Top Banner
PEDOMAN PENJAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE) PENDIDIKAN TINGGI Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 2003
21

PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

Oct 25, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

PEDOMANPENJAMINAN MUTU

(QUALITY ASSURANCE)

PENDIDIKAN TINGGI

Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi

2003

Page 2: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

PENGANTAR

Pada tanggal 1 April 2003 Direktur Jenderal Pendidik-an Tinggi telah menetapkan Higher Education LongTerm Strategy 2003 - 2010 (disingkat menjadi HELTS2003–2010).

Di dalam Part I Chapter II HELTS 2003 –2010 dican-tumkan Vision 2010, atau Visi 2010 Pendidikan Tinggidi Indonesia, sebagai berikut :

In order to contribute to the nation’s competitiveness,the national higher education has to be organiza-tionally healthy, and the same requirement alsoapplies to institutions. A structural adjustment in theexisting system is, however, needed to meet thischallenge.The structural adjustment aims, by the yearof 2010,of having a healthy higher education system1,effectively coordinated and demonstrated by thefollowing features : Quality; Access and equity;Autonomy (Cetak tebal oleh Penyusun).

Dengan demikian, pada saat ini perlu dilakukanpenyesuaian secara struktural sistem pendidikantinggi nasional, agar pada tahun 2010 terdapat sistempendidikan tinggi yang sehat, yang secara efektif

1 A system is defined as the entire higher education system in Indonesia,whilst each individual university (with various names and types) is definedas an institution.

Page 3: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

dikoordinasikan dan ditunjukkan oleh ciri-ciri kualitas,akses dan keadilan, serta otonomi.

Selanjutnya khusus mengenai ciri kualitas pendidikantinggi nasional, di dalam Part II Chapter III Point EHELTS 2003 – 2010 dinyatakan secara khusustentang Quality Assurance (Penjaminan Mutu)sebagai berikut :

In a healthy organization, a continuous quality im-provement should become its primary concern.Quality assurance should be internally driven,institutionalized within each organization’s standard procedure, and could also involveexternal parties. However, since quality is also aconcern of all stakeholders, quality improvementshould aim at producing quality outputs and outcomesas part of public accountability. (Cetak tebal olehPenyusun).

Berlandaskan HELTS 2003 – 2010 ini, DirektoratPembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, telahmembahas dengan berbagai pihak terkait, merancangdan menyusun Pedoman Penjaminan Mutu Pendi-dikan Tinggi, yang akan digunakan sebagai pedomanoleh perguruan tinggi untuk menjalankan prosespenjaminan mutu di perguruan tinggi masing-masing,atas inisiatif sendiri (internally driven).

Di samping menjalankan proses penjaminan mutupendidikan tinggi atas inisiatif sendiri, pada saat iniperguruan tinggi dapat pula menjalankan proses

Page 4: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

akreditasi melalui Badan Akreditasi Nasional Pergu-ruan Tinggi (BAN-PT) atau lembaga lain baik dalamatau luar negeri, serta wajib melakukan EvaluasiProgram Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) padaDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Agar ketigamacam kegiatan yang diarahkan pada pencapaiankualitas pendidikan tinggi secara berkelanjutan(continuous quality improvement) dapat salingmendukung dan melengkapi, maka di bawah inidigambarkan tujuan, sifat, dan lembaga yangmenangani setiap kegiatan tersebut, sebagai berikut :

Kegiatan Tujuan Sifat LembagaAkreditasi Kontrol & audit

mutu pendidikansecara eksternal

Fakultatif BAN–PTataulembaga lain

EPSBED Perpanjangan ijinoperasional

Wajib Ditjen.Dikti.

PenjaminanMutu

Peningkatanmutu pendidikansecara internal

Inisiatifperguruantinggi

Perguruantinggi ybs.

Sesuai dengan sifatnya seperti dikemukakan di atas,Pedoman ini disusun tidak dengan maksud untuk‘mendikte’ perguruan tinggi dalam melakukan proses penjaminan mutu pendidikan tinggi, melainkan untukmemberikan inspirasi tentang siapa, apa, mengapa,dan bagaimana penjaminan mutu tersebut dapatdijalankan.

Akhirnya, perkenankan kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihakyang telah memberikan arahan dan masukan yang

Page 5: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

sangat berharga bagi penyempurnaan Pedoman ini,terutama kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,Inspektur Jenderal, para Direktur, Ketua BAN-PT,para Koordinator Kopertis seluruh Indonesia, danseluruh Anggota Tim Quality Assurance yang telahmerancang dan menyusun Pedoman ini : Sudjarwadi,Tian Belawati, Tirza Hanum, SP.Mursid, I WayanRedi Aryanta, H.Ponpon S. Idjradinata, JohannesGunawan, Muhamad Hamzah, Hanafi, Romzi Awapa,Firdaus, Yudi Agustono, Maryanti, Farichah, TatoSetiyarto, serta seluruh Staf Subdit Sarana PerguruanTinggi, Direktorat Pembinaan Akademik & Kemaha-siswaan. Sumbangan pemikiran dan dukungansangat besar dari Bapak Suprodjo Pusposutardjo,Direktur PAK sampai dengan bulan Juli 2003 selaludihargai dengan penuh rasa terima kasih.

Semoga Pedoman ini mampu memberikan inspirasidan motivasi pada perguruan tinggi di Indonesiauntuk meningkatkan mutu pendidikan tingginyasecara berkelanjutan.

Jakarta, 1 Oktober 2003

Departemen Pendidikan NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Direktur Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan

Supeno Djanali

Page 6: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

DAFTAR ISI

halaman

Pengantar …………………………………….. 1

Daftar Isi ………………………………………. 5

Bab I : Penjaminan Mutu (Quality Assu-Rance)……………………………… 61. Definisi Penjaminan Mutu ……. 72. Konsep Penjaminan Mutu ……. 83. Tujuan Penjaminan Mutu …….. 84. Strategi Penjaminan Mutu ……. 105. Butir-Butir Mutu ……………….. 106. Proses Penjaminan Mutu ……. 117. Manajemen Kendali Mutu…….. 12

Bab II : Pelaksanaan Penjaminan Mutu(Quality Assurance)……………… 161. Komitmen ………………………. 162. Perubahan Paradigma ………... 173. Sikap mental …………………. . 174. Pengorganisasian …………….. 185. Kiat ……………………………… 19

Daftar Pustaka……………………………… 20

*********

Page 7: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

BAB IPENJAMINAN MUTU

(QUALITY ASSURANCE)

Proses penjaminan mutu pendidikan tinggi di suatuperguruan tinggi merupakan kegiatan mandiri dariperguruan tinggi yang bersangkutan, sehingga prosestersebut dirancang, dijalankan, dan dikendalikansendiri oleh perguruan tinggi yang bersangkutantanpa campur tangan dari Pemerintah, dalam hal iniDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas.Dengan demikian, penyusunan Pedoman ini tidakbertujuan ‘mendikte’ perguruan tinggi agar menjalan-kan proses penjaminan mutu seperti diuraikan didalam Pedoman ini, melainkan Pedoman ini bertujuanmemberikan inspirasi tentang faktor-faktor yang padaumumnya terkandung di dalam proses penjaminanmutu pendidikan tinggi di suatu perguruan tinggi.Kebijakan ini diambil karena disadari bahwa setiapperguruan tinggi memiliki spesifikasi yang berlainan,antara lain dalam hal ukuran, struktur, sumber daya,visi dan misi, sejarah, dan kepemimpinan.

Selain itu, kebijakan untuk tidak ‘mendikte’ perguruan tinggi didasarkan pada pandangan Goedegebuure2 :

It has been suggested that the more governmentsmove in the direction of self-regulation and steering ata distance, the more they will seek to promote the

2 Goedegebuure, et.al., Higher Education Policy : An International andComparative Perspective, Oxford : Pergamon Press, 1993.

Page 8: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

strengthening of managerial authority within insti-tutions as well as improved systems of accountability.

Mengenai posisi dan arti penting penjaminan mutupendidikan tinggi di suatu perguruan tinggi, dapatdikemukakan bahwa di masa mendatang eksistensisuatu perguruan tinggi tidak semata-mata tergantungpada pemerintah, melainkan terutama tergantungpada penilaian stakeholders (mahasiswa, orang tua,dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga penunjang,serta pihak-pihak lain yang berkepentingan) tentangmutu pendidikan tinggi yang diselenggarakannya.Agar eksistensinya terjamin, maka perguruan tinggimau tidak mau harus menjalankan penjaminan mutupendidikan tinggi yang diselenggarakannya. Perludikemukakan bahwa karena penilaian stakeholderssenantiasa berkembang, maka penjaminan mutu jugaharus selalu disesuaikan pada perkembangan itusecara berkelanjutan (continuous improvement).Penjaminan mutu itu mempunyai arti penting,berasosiasi dengan pemikiran besar dalam Gambar 1

Adapun faktor-faktor yang pada umumnya terkandungdi dalam proses penjaminan mutu pendidikan tinggi,antara lain rumusan atau definisi, konsep, tujuan,strategi, butir-butir mutu, proses, dan manajemenkendali mutu dalam proses penjaminan mutu pendi-dikan tinggi.

1. Definisi Penjaminan MutuSecara umum yang dimaksud dengan penjaminanmutu adalah proses penetapan dan pemenuhan

Page 9: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

standar mutu pengelolaan secara konsisten danberkelanjutan, sehingga konsumen, produsen,dan pihak lain yang berkepentingan memperolehkepuasan.

Dengan demikian, penjaminan mutu pendidikantinggi adalah proses penetapan dan pemenuhanstandar mutu pengelolaan pendidikan tinggisecara konsisten dan berkelanjutan, sehinggastakeholders memperoleh kepuasan.

2. Konsep Penjaminan MutuPendidikan tinggi di perguruan tinggi dinyatakanbermutu atau berkualitas, apabila :a. perguruan tinggi tersebut mampu menetapkan

dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaanmisinya (aspek deduktif);

b. perguruan tinggi tersebut mampu memenuhikebutuhan stakeholders (aspek induktif),berupa:kebutuhan kemasyarakatan (societal needs);kebutuhan dunia kerja (industrial needs);kebutuhan profesional (professional needs).

Dengan demikian perguruan tinggi harus mampumerencanakan, menjalankan, dan mengendalikansuatu proses yang menjamin pencapaian mutusebagaimana diuraikan di atas.

3. Tujuan Penjaminan MutuMemelihara dan meningkatkan mutu pendidikantinggi secara berkelanjutan, yang dijalankan oleh

Page 10: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

suatu perguruan tinggi secara internal untukmewujudkan visi dan misinya, serta untukmemenuhi kebutuhan stakeholders melaluipenyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.

Pencapaian tujuan penjaminan mutu melaluikegiatan penjaminan mutu yang dijalankan secarainternal oleh perguruan tinggi, akan dikontrol dandiaudit melalui kegiatan akreditasi yang dijalankanoleh BAN-PT atau lembaga lain secara eksternal.

Dengan demikian, obyektivitas penilaian terhadappemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikantinggi secara berkelanjutan di suatu perguruantinggi dapat diwujudkan, sebagaimana dapatdilihat pada Gambar 2.

Gambar 2: Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi secaraInternal dan Eksternal.

PPEENNJJAAMMIINNAANNMMUUTTUU

((EEkksstteerrnnaall))BBAANN//LLeemmbbaaggaa

llaaiinn

PPEENNJJAAMMIINNAANNMMUUTTUU

((IInntteerrnnaall))PPTT YYbbss

MMUUTTUU

Page 11: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

4. Strategi Penjaminan MutuStrategi penjaminan mutu pendidikan tinggi diIndonesia adalah:a. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdik-

nas menetapkan Pedoman Penjaminan Mutupendidikan tinggi di Perguruan Tinggi;

b. Perguruan tinggi menggalang komitmen untukmenjalankan penjaminan mutu pendidikantinggi yang diselenggarakannya;

c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkansendiri standar mutu pendidikan tinggi yangdiselenggarakannya untuk tiap program studi;

d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalan-kan organisasi berserta mekanisme kerjapenjaminan mutu pendidikan tinggi;

e. Perguruan tinggi melakukan benchmarkingmutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan,baik ke dalam maupun ke luar negeri.

5. Butir-Butir MutuSebagaimana dikemukakan di atas, perguruantinggi memilih dan menetapkan sendiri standarmutu pendidikan tinggi untuk tiap program studi.Pemilihan dan penetapan standar itu dilakukandalam sejumlah aspek yang disebut butir-butirmutu, di antaranya:

Kurikulum program studi; Sumber daya manusia (dosen, dan tenaga

penunjang);

Page 12: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

Mahasiswa; Proses pembelajaran; Prasarana dan sarana; Suasana akademik; Keuangan; Penelitian dan publikasi; Pengabdian kepada masyarakat; Tata pamong (governance) ; Manajemen lembaga (institutional mana-

gement) ; Sistem informasi; Kerjasama dalam dan luar negeri.

6. Proses Penjaminan MutuPenjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruantinggi dijalankan melalui tahap-tahap yang dirang-kai dalam suatu proses sebagai berikut :a. Perguruan tinggi menetapkan visi dan misi

perguruan tinggi yang bersangkutan;b. Berdasarkan visi dan misi perguruan tinggi

tersebut, setiap program studi menetapkanvisi dan misi program studinya;

c. Visi setiap program studi kemudian dijabarkanoleh program studi terkait menjadi serang-kaian standar mutu pada setiap butir mutusebagaimana disebutkan di atas;

d. Standar mutu dirumuskan dan ditetapkandengan meramu visi perguruan tinggi (secaradeduktif) dan kebutuhan stakeholders (secarainduktif). Sebagai standar, rumusannya harusspesifik dan terukur yaitu mengandung unsur

Page 13: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

ABCD (Audience, Behavior, Competence,Degree);

e. Perguruan tinggi menetapkan organisasi danmekanisme kerja penjaminan mutu;

f. Perguruan tinggi melaksanakan penjaminanmutu dengan menerapkan manajemen kendalimutu di bawah ini;

g. Perguruan tinggi mengevaluasi dan merevisistandar mutu melalui benchmarking secaraberkelanjutan.

7. Manajemen Kendali MutuPenjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruantinggi dapat diselenggarakan melalui pelbagaimodel manajemen kendali mutu. Salah satumodel manajemen yang dapat digunakan adalahmodel PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akanmenghasilkan pengembangan berkelanjutan(continuous improvement) atau kaizen mutupendidikan tinggi di perguruan tinggi. Modelmanajemen PDCA dapat dilihat pada Gambar 3.

kaizen/continuousimprovement

Gambar 3 : Manajemen PDCA

PDCA

PDCA

PDCA

SDCA

SDCA

SDCA S = Standard

Page 14: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikirdan pola tindak semua pelaku manajemen kendalimutu berbasis PDCA adalah :a. Quality first

Semua pikiran dan tindakan pengelola pendi-dikan tinggi harus memprioritaskan mutu;

b. Stakeholder- inSemua pikiran dan tindakan pengelola pendi-dikan harus ditujukan pada kepuasan stake-holders;

c. The next process is our stakeholdersSetiap orang yang melaksanakan tugas dalamproses pendidikan tinggi, harus menganggaporang lain yang menggunakan hasil pelak-sanaan tugasnya sebagai stakeholder-nyayang harus dipuaskan;

d. Speak with dataSetiap orang pelaksana pendidikan tinggiharus melakukan tindakan dan mengambilkeputusan berdasarkan analisis data yangtelah diperolehnya terlebih dahulu, bukanberdasarkan pengandaian atau rekayasa ;

e. Upstream managementSemua pengambilan keputusan di dalamproses pendidikan tinggi dilakukan secarapartisipatif, bukan otoritatif.

Di dalam tahap ‘check’ pada manajemen kendalimutu berbasis PDCA, terdapat titik-titik kendalimutu (quality check-points) dimana setiap orangpelaksana pendidikan tinggi harus mengaudithasil pelaksanaan tugasnya dengan standar mutu

Page 15: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

yang telah ditetapkan. Sebagai contoh tindakantes formatif yang dilakukan pada akhir setiappokok bahasan, merupakan titik kendali mutudalam proses pembelajaran, yang dilakukan untukmengaudit apakah standar mutu pembelajaransebagaimana dirumuskan dalam bentuk TujuanInstruksional Khusus (TIK) telah dapat dicapai.

Apabila hasil audit ternyata positif dalam arti telahmencapai standar (S dalam SDCA) mutu sebagai-mana dirumuskan dalam TIK, maka pada prosesperencanaan atau Plan (P dalam PDCA)berikutnya standar mutu tersebut harusditinggikan, sehingga akan terjadi kaizen mutupendidikan tinggi, sebagaimana dilukiskan didalam Gambar 3 di depan.

Sedangkan apabila hasil evaluasi ternyata negatifdalam arti standar mutu sebagaimana dirumuskandalam TIK belum atau tidak tercapai, maka harussegera dilakukan tindakan atau Action (A dalamPDCA) agar standar mutu dapat dicapai. Sebagaicontoh, apabila Tes Formatif ternyata menunjuk-kan hasil di bawah TIK, maka dosen harusmelakukan Action (A dalam PDCA) yang dapatberupa pengulangan pembahasan pokok bahasanterkait sampai TIK dapat dicapai.

Oleh sebab itu, menetapkan titik-titik kendali mutu(quality check-points) pada setiap satuan kegiatandalam manajemen kendali mutu berbasis PDCA,merupakan conditio sine qua non atau a must.

Page 16: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

Manajemen kendali mutu dalam penjaminan mutupendidikan tinggi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 : Manajemen kendali mutu

*********

Laksanakan actiontersebut

Tidak

Gabungkan padaproses PDCA

berikutnya

Ya

Penentuanstandar mutu

Audit butir mutu

Kesenjanganstandar mutu

dan hasil audit

Identifikasi actionuntuk memenuhi

standar mutu

Evaluasi standarmutu dan kaizen

Page 17: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

BAB IIPELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU

Agar penjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruantinggi dapat dilaksanakan, maka terdapat beberapaprasyarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaanpenjaminan mutu tersebut dapat mencapai tujuannya,yaitu komitmen, perubahan paradigma, dan sikapmental para pelaku proses pendidikan tinggi, sertapengorganisasian penjaminan mutu di perguruantinggi.

1. KomitmenPara pelaku proses pendidikan tinggi di suatuperguruan tinggi, baik yang memimpin maupunyang dipimpin, harus memiliki komitmen yangtinggi untuk senantiasa menjamin dan meningkat-kan mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan-nya. Tanpa komitmen ini di semua lini organisasisuatu perguruan tinggi, niscaya penjaminan mutupendidikan tinggi di perguruan tinggi tersebutakan berjalan tersendat, bahkan mungkin tidakakan berhasil dijalankan.

Terdapat aneka cara yang dapat dipilih untukmenggalang komitmen dari semua lini di suatuperguruan tinggi, tergantung dari ukuran, struktur,sumber daya, visi dan misi, sejarah, dan kepe-mimpinan dari/di perguruan tinggi tersebut.

Page 18: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

2. Perubahan ParadigmaParadigma lama penjaminan mutu, yaitu mutupendidikan tinggi di suatu perguruan tinggi akandapat dipelihara serta ditingkatkan apabila dilaku-kan pengawasan atau pengendalian yang ketatoleh pemerintah (dhi. Ditjen Dikti Depdiknas),harus diubah menjadi suatu paradigma baru.

Paradigma baru penjaminan mutu pendidikantinggi, yaitu perguruan tinggi harus menjaga danmeningkatkan mutu pendidikan tinggi yang dise-lenggarakannya agar visinya dapat diwujudkanmelalui pelaksanaan misi, serta agar stakeholdersdapat dipuaskan.

Dengan paradigma baru tersebut, tugas penga-wasan oleh pemerintah diringankan, akuntabilitasperguruan tinggi meningkat, stakeholders berpe-ran lebih besar dalam menentukan mutupendidikan tinggi di suatu perguruan tinggi.

3. Sikap MentalHarus diakui bahwa sebagian terbesar perguruantinggi di Indonesia menyelenggarakan pendidikantinggi tanpa didahului dengan perencanaan.Dapat dikemukakan fakta bahwa dalam skalamakro, Rencana Induk Pengembangan (RIP)suatu perguruan tinggi, sebagian besar disusununtuk memenuhi persyaratan akreditasi, sedang-kan dalam skala mikro dapat dikemukakan faktatentang rendahnya persentase dosen yangmembuat rencana pembelajaran berupa Satuan

Page 19: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

Acara Perkuliahan (SAP), dan masih banyak lagifakta yang menunjukkan bahwa suatu perguruantinggi menjalankan pendidikan tinggi tanpa peren-canaan. Kalaupun terdapat perencanaan, padaumumnya bukanlah karena kebutuhan, melainkankarena persyaratan perijinan atau akreditasi.

Sikap mental semacam itu harus diubah padasuatu sikap mental baru, yaitu rencanakanlahpekerjaan anda dan kerjakanlah rencana anda(plan your work and work your plan).

4. PengorganisasianMengenai pengorganisasian serta mekanismekerja organisasi penjaminan mutu pendidikantinggi di suatu perguruan tinggi, tidak terdapatpola baku yang harus diikuti oleh semuaperguruan tinggi. Pengorganisasian penjaminanmutu pendidikan tinggi di suatu perguruan tinggisangat tergantung pada ukuran, struktur, sumberdaya, visi dan misi, sejarah, dan kepemimpinandari/di perguruan tinggi tersebut.

Sebagai contoh, dapat dikemukakan bahwa suatuperguruan tinggi dapat mengadakan unit pen-jaminan mutu di dalam struktur organisasinyayang dipimpin oleh seorang wakil rektor, atausuatu unit yang independen terlepas dari strukturorganisasi yang dipimpin oleh seorang dosen.Contoh model pengorganisasian lainnya adalahkegiatan penjaminan mutu inheren atau built-in didalam proses manajemen pendidikan tinggi di

Page 20: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengandemikian tidak dibutuhkan unit organisasi khususyang dipimpin oleh pejabat yang menanganipenjaminan mutu pendidikan tinggi.

Kebebasan menentukan model pengorganisasianpenjaminan mutu pendidikan tinggi di perguruantinggi masing-masing, adalah sesuai dengan ka-rakter kemandirian perguruan tinggi di Indonesiadi masa mendatang.

Faktor terpenting yang perlu mendapat perhatiandalam pengorganisasian penjaminan mutu pen-didikan tinggi, adalah bahwa pengorganisasiantersebut mampu menumbuhkan kesepahamantentang penjaminan mutu pendidikan tinggi diperguruan tinggi tersebut, yang pada gilirannyaakan menumbuhkan sikap suportif dari seluruhkomponen di perguruan tinggi itu terhadap upayapenjaminan mutu pendidikan tinggi.

5. Kiata. Adakan lokakarya agar tumbuh pemahaman,

antusiasme, dan komitmen terhadap penja-minan mutu;

b. Susun rencana penjaminan mutu yang jelas,rinci, dan realistik;

c. Hubungi pihak-pihak yang kompeten dalampenjaminan mutu sebagai fasilitator awal;

d. Informasi : [email protected]

********

Page 21: PEDOMAN PENJAMINAN MUTUrzabdulaziz.site.darmajaya.ac.id/wp-content/uploads/sites/35/2013/05/... · model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Assumption University –Thailand, Quality AssuranceManual, AuQS 2000 Center for Exellence, 2001;

Directorate General of Higher Education, Higher Edu-cation Long Term Strategy (HELTS) 2003–2010;

Sallis, E., Total Quality Management in Education,Kogan Page Limited, London, 1993;

Sallis, E. and Jones,G. Knowledge Management inEducation, Kogan Page Limited, London, 2002;

Goedegebuure, et.al., Higher Education Policy : AnInternational and Comparative Perspective, Oxford :Pergamon Press, 1993;

Delors, J., Learning : The Treasure Within, Report toUNESCO of the International Commission onEducation for the 21st Century, tanpa tahun;

Brennan, J. and Shah, T., Managing Quality in HigherEducation, OECD, SRHE and Open University Press,Buckingham, 2000;

Goodlad, S., The Quest for Quality, SRHE and OpenUniversity Press, Buckingham, 1995.

*********