i PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK LOGIKA MATEMATIKA DI M.A. N.U. 04 AL MA’ARIF BOJA TAHUN PELAJARAN 2010-2011 DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: ZIYADATUS SA’ADAH (073511073) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
104
Embed
PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/131/jtptiain-gdl...i pembelajaran remedial matematika materi pokok logika matematika di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA MATERI POKOK
LOGIKA MATEMATIKA DI M.A. N.U. 04 AL MA’ARIF BOJA
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR MATEMATIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
ZIYADATUS SA’ADAH
(073511073)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 6 Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Ziyadatus Sa’adah
NIM. 073511073
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Judul : Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika
di M.A. N.U. Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam
Mencapai Ketuntasan Belajar Matematika Nama : Ziyadatus Sa’adah
NIM : 073511073
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran remedial
matematika pada materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif
Boja dan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar matematika setelah
dilaksanakan pembelajaran remedial.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, interview, dan dokumentasi. Data penelitian kemudian dianalisis
dengan menggunakan model analisis interaktif yaitu dimulai pengambilan data,
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan serta verifikasi data. Dalam
menganalisis data, tidak murni menggunakan analisis kualitatif tetapi melibatkan
perhitungan-perhitungan yang sederhana. Karena data dalam penelitian ini
terdapat data yang berupa angka yaitu data nilai sebelum dan sesudah
pembelajaran remedial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran remedial matematika
khususnya pada materi pokok Logika Matematika mampu meningkatkan hasil
belajar dan mampu mencapai ketuntasan belajar matematika. Tetapi dalam proses
pembelajaran remedial masih terdapat kendala-kendala yang menjadikan
pembelajaran remedial kurang optimal. Alangkah indah jika antara guru, peserta
didik dan orang tua terdapat hubungan yang baik sehingga menemukan solusi
yang terbaik demi kemajuan sang anak.
Peserta didik yang kesulitan dalam belajar matematika khususnya pada
materi pokok Logika Matematika, cenderung mengulangi kesalahan yang sama
dalam menyelesaikan soal. Rata-rata dari mereka kurang memahami konsep dari
materi pokok Logika Matematika, dan jarangnya mereka latihan mengerjakan
soal. Sehingga pelajaran sulit untuk membekas dan cepat lupa. Oleh karena itu
guru menggunakan metode drill dan pembelajaran berpusat pada peserta didik
sehingga pembelajaran yang bermakna dapat terwujud. Namun, dalam proses
pembelajaran remedial, peserta didik masih kurang aktif dan cenderung
mengandalkan penjelasan dari guru.
Dengan penelitian ini, diharapkan akan menjadi bahan masukan bagi dunia
pendidikan bahwa pembelajaran remedial penting dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dan merupakan evaluasi dan tindak lanjut dari
pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran remedial seharusnya
dilaksanakan dengan metode dan teknik yang tepat agar ketuntasan belajar dapat
terwujud.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadlirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
merupakan syarat yang wajib di penuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari
Fakultas Tarbiyah IAN Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad S.A.W, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk
apapun yang sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis
sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hajar selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
2. Saminanto, S.Pd., M. Sc. dan Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag. selaku pembimbing
yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk mengarahkan dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Segenap bapak dan ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini
4. Kepala sekolah dan staf pengajar di MA NU 04 Al Ma’arif Boja khususnya
ibu Eni Sugiarti selaku guru mata pelajaran Matematika yang telah membantu
kelancaran dalam penelitian.
5. Ayahanda Sumari dan ibunda Siti Marfu’ah beserta keluarga tercinta yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tulus dan ikhlas
berdo’a demi selesainya skripsi ini.
6. Abah K.H. M. Subkhi Abadi dan ibu Nyai Mulyati beserta keluarga besar
pondok pesantren Miftahus Sa’adah yang telah memberikan bimbingan, do’a,
dan semangat bagi penulis
viii
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007 khususnya HIMATIKA “07” dan
teman-teman kampus yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dengan do’a, materi dan motivasi
Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan apa-apa. Hanya untaian
terima kasih yang tulus dan iringan do’a, semoga Allah membahas semua amal
kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini
belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang
budiman.
Semarang, 6 Juni 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING...................................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................................... vi
TRANSLITERASI............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah................................................................................ 4
C. Rumusan Masalah............................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI............................................................................. 8
A. Kajian Pustaka.................................................................................... 8
B. Kerangka Teoritik............................................................................... 9
BAB III : METODE PENELITIAN...................................................................... 33
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.......................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 33
C. Sumber Penelitian.............................................................................. 34
D. Fokus Penelitian................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan data.................................................................. 35
F. Teknik analisis data............................................................................ 37
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN................................... 41
A. Gambaran Umum M.A N.U. Al Ma’arif Boja................................... 41
x
B. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Tahun Pelajaran 2010/2011. ........................................................... 46
C. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok
Logika Matematika Pada Kelas X M.A. N.U. 04
Al Ma’arif Boja Setelah Dilakukan Pembelajaran Remedial......... 58
D. Analisis pembelajaran Remedial di M.A. N.U 04
Al Ma’arif Boja Materi Pokok Logika Matematika
Tahun Pelajaran 2010/2011............................................................. 62
BAB V : PENUTUP.............................................................................................. 71
A. Simpulan............................................................................................. 71
B. Saran .................................................................................................. 72
C. Peuntup .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu pembelajaran, masing-masing peserta didik memiliki
kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda dalam pencapaian kompetensi.
Mereka berkompetisi dalam menyelesaikan kompetensi-kompetensi secara alami
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga dalam proses pembelajaran,
terjadi perbedaan kecepatan belajar antara peserta didik yang cepat menerima
pelajaran dan yang kurang cepat dalam menerima pelajaran.
Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 tahun
2007, menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar
tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai
peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan
sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar
tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Sistem belajar tuntas adalah merupakan sistem belajar dimana proses
pembelajaran dilakukan dengan sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk
membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada peserta didik.
Dalam prosedur pembelajaran tuntas, guru dapat melanjutkan materi selanjutnya
jika sebagian besar didik menguasai materi pokok tertentu yang telah dipelajari.1
Peserta didik yang telah menguasai pengetahuan di atas75% diperbolehkan untuk
melanjutkan belajarnya pada program/materi selanjutnya.2 Menurut Benyamin S.
Blom keberhasilan atau penguasaan itu dapat dicapai jika pengajaran yang
diberikan secara klasikal bermutu baik dan berbagai tindakan korektif terhadap
1 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : Gaung Persada
Teknik dokumentasi yaitu teknik pencarian data mengenai hal-hal yang
berupa catatan atau transkip, buku, dan surat kabar, majalah, dan lain-lain.48
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak
diperoleh dari wawancara atau observasi.
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi berupa data nilai ulangan
harian Matematika dan data nilai evaluasi pembelajaran remedial Matematika
materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja. Data nilai
ulangan harian digunakan untuk mengetahui peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar Matematika dan yang belum mencapai ketuntasan
belajar. Sedangkan data nilai evaluasi pembelajaran remedial digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar Matematika setelah
dilakukan pembelajaran remedial. Selain itu, dokumentasi juga dilakukan
untuk mengetahui sarana dan prasarana M.A. N.U. Al Ma’arif 04 Boja, daftar
tenaga pengajar dan karyawan, daftar peserta didik serta lembar jawaban
peserta didik saat ulangan Matematika materi pokok Logika Matematika.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan untuk orang lain. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengelola data, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan suatu hal yang penting dan dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.49
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif analitik
yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa dengan menggunakan rumus statistika
namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai
48Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 135
49 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.248
37
dengan realita sebenarnya. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai
situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif dalam hal ini adalah tentang
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. Al Ma’arif 04 Boja. Uraian pemaparan harus sistematik sehingga urutan
pemaparannya logis dan dapat dipahami maknanya.
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan model interaktif dalam analisis data yang melalui 4 tahap yaitu :50
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mengumpulkan data di lapangan
baik melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Data yang
dikumpulkan tersebut adalah data yang berkaitan dengan pembelajaran
remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di MA Al Ma’arif
N.U. 04 Boja mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pembelajaran remedial.
Selain itu, pengumpulan data tentang gambaran umum M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan,
dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan
lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertegas, memperpendek,
membuat fokus, dan membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul saat
pengumpulan data.
Tahap reduksi dalam penelitian ini yaitu hasil wawancara terhadap guru
mata pelajaran Matematika M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mengenai
pembelajaran remedial mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi yang
dilakukan, serta hasil pengamatan saat pembelajaran remedial disederhanakan
menjadi susunan yang baik dan rapi kemudian ditransformasikan ke dalam
buku catatan.
50 Prof. Dr. Sugiyono, Teknik Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D, (Bandung :
Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 246-252
38
3. Penyajian data
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari kata-
kata yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan logis sehingga
mudah dipahami.
Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi : menyajikan data
mengenai proses pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi; data nilai peserta didik sebelum dan sesudah
pembelajaran remedial, data kemampuan peserta didik dalam memahami dan
menguasai materi Logika Matematika sebelum dan sesudah pembelajaran
remedial, serta data mengenai gambaran umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Setelah memahami arti dari berbagai hal yang ditemui dengan melakukan
pencatatan-pencatatan, pernyataan-pernyataan, alur sebab akibat, akhirnya
diperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan yang diambil mungkin masih
terasa kabur dan diragukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan verifikasi
kesimpulan dengan mencari data-data lain yang dapat mendukung kesimpulan
tersebut serta dapat mengecek ulang data-data yang telah diperoleh
Selain analisis data deskriptif kualitatif, juga digunakan analisis data
yang berupa angka. Analisis data yang berupa angka digunakan untuk
menganalisis tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami dan
menyelesaikan soal Logika Matematika dan untuk mengetahui rata-rata hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran remedial. Dengan menggunakan
analisis data yang berupa angka mampu menentukan tingkat ketuntasan belajar
Matematika khususnya materi Logika Matematika setelah dilakukan
pembelajaran remedial.
Setelah diperoleh hasil tes pembelajaran remedial, kemudian dihitung
rata-rata nilai peserta didik dengan rumus :
Keterangan:
: rata-rata dari seluruh nilai peserta didik
39
x : nilai masing-masing peserta didik
f : jumlah seluruh peserta didik
Setelah diketahui rata-rata dari seluruh peserta didik, maka ditentukan
tingkat ketuntasan belajar Matematika. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan
belajar secara klasikal maka dapat dicari dengan,
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran remedial
Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif 04 Boja dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
remedial dalam mencapai ketuntasan belajar Matematika, bab ini menyajikan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan di M.A tersebut berikut pembahasannya.
A. Gambaran Umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
1. Letak geografis dan kondisi umum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja merupakan madrasah Aliyah
yang bernaung pada lembaga pendidikan Ma’arif N.U. cabang Kendal.
Madrasah ini terletak di pinggir jalan, beralamat di jalan Pemuda 109 Boja
desa Boja kecamatan Boja kabupaten Kendal. Madrasah ini terletak di pusat
perekonomian kota Boja yang sebelah barat, timur, dan utara berbatasan
dengan komplek pertokoan, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan
pemukiman penduduk. Sehingga lokasi madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif
Boja mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada.51
Madrasah ini baru selesai dalam masa renovasi pembangunan dan masih
dalam peyempurnaan. Madrasah aliyah N.U. 04 Boja berada satu komplek
dengan M.I. N.U. Kauman Boja dan M.Ts. N.U. 06 Al Ma’arif Boja.52
Sekitar
26 tahun, madrasah ini ikut serta dalam mengembangkan pendidikan di
Indonesia, yang di dalamnya terdapat pendidikan umum dan pendidikan
agama. M.A. N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja berdiri pada tahun 1985, di atas
sebidang tanah seluas 240 m2
dengan luas bangunan 300 m2.53
51 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 8 Februari 2011
52 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 8 Februari 2011
53 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
41
2. Visi dan misi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Visi penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan di Madrasah Aliyah
N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah “Mencetak peserta didik yang beriman,
cerdas, terampil, dan berakhlaqul karimah”.54
Untuk mencapai visi tersebut, maka misi dalam penyelenggaraan
pembelajaran dan pendidikan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah :
a. Menanamkan ajaran agama islam yang berfaham Ahlussunnah waljamaah.
b. Menumbuhkan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi) yang seimbang dan berdayaguna.
c. Mengembangkan kebersamaan yang arif dan santun.
d. Meningkatkan daya saing yang arif dan kompetitif.
e. Memberdayakan dalam keselarasan, keharmonisan dan keseimbangan.
3. Struktur organisasi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Organisasi disebuah sekolah sangat penting artinya sekaligus berfungsi
sangat vital dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dengan adanya suatu
organisasi maka program pendidikan dan pembelajaran akan dapat
terealisasikan dengan baik dan lancar.
Struktur organisasi merupakan suatu gerak langkah yang diatur secara
dinamis, terkontrol, disiplioner untuk kerja sama yang baik, saling asah, asih,
dan asuh diantara warga sekolah yang ada didalamnya. Adapun yang dimaksud
struktur disini adalah merupakan susunan koordinasi kepemimpinan unit kerja
secara struktural dalam suatu organisasi yang telah dibuat oleh Kepala
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja dan para stafnya yang ditetapkan
secara permusyawaratan (tabel 3).55
4. Keadaan sarana dan prasarana M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu segala sesuatu yang
berhubungan langsung atau tidak langsung dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif Boja yang
sekaligus merupakan kekayaan yang dimiliki.
54 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
55 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
42
a. Sarana Pergedungan dan Tata Bangunan
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif Boja memiliki
gedung sendiri yang berdiri diatas tanah seluas 240 m2
dengan luas
bangunan 300 m2.56
Jumlah ruangan dalam madrasah aliyah ini 14 ruangan. Enam
ruangan untuk ruang kelas yaitu 2 ruang untuk kelas X yaitu kelas X A dan
kelas X B, 2 ruang untuk kelas XI yaitu kelas XI IPA dan kelas XI IPS, 2
ruang untuk kelas XII yaitu kelas XII IPA dan kelas XII IPS, satu ruang
perpustakaan, satu ruang untuk laboratorium IPA, satu ruang praktikum PAI
(Pendidikan Agama Islam), satu ruang untuk ruang ketrampilan, satu ruang
lab komputer, satu ruang guru, satu kantor bidang tata usaha, dan satu ruang
kepala sekolah. Semuanya dalam kondisi baik.57
b. Sarana atau Fasilitas Perkantoran
Sarana atau fasilitas perkantoran disini adalah segala sesuatu yang
merupakan kekayaan Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama 04 Al Ma’arif
Boja yang meliputi mebelair seperti meja, kursi, almari, alat-alat pendukung
pembelajaran misalnya : papan tulis, alat peraga, buku-buku pelajaran,
perpustakaan dan lain-lain. Peralatan kantor misalnya : mesin tik, komputer,
printer, tape, dan juga telepon.58
5. Keadaan guru dan karyawan M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Dalam sistem pendidikan manapun, guru dan karyawan tetap memegang
peranan penting karena peserta didik tidak mungkin belajar sendiri tanpa
bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Berkaitan
dengan peran guru sebagai fasilitator belajar bertitik tolak dari tujuan-tujuan
yang hendak dicapai maka guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan
pendidikan menjadi rencana-rencana yang lebih profesional.
56 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
57 Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 11Februari 2011
58Observasi di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja tanggal 11Februari 2011
43
Sedangkan tugas utama karyawan atau staf administrasi adalah
membantu guru dan kepala sekolah tentang keadministrasian sekolah baik itu
perpustakaan, urusan kesiswaan, dan lain sebagainya. Antara guru dan
karyawan tidak bisa dipisahkan dan masing-masing tidak bisa berdiri sendiri
melainkan harus saling mengisi satu dengan yang lain. Untuk itu, penciptaan
iklim kerja yang kondusif sangat menentukan kelancaran dan kinerja yang
baik.
Jumlah tenaga pengajar di M.A. ini adalah 27, dengan 25 pengajar atau
guru tidak tetap, satu guru yayasan, dan satu guru PNS yang dipekerjakan di
M.A. tersebut. Sedangkan jumlah pegawai di M.A. ini adalah empat, dan
kesemuanya adalah pegawai tidak tetap.59
Untuk lebih jelasnya tentang
keadaan pengajar dan staf yang lainnya yang membantu jalannya proses
pendidikan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja (tabel 3).
6. Keadaan peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pembelajaran, di
samping faktor guru, tujuan, dan metode pembelajaran. Peserta didik adalah
komponen yang terpenting diantara komponen lainnya. Dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran, maka perlu diadakan penelaahan tentang peserta didik.
Hal ini berkaitan dengan dasar pertimbangan dalam pengembangan suatu
perencanaan pembelajaran, seperti: menentukan jenis, luas, dan bobot bahan
pengajaran yang akan disajikan, cara penyampaian yang akan dilakukan dan
kegiatan-kegiatan belajar lainnya. Pada tahun pelajaran 2010/2011 jumlah
peserta didik M.A. N.U. 04 Al Ma’arif adalah sebagai berikut.60
59 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
60 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
44
Kelas Jumlah Peserta
didik laki-laki
Jumlah Peserta
didik perempuan
Jumlah
keseluruhan
X A 8 21 29
X B 8 21 29
XI IPA 13 13 26
XI IPS 12 19 31
XII IPA 9 23 32
XII IPS 14 18 32
JUMLAH 64 115 179
7. Kurikulum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Kurikulum yang digunakan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja adalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kurikulum tersebut telah
dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Dalam merealisasikannya telah dilakukan proses belajar mengajar selama
6 hari dalam seminggu pukul 07.00 sampai 13.30. Kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler dilakukan pada sore hari setelah sekolah.
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada dasarnya ingin mewujudkan kualitas
akademik dan non akademik. Dalam masa proses perjalanan secara substansial
banyak melakukan pengembangan terhadap kurikulum. Dalam pelaksanaan
kurikulum M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dikembangkan sendiri tanpa
mengurangi dan menambah standar minimal. Adapun jumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik adalah sebanyak 21 mata pelajaran.61
Seiring diberlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dalam dunia pendidikan dari tingkat dasar sampai pada tingkat menengah ke
atas, yang menerapkan sistem belajar tuntas, maka semua peserta didik dituntut
untuk mencapai ketuntasan belajar berdasarkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dijabarkan dalam beberapa indikator. Tak terkecuali di
Madrasah Aliyah N.U. 04 Al Ma’arif Boja. Di madrasah ini juga menerapkan
61 Dokumentasi Profil M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
45
sistem belajar tuntas dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di sana.
Dengan adanya sistem belajar tuntas, peserta didik harus mencapai ketuntasan
belajar sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan oleh
pihak sekolah. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami
dan menguasai materi, mereka kadang tidak mampu mencapai ketuntasan
minimal yang ditetapkan. Sehingga guru memberikan pembelajaran remedial
terhadap mereka yang belum tuntas belajar. Di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja,
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang nilainya lebih rendah
dari mata pelajaran yang lain, sehingga terdapat beberapa peserta didik yang
belum tuntas dalam belajar Matematika. Oleh karena itu, dalam bab ini
memberikan penjelasan proses pembelajaran remedial Matematika materi
pokok Logika Matematika yang dilakukan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
tahun pelajaran 2010/2011.
B. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011.
1. Pembelajaran Matematika Materi Pokok Logika Matematika di Kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011
Pembelajaran Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja khususnya
pada materi Logika Matematika, berlangsung sebagaimana pembelajaran
Matematika pada materi-materi sebelumnya. Pembelajaran berpusat pada guru,
dan peserta didik hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Guru mata pelajaran Matematika lebih sering
menggunakan metode ceramah dan metode pe nugasan, daripada menggunakan
metode diskusi. Hal ini dilakukan karena waktu pembelajaran Matematika
yang terbatas. Di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, waktu untuk mata pelajaran
Matematika hanya dua kali pertemuan setiap minggunya, dengan setiap
pertemuan 2 jam pelajaran. Pembelajaran Matematika untuk kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada hari Rabu dan Jum’at. Untuk kelas X A,
pembelajaran Matematika pada hari Rabu berlangsung setelah istirahat kedua
dan sholat dluhur berjamaah yaitu mulai pukul 12.00-13.30, sehingga
46
pembelajaran Matematika sering kali dimulai jam 12.15 dan ketika jam 13.15,
peserta didik sudah tidak konsentrasi karena siap-siap untuk pulang. Jadi
pembelajaran efektif hanya berlangsung satu jam. Sedangkan pada hari Jum’at
berlangsung pada jam 10.15-11.45. Dan untuk kelas X B, pembelajaran
Matematika pada hari Rabu berlangsung mulai pukul 08.30-10.00, dan untuk
hari Jum’at berlangsung pukul 07.00-08.30. Dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh pihak sekolah seperti itu, maka guru lebih sering menggunakan
metode ceramah, daripada diskusi ataupun demonstrasi dalam pembelajaran
Matematika tak terkecuali dalam materi Logika Matematika.
Ibu Eny selaku guru mata pelajaran Matematika menyebutkan bahwa
dalam pembelajaran utama sebagian besar peserta didik kelihatan sudah paham
dan “mudeng” serta dapat mengerjakan soal yang diberikan. Mereka jika
ditanya oleh ibu Eny “sudah paham anak-anak”, dan mereka jawabnya selalu
“sudah Bu......”. Dalam pembelajaran Matematika materi pokok Logika
Matematika peserta didik lebih cenderung pasif, dan guru sebagai nara sumber
yang utama. Peserta didik hanya maju ke depan untuk mengerjakan soal yang
telah diberikan oleh guru, dan peserta didik yang maju ke depan untuk
mengerjakannya hanya orang-orang tertentu saja. 62
2. Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran Matematika Materi Pokok Logika
Matematika di Kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran
2010/2011.
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Matematika khususnya dalam
materi pokok Logika Matematika berhasil atau tidak, maka Ibu Eny
mengadakan tes evaluasi setelah materi selesai diajarkan. Berdasarkan data
hasil evaluasi Matematika materi pokok Logika Matematika, lebih dari 60%
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja belum mencapai
ketuntasan belajar.63
Ketuntasan belajar Matematika khususnya materi Logika
Matematika berdasarkan pada KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu
62 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai 63 Dokumentasi nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
47
60. Adapun yang menentukan KKM adalah dari guru bidang studi masing-
masing.64
Karena gurulah yang lebih tahu tentang kemampuan murid, tingkat
esensial (kepentingan) indikator atau kompetensi dasar terhadap standar
kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik, dan tingkat
kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator atau kompetensi dasar
yang harus dicapai. Peserta didik dikatakan telah mencapai ketuntasan belajar
jika nilai hasil belajarnya Di kelas XA yang jumlah peserta didiknya 29
orang, hanya 10 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika
dan 19 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan di
XB yang jumlah peserta didiknya juga 29 orang, hanya 11 peserta didik yang
mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 18 peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar.65
Terdapat beberapa peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
yang kemampuan dalam memahami Matematika khususnya materi Logika
Matematika kurang dibandingkan dengan teman-temanya yang lain. Untuk
kelas XA peserta didik yang kemampuan sedikit rendah dibandingkan dengan
teman yang lain adalah Ari Damayanto, Abdul Fatah, dan Saiful Arif. Dan
untuk peserta didik kelas XB yang kemampuan Matematikanya kurang adalah
Mayang Mawarista, Sri Utari, dan Surfayatun. Terdapat suatu kejadian yang
menarik, pada waktu pertama kali mengajar di kelas X B Ibu Eny menyangka
bahwa Sri Utari dan Mayang Mawarista adalah peserta didik yang pandai,
mereka cepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Teman-
temanya masih sibuk menyelesaikan soal, mereka sudah selesai, dan dengan
bangganya mereka bersantai-santai ria. Ternyata, setelah beberapa kali
mengajar, ibu Eny mengetahui bahwa hasil pekerjaaan dari Sri Utari dan
Mayang Mawarista selalu salah, tetapi tetap saja dalam pertemuan-pertemuan
selanjutnya dalam pembelajaran Matematika, mereka cepat dalam
menyelesaikan soal dan nilai ulangan harian, nilai mid semester, dan nilai
64 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
65 Dokumentasi nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
48
semesterannya selalu lebih rendah dari teman-temannya. Ada salah satu
peserta didik bernama Zidni Syukron dari kelas X A, yang biasanya sering
maju mengerjakan soal di depan, tetapi dia termasuk dalam peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan.66
Kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam memahami dan
menyelesaikan soal berbeda-beda antara satu anak dengan yang lain. Ada anak
yang mampu dalam menyelesaikan soal ingkaran atau negasi tetapi tidak
mampu dalam menyelesaikan soal tentang invers, konvers, dan kontraposisi.
Ada yang salah hanya di tabel kebenarannya. Ada juga yang salah dalam
menyelesaikan soal tentang penarikan kesimpulan. Berikut ini beberapa
pekerjaan peserta didik dalam mengerjakan ulangan harian Matematika materi
pokok Logika Matematika :67
Salah satu hasil pekerjaan peserta didik dalam menyelesaikan soal negasi
dengan pertanyaan, tentukan ingkaran dari “Rizqi pergi ke jakarta atau tidak
bertemu dengan Nono” adalah sebagai berikut.
Rizqi pergi ke jakarta dan bertemu Nono
Padahal jawaban yang benar adalah Rizqi tidak pergi ke jakarta dan bertemu
Nono. Jadi peserta didik tersebut belum menegasikan pernyataan rizqi pergi ke
jakarta, sedangkan untuk kata “atau” sudah dinegasikan menjadi “dan”, dan
pernyataan “ tidak bertemu Nono” sudah dinegasikan menjadi bertemu Nono.
Salah satu hasil pekerjaan peserta didik dengan pertanyaan “tentukan
konvers, invers, dan kontraposisi dari kalimat jika ulangan dibatalkan maka
semua siswa akan senang”.
Konvers : jika ulangan dibatalkan maka semua siswa akan senang
Invers: jika ulangan dibatalkan maka beberapa siswa tidak senang.
66 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 22 februari 2011 jam 12.00-selesai
67 Dokumentasi data lembar ulangan harian mateMatematika materi pokok Logika
Matematika kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
49
Kontraposisi : jika ulangan tidak dibatalkan maka beberapa siswa tidak
akan senang.
Padahal jawaban yang benar adalah.
Konvers : jika semua siswa akan senang maka ulangan dibatalkan.
Invers : jika ulangan tidak dibatalkan maka beberapa siswa tidak
senang
Kontraposisi : jika beberapa siswa tidak senang maka ulangan tidak
dibatalkan.
Dari jawaban peserta didik yang konvers, menunjukkan bahwa peserta
didik menulis ulang dari pertanyaan. Sedangkan jawaban mengenai invers,
peserta didik belum menegasikan pernyataan “jika ulangan dibatalkan”, dan
sudah menegasikan pernyataan “semua siswa akan senang” menjadi beberapa
siswa tidak akan senang”. Untuk jawaban tentang kontraposisi, peserta didik
sudah menegasikan pernyataan “jika ulangan dibatalkan” menjadi “jika
ulangan tidak dibatalkan”, dan pernyataan “semua siswa akan senang” menjadi
“beberapa peserta didik tidak akan senang”, tetapi peserta didik belum
membalik pernyataan tersebut.
Salah satu hasil pekerjaan siswa dengan pertanyaan tentukan kesimpulan
dari :
Premis 1 : jika rina rajin bertanya dan belatih soal maka ia cepat menjawab soal
ulangan
Premis 2 : Rina naik kelas atau tidak cepat menjawab soal ulangan
Premis 3 : Rina tidak naik kelas.
Jika Rina rajin bertanya dan berlatih soal maka rina naik kelas
Padahal jawaban yang benar adalah “Rina tidak rajin bertanya atau berlatih
soal”. Soal tersebut diselesaikan dengan dua tahap. Pertama, antara premis 1
dan premis 2 dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan modus
silogisme dan hasilnya “jika Rina rajin bertanya dan berlatih soal maka akan
50
naik kelas”. Kedua, hasil dari penarikan kesimpulan antara premis 1 dan
premis 2 dengan premis 3 dilakukan penarikan kesimpulan dengan modus
tollens dan hasilnya “Rina tidak rajin bertanya atau berlatih soal”. Dari
jawaban peserta didik me N.U.njukkan bahwa peserta didik hanya
menyelesaikan tahap pertama.
Salah satu pekerjaan peserta didik dengan pertanyaan, selidiki dengan
tabel kebenaran apakah pernyataan
kontradiksi atau tautologi
p q
B B S S B S S
B S S B B B S
S B B S B S S
S S B B S B S
Padahal jawaban yang benar adalah
p q
B B S S B S B
B S S B B B B
S B B S S S B
S S B B S S B
Dari jawaban peserta didik menunjukkan bahwa dari tiga kolom yang terakhir
peserta didik melakukan kesalahan dalam menentukan tabel kebenarannya.
Dengan adanya peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar,
maka perlu dilakukan usaha perbaikan yaitu melalui pembelajaran remedial.
51
3. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
Kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berikut ini proses pembelajaran remedial Matematika materi pokok
Logika Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
a. Perencanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
Sebelum dilakukan pembelajaran remedial, Ibu Eny mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam memahami
materi Logika Matematika, letak kesalahan peserta didik dalam
menyelesaikan soal serta faktor-faktor penyebabnya. Berdasarkan lembar
jawaban tes evaluasi Matematika materi pokok Logika Matematika,
mayoritas kesalahan peserta didik dalam mengerjakan soal adalah
ketidaktahuan konsep dalam materi Logika Matematika. Karena banyak
peserta didik yang menjawab salah karena memang tidak tahu rumusnya
atau belum selesai proses pengerjaannya. Hal ini disebabkan
ketidaksungguhan mereka dalam belajar serta kurang latihan dalam
mengerjakan soal. Mereka lebih tertarik untuk facebook-an serta sms-an
sama teman. Hal itu menyebabkan mereka kurang konsentrasi dan kurang
semangat dalam belajar. Selain itu materi Logika Matematika terdapat
konsep yang harus dipahami, juga rumus yang harus dihafalkan, sehingga
banyak berlatih soal adalah kunci untuk memahami dan menguasai materi
Logika Matematika. Terlebih lagi jika mereka menganggap Matematika
sebagai suatu mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Sehingga saat
ulangan mereka tidak mampu mengerjakan dengan benar dan mendapat
nilai yang jelek.68
Berdasarkan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan jumlah
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, ibu Eny memutuskan
untuk melakukan pelaksanaan pembelajaran ulang dengan metode yang
berbeda dengan metode yang digunakan saat pembelajaran utama. Pada
68 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti tanggal 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
52
pembelajaran utama guru sebagai nara sumber, sedangkan pada
pembelajaran remedial berpusat pada peserta didik agar pembelajaran
bermakna dapat terwujud. Sebelum pelaksanaan pembelajaran remedial
peserta didik diminta untuk mengerjakan ulang soal ulangan harian dan
mempelajari ulang materi Logika Matematika, karena dalam pembelajaran
remedial peserta didik ditunjuk secara acak untuk menjelaskan soal ulangan
tersebut. Jadi semua peserta didik dituntut untuk belajar di rumah. Selain itu
juga menggunakan metode drill yang bertujuan agar peserta didik lebih
paham konsep dan lebih hafal rumus.69
b. Pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Untuk kelas XB, pelaksanaan pembelajaran remedial dilakukan pada
hari rabu tanggal 16 Februari 2011 dengan kehadiran 28 peserta didik, dan
satu peserta didik yang tidak hadir karena sakit. Pembelajaran dilaksanakan
dalam waktu KBM (kegiatan belajar mengajar) mulai 08.30-10.00.
Sedangkan pembelajaran remedial di kelas XA dilakukan pada hari rabu
tanggal 16 februari 2011 mulai 12.00-12.30 dengan kehadiran peserta didik
26 peserta didik, dan 3 peserta didik tidak hadir. Pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika ini hanya dilakukan satu kali
pertemuan dengan waktu 90 menit. Dalam waktu 90 menit tersebut, guru
memberikan penjelasan dan pembahasan ulang tentang materi yang
diremedialkan, selanjutnya guru langsung memberikan evaluasi berupa tes
untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketuntasan belajar Matematika
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran remedial.70
Dalam hal ini yang membahas ulang soal ulangan adalah peserta
didik, guru hanya sebagai fasilitator. Sebelumnya peserta didik diminta
untuk mengerjakan lagi soal ulangan harian Matematika materi pokok
Logika Matematika dan mempelajarinya di rumah. Guru memberikan
penambahan materi yang belum disampaikan oleh peserta didik dan
69 Hasil wawancara dengan Ibu Eny Sugiarti 9 februari 2011 jam 12.00-selesai
70 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011
53
memberikan penjelasan materi pada materi yang peserta didik merasa sulit
dalam memahaminya, serta membenarkan jika terjadi kesalahan baik salah
dalam pemahaman konsep maupun salah dalam proses pengerjaan akibat
kekurangtelitian dari peserta didik. Karena sifat pokok dari kegiatan
pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang
komplek; (2) menjelaskan konsep yang kabur; dan (3) memperbaiki konsep
yang salah tafsir. Guru menunjuk secara acak peserta didik yang membahas
soal di depan kelas, sehingga peserta didik dituntut untuk belajar terlebih
dahulu di rumah. Pembahasan soal dilakukan selama 30 menit.
Setelah membahas soal ulangan harian Matematika materi pokok
Logika Matematika disertai dengan penjelasan materi yang dirasa sulit oleh
peserta didik, guru mereview atau mengulas kembali materi tersebut dan
disela-sela itu memberi pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal kepada
peserta didik. Seperti, apa yang dinamakan konjungsi, disjungsi, implikasi,
dan biimplikasi? dan bagaimana tabel kebenarannya?, apa yang dinamakan
tautologi dan kontradiksi?, berapa macam penarikan kesimpulan dalam
Logika Matematika?, dan lain sebagainya. Selain pertanyaan ataupun soal
ditujukan terhadap peserta didik secara klasikal, pertanyaan juga diberikan
secara individual terhadap peserta didik yang kemampuan memahami dan
menyelesaikan soal rendah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kepahaman dari peserta didik khususnya bagi peserta didik
yang kemampuannya kurang dalam memahami dan menguasai materi
pokok Logika Matematika dan membantu mereka untuk lebih memahami
dan menguasai materi tersebut. Kegiatan ini dilakukan selama 20 menit.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk mempelajari materi Logika
Matematika dan memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya jika
terjadi kesulitan. Kegiatan ini dilakukan selama 10 menit sebelum
pelaksanaan tes atau evaluasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih
paham dan meningkatkan daya ingat sehingga dapat mengerjakan soal
remidi dengan mudah.
54
Sebagian besar peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
antusias dan semangat. Hal itu ditandai dengan renspon dari peserta didik
yang aktif dalam mengikuti pembelajaran seperti semangat dalam
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru maupun dari
teman-teman. Dalam pembelajaran remedial, secara keseluruhan peserta
didik bersikap tenang tetapi terdapat peserta didik yang kurang begitu
serius, dan itu merupakan perilaku yang wajar dalam setiap pembelajaran
karena dalam suatu kelas kemungkinan besar terdapat peserta didik yang
trouble maker. Untuk kelas X A peserta didik yang kurang memperhatikan
penjelasan guru maupun temannya dalam pembelajaran remedial adalah
Suyudi, sedangkan untuk kelas X B semua peserta didik memperhatikan
penjelasan guru maupun temannya, dan ada sedikit canda atau gurauan
dalam pembelajaran itu merupakan hal yang wajar asalkan tidak berlebihan.
Karena sedikit canda itu juga perlu dilakukan agar kondisi pembelajaran
kembali hidup dan membuat peserta didik bersemangat.71
c. Evaluasi pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika
Matematika di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
Setelah proses pembelajaran remedial selesai, guru langsung
memberikan evaluasi berupa soal yang terdiri dari empat soal yang harus
diselesaikan oleh peserta didik dengan waktu 30 menit. Dengan waktu yang
singkat tersebut peserta didik harus mengerjakan empat soal yang telah
diberikan, dalam membuat soal tersebut guru juga menyesuaikan dengan
waktu pengerjaan soal. Satu soal tentang negasi atau ingkaran; satu soal
tentang konvers, invers, dan kontraposisi; satu soal tentang tautologi dan
kontradiksi dengan menggunakan tabel kebenaran; dan terakhir tentang
penarikan kesimpulan. Dalam mengerjakan soal, masih terdapat peserta
didik yang menengok temannya. Dan segera diperingatkan oleh Ibu Eny.
Tetapi juga terdapat peserta didik yang percaya diri dan mengerjakannya
sendiri.72
71 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011 72 Observasi saat pembelajaran remedial tanggal 16 februari 2011
55
Berdasarkan hasil tes evaluasi pembelajaran remedial, ternyata masih
terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika.
untuk kelas X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
mampu mencapai ketuntasan belajar, tetapi terdapat 3 peserta didik yang
tidak mengikuti pembelajaran remedial dan nilai ulangannya di bawah 60.
Jadi untuk kelas X A, terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Mereka adalah Ahmad Nashirin, Muhammad Latif
Hidayat, dan Novita Sari. Sedangkan untuk kelas X B terdapat tiga peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan terdapat satu peserta
didik yang tidak mengikuti pembelajaran remedial. Tetapi karena nilai
ulangan peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran remedial di atas
60, maka dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika. Jadi
untuk kelas X B, terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Mereka adalah Ana Maratul Kibtiyah, Mayang
Mawarista, dan Siti Utari.
Karena setelah dilaksanakan pembelajaran remedial yang pertama, masih
terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, maka guru
memberikan pembelajaran remedial yang kedua. Berikut ini deskripsi proses
pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika kedua materi pokok Logika
Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.
a. Analisis evaluasi data hasil ulangan remedial pertama
Dari hasil ulangan remedial pertama, masih terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan. Untuk kelas X A semua peserta didik
yang mengikuti pembelajaran remedial pertama, mampu mencapai
ketuntasan belajar. Dalam hal ini guru dikatakan berhasil dalam melakukan
pembelajaran remedial, karena semua peserta didik yang mengikuti
pembelajaran remedial mampu mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Tetapi berhubung terdapat tiga peserta didik yang tidak mengikuti
pembelajaran remedial dan nilai ulangan Matematika materi pokok Logika
Matematika belum mencapai ketuntasan belajar, maka mereka dinyatakan
belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk yang kelas X B
56
terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan dua
diantaranya adalah peserta didik yang kemampuan Matematikanya kurang
yaitu Mayang Mawarista dan Siti Utari. Dari lembar jawaban ulangan
remedial, menunjukkan bahwa mereka belum faham betul tentang materi
Logika Matematika, karena jawabannya itu hampir mirip dengan jawaban
soal ulangan kemarin. Padahal soalnya beda. Satu peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan adalah Ana Maratul Kibtiyah, anak ini tidak hadir saat
tes evaluasi Matematika materi Logika Matematika. Dengan masih terdapat
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan maka dilakukan
pembelajaran remedial yang kedua.
b. Pelaksanaan remedial kedua materi pokok Logika Matematika
Sebelum melaksanakan pembelajaran remedial yang kedua, ibu Eny
menentukan teknik ataupun metode yang digunakan dalam pembelajaran
remedial Matematika kedua. Karena peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja yang belum mencapai ketuntasan cuma 6 orang. Maka guru
memberikan penugasan berupa mengumpulkan artikel tentang materi
Logika Matematika. penugasan ini dikerjakan di luar sekolah dan
dikumpulkan paling lambat dua hari setelah pemberitahuan.
c. Evaluasi hasil pembelajaran kedua
Dari pembelajaran yang remedial yang kedua, semua peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan mengumpulkan tugas tambahan. Jadi
dengan pengumpulan tugas tersebut semua peserta didik kelas X M.A. N.U.
04 Al Ma’arif Boja dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar
Matematika materi pokok Logika Matematika. Sehingga dengan
pembelajaran remedial, mampu mengantarkan peserta didik mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika.
57
C. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok Logika
Matematika pada kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Setelah
Dilakukan Pembelajaran Remedial
Berikut ini daftar nilai ulangan atau nilai sebelum dan nilai sesudah
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X
M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja.73
Daftar nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial ke-1 kelas X A
No. Nama Nilai pra
remidi Nilai post remidi
1 Abdul fatah 44 67
2 Achmad nasirin 45 Tidak hadir
3 Afiatur rohmah niah 45 90
4 Alifatul latifah 89 90
5 Ari dariyanto 45 66
6 Basaroh 63 80
7 Dwi darmayanti 41 60
8 Erna titik wijayanti 70 80
9 Hesti pratiwi 60 72
10 Lina khunnatun Nuroniyah 60 80
11 Maulida rahma 50 80
12 Mazidah khusna 88 90
13 Miftakhur rohmah 45 70
14 Muhammad muhafidhibn 50 64
15 Muhammad saiful arif 47 70
16 Muhammad latif hidayat 54 Tidak hadir
17 Nur fitriyah 70 80
18 Nur jannah 65 72
19 Nurul latifah 48 80
20 Oktiyana adriyani 47 88
21 Siti marfuah 45 77
22 Siti muslichah 51 72
23 Sri hesti lestari 62 77
24 Suyudi 51 70
25 Tuty awaliyah 42 80
26 Uswatun hasanah 41 80
27 Wahyu ana khoirun nisa 68 80
73Dokumentasi data nilai ulangan harian materi pokok logika Matematika dan data nilai
remidial kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
58
28 Zidni syukron 59 65
29 Novita sari 37 Tidak hadir
Rata-rata 53,96 76,5
Tingkat ketuntasan belajar 34,48% 89,3%
Daftar nilai sebelum dan sesudah pembelajaran remedial ke-1 kelas X B
No Nama Nilai pra remedial Nilai post remedial
1 Abdul Rozaq 47 60
2 Ainur Chabibah 65 81
3 Ana Maratul K Tidak hadir 53
4 Anjar Kurniawan Tidak hadir 82
5 Bela Agustin 60 80
6 Danis Budiyono Tidak hadir 82
7 Epiyani 53 77
8 Fifi Oktaviana 47 71
9 Ika Afriani 60 72
10 Ika Murniawati 88 85
11 Lilik Wahyu Widiyanti 41 70
12 Manisah 47 85
13 Mayang Mawarista 45 52
14 Mita Kumala Sari 41 65
15 Muhamad Nurfaizin 63 Tidak hadir
16 Muhammad Rifa’i 35 74
17 Novita Dwi Astuti 54 85
18 Nur Laila Lutfia 60 85
19 Nur Muhammad Nasirin 44 86
20 Nurul Hekmawati 68 73
21 Octa Rafianti 78 89
22 Salafudin 67 89
23 Siti Aisah 70 75
24 Siti Munasyaroh 47 60
25 Siti Utari 35 50
26 Taufiq Nur Ihsan 54 82
27 Umi Mutmainnah 43 77
28 Vina Mazidah Khusna 45 67
29 Surfayatun 41 79
Rata-rata 54,58 74,3
Tingkat ketuntasan belajar 37,93% 89,3%
59
Berdasarkan data nilai di atas, sebagian besar nilai ulangan Matematika
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada materi pokok Logika
Matematika masih dibawah 60. Padahal kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan oleh guru mata pelajaran Matematika adalah Sehingga banyak
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk kelas XA yang
jumlah peserta didiknya 29 orang, hanya 10 peserta didik yang mencapai
ketuntasan belajar Matematika dan 19 peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar. Sedangkan di XB yang jumlah peserta didiknya juga 29 orang,
hanya 11 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 18
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar . Sehingga perlu
dilaksanakan usaha perbaikan yakni melalui pembelajaran remedial. Untuk kelas
X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial mampu
mencapai ketuntasan belajar. Karena nilai yang diperoleh di atas KKM yang
ditentukan yaitu . Tetapi terdapat tiga peserta didik yang tidak mengikuti
pembelajaran remedial dan nilai ulangan mereka belum mendapat nilai 60.
Sehingga untuk kelas X A yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika
khususnya pada materi pokok Logika Matematika adalah tiga orang. Mereka
adalah Ahmad Nashirin, Muhammad Latif Hidayat, dan Novita Sari. Sedangkan
untuk kelas X B terdapat tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar karena nilai remedialnya kurang dari 60. Mereka adalah Ana Maratul
Kibtiyah, Mayang Mawarista, dan Siti Utari. Sedangkan dalam pembelajaran
remedial kelas X B terdapat satu peserta didik yang tidak mengikuti, tetapi karena
dia memperoleh nilai ulangan maka dia dinyatakan telah mencapai
ketuntasan belajar.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika, hasil
belajar peserta didik mengalami peningkatan. Untuk kelas XA, sebelum diadakan
pembelajaran remedial, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
Matematika sebanyak 19 orang, dan setelah diadakan pembelajaran remedial
hanya 3 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan itu disebabkan
60
karena mereka tidak mengikuti pembelajaran remedial. Untuk kelas XB, sebelum
diadakan pembelajaran remedial, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar sebanyak 28 orang, dan setelah diadakan pembelajaran terdapat 3 peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Karena dengan pembelajaran remedial yang pertama, terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika , maka Ibu Eny memutuskan
untuk memberikan tugas tambahan bagi peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika.
Yaitu berupa mengumpulkan artikel yang berhubungan dengan materi Logika
Matematika. Dengan mengumpulkan tugas tambahan tersebut, maka peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok
Logika Matematika dianggap dan dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar.
Pengumpulan tugas dikumpulkan dalam waktu dua hari setelah pemberitahuan,
dan diserahkan langsung kepada Ibu Eny oleh setiap peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Sehingga disimpulkan bahwa dengan pembelajaran
remedial, semua peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mampu
mencapai ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika sesuai
dengan KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah dengan tingkat ketuntasan
belajar Matematika 100% .
D. Analisis pembelajaran Remedial di M.A. N.U 04 Al Ma’arif Boja Materi
Pokok Logika Matematika Tahun Pelajaran 2010/2011
Dari penelitian yang telah dilaksanakan di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
dengan judul “Pembelajaran remedial Matematika Materi Pokok Logika Dalam
Mencapai Ketuntasan Belajar Matematika”. Berdasarkan data yang diperoleh
melalui observasi, interview, dan dokumentasi. Maka penulis akan menganalisa
temuan yang ada dan menjelaskan tentang implikasi dari penelitian.
Dari keterangan dalam teknik analisa data dalam penelitian ini,
menggunakan analisis deskriptif kualitatif maupun kuantitatif dan data yang
diperoleh baik melalui observasi, interview, dokumentasi, dari pihak-pihak yang
mengetahui tentang data yang penulis butuhkan. Adapun data yang akan
61
dipaparkan dan dianalisa oleh penulis sesuai dengan rumusan penelitian. Untuk
lebih jelasnya penulis akan membahasnya
1. Pembelajaran Remedial Matematika Materi Pokok Logika Matematika di kelas
X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja Tahun Pelajaran 2010/2011 Dalam Mencapai
Ketuntasan Belajar
Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006, pelaksanaan kurikulum
memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan
sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan
tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi siswa yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Ini diperjelas
pada panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa KTSP
yang diberlakukan berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan
Permendiknas No. 6 Tahun 2007, yang menerapkan sistem pembelajaran
berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan individual siswa.
Pembelajaran remedial merupakan suatu bentuk perbaikan bagi peserta
didik yang memiliki nilai kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditetapkan oleh guru masing-masing bidang studi. Hal ini dilakukan
agar peserta didik yang tidak tuntas dapat mempersiapkan diri untuk lebih
fokus sedangkan untuk waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran remedial
dilaksanakan telah ditentukan oleh guru.
Secara garis besar prosedur pembelajaran remedial dikelompokkan
menjadi 4 tahap yaitu :
5) Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-
kegiatan berikutnya dan menemukan kesulitan yang dihadapi (diagnosis).
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas
mengenai kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik yang meliputi : letak
kesalahan menyelesaikan masalah, kesulitan yang dihadapi, dan faktor-
faktor penyebab timbulnya kesulitan tersebut.
62
6) Menentukan tindakan yang harus dilakukan (prognosis). Merupakan
langkah untuk memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik mengatasi kesulitannya.
7) Treatment (pelaksanaan bantuan). Berdasarkan skala prioritas yang
diberikan pada langkah prognosis, guru mencoba untuk memberikan
bantuan dengan teknik atau cara bantuan yang paling efisien dan efektif.
Bantuan yang efektif dan efisien adalah bantuan yang diperkirakan
memberikan hasil paling tinggi, dengan waktu, biaya, dan peralatan yang
paling hemat.
8) Melakukan evaluasi kembali sudah sejauh mana pengajaran remedial
tersebut telah dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan yang paling
utama dari evaluasi ini adalah dipenuhinya criteria tingkat keberhasilan
minimal yang diharapkan, misalnya 75 % atau 80 % (tergantung dari
kebijakan dari masing-masing sekolah). Bila terenyata masih belum
berhasil, hendaknya dilakukan kembali diagnosis, prognosis, dan pengajaran
remedial berikutnya. Siklus yang sama akan terus berlanjut hingga criteria
minimal kelulusan telah terpenuhi.
Dalam pembelajaran remedial Matematika khususnya materi pokok
Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif, guru mata pelajaran
Matematika kelas X sudah melakukan prosedur sesuai dengan pelaksanaan
pembelajaran remedial mulai dari menentukan kesulitan yang dihadapi peserta
didik, menentukan penanganan yang dilakukan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar, melaksanakan pembelajaran remedial
(penanganan) sesuai dengan teknik dan metode yang telah ditentukan, sampai
mengevaluasi sejauh mana pembelajaran remedial mampu mencapai
ketuntasan belajar Matematika. Ibu Eny melakukan pembelajaran remedial
dengan sungguh-sungguh, namun terdapat ketidakoptimalan dalam
melaksanakan langkah-demi langkah dalam pembelajaran remedial
Matematika tersebut.
Dalam menentukan kesulitan yang dihadapi peserta didik, guru hanya
menggeneralisasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik.
63
Guru belum menentukan kesulitan-kesulitan yang spesifik yang dihadapi oleh
peserta didik secara individu. Guru menentukan kesulitan secara klasikal, yang
ditentukan dari perilaku, sifat, dan aktifitas peserta didik saat pelaksanaan
pembelajaran utama dan remedial dan dari hasil ulangan harian Matematika
materi pokok Logika Matematika. Guru seharusnya memberikan perhatian
yang lebih pada peserta didik yang kemampuannya rendah dalam memahami
dan menguasai Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika. Guru
juga lebih teliti dan cermat dalam menentukan kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi dalam memahami materi Logika Matematika, sehingga mampu
menentukan bantuan yang tepat bagi mereka dan mampu memberikan cara-
cara yang baik dalam belajar.
Waktu pelaksanaan pembelajaran remedial Matematika materi pokok
Logika Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dilakukan pada waktu
kegiatan belajar sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang ada dan tempat di
ruang kelas masing-masing, yaitu ruang kelas X A dan ruang kelas X B. Hal ini
dilakukan karena terbatasnya waktu dari pihak guru. Dengan dilakukannya
pembelajaran remedial dalam waktu kegiatan belajar, secara tidak langsung
akan mengurangi jam untuk materi selanjutnya. Pembelajaran remedial ini
diikuti oleh semua peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, karena
dilakukan dalam waktu kegiatan pembelajaran, sehingga bagi peserta didik
yang sudah mencapai ketuntasan belajar tidak bisa melanjutkan materi
selanjutnya. Dalam hal ini, guru tidak begitu memperhatikan perkembangan
dari peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar Matematika
walaupun jumlahnya sedikit. Seharusnya bagi peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberikan progam pengayaan untuk lebih
mengembangkan pengetahuan mereka.
Teknik atau metode yang digunakan dalam pembelajaran remedial ini
adalah metode drill soal, dengan pembelajaran berbasis pada peserta didik.
Metode drill dilakukan karena kurangnya latihan dari peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal materi pokok logika Matematika sehingga banyak
peserta didik salah dalam mengerjakan soal. Penulis berpendapat bahwa
64
metode drill adalah metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran remedial
ini karena mayoritas kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal
disebabkan ketidaktahuan dan ketidakhafalan mereka pada rumus yang ada.
Dengan diterapkannya metode drill, peserta didik lebih terlatih dalam
menyelesaikan soal. Selain itu, pembelajaran remedial dilakukan dengan
berpusat pada peserta didik, agar pembelajaran bermakna dapat terwujud
karena peserta didik dilibatkan penuh dalam proses pembelajaran. Tetapi dalam
faktanya, ketika pembelajaran remedial berlangsung pembelajaran remedial
tidak sepenuhnya berpusat pada peserta didik, dan guru masih berperan sebagai
nara sumber, tetapi tidak sebesar ketika pembelajaran utama. Masih terdapat
peserta didik yang belum paham konsep maupun teori mengenai materi Logika
Matematika, sehingga guru harus terjun langsung dalam pembelajaran remedial
dan membenarkan konsep teori yang salah dan aplikasi teori yang salah tafsir.
Dalam pembuatan soal tes, guru hanya membuat satu padahal
pembelajaran remedial dilakukan pada dua kelas. Hal ini memungkinkan
kecurangan-kecurangan pada peserta di kelas X A karena pelaksanaan
pembelajaran di kelas tersebut dilakukan setelah kelas X B dilaksanakan
pembelajaran remedial. Seharusnya guru membuat soal yang berbeda antara
kelas X A dan kelas X B.
Pembelajaran remedial pada masing-masing kelas dilakukan selama 90
menit (2 jam pelajaran). Dengan proses pembelajaran yang telah disebutkan di
atas, pembelajaran kurang optimal bila dibandingkan dengan waktu yang
disediakan. Pembahasan soal ulangan dilakukan selama 30 menit. Waktu ini
sudah cukup dalam pembahasan soal ditambah dengan penjelasan guru, karena
sebelumnya peserta didik diminta untuk mengerjakan ulang dan mempelajari
kembali materi Logika Matematika di rumah. Tetapi kendalanya dengan
peserta didik menulis hasil pekerjaannya di papan tulis menyita waktu lebih
lama, padahal papan tulis sudah dibagi dua bagian. Sehingga guru kekurangan
waktu dalam memberikan penjelasan yang lebih atau penambahan tentang
materi tersebut.
65
Selanjutnya Guru mereview materi Logika Matematika dan disela-sela
itu memberi pertanyaan-pertanyaan maupun soal-soal kepada peserta didik.
Kegiatan tersebut dilakukan selama 20 menit. Dengan waktu 20 menit,
pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik hanya beberapa soal.
Pertanyaan yang diberikan juga tidak mencakup semua materi yang ada. Materi
yang ditanyakan adalah materi yang kebanyakan peserta didik menjawabnya
salah. Dalam rencana semula, guru ingin menekankan pada peserta didik yang
kemampuannya rendah, tetapi itu tidak bisa dilakukan dengan optimal karena
dari pihak peserta didik tersebut tidak berusaha untuk mencari solusi dari
kesulitan yang dihadapi, peserta didik cenderung menerima apa adanya dan
pasrah dengan kesulitan yang dihadapi. Mereka yang kemampuan
Matematikanya rendah cenderung tidak aktif dibandingkan dengan teman-
temannya yang lain. Selain itu apabila disuruh mengerjakan soal, mereka yang
berkemampuan kurang daripada teman-temannya membutuhkan waktu yang
lama sehingga akan menyita waktu dan kegiatan selanjutnnya. Guru belum bisa
membantu mereka menguasai materi dalam pembelajaran yang klasikal.
Seharusnya mereka membutuhkan pengajaran secara personal atau individual
di luar pembelajaran tersebut.
Kemudian setelah kegiatan tersebut, peserta didik diminta untuk
mempelajari kembali selama 10 menit. Hal itu dilakukan agar peserta didik
lebih siap dalam mengerjakan tes evaluasi dalam pembelajaran remedial.
Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulas materi
yang telah disampaikan dan juga memberi kesempatan waktu peserta didik
untuk bertanya baik kepada guru maupun teman jika terdapat kesulitan dalam
memahami suatu materi.
Tes evaluasi dalam pembelajaran remedial dilakukan selama 30 menit.
Dengan waktu yang relatif singkat, peserta didik diminta untuk menyelesaikan
4 soal. Bagi peserta didik yang sudah paham tentu dapat mengerjakan soal
dengan waktu yang disediakan, tetapi mereka yang belum begitu paham dan
mengerti tentang materi tersebut mereka cenderung tergesa-gesa dalam
mengerjakannya.
66
Dari hasil evaluasi pembelajaran remedial, masih terdapat peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika, sehingga guru
memberikan tugas tambahan berupa mengumpulkan artikel mengenai materi
Logika Matematika. Dengan mengumpulkan tugas tersebut peserta didik
dianggap dan dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika. Hal
ini terdapat kelebihan dan kekurangan bagi perkembangan kemampuan peserta
didik. Dengan tugas tersebut, pengetahuan mereka bertambah mengenai materi
Logika Matematika, tetapi kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal
tidak meningkat karena tidak diberi tugas berupa soal-soal. Dan mereka
sebenarnya membutuhkan bimbingan secara khusus dari guru untuk dapat
memahami dan menguasai suatu materi dalam hal ini materi Logika
Matematika.
2. Tingkat Ketuntasan Belajar Matematika Materi Pokok Logika Matematika di
kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja Setelah Pelaksanaan Pembelajaran
Remedial
Dari hasil pengerjaan tes evaluasi pembelajaran remedial, terdapat tiga
peserta didik kelas X B yang belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan
untuk kelas X A semua peserta didik yang mengikuti pembelajaran remedial
mampu mencapai ketuntasan belajar. Tetapi terdapat tiga peserta didik dari
kelas X A yang tidak mengikuti pembelajaran remedial dan dari ketiga anak
tersebut nilai ulangan harian Matematika materi pokok Logika Matematika di
bawah 60, jadi untuk kelas X A tedapat tiga peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Dari data nilai sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran remedial
menunjukkan bahwa rata-rata nilai ulangan harian Matematika Logika
Matematika kelas X A adalah 53,96 dengan 11 peserta didik yang mencapai
ketuntasan dan 18 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Kemudian setelah dilakukan pembelajaran remedial rata-ratanya menjadi 76,5,
dengan tiga peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar karena tidak
mengikuti pembelajaran remedial. Sedangkan rata-rata nilai ulangan harian
Matematika materi pokok Logika Matematika kelas X B adalah 54,58 dengan
67
10 peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar Matematika dan 19 peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar Matematika. Dan setelah
dilakukan pembelajaran remedial rata-ratanya menjadi 74,3 dengan tiga peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dari rata-rata sebelum dan
sesudah pembelajaran remedial me nunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dalam pembelajaran
Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika.
Adapun tingkat ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika
Matematika secara klasikal untuk kelas X A sebelum pembelajaran remedial
adalah 34,48% dan setelah dilakukan pembelajaran remedial meningkat
menjadi 89,3%, sedangkan tingkat ketuntasan belajar Matematika untuk kelas
X B sebelum pembelajaran remedial adalah 37,93% dan setelah dilakukan
pembelajaran remedial terjadi peningkatan menjadi 89,3%. Berdasarkan
tingkat ketuntasan belajar Matematika sebelum dan sesudah dilakukan
pembelajaran remedial menunjukkan adanya peningkatan sebesar 54,82%
untuk kelas XA, sedangkan untuk kelas XB mengalami peningkatan ketuntasan
belajar sebesar 51,37%, tetapi belum mencapai tingkat ketuntasan hingga
100%, karena masih terdapat peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar.
Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diminta
untuk mengumpulkan artikel tentang materi Logika Matematika dan mereka
dianggap telah mencapai ketuntasan belajar. Keempat peserta didik yang tidak
mengikuti pembelajaran remedial, yaitu satu peserta didik kelas XB dan tiga
peserta didik kelas X A, tidak ada surat izin atau surat keterangan tidak masuk.
Hal ini mengundang banyak pertanyaan apakah mereka tidak mau mengikuti
pembelajaran remedial atau memang terdapat halangan sehingga mereka tidak
dapat masuk sekolah.
Dengan diadakannya pembelajaran remedial Matematika, mampu
meningkatkan hasil belajar Matematika materi pokok Logika Matematika
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja dan juga mampu
mencapai ketuntasan belajar. Tetapi dengan pemberian tugas tambahan berupa
68
mengumpulkan artikel tentang materi Logika Matematika bagi peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar, dan dengan mengumpulkan tugas
tersebut peserta didik dianggap telah mencapai ketuntasan belajar itu kurang
efektif dilakukan, karena mereka butuh bimbingan secara personal atau dalam
kelompok kecil. Dengan tambahan tugas tersebut, peserta didik hanya akan
mencari tugas tersebut dan dikumpulkan, membacanya sekilas dan langsung
diprint. Guru mata pelajaran Matematika tidak memberikan bimbingan secara
khusus bagi mereka karena terbatasnya waktu dari beliau. Di M.A. N.U. 04 Al
Ma’arif Boja, guru Matematika hanya satu orang, dan sedikit banyak waktunya
tersita untuk persiapan ujian sekolah kelas XII. Di sinilah dituntut
keprofesional dari seorang guru demi kemajuan peserta didiknya. Dalam hal ini
guru seharusnya lebih profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai
pembimbing, pendidik, dan motivator bagi peserta didik di sekolah. Guru
ataupun pihak sekolah seharusnya juga menghubungi dan memberitahu orang
tua mereka tentang perilaku, hasil belajar, dan sikap putra-putri mereka ketika
berada dalam lingkungan sekolah, agar dapat ditentukan perlakuan yang tepat
yang ditujukan pada mereka. Orang tua bersama dengan guru hendaknya
melakukan musyawarah bersama dan melakukan suatu kerja sama, karena
kalau di rumah orang tualah yang berperan penuh dalam mendidik,
membimbing dan mengawasi sedangkan kalau disekolah gurulah yang
mendidik, dan membimbing anak. Oleh karena itu antara peserta didik, guru,
dan orang tua harus terjalin suatu hubungan yang apik demi perkembangan dan
kemajuan peserta didik dalam belajar.
Inti dilaksanakan pembelajaran remedial ini adalah tercapainya
ketuntasan belajar Matematika materi pokok Logika Matematika. Pembelajaran
remedial ini membantu mengatasi peserta didik yang kesulitan dalam belajar
sehingga mampu memahami dan menguasai materi sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ditentukan. Tetapi faktanya
pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja, sudah dilakukan dengan usaha yang sungguh-
sungguh dari pihak guru, tetapi masih terdapat peserta didik yang belum
69
mencapai ketuntasan belajar. Ketidaktuntasan ini disebabkan kurang
kesungguhan dari peserta didik serta citra yang tidak menyenangkan mengenai
mata pelajaran Matematika yang masih melekat di benak mereka. Tetapi
dengan adanya tugas tambahan dari guru, mereka yang belum mencapai
ketuntasan belajar dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar Matematika.
Jadi pembelajaran remedial Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja
mampu mengantarkan peserta didiknya mencapai ketuntasan belajar
Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika, tetapi penanganan
yang dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar
Matematika setelah dilakukan pembelajaran remedial belum tepat diterapkan
karena mereka membutuhkan bimbingan belajar secara individual ataupun
personal.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui pembahasan dan analisis mengenai pembelajaran remedial
Matematika materi pokok Logika Matematika pada peserta didik kelas X M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif Boja, maka ada yang perlu penulis tekankan dan menjadi
kesimpulan dalam skripsi ini.
1. Di kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja, sebagian besar peserta didik dalam
mata pelajaran Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika belum
mencapai ketuntasan belajar karena nilai ulangannya di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal yang ditetapkan yaitu . Nilai rata-rata ulangan
harian Matematika materi pokok Logika Matematika untuk kelas X A adalah
53,96, sedangkan nilai rata-rata untuk kelas X B adalah 54,58. Oleh karena itu
guru mata pelajaran Matematika melaksanakan pembelajaran remedial untuk
mencapai ketuntasan belajar Matematika. Pelaksanaan pembelajaran remedial
dilaksanakan dalam waktu belajar mengajar yaitu pada jam pelajaran
Matematika, dan diikuti oleh semua peserta didik kelas X baik yang sudah
mencapai ketuntasan atau yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Pembelajaran remedial berupa pembelajaran ulang dengan menggunakan
metode yang berbeda dari pembelajaran utama sebelumnya. Dalam
pembelajaran remedial Matematika ini, guru menggunakan metode drill
dengan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kemudian setelah selesai
pembelajaran remedial, peserta didik diberi tes untuk mengevaluasi sejauh
mana pembelajaran remedial mampu mencapai ketuntasan belajar Matematika
khususnya materi pokok Logika Matematika. Pembelajaran remedial dan tes
evaluasi dilaksanakan selama 90 menit.
2. Pembelajaran remedial Matematika materi pokok Logika Matematika di M.A.
N.U. 04 Al Ma’arif 04 Boja, sudah dilakukan dengan usaha yang sungguh-
sungguh dari pihak guru. Tetapi masih terdapat peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar Matematika, sehingga guru memberikan tugas
71
tambahan bagi mereka yang belum mencapai ketuntasan berupa
mengumpulkan artikel mengenai materi Logika Matematika. Dengan
mengumpulkan tugas tambahan tersebut peserta didik dinyatakan telah
mencapai ketuntasan belajar Matematika. Tingkat kertuntasan belajar
Matematika sebelum pembelajaran remedial untuk kelas X A adalah 34,48%
dan setelah pembelajaran remedial pertama adalah 89,3%, sehingga dilakukan
pembelajaran remedial kedua dan mencapai ketuntasan belajar 100%.
Sedangkan tingkat kertuntasan belajar Matematika sebelum pembelajaran
remedial untuk kelas X B adalah 37,93% dan setelah pembelajaran remedial
pertama adalah 89,3%, sehingga dilakukan pembelajaran remedial kedua dan
mencapai ketuntasan belajar 100%. Jadi dengan pembelajaran remedial semua
peserta didik kelas X M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja mampu mencapai
ketuntasan belajar Matematika khususnya materi pokok Logika Matematika.
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian mengenai pembelajaran remedial
Matematika khususnya pada materi pokok Logika Matematika di M.A. N.U. 04
Al Ma’arif Boja, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyumbangkan
saran-saran yang sekiranya bermanfaat bagi M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja pada
khususnya dan para penyelenggara pendidikan pada umumnya. Saran-saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah
Pemerintah diharapkan konsisten dengan kebijakan yang telah
dikeluarkan. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang didalamnya terdapat sistem belajar tuntas, maka perlu usaha perbaikan
untuk mengatasi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, salah satunya
dengan pembelajaran remedial. Pemerintah diharapkan mampu mendukung
kegiatan pembelajaran remedial baik secara moril maupun materiil secara
optimal di lembaga pendidikan dan memberikan panduan yang jelas dalam
pelaksanaan pembelajaran remedial.
2. Bagi kepala sekolah
72
Perlunya pemantauan dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan
saran serta bimbingan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi guru mata pelajaran Matematika
Berusaha meningkatkan ketuntasan belajar peserta didik pada mata
pelajaran Matematika melalui pembelajaran remedial dengan menggunakan
metode ataupun teknik yang tepat sesuai dengan kesulitan yang dihadapi oleh
peserta didik. Guru diharapkan lebih mengetahui karakteristik masing-masing
peserta didik dan lebih memperhatikan kemampuan individu peserta didik
dalam setiap pembelajaran.
4. Bagi orang tua (wali murid)
Orang tua seyogyanya menjadi pihak yang dapat diajak bekerjasama
dalam pelaksanaan pembelajaran remedial, karena orang tua adalah pihak yang
paham dan mengerti dengan kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan keluarga. Orang tua diharapkan ikut proaktif sebagai tim
evaluator yang sportif. Dalam memberikan penilaian baik dalam bentuk lisan
maupun harus bersifat objektif dalam arti sesuai dengan keadaan anak yang
sebenarnya tanpa ada manipulasi.
5. Bagi peserta didik
Ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran remedial yang dilakukan
oleh guru mata pelajaran Matematika di M.A. N.U. 04 Al Ma’arif Boja serta
berusaha mengenali kesulitan yang terdapat pada diri masing-masing peserta
didik dan berusaha menemukan solusi untuk menyelesaikan kesulitan tersebut
yaitu dengan belajar yang rajin dengan cara belajar yang baik sesuai dengan
gaya belajar setiap peserta didik.
73
C. Penutup
Dengan segala kerendahan hati, penulis megucapkan syukur alhamdulillah
kepada Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayahnya atas
selesainya penulisan skripsi ini, meskipun banyak hambatan dan rintangan yang
harus dilalui dengan perjuangan. Akan tetapi dengan memohon petunjuk-Nya dan
disertai doa dan kesabaran, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tiada kata seindah doa, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat
bagi penulis, lembaga pendidikan, masyarakat, dan khazanah ilmu pengetahuan.
Amin
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:.
Rineka Cipta, 1999.
Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. III.
Bahruddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2009.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010, Cet IV.
Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
.........., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet. III.
Bukhari, kitab Al-Ilm, Semarang: Maktabah Usaha Keluarga,%.1.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama R.I, Model Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, 2007.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta : Gaung Persada Press, 2007.
Hamalik, Oemar , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan Sukses Sertifikasi Guru, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.
Marwanta, dkk., Matematika SMA Kelas X, Jakarta: Yudistira, 2009