Hardina Septiani
240210110110
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum teknologi pengolahan lemak dan minyak yang
dilaksanakan pada tanggal 6 September 2013 dan 13 September 2013
adalah mengenai sifat fisiko-kimia lemak dan minyak. Pada praktikum
sifat fisiko-kimia lemak dan minyak, praktikan melakukan pengamatan
terhadap sifat organoleptik berbagai jenis minyak, titik cair,
titik asap, berat jenis, kadar air, kejernihan minyak, dan indeks
bias dari berbagai sampel minyak.Lipida atau lemak merupakan salah
satu komponen utama yang banyak terdapat pada bahan pangan selain
air, karbohidrat dan protein. Lemak atau minyak adalah senyawa
makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun
dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun
suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi
minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut
berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk
padat pada suhu kamar. Pengertian lainnya, lemak dan minyak
merupakan salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil
eter, kloroform, benzena dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak
dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan
minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Lemak
atau minyak memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan
manusia. Lemak atau minyak adalah salah satu komponen gizi utama
sebagai penyumbang energi dalam tubuh. Analisis sifat fisiko-kimia
lemak dan minyak dilakukan untuk identifikasi jenis dan penilaian
mutu lemak dan minyak. Selain itu, dengan analisis sifat
fisiko-kimia, tingkat kerusakan minyak selama penanganan dan
penyimpanan dapat diketahui. 6.1. Sifat OrganoleptikSifat
organoleptik lemak dan minyak yang diamati dalam praktikum kali ini
meliputi warna, aroma, dan kejernihan dari berbagai sampel minyak.
Sampel yang digunakan dalam pengamatan sifat organoleptik ini
diantaranya adalah minyak jagung baru, minyak sawit baru, minyak
bekatul, minyak kelapa, minyak jelantah, minyak kedelai lama,
minyak jagung 1 tahun, minyak sawit 1 tahun, minyak beraroma, dan
minyak jelantah 1 tahun. Berikut ini merupakan tabel hasil
pengamatan sifat organoleptik pada sampel minyak,Tabel 1. Hasil
Pengamatan Sifat Organoleptik
No.SampelWarnaAromaKejernihan
1Minyak Jagung BaruKuning +++Tengik +Kuning jernih +++
2Minyak Kelapa Sawit BaruBening kekuningan +++Tidak
beraromaPutih jernih ++++
3Minyak BekatulBening kekuningan ++Tengik +++Putih jernih
+++
4Minyak KelapaBeningTidak beraromaPutih jernih +
5Minyak JelantahKuning +++++Khas minyak terpakaiKuning jernih
+
6Minyak Kedelai lamaPutih kekuningan +Tengik ++++Kuning jernih
+++++
7Minyak Jagung 1 tahunKuning +Tengik ++Putih jernih ++
8Minyak Kelapa Sawit 1 tahunKuning ++++Khas minyakKuning jernih
++++
9Minyak BeraromaKuning ++Kelapa sangraiKuning jernih ++
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013Minyak kelapa yang belum
dimurnikan mengandung sejumlah kecil komponen bukan minyak,
misalnya fosfatida, gum, sterol (0,06-0,08%), tokoferol (0,003%)
dan asam lemak bebas (kurang dari 5%). Sterol bersifat tidak
berwarna, tidak berbau, stabil, dan berfungsi sebagai stabilizer
dalam minyak. Berdasarkan hasil literatur yang didapat, warna pada
minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-kotoran
lainnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah
karotene yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil
pada suhu tinggi. Pada pengolahan minyak menggunakan uap panas,
maka warna kuning yang disebabkan oleh karoten akan mengalami
degradasi.Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa
sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) dan
sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit (palm kernel
meal atau pellet). Berdasarkan literatur yang telah didapatkan,
warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa
setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserida
tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen
karoten yang larut dalam minyak. Minyak jagung diperoleh dengan
jalan mengekstrak bagian lembaga tumbuhan jagung. Sistem ekstraksi
yang digunakan biasanya sistem pres (pressing) atau kombinasi
sistem press dan pelarut menguap (pressing and solvent extraction).
Berdasarkan literatur yang didapatkan, minyak jagung berwarna merah
gelap dan setelah dimurnikan akan berwarna kuning keemasan. Hal
tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
praktikan. Kemungkinan minyak jagung yang diamati oleh praktikan
merupakan minyak jagung yang telah dimurnikan.Zat warna dalam
minyak terdiri dari 2 golongan, yaitu
1. Zat warna alamiah, danZat warna yang termasuk golongan ini
terdapat secara alamiah didalam bahan yang mengandung minyak dan
ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna
tersebut antara lain terdiri dari dan karoten, xantofil, klorofil,
dan anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning,
kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen
berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh karotenoid yang
bersifat larut dalam minyak.2. Zat warna dari hasil degradasi zat
warna alamiah. Warna Gelap
Warna gelap ini dapat disebabkan oleh proses oksidasi terhadap
tokoferol (Vitamin E).
Warna Cokelat
Pigmen cokelat biasanya hanya terdapat pada minyak atau lemak
yang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar. Hal itu dapat
pula terjadi karena reaksi molekul karbohidrat dengan gugus
pereduksi seperti aldehid serta gugus amin dari molekul protein
yang disebabkan karena aktivitas enzim-enzim, seperti phenol
oxidase, dan sebagainya.
Aroma suatu lemak atau minyak bisa berasal dari bahan dasar
lemak atau minyak itu sendiri atau bisa juga karena proses yang
telah dilakukan atau dijalankan oleh lemak minyak itu sendiri.6.2.
Titik CairSampel yang digunakan dalam pengujian titik cair minyak
adalah minyak jagung baru, minyak sawit baru, minyak bekatul,
minyak kelapa, minyak jelantah, minyak kedelai lama, minyak jagung
1 tahun, minyak sawit 1 tahun, dan minyak beraroma. Berikut ini
merupakan tabel hasil pengamatan titik cair pada sampel minyak,
Tabel 2. Hasil Pengamatan Titik CairNo.SampelTitik Cair
1Minyak Jagung Baru29
2Minyak Kelapa Sawit Baru28.5
3Minyak Bekatul29
4Minyak Kelapa25
5Minyak Jelantah Baru27
6Minyak Kedelai lama29
7Minyak Jagung 1 tahun28.5
8Minyak Kelapa Sawit 1 tahun28
9Minyak Beraroma29
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa nilai titik
cair minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak jagung baru, minyak
bekatul, minyak kedelai lama, dan minyak beraroma dengan suhu titik
cair sebesar 290 C. Sedangkan nilai titik cair minyak yang terendah
dimiliki oleh minyak kelapa dengan suhu titik cair sebesar 250 C.
6.3. Titik AsapApabila minyak atau lemak dipanaskan dapat dilakukan
penetapan titik asap, titik nyala, dan titik api. Titik asap adalah
temperatur pada saat minyak atau lemak menghasilkan asap tipis yang
kebiru-biruan pada pemanasan tersebut. (Ketaren, 1986). Sampel yang
digunakan dalam pengujian titik asap adalah minyak jagung baru,
minyak sawit baru, minyak bekatul, minyak kelapa, minyak jelantah,
minyak kedelai lama, minyak jagung 1 tahun, minyak sawit 1 tahun,
dan minyak beraroma. Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan
titik asap pada sampel minyak,Tabel 3. Hasil Pengamatan Titik
AsapNo.SampelTitik Asap
1Minyak Jagung Baru194
2Minyak Kelapa Sawit Baru200
3Minyak Bekatul190
4Minyak Kelapa198
5Minyak Jelantah Baru195
6Minyak Kedelai lama135
7Minyak Jagung 1 tahun160
8Minyak Kelapa Sawit 1 tahun150
9Minyak Beraroma118
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa nilai titik
asap minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa sawit baru
dengan suhu titik asap sebesar 2000 C. Sedangkan nilai titik asap
minyak yang terendah dimiliki oleh minyak beraroma dengan suhu
titik asap sebesar 1180 C.
Berdasarkan literatur yang didapatkan, pada umumnya titik asap
mulai tercapai ketika suhu mendekati 200C. Hasil pengamatan dan
literatur yang didapatkan praktikan dalam pengujian titik asap pada
sampel minyak beraroma tidak begitu sesuai, hal ini dapat
dikarenakan pratikan salah dalam memperkirakan titik asapnya.6.4.
Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan berat dari sampel minyak dengan
berat air yang volumenya sama pada suhu yang ditentukan (biasanya
250 C) (Andarwulan, dkk., 2011). Sampel yang digunakan dalam
pengujian berat jenis minyak adalah minyak jagung baru, minyak
sawit baru, minyak bekatul, minyak kelapa, minyak jelantah, minyak
kedelai lama, minyak jagung 1 tahun, minyak sawit 1 tahun, minyak
beraroma, dan minyak jelantah 1 tahun.Dalam pengujian berat jenis
minyak, piknometer yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu.
Setelah itu, piknometer tersebut diisi dengan air mendidih.
Pengisisan sebaiknya dilakukan sampai meluap dan tidak ada
gelembung udara didalamnya. Setelah itu, diamkan piknometer selama
30 menit. Kemudian, lap permukaan piknometer dengan tissu dan
piknometer ditimbang kembali. Setelah dilakukan penimbangan
piknometer kosong dan piknometer yang berisi air, dilakukan pula
penimbangan piknometer yang berisi sampel minyak. Pada penimbangan
piknometer yang berisi sampel minyak, piknometer diisi terlebih
dahulu dengan sampel minyak. Kemudian, diamkan piknometer selama 30
menit. Setelah itu, bersihkan permukaan piknometer dengan tissu dan
timbang piknometer yang berisi sampel minyak tersebut. Berikut ini
merupakan tabel hasil pengamatan berat jenis pada sampel
minyak,
Tabel 4. Hasil Pengamatan Berat Jenis Minyak
No.SampelWpiknokosong (g)Wpikno+air (g)Wpikno+minyak
(g)VairBerat Jenis
1Minyak Jagung Baru15.402225.170822.39329.78860.7156
2Minyak Kelapa Sawit Baru12.515737.073336.755024.55760.9896
3Minyak Bekatul15.135525.083124.33939.68590.9005
4Minyak Kelapa13.075913.229822.456610.15390.9238
5Minyak Jelantah15.489025.188024.32429.6990.9109
6Minyak Kedelai lama14.176525.584023.375311.40760.8003
7Minyak Jagung 1 tahun12.313136.851434.94124.52830.922
8Minyak Kelapa Sawit 1
tahun15.264925.085624.211611.20040.3216
9Minyak Beraroma15.627425.381724.50319.75970.9094
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013Berdasarkan hasil pengamatan,
dapat terlihat bahwa nilai berat jenis minyak yang tertinggi
dimiliki oleh minyak kelapa sawit baru dengan berat jenis sebesar
0.9896 g/cm3. Sedangkan nilai berat jenis minyak yang terendah
dimiliki oleh minyak kelapa sawit 1 tahun dengan nilai berat jenis
sebesar 0.3216 g/cm3.6.5. Kadar AirKadar air merupakan jumlah (%)
bahan yang menguap pada pemanasan dengan suhu serta waktu tertentu.
Jika dalam minyak terdapat air, maka akan mengakibatkan kerusakan
minyak yaitu reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis akan menyebabkan
ketengikan pada minyak goreng karena asam lemaknya lepas dari
trigliserida (Ketaren, 1986). Sampel yang digunakan dalam pengujian
kadar air dalam minyak adalah minyak jagung (baru), minyak sawit
(baru), minyak bekatul, minyak kelapa, dan minyak jelantah.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa nilai kadar air
didalam minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa sawit
baru dengan nilai kadar air sebesar 0.46%. Sedangkan nilai kadar
air didalam minyak yang terendah dimiliki oleh minyak jelantah baru
dengan nilai kadar air sebesar -0.82%.6.6. Kejenihan MinyakLemak
dan minyak mengandung zat-zat warna yang dapat menyerap
cahayaspektrum. Warna ini menentukan mutu minyak dan lemak. Untuk
penentuan sifat-sifat ini digunakan alat spektrofotometer. Warna
minyak yang terlihat berbeda-beda, disebabkan perbedaan absorpsi
spektrum warna. Gugus hidroksil, karboksil dan gugusan-gugusan
lainnya menyerap sinar infra merah yang bergelombang panjang.
Ikatan rangkap yang terdapat antara karbon dengan karbon akan
menyerap sinar ultraviolet yangbergelombang pendek. Sehingga
ketidakjenuhan minyak dapat diukur dengan
spektrofotometer.Spektrofotometer dapat juga digunakan untuk
menentukan warna dan kejernihan minyak. Kejernihan dari warna dapat
dinyatakan dalam persen transmittance dengan menggunakan alat
spektronik 20 (Ketaren, 1986).
Sampel yang digunakan dalam pengujian kejernihan minyak adalah
minyak kedelai lama, minyak bekatul, minyak beraroma, minyak kelapa
sawit minyak jagung baru, minyak jagung lama, minyak jelantah lama,
dan minyak kelapa. Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan
pengujian kejernihan minyak,Tabel 5. Hasil Pengamatan Kejernihan
MinyakNo.Sampel% Transmisi
1Minyak Jagung Baru80.1
2Minyak Kelapa Sawit Baru86.6
3Minyak Bekatul85.3
4Minyak Kelapa101.8
5Minyak Jelantah lama73.9
6Minyak Kedelai lama96
7Minyak Jagung 1 tahun87.3
8Minyak Beraroma83.3
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat terlihat bahwa nilai %
transmisi minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa nilai %
transmisi sebesar 101.8%. Sedangkan nilai % transmisi minyak yang
terendah dimiliki oleh minyak jelantah lama dengan nilai %
transmisi sebesar 73.9%.
Kualitas kejernihan minyak dapat dilihat dari nilai persen
transmisinya. Minyak dengan kualitas baik memiliki nilai persen
transmisi yang tinggi, mendekati 100%.6.7. Indeks BiasIndeks bias
adalah derajat penyimpangan dari cahaya yang dilewatkan pada suatu
medium yang cerah. Indeks bias tersebut pada minyak dan lemak
dipakai untuk pengenalan unsur kimia dan pengujian kemurnian
minyak/lemak. Pengukuran indeks bias minyak dilakukan dengan
menggunakan Abbe refraktometer pada suhu 250 C. Untuk pengukuran
indeks bias lemak yang bertitik cair tinggi, dilakukan pada
temperatur 400 C atau 600 C. Selama pengukuran, temperatur harus
dikontrol dan dicatat. Indeks bias ini akan meningkat pada minyak
atau lemak dengan rantai karbon yang panjang dan juga dengan
terdapatnya sejumlah ikatan rangkap. Nilai indeks bias dari asam
lemak juga akan bertambah dengan meningkatnya bobot molekul, selain
dengan naiknya ketidakjenuhan dari asam-asam lemak tersebut.Sampel
yang digunakan dalam pengujian indeks bias minyak adalah minyak
kedelai lama, minyak bekatul, minyak beraroma, minyak kelapa sawit
minyak jagung baru, minyak jagung lama, minyak jelantah lama, dan
minyak kelapa. Berikut ini merupakan tabel hasil pengamatan
pengujian indeks bias minyak,
Tabel 6. Hasil Pengamatan Indeks Bias Minyak
No.SampelIndeks Bias
1Minyak Jagung Baru58.89
2Minyak Kelapa Sawit Baru58.8
3Minyak Bekatul58
4Minyak Kelapa58.9
5Minyak Jelantah lama58.89
6Minyak Kedelai lama58.9
7Minyak Jagung 1 tahun58
8Minyak Beraroma58.79
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2013
Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa, secara
keseluruhan nilai indeks bias dari sampel minyak yang diujikan
hampir setara sekitar 58-58.9. Berdasarkan hasil pengamatan, dapat
terlihat pula bahwa nilai indeks bias minyak yang tertinggi
dimiliki oleh minyak kelapa dan minyak kedelai lama dengan nilai
indeks bias sebesar 58.9. Sedangkan nilai indeks bias minyak yang
terendah dimiliki oleh minyak bekatul dan minyak jagung 1 tahun
dengan nilai indeks bias sebesar 58.VII. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum pengujian sifat fisiko-kimia lemak dan
minyak, adalah:1. Aroma dan warna pada lemak dan minyak tergantung
kepada sumber dan asal-usul lemak/minyak serta proses yang telah
dialami oleh minyak/lemak akan mempengaruhi aroma dan juga warna
minyak/lemak itu sendiri.2. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai
titik cair minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak jagung baru,
minyak bekatul, minyak kedelai lama, dan minyak beraroma dengan
suhu titik cair sebesar 290 C. Sedangkan nilai titik cair minyak
yang terendah dimiliki oleh minyak kelapa dengan suhu titik cair
sebesar 250 C.3. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai titik asap
minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa sawit baru dengan
suhu titik asap sebesar 2000 C. Sedangkan nilai titik asap minyak
yang terendah dimiliki oleh minyak beraroma dengan suhu titik asap
sebesar 1180 C. 4. Berdasarkan literatur yang didapatkan, pada
umumnya titik asap mulai tercapai ketika suhu mendekati 200C. Hasil
pengamatan dan literatur yang didapatkan praktikan dalam pengujian
titik asap pada sampel minyak beraroma tidak begitu sesuai, hal ini
dapat dikarenakan pratikan salah dalam memperkirakan titik
asapnya.5. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai berat jenis minyak
yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa sawit baru dengan berat
jenis sebesar 0.9896 g/cm3. Sedangkan nilai berat jenis minyak yang
terendah dimiliki oleh minyak kelapa sawit 1 tahun dengan nilai
berat jenis sebesar 0.3216 g/cm3.
6. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai % transmisi minyak yang
tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa nilai % transmisi sebesar
101.8%. Sedangkan nilai % transmisi minyak yang terendah dimiliki
oleh minyak jelantah lama dengan nilai % transmisi sebesar 73.9%.7.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai kadar air didalam minyak yang
tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa sawit baru dengan nilai kadar
air sebesar 0.46%. Sedangkan nilai kadar air didalam minyak yang
terendah dimiliki oleh minyak jelantah baru dengan nilai kadar air
sebesar -0.82%.8. Berdasarkan hasil pengamatan, nilai indeks bias
minyak yang tertinggi dimiliki oleh minyak kelapa dan minyak
kedelai lama dengan nilai indeks bias sebesar 58.9. Sedangkan nilai
indeks bias minyak yang terendah dimiliki oleh minyak bekatul dan
minyak jagung 1 tahun dengan nilai indeks bias sebesar 58.DAFTAR
PUSTAKA
Andarwulan, Nuri. Feri Kusnandar, dan Dian Herawati. 2011.
Analisis Pangan. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta.Buckle, K. A., dkk.
1997. Ilmu Pangan. UI-press. JakartaKetaren, S. 1986. Pengantar
Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press: Jakarta
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka:
Jakarta