Top Banner
PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN KERTAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PINRANG SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Suharyani Ulfah Wahab 105410 0390 10 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
82

PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Oct 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN

MENGGUNAKAN BAHAN KERTAS PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 7 PINRANG

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Suharyani Ulfah Wahab 105410 0390 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

i

Motto

Tidak ada hasil tanpa berusaha. Jangan batasi dirimu

dengan kata 'menyerah'. Kegagalan hanya sementara.

Percaya diri, terus berusaha dan katakan 'aku bisa!'.

Sukses berarti melakukan yang terbaik yang kita bisa

dengan apa yang kita miliki. Bukan dengan

menginginkan apa yang orang lain miliki.

Karya ini kupersembahkan, untuk Ayah dan Ibu serta saudariku

yang senantiasa mengiringi perjalanan hidupku

dalam doa yang tiada henti. Semoga Allah Ridha dengan apa yang kita perbuat.

Page 3: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

ii

ABSTRAK

SUHARYANI ULFAH WAHAB. 105410039010. 2015. “Pembelajaran Seni

Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 7 Pinrang”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Di

bimbing oleh Muh. Faisal, S.Pd., M.Pd dan Andi Baetal Mukaddas, S.Pd.,M.Sn.

Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas pada siswa

kelas X SMA Negeri 7 Pinrang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuantitatif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu

hasil observasi (pengamatan), tes praktik, tes tulis, wawancara (interview),

dokumentasi (foto) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan

merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-

bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan deskripsi data-data

yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pembelajaran Seni

Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 7 Pinrang bahwa dalam pembuatan lukisan harus melalui beberapa proses,

antara lain : Persiapan bahan-bahan dan alat-alatnya. Dalam proses melukis

kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas yang pertama kali harus diperhatikan

adalah persiapan bahan referensi, alat dan bahan, yang digunakan dalam melukis

kaligrafi dengan menggunakan bahan campuran/mix kertas, kuas, cat, palet,

dengan media lukis kanvas. Kemudian proses melukis kaligrafi dengan

menggunakan bahan kertas dengan melukis sesuai dengan bahan referensi yang

disediakan menggunakan bahan dan alat yang telah disiapkan, dengan

memperhatikan 4 aspek, yaitu; ide, kreatifitas, komposisi, dan tehnik, supaya

menghasilkan lukisan yang sesuai dengan tema dengan hasil yang di inginkan.

Hasil yang dicapai dalam proses menlukis kaligrafi dengan menggunakan bahan

kertas yaitu dapat mengetahui kemampuan siswa dalam melukis. Kualitas hasil

karya lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas sudah baik, namun ada

beberapa siswa yang belum mampu menentukan dan memahami tentang prinsip-

prinsip melukis di antaranya gagasan atau idea, kreatifitas,kompsisi dan tehnik.

Kurangnya pemahaman siswa terhadap melukis dan malasnya berlatih

menyebabkan hasil lukisan kaligrafi tidak sesuai dengan kriteria penilaian. Untuk

itu disarankan kepada pendidik agar memerhatikan kelebihan dan kekurangan

peserta didik dalam proses pembelajaran.

Page 4: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum, Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan

Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”.

Salawat dan salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga

beliau, para sahabat dan seluruh ummatnya yang tetap istiqamah pada ajaran

Islam.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan sebagai akibat keterbatasan

kemampuan penulis. Olehnya itu, saran dan kritik serta koreksi dari berbagai

pihak demi perbaikan dan penyempurnaan akan penulis terima dengan baik.

Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material,

tenaga, dan pikiran sejak persiapan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan

terimah kasih itu penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M. Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Andi Syukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. A. Baetal Mukaddas, S. Pd, M. Sn. Ketua Program Studi Pendidikan Seni

Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, selaku Pembimbing II.

4. Muhammad Thahir, S. Pd. Sekertaris Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Muh. Faisal, S. Pd, M. Pd, selaku Pembimbing I.

Page 5: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

iv

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Seni Rupa Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukannya, baik

dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian proposal ini.

7. Khususnya, kedua orang tua bapak Drs. H. Baharuddin Wali dan Ibu Hj.

Sunarti,S.Pd. yang dengan tulus dan penuh kasih sayang mendukung langkah

kemajuan ananda, dan saudariku Syahariyana Jumrah Wahab yang menjadi

inspirasiku dalam beraktivitas.

8. Keluarga besar yang selama ini menyayangi, mendukung dan memotifasi saya

untuk menjadi yang terbaik dan jadi kebanggaan keluarga.

9. Teman- teman seperjuangan angkatan 2010 Program Studi Pendidikan Seni

Rupa, khaususnya kelas D, Harfida Husein, Nur Imani, Mukrimah,

Muharramah R, Miftahera, Riska Amaliah dan yang tidak sempat saya

sebutkan satu persatu terima kasih atas kebersamaannya serta saran dan

sumbangsinya semoga persaudaraan kita tetap terajut untuk selamanya.

Segenap kemampuan, tenaga dan daya pikir telah tercurahkan dalam

merampungkan penulisan ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Namun

kesempurnaannya manusia adalah ketika ia melakukan kesalahan, oleh karena itu

penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat

dalam tulisan ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja yang sempat

membacanya.

Wahai Rab, terimalah segala usaha hamba engkaulah Maha mendengar dan

Maha mengetahui. Semoga Allah SWT. membalas dengan pahala yang belipat

ganda kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Desember 2015

Penulis

Page 6: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka 6

B. Kerangka Pikir 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 30

B. Lokasi Penelitian 30

C. Variabel dan Desain Penelitian 31

Page 7: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

vi

D. Defenisi Operasional Variabe 32

E. Populasi dan Sampel Penelitian 33

F. TeknikPengumpulan Data 34

G. Teknik Analisis Data 37

H. Desain Analisis Data 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian 40

B. Pembahasan 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 56

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 8: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Halaman

Gambar 1. Contoh lukisan mix media …………………………………. 23

Gambar 2. Contoh Lukisan kaligrafi mix media; 28

cat minyak, kertas bekas, kanvas

(Dokumentasi suharyani, September 2015)…………………

Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian………………………………………. 31

Gambar 4. Lukisan kaligrafi siswa kelompk 1 Karya Lukis kaligr

(Dokumentasi suharyani, November 2015)………………… 51

Gambar 5. lukisan kaligrafi siswa kelompok 2

(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 51

Gambar 6. lukisan kaligrafi siswa kelompok 3

(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 51

Gambar 7. lukisan kaligrafi siswa kelompok 4

(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 52

Gambar 8. lukisan kaligrafi siswa kelompok 5

(Dokumentasi suharyani, November 2015)……………….. 52

Skema 1. Kerangka Pikir……………………………………………… 29

Skema 2. Desain Penelitian…………………………………………… 32

Skema 3. Gambar Model Interaksi Analisis Data Kualitatif ………….. 39

DAFTAR TABEL

Page 9: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

viii

Tabel Uraian Halaman

Table 1. Langkah-langkah model pembelajaran……………………… 12

Tabel 2. Sampel Peneletian……………………………………………. 34

Tabel 3. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas

yang di nilai oleh guru mata pelajaran seni budaya

Ibu Ernawati, S.Pd……………………………………………. 41

Tabel 4. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas

yang di nilai oleh salah satu dosen seni rupa

Bapak Drs. Yabu M, M.Sn…………………………………… 41

Tabel 5. Hasil kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas……. 42

Tabel 6. Kategori nilai, prekuensi dan persentase hasil nilai

melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas………… 42

Tabel 7. Kategori nilai dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan bahan kertas…………………………………………… 44

Tabel 8. hasil tes pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas... 45

Tabel 9. Statistik frekuensi dan persentase skor hasil akhir

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas……….. 45

DAFTAR LAMPIRAN

Page 10: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

ix

Lampiran Uraian

Lampiran 1. Glosarium ........................................................................

Lampiran 2. Format Wawancara .........................................................

Lampiran 3. Silabus dan RPP…………………………………….......

Lampiran 4. Dokumentasi ....................................................................

Lampiran 5. Persuratan..........................................................................

Lampiran 6. Riwayat Hidup ................................................................

Page 11: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua

aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar

beorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.

Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada

saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa

disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain, pembelajaran pada

hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik

serta antara peserta didik dalam rangka perubahan sikap, Menurut Suherman

(dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 11)

Dalam pembelajaran terdapat sejumlah mata pelajaran yang diajarkan

di sekolah, diantaranya adalah mata pelajaran Seni Budaya yang dibagi menjadi

beberapa sub mata pelajaran, salah satunya adalah seni rupa, pelajaran seni rupa

merupakan suatu bagian dari mata pelajaran Seni Budaya yang diterapkan

di sekolah baik SD, SMP, dan SMA dengan tujuan mengapresiasikan karya seni

rupa dan mengekspresikannya melalui karya-karya yang dihasilkan dari

pengembangan kemampuan dasar dan kreativitas berkesenirupaan.

Pelaksanaan pembelajaran seni rupa di sekolah dapat dipraktikan melalui

program pembelajaran pengalaman kreatif dan apresiatif, salah satu kegiatan

kreatif dalam pembelajaran seni rupa adalah seni lukis. Seni lukis merupakan

salah satu materi dalam pembelajaran seni rupa terutama siswa SMA kelas X

1

Page 12: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

2

karena pembelajaran seni lukis masuk dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) untuk siswa SMA kelas X dengan Standar Kompetensi

“Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa”, dan Kompetensi Dasarnya

“Berkarya seni rupa” (Yayat nusantara, 2007: 7).

Dalam pembelajaran seni lukis, aspek perencanaan, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran perlu dilakukan secara maksimal agar

nantinya tujuan dapat tercapai sehingga mendapatkan hasil pembelajaran yang

efektif.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dengan Ibu

Ernawati S.Pd guru mata pelajaran Seni Budaya kelas X SMA Negeri 7 Pinrang

berkaitan dengan pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran seni rupa

khususnya materi seni lukis, berhubung karena kurangnya guru seni budaya yang

ada di sekolah tersebut. Guru hanya menerangkan tentang materi yang ada tampa

melakukan kegiatan praktek melukis. Pembelajaran seni lukis pada dasarnya

pernah terlaksana dalam bentuk materi ajar saja yang sudah melibatkan siswa

secara langsung dan beberapa tujuan pembelajaran telah tercapai, akan tetapi

Belum pernah ada kegiatan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

menggunakan bahan kertas guna memanfaatkan kertas yang sudah tdk terpakai

(kertas bekas). Oleh karena itu perlu di lakukan pembelajaran seni lukis dengan

menggunakan bahan kertas dalam bentuk kegiatan praktek pembuatan lukisan

yang direncanakan dengan sedemikian rupa sehingga pembelajaran seni lukis

lebih menarik dan mengasikkan, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan

tujuan yang dirumuskan semuanya tercapai.

Page 13: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

3

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa bahwa

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan nenggunakan bahan kertas menarik

untuk di teliti, karena pada teknik melukis kaligrafii menggunakn kertas sebagai

bahan campuran, tidak seperti teknik melukis pada umumnya, sehingga peneliti

tertarik melakukan penelitian tentang pembelajaran seni lukis dengan

menggunakan bahan kertas. Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk

mengasah Kreatifitas dengan menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam belajar dengan menggunakan

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan kegiatan praktek melukis.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan

Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”..

B. . Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan

Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang” Permasalahan yang lebih

rinci dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang?

2. Bagaimana kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang?

Page 14: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

2. Untuk mengukur kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis

kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X SMA

Negeri 7 Pinrang

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan

wawasan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran seni

lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, penelitian ini akan memberikan sumbangan baik pada

sekolah dalam rangka perbaikan hasil dan kemampuan belajar siswa

terkait dengan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan

bahan kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukkan untuk mengaplikasikan

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.

c. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar khususnya dalam kegiatan

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.

Page 15: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

5

d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk

memperoleh pengalaman langsung dan penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan

yang berhubungan dengan kemampuan pembelajaran seni rupa, baik

materi Seni lukis dan materi lainnya yang masih berkaitan dengan

pembelajaran seni rupa.

Page 16: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimaksud sebagai landasan dalam melaksanakan

penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori yang

berhubungan dengan “Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Menggunakan

Bahan Kertas pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Pinrang”.

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran

penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoretis

yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang

dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur

yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

1. Proses, Kemampuan dan Hasil Pembelajaran

(W.J.S.Poerwadarminta, 1984:769) Proses adalah suatu tuntutan

perubahan peristiwa dalam pengembangan sesuatu, yang maksudnya adalah

rangkaian kegiatan di dalam mengembangkan sesuatu. Selanjutnya dalam

kamus besar bahasa Indonesia bahwa proses adalah rangkaian tindakan

perbuatan, atau pengolahan produk. Jadi kesimpulannya proses dapat diartikan

sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari

kegiatan tersebut.

a. Belajar

Slameto( dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 2) merumuskan

belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

6

Page 17: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

7

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lebih jauh Slameto memberikan cirri-cirri tentang perubahan tingkah laku

yang teradi dalam belajar sebagai berikut:

1) Terjadi secara sadar

2) Besifat kontinu dan fungsional

3) Bersifat positif dan aktif

4) Bukan bersifat sementara

5) Bertujuan dan terarah, dan

6) Mencakup seluruh aspek tingkah laku

Menurut Ismiyanto (2009: 1) belajar adalah mengalami, artinya dalam

belajar murid menggunakan atau mengubah lingkungan tertentu dan anak

belajar mengenai lingkungan tersebut melalui akibat tindakannya; tidak hanya

sekadar berhubungan dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dapat ditegaskan

lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar murid, selain belajar dari akibat

tindakannya murid juga belajar dari berbagai hal di dalam lingkungan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar tertuju

kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dalam mencacapai tujuan

pembelajaran

b. Mengajar

Menurut Slameto (dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 8)

mengungkapkan bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak

Page 18: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

8

didik yang berupa pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan

kebudayaan masyarakat kepada penerusnya.

Mengajar atau “teaching” adalah membantu siswa memperoleh

informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengepresikan

dirinya, cara-cara belajar bagaimana belajar. Joyce dan Well (dalam Asep jihat

dan Abdul Haris, 2013: 9)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mengajar

beorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru yang berperan sebagai

pemberi pelajaran.

c. Pembelajaran

Menurut Usman(dalam Asep jihat dan Abdul Haris, 2013: 12)

Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan

guru sebagai pemegang peranan utama. Pembelajaran merupakan suatu proses

yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu

Rencana pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan

lingkungan otentik, karena hal ini di perlukan untuk memungkinkan

seseorang berproses dalam belajar (belajar untuk memahami, belajar

untuk berkarya, dan melakukan kegiatannyata) secara maksimal

Page 19: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

9

2) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik siswa

karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam

proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap,

dan kemampuan

3) Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan. Ketersediaan

media dan sumber belajar yang memungkinkan siswa memperoleh

pengalaman belajar secara kongkrit, luas, dan mendalam, adalah hal

yang perlu diupayakan oleh guru yang professional dan peduli terhadap

keberhasilan belajar siswanya

4) Penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara formatif sebagai

diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara

berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat (life long

continuing education).

Mulyasa (dalam Rohmadi, 2009: 65) menyatakan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi

perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Interaksi ini terjadi terutama antara

siswa dan guru. Pada proses pembelajaran terjadi hubungan yang bersifat

dwiarah antara guru dan siswa. Pembelajaran adalah kegiatan yang di

dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh,

dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar

bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.

Konsep tentang pembelajaran diutarakan oleh banyak ahli, dari

Wikipedia (www.wikipedia.com) konsep pembelajaran adalah proses interaksi

Page 20: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

10

peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Gulo (2004: 8) menyebutkan ada tujuh komponen pembelajaran.

Komponen-komponen tersebut yaitu; (1) tujuan pengajaran, (2) Guru, (3)

peserta didik, (4) materi pelajaran, (5) metode pengajaran, (6) media

pengajaran, (7) faktor administratif dan finansial.

Sementara itu disebutkan dalam Ismiyanto (2009: 19) komponen

pembelajaran meliputi beberapa unsur sebagai berikut :

1) Tujuan Pembelajaran disebut sasaran belajar. Merupakan komponen

utama dan paling awal harus dirumuskan oleh guru dalam merancang

pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang

harus ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai

akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan.

2) Guru adalah orang profesional yang melakukan penyelanggaraan

mengajar dalam suatu pembelajaran di sekolah, guru menempati posisi

kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif

dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai

tujuan secara optimal.

3) Siswa adalah semua individu yang menjadi peserta dalam suatu lingkup

pembelajaran.

Page 21: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

11

4) Bahan ajar adalah sesuatu yang harus diolah dan disajikan oleh guru

yang selanjutnya dipahami oleh murid dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

5) Pendekatan, strategi dan metode pembelajaran adalah rencana dan cara

yang dilakukan oleh guru untuk membantu mewujudkan interaksi

komunikatif dalam kegiatan belajar mengajar. Pemahaman guru

terhadap pendekatan pembelajaran akan dapat membantunya

menetapkan pilihan strategi pembelajaran, selanjutnya strategi

pembelajaran akan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana

bentuk interaksi belajar mengajar yang diharapkan oleh guru dan dapat

digunakan oleh guru dalam memilih dan menetapkan metode

pembelajaran atau merancang kegiatan belajar mengajar.

6) Sumber dan media pembelajaran adalah pendukung kegiatan belajar

mengajar, sumber belajar dapat digunakan oleh guru untuk membantu

mengembangkan bahan ajar dan bagi murid sebagai media belajar serta

pengayaan hasil belajar. Media belajar kedudukannya sebagai media

belajar yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman belajar murid

kearah yang lebih konkret dan bermakna bagi murid.

7) Evaluasi Hasil Pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan

sebelum atau setelah berlangsungnya suatu kegiatan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan kegiatan tersebut. Evaluasi sebaiknya

dilakukan dua kali, yang pertama pretest (sebelum pelaksanaan

pembelajaran) dengan tujuan mengetahui kemampuan awal murid

Page 22: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

12

berkenaan dengan pembelajaran, dan yang kedua dilakukan post test

(sesudah pelaksanaan pembelajaran) dengan tujuan mengetahui

gambaran kemampuan murid setelah mengikuti pembelajaran. Dengan

cara membandingkan hasil tes awal dengan akhir, maka guru akan

mengetahui efektivitas pembelajaran yang telah dilakukan untuk

kemudian dijadikan bahan pertimbangan perlu diadakan remidial

(perbaikan) bagi para murid atau program pembelajaran.

d. Model Pembelajaran

Asep jihad dan Abdul Haris (2008: 31) Pembelajaran dengan model

kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama

antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun proses atau langkah-langkah model pembelajaran kooferatif

Fase

ke -

Indikator Aktifitas/Kegiatan Guru

1 Menyiapkan rencana

pelaksanaan

pembelaara(RPP), tujuan

dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tuuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotifasi siswa

belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonsrtrasi atau lewat

bahan bacaan.

3 Mengorganisasi siswa ke

dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelmpok

belajar dan membantu setiap kelmpok

agar melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing

masing kelompok mempresentasikan

hasil kerjanya

Page 23: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

13

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk

menghargai upaya atau hasil belajar

individu maupun kelompok

Table 1. Langkah-langkah model pembelajaran

e. Kemampuan dan Hasil Belajar

Slameto (2010: 56) mengemukakan bahwa “ Kemampuan adalah

kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi

dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat”. Dari pengertian

tersebut, dapat dijelaskan bahwa kemampuan (ability) adalah kecakapan

atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir

atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan

sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya. Setiap individu memiliki

tingkat kemampuan berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan.

Kemampuan ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu

tersebut. Kemampuan besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dapat

diartikan bahwa siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi

akan lebih berhasil daripada siswa yang memiliki kemampuan rendah.

Abdurrahman (dalam Asep jihad dan Abdul Haris, 2008: 14) Hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Selanjutnya Benjamin S. Bloon (dalam Asep jihad dan Abdul Haris,

2008: 14) berpendapat bahwa hasil belajar dapat dikelompkan ke dalam dua

macam yaitu pengetahuan dan keterampilan

Page 24: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

14

Pengtahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: pengetahuan tentang

fakta, procedural, konsep, dan prinsip. Sedang keterampilan juga terdiri dari

empat kategori, yaitu: keterampilan untuk berfikir(kognitif), keterampilan

untuk bertindak(motorik), keterampilan bereaksi atau bersikap, dan

keterampilan berinteraksi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dengan murid dan

lingkunganya yang dilakukan secara terprogram. Pembelajaran mengandung dua

jenis kegiatan yang tidak terpisahkan, yakni mengajar dan belajar. Pembelajaran

merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang saling

berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu adanya perubahan tingkah

laku. Komponen utama dalam pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran,

guru, siswa, bahan ajar atau materi, pendekatan, strategi dan metode, sumber dan

media pembelajaran, serta evaluasi hasil pembelajaran yang masing-masing

komponen saling mempengaruhi satu sama lain dalam terciptanya tujuan

pembelajaran di sekolah.

2. Pembelajaran Seni Rupa

Pembelajaran seni rupa merupakan sub mata pelajaran bidang Seni

Budaya di samping seni musik, seni tari, dan seni teater. Sejak diberlakukannya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru seni rupa dituntut untuk

mengembangkan pembelajaran secara lebih profesional, yang secara umum

Page 25: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

15

mencakup perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) pendidikan seni rupa, di dalamnya memuat Standar

Kompetensi (SK) ekspresi dan apresiasi(Syafi’i, 2006: 5).

Paham yang menyiasati dunia pendidikan seni rupa, yakni “pendidikan

dalam seni” dan “pendidikan melalui seni”. Pendidikan dalam seni merupakan

upaya pendidik dan juga institusi pendidikan dalam rangka mewariskan,

mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada kepada

anak sebagai peserta didik. Pendidikan dalam seni merupakan program yang

mengarahkan anak atau siswa trampil dalam bidang seni. Kemudian

pendekatan pendidikan melalui seni yang dikemukakan oleh J.Dewey (dalam

Syafi’i, 2006: 8) bahwa seni seharusnya menjadi alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, bukan untuk kepentingan seni itu sendiri. Dengan pendekatan ini

seni berkewajiban membantu ketercapaian tujuan pendidikan secara umum.

Pendekatan pendidikan melalui seni dalam implementasi pembelajarannya

merangsang keingintahuan dan sekaligus menyenangkan bagi siswa

(Syafi’i, 2006: 8-9).

Fungsi pembelajaran seni rupa salah satunya adalah untuk menanamkan

nilai estetis yang terwujud dalam program pembelajaran melalui pengalaman

kreatif dan apresiatif. Menurut Lindermen dan Linderman (dalam Syafi’i,

2006: 13) bahwa pendidikan seni rupa sebagai pendidikan estetis dapat

dilakukan dengan jalan memberikan pengalaman perseptual, kultural, dan

artistik. Pengalaman perseptual diberikan melalui proses penggunaan indra

mata dan juga indra lainya, ketika siswa melakukan pengamatan dan proses

Page 26: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

16

berkarya. Pengalaman kultural dapat diperoleh siswa melalui kegiatan

mempelajari dan memahami bentuk-bentuk peninggalan seni rupa masa

lampau maupun saat ini. sementara pengalaman artistik dikembangkan melalui

pengamatan, penghayatan dan penghargaan siswa dalam kegiatan apresiasi dan

kemampuan memanfaatkan berbagai media seni dalam kegiatan kreatif.

Menurut Syafi’i (2006: 29), pendidikan seni pada dasarnya berfungsi

sebagai pemenuhan kebutuhan berekspresi, berapresiasi, berkreasi, dan

berekreasi anak. Berekspresi merupakan kebutuhan bagi setiap orang, termasuk

juga anak-anak. Ekspresi adalah ungkapan yang dikaitkan dengan aspek

psikologis seseorang, perasaan, perhatian, persepsi, fantasi atau imajinasi, dan

sebagainya. Aspek-aspek ini dapat dituangkan ke dalam proses berkarya seni.

Bagi orang dewasa tercurahkannya aspek psikologis ini dapat memuaskan dan

melepaskan ketegangan yang dihadapi, demikian juga bagi anak-anak. Anak-

anak, dalam hal ini siswa jika diberi ruang untuk berekspresi dalam berkarya

seni rupa akan merasa senang dan gembira oleh karena terpuaskan, dan

akhirnya melepaskan persoalan psikologis yang dihadapi.

Selain sebagai media pemenuhan kebutuhan anak, pada hakikatnya

pendidikan, termasuk pendidikan seni juga dimaksudkan sebagai upaya

pelestarian sistem nilai oleh masyarakat pendukungnya. Pendidikan seni

berupaya untuk mempertahankan, melestarikan, mengembangkan dan

berfungsi sebagai pelestarian dan pendukung kususnya hal-hal yang berkaitan

dengan fenomena budaya visual yang estetik (Syafi’i, 2006: 11).

Page 27: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

17

Dalam konteks pembelajaran seni rupa, secara ideal harus benar-benar

diperhatikan perbedaan setiap individu, karena setiap individu berbeda-beda

dalam mengekspresikan „feelings‟ (perasaan) dan „emotions‟ (ungkapan dari

perasaan). Menurut Lowenfeld dan Brittain (dalam Ismiyanto, 2009: 21)

pembelajaran kelas seni rupa difokuskan pada hal-hal yang memungkinkan

siswa terdorong dalam proses pembelajarannya. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran seni rupa harus diperhatikan tahap perkembangan anak, yang

terpenting bukan hasil karya tetapi bagaimana proses anak dalam menghasilkan

karya. Dalam proses pembelajaran seni rupa adalah mengupayakan terciptanya

situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar anak didik dan

menciptakan lingkungan yang dapat membantu perkembangan anak untuk

“menemukan” sesuatu melalui eksplorasi dan eksperimen dalam belajar.

Dalam proses pembelajaran seni penting untuk mengupayakan

terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif bagi kegiatan belajar menyangkut

ekspresi artistik dan menciptakan lingkungan yang dapat membantu

perkembangan anak untuk menemukan sesuatu melalui eksplorasi dan

eksperimentasi dalam belajar. Oleh karena itu ditegaskan bahwa situasi dan

kondisi serta suasana lingkungan menjadi hal yang sangat dominan dalam

proses pembelajaran seni (Ismiyanto, 2009: 22).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

seni rupa adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram untuk

mengapresiasi dan berkreasi dengan kreatif menciptakan serta dapat mengasah

kemampuan siswa.

Page 28: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

18

3. Kriteria Karya Seni Rupa yang Baik

(Kusnadi, Sukimin A.W., Edy Sutandur, Malatu B.C., Rima Y., dan

Lestari Asih, 2012: 7-8) Beberapa aspek yang dinilai dalam apresiasi seni rupa

adalah sebagai berikut:

a. Gagasan (ide)

Gagasan (ide) yaitu pikiran yang mendasari seseorang untuk

menciptakan suatu karya seni

b. Kreativitas

Kreativitas adalah upaya mewujutkan karya seni dalam bentuk dan

nilai yang baru (bersifat inovatif)

c. Komposisi

Komposisi merupakan penataan unsure-unsur seni rupa dengan

menggunakan prinsip-prinsip tertentu menjadi suatu pola yang matang

(Desain) sehingga memperoleh suatu bentuk yang bermakna

d. Tehnik dan wujud

Tehnik merupakan cara seseorang mewujudkan Gagasan (ide)

menjadi suatu yang menarik sehingga mempunyai nilai dengan

menggunakan media seni rupa yang berupa alat dan bahan. Tehnik yang

digunakan akan memberi bentuk dan wujud yang berbeda.

Page 29: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

19

4. Seni Lukis Kaligrafi

a. Seni Lukis

Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi

dua. Melukis adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas

bidang yang datar. Pembubuhan cat tersebut diharapkan dapat mengepresikan

berbagai makna atau nilai subjektif. Melukis lebih bebas dalam menafsirkan

objek sesuai keinginan pelukisnya (Tim Abadi Guru, 2007: 8).

b. Lukisan Kaligrafi

(Eko Sujatmiko, 2014: 130) Pengertian kaligrafi adalah seni menulis

dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Meskipun kaligrafi dalam tulisan

arab lebih dikenal, tetapi banyak pula penerapan aplikasi ke dalam tulisan latin.

Sedangkan yang dimaksud dengan lukisan kaligrafi adalah model kaligrafi

yang digoreskan pada hasil karya lukis, atau coretan kaligrafi yang di lukis

sedemikian rupa dengan menggunakan warna-warna yang beragam, bebas dan

tidak terikat oleh rumus-rumus baku yang ditentukan.

Lukisan kaligraifi merupakan seni lukis yang menampilkan aksara Arab

sebagai subject-matter (sasaran) utuh atau sebagian, atau mengambil beberapa

huru saja. secara prinsip kaligrafi lukis (lukisan kaligrafi) berbeda dengan

kaligrafi tulis (kaligrafi murni). Pada lukisan kaligrafi terdapat sejumlah

kebebasan dalam berekspresi. Sedangkan dalam kaligrafi tulis, dikenal

beberapa macam ketentuan pokok dan rumus-rumus baku. Lukisan kaligrafi

secara mendasar berbeda dengan lukisan biasa. Di samping si pelukis harus

Page 30: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

20

memiliki niat suci dan hati bersih, pemilihan medianya pun harus benar dan

tepat. (Amri Yahya,1992: 10-13).

Dari beberapa penjelasan di atas lukisan kaligrafi adalah karya cipta

manusia sebagai hasil pengolahan ungkapan batinnya melalui susunan unsure-

unsur tulisan dan unsur-unsur dwi marta yang lain, yang memiliki sifat-sifat

simbolik, religious, dan estetik. Membawa pesan kebaikan antara hubungan

manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam.

Jadi, setiap lukisan kaligrafi memiliki kebebasan dalam gaya atau corak tulisan

sehingga tercipta suatu kesatuan bentuk lukisan yang sesuai dengan keinginan

penciptanya.

c. Bahan dan Alat Melukis

(Tim Abadi Guru, 2007: 8) Bahan melikis adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Bahan untuk melukis dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu cat atau tinta (cat air, cat minyak, cat akrilik,

tinta cina, dan pewarna lainnya) dan bidang lukis (kertas, kanvas, tripleks,

kaca, keramik atau gerabah, tembok, dan lainnya). (Tim Abadi Guru, 2007: 8).

Alat melukis adalah segala perkakas yang dapat digunakan dalam

kegiatan melukis. Untuk melukis kita dapat menggunakan kuas cat air, kuas cat

minyak, pisau palet, palet, sprayer, dan esel.

Page 31: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

21

d. Teknik Melukis

(Tim Abadi Guru, 2007: 8) Teknik adalah cara-cara yang lazim

diperlukan untuk menlukis. Setiap teknik memiliki karakter dan gaya khas

masing-masing. Adapun teknik dalam melukis adalah sebagai berikut:

1) Aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan

bahan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus

pandang.

2) Plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat akrilik, atau cat

minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya

tampak pekat atau menutup.

3) Spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair

yang di semprotkan dengan sprayer. Tehnik ini sering digunakan untuk

membuat reklame visual.

4) Pointilis atau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat

gelap terangnya warna atau pencampuran warna dengan membuat titik-

titik.

5) Tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa

sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.

Dari beberapa tehnik melukis di atas, maka teknik yang digunakan

Dalam penelitian ini adalah teknik plakat yaitu degan bahan cat minyak,

dengan sapuan warna yang tebal dengan bidang lukis kanvas .

Page 32: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

22

e. Langkah-langkah Melukis

1) Menyiapkan bahan dan alat

2) Menemukan gagasan

3) Membuat sketsa

4) Mewarnai

5) Sentuhan akhir atau Finishing

5. Mix Media Bahan Kertas

a. Mix Media

Mixed media atau yang biasa dikenal Media campuran, seni visual,

mengacu pada karya seni dalam pembuatan yang lebih dari satu media telah

digunakan .Ada perbedaan penting antara " mixed - media" karya seni dan

"seni multimedia " . Campuran media cenderung merujuk pada sebuah karya

seni visual yang menggabungkan berbagai media seni rupa tradisional yang

berbeda . Sebagai contoh , sebuah karya di atas kanvas yang menggabungkan

cat , tinta , dan kolase bisa benar disebut " campuran media" pekerjaan , tetapi

tidak sebuah karya "seni multimedia . " Seni multimedia Istilah menyiratkan

lingkup yang lebih luas daripada media campuran , menggabungkan seni visual

dengan unsur-unsur non -visual (seperti rekaman suara , misalnya) atau dengan

unsur-unsur seni lainnya ( seperti sastra , drama, tari , grafis gerak , musik, atau

interaktivitas).(http://wiwipramita.blogspot.co.id/2013/10/materi-mixed-media-

dalam-seni-lukis.html).

Lukisan mix media sebenarnya tidak jauh beda dengan melukis pada

umumnya. Hanya saja tehnik ini menambahkan element atau media lain, bisa berupa 2

Page 33: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

23

dimensi dan 3 dimensi di luar cat dan kanvas. Perlu di ingat aplikasi mix media ini

memerlukan bahan tambahan seperti lem untuk merekatkan media tambahan diatas

kanvas. (http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-media.html)

Di bawah ini contoh lukisan mix media :

Lukisan mix media; acrylic, manik-manik,

kanvas

(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11

/lukisan-mix-media.html)

Lukisan mix media; acrylic, batu coral, kanvas

(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11

/lukisan-mix-media.html)

Lukisan mix media; acrylic, ranting+bunga

kering, kanvas

(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11

/lukisan-mix-media.html)

Lukisan mix media; acrylic, koran, kanvas

(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11

/lukisan-mix-media.html)

Page 34: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

24

Lukisan mix media; serbuk gergaji, batu dan daun

(http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-

media.html)

Gambar 1. Contoh lukisan mix media

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Mixed Media adalah

karya lukis yang menggunakan media Campuran. Menggunakan kanvas, kertas, kain

dan berbagai jenis media. Kemudian sebagai media pewarnaannya menggunakan cat

minyak, cat air, krayon dan lain sebagainya.

b. Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan

kompresi serat yang berasal dari bahan pulp . Serat yang digunakan biasanya

adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa(http//Wikipedia

bahasa Indonesia).

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta

melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas

misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan

ataupun toilet.

Page 35: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

25

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang

menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas,

bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.

Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti

dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar

yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad

lampau.

c. Pemanfaatan limbah kertas

1) Pengertian limbah

Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang

dihasilkandari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skalarumah

tangga,industri,pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut

dapat berupa gas dan debu,cair atau padat.

2) Karakter kertas bekas

Beberapa jenis kertas bekas yang bisa didaur ulang. Namun

pendauran ulang kertas hanya bisa dilakukan maksimal 4 - 6 kali, mengingat

serat-serat kertas akan semakin pendek setelah diproses sehingga

memengaruhi kekuatan dan ikatan serat dalam kertas. Kertas yang bisa

didaur ulang sangat beragam, namun dikelompokkan dalam tiga kategori

diantaranya: (1) kertas buangan pabrik kertas, (2) kertas limbah sebelum

digunakan konsumen, (3) kertas yang telah digunakan konsumen.

Page 36: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

26

Dari beberapa karakter kertas yang ada, kategori kertas yang di

gunakan dalam dalam penelitian ini adalah kertas yang telah di gunakan

konsumen

3) Jenis kertas bekas

Jenis kertas sangat beragam, mulai dari kertas bergelombang (dus),

kertas bekas koran, kertas bekas majalah, kertas bekas buku telepon, dan

kertas bekas kantor/rumah tangga.

Dari beberapa jenis kertas yang ada, jenis kertas yng dapat

digunakan dalam penelitian ini adalah kertas bekas kantor/rumah tangga

seperti kertas bekas tulisan atau hasil ketikan.

4) Pengolahan kertas bekas

Di Indonesia, penggunaan kertas daur ulang untuk bahan baku

industri kertas telah banyak dilakukan. bahan baku yang paling banyak di

gunakan adalah diperoleh dari kertas bekas kosong, majalah dan kertas tulis.

Produk kertas daur ulang berupa jenis kertas seperti kertas kemasan atau

kertas untuk industri, kertas cetak dan kertas tulis, tissue dn cetakan untuk

media massa. dalam jumlah terbatas, kertas dur ulang dapat juga digunakan

untuk media tanamanisolasi, box, produk kertas cetak (wadah telur, karton,

baki makanan, dan pot tanaman).kertas daur ulang ini memiliki beberapa

keterbatasan. produk yang dibuat dari proses ini tidak dapat digunkan untuk

Page 37: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

27

kemasan bahan kanan, karena kualitas kertasnya menurun dan dapat mudah

rusak.

Pengolahan kertas daur ulang bisa dengan cara sangat

sederhana, yaitu kertas hanya diubah bentuknya tanpa perlakuan fisika dan

kimia. Misalnya kertas digunakan untuk dekorasi. Kertas diremas lalu

bentuk lipatan lipatannya dibentuk sesuai selera. Pengolahan kertas secara

fisika dan kimia adalah mengolah kertas menjadi bubur kembali, lalu

dicetak sesuai dengan keperluannya,baik tipis ataupun tebal. Kertas yang

dibuat bubur ini yang hanya bisa didaur ulanghingga 4 - 6 kali, karena serat-

serat kertas akan terpotong oleh perlakuan fisika (dihancurkan).

Cara mengolah kertas adalah sebagai berikut:

a) Merendam Koran atau kertas bekas dalam air sampai gembur

(gampang hancur) dan menumbuknya, menjadi bubur kertas.

b) Mengaduk bubur kertas dengan campuran Lem kertas.

c) Menempelkan adonan bubur pada media yang akan digunakan

dan membentuk adonan sesuai bentuk yang diinginkan . Dan

mewarnai sesuai selera dan keinginan si pembuat.

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwah

kertas bekas dapat diolah menjadi bahan dalam pembuatan seni lukis kaligrafi

dengan mix media (media campuran), dengan cara mengolah kertas bekas

menadi adonan bubur, kemudian hasil olahannya ditempelkan ke media kanvas

Page 38: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

28

sesuai konsep kaligrafi yang diinginkan, kemudian diwarnai dengan cat sesuai

keinginan.

Contoh Gambar Lukisan Kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas:

Gambar 2. Lukisan kaligrafi mix media; cat minyak, kertas bekas, kanvas

(Dokumentasi suharyani, September 2015)

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada

kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan

sebagai acuan konsep berfikir tentang pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

Page 39: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

29

menggunakan bahan bertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang. Dengan

melihat konsep yang telah disebutkan di atas maka skema kerangka pikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka Pikir

Siswa kelas X

Kemampuan belajar

Kemampuan melukis kaligrafi

dengan menggunakan bahan kertas

Hasil Penelitian

Proses pembelajaran

seni lukis

Hasil pembelajaran

seni lukis

Page 40: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam rangka menjelaskan masalah yang dibagi sebagaimana dinyatakan

pada bab pendahuluan peneliti memanfaatkan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran

yang dapat diangkat atau diukur dalam hal ini adalah hasil belajar siswa dari

melukis kaligrafi dengan bahan kertas. Kemudian metode kualitatif digunakan

peneliti untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, aktivitas guru, data-data sekolah

berkenaan dengan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan

kertas.

Fokus kajian ini adalah proses pembelajaran seni rupa yang mencakup

rumusan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, rancangan kegiatan belajar dan

mengajar, serta rumusan evaluasi.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Pinrang yang beralamt di Jl.

Poros Pinrang Pare-pare, kelurahan Manarang, kecamatan Mattiro Bulu,

kabupaten Pinrang yang berjarak 185 km dari kota Makassar lokasi kampus

Universitas Muhammadiyah.

30

Page 41: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

31

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

(Cholid Narbuto,H.Abu Achmadi, 2012: 118). variable penelitian itu

meliputi factor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan

diteliti

Maka variabel penelitian ini adalah “Pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan menggunakan bahan kertas pada siswa kelas X,3 SMAN 7 Pinrang”.

Adapun keadaan variabel - variabel sebagai berikut :

SMAN 7

Pinrang

jln. Poros Pinrang Pare-pare

jarak

185 km

Melewati Kota pare-

pare, Kab.Barru, Kab.

Pangkep, Kab. Maros

Kota Makassar

(UNISMUH)

9

9

Kabupaten

Pinrang

185 km

Kantor camat

Mattiro Bulu

Page 42: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

32

1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan

kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

2. Kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang .

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pembelajaran

seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.

2. Desain Penelitian

Skema 2. Desain Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian

operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu

kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik.

Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :

Pengumpulan Data

tentang proses

pembelajaran

Pengumpulan Data

tentang kemampuan

belajar siswa

Pengumpulan Data

tentang hasil

pembelajaran

Pengolahan/

Analisis Data Deskripsi

Data

Kesimpulan

Page 43: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

33

1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa

kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

Yang dimaksud di sini adalah langkah-langkah dan proses

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa kelas X

SMA Negeri 7 Pinrang.

2. Kemampuan dan hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang

Yang dimaksud kemampuan adalah upaya maksimal siswa

membuat dan berkreasi dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas di kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

Yang dimaksud hasil adalah bukti fisik dari hasil belajar siswa

dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa

kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

(Endang Mulyatiningsih, 2014: 9) Populasi adalah seluruh sekumpulan

oranng, hewan, tumbuhan atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu

yang akan diteliti. Populasi akan menadi wilayah generalisasi kesimpulan hasil

penelitian

Maka jika karakteristik yang akan diteliti adalah pembelajaran siswa

kelas X, maka yang akan dijadikan populasi penelitian tersebut adalah siswa

kelas X SMA Negeri 7 Pinrang.

Page 44: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

34

2. Sampel Penelitian

(Endang Mulyatiningsih, 2014: 10) Sampel adalah cuplikan atau bagian

dari populasi. Peneliti boleh mengambil sebagian popolasi saja untuk diteliti

meskipun kesimpulan hasil penelitian akan berlaku untuk semua populasi.

Teknik sampel memiliki beberapa keuntungan, antara lain: (1) subyek

pada sampel lebih sedikit dibanding populasi, sehingga lebih memudahkan

peneliti untuk melakukan penelitian, (2) sampel lebih efisien, baik dalam

penggunaan waktu maupun dana, (3) sampel lebih bersifat konstruktif karena

subyek yang diteliti jumlahnya jelas sedangkan teknik populasi jika terlalu

banyak akan bersifat destruktif.

Maka sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti. Maka dalam

penelitian ini yang akan dijadikan sampel adalah kelas X.3 yang berjumlah 34

orang siswa.

Siswa Kelas X.3

14 Laki-laki 20 Perempuan

Tabel 2. Sampel Peneletian

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik penelitian

lapangan (Field Research). Untuk memperoleh data pada penelitian ini, di mana

peneliti langsung pada tempat atau lokasi penelitian dengan menggunakan lima

macam teknik. Adapun empat macam teknik tersebut adalah sebagai berikut:

Page 45: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

35

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

langsung terhadap kegiatan belajar siswa dengan mengamati sejauh mana

kemmapuan siswa dalam melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas.

2. Wawancara

(Arikunto S, 2006:155) menjelaskan wawancara adalah sebuah dialog

yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara. Interview atau wawancara merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif

kualitatif. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak

yang terkait untuk memperoleh data yang diperlukan.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang

terkait untuk memperoleh data yang diperlukan. Wawancara dilaksanakan

diluar proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran tidak terganggu.

Wawancara dilakukan, dengan guru mata pelajaran Seni Budaya, dan dengan

pihak-pihak yang terkait dalam penelitian di SMA Negeri 7 Pinrang, setelah itu

peneliti mencatat hasil wawancara.

Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus membuat suatu

panduan atau pedoman wawancara mengenai hal-hal yang akan ditanyakan

kepada yang akan diwawancarai. Dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan

wawancara dan pokok-pokok permasalahan yang dipertanyakan tidak terpaut

jauh dari permasalahan utama.

Page 46: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

36

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau

pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan

sebagainya”. (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). Teknik ini

dilakukan untuk memperkuat data-data sebelumnya.

Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

foto-foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Seperti telah disebutkan

bahwa sumber data utama penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis dan foto.

Kata-kata dan tindakan (perilaku) orang yang diamati dan diwawancarai

merupakan sumber data utama yang dicatat dan ditambah catatan dari buku,

dokumen resmi dari sekolah, dokumen pribadi yang diperoleh dari subjek

penelitian tentang pengalaman konkret, keadaan suatu peristiwa, pandangan

hidup, sikap dan lain-lain. Di samping dokumen pribadi dan dokumen resmi,

penggunaan foto untuk melengkapi data.

4. Karya kerja siswa

Karya kerja siswa adalah bentuk penilaian atau pengukuran kemampuan

siswa dalam melukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas di atas media

kanvas.

Page 47: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

37

5. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa berupa petunjuk, langkah-langkah

untuk menyelesaikan tugas.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif.

Analisis data kuantitatif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut;

1. Menghitung frekuensi data hasil melukis.

2. Menentukan data dengan tabel.

3. Menentukan kategori/rentangan nilai data dengan tabel.

4. Menghitung presentase.

5. Menentukan rata-rata.

Kemudian untuk analisis data kualitatif dilakukan melalui prosedur

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan

dokumen merupakan cara yang dilakukan guna memperoleh data yang

diperlukan. Dengan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan dengan menampung

semua data yang ada baru kemudian memilih data yang benar-benar diperlukan

dan berhubungan dengan penelitian tersebut untuk dianalisis lebih lanjut.

Page 48: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

38

Dalam proses reduksi, data-data yang tidak diperlu maupun yang tidak

berkenaan dengan masalah penelitian dapat dihilangkan dan kemudian diganti

serta ditambah dengan data-data baru yang sesuai.

2. Sajian Data

Setelah direduksi tahap berikutnya adalah penyajian data, sebagaimana

halnya dengan proses reduksi data, penciptaan dan penggunaan data tidaklah

terpisah dari analisis. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap,

baik data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket maupun

wawancara, kemudian dianalisis antara kategori dari permasalahan yang ada,

guna mendapatkan hasil penyajian yang rapi dan sistematis sehingga data yang

terkumpul tersusun dengan baik.

3. Verifikasi atau Penarikan Simpulan

Verifikasi atau penarikan simpulan merupakan hasil dari perolehan data

yang telah didapatkan atau data yang diperoleh dari penelitian yang kemudian

diolah sehingga dapat ditarik sebuah simpulan yang sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Dari awal sampai akhir pengumpulan

data yang direduksi dan disajikan kemudian dilihat serta ditinjau kembali

melalui pengujian kebenaran, kecocokkan sehingga sampai pada tingkat

validitas yang diharapkan.

Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data,

sajian data dan penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang saling

Page 49: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

39

berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat

sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data.

H. Desain Analisis Data

Miles and Huberman(1984) (dalam Sugiyono, 2004: 45), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Model interaktif kegiatan

analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Data collection

Data display

Data reduksi

Conclusions:

drawing/verifying

Skema 3

Gambar Model Interaksi Analisis Data Kualitatif

Sumber: Sugiyono

Page 50: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka dapat

digambarkan tentang pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada

siswa kelas X SMA Negeri 7 Pinrang, yang diuraikan sebagai berikut:

1. Proses Pembelajaran Seni lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas pada

Siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada

siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 dilakukan sesuai model pembelajaran yang ada

dengan kegiatan sebagai berikut;

Fase

ke -

Indikator Aktifitas/Kegiatan Guru

1 Menyiapkan rencana

pelaksanaan

pembelaara(RPP),

tujuan dan memotivasi

siswa

Guru menyampaikan semua tuuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotifasi siswa

belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonsrtrasi atau lewat

bahan bacaan.

3 Mengorganisasi siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelmpok

belajar dan membantu setiap kelmpok agar

melakukan transisi secara efisien.

4 Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas.

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing

masing kelompok mempresentasikan hasil

keranya

Page 51: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

41

6 Memberikan

penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

upaya atau hasil belajar individu maupun

kelompok (pemberian nilai )

2. Kemampuan dan Hasil Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan

Kertas pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

Kemampuan siswa dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas, yakni:

Tabel 3. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas yang di nilai

oleh guru mata pelajaran seni budaya Ibu Ernawati, S.Pd

Tabel 4. kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas yang di nilai

oleh salah satu dosen seni rupa Bapak Drs. Yabu M, M.Sn

No Nama

Kekompok

Aspek yang dinilai Jumlah

Nilai

Nilai

Rata-

Rata 1 Gagasan

2 Kreatifitas

3 Komposi

si

4 Tehnik

1 Kelmpok I 80 65 80 80 305 76,2

2 Kelompk II 65 65 80 65 275 68,7

3 Kelompok III 90 80 90 80 340 85

4 Kelompok IV 65 65 80 65 275 68,7

5 Kelompok V 90 90 90 90 360 90

No Nama

Kekompok

Aspek yang dinilai Jumlah

Nilai

Nilai

Rata-

Rata 1

Gagasan

2 Kreatifitas

3 Komposi

si

4

Tehnik

1 Kelmpok I 60 60 65 60 245 61,25

2 Kelompk II 60 60 70 65 255 63,75

3 Kelompok III 75 70 80 80 305 76,25

4 Kelompok IV 65 70 75 70 280 70

5 Kelompok V 75 75 80 80 310 77,5

Page 52: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

42

Tabel 5. Hasil kemampuan melukis kaligrafi dengan bahan kertas

No Nama

Kekompok

Nilai rata-rata Jumlah Nilai

rata-

rata

Keterangan Penilaian

guru mata

pelajaran

Penilaian

dosen seni

rupa

1 Kelmpok I 76,2 61,25 137,45 68,72 Baik

2 Kelompk II 68,7 63,75 132,45 66,22 Baik

3 Kelompok III 85 76,25 161,25 80,62 Baik

4 Kelompok IV 68,7 70 138,7 69,35 Baik

5 Kelompok V 90 77,5 167,5 83,75 Baik

Tabel 6. Kategori nilai, prekuensi dan persentase hasil nilai melukis

kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas

No Hasil akhir Bobot skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 -

2 Baik 65-85 5 100 %

3 Cukup 55-65 -

4 Sedang 35-55 - -

5 Sangat kurang 0-35 - -

Jumlah 5

kelompok

100%

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa

yang mendapat nilai 68,72 kelompok I, 66,22 kelompok II, 80,62 kelompok

III, 69,35 kelompok IV dan 83,75 kelompok V yang dianggap baik adalah

semua kelompok dengan persentase 100 %.

Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7

Pinrang dikategorikan baik dalam kegiatan praktek melukis kaligrafi dengan

bahan kertas.

Page 53: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

43

Hasil pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa

kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang setelah dilakukan evaluasi menggunakan

lembarr kerja siswa, dengan klasifikasi nilainya yaitu:

No NIS NAMA L/P NILAI

1 4050 Anastasia Krisdayanti P 65

2 4051 Asniar P 90

3 4052 Andi Nurhaliza P 65

4 4053 Dian Ramdani Hardin P 95

5 4054 Fitriani Djabbar P 70

6 4055 Gustina P 90

7 4064 Hasdillah P 60

8 4068 Lilis Suryani P 80

9 4056 Mukarramah P 90

10 4057 Muliana P 80

11 4058 Nila Sapitri P 60

12 4059 Nurfadillah Ahmad P 95

13 4061 Nurhaliza P 90

14 4062 Nurul Ilmi Amaliah P 65

15 4205 Nur Ainun P 65

16 4063 Rini P 80

17 4065 Sarti P 65

18 4066 Surianti P 70

19 4067 Siti Hardianti Hafid P 90

20 4069 Uun Ulandari P 80

21 4070 Asrandi L 80

22 4071 Asriadi Aris L 75

23 4175 Edy Syahrul L 60

24 4187 Fahmi Reza L 60

25 4072 Kevin Waingan Lisong L 75

26 4073 Muh. Iksan Ramadan L 65

27 4074 Muh. Rizal H L 70

28 4181 Muhammad Hamzah L 60

29 4075 Saharuddin L 70

30 4076 Sukri L 60

31 4077 Suprianto L 75

32 4078 Syahrul L 90

33 4079 Syamsul L 80

34 4080 Suryadi L 75

Page 54: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

44

Tabel 7. Kategori nilai dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

bahan kertas

NO Nilai Kategori

1. 0-35 Sangat kuran

2. 35-55 Sedang

3. 55-65 Cukup

4. 65-85 Baik

5. 85-100 Sangat baik

Berdasarkan klasifikasi nilai di atas maka dapat dideskripsikan bahwa

siswa yang mendapat nilai 85 – 100 dianggap sangat baik, nilai 65– 85

dianggap baik, nilai 55 – 77 dianggap cukup, nilai 35 – 55 dianggap rendah,

dan nilai 0 – 35 dianggap sangat rendah.

Dalam penelitian ini, hasil pembelajaran siswa kelas X.3 SMA Negeri 7

Pinrang dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas, harus

memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian.

Adapun hasil Evaluasi siswa tersebut dinilai berdasarkan kemampuan mereka

menjawab soal lembar kerja siswa. Di dalam penelitian tentang tes hasil

akhirnya dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas

dilakukan dengan pengukuran yang melibatkan tim penilai yaitu, peneliti dan

Ibu Ernawati, S.Pd guru Seni budaya SMA Negeri 7 Pinrang .

data hasil tes akhir siswa dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan bahan kertas, maka berikut ini disajikan data hasil cek nilai dari hasil

komulatif satu tim penilai, hasil tes evaluasi pembelajaran.

ketiga aspek tersebut dinilai mulai dari angka 0 sampai 100 nilai

tersebut dikategorikan dalam bentuk tabel.

Page 55: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

45

Tabel 8. hasil tes pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas.

No Hasil Tes Bobot skor Frekuensi Persentase %

1 Sangat baik 85-100 8 23,53 %

2 Baik 65-85 14 41,18 %

3 Cukup 55-67 12 35, 29%

4 Sedang 35-55 - -

5 Sangat kurang 0-35 - -

Jumlah 34 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 35,29% siswa yang

dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi, 41,18 % siswa

yang dikategorikan baik, dan 23,52 % siswa yang dikategorikan sangat baik.

Tabel 9. Statistik frekuensi dan persentase skor hasil akhir pembelajaran

seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas

No Skor Kategori

Frekuensi

Persentase (%)

Praktek

melikis

Tes

evaluasi

Praktek

melikis

Tes

evaluasi

1 85-100 Sangat baik 8 23,53 %

2 65-85 Baik 5 14 100% 41,18 %

3 55-67 Cukup 12 35, 29%

4 35-55 Sedang - - - -

5 0-35 Sangat kurang - - - -

Dengan memperhatikan Tabel di atas, dapat dilihat adanya hasil yang

menunjukkan perbandingan hasil belajar setelah dilaksanakan kegiatan praktek

melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek melukis dan tes evaluasi tidak

ada siswa yang berada dalam kategori sangat kurang dan kategori sedang.

Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa yang berada dalam kategori

Page 56: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

46

cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 35,29% berada pada kategori

cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis 100% berada pada kategori

baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 41,18% berada pada kategori baik.

Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis tidak ada siswa berada pada

kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 23,53% berada pada

kategori sangat baik.

Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7

Pinrang dikategorikan baik dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

mennggunakan bahan kertas meskipun ada beberapa siswa yang dikategorikan

sangat baik dan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan

kertas.

B. PEMBAHASAN

1. Proses Pembelajaran Seni lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas pada

Siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

Pada pembahasan ini akan diuraikan proses pembelajaran seni lukis

kaligrafi dengan bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

berdasarkan penyajian hasil analisa data yang telah dikemukakan penulis

sebelumnya. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas yang

dimaksudkan sebagai suatu rangkaian yang dilakukan oleh siswa dalam

mewujudkan suatu ide atau gagasan melalui bahan yang telah disediakan

sehingga menghasilkan suatu hasil karya lukis kaligrafi.

Page 57: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

47

Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas pada

siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dilakukan dengan kegiatan sebagai

berikut;

a. Menyiapkan rancangan pelaksanaan pembelajaran berupa RPP dan

SILABUS

b. Kegiatan pembelajaran berdasarkan langkah-langakah rencana pelaksanaan

pembelajaran

Pertemuan I , dan (2 x 45)

1) Pendahuluan

Persiapan siswa dalam belajar dengan menciptakan suasana

menyenangkan dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

2. Kegiatan Inti

Menyampaikan isi materi pembelajaran dengan menjelaskan

tentang seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas

1) Kegiatan akhir

Menanyakan kesulitan siswa selama PBM kemudian

menyimpulkan materi pembelajaran

Pertemuan II, III dan IV (6 x 45)

Page 58: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

48

1) Kegiatan Pendahuluan

Apresiasi dengan menanyakan pembelajaran sebelumnya

2) Kegiatan inti

Kegiatan praktik penciptaan karya (melukis kaligrafi

menggunakan bahan kerta). Dalam melukis kaligrafi dengan bahan kertas

ini dari proses menyiapkan referensi sampai tahap akhir siswa dibagi

dalam lima kelompok praktek belajar, yang terdiri;

No NIS NAMA L/P NILAI

1 4050 Anastasia Krisdayanti P Kelompok I

2 4051 Asniar P Kelompok II

3 4052 Andi Nurhaliza P Kelompok III

4 4053 Dian Ramdani Hardin P Kelompok IV

5 4054 Fitriani Djabbar P Kelompok V

6 4055 Gustina P Kelompok I

7 4064 Hasdillah P Kelompok II

8 4068 Lilis Suryani P Kelompok III

9 4056 Mukarramah P Kelompok IV

10 4057 Muliana P Kelompok V

11 4058 Nila Sapitri P Kelompok I

12 4059 Nurfadillah Ahmad P Kelompok II

13 4061 Nurhaliza P Kelompok III

14 4062 Nurul Ilmi Amaliah P Kelompok IV

15 4205 Nur Ainun P Kelompok V

16 4063 Rini P Kelompok I

17 4065 Sarti P Kelompok II

18 4066 Surianti P Kelompok III

19 4067 Siti Hardianti Hafid P Kelompok IV

20 4069 Uun Ulandari P Kelompok V

21 4070 Asrandi L Kelompok I

22 4071 Asriadi Aris L Kelompok II

23 4175 Edy Syahrul L Kelompok III

24 4187 Fahmi Reza L Kelompok IV

25 4072 Kevin Waingan Lisong L Kelompok V

26 4073 Muh. Iksan Ramadan L Kelompok I

27 4074 Muh. Rizal H L Kelompok II

28 4181 Muhammad Hamzah L Kelompok III

Page 59: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

49

29 4075 Saharuddin L Kelompok IV

30 4076 Sukri L Kelompok V

31 4077 Suprianto L Kelompok I

32 4078 Syahrul L Kelompok II

33 4079 Syamsul L Kelompok III

34 4080 Suryadi L Kelompok IV

Adapun tahapan atau Langkah-langkah dalam proses Melukis

kaligrai dengan bahan kertas siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

yaitu sebagai berikut:

a) Tahap pertama mempersiapkan referensi.

b) Menyiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam melukis kaligrafi

seperti: media lukis (canvas), kuas cat minya, minyak cat, palet,dan

esel, adapun bahan tambahan seperti kertas untuk membuat tektur

pada lukisan.

c) Membuat sketsa sesuai referensi yang telah disiapkan dan

Menempelkan tekstur yang terbuat dari bahan kertas dimana kertas

tersebut diolah menjadi bubur kertas. Adapun cara mengolah kertas

adalah sebagai berikut: Merendam Koran atau kertas bekas dalam air

sampai gembur (gampang hancur) dan menumbuknya, menjadi bubur

kertas. Kemudian mengaduk bubur kertas dengan campuran Lem

kertas dan kanji masak secukupny. Menempelkan adonan bubur pada

media yang akan digunakan dan membentuk adonan sesuai bentuk

yang diinginkan kemudian mewarnai sesuai selera dan keinginan si

pembuat.

d) Tahap akhir atau Finishing

Page 60: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

50

.3) Kegiatan akhir (evaluasi)

Setelah dilaksanakan kegiatan praktek melukis dilakukan evaluasi

pembelaaran dengan lembar kerja siswa, dengan model soal sebagai

berikut;

Soal

1. Tuliskan judul karya lukisan yang telah kamu buat?

2. Alat dan bahan yang digunakan dalam melukis ?

3. Cara membuat bubur kertas yang digunakan sebagai tekstur

pada lukisan yang telah di praktekkan?

4. Lanka- langkah melukis sesuai dengan praktek yang telah di

lakukan?

5. Bagai mana pendapat kamu tentantang praktek melukis yang

telah dilakukan

c. Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar

individu maupun kelompok( pemberian nilai ). Pemberian nilai diperoleh

dari proses dan hasil evaluasi pembelajaran.

2. Kemampuan dan Hasil Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan

Kertas pada Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

Adapun kemampuan dan hasil melukisan kaligrafi dengan

menggunakan bahan kertas siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang, sebagai

berikut :

Page 61: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

51

No. Gambar Nilai

rata-

rata

Keterangan

1

Gambar 4. Karya Lukis kaligrafi siswa

kelompk 1 (Dokumentasi suharyani,

November 2015)

68,72 Baik

2

Gambar 5. lukisan kaligrafi siswa

kelompok 2 (Dokumentasi suharyani,

November 2015)

66,22 Baik

3

Gambar 6. lukisan kaligrafi siswa

kelompok 3 (Dokumentasi suharyani,

November 2015)

80,62 Baik

Page 62: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

52

4

Gambar 7. lukisan kaligrafi siswa

kelompok 4 (Dokumentasi suharyani,

November 2015)

69,35 Baik

5

Gambar 8. lukisan kaligrafi siswa

kelompok 5 (Dokumentasi suharyani,

November 2015)

83,75

Baik

Kemampuan siswa dalam berkarya seni lukis kaligrafi dengan bubur

kertas dapat diketahui dari praktek melukis dengan memperhatikan ide,

kreatifitas, komposisi, dan tehnik. Dengan penilaian 68,72 kelompok I, 66,22

kelompok II, 80,62 kelompok III, 69,35 kelompok IV dan 83,75 kelompok V

yang dianggap baik adalah semua kelompok dengan persentase 100 %.

Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

dikategorikan baik dalam kegiatan praktek melukis kaligrafi dengan bahan

kertas.

Page 63: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

53

Adapun nilai hasil evaluasi pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang setelah dilakukan

evaluasi menggunakan lembaar kerja siswa yang menunjukkan bahwa 35,29%

siswa yang dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi,

41,18 % siswa yang dikategorikan baik, dan 23,52 % siswa yang

dikategorikan sangat baik.

Berdasarkan hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bubur

kerta pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Dilihat dari Statistik

frekuensi dan persentase skor hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan menggunakan bahan kertas. Pada penilaian menunjukkan bahwa dapat

dilihat adanya hasil yang menunjukkan perbandingan hasil belajar setelah

dilaksanakan kegiatan praktek melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek

melukis dan tes evaluasi tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat

kurang dan kategori sedang. Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa

yang berada dalam kategori cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat

35,29% berada pada kategori cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek

melukis 60% berada pada kategori baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat

41,18% berada pada kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis

40% berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat

23,53% berada pada kategori sangat baik. Dari data tersebut disimpulkan

bahwa siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dikategorikan baik dalam

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas meskipun ada beberapa

Page 64: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

54

siswa yang dikategorikan cukup dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan bahan kertas.

Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa di kelas selama kegiatan

belajar melalui penerapan pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bubur

kertas ternyata mampu mengubah sikap belajar siswa dan dapat meningkatkan

kreatifitas dan aktivitas belajar siswa serta menumbuhkan rasa saling

kerjasama antar siswa. Terlihat pada pelaksanaan kegiatan praktek melukis

yang dibagi dalam 5 kelompok belajar, siswa sudah mulai antusias dan

termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan kreatif berusaha

menemukan sesuatu yang baru melalui model atau contoh. Walaupun dari

kegiatan tersebut masih terdapat sebagian siswa yang kurang ikut berpartisipasi

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada tes evaluasi di lihat dari hasil tes

ternyata masih ada sebagian siswa yang kurang mengerti mengenai

pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan menggunakan bubur kertas hal itu

disebabkan karena kurangnya minat dan partisipasi siswa untuk aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Pendapat Guru Seni Budaya dan Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang

Mengenai Pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi dengan Bahan Kertas

Menurut guru seni budaya Ibu Ernawati, S.Pd “ penggunaan bahan

kertas bekas sangat baik digunakan karena disamping memanfaatkan kertas

bekas itu dapat menghemat dimaksudkan untuk mengajarkan siswa membuat

Page 65: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

55

suatu karya lukis kaligrai dengan dengan bahan baku kertas bekas tampa

mengeluarkan biaya yang berlebih tapi dapat menghasilkan karya yang baik”

Menurut siswa yang bernama Siti Hardianti H “ bermanfaat bagi kita

karena kita diajarkan bagaimana caranya melukis dengan menggunakan daur

ulang kertas (bubur kertas), kita juga di ajarkan melukis dan menemukan hal

baru. Menurut Syamsul “ meskipun sulit tapi butuh keseriusan untuk

menemukan hal baru”. Menurut Nurfadillah Ahmad “ bagus karena dapat

memanfatkn kertas yang sudah tdak dipakai.

Page 66: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan bahan kertas yang dilakukan

dengan kegiatan praktek dan tes evaluasi yang dilakukan oleh siswa kelas X

SMA Negeri 7 Pinrang melalui beberapa proses yaitu mulai dari persiapan

bahan, referensi, alat dan bahan, proses melukis, dan finishing.

2. Kemampuan siswa dan hasil akhir pembelajaran seni lukis kaligrafi dengan

bahan kertas pada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Pada penilaian

menunjukkan bahwa perbandingan hasil belajar setelah dilaksanakan kegiatan

praktek melukis dan tes evaluasi. Pada kegiatan praktek melukis dan tes

evaluasi tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat kurang dan

kategori sedang. Selanjutnya pada kegiatan praktek tidak ada siswa yang

berada dalam kategori cukup, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 35,29%

berada pada kategori cukup. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis 100%

berada pada kategori baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 41,18% berada

pada kategori baik. Selanjutnya pada kegiatan praktek melukis tidak ada siswa

berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada tes evaluasi terdapat 23,53%

berada pada kategori sangat baik. Dari data tersebut disimpulkan bahwa siswa

kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang dikategorikan baik dalam pembelajaran seni

56

Page 67: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

57

lukis kaligrafi dengan mennggunakan bahan kertas meskipun ada beberapa

siswa yang dikategorikan sangat baik dan cukup dalam pembelajaran seni lukis

kaligrafi dengan bahan kertas.

B. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam tulisan skripsi ini, yaitu :

1. Hendaknya penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru mata

pelajaran Seni Rupa (seni budaya) dalam pembelajaran seni lukis kaligrafi

dengan bahan kertas.

2. Untuk meningkatkan hasil melukis kaligrafi dengan bahan kertas, maka

pihak sekolah dan guru perlu memberikan motivasi kepada siswa untuk

banyak berlatih dalam melukis dan memberikan bimbingan dan latihan

khusus kepada siswa.

3. Kepada siswa kelas X.3 SMA Negeri 7 Pinrang. Hendaknya perlu banyak

berlatih dalam melukis, baik dalam melukis kaligrafi dengan bahan kertas

maupun melukis yang lain, serta meminta bimbingan dari guru mata

pelajaran agar dapat berkarya lebih baik.

Page 68: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Best Y.W (1982). Metodologi Penelitian. Surabaya: Usaha Nasional

Cholid Narbuko, Drs dan Abu Ahmadi, Drs (2012). Metodologi Penelitian.

Jakarta: Bumi Aksara

Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014

halaman 130

Gulo, W. 2004. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Hamalik, O. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ismiyanto, PC. S. 2009. Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS

Unnes https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015

Jihad, Asep, Drs, M.Pd dan Abdul Haris, Dr, M.Sc (2013). Evaluasi

pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Kusnadi, Sukiman A.W., Edy Sutandur, Malatu B.C., Rina Y., dan Lestari Asih

(2012), Seni Budaya untuk Kelas VIII SMP dam MTS. Solo: Global PT

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Lihat Ismail al-Faruqi, Seni Tauhid, Esensi dan Ekspresi Estetika Islam, terj.

Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, cet. I,

Januari 1999), hlm.105-118.

Mulyatiningsih, Endang, Dr (2014). Metode Penelitian Terapan Bidang

Pendidikan. Bandung:: Alfabeta

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosydakarya.

Nusantara, Yayat, Drs (2007). Seni Budaya untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga

Pusat Bahasa Depdiknas (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Rohmadi, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.

https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015

62

Page 69: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

59

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Sugandi, A. H. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT Unnes Press.

https//Iib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 5 september 2015

Syafi’i, 2006. Konsep dan Model Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS

Unnes. https//Iib.unnes.ac.id, Diakses tanggal 5 september 2015

Syafi’i, 2010. Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa. Semarang : FBS Unnes.

Tim Abadi Guru (2007). Seni Budaya untuk SMP kelas IX. Jakarta: Erlangga

Yahya,Amri, (1992) Kaligrafi Arab untuk Pendidikan Seni Rupa, (Yogyakarta:

FPBS-IKIP), hlm.10-13.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran. Diakses tanggal 5 september 2015

http://feegeeny.bolgdetik.com. Diakses tanggal 5 september 2015

http://komengpoenya.blogspot.com Diakses tanggal 5 september 2015

http://id.wikipedia bahasa Indonesia.org/wiki/kertas. Diakses tanggal 25

september 2015

http://wiwipramita.blogspot.co.id/2013/10/materi-mixed-media-dalam-seni-

lukis.html. Diakses tanggal 25 september 2015

http://seputarduniaseni.blogspot.co.id/2012/11/lukisan-mix-media.html.Diakses

tanggal 25 september 2015

http://google.com

Page 70: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …
Page 71: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

GLOSARIUM

Gagasan (ide) pikiran yang mendasari seseorang untuk menciptakan

suatu karya seni

Kreatifitas upaya mewujutkan karya seni dalam bentuk dan nilai

yang baru (bersifat inovatif)

Apresiasi Menghargai suatu keindahan karya seni.

Ekspresi Pengungkapan atau proses menyatakan perasaan.

Estetika Ilmu yang mempelajari tentang keindahan dalam

hubungannya dengan ilmu-ilmu yang lain seperti

filsafat, sosiologi, dan antropologi.

Komposisi Susunan unsur-unsur atau penataan unsure-unsur

seni rupa dengan menggunakan prinsip-prinsip

tertentu sehingga memperoleh suatu bentuk yang

bermakna

Naturalis Bebas, alami, bentuk naturalis berarti bentuk-bentuk

bebas yang terdapat di alam

Prosedur Tahap atau cara kerja

Proporsi Perbandingan antara bagian satu dengan yang lain

dalam suatu benda/susunan.

Teknik Kepandaian atau cara (membuat suatu benda seni,

kerajinan dan sebagainya) atau cara seseorang

mewujudkan Gagasan (ide) menjadi suatu yang

menarik sehingga mempunyai nilai dengan

Page 72: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

menggunakan alat dan bahan. Tehnik yang

digunakan akan memberi bentuk dan wujud yang

berbeda.

Tema Pokok pikiran, dasar cerita

Page 73: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

FORMAT WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data tentang

pembelajaran seni lukis. Karena data ini sangat penting dan kami butuhkan, maka

kami mohon kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan secara obyektif, jujur

dan sadar. Adapun rumusan pertanyaan dasar yang diajukan oleh peneliti, adalah :

Untuk Peserta didik

1. Bagai mana pendapat kamu tentang melukis kaligrafi dengan

menggunakan bahan kertas sesuai dengan praktek yang telah dilakukan?

Untuk Pendidik

1. Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran Seni Lukis Kaligrafi

dengan Menggunakan Bahan Kertas( kertas bekas)?

Page 74: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

SILABUS dan RPP

SILABUS

Sekolah : SMA / MA

Kelas : X

Semester : 1 (Satu)

Mata Pelajaran : Seni Budaya / Senirupa

STANDAR KOMPETENSI : Mengapresiasi karya seni rupa

ALOKASI WAKTU : 4 x 45 menit

Page 75: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

KOMPETENSI

DASAR MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN

PEMBELAJARAN INDIKATOR

PENILAIAN

ALOKASI

WAKTU

SUMBER BELAJAR

1.1 Berkarya seni

rupa

Uraian karya seni rupa:

-Pengertian Seni

- Sifat-sifat Dasar Seni

-Unsur seni

-Fungsi dan tujuan seni

-Cabang-cabang seni

-Seni terapan dan murni

Contoh

- Karya seni lukis

- Karya arsitektur di kota-kota besar

-Karya senirupa Indonesia lama

- Keranik Kasongan/Plered

-Perak Kotagede

-Ukiran Jepara

Memaparkan secara umum

pengertian dan manfaat seni

bagi kehidupan

Menjelaskan fungsi seni

& desain

Mengamati objek karya senirupa & desain

Membuat klasifikasi seni

murni dan terapan (kegiatan

praktek)

Identifikasi karya

senirupa terapan dan seni

rupa murni

Seni rupa terapan dan seni

rupa murni

Berkarya seni lukis

Penguasaan dasar dasar

berpikir kreatif/inovatif

Rancangan objek yang

digali dari segi artistik

Implementasi

multidisiplin/ multikultural

dalam rancanga karya seni

rupa.

Jenis Tagihan

* Tugas

Perorangan

*Tugas

kelompok

Bentuk

Tagihan :

*Praktek pembelajaran

*Soal evaluasi

tertulis

2 x 45 menit

2 x 45 menit

Agus Sachari, 2007, Senirupa dan

Desain jilid 1 , SMA Kls X, Penerbit

Erlangga.

Agus Sachari, 2008,Budaya Visual Indonesia, Penerbit Erlangga.

Bahan/Alat :

Dok karya seni,

Kliping,

Lembar kerja ,

Presentasi digital

Page 76: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA / MA

Kelas : X

Semester : 1 (Satu)

Mata Pelajaran : Seni Budaya / Senirupa

Alokasi Waktu : 8 x 45 menit

Standar kompetensi : Mengapresiasikan diri melalui karya seni rupa

Kompetensi dasar : Berkarya seni rupa

Indikator : Identifikasi karya senirupa terapan dan seni rupa murni

Seni rupa terapan dan seni rupa murni

Berkarya seni lukis

Penguasaan dasar dasar berpikir kreatif/inovatif

Rancangan objek yang digali dari segi artistik

Implementasi multidisiplin/ multikultural dalam

rancangan karya seni rupa.

1. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran siswa dapat :

Merancang karya senirupa /seni lukis

Berkarya seni rupa/ Melukis secara baik

2. Materi Ajar

Tatacara berekspresi karya seni rupat :

-Latihan Melukis

- Berpikir kreatif (visual)

Penjelasan prosedur -Menyiapkan desain

-Menyiapkan bahan dan alat

Page 77: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

-Membuat sketsa

-Mewarnai

-finishing

3. Metode Pembelajaran

Demonstrasi ,praktik keterampilan dan life skill

4. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I , dan II (4 x 45)

a. Pendahuluan

Paparan tentang seni rupa

Tanya jawab tentang karya seni rupa.

Mengupas karya karya kreatif yang memiliki makna pada kehidupan

manusia

b.Kegiatan Inti

Latihan berpikir kreatif melalui materi seni rupa

Latihan berfikir kreatif dengan berkarya seni rupa dengan tema

tertentu

Latihan berfikir kreatif melalui seni luki

Latihan berfikir kreatif melalui pemecahan masalah dalam berkarya

seni rupa

Latihan membuat sketsa ide, mewarnaernai dilengkapi dengan uraian

Latihan membuat gambar desain secara baik dan benar

c. Kegiatan akhir

Menanyakan kesulitan siswa selama PBM

Menyimpulkan materi pembelajaran

Pertemuan III dan IV (4 x 45)

a. Kegiatan Pendahuluan

Mengevaluasi hambatan dan kesulitan siswa

Memberikan jalan keluar pada kesulitan yang dihadapi

b. Kegiatan Inti

kegiatan praktik penciptaan karya

c. Kegiatan akhir

Page 78: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Menanyakan kesulitan siswa selama PBM

Mengevaluasi

5. Alat / Sumber Belajar

Buku “Senirupa 1 untuk SMA” oleh Agus Sachari. dkk. Jakarta : Erlangga.

6.Penilaian

Teknik : Tes tertulis

Bentuk instrumen : Uraian

Contoh Instrumen : Soal Evaluasi

Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa

No

urut

Aspek-aspek yang dinilai Penilaian

1 2 3 4 5

1

2

3

Keterangan : 5 = bobot nilai 10 2 = bobot nilai 4 = bobot nilai 8 1 = bobot nilai 2

3 = bobot nilai 6

Mengetahui,

Kepala Sekolah

______________

NIP. ........................

................., ..........................

Guru Mata Pelajaran

______________

NIP. ........................

Page 79: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Dokumentasi

Foto Lokasi Penelitian SMA Negri 7 Pinrang

Dokumentasi Suharyani. September 2015

Tampak depan sekolah

Dokumentasi Suharyani. September 2015

Tampak dari halaman sekolah

Page 80: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Foto Proses Belajar Mengajar

Dokumentasi suharyani. September 2015

Dokumentasi suharyani. September 2015

Page 81: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Foto Praktek Melukis Kaligrafi dengan Menggunakan Bahan Kertas

Dokumentasi suharyani. September 2015

Membuat bubur kertas

Dokumentasi suharyani. September 2015

Sketsa di tambahkan bubur kertas

Page 82: PEMBELAJARAN SENI LUKIS KALIGRAFI DENGAN …

Dokumentasi suharyani. September 2015

Mewarnai

Dokumentasi salah satu siswa (Uun Ulandari) November 2015

Hasil lukisan kaligrafi dengan menggunakan bahan kertas