PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Gurino Prasetyo NIM 08110241029 PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN JURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2014
268
Embed
PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING DALAM … · pengelola mentoring, mentor, peserta mentoring, kurikulum, metode, dan. 4 hubungan antara mentor dengan peserta mentoring. Komponen tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING DALAM MEMBENTUKKARAKTER SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OlehGurino Prasetyo
NIM 08110241029
PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKANJURUSAN FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2014
ii
iii
iii
v
MOTTO
“Akhlak yang baik adalah surga dalam kalbu.”
(Dr. Aidh Abdullah al-Qarni)
“Merendahlah, engkau akan seperti bintang gemintang, berkilau dipandang orang
di atas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi. Janganlah seperti asap yang
mengangkat diri tinggi di langit padahal dirinya rendah hina.”
(Rahmat Abdullah)
“Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seseorang ilmuwan
besar. Mereka keliru, semua itu adalah karena faktor karakter."
(Albert Einstein)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan atas limpahan rahmat Allah SWT, sehingga karya
ilmiah ini dapat saya persembahkan kepada:
Bapak dan Ibu, Bapak Suratno dan Ibu Syarifah yang sangat saya
banggakan, yang selalu memberi kasih dan sayang, penyemangat bagi
saya dalam segala hal. Karena dukungan kalian akhirnya saya dapat
menyelesaikan studi sampai jenjang S 1.
Keempat saudara kandung; Muslimah Umi Kaltsum, Doli Lambang
Saputra, Cahyo Abdul Gani, dan Lu’lu Ummaknun yang selalu memberi
dukungan.
Almamater Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan,
khususnya Program Studi Kebijakan Pendidikan yang telah memberikan
berbagai studi keilmuan.
vii
PELAKSANAAN PROGRAM MENTORING DALAM MEMBENTUKKARAKTER SISWA SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
OlehGurino Prasetyo
NIM 08110241029
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan pelaksanaan programmentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta; 2) mengetahui hasil program mentoringdalam membentuk karakter siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta melalui pendekatan nilai-nilai Islami.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan subjekpenelitian terdiri atas wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, pembina mentoring,pengurus mentoring, mentor, dan peserta mentoring. Untuk teknik pengumpulandata yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapundalam analisis data, penelitian ini melalui tiga tahapan analisis yaitu reduksi data,penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakantriangulasi sumber dan triangulasi metode.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan programmentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta dilaksanakan dengan dua kegiatan yaknikegiatan utama yang secara rutin setiap hari Jumat, dan kegiatan pelengkap untukpeserta mentoring, mentor, dan tim pengelola mentoring; 2) Terdapat tujuh bentukkarakter dasar yang dihasilkan setelah mengikuti kegiatan mentoring di SMANegeri 5 Yogyakarta. Pertama, Bertambah pemahaman Islam yang benar sesuaidengan Al Quran dan Sunnah. Kedua, eratnya persaudaraan antar siswa mentoring.Ketiga, siswa saling menasehati. Keempat, siswa berprestasi baik bidang keagamaan,akademik dan non akademik. Kelima, siswa beribadah berjamaah di masjid. Keenam,kemampuan siswa dalam membaca Al Quran bertambah. Ketujuh, interaksi yang baiksiswa dengan guru, siswa dengan staf, siswa dengan siswa
Kata kunci: program mentoring, karakter, SMA Negeri 5 Yogyakarta
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas
rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Program Mentoring dalam Membentuk
Karakter Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta”. Penyusun menyadari sepenuhnya,
bahwa selama ini banyak pihak yang membantu dan memberikan kemudahan
dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu, pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas untuk menimba ilmu selama masa studi di Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi.
3. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan pengesahan hasil Tugas Akhir Skripsi.
4. Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan
pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi.
5. Ibu Dr. Mami Hajaroh, M. Pd dan Ibu Dr. Rukiyati, M. Hum Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyelesaian Tugas Akhir Skripsi.
6. Bapak dan Ibu dosen dan pengajar di Jurusan Filsafat dan Sosiologi
Pendidikan, yang telah memberikan banyak ilmu dan bekal pengalaman.
ix
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Kebijakan Pendidikan ...................................................................... 7
2. Pendidikan Karakter ........................................................................ 10
3. Implementasi Program Mentoring Agama Islam ............................ 20
4. Metode Kegiatan Mentoring Agama Islam ..................................... 25
5. Tujuan Program Mentoring Agama Islam....................................... 26
xi
6. Target Pencapaian Program Mentoring Agama Islam..................... 27
7. Komponen Program Mentoring Agama Islam ................................ 27
B. Penelitian Relevan................................................................................... 31
C. Kerangka Berpikir................................................................................... 34
D. Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................... 38
B. Tempat Penelitian .................................................................................. 38
C. Subjek Penelitian.................................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 40
E. Instrumen Penelitian............................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 43
G. Keabsahan Data ..................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................... 48
B. Hasil Penelitian...................................................................................... 50
1. Pengorganisasian Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakrta .. 50
2. Pelaksanaan Program Mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta .... 62
3. Teknik Penilaian pada Siswa Peserta Mentoring SMA Negeri 5
6)Meningkatkan rasa nasionalisme dengan melaksanakan upacara
bendera dan menyanyikan Indonesia Raya setiap awal PBM.
7) Meningkatkan rasa cinta terhadap budaya bangsa.
8)Meningkatkan penguasaan berbagai bahasa asing dalam
berkomunikasi.
2. Keadaan Guru SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
Pada saat ini SMA Negeri 5 Yogyakarta didukung oleh 55 orang
tenaga guru, terdiri dari 44 guru tetap, dan 11 guru tidak tetap. Semua
guru yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta, mempunyai tugas dan
wewenang sesuai dengan keputusan kepala sekolah dalam pembagian
tugas yang diampu masing-masing guru bidang studi. Khusus untuk guru
Agama Islam, guru tersebut menjadi pembina dalam seluruh kegiatan
mentoring.
3. Keadaan Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran
2013/2014
Keadaan siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta pada Tahun Pelajaran
2013/2014 berjumlah 752 siswa. Jumlah tersebut terbagi di masing-
masing kelas sebagai berikut : kelas X berjumlah 260 siswa, kelas XI
IPA berjumlah 167 siswa, kelas XI IPS berjumlah 90 siswa, kelas XII
IPA berjumlah 140 siswa, dan kelas XII IPS berjumlah 95 siswa. Untuk
50
sasaran mentoring adalah siswa kelas X, semua yang beragama Islam.
Sedangkan siswa yang beragama lain, untuk kegiatannya diserahkan
keguru bidang studi agama masing-masing sesuai agama siswa.
4. Kondisi Fasilitas SMA Negeri 5 Yogyakarta
Fasilitas yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta, telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah, yang disyaratkan untuk
menyelenggarakan pendidikan tingkat atas, bahkan pihak sekolah terus
berupaya dalam mengembangkan maupun memperbaharui fasilitas yang
ada, maupun memperbaiki berbagai fasilitas yang rusak. Kegiatan
mentoring yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta sendiri dilakukan di
ruang kelas masing-masing kelas X, dan juga di masjid, maupun di
halaman atau taman, sesuai dengan kondisi materi mentoring.
B. Hasil Penelitian
1. Pengorganisasian Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta berdiri sejak tahun 2005.
Tahun pertama MAI (Mentoring Agama Islam) hanya dikhususkan untuk
yang menjadi anggota ROHIS, kemudian tahun 2008 diwajibkan untuk
seluruh siswa muslim kelas X, karena sangat relevan dengan religious
culture yang telah tertanam di lingkungan SMA Negeri Yogyakarta sejak
dahulu, sehingga mentoring menjadi penunjang untuk mengembangkan
dan mempertahankan religious culture dan dapat menghasilkan siswa
prestatif yang berakhlak mulia (Proposal Pelaksanaan Mentoring
2013/2014). Pelaksanaan program mentoring di SMA Negeri 5
51
Yogyakarta diserahkan kepada Tim Pengelola Mentoring (TPM) yang
bekerjasama dengan Lembaga Alumni Rohis SMA Negeri 5 Yogyakarta
Departemen Pengelolaan Mentoring. Pengorganisasian program
mentoring Agama Islam meliputi:
a. Visi dan Misi Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Visi : Terbentuknya pelajar yang berkepribadian Islam, berprestasi
dan bermoral serta mampu mengembangkan potensinya masing-
masing untuk menghadapi tantangan masa depan bangsa.
Misi :
1) Menyusun sistem pengelolaan mentoring yang baik yang
digunakan sebagai arahan pelaksanaan mentoring.
2) Meningkatkan profesionalisme kerja Tim Pengelola Mentoring
dengan evaluasi dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait
dengan kegiatan mentoring.
3) Menyusun agenda kegiatan dan melaksanakannya sesuai dengan
kesepakatan yang sudah dibuat.
4) Menysun kurikulum materi mentoring yang dapat mendukung
kurikulum pendidikan agama Islam.
5) Melaksanakan training dan latihan pengembangan mentor secara
berkala.
6) Membuat pelaporan kegiatan mentoring perkelompok mentoring
agar perkembangan mentoring setiap kelompok dapat diketahui.
52
Visi dan misi mentoring di atas pada dasarnya merupakan turunan
dari visi dan misi sekolah. Hal ini disampaikan oleh Bapak Kepala
Sekolah SMA Negeri 5 Yogyakarta yang mengatakan bahwa:
“Program mentoring membantu terlaksananya visi dan misisekolah yakni sekolah yang mampu mewujudkan lulusannyamenjadi orang yang beriman, orang yang bertaqwa, orang yangberakhlak, orang yang peduli lingkungan, dan macam-macamada di situ..” (WW/JM/18 November 2013)
b. Pengelola Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Program mentoring yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta
memiliki struktur kepengurusan yang secara khusus menangani
secara penuh setiap kegiatan mentoring. Berdasarkan dokumentasi
proposal pelaksanaan mentoring 2013/2014, tugas pengelola
mentoring yakni, melaksanakan program persiapan pelaksanaan
mentoring, memantau kegiatan mentoring, memimpin rapat evaluasi.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh DS selaku pengelola
mentoring fungsi pengelola mentoring yakni:
“Mengelola pelaksanaan mentoring, mengurus administrasimentoring kaya absen, mentor dapat kurikulum, dan lain-lain”(WW/DS/6 Desember 2013)
HW menambahkan fungsi pengelola mentoring untuk:
“Mengelola semua agenda mentoring. Untuk mentor yaknitraining mentor, vitament, muqoyam Al Qur’an dan untukpeserta mentoring seperti study club (kerjasama dengan rohis)”(WW/HW/ 6 Desember 2013)
Jadi dapat dikatakan pengelola mentoring memiliki tugas dalam
proses penyelenggaraan program baik dari perencanaan agenda
53
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan evaluasi dan
pelaporan kegiatan mentoring. Pengelola dari program mentoring di
SMA Negeri 5 Yogyakarta berasal dari para alumni SMA Negeri 5
Yogyakarta yang masih berkomunikasi baik dengan pihak sekolah.
Berdasarkan studi dokumentasi dan wawancara di lapangan,
diketahui pengelola mentoring terbagi menjadi dua tim, yakni tim
pengelola mentoring dan pengelola study club. Pada tahun ajaran
2013/2014 tim pengelola mentoring berjumlah lima orang,
sedangkan pengelola study club berjumlah tiga orang. Adapun
susunan pengurus mentoring terdapat dalam bagan sebagai berikut:
Sumber: Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Gambar 3. Bagan Struktur Program Mentoring
Penasehat
Pembina
Bagian PengelolaMentoring
Ketua
PenanggungJawab Jawab
Sekretaris
Bendahara
Bagian Pengelola StudyClub
54
c. Mentor SMA Negeri 5 Yogyakarta
Mentor memiliki peranan penting dalam membentuk karakter
siswa karena mentor langsung berinteraksi dengan siswa selaku
peserta mentoring. Dalam hal ini seperti yang diungkapkan oleh DS
selaku tim pengelola mentoring:
“Iya, karena mentor sama dengan guru, sebagai seseorangyang memberi contoh” (WW/DS/ 22 November 2013).
Argumen tersebut diperkuat juga oleh pernyataan HW berikut ini:
“Iya, karena mentor sebagai seseorang yang membimbingpeserta mentor” (WW/HW/ 6 Desember 2013).
Pentingnya peran mentor ini juga ditambahkan oleh AAR selaku
peserta mentoring yang menyatakan bahwa:
“Iya, mentor memantau mentee saat di luar kegiatanmentoring” (WW/AAR/ 6 Desember 2013).
Dari pernyataan-pernyataan tersebut diketahui bahwa pentingnya
peranan mentor dalam proses kegiatan mentoring. Seorang mentor
merupakan tauladan dari peserta mentoring dan juga sebagai fasilitator
bagi peserta mentoring dalam proses pembentukan karakter. Untuk itulah
seorang mentor harus memiliki kompetensi yang bagus agar tujuan dari
adanya mentoring dapat tercapai.
Mentor juga sebagai partner guru dalam membentuk pelajar yang
prestatif dan berkepribadian Islam. Program mentoring sangat membantu
pihak sekolah dalam mendidik siswanya, khususnya peran mentor bersama
guru dalam membentuk siswa yang berkarakter dan berkepribadian Islam.
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak MJS:
55
“Dengan adanya mentoring sangat membantu sekolah karena salingtimbal balik artinya dari sisi sana sudah mendapatkan bekal darimentoring sehingga ketika sekolah menekankan itu selaras, lebihmudah mengajak pada pembangunan karakter” (WW/MJS/19November 2013)
Dipertegas oleh Bapak ARH:
“Iya, karena antara tim pengelola mentoring ada komunikasiaktif dan secara berkala memberikan informasi kepada guruagama sehingga bisa memonitor mana yang rajin mana yangtidak, sehingga ketika ada persoalan mereka selalumengkomunikasikan. Mentoring bisa menjadi partner untukmencapai tujuan pendidikan dalam kaitannya denganmembangun karakter siswa” (WW/ARH/26 November 2013)
Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa monitoring
terhadap siswa dilakukan melalui komunikasi aktif dan berkala dari
tim pengelola mentoring kepada guru agama, sehingga antara guru
dan pengelola mentoring saling mengisi satu sama lain dalam proses
membangun karakter siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sama halnya dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Jumiran
selaku kepala sekolah, masjid sebagai salah satu pendukung untuk
menanamkan karakter siswa, pengelolaannya dilakukan bersama-
sama antara guru dengan mentor:
56
“Meskipun belum secara maksimal, sebagai contoh, kami punyamasjid yang besar, itu andaikata kami tidak ada kekuatan darirohis (mentoring), ada action melalui ada mentor-mentor itu. Adayang namanya masjid besar itu tidak termanfaatkan termasukuntuk sholat jamaah, kemudian khususnya hari Jumat, untukjumatan dan sebagainya. Guru akan berat juga, karena kami-kami ini juga terbatas, tidak semuanya adalah orang-orang yangsiap, hanya sebagian saja yang memang ya sholat Jumat itu siapseperti itu, tetapi tidak semuanya. Itu misalnya saya tidak punyapartner dari rohis (mentoring) termasuk juga mentor-mentoryang digarap dari situ, kami tidak akan dapat bekerja denganbagus, khususnya keterkaitan dengan waktu yang ada disekolah.” (WW/JM/18 November 2013)
Mentor di SMA Negeri 5 Yogyakarta diangkat oleh tim pengelola
mentoring. Berdasarkan studi dokumentasi, seorang mentor mengikuti
beberapa kegiatan yakni:
1) Sekolah Mentor
Tim pengelola mentoring mengundang calon mentor yang akan
dijadikan mentor, kemudian calon mentor diberikan training
motivasi tentang pentingnya ilmu untuk menjadi pembina dan
motivasi membina. Calon mentor kemudian kembali diseleksi
dan dipisahkan antara mentor yang benar-benar mempunyai
komitmen dengan mentor yang tidak mempunyai komitmen.
Apabila calon mentor tidak mempunyai komitmen maka akan
digugurkan untuk menjadi mentor.
2) Vitament (Vitamin untuk Mentor)
Vitament (vitamin untuk mentor) merupakan kegiatan yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
mentor mengenai materi mentoring. Dalam kegiatan ini
57
diberikan materi-materi mentoring yang dapat disampaikan
kembali oleh mentor kepada mentee.
3) Temu Mentor
Temu mentor adalah forum komunikasi antar mentor. Dalam
forum ini para mentor akan memberikan informasi tentang
perkembangan peserta mentoring dalam kelompokmya. Para
mentor wajib memberikan laporan berupa soft file kepada pihak
Pengelola Mentoring maupun mentor-mentor lain tentang solusi
dari keluhan serta hambatan yang dialaminya selama memegang
kelompok mentoring.
4) Training Mentor
Training mentor bertujuan untuk memberikan bekal ilmu serta
motivasi kepada para mentor sehingga memiliki kapabilitas
dalam mengampu mentoring.
5) PM cares Mentor
PM cares mentor dimaksudkan sebagai ajang silaturahim antara
Pengelola Mentoring (PM) dengan mentor. Dengan adanya
silaturahim tersebut diharapkan para mentor terutama mentor
yang dinilai melemah dalam mengampu mentoring mendapat
perhatian, sehingga mampu melanjutkan amanah membina
kembali.
58
6) Rihlah Mentor
Rihlah atau tamasya untuk mentor dimaksudkan agar mentor
lebih akrab dengan mentor lain dan menghilangkan kejenuhan
yang dialami mentor selama menjadi pendamping dalam
kegiatan mentoring.
d. Peserta mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Peserta mentoring yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta
adalah seluruh siswa muslim kelas X, setiap tahunnya. Pada saat
penelitian ini, siswa yang mengikuti program mentoring berjumlah
254 dari keseluruhan siswa kelas X yakni 260 siswa. Mereka wajib
mengikuti program-program mentoring yang diadakan oleh pihak
sekolah, karena mentoring merupakan salah satu materi yang dinilai
dalam pelajaran Agama Islam di sekolah tersebut. Pelaksanaan
mentoring merupakan hak dan kewajiban bagi peserta mentoring.
Haknya yaitu mendapatkan ilmu, bimbingan dari mentor serta
mendapatkan solusi dari setiap masalah yang dihadapinya.
Kewajiban peserta mentoring yaitu menghadiri mentoring dan mau
melaksanakan apa yang diajarkan.
e. Kurikulum Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kurikulum mentoring yang ada merupakan seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
program mentoring. Kurikulum yang ada dalam program mentoring
59
merupakan materi yang diajarkan kepada peserta mentoring sebagai
upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kurikulum mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta telah disusun
sebelumnya sebagai pedoman mentor dalam pelaksanaan kegiatan
program mentoring seperti yang disampaikan oleh AY:
“Iya, karena dari kurikulum tersebut, apa yang akan kamicapai sudah jelas, sehingga memudahkan dalammenjalankan mentoring” (WW/AY/22 November 2013)
Juga oleh MA yang mengungkapkan:
“Iya, di dalam kurikulum tersebut sudah ada targetan yangakan dicapai, sehingga lebih terarah” (WW/MA/22November 2013)
Mentor menggunakan kurikulum untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai kepada peserta mentoring. Seperti yang diungkapkan oleh
peserta mentoring berikut ini:
“...... mentor memberi arahan kepada mentee untukmenjadi lebih baik lagi” (WW/AAR/6 Desember 2013)
Kurikulum tersebut meliputi pendekatan personal dan
kekompakan kelompok mentoring, menjalankan ibadah wajib,
berkepribadian hanif, mau memperbaiki diri dan orang lain, mau
mendengar nasihat kebaikan, dan simpatik terhadap problematika
ummat.
60
Tabel 1. Kurikulum Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
No StandarKompetensi
Indikator
1 Pendekatanpersonal dankekompakankelompok
- Siswa merasa nyaman dengan mentoring.- Siswa paham pentingnya mentoring.- Mentor mengenal dan memahami siswa.- Siswa mengenal dan mengetahui hakikat ilmu,
keutamaan mencari ilmu, dan tahu yang wajibdan tidak boleh dipelajari.
- Siswa mampu menyadari kelemahan manusiadihadapan Allah, karakter manusia yangmembutuhkan petunjuk, kekurangan pedomanhidup lain, perbandingan Islam dengan agamalain, sumber hukum Islam.
- Siswa menyadari hakikat penciptaan diri mereka,mengetahui potensi diri, dan mengetahui kendaladalam mengembangkan potensi diri.
2 Menjalankanibadah wajib
- Siswa melaksanakan penuh shalat fardu secarasadar, siswa mampu menerapkan shalat yangbernar dalam kehidupan sehari-hari, siswa benardalam thaharah, siswa melaksanakan puasaramadhan full.
- Siswa mengetahui pentingnya khusyu’ dan syarat-syarat khusyu’,
- Siswa memahami kedudukan niat, pentingnyamemperbaharui niat, mampu mengambil hikmah,dari kisah-kisah sahabat nabi tentang niat yangikhlas.
- Siswa memahami hakikat ibadah, syarat-syaratditerimanya ibadah dan mampu menikmatiibadah yang dilaksanakannya.
- Memahami kedudukan Al Quran dalam islam,mengetahui pahala mempelajari Al Quran,memotivasi untuk mempelajari Al Quran.
61
Lanjutan Tabel 1. Kurikulum Program Mentoring SMA Negeri 5Yogyakarta
No StandarKompetensi
Indikator
3 BerkepribadianHanif
- Siswa paham pentingnya mengenal Allah, siswamengetahui cara-cara mengenal Allah dan hal-halyang menghalangi ma’rifatullah.
- Tumbuh kecintaan siswa kepada Allah SWT,siswa sadar akan kebersamaan Allah, siswamemahami bahwa Allah Maha Pengasih danMaha Penyayang.
- Siswa memahami tata cara berdoa yang benar,memahami urgensi doa sebagai inti ibadah, siswayakin kepada Allah dan hanya berdoa kepadaAllah.
- Siswa mampu menjauhi dosa-dosa besar.- Siswa memahami tentang macam-macam syirik
dan bahaya syirik, siswa tidak melakukanperbuatan syirik.
- Siswa mampu memahami makna dankeutamaanan birul walidain serta mampumelaksanakan tanggung jawabnya kepada orangtua.
- Siswa memahami tentang hari kiamat, siswamenyakini akan adanya hari kiamat, siswaberusaha mempersiapkan dirinya untuk harikiamat.
4 Maumemperbaikidiri dan oranglain
- Siswa mampu berinteraksi dengan oranglain/masyarakat sesuai dengan adab bergaul danlandasan syar’i.
- Mentor dan siswa saling menasehati dalamkebaikan.
- Siswa mampu menjadi pribadi yang cerdas danshaleh/shalihah.
5 Mau mendengarnasihat kebaikan
- Siswa terinspirasi dengan kisah tokoh.- Siswa mau mendengar nasihat kebaikan.- Siswa merasa terdorong untuk mencari ilmu dan
berbuat kebaikan.6 Simpatik
terhadapproblematikaumat
- Siswa mengetahui tingkatan ukhuwah, kondisiukhuwah rasulullah.
- Siswa menyadari bahaya ghazwul fikri, siswamenyadari akan adanya ghazwul fikridisekitarnya dan berusaha menangkal bahayaghazwul fikri pada dirinya, siswa maumenyadarkan teman akan adanya ghazwul fikri.
Sumber: Kurikulum Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta 2013/2014
62
2. Pelaksanaan Program Mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat
diketahui pelaksanaan program mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
sebagai berikut:
Tabel 2. Pelaksanaan Program Mentoring
No Kegiatan Uraian1. Kegiatan Utama a. Peserta mentoring dibagi ke
dalam kelompok-kelompokkecil yang berjumlah 6-8 siswa.Bertemu secara berkala setiapsatu minggu sekali pada HariJumat selama 1-2 jam.
2. Kegiatan Pelengkapa. Peserta Mentoringb. Mentorc. Tim Pengelola
Mentoring
a. Peserta Mentoring- Stadium General Mentoring- Pembinaan Pelajar Baru- Regrouping Mentoring- Mentoring in Action- Kajian Mentoring Bersama- Ujian Mentoring- Never Ending Mentoring
b. Mentor- Sekolah Mentor- Temu Mentor- Training Mentor- Rihlah Mentor
c. Tim Pengelola Mentoring- Up Grading- Musyawarah PengelolaMentoring- Mentoring Day
Mentoring merupakan salah satu unsur untuk melengkapi dan
membangun karakter siswa di sekolah. Bentuk pelaksanaan mentoring
diungkapkan oleh salah satu tim pengelola mentoring bahwa:
63
“Pelaksanaannya seperti stadium general untuk pertama kali,regruping, mentoring in action, kajian bersama mentoring, lomba.Untuk mentor, training mentor, sekolah mentor. untuk pengelolamentoring, upgrading pengelola mentoring” (WW/DS/22 November2013)
Dipertegas oleh MAM yang mengatakan:
“Pelaksanaannya seperti kumpul perkelompok, temu mentor, kajianmentoring” (WW/MAM/22 November 2013)
AY selaku mentor menambahkan:
“Pelaksanaannya masih menekankan kepada kebersamaan, tidakseperti formal, bentuknya seperti sharing, berkumpul, melingkar.sebelum membahas materi menanyakan permasalahan jika ada(sharing), materi disisipkan saat futsal, makan bareng, nonton filem,dan lain-lain” (WW/AY/22 November 2013)
Dari beberapa pandangan di atas dapat diketahui bentuk
pelaksaanaan di SMA Negeri 5 Yogyakarta terbagi ke dalam dua
kegiatan yakni kegiatan utama dan kegiatan pelengkap. Kegiatan utama
sifatnya rutin dan dilaksanakan pada hari Jumat setiap minggunya,
sedangkan kegiatan pelengkap hanya sebagai pendukung untuk
membentuk karakter siswa.
Kegiatan utama berbentuk pertemuan yang dilaksanakan di dalam
atau di luar ruangan. Kegiatan utama dilaksanakan seminggu sekali
dengan beberapa metode penyampaian. Berbeda dengan kegiatan
pelengkap yang dilaksanakan secara insidental.
a. Kegiatan Utama Mentoring
Peserta mentoring (mentee) dibagi ke dalam beberapa
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah antara 6-8 siswa.
Setiap kelompok akan didampingi oleh satu atau dua mentor
64
selaku penasihat utama yang akan bertemu secara berkala setiap
satu pekan sekali selama kurang lebih 1-2 jam. Pendekatan yang
digunakan berupa diskusi, ceramah, sharing, dan games dengan
tema Islami yang disampaikan secara menyenangkan. Seperti
apa yang diungkapkan oleh narasumber menyatakan bahwa
kegiatan yang dilakukan saat mentoring adalah:
“Untuk kegiatan mentoring rutin yang ada di SMA Negeri5 Yogyakarta ini, biasanya diawali dengan Pembukaanoleh mentor, kemuadian membaca Al-Quran secarabersama-sama, maupun bergiliran, dan kemudian mentormenyampaikan materi sesuai dengan tema setiappertemuan mentoring” (WW/AAR/6 Desember 2013).
Seperti halnya juga yang disampaikan oleh MA yang juga
selaku mentor berikut ini:
“Kumpul, tilawah, materi dari mentor atau dapat juga
dari mentee, kegiatan dengan mentor lain misalnya futsal,
acara kerjasama dengan ROHIS” (WW/MA/22
November 2013).
Dari pernyataaan narasumber di atas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan mentoring yang ada di SMA Negeri 5
Yogyakarta, secara rutin dilaksanakan dengan konsep pertemuan
kelompok kecil yang diampu oleh mentor, diawali dengan
pembukaan dan membaca Al Quran, serta sharing tema khusus
pertemuan mentoring, dan materi di luar materi pokok
mentoring.
65
b. Kegiatan Pelengkap Mentoring
Kegiatan pelengkap mentoring sebagai penunjang
kegiatan utama mentoring yang dimaksudkan untuk mendukung
dan memperoleh hasil yang diharapkan. Kegiatan yang sudah
dilaksanakan selama ini di SMA Negeri 5 Yogyakarta
berdasarkan laporan pertanggungjawaban mentoring 2013/2014
sebagai berikut ini.
1) Kegiatan Pelengkap untuk Peserta Mentoring
a) Stadium General Mentoring
Stadium General Mentoring bertujuan untuk
mengenalkan mentoring kepada para siswa. Sasaran dari
kegiatan ini adalah seluruh siswa muslim SMA Negeri 5
Yogyakarta. Pembukaan mentoring dilaksanakan
bersamaan dengan acara STAR Rohis.
b) Pembinaan Pelajar Baru
Pembinaan Pelajar Baru (PPB) bertujuan untuk
memperkenalkan metode mentoring kepada para siswa
sekaligus sebagai metode pendampingan untuk siswa
agar siswa mudah beradaptasi dengan lingkungan
SMAN 5 Yogyakarta. Sasaran dari kegiatan ini adalah
seluruh siswa muslim. PPB dilaksanakan selama 5
pekan.
66
c) Regrouping Mentoring
Dalam acara ini para siswa mulai beralih dari
Pendampingan Pelajar Muslim ke Mentoring yang
sebenar-benarnya. Dalam Regrouping Mentoring ini
juga disampaikan training motivasi dan pemberian
semangat kepada peserta Mentoring untuk memperbaiki
diri.
d) Mentoring in Action (Kunjungan ke Panti Jompo)
Mentoring in Action dilaksanakan dengan mengunjungi
Panti Jompo Budi Dharma yang terletak di daerah
Kotagede. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan
materi birrul walidayn secara aplikatif. Dalam
kunjungan ini, peserta juga memberikan santunan
kepada penghuni panti jompo.
e) Kajian Mentoring Bersama
Kajian Mentoring Bersama bertujuan untuk
menyampaikan materi mentoring, yakni materi mimpi,
dengan variasi yang berbeda oleh pembicara yang
berkompeten di bidangnya. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan mengumpulkan seluruh peserta mentoring dalam
satu kajian bersama, berlangsung di Masjid Darrusalam
SMA Negeri 5 Yogyakarta.
67
f) Ujian Mentoring
Kegiatan ini sebagai evaluasi dan penilaian kegiatan
mentoring selama 1 periode. Ujian mentoring berupa
ujian tertulis dan ujian praktek yang dilakukan pada
akhir periode. Ujian mentoring tulis dilaksanakan di
kelas masing-masing. Sedangkan ujian praktik waktu
dan tempat merupakan kesepakatan setiap kelompok
mentoring.
g) Never Ending Mentoring
Kegiatan ini telah dilaksanakan dalam bentuk training
motivasi. Training ini bertujuan untuk meningkatkan
semangat siswa agar lebih berprestasi dalam bidang
akademik dan non akademik. Selain itu, training ini
bertujuan untuk mem-follow up siswa kelas X untuk
melanjutkan mentoring di kelas XI, agar ilmu yang
diperoleh tidak hanya berhenti dikelas X saja.
2) Kegiatan Pelengkap untuk Mentor
a) Sekolah Mentor
Sekolah mentor dilaksanakan dengan maksud untuk
menindak lanjuti siswa yang akan dijadikan mentor.
Pengelola mentoring memberikan pemahaman tentang
kegiatan mentoring, dan yang terpenting adalah
68
penjagaan komitmen para calon mentor untuk menjadi
mentor.
b) Temu mentor
Temu Mentor adalah forum komunikasi antar mentor.
Dalam forum ini para mentor diberikan arahan dari
pengelola mentoring berkaitan kewajiban yang harus
dilaksanakan serta hal-hal yang harus dipersiapkan
selaku mentor untuk mendampingi siswa pada saat
mentoring. Temu mentor juga sebagai sarana mentor
untuk bertukar informasi tentang perkembangan peserta
mentoring dalam kelompoknya. Para mentor wajib
memberikan laporan secara tertulis kepada pihak
pengelola mentoring. Selain itu, para mentor juga dapat
berdiskusi kepada Pengelola Mentoring maupun
mentor-mentor lain tentang solusi dari keluhan serta
hambatan yang dialaminya selama memegang kelompok
mentoring.
c) Training Mentor
Training mentor di maksudkan untuk meningkatkan
kapasitas ilmu para mentor. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan mengundang ustadz sebagai narasumber yang
menyampaikan materi kemudian ilmu tersebut
69
disampaikan kepada peserta mentoring dengan bahasa
yang fun, fresh, frindly, focus.
d) Rihlah Mentor (Tamasya Mentor)
Rihlah atau tamasya untuk mentor dimaksudkan agar
mentor lebih akrab dengan mentor lain dan
menghilangkan kejenuhan yang dialami mentor selama
menjadi pendamping dalam kegiatan mentoring.
3) Kegiatan Pelengkap untuk Tim Pengelola Mentoring
a) Up Grading
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas
Pengelola Mentoring dan mengeratkan tali persaudaraan
antar TPM. Hal ini diperlukan agar program-program
mentoring dapat Tim Pengelola Mentoring lakukan
dengan baik.
b) Musyawarah Pengelola Mentoring
Kegiatan ini rutin diadakan setiap 2 pekan sekali oleh
Tim Pengelola Mentoring untuk memusyawarahkan
setiap kegiatan mentoring dan event yang akan diadakan
serta meninjau perkembangan mentoring di SMA
Negeri 5 Yogyakarta.
c) Mentoring Day
Program ini adalah sarana penunjang kelancaran
pelaksanaan mentoring. Program ini menawarkan satu
70
hari khusus yaitu hari Jumat untuk pelaksanaan kegiatan
mentoring. Hal ini dianggap perlu karena sering terjadi
tabrakan agenda sekolah dengan mentoring sehingga
baik kegiatan mentoring maupun kegiatan sekolah yang
lain seperti ekstrakurikuler tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Padahal, kegiatan mentoring ini
mempengaruhi nilai Pendidikan Agama Islam siswa di
raport nantinya. Harapannya dengan memberikan satu
hari khusus untuk pelaksanaan mentoring, mentoring
dapat berjalan lancar dan kegiatan ekstrakurikuler tidak
terhambat. Hari berlangsungnya Mentoring Day (hari
khusus Mentoring) yaitu Hari Jumat pukul 11.30-15.00.
Dari deskripsi di atas kegiatan mentoring baik kegiatan utama
maupun kegiatan pelengkap adalah salah satu sarana pendidikan karakter
di sekolah yang bertujuan membentuk karakter dan berkepribadian Islam
yang sifatnya universal meliputi hubungan dirinya dengan Allah, dengan
dirinya sendiri, maupun dengan lingkungannya. Seperti apa yang
diungkapkan oleh Bapak ARH selaku Guru sebagai berikut:
“Mentoring yang di maksud adalah PAI, kontennya menyangkuthabluminallah dan habluminannas, sangat relevan sekali denganmateri yang diberikan sesuai dengan pembentukan karakter”(WW/ARH/26 November 2013)
Bapak JS juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dengan
pendekatan Religi merupakan alternatif yang tepat, yaitu sebagai berikut
ini:
71
“Membangun karakter berdasarkan religi terutama disinimayoritas Islam, dasarnya jelas, mau dibawa anak itu karakternyaitu jelas arahnya, utamanya harus bertangungjawab denganTuhannya karena dengan demikian memiliki tanggungjawab tidaksekedar dengan manusia tetapi untuk tuhannya terutama danotomatis hubungan dengan kemanusiannya” (WW/JS/19November 2013)
Selain itu narasumber lain yakni Bapak JM selaku Kepala Sekolah
mengungkapkan:
“Mentoring merupakan sarana pembentukan karakter bagipengelola mentoring, mentor, maupun peserta mentor. Hal tersebutuntuk meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaannya, yangmerupakan suatu pondasi, sehingga selama ini adanya mentoringdi SMAN 5 Yogyakarta kami kawal secara serius sehinggadiharapkan dapat menjadi salah satu unsur yang bisa kamiupayakan untuk melengkapi, dan mengembangkan karakter yangada di sekolah itu” (WW/JM/18 November 2013)
Secara praktis, mentoring adalah untuk mengukir akhlak melalui
proses pengetahuan tentang kebaikan, mencintai kebaikan, dan tindakan
untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan. Dari konsep inilah mentoring
dijadikan salah satu sarana dalam proses pembentukan karakter bagi
siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
3. Teknik Penilaian pada Siswa Peserta Mentoring SMA Negeri 5
Yogyakarta
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dapat
diketahui teknik penilaian pada siswa peserta mentoring SMA Negeri 5
Yogyakarta sebagai berikut:
72
Tabel 3. Teknik Penilaian pada Siswa
No Teknik Penilaian Uraian1. Soal Pretest/Wawancara Panduan wawancara yang sudah
dibuat oleh pengelola mentoring.2. Ujian Tertulis Soal yang sudah dibuat oleh pengelola
YaumiyahLembar mutabaah yaumiyah yangsudah disusun oleh pengelolamentoring.
Penilaian yang ada di dalam program mentoring mengacu pada
penilaian siswa sebagai peserta mentoring. Seperti yang diutarakan oleh
salah satu mentor yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta yang
mengatakan bagaimana menilai atau mengevaluasi dalam setiap kegiatan
mentoring:
“Penilaian dari proses pertemuan, mengikuti hobi mentee kemudianjuga mengikuti perkembangan. Mutabaah yaumiyah” (WW/NZ/22November 2013)
Senada dengan yang diungkapkan NZ bahwa evaluasi mentoring
juga dilihat dari perkembangan dalam kesehariannya (mutabaah
yaumiyah), NM juga mengungkapkan cara menilai atau mengevaluasi
yaitu:
“Dari awal kami memantau perkembangan mentee, yang kurangmencoba mengetahui bagaimana kesehariannya, yang sudah lancartetap mengawasi perkembangan mereka” (WW/NM/22 November2013)
Dipertegas oleh DS salah satu tim pengelola mentoring yang mengatakan:
“Penilaian dari presensi, di akhir mentoring ada ujian, ujian tulisdan praktik, keaktifan mentee” (WW/DS/22 November 2013).
73
Dari paparan di atas dapat disimpulkan penilaian awal bisa
dilakukan dengan soal pretest, atau panduan wawancara. Sedangkan pada
akhir kegiatan mentoring, mentor dapat menilai persentase kehadiran
mentee dengan soal post test atau ujian praktek, dan menilai peningkatan
kualitas amalan yaumiyah melalui mutaba’ah. Penilaian dilakukan oleh
mentor, secara berkala terhadap seluruh peserta mentoring.
4. Metode Pendidikan Karakter melalui Program Mentoring
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat
diketahui metode pendidikan karakter melalui program mentoring yang
dilaksanakan di SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai berikut:
Tabel 4. Metode Pendidikan Karakter
No Metode Materi1. Ceramah Tauhid, thaharah, ibadah, berbakti
kepada orangtua, adab bergaul.2. Keteladanan Tidak menyampaikan secara lisan,
tetapi memberikan teladan kepadasiswa peserta mentoring dalampraktek kehidupan di sekolah.
3. Menarik simpati pesertamentoring
kegiatan rihlah, futsal, makanbersama.
4. Permainan Tauhid sebagai pondasi bangunanIslam, ibadah sebagai tiang agama,aturan yang mencakup seluruhaspek kehidupan manusia sebagaidinding bangunan Islam, jihad(bersungguh-sungguh) adalah atapbangunan Islam.
5. Menonton film Tata cara pelaksanaan wudhu, tatacara pelaksanaan shalat, kisahsahabat Rasulullah SAW, tragedidunia Islam.
6. Diskusi Who am I (hakikat penciptaan diri),birul walidaian (berbakti kepadaorangtua), ghazwul fikri (bahayaperang pemikiran)
74
Metode penting dalam proses pembentukan karakter siswa, karena
dengan hal itu proses mentoring dapat dijalankan fungsinya dengan baik.
Doni Koesoema (2007: 212) mengatakan, pendidikan karakter agar dapat
disebut sebagai integral dan utuh mesti juga menentukan metode yang
akan dipakainya, sehingga tujuan pendidikan karakter itu akan semakin
terarah dan efektif.
Metode yang digunakan dalam program mentoring diantaranya
seperti diungkapkan oleh NM selaku mentor berikut ini:
“Awal melakukan pendekatan pengenalan diri secara terbuka,membuat menarik dan merasa nyaman, setelah itu kami bisamelakukan dakwah walaupun tidak memaksa, sharing, game-gameasik.” (WW/NM/22 November 2013)
Pendapat tersebut dilengkapi oleh MA yang juga sebagai mentor:
“Memberikan materi, permainan mungkin nanti kita bisamengambil hikmah dari permainan tersebut” (WW/MA/22November 2013)
Dan juga keterangan yang diungkapkan oleh AAR selaku pesertamentoring:
“..........mentor menyampaikan materi, sharing dengan mentor”(WW/AAR/6 Desember 2013).
Dari hasil wawancara dan observasi maka metode yang di gunakan
dalam proses pembentukan karakter di SMA Negeri 5 Yogyakarta yaitu:
a. Ceramah
Metode ceramah merupakan metode penyampaian materi yang
memberikan uraian tentang suatu hal atau pengetahuan yang paling
umum digunakan di dalam program mentoring. Mentor menyampaikan
75
materi dengan cara ceramah klasikal. Materi yang disampaikan meliputi
tauhid, thaharah, ibadah, berbakti kepada orang tua, adab bergaul.
b. Keteladanan
Peserta mentoring lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat.
Pendidikan karakter akan menjadi tidak kredibel ketika gagasan
teoritis normatif nan apik itu tidak pernah ditemui oleh siswa dalam
praksis kehidupan di sekolah. Proses ini dapat terlihat ketika mentor
menanamkan karakter melalui keteladanan. Mentor tidak hanya
menyampaikan secara lisan namun dicontohkan dengan cara
memberikan teladan kepada peserta mentoring.
c. Menarik simpati peserta mentoring
Metode yang dilakukan dalam proses mentoring yaitu menjalin
kedekatan dengan peserta mentoring, sedapat mungkin peserta mentoring
merasa nyaman dengan teman yang ada di kelompok dan mentor yang
memandu, disini ada proses taaruf. Bentuk metode yang digunakan
bermacam-macam seperti futsal, rihlah, makan bersama dan
meningkatkan interaksi di luar pelaksanaan mentoring.
d. Permainan
Metode permainan digunakan supaya siswa tidak jenuh dan bosan
mengikuti program mentoring, namun tidak keluar dari esensi materi
yang ingin ditanamkan kemudian mengambil hikmah dari permainan
tersebut.
76
e. Menonton Film
Menonton film merupakan metode yang digunakan ketika menjelaskan
materi yang akan lebih efektif ketika ada visualiasi yang menggambarkan
materi yang ingin disampaikan.
f. Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang efektif dalam membentuk
karakter. Metode ini dapat menciptakan komunikasi dua arah yang baik
untuk proses timbal balik antara mentor dengan peserta mentoring. Disini
mentor dan peserta mentoring akan lebih banyak menjalin komunikasi
dan interaksi ketika berdiskusi.
5. Hasil Karakter Siswa Setelah Mengikuti Program Mentoring Agama
Islam
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka dapat
diketahui hasil karakter siswa setelah mengikuti program mentoring yang
dilaksanakan di SMA Negeri 5 Yogyakarta sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Karakter Siswa Setelah Mengikuti Program Mentoring
No Nilai yang Diharapkan Perilaku1. Meningkatnya pemahaman
Islam yang benar sesuai AlQuran dan Sunnah
a. Siswa tidak melakukan perbuatanmengarah syirik.
b. Siswa berinisiatif sendirimemberikan kultum dalamkegiatan AMT (mabit).
2. Mempererat persaudaraan antarsiswa mentoring
a. Siswa berteman baik dengansiswa lainnya di sekolah sepertikeluarga.
b. Siswa memiliki ikatan emosionaldengan siswa lainnya sehinggamerasa rindu untuk bertemudengan kelompok mentoringnya,bahkan kegiatan mentoringnyaberlanjut ke kelas sebelas.
77
Lanjutan Tabel 5. Hasil Karakter Siswa Setelah Mengikuti Program Mentoring
3. Program mentoring sebagaisarana kaderisasi pelajar muslimuntuk mau bergerak menyerupada hal yang ma’ruf (kebaikan)dan mencegah dari yang munkar(buruk)
a. Siswa memberikan kultum secarabergantian pada saat pelaksanaanmentoring.
b. Siswa mengajak kepada kebaikandan mencegah dari keburukanyang diwadahi melalui organisasiROHIS.
4. Meningkatkan intelektualitassiswa baik dalam bidangkeagamaan, akademik dan nonakademik
a. Siswa meraih prestasi dalambidang akademik seperti lombaolimpiade sains, festifal fisika,cerdas cermat, debat pendidikanagama.
b. Siswa meraih prestasi dalambidang kesenian seperti,musabaqoh qiroatil kutubpesantren, MTQ tingkat provinsiDIY, kegiatan muslimah, MTQpelajar sekolah umum kotayogyakarta, nasyid, ayyamulQur’an.
5. Jumlah siswa yang shalatberjamaah di masjid dan ibadahsunnah meningkat
a. Intensitas siswa ketika shalatdzuhur berlangsung.
b. Siswa memenuhi masjid dan aulasaat shalat dzuhur.
c. Siswa melaksanakan shalatdhuha saat jam istirahat.
d. Siswa melaksanakan puasa SeninKamis.
6. Kemampuan siswa dalammembaca Al Quran bertambah
a. Siswa membaca Al Qurandengan lancar danmemperhatikan bacaannya.
7. Pelajar yang memiliki akhlakulkarimah dan hormat kepadaorang tua dan guru
a. Siswa berinteraksi baik denganguru, siswa dengan staf, siswadengan siswa.
b. Siswa berlatih kejujuran,tanggungjawab, menghargaiorang lain, dalam berhubungandengan teman sebaya, denganyang lebih tua, juga dengan yanglebih muda.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dihasilkan dari adanya
program mentoring Agama Islam di SMA Negeri 5 Yogyakarta dapat
78
dianalisis melalui nilai-nilai positif yang dilihat dari tujuan dan target
program mentoring yakni:
a. Meningkatnya pemahaman Islam yang benar sesuai Al-Qur’an dan
Sunnah, sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari dan
melaksanakan ajaran Islam dengan kesadaran. AAR sebagai peserta
mentoring mengatakan:
“Iya, Islam membahas semua aspek dalam kehidupan, jadi tidakada habisnya kalau mau diomongin” (WW/AAR/6 Desember2013)
Begitu juga dengan ARS yang juga peserta mentoring mengatakan:
“Alhmadulillah iya, banyak yang diperoleh” (WW/ARS/6Desember 2013)
Dipertegas oleh Bapak JM selaku kepala sekolah, yang menceritakan
pengalamannya:
“Sebenarnya kami tidak dapat mengukur secara mutlaknya,tetapi kemarin kami mengadakan kegiatan khususnya anak-anakkelas X kelas XII itu outbond di Wonogiri. Yang namanyakegiatan itu kan tidak semata hanya outbond. Jadi justru,kegiatan AMT itu yang masuk seperti termasuk mabitnya. malambina iman taqwanya. Malam itu saya sudah ngisi kemudian jugaada tausiyah dari guru agama, kemudian malamnya adamelaksanakan sholat malam. Dari satu anak yang ternyatasetelah saya sholat malam, sholat subuh, dengan inisiatif sendiridia berani memberikan kultum. Isinya kultum bukan main,padahal yang namanya anak baru kelas XII, apa yangdisampaikan sudah cukup ukuran, andaikata itu saya bandingkanukuran dengan kami guru yang hanya bukan dari basicnyapondok, UIN, begitu itu hanya orang-orang yang karenakesehariannya memang dalam rangka pendalaman agamanyamelalui kegiatan-kegiatan spiritual dan sebagainya. Ini kalautidak, mungkin dari rohis, mentor dan sebagainya.” (WW/JM/18November 2013)
79
Dari penjelasan di atas, berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang sudah dilakukan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan mentoring
membahas materi-materi yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari dan Islam menjadi solusi dalam semua aspek kehidupan
tersebut. Materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan mentoring
digunakan untuk memberikan serta meningkatkan pemahaman Islam
yang benar, sehingga siswa termotivasi untuk mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari yang akhirnya karakter yang diharapkan
akan terbentuk melalui pembiasaan dari aplikasi tersebut.
Salah satu contohnya adalah siswa berinisiatif sendiri dengan
memberikan kultum dalam kegiatan AMT (mabit), materi yang
disampaikannya sudah cukup ukuran jika dibandingkan dengan
ukuran yang berlatar belakang pondok pesantren atau UIN, karena
kesehariannya dalam rangka pendalaman agama melalui kegiatan-
kegiatan spiritual seperti program mentoring.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk output
karakter siswa setelah mengikuti program mentoring Agama Islam
adalah meningkatknya pemahaman Islam yang benar sesuai dengan Al
Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, sehingga siswa termotivasi untuk
mempelajari dan melaksanakan ajaran Islam dengan kesadaran yang
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai proses pembentukan
karakter siswa.
80
b. Mempererat persaudaraan antar siswa mentoring SMA N 5
Yogyakarta.
Seperti halnya yang diungkapkan AAR sebagai peserta mentoring
yang mengatakan bahwa peserta mentoring berteman baik dengan
siswa lainnya di sekolah seperti keluarga:
“Iya, kita semua kelurga SMA 5” (WW/AAR/6 Desember 2013)
Seperti diungkapkan oleh Bapak ARH selaku guru Agama Islam,
siswa yang rajin mengikuti kegitan mentoring akan merasa rindu
untuk bertemu dengan kelompok mentoringnya, bahkan sampai
lanjut ke kelas sebelas:
“Anak-anak yang rajin mentoring mereka aktif mengikutikegiatan rohis ada rasa rindu untuk ketemu dengan kelompokmentoringnya itu sampai lanjut ke kelas sebelas” (WW/ARH/26November 2013)
Dipertegas oleh Bapak JS bahwa kegiatan program mentoring
untuk memberikan rasa persaudaraan dan ikatan emosional antar
siswa:
“Mentoring bagi anak-anak SMA 5 merupakan ..........., memberikanrasa persaudaraan dan ikatan emosional untuk membangun karakter........” (WW/JS/19 November 2013)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk output
karakter siswa setelah mengikuti program mentoring Agama Islam
adalah eratnya persaudaraan antar siswa mentoring SMA Negeri 5
Yogyakarta yang dapat dilihat dari perilakunya yang merupakan bagian
dari proses pembentukan karakter siswa.
81
c. Program mentoring sebagai sarana kaderisasi pelajar muslim untuk
mau bergerak menyeru pada hal yang ma’ruf (kebaikan) dan
mencegah dari yang munkar (buruk). Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Bapak JM selaku kepala sekolah yang
mengatakan:
“...... Karena rohis itu sebenarnya ya tidak hanya untuk action disuatu wadahnya sendiri, dipake kan harus umum, untuk bisamembantu sosial dan sebagainya tapi khususnya dalam rangkakaderisasi kemusliman yang ada disini ya melalui mentoring .......melalui mentor-mentor itu ternyata juga cepat sekali untukmengkader sehingga menjadi anak-anak yang berkarakter”(WW/JM/18 November 2013)
Beberapa siswa yang aktif diorganisasi Rohis bermula dari ikut
serta siswa dalam kegiatan mentoring. Dalam hal ini mentor
berperan sebagai fasilitator untuk mengkader siswa, sehingga siswa
mempunyai kesadaran untuk melakukan kebaikan serta menjauhi
hal-hal yang dilarang oleh agama. Kesadaran siswa tersebut yang
nantinya akan menjadi karakter yang ada dalam diri siswa.
Aplikasinya adalah siswa tergabung dalam organisasi ROHIS
tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa program
mentoring cukup efektif sebagai sarana kaderisasi pelajar muslim untuk
mau bergerak menyeru pada hal yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah
dari yang munkar (buruk) yang ditunjukkan dari perilakunya dalam proses
pembentukan karakter siswa.
82
d. Meningkatkan intelektualitas siswa baik dalam bidang keagamaan,
akademik dan non akademik.
Dari hasil pengamatan dan observasi, dalam program mentoring
di SMA Negeri 5 Yogyakarta terdapat Study Club sebagai program
tambahan yang dilaksanakan menjelang ujian harian atau ujian
semester dalam upaya meningkatkan intelektualitas siswa. Prestasi-
prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang keagamaan, akademik
dan non akademik dapat dilihat pada lampiran 11 Dokumen Prestasi
Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Bentuk output karakter siswa setelah mengikuti program
mentoring Agama Islam adalah meningkatkan intelektualitas siswa
baik dalam bidang keagamaan, akademik, dan non akademik yang
ditunjukkan dari keikutsertaan dalam pengembangan potensi siswa sebagai
proses pembentukan karakter siswa.
e. Jumlah siswa yang shalat berjamaah di Masjid dan ibadah sunnah
meningkat.
Beribadah merupakan salah satu kewajiban setiap Muslim dan
khusus untuk laki-laki diharapkan untuk selalu beribadah secara
berjamaah. Di SMA Negeri 5 Yogyakarta, jam istirahat siang hari
sengaja dibuat sebelum masuk waktu Shalat Dzuhur, sehingga dalam
hal ini ada sinergi antara sekolah dan program mentoring.
Bapak JS sebagai salah satu guru mengungkapakan bahwa:
83
“Kami sholat jamaah tepat waktu, jam setengah 12 sudah dibeluntuk sholat berjamaah, ada dua tempat masjid dan aula,meningkat dan itu sekaligus untuk istirahat” (WW/JS/19November 2013)
Dipertegas oleh Bapak ARH yang mengungkapkan bahwa dari
kegiatan mentoring, timbul kesadaran untuk mengikuti shalat
berjamaah sehingga masjid di sekolah tidak cukup untuk
menampung siswanya.
“Amat sangat meningkat, kalau kami mengukur denganpembanding, notabene sekolah umum negeri, intensitasibadahnya, kalau dhuhur dapat dilihat penuh selalu dan berjubal-jubal, sampai aula bawah dipakai, ibadahnya meningkat sangatluar biasa”(WW/ARH/26 November 2013)
Perubahan setelah mengikuti mentoring ini juga disampaikan oleh
NZ selaku mentor:
“Yang mulanya jarang mengaji, terus diingatkan, hasilnya
lumayan bertambah, sering mengingatkan, perubahannya dari
sholat dhuha, shalat di Masjid” (WW/NZ/22 November 2013)
Beberapa peningkatan juga dilihat dari ibadah-ibadah sunnah
yang dilakukan siswa, seperti shalat dhuha. Bentuk output karakter
siswa setelah mengikuti program mentoring Agama Islam adalah
meningkatnya jumlah siswa yang shalat jamaah di masjid dan siswa
juga menambah ibadahnya dengan ibadah sunnah seperti shalat
dhuha.
84
f. Kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an bertambah.
Setelah mengikuti kegiatan mentoring kemampuan dalam
membaca Al Quran peserta mentoring bertambah, seperti yang
diungkapkan oleh AAR:
“Alhamdulillah bertambah” (WW/AAR/6 Desember 2013)
Dari hasil pengamatan di lapangan, dalam satu kelompok
mentoring terlihat 6 dari 8 peserta mentoring lancar dalam membaca
Al Quran. ada peningkatan kemampuan siswa dalam membaca Al
Quran setelah mengikuti program mentoring, seperti yang
diungkapkan DWB:
“Iya, ada peningkatan” (WW/DWB/6 Desember 2013)
Melihat adanya peningkatan peserta mentoring dalam hal
membaca Al Qur’an, Bapak ARH sebagai guru Agama Islam
mempunyai rencana tahun depan untuk siswa kelas X SMA Negeri 5
Yogyakarta bisa hafal juz 30. Program tersebut akan bekerja sama
dengan mentoring.
“......Anak-anak kelas sepuluh mulai tahun depan sudahmengantongi juz 30 hubungannya dengan kompetensi agama, jadisemester 1, 2 ketika mau ujian kenaikan kelas, kami sempatkanhafalan mereka juz 30, ini juga diberikan di mentoring, sehinggaguru tinggal mentashih sejauh mana hafalan yang mereka dapatdan kebenaran bacaan” (WW/ARH/26 November 2013)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk output
karakter siswa setelah mengikuti program mentoring Agama Islam
adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al Quran
sebagai proses pembentukan karakter siswa.
85
g. Pelajar yang memiliki akhlakul karimah dan hormat kepada orang
tua dan guru.
Nilai yang timbul setelah mengikuti program mentoring dapat
terlihat dalam perilaku keseharian pelajar, seperti yang diungkapkan
AAR selaku peserta mentoring:
“Iya, karena mentoring mengajarkan moral kita lebih baik, setiappertemuan diajari harus lebih baik dari sebelumnya”(WW/AAR/6 Desember 2013)
Materi-materi yang disampaikan dalam mentoring tidak terlepas
dari fenomena yang terjadi pada pelajar, terutama mengenai moral
pelajar. Melalui mentoring, diharapkan para pelajar mempunyai
akhlak baik. Prinsipnya adalah bahwa hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin. Hal tersebut menandai bahwa harus ada perubahan
yang diharapkan melalui mentoring untuk menjadi pribadi yang
lebih baik dari hari ke hari.
Pelajar yang memiliki akhlaqul karimah juga sudah dapat dilihat
dari pengamatan yang dilakukan oleh NM selaku mentor:
“Sudah dapat melaksanakan dari apa yang kita sampaikan, hal-hal kecil seperti senyum mereka melakukan, makan denganduduk” (WW/NM/22 November 2013)
Melalui mentoring juga, peserta mentoring melaksanakan nilai-
nilai yang telah diperoleh dalam kegiatan mentoring. Perubahan
yang terjadi setelah memperoleh materi yang disampaikan dalam
mentoring diantaranya adalah melakukan kebaikan dari hal yang
kecil misalnya tersenyum, makan sambil duduk.
86
Bapak ARH mengungkapkan juga bahwa pelajar memiliki sifat:
“Jujur, tanggungjawab, menghargai orang lain, intinya akhlaqulkarimah, baik berbangsa bernegara berkeluarga berhubungandengan teman sebaya dengan yang lebih tua dengan yang lebihmuda dan seterusnya” (WW/ARH/26 November 2013)
Mentoring juga membentuk karakter siswa seperti melatih
kejujuran, tanggungjawab, menghargai orang lain, dalam
berhubungan dengan teman sebaya, dengan yang lebih tua, juga
dengan yang lebih muda.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk output
karakter siswa setelah mengikuti program mentoring Agama Islam
yaitu siswa memiliki akhlakul karimah dan hormat kepada orang tua dan
guru sebagai proses pembentukan karakter atau kepribadian siswa.
C. Pembahasan
1. Pengorganisasian Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Program mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta merupakan salah
satu kegiatan ekstrakurikuler yang sifatnya wajib bagi siswa kelas X yang
beragama Islam. Program mentoring juga termasuk dalam bagian untuk
membentuk dan menguatkan karakter siswa khususnya untuk menghadapi
tantangan akan globalisasi yang kian berkembang. SMA Negeri 5
Yogyakarta telah melaksanakan program mentoring sejak tahun 2005.
SMA Negeri 5 Yogyakarta dalam penyelenggaraan program
mentoring melakukan beberapa hal dalam upaya mengorganisirnya agar
berjalan dengan baik. Pihak sekolah melakukan kerja sama dengan para
87
alumni Rohis yang masih aktif menjalin komunikasi untuk menjadi tim
pengelola mentoring. Walaupun demikian, tim pengelola tetap di bawah
naungan dan bimbingan dari guru Agama Islam di sekolah. Hal ini
disebabkan karena salah satu tujuan khusus diadakannya program
mentoring yakni untuk menjadi partner bagi guru dalam membentuk
pelajar yang prestatif dan berkepribadian Islam.
Tugas tim pengelola mentoring dalam penyelenggaraan program
sangat kompleks karena seluruh kegiatan mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaporan kegiatan disusun dan dibuat oleh tim ini. Untuk
perencanaan kegiatan, tim pengelola mentoring mengacu pada Standar
Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota Yogyakarta. Rencana
yang dibuat tetap berpegang pada visi dan misi sekolah yakni mewujudkan
insan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak.
Standar Operasional Pelaksanaan Mentoring Sekolah Kota
Yogyakarta juga menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan dan
membuat kurikulum mentoring. Kurikulum ini disusun oleh Tim
Pengelola Mentoring yang kemudian disesuaikan dengan usulan materi
yang disampaikan oleh pihak sekolah yang berasal dari guru Agama Islam.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada beberapa unsur yang
terkandung dalam kurikulum mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta,
seperti:
88
a. Pendekatan personal dan kekompakan kelompok
Hal ini berkaitan dengan upaya mentor dalam membuat suatu
hubungan yang dekat dengan peserta mentoring. Tujuannya agar
terjalin suatu kebersamaan dengan berlandaskan rasa saling percaya
sehingga dalam pelaksanaan program mentoring dapat berjalan
dengan lancar.
b. Menjalankan ibadah wajib
Materi dalam kurikulum ini berkaitan dengan pengetahuan akan
ibadah-ibadah keseharian yang selalu dikerjakan. Tujuannya
diharapkan peserta mentoring bukan hanya dapat mengerjakan ibadah
dengan baik, namun juga menanamkan akan makna dan kedudukan
dari ibadah. Ibadah dalam hal ini bukan dalam arti hanya shalat fardu,
tetapi juga perbuatan positif dalam keseharian yang pada intinya
untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
c. Berkepribadian hanif
Di dalam kamus Bahasa Indonesia, hanif diartikan sebagai berpegang
teguh pada agama Islam atau bersikap istiqomah. Tujuannya peserta
mentoring memiliki sikap yang baik dengan komitmen bahwa segala
sesuatu yang dimulai dengan niat baik, maka hasil yang didapat juga
akan baik pula.
d. Mau memperbaiki diri dan orang lain
Tujuan dari materi ini berkaitan dengan keinginan untuk terus
berkembang dengan perbaikan secara bertahap, sehingga peserta
89
mentoring dapat menjadi pribadi yang dapat bermanfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
e. Mau mendengar nasehat kebaikan
Keinginan untuk merubah diri sendiri merupakan hal yang cukup
sulit karena berkaitan dengan kebiasaan, sehingga materi yang
disampaikan dapat berkaitan dengan kisah-kisah kehidupan tokoh
yang nantinya dapat menginpirasi dalam berperilaku sehari-hari.
f. Simpatik terhadap problematika umat
Memiliki pandangan yang kritis dan berupaya memecahkan
permasalahan menjadi salah satu tujuan materi mentoring. Hal ini
dapat dikembangkan dengan memberikan kasus yang diambil dari
kehidupan nyata.
Materi yang akan diajarkan dalam kurikulum mentoring pada
dasarnya bertujuan untuk membangun karakter siswa sejak dini yang
berkaitan dengan sikap, emosi, kepercayaan, kebiasaan dan keinginan,
serta konsep diri. Kurikulum dalam pelaksanaan program mentoring tidak
akan dapat tersampaikan tanpa adanya mentor sebagai penyalur dan
penyampai materi. Mentor sendiri harus memiliki karakter yang baik
karena pendidikan karakter dapat lebih mudah tertanam kepada siswa
melalui keteladanan.
Mentor di SMA Negeri 5 Yogyakarta diangkat oleh tim pengelola
mentor. Untuk menjadi mentor perlu melalui proses seleksi yang
melibatkan guru Agama Islam. Kompetensi dari calon mentor diperhatikan
90
agar nantinya diharapkan materi yang ingin diberikan kepada peserta
mentoring dapat mudah disampaikan. Mentor juga perlu memiliki
kreativitas dalam menyampaikan materi yang telah disusun sehingga
program mentoring tidak menjadi membosankan dan bersifat monoton.
Pihak sekolah yang bekerja sama dengan tim pengelola mentoring
membuat kegiatan-kegiatan penunjang yang dikhususkan untuk para
mentor seperti sekolah mentor, vitament, temu mentor, training, dan
tamasya bersama. Tujuan diadakannya kegiatan penunjang untuk mentor
adalah supaya pengetahuan dan pemahaman mentor bertambah mengenai
mentoring, sehingga memiliki kapabilitas dalam mengampu mentoring.
2. Pelaksanaan Program Mentoring SMA Negeri 5 Yogyakarta
Program mentoring di SMA Negeri 5 Yogyakarta bukan merupakan
program yang telah berjalan sudah hampir sembilan tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber, peneliti
mengetahui bahwa bentuk pelaksanaan program mentoring di SMA Negeri
5 Yogyakarta terbagi menjadi dua kegiatan yakni kegiatan utama dan
kegiatan yang sifatnya pelengkap.
Kegiatan utama mentoring dilaksanakan seminggu sekali pada hari
Jumat. Kegiatan utama dilaksanakan dengan membagi peserta mentoring
ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang berjumlah antara 6-8
siswa. Setiap kelompok akan didampingi oleh satu atau dua mentor selaku
penasihat utama yang akan bertemu selama kurang lebih 1-2 jam secara
91
rutin. Lokasi mentoring bebas sesuai dengan kesepakatan bersama, bisa di
Masjid, halaman sekolah, ataupun ruang kelas.
Kegiatan mentoring diawali dengan pembukaan mentor dan
dilanjutkan dengan membaca Al Quran secara bergiliran dari peserta
mentoring. Agenda mentoring kemudian ditentukan dengan membahas
tema akan materi tertentu atau sharing pengalaman. Untuk materi
cenderung menyesuaikan dengan kurikulum yang sudah disusun, sehingga
memiliki urutan dan keterkaitan antara satu dengan lainnya.
Metode yang digunakan dalam menyampaikan materi mentoring
juga beragam antara satu mentor dengan mentor lainnya. Mentor biasanya
menyesuaikan konteks dari materi yang akan disampaikan kepada peserta
mentor. Pendekatan yang paling sering digunakan dalam mentoring di
SMA Negeri 5 Yogyakarta yakni ceramah. Namun ada juga mentor yang
membuat permainan dalam penyampaian materi. Metode lainnya yang
digunakan dalam mentoring yakni melalui keteladanan, menonton film,
dan juga menarik simpati peserta mentoring.
Untuk kegiatan pelengkap dilaksanakan secara insidental sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan. Di SMA Negeri 5 Yogyakarta kegiatan
pelengkap dilaksanakan tidak hanya untuk peserta mentoring akan tetapi
berlaku untuk pengelola mentoring dan mentor. Contoh kegiatan
pelengkap yang telah dilaksanakan seperti stadium general mentoring,
training mentor, tamasya bersama, up grading dan lain-lain.
92
Kegiatan lain yang sering dilaksanakan di luar konteks keagamaan
yakni study club. Kegiatan ini berisi belajar bersama akan materi pelajaran
yang peserta mentoring kurang pahami. Study club dilaksanakan ketika
mendekati ujian semester di sekolah. Kegiatan biasanya dilakukan di
dalam kelas dengan membahas soal-soal sesuai dengan keinginan dari
peserta mentoring. Di dalam kegiatan ini, tim pengelola mentoring
memberikan kepercayaan kepada siswa yang dianggap mampu dan cerdas
untuk membantu teman-temannya belajar.
Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut baik yang sifatnya utama atau
pun pelengkap pada akhirnya untuk menciptakan siswa yang aktif dan
selalu berkembang. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional akan
pengertian pendidikan yakni untuk mewujudkan peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritul
Anonim. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional: Jakarta.
Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Pendidikan. Yogyakarta: LaksBangMediatama.
Budi Winarno. (2011). Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus.Yogyakarta: CAPS.
Depdiknas. (2008). KBBI Pusat Bahsa. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.
Dharma Kesuma. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik diSekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Doni Koesoema A. (2007). Pendidikan Karakter : Strategi Mendidik Anak diZaman Global. Jakarta : Grasindo.
Dunn, N.W. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Buku Public PolicyAnalysys : an Introduction. Second Edition). Penerjemah: SamudraWibawa. Dkk. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fatchul Mu’in. (2011). Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik & Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. (2009). Kebijakan Pendidikan: PengantarUntuk Memahami Kebijakan Pendidikan dan Kebijakan PendidikanSebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
101
H.A.S Moenir. (2010). Manajemen Pelayanan umum di Indonesia. Jakarta: PTBumi Aksara.
Noeng Muhadjir. (1993). Perencanaan dan Kebijakan Pengembangan SumberDaya Manusia. Yogyakarta: Reka Sarasin.
Riant Nugroho. (2008). Kebijakan Pendidikan yang Unngul: Kasus PembangunanPendidikan di Kabupaten Jembrana 2000-2006. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Rohinah M. Noor, MA. (2012). The Hidden Curriculum: Membangun KarakterMelalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Satria Hadi Lubis. (2010). Menggairahkan Perjalanan Halaqah. Yogyakarta: Pro-U Media.
102
Siti Erna Latifa Suryana. (2009). Implementasi kebijakan Tentang PengujianKendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang. Diakses darihttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=tahapan%20implementasi%20kebijakan&source=web&cd=5&ved=0CFYQFjAE&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F7146%2F1%2F09E01880.pdf&ei=LzCT8qLN86srAex2InOCQ&usg=AFQjCNF543zn5yXj892iFef1-Hej_ePIFg&cad=rja, pada hari Selasa tanggal 8 April 2014.Pukul 20:00 WIB.
SKETSA - TIMSUS SOP. (2011). Standar Opersional Pelaksanaan MentoringSekolah Kota Yogyakarta
Sondang P. Siagian. (1997). Organisasi, Kepemimpinan dan PerilakuAdministrasi. Jakarta: CV Haji Mas Agung.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Edisi Revisi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Skripsi:
Aftatiningsih. (2011). Peranan Mentoring Dalam Membentuk Karakter SiswaSMA Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas NegeriYogyakarta, Yogyakarta.
Asep Awalludin Basori. (2013). Pelaksanaan Program Mentoring Agama Islamsebagai Alternatif Pembentukan Perilaku Siswa dalam PendidikanBerbasis Karakter. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas PendidikanIndonesia, Bandung.
LAMPIRAN
103
Lampiran 1. Pedoman Observasi Pelaksanaan Program Menoring
1. Mengamati lokasi dan keadaan di sekitar SMA Negeri 5 Yogyakarta
a. Alamat sekolah
b. Kondisi geografis sekolah
c. Lingkungan di sekitar sekolah
d. Susana/iklim kehidupan sehari-hari di sekolah
e. Kondisi bangunan sekolah
2. Mengamati kegiatan mentoring yang ada di SMA Negeri 5 Yogyakarta
a. Suasana kegiatan utama mentoring
b. Pengelolaan mentoring
c. Metode penyampaian yang dilakukan mentor
104
Lampiran 2. Pedoman Dokumentasi Pelaksanaan Program Menoring
1. Arsip Tertulis
a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 5 Yogyakarta.
b. Latar belakang program mentoring Agama Islam di SMA Negeri 5
Yogyakarta.
c. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Yogyakarta.
d. Visi dan Misi Mentoring Agama Islam SMA Negeri 5 Yogyakarta
e. Arsip data siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta.
f. Data mentor di SMA Negeri 5 Yogyakarta.
2. Foto
a. Gedung sekolah di SMA Negeri 5 Yogyakarta.
b. Kegiatan pelaksanaan program mentoring Agama Islam di SMA
Negeri 5 Yogyakarta.
105
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Mentoring
A. Bagi Kepala sekolah
1. Karakter yang seperti apa yang dicanangkan di SMA Negeri 5
Yogyakarta?
2. Apa yang melatarbelakangi adanya program mentoring di SMA Negeri 5
Yogyakarta?
3. Apakah mentoring dapat dikatakan sebagai salah satu alternatif
pembentukan karakter?
4. Apakah sejauh ini program mentoring sudah berperan sebagai partner
guru dalam membentuk karakter?
5. Apa sajakah output dari adanya kegiatan mentoring yang terlihat di dalam
diri siswa?
6. Apakah program mentoring membantu terlaksananya visi dan misi SMA
Negeri 5 Yogyakarta?
7. Apakah program mentoring efektif dalam membentuk karakter siswa?
B. Bagi Guru
1. Bagaimana tanggapan Bapak atau Ibu mengenai pendidikan karakter yang
saat ini mulai dicanangkan dan dikembangkan oleh pemerintah?
2. Karakter seperti apa yang ada di diri siswa?
3. Apakah pendidikan karakter dengan pendekatan Religi merupakan
alternatif yang tepat?
4. Bagaimanakah pendapat Bapak atau Ibu mengenai mentoring?
106
5. Apakah mentoring secara tidak langsung dibuat dalam rangka membentuk
karakter siswa?
6. Sejauh pengamatan Bapakatau Ibu adakah perubahan karakter siswa
sebelum mengikuti mentoring yaitu pada saat masuk dengan kondisi
karakter siswa sekarang misalnya dalam hal hormat kepada yang lebih
tua, kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab dan sebagainya?
7. Apakah meningkat jumlah siswa yang shalat berjamaah di Masjid setelah
mengikuti program mentoring?
8. Apakah sejauh ini program mentoring sudah berperan sebagai partner
guru dalam membentuk karakter?
9. Apakah program mentoring efektif dalam membentuk karakter siswa?
C. Bagi Tim Pengelola Mentoring
1. Apa yang saudara ketahui mengenai pendidikan karakter?
2. Apakah mentoring dapat dijadikan sarana pendidikan karakter?
3. Apa yang menjadi tugas dan fungsi pengelola mentoring?
4. Dalam bentuk apa saja pelaksanaan program mentoring?
5. Bagaimana sistem penilaian atau evaluasi pelaksanaan program
mentoring?
6. Apakah pengelola mentoring merupakan faktor penting dalam proses
kegiatan mentoring?
7. Apakah mentor merupakan faktor penting dalam proses kegiatan
mentoring?
107
D. Bagi Mentor
1. Sejauh mana pengetahuan Anda mengenai pendidikan karakter?
2. Apakah mentoring dibuat dalam rangka membentuk karakter siswa?
3. Apakah dalam pelaksanaan program mentoring menggunakan kurikulum
mentoring yang telah disusun sebelumnya?
4. Adakah standar nilai atau kulaifikasi khusus untuk menjadi mentor?
5. Dalam bentuk apa saja pelaksanaan program mentoring?
6. Strategi seperti apakah yang dilakukan saudara dalam upaya membentuk
karakter peserta mentoring tanpa adanya keterpaksaan?
7. Bagaimana cara saudara menilai atau mengevaluasi dalam setiap kegiatan
mentoring?
8. Apa saja yang dilakukan saudara dalam memahamkan dan membentuk
karakter Islami pada diri peserta mentoring?
9. Perubahan seperti apa sajakah yang dialami peserta mentor setelah
mengikuti mentoring?
E. Bagi Peserta Mentoring
1. Apakah Anda mengikuti kegiatan mentoring?
2. Apakah Anda selalu hadir dalam mengikuti kegiatan mentoring?
3. Apa perasaan Anda mengikuti kegiatan mentoring?
4. Apakah mentoring salah satu kegiatan yang penting untuk diikuti?
5. Kegiatan apa saja yang dilakukan pada saat mentoring?
108
6. Setelah mengikuti kegiatan mentoring apakah Anda bertambah rasa cinta
untuk mempelajari Islam?
7. Bagaimana intensitas dan kualitas ibadah saudara setelah mengikuti
kegiatan mentoring?
8. Apakah mentoring selalu mengajarkan untuk shalat tepat waktu? Anda
shalat tepat waktu?
9. Apakah mentoring mengajarkan untuk shalat berjamaah di Masjid? apakah
Anda shalat berjamaah di Masjid?
10. Setelah mengikuti kegiatan mentoring apakah kemampuan Anda dalam
membaca Al Qur’an bertambah?
11. Apakah mentoring membantu membahas pelajaran didalam kelas?
12. Apakah mentoring selalu mengajarkan untuk sopan kepada orang-tua dan
guru? Anda sopan kepada orang-tua dan guru?
13. Apakah Anda berteman baik dengan siswa lainnya di sekolah ini?
14. Apakah kegiatan mentoring mengajarkan berpakaian rapi dan sopan? Anda
selalu berpakaian rapi dan sopan?
15. Apakah mentoring mengajarkan untuk menolong teman Anda yang
terkena musibah? Anda menolong teman yang terkena musibah?
16. Apakah mentoring melarang untuk memakai narkoba? Anda memakai
narkoba?
17. Apakah mentoring melarang untuk merokok? Anda merokok?
18. Apakah mentoring mengajarkan melarang untuk tawuran? Anda pernah
tawuran?
109
19. Apakah mentoring selalu mengajarkan untuk tidak mencuri? Anda suka
mencuri?
20. Apakah mentoring selalu melarang untuk menyontek? Apakah Anda
sering menyontek?
110
Lampiran 4. Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN I
Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2013
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Mengurus surat izin penelitian dan pengamatan keadaan SMA N 5
Yogyakata
Deskripsi :
Pada Hari Rabu, tanggal 22 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB peneliti
datang ke sekolah dengan tujuan mengurus surat izin penelitian kepada pihak
sekolah. Setelah sampai di sekolah, peneliti menemui petugas keamanan untuk
mencari informasi, pada saat itu petugas keamanan menyuruh peneliti untuk ke
tempat piket terlebih dahulu. Peneliti menuju tempat piket dan bertemu dengan
guru yang sedang bertugas di tempat piket tersebut. Petugas menanyakan maksud
dan tujuan peneliti. Kemudian peneliti menerangkan kedatangan ke SMA Negeri
5 Yogyakarta dan menyampaikan maksud dan tujuan akan melakukan penelitian.
Peneliti dianjurkan bertemu dengan guru yang membimbing program mentoring
untuk membicarakan masalah penelitian dan waktu yang dapat diberikan pihak
sekolah kepada peneliti. Pada saat itu guru yang bersangkutan sedang mengajar
sehingga peneliti menunggu sampai guru tersebut selesai mengajar, sembari
menunggu peneliti mengamati keadaan sekolah. Setelah bel istirahat berbunyi
petugas piket menghampiri guru yang membimbing program mentoring untuk
111
memberi tahu kalau peneliti ingin bertemu. Peneliti menyampaikan maksud dan
memberikan surat izin penelitian beserta proposal skripsi kepada guru yang
bersangkutan, pada saat itu juga peneliti dipersilakan untuk melakukan penelitian.
Setelah mendapatkan izin, peneliti berpamitan dan menyampaikan ucapan
terimakasih.
112
CATATAN LAPANGAN II
Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2013
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Memulai penelitian
Deskripsi :
Pada Hari Kamis tanggal 24 Oktober peneliti datang ke tempat penelitian.
sampai di tempat penelitian, peneliti ke tempat piket terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan peneliti yaitu ingin bertemu dengan kepala
sekolah, kemudian petugas piket menyampaikan bahwa kepala sekolah sedang
tidak ada di lokasi sampai Hari Sabtu. Hari ini peneliti belum dapat melakukan
wawancara kepada kepala sekolah, penelitipun pamit dan akan kembali pada hari
berikutnya.
113
CATATAN LAPANGAN III
Tanggal : Jumat, 25 Oktober 2013
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Memulai penelitian
Deskripsi :
Pada Hari Jumat, 25 Oktober 2013 peneliti datang pada siang hari untuk
melihat kegiatan mentoring. Sesampainya di lokasi, kegiatan mentoring ternyata
sudah selesai. Peneliti kemudian menghampiri dan bertanya dengan salah satu
siswa yang sedang mengobrol di selasar masjid jam berapa kegiatan mentoring
biasanya dilaksanakan. Peneliti mendapatkan informasi bahwa kegiatan mentoring
dilaksanakan setiapa Hari Jumat, untuk siswa putri pada saat shalat Jumat
berlangsung, untuk siswa putra setelah selesai shalat Jumat, kemudian peneliti
pulang dan akan kembali ke lokasi Hari Jumat lebih awal dan akan shalat Jumat di
lokasi penelitian.
114
CATATAN LAPANGAN IV
Tanggal : Jumat, 1 November 2013
Waktu : 11.30-13.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Memulai penelitian
Deskripsi :
Pada Hari Jumat tanggal 1 November 2013 peneliti datang ke lokasi lebih
awal agar bisa shalat Jumat bersama siswa dan melakukan pengamatan awal
sebelum melakukan wawancara dengan beberapa pihak. Di lokasi, peneliti
bertemu dengan pembina mentoring dan kami berdiskusi ringan sembari menuju
ke masjid untuk melaksanakan shalat jumat. Peneliti diberi tawaran untuk menjadi
khatib shalat Jumat, akan tetapi peneliti tidak dapat karena akan melakukan
pengamatan kepada siswa pada saat menjelang dan saat pelaksanaan shalat Jumat.
Setelah shalat Jumat, peneliti mengamati proses kegiatan mentoring. Pelaksanaan
program mentoring diawali dengan pembukaan, kemudian dilanjut dengan
pembacaan ayat suci Al Quran satu persatu secara bergantian. Peneliti melihat
rata-rata peserta mentoring lancar dalam membaca Al Quran, yang terbata-bata
dibimbing oleh mentor dalam membaca Al Quran. Setelah membaca Al Quran
dilanjut dengan penyampaian materi, setiap mentor mempunyai metode tersendiri
dalam menyampaikannya. Ada mentor yang menggunakan metode ceramah,
menggunakan alat peraga, menonton film atau video, metode yang digunakan
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta mentoring.
115
Tidak lupa peneliti juga meminta dokumen mentoring kepada pengelola
mentoring untuk dijadikan data penelitian. Setelah mendapatkan cukup informasi
yang bermanfaat kemudian peneliti berpamitan.
116
CATATAN LAPANGAN V
Tanggal : Senin, 18 November 2013
Waktu : 07.00-09.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Wawancara dengan Kepala Sekolah
Deskripsi :
Peneliti datang lebih awal dari biasanya dengan alasan agar bisa mengikuti
upacara pengibaran bendera, akan tetapi sampai di lokasi peneliti terlambat
sehingga peneliti menunggu di luar pintu gerbang bersama 3 murid yang
terlambat juga.
Upacara pengibaran bendera selesai pintu gerbang dibuka oleh petugas
keamanan. Peneliti masuk dan menemui petugas piket, kemudian petugas piket
mendampingi peneliti untuk bertemu kepala sekolah. Peneliti dan petugas piket
menuju ruang kepala sekolah. Kepala sekolah pada saat itu sedang ada keperluan,
petugas piket menyuruh peneliti untuk menunggu sebentar di luar ruangan.
Sembari menunggu kepala sekolah, peneliti mengamati kultur yang ada di
sekolah.
Peneliti dipanggil petugas piket bahwa kepala sekolah sudah dapat ditemui untuk
melakukan wawancara, kepala sekolah dengan sangat baik dan ramah menerima
peneliti dan memberikan jawaban yang ditanyakan peneliti sesuai dengan
pedoman wawancara. Setelah mendapatkan informasi dari kepala sekolah peneliti
berpamitan.
117
CATATAN LAPANGAN VI
Tanggal : Selasa, 19 November 2013
Waktu : 09.00-12.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Wawancara dengan Pembina Mentoring dan Pengamatan
Deskripsi :
Pada Hari Selasa tanggal 19 November 2013, peneliti datang untuk
melakukan wawancara kepada guru selaku pembina mentoring. peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai program mentoring di SMA Negeri 5
Yogyakarta. Bapak JS menjawab dengan jelas setiap pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti. Setelah melakukan wawancara dirasa cukup, peneliti mengucapkan
terima kasih dan minta izin pukul 11.30 WIB. kembali lagi ke sekolah untuk
mengamati siswa.
Peneliti kembali lagi ke sekolah pada pukul 11.30 WIB. peneliti penasaran
dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah bahwa di SMA 5 Yogyakarta
semua siswa shalat berjamaah sampai masjid tidak cukup, sehingga aula
digunakan untuk shalat dhuhur berjamaah. Peneliti duduk di sudut sekolah sambil
mengamati. Pada saat memasuki waktu shalat dhuhur bel istirahat berbunyi. Baik
siswa maupun guru tidak lama dari adazan dikumandangkan langsung beranjak
menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur. Masjid tidak cukup untuk
manampung jamaah shalat, sehingga aula dipakai untuk shalat dhuhur berjamaah.
118
CATATAN LAPANGAN VII
Tanggal : Jumat, 22 November 2013
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Wawancara dengan Pengelola Mentoring dan Mentor
Deskripsi :
Pada tanggal 22 November 2013 peneliti melakukan wawancara kepada
satu pengelola mentoring dan lima mentor sekaligus secara bergantian. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti mengamati proses kegiatan mentoring dari awal
sampai akhir. Setelah mentoring selesai, peneliti melakukan wawancara,
pengelola mentoring dan mentor menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik
sesuai dengan pedoman wawancara. Peneliti juga tidak lupa meminta dokumen
mentoring yang akan dijadikan data dalam penelitian. Setelah mendapatkan
informasi dari pengelola mentoring dan mentor, peneliti mengucapakan terima
kasih dan berpamitan.
119
CATATAN LAPANGAN VIII
Tanggal : Jumat, 26 November 2013
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Wawancara dengan Guru Agama Islam
Deskripsi :
Pada tanggal 26 November 2013 peneliti datang kembali di SMA Negeri 5
Yogyakarta untuk melakukan wawancara dengan guru Agama Islam, sebelumnya
sudah melakukan janji untuk melakukan wawancara. Guru Agama Islam
menjawab pertanyaan dengan baik sesuai dengan pedoman wawancara bahkan
sampai bercerita tentang muridnya yang mengikuti kegiatan mentoring. Setelah
mendapatkan informasi dari guru Agama Islam, peneliti mengucapkan terima
kasih dan berpamitan.
120
CATATAN LAPANGAN IX
Tanggal : Jumat, 6 Desember 2013
Waktu : 12.30-14.00 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Wawancara dengan Pengelola Mentoring, Mentor, dan Peserta
Mentoring
Deskripsi :
Pada tanggal 6 Desember 2013 peneliti melakukan wawancara kepada
pengelola mentoring, mentor, dan peserta mentoring sekaligus secara bergantian.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti mengamati proses kegiatan mentoring
dari awal sampai akhir. Pada Hari Jumat 6 Desember bertepatan dengan study
club yang merupakan salah satu kegiatan program mentoring untuk membantu
peserta mentoring mengulang mata pelajaran yang belum dipahami. Terdapat
beberapa kelas dengan mata pelajaran yang berbeda beda, peserta mentoring
diberikan kebebasan untuk memilih dan mengikuti mata pelajaran. Tentor mata
pelajaran didatangkan dari para alumni yang sedang melanjutkan kuliah
diperguruan tinggi atau kakak kelas yang dianggap mampu mengajarkan mata
pelajaran tertentu.
Pada saat kegiatan study club berjalan, selain mengamati peneliti juga
melakukan wawancara kepada pengelola mentoring dan mentor. Setelah selesai
kegiatan study club, peneliti melakukan wawancara kepada peserta mentoring
yang keluar kelas lebih dahulu dari teman-temannya. Pengelola mentoring,
mentor, dan peserta mentoring menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik
121
sesuai dengan pedoman wawancara. Peneliti juga tidak lupa meminta dokumen
mentoring yang akan dijadikan data dalam penelitian. Setelah mendapatkan
informasi dari pengelola mentoring, mentor, dan peserta mentoring peneliti
mengucapakan terima kasih dan berpamitan.
122
CATATAN LAPANGAN X
Tanggal : Jumat, 13 Desember 2014
Waktu : 12.30-13.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Memulai Penelitian
Deskripsi :
Pada Hari Jumat tanggal 13 Desember 2013 peneliti datang ke lokasi lebih
awal agar dapat shalat Jumat bersama siswa dan melakukan pengamatan. Setelah
shalat Jumat, peneliti mengamati proses kegiatan mentoring. Pelaksanaan program
mentoring diawali dengan pembukaan, kemudian dilanjut dengan pembacaan ayat
suci Al Quran satu persatu secara bergantian. Peneliti melihat rata-rata peserta
mentoring lancar dalam membaca Al Quran, dalam satu kelompok terdiri dari
delapan peserta mentoring, yang terbata-bata ada dua peserta. Begitu juga dengan
kelompok lain yang peneliti amati, dari 8 peserta mentoring yang terbata-bata satu
peserta. Yang terbata-bata dibimbing oleh mentor dalam membaca Al Quran.
Setelah membaca Al Quran dilanjut dengan penyampaian materi, setiap mentor
mempunyai metode tersendiri dalam menyampaikannya. Ada mentor yang
menggunakan metode ceramah, menggunakan alat peraga, menonton film atau
video, dan diskusi. metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan kepada peserta mentoring.
123
CATATAN LAPANGAN XI
Tanggal : Senin, 28 April 2014
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Permohonan Surat Keterangan Izin Penelitian dan Observasi
Deskripsi :
Pada Hari Senin 28 April 2014 peneliti mendatangi ruangan TU meminta
dibuatkan surat keterangan yang menyatakan bahwa peneliti telah melakukan
penelitian di sekolah tersebut. Kemudian petugas TU memberikan form identitas
diri yang harus di isi, peneliti mengisi identitas dengan lengkap. Surat keterangan.
baru bisa diambil besok harinya. Peneliti kemudian mengucapkan terima kasih
dan berpamitan. Setelah berpamitan peneliti menyempatkan ke Masjid yang ada
di sekolah untuk melakukan observasi. Pada saat jam istirahat, peneliti melihat
ada sepuluh siswa putra yang shalat dhuha. Untuk siswa putri peneliti tidak dapat
melihat persis berapa jumlah yang shalat dhuha dikarenakan dibatasi dengan
adanya area putra dan putri.
124
CATATAN LAPANGAN XII
Tanggal : Selasa, 29 April 2014
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : SMA Negeri 5 Yogyakarta
Kegiatan : Permohonan Surat Keterangan Izin Penelitian
Deskripsi :
Hari Selasa tanggal 29 April 2014 peneliti datang kembali untuk
mengambil surat keterangan melakukan penelitian di SMA Negeri 5 Yogyakarta
di ruangan TU. Setelah mendapatkannya peneliti mengucapakan terima kasih dan
berpamitan.
125
Lampiran 5. Transkip Wawancara
A. Kepala Sekolah
Identitas Diri
Nama : Bapak JM
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Asal : Maguwoharjo, Depok, Sleman
Jabatan : Kepala Sekolah
Usia : 54 Tahun
Wawancara : 18 November 2013
I. Daftar Pertanyaan
1. Pertanyaan
Karakter yang seperti apa yang di canangkan di SMA Negeri 5 Yogyakarta?
Jawaban
ya, karena sekolah ini juga dipercaya...merupakan sekolah berbasis afektif,
karakter yang ada di anak-anak kami, itu menjadi anak-anak untuk memiliki
karakter kebangsaannya. Dimulai dari tingkat keimanan ketaqwaannya, itu
harus merupakan suatu pondasi, sehingga selama ini dikawal anak-anak kami
untuk keterkaitan dengan peribadatannya. Dengan bekal, mulai masuk
sekolah ini saja insya Allah sekolah yang lain Andaikata bisa melaksanakan
tetapi istiqomahnya tidak dapat terwujud. Karena saya juga pengalaman
berada di sekolah lain, dibandingkan dengan sekolah yang berintegral ini.
Mulai dari pagi hari adanya partisipasi, 5-Snya yang alhamdulillah jalan juga.
Bahkan puluhan tahun, dengan senyum sapa salamnya, kemudian setelah
126
mereka masuk di kelas, pribadi karakter nasionalisme kebangsaannya, kami
menekankan sekali bahkan mengawal betul kedisiplinan anak-anak di dalam.
sebelum PBM menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam rangka apa, sekolah
membawa anak ini menjadi anak-anak yang nasionalisme betul. Andaikata
ada kelas yang tatkala dia menyampaikan atau menyanyikan lagu Indonesia
Raya tidak tertib, saya sudah pessn kepada pembina-pembina yang lain,
tolong turunkan dari kelas, bawa ke lapangan, dilatih untuk dapat
menyanyikan Indonesia Raya. Ini dalam rangka karakter kebangsaan
nasional. Kemudian untuk pondasinya tadi, yang paling mendasar di sini,
sebelum PBM dulu hanya 3 hari dengan diawali bacaan Al Qur’an, tadarus Al
Qur’an. Itu hanya hari Selasa, Kamis, Sabtu, tetapi setelah saya masuk disini,
Jumat itu saya dapat bisa menyisipkan untuk tadarus. Karena Jumat, dengan
aturan, yang satu hari hanya 5 JP (Jam Pelajaran) sehingga anak-anak ini
pulangnya lebih awal, saya dapat mengendalikan untuk sholat Jumatnya,
karena ada alasan untuk pulang untuk sholat Jumat di rumah. Padahal kalau
pulang saya tidak dapat meyakinkan, jumatan betul atau tidak itu yang saya
menyikapi, kalau begitu tambah tadarus Jumatnya. Dengan tambah tadarus
sehingga pulang kalau dapat 11.30 WIB, mestinya jam 11.00 WIB kami
sudah pulang. Dengan begitu tadarusnya saya dapat tambah, saya dapat
mengikat untuk dapat melaksanakan Jumatan di sekolah. Dalam rangka saya
memberikan pondasi untuk membangun karakter anak-anak. Itu dari
pelaksanaan untuk afeksinya.
127
oke saya tambahkan sedikit. Berkaitan dengan itu, setelah saya mengikuti
perjalanan yang ada di sini khususnya untuk jamaah, saya dapat mengawal
jamaahnya sholat dhuhur, sholat jamaahnya hanya sholat dhuhur. Sholat
dhuhurnya saya amati, sudah bagus sebenarnya, tetapi saya dapat lebih
membawa untuk lebih sempurna. Saya mulai daya kontrol, tatkala jam sholat
dhuhur, itu kan istirahatnya setelah sekolah itu pukul 12.00 WIB. Ini belum
pukul 12.00 WIB tetapi memang sudah saatnya sholat dhuhur, karena di luar
sudah adzan kan. Guru-guru yang tidak mengajar wajar beliau-beliau pada
tertib, karena tidak mengajar, memang jamnya kosong, kalau guru saya masih
memaklumi. Tetapi kalau ada anak yang jamaah mengikuti padahal itu belum
istirahat pukul 12:00 WIB sholatnya baik, tetapi dari segi kewajiban
tanggungjawabnya dia sebagai seorang pelajar ini, murid, ini berarti dia
meninggalkan PBM. Sholatnya bagus, tetapi kan ada satu yang menyebabkan
dia tidak bagus, karena dia harus tetap ini kewajiban mereka tetap harus
sampai pukul 12.00 WIB, karena aturan di sekolah memang sementara itu
sampai pukul 12.00 baru pulang. Maka dari itu setelah Bapak Ibu guru sholat,
yang memang tidak mengajar, sholat jamaah bahkan ada kloter kedua jumlah
anak semakin banyak tetapi belum bel. Saya mulai bagus sholatnya tetapi
tidak bagus dari segi tanggungjawabnya sebagai siswa, sebagai murid. Ada
kloter ketiga yang resmi, setelah bel pukul 12.00 WIB memang itu aturan
anak berjamaah di Masjid. Dari situ saya menyikapi, kalau begitu istirahat
bukan pukul 12.00 WIB. Sekolah-sekolah yang lain mungkin tidak berani.
Saya memberanikan istirahat pokoknya jam manakala sudah
Intensitas keberangkatan pesertamentoring dalam mengikuti kegiatanmentoring
14. TKMOSTanggapan KegiatanMentoring Oleh Siswa
Tanggapan peserta mentoringmengenai kegiatan mentoring
15.Men KegPen
Mentoring KegiatanPenting
Tanggapan siswa bahwa kegiatanmentoring penting diikuti
16. Pel MenPelaksanaanMentoring
Pelaksanaan program mentoring
17. Mat Men Materi MentoringMateri mentoring yang sudah pernahdi ajarkan atau didiskusikan
18.Mat MenOPM
Materi Mentoring OutPut Mentoring
Materi mentoring dan hasil ataubentuk karakter yang dihasilkan
198
Lampiran 7. Dokumen Profil Sekolah
1. Visi dan Misi Sekolah
VisiTerwujudnya sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, cerdas, mandiri, berbudaya,peduli lingkungan, cinta tanah air serta berwawasan global.
Misi
1. Melaksanakan pembelajaran berwawasan imtaq.2. Mengintensifkan kegiatan keagamaan di sekolah.3. Membimbing, melatih, menyiapkan siswa untuk berprestasi dalam
berbagai kegiatan akademik dan non akademik.4. Menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui kegiatan ekstrakurikuler.5. Mencintai lingkungan dengan melaksanakan 7 K ( Keamanan, Ketertiban,
Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan dan Kesehatan).6. Meningkatkan rasa nasionalisme dengan melaksanakan upacara bendera
dan menyanyikan Indonesia Raya setiap awal PBM.7. Meningkatkan rasa cinta terhadap budaya bangsa.8. Meningkatkan penguasaan berbagai bahasa asing dalam berkomunikasi.
Tujuan SMA N 5 YogyakartaTujuan Umum
1. Menghasilkan generasi yang berwawasan Imtaq dan Iptek.2. Menghasilkan generasi bermoral yang disiplin, jujur, bersih, berdedikasi
serta bertanggung jawab.3. Menumbuhkembangkan bakat dan prestasi siswa di bidang akademik
maupun non akademik.4. Mewujudkan generasi bewawasan kebangsaan dan cinta tanah air.5. Menghasilkan generasi yang peka dan peduli terhadap lingkungan.6. Menghasilkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat
global.Tujuan Khusus
1. Mewujudkan sekolah yang mengutamakan mutu berlandaskan agama danbudaya bangsa.
2. Meluluskan siswa 100 %.3. Meraih peringkat tiga besar hasil nilai rata-rata ujian nasional tingkat kota.4. Meraih minimal 75 % dari jumlah siswa yang diterima di PTN.5. Meraih medali dalam OSN, OOSN, dan OPSI.6. Meraih peringkat tiga besar diberbagai kejuaraan akademik dan non
akademik.
199
7. Meraih juara MTQ kota.8. Berperilaku santun, rajin dalam menjalankan perintah agama.9. Menghasilkan lulusan yang sadar ELL.
1. Separuh pelajar melaksanakan ibadah wajib seperti sholat lima waktu dan
ibadah sunnah.
2. Meningkatkan jumlah siswa yang sholat berjamaah di Masjid.
3. Kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an bertambah.
4. Pelajar yang memiliki akhlakul kharimah dan hormat kepada orangtua
serta guru.
5. Kurang lebih 35% siswa kelas X mau melanjutkan mentoring di kelas XI.
6. Terciptanya ukhuwah antar siswa kelas X secara menyeluruh.
C. Keunggulan Metode Mentoring
Metode mentoring agama Islam dipilih sebagai salah satu metode yang
ditawarkan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai karena memiliki
beberapa keunggulan antara lain :
1. Mentoring sebagai metode memahami Islam dengan menyenangkan
memiliki motto 4F yaitu Fun, Fress,Fokus, dan Friendly.
2. Adanya pertemuan secara intensif dan hanya dalam kelompok kecil
diharapkan dapat membawa perubahan pada diri siswa menuju ke arah
yang lebih baik.
3. Dengan adanya pertemuan rutin dengan anggota kelompok yang sama,
maka akan diharapkan jalinan ukhuwah islamiyah diantara para peserta
235
dengan mentor dan asisten mentor akan semakin erat, sehingga proses
perbaikan diri dan belajar bersama – sama akan menjadi lebih mudah.
4. Dengan adanya seorang mentor yang merupakan fasilitator dan pembina
bagi para peserta mentoring, maka proses perbaikan dan pengembangn diri
para peserta dapat mudah dipantau perkembangannya.
5. Model pembinaan dengan metode mentoring merupakan salah satu contoh
penerapan metode pembinaan berkelanjutan. Dimana siswa yang membina
juga merupakan siswa yang dibina.
D. Kegiatan Penunjang yang Telah Terlaksana
Untuk mendukung dan memperoleh hasil yang diharapkan, maka kegiatan
mentoring yang telah dilaksanakan adalah:
1) Kegiatan Penunjang untuk Siswa:
1. Stadium General Mentoring
Stadium General Mentoring bertujuan untuk mengenalkan
mentoring kepada para siswa. Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh
siswa muslim SMA Negeri 5 Yogyakarta. Pembukaan mentoring
dilaksanakan bersamaan dengan acara STAR Rohis pada tanggal 31
Agustus 2012.
236
2. Pembinaan Pelajar Baru
Pembinaan Pelajar Baru (PPB) bertujuan untuk memeperkenalkan
metode mentoring kepada para siswa sekaligus sebagai metode
pendampingan untuk siswa agar siswa mudah beradaptasi dengan
lingkungan SMAN 5 Yogyakarta. Sasaran dari kegiatan ini adalah
seluruh siswa muslim. PPB dilaksanakan selama 5 pekan yaitu
dimulai pada tanggal 7 September – 5 Oktober 2012
3. Regrouping Mentoring
Dalam acara ini para siswa mulai beralih dari Pendampingan
Pelajar Muslim ke Mentoring yang sebenar-benarnya. Dalam
Regrouping Mentoring ini juga akan disampaikan training motivasi
dan pemberian semangat kepada peserta Mentoring untuk
memperbaiki diri. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober
2012.
4. Mentoring in Action (Kunjungan ke Panti Jompo)
Mentoring in Actiondilaksanakan dengan mengunjungi Panti
Jompo Budi Dharma yang terletak di daerah Kotagede pada tanggal 8
Februari 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan materi
birrul walidayn secara aplikatif. Dalam kunjungan ini, peserta juga
memberikan santunan kepada penghuni panti jompo.
5. Kajian Mentoring Bersama
Kajian Mentoring Bersama bertujuan untuk menyampaikan
materi mentoring, yakni materi mimpi, dengan variasi yang berbeda
237
oleh pembicara yang berkompeten di bidangnya. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan mengumpulkan seluruh peserta mentoring dalam
satu kajian bersama, berlangsung di Masjid Darrusalam SMA N 5
Yogyakarta pada tanggal 22 Maret 2013.
6. Ujian Mentoring
Kegiatan ini sebagai evaluasi dan penilaian kegiatan mentoring
selama 1 periode. Ujian mentoring berupa ujian tertulis dan ujian
praktek yang dilakukan pada akhir periode. Ujian Mentoring tulis
telah dilaksanakan pada Jumat tanggal 31 Mei 2013 di kelas masing-
masing. Sedangkan ujian praktik dilakukan selama bulan Mei, waktu
dan tempat merupakan kesepakatan setiap kelompok mentoring.
7. Never EndingMentoring
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada Jumat, 7 Juni 2013. Bentuk
acara dari Never EndingMentoring pada tahun ajaran ini berupa
training motivasi. Training ini bertujuan untuk meningkatkan
semangat siswa agar lebih berprestasi dalam bidang akademik dan non
akademik. Selain itu, training ini bertujuan untuk mem-follow up
siswa kelas X untuk melanjutkan mentoring di kelas XI, agar ilmu
yang diperoleh tidak hanya berhenti dikelas X saja.
2) Kegiatan Penunjang untuk Mentor
1. Sekolah Mentor
Sekolah mentor yang telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Juni
2012 bertempat di Islamic Education Center (IEC) UNY ini
238
dimaksudkan untuk menindak lanjuti siswa yang akan dijadikan
mentor. Pengelola mentoring memberikan pemahaman tentang
kegiatan mentoring, dan yang terpenting adalah penjagaan komitmen
para calon mentor untuk menjadi mentor tahun 2012/2013.
2. Temu mentor
Temu Mentor adalah forum komunikasi antar mentor. Dalam
forum ini para mentor diberikan arahan dari pengelola mentoring
berkaitan kewajiban yang harus dilaksanakan serta hal-hal yang harus
dipersiapkan selaku mentor untuk mendampingi siswa pada saat
mentoring.
Temu mentor juga sebagai sarana mentor untuk bertukar informasi
tentang perkembangan peserta mentoring dalam kelompoknya. Para
mentor wajib memberikan laporan secara tertulis kepada pihak
pengelola mentoring. Selain itu, para mentor juga dapat berdiskusi
kepada Pengelola Mentoring maupun mentor-mentor lain tentang
solusi dari keluhan serta hambatan yang dialaminya selama
memegang kelompok mentoring.
Adapun forum besar temu mentor telah terlaksana hari Ahad
tanggal 15 Juni 2012. Sedangkan forum temu mentor kecil (forum
mentor setelah mentoring yang dilaksanakan di masjid) telah
terlaksana selama periode mentoring tahun ini.
239
3. Training Mentor
Training mentor di maksudkan untuk meningkatkan kapasitas ilmu
para mentor. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengundang ustadz
sebagai narasumber yang menyampaikan materi kemudian ilmu
tersebut disampaikan kepada peserta mentoring dengan bahasa yang
fun, fresh, frindly, focus. Kajian mentor telah dilaksanakan sebanyak
tiga kali pada hari hari Ahad 18 November 2012, Ahad 25 Desember
2012 dan Sabtu 13 April 2013.
4. Rihlah Mentor (Tamasya Mentor)
Rihlah atau tamasya untuk mentor dimaksudkan agar mentor lebih
akrab dengan mentor lain dan menghilangkan kejenuhan yang dialami
mentor selama menjadi pendamping dalam kegiatan mentoring.
Rencananya rihlah mentor ini akan dilaksanakan pada bulan 16
Desember 2012. Namun dalam kenyataannya, rihlah mentor ini tidak
dapat dilaksanakan karena situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan.
3) Kegiatan Penunjang untuk Tim Pengelola Mentoring
1. Up Grading
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas Pengelola
Mentoring dan mengeratkan tali persaudaraan antar TPM. Hal ini
diperlukan agar program-program mentoring dapat Tim Pengelola
Mentoring lakukan dengan baik. Up Grading Mentor dilaksanakan
pada tanggal 5-6 Mei 2013.
240
2. Musyawarah Pengelola Mentoring
Kegiatan ini rutin diadakan setiap 2 pekan sekali oleh Tim
Pengelola Mentoring untuk memusyawarahkan setiap kegiatan
mentoring dan event yang akan diadakan serta meninjau
perkembangan mentoring di SMA 5.
4) Mentoring Day
Program ini adalah sarana penunjang kelancaran pelaksanaan
mentoring. Program ini menawarkan satu hari khusus yaitu hari Jumat
untuk pelaksanaan kegiatan mentoring. Hal ini dianggap perlu karena
sering terjadi tabrakan agenda sekolah dengan mentoring sehingga baik
kegiatan mentoring maupun kegiatan sekolah yang lain seperti
ekstrakurikuler tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Padahal,
kegiatan mentoring ini mempengaruhi nilai Pendidikan Agama Islam
siswa di raport nantinya. Harapannya dengan memberikan satu hari
khusus untuk pelaksanaan mentoring, mentoring dapat berjalan lancar dan
kegiatan ekstrakurikuler pun tidak terhambat. Hari berlangsungnya
Mentoring Day (hari khusus Mentoring) yaitu Hari Jumat pukul 11.30-
15.00.
241
Lampiran 14. Dokumen Lembar Ujian Tulis Mentoring
UJIAN TULIS MENTORINGNama :Kelas / no absen :Mentor :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas! Jangan lupa berdo’a sebelummulai mengerjakan.
1. Tulislah bacaan tasmiyah (bismillahirrahmaanirrahiim) dalam tulisanARAB!
2. Ketika setelah wudhu, kamu membaca doa sampai selesai (waj’alni min‘ibadaikasholihiin), namun ada seorang temenmu yang mengatakan bahwacukup sampai waj’alni minal mutathohhiriin saja karena sesuai riwayatMuslim dan At-Tirmidzi (Hadist Shahih), lalu bagaimana kamu menyikapipenjelasan dari temenmu tersebut?
3. Amin adalah sahabat baikmu. Suatu ketika, Amin bercerita kepadamutentang ibunya yang dinilai overprotective hingga Amin berkesimpulanbahwa ibunya sudah tidak sayang lagi pada Amin. Banyak hal yang inginAmin lakukan tetapi dilarang oleh ibunya. Sebagai sahabat baiknya, apayang akan kamu lakukan setelah mendengar keluh-kesah Amin? Apahikmah yang bisa kamu ambil dari peristiwa ini?
4. Seharian ini, Mika, salah satu siswa SMAN 99 banyak beraktivitas disekolah. Dia menjadi petugas upacara pagi ini. Hari ini juga ada dua matapelajaran diadakan ujian. Dan sore harinya ia ada ekskul baris-berbaris yanglatihannya semakin padat karena tiga hari lagi akan mengikuti lomba tingkatprovinsi. Maghrib, Mika baru pulang. Ia segera bersih-bersih dan shalatMaghrib. Karena sangat letih, ia tertidur hingga adzan isya’ berkumandang.Pukul 04.00 ia terbangun dan ingat kalau belum shalat isya’ padahal 15menit lagi adzan subuh. Lalu, apa yang harus dilakukan mika? Jelaskan!
5. Apa sajakah cita-citamu yang ingin kamu capai? Apakah cita-citamutersebut dapat memberikan dampak positif bagi agama, bangsa, dan Negara?Jelaskan!
6. Joko tinggal di desa X. Di desa X, banyak pemuda dan bapak-bapak yangmerokok dan bahkan ada yang minum miras hingga mabuk. Kadang Jokodiajak untuk balapan liar sepeda motor padahal ia hendak shalat berjamaahdi masjid. Bagaimana Joko menyikapi peristiwa itu dan bagaimana cara iamembentengi diri dari pengaruh lingkungan negatif? Jelaskan!
7. Bagaimana sikap dan kesanmu terhadap Mentoring? Jika sudah naik kelasXI (aamiin) mau lanjut Mentoring atau tidak? Alasannya?
8. Tulislah bacaan tahmid (alhamdulillahi rabbil ‘alamiin) dalam tulisanARAB!