Top Banner
107 PEMBAHASAN UMUM Pada saat penelitian dilaksanakan, Pemerintah Republik Indonesia memiliki 33 provinsi dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua Barat. Namun demikian, sejak diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 yang mewajibkan setiap pemerintah daerah (Provinsi, Kota atau Kabupaten) membangun situs web, ternyata dari 33 provinsi tersebut hanya 31 provinsi yang memiliki situs web dan berstatus aktif yang diakses bulan Februari Juni 2012. Provinsi tidak memiliki situs web adalah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara. Penentuan situs web provinsi aktif dan tidak aktif didasarkan atas penelusuran situs web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan mengetikkan query berupa nama masing-masing provinsi. Pengembangan Framework Evaluasi Usability Framework yang dihasilkan pada penelitian ini berupa enam parameter untuk analisis rekaman responden dan lima parameter untuk menghasilkan skor evaluasi usability. Enam parameter yang dapat digunakan untuk menganalisis hasil evaluasi usability situs-situs web provinsi di Indonesia dengan metode observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian, parameter-parameter tersebut memiliki tujuan penggunaan yang berlainan. Keenam parameter tersebut antara lain: 1. Jumlah Waktu 2. Jumlah Langkah 3. Kesuksesan Tugas 4. Waktu Respon Balik 5. Pihak Pemberi Respon 6. Kepuasan Responden Parameter jumlah waktu, jumlah langkah dan kesuksesan tugas berkaitan erat dengan analisis rekaman responden dikarenakan hasil ketiganya diperoleh dengan mengolah data rekaman responden yang direkam oleh perangkat lunak screen capture (Camtasia 7.1). Parameter jumlah waktu dan jumlah langkah
14

PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

Mar 15, 2019

Download

Documents

trinhduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

107

PEMBAHASAN UMUM

Pada saat penelitian dilaksanakan, Pemerintah Republik Indonesia

memiliki 33 provinsi dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua Barat.

Namun demikian, sejak diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003

yang mewajibkan setiap pemerintah daerah (Provinsi, Kota atau Kabupaten)

membangun situs web, ternyata dari 33 provinsi tersebut hanya 31 provinsi yang

memiliki situs web dan berstatus aktif yang diakses bulan Februari – Juni 2012.

Provinsi tidak memiliki situs web adalah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara.

Penentuan situs web provinsi aktif dan tidak aktif didasarkan atas penelusuran

situs web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan

mengetikkan query berupa nama masing-masing provinsi.

Pengembangan Framework Evaluasi Usability

Framework yang dihasilkan pada penelitian ini berupa enam parameter

untuk analisis rekaman responden dan lima parameter untuk menghasilkan skor

evaluasi usability. Enam parameter yang dapat digunakan untuk menganalisis

hasil evaluasi usability situs-situs web provinsi di Indonesia dengan metode

observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

parameter-parameter tersebut memiliki tujuan penggunaan yang berlainan.

Keenam parameter tersebut antara lain:

1. Jumlah Waktu

2. Jumlah Langkah

3. Kesuksesan Tugas

4. Waktu Respon Balik

5. Pihak Pemberi Respon

6. Kepuasan Responden

Parameter jumlah waktu, jumlah langkah dan kesuksesan tugas berkaitan

erat dengan analisis rekaman responden dikarenakan hasil ketiganya diperoleh

dengan mengolah data rekaman responden yang direkam oleh perangkat lunak

screen capture (Camtasia 7.1). Parameter jumlah waktu dan jumlah langkah

Page 2: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

108

bertujuan untuk mengukur efisiensi atau banyaknya sumberdaya waktu dan tenaga

yang digunakan oleh responden untuk menyelesaikan skenario yang diberikan.

Parameter waktu respon balik dan pihak pemberi respon diukur setelah

jangka waktu 21 hari berdasarkan atas keterangan dari setiap responden, untuk

melihat apakah terdapat tanggapan dari situs web yang dievaluasi. Kedua

parameter tersebut bertujuan untuk menilai responsivitas pemerintah provinsi

dalam menghargai masukan dari responden sebagai perwakilan dari anggota

masyarakat sesuai dengan tingkat pengembangan e-Government kedua yaitu

Tingkat Pematangan (Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat

interaktif; dan Pembuatan antarmuka keterhubungan dengan lembaga lain). Hal

ini dikarenakan suatu situs web tidak dapat dikatakan bersifat interaktif jika tidak

ada tanggapan terhadap masukan dalam bentuk apapun yang disampaikan kepada

situs web tersebut melalui seluruh fasilitas yang telah disediakan.

Parameter terakhir adalah kepuasan responden yang memiliki tujuan untuk

mengukur seberapa besar responden memberikan penilaian terhadap beberapa

komponen yang tercantum dalam QUIS (Questionnaire for User Interface

Satisfaction) sebagi media pengukuran. Komponen tersebut antara lain reaksi

keseluruhan terhadap situs web, halaman web, istilah dan informasi situs web, dan

kemampuan situs web.

Selain parameter penilaian rekaman responden, penelitian ini juga

mengembangkan parameter pemberian skor evaluasi usability untuk setiap situs

web provinsi. Parameter tersebut berjumlah lima, di antaranya:

1. Jumlah Waktu

2. Jumlah Langkah

3. Kesuksesan Tugas

4. Kelengkapan Konten

5. Kepuasan Responden

Kelima parameter tersebut sesuai dengan ISO 9241:11 yang menyatakan

bahwa usability memiliki tiga komponen yaitu efisiensi, efektifitas dan kepuasan

penggunaan. Parameter jumlah waktu dan jumlah langkah mewakili komponen

efisiensi, parameter kesuksesan tugas dan kelengkapan konten mewakili

komponen efektivitas, sedangkan parameter kepuasan responden mewakili

Page 3: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

109

komponen kepuasan penggunaan. Parameter waktu respon balik dan pihak

pemberi respon yang telah disebutkan sebelumnya tidak digunakan dalam

pemberian skor evaluasi usability dikarenakan hanya 5 – 6 situs web saja yang

memberikan respon balik kepada responden, sehingga diduga skor yang

dihasilkan tidak mencerminkan usability seluruh situs web yang dievaluasi.

Hasil Evaluasi Usability Situs-situs Web E-Government Provinsi di Indonesia

Parameter Jumlah Waktu dan Jumlah Langkah

Parameter jumlah waktu diukur berdasarkan jumlah detik yang diperlukan

oleh responden untuk melaksanakan tugas pada setiap skenario dimulai dari

halaman mesin pencari untuk Skenario 1 dan halaman utama untuk Skenario 2

sampai 9. Untuk kecepatan waktu memuat informasi (loading time), telah

dilakukan pemotongan loading time agar penghitungan waktu tidak menjadi bias.

Oleh karena itu, jumlah waktu yang dihitung adalah waktu responden membuka

halaman-halaman situs web, waktu responden membaca informasi dan waktu

responden berpikir serta memutuskan apakah informasi yang dicari telah

ditemukan atau tidak. Berikut ini adalah hasil perbandingan antara parameter

jumlah waktu dan langkah untuk setiap skenario pada seluruh situs web provinsi.

a. Skenario 1A (Sejarah Provinsi)

Pada skenario 1A, responden diminta untuk mencari informasi sejarah

berdirinya provinsi, baik yang terletak pada submenu khusus atau tercantum

dalam submenu lainnya. Informasi sejarah berdirinya provinsi pada situs web

tidak selalu diberi judul Sejarah, namun ada yang diberi judul Tentang Provinsi,

Sekilas Provinsi, Profil Provinsi, Gambaran Umum, bahkan diletakkan pada

ucapan Selamat Datang seperti yang tercantum pada situs web Maluku Utara.

b. Skenario 1B (Motto Provinsi)

Pada skenario 1B, responden diminta untuk mencari informasi motto,

slogan atau semboyan provinsi. Informasi ini umumnya termasuk ke dalam bagian

dari profil provinsi. Motto yang dicantumkan pada situs web dapat menggunakan

Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, maupun Bahasa Inggris. Motto Provinsi

sebagian besar terletak pada banner utama, sehingga tidak terlalu disadari oleh

sebagian responden. Adapun letak motto pada provinsi yang lainnya dicantumkan

Page 4: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

110

pada lambang daerah dan dibahas maknanya pada submenu lambang daerah dan

artinya. Sedangkan ada pula provinsi yang secara khusus menampilkan motto

yang diletakkan pada submenu lambang daerah dan artinya, submenu visi dan

misi, serta submenu motto seperti yang dimiliki situs web Provinsi Jawa Timur.

c. Skenario 1C (Visi dan Misi)

Informasi mengenai Visi dan Misi dimiliki oleh hampir seluruh situs web,

dengan penempatan yang strategis seperti di menu Profil atau Tentang Provinsi

dengan submenu tersendiri. Namun pada situs web Provinsi Jawa Timur, visi dan

misi tidak memiliki submenu tersendiri melainkan berada pada submenu Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur, sehingga

responden kesulitan untuk menemukan informasi tersebut.

d. Skenario 1D (Lambang Daerah dan Artinya)

Setiap provinsi memiliki lambang atau logo daerahnya masing-masing

yang memuat ciri khas dari daerah tersebut. Pemilihan bentuk dasar, warna,

tulisan, dan lain-lain memiliki filosofi tersendiri, sehingga perlu disebutkan arti

lambang tersebut agar dapat mensosialisasikan ciri khas masing-masing provinsi.

e. Skenario 1E (Peta Provinsi)

Peta provinsi dapat diletakan pada menu atau submenu tersendiri,

diberikan tautan, atau dicantumkan pada menu atau submenu Letak/Kondisi

Geografis, Wilayah, Letak Administratif, dan lain-lain. Peta provinsi yang

ditemukan pada situs web bervariasi dari mulai Peta Kontur, Peta Administratif,

Peta Pariwisata, Peta Potensi Daerah, dan lain-lain.

f. Skenario 2 (Struktur Organisasi Provinsi)

Tugas yang diberikan kepada responden pada Skenario 2 ialah mencari

struktur organisasi pemerintah provinsi yang terdiri dari Gubernur beserta

jajarannya. Struktur organisasi yang ideal adalah berbentuk gambar dengan

struktur hirarki dan aliran tanggung jawab yang jelas. Namun, struktur organisasi

provinsi yang diakui pada penelitian ini dapat berupa gambar hirarkis, tabel, atau

berbentuk poin-poin dimulai dari tingkat tertinggi, yaitu Gubernur, hingga dinas,

biro atau badan di bawahnya.

Page 5: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

111

g. Skenario 3 (Informasi Demografi atau Kependudukan)

Informasi demografi merupakan salah satu bagian dari informasi geografi

yang khusus membahas tentang kependudukan. Keberadaan informasi ini

mencerminkan bahwa pemerintah provinsi memiliki kepedulian terhadap para

penduduknya, di mana informasi tersebut dapat digunakan guna menanggulangi

masalah seperti kemiskinan atau kurangnya pendidikan. Informasi demografi

meliputi informasi keberagaman penduduk yang mendiami provinsi setempat,

seperi data penduduk berdasarkan kategori jenis kelamin, usia, agama,

pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. Pada penelitian ini, data minimal yang dapat

disebut sebagai informasi demografi adalah jumlah penduduk dalam suatu waktu.

h. Skenario 4 (Potensi Sumberdaya Alam)

Kekayaan alam di setiap daerah sangat beragam dan belum tentu diketahui

oleh masyarakat domestik ataupun mancanegara. Salah satu cara untuk dapat

menarik investor untuk mengelola kekayaan alam tersebut adalah dengan

mempromosikannya di situs web provinsi dalam bentuk menu Potensi

Sumberdaya Alam. Selain menu Potensi Sumberdaya Alam, menu lain yang juga

digunakan adalah menu Investasi atau Perekonomian.

i. Skenario 5 (Peraturan Daerah)

Keberadaan peraturan daerah di situs web provinsi penting bagi

masyarakat untuk mengetahui performa pemerintahnya dalam mengambil

kebijakan. Peraturan daerah juga dapat menjadi sarana bagi pemerintah provinsi

untuk mensosialisasikan proses-proses perizinan yang menjadi tanggung jawab

pemerintah provinsi. Letak penempatan peraturan daerah, ada yang diserahkan

kepada situs web biro atau badan hukum yang ada di bawah provinsi, bukan pada

situs web provinsi. Sebagian besar peraturan daerah yang dicantumkan dapat

diunduh dalam format PDF, Doc atau Winrar.

j. Skenario 6 (APBD)

Skenario ini berisi tugas responden untuk mencari informasi tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terakhir dipublikasikan

oleh pemerintah provinsi di dalam situs webnya. Melalui pengamatan ini

Page 6: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

112

diperoleh informasi mengenai keaktifan dan transparansi provinsi dalam

menginformasikan APBD kepada masyarakat.

Pencantuman APBD juga berfungsi sebagai indikator transparansi

pemerintah provinsi dalam mempublikasikan performanya pada saat mengelola

pendapatan dan belanja daerah yang sebagian juga bersumber dari pajak yang

dibayarkan oleh masyarakat. APBD yang dicantumkan sebagian besar dapat

diunduh dalam format PDF dan Doc, yakni dapat berupa peraturan daerah yang

menetapkan mengenai APBD atau memang khusus file yang memuat APBD

dalam bentuk Winrar.

k. Skenario 7 (Pengiriman pesan ke Alamat E-mail)

Alamat e-mail merupakan salah satu item minimal yang harus ada pada

halaman utama (homepage) menurut Panduan Penyelenggaraan Situs Web

Pemerintah Daerah yang diterbitkan oleh Kemkominfo (2003). Untuk kontak e-

mail, hanya alamat e-mail yang mempunyai domain “.go.id” yang bisa digunakan

sebagai alamat e-mail resmi. Pemakaian alamat generik (seperti ‘manajer situs’,

‘sekda’) lebih diutamakan daripada alamat atau nama pribadi, hal tersebut

dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya perubahan personil pada manajemen

situs web pemerintah daerah. Penanggung jawab situs web harus memastikan

bahwa semua e-mail ke alamat-alamat yang dituju dijawab dengan segera, seperti

halnya komunikasi fisik atau komunikasi elektronik lainnya dengan instansi

Pemerintah Daerah setempat (Kemkominfo 2003).

l. Skenario 8 (Pengiriman pesan ke Buku Tamu)

Skenario ini memuat tugas responden untuk mencari fasilitas Buku Tamu

atau fasilitas sejenis seperti Kontak, Hubungi Kami, Pesan Anda, Suara

Masyarakat dan lain-lain, dan mengirimkan pesan berupa pertanyaan yang

disediakan peneliti. Buku tamu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa

form yang dapat diisikan oleh responden tanpa melalui proses mendaftar, login

atau sign up untuk dapat mengirimkan pesan kepada pemerintah provinsi. Isi

pesan tersebut dapat ditampilkan pada situs web dan diharapkan dapat

memperoleh tanggapan berupa jawaban terhadap pertanyaan yang sekaligus

ditampilkan pada situs web atau jawaban tersebut dikirimkan ke alamat e-mail

Page 7: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

113

pengirim dikarenakan setiap mengirimkan pesan ke buku tamu, pengirim harus

mengisi kolom alamat e-mail yang dimiliki.

m. Skenario 9 (Berita atau artikel yang terakhir dipublikasikan)

Berita seputar provinsi yang pada umumnya disajikan pada halaman utama

merupakan salah satu indikator yang menyatakan bahwa situs web yang

bersangkutan tergolong uptodate atau tidak. Penyajian berita terkini pada halaman

utama, biasanya disajikan dengan dokumentasi gambar. Sebagian situs web

mengkategorikan berita terkininya, sehingga menyulitkan responden untuk

mengetahui letak berita yang paling uptodate.

Berdasarkan hasil analisis setiap situs web dengan menggunakan 9

skenario tugas yang dilaksanakan oleh responden, secara umum diperoleh hasil

rata-rata jumlah waktu dan jumlah langkah yang disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil rata-rata jumlah waktu dan jumlah langkah untuk seluruh skenario

No. Skenario/

Konten

Rata-rata Jumlah

Waktu (detik)

Rata-rata

Jumlah Langkah

1. Sejarah 58 5

2. Motto 61 6

3. Visi & Misi 40 4

4. Lambang Daerah & Artinya 32 4

5. Peta Provinsi 54 6

6. Struktur Organisasi 67 6

7. Demografi 50 6

8. Potensi SDA 60 6

9. Peraturan Daerah 90 9

10. APBD 74 8

11. Pesan ke alamat e-mail 157 11

12. Pesan ke Buku Tamu 116 9

13. Berita 29 2

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah langkah dan waktu

terbanyak dimiliki oleh skenario pengiriman pesan ke e-mail dikarenakan terdapat

cukup banyak langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengirimkan pesan

menggunakan akun e-mail pribadi. Rata-rata jumlah langkah dan waktu terendah

dimiliki oleh skenario pencarian berita karena konten berita selalu diletakkan pada

halaman muka situs web provinsi.

Page 8: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

114

Parameter Kesuksesan Tugas

Evaluasi usability pada penelitian ini menggunakan skenario dengan

melibatkan 13 konten yang sebagian besar ditetapkan sebagai konten minimal

oleh Kemkominfo (2003). Untuk mengetahui berapa jumlah konten yang dimiliki

oleh setiap provinsi yang diteliti, telah dilakukan proses observasi dengan mencari

setiap konten tersebut dalam situs web provinsi. Jumlah konten yang terdapat

pada masing-masing situs web beragam dari yang memiliki ketiga belas konten

seperti Provinsi Jawa Barat, hingga provinsi yang hanya memiliki enam konten

seperti Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi

Selatan.

Dalam melaksanakan tugas yang diberikan, tidak semua responden

berhasil menemukan konten yang dimiliki oleh situs web. Pada setiap situs web

provinsi yang dievaluasi, terdapat tiga, dua, atau satu rekaman responden yang

sukses. Oleh karena itu, untuk menghitung skor parameter kesuksesan tugas,

dilakukan perbandingan antara jumlah rekaman responden yang sukses

melaksanakan skenario dengan jumlah rekaman responden yang tidak sukses

kemudian dihasilkan persentase kesuksesan tugas. Provinsi-provinsi yang

memiliki persentase kesuksesan tugas tertinggi, yaitu 100%, adalah Riau,

Kepulauan Riau dan Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil analisis menggunakan 9

skenario tugas yang dilaksanakan oleh responden, diperoleh hasil berupa jumlah

situs dan persentase kesuksesan tugas yang ditampilkan pada Tabel 17.

Tabel 17 Daftar jumlah situs dan kesuksesan tugas untuk seluruh skenario

No. Skenario/

Konten Jumlah Situs

Kesuksesan

Tugas (%)

1. Sejarah 28 98

2. Motto 17 57

3. Visi & Misi 27 94

4. Lambang Daerah & Artinya 25 100

5. Peta Provinsi 22 95

6. Struktur Organisasi 17 92

7. Demografi 22 89

8. Potensi SDA 25 88

9. Peraturan Daerah 16 87

10. APBD 14 71

11. Pesan ke alamat e-mail 27 82

12. Pesan ke Buku Tamu 21 84

13. Berita 31 100

Page 9: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

115

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa konten yang paling banyak dimiliki

oleh situs-situs web provinsi di Indonesia adalah konten berita, yaitu sebanyak 31

atau seluruh situs web provinsi, sedangkan konten yang paling sedikit adalah

informasi APBD. Persentase kesuksesan tugas tertinggi (100%) dimiliki oleh

pencarian lambang daerah dan artinya serta berita, sedangkan yang terendah

adalah pencarian motto. Parameter jumlah situs atau kelengkapan konten,

kesuksesan tugas, jumlah langkah dan jumlah waktu, bersama dengan parameter

kepuasan responden menghasilkan peringkat setiap situs web provinsi dalam hal

usability, secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 24 yang diurutkan

berdasarkan peringkat skor usability.

Parameter Waktu Respon

Pesan yang disampaikan kepada situs web provinsi merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang cukup beragam dari mulai kegiatan sehari-hari

hingga tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) dari pemerintah provinsi. Apapun

bentuk pertanyaan yang diajukan, diharapkan mendapat respon balik dari

pemerintah provinsi karena setiap pertanyaan merupakan bentuk kepedulian

masyarakat terhadap provinsi yang bersangkutan. Lamanya waktu respon

mengindikasikan seberapa besar perhatian dan keaktifan pemerintah provinsi

dalam melayani masyarakat yang memerlukan informasi.

Parameter ini diukur dalam satuan hari sebagai tindak lanjut dari

pelaksanaan Skenario 7 dan 8 oleh responden. Hasil yang diperoleh adalah waktu

pengiriman respon balik untuk skenario pengiriman pesan ke alamat e-mail

berkisar antara kurang dari 1 (satu) hari hingga 19 hari, sedangkan untuk skenario

pengiriman pesan ke buku tamu berkisar antara kurang dari 1 (satu) hari hingga 5

hari.

Parameter Pihak Pemberi Respon

Pemberi respon balik pada suatu situs web bertugas untuk menjawab

pertanyaan yang ditujukan kepada pemerintah provinsi, baik pertanyaan yang

dapat dijawab secara langsung sesaat setelah pertanyaan tersebut diterima,

ataupun pertanyaan yang perlu dikonsultasikan ke bagian lain sehingga

membutuhkan sedikit waktu untuk menjawabnya. Pengelola situs web provinsi

Page 10: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

116

dapat terdiri dari bagian Humas, Komunikasi, dan lain sebagainya. Selain pejabat,

pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh administrator situs web, web master,

atau sistem penjawab otomatis (autoresponder). Adapun administrator situs web

dapat berasal dari staf dinas/biro pemerintah provinsi bidang Humas atau

Komunikasi.

Sistem penjawab otomatis atau autoresponder adalah suatu program

komputer yang dapat merekam nama dan alamat e-mail yang berada pada situs

web yang dipasangi dengan autoresponder. Autoresponder tersebut selanjutnya

dapat digunakan untuk melakukan kontak dengan pengunjung menggunakan

pesan e-mail balasan yang biasanya berupa ucapan terima kasih karena telah

mengirimkan e-mail kepada provinsi setempat.

Analisis Kepuasan Responden

Questionnaire for User Interface Satisfaction (QUIS) digunakan untuk

mengukur tingkat kepuasan responden pada penelitian ini. QUIS diterbitkan oleh

University of Maryland pada tahun 1988 untuk mengukur kepuasan pengguna

terhadap suatu sistem atau situs web. Kuesioner ini berisi 27 pertanyaan, namun

yang digunakan pada penelitian ini hanya sebanyak 16 pertanyaan yang dianggap

relevan dan dirasa tidak membingungkan bagi responden. Pertanyaan-pertanyaan

tersebut terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu pertanyaan mengenai reaksi

keseluruhan terhadap situs web, halaman web, istilah dan informasi dalam situs

web, serta kemampuan situs web.

Pembagian kelompok situs web provinsi menjadi lima level berdasarkan

Nielsen (1993), yaitu Tidak Memiliki Masalah Usability sama sekali (Level 0),

Hanya Masalah Penampilan Luar (Level 1), Masalah Usability Minor (Level 2),

Masalah Usability Mayor (Level 3), dan Bencana Usability (Level 4) berdasarkan

penilaian responden menggunakan kuesioner. Kelima level tersebut disesuaikan

untuk mempermudah pemahaman responden dengan penyesuaian sebagai berikut:

1. Level 1: Tidak memiliki masalah usability sama sekali.

2. Level 2: Masalah usability Ringan atau hanya masalah penampilan luar,

sehingga masalah dapat diperbaiki hanya jika pengembang situs web memiliki

waktu luang.

Page 11: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

117

3. Level 3: Masalah usability Sedang/Minor/Kurang Penting, sehingga perbaikan

masalah hanya memerlukan prioritas yang rendah saja.

4. Level 4: Masalah usability Berat/Mayor/Penting, sehingga penting untuk

diperbaiki, sehingga memerlukan prioritas tinggi.

5. Level 5: Masalah usability Sangat Berat, sehingga penting untuk diperbaiki

sebelum situs web diluncurkan.

Metode Think Out Loud

Metode Think Out Loud atau juga ada yang menyebutnya sebagai metode

Think Aloud merupakan metode yang didasarkan pada sikap tubuh dan ucapan

yang ditunjukkan oleh seorang responden pada saat melaksanakan evaluasi

usability. Sebelum melaksanakan evaluasi, responden diberi pengarahan untuk

mengemukakan apa yang ada dalam pikirannya pada saat mengevaluasi situs web

dalam bentuk ucapan. Ucapan responden tersebut direkam menggunakan

mikrofon pada headset yang digunakan, sedangkan perilaku atau ekspresi tubuh

yang ditunjukkan oleh responden direkam menggunakan web camera yang ada

pada komputer jinjing. Seluruhnya tersimpan dan terintegrasi dalam Camtasia

versi 7.1 sebagai screen capture software, sehingga menghasilkan video yang

berisi gambar, suara dan aktivitas responden pada layar monitor.

Video rekaman setiap responden selanjutnya diobservasi untuk membagi

ucapan dan perilakunya menjadi ucapan atau ekspresi positif dan ucapan atau

ekspresi negatif. Kata atau frase yang berada di luar kurung merupakan perkataan

atau ucapan responden, sedangkan kata atau frase yang berada dalam tanda

kurung merupakan ekspresi atau sikap tubuh responden.

Pengembangan Framework untuk Evaluasi Accessibility

Framework yang diterapkan pada evaluasi accessibility situs web provinsi

lebih ditekankan terhadap analisis laporan hasil evaluasi menggunakan alat

pengukur accessibility berdasarkan standar internasional. Sasaran dari

peningkatan kinerja accessibility situs web adalah masyarakat dengan

keterbatasan fisik atau different abilities (diffable). Namun, penelitian ini

mengambil objek situs web pemerintah provinsi yang setelah dilakukan proses

Page 12: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

118

observasi sejak bulan Agustus 2011 hingga Februari 2012 belum seluruhnya

memiliki fasilitas untuk masyarakat dengan keterbatasan fisik.

Alat pengukur accessibility lebih dipilih daripada mengobservasi para

pengguna dengan keterbatasan fisik (misalkan tuna netra, mata rabun, orang lanjut

usia, dan lain-lain) dikarenakan standar internasional yang digunakan, yaitu

WCAG 2.0, memiliki banyak kriteria kesuksesan yang perlu diujikan.

Dikarenakan standar yang digunakan adalah standar internasional, maka

diprediksi terdapat beberapa kriteria penilaian yang tidak diaplikasikan oleh situs

web provinsi. Oleh karena itu, perlu ditampilkan kriteria mana yang diaplikasikan

pada sebagian besar situs web, baik secara sukses ataupun tidak. Kriteria yang

sukses diberi skor 0 sedangkan yang tidak sukses diberikan skor angka. Hal ini

dikarenakan standar WCAG 2.0 memiliki tingkat permasalahan yang berbeda-

beda, sehingga pemberian skor angka dimaksudkan untuk membedakan tingkatan

tersebut. Selain menampilkan kriteria penilaian accessibility, pada penelitian ini

juga ditampilkan jumlah permasalahan yang dialami oleh setiap situs web provinsi

untuk kemudian dibandingkan.

Hasil Evaluasi Accessibility Situs-situs Web E-Government Provinsi di

Indonesia

Salah satu tool yang digunakan pada penelitian ini adalah AChecker yang

dapat diakses secara online dan open source, serta menghasilkan laporan dalam

bentuk PDF. Laporan tersebut berisi baris dan kolom source code situs web yang

memiliki masalah pada kriteria kesuksesan (success criteria) Level A, AA dan

AAA pada Web Content Accessibility Guideline (WCAG) 2.0. Laporan tersebut

selanjutnya dianalisis untuk memperoleh skor yang dapat dijadikan sebagai

pembanding dalam melakukan pengelompokan situs web provinsi.

Pemberian skor untuk masing-masing provinsi didasarkan pada level

success criteria yang dipenuhi oleh situs web. Situs web yang memenuhi success

criteria level A diberi skor 1, level AA diberi skor 3, level AAA diberi skor 5.

Skor yang diperoleh dari penjumlahan skor level A – AAA, kemudian diurutkan

dengan skor terkecil berada di peringkat teratas dan skor terbesar berada di

peringkat terbawah.

Page 13: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

119

Uji Korelasi Hasil Evaluasi Usability dan Evaluasi Accessibility

Pada penelitian evaluasi usability terdapat beberapa jenis skor yang

menjadi penyusun skor evaluasi usability. Skor tersebut adalah hasil dari proses

normalisasi menggunakan rumus Min-Max Normalization dikarenakan perbedaan

rentang dan kriteria penilaian. Untuk parameter kesuksesan tugas, kepuasan

responden dan kelengkapan konten, skor tertinggi didapatkan oleh situs web

dengan kesuksesan tugas, kepuasan responden dan kelengkapan konten yang

tinggi pula.

Berdasarkan atas uji korelasi, dapat diketahui bahwa skor normalisasi

jumlah langkah dan jumlah waktu memiliki sifat korelasi yang kuat, searah dan

sangat nyata dengan skor usability. Dengan kata lain, jika skor normalisasi jumlah

langkah dan jumlah waktu semakin tinggi, maka skor usability juga akan semakin

tinggi dan begitu pula sebaliknya. Untuk Hipotesis, 3, 4 dan 5, sifat korelasinya

adalah menengah, searah dan sangat nyata menurut Swinscow dan Campbell

(2002). Dengan kata lain, apabila skor normalisasi kesuksesan tugas, kepuasan

responden dan kelengkapan konten semakin tinggi, maka skor usability juga akan

semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.

Rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, dapat diberikan beberapa

rekomendasi kepada pemerintah provinsi untuk dapat diterapkan demi

meningkatkan performa situs webnya.

Peningkatan Performa Usability

Untuk meningkatkan efisiensi pencarian informasi yang dapat pula

meningkatkan performa usability, direkomendasikan untuk:

Mengurangi jumlah submenu yang harus di-klik untuk mencapai informasi

tertentu: Pengurangan jumlah submenu pada suatu situs web dapat dikurangi

dengan menghilangkan tautan-tautan seperti “baca selanjutnya”,

“selengkapnya”, “read more” dan lain-lain pada saat pengunjung telah meng-

klik judul submenu yang akan dibacanya.

Menggunakan bentuk dropdown untuk membuka menu utama situs web lebih

direkomendasikan daripada menu yang harus di-klik terlebih dahulu:

Page 14: PEMBAHASAN UMUM - repository.ipb.ac.id filesitus web resmi menggunakan mesin pencari (search engine) Google dengan ... observasi langsung menggunakan rekaman responden. Namun demikian,

120

Bentuk dropdown merupakan salah satu bentuk menu situs web yang dapat

menampilkan submenu-submenu di dalamnya hanya dengan menyorot atau

mengarahkan pointer di atas menu dropdown tersebut. Bentuk tersebut lebih

efisien daripada bentuk menu yang harus di-klik terlebih dahulu dikarenakan

tidak perlu menekan tombol kembali apabila submenu yang terdapat di

dalamnya bukan termasuk informasi yang dicari oleh pengunjung situs web.

Fasilitas mesin pencari yang efektif dan tepat sasaran sangat diperlukan di

setiap halaman situs web: Fasilitas mesin pencari yang disediakan di setiap

halaman situs web sangat berguna agar tidak perlu kembali ke halaman muka,

untuk dapat mempercepat pencarian informasi yang dibutuhkan oleh

pengunjung.

Menyediakan peta situs (sitemap) dan fitur petunjuk lokasi pengunjung:

Peta situs berguna untuk memperlihatkan submenu-submenu apa saja yang

dimiliki oleh suatu situs web dalam satu halaman web, sehingga pengunjung

dapat langsung menuju ke submenu yang diinginkan dalam sekali klik.

Petunjuk lokasi, seperti “Anda Berada di …” atau “You are here” bermanfaat

bagi pengunjung untuk memberitahukan di mana lokasi mereka berada,

sehingga pengunjung dapat menentukan dengan mudah ke mana selanjutnya

mereka akan bergerak mencari informasi.

Memberikan penamaan menu, submenu, tautan dan lain-lain yang benar-benar

mencerminkan isi di dalamnya: Penamaan menu, submenu, dan tautan yang

sesuai dengan isinya akan dapat mempermudah pengunjung untuk

memperoleh informasi yang diperlukan secara efektif dan efisien.

Peningkatan Performa Accessibility

Untuk meningkatkan performa accessibility situs web pemerintah provinsi,

direkomendasikan untuk menambah atau memperbaiki fasilitas pada poin-poin

success criteria berdasarkan standar WCAG 2.0 yang belum terpenuhi

berdasarkan hasil evaluasi accessibility. Dari 57 poin success criteria, hanya 17%

(10 poin) yang secara umum dipenuhi oleh situs-situs web provinsi di Indonesia.

Rekomendasi berdasarkan poin yang belum terpenuhi secara lengkap dapat dilihat

pada Lampiran 25.