Top Banner
1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan zaman sekarang sangatlah bebas, seluruh kalangan masyarakat dengan mudahnya dapat memiliki gadget dan mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Internet merupakan sarana untuk memudahkan kita mendapatkan informasi apapun dari manapun dan kapanpun. Namun, selain manfaat yang baik itu pula internet dapat memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai kejahatan ataupun perilaku tidak baik lainnya sehingga mendatangkan kemudharatan. Dengan internet kejahatan dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai modus, misalnya penipuan dengan motif belanja online. Dalam kasus ini pembeli yang percaya kepada penjual mentransfer sejumlah uang yang ditetapkan kepada penjual namun, barang yang dibeli tak kunjung tiba. Selain itu, akhir-akhir ini juga kita digegerkan dengan berita anak Sekolah Dasar yang sudah pandai berpacaran dan mengupload foto pacarnya di jejaring social “Facebook” dan memposting kata-kata yang seharusnya anak seusia itu belum memahaminya.
43

Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

Aug 14, 2015

Download

Science

Siti Lusiana
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

1

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan zaman sekarang

sangatlah bebas, seluruh kalangan masyarakat dengan mudahnya

dapat memiliki gadget dan mengakses internet kapanpun dan

dimanapun. Internet merupakan sarana untuk memudahkan kita

mendapatkan informasi apapun dari manapun dan kapanpun.

Namun, selain manfaat yang baik itu pula internet dapat

memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai kejahatan

ataupun perilaku tidak baik lainnya sehingga mendatangkan

kemudharatan. Dengan internet kejahatan dapat dilakukan dengan

mudah melalui berbagai modus, misalnya penipuan dengan motif

belanja online. Dalam kasus ini pembeli yang percaya kepada

penjual mentransfer sejumlah uang yang ditetapkan kepada penjual

namun, barang yang dibeli tak kunjung tiba.

Selain itu, akhir-akhir ini juga kita digegerkan dengan berita

anak Sekolah Dasar yang sudah pandai berpacaran dan

mengupload foto pacarnya di jejaring social “Facebook” dan

memposting kata-kata yang seharusnya anak seusia itu belum

memahaminya.

Antara puncak tercetusnya permasalahan ini ialah disebabkan

kurangnya pengetahuan agama dalam diri muslim menyebabkan

mereka tidak mengetahui sebab sesuatu perkara itu dibenarkan

atau dibataskan syariat. Mereka merasakan agama hanyalah

perkara biasa dan tidak mencoba mendalami hikmah yang

terkandung di dalamnya. Jika pengetahuan agama dipandang

Page 2: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

2

enteng sudah pasti akan memberi dampak yang negatif dalam

kehidupan. Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Taubah ayat

122 yang artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di

antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka

itu dapat menjaga dirinya”. Di sini dapat dipahami bahawa betapa

pentingnya pengetahuan agama bagi kebahagiaan hidup manusia.

Hal ini juga diduga terjadi, karena pengaruh tayangan-tayangan

tidak mendidik disertai luputnya pengawasan orang tua. Beranjak

dari kasus kedua tersebut kami mengambil judul makalah

“Pembacaan Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya

untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang.

B. Rumusan Masalah

a. Apa itu pengertian Hadits?

b. Bagaimana proses pelaksanaan program kegiatan

pembacaan Hadits di SDIT Khalifah Serang?

c. Bagaimana menerapkan akhlak Rasulullah dalam

pembiasaan pembacaan Hadits di kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian Hadits.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan

program kegiatan pembacaan Hadits di SDIT Khalifah

Serang.

Page 3: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

3

c. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan akhlak

Rasulullah dalam pembiasaan pembacaan Hadits

dikehidupan sehari-hari.

D. Manfaat

Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin

mengetahui lebih jauh mengenai pembelajaran hadits yang

diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah. Serta

dapat memberikan inspirasi bagi calon pendidik supaya bisa

menerapkan hadits seperti yang ada di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Kolifah.

E. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian dan

penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif pada studi

kasus yang terdapat pada kegiatan di Sekolah Dasar Islam

Terpadu Khalifah Serang dengan pendekatan kualitatif.

Dengan subjek penelitian siswa kelas 3 (tiga), guru kelas 3

(tiga) dan orangtua murid. Instrumen penelitian yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan pedoman

wawancara, pengumpulan data administrative sekolah, teori

pembacaan hadits, dan laporan desktiptif hasil observasi.

F. Sistematika Penulisan Makalah

Page 4: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

4

Makalah ini terdiri atas Pendahuluan, Pembiasaan

Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan

Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang, Penutup,

Daftar Pustaka serta lampiran berupa surat observasi dan

foto-foto selama kegiatan pembelajaran. Semua bagian

makalah tersebut kami susun dengan pemaparan dari kutipan

dan pendapat kami yang merupakan hasil diskusi, studi

pustaka dan obervasi. Pada bab Pendahuluan terdiri dari latar

belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode, dan

sistematika penulisan makalah. Pada bab Pembiasaan

Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan

Akhlak Rasulullah SAW yang terdiri dari pengertian dan

kedudukan hadits, profil sekolah Seokolah Dasar Islam

Terpadu Khalifah, sejarahnya, proses pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, proses kegiatan lain-lainnya, proses pelaksaan

program kegiatan pembacaan hadits, tujuan hambatan dan

solusinya, serta implikasi terhadap penerapan pembacaan

hadits SDIT Khalifah Serang. Dan terakhir pada bab Penutup

terdiri atas Kesimpulan dan Saran.

Page 5: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

5

BAB II

Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk

Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

A. Pengertian Dan Kedudukan Hadits

1. Pengertian Hadits

(Ilyas, 61) Hadits adalah apa saja yang disandarkan

kepada Nabi Saw, baik perkataan, perbuatan, maupun

diamnya Nabi. Menutur Quraisy Shihab para ulama

mendefinisikan hadits sama dengan sunnah, yaitu segala

sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad, baik

ucapan, perbuatan, taqrir (persetujuan) maupun sifat fisik

dan psikis, baik sebelum beliau menjadi Nabi maupun

sesudahnya.

Ulama ushul fiqh membatasi pengertian hadits hanya

pada ucapan-ucapan Nabi Muhammad yang berkaitan

dengan hukum; sedangkan perbuatan dan taqrir beliau

yang berkaitan dengan hukum dinamai sunnah. Dalam

Page 6: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

6

hukum islam, hadits menjadi sumber hukum kedua setelah

Al-Qur’an. Penetapan hadits sebagai sumber kedua

ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu Al-Qur’an sendiri,

kesepakatan (Ijma’) sebgai orang yang harus menjelaskan

kepada manusia apa yang diturunkan Allah karena itu apa

yang disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan perilaku nabi

sebagai Rasul harus diteladani. Keberlakuan hadits sebagai

sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan bahwa

Al-Qur’an hanya memberikan garis-garis besar dan

petunjuk umum yang memerlukan penjelasan dan rincian

lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan

manusia. Karena itu, keabsahan hadits sebagai sumber

kedua secara logika dapat diterima.

Al-Qur’an sebagai sumber pokok dan hadits sebagai

sumber kedua mengisyaratkan pelaksanaan dari

keyakinan terhadap Allah dan Rasulnya yang tertuang

dalam dua kalimat syahadat. Karena itu, menggunakan

hadits sebagai sumber ajaran merupakan suatu keharusan

bagi umat islam. Setiap muslim tidak bisa hanya

menggunakan Al-Qur’an, tetapi ia juga harus percaya

kepada hadits sebagai sumber kedua ajaran islam. Taat

kepada Allah adalah mengikuti perintah yang tercantum

dalam Al-Qur’an sedang taat kepada Rasul adalah

mengikuti sunnahnya. Oleh karena itu, orang yang

beriman harus merujukan pandangan hidupnya pada Al-

Qur’an dan sunnah Rasul. Al-Qur’an dan hadits merupakan

rujukan yang pasti dan tetap bagi segala macam

perselisihan yang timbul dikalangan umat islam sehingga

Page 7: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

7

tidak melahirkan pertentangan dan permusuhan. Apabila

perselisihan telah dikembalikan kepada ayat dan hadits,

maka walaupun masih terdapat perbedaan dalam

penafsirannya, umat islam seyogyanya menghargai

perbedaan tersebut. Al-Qur’an dan hadits merupakan dua

sumber yang tidak bisa dipisahkan. Keterkaitan keduanya

tampak antara lain :

a. Hadits menguatkan hukum yang ditetapkan Al-

Qur’an. Disini hadits berfungsi memperkuat dan

memperkokoh hukum yang dinyatakan oleh Al-

Qur’an. Misalnya, Al-Qur’an menetapkan hukum

puasa dalam firmannya :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas

kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-

orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.s Al-

Baqarah/2:183)

Dan hadits menguatkan kewajibkan puasa tersebut:

Islam didirikan atas 5 perkara : persaksian bahwa

tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah

Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat,

puasa pada bulan ramadhan dan naik haji ke

baitullah. (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Hadits memberikan rincian terhadap pernyataan Al-

Qur’an yang masih bersifat global. Misalnya Al-

Qur’an menyatakan perintah shalat:

Dan dirikanlah oleh kamu shalat dan bayarkanlah

zakat. (Q.S Al-Baqarah/2:110)

Page 8: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

8

Shalat dalam ayat diatas masih bersifat umum, lalu

hadits merincinya, misalnya shalat yang wajib dan

yang sunah sabda Rasulullah SAW:

Dari Thalhah bin Ubaidillah: bahwasanya telah

datang seorang arab badui kepada Rasulullah SAW.

Dan berkata: wahai Rasulullah beritahukan kepadaku

shalat apa yang difardukan untuku? Rasul berkata:

shalat 5 waktu, yang lainnya adalah sunah (HR.

Bukhari dan Muslim).

Al-Qur’an tidak menjelaskan operasional shalat

secara terperinci, baik bacaan maupun gerakannya.

Hal ini dijelaskan secara terperinci oleh hadits,

misalnya sabda Rasulullah SAW:

Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat

aku shalat. (HR. Bukhari)

c. Hadits membatasi kemutlakkan ayat Al-Qur’an.

Misalnya Al-Qur’an mensyari’atkan wasiat:

Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara

kamu kedatangan tanda-tanda kamu dan dia

meninggalakan harta yang banyak, berwasiatlah

untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara

makruf. Ini adalah kewajiban atas orang-orangyang

bertakwa. (QS. Al-Baqarah/2:180)

Hadits memberikan batas maksimal pemberian harta

melalui wasiat yaitu tidak melampaui sepertiga dari

harta yang ditinggalkan (Harta warisan). Hal ini

disampaikan Rasul dalam hadits yang diriwayatkan

oleh Bukhari dan Muslim dari Sa’ad Bin Abi Waqash

Page 9: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

9

yang bertanya kepada Rasulullah tentang jumlah

pemberian harta melalui wasiat. Rasulullah melarang

memberikan seluruhnya, atau setengah, beliau

menyetujui memberikan sepertiga dari jumlah harta

yang ditinggalkan.

d. Hadits memberikan pengecualian terhadap

pernyataan Al-Qur’an yang bersifat umum. Misalnya

Al-Qur’an mengharamkan memakan bangkai dan

darah:

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,

daging babi, daging yang disembelih atas nama

selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang jatuh,

yang ditanduk, yang dimakan binatang buas kecuali

yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang

disembelih untuk berhala. Dan diharamkan pula

bagimu mengundi nasib dengan anak panah, karena

itu sebagai kefasikan. (QS, Al-Maidah/5 : 3).

Hadits memberikan pengecualian dengan

membolehkan makan jenis bangkai tertentu

(Bangkai ikan dan belalang) dan tertentu (Hati dan

limpa) sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Dari ibnu umar ra. Rasulullah SAW bersabda:

“dihalalkan kepada kita dua bangkai dan dua darah.

Adapun dua bangkai adalah ikan dan belalang dan

dua darah adalah hati dan limpa.” (HR. Ahmad, As-

Syafii, Ibn Majah, Baihaqi dan Daruqutni).

e. Hadits menetapakan hukum baru yang tidak

ditetapkan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an bersifat global,

Page 10: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

10

banyak hal yang hukumnya tidak di tetapkan secara

pasti. Dalam hal ini, hadits berperan menetapkan

hukum yang belum ditetapkan oleh Al-Qur’an,

misalnya hadits dibawah ini:

Rasulullah melarang semua binatang yang bertaring

dan semua burung yang bercakar untuk dimakan.

(HR. Muslim dari Ibn Abbas).

2. Ilmu Hadits

Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang

berkaitan dengan cara pemindahan hadis dari Nabi SAW dari

para sahabat, atau dari para tabiin dengan cara mengetahui

para prawinya dari sudut kecermatan dan ke’adalahannya

dan bagaimana keadaan sanadnya, yaitu rangkaian dari satu

rawi ke rawi lainnya, apakah bersambung atau terputus.

a. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadits

Ada beberapa istilah pokok yang perlu diketehui dalam

memahami ilmu tentang hadits, yaitu lafadz-lafadz khusus

yang disepakati oleh para ahli hadits. Diantaranya sanad,

matan, rawi, rijalul hadits. Untuk memahami istilah-istilah

ini perlu mengambil contoh sebuah hadits seutuhnya

sebagai berikut:

1) Sanad

Sanad adalah rangkaian para periwayat yang

menukilkan isi hadits secara berkesinambungan dari

yang satu kepada yang lain sehingga sampai kepada

periwayat (Rawi) terakhir. Dalam contoh diatas yang

disebut sanad adalah rangkaian nama-nama dari Al-

Page 11: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

11

hamidi sampai Umar Bin Khathab (sebanyak 6

orang).

2) Matan

Matan adalah isi yang terdapat dalam hadits itu

sendiri, baik berupa perkataan, perbuatan, sifat nabi,

atau tindakan dan perbuatan para sahabat yang

dibiarkan oleh Nabi SAW. Dalam contoh diatas yang

disebut matan adalah isi hadits yang berbunyi:

“sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada

niatnya, dst…”.

3) Rawi

Rawi adalah orang yang menerima suatu hadits dan

menyampaikannya kepada yang lain. Dalam satu

hadits biasanya terdapat beberapa orang rawi

(disebut ruwat jamak dari rawi). Dalam contoh diatas

rawi-rawinya ada 6 orang yaitu Al-Hamidi Abdullah

bin Zubair, Sufyan, Yahya bin Said, Muhammad bin

Ibrahim, Al-qamah bin Waqash, dan Umar bin

Khatab.

4) Rijalul Hadits

Rijalul hadits adalah orang-orang yang terlibat dalam

periwayatan suatu hadits, yaitu para perawi hadits

itu sendiri. Sahih tidaknya suatu hadits banyak

ditentukan oleh rijalul haditsnya dari segi

kecermatan dan ketelitiannya (dhabit) dan

kepercayaannya (‘adalah). Untuk menentukan

apakah para perawi itu berkualitas atau tidak, ada

ilmu khusus untuk ini, disebut ilmu rijalul hadits,

Page 12: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

12

yaitu ilmu yang mengkaji biografis setiap orang yang

terlibat dalam periwayatan hadits, disebut juga ilmu

tarikhur ruwat (Ilmu sejarah hidup para perawi).

3. Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadits

Semasa hidup Rasulullah SAW., hadits masih berupa

ucapan nabi SAW. Yang didengar langsung oleh para sahabat

atau perbuatan Nabi SAW. Yang disaksikan oleh para sahabat.

Hadits-hadits ini disampaikan secara lisan oleh mereka

kepada para sahabat lain yang tidak mendengar atau melihat

langsung dari Nabi. Hal ini dalam rangka melaksanakan

perintah Rasulullah SAW : “falyubaligil hadhirun alal ghaibin”

artinya “hendaklah yang hadir menyampaikan kepada

mereka yang tidak hadir”. Penulisan perkataan dan perbuatan

Rasulullah SAW belum lumrah dikalanagan para sahabat.

Pada waktu itu hanya Al-Qur’an, selain berupa hapalan.

Diantara para sahabat yang banyak menghafalkan hadits

Nabi SAW. Secara langsung adalah Imam Ali ra., Abu Hurairoh

ra., Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra., dan Abdullah bin Abas

ra. Meski demikian, ada juga sahabat yang sedikit

menuliskannya selain menghapalkannya yaitu Abdullah bin

Amr, tetapi itupun sebagai catatan pribadi.

Setelah Rasulullah wafat, perhatian terhadap pencarian

hadits-hadits dan penyebarannya kesegenap daerah islam

mulai tumbuh dan hidup. Orang-orang yang dekat

hubungannya dengan Rasulullah SAW sering menjadi sumber

untuk mendapatkan hadits-hadits Nabi SAW tersebut, seperti

Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Abu Hurairah, Anas bin Malik,

Page 13: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

13

Abdullah bin Abas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr, dan

sebagainya. Tetapi pada masa itu pun penyampaian hadis

dari seseorang kepada yang lainnya masih berupa riwayat

lisan. Ide penulisan hadits belum muncul.

Ide pengumpulan dan hadits baru muncul ketika Umar

bin Abdul Aziz yang gelari Umar ke II menjabat sebagai

Khalifah pada awal abad ke 2 H. Pada waktu itu Umar

memerintahkan Abu Bakar Ibn Hazn untuk mengumpulkan

hadits-hadits yang diterima dari Nabi SAW. Pertengahan abad

ke 2 munculah kumpulan-kumpulan hadits. Yang paling

menonjol adalah kumpulan hadits karya Imam Malik yang

lebih dikenal dengan kitab Al-muwatha.

Pada abad ke III H. penulisan dan pembukuan hadits

mencapai puncaknya, yaitu dengan terbitnya kumpulan haits

yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hambal (Th. 164-241 H)

yang lebih dikenal dengan kitab Musnad Ahmad bin Hambal.

Setelah itu terbit kumpulan hadits-hadits yang disusun oleh

Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Daud, Imam Tirmidzi,

Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i.

4. Tingkatan Hadits

Secara umum tingkatan hadits terbagi kedalam tiga, yaitu

hadits sahih, hadits hasan, dan hadits dha’if.

a. Hadits Sahih

Yaitu hadits yang (1) para perawinya

berkesinambungan diterima dari dan oleh perawi yang

adil dan dlabith. Adil artinya memiliki sifat ‘adalah yaitu

Page 14: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

14

muslim, dewasa, sehat akal, dan tak pernah berbuat

dosa. Dlabith yaitu kuat hafalan, cermat, tepat

tanggapan, dan tidak pelupa. (2) tidak cacat dan (3)

tidak bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat

Berdasarkan jumlah perawi, hadits sahih ada tiga jenis,

yaitu:

1) Hadits Mutawatir

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi

dan dari banyak perawi sampai waktu ditulisakannya

sehingga, karena banyaknya, tidak memungkinkan

mereka untuk melakukan kebohongan.

2) Hadits Masyhur

Yaitu hadits yang pada awalnya diriwayatkan secara

seorang perseorang tetapi pada tingkat akhirnya

diriwayatkan oleh banyak perawi.

3) Hadits Ahad

Yaitu hadits yang diriwaytakan oleh seorang ke

seseorang hingga ditulisnya.

b. Hadits Hasan

Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan,

disampaikan oleh perawi yang adil tetapi kurang

kedhabitannya (kekuatan hafalannya), terbebas dari

cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang

lebih kuat.

c. Hadits Dha’if

Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits sahih

dan hadits hasan, baik dalam sanad, rawi, matan, atau

Page 15: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

15

mengandung cacat dan bertentangan dengan riwayat

yang lebih kuat.

B. Profil Sekolah dan Standard Operating Procedure (SOP) SDIT

Khalifah

1. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu

Khalifah

2. Alamat : Jl. TB. Suwandi Lingkar Selatan,

Serang, Kota Serang.

3. Visi Akademik : Tauhid dan Entrepreneurship

4. Misi Akademik :

a. Meningkatkan SDM berkualitas

dan Berakhlakul Kharimah

Page 16: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

16

b. Mengoptimalkan pembinaan

murid menjadi kader pemimpin

c. Mengembangkan potensi peserta

didik agar berprestasi

5. Ciri-ciri Khalifah :

a. Kejujuran

b. Keceriaan

c. Kemandirian

d. Berani

e. Disiplin

6. Kepala Sekolah : Khaerudin, S.Pd I

7. Jumlah guru : 8 orang

8. Penelitian Kelas : 3 (tiga)

9. Program Hadits : Pembacaan hadits setiap hari

selasa-kamis pada seblum pembelajaran dimulai.

10. Pembinaan : Diberikan kepada seluruh siswa SDIT

Khalifah Serang

11. Pelaksanaan : Kegiatan telah dilakukan

semenjak didirikannya SDIT Khalifah Serang sampai

sekarang.

C. Sejarah SDIT Khalifah

Sekolah Dasar Islam Terpadu mulanya didirikan di Ciceri

Permai Jl. Sriwijaya No.1 pada tahun 2012. Jumlah siswa di

Page 17: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

17

tahun pertama hanya mencapai 14 peserta didik. Meskipun

jumlah peserta didik yang terbilang sangat sedikit, namun

yayasan masih tetap bertahan dengan harapan dapat

mengembangkan sekolah tersebut.

Selanjutnya pada tahun ke dua jumlah peserta didik

bertambah menjadi 50 peserta didik. Pada tahun ke tiga

Sekolah Dasar Islam Terpadu berpindah tempat ke Jl. TB.

Suwandi Lingkar Selatan, Serang, Kota Serang. Setelah di

bangun gedung baru, akhirnya di buka tiga kelas untuk kelas

satu, dua dan tiga karena jumlah peserta didik mencapai 154

peserta didik.

D. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Di SDIT Khalifah

Serang

No Waktu

Kegiatan

(WIB)

Nama

Kegiatan

Keterangan

1. 07.00-07.15 Masuk ke

Kelas

Siswa mengisi sendiri

absen kelas dengan

keterangan waktu sesuai

urutan ketika mereka

datang. Walaupun siswa

datang terlambat guru

tidak menerapkan sanksi

karena dengan adanya

absen mandiri ini,

diharapkan dapat

Page 18: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

18

memotivasi siswa yang

hadir terlambat.

2. 07.15-17.30 Ibadah

Sunnah

Shalat Dhuha

Guru kelas membimbing

peserta didik untuk

melaksakan shalat dhuha.

3. 07.30-08.00 Mengaji Guru kelas membimbing

peserta didik untuk

mengaji dan mengajarkan

tajwid yang baik dan

benar. Pada hari jumat

kegiatan ini diganti

dengan kegiatan

menghafal.

4. 08.00-08.15 Pembacaan

Hadits

Guru masing-masing kelas

memberikan satu hadits

yang ditulis dinpapan tulis

untuk selanjutnya di baca

bersama peserta didik.

5. 08.15-09.30 Kegiatan

pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di

SDIT Khalifah

menggunakan Kurikulum

2013 dengan tambahan

pembelajaran agama

islam seperti Fiqih,

Sejarah Islam, Aqidah

Akhlak, Bahasa Arab dan

Qur’an Hadits sebagai

(Mulok)

Page 19: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

19

6 09.30-10.00 Istirahat Sekolah menyediakan

catering untuk peserta

didik, namun juga

menyediakan kantin

sekolah yang jajanannya

merupakan hasil buatan

beberapa orang tua siswa

yang mau menjualkannya.

10.00-11.45 Kegiatan

pembelajaran

Guru beserta peserta didik

melakukan proses

kegiatan belajar

mengajar.

11.45-12.15 Shalat

Dzuhur

Berjamaah

Guru membimbing

peserta didik untuk pergi

ke Mushola sekolah untuk

melakukan shalat dzuhur

berjamaah.

12.15-12.30 Persiapan

Pulang Bagi

Peserta Didik

Kelas 1 dan

Kelas 2.

Siswa dibimbing oleh guru

untuk kembali ke kelas

masing-masing dan

melakukan persiapan

untuk pulang ke rumah.

12.15-15.00 Kegiatan

Pembelajaran

Peserta didik kelas 3

melaksanakan proses

kegiatan pembelajaran.

15.00-15.30 Shalat Ashar

Berjamaah

Guru membimbing

peserta didik untuk pergi

ke musholah sekolah

Page 20: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

20

untuk melakukan shalat

Ashar berjamaah.

15.30 Persiapan

Pulang

Siswa dibimbing oleh guru

untuk kembali ke kelas

masing-masing dan

melakukan persiapan

untuk pulang ke rumah.

1 15.30-17.00 Kegiatan

Ekstra

Kurikuler

Bagi peserta didik yang

mengikuti ekskul siswa

menlanjutkan kegiatan

ekskulnya masing-masing

sesuai dengan minatnya.

E. Proses Kegiatan Lain-Lain di SDIT Khlaifah Serang

Selain kegiatan wajib di atas, SDIT Khalifah memiliki

beberapa kegiatan ekstra kurikuler yakni; calistung yang di

adakan untuk masing-masing kelas 1 dan 2, tahfidz qur’an

yang diajarkan oleh ustadz dan 5 orang guru, menggambar

dan mewarnai yang dibimbing oleh dua orang guru,

taekwondo yang dibimbing langsung oleh ahlinya, pramuka

yang dibimbing oleh masing-masing guru kelas, bahasa

Inggris dan kaligrafi yang dibimbing langsung oleh kepala

sekolah.

SDIT Khlaifah juga melakukan berbagai macam

kegiatan lainnya seperti kegiatan perayaan Tahun baru Hijriah

islam 1 Muharram yang diwajibkan kepada seluruh peserta

didik untuk mengikutinya. Kegiatan ini bertujuan untuk

memberitahukan kepada peserta didik bahwa selain tahun

Page 21: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

21

masehi ada juga tahun hijriyah sebagai acuan tanggal

muslimin. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk melatih

kemandirian peserta didik.

Kegiatan ini berlangsung selama satu hari satu malam

pada pukul 14.00 WIB dimana kegiatan dimulai dengan check

in peserta didik, disini guru memastikan jumlah peserta didik

yang mengikuti kegiatan. Kegiatan selanjutnya yaitu mengaji

bersama, shalat maghrib berjamaah, dan makan bersama.

Setelah melakukan shalat isya berjamaah, peserta didik di

ajak ke aula sekolah untuk mendengarkan pidato dari kepala

sekolah mengenai tahun baru hijriah. Selanjutnya diadakan

beberapa lomba untuk diikuti oleh peserta didik, diantaranya

yaitu lomba adzan untuk peserta didik laki-laki dan lomba

menghafal Al-Qur’an untuk peserta didik perempuan.

Setelah peserta didik tidur, pada pukul 03.00 WIB

peseta didik dibangunkan untuk melaksanakan kegiatan

shalat sunnah tahajud. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan

muhasabah diri kepada para peserta didik sampai

melaksanakan shalat subuh berjamaah. Kegiatan terakhir dari

perayaan ini yaitu olahraga bersama sampai pukul 06.00 WIB.

Setelah olahraga siswa mempersiapkan diri untuk pulang.

Kegiatan ini tidak ada hambatannya sama sekali, para

peserta didik bahkan menyukai kegiatan ini dan ingin

melakukan kegiatan ini lagi. Akan tetapi, ada beberapa

orangtua peserta didik yang khawatir terhadap anak mereka

sehingga pada malam hari mengunjungi para peserta didik

atau menelfon kepada wali kelas peserta didik.

Page 22: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

22

Selain kegiatan perayaan tahun baru islam, SDIT

Khalifah juga mengadakan kegiatan parenting setiap

bulannya. Kegiatan ini mempertemukan antara pihak sekolah

dengan orang tua peserta didik yang bertujuan untuk

menjalin hubungan silaturahmi yang baik. Dalam pertemuan

ini, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, antara lain;

kajian dan sharing kewirausahaan dengan orang tua peserta

didik, mengetahui perkembangan para peserta didik,

mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan lain sebagainya.

Selain itu SDIT Khalifah melaksanakan kegiatan evaluasi

antara guru dengan kepala sekolah setiap sekali dalam

seminggu, dan evaluasi antara sekolah dengan manajemen

setiap tiga bulan atau enam bulan sekali yang bertujuan

untuk mempererat hubungan silaturahmi pihak sekolah dan

untuk pembekalan para guru.

Kegiatan lainnya yaitu kegiatan renang dan field trip

yang dilaksanakan setiap dua kali dalam satu semester atau

dua semester. Pada tahun 2013 kegiatan field trip

dilaksanakan ke Sekolah Tinggi Ilmu Periakanan untuk

peserta didik kelas 1, untuk kelas 2 kegiatan field trip

dilaksanakan ke Peternakan sapid an untuk kelas 3 field trip

dilaksanakan ke Gerai Batik Banten.

Kegiatan lainnya juga sekolah mengadakan kegiatan

outbond dan study tour yang dilaksanakan di Tangerang

Selatan, dimana kegiatan ini mempertemukan beberapa

cabang SDIT Khalifah yang ada di seluruh Indonesia.

Page 23: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

23

F. Proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan Hadits di

SDIT Khalifah Serang.

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan,

tentulah memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari

dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga halnya

dengan pelaksanakan pendidikan pada anak usia dini. Berkaitan

dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, dapat dibaca

firman Allah berikut ini:

Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu

dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi

kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur". (An Nahl: 78)

Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir

dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak

memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali

anak yang baru lahir  tersebut dengan pendengaran, penglihatan

dan hati nurani  (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih

pusatnya berada di hati).

Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada anak adalah

mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak melalui hadits

yang telah disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk

sunnah. Puji syukur, pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran di SDIT Khalifah Serang dengan harapan

para peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan

sehari-harinya.

Proses pelaksanaan kegiatan pembacaan hadits di SDIT

Khalifah Serang dilaksanakan setiap hari selasa sampai kamis,

Page 24: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

24

pada saat peserta didik telah melaksanakan kegiatan shalat

dhuha dan mengaji Al-Qur’an.

Setelah melakukan ibadah shalat dhuha, peserta didik dibimbing

oleh dua orang guru di dalam kelas untuk mengaji Al-Qur’an,

setelah mengaji salah seorang guru menuliskan satu hadits di

papan tulis untuk selanjutnya di baca beserta terjemahannya

bersama oleh peserta didik. Kegiatan membaca hadits ini di

ulang beberapa kali dengan lantang. Selanjutnya guru

menjelaskan maksud dari hadits yang di baca agar siswa tidak

salah mengartikan hadits tersebut.

Salah satu contohnya yaitu hadits yang di ajarkan salah

satunya adalah cara makan, hadits Muhammad ibn Sulaiman

Luain dari Sulaiman ibn Bilal dari Abi Wajzah dari Umar ibn Abi

Salamah, Rasul SAW. bersabda: “Mendekatlah padaku hai

anakku, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu

dan makanlah yang dekat denganmu”.

Setelah dibacakan hadits tersebut guru mempraktekan

bagaimana caranya makan yang baik sesuai dengan ajaran

Rasulullah. Guru mengambil makanan yang paling dekat

dengannya menggunakan tangan kanannya untuk memasukkan

makanan ke dalam mulutnya. Selanjutnya peserta didik ikut

mempraktekan apa yang telah guru contohkan untuk

selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Selain itu guru juga memperjelas hadits satu dengan hadits

lainnya agar peserta didik dapat lebih memahaminya. Misalnya

hadits yang artinya: “Dari Jaddah ibn Umar Rasulullah berkata:

“Jika makan salah seorang diantara kamu, maka makanlah

dengan tangan kanan, dan jika minum, maka minumlah dengan

Page 25: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

25

tangan kanan, karena sesungguhnya syaitan makan dan minum

dengan tangan kiri” (R. At-Tirmizi) ” dengan penjelasan hadits

lebih jelas seperti ini, biasanya peserta didik dapat lebih

menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Karena dengan menjelaskan bagaimana cara syaitan makan

peserta didik pasti sangat tidak mau mengikutinya dan ingin

mempraktekan bagaimana cara Rasulullah makan dan minum.

Setelah mengetahui hadits tentang cara makan dan minum,

peserta didik juga dapat mempraktekannya dalam kehidupan

sehari-hari. Ketika peserta didik melihat temannya sedang

makan sambil berdiri, peserta didik yang lainnya dapat saling

mengingatkan untuk makan dengan duduk dan menggunakan

tangan kanannya.

Selain itu untuk anak kelas tiga, guru memberikan hadits

mengenai kewajiban melaksanakan shalat jumat bagi kaum laki-

laki yang artinya; "Hendaklah satu kaum berhenti dari

meninggalkan shalat Jum’at, atau kalau tidak, maka Allah akan

mencap hati-hati mereka, kemudian menjadikannya termasuk

orang yang lalai".

Selanjutnya guru memberikan penjelasan lebih lagi melalui

firman Allah.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk

menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu

kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang

demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" [Al

Jum’ah:9].

Dengan penjelasan dari Al-Qur’an ini anak-anak akan lebih

memahami apa yang diwajibkan kepadanya. Sekolah juga

Page 26: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

26

mewajibkan kepada setiap peserta didik laki-laki kelas tiga untuk

melaksanakan shalat jumat di sekolah bersama-sama dengan

guru. Dan untuk peserta didik perempuan, sekolah mewajibkan

untuk mengikuti pengajian selama shalat jumat berlangsung,

namun tempatnya di kelas saja.

G. Tujuan, Hambatan dan Solusi Kegiatan Pemabacaan Hadits di

SDIT Khalifah

Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat

mengikuti sebagaimana Rasulullah melakukan kegiatannya

sehari-hari sesuai dengan hadits yang diajarkan.

Hambatan dalam kegiatan ini hampir dikatakan tidak

ada hambatan, karena peserta didik dapat mengikuti apa

yang diajarkan dengan baik. Hanya saja guru tidak dapat

memantau kegiatan peserta didik sepenuhnya, karena

kemungkinan orang tua peserta didik tidak menerapkan apa

yang telah diajarkan kepada peserta didik di rumahnya.

Solusinya dari hambatan diatas, sekolah mengadakan

pertemuan parenting setiap satu bulan sekali, dimana orang

tua peserta didik diajak untuk memantau perkembangan

anaknya di sekolah dan menerapkan apa yang sudah di

ajarkan di sekolah untuk setiap aktivitasnya.

H. Implikasi terhadap Penerapan Pembacaan Hadits untuk

mewujudkan Akhlak Rasulullah

Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan peserta

didik dan memenuhi karakteristik peserta didik yang

merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan

Page 27: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

27

pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha

yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan,

dorongan-dorongan, dan dukungan kepada peserta didik.

Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka

perlu disiapkan suatu kurikulum yang sistematis. Selain

pembentukan sikap dan perilaku yang baik, peserta didik juga

memerlukan kemampuan intelektual agar peserta didik siap

menghadapi tuntutan masa kini dan masa datang.

Dengan memberikan dan mencontohkan, satu dua

macam hadits setiap minggunya, kita dapat mengoptimalkan

perkembangan dan memenuhi karakteristik peserta didik

seperti yang kita harapkan, yakni karakter seperti Rasulullah

SAW. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah SAW.

merupakan suri tauladan bagi seluruh umat dikarenakan

akhlaknya yang sangat baik terhadap semua makhluk hidup

baik itu sesama manusia, hewan maupun tumbuhan.

Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan

suri tauladan bagi seluruh umat dikarenkan akhlaknya yang

sangat baik. Nabi Muhammad SAW adalah manusia sempurna

yang telah menjadikan diri beliau sebagai pribadi Qurani. Hal

ini diketahui dari Aisyah radhiyallahuanha ketika sahabat

bertanya tentang pribadi Rasulullah. Aisyah menjawab

dengan singkat, “Beliau berkepribadian Qurani”. Allah Swt

sendiri menyatakan pujiannya akan akhlak  Rasulullah dalam

salah satu ayat, “Dan sesungguhnya, engkau (Muhammad)

benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS Al Qalam [68]:

4). Selain itu Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang

Page 28: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

28

kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri berat terasa

olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keislaman

dan keselamatan bagimu), amat belas kasihan lagi

penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At Taubah [9]:

128)

Dengan penjelasan firman Allah diatas sangatlah jelas

mengapa kita harus menjadikan Rasulullah sebagai uswatun

khasanah

7 Akhlak atau 7 Pilar Pendidikan merupakan modal untuk

membangun pendidikan karakter yang bersumber dari Alquran.

Berikut uraiannya.

1. Merdeka dan memiliki kedaulatan diri

Berdasarkan dengan teologi bahwa faktanya, Allah SWT

menciptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang

diberikan kepadanya, termasuk potensi kemauan dan

kehendak diri (iraadah) serta kemampuan memilih dan

berupaya untuk mandiri (ikhtiar). Dengan dua potensi itu,

manusia diberi ruang sepenuhnya guna memutuskan dan

bersikap. Termasuk dalam memilih untuk beriman atau tidak.

Tugas Rasulullah SAW hanya mengingatkan serta

menyampaikan kebenaran, adapun selanjutnya umatnya

hanya tinggal memilih. Hanya saja setiap pilihan ada

konsekuensinya masing-masing yang wajib ditanggung. Bisa

dibuka Al-Qur’an Surat Al Kahfi (18), ayat 29-30.

2. Menjunjung tinggi kemanusiaan

Landasannya bahwa manusia memiliki hak asasi yang

harus dijaga dan dihormati. Manusia merupakan makhluk

Page 29: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

29

yang sempurna yang sudah Allah SWT ciptakan di muka bumi

ini (surat at-Tin, 95:4). Selain itu manusia pun dianugrahi

keutamaan dan kemuliaan yang lebih dibandingkan makhluk

selainnya (QS. Al Isra', 17;:70).

3. Optimis dan Berkomitmen Melakukan Perubahan

Alquran mengajarkan bahwa Allah SWT memotivasi dan

membimbing hamba-hambanya agar dapat meraih kehidupan

baik di dunia dan di akhirat dengan selamat (QS Al Baqarah,

2:200-202). Manusia dibekali dengan beragam potensi,

kesempatan, serta kenikmatan-kenikmatan lainnya.

Tujuannya, manusia agar diberi ruang seluas-luasnya untuk

tetap optimis dan senantiasa berkomitmen melakukan

perbuatan baik. Bukankah manusia terlahir tidak tahu apa-

apa, lantas Allah SWT memberinya pendengaran,

penglihatan, serta hati untuk dijadikan alat mempelajari

banyak hal. (QS. An-Nahl, 16:78). Bahkan, Alquran juga

mengingatkan bahwa Allah SWT tidak akan mengubah suatu

kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya (QS. ar-

Ra'd, 13: 11). 

4. Toleran dan Menghargai Perbedaan

Allah menciptakan manusia berbeda-beda; jenis

kelamin, bahasa, suku, bangsa, warna kulit, tabiat, kebiasaan,

kemampuan, dan lain sebagainya. Perbedaan ini tidak

diciptakan oleh Allah SWT sebagai dasar untuk saling ejek

atau saling tindas sesama manusia. Perbedaan merupakan

anugrah yang patut untuk disyukuri sekaligus sebagai alasan

untuk saling mengenal dan saling melengkapi (QS. Al Hujurat,

49:13).

Page 30: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

30

5. Mengenali Diri Sendiri dan Berani Mengakui Kelemahan

Manusia diciptakan lengkap dengan berbagai

keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, bahkan manusia

diciptakan dengan keadaan dasar yang serba lemah. Untuk

itulah Allah SWT senantiasa menunjukkan serta memberikan

jalan yang termudah bagi manusia (QS. An Nisa', 4:28).

Dengan dasar lemah itulah manusia diajarkan untuk bersikap

rendah hati, tahu kadar kemampuan sendiri, sekaligus berani

mengakui kelemahan.  Perlu disadari, bahwa tanpa bimbingan

Tuhan dan berikut kerjasama antar sesama, sepenuhnya

manusia tidak bisa berbuat banyak. Pembaca bisa

membayangkan apabila manusia dalam memenuhi

kebutuhannya dilakukan tanpa bantuan dari orang lain. Untuk

bisa berpakaian layak saja, manusia membutuhkan campur

tangan banyak orang, mulai dari penyedia bahan baku,

pembuat kain, penjhit, dan seterusnya.  

6. Menghormati Hukum

Dalam Alquran surat As-Syams, 91:7 disebutkan, di

dalam diri setiap manusia terdapat energi positif yang

mendorongnya untuk bertaqwa dan taat pada aturan Allah.

Selain itu juga terdapat energi negatif yang mengajaknya

untuk berbuat maksiat dan melanggar hukum Allah SWT.

Energi negatif ini apabilal tidak bisa dikelola dan dimusnahkan

berpotensi menimbulkan kerusakan dan kehancuran yang

hebat. Energi negatif sah-sah saja dilakukan sebab hasrat

namun harus melalui jalan yang halal atau benar. Di sinilah

aturan hukum dan norma-norma tertentu ditetapkan. Karena

Page 31: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

31

itu pula penghormatan dan ketaatan terhadap hukum harus

ditegakkan.

7. Memiliki Kesadaran Spiritual

Supaya kehidupan seseorang tetap berada di jalur yang

benar dan baik, perlu dibantu oleh pengawasan serta hukum

dari luar. Itu pun masih belum bisa dikatakan cukup. Faktor

lain yang sangat perlu untuk dipersiapkan adalah kontrol dari

dalam atau kesadaran dalam jiwa. Kesadaran senantiasa

berfungsi untuk pengingat agar tidak bertindak di luar koridor

kebenaran dan kebaikan. Inilah yang disebut dengan

kesadaran spiritual. Kesadaran ini yang akan menjadikan

manusia senantiasa merasa kehadiran Allah SWT bersamanya

di setiap ruang dan waktu. Bahkan, perbuatan manusia

sekecil apapun pasti tidak akan luput dari pantauan dan

pengamatan-Nya.

Itulah 7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan yang

sangat diperlukan dalam rangka membangun pendidikan

karakter/akhlak.

Dalam mendidik peserta didik sebaiknya seorang guru

tidak hanya memberikan penjelasan ataupun memberikan

mata pelajaran yang biasa lakukan setiap pembelajaran

berlangsung. Karena pendidikan adalah bimbingan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum

dewasa untuk mencapai kedewasaan yang utuh dan

berakhlakul karimah.

Pendidik dan peserta didik serta orang tuanya harus

mempunyai kesamaan arah daalam pikiran dan perbuatan

dapat berupa pembauran dari pendidik dan penyesuaian dari

Page 32: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

32

anak didik. jadi, kesamaan arah ini terjadi antara pembuatan

pendidik dan perbuatan peserta didik. kesamaan arah telah

melampaui kesepahaman. Karena dalam hal ini peserta didik

berbuat dan bertindak sesuai dengan kata hati dan

kehendaknya. Anak diikutsertakan dalam kehidupan orang

dewasa (pendiidk) dengan memberikan kesempatan

kepadanya turut bertanggung jawab agar anak-anak makin

mau memikul tanggung jawab sejak dini. Dalam hal-hal

tertentu anak diberikan tanggung jawab penuh, seperti selalu

memberikan makan ikan setiap harinya dan menerapkan apa

yang sudah diberikan oleh gurunya.

BAB III

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Dewasa ini, media seringkali melaporkan permasalahan

berkaitan akhlak negatif yang berlaku dalam kalangan masyarakat

kita. Lebih mengejutkan, umum mengetahui bahawa mereka yang

terlibat dalam perkara ini terdiri daripada individu yang bergelar

Muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri

tauladan bagi seluruh umat dikarenakan akhlaknya yang sangat

baik. Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada anak adalah

mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak melalui hadits yang

telah disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk sunnah. Puji

syukur, pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran di SDIT Khalifah Serang dengan harapan para peserta

didik dapat mengaplikasikannya dan menerapkannya dalam

Page 33: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

33

kegiatan sehari-harinya. Karena satu kewajiban bagi individu

Muslim menerapkan akhlak Islamiah untuk mencapai

kecemerlangan.

B. Saran

Sebagai calon guru Sekolah Dasar dan umat muslim yang

baik untuk peserta didik sebagai hendaknya kita tahu terlebih

dahulu hadits-hadits Rasulullah sebelum kita mengajarkan dan

menanamkan kepada peserta didik.

jangan sampai seorang guru tidak menerapkannya pada

dirinya sendiri, karena kita memberikan serta menanamkan hadits-

hadits itu supaya peserta didik kita nanti bisa seperti akhlak

Rasulullah.

Daftar Pustaka

Ilyas, yasril dkk. (2004). Islam, doktrin dan dinamika umat.

Bandung:Value Press

7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan. [Online]. Tersedia Sumber:

http://www.alquran-syaamil.com/2013/01/7-akhlak-qurani-atau-

7-pilar-pendidikan.html [10 Maret 2015]

Khadafi Subhan. 2008. Akhlaq Untuk Buah Hati. [Online]. Tersedia Sumber: http://darunnajah.ac.id/2012/04/20/cara-mendidik-anak-sesuai-tuntunan-islam/

Page 34: Pembiasaan Pembacaan Hadits  dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang

34