PEMBANDINGAN KONTRAS ORTHOGONAL Oleh : KELOMPOK I 1. AFANDI PASARIBU (120403019) 2. AULIA FADHLI SANI LUBIS (120403024) 3. LORA VIONITA SILALAHI (120403026) 4. MUHAMMAD FAKHRIN AQRAN (120403031) 5. ABDUL KADIR BATUBARA (120403034) 6. LAURENT MONICA (120403035) 7. NURHIKMAH ALFATH (120403025) 8. ANDRE SILABAN (120403048) 9. FADYLLA RAMADHANI (120403049) 10. ELISABETH NAINGGOLAN (120403053) 11. POLY PERSADA DAMANIK (120403054) 12. SRI ASTRIANI (120403056) 13. LORENZO ANDREAS (120403057) 14. SANGGRA GUNAWAN (120403059) 15. NIA YESIKA (120403046) D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBANDINGAN KONTRAS ORTHOGONALOleh :
KELOMPOK I
1. AFANDI PASARIBU (120403019)
2. AULIA FADHLI SANI LUBIS (120403024)
3. LORA VIONITA SILALAHI (120403026)
4. MUHAMMAD FAKHRIN AQRAN (120403031)
5. ABDUL KADIR BATUBARA (120403034)
6. LAURENT MONICA (120403035)
7. NURHIKMAH ALFATH (120403025)
8. ANDRE SILABAN (120403048)
9. FADYLLA RAMADHANI (120403049)
10. ELISABETH NAINGGOLAN (120403053)
11. POLY PERSADA DAMANIK (120403054)
12. SRI ASTRIANI (120403056)
13. LORENZO ANDREAS (120403057)
14. SANGGRA GUNAWAN (120403059)
15. NIA YESIKA (120403046)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 3
Penggunaan Uji kontras terutama dilakukan pada penelitian-penelitian yang terencana,
karena pada dasarnya pengujian dilakukan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan spesifik penelitian
yang telah dirancang, baik didasarkan pada teori ataupun penelitian-penelitian sebelumnya.
Sehingga uji ini sering juga disebut sebagai Uji-F terencana. Secara garis besar Uji kontras
dikelompokkan menjadi dua yaitu, metode ortogonal kontrast (MOK) dan metode ortogonal
polinomial (MOP).
Menurut MOK pengujian beda rerata dilakukan dalam 2 tahap, yaitu:
1. Uji beda antargrup, di mana perlakuan-perlakuan dikelompokkan menjadi beberapa grup
perlakuan.
2. Uji beda dalam grup, di mana uji nyata hanya dilakukan terhadap perlakuan-perlakuan yang
terdapat dalam suatu grup perlakuan tertentu.
Metode analisis ragam merupakan alat yang handal untuk membandingkan beberapa rata-
rata perlakuan. Dalam membandingkan t perlakuan, hipotesis null menyatakan bahwa semua rata-
rata perlakuan tidak berbeda (H0: µ1 = µ2 = … = µt). Apabila uji F nyata, maka HA diterima, yang
menyatakan bahwa tidak semua rata-rata perlakuan sama atau adalah salah satu rata-rata perlakuan
yang berbeda dengan yang lainnya. Selanjutnya dilakukan perbandingan untuk menentukan
perlakuan mana yang berbeda dengan mengurai Jumlah Kuadrat Perlakuan untuk pengujian F
tambahan untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sudah direncanakan. Metoda kontras atau
orthogonal untuk memisahkan rata-rata memerlukan tingkat pengetahuan tertentu yang bersifat a
priori, baik berdasarkan pertimbangan keilmuan tertentu atau berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya.
Jika peneliti punya pertanyaan spesifik yang perlu dijawab, perlakuan dirancang untuk
menyediakan informasi dan uji statistik yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Peneliti yang
berpengalaman akan memilih perlakuan sehingga Jumlah Kuadrat Perlakuan bisa diurai untuk
menjawab beberapa pertanyaan bebas sesuai dengan nilai derajat bebas perlakuan yang terdapat
pada analisis ragam. Konsekuensinya, nama lain dari uji ini adalah uji derajat bebas tunggal.
Apabila perbandingan saling bebas, maka dikatakan orthogonal.
Karena perlakuan-perlakuan penelitian yang ingin dibedakan telah direncanakan terlebih
dahulu melalui hipotesis, maka penggunaan MOK diprioritaskann jika penerimaan H0 cukup besar.
Jika tidak, peneliti akan menyusun hipotesis baru untuk menentukan perlakuan yang memberikan
hasil yang optimal. Sebuah nilai pembanding (kontras) selalu mempunyai derajat bebas tunggal (db
= 1) sehingga kita dapat menggunakan uji t atau uji F. Uji kontras akan lebih singkat dibandingkan
dengan Uji-F kompensional (anova+uji lanjut) karena tidak lagi membutuhkan uji lanjut.
Kontras Ortogonal merupakan uji yang cukup fleksibel, karena:
1. Tidak mensyaratkan Ho perlakuan harus ditolak
2. Perbandingan antar perlakuan dapat direncanakan bahkan sebelum pengumpulan data.
Karena sepenuhnya memanfaatkan analisis jumlah kuadrat dalam pengujiannya, maka MOK
ini umumnya digunakan terhadap perlakuan yang telah direncanakan sebelum percobaan
berlangsung, yang biasanya lebih dulu dinyatakan dalam suatu hipotesis. Uji ini juga disebut uji F-
terencana.
Karena perlakuan-perlakuan yang dibedakan dalam metode ini telah direncanakan lebih dulu
lewat hipotesis, maka sebaiknya MOK hanya digunakan jika kemungkinan diterimanya hipotesis
yang diajukan besar. Hal ini disebabkan jika hipotesis yang diajukan tidak diterima, peneliti
terpaksa menyusun hipotesis baru untuk menentukan perlakuan optimum. Sebagai konsikuensinya,
analisis MOK diulang lagi dari awal. Ini berarti bahwa jika hipotesis diterima, maka MOK
merupakan metode uji yang lebih singkat dan sederhana, tetapi jika hipotesis tidak diterima, maka
MOK akan lebih panjang dan rumit dari uji konvensional.
Sesuai dengan namanya yaitu uji kontras, maka MOK ini sebaiknya hanya digunakan
terhadap perlakuan-perlakuan yang dapat dikontraskan atau perlakuan-perlakuan yang masing-
masing kelompoknya mempunyai ciri yang kontras. Ciri kontras ini, umumnya hanya dijumpai pada
faktor kualitas. Oleh karena itu, meskipun uji MOK ini juga dapat diterapkan terhadap faktor
kuantitas seperti halnya MOP, umumnya uji MOK hanya diterapkan terhadap faktor kualitas lewat
percobaan pengujian mutu perlakuan.
Dalam MOK prosedur analitis statistik dilakukan dengan :
1. Analisis jumlah kuadrat utama seperti halnya dalam uji Anova menurut rancangan percobaan
yang digunakan.
2. Analisis jumlah kuadrat perlakuan rincian, yang merupakan lanjutan dari jumlah kuadrat
perlakuan pada jumlah kuadrat utama sesuai dengan rencana pengujian sebelum percobaan.
Beberapa pedoman dalam menggunakan kontras orthogonal:
1. Banyaknya perbandingan (kontras) yang dapat disusun dalam suatu percobaan
maksimum adalah p-1 (p adalah jumlah perlakuan)
2. Memenuhi kaidah dalam penyusunan kontras orthogonal
Kaidah Penyusunan Kontras Orthogonal
1. Kontras adalah persamaan linier yang jumlah nilai koefisien-koefisiennya sama dengan
0 (nol).
Li = c1Y1 + c2Y2 + c3Y3 + . . . + cpYp
Keterangan:
c1, c2, c3, …, cp adalah koefisien persamaan linier
Y1, Y2, Y3, …, Yp adalah total perlakuan ke 1,2,3, …, dan p
Agar memenuhi syarat kontras, ∑ci = c1+c2+c3+…+cp = 0
2. Dua kontras dikatakan orthogonal atau independen jika jumlah hasil kali dari koefisien-
koefisien kedua kontras tersebut sama dengan 0 (nol)
L1 = c1Y1 + c2Y2 + c3Y3 + . . . + cpYp (∑ci =0)
L2 = d1Y1 + d2Y2 + d3Y3 + . . . + dpYp (∑di =0)
kedua kontras tersebut adalah orthogonal kalau:
∑cidi = c1*d1 + c2*d2 + c3*d3 + cp*dp = 0
Aturan untuk menentukan nilai koefisien pada perbandingan grup.
1. Pada perbandingan rata-rata dari dua grup, masing-masing grup yang mempunyai perlakuan yang
sama diberi koefisien yang sama, +1 untuk salah satu grup dan -1 untuk grup lainnya. Kasus serupa
bisa diterapkan untuk perbandingan yang lebih kompleks, lebih dari dua grup.
2. Dalam membandingkan grup yang jumlah perlakuannya berbeda, pada grup pertama berikan nilai
koefisien yang sama dengan banyaknya grup kedua, dan pada grup kedua berikan koefisien yang
bernilai seragam sampai jumlahnya sama dengan jumlah grup yang pertama. Contohnya,apabila ada
5 perlakuan yang akan dibandingkan, grup pertama ada 2 buah perlakuan dan grupkedua ada 3
perlakuan. Nilai koefisien untuk grup yang pertama harus bernilai 3 (sama denganbanyaknya grup
kedua, 3 buah perlakuan) dan nilai koefisien untuk masing-masing perlakuan pada grup kedua harus
bernilai -2 .
3. Koefisien untuk setiap perbandingan sebisa mungkin bilangan bulat terkecil untuk setiap