Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005 PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN SWASTA DI KOTA MEDAN H. Surya Perdana 1 Abstrak Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 merupakan upaya untuk menanggulangi reskiko sosial ekonomi yang dapat terkena kepada seluruh lapisan pekerja seperti pekerja tetap, pekerja harian, pekerja borongan dan pekerja kontrak, karena menderita sakit, kecelakaan kerja, hari tua dan meninggal dunia. Tujuan Jamsostek adalah untuk memberikan perlindungan terhadap pekerja, oleh sebab itu, majikan wajib mengikutsertakan pekerja dalam program Jamsostek. Adapaun yang menjadi permasalahn dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Undang- undang Nomor 3 Tahun 1992 pada perusahaan sasta di Kota Medan dan bagaimana hambatan serta upaya-upaya penyelesaiannya. Sifat dan bentuk penelitian ini adalah deskriptif-analistik-preskriptif, dengan pendekatan yuridis normatif dan sosiologi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan UU Jamsostek sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat kekurangan, terutama mengenai kepesertaan program Jamsostek karena jumlah penduduk dan angkatan kerja dan program. Hambatan yang ditemukan adalah banyaknya pihak yang belum mendukung Program Jamsostek dan terkesan tanggungjawabnya hanya di PT. Jamsostek (Persero) saja, sehrusnya melibatkan berbagai pihak termasuk aparat pemerintah Kota Medan. Upaya penyuluhan dan pembinaan sudah dilakukan tetapi penegakan hukumnya belum berjalan sebagaimana yang diamanatkan dalam UU Jamsostek. Kata Kunci: Jamsostek, Perusahaan Swasta, Kota Medan A. Pendahuluan Perkembangan nasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasr 1945 (UUD 1945) dalamrangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 Penulis adalah Dosen Kopertis Wilayah I Medan, Dpk pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Menyelesaikan S1 pada Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jurusan Hukum Perdata (1985), S2 pada program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dengan konsentrasi Hukum Perdata (2001) dan saat ini dalam proses penyelesaian S3 Ilmu Hukum di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
28
Embed
PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA ......Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005 PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN SWASTA DI KOTA MEDAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PADA
PERUSAHAAN SWASTA DI KOTA MEDAN
H. Surya Perdana1
Abstrak
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1992 merupakan upaya untuk menanggulangi reskiko sosial
ekonomi yang dapat terkena kepada seluruh lapisan pekerja seperti pekerja tetap,
pekerja harian, pekerja borongan dan pekerja kontrak, karena menderita sakit,
kecelakaan kerja, hari tua dan meninggal dunia. Tujuan Jamsostek adalah untuk
memberikan perlindungan terhadap pekerja, oleh sebab itu, majikan wajib
mengikutsertakan pekerja dalam program Jamsostek. Adapaun yang menjadi
permasalahn dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1992 pada perusahaan sasta di Kota Medan dan
bagaimana hambatan serta upaya-upaya penyelesaiannya. Sifat dan bentuk
penelitian ini adalah deskriptif-analistik-preskriptif, dengan pendekatan yuridis
normatif dan sosiologi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan UU
Jamsostek sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat kekurangan,
terutama mengenai kepesertaan program Jamsostek karena jumlah penduduk dan
angkatan kerja dan program. Hambatan yang ditemukan adalah banyaknya pihak
yang belum mendukung Program Jamsostek dan terkesan tanggungjawabnya
hanya di PT. Jamsostek (Persero) saja, sehrusnya melibatkan berbagai pihak
termasuk aparat pemerintah Kota Medan. Upaya penyuluhan dan pembinaan
sudah dilakukan tetapi penegakan hukumnya belum berjalan sebagaimana yang
diamanatkan dalam UU Jamsostek.
Kata Kunci: Jamsostek, Perusahaan Swasta, Kota Medan
A. Pendahuluan
Perkembangan nasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasr 1945 (UUD 1945)
dalamrangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1 Penulis adalah Dosen Kopertis Wilayah I Medan, Dpk pada Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Menyelesaikan S1 pada Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta Jurusan Hukum Perdata (1985), S2 pada program Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara dengan konsentrasi Hukum Perdata (2001) dan saat ini dalam proses penyelesaian
S3 Ilmu Hukum di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
GBHN Republik Indonesia Tahun 1999 – 2004 butir ke-18 menyebutkan
…..” mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu dan
terpadu yang diarahkan pada peningkatan pengupahan, penjamin kesejahteraan,
perlindungan kerja dan kebebasan berserikat”.
Pelaksanaan tujuan pembangunan harus senantiasa memperhatikan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan berbagai unsur pembangunan di bidang
ekonomi dan ketenagakerjaan.
Soepomo menyebutkan bahwa hubungan kerja merupakan hubungan
antara pekerja dan majikan yang menyebarluaskan hak-haknya dan kewajiban
pekerja dan majikan. Salah satu kewajiban majikan adalah memberikan
perlindungan bagi pekerja2, Pemerintah telah berupaya memberikan perlindungan
bagi pekerja, dengan menyelenggarakan program perlindungan seperti asuransi
sosial yang wajib diikuti oleh setiap perusahaan.
Hubungan kerja antara majikan dengan pekerja, terjadi setelah adanya
perjanjian kerja.3 Perjanjian kerja yang diatur dalam Bab 7 a Buku III KUH
Perdata dapat dianggap sebagai hukum pelengkap, karena hukum perjanjian
dalam KHU Perdata bersifat terbuka berdasarkan Pasal 1233, Pasal 1313 dan
Pasala 1338 KUH Perdata. Hal ini dapat dilihat dari adanya kesepakatan kerja
bersama (Perjanjian antara pekerja dan majikan).
Meningkatny jumlah pekerja yang hubungan kerjanya berbeda, percepatan
industry, pemanfaatan teknologi, membawa konsekuensi semakin meningkatnya
masalah yang dapat menggangu stabilitas perusahaan dan stabilitas nasional pada
Lihat juga Abdul Khkim, Pengantar Hokum Ketenagakerjaan Indonsia Berdasarkan Undang-undang nomor 13 tahun 2003, Cintra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 25. Lalu Husni, Pengantar Hokum Ketenagakerjaan Indonesia, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm 39. Zainal Asikin, et.al., Dasar-dasar Hokum Perburuhan, Cetakan Keempat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 51.
3 Berdasarkan Pasal 1601 a Bab 7A KUH Perdata menyebutkan perjanjian kerja adalah
perjanjian dengan mana pihak yang satu buruh (pekerja) mengikatkan diri untuk dibawahi pimpinan pihak lain (majikan), untuk waktu tertentu, melakukan pekerjaan dengan menerima upah.
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
umumnya. Perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan pekerja perlu
ditingkatkan dan hubungan harmonis antara para pelaku dalam proses juga perlu
diperlihara.
Perlindungan kerja yang dimaksud di atas adalah perlindungan terhadap
pekerja yang bekerja pada majikan dalam suatu bidang usaha, dengan
perlindungannya yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang jaminan Sosial Tenagakerja (selanjutnya disingkat dengan UU
Jamsostek). Tujuan dari Jamsostek adalah untuk memberika perlindungan
terhadap pekerja, yang berarti suatu kewajiban bagi majikan untuk
mengikutsertakan pekerja dalam program Jamsostek, seperti jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Jamsostek merupakan kebutuhan masyarakt yang mendasar karena
menyangkut kelangsungan hidup baik bagi pekerja maupun keluarganya, namun
demikian diakui bahwa Jamsostek, saat ini merupakan kebutuhan yang
memperoleh prioritas bagi masyarakat, yang pelaksanaannya masih belum
berjalan seperti yang diharapkan.
Pada hakekatnya program Jamsostek4 memberikan kepastian
berlangsungnya arus penerima penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian
atau seluruh penghasilan yang berkurang, selain sebagai pelayanan akibat
peristiwa yang dialami oleh pekerja. Program Jamsostek yang telah diatur dalam
berbagai tingkat peraturan perundang-undangan, perlu diadakan pendekatan
secara yuridis. Pendekatan tersebut sangat perlu karena melalui pendekatan ini
“akan dinilai konstitusional dari segala tindakan yang berlaku, apalagi jika
4 Program Jamsostek merupakan bentuk perlindungan ekonomi dan perlindungan sosial.
Dikatakan demikian, karena program ini memberikan perlindungan dalam bentuk Santunan berupa uang atas berkurangnya penghasilan dan perlindungan dalam bentuk pelayanan perawatan/pengobatan pada saat seorang pekerja tertimpa resiko-resiko tertentu. Abdul Khakim, Op.Cit., hlm. 68.
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
konstitusionalismenya telah berkembang secara luas dalam masyarakat
politiknya”.5
Pendekatan secara yuridis yang dilakukan pengaturannya dalam Pasal 27
ayat (2) UUD 1945, mengandung makna bahwa setiap orang yang bekerja harus
memperoleh penghasilan yang memadai dengan adanya suatu perlindungan agar
dapat hidupnya yang layak. Bentuk perlindungan dimaksud adalah :
1. Perlindungan hukum.
2. Perlindungan sosial ekonomi.
3. Perlindungan pisik yang berkaitan dengan keselamatan kerja, kesehatan kerja
dan lain sebagainya.
Pasal 1 ayat (2) UU Jamsostek menyebutkan “Pekerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.
Adapun yang dimaksud majikan atau pengusaha adalah :
1. Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan
milik sendiri
2. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perushaan bukan miliknya.
3. Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1 dan 2 yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Setiap pekerja dapat juga mengalami cacat tetap dan total karena sakit atau
kecelakaan sehingga tidak bisa bekerja lagi, maka pekerja dan penghasilan
juga dihentikan. Pekerja juga dapat menderita sakit, mulai dari yang ringan
sampai yang berat, sehingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Peristiwa ini memerlukan pembiayaan yang akan menambah beban hidup
pekerja, lebih-lebih apabila seorang pekerja tersebut sebagai pencari
5 M. Solly Lubis, Serba Serbi Politik dan Hukum, Mandar Maju, Jakarta, 1989, hlm. 187.
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
nafkah mendapat musibah sampai meninggal dunia maka penghasilannya
dihentikan dan keluarga yang ditinggalkan akan kehilangan sumber
penghasilan.
Oleh karena resiko-resiko tersebut di atas akan selalu dihadapi leh
setiap pekerja dan bersifat universal maka hal ini perlu ditanggulangi
secara sistematis, terencana dan teratur, oleh karena itu perlu diberi
perlindungan terhadap pekerja melalui program yang disebut Jamsostek.
Jamsostek merupakan suatu upaya untuk menanggulangi resiko-resiko
sosial ekonomi yang dapat terkena kepada seluruh jenis atau macam
lapisan pekerja seperti pekerja tetap, pekerja harian, pekerja borongan dan
pekerja kontrak, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan kerja, hari
tua dan meninggal dunia.
Di dalam memberikan perlilndungan hukum dan perlindungan
sosial ekonomi terhadap pekerja, maka diselenggarakan program
jamsosetek prosedur proses6 yang penyelenggaranya dilaksanakan dengan
system asuransi. Setiap pekerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja
tersebut yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan yang melakukan
pekerjaan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang wajib
Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan, pada saat ini di Kota Medan masih
terdapat alasan-alasan tertentu, sehingga tenaga kerjanya belum
didaftarkan menjadi peserta.
Hal ini yang menjadi latar belakang untuk melakukan penelitian
lebih lanjut, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jamsostek pada perusahaan swasta di Kota Medan?
6 Prosedur dan proses adalah: tahapan-tahapan yang harus dialalui dengan baik oleh organisasi
Negara maupun warga masyarakat sebelum keputusan diterbitkan, sedangkan proses hanyalah semata-mata memberikan gambaran kerja dari prosedur itu sendiri. Dengan mengikuti prosedur yang bekenaan dengan keputusan tertentu, maka akibat hukum yang dikehendaki dikeluarkannya suatu keputusan akan semakin tertib. Muhammad Abduh, “Prosedur”, dalam Jurnal Ilmiah Hukum Dinamika, No.11 Tahun ke VII, Medan, 1999, hlm. 1. Lihat juga Muhammad Abduh, Profil Hukum Administrasi Negara Indonesia (HANI) Dikaitkan Dengan Undang-undang Tentang PEradilan Tata Usaha Negara (PERATUN), FH. USU, Medan, 1998, hlm. 12.
Media Hukum, Volume XIV, Nomor 2, Juli – Desember 2005
2. Bagaimana hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Jamsostek pada
perusahaan swasta di Kota Medan dan upaya penyelesaiannya.
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tentang
pelaksanaan Jamsostek pada perusahaan swasta di Kota Medan adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992
tentang Jamsostek pada perusahaan swasta di Kota Medan.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Jamsostek
pada perusahaan swasta dan upaya penyelesaiannya.
B. Metode Penelitian
Sifat dan bentuk penelitian ini adalah deskriptif-analitis-preskriptif.
Maksudnya, deskriptif merupakan suatu analisis data yang tidak keluar dari
lingkup sampel, yang bersifat deduktif berdasarkan teori-teori hukum yang
bersifat umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data dalam
hubungan dengan seperangkat data yang lain.7 Analitis merupakan suatu analisis
data yang mengarah ke populasi dan berdasarkan data dari sampel
dgeneralisasikan menuju kedata populasi.8 Sedangkan preskriptif merupakan
suatu bentuk penelitian untuk memberikan saran-saran mengenai hal-hal yang
harus dilakukan untuk memecahkan atau mengatasi masalah-masalah9
pelaksanaan Jamsostek pada perusahaan swasta di Kota Medan.
Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam tujuan penelitian ini adalah
pendekatan yuridis normatif dan yuridis sosiologi yaitu penelitian yang dilakukan
dengan mempelajari terlebih dahulu bahan-bahan kepustakaan hukum yang
berhubungan dengan permasalahan dan juga terhadap pelaksanaan Jamsostek,
hambatan dan upaya penyelesaiannya.
7 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,