Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM TERPADU
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
“SELAI JAM KARET (Cassava dan Carrot)”
Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa :1. Ardi Bagas Fidiyanto (125100301111089)
2. Hasna Laila Karimah (125100301111099)
3. Mutya Pramuditawati (125100301111102)
4. Khusnul Laillatul Latifah (125100301111103)
5. Afika Milda Rizki (125100306111001)
Kelas/Kel : I / 11
Asisten : 1. Riska Septifani, STP. MP.
: 2. Wendra G. Rohmah, STP, MP
LABORATORIUM MANAJEMEN AGROINDUSTRI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Page 2
BAB I
PENGENALAN DUNIA USAHA
1.1 Pendahuluan
1.1.1 Latar Belakang
Potensi pasar selai di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas
dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, yoghurt, es krim,
dan lainnya merupakan pengguna selai yang cukup potensial. Produk ini
merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan
dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental
dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti,
terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya
didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin
besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada
yoghurt dan es krim, dan sebagainya (kementrian pertanian 2010).
Seperti halnya industri lain, industri selai juga harus berinovasi untuk
menghilangkan kejenuhan dan mengembangkan pasar. maka diperlukan
karakter selai yang sesuai dengan kebutuhan customer. Misalnya saja, selai
yang yang terbuat dari ubi ungu dan wortel. Selama ini produk selai hanya
menggunakan bahan baku dari buah-buahan. Selain itu selai dari wortel dan ubi
jalar ungu dapat memberikan nilai gizi yang lebih baik karena kandungan dari
dua produk ini juga kaya akan nutrisi dan gizi.
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur
serupa kayu (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah
bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di
dalam umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan
fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis
dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).
Wortel merupakan salah satu produk holtikultura yang potensial untuk di
kembangkan karena wortel termasuk sayuran yang bernilai ekonomis penting di
dunia. Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin (beta
karoten, B1, dan C). Beta Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan
yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta
Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi. Sifat dan
kandungan gizi wortel dapat dlihat pada tabel 1.
Page 3
Tabel 1. Kandungan gizi wortel dalam tiap 100 gr
Sumber : Sarwono, 2005.
Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia. Produksi
wortel merupakan salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara.
Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan
masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi.
Berdasarkan data Pusdatin dan BPS (2008), menunjukan bahwa ekspor wortel
meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006 yaitu dari 214.883 kg menjadi 439.505
kg. Hal ini membuat nilai ekspor komoditi ini meningkat pesat dari 41.490 US $
menjadi 145.775 US $. Begitu pula untuk impor, terjadi peningkatan impor wortel
dari tahun 2005 sebesar 7.030.288 kg menjadi 8.139.515 kg pada tahun 2006,
sehingga terjadi peningkatan nilai impor komoditi wortel dari 3.042.549 US $
menjadi 3.617.071 US $.
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipommea batatas) memiliki nama lain
Selebun, ubi manis atau sweet potatoes adalah jenis umbi-umbian yang memiliki
banyak keunggulan dibanding umbi-umbi yang lain, diantaranya mengandung
karbohidrat dan energy yang tinggi yang mampu mengembalikan tenaga dengan
cepat, serta beberapa zat yang sangat penting bagi tubuh, seperti vitamin,
mineral, serat dan antosianin terutama pada jenis ubi berwarna merah dan ungu
yang berfungsi sebagai antioksidan. Antosianin pada ubi jalar ungu juga
mempunyai fungsi fisiologis sebagai anti kanker, anti bakteri perlindungan
terhadap kerusakan hati, penyakit jantung dan stroke. Ubi jalar ungu dapat
menjadi anti kanker karena mengandung zat aktif yang dinamakan selenium dan
lodin yang 20 kali lebih tinggi dari jenis ubi yang lain (Sarwono,2005).
Page 4
Kandungan gizi dari ubi jalar tercantum pada tabel 2:
Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar
Sumber : Sarwono (2005:22)
Ubi jalar memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku industri pangan
dilihat dari sumber daya fleksibilitas bahan, dan kandungan gizinya. Sumber
daya Ubi jalar merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang mudah
dibudayakan dan tidak mengenal musim, dapat tumbuh dan berkembang
diseluruh wilayah Indonesia. Menurut Sarwono (2005:14) Indonesia menempati
urutan keempat setelah Cina, Uganda dan Nigeria sebagai produsen ubi jalar
terbesar di dunia. Ubijalar dapat dipanen setiap 4 bulan dan dapat berproduksi
lebih dari 30 ton/Ha, tergantung dari cara pengolahan/budidaya, sifat tanah dan
bibit yang digunakan. Hal ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia, walaupun
secara rata-rata produktivitas ubi jalar nasional baru mencapai 12 ton/Ha.
1.1.2 Tujuan
Tujuan dari pendirian usaha selai jelly ubi jalar ungu dan wortel
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Karena kandungan
dari ubi jalar ungu dan wortel ini sangat banyak diantaranya yaitu antosianin
yang berfungsi untuk anti kanker, anti bakteri perlindungan terhadap kerusakan
hati, penyakit jantung dan stroke. Sehingga dengan mengkonsumsi selai ini
dapat lebih meningkatkan kesehatan masyarakat dan juga dapat membantu
mensejahterakan kehidupan petani karena produk ubi jalar ungu dan wortel
dapat lebih dikembangkan.
1.2 Profil Perusahaan
PT. Kiss Indonesia yang terletak di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia
menciptakan sebuah brand yang dinamakan Frezh. Perusahaan ini juga menjalin
kerjasama dengan PT. Karunia Sukses Utama, dimana perusahaan ini
beroperasi pada produk selai buah. Perusahaan ini telah tumbuh secara cepat
selama dua tahun terakhir. Walaupun merupakan perusahaan baru, namun
Frezh tidak kalah bersaing dengan perusahaan selai lainnya. Perusahaan ini
Page 5
dikenal karena kualitas dan inovasinya, hingga sekarang memiliki 6 macam selai
yang diproduksi, yaitu filling blueberry, filling strawberry, filling pineapple, filling
melon, filling red apple, dan filling lemon.
Pada tahun 2012, perusahaan Frezh ini menggunakan modal lebih
kurang Rp 100.000.000 yang digunakan untuk membeli mesin dan bahan baku.
Pada awalnya perusahaan ini masih menggunakan mesin-mesin sederhana,
seperti blender dan boiler. Segmen pasar yang dipilih adalah masyarakat
menengah ke bawah. Pada awal berdirinya, produk selai ini tidak begitu laku
karena belum banyak yang mengenal, sehingga perusahaan melakukan strategi
pemasaran pengenalan produk dengan memberikan tester sampel sebanyak 200
gram, juga membagikan roti yang diisi dengan produk selai Frezh kepada
masyarakat. Harga jual awalnya sebesar Rp 100.000,00 per 5 kg selai.
Sejak dua tahun berdirinya perusahaan ini, dapat diketahui fluktuasi atau
kenaikan permintaan konsumen terjadi pada saat bulan besar atau hari-hari
besar agama, misalnya hari raya idul fitri, hari natal, dan lain sebagainya. Hal ini
dikarenakan konsumen menggunakan selai sebagai bahan baku membuat kue.
Sedangkan di hari-hari atau bukan-bukan biasa, permintaan relatif stabil. Kini
produk jelly Frezh ini diproduksi menggunakan mesin otomatis sehingga hanya
dipekerjakan 5 orang tenaga kerja. Kapasitas produk yang dihasilkan sebanyak
100 liter dengan melalui proses produksi selama 2 jam tiap harinya. Proses ini
terjadi pada tiap varian rasa yang diproduksi oleh Frezh. Hingga saat ini,
perusahaan mendistribusikan produknya di daerah Jawa Timur, Makasar, dan
Pontianak. Namun, pendistribusian paling banyak dilakukan di Surabaya.
Harganya kini meningkat menjadi Rp 115.000 per 5 kg (1kardus). Satu kardus
berisi 2 selai kemasan plastik dengan berat 2,5 kg per plastiknya. Selain itu
pengemasan dilakukan juga pada drum berukuran 5 kg dengan harga yang
sama dan kardus seberat 10 kg dengan harga Rp 230.000,00. Perusahaan juga
telah mendaftarkan produknya ke Departemen Kesehatan, sehingga produk ini
dapat dikatakan produk yang aman untuk dikonsumsi.
1.3 Hasil Brainstorming
1.3.1 Analisis Hasil Brainstorming
Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui
dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya
banyak disukai oleh semua usia. Makanan ini biasa disandingkan dengan roti
sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan
selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada
topping ice cream, biskuit dan sebagainya. Menurut data Euromonitor (2012),
nilai konsumsi roti per kapita masyarakat Indonesia memiliki nilai pertumbuhan
tertinggi dibandingkan 11 negara Asia Pasifik lainnya. Nilai konsumsi roti di
Indonesia naik 25% pada 2011 menjadi US $1,5 per orang per tahun.
Sedangkan, kebutuhan selai dalam mengonsumsi roti memiliki persentase belum
terpenuhi sebesar + 80%. Data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan
masyarakat Indonesia akan selai juga bertambah.
Pada umumnya selai hanya terbuat dari ekstrak buah-buahan. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan gaya hidup maka muncullah ide untuk
Page 6
mengembangkan produk selai dari bahan dasar umbi-umbian berupa ubi jalar
ungu dan wortel. Ubi jalar ungu umumnya memiliki bentuk yang lonjong dan
permukaan kecil rata, daging buah berwarna ungu ada yang keunguan dan ada
yang berwarna ungu pekat, teksturnya tergolong keras, rasanya manis namun
tak semanis ubi putih. Dibandingkan jenis ubi jalar lainnya, ubi jalar ungu memiliki
keunggulan, salah satunya mengandung anti oksidan yang sangat berguna bagi
tubuh dan pigmen anthosianin yang lebih tinggi dari sumber lain seperti kubis
ungu, blueberry dan jagung merah (Rosidah, 2010). Berdasarkan data BPS
tahun 2007, tingkat konsumsi ubi jalar di hampir semua provinsi di Indonesia
relatif rendah (1.39% - 17.83%), kecuali di Papua Barat sekitar 42%. Data
tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ubi jalar oleh masyarakat masih
rendah dan dengan adanya inovasi selai berbahan baku ubi jalar ungu dapat
meningkatkan tingkat konsumsi ubi jalar ungu. Pemilihan ubi jalar ungu sebagai
bahan baku dari inovasi selai yaitu selain bahan baku mudah didapatkan banyak
dari masyarakat yang masih belum paham terkait gizi dan kelebihan yang ada
didalam ubi ungu.
Selain penggunaan ubi jalar ungu, variasi lain yang juga digunakan untuk
mengolah ubi ungu adalah wortel. Jika selama ini wortel hanya diolah menjadi
berbagai macam sayur, maka kali ini wortel diolah menjadi selai. Wortel adalah
tumbuhan biennial dengan siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat
dalam jumlah besar. Wortel memiliki kandungan vitamin A sebesar 93% serta
betakaroten 77%. Warna yang menarik serta kandungan gizi yang melimpah
membuat wortel cocok untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan selai.
Produk ini memiliki kelebihan dengan bahan dasar yang belum pernah
digunakan dalam produksi selai pada umunya, selain itu kandungan gizi yang
tinggi pada ubi jalar ungu dan wortel menambah nilai gizi pada produk selai ini.
Harga yang ditetapkan pada produk ini adalah 6.000 rupiah.
1.3.2 Identifikasi Peluang Usaha
Pada umumnya potensi ubi jalar sebagai bahan baku industri pangan
sangat besar, mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah budi daya yang
mudah dan masa panen yang singkat. Ubi jalar juga memiliki fleksibilitas yang
tinggi dalam pengolahan. Kandungan zat gizinya cukup lengkap bahkan
beberapa zat diantaranya sangat penting bagi tubuh karena berfungsi fisiologis
yaitu anthosianin dan karatenoid sebagai anti oksidan serta seratrapinasa yang
berfungsi prebiotik. Potensi lain dari ubi jalar adalah daya terima masyarakat
terhadap produk dari ubi jalar yang akan disukai masyarakat karena bahan dasar
sudah cukup dikenal dimasyarakat hanya perlu inovatif. Diversifikasi ubi jalar
yang dapat dikembangkan oleh industri pangan di antaranya aneka cookies,
cake, chip, ice cream dan bubur bayi.
Potensi wortel sebagai bahan baku industri pangan sangat besar,
mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah, karena budi daya yang
mudah dan masa panen yang singkat, wortel juga memiliki kandungan gizi yang
cukup banyak salah satunya dapat mencegah dan mengurangi penyakit mata,
dan merupakan vitamin C. Adapun potensi lain dari Wortel segar mengandung
air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin (betakaroten, B1, dan C). Beta
Page 7
Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti oksidan yang menjaga kesehatan
dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta Karoten dapat mencegah dan
menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi asam lemak tidak jenuh
ganda dari proses oksidasi.
Seiring meningkatnya kebutuhan dan kepedulian orang terhadap
makanan.maka kami menginovasi produk selai dengan bahan baku utamanya
yaitu ubi ungu dan wortel dimana dalam pembuatan selai ini menggunakan
bahan organik tanpa bahan tambahan pengawet. sehingga untuk
pengembangan produk, serta bahan bakunya di dapatkan dari petani ubi ungu
dan wortel yang terletak di kawasan Batu Malang dimana di kawasan tersebut
terdapat banyak bahan baku yang kami butuhkan untuk membuat selai tersebut.
Ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah, harga relatif murah,
cara pembuatannya yang mudah, memiliki nilai tambah dibandingkan dengan
kompetitor yang lain, serta kemasan pada produk selai yang menarik minat
konsumen ini yang sering dijadikan peluang usaha yang menguntungkan. Produk
ini merupakan awetan dari sari buah atau buah-buahan yang sudah dihancurkan
dan diproses sedemikian rupa, dengan tambahan gula sehingga menjadi kental
dan lengket. Biasanya, produk ini digunakan sebagai bahan oles bersama roti,
terutama pada saat sarapan. Namun, kebutuhan akan selai kini tidak hanya
didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga semakin
besar. Selai digunakan sebagai bahan pengisi untuk produk roti, campuran pada
yoghurt dan es krim, dan sebagainya.
Kebanyakan produk selai ini hanya dipasarkan ke retailer-retailer seperti
toko roti, kafe-kafe bahkan swalayan-swalayan namun produk selai yang akan
diproduksi mencoba memasarkan produk selai ini ke media online dan membuka
outlet-outlet di pinggir jalan. Harga yang ditawarkan pun terjangkau agar dapat
dinikmati oleh banyak kalangan mulai dari mahasiswa, peedagang maupun
pengusaha sekalipun.
1.3.3 Identifikasi Kendala dan permasalahannya di UKM
Salah satu kendala yang dihadapi oleh perusahaan Frezh yaitu terletak
pada permintaan konsumen. Permintaan akan selai hanya terjadi di bulan-bulan
tertentu misalnya pada saat bulan suci Ramadhan, hari raya Idul Fitri maupun
acara-acara yang special. Akan tetapi permintaan produk selai pada bulan-bulan
lain terjadi sepi pasar (permintaan menurun). Untuk menyikapi kendala
tersebut.perusahaan seharusnya lebih gencar dalam memasarkan produknya
kepada masyarakat, terutama kepada produsen kue kering atau roti. Karena
produsen kue kering atau roti akan tetap menggunakan selai sebagai bahan
baku pada proses produksinya.
Faktor pesaing juga mempengaruhi hasil penjualan produk. Hingga saat
ini. perusahaan ini masih kalah bersaing dengan perusahaan lain yang telah
memasarkan produknya ke luar negeri. Oleh karenanya perusahaan hanya
memasarkan produknya di dalam negeri dan pada daerah-daerah tertentu yang
bukan merupakan daerah tempat perusahaan selai yang lebih besar didirikan.
Serta untuk memperbaiki kualitas produk selai tersebut perusahaan melakukan
suatu cara yaitu dengan pemasaran ulang (perbaikan kualitas dan mutu) yang
Page 8
dilakukan pada periode tertentu akan membantu mengatasi masalah ini.
Pemasaran ulang yang dimaksud yaitu perubahan mutu, kemasan, harga, atau
hal-hal kreatif lain yang menunjukkan adanya perbedaan produk Frezh dengan
produk pesaing.
Perusahaan tidak begitu mengalami kesulitan dalam hal pengolahan
limbah. Hal ini dikarenakan limbah bahan baku seperti kulit dan biji akan
langsung dibuang ke tempat pembuangan menggunakan pembungkus plastik
bening berukuran besar. Digunakannya pembungkus plastik bening bertujuan
agar limbah bahan baku terlihat tanpa perlu membuka plastik tersebut.
Page 9
BAB II
KONSEP PRODUK
2.1 Potensi Bahan Baku
2.1.1 Spesifikasi dan sifat bahan baku
Selai atau jam adalah makanan setengah padat yang dibuat dari buah-
buahan, namun selai “Jam Karet” berbeda dengan selai biasanya. Selai ini
berbahan baku dari ubi jalar ungu dan wortel. Inovasi ini ditujukan untuk lebih
meningkatkan kesehatan masyarakat. Mengingat manfaat umbi sangat besar
namun pengolahan umbi menjadi produk yang menarik dan menyehatkan masih
kurang, oleh karena itu “Jam Karet” ini bisa menjadi salah satu atlternatif untuk
menangani masalah tersebut. Bahan baku yang digunakan yaitu ubi jalar ungu
dan wortel dan bahan tambahannya adalah gula, pektin, asam sitrat, dan natrium
benzoate. Berikut adalah spesifikasi masing-masing bahan pembuat “Jam Karet”.
a. Wortel
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur
serupa kayu Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau
akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam umbi. Batangnya
pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi
umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika dimakan mentah
terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).
Wortel (Daucus carota L.) termasuk kelompok sayur-sayuran yang
bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Wortel termasuk komoditas sayuran
yang banyak mengandung ß karoten yang merupakan prekusor vitamin A.
Karoten atau provitamin A dapat dikonversikan oleh tubuh menjadi vitamin A
yang aktif. Vitamin A merupakan bagian yang penting dari penerimaan cahaya
mata. Wortel mengandung berbagai jenis senyawa yang bermanfaat bagi
kesehatan seperti antioksidan, karotenoid dan pengaruh pada respon kekebalan
tubuh, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mencegah resiko
kanker, mencegah konsptipasi (Rochimiwati et al, 2011). Wortel umumnya
dikonsumsi dalam bentuk segar, dimasak, dan diolah menjadi berbagai bentuk
olahan seperti keripik, pasta, atau sayuran kering. Berdasarkan potensi dan
manfaat wortel, serta untuk menambah keanekaragaman bentuk penyajian,
wortel dapat diolah menjadi wine
b. Ubi jalar Ungu
Varietas ubi jalar cukup banyak, namun baru 142 jenis yang sudah
diidentifikasi oleh para peneliti. Varietas yang digolongkan sebagai varietas
unggul harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : berdaya hasil tinggi, di
atas 30 ton/hektar, berumur pendek (genjah) antara 3-4 bulan, rasa ubi enak
dan manis, tahan terhadap hama penggerek ubi (Cylas sp) dan penyakit kudis
oleh cendawan Elsinoe sp, kadar karoten tinggi di atas 10 mg/100 g dan
keadaan serat ubi relatif rendah. Beberapa varietas unggul yang telah
dilepaskan ke lapangan memiliki umur yang berbeda, demikian juga dengan
Page 10
ketahanan terhadap hama boleng. Secara fisik,kulit ubi jalar lebih tipis
dibandingkan kulit ubi kayu dan merupakan umbi dari bagian batang tanaman.
Warna kulitubi jalar bervariasi dan tidak selalu sama dengan warna umbi. Warna
daging umbinya bermacam-macam, dapat berwarna putih, kuning, jingga
kemerahan, atau keabuan (Sarwono,2005
c. Glukosa
Glukosa dipergunakan dalam industri makanan dan minuman, terutama
dalam industri permen, selai dan pembuatan buah kaleng.
Sifat Fisik :
- Rumus molekul : C6H12O6
- Berat molekul : 180 g/ mol
- Densitas : 1,54 g/ cm3
- Titik lebur : 140-150 oC
- Titik didih : 146oC
Sifat kimia :
- Larut dalam air
- Larut dalam etanol dan metanol
- Berasa manis
- Berfungsi sebagai sumber energi
Gula yang digunakan untuk membuat “Jam Karet” adalah gula pasir.
Penggunaan gula pasir dianggap lebih mudah dan murah karena ketersediaan
gula pasir yang mudah didapat dan pelarutan yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan gula batu atu gula jawa. Gula pasir juga mempunyai rasa manis yang
cukup tinggi sehingga cocok untuk pembuatan selai.
Penambahan gula dalam pembuatan produk makanan seperti selai
berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu
dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan
cara rnenurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).
d. Pektin
Pektin adalah substansi alami yang terdapat pada sebagian besar
tanaman pangan. Selain sebagai elemen struktural pada pertumbuhan jaringan
dan komponen utama dari lamella tengah pada tanaman, pektin juga berperan
sebagai perekat dan menjaga stabilitas jaringan dan sel. Pektin merupakan
senyawa polisakarida dengan bobot molekul tinggi yang banyak terdapat pada
tumbuhan. Pektin digunakan sebagai pembentuk gel dan pengental dalam
pembuatan jelly, marmalade, makanan rendah kalori dan dalam bidang farmasi
digunakan untuk obat diare. Pektin yang dimanfaatkan untuk makanan
merupakan suatu polimer yang berisi unit asam galakturonat (sedikitnya 65%).
Kelompok asam tersebut bisa dalam bentuk asam bebas, metil ester, garam
sodium, kalium, kalsium atau ammonium, dan dalam beberapa kelompok pektin
amida (National Research Development Corporation, 2004).
Pektin terdiri dari monomer asam galakturonat yang berbentuk suatu
rantai molekul panjang. Rantai utama ini diselingi oleh kelompok rhamnosa
dengan rantai cabang menyusun gula netral (arabinosa, galaktosa). Kelompok
Page 11
karboksil (kelompok asam) dari asam galakturonat dapat diesterifikasi atau
diamidasi (IPPA, 2002). Selain asam D-galakturonat sebagai komponen utama,
pektin juga memiliki D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa dalam jumlah
yang bervariasi. Komposisi kimia pectin sangat bervariasi tergantung pada
sumber dan kondisi yang dipakai dalam isolasinya (Willats et al, 2006). Struktur
molekul pektin dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Struktur molekul pektin
Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada pembuatan selai. Gel
pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun kecepatan pembentukan
gel tergantung pada berbagai faktor yaitu gula, konsentrasi pektin, jenis pektin,
pH dan suhu. Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin
rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani, 2006).
Penggunaan pektin yang rendah akan terbentuk gel yang kurang
sempurna dan menghasilkan serabut – serabut yang lemah. Pektin berpengaruh
terhadap warna, hal ini disebabkan karena pektin mengandung asam
galakturonat sehingga mampu mempengaruhi penurunan pH selai lembaran labu
kuning. Aroma yang diinginkan pada selai “Jam Karet” memiliki khas wortel dan
ubi jalar ungu, pektin berpengaruh terhadap aroma selai “Jam Karet” .Jika
menggunakan konsentrasi pektin yang tinggi akan menghasilkan aroma selai
“Jam Karet” yang kurang tajam, pengunaan bubur wortel dan ubi jalar yang
sedikit. Rasa manis yang diinginkan pada selai “Jam Karet” dipengaruhi
penambahan pektin. Semakin tinggi penambahan pektin maka akan
menghasilkan rasa manis yang baik (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).
e. Natrium Benzoate
Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan
menambahkan zat pengawet ke dalam makanan tersebut. Pengawet merupakan
zat yang ditambahkan ke dalam bahan pangan dengan tujuan meningkatkan
umur simpan. Kemampuan suatu zat pengawet dalam menghambat
pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi zat
pengawet, jenis, jumlah, umur dan keadaan mikroba, suhu, waktu, dan sifat-sifat
kimia serta fisik dari makanan termasuk kadar air, pH, jenis dan komponen yang
ada di dalamnya (Fardiaz, 1982). Struktur Kimia natrium benzoate dapat dilihat
pada gambar 2.
Page 12
Gambar 2 Struktur Natrium benzoate
Natrium benzoat atau kalium benzoat lebih banyak digunakan karena lebih
mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan
dan minuman seperti sari buah minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai,
jeli, manisan, kecap dan lain-lain. Untuk pembuatan saos konsentrasi yang
digunakan yaitu 0,15-0,25% (Wade, 1994:459-461)
Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat.
Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri.
Efektivitas fungsi senyawa benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat
mengandung garam dan gula pasir. Penggunaan pengawet ini diperbolehkan
digunakan dalam jumlah tertentu. Pada produk makanan senyawa benzoat
hanya boleh digunakan dengan kisaran konsentrasi 400-1000 mg/kg Benzoat
merupakan unsur alami yang terdapat dalam beberapa tumbuhan dan sering
digunakan sebagai anti bakteri atau anti jamur untuk mengawetkan makanan.
Penambahan ini menghasilkan dalam penurunan kapasitas buffer diet, dan
setelah itu akan meningkatkan keasaman dari urin bahan (Hambali, Suryani dan
Ihsanur, 2007).
Natrium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet yang
sering digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya
lebih besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam. Biasanya natrium
benzoate ditambahkan pada makanan supaya lebih tahan lama. Penggunaan
natrium benzoate tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat
membahayakan kesehatan. Kosentrasi penggunaan adalah 0,5 gram per
kilogram bahan (Margono, 2000).
f. Asam Sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk – jerukan). Senyawa ini merupakan
bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa
masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam
metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk
hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan sebagai antioksidan.
Sifat Fisika : Berat molekul : 192 gr/mol, Spesific gravity : 1,54 (20°C) , Titik
lebur : 153°C, Titik didih : 175°C , Kelarutan dalam air : 207,7 gr/100 ml (25°C)
Pada titik didihnya asam sitrat terurai (terdekomposisi).Berbentuk kristal
berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa asam.
Sifat Kimia : Kontak langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau
larutan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Mampu mengikat ion-ion logam
Page 13
sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan dalam
air. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat
yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul
air untuk setiap molekulnya.Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air
panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat
dalam air dingin.Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk
anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70-75°C.Jika dipanaskan di atas suhu
175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O).
Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah
kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa
sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel
yang dihasilkan (Margono, 2000).
Asam sitrat berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik, salah
satunya warna. Warna akan sedikit pudar jika menggunakan asam sitrat yang
sedikit. Tingkat kecerahan warna produk dipengaruhi oleh asam-asam organik
baik yang didalam produk maupun yang ditambahkan. Penggunaan asam sitrat
yang tinggi juga berpengaruh terhadap rasa selai“Jam Karet” yang diinginkan.
Jika penambahan asam sitrat yang berlebihan akan membuat rasa selai “Jam
Karet” yang manis menjadi asam (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).
2.1.2 Ketetapan Jumlah
Selai “jam Karet” memproduksi selai dengan kemasan berbentuk cup
plastik yang memiliki berat 150 gram. Selai ini dalam satu kali produksi
menghasilkan sebanyak 200 cup dimana sehari hanya dilakukan satu kali
produksi, jadi dalam sehari menghasilkan 30 kg selai. Berdasarkan perhitungan
tersebut maka selai yang diproduksi dalam sebulan adalah 900 kg dengan 6000
kemasan berbentuk cup. Untuk mencapai hasil produksi tersebut dibutuhkan
bahan baku dengan komposisi seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Komposisi bahan baku yang digunakan untuk membuat selai
“Jam Karet” per hari
2.1.3 Variasi Musiman
Pada dasarnya produk selai ini berbahan baku dari pepaya namun kami
melakukan inovasi agar konsumen dapat merasakan sensasi baru dari produk
selai ini. Bahan baku yang kami gunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel, dimana
masing-masing bahan baku tersebut memiliki banyak kandungan gizi dan
Bahan yang digunakan Jumlah
Wortel 1 kg
Ubi jalar ungu 1 kg
Gula pasir 1 kg
Asam sitrat 2 gr
Pektin 3 gr
Natrium benzoa 0,5 gr
Page 14
betakaroten didalamnya sehingga konsumen tidak khawatir dan cemas jika ingin
mengkonsumsinya. Bahan tersebut bukan merupakan produk variasi musiman
karena bahan baku tersebut ada sepanjang tahun dan mudah didapatkan.
Menurut Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua (2007)
menunjukkan bahwa ketersediaan ubi jalar per kapitanya pada tahun 1990 –
1995 mencapai 16 kg/tahun, sedangkan pada tahun 2006 ketersediaan ubi jalar
mencapai 147,17 kg/tahun. Data ini menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan
dan konsumsi ubi jalar per kapita di Indonesia terus menurun karena produksi
tersebut digunakan untuk bahan makanan. Sedangkan ketersediaan wortel per
kapitanya di Indonesia mencapai 14,86 ton/hektar. Akan tetapi pada tahun 2009-
2010 sudah meningkat menjadi 14,87 ton/hektar, perbedaan ini dikarenakan
adanya permulaan tumbuh yang mengkehendaki cuaca dingin dan lembab
sehingga tanaman ini bisa ditanam sepanjang tahun baik musim hujan maupun
musim kemarau (BPS,2011).
Pengolahan bahan makanan diperlukan untuk memperlama umur simpan
wortel dan ubi jalar ungu. Dalam industri pangan, umumnya wortel diolah menjadi
minuman sari buah ataupun manisan, sedangkan ubi jalar umumnya hanya
diolah menjadi cemilan dan makanan berat seperti roti dan lain-lain, maka dari itu
kami membuat trobosan terbaru dengan pembuatan selai yang berbahan baku
ubi jalar ungu dan wortel. Agar pencinta selai tidak merasa bosan dengan rasa
yang sudah ada dipasaran. Teknik penyimpanannya umumnya hanya disimpan
ditempat yang tertutup (terhindar dari sinar matahari) supaya tidak terjadi
kontaminasi dan diletakkan ditempat yang sejuk atau didalam lemari es
sehinggan produk selai dapat bertahan lama hingga waktu yang ditentukan.
Menurut Samad (2006) menyebutkan bahwa umur simpan ubi jalar ungu
sekitar 6 bulan dan akan tetapi umur simpan untuk wortel relatif pendek sekitar
4-6 minggu, maka dari itu bahan baku tersebut haruslah diolah menjadi sebuah
produk seperti manisan, kripik, minuman ataupun camilan supaya memperlama
masa umur simpannya. Teknik penyimpananya haruslah diletakkan di tempat
yang sejuk bebas dari sinar UV.
2.1.4 Teknik Menguasai Bahan Baku
Cara mengatasi bahan baku agar tetap stabil, yaitu dengan mengolahnya
menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi seperti pembuatan selai, sehingga
dapat memperpanjang masa umur simpan dari ubi jalar ungu dan wortel. Produk
selai juga harus dikemas secara rapat agar tidak terkontaminasi dengan suhu di
luar. Dalam mengatasi bahan baku agar tetap stabil juga diperlukannya masa
tenggang atau expired, gunanya untuk mengetahui seberapa lama bertahannya
produk selai saat disimpan di tempat sejuk.
Menurut Sandjaja (2009), cara mengatasi bahan baku produk selai yaitu
dengan cara mengemas produk tersebut ke dalam botol ataupun toples dan
menutupnya rapat supaya selai tidak terkontaminasi dengan suhu udara di luar,
memberi label expired di dalam kemasan, serta teknik penyimpanannya
dilakukan di gudang yang khusus bahan baku supaya produk tersebut tidak
mengalami kecacatan saat proses pengiriman ke konsumen atau supplier.
Page 15
Bahan baku produk selai ini dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani
wortel yang berada di kawasan Batu Malang secara langsung. Dengan cara
tersebut, tidak perlu memasok bahan baku dari luar daerah dikarenakan jika
memask bahan baku dari luar daerah akan membutuhkan waktu lama dan biaya
yang dibutuhkanpun cukup besar. Oleh karena itu, perolehan bahan baku
dipasok dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel yang berada di kawasan Batu
Malang yang tidak jauh dengan lokasi produksi selai. Pemasok tersebut berperan
sebagai pemasok utama dan dipilih lagi petani ubi jalar ungu yang berada di
Lawang Malang serta distributor wortel di Batu Malang sebagai pemasok
cadangan. Adanya pemasok cadangan ini berfungsi sebagai penyedia bahan
baku jika terjadi kekurangan pasokan bahan baku dari pemasok utama.
2.1.5 Kompetisi Penggunaan Bahan Baku
Untuk meningkatkan konsumsi ubi jalar di Indonesia, penganeka ragaman
pengolahan ubi jalar perlu ditingkatkan. Berbagai produk ubi jalar yang dapat
dikembangkan antara lain: 1) pengembangan ubi jalar segar, 2) pengembangan
ubi jalar siap santap, 3) produk ubi jalar siap masak, dan 4) pengembangan
produk ubi jalar setengah jadi untuk bahan baku makanan (Juanda dkk., 2000).
Di Malang, pengolahan ubi jalar semakin banyak ditemukan, baik dalam skala
industri besar maupun industri rumahan. Contohnya Republik Telo, pabrik keripik
merek Keripik Ungu Abadi, dan masih banyak yang lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, dipilihlah cara mendapatkan bahan baku ubi
jalar ungu dengan menjalin kemitraan dengan petani ubi jalar yang berada di
kawasan Batu Malang. Dengan memilih metode ini, selain pesaing dari pasar
tradisional dapat diketahui pesaing penggunaan bahan baku ubi jalar ungu
berasal dari industri besar maupun usaha kecil atau insutri rumahan. Oleh
karenanya diperlukan hubungan yang baik dengan pemasok terpilih yang ada di
Batu Malang. Pemilihan pemasok ini berdasarkan biaya, ketepatan, kualitas, dan
transportasi. Umur panen ubi jalar yang tidak lama, diharapkan pemasok selalu
memiliki bahan baku untuk dikirimkan. Alasan lain dipilihnya metode ini, karena
biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku langsung dari petani jauh
lebih murah dibandingkan dengan membeli dipasaran.
Kota Malang juga merupakan penghasil wortel dalam jumlah besar. Oleh
karenanya, kami memilih untuk mengambil atau memasok bahan baku langsung
dari petani wortel itu sendiri. Sama halnya dengan ubi jalar ungu, pemilihan
pemasok wortel juga berdasarkan biaya, ketepaatn, kualitas, dan transportasi.
Berbeda dengan ubi jalar ungu, untuk mendapatkan bahan baku wortel sebagian
besar pesaing kami adalah para pedagang di pasar tradisional, maupun
supermarket. Namun, dengan cara menjalin hubungan yang baik, komunikasi
yang lancar dengan petani, maka wortel akan dapat dipasok secara rutin. Harga
jual wortel yang tidak menentu dan curah hujan yang tinggi adalah masalah yang
dihadapi, terkadang petani tidak ingin memanen wortelnya ketika harga jual
wortel sedang menurun, sehingga kualitas wortel akan menurun ketika dipanen
nanti. Oleh karena itu, kami sebagai produsen harus memiliki hubungan dan
komunikasi yang baik dengan petani sebagai pemasok, sehingga bahan baku
wortel masih bisa didapatkan.
Page 16
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pasokan bahan
baku dari petani ubi jalar ungu dan petani wortel, antara lain:
Biaya
Cara pembayaran mempengaruhi pemerolehan bahan baku. Apabila cara
pembayaran dilakukan dengan cara dicicil, maka harga yang didapat relatif
normal dan tidak mendapat potongan harga, serta jumlah bahan baku yang
didapat tidak sesuai dengan jumlah bahan baku yang dipesan. Oleh karena hal
tersebut, cara pembayaran sebisa mungkin dilakukan dengan cara tunai agar
jumlah bahan baku yang dikirimkan pemasok sesuai dengan permintaan
perusahaan. Selain itu jika pembayaran dilakukan dengan cara tunai, pemasok
akan memberikan harga yang lebih murah.
Ketepatan
Ketepatan pengiriman dapat dipengaruhi oleh cara pengemasan atau
packaging. Apabila pengemasan dilakukan dengan cara yang memenuhi
standar, maka kualitas bahan baku akan terjamin dan tidak rusak. Namun,
apabila cara pengemasan tidak memenuhi standar, maka akan terjadi kerusakan.
Kerusakan bahan baku akan mempengaruhi jumlah bahan baku yang sampai di
tangan produsen (perusahaan), dan sisa permintaan akan dikirim jika bahan
baku yang memenuhi syarat telah tersedia. Dengan kata lain, perusahaan akan
mengalami lead time. Agar tidak terjadi hal-hal terssebut, maka perusahaan
harus memastikan pemasok memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi
standar atau tidak untuk bahan bakunya.
Kualitas
Packaging atau pengemasan akan mempengaruhi kualitas bahan baku
dan tingkat kecacatan. Kualitas produk dapat dilihat dari tingkat kecacatan.
Semakin banyak tingkat kecacatan, maka kualitas produk juga akan semakin
menurun. Oleh karena alasan tersebut, perusahaan harus memastikan pemasok
memiliki kemasan atau packaging yang memenuhi standar atau tidak untuk
bahan bakunya.
Transportasi
Jenis transportasi akan mempengaruhi biaya transportasi dan frekuensi.
Jika transportasi yang dipilih semakin canggih, maka biaya yang dikeluarkan
untuk transportasi juga akan semakin besar. Namun, jenis transportasi yang
dipilih juga akan mempengaruhi frekuensi pengiriman, misalnya jika
menggunakan pesawat, bahan baku akan sampai dalam waktu sehari saja,
tetapi jika menggunakan truk atau kapal laut bahan baku yang dikirim akan lebih
lama sampainya. Untuk menghindari biaya yang besar dan lamanya waktu
pengiriman, perusahaan sebaiknya mencari pemasok yang lokasinya dekat
dengan tempat produksi, sehingga jenis transportasi yang dipilih dapat berupa
transportasi darat. Dengan cara ini, bahan baku yang dipasok akan cepat
sampai, namun perusahaan hanya mengeluarkan biaya transportasi yang
minimum atau sedikit.
Selain bahan baku ubi jalar ungu dan wortel, digunakan juga pektin,
natrium benzoat, asam sitrat, dan gula. Pektin, natrium benzoat, dan asam sitrat
dibeli dari toko, karena diperlukan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Industri lain yang menggunakan pektin sebagai bahan baku, seperti industri jelly
Page 17
dan selai. Sedangkan natrium benzoat dan asam sitrat banyak digunakan oleh
industri makanan serta minuman, oleh karenanya dipilih toko sebagai penyedia
bahan baku dan dijalin hubungan yang baik dengan pemilik toko. Sedangkan
gula adalah bahan baku yang digunakan oleh industri makanan dan minuman,
oleh karenanya industri makanan dan minuman yang besar hingga usaha kecil
menengah yang memproduksi makanan atau minuman merupakan pesaing dari
produksi selai (jam karet) ini. Karena hal tersebut, maka bahan baku gula
dipasok dari distributor gula yang telah dipercaya oleh produsen.
Terdapat beberapa keuntungan yang didapat perusahaan dari menjalin
kemitraan yang baik dengan pemasok, yaitu didapatkan pasokan bahan baku
dengan mutu dan jumlah yang sesuai, karena perusahaan akan diprioritaskan
oleh pemasok; pemasok akan berusaha mengirimkan bahan baku dalam waktu
yang telah disepakati, sehingga tidak ada lead time; dalam periode tertentu
pemasok akan memberikan potongan harga atau tambahan kiriman bahan baku
sebagai bonus, sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Namun strategi ini
juga memiliki kekurangan yaitu apabila terjadi ketidakjujuran antara pemasok dan
perusahaan, maka akan ada kerugian yang didapat oleh salah satu pihak atau
bahkan keduanya.
2.2 Proses Perencanaan Produksi
Dalam membuat suatu produk diperlukan perencanaan yang matang
dengan berbagai pertimbangan pertimbangan yang ada, sehingga produk yang
dihasilkan tidak hanya berorientasi pada profit tetapi juga pada kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Begitu pula dalam pembuatan produk selai ini, diharapkan
konsumen mendapatkan kepuasan terhadap produk yang dihasilkan sehingga
loyal terhadap produk selai yang dihasilkan. Pada proses perencanaan produksi
terdapat beberapa tahap yang harus dilaui. Setidaknya ada 6 tahap yaitu, idea,
concept developmen, developmen, testing/ market trial, launch, improve the
product.
Tahap awal dalam proses perencanaan produk adalah ide, ide
merupakan pemikiran awal untuk lahirnya produk selai ini. Latar Belakang ide ini
adalah banyaknya produk-produk selai buah yang bermunculan menimbulkan
kejenuhan dimata pelanggan, sehingga produsen melihat peluang pasar untuk
menginovasi produk selai dengan bahan baku umbi-umbian yang banyak
disekitar kita, salah satunya adalah ubi jalar ungu dan wortel. Selain potensi
bahan baku yang besar, ubi jalar ungu dan wortel juga mengandung banyak
vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Semakin tingginya konsumsi roti
menjadikan peluang meningkatnya permintaan selai juga bertambah. Pemikiran
tersebutlah yang menjadikan ide pembuatan selai dari ubi jalar ungu dan wortel
muncul.
Concept developmen merupakan konsep awal dalam pengembangan ide
yang telah dirumuskan. Dalam pengembangannya dipilih bahan baku yang
banyak disekitar kita dengan tetap melihat nilai gizi yang tinggi dari bahan baku.
Wortel dipilih karena banyak mengandung vitamin A dan betakaroten yang baik
untuk mata. Ubi jalar ungu dipilih karena warnanya yang menarik serta
kandungan antosianin. Selama ini bahan baku tersebut belum banyak diolah
Page 18
manjadi panganan selai bahkan belum ada sehingga dalam pengembangannya
masih melaui tahap uji coba yang diperlukan beberapa eksperimen hingga
didapatkan komposisi yang tepat dalam pembutannya. Jam Karet dibuat kedalam
dua variasi rasa yaitu rasa wortel dan rasa ubi jalar ungu. Selai wortel memiliki
warna orange dengan tekstur yang lembut dan berserat. Ubi jalar ungu memiliki
daya tarik warna ungu pekat dengan rasa yang manis, tekstur lembut serta
berserat. Selain penggunaan bahan baku bahan pendukung dalam pembuatan
selai ini yaitu gula, dan jelly. Sebegai bahan pengemas diperlukan cup berukuran
200 ml dan penutup cup.
Developmen adalah tahap pengembangan produk yang lebih terperinci.
Produk selai ini dikemas dalam ukuran kecil sebnyak 150 gr per cup dan ukuran
500 gr. Penggunaan cup kecil dalam pengemasannya adalah untuk
memudahkan konsumen saat akan mengkonsumsi dan penyimpanannya.
Ukuran selai yang tidak terlalu besar dan banyak meminimalisir produk
kadaluarsa saat akan dikonsumsi konsumen. 150 gr selai dapat digunakan untuk
3 -4 kali konsumsi. Kosumen dapat memilih dua rasa selai yang belum pernah
ada sebelumya yaitu rasa ubi jalar ungu dan wortel. Pemilihan pasar dan pesaing
juga menjadi fokus dalam pengembangan produk. Pada produk selai ini
segmentasi yang dipilih adalah untuk semua segemen. Semua segmen dipilih
karena selai merupakan produk yang disukai semua orang sehingga untuk
segmentasinya tidak dibatasi. Dalam pemasaraannya produk selai ini dijual ke
swalayan dan pasar-pasar di daerah Malang.
Tahapan selanjutnya adalah testing/ market trial yaitu percobaan pasar.
Dalam tahapan ini yaitu selai dicobakan ke pasar dengan segmenatasi yang
telah ditentukan dan harga yang ditetapkan. Testing dilakukan dengan
memberikan produk percobaan kepada pelanggan secara cuma- cuma. Satu cup
selai berukuran 150 gr harga yang ditawarkan adalah 9.000. Pada tahapan ini
dapat diketahui ukuran pasar yang akan dituju dengan sifat dan karakteristik
konsumen dan tingkat permintaan yang telah diramalkan. Setelah diketahui
karakteristik produknya maka selanjutnya dalah menententukan apakah produk
menjadi leader, follower, challager, neacer. Untuk produk selai ubi jalar ungu dan
wortel merupakan produk baru yang menginovasi produk selai yang telah ada
sehingga diktegorikan kedalam market challger.
Setelah melalui tahapan testing/ market trial didapatkan evaluasi dan
perbaikan untuk tahapan selanjutnya. Dalam tahapan launching, produk mulai
diproduksi dalam ukuran besar dan mulai dipasarkan. Launching dilakukan pada
pasar, konsumen dan segmentasi yang telah dituju. Launching dilakukan
disupermarket dan pasar dengan cara konsumen mencicipi langsung produk Jam
Karet. Tahap terakhir dalam proses perencanaan produk yaitu improve the
product, yaitu melalukakn perbaikan dan peningkatan terhadap produk yang
telah dilaunching. Memperbaiki kulaitas dan meningkatkan service terhadap
pelanggan.
Page 19
2.3 Karakteristik Produk
Produk baru yang kami buat yaitu “Jam Karet (jam cassava carrot)
dimana produk ini mempunyai beberapa karakteristik yang nantinya akan
menyukseskan berkembangnya penjualan produk baru tersebut yaitu :
a. Produknya unik dan unggul
Jam Karet merupakan produk baru yang unik dan unggul. Di katakan unik
yaitu karena jam karet merupakan bahan olesan yang biasa digunakan
pada roti dan puding yang di inovasikan dengan bahan baku yaitu ubi
jalar ungu dan wortel. Selain pencampuran bahan bahan tersebut,
keunikan dapat dilihat dari bentuk dan rasanya yang unik. Bentuk selai ini
yaitu berupa bahan padatan ataupun cair yang dikemas dengan cup
plastic seperti kemasan pada pudding. Karena bentuk dan kombinasi
rasanya yang unik, di harapkan produk ini dapat unggul di pasaran dan
dapat selalu di ingat konsumen karena keunikannya.
b. Sangat berorientasi pasar
Produk ini sangat berorientasi pasar karena produk ini dinilai memiliki
pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan
berhubungan dengan pelanggan lebih baik. Dengan patokan harga yang
murah dan rasanya yang enak serta merakyat menjadikan produk ini di
sukai konsumen. Bahan baku yang di gunakan juga sudah familiar di
kalangan masyarakat sehingga produk ini mampu mendapatkan posisi
yang cukup baik di pasar.
c. Produk yang di tujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik
Produk ini merupakan produk inovasi antara ubi jalar dan wortel yang
merupakan bahan untuk olesan pada roti dan pudding. Di kemas dalam
cup plastic yang berlabelkan inovasi selai tersebut. Hal-hal tersebut yang
bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk produk ini, sehingga dapat
menarik banyak konsumen.
d. Suksesnya produk baru dapat diduga
Karena keunikan dan produk yang menarik serta harga yang terjangkau
dapat di pastikan produk baru ini akan sukses di pasar. Produk ini cocok
untuk semua kalangan, semua usia, dan cocok untuk kesehatan juga.
Jadi dapat di pastikan produk ini akan dapat menarik minat konsumen.
e. Kecepatan produksi adalah segala-galanya, namun harus tanpa
mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya
Bahan baku yang mudah di dapat di pasaran dan pembuatan produk
yang sangat mudah dan praktis, maka pembuatan produk ini tidak perlu
memerlukan banyak waktu untuk perencanaannya. Produk bisa langsung
di buat dan di pasarkan tanpa perencanaan yang panjang, karena sudah
bisa di pastikan bahwa konsumen akan tertarik mengkonsumsi produk ini.
Akan tetapi kualitas produk ini juga harus tetap di perhatikan agar tidak
mengecewakan konsumen.
2.4 Kemasan
Page 20
Pada umumnya kemasan dibagi menjadi 3 macam yaitu :
a. Kemasan primer : kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus
bahan pangan. Contohnya Dalam kemasan primer disini menggunakan 2
bahan yaitu cup plastik.Dimana masing-masing kemasan tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada kemasan plastik kelebihan
yang didapatkan antara lain bertahan lama sampai kurun waktu yang
ditentukan dan dapat melindungi produk dari kerusakan fisik,air,oksigen
dan sinar UV. Sedangkan kekurangannya berupa bahan mudah penyok
dan rusak sehingga harus ditaruh ditempat yang sejuk jauh dari sinar UV.
Sedangkan untuk kemasan kaleng kelebihannya yaitu produk biskuit tidak
mudah bau atau garing awet atau tahan lama, tidak mudah rusak dan
terhindar dari kontaminasi udara luar. Untuk kelemahannya terletak pada
harga yang relatiif mahal dan mudah rusak jika salah penempatannya.
b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah
biskuit dalam kaleng. Kotak karton ini memiliki kelebihan dan kelemahan
yaitu menjaga kualitas kemasan produk agar tidak rusak sebelum
pengiriman ke konsumen dan melindungi produk tersebut dari sinar UV
ataupun dari udara luar. Sedangkan kelemahannya yaitu mudah sobek
dan terbuka/ tidak rapat.
c. Kemasan tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk
pelindung selama pengangkutan, contoh biskuit aneka rasa ini yang
sudah dibungkus dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke
dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas. kelebihan yaitu tertutup
rapat, produk pangan terhindar dari kontaminasi oleh organisme,
serangga atau benda asing lainnya.Dapat mencegah kehilangan kadar
air. Dapat melindungi dari absorpsi oksigen, gas lain, dan bau.dan
Melindungi dari cahaya, untuk isian yang peka terhadap cahaya.
Sedangkan kelemahan yaitu produk mudah rusak dan sobek jika salah
penempatan.
2.4.1 Desain Kemasan
1. Kemasan Primer :
Gambar Cup atas Carrot Gambar Cup atas Cassava
Page 21
Gambar Cup/wadah Cassava Gambar Cup/wadah Carrot
2. Kemasan Sekunder :
Gambar Kardus Jam Karet
3. Kemasan Tersier :
Bahan Kemasan :
Bahan kemasan ini terdiri dari 3 jenis yaitu kemasan primer, sekunder dan
tersier. Dimana pada kemasan primer terdiri dari kemasan yang terbuat dari Cup
plastic bening yang berwarna ungu dan orange dengan spesifikasi ukuran yaitu
panjang x lebar x tinggi adalah 10 x15 x 5 cm.kemasan primer tersebut memiliki
berat 150 gr. Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1
kardus kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki
spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan
kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat
pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi 3
kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.
Tinggi 3 cm
Panjang x lebar yaitu 15 x 5 cm
Page 22
2.4.2 Unsur Kemasan
Adapun unsur-unsur kemasan pada produk jam karet (selai cassava dan
carrot) sebagai berikut :
1. Kemasan Jam Karet
Ukuran
Ukuran kemasan primer Jam Karet ini yaitu cup berdiameter sekitar 3 mm
dengan panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 10 x 5 cm. dengan berat 150 gr.
Untuk kemasan sekundernya berupa kardus dimana dalam 1 kardus
kemasan memiliki berat 200 gr dengan isi 6 buah didalamnya. Memiliki
spesifikasi ukuran panjang x lebar x tinggi adalah 15 x 5 x 3 cm. sedangkan
kemasan tersiernya berupa kotak box besar yang berfungsi untuk tempat
pengiriman produk Jam karet ini agar tidak rusak. Dimana didalamnya berisi
3 kotak sekunder dengan ukuran panjang x lebar x tinggi 15,5 x 7 x 3 cm.
Warna
Warna Jam Karet ini yaitu ungu untuk produk Jam Karet cassava dan
orange untuk produk Jam Karet carrot. Sehingga Warna produk Jam Karet
(selai cassava dan carrot) ini didesain dengan warna-warna yang menarik
hati konsumen agar konsumen tertarik dan tidak enggan untuk membeli
produk kami.
Bahan
Bahan kemasan primer Jam Karet (selai cassava dan carrot) terbuat dari
cup plastik yang berwarna ungu dan orange dimana bentuk kemasan harus
menarik perhatian konsumen dengan menggambarkan keistimewaan produk
dan mampu membujuk konsumen. Untuk kemasan sekunder berupa
kardus/kotak yang berwarna coklat dengan isi didalamnya sebanyak 6 buah
selai dengan berat masing-masing 150 gr. Serta pada kemasan tersiernya
berupa kotak box besar yang didalamnya memuat 3 kotak kemasan
sekunder memiliki warna sama yaitu coklat.
Gambar Kemasan Primer
Gambar Cup atas Jam Karet Carrot Gambar Cup atas Cassava
Diameter 3 cm
Diameter 3 cm
Page 23
Gambar Cup/wadah Jam Karet
Gambar Kemasan sekunder
Gambar Kemasan Tersier
Tanda merek
Tanda Merek produk selai ini Terletak pada gambar atau logo yang unik
yaitu : dimana logo tersebut memiliki makna atau arti. Dimana gambar wortel
dan ubi jalarnya merupakan kandungan gizi yang kaya akan serat dan
vitamin serta memberikan kesan yang menarit karena produk ini sehat dan
banyak terdapat gizinya.
Kapan produk akan kadaluarsa
Produk akan kadaluarsa setelah memilki masa Expired atau masa tenggang
yang ditentukan. Masa kadaluarsa ini akan ada setelah dilakukan uji pada
kandungan didalam selai tersebut. Masa kadaluarsa ditetapkan setelah
proses produk berlangsung hingga berakhirnya masa tersebut. Contohnya
mulai tanggal 20 Oktober 2014 hingga 20 Januari 2015.
Harga produk
Harga produk selai ini bekisar Rp 6.000,00 hingga Rp 12.000. harga ini
disesuaikan dengan standart di kalangan masyarakat umum ataupun
konsumen khususnya di kalangan mahasiswa.
Tinggi 5 cm
Panjang x lebar 10 x 15 cm
Tinggi 3 cm
Panjang x lebar yaitu 15 x 5 cm
Page 24
Label
Pada Label kemasan kami akan mencantumkan label halal dan masa
expired serta jaminan mutunya. Supaya konsumen mengetahui bahwa
produk Jam karet ini baik untuk digunakan dan di konsumsi.
Manfaat Produk
Manfaat produk Jam Karet ini yaitu memberikan kandungan gizi yang kaya
akan serat dan vitamin. Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk
mengkonsumsi produk ini.
Jaminan Mutu
Jaminan mutu produk Jam karet ini terdapat HACCP, GMP, Halal dan BPOM.
Sehingga konsumen tak perlu khawatir untuk membeli dan jika ingin
mengkonsumsi produk ini. Karena produk ini sudah terjamin mutunya.
Kemungkinan efek samping
Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan dari produk ini yaitu konsumen
akan ketagihan setelah mengkonsumsinya karena rasa yang enak dan
banyak kandungan gizi di dalamnya.
Page 25
BAB III
PASAR DAN PEMASARAN
3.1 Potensi Pasar
3.1.1 Menilai situasi
Selai merupakan produk yang umum digunakan oleh masyarakat dan hal
ini menyebabkan banyak sekali produsen yang membuat produk ini. Oleh karena
itu sifat pasar selai dapat digolongkan menjadi pasar monopolistik. Pasar
monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen
yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa
aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk
yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi
semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk
yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya
perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa
mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra
yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli
produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh
terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada
dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga
citra perusahaannya.
Potensi selai pasar di Indonesia terus meningkat. Hal ini tidak terlepas
dengan perkembangan industri pengguna selai. Industri roti, es krim merupakan
pengguna selai yang potensial. Biasanya produk ini digunakan sebagai bahan
oles bersama roti terutama pada saat harapan namun, kebutuhan akan selai kini
tidak hanya didominasi oleh rumah tangga. Kebutuhan untuk skala industri juga
semakin besar. Selai digunakan sebagai bahan untuk pengisi roti, campuran
pada yoghurt dan es krim. Perbandingan penjualan selai pada tahun 2006 masih
seimbang, namun pada 2008 perbandingan penjualan kue meningkat menjadi
60%-80%. Jadi potensi pasar selai ke depan diperkirakan dapat berkembang dan
tumbuh dengan pesat (Alamsyah, 2012).
Selai olahan dari umbi-umbian ini disegmentasikan kepada seluruh
kalangan. Karena menurut kuesioner yang menyatakan bahwa konsumsi selai
pada usia 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30 sebayak 47 %. Jadi selai
adalah produk yang banyak diminati oleh konsumen. Selain itu Selai “Jam Karet”
lebih unggul dalam kesehatan karena kandungan wortel sebagai provitamin A
yang merupakan prekusor vitamin A dan ubi jalar ungu yang kaya akan
anthosianin sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan semakin menambah
minat konsumen untuk membeli selai “jam Karet”.
Biasanya konsumen membeli selai ketika dalam acara hajatan atau acara
ulang tahun, atau bisa juga dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk
sarapan. Karena selai umbi ini lebih kaya akan vitamin maka produk selai “Jam
Karet” mampu lebih menarik konsumen untuk membeli produk untuk
mendapatkan keuntungan unsur kesehatan. Ubi jalar ungu dan wortel
Page 26
merupakan jenis tanaman yang relative tetap ada atau tidak musiman. Jadi
dalam produksi selai tidak terhambat oleh bahan baku dan dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan baik. Pelanggan bisa mendapatkan selai ini di
outlet atau pun di supermarket.
3.1.2 Program Pengakajian
Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar kedalam kelompok-
kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan karakteristik atau perilaku
yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Ada
beberapa macam bentuk segmentasi pasar yaitu:
a. Segmentasi Geografis, membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang
berbeda-beda seperti negara, wilayah negara bagian, kabupaten, kota
atau pemukiman.
b. Segmentasi Demografis, Upaya membagi pasar menjadi sejumlah
kelompok berdasarkan variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin,
ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras dan kebangsaan.
c. Segmentasi Psikografis, Upaya membagi pembeli menjadi kelompok-
kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau
karakteristik kepribadian.
d. Segmentasi Perilaku, Upaya membagi suatu pasar ke sejumlah kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pengunaan atau tanggapan konsumen
terhadap suatu produk.
Sasaran segmen selai “Jam Karet” yaitu segmentasi demografis yang
berdasarkan usia, yaitu usia antara 15-25 tahun sebanyak 46%, dan usia 26-30
sebayak 47 %. Jadi selai ini disegmentasikan kepada kalangan muda. Selain itu
selai ini juga bisa disegmentasikan berdasarkan psikografi produk ini mengacu
pada gaya hidup dimana Jam Karet ini merupakan produk olahan yang biasa
disandingkan dengan roti, ice cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini
mengarah pada kejadian yang dapat dibedakan menurut kejadian saat
konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam Karet” dibutuhkan kepada
kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan biskuit. Dimana selai ini kaya
akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Tingkat pemakaian dapat
dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang ringan, sedang dan berat.
Selain itu juga terdapat segmentasi demografis dimana produk ini dipasarkan ke
semua kalangan mulai dari remaja, dewasa, anak-anak hingga orang tua. Usia
yang dijadikan konsumen adalah semua kalangan, usia dewasa dengan kriteria
umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak dengan usia 5-12 tahun dan orang tua
dengan usia 31-70 tahun.
Tipe pola dan jaringan distribusi untuk selai “Jam Karet” adalah Retail
Storage With Customer Pickup. Tipe ini merupakan tipe tradisional dari semua
jenis distribusi yang ada, yaitu inventori disimpan di dalam toko. Pelanggan
datang ke toko untuk melakukan pemesanan dan pembelian. Keuntungannya
adalah biaya transportasi yang cukup murah, kekuranggannya adalah biaya
inventori yang cukup tinggi.
Page 27
Untuk memberitahu konsumen mengenai produk baru, dapat digunakan
promosi ketika memperkenalkan roduk tersebut. Promosi juga dapat
mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut ada dan mengingatkan kepada
konsumen tentang kualitas produk dan keuntungan yang ditawarkan melebihi
produk pesaing. Promosi yang efektif harus dapat meningkatkan permintaan atas
produk dan menghasilkan tingkat penjualan produk. Terdapat empat metode
promosi yaitu periklanan, penjualan personel, promosi penjualan dan hubungan
masyarakat.
Selai “Jam Karet” menggunakan promosi dengan cara periklanan.
Periklanan adalah penyajian non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk
media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen.
Meskipun periklanan umumnya lebih mahal disbanding dengan metode lain,
namun dapat menjangkau banyak konsumen. Periklanan dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesan (image) dari merek, institusi atau industri tertentu. Berbagai
macam bentuk periklanan produk selai yaitu internet, surat kabar, radio dan
televisi.
3.1.3 Menyampaikan Data dan Informasi
Dalam proses pengkajian aspek pasar, diperlukan data-data dan
informasi, sehingga dapat ditentukan pasar mana yang akan dipilih. Informasi
tersebut dihasilkan dari pengolahan data yang berasal dari berbagai sumber,
antara lain catatan internal, data primer, data sekunder, menilai kualitas data,
dan survei pasar.
Untuk produk JAM KARET ini tidak ada data yang diperoleh dari catatan
internal, karena usaha dan produk selai ini baru saja diciptakan. Data primer
diperoleh dari hasil survey dengan cara survei pada salah satu perusahaan
pembuat selai dan membagikan kuesioner pada calon konsumen JAM KARET.
Perusahaan yang menjadi tempat survei adalah PT. Karunia Sukses Utama,
dengan brand selainya, „Frezh‟. Data sekunder diperoleh dari data euromonitor,
pada tahun 2011 nilai konsumsi roti di Indonesia naik 25% sedangkan kebutuhan
selai dalam mengkonsumsi roti memiliki persentase sebesar 80%. Selanjutnya
menilai kualitas data dapat dilakukan dengan cara mengamati data yang telah
diperoleh. Data untuk produk JAM KARET ini diperoleh dengan melakukan
pembagian kuesioner kepada 30 responden dari berbagai kalangan. Dari data
yang diperoleh dari kiesioner dapat ditentukan produk selai seperti apa yang
diinginkan komsumen. Dan terakhir, dilakukan survei pasar. Setelah diketahui
produk seperti apa yang diinginkan konsumen, maka dibuatlah sampling produk
dan ditentukan pasar yang akan menjadi sasaran dibagikannya sampling peoduk
selai untuk mengetahui apakah produk dapat diterima atau tidak.
3.1.4 Analisis Hasil Peramalan
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari proses pengkajian pasar,
akan dilakukan analisis peramalan permintaan produk selai untuk periode
berikutnya. Ada beberapa metode dan program yang dapat digunakan untuk
melakukan peramalan. Pemilihan metode dan program tersebut disesuaikan
Page 28
dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Salah satu peramalan yang
dilakukan adalah dengan menggunakan metode Single Moving Average.
Berikut adalah data-data asumsi permintaan selai selama 24 bulan
terakhir atau 2 tahun terakhir.
Dari asumsi data-data di atas diperoleh hasil peramalan seperti berikut.
Page 29
Dari data hasil peramalan untuk setahun kedepan, yaitu November 2014
hingga Oktober 2015, dapat diketahui bahwa permintaan selai mengalami
fluktuasi tiap bulannya. Hal ini disebabkan permintaan selai akan melonjak pada
periode atau saat-saat tertentu.
3.2 Kuisioner
Dalam pengambian data terdapat dua teknik, yaitu pengambilan data
primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan survey secara
langsung atau menggunakan kuisioner sedangkan pengambilan data sekunder
dengan studi literature. Pada pengembangan produk Jam Karet ini, produsen
melaukukan teknik pengambilan data primer dengan menyebar kuisioner pada
konsumen. Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap- sikap, keyakinan, perilaku dan
karakteristik beberapa orang utama didalam organisasi yang bias terpengaruh
oleh system yang diajukan oleh sutu system yang ada (Hendri, 2009). Ada dua
tipe pertanyaan didalam pembuatan kuisioner yaitu pertanyaan terbuka dan
tertutup. Pertanyaan terbuka berisi uraian dengan mengembangkan wawasan
berpikir konsumen yang menngisi kuisioner. Pertanyaan tertutup berupa soal
dengan beberapa pilihan. Berikut merupakan contoh kuisioner pengembangan
produk selai Jam Karet.
3.3 Hasil Riset Pasar
Didalam pemasaran produk tidak selamanya akan berjalan dengan lancar
sesuai keinginan perusahaan. Banyak permasalahan yang timbul dimana hal ini
dalam bentuk keluhan, komentar, kritik, saran atau masukan dari konsumen.
Berbagai masukan yang membangun akan sangat membantu perusahaan dalam
mengembangkan produk dan meningkatkan pangsa pasarnya. Permasalahan
produk meliputi banyak aspek seperti kualitas produk (bentuk, rasa, warna,
tekstur, aroma, kenampakan), harga, kemasan, ukuran produk dan ukuran
kemasan, kemudahan penggunaan/mengkonsumsi dan sebagainya, dimana
berbagai permasalahan tersebut tidak akan dapat diselesaikan secara sendiri
oleh perusahaan namun perlu bantuan konsumen terutama konsumen eksternal.
Page 30
0-500 rb
57%
500 rb-1 jt 30%
>1 jt 13% Pendapatan
Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap
suatu produk diperlukan suatu penelitian yang dinamakan riset pemasaran.
Metode yang digunakan dalam analisa produk jam karet ini adalah :
A. Sumber Data
1. Data Primer
Merupakan data yang langsung diambil dari sasaran penelitian (didapat
dari sumber pertama) baik individu maupun perseorangan yaitu hasil kuesioner
atau wawancara responden yang ada dikampus Fakultas Teknologi Pertanian
UB meliputi mahasiswa dan karyawan.
2. Data Sekunder
Merupakan data primer yang telah diolah dan disajikan dalam bentuk
table/diagram dan digunakan peneliti untuk diproses lebih lanjut dan data yang
berasal dari literatur/media baik cetak maupun elektronik seperti buku dan
internet, dapat berupa dasar teori atau data-data lain yang mendukung.
B. Pengambilan Sampel
1. Unit Pengambilan Sampel
Sample dari penelitian ini adalah responden (konsumen) dikampus
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
2. Ukuran Sampel
Banyaknya sampel yang dijadikan responden adalah 30 orang.
3. Prosedur Pengambilan Sampel
Sampel/responden diambil secara acak, siapapun konsumen yang ada
dipasar terutama mahasiswa, mempunyai peluang besar untuk dijadikan
responden.
C. Pendekatan Riset
Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan
survey di kampus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
D. Instrument Riset
Instrument yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berupa
kuesioner/angket, yaitu cara pengumpulan data dengan memberikan atau
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden
akan memberikan respon terhadap pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan
bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban telah disediakan dimana setiap
kuesioner/angket terdiri dari 14 pertanyaan.
E. Metode Kontak
Komunikasi yang terjadi dilakukan secara langsung kepada responden
pada saat pembagian/penyebaran angket/kuesioner.
Data hasil riset yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Berapa Pendapatan anda per bulan ?
a. Rp. 0 – Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. > Rp. 1.000.000
Page 31
ya 90%
tidak 0%
biasa 10% Kesukaan
1x/mggu
17%
1x/2 mggu 20%
setiap hari 10%
lain (jaran
g) 53%
Frekuensi Konsumsi
kaca 50%
plastik 47%
lain 3%
Kemasan
200 gr 60% 500 gr
13%
lain 27%
Ukuran Kemasan
warung
27% supermarke
t 67%
pasar 6% Tempat
Pembelian
televisi
53%
internet
20%
lain 27%
Informasi Produk
2. Apakah anda menyukai selai ?
a. Ya
b. Tidak
c. Biasa saja
3. Berapa sering anda mengkonsumsi selai ?
a. 1 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. Setiap hari
d. Lain-lain ( )
4. Kemasan selai apa yang sering anda beli ?
a. Kaca
b. Cup Plastik
c. Lain- lain ( )
5. Dalam ukuran berapa selai yang anda konsumsi ?
a. 200 gr
b. 500 gr
c. Lain-lain ( )
6. Dimana anda biasa membeli selai ?
a. Warung
b. Supermarket
c. Pasar
Page 32
discount
37% buy one get
one …
bonus roti 30%
lain 0% Metode Promosi
roti 87%
ice cream
3%
lain 10% Dikonsumsi
dengan
Rp. 6.000-
RP. 7.00…
Rp. 7.000-
Rp. 8.00…
Rp. 8.000-
Rp. 9.00…
Harga Produk
7. Dari mana anda mengetahui produk selai ?
a. Televisi
b. Internet atau media sosial
c. Lain- lain ( )
8. Dalam pembelian selai metode apa yang anda pilih ?
a. Discount
b. Buy one get one free
c. Bonus Roti
d. Lain- lain ( )
9. Anda biasa mengkonsumsi selai dengan apa ?
a. Roti
b. Ice Cream
c. Lain-lain ( )
10. Berapa harga selai yang biasa anda beli ?
a. Rp. 6.000 – Rp. 7.000
b. Rp. 7.000 – Rp. 8.000
c. Rp. 8.000 – Rp. 9.000
Adapun data data personal dari responden yang kami berikan kuesioner adalah
sebagai berikut :
Page 33
Dari data diatas, dapat diketahui bagaimana respon dari masyarakat
umum yang diwakili oleh 30 orang responden terhadap produk jam karet. Dari
data diketahui bahwa 90% responden menyukai produk selai, namun kendala
yang muncul adalah kebanyakan dari mereka jarang dalam mengkonsumsi
produk selai tersebut. Selain itu kemasan yang disukai konsumen adalah kaca
dan plastic, hal ini sesuai dengan kemasan produk jam karet yang dikemas
menggunakan cup plasti. Sedangkan untuk jenis kaca, masih perlu dikaji ulang
mulai dari biaya yang dibutuhkan, analisa bahan baku, dan teknologi pengemas
yang digunakan. Para konsumen kebanyakan mendapatkan produk sejenis di
supermarket, hal ini juga sesuai dengan strategi marketing produk ini, yaitu
mendistribusikannya ke supermarket. Untuk bagian informasi produk,
kebanyakan responden mendapatkan informasi produk dari televisi, sehingga
akan dikaji ulang masalah metode periklanan untuk produk ini. Mengingat biaya
untuk iklan di televisi cukup mahal. Dari segi lainnya, para konsumen sama rata
terhadap metode promosi, yaitu antara metode diskon, buy one get one free
serta bonus roti. Kemudian, konsumen sebagian besar mengkonsumsi selai
dengan produk roti, dengan demikian dapat dijadikan inovasi baru dalam produk
ini, jika ingin mengembangkan bisnis maka dapat menggunakan produk roti
sebagai produk kembangannya. Untuk segi harga yang diterima konsumen
adalah antara Rp. 6000- Rp. 9000 dengan mayoritas konsumen memilih harga
antara Rp. 6000-Rp. 7000.
3.4 Strategi STP
3.4.1 Segmenting
46%
47%
7%
Usia
15-20
21-25
26-30 mahasiswa
87%
guru 3%
wiraswast
a 10%
Pekerjaan
Laki-laki 30%
Perempuan
70%
Jenis Kelamin
Page 34
Selai merupakan produk olahan dari buah-buahan yang mudah ditemui
dimanapun. Rasanya yang manis dengan variasi berbagai rasa membuatnya
banyak disukai oleh semua usia. Panganan ini biasa disandingkan dengan roti
sebagai pelengkapnya, tetapi sekarang tidak hanya sebatas itu, penggunaan
selai semakin dimodifikasi pada berbagai macam makanan misalnya pada
topping es krim, biskuit dan sebagainya. Produk selai yang kami buat bukanlah
berasal dari buah-buahan melainkan berasal dari umbi-umbian. Mengingat
manfaat umbi sangat besar namun pengolahan umbi menjadi produk yang
menarik dan menyehatkan masih kurang .oleh karena itu kami membuat produk
selai dengan bahan utama dari umbi yaitu wortel dan ubi jalar ungu.
Berdasarkan daftar produk yang variatif, “Jam Karet” (Selai cassava dan
carrot) dapat dikelompokkan berdasarkan Geografis yaitu Wilayah yang menjadi
pasar utama wilayah adalah Negara yang mana produk ini diproduksi yaitu
Indonesia yang terletak di kota Malang dengan pangsa pasar sebesar 20%.
Sedangkan pada psikografi produk ini mengacu pada gaya hidup dimana Jam
Karet ini merupakan produk olahan yang biasa disandingkan dengan roti, ice
cream dan biscuit. Segmentasi Perilaku ini mengarah pada kejadian yang dapat
dibedakan menurut kejadian saat konsumen mengembangkan kebutuhan. “Jam
Karet” dibutuhkan kepada kalangan yang sedang menikmati roti, es krim dan
biskuit. Dimana selai ini kaya akan manfaat dan kandungan gizi didalamnya.
Tingkat pemakaian dapat dikelompokkan dalam kelompok pemakai produk yang
ringan, sedang dan berat. Selain itu juga terdapat segmentasi demografis
dimana produk ini dipasarkan ke semua kalangan mulai dari remaja, dewasa,
anak-anak hingga orang tua. Usia yang dijadikan konsumen adalah semua
kalangan, usia dewasa dengan kriteria umur 17-23 tahun, sedangkan anak-anak
dengan usia 5-12 tahun dan orang tua dengan usia 31-70 tahun.
Menurut BPS (2008)Secara geografis wilayah Kota Malang berada antara
07°46'48" - 08°46'42" Lintang Selatan dan 112°31'42" - 112°48'48" Bujur Timur,
dengan luas wilayah 110,06 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :
� Batas Utara : Kabupaten Malang
� Batas Selatan : Kabupaten Malang
� Batas Timur : Kabupaten Malang
� Batas Barat : Kabupaten Malang
Kota Malang terdiri dari 5 Kecamatan yaitu Kedungkandang, Klojen, Blimbing,
Lowokwaru, dan Sukun serta 57 kelurahan.
Kepadatan Penduduk Seperti kondisi kota pada umumnya, bahwa hunian
terpadat berada di pusat kota yaitu di Kecamatan Klojen memiliki hunian terpadat
dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 13.867 jiwa per km persegi.
Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan
Kedungkandang dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 3.459 jiwa per km
persegi.
3.4.2 Targeting
Page 35
Analisis segmentasi diatas, menunjukan bahwa “Jam Karet” berada di
segmentasi demografi pada variable usia. Selai ini menetapkan target yang
sesuai untuk produk-produknya yang variatif yaitu pada kalangan mahasiswa
dan dewasa yang sedang menikmati berbagai roti, biskuit maupun ice cream,
kemudian produk ini juga berada pada segmentasi tingkah laku yaitu pada
manfaat dan kandungan gizi didalamnya. Penetapan target-target jika dilihat dari
survei kuisioner yaitu kepada kalangan mahasiswa dan dewasa menengah
keatas dan kepada konsumen yang memiliki gaya hidup sehat dengan
mengkonsumsi diversifikasi makanan yang juga menyehatkan seperti selai “Jam
Karet”.
3.4.3 Positioning
Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan
sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam
benak konsumen sasaranya (Kotler, 2003).
Kata kunci setiap produk untuk tetap bertahan tergantung seberapa
inovatif sebuah produk mengikuti product life cycle (PLC) yang harus
diperbaharui memenuhi selera konsumen yang berubah berkembang dan
tumbuh bersama dengan pola-pola perilaku dan tuntutan masyarakat. Jam Karot
menjalankan PLC secara konsisten. Hal tersebut mengakibatkan posisi pasar
produk selai memiliki berbagai keunggulan. Keunggulan produk ini terletak pada
inovasi rasa yang unik yaitu ubi jalar ungu dan wortel dengan kemasan produk
yang sederhana, sehingga tak heran jika banyak kalangan yang menyukai
produk ini. Disamping mengembangkan product content sebagai bagian product
life cycle strategy, selai ini hanya kami inovasikan kedalam 2 macam rasa,
warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi
pasarnya yakni kalangan mahasiswa dan dewasa atau karyawan FTP seperti
kemasannya yang dibuat dari cup plastic seperti pada tempat pudding. Rasanya
dibagi menjadi 2 macam yaitu rasa cassava dan carrot, selain itu warnanya pun
disesuaikan dengan warna-warna yang alami yang berasal dari umbi sebagai
bahan baku utama pembuatan Selai .serta ukurannya sesuai dengan kemasan
produknya Sehingga praktis mempengaruhi harga. Tidak hanya dari segi nilai
produknya, inovasi promosi “Jam Karet” juga sangat kreatif dan inovatif sehingga
mampu menarik daya beli konsumen.
“Jam Karet” pun memiliki differensiasi produk agar mudah dikenal dan
memberikan daya Tarik tersendiri bagi para konsumen. Pada produk ini
differensiasi yang utama yaitu :
1. Jam Karot memiliki kandungan gizi dan kaya manfaat bagi konsumen
2. Menggunakan differensiasi content dalam meluncurkan produk inovasi
baru berupa produk dengan rasa dari umbi-umbian seperti ubi jalar ungu
dan wortel.
3. Kemasannya dibuat dari cup plastic dengan desain yang menarik hati
konsumen
Posisi dari produk ini adalah sebagai market Challlenger karena produk ini
harus bersaing dengan produk sejenis dan yang sudah lama dipasarkan dan
Page 36
dikenal oleh masyarakat. Dengan posisi sebagai challenger, proses pemasaran
dari produk ini harus lebih intensif agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Namun karena produk ini perpaduan dari nikmatnya rasa jagung dan khasiat
buah yang dapat menyehatkan tubuh, kami yakin bahwa produk ini dapat
bersaing dengan produk lain yang telah beredar di masyarakat, dan produk ini
akan mendapat perhatian dari konsumen.
3.5 Strategi Pemasaran 4 P
3.5.1 Product
Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu
perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk
dilakukan agar selalu menjaga mutu produk yang dihasilkan, sehingga mampu
bersaing dengan produk lain yang sejenis. Produk Jam Karet adalah produk
sebagai bahan penyading roti, biskuit dan ice cream dengan 2 varian rasa yaitu
cassava dan carrot. Serta didesain dengan kemasan berupa cup plastic dengan
diatasnya diberi label dan standart mutu atau SNI.
3.5.2 Price
Harga untuk produk “Jam Karet” kurang lebih disesuai dengan harga
pasaran selai yang telah ada dipasaran saat ini. Kisaran harga selai ini
didasarkan pada proses. Dari analisa yang telah dilakukan oleh harga Jam Karot
ini sekitar 6000 hingga 12.000.harga tersebut sudah sesuai degan manfaat yang
didapat dari umbi-umbian yang menyehatkan dan kaya akan kandungan gizi
didalamnya. Dengan demikian strategi penetapan harga “Jam Karet” ini adalah
Economy Strategy dimana harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas
dan manfaat yang didapat oleh konsumen yaitu rendah / terjangkau.
3.1.3 Place
Pemilihan lokasi yang sesuai baik untuk pemasaran dan produksi adalah
berdekatan dengan bahan baku. Strategi pemasaran distribusi yang kami
lakukan yaitu strategy distribusi insentif dimana strategi tersebut menempatkan
produk dagangannya pada banyak retailer yaitu pada supermarket, Kampus dan
kemudian juga pada pasar tradisional, warung-warung eceran serta akan
dilakukan juga pemasaran dengan menggunakan outlet. Pemasaran dengan
outlet ini diharapkan akan memberikan suatu kenyamanan bagi pelanggan
dimana produk juga akan bisa dipesan dan sekaligus disajikan.
3.5.4 Promotion
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk
membeli atau mengkonsumsinya, dengan adanya promosi produsen atau
distributor mengharapkan adanya kenaikan angka penjualan. Promosi-promosi
produk dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio atau juga visual.
Misalnya menggunakan brosur, iklan tv dll. Ataupun juga dapat dilakukan
promosi melalui online marketing dan offline marketing. Selain dengan promosi
dalam medi-media, perusahaan juga akan melakukan promosi dengan
memberikan penurunan harga pada produk.kemudian dengan menawarkan
Page 37
produk dengan sistem buy one get two. Promosi-promosi ini diharapkan dapat
menarik minat konsumen untuk membeli produk “Jam Karet”.
Menurut Boone,L dan David (2005) menyatakan bahwa Dalam strategi
promosi juga terdapat beberapa elemen marketing yang kami lakukan
diantaranya yaitu :
a. Advertising : dalam proses ini mengkomunikasikan produk selai ke
konsumen juga sangat signifikan. Promosi-promosi produk dilakukan
dengan menggunakan media cetak, audio atau juga visual. Misalnya
menggunakan brosur, iklan tv dll.
b. Sales promotion : dalam promosi ini bisa dilakukan dengan cara
membuat suatu event-event yang menarik minat konsumen
c. Direct marketing : dilakukan dengan menggunakan social media atau
internet. Dimana penggunaan teknologi ini juga menjadi concern
dalam strategi pemasaran. Internet dan mobile merupakan media
yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi
pemasarannya.
Selai “Jam Karet” menggunakan promosi dengan cara periklanan.
Periklanan adalah penyajian non-personal yang dikomunikasikan melalui bentuk
media atau non-media untuk mempengaruhi sejumlah besar konsumen.
Meskipun periklanan umumnya lebih mahal disbanding dengan metode lain,
namun dapat menjangkau banyak konsumen. Periklanan dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesan (image) dari merek, institusi atau industri tertentu. Berbagai
macam bentuk periklanan produk selai yaitu internet, surat kabar, radio dan
televisi.
Page 38
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS
4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi
4.1.1 perencanaan dan pemilihan proses
a. Proses Produksi
UBI JALAR UNGU /
WORTEL
DISORTASI
DIKUPAS
DICUCI
SCRAP
AIR
DIREBUSAIR
DIGILING
DICAMPUR
AIR, PEKTIN,
ASAM SITRAT,
GULA
DIDINGINKAN
DIKEMAS PRIMERCUP
PENGEMAS
DIKEMAS SEKUNDERKARDUS
PENGEMAS
DIKEMAS TERSIERKARDUS
DISTRIBUSI
SELAI
Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi
Page 39
b. Kapasitas Produksi
Insustri Jam Karet memiliki rata- rata permintaan selai setiap harinya
sebanyak 20 kemasan dengan 10 kemasan untuk selai ubi jalar ungu dan 10
kemasan selai wortel, sehingga kapasitas produksinya pun disesuaikan dengan
permintaan yang ada. Perushaan ini memproduksi Jam Karet per bulannya
sebanyak 480 kemasan dengan berat tiap kemasan adalah 150 gr. Kebutuhan
bahan baku dan bahan pendukung lainnya dapat dilihat pada table 1.1 dan 1.2.
Waktu kerja per hari untuk perusahaan ini yaitu 8 jam dengan hari kerja per bulan
24 hari.
Variable Cost
Jenis Bahan Harga Satuan Kebutuhan
Bahan
Per Bulan
Variable Cost
(480 cup)
Bahan Selai
1. Ubi Jalar Ungu
2. Wortel
3. Gula Pasir
4. Asam sitrat
5. Pektin
Bahan Kemasan
1. Kemasan Kardus
2. Cup Plastik
Bahan Lainnya
1. Gas LPG
Rp 8.000,-/kg
Rp 9.000,-/kg
Rp 10.000,-/kg
Rp 22.000,-/kg
Rp 209.000,-/kg
Rp 750,-/buah
Rp. 5.000,-/pack
Rp 150.000,-/tbg
36.0 kg
36.0 kg
18.0 kg
0.72 kg
0.24 kg
48 buah
2 pack
2 tabung
Rp 288.000,-
Rp 324.000,-
Rp 180.000,-
Rp 15.840,-
Rp 50.160,-
Rp 36.000,-
Rp 10.000,-
Rp 300.000,-
TOTAL Rp 1.203.640,-
Tabel. 1.1 Variable Cost
Fixed Cost
Jenis Harga Satuan Kebutuhan Jumlah
1. Blender
2. Sealer
3. Panci
4. Air
5. Listrik
Rp 300.000,-
Rp 500.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 100.000,-
Rp 100.000,-
1
1
2
1
1
Rp 300.000,-
Rp 500.000,-
Rp 2.000.000,-
Rp 100.000,-
Rp 100.000,-
TOTAL Rp 3.000.000,-
Tabel. 1.2 Fixed Cost
Analisa Usaha
Variable Cost : Rp 1.203.640,-
Fix Cost : Rp 2.600.000,-
Total Biaya = VC + FC
= 1.203.640 + Rp 3.000.000
= Rp 4.103.640,-
HPP = Total Biaya / jumlah kemasan
= 4.103.640 / 480
= Rp 8.549,-
Page 40
Laba / unit = Harga jual / unit – HPP / unit
= 9.000 – 8.549
= Rp 451 ≈ 500
Laba 480 unit = Laba / unit x 480
= 500 x 480
= Rp 240.000,-
Total Penerimaan= Harga jual / unit x 480
= 9.000 x 480
= Rp 4.320.000,-
VC / unit = Variabel Cost / 480
= 1.203.640 / 480
= Rp 2.507,-
BEP (unit) = Fix Cost / (Harga Jual – biaya variable / unit)
= 3.000.000 / (9.000 – 2.507)
= 432.08 ≈ 433 kemasan
BEP (Rp) = Fix Cost / (1- (Variable Cost / unit / harga jual))
= 3.000.000 / (1-(2.507 / 9.000))
= Rp 4.155.124,-
4.1.2 Pertimbangan dalam Pemilihan Proses Produksi
a. Jenis dan macam peralatan
Proses produksi pembuatan selai “Jam Karet” diproduksi dua kali yaitu
yang pertama memproduksi selai “Jam Karet” rasa wortel dan selai “Jam Karet”
rasa ubi jalar ungu, oleh karena itu proses ini tergolong dalam proses batch.
Proses produksinya meliputi sortasi bahan baku, pengupasan, pencucian,
perebusan, penggilingan, pencampuran dan pengemasan. Peralatan yang
digunakan dalam proses produksi selai “Jam Karet” yaitu tangki perebus, mixer
dan blender. Tangki perebus digunakan untuk merebus bahan baku yang berupa
wortel dan ubi jalar ungu supaya lebih lunak dan lebih mudah untuk dilakukan
penggilingan. Proses penggilingan menggunakan blender dan proses
pencampuran menggunakan tangki perebusan. Jadi tangki perebusan selain
digunakan untuk merebus juga digunakan untuk proses pencampuran bahan
baku dengan bahan pembantu seperti asam sitrat, gula, natrium benzoate dan
pektin. Peralatan yang dibutuhkan untuk satu kali produksi yaitu tangki perebus
sejumlah dua yang berarti 1 untuk proses selai “Jam Karet” rasa wortel dan 1
untuk selai “Jam Karet” rasa ubi jalar ungu. Kebutuhan blender sejumlah 1 dan
kebutuhan peralatan yang lain seperti wadah, sendok dan kemasan.
b. Modal
Modal yang digunakan untuk memproduksi selai “Jam Karet” ini
merupakan modal bersama yang berarti berasal dari investasi pendiri selai “Jam
Page 41
Karet”. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi selai adalah tenaga
kerja terlatih, karena hanya membutuhkan tenaga untuk memproduksi selai.
c. Pasar
Produksi selai “Jam Karet” disesuaikan dengan permintaan yang
diperoleh dari kuesioner dan peramalan data. Permintaan konsumen terhadap
produk selai adalah sekitar 20 produk, jadi selai ini memproduksi per hari
sebanyak 20 cup. Jumlah ini memang masih tebilang sedikit karena selai “Jam
Karet” merupakan produk yang masih baru dan masih mencari pangsa pasar
untuk dijadikan pelanggan. Selai ini pangsa pasarnya kecil jadi untuk
mendapatkan produk selai “Jam Karet” harus melalui pesanan atau bisa datang
langsung di outlet yang sekaligus menjadi tempat produksi selai “Jam Karet”.
d. Spesifikasi Bahan Baku dan hasil olahan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan selai “Jam Karet” adalah
wortel, ubi jalar ungu, pektin, asam sitrat, gula dan natrium benzoate.
Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan seperti selai berfungsi
untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam
konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
rnenurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Margono, 2000).
Penambahan pektin pada pembuatan selai dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah gagalnya pembentukan gel pada pembuatan selai. Gel
pektin dapat terbentuk pada berbagai suhu walaupun kecepatan pembentukan
gel tergantung pada berbagai faktor yaitu gula, konsentrasi pektin, jenis pektin,
pH dan suhu. Pembentukan gel dapat menjadi lebih cepat dengan semakin
rendahnya suhu serta meningkatnya konsentrasi gula. (Ropiani, 2006).
Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah
kristalisasi gula. Selain itu asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa
sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta sebagai penjernih gel
yang dihasilkan (Margono, 2000).
Natrium benzoate digunakan sebagai bahan pengawet yang sering
digunakan pada bahan makanan yang bersifat asam, karena kelarutannya lebih
besar maka biasa digunakan dalam bentuk garam. Biasanya natrium benzoate
ditambahkan pada makanan supaya lebih tahan lama. Penggunaan natrium
benzoate tidak diperbolehkan terlalu banyak karena dapat membahayakan
kesehatan. Kosentrasi penggunaan adalah 0,5 gram per kilogram bahan
(Margono, 2000).
Empat bahan pokok pada proses pembuatan selai “Jam Karet” adalah
pektin, asam, gula dan natrium benzoate dengan perbandingan tertentu untuk
menghasilkan produk yang baik. Selai yang baik harus bewarna cerah, jernih,
kenyal seperti agar – agar tetapi tidak terlalu keras, serta mempunyai rasa buah
asli (Margono, 2000).
Pektin bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel
seperti pada pembuatan selai lembaran. Pektin adalah bahan pembentuk gel
untuk memodifikasi tekstur selai agar diperoleh rasa yang baik. Asam sitrat
berfungsi sebagai pencengah kristalisasi, penjernihan gel yang dihasilkan, dan
Page 42
asam sitrat juga dapat memberikan kekuatan gel yang lebih tinggi
(Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).
Pektin yang berlebihan akan terbentuk gel besar dan kaku. Penambahan
asam sitrat yang berlebihan akan menghasilkan kekuatan gel yang lemah
sehingga terjadi pengeluaran air pada gel. Jika penambahan pektin yang kurang
akan menyebabkan gel yang kurang padat, kekurangan asam sitrat akan
menyebabkan gel yang lemah dan akan membentuk memberikan warna yang
kurang baik pada selai dan penambahan natrium benzoate yang berlebihan akan
memberikan rasa yang pahit pada hasil olahan selai (Muchtadi, dan Gumbira,
1979).
Penggunaan pektin yang rendah akan terbentuk gel yang kurang
sempurna dan menghasilkan serabut – serabut yang lemah. Pektin berpengaruh
terhadap warna, hal ini disebabkan karena pektin mengandung asam
galakturonat sehingga mampu mempengaruhi penurunan pH selai lembaran labu
kuning. Aroma yang diinginkan pada selai “Jam Karet” memiliki khas wortel dan
ubi jalar ungu, pektin berpengaruh terhadap aroma selai “Jam Karet” .Jika
menggunakan konsentrasi pektin yang tinggi akan menghasilkan aroma selai
“Jam Karet” yang kurang tajam, pengunaan bubur wortel dan ubi jalar yang
sedikit. Rasa manis yang diinginkan pada selai “Jam Karet” dipengaruhi
penambahan pektin. Semakin tinggi penambahan pektin maka akan
menghasilkan rasa manis yang baik (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).
Asam sitrat berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik, salah
satunya warna. Warna akan sedikit pudar jika menggunakan asam sitrat yang
sedikit. Tingkat kecerahan warna produk dipengaruhi oleh asam – asam organik
baik yang didalam produk maupun yang ditambahkan. Penggunaan asam sitrat
yang tinggi juga berpengaruh terhadap rasa selai“Jam Karet” yang diinginkan.
Jika penambahan asam sitrat yang berlebihan akan membuat rasa selai “Jam
Karet” yang manis menjadi asam (Suryani, Hambali, dan Rivai, 2004).
Hasil selai yang diperoleh yaitu mempunyai rasa yang manis dan aroma
khas dari wortel dan ubi jalar ungu. Warna dari selai “Jam Karet” untuk rasa
wortel mempunyai warna kemerahan yang menandakan bahwa selai mempunyai
rasa wortel dan untuk warna selai “Jam Karet” rasa ubi Jalar ungu mempunyai
warna keunguan. Selai “Jam Karet “ memiliki umur simpan yang relatif lama yaitu
2 bulan. Umur simpan ini diperoleh dari natrium benzoate sebagai bahan
pengawet.
4.1.3 Daur Proses
Proses yang digunakan dalam produksi selai “Jam Karet” adalah proses
batch yang berarti proses produksi yang teputus-putus. Produksi dikatakan batch
karena untuk memproduksi selai masih harus menunggu proses seperti pada
saat perebusan, jika bahan baku sedang direbus maka tidak akan terjadi proses
penggilingan atau pencampuran. Proses pencampuran yang menggunakan alat
yang sama dengan perebusan juga bisa menjadi alasan pemilihan proses batch,
karena ketika akan menggunakan tangki untuk pencampuran harus dilakukan
pencucian alat telebih dahulu sebelum digunakan.
Page 43
Pemilihan proses produksi batch memiliki kelebihan dan kelemahan antara
lain yaitu:
Kelebihan
Tiap batch bekerja terpisah dari yang lain (sebelum dan
sesudahnya). sehingga tidak tegantung. Maka kapasitas tidak
harus persis dengan batch sebelum dan sesudahnya.
Terjadi pengadukan sempurna sehingga konsentrasi disetiap titik
dalam reaktor sama pada waktu yang sama.
Fleksibel terhadap perubahan kualitas dan kuantitas.
Kelemahan
Proses membutuhkan tenaga lebih besar dari pada proses
kontinyu.
Tidak dapat dijalankan pada proses-proses yang sulit, karena
harus diubah menjadi proses kontinue. Saat terjadi reaksi tidak
ada reaktan yang masuk dan produk yang keluar.
Tenaga kerja relative banyak
4.2 Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku wortel, ubi jalar ungu, pektin, natrium benzoat,
asam sitrat, dan gula dipengaruhi oleh beberapa faktor kritis, yaitu waktu
ketersediaan, jumlah, pola pengadaan, panen melimpah, dan sifat bahan baku.
Faktor-faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Waktu ketersediaan
Menurut Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi (2009), panen wortel
dilakukan secara bertahap, karena wortel menjadi tua tidak serentak.
Pemanenan wortel juga dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak pada saat
turun hujan atau menjelang hujan. Karena hal tersebut, kadang kala pasokan
wortel tidak datang tepat waktu.
b. Jumlah
Kota Malang merupakan penghasil wortel dalam jumlah besar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Jawa Timur (2011), pada taun 2007, Kota
Batu menduduki peringkat ketiga luas panen dan produksi terbesar setelah
Pasuruan dan Malang. Oleh karenanya dipilihlah bahan baku wortel yang secara
langsung dipasok dari petani wortel itu sendiri.
Begitu pula ketersediaan ubi jalar ungu yang berada di Lawang, karena
jumlahnya yang besar, maka konsumen dengan mudah memperoleh ubi jalar
ungu yang duganakan sebagai bahan baku pembuatan JAM KARET. Menurut
Sarwono (2005), Indonesia menempati urutan keempat sebagai produsen ubi
jalar terbesar di dunia. Ubi jalar dapat dipanen setiap 4 bulan dan dapat
berproduksi lebih dari 30ton/Ha, tergantung dari cara pengolahan/budidaya, sifat
tanah dan bibit yang digunakan.
c. Pola pengadaan
Setiap petani wortel maupun ubi jalar ungu memiliki caranya masing-
masing dalam mengolah dan memproduksi wortel/ubi jalar ungu itu sendiri.
Sehingga ada atau tidaknya pasokan wortel dan ubi jalar ungu tergantung pada
pemasok itu sendiri (petani). Perlakuan dalam penggunaan segala faktor
Page 44
produksi antar petani berbeda. Petani yang memiliki modal akan berusaha
mendapatkan produksi wortel yang banyak dengan penggunaan faktor produksi
yang besar, sedangkan petani yang mempunyai keterbatasan modal cenderung
meminimalkan penggunaan faktor produksi untuk mengurangi biaya yang
dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi tidak
effisien, sehingga berdampak menurunnya output (Sholeh, 2012).
d. Panen melimpah
Curah hujan yang tinggi dan harga wortel yang tidak menentu adalah
masalah yang dihadapi oleh produsen, karena terkadang petani tidak ingin
memanen wortelnya ketika harga jual wortel sedang menurun. Sedangkan wortel
yang tak kunjung dipanen, pasti akan berpengaruh terhadap mutu atau
kandungan wortel itu sendiri. Menurut Sholeh (2012), panen wortel biasanya
umur 3,5 – 4 bulan, akan tetapi di daerah penelitian umur panen bisa mencapai
umur 5 bulan, hal ini terjadi karena petani ingin mencapai harga yang tinggi. Jika
pada saat umur 3,5 – 4 bulan harga wortel rendah, maka petani tidak memanen
wortel. Petani membiarkan wortel sampai umur 5 bulan untuk mendapatkan
harga yang maksimal.
e. Lokasi Produksinya Terpencar
JAM KARET merupakan selai yang menggunakan dua bahan baku utama
yang berbeda, sehingga tempat memperolehnya pun juga berbeda. Karena
alasan tersebut, produsen tidak selalu mendapatkan bahan baku dalam waktu
yang sama. Hal tersebut diakibatkan pengaruh cuaca atau keadaan sekitar
tempat produksi wortel dan ubi jalar itu sendiri. Hal ini tentunya berpengaruh
terhadap produk yang dihasilkan, pada waktu tertentu hanya produk dengan rasa
wortel saja yang diproduksi, begitu juga sebaliknya hanya produk dengan rasa
ubi jalar ungu yang diproduksi.
4.3 Proses Produksi
Berdasarkan gambar 1, proses produksi JAM KARET menggunakan dua
bahan baku berbeda, yaitu wortel dan ubi jalar ungu, namun dengan urutan
proses yang sama. Pertama, wortel disortir, diambil sesuai dengan syarat bahan
baku pembuatan JAM KARET, yaitu wortel dengan kondisi layak konsumsi (tidak
busuk dan berwarna cerah). Selanjutnya dilakukan pemgupasan secara manual
menggunakan pisau dan dicuci bersih. Kemudian dilakukan perebusan selama
10menit. Langkah selanjutnya, wortel dihaluskan menggunakan blender.
Selanjutnya dimasukkan pektin, asam sitrat, natrium benzoat, dan gula beserta
wortel yang sudah halus, semuanya dicampur menjadi satu hingga mengental di
dalam tangki perebusan. Jika sudah mengental, diamkan sebentar hingga uap
panasnya hilang. Kemudian selai dikemas kedalam cup plastik dengan tutup
plastik yang direkatkan menggunakan sealer. Selanjutnya cup dilapisi dengan
plastik kemudian dikemas ke dalam kemasan kardus. Untuk bahan dasar ubi
jalar ungu, dilakukan langkah-langkah yang sama dengan selai bahan dasar
wortel.
JAM KARET merupakan produk selai yang memiliki dua rasa yang
berbeda, sehingga pada beberapa mesin ada yang bersifat fleksibel. Oleh
karena itu proses produksi yang dipakai dalam pembuatan JAM KARET ini
Page 45
adalah proses batch atau intermiten. Mesin yang bersifat fleksibel yaitu seperti
tangki perebusan.
4.4 Kebutuhan Mesin dan Peralatan
Permintaan jam karet setiap bulannya 480 kemasan. Waktu kerja dalam satu
bulan adalah 24 hari dengan jam kerja dalam satu hari 8 jam yang dibagi
kedalam 2 batch. Pada akhir batch satu diperlukan setengah jam untuk
persiapan batch selanjutnya dan mesin harus disesuaikan selama setengah
jam.
∑[ ( ) ]
( ) ( )
( )
Berdasarkan perhitungan jumlah sumberdaya yang dibutuhakan diatas,
didapatkan jam standar yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan
sebanyak 480 kemasan setiap bulannya adalah 4.081 jam standar. Setelah
diketahui perhitungan jam standar, maka dapat dihitung jumlah sumberdaya
nyata yang dibutuhkan dengan rumus sebagai berikut.
( )
Kebutuhan sumberdaya (peralatan, mesin, atau karyawan) yang
diperlukan dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Kebutuhan karyawan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
sebanyak 480 kemasan tiap bulan adalah 25 mesin.
4.5 Penentuan Lokasi
4.5.1 Proses yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi identifikasi daerah dalam penentuan
lokasi terdapat empat faktor utama yaitu ketersediaan bahan-baku yang
melimpah, adanya pasar untuk proses pemasaran, terdapat tenaga kerja yang
memenuhi kualifikasi perusahaan, dan unsur iklim serta pertimbangan daerah
potensi gempa. Pada perusahaan kami, berdasarkan keempat faktor tersebut
akan diuraikan sebagai berikut:
Page 46
a. Bahan baku
Berdasar faktor bahan baku, pertimbangan penentuan lokasi melihat
bagaimana potensi bahan baku pada daerah yang akan dijadikan rumah
produksi. Seberapa besar potensi bahan baku yang ada, dan berapa jarak
antara rumah produksi dengan pemasok bahan bakunya. Dalam hal ini,
potensi bahan baku terbanyak terdapat pada wilayah Batu, Gresik, dan
Singosari. Daerah-daerah tersebut terbilang cukup terkenal dengan
potensinya terhadap selai Karena pertimbangan daerah yang bahan
bakunya melimpah, maka dapat kita masukkan kedalam kategori wilayah
yang berpotensi untuk menentukan lokasi rumah produksi.
b. Pemasaran
Berdasar faktor pemasaran atau potensi pasar selai, pertimbangan
penentuan lokasi melihat bagaimana keadaan pasar di daerah dekat pabrik
produksi maupun lokasi pasar yang dituju. Apakah produk kami dapat
memasuki pasar yang ada, dan bagaimana keadaan produk sejenis di
pasar tersebut. Cara melihat data pasar dapat melalui survey pasar dan
melalui data sekunder yaitu melihat hasil penjualan atau harga yang
berlaku pada website www.disperindag.go.id. Data-data ini juga bisa
ditambah dengan data hasil kuesioner pada bab sebelumnya yang
menampilkan tingkat konsumsi masyarakat Malang terhadap selai dan
bagaimana responnya akan inovasi produk selai yaitu JAM KARET. Kaitan
adanya pasar terhadap penentuan lokasi rumah produksi adalah untuk
mempermudah proses pemasaran atau promosi produk karena hal ini
dapat menambah biaya promosi dan ongkos transportasi dalam proses
promosi tersebut. Sehingga akan lebih baik jika pertimbangan pasar dapat
menjadikan penentuan lokasi rumah produksi menjadi lebih strategis dan
ekonomis.
c. Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan ketersediaan
tenaga kerja dapat mempengaruhi penentuan lokasi. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan terdiri dari tenaga kerja proyek dan tenaga kerja produksi.
Tenaga kerja proyek dibagi lagi berdasarkan keahliannya seperti bagian
administrasi atau keuangan, bagian gudang, dan bagian produksi. Tenaga
kerja proyek bertugas menyiapkan proyek-proyek selanjutnya yang
berhubungan dengan tujuan umum perusahaan dan melakukan
Page 47
pengawasan terhadap hubungan luar perusahaan dan dalam perusahaan.
Tenaga kerja ini harus memiliki kualifikasi khusus dalam pekerjaannya di
perusahaan ini. Selanjutnya tenaga kerja produksi adalah tenaga kerja
yang terjun langsung dalam rangkaian proses produksi dan langsung
berhubungan dengan produk. Tidak perlu memiliki keahlian khusus karena
tenaga kerja produksi cukup untuk dilatih dalam beberapa waktu untuk
memahami tugasnya di tempat produksi, sehingga untuk kebutuhan
recruitment tidak terlalu sulit persiapannya.
Faktor tenaga kerja produksi ini justru menjadi perhatian khusus
pemilik usaha dalam hal pemberian imbalan pekerjaan mereka yang sesuai
UMR (Upah Minimum Rakyat) dengan nilai yang cukup rendah. Sehingga
dapat mengurangi jumlah pengeluaran perusahaan dalam hal pembagian
gaji karyawan. Berdasarkan hal tersebut, sehingga perlunya pertimbangan
pemilihan lokasi Pabrik produksi yang dekat dengan ketersediaan tenaga
kerja yang cukup dengan UMR yang rendah dan memiliki kemamuan untuk
belajar. Dalam hal ini, ketiga pertimbangan lokasi akan kami nilai
berdasarkan bobot secara subjektif terhadap jumlah ketersediaan tenaga
kerja dan tingkat UMR-nya.
d. Iklim dan Daerah Gempa
Berdasarkan iklim dan daerah gempa, pertimbangan yang kami
pikirkan pertama-tama adalah topografi daerah tersebut. Produksi selai
membutuhkan lokasi dengan iklim yang sedang, tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin. Kemudian jika dilihat dari tingkat intensitas gempa, kami
memilih yang potensi gempanya rendah yaitu disekitar daerah yang
dataran tinggi namun tidak rawan gempa dan longsor. Serta menjauhi
daerah pantai untuk mencegah adanya abrasi dan tsunami.
Selain keempat faktor utama diatas, terdapat faktor penunjang lain dalam
pemilihan lokasi rumah produksi, antara lain ketersediaan tenaga listrik pada
ketiga daerah tersebut sudah tersedia listrik yang cukup. Kemudian ketersediaan
air minum untuk proses produksi dan air pendingin juga cukup memadai karena
termasuk daerah dataran tinggi. Selanjutnya pengelolaan limbah, sebisa
mungkin kami melakukan proses daur ulang terhadap limbah yang ada menjadi
produk yang dapat bermanfaat bagi kami sebagai produsen maupun masyarakat
sekitar. Kemudian faktor perluasan dan pengembangan berakibat terhadap tata
letak fasilitas perusahaan dan luas daerah perusahaan. Perlu adanya pengkajian
khusus mengenai rencana perluasan tempat produksi dan pengembangan
terhadap mesin-mesin dan peralatan yang dipakai. Selanjutnya perlu
mempertimbangkan biaya angkutan dalam hal ini adalah material handling dari
Page 48
suatu proses produksi. Biaya angkutan perlu diminimasi untuk memperkecil
ongkos pengeluaran dengan cara memperkecil jarak perpindahan barang antar
mesin. Kemudian kemudahan transportasi terhadap penerimaan bahan baku dan
pengiriman produk jadi ke pasar yang dituju perlu tahu jaraknya, bagaimana
keadaan jalannya, dan bagaimana rute perjalanannya.
4.5.2 Analisis Pemilihan Lokasi
Dalam pemilihan lokasi, diperlukan sebuah metode pemilihan lokasi
dimana dalam metode ini akan memberikan keuntungan dan kualitas dalam
lokasi mana yang baik untuk didirikannya perusahaan. Adapun metode pemilihan
lokasi, yaitu (Anonim, 2009):
1. Factor Rating
Factor rating adalah suatu pendekatan umum yang berguna untuk
mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.
Prosedur penyusunan factor rating adalah sebagai berikut:
a. Tentukan faktor-faktor yang relevan dan ikut sertakan dalam analisis
meskipun mempunyai nilai sama untuk berbagai alternatif
b. Berikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan tingkat kepentingan
terhadap faktir lainnya.
c. Tentukan skala penilaian terhadap semua faktor.
d. Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi.
e. Kalikan bobot dengan nilai untuk setiap faktor, dan jumlahkan untuk
setiap alternatif lokasi.
f. Pilihlah lokasi dengan total nilai tertimbang yang terbesar.
2. Nilai Ideal
Metode analisis nilai ideal ini serupa dengan metode factor rating.
Bedanya hanya bobot menunjukkan nilai ideal untuk setiap faktor. Cara ini lebih
sederhana, karena nilai maksimum setiap faktor sama dengan nilai idealnya.
3. Niali ekonomi
Metode Analisis Ekonomi menggunakan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif secara bersama-sama untuk mendapatkan penilaian yang lebih
lengkap. Penilaian kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan total biaya
operasi dari masing-masingalternatif lokasi, sedangkan penilaian kualitatif
dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur
dengan rupiah dan dikonversi dengan angka. Dari penilaian kuantitatif dan
penilaian kualitatif ini akan terlihat mana yang mempunyai biaya operasi yang
terendah dan nilai faktor biaya yang tertinggi.
4. Analisis Volume biaya
Metode analisis volume-biaya menekankan pada faktor biaya dalam
memilih suatu lokasi yaitu dengan membandingkan total biaya produksi dari
berbagai alternatif lokasi. Lokasi dengan total biaya produksi yang terendah
untuk suatu volume produksi tertentu merupakan lokasi yang dipilih. Metode ini
menggunakan asumsi biaya tetap dianggap konstan untuk jarak tingkat volume
tertentu, biaya variabel dianggap linier, tingkat produksi yang dikehendaki
diketahui dan hanya berlaku untuk satu jenis produk.
Page 49
Analisis pemilihan lokasi yang kami gunakan adalah metode kualitatif
dimana diperlukan orang untuk menilai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pemilihan lokasi yang telah ditentukan. Metode ini bersifat subjektif. Orang-orang
tersebut disebut panelis yang dipilih dengan kriteria yang cukup ketat untuk
meminimasi subjektifitas hasil keputusan atau rekomendasi. Saat ini terpilih tiga
lokasi yaitu : Batu, Singosari, dan Gresik. Ketiga lokasi tersebut perlu dinilai
mengenai potensi bahan baku, akses pasar, tenaga kerja, kemudahan
transportasi, tingkat UMR dan ketersediaan utilitas. Penilaian lokasi tersebut
dilakukan oleh beberapa 3 panelis yang dipilih secara acak dimana tempat
tinggal mereka mempunyai jarak yang cukup dekat dengan ketiga lokasi tersebut
sehingga dapat mewakili subjektifitas dari penilaian lokasi proses produksi.
Berdasarkan hasil penilaian panelis yang biasa dinamakan rata-rata geometris
didapatkan hasil skor tiap lokasi terhadap beberapa faktor ditampilkan pada tabel
berikut:
Tabel 9. Hasil Analisis Lokasi
N
o. Faktor
Bob
ot
Batu Gresik Singosari
Sko
r
Bobo
t
Sko
r
Bobo
t
Sko
r
Bobo
t
1 Ketersediaan Bahan
Baku
0.3 7 2.1 7 2.1 8 2.4
2 Akses Pasar 0.1 4 0.4 6 0.6 6 0.6
3 Ketersediaan Tenaga
Kerja
0.05 7 0.35 7 0.35 6 0.3
4 Kemudahan
Transportasi
0.2 6 1.2 5 1 5 1
5 Tingkat UMR 0.15 2 0.3 4 0.6 4 0.6
6 Ketersediaan utilitas 0.2 8 1.6 6 1.2 7 1.4
Total 1.00 5.95 5.85 6.3
Page 50
Berdasarkan metode kualitatif diatas, maka didapatkan nilai paliing tinggi
yaitu pada lokasi Singosari. Hal ini berarti, pemilihan lokasi rumah produksi
ditetapkan di Kabupaten Singosari, Malang, Jawa Timur dengan nilai tertinggi
yaitu 6,3.
4.5.3 Penentuan Lokasi
4.5.4 Tipe Tata Letak
Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan
informasi di dalam dan antar wilayah. Beberapa pendekatan dalam tata letak adalah
sebagai berikut:
1. Tata letak dengan posisi tetap, guna memenuhi persyaratan tata letak untuk
proyek yang besar dan memakan tempat, seperti proses pembuatan kapal
laut dan gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi
dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi.
3. Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan, dan ruangan guna
melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel, menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas
perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilisasi karyawan dan
mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Tata letak yang baik perlu menetapkan beberapa hal berikut:
1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang
akan digunakan
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang
3. Lingkungan hidup dan estetika
4. Aliran informasi
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda.
Penentuan tipe layout dilakukan setelah menganalisa jumlah mesin dan
peralatan serta area kerja yang dibutuhkan dalam proses operasi. Terdapat empat
macam tipe layout secara garis besar, yaitu tata letak fasilitas pabrik berdasarkan
proses (process layout), tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran produk
(product layout), tata letak fasilitas pabrik berdasarkan posisi tetap (fixed layout),
dan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan kelompok. Pada prakteknya keempat tipe
tersebut tidak murni diterapkan, akan tetapi berdasarkan kombinasi yang
menguntungkan.
Pada perusahaan Jam Karet ini menggunakan tipe layout produk, yang
sering juga disebut dengan istilah line layout. Pengaturan tata letak fasilitas
produksi berdasar aliran produk. Tipe ini sangat popular dan sering digunakan
pada pabrik yang menghasilkan produk secara massal (mass production), dengan
tipe produk relatif kecil dan standar untuk jangka waktu relatif lama.
Pengaturannya adalah dengan urutan operasi dari satu bagian ke bagian lain hingga
produk selesai diproses. Tujuan utama layout ini adalah mengurangi pemindahan
Page 51
bahan dan memudahkan pengawasan. Layout produk adalah karakteristik
yang cocok untuk proses manufacturing yang terus menerus.
Kekurangan dan kelebihan dari tipe layout ini adalah sebagai berikut
(Subagyo, 2007)
NO KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Aliran material yang sederhana
dan langsung
Kerusakan pada sebuah mesin dapat
menghentikan proses produksi
2. Persediaan barang dalam proses
yang rendah
Perubahan desain produk dapat
mengakibatkan tidak efektifnya tata
letak yang bersangkutan
3. Total waktu produksi yang rendah Biasanya memerlukan investasi mesin
/ peralatan yang besar
4.
Tidak memerlukan skill tenaga
kerja yang
tinggi
Sifat pekerjaannya monoton,
sehingga dapat menyebabkan
kebosanan
5. Pengawasan produksi yang mudah
6.
Dapat menggunakan mesin khusus
atau
otomatis
7.
Dapat menggunakan ban berjalan
karena aliran
material sudah ditentukan
4.6.2 Pola Aliran Bahan
Pola aliran yang digunakan pada perusahaan Jam Karet ini adalah pola aliran
zig zag atau Serpentine. .Pola ini biasanya digunakan bila aliran proses produksi
lebih panjang daripada luas area.pada pola ini, arah aliran diarahkan membelok
sehingga menambah panjang garis aliran yang ada. Pola ini digunakkan untuuk
mengatasi keterbatasan area. Dengan penggunaan pola ini, maka bagian
penerimaan bahan baku dan bagian pendistribusian produk jadi dilakukan pada
gudang yang berbeda.
Gb. Pola aliran zig zag
Page 52
BAB V
MANJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI
5.1 Struktur Organisasi
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan selai Jam
Karet adalah tipe struktur organisasi lini staff. Tipe struktur organisasi lini staff
merupakan kombinasi dari organisasi lini dan organisasi staff, asas komando
dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff,
dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan. Ciri-ciri organisasi lini staff adalah hubungan atasan
dan bawahan tidak secara langsung. Direktur atau pucuk pimpinan hanya satu
orang dengan dibantu oleh staff. Ciri-ciri berikutnya adalah terdapat dua
kelompok wewenang yaitu lini dan staff. Organisasi dengan tipe staff biasa
diterapkan di perusahaan dengan jumlah karyawan yang relative banyak dan
organisasi tergolong besar (Robbins, 2008).
Tipe struktur organisasi lini staff dipilih karena, tipe tersebut
memungkinkan terhadap bentuk badan hukum peruasahaan yang berupa CV.
Bentuk badan hukum usaha berupa CV yang tidak terlalu besar memungkinkan
struktur organisasi ini dipilih karena struktur organisasi tersebut memiliki
kelebihan yaitu fleksibel sehingga dapat diterapkan dalam usaha kecil,
menengah ataupun usaha yang sudah besar. Adanya satu komando dalam
struktur organisasi tersebut juga memudahkan dalam pengambilan keputusan
dan tindakan. Pengambilan keputusan tetap ditentukan oleh pemimpin tertinggi
yaitu direktur dengan masukan dan saran yang diberikan oleh kepala kepala
bagian dan staff. Pembagian kerja yang jelas antara direktur, kepala bagian dan
staff dalam tiap- tiap bagian menjadi alas an mengapa diilihnya tipe organisasi
ini. Berikut adalah bagan struktur organisasi perusahaan selai Jam Karet.
DIREKTUR
BAGIAN ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN
BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN PEMASARAN
BAGIAN PSDM
STAFF
KEUANGAN
STAFF
PRODUKSI
STAFF
PEMASARANSTAFF
PSDMSTAFF
ADMINISTRASI
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Page 53
Job description dari tiap-tiap bagian adalah sebagai beikut :
1. Direktur
Direktur adalah orang yang bertanggung jawab penuh secara
keseluruhan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan
perusahaan sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
Direktur bertugas memimpin perusahaan yang dikelolanya, mengembangkan
serta memajukan perusahaan, membuat rencana jangka pendek maupun
rencana jangka panjang. Direktur juga mengkoordinasi seluruh kepala bagian
beserta bawahannya serta melakukan kerjasama dengan berbagai pihak di
berbagai daerah pemasaran.
2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Administrasi adalah bagian yang bertugas untuk membantu kinerja
dari direktur perusahaan. Administrasi bertugas dalam pembuatan surat surat
yang digunakan dalam kepentingan untuk bekerjasama dengan pihak lain.
Melakukan perekapan data masuknya bahan baku dan bahan pembantu.
Merekap data jumlah produk yang dihasilkan setiap hari. Mengelola
dokumen-dokumen penting perusahaan. Bagian keuangan bertugas
mengatur jalannya keuangan pada perusahaan tersebut. Mencatat dan
mengawasi keluar masuknya uang di perusahaan yang dipergunakan untuk
kepentingan perusahaan, baik untuk keperluan produksi maupun untuk gaji
karyawan. Serta membuat pembukuan untuk kemudian dilaporkan pada
pimpinan perusahaan. Selain itu juga melakukan perencanaan pengeluaran
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan. Bagian
keuangan juga bertanggung jawab terhadap jalannya semua keuangan yang
ada dalam perusahaan baik yang diperolah dari penjualan maupun keuangan
yang berhubungan dengan pembayaran bahan baku.
3. Kepala Bagian Produksi
Bagian produksi adalah bagian yang bertanggung jawab penuh pada
jalannya operasi produksi pada suatu peruasahaan, apabila bagian ini terjadi
kesalahan ataupun kemacetan kerja maka bagian- bagian lain akan
terganggu kinerjanya. Bagian produksi berhubungan langsung dengan
keluaran dari perusahaan berupa produk sehingga dalam perencanaannya
membutuhkan kerjasama yang baik dengan bagian- bagian yang lain.
Merumuskan pembelian bahan baku, penyimpanannya. Menentukan kapan
harus melaksanakan produksi. Menentuka kapasitas produksi pada periode
tertentu.
4. Kepala Bagian Pemasaran
Pemasaran adalah bertanggung jawab untuk melakukan promosi,
pendistribusian produk, dan mencari konsumen baru. Pemasran juga harus
melakukan pengecekan kepada agen mengenai kedatangan produk setelah
pengiriman. Bagian ini dituntut untuk bias meramalkan permintaan dari
konsumen serta merumuskan target penjualan. Merumuskan standar harga
jual yang sesuai dengan berkordinasi dengan baik produksi ataupun dengan
bagian lain yang terkait. Pemasaran memiliki fungsi tidak hanya didalam
memuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan, tetapi juga bertanggung
Page 54
jawab dalam membina hubungan baik dengan konsumen sehingga perilaku
dan perubahan konsumen dapat diamati dengan baik.
5. Kapala Bagian PSDM
Bagian PSDM adalah bagian yang bertanggung jawab dengan
ketenagakerjaan mulai dari perekrutan, pelatihan, penggajian, penaikan dan
penurunan pangkat, penilaian prestasi kerja, hingga usulan pemberhentian
kerja. Bagian PSDM juga bertugas dalam memberikan saran konsultasi bagi
karyawan yang mengalami kesulitan atau keluhan dalam pekerjaannya.
5.2 Jumlah Sumberdaya Manusia yang Dibutuhkan
a. Tenaga Kerja Tidak Langsung
No Jabatan Tenaga Kerja
1 Direktur 1
2 Kepala Bagian Pemasaran 1
3 Kepala Bagian Produksi 1
4 Kepala Bagian PSDM 1
5 Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan 1
6 Staff Bagian Pemasran 5
7 Staff Bagian PSDM 5
8 Staff Bagian Administrasi 3
9 Staff Bagian Keuangan 3
10 Staff Bagian Produksi 4
Total 25
b. Tenaga Kerja Langsung
No Bagian (Operasi) Σ Jumlah Operator
(Orang)
1 Sortasi 1
2 Pengupasan 2
3 Pencucian 1
4 Perebusan 1
5 Penggilingan 1
6 Pencampuran 1
7 Pengemasan Primer 1
8 Pengemasan Sekunder 2
9 Pengemasan Tersier 2
Total 12
Kualifikasi yang diperlukan untuk tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung adalah sebagai berikut:
a. Direktur
Spesifikasi direktur perusahaan adalah memiliki jenjang karir
selama 7 tahun dan minimal pernah menjabat menjadi manajer. Jenjang
pendidikan S2, diutamakan untuk jurusan manajemen, hukum, dan teknik.
Page 55
Mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik. Mampu memimpin
dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan
b. Bagian Administrasi dan Keuangan
Spesifikasi yang dibutuhkan adalah pendidikan minimal S1
diutamakan untuk jurusan manajemen atau administrasi perkantoran.
Jenis kelamin diutamakan untuk wanita. Berpenampilan menarik.
Pengalaman kerja minimal 2 tahun dalam bidang yang sama. Mampu
menguasai bagian- bagian administrasi dengan baik. Mampu
menggoperasikan computer. Administrator dapat bekerja dibawah
tekanan, teliti dan cermat serta cekatan. Spesifikasi untuk bagian
keuangan yaitu jenjang pendidikan S1 diuatamakan untuk jurusan
ekonomi dan bisnis, akutansi.. Memiliki jenjang karir selama 2 tahun
dalam bidang yang sama. Mampu mengoperasikan computer. Mampu
berkomunikasi dengan baik. Memiliki penampilan yang menarik. Mampu
bekerja dibawah tekanan, teliti, cermat dan cekatan.
c. Bagian Produksi
Job spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi kepala bagian
roduksi yaitu jenjang pendidikan S1 teknik industry dan teknologi industry
peranian. Memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun. Dapat
mengoperasikan mesin dan alat yang digunakan dalam proses produksi.
Mampu memajemen dan mengwasi jalannya produksi dengan baik.
Memahami system keselamatan dan kesehatan kerja.Tidak buta warna
dan tidak cacat fisik. Mampu bekerjasama dengan baik.
d. Bagian Pemasaran
Spesifikasi yang dibutuhkan untuk bagian pemasaran yaitu
pendidikan minimal S1 untuk jurusan manajemen, teknik industry dan
teknologi industry pertanian. Memiliki pengalaman kerja dalam bidang
yang sama minimal 2 tahun. Mampu mengoperasikan computer. Mampu
bekerja di lapang dan memiliki daya komunikasi yang baik untuk
mempengaruhi konsumen. Dapat bekerja dibawah tantangan dan target.
e. Bagian PSDM
Kualifikasi yang dibutuhkan dalam bidang ini yaitu S1 psikologi,
manajemen, hukum dan teknologi industry pertanian. Memiliki
pengalaman kerja selama 2 tahun dalam bidang yang sama. Mampu
berkomunikasi dengan baik. Mampu membaca sifat dan tingkah laku
karyawan. Tidak buta warna dan cacat fisik serta mampu berkerjasama
dengan tim.
f. Operator
Kulifikasi yang diperlukan yaitu bisa megoperasikan mesin dan
peralatan dengan baik. Bekerja dengan cekatan dan teliti. Mampu
bekerjasama dalam tim dan berkomunikasi dengan baik.
Page 56
BAB VI
ASPEK LEGAL YURIDIS
6.1 Bentuk Badan Usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomis dari faktor-faktor
produksi yang bertujuan mencari laba atau memberi layanan kepada
masyarakat.Disebut kesatuan yuridis karena badan usaha umumnya berbadan
hukum.Disebut kesatuan ekonomis karena faktor-faktor produksi badan usaha
terdiri atas sumber daya alam, modal, dan tenaga kerja dikombinasikan untuk
mendapat laba atau member layanan kepada masyarakat (Anonim1, 2014).
Sedangkan menurut Hernawan (2013), terdapat beberapa macam bentuk badan
usaha seperti: Perusahaan Perseorangan, Firma (fa), Perseroan Komanditer
(CV) Commanditaire Vennootschap, Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi.
Bentuk badan usaha dari produksi pembuatan JAM KARET adalah
berupa CV (perusahaan komanditer). Bentuk badan usaha tersebut dipilih karena
usaha ini didirikan oleh beberpa orang yang memberikan dana miliknya masing-
masing dalam jumlah yang tidak sama satu sama lain. Dana tersebut nantinya
digunakan untuk menjalankan usaha ini.Dalam menjalankan usaha ini, terdpat
dua bagian yaitu bagian yang mengelola perusahaan dan bagian yang hanya
menanamkan modalnya untuk jalannya usaha.Sehingga orang-orang yang
terlibat dalam pendirian usaha dapat menentukan pilihannya untuk berperan
secara aktif maupun pasif dalam menjalankan usaha tersebut.
Kelebihan dari bentuk badan usaha CV adalah prosedur pendiriannya
relatif mudah, modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak karena didirikan oleh
banyak pihak, kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar, kemampuan
manajemen lebih luas, struktur organisasi tidak terlalu rumit, dan kemampuan
untuk berkembang lebih besar. Sedangkan kelemahannya adalah sebagian
anggoa memiliki tanggung jawab tidak terbatas, kelangsungan hidup perusahaan
tidak terjamin, sulit untuk mengambil investasi, dan apabila perusahaan merugi
atau berhutang maka semua sekutu bertanggung jawab secara bersama-sama
(Anonim1, 2014).
Dari kelebihan dan kelemahan CV bila dihubungkan dengan usaha kami,
dari segi kelebihan usaha kami termasuk usaha yang berukuran sedang
sehingga prosedur pendiriannya relatif mudah.Selain itu karena usaha JAM
KARET masih berukuran sedang, maka apabila ingin mengajukan pengkreditan
tidaklah rumit.Apabila usaha kami ingin mengembangkan usaha, maka
peluangnya cukup besar.Sedangkan dari segi kelemahan yaitu memicu
produsen beserta karyawan untuk bekerja lebih keras agar usahanya tidak
menurun atau bangkrut.Karena jika bangkrut yang menanggung tidak hanya satu
orang, tapi beberapa orang pendiri perusahaan, juga berdampak pada pegawai
dan karyawan.
6.2 Legalitas Perushaan
Dalam pendirian usaha, tentu saja terdapat ketentuan ataupun
persyaratan yang harus di penuhi agar usaha tersebut dapat di jalankan. Dalam
Page 57
usaha JAM KARET ini, terdapat beberapa macam ketentuan-ketentuan
pemerintah/legalitas perusahaan yang harus dipenuhi antara lain:
a. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Persyaratan Administrasi :
Formulir isian (diisi lengkap).
Foto copy akta pendirian perusahaan.
Pengesahan akta dari pengadilan negeri (PN).
Domisili/alamat perusahaan.
Foto copy NPWP.
Foto copy SIUP/izin teknis lainnya.
Foto copy KTP penanggung jawab dan sekutu komanditer lainnya.
Foto copy KTP penanggung jawab koperasi.
Prosedur pendaftaran :
Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang
ditetapkan oleh menteri di kantor tempat pendaftaran perusahaan atau
biasanya dinas perindustrian atau perdagangan
Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran
persahaan, yaitu :
- Di tempat kedudukan kantor perusahaan
- Di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu
perusahaan, atau kantor anak perusahaan;
- Di tempat keudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan
yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian.
Jika karena suatu hal, perusahaan tidak dapat didaftarkan di tempat-
tempat tersebut, pendaftaran dilakukan dikantor pendaftaran
perusahaan di Ibu Kota Provinsi tempat kedudukanya.
Perusahaan yang disahkan pendaftarannya dalam daftar perusahaan
diberikan tanda daftar perusahaan yang berlaku untuk jangka waktu lima
tahun sejak tanggal dikeluarkannya dan yang wajib diperbaharui
sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum tanggal berlakunya berakhir.
b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Persyaratan
Foto copy Akta Notaris Pendirian Perusahaan/Akta Notaris yang telah
didaftarkan pada Pengadilan Negeri.
Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pemilik atau Pengurus atau
Penanggung Jawab Perusahaan.
Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha
Perusahaan.
Foto Pemilik atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan
ukuran 3x4 cm (2 lembar).
SP-SIUP baru atau perubahan harus ditandatangani oleh Pemilik
atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan Perdagangan di
atas meterai.
Page 58
Pihak ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib
melampirkan surat kuasa yang bermeterai dan ditandatangani oleh
Pemilik atau Pengurus atau Penanggung Jawab Perusahaan
Perdagangan.
Paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya SP-SIUP
dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benar, Pejabat
Penerbit SIUP menerbitkan SIUP dengan menggunakan Formulir
sebagaimana dalam Lampiran III Peraturan ini, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. warna putih untuk SIUP Kecil
2. warna biru untuk SIUP Menengah
3. warna kuning untuk SIUP Besar
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki kewajiban perpajakan
sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk
bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/atau operator di bidang usaha
hulu minyak dan gas bumi yang berorientasi pada profit (profit
oriented) berupa :
- foto copy akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan
bagi Wajib Pajak badan dalam negeri, atau surat keterangan
penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap;
- foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus,
atau foto copy paspor dan surat keterangan tempat tinggal dari
Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau
Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga
Negara Asing; dan
- fotocopy dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan
oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan tempat
kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa atau lembar tagihan listrik
dari Perusahaan Listrik/bukti pembayaran listrik.
Untuk Wajib Pajak badan yang tidak berorientasi pada profit (non-
profit oriented) dokumen yang dipersyaratkan hanya berupa: foto
copy e-KTP salah satu pengurus badan atau organisasi; dan surat
keterangan domisili dari pengurus Rukun Tetangga (RT)/ Rukun
Warga (RW).
Wajib Pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan
sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja
sama operasi (Joint Operation), berupa :
- Foto copy Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk
kerja sama operasi (Joint Operation);
- Foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing
anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) yang
diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
Page 59
- Foto copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah
satu pengurus perusahaan anggota bentuk kerja sama operasi
(Joint Operation), atau foto copy paspor dan surat keterangan
tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam hal penanggung
jawab adalah Warga Negara Asing; dan,
- Foto copy dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat keterangan
tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
-
6.3 Identitas Pelaksana Usaha
Usaha yang dijalankan ini dipimpin oleh Ardi Bagas yang bertindak
sebagai direktur utama.Andriawan Arditama merupakan Warga Negara
Indonesia.Yang berlamat di Jl. Taman Borobudur no 95A Malang.Untuk
menunjang aktivitas keuangannya, digunakan BANK BNI dengan nomor
rekening 06704504545. Menurut catatan kepolisian yang diterbitkan dalam
SKCK dengan nomer: SKCK/YANMAS/ 573/IX/2014/POLSEK, tidak pernah
memiliki catatan atau keterlibatan dalam kegiatan kriminal apapun, yang
mengharuskan untuk berurusan dengan pihak yang berwajib. Selanjutnya
mengenai hubungan antar kepengurusan dalam usaha ini yaitu, satu sama lain
tidak memiliki hubungan kekeluargaan sehingga dapat dipastikan dalam
menjalankan usaha jauh dari tindakan nepotisme.
6.4 Lokasi (Tempat) Pelaksanaan Usaha
Pada perencanaan wilayah untuk pendirian usaha CV. JAM KARET ini,
bertempat di Jl. Sumber Sari No 16 B Batu Malang, Jawa Timur.Tempat
pelaksanaan usaha yang dipilih, telah dipertimbangkan dan disesuikan berdasar
faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi, serta disesuaikan dengan
rencana wilayah yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Malang.Kawasan
ini merupakan kawasan perbelanjaan di Kota Malang dengan adanya tempat
pusat perbelanjaan seperti, MATOS (Malang Town Square), outlet – outlet dan
IndoMart serta Alfamart.
Untuk status kepemilikan tanah tempat berdirinya usaha merupakan milik
pribadi, dengan surat-surat lengkap terkait legalitas perusahaan yang didirikan.
Berikut contoh-contoh dokumen legalitas perusahaan:
Page 60
Gambar 2.0: Sertifikat Hak Milik Gambar 2.1: Surat Izin Pendirian
Bangunan
Gambar 2.2: Tanda Daftar Perusahaan Gambar 2.3: Surat Izin Usaha
Perdagangan
Gambar 2.4: Nomor Pokok Wajib Pajak
Pada Gambar 2.0, sertifikat hak milik merupakan bukti kepemilikan tanah
yang paling kuat. Sertifikat Hak Milik (SHM) merupakan jenis sertifikat yang
pemiliknya memiliki hak penuh atas kepemilikan suatu lahan pada kawasan
dengan luas tertentu yang telah disebutkan dalam sertifikat tersebut.Status
Sertifikat Hak Milik juga tidak memiliki batasan waktu seperti pada Sertifikat hak
Guna Bangunan (Tabrani, 2014).
Untuk Gambar 2.1, sirat izin mendirikan bangunan yang diterbitkan oleh
Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota yang wajib dimiliki oleh pemohon
untuk mendirikan bangunan didalam wilayah administratif kota.Izin Mendirikan
Page 61
Bangunan diberikan dengan tujuan agar penataan bangunan yang sesuai
dengan rencana tata ruang kota (Anonim2, 2013).
Pada Gambar 2.2, Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar catatan
resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan undang-undang atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang
(Anonim3, 2014).
Gambar 2.3, merupakan Surat Izin Usaha Perdagangan yang selanjutnya
disebut SIUP adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan. Pejabat Penerbit SIUP adalah Kepala Dinas yang
bertanggungjawab di bidang perdagangan di wilayah kerjanya atau pejabat yang
bertanggungjawab dalam pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau
pejabat lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan ini (Permendag, 2007).
Sedangkan pada Gambar 2.4, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.Sedangakan
Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
(Anonim4, 2012).
6.5 Waktu Dan Syarat Pelaksanaan Proyek
Waktu pelaksanaan proyek ini yaitu ketika semua persyaratan telah
terpenuhi yaitu, pada tanggal 11 November 2015. Tanggal itu dipilih sesuai
dengan target waktu yang telah ditentukan dalam menyelesaikan semua
persyaratan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Pada proyek
inimembutuhkan dana tambahan untuk pengembangan usaha agar bisa lebih
besar. Sehingga dibutuhkan tambahan dana pinjaman yang bersumber dari
Bank. Berdasarkan peminjaman danatersebut dibutuhkan persyaratan yang
diminta antara lain copy identitas diri dari para pengurus perusahaan (direktur &
komisaris), copy NPWP (Nomor Pokok wajib pajak), copy SIUP (Surat Ijin Usaha
Perdagangan ), copy Akte Pendirian dan Anggaran Dasar Perusahaan beserta
perubahannya dari notari, dancopy TDP (Tanda Daftar Perusahaan). Dokumen di
atas akan digunakan oleh bank untuk memeriksa keabsahan/ legalitas antara
apa yang tercantum di akte pendirian dengan bidang usahanya, segala surat
perizinannya dan kewajiban pajaknya terhadap negara.
Copy rekening koran/giro atau buku tabungan di bank manapun selama 3
bulan terakhir.Data keuangan lainnya, seperti neraca keuangan, laporan rugi
laba, catatan penjualan & pembelian harian, dan data pembukuan lainnya.Dua
dokumen ini digunakan Bank untuk melakukan berbagai analisa keuangan
terhadap calon debiturnya. Kesanggupan debitur dalam membayar kembali
hutangnya akan dianalisa dari berbagai sisi, seperti kesanggupan dalam
membayar kembali hutang jangka pendek, kemampuan dan efektivitas
manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki, kemampuan dalam
mencetak laba, dan sebagainya. Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja/ Usaha
Page 62
dan Kredit Multi Guna, jaminan yang diminta yaitu berupa tanah dan rumah
tinggal serta mesin-mesin.
Page 63
BAB VII
ASPEK LINGKUNGAN
7.1 Jenis dan Karakteristik Limbah Industri
Berdasarkan proses produksi JAM KARET yang menggunakan dua
bahan baku berbeda, yaitu wortel dan ubi jalar ungu, namun dengan urutan
proses yang sama. Pertama, wortel disortir, diambil sesuai dengan syarat bahan
baku pembuatan JAM KARET, yaitu wortel dengan kondisi layak konsumsi (tidak
busuk dan berwarna cerah). Selanjutnya dilakukan pemgupasan secara manual
menggunakan pisau dan dicuci bersih.Kemudian dilakukan perebusan selama
10menit.Langkah selanjutnya, wortel dihaluskan menggunakan
blender.Selanjutnya dimasukkan pektin, asam sitrat, natrium benzoat, dan gula
beserta wortel yang sudah halus, semuanya dicampur menjadi satu hingga
mengental di dalam tangki perebusan.Jika sudah mengental, diamkan sebentar
hingga uap panasnya hilang.Kemudian selai dikemas kedalam cup plastik
dengan tutup plastik yang direkatkan menggunakan sealer. Selanjutnya cup
dilapisi dengan plastik kemudian dikemas ke dalam kemasan kardus. Untuk
bahan dasar ubi jalar ungu, dilakukan langkah-langkah yang sama dengan selai
bahan dasar wortel.
Dari Proses produksi tersebut dapat diketahui jenis dan karakteristik
limbah yang dihasilkan dari pembuatan selai atau JAM KARET. Dimana limbah
merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan yang
berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau makhluk hidup lainnya. Limbah ini
dibagi menjadi 2 yaitu limbah domestic dan limbah non domestic
(Eckenfelder,W.2003).
Adapun jenis dan karakteristik limbah pada proses produksi JAM KARET
(Sugiaharto,2005) :
1. Limbah padat
Salah satu jenis limbah padat pada proses produksi JAM KARET yaitu
scrap (ampas selai berupa kulit ubi jalar ungu,wortel dan bahan lainnya).
Limbah padat memiliki ciri khas pada komposinya. Komponen terbesar
dalam limbah padat yaitu selulosa, disamping itu ada pula berupa
abu,hemiselulosa dan liqnin.
2. Limbah cair
Salah satu jenis limbah cair pada proses produksi JAM KARET yaitu
centrifuge waste dan claybath waste. Dimana limbah cair ini apabila
dibuang keperairan akan mengakibatkan perubahan sifat fisika, kimia dan
biologi sehingga akan merusak lingkungan. Oleh karena itu perusahaan
JAM KARET melakukan suatu perlakuan terhadap limbahnya sebelum
dibuang kebadan air, sehingga dapat mengurangi pencemaran limbah
cair PKS pada Badan air.
3. Limbah Gas
Limbah Gas berupa gas buangan uap air pada saat proses perebusan.
Page 64
Sifat fisik dan kimia limbah berasal dari proses yang tidak sama karena
peralatan yang digunakan, jumlah dan volume air pada setiap proses berbeda.
Limbah ini penting diketahui untuk keperluan penanganan, pengolahan maupun
teknik manejemen lingkungan. Karakteristik air limbah industry proses produksi
JAM KARET yaitu (Bima ,P.D.H dan Junaidi,2006) :
1. Karakteristik Fisika
a. Total solid (TS) merupakan padatan didalam air yang terdiri dari
bahan organic maupun anorganik yang larut, mengendap atau
tersuspensi dalam air.
b. Total Suspended solid (TSS) merupakan jumlah berat dalam mg/l
kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami
penyaringan dengan membrane berukuran 0,45 mikron.
c. Warna, Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring
dengan waktu dan menigkatnya kondisi anaerob, warna limbah
berubah dari yang abu– abu menjadi kehitaman.
d. Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat
organik maupun anorganik.
e. Temperatur Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan
efeknya terhadapreaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air
dan penggunaan air untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
f. Bau Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi
materi atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau
sangat penting karena terkait denganmasalah estetika.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD) Menunjukkan jumlah oksigen
terlarutyang dibutuhkan oleh organismehidup untuk menguraikan
ataumengoksidasi bahan–bahan buangandi dalam air
b. Chemical Oxygen Demand (COD) Merupakan jumlah kebutuhan
oksigendalam air untuk proses reaksi secarakimia guna menguraikan
unsurpencemar yang ada. COD dinyatakandalam ppm (part per milion)
atau mlO2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
c. Dissolved Oxygen (DO) adalah kadar oksigen terlarut yangdibutuhkan
untuk respirasi aerobmikroorganisme. DO di dalam air sangat
tergantung pada temperature dan salinitas
d. Ammonia (NH3) adalah penyebab iritasi dankorosi, meningkatkan
pertumbuhan
mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor
Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion
ammonium atau ammonia. tergantung pada pH larutan
e. Sulfida, Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan
dapatmengganggu proses pengolahanlimbah secara biologi
jikakonsentrasinya melebihi 200 mg/L.Gas H2S bersifat korosif
terhadap pipadan dapat merusak mesin
Page 65
f. Fenol, Fenol mudah masuk lewat kulit.Keracunan kronis menimbulkan
gejala gastero intestinal, sulit menelan, dan hipersalivasi, kerusakan
ginjal danhati, serta dapat menimbulkankematian
g. Derajat keasaman (pH) , pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi
dalam air. Bila terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat mematikan
kehidupan mikroorganisme.Ph normal untuk kehidupan air adalah 6 –
8.
h. Logam Berat, Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat
toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang
mengandung logam berat.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama
air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.Parameter yang
biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung
dalam air limbah.
7.2 Penanganan Limbah Industri.
Adapun penanganan limbah di perusahaan ini, dilakukan sendiri oleh
pihak perusahaan, yakni bagian washing. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Jam
Karet berupa limbah padat, cair dan gas. Limbah padat yang dihasilkan antara
lain: kulit atau scrap dari wortel dan ubi jalar, cup bekas, dan plastik. Sementara
limbah cair yang dihasilkan adalah air bekas perendaman dan bekas cucian yang
digunakan selama proses produksi berlangsung.limbah gas yang dihasilkan
adalah limbah bekas pembakaran proses produksi selai jam karet.
Prinsip yang digunakan dalam pengolahan limbah di lakukan dengan
beberapa alternatif berikut ini :
a. Recycle
Recycle atau mendaur ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau
mendaur ulang.Sebagai contoh dengan proses Recycle perusahaan Jam
Karet ini memanfaatkan atau mendaur ulang limbah plastik menjadi cup
plastik. Dimana limbah tersebut dikumpulkan setiap harinya lalu disalurkan
kepada masyarakat sekitar untuk di daur ulang kembali menjadi produk cup
plastik yang baru.
b. Reduce
Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian.
dimana dalam proses Reduce yang diterapkan pada perusahaan Jam Karet
ini yaitu dengan mengurangi dan meminimasi pemakaian air sabun dari
proses pencucian bahan baku. Dimana pengurangan pemakaian air sabun in
akan dibuatkan bak tandon air untuk mengurangi pemakaian air dan supaya
tidak mencemari lingkungan.
c. Recovery
Recovery merupakan perolehan kembali komponen-komponen yang
bermanfaat pada limbah dengan cara fisika, kimia, biologi, thermal. Contoh
yang diterapkan pada perusahaan jam karet ini adalah dengan menggunakan
kembali atau merecover khrom pada limbah padat yaitu kulit atau scrap ubi
jalar dan wortel menjadi produk baru berupa manisan atau sejenisnya yang
Page 66
nantinya produk tersebut akan disalurkan kepada masyarakatuntuk meng
cover bahan tersebut menjadi produk baru.
d. Reuse
Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali
material atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh yang diterapkan
pada perusahaan Jam Karet ini adalah penggunaan kantong plastik yang
nantinya bisa diolah kembali menjadi kantong plastik yang baru. Sedangkan
Untuk penanganan limbah cair akanditampung dalam sebuah kolam
penampungan, lalu dikelola dan diproses kemudian akan dialirkan melalui
pipa yang nantinya limbah tersebut akan dialirkan ke kawasan industi.
7.3 Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup. AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan
negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam
memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak lingkungan.
Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya,
dan kesehatan masyarakat. Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak
lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian amdal, dampak negatif yang
timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian
juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih
besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana
kegiatan yang diputuskan tidak layak lingkungan tidak dapat dilanjutkan
pembangunannya (Kementrian Lingkungan Hidup, 2010).
Bentuk hasil kajian amdal berupa dokumen amdal yang terdiri dari tiga
dokumen, yaitu:
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (Andal)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
7.3.1 Penyusunan Analisa Dampak Lingkungan Hidup
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah dokumen yang berisi
telaahan secara cermat terhadap dampak penting dari suatu rencana kegiatan.
Dampak-dampak penting yang telah diindetifikasi di dalam dokumen KA-Andal
kemudian dikaji secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang
telah disepakati. Kajian ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak.
Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan penentuan sifat
penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak terhadap kriteria
dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian selanjutnya
adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan yang
lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar
pengelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak positif (Kementrian Lingkungan Hidup, 2010).
Page 67
Beberapa indikator penyusunan ANDAL usaha selai Jam Karet
adalah:
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
Manusia yang berpotensi akan terkena dampak adalah tenaga kerja
dan masyarakat sekitar tempat produksi. Tenaga kerja akan terdampak
pada kesehatan, Dampak yang terjadi seperti kecapekan, kram,
gangguan tulang belakang, dan lain – lain.
b. Luas wilayah penyebaran dampak
Limbah yang paling besar dihasilkan pada usaha selai jam karet
adalah limbah cair. Limbah cair ini akan dialirkan ke air sungai yang
mengalir di wilayah kedungkandang tempat usaha ini didirikan. Luasan
wilayah kedungkandang ini adalah 36,89 km2 namun luas dampak tidak
seluas itu karena limbah yang dihasilkan adalah limbah hasil cucian
peralatan dan bahan baku yang berupa ubi jalar ungu dan wortel. Bahan
baku ini tidak berbahaya sehingga tidak memberikan dampak yang
signifikan bagi masyarakat. Selain itu limbah tersebut nantinya akan
terurai oleh mikroba sehingga dampaknya tidak akan memberikan
pengaruh yang besar. Diperkirakan luasan wilayah limbah cairnya adalah
7 km2.
c. Lamanya dampak berlangsung
Lamanya dampak berlangsung hanya pada saat proses produksi.
Proses produksi terjadi selama 8 jam per hari dengan 5 hari dalam 1
minggu. Jadi limbah yang dihasilkan ketika proses tersebut sedang
berlangsung. Jika proses sudah selesai maka dampak idak akan terjadi.
d. Intensitas dampak
Limbah cair berasal dari proses pencucian alat dan bahan baku
yang digunakan. Limbah tersebut dalam sekali produksi dapat dihasikan
sampai kira-kira 10 liter perharinya jadi setiap harinya intensitas limbah
yang dihasilkan masih tergolong sedikit.
e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang akan terkena
Komponen lain yang akan terkena dampak limbah ini adalah
komponen tanaman akibat dari adanya cemaran dari air limbah. Air
limbah yang meresap kedalam tanah akan memberian rembesan ait
tanah yang yang buruk. Tanaman akan mengambil air dari tanah untuk
digunakan sebagai proses pertumbuhan tanaman. Jika tanaman tersebut
mengambil air yang sudah tercemar maka pertumbuhan tanaman juga
akan terganggu.
f. Sifat kumulatif dampak
Produksi selai Jam Karet ini menghasilkan limbah padat cair dan
gas. Sifat kumulaif dampak ini nantinya akan memberikan dampak yang
dapat merugikan seperti limbah cair dalam jumlah yang banyak akan
mengurangi kualitas air dan susah untuk mendapatkan air bersih. Limbah
padat yang banyak akan memberikan struktur tanah yang tercemar
sehingga tanah lama-kelamaan akan terdegradasi dan limbah gas seperti
bau yang dihasilkan dari tumpukan sampah juga akan mengakibatkan
gangguan pernafasan. Selain itu dampak yang dialami oleh pekerja juga
Page 68
semakin berbaduktif.haya seperti kelelahan yang berkepanjangan juga
akan mengakibatkan kesehatan menurun sehingga tidak dapat bekerja
secara produktif.
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi selai tidak terlalu
memberikan dampak yang buruk karena limbahnya hanya sedikit. Limbah
yang sedikit tersebut tidak bersifat berbalik, karena dampaknya tidak
terlalu membahayakan bagi lingkungan. Seperti limbah cair yang
dihasilkan tiap harinya hanya 10 liter dan tergolong limbah yang layak
dibuang karena berasal dari buangan hasil pencucian ubi jalar dan wortel.
7.3.2 Penyusunan RKL dan RPL
RKL bertujuan untuk memberikan pedoman bagi upaya pengelolaan
lingkungan kepada otoritas kegiatan pemrakarsa dan instansi terkait terhadap
aspek stabilitas lingkungan. Materi kajian dalam penyusunan RKL, meliputi:
Sumber dampak, Tolak ukur dampak, Tujuan pengelolaan lingkungan hidup,
Pengelolaan lingkungan hidup, Periode pengelolaan lingkungan hidup, Biaya
pengelolaan lingkungan hidup, Institusi pengelolaan lingkungan hidup
(Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, 2005).
Rencana Pengelolaan Lingkungan merupakan usaha pengelolaan
lingkungan hidup yang akan dilakukan oleh pemrakarsa. Upaya pengelolaan
lingkungan ini perlu dipantau agar didapatkan hasil pengelolaan yang optimal
seperti yang diharapkan. RPL ini mengacu pada dokumen ANDAL (Analisis
Dampak Lingkungan) dan dokumen RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan)
yang telah dilakukan sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi terakhir di
lapangan(Keputusan Mentri Lingkungan Hidup, 2005).
1. Faktor Lingkungan yang Diduga Terkena Dampak
Lingkungan biofisik yaitu lingkungan yang terdiri dari komponen
biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Lingkungan ini dikatakan baik apabila interaksi antara keduanya
seimbang.Pada perusahaan selai Jam Karet digunakan bahan bahan
alami berupa ubi jalar ungu dan wortel.Bahan- bahan tersebut berasal
dari alam dan apabila diolah menjadi selai limbahnya tidak
membahayakan bagi lingkungan sekitar baik secara biologi, fisik ataupun
kimia. Limbah yang dihasilkan dari pengolahan ubi jalar ungu dan wortel
menjadi selai yaitu berupa scrap kulit ubi jalar ungu dan wortel yang dapat
dimanfaatkan kembali menjadi pupuk organik.
Dampak lingkungan secara kimia yaitu perubahan lingkungan
dikarenakan proses kimia atau biokimia. Dampak ini diakibatkan melalui
proses pencucian lat yang menghasilkan limbah cair. Walaupun secara
kandungan konsentrasi limbah tersebut tidak terlalu berbahaya tetap
harus ada penanganan untuk mengurangi dampak kimianya terhadap
lingkungan.
Dampak sosial ekonomi bagi lingkungan yaitu dengan adanya
usaha ini dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat yang
tinggal didaerah Arjowinangun kecamatan Kedungkandang Kabupaten
Page 69
Malang. Dampak secara ekonomi dapat memperbaiki tingkat pendapatan
daerah serta tingkat pendapatan masyarakat.
2. Sumber Dampak
Sumber dampak dari adanya pengolahan selai pada perusahaan
ini yaitu para proses pencucian alat dan bahan baku. Apabila dilihat dari
dampaknya air imbah ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
perubahan lingkungan baik secara fisik ataupun secara kimia. Limbah
selanjutnya yang menjadi sumber damapak adalah scrapkulit ubi jalar
ungu dan wortel yang apabila dibiarkan pada sembarang tempat akan
mengaggu pemandangan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
3. Tindakan yang akan Dilakukan
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan
menanggulangi dampak pengolahan selai ub jalar ungu dan wortel yaitu
dengan membuat tempat penampungan air pencucian alat dan pencucian
bahan. Air limbah tersebut dilakukan treatment agar aman untuk dibuang.
Pada penanggulangan limbah padat berupa scrap kuit ubi jalar dan wortel
yaitu dengan mengolah kuit tersebut menjadi pupuk organik.
4. Pemilihan Alternative
Bahan- bahan yang digunakan merupakan bahan utama daam
pembuatan selai sehingga tidak dapat dicari alternative pengganti untuk
menanggulangi dampak tersebut.Dampak yang ditimbulkan hanya bisa
dikurangi.Begitupun pada pencucian alat, pencucian alat dapat
menggunakan sabun atau bahan pembersih yang ramah lingkungan
sehingga dapat langsung dibuang ke lingkungan.
5. Biaya yang Diperlukan
Pada penanggulangan dampak pengolahan, diperlukan biaya
biaya untuk mencari alternative pengolahan limbah.Biaya pengolahan
limbah cair yaitu dibutuhkan biaya untuk mentreatmen limbah sehingga
aman untuk dibuang ke lingkungan.Biaya pengolahan limbah padat yaitu
dengan pengolahan menjadi pupuk.Hasil dari pupuk ini bisa
dikomersialkan sehingga dapat memberikan laba bagi perusahaan.
6. Organisasi yang Bertangung Jawab dan yang Terkait
Organisasi yang terkait dalam hal ini yaitu perusahaan itu sendiri.
Perusahaan memiliki tanggung jawab penuh terhadap dampak yang
dihasilkan oleh perusahaan terhadap lingkungan. Pengolahan yang baik
dari perusahaan akan memberikan rasa aman bagi masyarakat
disekitarnya demi kelangsungan usaha tersebut. Organisasi ainnya yang
juga terkait adalah pemerintah daerah, pemerintah daerah berhak untuk
mencabut izin usaha apabila perusahaan ini merugikan lingkungan dan
masyarakat.
Page 70
BAB VIII
ASPEK EKONOMI FINANSIAL
8.1. Asumsi Dasar
Perusahaan selai jam karet dalam memproduksi selai memerlukan
asumsi dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan analisis finansial.
Asumsi dasar mencangkup umur proyek, suku bunga pinjaman yang berlaku,
kapasitas produksi, jumlah hari kerja produksi, harga yang berlaku, modal yang
digunakan, Mark Up, dan biaya overhead. Umur proyek dari selai jam karet
adalah 5 tahun. Hal ini dikarenakan karena umur proyek dapat ditentukan dari
umur ekonomis suatu aset. Umur aset berkisar antara 1 hingga 5 tahun sehingga
diputuskan bahwa umur proyek adalah 5 tahun.
Modal yang digunakan untuk membangun usaha ini adalah modal pribadi
dengan jumlah Rp. 600 juta. Modal pribadi berasal dari uang yang dimiliki oleh
masing-masing pendiri dengan tiap orang memberikan modal sebesar Rp.120
juta dengan tingkat suku bunga saat ini adalah 11%. Jumlah hari kerja yang
ditentukan adalah 20 hari dimana dalam seminggu terdapat 5 hari kerja.
Perusaaahan ini memproduksi selai dalam sehari sebanyak 92 kemasan cup,
jadi dalam sebulan mampu memproduksi 1840 kemasan. Kemasan tersebut
dikemas kedalam kardus dengan kapasitas 20 kemasan cup, sehingga dalam
satu bulan dapat dihasilkan 92 kardus dan dapat diketahui dalam setahun
mampu memproduksi sebanyak 1104 kardus sehingga kapasitas produksi selai
adalah 22080 kemasan per tahun.
Proyek pendirian selai jam karet digunakan harga yang berlaku pada
tahun 2014, sehingga pada analisis kelayakan financial harga mengikuti harga
selai ada tahun 2014 yaitu sekitar Rp.9000,-. Mark Up merupakan keuntungan
marjinal dari positioning produk. Produk selai jam karet adalah produk inovasi
produk yang telah ada jadi produk ini sebagai challenger dengan Mark Up
sebesar 25 %. Biaya overhead yang harus dikeluarkan sebesar Rp 2.500.000,00
yang berasal dari biaya perizinan sebesar Rp 1.500.000,00 dan biaya
pemasaran sebesar Rp 1,000,000,00 guna melakukan promosi.
8.2. Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi adalah jumlah dan jenis output maksimum yang dapat
diproduksi dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi ditentukan oleh
kapasitas sumberdaya yang dimiliki seperti: kapasitas mesin, kapasitas tenaga
Page 71
kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal. Rencana awal kapasitas
produksi selai jam karet adalah 92 kemasan dalam satu hari. Hal ini berdasarkan
pada peninjauan produk sejenis yakni selai yang mampu menjual produk
sebanyak kurang lebih 92 kemasan per harinya. Terdapat 3 skenario yang
digunakan untuk menentukan kapasitas produksi antara lain scenario optimis,
skenario moderat, dan skenario pesimis.
Tabel 1 skenario kapasitas produksi
Tahun
1 2 3 4 5
22.080 23.184 23.184 23.184 24.343
Tabel skenario kapasitas diatas terdapat informasi rencana kapasitas
produksi selama 5 tahun. Untuk kolom pertama yakni pada tahun pertama jumlah
kapasitas produksinya adalah 22.080. Hal ini berdasarkan pada peninjauan
produk sejenis yakni selai yang mampu menjual hingga jumlah kurang lebih
22.080 setahun. Kapasitas tersebut merupakan skenario pesimis, skenario
pesimis dibangun berdasarkan pada rencana tindakan yang normatif. Tindakan
normatif yang dilakukan adalah melihat kondisi penjualan produk sejenis.
Sedangkan pada kolom kelima jumlah kapasitasnya meningkat hingga 24.343,
kapasitas tersebut merupakan kapasitas optimis. Kapasitas optimis dilaksanakan
untuk mengerahkan penggunaan sumber daya yang ideal. Nilai kapasitas
tersebut diperoleh melalui asumsi bahwa permintaan produk terus meningkat.
Untuk tahun kedua, ketiga, dan keempat jumlah kapasitas produksinya adalah
23.184 buah. Ketiga kapasitas produksi tersebut tergolong dalam kapasitas
moderat. Kapasitas ini disusun berdasarkan kondisi penggunaan sumberdaya
yang optimal. Jumlah kapasitas ini ditentukan dengan menggunakan asumsi
bahwa permintaan terus meningkat.
8.3. Analisis Biaya
8.3.1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan penggunaan sejumlah besar dana untuk
menjalankan sejumlah besar dana untuk menjalankan proyek atau usaha baru.
Biaya investasi terdiri dari biaya untuk membeli sumberdaya berwujud (contoh :
Page 72
peralatan, bangunan) dan biaya untuk sumber daya tidak berwujud (contoh : izin)
(Suryani,2007).
Biaya investasi pada CV. Selai Sehat antara lain biaya bangunan, biaya
pemasangan instalasi, biaya peralatan dan mesin, serta biaya perlengkapan.
Total biaya pemasangan instalasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 15.000.000
yang terdiri dari biaya pemasangan listrik, dan biaya pemasangan air.
Sedangkan total biaya peralatan dan mesin yang harus dikeluarkan sebesar Rp
8,000.000 yang terdiri dari pembelian blender, mixer, gas furnace, tabung gas,
dan mesin sealer. Biaya perlengkapan yang harus dikeluarkan sebesar Rp
37.850.000 yang terdiri dari biaya pembelian kursi, meja, komputer, AC, Lemari,
loker, dan pickup. Total biaya investasi yang harus dikeluarkan oleh CV. Selai
Sehat sebesar Rp 80.850.000,00.
Biaya reinvestasi antara lain biaya sewa, biaya mesin dan peralatan,
serta biaya perlengkapan. Total biaya reinvestasi pertahunnya berbeda karena
setiap barang memiliki waktu ekonomis yang berbeda. Pada tahun pertama yaitu
800.000,00; tahun kedua Rp 800.000 ; tahun ketiga Rp 33.800.000 ; tahun
keempat Rp 48.800.000,00 ; tahun kelima Rp 243.300.000,00
8.3.2. Biaya Produksi
Biaya merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan biaya sangat menentukan
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Biaya produksi terdiri dari biaya
tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya produksi yang jumlah
totalnya tetap meskipun volume produksinya tetap. Sedangkan biaya tidak tetap
atau yang dikenal biaya variabel adalah biaya produksi yang jumlah totalnya
berubah secara proporsional terhadap perubahan volume produksi
(Siregar,2013).
Biaya produksi pada CV. Selai Sehat meliputi biaya tetap, biaya tidak
tetap dan biaya overhead. Biaya tetap adalah biaya penyusutan dan
pemeliharaan mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan yang mengalami
penyusutan adalah blender, panci besar, mixer, gas furnace, tabung gas, dan
mesin sealer. Perlengkapan meliputi meja, kursi komputer, lemari, loker
karyawan, AC, pick up dan lampu. Biaya penyusutan mesin dan peralatan tiap
tahunnya adalah sama yaitu sebesar Rp.4,282,416.67 sedangkan biaya
pemeliharaan mesin dan peralatan sebesar Rp.60.340.000,-, jadi total biaya
Page 73
tetap adalah Rp.61,410,604.17. Biaya Produksi variabel adalah biaya yang
berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya variable dalam 1 tahun
sebesar Rp. Rp. 9,360,480.00.-. Biaya overhead meliputi biaya pemasaran dan
perijinan. Biaya pemasaran sebesar Rp. 1.000.000 dan biaya perijinan sebesar
1.500.000, jadi total biaya overhead adalah Rp. 2.500.000. Berdasarkan
perhitungan tersebut jumlah total biaya produksi keseluruhan adalah sebesar
Rp.149,753,980.
8.3.3. Harga Pokok dan Harga Jual Produk
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual,
atau bisa dikatakan penghitungan HPP merupakan perbandingan antara seluruh
harga yang di keluarkan untuk mendapatkan barang yang di jual dengan hasil
dari barang-barang yang di jual/penjualan (Siregar,2013).
Harga pokok penjualan didapatkan dengan membagi biaya produksi
dengan jumlah produksi pertahun. Produk selai jam karet memiliki kapasitas
22.080 unit pertahun. Untuk menghasilkan kapasitas tersebut dibutuhkan biaya
sebesar Rp.149,743,980.83. Berdasarkan pernyataan bahwa HPP diperoleh dari
membagi biaya produksi dengan jumlah produksi pertahun maka Harga Pokok
Penjualan selai jam karet adalah Rp 6,782.34.
Harga jual yang tepat untuk selai jam karet dilakukan perhitungan mark
up terlebih dahulu. Dengan menggunakan positioning sebagai challenger maka
usaha selai menggunakan presentase sebesar 25%, sehingga didapatkan bahwa
harga jual selai adalah Rp 8,477.92-. Keuntungan yang diperoleh per unitnya
adalah Rp 1.695.58.
8.3.4. Prakiraan Laba Rugi
Usaha selai jam karet memiliki kapasitas maksimum sebesar 24.343 unit.
Kapasitas maksimum ini diperkirakan untuk tahun kelima. Kapasitas produksi
pada tahun pertama adalah 22.080 dan pada tahun kedua, ketiga dan keempat
merupakan kapasitas moderat yang nilainya tetap selama tiga tahun yaitu
23.184. Harga jual produk selai adalah Rp 8.477,92 dan hasil penjualan per
tahunnya mengalami peningkatan 5% pada tiap tahun karena penggunaan
sumber daya yang tiap tahun mengalami peningkatan jadi untuk terus
meningkatkan laba maka dilakukan dengan peningktan harga jual. Hasil
Page 74
penjualan bersih produk selai diperoleh dengan mengurangi hasil penjualan
dengan ppn sebesar 10%. Harga Pokok Penjualan selai jam karet adalah Rp.
8.477,92. Penentuan harga tersebut diperoleh dari membagi total biaya produksi
dengan kapasitas maksimum. Untuk memperoleh nilai total biaya produksi, HPP
dikalikan dengan kapasitas produksi. Setelah menghitung total biaya produksi
dan hasil penjualan maka akan didapat pendapatan bersih dari usaha selai jam
karet. Pendapatan bersih usaha selai jam karet. mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, pada tahun pertama pendapatan bersih selai jam karet. adalah
Rp.187,192,476.04 tahun kedua Rp. 206,379,704.84 tahun ketiga Rp.
216,698,690.08 tahun keempat Rp. 227,533,624.58 dan tahun kelima Rp.
250,855,821.10. Nilai depresiasi usaha ini adalah Rp 4.282.416,67. Nilai
depresiasi digunakan untuk menentukan laba kotor dan net cash. Laba kotor
yang telah didapat digunakan untuk menghitung nilai PPh dengan presentase
sesuai dengan kriteria. Nilai EAT diperoleh dengan cara mengurangi total laba
kotor dengan depresiasi yaitu sebesar 12,993,147.84. Selanjutnya nilai EAT
ditambahkan dengan nilai depresiasi untuk memperoleh nilai net cash. Net cash
digunakan untuk menghitung NPV sebagai analisis kelayakan financial. Nilai net
cash pada tahun pertama adalah Rp. 17,275,564.51 tahun kedua Rp
32,817,219.83 tahun ketiga Rp. 41,175,597.88 tahun keempat Rp. 41,387,061.49
dan tahun kelima Rp. 59,191,348.60
8.3.5. Kriteria Investasi
Untuk melakukan analisis kelayakan financial dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu criteria investasi yang tersedia. Salah satu criteria
investasi yang sering digunakan untuk melakukan analisis kelayakan financial
adalah NPV. NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang.
Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama umur
usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu (Kasmir, 2003).
Usaha selai jam karet akan dilakukan analisis kelayakan financial dengan
menggunakan kriteria investasi NPV. Untuk menghitung NPV , terlebih dahulu
dilakukan perhitungan net cash. Perhitungan net cash yang tersedia adalah 5
tahun. Faktor diskonto yang digunakan untuk menghitung NPV adalah 11%
sesuai dengan tingkat suku bunga bank yang berlaku. Nilai net cash dikalikan
dengan faktor diskonto sehingga diperoleh nilai discounted cash flow. Total dari
discounted cash flow disebut sebagai PV net cash. PV net cash usaha selai jam
karet adalah RP. 134,837,263.73. Nilai NPV diperoleh dengan mengurangi nilai
PV net cash dengan PV Initial. Nilai PV initial usaha Selai Jam Karet adalah Rp.
Page 75
416,053,980.83. Sehingga diperoleh NPV usaha selai jam karet adalah Rp.
281,216,717.11. Nilai NPV usaha ini negatif sehingga dapat dikatakan bahwa
usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
Selain menggunakan NPV untuk mengetahui kelayakan suatu usaha
dapat menggunakan IRR. Metode IRR ini digunakan untuk mencari tingkat bunga
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang,
atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Caranya, dengan
menghitung nilai sekarang dari arus kas suatu investasi dengan menggunakan
suku bunga yang wajar (Kasmir, 2003).
Untuk melakukan perhitungan nilai IRR digunakan perhitungan NPV
sebelumnya yang telah dihitung. Apabila nilai NPV yang diperoleh adalah positif
maka proses selanjutnya untuk memperoleh nilai IRR adalah mencari nilai NPV
negatif. Pada usaha selai jam karet nilai NPV yang memiliki bunga diskonto 11%
adalah positif, oleh karena itu dicari nilai NPV yang bernilai negatif dengan cara
menaikan bunga diskonto. Bunga diskonto yang mampu membuat nilai NPV
bernilai negative adalah 0,1%. Sehingga setelah dilakukan perhitungan
menggunakan rumus IRR maka diperoleh nilai IRR sebesar 12%. Karena
nilainya berada diatas bunga bank yang berlaku (11%) maka dapat dikatakan
bahwa usaha ini layak.
8.3.6 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja
sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis
sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut
dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya(Kasmir, 2003).
Perubahan biaya operasi dapat mempengaruhi kelayakan suatu usaha.
Pada analisis sensitivitas ini dilakukan perubahan biaya bahan baku wortel, ubi
jalar dan gula. Ketiga bahan tersebut mengalami kenaikan 25%. Wortel harga
awalnya adalah Rp 9.000,00 menjadi Rp 11.250,00, ubi jalar ungu dari harga Rp
8.000,00 menjadi Rp 10.000,00 dan gula dari harga awal Rp.10.000,00 menjadi
Rp.12.500,00 Berdasarkan perubahan tersebut nilai IRR yang awalnya adalah
11% menjadi 11%. Walaupun nilai IRR tetap namun masih diatas nilai bunga
maka usaha ini tetap layak meskipun harga naik 25%.
Perhitungan analisis sensitivitas selain dengan kenaikan harga juga
dihitung dengan penurunan harga sebesar 25%. Penurunan harga terjadi pada
harga wortel, ubi jalar ungu dan gula. Wortel harga awalnya adalah Rp 9.000,00
menjadi Rp 6750,00 ubi jalar ungu dari harga Rp 8.000,00 menjadi Rp 6000,00
dan gula dari harga awal Rp.10.000,00 menjadi Rp.7500,00 Berdasarkan
perubahan tersebut nilai IRR yang awalnya adalah 11% tetap 11%. Nilai IRR
Page 76
menjadi naik maka dapat disimpulkan bahwa jika terjadi penurunan sebesar 25%
usaha selai jam karet masih tetap layak dijalankan.
Page 77
BAB IX
MEMULAI USAHA
9.1 Ruang Lingkup Proyek
Ruang lingkup proyek yang dilakukan oleh CV. Selai sehat dengan
produk berupa selai jam karet merupakan proyek pengembangan selai, dimana
pengertian dari pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai
dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan
aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi
yang ada di perusahaan, namun tiga fungsi yang selalu paling penting bagi
proyek pengembangan produk adalah pemasaran, perancangan dan
manufaktur. Proses pengembangan produk dalam suatu perusahaan umumnya
melalui 6 tahapan proses, antara lain adalah :
1. Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena
kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran
pengembangan produk aktual. Pada tahap ini, produsen mulai
memunculkan ide untuk membuat selai jam karet.
2. Pengembangan Konsep
Pada Tahapan pengembangan konsep, produsen mulai melihat
bagaimana kebutuhan pasar dan minat pasar akan produk selai.
Berdasarkan analisis pasar yang dilakukan diketahui bahwa permintaan
konsumen terhadap produk selai terus bertambah hal ini sesuai dengan
literature yang didapatkan yaitu pada tahun 2006 perbandingan penjualan
selai dan kue masih seimbang, tapi di 2008 perbandingan penjualan selai
dan kue menjadi 60 dan 40. Hal tersebut menjadi lanadasan dasar
mengapa produk selai ini dikembangkan. Produk yang dibuat oleh Cv
Selai Sehat ini merupakan produk diversifikasi yang belum pernah ada
dipasaran sebelumnya karena bahan baku pembuatannya bukan berasal
dari buah, tetapi dari ubi jalar ungu dan wortel.
3. Perancangan Tingkat Sistem
Tahapan selanjutnya dalam ruang lingkup proyek pegembangan
produk baru adalah perancangan tingkat system yaitu dimana membuat
arsitektur produk dan memdefinisikan apa saja sub sub komponen yang
dibutuhkan dalam pembuatan produk. Bahan baku utama, bahan baku
pendukung, bahan pengemas dan lain sebaganya.
4. Perancangan Detail
Setelah dilakukan perancangan tingkat system, diperlukan pula
perancangan tingkat detail yaitu memeberikan standar terhadap bahan
baku yang akan digunakan, tata cara pelakasanaannya, spesifikasi bahan
baku yang berasal dari konsumen. Memulia untuk membuat portofolio
produk yang nantinya diharapkan.
5. Pengujian dan Perbaikan
Pengujian dan perbaikan perlu dilakukan untuk mengetahui evaluasi
produk dari portofolio yang sudah dilakukan ditahap sebelumya. Hal ini
Page 78
dilakukan untuk mengetahui komponen-komponen apa saja yang kurang
dan perlu diperbaiki sehinga dalam pelaksanaan produksi masal tidak
terlalu banyak menghabiskan biaya produksi.
6. Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan
sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah
untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang
timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal
menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap.
9.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Produk yang dihasilkan oleh CV Selai sehat merupakan produk selai yang
diberi nama Selai Jam Karet. Pemberian nama Jam Karet sesuai dengan bahan
baku yang digunakan yaitu ubi jalar ungu dan wortel. Tidak seperti selai pada
umumnya yang menggunakan buah sebagai bahan baku, CV selai sehat
menggunakan wortel dan ubi jalar ungu sebagai bahan bakunya. Pemanfaatan
keduanya sebagai bahan baku selain memiliki kandungan vitamin yang banyak
juga warnanya yang menarik. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini
dikemas dalam kemaan cup dengan ukuran tiap kemasan 150 gr. Warna dari
produk yaitu berwarna ungu dan orange sesuai dengan warna bahan baku yang
digunakan.
Ruang lingkup pekerjaan pada perusahaan selai Jam Karet dimulai
dengan perencana lokasi yang dilakukan oleh project management, lalu bagian
administrasi dengan spesifikasi pekerjaan menyediakan bahan baku,
pengadaaan bahan baku dan penanganan bahan baku. Pekerjaan selanjutnya
yaitu bagian pengembangan sumber daya manusia yang bertugas sebagai
penyediaan tenaga kerja dimulai dari rekruitmen, seleksi dan training. Bagian staf
produksi bertanggung jawab pada bagian produksi dan bagian pemasaran yang
bertanggung jawab untuk memasarkan produk selai yang sudah di produksi.
9.3 Work Breakdown Structure (WBS)
9.3.1 Tipe Work Breakdown Structure (WBS)
Tipe WBS yang digunakan untuk Selai Jam Karet tipe project life cycle,
karena produk selai merupakan produk pengembangan yang masih mencari
konsumen untuk dijadikan pelanggan. Tipe ini ditandai dengan adanya
keterkaitan antara pekerjaan satu dengan yang lainnya. WBS pada UKM Selai
Jam Karet adalah sebagai berikut:
Page 79
9.3.1 Tipe Work Breakdown Structure (WBS)
9.3.2 Work Breakdown Structure (WBS)
Work Break Down Structure Proyek Selai Jelly:
1.1 Perencanaan Lokasi
1.1.1 Persiapan gedung
1.1.2 Penataan letak mesin dan fasilitas
1.1.3 Pemilihan lokasi
1.2 Penyediaan Bahan Baku
1.2.1 Penjadwalan bahan baku
1.2.2 Pengadaan bahan baku
1.2.3 Penanganan bahan baku
1.3 Penyediaan Tenaga Kerja
1.3.1 Rekruitment
1.3.2 Selection
1.3.3 Training
1.4 Persiapan Mesin dan Fasilitas
1.4.1 Pembelian alat/mesin
1.4.2 Pemasangan instalasi
Page 80
1.5 Proses Produksi
1.6 Transportasi
1.6.1 Pemasaran
9.4 Organization Breakdown Structure (OBS)
Page 81
9.4.1 WBS dihubungkan dengan OBS
1. PROYEK SELAI JELLY
1.1 Perencanaan
Lokasi
1.2 Penyediaan
Bahan Baku
1.3 Penyediaan
Tenaga Kerja
1.4 Persiapan
Mesin dan
Fasilitas
1.5 Proses
Produksi
1.1.1
Persiap
an
gedung
1.1.2
Penataan
Letak
Mesin
dan
Fasilitas
1.1.3
Pemilih
an
lokasi
1.2.1
Penjadw
alan
Bahan
Baku
1.2.2
Pengad
aan
Bahan
baku
1.2.3
Penang
anan
bahan
baku
1.3.1
Reqruit
ment
1.3.2
Selectio
n
1.3.3
Training
1.4.2
Pemasa
ngan
instalasi
1.4.1
Pembeli
an alat/
mesin
1.6 Transportasi
1.6.1
Pemasa
ran
1. D
ire
ktu
r
1.1
Ba
gia
n
Ad
min
istr
asi
1.2
Ba
gia
n P
rod
uksi
1.3
Pe
ma
sa
ran
1.4
PS
DM
1.2
.1 S
taff
Ke
ua
ng
an
1.2
.2 S
taff
Ad
min
istr
asi
1.2
.1 S
taff
Pro
du
ksi
1.3
.1 S
taff
Pe
ma
sa
ran
1.4
.1 S
taff
PS
DM
Direktur Direktur
Bag.
Produksi
Staff
Produksi
Staff
Produksi
Staff
Produksi
Staff
PSDMPSDM
Staff
PSDM
Staff
KeuanganStaff
Administrasi
Staff
Produksi
Staff
Produksi
Staff
Pemasaran
Page 83
9.6 Penjadwalan Proyek dengan Constan Time Network (CTN)
Aktivitas Kode No
Kegiatan
Processor Successor Durasi
(minggu)
Persiapan Gedung A 1-2 - B,C 3
Perancangan Mesin dan
Fasilitas
B 2-4 A D 2
Pemilihan Lokasi C 2-3 A E,F 2
Pembelian Alat dan Mesin D 4-5 A,B G 2
Pemasangan Instalasi E 3-5 A,C G 2
Rekruitmen F 3-6 A,C H 2
Seleksi G 5-6 E,D H 5
Training H 6-7 F,G I 3
Penjadwalan Bahan Baku I 7-8 H J 2
Pengadaan Bahan Baku J 8-9 I K 3
Penanganan Bahan Baku K 9-10 J L 1
Proses Produksi L 10-11 K M 2
Pemasaran M 11-12 L - 2
TOTAL 31
9.6.1 Network Diagram
1 2
3
4
5 109876 11 12
A
3
B
2
C
2
D
2
E
2
F
2H
3
I
2
J
3
K
1
L
2M
2G
5
9.6.2 Perhitungan E, L, S
Perhitungan earliest, latest dan slack diperoleh dari durasi antar aktivitas.
Perhitungan earliest merupakan penjumlahan dari durasi aktivitas awal ke
aktivitas setelahnya, sedangkan latest diperoleh dari penjumlahan dari aktivitas
akhir ke aktivitas sebelumnya dan slack adalah pengurangan antar keduanya.
Page 84
Pada earliest dan latest terdapat dua macam perhitungan yaitu earliest start,
earliest finish dan latest start latest finish.
Perhitungan earliest dan latest pada network diagram diperoleh hasil 26
minggu dengan slack adalah sebagai berikut:
1 2
3
4
5 109876 11 12
A
3
B
2
C
2
D
2
E
2
F
2H
3
I
2
J
3
K
1
L
2M
2G
5
S=0
S=0
S=0
S=0
S=0
S=0
S=5
S=0 S=0S=0 S=0 S=0 S=0
Nilai slack yang bernilai 0 menunjukakkan jalur kritis yang berarti
pekerjaan yang tidak dapat ditunda atau merupakan prioritas utama. Jadi dari
perhitungan CTN dapat diketahui jalur kritis dengan jumlah penyelesaian aktivitas
lebih singkat dari pada gantt chart yaitu 26 minggu.
9.6.3 Total waktu Proyek
Perhitungan penjadwalan proyek produk selai Jam Karet ini didapatkan
total waktu proyeknya adalah 26 minggu. Hal ini sudah mendapatkan jalur kritis
yaitu jalur terpendek yang dapat ditempuh ketika menjalankan proyek. Jalur kritis
dipilih jika nilai slack sama dengan nol. Total waktu proyek ini nantinya akan
dapat digunakan untuk menghitung prosentase ketika proyek berjalan mundur
atau tidak sesuai rencana. Total waktu proyek disini menjadi perbandingan dari
waktu proyek yang akan berjalan di lapangan. Ketika dalam kenyataannya
proyek dapat selesai sebelum total waktu proyek maka proyek tersebut berjalan
sangat baik sehingga dapat mempengaruhi jumlah biaya operasional. Berikut
adalah jalur kritis yang dipilih dengan garis warna merah.
1 2
3
4
5 109876 11 12
A
3
B
2
C
2
D
2
E
2
F
2H
3
I
2
J
3
K
1
L
2M
2G
5
9.6.4 Perbedaan Gantt Chart dengan CTN
Gantt chart adalah sistem penjadwalan waktu yang berpedoman pada
penyusunan diagram balok dengan maksud untukmengidentifikasi unsur waktu
dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari saat dimulainya
proyek hingga selesai proyek. Gantt chart juga diartikan sebagai suatu diagram
yang terdiri dari sekumpulan garis yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai
proyek yang direncanakan untuk item-item pekerjaan di dalam proyek tersebut
(Susanta, 2007).
Gantt chart menjabarkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
terlibat dalam sebuah proyek dalam bentuk jadwal kegiatan sehingga bisa
diketahui (Siswanto, 2007):
Page 85
1. Daftar kegiatan yang terlibat dalam sebuah proyek
2. Waktu dimulainya suatu kegiatan
3. Waktu selesainya suatu kegiatan
CPM adalah singkatan dari Critical Path Methode. CPM merupakan suatu
teknik perencanaan dengan analisis jaringan (network) berdasarkan logika
ketergantungan antar aktivitas yang ada dalam proyek. Melalui CPM dapat
terjawab hal-hal yang belum dapat digunakan pada bagan balok, seperti berapa
lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek; kegiatan yang bersifat kritis;
bila terjadi keterlambatan, bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan lain
(Susanta, 2007).
Nilai Gantt Chart yang diperoleh adalah 31 minggu sedangkan pada CTN
hanya 26 minggu. Perbedaan hasil ini terjadi karena pada CTN dapat melakukan
pekerjaan paralel yang berarti dalam seminggu dapat melakukan dua atau lebih
aktivitas, seperti pada kegiatan B dan C dapat dilakukan setelah kegiatan A.
Perbedaannya jika pada Gantt Chart Kegiatan B dapat dilakukan setelah
kegiatan A dan kegiatan C baru bisa dikerjakan jika kegiatan B sudah selesai
itulah mengapa pada gantt chart waktu penyelesaiannya lebih lama.
9.7 Penjadwalan Proyek dengan PERT
9.7.1 Network Diagram
1 2
3
4
5 109876 11 12
A
3
B
2
C
2
D
2
E
2
F
2H
3
I
2
J
3
K
1
L
2M
2G
5
9.7.2 Waktu Estimasi
Te = To+(4×Tm)+Tp
RVar = (
)
Aktivitas Kode No
Kegiatan
Processor Successor TO TM TP TE Rvar
Persiapan
Gedung
A 1-2 - B,C 2 3
4 3.00 0.11
Perancangan
Mesin dan
Fasilitas
B 2-4 A D
1
2 3 2.00 0.11
Pemilihan Lokasi C 2-3 A E,F 1 2 3 2.00 0.11
Pembelian Alat D 4-5 A,B G 1 2 3 2.00 0.11
Page 86
dan Mesin
Pemasangan
Instalasi
E 3-5 A,C G 1 2
3 2.00 0.11
Rekruitmen F 3-6 A,C H 1 2 3 2.00 0.11
Seleksi G 5-6 E,D H 4 5 6 5.00 0.11
Training H 6-7 F,G I 2 3 4 3.00 0.11
Penjadwalan
Bahan Baku
I 7-8 H J 1 2
4 2.17 0.25
Pengadaan
Bahan Baku
J 8-9 I K 2 3
4 3.00 0.11
Penanganan
Bahan Baku
K 9-10 J L 1 1
2 1.17 0.03
Proses Produksi L 10-11 K M 1 2 3 2.00 0.11
Distribusi M 11-12 L - 1 2 3 2.00 0.11
TOTAL 31 1.5
9.7.3 Network Diagram Menggunakan Waktu Espektasi
Perhitungan jumlah TE pada jalur kritis
Aktivitas Kode
Persiapan Gedung A
Perancangan Mesin dan Fasilitas B
Pemilihan Lokasi C
Pembelian Alat dan Mesin D
Pemasangan Instalasi E
Seleksi G
Training H
Penjadwalan Bahan Baku I
Pengadaan Bahan Baku J
Penanganan Bahan Baku K
Proses Produksi L
Pemasaran M
TOTAL
TE RVar
3.00 0.11
2.00 0.11
2.00 0.11
2.00 0.11
2.00 0.11
5.00 0.11
3.00 0.11
2.17 0.25
3.00 0.11
1.17 0.03
2.00 0.11
2.00 0.11
29.33 1.39 Network diagram dengan TE
Page 87
1 2
3
4
5 109876 11 12
A
3
B
2
C
2
D
2
E
2
F
2H
3
I
2.17
J
3
K
1.17
L
2M
2G
5
9.7.4 Target Jadwal Penyelesaian
Perhitungan standar deviasi = √ √
Berikut presentase jalur kritis ketika dipercepat:
( )
( )
; tabel Z= 0,00012
Jadi = 0,00012 × 100%= 0,012%
Presentase jalur kritis ketika diperlambat:
( )
( )
; tabel z = 0, 99906
Jadi presentase : 0, 99906×100 %= 99,91%
Hasil dari presentase ketika dipercepat menjadi 23 minggu maka kegiatan
yang dapat selesai hanya sebesar 0,012% namun ketika diperlambat menjadi 33
minggu presentase keterselesaiannya 99,91% kegiatan dapat selesai.
9.7.5 Perbedaan PERT dan CTN
Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak
mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta
mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan
mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu
pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu
pekerjaan telah ditentukan terleih dahulu sebelum dilaksanakan. Tujuan dari
PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar
penting dari PERT dalam penyelsaian kegiatan–kegiatan bagi suatu proyek.
Masalah utama model PERT dan CPM yaitu teknik untuk menentukan jadwal
kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan–pekerjaan yang
telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.
CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek – proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan (Irwansyah, 2013).
Hasil perhitungan dengan menggunakan PERT diperoleh hasil 29.33
minggu dimana hasil ini lebih besar dari waktu pada CTN. Perbedaan ini
dikarenakan pada PERT menggunakan estimasi waktu apabila dipercepat dan
diperlambat sehingga hasil yang diperoleh adalah waktu yang sudah diperkirakan
jika terjadi penundaan, gangguan produksi atau faktor lain yang menghambat
Page 88
aktivitas dapat selesai, sedangkan pada CTN adalah waktu tecepat proyek dapat
selesai tanpa adanya gangguan atau hambatan produksi.
Page 89
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2014. Pengertian Jenis Fungsi Badan Usaha.
http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jenis-fungsi-badan-
usaha.html.Di akses pada 31 Oktober 2014. Pukul 12:03.
Anonim2. 2013. Syarat dan Biaya Daftar IMB Izin Mendirikan Bangunan.
http://aidiaproperti.com/2012/04/syarat-dan-biaya-daftar-imb-izin.html.Di
akses pada 29 Maret. Pukul 08:48.
Anonim3. 2014. Tanda Daftar Perusahaan.
http://perijinan.slemankab.go.id/index.php?mod=license&sub=LicenseDetai
lPO&act=view&typ=html&izin=111. Di akses pada 1 November. Pukul
09:22.
Anonim4. 2012. Seri KUP - NPWP dan
Manfaatnya.http://www.pajak.go.id/content/seri-kup-npwp-dan-
manfaatnya. Di akses pada 2 Maret. Pukul: 13:15.
Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Papua. 2006. Varietas ubi Jalar
terbaru Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28(5):1.
Badan Penelitian Statistik. 2011. Ketersediaan Kualitas Wortel. Gramedia.
Jakarta
Badan Pusat Statitistik propinsi Jawa Tengah. 2008. Propinsi Jawa Tengah
Dalam Angka 2007. BPS. Jawa Tengah.
Badan Pusat Statitistik. 2008. Propinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2007. BPS.
Jawa Tengah
Bima ,P.D.H dan Junaidi. 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Limbah
Industri Pada Produk selai, Jurnal Presipitasi Vol.1 No.1. FT –
UNDIP. Semarang .
Boone, Louis dan David L. Kurtz. 2005. Contemporary Marketing.Thomson.
Australia.
Eckenfelder Jr, W.W. 2003.Industrial Water Pollution Control.McGraw-Hill
Book Co. Singapore.
Hernawan, C. 2013. Macam-Macam Bentuk Badan
Usaha.http://cindyhernawan7.wordpress.com/2013/11/06/macam-macam-
bentuk-badan-usaha/.Di akses pada 31 Oktober 2014. Pukul 12:05.
Irwansyah, E. 2013. Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan
Pengembangan Aplikasi. DigiBook. Yogyakarta
Juanda, D. dan Bambang Cahyono. 2000. Ubi Jalar Budi Daya dan Analisis
Usaha Tani. Yogyakarta. Kanisius.
Kasmir. 2003. Buku Bahan Ajar Mata Kuliah Ekonomi Teknik. Universitas
Hasanudin. Makassar.
Kementerian Pertanian. 2010. Kinerja Pembangunan Sektor Pertanian 2009.
Jakarta
Kementrian Lingkungan Hidup. 2010. Sekilas Tentang AMDAL. Jakarta.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, Eleventh Edition. International
Ed. Prentice Hall.
Page 90
Madura, J. 2007. Introduction to Bisnis, Pengantar Bisnis. Salemba Empat:
Jakarta.
Makmun. 2007. Wortel, Teknik Budidaya dan analisis Usahatani. Kanisius.
Yogyakarta
Malasari 2005. Pemberdayaan Petani Melalui Usaha Wortel di Lahan kering
dan dataran Tinggi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa
Tengah.
Margono,T. 2000. Selai dan Jeli. Penerbit Grasindo Jakarta.
Muchtadi, T.R., dan E. Gumbira. 1979. Pengolahan Hasil Pertanian II Nabati.
Pertanian Bogor. Bogor.
Permendag.2007. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP).http://www.jakarta.go.id/jakv1/produkhukum/download/1110/c5d26b
c31a65d0ef14893bf72af6d556.pdf. Permendag No. 36/M-
DAG/PER/9/2007.
Robbins, S and Timothy, A. 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 2.
Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Ropiani. 2006. Karakterisasi Fisik dan pH Selai Buah Pepaya Bangkok.
Departemen Teknologi Hasil Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rukmana R.1995. Bertanam wortel. Penebar Swadaya. Jakarta.
Samad, MY. 2006 Pengaruh Penanganan Pasca Panen Terhadap Mutu
Komoditas Hortikultura. Jurnal sains dan Teknologi Pertanian 9(1) : 19-
24.
Sandjaja. 2009. Kamus Gizi. Kompas. Jakarta. Hal 107-108.
Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar Cara Budi Daya yang Tepat Tepat Efisien dan
Ekonomis Seni Agribisnis. Penerbit Siuaelaya. Jakarta.
Siregar, N. B. 2003. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat
Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Sugiharto. 2005. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. UI Press. Jakarta.
Suryani, A. 2007. Pembuatan Nata. Penerbit Swadaya. Surabaya.
Suryani, A., E. Hambali, dan M. Rivai. 2004. Membuat Aneka Selai. Penebar
Swadaya. Jakarta
Susanta, G. 2007. Panduan lengkap Membangun Rumah. Penerbit Swadaya.
Jakarta
Tabrani, D. 2014. Jenis Sertifikat Kepemilikan Rumah atau
Tanah.http://bangunrumahkpr.com/rumah-kpr/biaya-jual-beli-rumah/jenis-
sertifikat-kepemilikan-rumah-atau-tanah. Di akses pada 12 Maret. Pukul
09:06.
Page 91
KUISIONER PENELITIAN SELAI
Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara
Kami dari prosuden Jam Karet bermaksud untuk melakukan survei pasar
untuk melakukan pengembangan terhadap produk selai kami. Mohon kesediaan
anda untuk dapat mengisi kuisioner berikut demi kelancaran penelitian kami.
Kami ucapkan terimakasih atas kerja samanya.
Petunjuk pengisian : Beri tanda silang ( X ) pada jawaban yang ada pilih.
Usia :
Laki-laki Perempuan
Pekerjaan :
Tempat Tinggal :
1. Berapa Pendapatan anda per bulan ?
a. Rp. 0 – Rp. 500.000
b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
c. > Rp. 1.000.000
2. Apakah anda menyukai selai ?
a. Ya
b. Tidak
c. Biasa saja
3. Berapa sering anda mengkonsumsi selai ?
a. 1 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. Setiap hari
d. Lain-lain ( )
4. Kemasan selai apa yang sering anda beli ?
a. Kaca
b. Cup Plastik
c. Lain- lain ( )
5. Dalam ukuran berapa selai yang anda konsumsi ?
a. 200 gr
b. 500 gr
c. Lain-lain ( )
6. Dimana anda biasa membeli selai ?
a. Warung
b. Supermarket
c. Pasar
7. Dari mana anda mengetahui produk selai ?
a. Televisi
b. Internet atau media sosial
c. Lain- lain ( )
Page 92
8. Apa yang lebih anda pentingkan dari produk selai, beri poin 1-5
(1) Sangat Penting
(2) Penting
(3) Biasa
(4) Kurang penting
(5) Tidak penting
Pada kriteria berikut:
a. Rasa ( )
b. Warna ( )
c. Tekstur ( )
d. Harga ( )
e. Kemasan ( )
f. Halal ( )
g. Komposisi ( )
9. Dalam pembelian selai metode apa yang anda pilih ?
a. Discount
b. Buy one get one free
c. Bonus Roti
d. Lain- lain ( )
10. Anda biasa mengkonsumsi selai dengan apa ?
a. Roti
b. Ice Cream
c. Lain-lain ( )
11. Berapa harga selai yang biasa anda beli ?
a. Rp. 6.000 – Rp. 7.000
b. Rp. 7.000 – Rp. 8.000
c. Rp. 8.000 – Rp. 9.000
12. Apakah anda menyukai wortel dan ubi jalar ungu ?
a. Ya
b. Tidak
c. Lain- lain ( )
13. Bagaimana pendapat anda tentang inovasi selai dari wortel dan ubi jalar
ungu ?
14. Bagaimana pendapat anda tentang pengaruh merk/brand terhadap daya
beli selai ?
Page 94
Lampiran A. Biaya dan investasi
NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp)UMUR EKONOMIS (TH) Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
1 Beli Rumah 1 20,000,000.00 20,000,000.00 5 - - - - 20,000,000.00
2 Pemasangan Instalasi :
A. Air 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10 - - - - -
B. Listrik 1 5,000,000.00 5,000,000.00 10 - - - - -
3 Mesin dan Peralatan :
Blender 10 300,000.00 3,000,000.00 2 6,000,000.00 6,000,000.00
Panci Besar 10 1,000,000.00 10,000,000.00 3 30,000,000.00 30,000,000.00
Mixer 10 500,000.00 5,000,000.00 5 25,000,000.00
Gas Furnace/ Stove 5 3,000,000.00 15,000,000.00 5 75,000,000.00
Tabung Gas 5 200,000.00 1,000,000.00 3 3,000,000.00
Sealer Machines 1 3,000,000.00 3,000,000.00 5 15,000,000.00
4 Perlengkapan
Meja 20 200,000.00 4,000,000.00 5 20,000,000.00
Kursi 50 150,000.00 7,500,000.00 5 37,500,000.00
Komputer 15 5,000,000.00 75,000,000.00 6
Lemari 15 200,000.00 3,000,000.00 4 12,000,000.00
Loker Karyawan 20 200,000.00 4,000,000.00 6
AC 5 2,000,000.00 10,000,000.00 5 50,000,000.00
Pick up 3 30,000,000.00 90,000,000.00 5
Lampu 8 100,000.00 800,000.00 1 800,000.00 800,000.00 800,000.00 800,000.00 800,000.00
TOTAL 180 80,850,000.00 266,300,000.00 800,000.00 6,800,000.00 33,800,000.00 48,800,000.00 243,300,000.00
Lampran B. Biaya penyusutan mesin dan peralatan
Page 95
NO JENIS HARGA (Rp) UMUR EKONOMIS (TH)NILAI SISA (Rp) BIAYA
Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
1.00 Mesin dan Peralatan :
Blender 300,000.00 2 150,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00 75,000.00
Panci Besar 1,000,000.00 3 750,000.00 83,333.33 83,333.33 83,333.33 83,333.33 83,333.33
Mixer 500,000.00 5 300,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00 40,000.00
Gas Furnace/ Stove 3,000,000.00 5 2,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00
Tabung Gas 200,000.00 3 100,000.00 33,333.33 33,333.33 33,333.33 33,333.33 33,333.33
Sealer Machines 3,000,000.00 5 2,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00
2.00 Perlengkapan
Meja 200,000.00 5 100,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00 20,000.00
Kursi 150,000.00 5 90,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00 12,000.00
Komputer 5,000,000.00 6 3,000,000.00 333,333.33 333,333.33 333,333.33 333,333.33 333,333.33
Lemari 200,000.00 4 125,000.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00 18,750.00
Loker Karyawan 200,000.00 6 100,000.00 16,666.67 16,666.67 16,666.67 16,666.67 16,666.67
AC 2,000,000.00 5 1,000,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00 200,000.00
Pick up 30,000,000.00 5 15,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00 3,000,000.00
Lampu 100,000.00 1 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00 50,000.00
TOTAL 45,850,000.00 24,765,000.00 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67
TOTAL BIAYA KESELURUHAN PENYUSUTAN 1- 5 TH 21,412,083.33
Lampiran C. Biaya pemeliharaan mesin dan Peralatan
NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp)UMUR EKONOMIS (TH)% PEMELIHARAAN BIAYA PEMELIHARAAN (RP)
1 Gas Furnace/ Stove 5 3,000,000.00 15,000,000.00 5 5% 3,750,000.00
2 Sealer Machines 10 3,000,000.00 30,000,000.00 5 5% 7,500,000.00
3 Blender 10 300,000.00 3,000,000.00 2 5% 300,000.00
4 Mixer 10 500,000.00 5,000,000.00 5 5% 1,250,000.00
5 Komputer 15 5,000,000.00 75,000,000.00 6 5% 22,500,000.00
6 AC 5 2,000,000.00 10,000,000.00 5 5% 2,500,000.00
7 Pick up 3 30,000,000.00 90,000,000.00 5 5% 22,500,000.00
8 Lampu 8 100,000.00 800,000.00 1 5% 40,000.00
TOTAL 66 43,900,000.00 228,800,000.00 60,340,000.00
Lampiran D. Kebutuhan biaya operasi selama 1 bulan= 20 hari kerja
Page 96
NO URAIAN Volume HARGA SATUAN (Rp) Total Biaya (Rp)
1 Variabel Cost dalam 1 Bulan :
Ubi Jalar Ungu 20 8,000.00 160,000.00
Wortel 20 9,000.00 180,000.00
Gula pasir 18 10,000.00 180,000.00
Asam sitrat 0.72 22,000.00 15,840.00
Pektin 0.24 80,000.00 19,200.00
Kemasan Kardus 30 500.00 15,000.00
Cup Plastik 2 5,000.00 10,000.00
Tabung Gas 2 100,000.00 200,000.00
Total 780,040.00
2 Biaya Utilitas
Air 1 100,000.00 100,000.00
Listrik 1 1,000,000.00 1,000,000.00
Total 1,100,000.00
3 Biaya Pemeliharaan 60,340,000.00
4 Biaya Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Langsung 25 40,000.00 1,000,000.00
Tenaga Kerja tidak langsung 12 25,000.00 300,000.00
Total Biaya Tenaga Kerja 1,300,000.00
TOTAL 1,399,500.00 63,520,040.00
Lampiran E. Kebutuhan Modal Kerja (3 bulan)
Page 97
NO KOMPONEN BIAYA PRODUKSI Nilai 3 bulan(Rp) Nilai 1 tahun (Rp)
1 Biaya Tetap selama 1 tahun
Biaya Penyusutan 1,070,604.17 4,282,416.67
Biaya Pemeliharaan 60,340,000.00 60,340,000.00
Total Biaya Tetap 61,410,604.17 61,410,604.17
2 Biaya Variabel
Biaya Operasi 2,340,120.00 9,360,480.00
Total Biaya Variabel 2,340,120.00 9,360,480.00
3 Biaya Overhead
Pemasaran 1,000,000.00 1,000,000.00
Perizinan 1,500,000.00 1,500,000.00
Total Biaya Overhead 2,500,000.00 2,500,000.00
Total Biaya Produksi 66,250,724.17 149,753,980.83
Lampiran F Perkiraan Laba rugi
Page 98
Uraian Tahun ke 1 Tahun ke 2 Tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
a Jumlah Produksi (Kemasan) 22080 23184 23184 23184 24343
b Harga jual (Rp/Kemasan) 8,477.92 8,901.82 9,346.91 9,814.25 10,304.96
c Hasil Penjualan (Rp) 187,192,476.04 206,379,704.84 216,698,690.08 227,533,624.58 250,855,821.10
d PPn (10%) 18,719,247.60 20,637,970.48 21,669,869.01 22,753,362.46 25,085,582.11
e Penjualan Bersih 168,473,228.44 185,741,734.35 195,028,821.07 204,780,262.12 225,770,238.99
f HPP (Rp/Kemasan) 6,782.34 6,459.37 6,459.37 6,459.37 6,151.78
g Total Biaya Produksi (Rp) 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83
h Pendapatan bersih 18,719,247.60 35,987,753.52 45,274,840.24 55,026,281.29 76,016,258.16
i Depresiasi 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67
j Laba kotor (EBT) 14,436,830.94 31,705,336.85 40,992,423.57 50,743,864.62 71,733,841.49
k PPh: -
l 0-50 juta (10%) 1,443,683.09 3,170,533.69 4,099,242.36 5,074,386.46 5,000,000.00
m 50-100 juta (15%) 3,260,076.22
n >100 juta (30%)
o Total PPh (Rp) 1,443,683.09 3,170,533.69 4,099,242.36 5,074,386.46 8,260,076.22
p EAT 12,993,147.84 28,534,803.17 36,893,181.21 45,669,478.16 63,473,765.27
i Depresiasi 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67
q Net Cash 17,275,564.51 32,817,219.83 41,175,597.88 41,387,061.49 59,191,348.60
Lampiran G. Kas penerimaan dan pengeluaran
Page 99
Deskripsi Tahun ke 0 Tahun ke 1 Tahun ke 2 tahun ke 3 Tahun ke 4 Tahun ke 5
Sumber Uang Kas
Laba setelah Pajak 12,993,147.84 28,534,803.17 36,893,181.21 45,669,478.16 63,473,765.27
Penyusutan 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67 4,282,416.67
Nilai Sisa 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00 24,765,000.00
Dana Milik sendiri 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00 600,000,000.00
Total Uang Kas 600,000,000.00 642,040,564.51 657,582,219.83 665,940,597.88 674,716,894.83 692,521,181.93
Penggunaan uang kas -
Investasi/reinvestasi 266,300,000.00 800,000.00 6,800,000.00 33,800,000.00 48,800,000.00 243,300,000.00
Modal kerja 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83 149,753,980.83
Total Penggunaan Kas 266,300,000.00 150,553,980.83 156,553,980.83 183,553,980.83 198,553,980.83 393,053,980.83
Arus Kas tunai bersih 333,700,000.00 491,486,583.68 501,028,239.00 482,386,617.05 476,162,913.99 299,467,201.10
Total Kas awal tahun - 333,700,000.00 157,786,583.68 343,241,655.32 139,144,961.72 337,017,952.27
total kas Akhir tahun 333,700,000.00 157,786,583.68 343,241,655.32 139,144,961.72 337,017,952.27 (37,550,751.17)
Lampiran H. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Break Event Point (BEP)
Page 100
No Uraian Nilai
1 Biaya Produksi (Rp) 149,753,980.83
2 Biaya Tetap (Rp) 61,410,604.17
3 Biaya Tidak Tetap (Rp) 2,340,120.00
4 Biaya Over Head (Rp) 2,500,000.00
5 Harga Pokok Produksi (Rp/kardus) 6,782.34
6 Mark Up (%) 25%
7 Harga jual (Rp/Kardus) 8,477.92
8 BEP (unit) 7,335.29
9 BEP (Rp) 61,410,604.15
Laba @unit 1,695.58
Laba 56400 37,438,495.21
Total 187,192,476
VC @unit 105.9836957
BEP (unit) 7335.29
BEP (Rp) 61,410,604
Harga Jual 8,477.92
Lampiran I. Perhitungan NPV
Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%)Discount Cash Flow
1 17,275,565 0.9090 15,703,488.14
2 32,817,220 0.8116 26,634,455.62
3 41,175,598 0.7312 30,107,597.17
4 41,387,061 0.6587 27,261,657.41
5 59,191,349 0.5935 35,130,065.39
PV Net Cash 134,837,263.73
PV initial investment 416,053,980.83
NPV (281,216,717.11)
Lampiran J. Perhitungan IRR
Page 101
Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 60%,nDiscount Cash Flow
17,275,565 0.9090 15,703,488.14 0.9990 17,258,288.95
32,817,220 0.8116 26,634,455.62 0.9980 32,751,585
41,175,598 0.7312 30,107,597.17 0.9970 41,052,071
41,387,061 0.6587 27,261,657.41 0.9960 41,221,513
59,191,349 0.5935 35,130,065.39 0.9950 58,895,392
PV Net Cash 134,837,263.73 PV Net Cash 191,178,850.53
PV initial investment 416,053,980.83 PV Initial Investment 416,053,980.83
NPV (281,216,717.11) NPV (224,875,130.30)
IRR 11%
11%
0.1%
Analisis sensitivitas jika harga bahan baku naik 25%
Page 102
Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 0,1%,n) Discount Cash Flow
1 18,631,735 0.9090 16,936,247.49 0.9990 18,613,103.68
2 46,273,826 0.8116 37,555,836.90 0.9980 46,181,278
3 55,305,034 0.7312 40,439,040.85 0.9970 55,139,119
4 56,222,969 0.6587 37,034,069.95 0.9960 55,998,078
5 74,639,238 0.5935 44,298,387.58 0.9950 74,266,042
PV Net Cash 176,263,582.78 PV Net Cash 250,197,619.62
PV initial investment 857,870,000.00 PV Initial Investment 857,870,000.00
NPV (681,606,417.22) NPV (607,672,380.38)
IRR 11%
I1 11%
I2 0.1%
Analisis sensitivitas jika harga bahan baku turun 25%
Page 103
Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 0.1%,n) Discount Cash Flow
1 17,929,735 0.9090 16,298,129.49 0.9990 17,911,805.68
2 39,308,231 0.8116 31,902,560.00 0.9980 39,229,614
3 47,991,159 0.7312 35,091,135.63 0.9970 47,847,186
4 48,543,401 0.6587 31,975,538.19 0.9960 48,349,227
5 66,642,887 0.5935 39,552,553.45 0.9950 66,309,673
PV Net Cash 154,819,916.76 PV Net Cash 219,647,505.54
PV initial investment 857,870,000.00 PV Initial Investment 857,870,000.00
NPV (703,050,083.24) NPV (638,222,494.46)
IRR 11%
I1 11%
I2 0.1%