah hari kerja yang

ditentukan adalah 20 hari dimana dalam seminggu terdapat 5 hari kerja.

Perusaaahan ini memproduksi selai dalam sehari sebanyak 92 kemasan cup,

jadi dalam sebulan mampu memproduksi 1840 kemasan. Kemasan tersebut

dikemas kedalam kardus dengan kapasitas 20 kemasan cup, sehingga dalam

satu bulan dapat dihasilkan 92 kardus dan dapat diketahui dalam setahun

mampu memproduksi sebanyak 1104 kardus sehingga kapasitas produksi selai

adalah 22080 kemasan per tahun.

Proyek pendirian selai jam karet digunakan harga yang berlaku pada

tahun 2014, sehingga pada analisis kelayakan financial harga mengikuti harga

selai ada tahun 2014 yaitu sekitar Rp.9000,-. Mark Up merupakan keuntungan

marjinal dari positioning produk. Produk selai jam karet adalah produk inovasi

produk yang telah ada jadi produk ini sebagai challenger dengan Mark Up

sebesar 25 %. Biaya overhead yang harus dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00

yang berasal dari biaya perizinan sebesar Rp 1.500.000,00 dan biaya

pemasaran sebesar Rp 1,000,000,00 guna melakukan promosi.

8.2. Kapasitas Produksi

Kapasitas Produksi adalah jumlah dan jenis output maksimum yang dapat

diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan oleh

kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti: kapasitas mesin, kapasitas tenaga

Page 71: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal. Rencana awal kapasitas

produksi selai jam karet adalah 92 kemasan dalam satu hari. Hal ini berdasarkan

pada peninjauan produk sejenis yakni selai yang mampu menjual produk

sebanyak kurang lebih 92 kemasan per harinya. Terdapat 3 skenario yang

digunakan untuk menentukan kapasitas produksi antara lain scenario optimis,

skenario moderat, dan skenario pesimis.

Tabel 1 skenario kapasitas produksi

Tahun

1 2 3 4 5

22.080 23.184 23.184 23.184 24.343

Tabel skenario kapasitas diatas terdapat informasi rencana kapasitas

produksi selama 5 tahun. Untuk kolom pertama yakni pada tahun pertama jumlah

kapasitas produksinya adalah 22.080. Hal ini berdasarkan pada peninjauan

produk sejenis yakni selai yang mampu menjual hingga jumlah kurang lebih

22.080 setahun. Kapasitas tersebut merupakan skenario pesimis, skenario

pesimis dibangun berdasarkan pada rencana tindakan yang normatif. Tindakan

normatif yang dilakukan adalah melihat kondisi penjualan produk sejenis.

Sedangkan pada kolom kelima jumlah kapasitasnya meningkat hingga 24.343,

kapasitas tersebut merupakan kapasitas optimis. Kapasitas optimis dilaksanakan

untuk mengerahkan penggunaan sumber daya yang ideal. Nilai kapasitas

tersebut diperoleh melalui asumsi bahwa permintaan produk terus meningkat.

Untuk tahun kedua, ketiga, dan keempat jumlah kapasitas produksinya adalah

23.184 buah. Ketiga kapasitas produksi tersebut tergolong dalam kapasitas

moderat. Kapasitas ini disusun berdasarkan kondisi penggunaan sumberdaya

yang optimal. Jumlah kapasitas ini ditentukan dengan menggunakan asumsi

bahwa permintaan terus meningkat.

8.3. Analisis Biaya

8.3.1. Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan penggunaan sejumlah besar dana untuk

menjalankan sejumlah besar dana untuk menjalankan proyek atau usaha baru.

Biaya investasi terdiri dari biaya untuk membeli sumberdaya berwujud (contoh :

Page 72: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

peralatan, bangunan) dan biaya untuk sumber daya tidak berwujud (contoh : izin)

(Suryani,2007).

Biaya investasi pada CV. Selai Sehat antara lain biaya bangunan, biaya

pemasangan instalasi, biaya peralatan dan mesin, serta biaya perlengkapan.

Total biaya pemasangan instalasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 15.000.000

yang terdiri dari biaya pemasangan listrik, dan biaya pemasangan air.

Sedangkan total biaya peralatan dan mesin yang harus dikeluarkan sebesar Rp

8,000.000 yang terdiri dari pembelian blender, mixer, gas furnace, tabung gas,

dan mesin sealer. Biaya perlengkapan yang harus dikeluarkan sebesar Rp

37.850.000 yang terdiri dari biaya pembelian kursi, meja, komputer, AC, Lemari,

loker, dan pickup. Total biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh CV. Selai

Sehat sebesar Rp 80.850.000,00.

Biaya reinvestasi antara lain biaya sewa, biaya mesin dan peralatan,

serta biaya perlengkapan. Total biaya reinvestasi pertahunnya berbeda karena

setiap barang memiliki waktu ekonomis yang berbeda. Pada tahun pertama yaitu

800.000,00; tahun kedua Rp 800.000 ; tahun ketiga Rp 33.800.000 ; tahun

keempat Rp 48.800.000,00 ; tahun kelima Rp 243.300.000,00

8.3.2. Biaya Produksi

Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam

menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan

keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Biaya produksi terdiri dari biaya

tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya produksi yang jumlah

totalnya tetap meskipun volume produksinya tetap. Sedangkan biaya tidak tetap

atau yang dikenal biaya variabel adalah biaya produksi yang jumlah totalnya

berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produksi

(Siregar,2013).

Biaya produksi pada CV. Selai Sehat meliputi biaya tetap, biaya tidak

tetap dan biaya overhead. Biaya tetap adalah biaya penyusutan dan

pemeliharaan mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang mengalami

penyusutan adalah blender, panci besar, mixer, gas furnace, tabung gas, dan

mesin sealer. Perlengkapan meliputi meja, kursi komputer, lemari, loker

karyawan, AC, pick up dan lampu. Biaya penyusutan mesin dan peralatan tiap

tahunnya adalah sama yaitu sebesar Rp.4,282,416.67 sedangkan biaya

pemeliharaan mesin dan peralatan sebesar Rp.60.340.000,-, jadi total biaya

Page 73: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

tetap adalah Rp.61,410,604.17. Biaya Produksi variabel adalah biaya yang

berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya variable dalam 1 tahun

sebesar Rp. Rp. 9,360,480.00.-. Biaya overhead meliputi biaya pemasaran dan

perijinan. Biaya pemasaran sebesar Rp. 1.000.000 dan biaya perijinan sebesar

1.500.000, jadi total biaya overhead adalah Rp. 2.500.000. Berdasarkan

perhitungan tersebut jumlah total biaya produksi keseluruhan adalah sebesar

Rp.149,753,980.

8.3.3. Harga Pokok dan Harga Jual Produk

Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual,

atau bisa dikatakan penghitungan HPP merupakan perbandingan antara seluruh

harga yang di keluarkan untuk mendapatkan barang yang di jual dengan hasil

dari barang-barang yang di jual/penjualan (Siregar,2013).

Harga pokok penjualan didapatkan dengan membagi biaya produksi

dengan jumlah produksi pertahun. Produk selai jam karet memiliki kapasitas

22.080 unit pertahun. Untuk menghasilkan kapasitas tersebut dibutuhkan biaya

sebesar Rp.149,743,980.83. Berdasarkan pernyataan bahwa HPP diperoleh dari

membagi biaya produksi dengan jumlah produksi pertahun maka Harga Pokok

Penjualan selai jam karet adalah Rp 6,782.34.

Harga jual yang tepat untuk selai jam karet dilakukan perhitungan mark

up terlebih dahulu. Dengan menggunakan positioning sebagai challenger maka

usaha selai menggunakan presentase sebesar 25%, sehingga didapatkan bahwa

harga jual selai adalah Rp 8,477.92-. Keuntungan yang diperoleh per unitnya

adalah Rp 1.695.58.

8.3.4. Prakiraan Laba Rugi

Usaha selai jam karet memiliki kapasitas maksimum sebesar 24.343 unit.

Kapasitas maksimum ini diperkirakan untuk tahun kelima. Kapasitas produksi

pada tahun pertama adalah 22.080 dan pada tahun kedua, ketiga dan keempat

merupakan kapasitas moderat yang nilainya tetap selama tiga tahun yaitu

23.184. Harga jual produk selai adalah Rp 8.477,92 dan hasil penjualan per

tahunnya mengalami peningkatan 5% pada tiap tahun karena penggunaan

sumber daya yang tiap tahun mengalami peningkatan jadi untuk terus

meningkatkan laba maka dilakukan dengan peningktan harga jual. Hasil

Page 74: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

penjualan bersih produk selai diperoleh dengan mengurangi hasil penjualan

dengan ppn sebesar 10%. Harga Pokok Penjualan selai jam karet adalah Rp.

8.477,92. Penentuan harga tersebut diperoleh dari membagi total biaya produksi

dengan kapasitas maksimum. Untuk memperoleh nilai total biaya produksi, HPP

dikalikan dengan kapasitas produksi. Setelah menghitung total biaya produksi

dan hasil penjualan maka akan didapat pendapatan bersih dari usaha selai jam

karet. Pendapatan bersih usaha selai jam karet. mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun, pada tahun pertama pendapatan bersih selai jam karet. adalah

Rp.187,192,476.04 tahun kedua Rp. 206,379,704.84 tahun ketiga Rp.

216,698,690.08 tahun keempat Rp. 227,533,624.58 dan tahun kelima Rp.

250,855,821.10. Nilai depresiasi usaha ini adalah Rp 4.282.416,67. Nilai

depresiasi digunakan untuk menentukan laba kotor dan net cash. Laba kotor

yang telah didapat digunakan untuk menghitung nilai PPh dengan presentase

sesuai dengan kriteria. Nilai EAT diperoleh dengan cara mengurangi total laba

kotor dengan depresiasi yaitu sebesar 12,993,147.84. Selanjutnya nilai EAT

ditambahkan dengan nilai depresiasi untuk memperoleh nilai net cash. Net cash

digunakan untuk menghitung NPV sebagai analisis kelayakan financial. Nilai net

cash pada tahun pertama adalah Rp. 17,275,564.51 tahun kedua Rp

32,817,219.83 tahun ketiga Rp. 41,175,597.88 tahun keempat Rp. 41,387,061.49

dan tahun kelima Rp. 59,191,348.60

8.3.5. Kriteria Investasi

Untuk melakukan analisis kelayakan financial dapat dilakukan dengan

menggunakan salah satu criteria investasi yang tersedia. Salah satu criteria

investasi yang sering digunakan untuk melakukan analisis kelayakan financial

adalah NPV. NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai

sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.

Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.

NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur

usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu (Kasmir, 2003).

Usaha selai jam karet akan dilakukan analisis kelayakan financial dengan

menggunakan kriteria investasi NPV. Untuk menghitung NPV , terlebih dahulu

dilakukan perhitungan net cash. Perhitungan net cash yang tersedia adalah 5

tahun. Faktor diskonto yang digunakan untuk menghitung NPV adalah 11%

sesuai dengan tingkat suku bunga bank yang berlaku. Nilai net cash dikalikan

dengan faktor diskonto sehingga diperoleh nilai discounted cash flow. Total dari

discounted cash flow disebut sebagai PV net cash. PV net cash usaha selai jam

karet adalah RP. 134,837,263.73. Nilai NPV diperoleh dengan mengurangi nilai

PV net cash dengan PV Initial. Nilai PV initial usaha Selai Jam Karet adalah Rp.

Page 75: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

416,053,980.83. Sehingga diperoleh NPV usaha selai jam karet adalah Rp.

281,216,717.11. Nilai NPV usaha ini negatif sehingga dapat dikatakan bahwa

usaha ini tidak layak untuk dijalankan.

Selain menggunakan NPV untuk mengetahui kelayakan suatu usaha

dapat menggunakan IRR. Metode IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga

yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang,

atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Caranya, dengan

menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan

suku bunga yang wajar (Kasmir, 2003).

Untuk melakukan perhitungan nilai IRR digunakan perhitungan NPV

sebelumnya yang telah dihitung. Apabila nilai NPV yang diperoleh adalah positif

maka proses selanjutnya untuk memperoleh nilai IRR adalah mencari nilai NPV

negatif. Pada usaha selai jam karet nilai NPV yang memiliki bunga diskonto 11%

adalah positif, oleh karena itu dicari nilai NPV yang bernilai negatif dengan cara

menaikan bunga diskonto. Bunga diskonto yang mampu membuat nilai NPV

bernilai negative adalah 0,1%. Sehingga setelah dilakukan perhitungan

menggunakan rumus IRR maka diperoleh nilai IRR sebesar 12%. Karena

nilainya berada diatas bunga bank yang berlaku (11%) maka dapat dikatakan

bahwa usaha ini layak.

8.3.6 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui

akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja

sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis

sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut

dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya(Kasmir, 2003).

Perubahan biaya operasi dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha.

Pada analisis sensitivitas ini dilakukan perubahan biaya bahan baku wortel, ubi

jalar dan gula. Ketiga bahan tersebut mengalami kenaikan 25%. Wortel harga

awalnya adalah Rp 9.000,00 menjadi Rp 11.250,00, ubi jalar ungu dari harga Rp

8.000,00 menjadi Rp 10.000,00 dan gula dari harga awal Rp.10.000,00 menjadi

Rp.12.500,00 Berdasarkan perubahan tersebut nilai IRR yang awalnya adalah

11% menjadi 11%. Walaupun nilai IRR tetap namun masih diatas nilai bunga

maka usaha ini tetap layak meskipun harga naik 25%.

Perhitungan analisis sensitivitas selain dengan kenaikan harga juga

dihitung dengan penurunan harga sebesar 25%. Penurunan harga terjadi pada

harga wortel, ubi jalar ungu dan gula. Wortel harga awalnya adalah Rp 9.000,00

menjadi Rp 6750,00 ubi jalar ungu dari harga Rp 8.000,00 menjadi Rp 6000,00

dan gula dari harga awal Rp.10.000,00 menjadi Rp.7500,00 Berdasarkan

perubahan tersebut nilai IRR yang awalnya adalah 11% tetap 11%. Nilai IRR

Page 76: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

menjadi naik maka dapat disimpulkan bahwa jika terjadi penurunan sebesar 25%

usaha selai jam karet masih tetap layak dijalankan.

Page 77: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

BAB IX

MEMULAI USAHA

9.1 Ruang Lingkup Proyek

Ruang lingkup proyek yang dilakukan oleh CV. Selai sehat dengan

produk berupa selai jam karet merupakan proyek pengembangan selai, dimana

pengertian dari pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai

dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan

aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi

yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi

proyek pengembangan produk adalah pemasaran, perancangan dan

manufaktur. Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya

melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :

1. Perencanaan Produk

Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena

kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran

pengembangan produk aktual. Pada tahap ini, produsen mulai

memunculkan ide untuk membuat selai jam karet.

2. Pengembangan Konsep

Pada Tahapan pengembangan konsep, produsen mulai melihat

bagaimana kebutuhan pasar dan minat pasar akan produk selai.

Berdasarkan analisis pasar yang dilakukan diketahui bahwa permintaan

konsumen terhadap produk selai terus bertambah hal ini sesuai dengan

literature yang didapatkan yaitu pada tahun 2006 perbandingan penjualan

selai dan kue masih seimbang, tapi di 2008 perbandingan penjualan selai

dan kue menjadi 60 dan 40. Hal tersebut menjadi lanadasan dasar

mengapa produk selai ini dikembangkan. Produk yang dibuat oleh Cv

Selai Sehat ini merupakan produk diversifikasi yang belum pernah ada

dipasaran sebelumnya karena bahan baku pembuatannya bukan berasal

dari buah, tetapi dari ubi jalar ungu dan wortel.

3. Perancangan Tingkat Sistem

Tahapan selanjutnya dalam ruang lingkup proyek pegembangan

produk baru adalah perancangan tingkat system yaitu dimana membuat

arsitektur produk dan memdefinisikan apa saja sub sub komponen yang

dibutuhkan dalam pembuatan produk. Bahan baku utama, bahan baku

pendukung, bahan pengemas dan lain sebaganya.

4. Perancangan Detail

Setelah dilakukan perancangan tingkat system, diperlukan pula

perancangan tingkat detail yaitu memeberikan standar terhadap bahan

baku yang akan digunakan, tata cara pelakasanaannya, spesifikasi bahan

baku yang berasal dari konsumen. Memulia untuk membuat portofolio

produk yang nantinya diharapkan.

5. Pengujian dan Perbaikan

Pengujian dan perbaikan perlu dilakukan untuk mengetahui evaluasi

produk dari portofolio yang sudah dilakukan ditahap sebelumya. Hal ini

Page 78: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang kurang

dan perlu diperbaiki sehinga dalam pelaksanaan produksi masal tidak

terlalu banyak menghabiskan biaya produksi.

6. Produksi Awal

Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan

sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah

untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang

timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal

menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap.

9.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Produk yang dihasilkan oleh CV Selai sehat merupakan produk selai yang

diberi nama Selai Jam Karet. Pemberian nama Jam Karet sesuai dengan bahan

baku yang digunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel. Tidak seperti selai pada

umumnya yang menggunakan buah sebagai bahan baku, CV selai sehat

menggunakan wortel dan ubi jalar ungu sebagai bahan bakunya. Pemanfaatan

keduanya sebagai bahan baku selain memiliki kandungan vitamin yang banyak

juga warnanya yang menarik. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini

dikemas dalam kemaan cup dengan ukuran tiap kemasan 150 gr. Warna dari

produk yaitu berwarna ungu dan orange sesuai dengan warna bahan baku yang

digunakan.

Ruang lingkup pekerjaan pada perusahaan selai Jam Karet dimulai

dengan perencana lokasi yang dilakukan oleh project management, lalu bagian

administrasi dengan spesifikasi pekerjaan menyediakan bahan baku,

pengadaaan bahan baku dan penanganan bahan baku. Pekerjaan selanjutnya

yaitu bagian pengembangan sumber daya manusia yang bertugas sebagai

penyediaan tenaga kerja dimulai dari rekruitmen, seleksi dan training. Bagian staf

produksi bertanggung jawab pada bagian produksi dan bagian pemasaran yang

bertanggung jawab untuk memasarkan produk selai yang sudah di produksi.

9.3 Work Breakdown Structure (WBS)

9.3.1 Tipe Work Breakdown Structure (WBS)

Tipe WBS yang digunakan untuk Selai Jam Karet tipe project life cycle,

karena produk selai merupakan produk pengembangan yang masih mencari

konsumen untuk dijadikan pelanggan. Tipe ini ditandai dengan adanya

keterkaitan antara pekerjaan satu dengan yang lainnya. WBS pada UKM Selai

Jam Karet adalah sebagai berikut:

Page 79: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

9.3.1 Tipe Work Breakdown Structure (WBS)

9.3.2 Work Breakdown Structure (WBS)

Work Break Down Structure Proyek Selai Jelly:

1.1 Perencanaan Lokasi

1.1.1 Persiapan gedung

1.1.2 Penataan letak mesin dan fasilitas

1.1.3 Pemilihan lokasi

1.2 Penyediaan Bahan Baku

1.2.1 Penjadwalan bahan baku

1.2.2 Pengadaan bahan baku

1.2.3 Penanganan bahan baku

1.3 Penyediaan Tenaga Kerja

1.3.1 Rekruitment

1.3.2 Selection

1.3.3 Training

1.4 Persiapan Mesin dan Fasilitas

1.4.1 Pembelian alat/mesin

1.4.2 Pemasangan instalasi

Page 80: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

1.5 Proses Produksi

1.6 Transportasi

1.6.1 Pemasaran

9.4 Organization Breakdown Structure (OBS)

Page 81: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

9.4.1 WBS dihubungkan dengan OBS

1. PROYEK SELAI JELLY

1.1 Perencanaan

Lokasi

1.2 Penyediaan

Bahan Baku

1.3 Penyediaan

Tenaga Kerja

1.4 Persiapan

Mesin dan

Fasilitas

1.5 Proses

Produksi

1.1.1

Persiap

an

gedung

1.1.2

Penataan

Letak

Mesin

dan

Fasilitas

1.1.3

Pemilih

an

lokasi

1.2.1

Penjadw

alan

Bahan

Baku

1.2.2

Pengad

aan

Bahan

baku

1.2.3

Penang

anan

bahan

baku

1.3.1

Reqruit

ment

1.3.2

Selectio

n

1.3.3

Training

1.4.2

Pemasa

ngan

instalasi

1.4.1

Pembeli

an alat/

mesin

1.6 Transportasi

1.6.1

Pemasa

ran

1. D

ire

ktu

r

1.1

Ba

gia

n

Ad

min

istr

asi

1.2

Ba

gia

n P

rod

uksi

1.3

Pe

ma

sa

ran

1.4

PS

DM

1.2

.1 S

taff

Ke

ua

ng

an

1.2

.2 S

taff

Ad

min

istr

asi

1.2

.1 S

taff

Pro

du

ksi

1.3

.1 S

taff

Pe

ma

sa

ran

1.4

.1 S

taff

PS

DM

Direktur Direktur

Bag.

Produksi

Staff

Produksi

Staff

Produksi

Staff

Produksi

Staff

PSDMPSDM

Staff

PSDM

Staff

KeuanganStaff

Administrasi

Staff

Produksi

Staff

Produksi

Staff

Pemasaran

Page 82: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

9.5 Gantt Chart

Page 83: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

9.6 Penjadwalan Proyek dengan Constan Time Network (CTN)

Aktivitas Kode No

Kegiatan

Processor Successor Durasi

(minggu)

Persiapan Gedung A 1-2 - B,C 3

Perancangan Mesin dan

Fasilitas

B 2-4 A D 2

Pemilihan Lokasi C 2-3 A E,F 2

Pembelian Alat dan Mesin D 4-5 A,B G 2

Pemasangan Instalasi E 3-5 A,C G 2

Rekruitmen F 3-6 A,C H 2

Seleksi G 5-6 E,D H 5

Training H 6-7 F,G I 3

Penjadwalan Bahan Baku I 7-8 H J 2

Pengadaan Bahan Baku J 8-9 I K 3

Penanganan Bahan Baku K 9-10 J L 1

Proses Produksi L 10-11 K M 2

Pemasaran M 11-12 L - 2

TOTAL 31

9.6.1 Network Diagram

1 2

3

4

5 109876 11 12

A

3

B

2

C

2

D

2

E

2

F

2H

3

I

2

J

3

K

1

L

2M

2G

5

9.6.2 Perhitungan E, L, S

Perhitungan earliest, latest dan slack diperoleh dari durasi antar aktivitas.

Perhitungan earliest merupakan penjumlahan dari durasi aktivitas awal ke

aktivitas setelahnya, sedangkan latest diperoleh dari penjumlahan dari aktivitas

akhir ke aktivitas sebelumnya dan slack adalah pengurangan antar keduanya.

Page 84: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Pada earliest dan latest terdapat dua macam perhitungan yaitu earliest start,

earliest finish dan latest start latest finish.

Perhitungan earliest dan latest pada network diagram diperoleh hasil 26

minggu dengan slack adalah sebagai berikut:

1 2

3

4

5 109876 11 12

A

3

B

2

C

2

D

2

E

2

F

2H

3

I

2

J

3

K

1

L

2M

2G

5

S=0

S=0

S=0

S=0

S=0

S=0

S=5

S=0 S=0S=0 S=0 S=0 S=0

Nilai slack yang bernilai 0 menunjukakkan jalur kritis yang berarti

pekerjaan yang tidak dapat ditunda atau merupakan prioritas utama. Jadi dari

perhitungan CTN dapat diketahui jalur kritis dengan jumlah penyelesaian aktivitas

lebih singkat dari pada gantt chart yaitu 26 minggu.

9.6.3 Total waktu Proyek

Perhitungan penjadwalan proyek produk selai Jam Karet ini didapatkan

total waktu proyeknya adalah 26 minggu. Hal ini sudah mendapatkan jalur kritis

yaitu jalur terpendek yang dapat ditempuh ketika menjalankan proyek. Jalur kritis

dipilih jika nilai slack sama dengan nol. Total waktu proyek ini nantinya akan

dapat digunakan untuk menghitung prosentase ketika proyek berjalan mundur

atau tidak sesuai rencana. Total waktu proyek disini menjadi perbandingan dari

waktu proyek yang akan berjalan di lapangan. Ketika dalam kenyataannya

proyek dapat selesai sebelum total waktu proyek maka proyek tersebut berjalan

sangat baik sehingga dapat mempengaruhi jumlah biaya operasional. Berikut

adalah jalur kritis yang dipilih dengan garis warna merah.

1 2

3

4

5 109876 11 12

A

3

B

2

C

2

D

2

E

2

F

2H

3

I

2

J

3

K

1

L

2M

2G

5

9.6.4 Perbedaan Gantt Chart dengan CTN

Gantt chart adalah sistem penjadwalan waktu yang berpedoman pada

penyusunan diagram balok dengan maksud untukmengidentifikasi unsur waktu

dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari saat dimulainya

proyek hingga selesai proyek. Gantt chart juga diartikan sebagai suatu diagram

yang terdiri dari sekumpulan garis yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai

proyek yang direncanakan untuk item-item pekerjaan di dalam proyek tersebut

(Susanta, 2007).

Gantt chart menjabarkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang

terlibat dalam sebuah proyek dalam bentuk jadwal kegiatan sehingga bisa

diketahui (Siswanto, 2007):

Page 85: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

1. Daftar kegiatan yang terlibat dalam sebuah proyek

2. Waktu dimulainya suatu kegiatan

3. Waktu selesainya suatu kegiatan

CPM adalah singkatan dari Critical Path Methode. CPM merupakan suatu

teknik perencanaan dengan analisis jaringan (network) berdasarkan logika

ketergantungan antar aktivitas yang ada dalam proyek. Melalui CPM dapat

terjawab hal-hal yang belum dapat digunakan pada bagan balok, seperti berapa

lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek; kegiatan yang bersifat kritis;

bila terjadi keterlambatan, bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan lain

(Susanta, 2007).

Nilai Gantt Chart yang diperoleh adalah 31 minggu sedangkan pada CTN

hanya 26 minggu. Perbedaan hasil ini terjadi karena pada CTN dapat melakukan

pekerjaan paralel yang berarti dalam seminggu dapat melakukan dua atau lebih

aktivitas, seperti pada kegiatan B dan C dapat dilakukan setelah kegiatan A.

Perbedaannya jika pada Gantt Chart Kegiatan B dapat dilakukan setelah

kegiatan A dan kegiatan C baru bisa dikerjakan jika kegiatan B sudah selesai

itulah mengapa pada gantt chart waktu penyelesaiannya lebih lama.

9.7 Penjadwalan Proyek dengan PERT

9.7.1 Network Diagram

1 2

3

4

5 109876 11 12

A

3

B

2

C

2

D

2

E

2

F

2H

3

I

2

J

3

K

1

L

2M

2G

5

9.7.2 Waktu Estimasi

Te = To+(4×Tm)+Tp

RVar = (

)

Aktivitas Kode No

Kegiatan

Processor Successor TO TM TP TE Rvar

Persiapan

Gedung

A 1-2 - B,C 2 3

4 3.00 0.11

Perancangan

Mesin dan

Fasilitas

B 2-4 A D

1

2 3 2.00 0.11

Pemilihan Lokasi C 2-3 A E,F 1 2 3 2.00 0.11

Pembelian Alat D 4-5 A,B G 1 2 3 2.00 0.11

Page 86: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

dan Mesin

Pemasangan

Instalasi

E 3-5 A,C G 1 2

3 2.00 0.11

Rekruitmen F 3-6 A,C H 1 2 3 2.00 0.11

Seleksi G 5-6 E,D H 4 5 6 5.00 0.11

Training H 6-7 F,G I 2 3 4 3.00 0.11

Penjadwalan

Bahan Baku

I 7-8 H J 1 2

4 2.17 0.25

Pengadaan

Bahan Baku

J 8-9 I K 2 3

4 3.00 0.11

Penanganan

Bahan Baku

K 9-10 J L 1 1

2 1.17 0.03

Proses Produksi L 10-11 K M 1 2 3 2.00 0.11

Distribusi M 11-12 L - 1 2 3 2.00 0.11

TOTAL 31 1.5

9.7.3 Network Diagram Menggunakan Waktu Espektasi

Perhitungan jumlah TE pada jalur kritis

Aktivitas Kode

Persiapan Gedung A

Perancangan Mesin dan Fasilitas B

Pemilihan Lokasi C

Pembelian Alat dan Mesin D

Pemasangan Instalasi E

Seleksi G

Training H

Penjadwalan Bahan Baku I

Pengadaan Bahan Baku J

Penanganan Bahan Baku K

Proses Produksi L

Pemasaran M

TOTAL

TE RVar

3.00 0.11

2.00 0.11

2.00 0.11

2.00 0.11

2.00 0.11

5.00 0.11

3.00 0.11

2.17 0.25

3.00 0.11

1.17 0.03

2.00 0.11

2.00 0.11

29.33 1.39 Network diagram dengan TE

Page 87: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

1 2

3

4

5 109876 11 12

A

3

B

2

C

2

D

2

E

2

F

2H

3

I

2.17

J

3

K

1.17

L

2M

2G

5

9.7.4 Target Jadwal Penyelesaian

Perhitungan standar deviasi = √ √

Berikut presentase jalur kritis ketika dipercepat:

( )

( )

; tabel Z= 0,00012

Jadi = 0,00012 × 100%= 0,012%

Presentase jalur kritis ketika diperlambat:

( )

( )

; tabel z = 0, 99906

Jadi presentase : 0, 99906×100 %= 99,91%

Hasil dari presentase ketika dipercepat menjadi 23 minggu maka kegiatan

yang dapat selesai hanya sebesar 0,012% namun ketika diperlambat menjadi 33

minggu presentase keterselesaiannya 99,91% kegiatan dapat selesai.

9.7.5 Perbedaan PERT dan CTN

Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak

mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta

mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan

mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu

pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu

pekerjaan telah ditentukan terleih dahulu sebelum dilaksanakan. Tujuan dari

PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar

penting dari PERT dalam penyelsaian kegiatan–kegiatan bagi suatu proyek.

Masalah utama model PERT dan CPM yaitu teknik untuk menentukan jadwal

kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan–pekerjaan yang

telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.

CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek – proyek yang

merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang

memakai prinsip pembentukan jaringan (Irwansyah, 2013).

Hasil perhitungan dengan menggunakan PERT diperoleh hasil 29.33

minggu dimana hasil ini lebih besar dari waktu pada CTN. Perbedaan ini

dikarenakan pada PERT menggunakan estimasi waktu apabila dipercepat dan

diperlambat sehingga hasil yang diperoleh adalah waktu yang sudah diperkirakan

jika terjadi penundaan, gangguan produksi atau faktor lain yang menghambat

Page 88: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

aktivitas dapat selesai, sedangkan pada CTN adalah waktu tecepat proyek dapat

selesai tanpa adanya gangguan atau hambatan produksi.

Page 89: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2014. Pengertian Jenis Fungsi Badan Usaha.

http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jenis-fungsi-badan-

usaha.html.Di akses pada 31 Oktober 2014. Pukul 12:03.

Anonim2. 2013. Syarat dan Biaya Daftar IMB Izin Mendirikan Bangunan.

http://aidiaproperti.com/2012/04/syarat-dan-biaya-daftar-imb-izin.html.Di

akses pada 29 Maret. Pukul 08:48.

Anonim3. 2014. Tanda Daftar Perusahaan.

http://perijinan.slemankab.go.id/index.php?mod=license&sub=LicenseDetai

lPO&act=view&typ=html&izin=111. Di akses pada 1 November. Pukul

09:22.

Anonim4. 2012. Seri KUP - NPWP dan

Manfaatnya.http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-npwp-dan-

manfaatnya. Di akses pada 2 Maret. Pukul: 13:15.

Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua. 2006. Varietas ubi Jalar

terbaru Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(5):1.

Badan Penelitian Statistik. 2011. Ketersediaan Kualitas Wortel. Gramedia.

Jakarta

Badan Pusat Statitistik propinsi Jawa Tengah. 2008. Propinsi Jawa Tengah

Dalam Angka 2007. BPS. Jawa Tengah.

Badan Pusat Statitistik. 2008. Propinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2007. BPS.

Jawa Tengah

Bima ,P.D.H dan Junaidi. 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Limbah

Industri Pada Produk selai, Jurnal Presipitasi Vol.1 No.1. FT –

UNDIP. Semarang .

Boone, Louis dan David L. Kurtz. 2005. Contemporary Marketing.Thomson.

Australia.

Eckenfelder Jr, W.W. 2003.Industrial Water Pollution Control.McGraw-Hill

Book Co. Singapore.

Hernawan, C. 2013. Macam-Macam Bentuk Badan

Usaha.http://cindyhernawan7.wordpress.com/2013/11/06/macam-macam-

bentuk-badan-usaha/.Di akses pada 31 Oktober 2014. Pukul 12:05.

Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan

Pengembangan Aplikasi. DigiBook. Yogyakarta

Juanda, D. dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar Budi Daya dan Analisis

Usaha Tani. Yogyakarta. Kanisius.

Kasmir. 2003. Buku Bahan Ajar Mata Kuliah Ekonomi Teknik. Universitas

Hasanudin. Makassar.

Kementerian Pertanian. 2010. Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian 2009.

Jakarta

Kementrian Lingkungan Hidup. 2010. Sekilas Tentang AMDAL. Jakarta.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, Eleventh Edition. International

Ed. Prentice Hall.

Page 90: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Madura, J. 2007. Introduction to Bisnis, Pengantar Bisnis. Salemba Empat:

Jakarta.

Makmun. 2007. Wortel, Teknik Budidaya dan analisis Usahatani. Kanisius.

Yogyakarta

Malasari 2005. Pemberdayaan Petani Melalui Usaha Wortel di Lahan kering

dan dataran Tinggi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Tengah.

Margono,T. 2000. Selai dan Jeli. Penerbit Grasindo Jakarta.

Muchtadi, T.R., dan E. Gumbira. 1979. Pengolahan Hasil Pertanian II Nabati.

Pertanian Bogor. Bogor.

Permendag.2007. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP).http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/1110/c5d26b

c31a65d0ef14893bf72af6d556.pdf. Permendag No. 36/M-

DAG/PER/9/2007.

Robbins, S and Timothy, A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 2.

Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Ropiani. 2006. Karakterisasi Fisik dan pH Selai Buah Pepaya Bangkok.

Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rukmana R.1995. Bertanam wortel. Penebar Swadaya. Jakarta.

Samad, MY. 2006 Pengaruh Penanganan Pasca Panen Terhadap Mutu

Komoditas Hortikultura. Jurnal sains dan Teknologi Pertanian 9(1) : 19-

24.

Sandjaja. 2009. Kamus Gizi. Kompas. Jakarta. Hal 107-108.

Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar Cara Budi Daya yang Tepat Tepat Efisien dan

Ekonomis Seni Agribisnis. Penerbit Siuaelaya. Jakarta.

Siregar, N. B. 2003. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat

Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan. Universitas Sumatera Utara.

Medan.

Sugiharto. 2005. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. UI Press. Jakarta.

Suryani, A. 2007. Pembuatan Nata. Penerbit Swadaya. Surabaya.

Suryani, A., E. Hambali, dan M. Rivai. 2004. Membuat Aneka Selai. Penebar

Swadaya. Jakarta

Susanta, G. 2007. Panduan lengkap Membangun Rumah. Penerbit Swadaya.

Jakarta

Tabrani, D. 2014. Jenis Sertifikat Kepemilikan Rumah atau

Tanah.http://bangunrumahkpr.com/rumah-kpr/biaya-jual-beli-rumah/jenis-

sertifikat-kepemilikan-rumah-atau-tanah. Di akses pada 12 Maret. Pukul

09:06.

Page 91: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

KUISIONER PENELITIAN SELAI

Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara

Kami dari prosuden Jam Karet bermaksud untuk melakukan survei pasar

untuk melakukan pengembangan terhadap produk selai kami. Mohon kesediaan

anda untuk dapat mengisi kuisioner berikut demi kelancaran penelitian kami.

Kami ucapkan terimakasih atas kerja samanya.

Petunjuk pengisian : Beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang ada pilih.

Usia :

Laki-laki Perempuan

Pekerjaan :

Tempat Tinggal :

1. Berapa Pendapatan anda per bulan ?

a. Rp. 0 – Rp. 500.000

b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

c. > Rp. 1.000.000

2. Apakah anda menyukai selai ?

a. Ya

b. Tidak

c. Biasa saja

3. Berapa sering anda mengkonsumsi selai ?

a. 1 minggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. Setiap hari

d. Lain-lain ( )

4. Kemasan selai apa yang sering anda beli ?

a. Kaca

b. Cup Plastik

c. Lain- lain ( )

5. Dalam ukuran berapa selai yang anda konsumsi ?

a. 200 gr

b. 500 gr

c. Lain-lain ( )

6. Dimana anda biasa membeli selai ?

a. Warung

b. Supermarket

c. Pasar

7. Dari mana anda mengetahui produk selai ?

a. Televisi

b. Internet atau media sosial

c. Lain- lain ( )

Page 92: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

8. Apa yang lebih anda pentingkan dari produk selai, beri poin 1-5

(1) Sangat Penting

(2) Penting

(3) Biasa

(4) Kurang penting

(5) Tidak penting

Pada kriteria berikut:

a. Rasa ( )

b. Warna ( )

c. Tekstur ( )

d. Harga ( )

e. Kemasan ( )

f. Halal ( )

g. Komposisi ( )

9. Dalam pembelian selai metode apa yang anda pilih ?

a. Discount

b. Buy one get one free

c. Bonus Roti

d. Lain- lain ( )

10. Anda biasa mengkonsumsi selai dengan apa ?

a. Roti

b. Ice Cream

c. Lain-lain ( )

11. Berapa harga selai yang biasa anda beli ?

a. Rp. 6.000 – Rp. 7.000

b. Rp. 7.000 – Rp. 8.000

c. Rp. 8.000 – Rp. 9.000

12. Apakah anda menyukai wortel dan ubi jalar ungu ?

a. Ya

b. Tidak

c. Lain- lain ( )

13. Bagaimana pendapat anda tentang inovasi selai dari wortel dan ubi jalar

ungu ?

14. Bagaimana pendapat anda tentang pengaruh merk/brand terhadap daya

beli selai ?

Page 93: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)
Page 94: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Lampiran A. Biaya dan investasi

NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp)UMUR EKONOMIS (TH) Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

1 Beli Rumah 1 20,000,000.00 20,000,000.00 5 - - - - 20,000,000.00

2 Pemasangan Instalasi :

A. Air 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10 - - - - -

B. Listrik 1 5,000,000.00 5,000,000.00 10 - - - - -

3 Mesin dan Peralatan :

Blender 10 300,000.00 3,000,000.00 2 6,000,000.00 6,000,000.00

Panci Besar 10 1,000,000.00 10,000,000.00 3 30,000,000.00 30,000,000.00

Mixer 10 500,000.00 5,000,000.00 5 25,000,000.00

Gas Furnace/ Stove 5 3,000,000.00 15,000,000.00 5 75,000,000.00

Tabung Gas 5 200,000.00 1,000,000.00 3 3,000,000.00

Sealer Machines 1 3,000,000.00 3,000,000.00 5 15,000,000.00

4 Perlengkapan

Meja 20 200,000.00 4,000,000.00 5 20,000,000.00

Kursi 50 150,000.00 7,500,000.00 5 37,500,000.00

Komputer 15 5,000,000.00 75,000,000.00 6

Lemari 15 200,000.00 3,000,000.00 4 12,000,000.00

Loker Karyawan 20 200,000.00 4,000,000.00 6

AC 5 2,000,000.00 10,000,000.00 5 50,000,000.00

Pick up 3 30,000,000.00 90,000,000.00 5

Lampu 8 100,000.00 800,000.00 1 800,000.00 800,000.00 800,000.00 800,000.00 800,000.00

TOTAL 180 80,850,000.00 266,300,000.00 800,000.00 6,800,000.00 33,800,000.00 48,800,000.00 243,300,000.00

Lampran B. Biaya penyusutan mesin dan peralatan

Page 95: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

NO JENIS HARGA (Rp) UMUR EKONOMIS (TH)NILAI SISA (Rp) BIAYA

Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

1.00 Mesin dan Peralatan :

Blender 300,000.00 2 150,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00

Panci Besar 1,000,000.00 3 750,000.00 83,333.33 83,333.33 83,333.33 83,333.33 83,333.33

Mixer 500,000.00 5 300,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00

Gas Furnace/ Stove 3,000,000.00 5 2,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00

Tabung Gas 200,000.00 3 100,000.00 33,333.33 33,333.33 33,333.33 33,333.33 33,333.33

Sealer Machines 3,000,000.00 5 2,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00

2.00 Perlengkapan

Meja 200,000.00 5 100,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00

Kursi 150,000.00 5 90,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00

Komputer 5,000,000.00 6 3,000,000.00 333,333.33 333,333.33 333,333.33 333,333.33 333,333.33

Lemari 200,000.00 4 125,000.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00

Loker Karyawan 200,000.00 6 100,000.00 16,666.67 16,666.67 16,666.67 16,666.67 16,666.67

AC 2,000,000.00 5 1,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00

Pick up 30,000,000.00 5 15,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00

Lampu 100,000.00 1 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00

TOTAL 45,850,000.00 24,765,000.00 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67

TOTAL BIAYA KESELURUHAN PENYUSUTAN 1- 5 TH 21,412,083.33

Lampiran C. Biaya pemeliharaan mesin dan Peralatan

NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp)UMUR EKONOMIS (TH)% PEMELIHARAAN BIAYA PEMELIHARAAN (RP)

1 Gas Furnace/ Stove 5 3,000,000.00 15,000,000.00 5 5% 3,750,000.00

2 Sealer Machines 10 3,000,000.00 30,000,000.00 5 5% 7,500,000.00

3 Blender 10 300,000.00 3,000,000.00 2 5% 300,000.00

4 Mixer 10 500,000.00 5,000,000.00 5 5% 1,250,000.00

5 Komputer 15 5,000,000.00 75,000,000.00 6 5% 22,500,000.00

6 AC 5 2,000,000.00 10,000,000.00 5 5% 2,500,000.00

7 Pick up 3 30,000,000.00 90,000,000.00 5 5% 22,500,000.00

8 Lampu 8 100,000.00 800,000.00 1 5% 40,000.00

TOTAL 66 43,900,000.00 228,800,000.00 60,340,000.00

Lampiran D. Kebutuhan biaya operasi selama 1 bulan= 20 hari kerja

Page 96: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

NO URAIAN Volume HARGA SATUAN (Rp) Total Biaya (Rp)

1 Variabel Cost dalam 1 Bulan :

Ubi Jalar Ungu 20 8,000.00 160,000.00

Wortel 20 9,000.00 180,000.00

Gula pasir 18 10,000.00 180,000.00

Asam sitrat 0.72 22,000.00 15,840.00

Pektin 0.24 80,000.00 19,200.00

Kemasan Kardus 30 500.00 15,000.00

Cup Plastik 2 5,000.00 10,000.00

Tabung Gas 2 100,000.00 200,000.00

Total 780,040.00

2 Biaya Utilitas

Air 1 100,000.00 100,000.00

Listrik 1 1,000,000.00 1,000,000.00

Total 1,100,000.00

3 Biaya Pemeliharaan 60,340,000.00

4 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Langsung 25 40,000.00 1,000,000.00

Tenaga Kerja tidak langsung 12 25,000.00 300,000.00

Total Biaya Tenaga Kerja 1,300,000.00

TOTAL 1,399,500.00 63,520,040.00

Lampiran E. Kebutuhan Modal Kerja (3 bulan)

Page 97: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

NO KOMPONEN BIAYA PRODUKSI Nilai 3 bulan(Rp) Nilai 1 tahun (Rp)

1 Biaya Tetap selama 1 tahun

Biaya Penyusutan 1,070,604.17 4,282,416.67

Biaya Pemeliharaan 60,340,000.00 60,340,000.00

Total Biaya Tetap 61,410,604.17 61,410,604.17

2 Biaya Variabel

Biaya Operasi 2,340,120.00 9,360,480.00

Total Biaya Variabel 2,340,120.00 9,360,480.00

3 Biaya Overhead

Pemasaran 1,000,000.00 1,000,000.00

Perizinan 1,500,000.00 1,500,000.00

Total Biaya Overhead 2,500,000.00 2,500,000.00

Total Biaya Produksi 66,250,724.17 149,753,980.83

Lampiran F Perkiraan Laba rugi

Page 98: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Uraian Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

a Jumlah Produksi (Kemasan) 22080 23184 23184 23184 24343

b Harga jual (Rp/Kemasan) 8,477.92 8,901.82 9,346.91 9,814.25 10,304.96

c Hasil Penjualan (Rp) 187,192,476.04 206,379,704.84 216,698,690.08 227,533,624.58 250,855,821.10

d PPn (10%) 18,719,247.60 20,637,970.48 21,669,869.01 22,753,362.46 25,085,582.11

e Penjualan Bersih 168,473,228.44 185,741,734.35 195,028,821.07 204,780,262.12 225,770,238.99

f HPP (Rp/Kemasan) 6,782.34 6,459.37 6,459.37 6,459.37 6,151.78

g Total Biaya Produksi (Rp) 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83

h Pendapatan bersih 18,719,247.60 35,987,753.52 45,274,840.24 55,026,281.29 76,016,258.16

i Depresiasi 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67

j Laba kotor (EBT) 14,436,830.94 31,705,336.85 40,992,423.57 50,743,864.62 71,733,841.49

k PPh: -

l 0-50 juta (10%) 1,443,683.09 3,170,533.69 4,099,242.36 5,074,386.46 5,000,000.00

m 50-100 juta (15%) 3,260,076.22

n >100 juta (30%)

o Total PPh (Rp) 1,443,683.09 3,170,533.69 4,099,242.36 5,074,386.46 8,260,076.22

p EAT 12,993,147.84 28,534,803.17 36,893,181.21 45,669,478.16 63,473,765.27

i Depresiasi 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67

q Net Cash 17,275,564.51 32,817,219.83 41,175,597.88 41,387,061.49 59,191,348.60

Lampiran G. Kas penerimaan dan pengeluaran

Page 99: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Deskripsi Tahun ke 0 Tahun ke 1 Tahun ke 2 tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5

Sumber Uang Kas

Laba setelah Pajak 12,993,147.84 28,534,803.17 36,893,181.21 45,669,478.16 63,473,765.27

Penyusutan 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67

Nilai Sisa 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00

Dana Milik sendiri 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00

Total Uang Kas 600,000,000.00 642,040,564.51 657,582,219.83 665,940,597.88 674,716,894.83 692,521,181.93

Penggunaan uang kas -

Investasi/reinvestasi 266,300,000.00 800,000.00 6,800,000.00 33,800,000.00 48,800,000.00 243,300,000.00

Modal kerja 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83

Total Penggunaan Kas 266,300,000.00 150,553,980.83 156,553,980.83 183,553,980.83 198,553,980.83 393,053,980.83

Arus Kas tunai bersih 333,700,000.00 491,486,583.68 501,028,239.00 482,386,617.05 476,162,913.99 299,467,201.10

Total Kas awal tahun - 333,700,000.00 157,786,583.68 343,241,655.32 139,144,961.72 337,017,952.27

total kas Akhir tahun 333,700,000.00 157,786,583.68 343,241,655.32 139,144,961.72 337,017,952.27 (37,550,751.17)

Lampiran H. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Break Event Point (BEP)

Page 100: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

No Uraian Nilai

1 Biaya Produksi (Rp) 149,753,980.83

2 Biaya Tetap (Rp) 61,410,604.17

3 Biaya Tidak Tetap (Rp) 2,340,120.00

4 Biaya Over Head (Rp) 2,500,000.00

5 Harga Pokok Produksi (Rp/kardus) 6,782.34

6 Mark Up (%) 25%

7 Harga jual (Rp/Kardus) 8,477.92

8 BEP (unit) 7,335.29

9 BEP (Rp) 61,410,604.15

Laba @unit 1,695.58

Laba 56400 37,438,495.21

Total 187,192,476

VC @unit 105.9836957

BEP (unit) 7335.29

BEP (Rp) 61,410,604

Harga Jual 8,477.92

Lampiran I. Perhitungan NPV

Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%)Discount Cash Flow

1 17,275,565 0.9090 15,703,488.14

2 32,817,220 0.8116 26,634,455.62

3 41,175,598 0.7312 30,107,597.17

4 41,387,061 0.6587 27,261,657.41

5 59,191,349 0.5935 35,130,065.39

PV Net Cash 134,837,263.73

PV initial investment 416,053,980.83

NPV (281,216,717.11)

Lampiran J. Perhitungan IRR

Page 101: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 60%,nDiscount Cash Flow

17,275,565 0.9090 15,703,488.14 0.9990 17,258,288.95

32,817,220 0.8116 26,634,455.62 0.9980 32,751,585

41,175,598 0.7312 30,107,597.17 0.9970 41,052,071

41,387,061 0.6587 27,261,657.41 0.9960 41,221,513

59,191,349 0.5935 35,130,065.39 0.9950 58,895,392

PV Net Cash 134,837,263.73 PV Net Cash 191,178,850.53

PV initial investment 416,053,980.83 PV Initial Investment 416,053,980.83

NPV (281,216,717.11) NPV (224,875,130.30)

IRR 11%

11%

0.1%

Analisis sensitivitas jika harga bahan baku naik 25%

Page 102: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 0,1%,n) Discount Cash Flow

1 18,631,735 0.9090 16,936,247.49 0.9990 18,613,103.68

2 46,273,826 0.8116 37,555,836.90 0.9980 46,181,278

3 55,305,034 0.7312 40,439,040.85 0.9970 55,139,119

4 56,222,969 0.6587 37,034,069.95 0.9960 55,998,078

5 74,639,238 0.5935 44,298,387.58 0.9950 74,266,042

PV Net Cash 176,263,582.78 PV Net Cash 250,197,619.62

PV initial investment 857,870,000.00 PV Initial Investment 857,870,000.00

NPV (681,606,417.22) NPV (607,672,380.38)

IRR 11%

I1 11%

I2 0.1%

Analisis sensitivitas jika harga bahan baku turun 25%

Page 103: PEMBUATAN "Jam Karet" (Jam Cassava Carrot)

Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 0.1%,n) Discount Cash Flow

1 17,929,735 0.9090 16,298,129.49 0.9990 17,911,805.68

2 39,308,231 0.8116 31,902,560.00 0.9980 39,229,614

3 47,991,159 0.7312 35,091,135.63 0.9970 47,847,186

4 48,543,401 0.6587 31,975,538.19 0.9960 48,349,227

5 66,642,887 0.5935 39,552,553.45 0.9950 66,309,673

PV Net Cash 154,819,916.76 PV Net Cash 219,647,505.54

PV initial investment 857,870,000.00 PV Initial Investment 857,870,000.00

NPV (703,050,083.24) NPV (638,222,494.46)

IRR 11%

I1 11%

I2 0.1%