Top Banner
PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING Oleh: Dr. Wasis D. Dwiyogo, M.Pd Email: [email protected]; [email protected] Web: www.pembelajaranvisioner.com HP. 081 2323 9743 Kecenderungan pembelajaran masa depan telah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional ke arah pembelajaran masa depan –yang disebut sebagai pembelajaran abad pengetahuan–, bahwa orang dapat belajar: di mana saja, artinya orang dapat belajar di ruang kelas/kuliah, di perpustakaan, di rumah, atau di jalan; kapan saja, tidak sesuai yang dijadwalkan bisa pagi, siang sore atau malam; dengan siapa saja, melalui guru, pakar, teman, anak, keluarga atau masyarakat; melalui sumber belajar apa saja, melalui buku teks, majalah, koran, internet, CD ROM, radio, televisi, dan sebagainya. Ciri-ciri pembelajaran pada abad pengetahuan, yaitu: guru sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan, guru sebagai kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang yang belajar, belajar secara terbuka, fleksibel sesuai keperluan, belajar terutama berdasarkan proyek dan masalah, berorientasi pada dunia empirik dengan tindakan nyata, metode penyelidikan dan perancangan, menemukan dan menciptakan, kolaboratif, berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka, keanekaragaman yang kreatif, komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, interaksi multimedia yang dinamis, serta komunikasi yang tidak terbatas. Untuk merekayasa sistem pembelajaran pada abad pengetahuan ini, perlu pula dipahami hakikat, terminologi atau pengertian tentang pembelajaran. Kata pembelajaran, sekarang ini, lebih banyak digunakan untuk mengganti kata pengajaran. Padahal, pembelajaran memiliki makna yang
13

PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

May 05, 2018

Download

Documents

danghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING Oleh: Dr. Wasis D. Dwiyogo, M.Pd Email: [email protected]; [email protected] Web: www.pembelajaranvisioner.com HP. 081 2323 9743

Kecenderungan pembelajaran masa depan telah mengubah pendekatan pembelajaran

tradisional ke arah pembelajaran masa depan –yang disebut sebagai pembelajaran abad

pengetahuan–, bahwa orang dapat belajar: di mana saja, artinya orang dapat belajar di ruang

kelas/kuliah, di perpustakaan, di rumah, atau di jalan; kapan saja, tidak sesuai yang dijadwalkan

bisa pagi, siang sore atau malam; dengan siapa saja, melalui guru, pakar, teman, anak, keluarga

atau masyarakat; melalui sumber belajar apa saja, melalui buku teks, majalah, koran, internet, CD

ROM, radio, televisi, dan sebagainya.

Ciri-ciri pembelajaran pada abad pengetahuan, yaitu: guru sebagai fasilitator, pembimbing dan

konsultan, guru sebagai kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang yang belajar, belajar secara

terbuka, fleksibel sesuai keperluan, belajar terutama berdasarkan proyek dan masalah,

berorientasi pada dunia empirik dengan tindakan nyata, metode penyelidikan dan perancangan,

menemukan dan menciptakan, kolaboratif, berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka,

keanekaragaman yang kreatif, komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, interaksi

multimedia yang dinamis, serta komunikasi yang tidak terbatas.

Untuk merekayasa sistem pembelajaran pada abad pengetahuan ini, perlu pula dipahami

hakikat, terminologi atau pengertian tentang pembelajaran. Kata pembelajaran, sekarang ini, lebih

banyak digunakan untuk mengganti kata pengajaran. Padahal, pembelajaran memiliki makna yang

Page 2: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 1

berbeda dibandingkan dengan pengajaran. Pembelajaran merujuk ke memfasilitasi belajar,

sedangkan pengajaran merujuk ke arah mengajar (interaksi dengan pengajar sebagai sumber

belajar utama). Pembelajaran lebih menekankan pada upaya menata lingkungan di luar diri

pebelajar (faktor eksternal), agar terjadi proses belajar (faktor internal). Sedangkan pengajaran

lebih menekankan pada proses mengajar-belajar dengan pengajar (guru) sebagai aktor utama,

atau dibarengi dengan media sebagai alat bantu atau alat peraga lainnya.

Dengan demikian, pembelajaran adalah upaya menata lingkungan sebagai sumber belajar agar

terjadi proses belajar pada diri si pebelajar. Upaya menata lingkungan dilakukan dengan

menyediakan sumber-sumber belajar, misalnya: guru, buku teks, bahan pembelajaran, orang

sumber, televisi, VCD, radio-kaset, majalah, koran, internet, CD ROM, lingkungan dan bahkan juga

temannya sendiri. Ukuran keberhasilan pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara

pebelajar yang belajar dengan pembelajar. Bukan terletak pada pengajar yang menyampaikan

informasi (mengajar?). Dengan demikian, rekayasa pembelajaran yang utama adalah penyediaan

sumber-sumber belajar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, ia hanya salah satu bagian dari

sumber belajar. Semua sumber-sumber belajar dirancang agar dapat mendorong prakarsa dan

proses belajar menjadi lebih efektif, efisien, dan menarik, agar pebelajar tetap “betah” untuk terus

belajar. Oleh karena itu, fungsi guru akan berubah ke arah guru sebagai pengelola pembelajaran.

Fungsi guru yaitu merancang penyediaan sumber-sumber belajar agar belajar menjadi lebih

mudah, lebih cepat, lebih menarik, dan lebih menyenangkan.

Dalam merekayasa sistem pembelajaran yang optimal, ada delapan faktor yang saling

berinteraksi, yaitu: (1) pebelajar (siswa, mahasiswa, santri, karyawan, masyarakat?), (2) isi (apa isi

yang diajarkan: fakta, konsep, prinsip, pemecahan masalah dsb?), (3) tujuan (pengetahuan, sikap,

perilaku?), (4) lingkungan belajar (di kelas, laboratorium, perpustakaan, lapangan?), (5) pembelajar

(siapa pembelajaranya?), (6) sumber belajar (buku, majalah, koran, VCD, komputer, radio?), (7)

strategi (pengelolaan, penyampaian, organisasi), dan (8) evaluasi (tes lisan, tes tertulis, menyusun

karya tulis, porto folio, dan memecahkan masalah?). Pada setiap peristiwa pembelajaran baik yang

di lakukan di sekolah maupun di luar sekolah, kedelapan faktor ini harus menjadi pertimbangan

utama.

Dalam berbagai kajian dan penelitian dinyatakan bahwa pendidikan merupakan indikator

kejayaan bangsa, demikian pula guru memegang peran penting dalam membelajarkan para

peserta didik (learner). Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan guru menjadi indikator kunci

keberhasilan pendidikan. Memasuki abad dua puluh satu ini, guru sebagai sumber belajar utama

dirasa tidak memadai lagi, sumber belajar guru harus terintegrasi dengan sumber belajar lain,

yaitu sumber belajar cetak, audia, audio visual, dan komputer. Bahkan perlu juga memanfaatkan

handphone sebagai mobile learning.

Pendidik masa depan dalam kegiatan pembelajaran dapat berfungsi sebagai seniman (artist)

dan ilmuwan (scientist) dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran dan mengelola

sumber-sumber belajar yang sengaja dirancang dan dimanfaatkan. Oleh karena itu diperlukan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran terutama dalam

Page 3: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 2

upaya memecahkan masalah atau mengaplikasikan dalam rancangan pembelajaran mata

pelajaran agar kualitas pembelajaran meningkat yang sensitif terhadap perkembangan ilm u

pengetahuan dan teknologi yang di kenal dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning

(PPBL). Dengan PBPL maka pembelajaran bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi

dikombinasikan dengan sumber yang bersifat Offline maupun Online.

Agar para pengajar Jurusan Pendidikan Jasmani dan kesehatan pada berbagai jenjang

sensitif terhadap perkembangan pengetahuan tentang pembelajaran masa depan, diperlukan

serangkaian kegiatan untuk mengembangkan pembelajaran. Kegiatan ini sangat urgen dilakukan

untuk memfasilitasi upaya peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran berbasis blended learning. Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan

memudahkan bagi pebelajar (learner) untuk mengakses pembelajaran penjas dengan

menggunakan berbagai modus belajar. Melalui pembelajaran berbasis blended learning juga akan

meningkatkan keterampilan soft skill (keterampilan memanfaatkan teknologi informasi) bagi

pelajar dan mahasiswa. Melalui Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan membangun

jembatan antara konteks pembelajaran yang bersifat teaching-based, instructor-mediated ke arah

konteks pembelajaran yang bersifat learning-based. Keuntungan yang akan diperoleh melalui

pembelajaran ini terutama untuk menyediakan sumber-sumber belajar bagi mahasiswa yang

berpeluang untuk mengembangkan setiap individu mencapai kemampuan optimal dalam

keterampilan hard skill maupun soft skill.

PENGAJAR

CETAK

AUDIO

AUDIO VISUAL

KOMPUTER

HANDPHONE

LINGKUNGAN

Page 4: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 3

Blended Learning

Blended learning terdiri dari kata

blended (kombinasi/ campuran) dan

learning (belajar). Istilah lain yang sering

digunakan adalah hybrid course (hybrid =

campuran/kombinasi, course = mata

kuliah). Makna asli sekaligus yang paling

umum blended learning mengacu pada

belajar yang mengkombinasi atau

mencampur antara pembelajaran tatap

muka (face to face = f2f) dan pembelajaran

berbasis komputer (online dan offline).

Thorne (2003) menggambarkan blended

learning sebagai "It represents an opportunity to integrate the innovative and technological

advances offered by online learning with the interaction and participation offered in the best of

traditional learning. Sedangkan Bersin (2004) mendefinisikan blended learning sebagai:

“the combination of different training “media” (technologies, activities, and types of events) to

create an optimum training program for a specific audience. The term “blended” means that

traditional instructor-led training is being supplemented with other electronic formats. In the

context of this book, blended learning programs use many different forms of e-learning,

perhaps complemented with instructor-led training and other live formats”.

Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang

mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan

pembelajaran online.

Saat ini istilah blended menjadi populer, maka semakin banyak

kombinasi yang dirujuk sebagai blended learning. Dalam metodologi

penelitian, digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kombinasi

antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapula yang menyebut di

dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi

berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian

pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang

mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan

kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan

komputer secara online (internet dan mobile learning).

Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun

2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan

tinggi dan dunia pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat

memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended

“Blended learning adalah pembelajaran kombinasi antara tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan pembelajaran berbasis internet (online)”

Tatap Muka

OFFLINE

PEMBELA JARAN

BERBASIS BLENDED LEARNING

ONLINE

Page 5: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 4

dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis

komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi

sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media

komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media

elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi

berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang

sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.

Walaupun masih terjadi perdebatan ekstrim antara pembelajaran tatap muka dengan

pembelajaran berbasis komputer, makalah ini tidak berpretensi untuk melemahkan salah satu di

antaranya, tetapi justru ingin memadukan atau mengkombinasikan berbagai modus belajar yang

telah berkembang sampai saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan Dziuban, Hartman, dan Moskal

(2004) menemukan bahwa program blended learning memiliki potensi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dan juga menurunkan tingkat putus sekolah dibandingkan dengan pembelajaran

yang sepenuhnya pembelajaran online. Demikian juga ditemukan bahwa model pembelajaran

berbasis blended lebih baik daripada pembelajaran tatap muka (Face to face). Berdasarkan

temuannya yang disajikan dalam Tabel 1 menunjukkan perbandingan tingkat keberhasilan (bagi

siswa mencapai nilai A, B, atau C) selama dua tahun persembahan Web. Pada tabel 2.1. disajikan

hasil penelitian pembelajaran yang dilakukan melalui tatap muka (face to face), pembelajaran

kombinasi (blended) dan pembelajaran melalui internet (online) penuh.

Tabel 1. Persentase nilai hasil belajar antara pembelajaran tatap muka (face to face),

pembelajaran kombinasi (blended) dan pembelajaran melalui internet (online) (Dziuban,

Hartman, & Moskal, 2004)

Pembelajaran

Musim

Semi

2001

Panas

2001

Dingin

2001

Semi

2002

Panas

2002

Dingin

2002

Semi

2003

Tatap Muka

(Face to Face)

91 93 91 90 94 91 91

Kombinasi (Blended) 91 97 94 91 97 92 91

Internet (Online)

penuh

89 93 90 92 92 92 91

Pembelajaran berbasis blended learning, di samping untuk meningkatkan hasil belajar,

bermanfaat pula untuk meningkatkan hubungan komunikasi pada tiga mode pembelajaran yaitu

lingkungan pembelajaran yang berbasis ruang kelas tradisional, yang blended, dan yang

sepenuhnya online. Para peneliti memberikan bukti yang menunjukkan bahwa blended learning

menghasilkan perasaan berkomunitas lebih kuat antar mahasiswa daripada pembelajaran

tradisional atau sepenuhnya online (Rovai dan Jordan, 2004). Dalam penelitian pengembangan

SDM di perusahaan, Barbian (2002) menyimpulkan bahwa metode blended learning meningkatkan

produktivitas karyawan lebih besar daripada metode pembelajaran tunggal.

Page 6: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 5

Komposisi blended yang sering digunakan yaitu 50/50, artinya dari alokasi waktu yang

disediakan, 50% untuk kegiatan pembelajaran tatap muka dan 50% dilakukan pembelajaran

online. Atau ada pula yang menggunakan komposisi 75/25, artinya 75% pembelajaran tatap muka

dan 25% pembelajaran online. Demikian pula dapat dilakukan 25/75, artinya 25% pembelajaran

tatap muka dan 75% pembelajaran online.

Pertimbangan untuk menentukan apakah komposisinya 50/50, 75/25 atau 25/75 bergantung

pada analisis komptensi yang ingin dihasilkan, tujuan mata pelajaran, karakteristik pebelajar,

interaksi tatap muka, strategi penyampaian pembelajaran online atau kombinasi, karakteristik,

lokasi pebelajar, karakteristik dan kemampuan pengajar, dan sumber daya yang tersedia.

Berdasarkan analisis silang terhadap berbagai pertimbangan tersebut, pengajar akan dapat

menentukan komposisi (presentasi) pembelajaran yang paling tepat. Namun demikian,

pertimbangan utama dalam merancang komposisi pembelajaran adalah penyediaan sumber

belajar yang cocok untuk berbagai karakteristik pebelajar agar dapat belajar lebih efektif, efisien,

dan menarik. Dalam skenario pembelajaran berikutnya tentu saja harus memutuskan untuk tujuan

mana mana yang dilakukan dengan pembelajaran tatap muka, dan bagian mana yang offline dan

online. Misalnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani, pada saat menjelaskan pengetahuan

dan teknik gerak dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komputer (offline), untuk melihat

aplikasi gerakan dalam suatu pertandingan dapat dilakukan melalui akses internet (online), dan

pada saat menjelaskan dan mendemonstrasikan, melatih keterampilan, melatih disiplin, dan

sportivitas lebih cocok dilakukan dengan tatap muka. Demikian pula dalam pembelajaran bahasa

Inggris sebagai bahasa kedua di mana guru atau instruktur semua kegiatan berbasis audio

(pemahaman pendengaran, ekspresi oral) akan berlangsung di ruang kelas, sedangkan kegiatan

berbasis teks akan dilakukan secara online.

Yang penting, pembelajaran berbasis blended learning bertujuan untuk memfasilitasi

terjadinya belajar dengan menyediakan berbagai sumber belajar dengan memperhatikan

karakteristik pebelajar dalam belajar. Pembelajaran juga dapat mendorong peserta untuk

memanfaatkan sebaik-baiknya kontak face-to-face dalam mengem-bangkan pengetahuan. Lalu,

persiapan dan tindak-lanjutnya dapat dilakukan secara offline dan online. Program belajar yang

total online tidak dianjurkan untuk pembelajaran yang masih mempertimbangkan perlunya kontak

tatap muka antara pebelajar dan pengajar. Namun, dalam pembelajaran ada kalanya pebelajar

tidak dapat datang karena berbagai kendala, misalnya di jurusan pendidikan jasmani ada sebagian

mahasiswa yang aktif sebagai olahragawan yang mempunyai jadwal latihan dan pertandingan

yang ketat dan tidak sinkron dengan jadwal perkuliahan, maka pembelajaran berbasis offline dan

online menjadi memungkinkan untuk dilakukan pada kelas reguler mahasiswa.

Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik untuk meningkatkan

efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam berinteraksi antar manusia dalam

lingkungan belajar yang beragam. Belajar blended menawarkan kesempatan belajar untuk menjadi

baik secara bersama-sama dan terpisah, demikian pula pada waktu yang sama maupun berbeda.

Page 7: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 6

Sebuah komunitas belajar dapat dilakukan oleh pelajar dan pengajar yang dapat berinteraksi

setiap saat dan di mana saja karena memanfaatkan yang diperoleh komputer maupun perangkat

lain (iPhone) sebagai fasilitasi belajar. Blended learning memberikan fasilitasi belajar yang sangat

sensitif terhadap segala perbedaan karakteristik pskiologis maupun lingkungan belajar.

Gambar 4. Rata-Rata Persentasi Hasil Belajar Tatap Muka Dan Blended Berdasarkan Etnis (Rovai

Dan Jordan, 2004)

Hasil penelitian Karen Precel, Yoram Eshet-Alkalai, and Yael (2009) terkait dengan kontribusi

komponen-komponen dalam blended learning menunjukkan bahwa komponen pembelajaran

yang dianggap paling berkontribusi belajar adalah tugas-tugas (rerata = 4,72), buku cetak (rerata =

4,54), presentasi pertemuan (rerata = 4,42), dan pertemuan kuliah tatap muka dengan instruktur

(rerata = 4,15). Video online kuliah memberikan kontribusi terhadap belajar (rerata = 3,83), buku

pelajaran online memiliki kontributsi rata-rata untuk belajar (rerata = 3.32), walaupun

kontribusinya rendah hampir setengah dari peserta (46,5%) menyatakan sering menggunakannya.

Keuntungan Blended Learning

Berdasarkan perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran, saat ini

tidak ada metode pembelajaran tunggal yang ideal untuk semua jenis pembelajaran pelatihan,

karena setiap teknologi memiliki keunggulan masing-masing. Teknologi cetak memiliki keunggulan

yang sangat fleksibel sebagai sumber belajar, dapat dibawa ke mana-mana tanpa menggunakan

listrik. Sedangkan komputer mempunyai keunggulan pembelajaran yang lebih interaktif dapat

berupa teks, gambar, film, animasi dan dapat dikonversi dalam berbagai bentuk digital, tetapi

mobilitasnya terbatas karena bergantung kepada catu daya listrik. Pada kasus tertentu

pembelajaran melalui audio lebih efektif dibandingkan dengan video. Jadi masing-masing

teknologi mempunyai keunggulan untuk tujuan belajar tertentu, untuk karakteristik bidang

tertentu. Demikian juga metode pembelajaran untuk siswa di Sekolah Dasar dapat efektif, tetapi

tidak untuk mahasiswa pascasarjana, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan

Page 8: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 7

metode pembelajaran yang berbeda untuk karakteristik pebelajar yang berbeda. Untuk memenuhi

semua kebutuhan belajar dengan berbagai karakteristik orang yang belajar maka pendekatan

melalui blended learning adalah yang paling tepat. Dengan blended leaning memungkinkan

pembelajaran menjadi lebih profesional untuk menangani kebutuhan belajar dengan cara yang

paling efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi.

Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis blended bagi lembaga

pendidikan atau pelatihan adalah:

• memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan;

• kemudahan implementasi;

• efisiensi biaya;

• hasil yang optimal;

• menyesuaikan berbagai kebutuhan pebelajar, dan

• meningkatkan daya tarik pembelajaran.

Peran Pengajar

Peran pengajar dalam pembelajaran berbasis blended learning sangat penting dalam

mengelola pembelajaran. Yang pasti pengajar harus melek informasi. Di samping memiliki

keterampilan mengajar dalam menyampaikan isi pembelajaran tatap muka, pengajar juga harus

memiliki kpengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan sumber belajar berbasis

komputer (Microsoft Word dan Microsoft PowerPoint) dan keterampilan untuk mengakses

internet, kemudian dapat menggabungkan dua atau lebih metode pembelajaran tersebut. Seorang

pengajar dapat memulai pembelajaran dengan tatap muka terstruktur kemudian dilanjutkan

dengan pembelajaran berbasis komputer offline dan pembelajaran secara online. Kombinasi

pembelajaran juga dapat diterapkan pada integrasi e-learning (online), menggunakan komputer di

kelas, dan pembelajaran tatap muka di kelas. Bimbingan belajar perlu diberikan kepada pebelajar

sejak awal, agar para pebelajar memiliki keterampilan belajar kombinasi sejak awal, karena

kemampuan ini akan menjadi alat belajar di masa depan.

Peran pengjaar sangat penting karena hal ini memerlukan proses transformasi pengetahuan

isi dan blended learning sebagai alat. Dengan makin baiknya sistem ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat, maka penduduk dunia akan semakin banyak pula, oleh karena itu perlu dilakukan

pembelajaran yang efisien dalam pemanfaatan sumber daya, pembelajaran berbasis blended

learning merupakan suatu keniscayaan untuk dilaksanakan dalam sistem pembelajaran, khususnya

di Indonesia. Kunci dari semua ini terletak pada peran pengajar yang mengusai kompetensi untuk

mengelola pembelajaran berbasis blended learning.

Unsur-Unsur Blended Learning

Page 9: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 8

Pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning

tinggi paling tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi,

(d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi.

Pembelajaran Tatap muka

Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya

teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama. Pengajar

menyampaikan isi pembelajaran, melakukan tanya jawab, diskusi, memberi bimbingan, tugas-

tugas kuliah, dan ujian. Semua dilakukan secara sinkron (synchronous), artinya semua pebelajar

belajar isi pembelajaran pada waktu dan tempat yang sama. Beberapa variasi yang dilakukan,

misalnya dosen membagi perkuliahan ke dalam topik-topik yang harus di bahas oleh mahasiswa di

depan kelas, mehasiswa membuat makalah untuk presentasi mahasiswa sebagai peserta dan

melakukan klarifikasi, tanya-jawab, dan memecahkan masalah. Dengan menggunakan pendekatan

berpusat pada pebelajar, kuliah dilakukan dengan tutorial, buku kerja, menulis makalah, dan

penilaian.

Pembelajaran Mandiri

Dalam pembelajaran tatap muka, untuk mengakomodasi perbedaan individual kemudian

berkembang dengan memberikan tugas belajar mandiri melalui pembelajaran menggunakan

modul, sekarang di sekolah digunakan Lembar Kerja Siswa. Tujuannya tentu agar siswa yang

berlainan karakteristik kecerdasannya akan belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Dalam

sumber belajar untuk pembelajaran mandiri ini, kebanyakan pengajar memerlukan buku teks 2

atau atau lebih sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan

banyak sumber belajar yang harus diakses oleh pebelajar, karena sumber-sumber tersebut tidak

hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar, perpustakaan lembaga pendidikannya

saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia. Pengajar yang

profesional dan kompeten dalam disiplin ilmu tentu dapat merancang sumber-sumber belajar

mana saja yang dapat diakses untuk mengkombinasikan dengan buku, multi media, dan sumber

belajar lain.

Pembelajaran Berbasis Masalah

Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui Pembelajaran

Berbasis Masalah Masalah. Melalui pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan belajar

berdasarkan masalah yang harus dipecahkan, kemudian melacak konsep, prinsip, dan prosedur

yang harus diakses untuk memecahkan masalah tersebut. Ini berbeda dengan pembelajaran

konvensional, yang di tahap awal disajikan konsep, prinsip, dan prosedur yang diakhiri dengan

menyajikan masalah. Asumsinya, pebelajar dianggap belum memiliki pengetahuan prasyarat untuk

memecahkan masalah, sehingga konsep-konsep tersebut disajikan terlebih dahulu. Melalui

pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari

berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah tersebut.

Page 10: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 9

Pembelajaran Tutorial

Program pembelajaran berbasis komputer memerlukan kegiatan tutorial tatap muka, namun

sifat tutotial berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional. Pada tutorial, pebelajar

yang aktif untuk menyampaikan masalah yang dihadapi, seorang pengajar akan berperan sebagai

tutor yang membimbing. Sejumlah program universitas menggunakan berbagai pembelajaran

interaktif komputer. Perusahaan menyediakan pembelajaran berbasis CD-ROM dan konten online.

Meskipun aplikasi teknologi dapat meningkatkan keterlibatan pebelajar dalam belajar, peran

pengajar masih diperlukan sebagai tutor.

Pembelajaran Kolaborasi

Kerjasama atau kolaborasi merupakan salah satu ciri penting pembelajaran masa depan yang

lebih banyak mengedepankan kemampuan individual, namun kemampuan ini kemudian

disinergikan untuk menghasilkan produk, karena produk masa depan, apalagi produk komputer

baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang kompleks, diperlukan pendekatan

interdisipliner. Oleh karena itu produk masa depan adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan

kolaborasi. Keterampilan kolaborasi harus menjadi bagian penting dalam pembelajaran berbasis

blended learning. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka konvensional yang

semua pebelajar belajar di dalam kelas yang sama di bawah kontrol pengajar, dalam pembelajaran

berbasis blended, maka pebelajar bekaerja secara mandiri dan berkolaborasi. Oleh karena itu,

tagihan dalam pembelajaran ini akan berbeda dengan pembelajaran tatap muka.

Evaluasi pembelajaran berbasis blended learning tentunya akan sangat berbeda dibanding

dengan evaluasi pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus didasarkan pada proses dan hasil yang

dapat dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja belajar pebelajar berdasarkan portofolio.

Demikian pula penilaian perlu melibatkan bukan hanya otoritas pengajar, namun perlu ada

penilaian diri oelh pebelajar, maupun penilai pebelajar lain.

Penutup

Agar para pengajar di Indonesia sensitif terhadap perkembangan pengetahuan tentang

pembelajaran masa depan, diperlukan serangkaian kegiatan secara inklusif maupun eksklusif, massal

maupun terbatas oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya meningkatkan

kualitas pengajar. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui seminar, pelatihan, dan lokakarya

dengan baik secara sentralisasi maupun desentralisasi untuk memanfaatkan perkembangan teknologi

dalam pembelajaran, meliputi teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi

komputer, dan teknologi telepon seluler. Pembelajaran yang memanfaatkan semuanya itu apabila

dikemas menjadi satu kesatuan dengan kombinasi yang berprinsip sinergi, maka pembelajaran tersebut

menjadi berkualitas karena mampu memfasilitasi sumber belajar yang beragam.

Semoga kebangkitan pembelajaran yang sensitif terhadap perkembangan teknologi segera

terwujud.

Page 11: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 10

Daftar Rujukan

Alavi, M. and D.E. Leidner, "Research Commentary: Technology Mediated Learning - A Call for Greater

Depth and Breadth of Research," Information Systems Research, 2001, 12: 1, pp. I1-10.

Alavi, M., G.M. Marakasand Y. Yoo, "A Comparative Study of Distributed Learning Environments on

Learning Outcomes," Information Systems Research, 2002, 13: 4, pp. I404-415.

Bersin, Josh. 2004. The Blended Bearning Book:Best Bractices, Proven Methodologies, and

Lessons Learned. San Francisco: Pfeiffer

Brunner, D.L., "The Potential of the Hybrid Course Vis-a-Vis Online and Traditional Courses," Teaching

Theology and Religion, 2006, 9: 4, pp. I229-235.

Charles D. Dziuban, Joel L. Hartman, Patsy D. Moskal, 2004. Blended Learning. Research Bulletin.

Volume 2004, Issue 7. March 30, 2004.

Cogburn, D.L. and Hurup, D. (2006). The World is Our Campus: Synchronous collaboration software lets

universities unite colleagues, students, and researchers from all over the globe. Network

Computing for IT by IT, retrieved August 6, 2006 from

http://www.networkcomputing.com/showArticle.jhtml?articleID=184428959&pgno=1

Dagada, R. and M. Jakovljevic, "'Where Have all the Trainers Gone?' E-Learning Strategies and Tools in the

Corporate Training Environment," Proceedings of the 2004 Annual Research Conference of the

South African Institute of Computer Scientists and Information Technologists on IT Research in

Developing Countires, Stellenbosch, Western Cape, South Africa, 2004, pp. I194-203.

DeNeui, D.L. and T.L. Dodge, "Asynchronous Learning Networks and Student Outcomes: The Utility of

Online Learning Components in Hybrid Courses," Journal of Instructional Psychology, 2006, 33: 4,

pp. I256-259.

Galbreth, J. 1999. Preparing the 21st Century Worker: The Link Between Computer-Based Technology and

Future Skill Set. Educational Technology, Vol XXXIX, Number 6, November-Desember 1999.

Garrison, D.R. & Vaughan, N.D. 2008. Blended learning in Higher education framework, Principles,

and Guidelines. San Fransisco: John Willey & Sons, Inc Garnham, C. and R. Kaleta,

"Introduction to Hybrid Courses," March 20, 2002, 8: 6, pp. I1-3.

Garnham, C. and R. Kaleta, "Introduction to Hybrid Courses," March 8, 2002, 8: 6, pp. I1-3.

Hodges, C.B., "Self-Regulation in Web-Based Courses: A Review and the Need for Research," The Quarterly

Review of Distance Education, 2005, 6: 4, pp. I375-383.

Page 12: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 11

Karen Precel, Yoram Eshet-Alkalai, and Yael Alberton. 2009. Pedagogical and Design Aspects of a Blended

Learning Course. International Review of Research in Open and Distance Learning. Volume 10,

Number 2. ISSN: 1492-3831 April – 2009

Negash, S. and M.V. Wilcox, "Synchronous Hybrid e-Learning: Teaching Complex Information System

Classes Online," Proceedings of the 18th Annual International Information Resources Management

Association Conference, Vancouver, British Columbia, Canada, 2007,

Piccoli, G., R. Ahmadand B. Ives, "Web-Based Virtual Learning Environments: A Research Framework and a

Preliminary Assessment of Effectiveness in Basic IT Skills Training," MIS Quarterly, 2001, 25: 4, pp.

I401-426.

Ranganathan, S., S. Negash and M.V. Wilcox, "Hybrid Learning: Balancing Face-to-Face and Online Class

Sessions," Proceedings of the Tenth Annual Conference of the. Southern Association for Information

Systems Jacksonvill, Florida, 2007,

Sauers, D. and R.C. Walker, "A Comparison of Traditional and Technology-Assisted Instructional Methods in

the Business Communication Classroom," Business Communication Quarterly, 2004, 67: 4, pp. I430-

442.

Seng, L.C. and S. Al-Hawamdeh, "New Mode of Course Delivery for Virtual Classroom," Aslib Proceedings,

2001, 53: 6, pp. I238-242.

Thorne, Kaye. 2003. Blended Learning: How to integrate online & traditional learning. London:

Kagan Page Limited.

Wikipedia, the free encyclopedia. Blended Learning. (www.wikipedia.com, diakses tanggal 29

agustus 2010)

Page 13: PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNINGeadm.dindik.jatimprov.go.id/.../blanded_learning.pdf ·  · 2015-09-08Dengan Pembelajaran Berbasis Blended Learning akan memudahkan bagi pebelajar

WASIS D DWIYOGO ǀPEMBELAJARAN PENJAS BERBASIS BLENDED LEARNING| 12

Tentang Fasilitator

WASIS D. DWIYOGO, lahir di Cimahi tanggal 25 Mei 1958. Pendidikan formal yang diselesaikan adalah Sekolah Dasar Negeri Poncowati, Lampung Tengah (1971), Sekolah Menengah Pertama Negeri (1974), Sekolah Menengah Atas Negeri Jurusan Ilmu Pasti & Alam (1977), Sarjana Pendidikan kepelatihan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Semarang (1985), Magister Pendidikan bidang teknologi pembelajaran IKIP Malang (1994), dan Doktor dalam Teknologi Pembelajaran

dari Universitas Negeri Malang (1999).

Sejak tahun 1987 sampai sekarang menjadi dosen di Universitas Negeri Malang. Mengajar untuk Matakuliah: Pengembangan Kurikulum (S1), Teknologi Pembelajaran (S1), Metodologi Penelitian (S2), Landasan Pendidikan dan Pembelajaran (S2), Wawasan Pendidikan (S3).

Di samping mengajar juga sebagai fasilitator berbagai pelatihan pada Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK, Diklat Perpustakaan Nasional, peneliti dan reviewer penelitian yang diselenggarakan oleh Dikti dan Menpora. Secara periodik mengadakan pelatihan: Metodologi Penelitian dan Pengembangan secara nasional untuk dosen, Penulisan Buku Ajar untuk Dosen/Guru/Widya Iswara.

Sekarang sedang aktif mengembangkan Pembelajaran Visioner untuk memecahkan masalah masa depan. WEB yang telah dikembangkan untuk keperluan perkuliahan mahasiswa dengan alamat www.pembelajaranvisioner.com