Top Banner
1 Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian Tokoh Penokohan dan Latar dalam Cerpen Kisah Desa Pohon Murbei (桑树坪纪 ) karya Zhu Xiaoping (晓平 ) Syifa Fauziah, Nurni Wahyu Wuryandari 1.Prodi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,16424, Indonesia 2.Prodi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas sebuah cerpen Kisah Desa Pohon Murbei karya Zhu Xiaoping melalui pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pengkajian intrinsik membahas mengenai tokoh dan penokohan, latar waktu dan latar tempat. Pengkajian ekstrinsik menghubungkan antara kehidupan petani Cina yang ada di dalam cerita dengan kondisi riil petani. Analisis tersebut bertujuan untuk memaparkan kegiatan yang dilakukan tokoh “aku” selama berada di Desa Pohon Murbei dan memaparkan pemahaman tokoh “aku” mengenai kehidupan petani, desa, dan tokoh Li Jindou. Kesimpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa selama berada di Desa Pohon Murbei dan berinteraksi dengan penduduk desa, tokoh “aku” mendapatkan pemahaman mengenai Li Jindou dan kehidupan petani di desa yang sesungguhnya. Kata kunci: Desa Pohon Murbei, penokohan, latar, petani. An Understanding to China’s Farmer Life: A Study of Characters and Settings in Mulberry Tree Village (桑树坪纪事) Short Story by Zhu Xiaoping (晓平 ) Abstract This thesis discusses a short story of Mulberry Tree Village by Zhu Xiaoping through intrinsic and extrinsic approaches. Intrinsic review discusses characters and characterizations, setting of place and time. Extrinsic assessment links the life of Chinese farmers in the story to the real condition of farmers. The analysis aims to describe the activities of the "I" figure during his stay in the Mulberry Tree Village and describes the "I" understanding of the life of the peasants, village, and Li Jindou. The conclusions show that while in the Mulberry Tree Village and interacting with the villagers, the "I" figure gained an understanding of Li Jindou and the peasant life in the real village. Keyword: Mulberry Tree Village; characters; settings; farmers. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Kisah Desa Pohon Murbei adalah sebuah cerpen yang ditulis oleh salah satu sastrawan Cina yang bernama Zhu Xiaoping (晓平). Dalam buku Morning Sun: Interviews with Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017
19

Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

Nov 22, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

1

Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian Tokoh Penokohan dan Latar dalam Cerpen Kisah Desa Pohon Murbei (桑树坪纪

事) karya Zhu Xiaoping (朱晓平)

Syifa Fauziah, Nurni Wahyu Wuryandari

1.Prodi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,16424, Indonesia 2.Prodi Cina, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas sebuah cerpen Kisah Desa Pohon Murbei karya Zhu Xiaoping

melalui pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Pengkajian intrinsik membahas mengenai tokoh dan penokohan, latar waktu dan latar tempat. Pengkajian ekstrinsik menghubungkan antara kehidupan petani Cina yang ada di dalam cerita dengan kondisi riil petani. Analisis tersebut bertujuan untuk memaparkan kegiatan yang dilakukan tokoh “aku” selama berada di Desa Pohon Murbei dan memaparkan pemahaman tokoh “aku” mengenai kehidupan petani, desa, dan tokoh Li Jindou. Kesimpulan yang didapatkan menunjukkan bahwa selama berada di Desa Pohon Murbei dan berinteraksi dengan penduduk desa, tokoh “aku” mendapatkan pemahaman mengenai Li Jindou dan kehidupan petani di desa yang sesungguhnya. Kata kunci: Desa Pohon Murbei, penokohan, latar, petani.

An Understanding to China’s Farmer Life: A Study of Characters and Settings in Mulberry Tree Village (桑树坪纪事) Short Story by Zhu Xiaoping (朱晓平)

Abstract

This thesis discusses a short story of Mulberry Tree Village by Zhu Xiaoping through intrinsic and extrinsic approaches. Intrinsic review discusses characters and characterizations, setting of place and time. Extrinsic assessment links the life of Chinese farmers in the story to the real condition of farmers. The analysis aims to describe the activities of the "I" figure during his stay in the Mulberry Tree Village and describes the "I" understanding of the life of the peasants, village, and Li Jindou. The conclusions show that while in the Mulberry Tree Village and interacting with the villagers, the "I" figure gained an understanding of Li Jindou and the peasant life in the real village. Keyword: Mulberry Tree Village; characters; settings; farmers. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

Kisah Desa Pohon Murbei adalah sebuah cerpen yang ditulis oleh salah satu sastrawan

Cina yang bernama Zhu Xiaoping (朱晓平). Dalam buku Morning Sun: Interviews with

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 2: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

2

Chinese Writers of the Lost Generation karya Leung (1994:278-279), Zhu Xiaoping lahir

pada tahun 1952 di Luzhou (泸州), Provinsi Sichuan (四川) dan pindah ke Xi’an (西安)

ketika ayahnya menjadi seorang pejabat tinggi di salah satu universitas yang ada Xi’an. Pada

saat Revolusi Kebudayaan terjadi, Zhu Xiaoping melakukan perjalanan ke Xinjiang (新疆).

Setelah ia kembali dari Xinjiang, pada Desember 1968, ia dikirim ke daerah Linyou (麟游),

Provinsi Shaanxi (陕西). Satu tahun kemudian, ia bergabung ke dalam Tentara Pembebasan

Rakyat pada tahun 1969 dan keluar pada tahun 1975, lalu bekerja di sebuah pabrik las sebagai

seorang buruh. Pada tahun 1978, Zhu Xiaoping lulus ujian ke Lembaga Pusat Drama Beijing

dan lulus pada tahun 1982, kemudian menjadi seorang karyawan di Kementerian Kebudayaan.

Ia mulai dikenal oleh masyarakat Cina ketika menulis karya sastra yang berjudul Kisah Desa

Pohon Murbei pada tahun 1985. Satu tahun kemudian, pada tahun 1986 ia kembali menulis

karya sastra berupa cerpen yang berjudul “Taman Murbei (桑塬)” dan “Fulin dan Istrinya (福

林和他的婆姨)”.

Di dalam cerpen Kisah Desa Pohon Murbei ada dua tokoh yang berperan penting dalam

perkembangan jalan cerita, yaitu tokoh “aku” dan Li Jindou (李金斗). “Aku” adalah seorang

pelajar kota yang datang ke Desa Pohon Murbei untuk hidup dan bekerja di dalam regu

produksi yang ada di desa. Ia berperan sebagai seorang narator dalam cerita. Li Jindou adalah

seorang petani yang juga menjabat sebagai ketua regu produksi di Desa Pohon Murbei. Desa

Pohon Murbei adalah sebuah desa yang terletak di daerah Linyou, salah satu daerah yang

paling miskin di barat laut Shaanxi dan seluruh penduduk Desa Pohon Murbei bekerja sebagai

petani.

Tokoh “aku” adalah pelajar sekolah menengah kota yang dikirim ke Desa Pohon Murbei

untuk membantu para petani dalam mengerjakan kegiatan berladang di desa tersebut. Desa ini

terletak di kabupaten Linyou (林游), Baoji (宝鸡), Provinsi Shaanxi (陕西). Melalui narasi

tokoh “aku” inilah gambaran Li Jindou dan penduduk desa didapatkan. “Aku” datang ke Desa

Pohon Murbei saat Revolusi Kebudayaan sudah berlangsung selama dua tahun, yaitu pada

tahun 1968. Selama berada di desa terjadi interaksi antara “aku” dengan Li Jindou. Dari

kegiatan yang dilakukan bersama Li Jindou, “aku” memiliki pandangan-pandangannya

tersendiri terhadap Li Jindou. Pandangan awal “aku” terhadap Li Jindou saat baru hadir di

desa dan juga kerjasamanya dengan para petani hingga ia selesai xiafang1 membuat ia belajar

1 Xiafang (下放) adalah proses memindahtugaskan kader partai atau kaum pelajar untuk bekerja di desa atau di pabrik.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 3: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

3

banyak hal. “Aku” banyak belajar dari kenyataan hidup petani selama ia berada di Desa

Pohon Murbei.

Setelah tokoh “aku” meninggalkan Desa Pohon Murbei selama kurang lebih sepuluh

tahun, ia secara kebetulan mampir ke desa karena jalur kereta yang ia tumpangi menuju

Chengdu mengalami kerusakan. Ia kembali teringat akan Li Jindou. Oleh karena itu, ia

memutuskan untuk mengunjungi kembali desa tersebut. Pada saat dirinya tiba di Desa Pohon

Murbei, ia tidak menemukan Li Jindou. Salah satu penduduk desa berkata bahwa Li Jindou

sudah tidak menjabat sebagai ketua regu produksi dan ia pergi meninggalkan desa dengan

alasan mengunjungi kerabatnya. Akan tetapi pengalaman tokoh “aku” membuatnya merasa

tidak percaya dengan alasan Jindou, apalagi masa itu adalah masa-masa sibuk bagi para petani

desa untuk mengumpulkan hasil panen.

Li Jindou adalah seorang petani yang juga menjabat sebagai ketua regu produksi di

desanya. Ia memiliki tanggung jawab untuk memberikan tugas kerja pada setiap orang yang

ada di Desa Pohon Murbei setiap harinya. Ia juga mengatur pertemuan regu produksi desanya

untuk memusyawarahkan hasil kerja para anggota setiap tiga bulan sekali. Pada pertemuan itu,

setiap orang memberikan pendapatnya tentang besaran upah yang akan diberikan kepada

setiap anggota sesuai hasil kerja mereka, lalu Jindou pun menyetujuinya sehingga tidak ada

lagi orang yang merasa dirugikan. Selain itu, pada musim panen tiba, ia juga mengatur

pertemuan antara ia dan regu produksi dengan tim penaksir panen yang dikirim dari komune.

Dalam cerpen Kisah Desa Pohon Murbei, Li Jindou adalah tokoh utama yang dikisahkan oleh

tokoh “aku”. Dalam wawancara Zhu Xiaoping dengan Leung dikatakan bahwa melalui tokoh

Li Jindou ini, Zhu Xiaoping ingin menggambarkan sifat-sifat positif dan negatif petani Cina,

juga ingin menggambarkan keegoisan kader partai dan intrik kecil mereka (Leung, 1994:287).

1.2 Permasalahan

Dari paparan Li Jindou yang menjabat sebagai ketua regu produksi di Desa Pohon

Murbei dan tokoh “aku” yang membantu petani dalam kegiatan berladang, terdapat beberapa

pertanyaan: apa saja yang dilakukan oleh tokoh “aku” selama hidup dan bekerja di dalam regu

produksi Desa Pohon Murbei? Lalu, pemahaman apa saja yang “aku” dapatkan mengenai

kehidupan petani, desa, dan tokoh Li Jindou?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah

memaparkan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh tokoh “aku” selama berada di Desa Pohon

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 4: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

4

Murbei, dan memaparkan pemahaman “aku” mengenai kehidupan petani, desa, dan tokoh Li

Jindou.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Penulis menggunakan metode deskriptif analitik karena dilakukan dengan

cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada, kemudian disusul dengan analisis (Ratna,

2007:53). Penulis terlebih dahulu memaparkan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam cerita,

kemudian akan dikaitkan dengan unsur ektrinsik yang ada di luar cerpen Kisah Desa Pohon

Murbei.

3. Pembahasan

Tokoh menurut Sudjiman (1988:16) ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa

atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Dalam karya fiksi, yaitu novel dan

cerpen, pembaca dapat menentukan siapa tokoh utama dan siapa tokoh tambahan di dalam

cerita jika sudah membaca cerita secara keseluruhan. Tokoh utama digambarkan sebagai

tokoh yang sering muncul dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain di dalam cerita,

sehingga ia sangat menentukan perkembangan jalannya alur atau plot. Ia adalah tokoh yang

paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian

(Nurgiyantoro, 1995:177). Di sisi lain, tokoh tambahan tingkat kemunculannya lebih sedikit

daripada tokoh utama, dan kehadirannya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama baik

secara langsung maupun tidak langsung.

3.1 Tokoh “Aku”

Di dalam cerita Kisah Desa Pohon Murbei terdapat satu tokoh yaitu tokoh “aku”. Ia

adalah tokoh yang diperkenalkan pertama kali oleh pengarang. Di dalam cerita, ia berperan

sebagai seorang narator dari awal cerita hingga cerita berakhir. Selain itu, “aku” juga

merupakan seorang pelajar yang datang dari kota untuk hidup dan belajar membantu para

petani melakukan kegiatan bertani di ladang. Di dalam cerita, ia berperan sebagai seorang

narator yang memiliki peran penting dalam perkembangan jalan cerita. Seluruh gambaran

kehidupan para petani termasuk Li Jindou, dan dirinya ketika di desa Pohon Murbei

dinarasikan olehnya. Melalui narasi yang dilakukan oleh tokoh “aku”, dapat terlihat gambaran

mengenai sikapnya ketika bekerjasama dengan Li Jindou selama berada di desa. Selain itu,

juga terlihat adanya pemahaman dirinya mengenai kehidupan petani di Desa Pohon Murbei.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 5: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

5

Mengenai sikapnya terhadap Li Jindou dan pemahamannya terhadap kehidupan petani desa

akan dibahas lebih lanjut pada sub bab di bawah ini.

3.1.1 Pelajar yang Awalnya Sangat Lugu

Di dalam cerita, pengarang tidak menggambarkan secara langsung sifat tokoh

“aku”. Setelah membaca cerita seluruhnya, ketika ada seseorang yang mengatakan mengenai

suatu hal kepadanya, ia akan mudah percaya akan perkataan dari orang tersebut. Ia tidak

mencari tahu kebenaran dari perkataan-perkataan yang diberikan oleh orang lain kepadanya.

Hal ini tercermin dalam kutipan di bawah ini.

我这才注意到,干这活络的,全是一天拿十分九分工的状劳,唯

独我一个半劳。辛苦干一天才六分,这是昨回事? “金斗那灵勾子货,他日弄你哩!” “妈的,我明天不干这活络了!” Aku baru memperhatikan hal ini, bahwa yang melakukan pekerjaan

ini, seluruhnya adalah pekerja kuat yang mendapatkan nilai sembilan atau sepuluh, hanya aku satu-satunya pekerja tanggung. Melakukan pekerjaan ini dengan susah payah seharian penuh hanya mendapatkan nilai enam, apa maksudnya ini?

“Jindou yang cerdik itu, ia telah menipumu!” “Sialan, besok aku tidak akan bekerja!” (halaman 258)

Pada awalnya “aku” sangat berterimakasih kepada Li Jindou yang

memberikannya nilai enam,2 tetapi karena satu tokoh yang bernama Pak Li Yan (李言老汉)

mengatakan bahwa “aku” ditipu kembali oleh Jindou, maka “aku” pun langsung percaya akan

pernyataan yang dikatakan oleh Pak Li Yan. 我们从金斗家里出来,李言老汉一路上自言自语:“金斗可真是

精啊!把个学生娃娃抬出来,倒把事办成哩!”老汉的话不由使我打个

激灵,原来我又上了金斗的当! Ketika kami hendak pergi keluar dari rumah Jindou, Pak Li Yan

mengomel sendiri di sepanjang perjalanan: “Jindou benar-benar cerdik! Mendorong bocah sekolah ke depan untuk menanggung pukulan kejam itu, dan berhasil!” Kata-kata Pak Li Yan itu menyambarku, jadi sebenarnya aku ditipu Jindou lagi! (halaman 265)

Melalui kutipan-kutipan cerita di atas dapat terlihat bahwa “aku” adalah seorang

pelajar yang sangat lugu, sehingga mudah terpengaruh dengan pernyataan-pernyataan yang

disampaikan oleh orang lain kepadanya. Sebagai seorang pelajar kota yang terlahir dari

2 Di dalam cerita disebutkan bahwa terdapat dua golongan tenaga kerja di Desa Pohon Murbei. golongan pertama adalah tenaga kerja penuh. Para petani yang tergolong dalam tenaga kerja penuh adalah petani yang mampu melakukan tugas-tugas berat dan terampil dalam berladang, sehingga akan mendapatkan nilai sembilan atau lebih sebagai hitungan hasil kerjanya. Sebaliknya, para petani yang tergolong dalam golongan kedua yaitu kakek-kakek, nenek-nenek, dan anak remaja yang benar-benar tidak mampu melakukan kegiatan berladang dengan baik, maka mereka mendapatkan nilai enam atau kurang.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 6: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

6

keluarga yang terpelajar, ternyata “aku” tidak mencari tahu terlebih dahulu mengenai

kebenaran dari pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh orang lain kepadanya.

3.1.2 Pelajar yang Banyak Belajar dari Kehidupan Petani

Setelah “aku” melalui waktu yang cukup lama hidup di Desa Pohon Murbei dan

bekerjasama dengan Li Jindou serta membantu para petani dalam melakukan tugasnya di desa,

maka ia banyak belajar dari kehidupan para petani yang ada di Desa Pohon Murbei. Salah

satunya “aku” baru mengetahui sistem pembagian hasil kerja dan juga mengetahui golongan

petani desa pada saat pertemuan regu produksi yang diadakan setiap tiga bulan sekali.

队里的规矩,每三个月评一回工分,就是接每个人体力强弱和技

术高低评工分等级。能干苦重活络和庄稼艺术精道的是全劳,村里叫他

们壮劳。这样的劳力一般都在九分工以上。以此类推,六分工以下是半

劳力,一般都是些老汉儿和老婆儿或十四五的娃娃,因为这些人本来就

可干可不干。 Berdasarkan peraturan desa, setiap tiga bulan diadakan pertemuan

untuk menghitung hitungan hasil kerja, yaitu berdasarkan kuat lemah fisik dan keterampilan berladang. Siapa yang dapat melakukan pekerjaan yang berat dan memiliki keterampilan berladang yang baik adalah tenaga kerja penuh, penduduk desa menyebut mereka sebagai tenaga kerja yang kuat. Tenaga kerja seperti ini biasanya diberi nilai sembilan atau lebih. Berdasarkan analogi ini, yang mendapatkan nilai enam untuk hitungan hasil kerja atau kurang disebut tenaga kerja tanggung, biasanya laki-laki yang sudah tua dan ibu-ibu yang sudah tua atau anak muda yang berusia empat belas atau lima belas tahun, karena orang-orang ini ada yang dapat bertani dan ada yang tidak dapat bertani (halaman 256).

Selama “aku” menetap di Desa Pohon Murbei, ia tidak hanya berinteraksi dengan Li

Jindou, tetapi ia juga berinteraksi dengan penduduk desa yang lainnya. Selama menetap di

Desa Pohon Murbei, ia mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru tentang

kehidupan petani desa. 我已经能感觉到,庄稼人为了多分一斗半斗,为了来年春荒不至

于拉亏空,不至于靠麸子野菜度日或拉着棍棍讨饭,多么艰难的路在等

着他们!可他们,却是耕种和收获庄稼的人啊! Aku sudah dapat merasakan, para petani demi mendapatkan hasil

panen sebanyak satu atau setengah dou, demi hasil panen di tahun mendatang agar tidak mengalami kerugian, agar melewati hari tidak bergantung pada kulit padi dan tanaman liar atau memegang tongkat mengemis makanan, maka jalan yang begitu sulit sedang menunggu mereka! Mereka justru adalah orang yang menanam dan menuai hasil panen tanaman pertanian! (halaman 262).

我已经感觉到,金斗及桑树坪人同我这样的人之间,永远隔着一

层。因此,我要学艺术。他李金斗在桑树坪人心目中之所以威望那么高,

有一点,就是这李金斗对全套庄稼活络样样精道,全村第一! Aku sudah merasakan, antara Jindou, penduduk Desa Pohon Murbei

dengan aku, selamanya ada jarak satu lapis. Oleh karena itu, aku akan mempelajari keterampilan (berladang). Oleh karena dalam pandangan penduduk Desa Pohon Murbei wibawa Li Jindou tinggi, ada satu hal, yaitu Li

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 7: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

7

Jindou ini pandai terhadap seluruh kegiatan berladang, maka ia adalah orang nomor satu di desa! (halaman 266).

Melalui kutipan-kutipan cerita di atas, dengan adanya penggunaan kata我已经感

觉到 maka penggalan kata tersebut menandakan bahwa “aku” yang pada awalnya lugu pada

akhirnya memiliki pemahaman baru mengenai kehidupan petani di desa.

3.2 Li Jindou (李金斗)

Li Jindou adalah tokoh kedua yang diperkenalkan oleh pengarang melalui narasi tokoh

“aku”. Ia menjadi tokoh utama yang menjadi obyek dari narasi-narasi yang disampaikan oleh

tokoh “aku” di dalam cerita.

3.2.1 Arti Nama Li Jindou

Penduduk Desa Pohon Murbei semuanya bermarga Li (李), termasuk Li Jindou.

原来,这个小村除了一户人家之外,其他全姓李,一姓一族。 Ternyata, selain desa ini kecil, seluruh penduduknya bermarga Li, satu

marga satu klan3 (halaman 254).

Marga Li (李) adalah marga kedua yang banyak digunakan oleh penduduk Cina.4 Jadi,

nama Li Jindou berasal dari marga yang sangat umum di Cina sekaligus menjadi ciri khas

Desa Pohon Murbei karena seluruh penduduknya bermarga Li. Selanjutnya, nama Jindou (金

斗) bila dianalisa adalah sebagai berikut: makna karakter Jin adalah emas, sedangkan makna

karakter Dou adalah berjuang dan atau bekerja keras. Maka, dapat disimpulkan bahwa Jindou

yang sepanjang hidupnya berjuang dan bekerja keras demi bertahan hidup adalah orang yang

sangat berharga. Dengan perjuangan dan kerja kerasnya, ia menjabat sebagai ketua regu

produksi di desanya.

3 Klan adalah kelompok yang diorganisir oleh banyak keluarga yang memiliki marga yang sama dan dapat menelusuri nenek moyang mereka berdasarkan garis keturunan ayah. Nenek moyang mereka adalah nenek moyang yang sama yang pertama kali menetap di wilayah tertentu. Keluarga-keluarga yang memiliki nenek moyang yang sama ini tinggal di dalam wilayah yang sama pula. Akan tetapi, mereka tidak dapat menikah dengan orang yang memiliki marga yang sama, karena dengan marga yang sama tersebut dapat ditelusuri asal-muasal nenek moyang mereka (Hui, 1959:1-82). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Pohon Murbei adalah bersaudara karena memiliki marga yang sama yaitu marga Li dan mereka dilarang menikah dengan orang yang memiliki marga yang sama. 4 Marga yang paling banyak digunakan oleh penduduk Cina adalah marga Wang (王 ) (Sumber: http://research.omicsgroup.org/index.php/Li_(surname_%E6%9D%8E)#cite_note-xinhua-1 diakses pada tanggal 5 April 2017 pukul 13.38 WIB)

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 8: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

8

3.2.1.1 Cakap

Seluruh kegiatan berladang para petani di desa diatur oleh Jindou, termasuk tugas

berladang untuk tokoh “aku” yang berperan sebagai seorang pelajar yang datang ke Desa

Pohon Murbei. Jindou memiliki kecakapan ketika sedang mengatur pembagian tugas

berladang kepada para petani yang tercermin pada dua kutipan cerita di bawah ini.

村里人很讲究辈分,宗法观念很重,再者,金斗自打解放就当村

干部,把这个小村治理得井井有条。 Penduduk desa sangat memperhatikan senioritas, konsep patriarki

sangat kuat, lalu, Jin Dou menjadi kader di desa sejak zaman pembebasan, memerintah desa yang kecil ini dengan sangat teratur (halaman 254).

Oleh karena kecakapannya dalam membagi tugas berladang, maka Jindou sangat

dihormati oleh penduduk desa.

我们往西窑去的路上,遇到的人都有点恭顺地同他打着招呼。 Ketika kami sedang berjalan menuju gua sebelah barat, semua orang

yang kami jumpai menyapa Jindou dengan hormat dan patuh (halaman 254).

3.2.1.2 Pekerja Keras

Menjalani hidup menjadi seorang petani di desa bukanlah hal yang mudah, terlebih

juga menjabat sebagai ketua regu produksi di desanya. Hal ini tercermin dalam kehidupan Li

Jindou sebagai seorang petani yang juga menjabat sebagai ketua regu produksi di Desa Pohon

Murbei yang penuh dengan perjuangan.

这个同贫民打了大半背交道的金斗,的确是清明。为了些许小利,

他也是挣扎搏斗了大半辈子。 Jindou yang dirundung kemiskinan sepanjang hidupnya, tentu saja dia

cerdik. Demi mendapatkan keuntungan kecil-kecilan, ia berjuang untuk menyambung hidup di sebagian besar hidupnya (halaman 271).

3.2.2 Sifat dan Sikap Li Jindou

3.2.2.1 Cerdik

Kondisi dirinya dan penduduk Desa Pohon Murbei yang miskin membuat Jindou

mencari berbagai cara untuk bertahan hidup dan menyejahterakan desanya. Jindou melakukan

berbagai cara adalah bertujuan untuk menyejahterakan seluruh penduduk desa, bukan hanya

untuk kepentingan dirinya sendiri. Cara yang ia tempuh untuk bertahan hidup dan

menyejahterakan desanya salah satunya adalah mengenai pembagian hasil hitungan kerja

kepada para petani yang hadir pada saat pertemuan rutin yang tercermin dalam kutipan cerita

di bawah ini. 方法是大家先发言,某某人能评多少,最后金斗说一句,“错不

多咧”,就算一锤定音。没有一个人对自己所评定的工分表示不满意。 Prosedurnya adalah setiap orang berbicara, lalu masing-masing

mengemukakan besaran hasil hitungan kerja, terakhir Jindou akan mengatakan,

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 9: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

9

“Itu tidak jauh dari sasaran”, kemudian menentukan hasil keputusan untuk terakhir kalinya. Setelah itu tidak ada seorang pun yang menunjukan rasa ketidakpuasan terhadap penilaian hasil kerjanya (halaman 256).

Cara lainnya yang dilakukan oleh Jindou adalah menjadikan “aku” sebagai asistennya

dalam mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada saat musim panen tiba yang

tercermin pada kutipan cerita di bawah ini. 开镰前几天,金斗在社员会上宣布,让我在夏收期间当他的帮手,

也就是跟着他跑跑颠颠去支应事儿。 Beberapa hari kedepan musim panen dimulai, pada pertemuan

anggota, Jindou mengumumkan bahwa selama panen musim panas ia memintaku untuk menjadi asistennya, juga sibuk kesana kemari menangani semua urusan yang berhubungan dengan perpanenan bersama dia (halaman 260).

金斗听这话赶忙说:“娃,不日弄你,你跟着我干,咱当下就说

好,从现在起,娃的工分是八分半!” Jindou mendengar perkataanku lalu segera berkata: “Nak, aku tidak

menipu mu, mari mengurusnya bersamaku, jika kamu setuju, maka mulai saat ini, hitungan hasil kerjamu menjadi delapan setengah!” (halaman 261).

3.2.2.2 Tegas dan Disiplin

Sikap tegas dan disiplin yang dimiliki oleh Li Jindou membuatnya dipatuhi oleh

seluruh penduduk desa, sehingga tidak ada satu orang pun yang dapat membantah perintah

Jindou. Gambaran sikapnya yang tegas dan disiplin ini terlihat ketika Jindou melaksanakan

tanggung jawabnya sebagai ketua regu produksi yang mengatur semua kegiatan berladang

para petani di Desa Pohon Murbei.

若是他咂完烟谁还不到,金斗也不管不等,他不给谁分派活路,

这个人便是主动去干了,一晌工也不给记。当然,出工迟到在桑树坪是

极少见到的。 Jika ia (Jindou) sudah selesai menghisap rokoknya dan kau masih

belum datang, Jindou juga tidak akan menunggu orang-orang yang datang terlambat, ia tidak akan memberikan pekerjaan kepada mereka, walaupun orang yang terlambat ini pergi bekerja secara inisiatif, bekerja dalam waktu singkat pun mereka tidak akan diberikan hitungan hasil kerja. Tentu saja, orang-orang yang datang terlambat sangat jarang terlihat di Desa Pohon Murbei (halaman 255).

3.2.2.3 Sulit Ditebak

Menurut “aku”, Li Jindou adalah seorang petani yang sulit ditebak. Pada penjelasan

sebelumnya di sub bab tokoh “aku” dipaparkan bahwa ia banyak belajar dari kehidupan

petani, termasuk Li Jindou. Selama berada di Desa Pohon Murbei, “aku” memperhatikan

sikap Li Jindou terhadap dirinya dan penduduk desa yang lainnya. Walaupun Jindou

memiliki sikap yang cerdik, tegas, dan disiplin, tetapi menurut “aku”, Jindou adalah

seseorang yang sulit ditebak.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 10: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

10

这个李金斗,跟我打了两年的交道,叫我怎么说他才好呢?

Li Jindou ini, ia telah berhubungan dengan ku selama dua tahun, tetapi aku tidak tahu bagaimana menilainya? (halaman 248).

3.2.3 Pandangan Tokoh-Tokoh Lain terhadap Li Jindou

3.2.3.1 Pandangan Tokoh “Aku”

3.2.3.1.1 Pandangan Awal Tokoh “Aku”

Penilaian terhadap orang yang baru dikenal terjadi pada tokoh “aku” terhadap Li

Jindou, yaitu yang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Di dalam cerita, pandangan

atau kesan pertama “aku” terhadap Li Jindou dipaparkan bahwa Li Jindou bukanlah orang

yang baik. Kesan pertama tersebut muncul hanya karena melihat gaya berpakaian Jindou pada

saat pertama kali bertemu.

干巴巴的枯黄脸,几根枯黄的胡须,两只小眼睛总是滴溜溜转个

不停。这人给我的第一个感觉是:面不善!再看他那身打扮,浑身上下

破破烂烂,数不清黑裤黑袄上有多少五颜六色的补丁。 Ia (Jindou) memiliki wajah kurus yang kering, beberapa helai jenggot

kekuning-kuningan, dua buah mata kecil yang selalu berputar-putar tiada henti. Kesan pertama yang diberikan orang ini kepadaku yaitu: dilihat dari wajahnya ia bukanlah orang yang baik! Seluruh tubuhnya dari kepala hingga kaki penuh dengan tambalan, serta banyak tambalan beraneka warna yang ada di celana dan mantelnya (halaman 249).

Kesan pertama yang muncul dalam pikiran tokoh “aku”, membuatnya memiliki kesan-

kesan yang semakin negatif terhadap Li Jindou. Di dalam cerita, “aku” beranggapan bahwa

Jindou melakukan tindakan penipuan terhadapnya. Hal ini dapat dibuktikan melalui tiga

kutipan cerita di bawah ini.

我无意朝煮馍的大锅那里溜了一眼,立刻就发现金斗在搞鬼。他

刚才没有买饭铺里的馍,只开了一份汤的票,他把自己的带来的干浪分

到两个碗里,再用一份汤煮成两份。那么,省下的七毛钱和一斤浪票呢?

金斗再没有对我提起,不用说装进自己的腰包了。初次见面,金斗就欺

生要小心眼。 Aku tidak sengaja melihat panci besar yang didalamnya terdapat

gandum kukus, lalu segera mendapati Jindou yang sedang berbuat curang. Ia barusan tidak membeli roti kukus, hanya membeli satu mangkuk sup dengan menggunakan kupon, lalu membelah makanan bekalnya (gandum kukus) yang ia bawa ke dalam dua mangkuk, kemudian membagi setiap mangkuk menjadi dua dengan menambahkan sup panas. Kalau begitu, bagaimana dengan tujuh mao dan satu kupon gandum yang tersisa? Jindou tidak menyinggungnya padaku, terlebih lagi ia memasukkannya ke dalam sakunya. Pada saat awal bertemu, Jindou akan berbuat curang sehingga aku harus memasang mata secara hati-hati (halaman 251).

Dilihat dari kutipan-kutipan cerita di atas, tokoh “aku” menilai bahwa Li Jindou bukan

orang yang baik. Kesan yang muncul dari tokoh “aku” terhadap diri Li Jindou dilihat

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 11: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

11

berdasarkan penampilan fisik dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Jindou terhadapnya,

serta berdasarkan pendapat orang lain terhadapnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

ternyata tokoh “aku” yang merupakan pelajar kota menilai Li Jindou berdasarkan penampilan

fisiknya dan tindakan-tindakan yang dilakukannya pada saat tertentu saja.

3.2.3.1.2 Pandangan Tokoh “Aku” Setelah Bekerjasama dengan Li Jindou

Dilihat dari paparan sebelumnya, tokoh “aku” menilai bahwa Jindou bukanlah

orang yang baik sehingga muncul kesan-kesan berikutnya yang semakin negatif tentang

Jindou. Akan tetapi, setelah melewati waktu yang cukup lama selama berada di Desa Pohon

Murbei, kesan tokoh “aku” terhadap Jindou pun menjadi berubah. Pada akhirnya, ia

mengerti bahwa tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Jindou terhadapnya adalah demi

kesejahteraan dirinya, Jindou, dan petani lainnya yang berada di desa. Nasib penduduk desa

sangat bergantung pada diri Jindou sebagai ketua regu produksi di desanya. Jika Jindou

tidak berbuat tindakan-tindakan yang menurutnya (“aku”) curang dan licik, maka taksiran

hasil panen yang dilakukan oleh tim penaksir harga setiap musim panen tiba tidak akan

dapat menyejahterakan penduduk desa. Hal ini tercermin dalam kutipan cerita di bawah ini.

我已经感觉到,金斗及桑树坪人同我这样的人之间,永远隔着一

层。因此,我要学手艺。他金斗在桑树坪人目中之所以威望那么高,有

一点,就是这李金斗对全套庄稼活路样样精道,全村第一! Aku telah merasakan adanya jarak antara aku dengan Li Jindou dan

penduduk Desa Pohon Murbei. Karena hal inilah, aku harus mempelajari keterampilan berladang. Alasan mengapa Li Jindou begitu berwibawa dalam pandangan penduduk Desa Pohon Murbei, ada satu hal, yaitu Li Jindou ini pandai terhadap seluruh kegiatan berladang, maka ia adalah orang nomor satu di desa! (halaman 266)

3.2.3.2 Pandangan Li Yan (李言)

Li Yan adalah sepupu Jindou dari pihak ayah. Li Yan meninggalkan Desa Pohon

Murbei ketika usianya masih muda dan setelah pembebasan ia kembali dari Xinjiang (新疆).

Namun, hubungan antara dirinya dengan penduduk desa tidak terlalu baik. Ia juga memiliki

pandangan tersendiri terhadap Li Jindou yaitu menilai Jindou sebagai penipu yang cerdik.

我们从金斗家里出来,李言老汉一路上自言自语:“金斗可真是

精啊!把个学生娃娃抬出来,倒把事办成哩!”老汉的话不由使我打个

激灵,原来我又上了金斗的当!金斗的精明正在于此,他知道为估产的

事会有麻烦,学生娃少见多怪,气火又大,碰到这事准会出来抱不平,

跟估产的打一架。 Ketika kami hendak pergi keluar dari rumah Jindou, Pak Li Yan

bicara dengan diri sendiri di sepanjang perjalanan: “Jindou benar-benar cerdik! Mendorong bocah sekolah ke depan untuk menanggung pukulan kejam itu, dan berhasil!” Kata-kata Pak Li Yan itu menyambarku, jadi sebenarnya aku ditipu Jindou lagi! Kecerdasan Jindou adalah seperti ini, ia tahu bahwa peristiwa

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 12: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

12

penaksiran harga akan menimbulkan kesulitan, dan ia tahu bahwa para pelajar tidak akan tinggal diam saja, suasananya juga memanas, menemui peristiwa ini maka para pelajar akan bangkit dan bertarung dengan penaksir hasil panen (halaman 265).

3.2.3.3 Pandangan Li Fucheng (李福成)

Di dalam cerita, Li Fucheng adalah tokoh tambahan yang berperan sebagai pencatat

hitungan hasil kerja seluruh petani yang ada di Desa Pohon Murbei. Di akhir cerita

dipaparkan bahwa Jindou tidak menjabat lagi sebagai ketua regu produksi dan ia pergi

mengunjungi kerabatnya ketika musim panen tiba. Jindou memiliki rencana lain untuk

meningkatkan kesejahteraan penduduk desa yaitu dengan cara menanam pohon-pohon muda.

Ia juga menyewa lahan pertanian seluas dua puluh mu, tetapi hanya lima mu yang digunakan

untuk menanam pohon-pohon muda, dan lahan yang seluas lima belas mu akan digunakan

untuk ditukarkan dengan bibit pohon muda kepada penduduk desa, rencananya pun gagal.

Selama bekerjasama dengan Li Jindou dalam kegiatan bercocok tanam di desa, Fucheng juga

memiliki pandangan atau kesan terhadap Jindou yang tercermin pada kutipan cerita di bawah

ini.

福成对我说,“他回来你看,一准是弄树苗子去了。这老汉一辈

子不干吃亏的事。我也思量,山里穿就穿在光靠地里那点庄稼,种树油

水大得很。金斗想干啥,不会吃亏!” Fucheng berkata padaku, “ketika ia (Jindou) kembali maka kau lihat,

yang ia persiapkan adalah pohon muda lalu ia pergi. Orang tua ini tidak melakukan hal yang dapat membuatnya menderita di sebagian besar hidupnya. Aku juga mempertimbangkan, bahwa yang digunakan oleh petani pegunungan hanyalah bergantung pada kegiatan berladang, keuntungan menanam pohon sangatlah besar. Ketika Jindou ingin melakukan sesuatu, maka hal itu tidaklah merugikan!” (halaman 271)

Berdasarkan penjelasan mengenai arti nama Li Jindou, maka para pembaca dapat

menilai bahwa sifat dan sikap Li Jindou (李金斗) sesuai dengan arti namanya, yaitu seorang

petani yang memiliki kecapakan dalam kegiatan berladang, bekerja keras demi dirinya dan

penduduk desa, serta tegas dan disiplin sehingga ia dihormati oleh seluruh penduduk Desa

Pohon Murbei. Selain itu, ia juga cerdas dan berpengalaman, sehingga semua kesulitan dapat

diatasi dengan baik olehnya. Pada akhir cerita juga dipaparkan bahwa setelah tokoh “aku”

menyadari bahwa yang dilakukan Jindou kepadanya bukan untuk menipunya, melainkan

untuk kepentingan seluruh penduduk desa, tetapi tokoh “aku” pun masih belum tahu

bagaimana kepribadian Jindou yang sesungguhnya karena Jindou merupakan orang yang sulit

ditebak berdasarkan paparan pandangan tokoh “aku”, Li Yan, dan Fucheng.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 13: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

13

3.3 Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menunjuk pada pengertian

tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan (Abrams, 1999:284 dalam Nurgiyantoro, 1995:302). Latar dalam karya fiksi

memiliki dua jenis yaitu latar fisik dan latar spiritual. Latar fisik berhubungan dengan latar

yang dapat dilihat dan dirasakan kehadirannya yang lazimnya berwujud tempat atau lokasi

tertentu, sedangkan latar spiritual adalah nilai-nilai yang melingkupi dan dimiliki oleh latar

fisik yang antara lain dapat berwujud adat-istiadat, kebiasaan, norma sosial (Nurgiyantoro,

1995:304-306).

Latar waktu dalam karya fiksi tidak bisa dilihat, namun sisa dari kehadirannya dapat

dilihat pada tempat peninggalan berdasarkan waktu sejarahnya. Oleh karena itu, pelukisan

tempat pada karya fiksi berdasarkan waktunya dapat berubah tergantung kapan ia dilukiskan.

(Nurgiyantoro, 1995:304-305).

Dalam karya fiksi, hubungan antara latar dengan unsur intrinsik lainnya yaitu tokoh dan

penokohan misalnya, ketika pengarang ingin menggambarkan kehidupan petani, ia akan

melukiskan tempat hidup petani di desa, bukan di kota. Dengan begitu, latar tempat hidup

petani desa dapat membantu pembaca dalam membangun imajinasinya lebih lanjut

(Aminuddin, 2014:69).

Berdasarkan penjelasan singkat mengenai latar atau setting dalam karya fiksi menurut

para ahli, maka mengenai latar dalam cerpen Kisah Desa Pohon Murbei akan dijelaskan lebih

lanjut pada penjelasan di bawah ini.

3.3.1 Latar Tempat

Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa yang ada di dalam

cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995:315), penggunaan latar tempat dengan nama-nama

tertentu haruslah mencerminkan, atau paling tidak, tidak bertentangan dengan sifat dan

keadaan geografis tempat yang bersangkutan, dan masing-masing tempat memiliki

karakteristiknya sendiri yang membedakannya dengan tempat-tempat yang lain.

Tempat yang menjadi latar di dalam cerpen Kisah Desa Pohon Murbei adalah di

kabupaten Linyou (林游) yang terletak di Baoji (宝鸡), Provinsi Shaanxi 陕西.

出差去四川,正碰上宝成铁路故障,我被阻在宝鸡。 Dalam perjalanan bisnis ke Sichuan, terdapat gangguan pada jalur kereta api

Baoji-Chengdu, aku terdampar di Baoji (halaman 248).

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 14: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

14

Berikut ini adalah gambaran kondisi alam Desa Pohon Murbei sebagaimana yang

tercermin di dalam cerpen.

人夜,我漫步在这泰西重镇的街头,看秦岭巍峨,渭水哗哗东流,

我的心头不由一热,这地方里我插队的小村桑树坪不远了。 Malam harinya, aku menyusuri jalanan kota yang strategis yang ada di

Shaanxi barat, melihat pegunungan Qin yang tinggi menjulang dan luas, air sungai Wei mengalir gemercik ke arah timur, ombak perasaan menggulungku, aku berada dekat dengan Desa Pohon Murbei tempat dimana aku hidup dan bekerja dalam regu produksi (halaman 248).

黄土坡梁的黄土窑洞,塬上有飘香的金黄麦垄,沟里有清清溪水

和青翠的梢林,塬畔是挺拔的钻天杨,那叶片儿总是沙啦啦唱个不停。

还有山坡上脆响的羊鞭和牧羊人悠扬的山歌: Lereng-lereng berpasir kuning dan gua-gua tempat tinggal yang

berpasir kuning, aroma harum gandum keemasan berhembus dari ladang, di dalam parit terdapat sungai kecil yang jernih dan ujung hutan yang hijau, di tepi ladang ada pohon poplar yang tinggi, daun-daunnya senantiasa gemerisik. Juga ada gema lagu pegunungan dan bunyi lecutan cemeti penggembala: (halaman 248).

Berdasarkan gambaran kondisi alam Desa Pohon Murbei di atas, maka dapat terlihat

bahwa kondisi alam Desa Pohon Murbei sangat subur dengan adanya pegunungan Qin, sungai

Wei, hutan yang hijau, pemandangan musim semi, dan tumpukan gandum yang memancarkan

aroma panen yang harum. Di Desa Pohon Murbei juga terdapat lereng-lereng berpasir kuning.

Dalam bidang geografi, lereng-lereng yang berpasir kuning ini memiliki nama lain yaitu

Gambar 1. Peta Kabupaten Linyou di Provinsi Shaanxi (Sumber:

https://www.google.co.id/maps/place/Linyou,+Baoji,+Shaanxi,+Republik+Rakyat+Tiongk

ok

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 15: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

15

Loess. Loess sangat baik digunakan untuk bidang pertanian karena tanahnya yang subur dan

dipenuhi oleh kandungan mineral dan memiliki saluran irigasi yang sangat baik. Tanahnya

pun mudah untuk digarap dan dipecah agar bisa menanam bibit pertanian.5

Akan tetapi, berdasarkan penjelasan Zhu Xiaoping, kondisi kehidupan petani di Desa

Pohon Murbei yang berada di Provinsi Shaanxi sangat miskin dan para petani sulit untuk

mendapatkan hasil panen yang melimpah. Dalam kurun waktu satu tahun, setiap penduduk

hanya menerima 145 kilogram makanan yang terdiri dari gandum, jagung, dan milet. Mereka

juga hanya menerima setengah hingga satu kilogram minyak tiap tahunnya. Selain itu,

mereka hanya memiliki dua potongan pakaian atas yang terdiri dari jaket wol dan pakaian

tipis yang terbuat dari bahan pakaian katun yang dicelupkan ke dalam warna hitam atau biru.

Pakaian untuk musim dingin hanya berbentuk jaket yang diisi oleh kapas di dua sisinya,

sedangkan pakaian untuk musim panas, mereka hanya menggunakan pakaian tipis.

Kemiskinan lainnya yang terlihat adalah mereka sulit untuk mendapatkan air bersih. Di Desa

Pohon Murbei ini hanya terdapat satu sumur yang dalamnya sekitar 60 meter. Untuk

mendapatkan air, mereka harus mengikatkan sebuah tali ke tong kayu kemudian membiarkan

tong kayu tersebut masuk ke dalam sumur (Leung, 1994:282). Hal ini memiliki kemiripan

dengan kondisi para petani di Desa Pohon Murbei yang sangat miskin, bahkan ketua regu

produksi, yaitu Li Jindou mencari berbagai cara agar dapat bertahan hidup dan

menyejahterakan desanya.

Di Cina, lereng-lereng yang berpasir kuning ini atau disebut juga Loess yang terbentang

dari Pegunungan Taihang (太行山) di timur, Pegunungan Wushao (乌鞘岭) di barat,

Pegunungan Qin (秦岭) di selatan, dan Tembok Besar Cina di utara. Daerah yang terdapat

Loess di Cina mencakup Provinsi Shanxi (山西), Shaanxi (陕西), dan Gansu (甘肃), serta

daerah otonom Ningxia Hui (宁夏回族自治区) (Tsunekawa, 2013:2).

5 Sumber https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/loess/ (diakses pada tanggal 30 April 2017 pukul 11.01 WIB)

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 16: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

16

3.3.2 Latar Waktu

Dalam cerita, penyebutan tahun hanya terdapat satu kali, yaitu tahun 1968 yang terdapat

pada awal cerita. Penyebutan tahun yang lainnya hanya disebutkan melalui penyebutan

musim dan penyebutan lainnya, misalnya sepuluh tahun yang lalu, selama dua tahun penuh,

atau satu tahun sebelumnya.

Penyebutan tahun yang pertama terdapat pada awal paragraf kelima dalam cerpen Kisah

Desa Pohon Murbei. Pada paragraf kelima itu disebut secara jelas bahwa tokoh “aku” tiba di

daerah Linyou (林游) pada bulan Maret tahun 1968. Pada tahun tersebut terjadi peristiwa

“aku” sedang dalam perjalanan menuju Desa Pohon Murbei, tetapi karena sudah terlalu larut

malam akhirnya ia memutuskan untuk bermalam di penginapan setempat sebelum

melanjutkan perjalanannya ke Desa Pohon Murbei. 一九六八年三月,我插队到了林游。 Pada bulan Maret tahun 1968, aku dikirim ke daerah Linyou untuk

hidup dan bekerja sebagai anggota regu produksi selama beberapa tahun (halaman 249).

Penyebutan tahun berikutnya tidak disebutkan secara jelas, tetapi dalam cerita, tokoh

“aku” menyebutkan dirinya telah menghabiskan waktu selama dua tahun dengan Li Jindou. 这个李金斗,跟我打了两年的交道,叫我怎么说他才好呢? Li Jindou ini, meskipun telah berhubungan dengan ku, tapi aku pun

tetap tidak bisa bagaimana mendeskripsikannya? (halaman 248)

Penyebutan tahun berikutnya tidak disebutkan secara langsung, tetapi di dalam cerita

ketika tokoh “aku” dalam perjalanan bisnis, ia menyebutkan bahwa ia telah meninggalkan

Desa Pohon Murbei selama belasan tahun. Ia datang ke Desa Pohon Murbei pada tahun 1968,

jadi belasan tahun berikutnya adalah kurang lebih tahun 1980.

Gambar 2. Daerah Persebaran Daratan Loess di Cina yang Ditandai dengan Warna Merah Muda (Wang, et.al, 2017:12)

Gambar 3. Garis Batas Persebaran Daratan Loess di Cina (Wang, et.al, 2017:13)

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 17: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

17

离开小村十年多了,他如今是什么模样?我多想再看他一眼。可

是,我更想见到的却是那个生产队长李金斗。 Meninggalkan desa kecil itu sudah belasan tahun, ia seperti apa

sekarang? Betapa rindunya aku ingin melihatnya lagi. Namun, orang yang paling ingin aku temui justru ketua regu produksi, Li Jindou.

Penjelasan singkat tentang Revolusi Kebudayaan tercermin dalam cerita Kisah Desa

Pohon Murbei. Pada tahun 1968, tokoh “aku” yang merupakan pelajar kota dikirim ke Desa

Pohon Murbei untuk membantu para petani desa melakukan kegiatan berladang agar dapat

meningkatkan keadaan ekonomi Cina pada masa Revolusi Kebudayaan. Tokoh “aku” berada

di Desa Pohon Murbei selama dua tahun dan kembali lagi ke desa sepuluh tahun lebih yaitu

kurang lebih pada tahun 1980. Revolusi Kebudayaan telah berakhir pada tahun 1976 dengan

ditandai dengan bubarnya Kelompok Empat (四人帮) dan kematian Mao Zedong di tahun

yang sama.

4. Kesimpulan

Di dalam cerita, terdapat dua tokoh yang memiliki peranan penting dalam perkembangan

jalannya cerita, yaitu tokoh “aku” dan tokoh Li Jindou. Tokoh “aku” adalah seorang pelajar

kota yang datang ke Desa Pohon Murbei untuk hidup dan bekerja membantu petani desa

dalam kegiatan berladang. Selain itu, ia juga berperan sebagai seorang narator dari awal cerita

hingga cerita berakhir. Ia juga berperan penting dalam perkembangan jalan cerita Kisah Desa

Pohon Murbei. Melalui narasinya dapat terlihat gambaran tokoh dan penokohan Li Jindou,

gambaran dirinya, dan gambaran kehidupan petani Desa Pohon Murbei.

Selain tokoh “aku”, terdapat tokoh lainnya yang sama pentingnya dalam

perkembangan jalan cerita, yaitu Li Jindou. Li Jindou adalah seorang petani yang juga

menjabat sebagai ketua regu produksi di Desa Pohon Murbei. Nama Li Jindou pun memiliki

arti yaitu seseorang yang memiliki kecakapan dalam kegiatan berladang dan bekerja keras

mencari berbagai cara demi bertahan hidup dan menyejahterakan penduduk Desa Pohon

Murbei. Selain itu, ia juga memiliki sikap yang tegas dan disiplin kepada seluruh penduduk

desa. Ia mengatur semua kegiatan berladang para petani di desa. Setiap harinya ia

memberikan penugasan kepada seluruh petani. Bagi petani yang datang terlambat pada saat

pemberian tugas tersebut tidak akan ditoleransi oleh Jindou, maka petani tersebut tidak akan

mendapatkan tugas dan tentu tidak akan mendapatkan upah hitungan hasil bekerja di ladang

pada pertemuan pembagian hasil kerja yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Oleh karena

sikapnya yang tegas dan disiplin, maka seluruh penduduk desa sangat patuh dan tunduk pada

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 18: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

18

perintahnya. Maka dapat disimpulkan bawha arti nama Li Jindou sesuai dengan tindakan-

tindakan yang dilakukannya terhadap “aku” dan pendudk desa lainnya di dalam cerita.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam cerpen Kisah

Desa Pohon Murbei terdapat dua tokoh yang sama pentingnya dalam perkembangan jalan

cerita. Tokoh “aku” yang berperan sebagai seorang narator dan tokoh Li Jindou sebagai

tokoh yang menjadi obyek narator. Selain itu, tokoh “aku” juga berperan sebagai seorang

pelajar kota yang datang ke desa untuk hidup dan bekerja membantu para petani dalam

kegiatan berladang. Selama berada di desa dan berinteraksi dengan penduduk desa termasuk

Li Jindou, ia banyak mendapatkan pemahaman baru mengenai kehidupan petani di desa,

termasuk Li Jindou. Tokoh “aku” mendapatkan pemahaman baru mengenai gambaran

kehidupan petani desa termasuk Li Jindou. Setelah hidup dan bekerja di desa selama kurang

lebih dua tahun, “aku” memahami bahwa kehidupan petani desa sangatlah miskin dan mereka

harus berjuang keras demi bertahan hidup. “Aku” juga baru menyadari bahwa kehidupan

petani desa yang sesungguhnya tidak seperti yang ada di dalam benaknya.

Cerpen ini berjudul Kisah Desa Pohon Murbei karena pengarang yaitu Zhu Xiaoping

ingin menggambarkan secara rinci gambaran kehidupan petani di pedesaan Cina yang sangat

miskin. Telah dipaparkan sebelumnya dalam latar belakang bahwa Zhu Xiaoping ingin

menggambarkan sifat-sifat positif dan negatif petani Cina serta menggambarkan keegoisan

kader partai dan intrik kecil mereka melalui tokoh yang bernama Li Jindou. Sifat positif yang

ada pada diri Li Jindou adalah kecakapan, ketegasan dan kedisiplinan Jindou yang terlihat

ketika ia mengatur semua kegiatan para petani desa. Ia juga digambarkan sebagai seorang

petani dan juga menjabat sebagai ketua regu produksi yang bekerja keras sepanjang hidupnya.

Melalui tokoh Li Jindou ini juga dapat terlihat keegoisan kader partai dan intrik kecil mereka

yang berlangsung selama proses penaksiran hasil panen di Desa Pohon Murbei antara dirinya

dengan tim penaksir hasil panen.

5. Daftar Pustaka

Aminuddin. (2014). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Bandung.

Hui, Chen & Wang, Liu. (1959). The Traditional Chinese Clan Rules. New York:

J.J.Augustin Incorporated Publisher Locust Valley.

Leung, Laifong. (1994). Morning Sun: Interviews with Chinese Writers of the Lost

Generation. New York: ME Sharpe.

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017

Page 19: Pemahaman Mengenai Kehidupan Petani Desa: Sebuah Kajian ...

19

Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Ratna, Nyoman Kutha. (2015). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sudjiman, Panuti. (1988). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Tsunekawa, Atsushi, et.al. (2013). Restoration and Development of the Degraded Loess

Plateu, China: Ecological Research Monographs. Springer Science & Business Media.

Wang, Xinzheng, et.al. (2017). Multifunctional Land-Use Systems for Managing the Nexus of

Environmental Resources. Springer International Publishing.

Zhu, Xiaoping 朱, 晓平. (2002). Sangshuping Jishi (桑树坪纪事). Beijing (北京): Xin Shijie

Chubanshe (新世界出版社).

Sumber Internet:

Anonim. (2017). Peta Linyou, Baoji, Republik Rakyat Tiongkok. Diakses pada tanggal 5 Mei 2017 https://www.google.co.id/maps/place/Linyou,+Baoji,+Shaanxi,+Republik+Rakyat+Tiongkok

Phil Scherme. (n.d). The Loess Hills. Diakses pada tanggal 30 April 2017

https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/loess/

Pemahaman mengenai ..., Syifa Fauziah, FIB UI, 2017