Top Banner
trdomrnltnmlthtnten '. . ftilfiilrfit|m[t[fiffidiffuntalr
125

Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat Dan Limbah Cair Di Rs

Oct 19, 2015

Download

Documents

Pedoman Penatalaksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan Limbah Cair di RS
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • trdomrnltnmlthtnten'. . ftilfiilrfit|m[t[fiffidiffuntalr

  • Kata Pengantar

    Rumah sakit (RS) sebagai salah satu sarara pelayanan keseharan bagimasyarakat, men ghasilkan I im bah/bahan b uan gan dari kegiaran p.l"y, n

    "-,kesehatan yang dilakukannya. Limbah yang dihasilk"., ol.h rumah sakitmemiliki kekhususan tersendiri yaitu limbah medis karena memerlukanpenanganan khusus.

    Limbah medis yang dihasilkan dari seluruh kegiatan pelayanan medisdapat berupa limbah medis padat, cair dan gas, yang dalam penanganannyamemerlukan suaru taralaksana dan teknologi pengelolaan khusus. Hal inidikarenakan limbah medis rumah sakir mengandung bahan-bahan yangbersifat infeksius dan radioaktif, yang dapat mencemari lingkungaisekitarnya dan berbahayabagi kesehatan manusia (tergolong timbah 83).

    Sistem pengelolaan limbah medis rumah sakit ini menjadi lebih pentingIagi, dikarenakan meningkatnya prevalensi berbagai jenis penyakit menularyang a.rgka kesakitan dan kematiannya tinggi seperti HIV/AIDS, avian influ-enza, dan lainnya. Penderita penyakit-penyakir infelai ini u.mumnya dirawatdi rumah sakir. Khusus unruk perawatan pasien HIV/AIDS, pemerintah telahmenetapkan 75 rumah sakit rujukan ODHA di seluruh Indonesia. Hal inimemerlukan perhatian khusus tidak hanya dari segi perawaran penderitarrya,nalnun dari segi penanganan limbah medis yang dihasilkannya, sehingga tingkarpenularan akibat penanganan Iimbah yang kurang memadai dapat diturunkan.

    Untukpelaksanaan pengelolaan limbah padat dan cair di rumah sakitdibutuhkan suatu pedoman, maka disusunlah buku ini. Buku pedomanPenatalaksanaan Limbah Padat dan cair di Rumah Sakit ini, yangdiharapkan bermanfaat sebagai salah satu acuan dala,m pengelolaan limbahdi Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

    Pedoman Limbah Padar dan Cair

    Tim Penvusun

  • Tim Penyusun

    ]. Dr. Ratna Rosira, MPHM2. Dr. Luwiharsih, MSc3. Drg. Rarit Gernpari, MARS4. Ir. H. Farouk Mansyur5. Ir. Sukirman6. Ir. Moh. Nasir, MSi7. Drs. Sunardi, MSi8. Iwan Nefawan, BSc9- Drs. \farmo SuCraiat BSc, MKes10.'$TidodoI l. Henny Damayanti, SPsi12. dr. Rudy Rusli13. Sri lVahy.uniI 4. Febrindah \}Zidiastuti

    Daftar Kontributor

    l. Dra. Yanri2. Thomas Patria3. Sumarsono4. 'S(/'awan Kurniawan

    (Direktur Bina Yanmed Spesialistik)(Kepala Sekpokja HIV/AIDS)(Bina Pelayanan Medik Dasar)(PSPPK)(PSPPK)(RS Persahabatan)(MIPA

    - UI)(P2PL)(BBTKr,)(BBTKLIPM Jakarta)(Sekpokja HIV/AIDS)(Sekpokja HIV/AIDS)(Sekpokja HIV/AIDS)(Sekpokja HIV/AIDS)

    (Dit. Bina Penunjang Meciik)(PSPPK)(BPLJH DKI Jakarta)(BPLHD DKI Jakarta)

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 5. Budi Setiawan,DKM6. Dini Wardiani,SKM, MKes7. Dr. Titi P.B. Dr. Joice Tirmbelaka,MARs9. Alaidin10. ArtiningsihI l. Ketut Astiti,SKM12. Titik Vahyudijati13. Veronica14. Atiek Ananrtati15. Jeanne Uktolseja16. ZslQra Maharani17. Agus Suyanto

    (RS.Sardj ito, Jogjakarta)(Sudinkes Jakarta Pusat)(Sudinkes Jakarta Barat)(Sudinkes Jakarta TimurT(Sudinkes Jakarra Selaran)(Sudinyaakes Jakarta Timur)(RSPI Sulianti Suroso)(RS. Dr.Soeromo, Surabaya)(RS. Dr.Soetomo, Surabaya)(FHI)(P2ML)(RSCM)(Sekpokja HIV/AIDS)

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • Daftar Isi

    Kata PengantarDaftar Kontr ibutor

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2Daftar Is i . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4BAB i. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.. . . . . . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .81.2. Tir juan

    . . . . . . . . . . . . . .91.2.1. Tir juan lJmum

    .. . . . . . . . . .9I.2.2. Tujuan Khusus .......

    1.3. Manfaat10

    1.4. Ruang Lingkup . . . . . . . . . . . . . . . . 10

    1.5 Pengert ian . . . . . . l0

    1.6. Dasar Hukum . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

    BAB II. LIMBAH PADAT DAN CAIR DI RUMAH SAKIT ........... 142.1. Jenis Limbah dan asal l imbah . . . . . . . . . . . . . 142.2. Karakteristik Limbah

    ........ 172.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah ......... 17

    2.3.1. Limbah lv{edis Padat. . . . . . . . . . . . . . . . . . t7

    2.3.2. L imbah Cair . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 202.4 Thta LaL

  • 3.1.5. Radiasi Gelombang Elektromagnetik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 553"1.6. Keunrungan dan Kerugian dari Masing-masing

    Teknologi Pengolahan Limbah Padar Medis ................... 573.2. Teknologi Pengolahan Limbah Cair ........... ........... 59

    3.2.1. Tir juan Pengolahan Limbah Cair . . . . . . . . . . . . . . . . . . j93.2.2.Jenis Pengolahan Limbah Cair. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 593.2.3. Pengolahan Limbah Cair Secara Fisik-Kimia .................. 653.2.4. Pengolahan Limbah Cair Secara Biclogi .......703.2.5. Pengolahan Lumpur

    . . . . . . . . . - . . . . . . . .943.2.6. Pertimbangan Pemilihan Jenis

    Pengolahan Limbah Cair di RS ............. ....... g63.2.8. Program Minimisasi Limbah Cair RS ...........99

    BAB W. PEMELIHARAAN FASILITAS PENGOIAHAN LIMBAH ..PADAT DAN CAIR ...... 106

    4.1. Tir juan . . . . . . . . . . 106

    4.2. Pengenian dan Jenis Pemeliharaan ..... 1064.3. Fasilitas Pengolahan Limbah Padat......... .............. 1074.4. Fasi l i tas Pengelolaan Limbah Cair . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1104.5. Monitor ing dan Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . .

    . . . 115BAB V KESEH,{IAN DAN KESETAMATAN KERJA PETUGAS .. 1195.1. Pr insip-pr insip.. . . . . . . . . . . .

    . . . l l95.2. Perl indungan Perugas.. . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 120Daftar Pustaka

    ......... tZ4

    Pedoman Limbah Pedat dan Cair

  • Da-ftar Thbel

    Thbel 1: Model Sterilisasi untuk Limbahyang DimanFaatkan Kembali ........ lB

    Tabel2: Jenis'S?.adah dan Label Limbah Medis PadatSesuai Kategorinya ..... 19

    Thbel 3: Prediksi anrara Tipe RS dan Kapasiras MesinPengolah Limbah Padat......... ....-.. 32

    Thbel 4: Macam Gknologi Pengolahan Limbah Padat Medis........... 33Tabel 5: Perbandingan Jenis Insineraror dan

    Kemampuan dalam Pengolahan Limbah ......-.. 43Tabel 6: Kelebihan dan Kekurangan dari Masing-masing

    Teknologi Pengolahan Limbah Padar.......... ..... 58Tabel 7: Efisiensi Pengolahan Berdasarkan Unit Operasi cian

    lJni t Proses Pengolahan Limbah Cair . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64Thbel 8: Jenis Rak/Para-para yang Dibersihkan

    Secara Mekanis Maupun Manual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66Tabel 9: Penggunaan Proses Pengolahan Biologi unruk Limbah Cur ... 72Tabel 10: Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakir ........ 98Thbel 11: Kegiatan dan Frekuensi Pengoperasian dan

    Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Limbah Padat......... .... 107Tabel 12: Kegiatan dan Frekuensi Pengoperasian dan

    Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Limbah Cair............... I 1 I

    Pcdoman Limbah Padat dan Cait

  • Daftar Gambar

    Gambar 1: AsaI Limbah dalam Rumah Sakit.......... ........ 15Gambar 2: Jenis Limbah dalam Rumah Sakit.......... ....... 16Gambar 3: Alur Penatalaksanaan Limbah Rumah Sakit ................... 30Gambar 4: AIur Pengolahan Limbah padat di Rumah Sakir............. 32Gambar 5: Rumus Molekul Diolain dan Furan

    ............. 35Gambar 6: Kurva Suhu pembentukan Dioksin...... ......... 36Gambar 7: Skema Peralatan Scrubber....

    ...... 39Gambar 8: Insinerator Ruangan Tir"gg"l (A) bentuk (B)Bentuk Thbung

    Gambar 9: Insineraror Mult i Ruang.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42Gambar 10: Insinerator dengan pemb"ka. yang Berpurar ............. ..... 43Gambar 11: Sistem Desorpsi panas pengolah Limbah

    ...... 4gGambar 12: Otoklaf Uap panas untuk ii-U"h padat lv{ediu.............. 51Gambar l3:JerujilPara-para (bar screen) ....... 67Gambar 14: Grir Separator (unruk memisahkan pengoror

    -

    pasir pada l imbah) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 68Gambar l5: Diagram Proses pengolahan Limbah Cair

    Sistem Lumpur Akt i f . . . . . . . . . . . . . . . . . 79Cambar 16: Conroh Desa_in Unit pengolafian Limbah Cair

    Sisrem Lumpur Akt i f . . . . . . . . . . . . . . . . . 7gGambar 17: Diagrrm Proses pengorahan Limbah cair sistem RBC... g3

    . Gambar 18: Diagram Proses pengolahan Limbah Cair

    -

    dengan Aerasi Kontak ................

    g6Gambar 19: Diagram Proses pengolahan Limbah Cair

    Sisrem AnAerob Biofilter - Up Flota,

    ............ g0

    Gambar 20: Diagram Proses pengolahan Limbah CairSistem AnAerob-Aerob.. . . . . . . . . . .

    . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . " 94Gambar 21: Strarcgi Pengelolaan Limbah Cair........... .... f 00Gambar 22:Bagan Alir Minimisasi Limbah

    ................... I02Gambar 23: Nat dan Pakaian pelindung Diri........... .... . L2l

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • BAB IPENDAHULUAN

    1..1. Latar Belakang

    Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakar, institusiRumah Sakit (RS) secara langsung menghasilkan limbah. Sumber darilimbah tersebut antara lain dari pelayanan medis (Rawat Inap, Rawat JaJan/Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurar, Haemodialisa, Kamar Jenazahdan Bedah Sentral) . Dari penun. iang medis (Dapur Pusar, Binatu,Laboratorium Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi dan Radiologi.) dandari pericantoran serta fasilitas sosial (Perkantoran dan administrasi, asramapegawai, Rumah Dinas dan Kafetaria) dan lainJain. Limbah Rumah Sakitadalah buangan hasil proses yang berbentuk padat, cair, dan gas dimanasebagian limbah tersebut merupakan limbah B 3 yang mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius dan radioaktif. Limbah tersebutsebagian dapat dimanFaarkan ulang dengan teknologi rerrenru dan sebagianlainnya sudah tidak dapar dimanFaatkan kembali (PP No 18 tahun 1999).Dengan demikian yang dimaksud dengan limbah rumah sakit adalah semualimbah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan Rumah Sakir.

    Jenis limbah Rumah Sakit bermacam-macarn, yaitu lirnbah padarnon mcdis, limbah paciat medis, limbah cair dan limbah gas. Limbahlimbahtersebut terdiri dari limbah yang infeksius, non -infelaius dan radioaktif.Limbah infeksrus dan non infeksius akan diolah meirurut pedoman bakuyangada, oleh pihak rumah sakit, sedangkan untuk pengolahan radioaktifmenjadi kewenangan Batan, sedangkan pedoman penyimpanan semenrarasudah ada dari Bina Sarana dan prasana. Limbah 83 yangtidak dapat diolahharus ada tempat penyimpanan sementara di rumah sakit untuk kemudiandikirim untuk pengolahan akhir kc instansi/lembaga pengolahan limbahrumah sakit yang telah memiliki sertifikasi/rekomendasi.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun1999 tentang amdal, bahwa setiap usaha atau kegiaran pada dasarnyamenimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, sehingga di perlukanIangkah pengendalian dampak negatif sedini mungkin. Kemudian sesuaidengan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 286 tahun 1990, tentangkeharusan kegiatan dibidang kesehatan wajib membuat amdal, maka perludilakukan pengelolaan limbah RS secara memadai. Manajemen pengelolaanlimbah merupakan salah saru upaya pengendalian infeksi nosokomial diRS yang di tujukan untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi sekaligusmelindungi pasien, petugas, dan pengunjung serta masyarakat di sekitarRumah Sakit.

    Berdasarkan hasil mon ito ringke 25 RS ruj ukan ODHA yang tersebardi 13 Provinsi didapatkan bahwa hanya beberapa RS saja yang mempunyaisarana dan prasarana penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan limbahcair yang memadai. Sehubungan dengan permasalahan di atas, makadirektorat pelayanan medik memfasilitasi pedoman penatalaksanaan limbahpadat dan limbah cair di RS unruk memberi u/awasan tentang teknologipengolahan limbah padat dan cair.

    Setiap Rumah Sakit mempunyai kondisi lingkungan, kemampuanfinansial dan sumberdtye menusia yang berbeda, sehingga dalammenentukan teknologi pengolah limbah mana yang sesuai untuk suatuRS, sangat bcrganrung pada hal-hal tersebut. Atas dasar pemikiran itu makaperlu di berikan banyak pilihan teknologi pcngolah limbah dimana masing-masing RS dapat menentukan sendiri teknologi mana yang akan dipilihsesuai dengan kondisi RS itu sendiri.

    Mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNomor 86 tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Up"y" PengelolaanLingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup danKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nom or 1204 tahun 2004tentang Pcrsy-aratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, dengan melihatlatar belakang diatas, perlu suatu pedoman ddam menatalaksana pengolahan

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • lirnbah padat dan cair di rumah sakit.

    1.2. Tujuan1.2.1. fujuan Umum

    sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pengolahan limbah padatdan limbah cair di rumah sakir

    l.2.2.Tujuan Khususl. Menjadi pedoman dalam pengelolaan limbah padat dan cair RS

    di seluruh Indonesia.2- Meningkatkan pengetahuan tentang teknologi dan pemeliharaan

    pengolahan limbah padat dan cair di RS.3. Meningkatkan pengetahuan bagi manajemen RS da-lam

    pengambilan keputusan pada pemilihan teknologi pengolahanlimbah padar dan cair

    4. Meningkarkan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatankerja bagi perugas pengelola limbah

    1.3. Manfaat

    Pedoman penatalaksanaan limbah padat dan cair dibuar sebagaituntunan bagi pihak rurnah sakit dalam mengelola limbah medis paJatdan cair, dan dapat bermanFaat untuk pelai

  • dibahas secara khusus karena tidak membahayakan. Limbah radioaktif,karena sifat-sifatnya yang khas dalam pedoman ini tidak dibahas sama sekali.

    1.5. Pengertian

    1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan darikegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.

    2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakityang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rurnah sakit yangterdiri dari limbah rnedis padat dan non medis.

    3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbahinfeksius, limbah patologi, limbah benda t4"*, limbah farmasi,limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktifi, limbahkontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logamberat yang tinggi.

    4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkandari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur,perkantoran, taman dan halaman yang dapat dirnanfaatkankembali apabila ada teknologinya.

    5. Lirnbah cair adalah semua air buangan termasuk rinja yangberasal dar i kegiatan rumah saki t yang kemungkinanmengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun danradioaktifserta darah yang berbahaya bagi kesehatan.

    6. Limbah gas adalah semua limbah yang berbenuk gas yang be rasaldari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator,dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obatsitotoksik.

    7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organismepatogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organismetersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untukmenularkan penyakit pada manusia rentan.

    8. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan

    t2 Pedoman Umbah Pa&t dan Cair

  • /A\I"V"J\:rZdan stock bahan sangar inFeksius, otopsi, organ binatangpercobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, rerinfeksi ataukontak dengan bahan yang sangar infeksius.

    9. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasidari persiapan dan pemberian obat sitotoksik unruk kemorerapikanker yang mempunya-i kema-mpuan unruk membunuh ataumenghambat pertumbuhan sel hidup.

    10. Limbah 83 adalah limbah yang mengandung Bahan Berbahayadan Beracun bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

    11. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakituntuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan caramengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah (re-use) dan daur ulang limbah (recyctz)

    12. MSDS (Mateial Safety Data SheetllLembar Dara keselamatanBahan (LDKB) merupakan kumpulan data keselamaran danpetunjuk dalam penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya.Pembuatan LDKB dimaksudkan sebagai inFormasi acuan bagipara pekerja dan supervisor yang menangani langsrrng danmengelola bahan kimia berbahaya dalam industri maupunlaborarorium kimia

    13. spongioform encephalopathies adalah penyakit infeksi yangdisebabkan oleh prion menyerang SSP, dan menyebabkangangguan neurologis yang berat

    14. Kapsulisasi adalah pengemasan seqra rapat menyerupai kapsulobat.

    15. Rotary klin merupakan pembakar berbentuk silinder yangberputar.

    16. Agen antineoplastik adalah agenlzat yang digunakan untukmenghambat perrumbuhan kanker/neoplasma

    17. Insenerasi pirolitik adalah pembakaran yang mengakibatkanreaksi penguraian.

    Pedoman Umbah Padar dan Cair

  • 1.6. Dasar Hukum

    l. Undang-undang Nomor 23'lahun 1992 tentang Kesehatan ;2. Undang-undang Nomor 23 Thhun 1997 rcntane Pengelolaan

    Lingkungan Hidup;3. Peraturan Pemerintah Nomor 40ll99l tentang Penanggulangan

    Penyakit Menular;4. Peraturan Pemerintah Nomor l8ll999 jo Peraturan Pemerintah

    Nomor 85 vThhun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahayadan Beracun;

    5. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 Tentang AnalisisMengenai Dampak Lingkungan (Irmbaran Negara Nomor 59Thhun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838)

    6. Peraturan Pemerintah No.74 Thhun 2001 'lentang PengelolaanBahan Berbahaya dan Beracun

    7. Peraturan Pemerintah No.82 Thhun 2001 Tentang PengelolaanKualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (LembaranNegara Thhun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4l5l)

    8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 875lMen.Kes/SK/VlIIi200 I Tentang Penyusunan Upaya PengelolaanLingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan HidupKegiatan Bidang Kesehatan)

    9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876lMen.Kes/SIg'r'III/200 I Tentang Pedoman Teknis AndisisDampak Kesehatan Lingkungan;

    10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204iMenkes/SK/X . | 2004 Tenttng Persyaratan Kesehatan LingkunganRumah Sakit;

    11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58/Men.LH/l211995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair BagiKegiatan Rumah Sakit

    r4 Pedoman Limbah Padat dm Cair

  • 12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor g6lMerr.LH/ l0lZO0Z Tentang pedoman pelaksanaan UpayaPengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya pemantiuanLingkungan Hidup

    t l

    r4.

    Kepurusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor l l2lMen.LH/7/2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah DomestikKeputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45lMen.LH/412005 Tentang pedoman penyusunan LaporanPelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RpL).

    l5Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • BAB IILIMBAH PADAT DAN CAIR RUMAH SAKIT

    2.1. Jenis dan asal limbah

    Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan darikegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (3tr4 maupun gasyang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat infeksius,bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif. Untuk limbahyang berbentuk pasta atau gel kadang agak sulit menggolongkan jenislimbah ini sebagai limbah padat atau cair. Untuk limbah yang berbentukpasta (gel, cream) contohnya salep atau oli bekas. Untuk rnemudahkanpengolahannya (insinerasi atau desorpsi panas) maka jenis limbah inisebaiknya dicampur dengan serbuk gergaji atau pasir dengan jumlahyang cukup sehingga setelah dicampur (diaduk) secara merata makaiimbah ini dapat digolongkan sebagai limbah padat. Selanjutnya untukpengolahannya dapat dilakukan di Instalasi Pengolah Limbah Padati IPLP)

    fual limbah antara lain dari Unit pelayanan medis, meliputi : RawatInap, Rawat Jalan/ Pol ik l in ik, Rawat Intensi f , Rawat Darurat ,Haemodialisa, Kamar Jenazah dan Bedah Sentral. Unit penunjang medismeliputi : Dapur Pusat, Binatu , Laboratorium Klinik, LaboratorittmPatologi anatomi dan Radiologi. Sedangkan Unit penunjang non medismeliputi : Perkantoran dan administrasi, Asiama pegawai, Ruinah Dinasdan Kafetaria.

    lu Pedoman Limbah Pa&t dan Catr

  • Aral l imbeh RS

    .3il;;L\,

    o Laboratorium . Logistiko Ra

  • Limbah infeksius adalah limbah yang terkonta-minasi organismepatogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organismeterscbut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untukmenularkan penyakit pada manusia rentan.Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakandan stoch (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatangpercobaan dan bahan lain yang relah diinokul'si, terinfelsi ataukontak dengan bahan yang sangat infeksius.

    2.1.2. Limbah cair rumah sakitLimbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinjayang berasal dar i kegiatan rumah sakit , yang kemungkinanmengandung mikro-organisme, bahan kimia beracun dan radio aktifserta darah yang berbahryabagi kesehatan.

    J,

    4.

    1

    ajI

    Iil

    4tI1

    ;

    :::l --,I LIMBAH pADrr II r'tEprs I

    semua limbah calrtermasr.ik Can :

    . WC/ Toilet

    . Laundry. Limbah lnbksirrs , Dapur. Lfnbah Patologl. UmbahAnEnomio Benda T6Jam. Umbah Farmasl. umbah sitotoksls. LtmbEh Kimlar Umbah Radlo Akttf. Limbah mengandung

    Log6m Berdt

    Gambar 2. Jenis limbah dalam rumah sakit.

    Semu.r limbah yangberben[rk Gastermasuk hasilpembakar6n p6da

    . Inslnerator

    . Dapur

    . Generatcr

    . Anastesl

    . Obat Sitotoksis

    . Lhbah Dapur

    . UmbahPerkantoran

    . Umbah Tamang. flalanlan

    ]EIIIS LIMBAH RS

    LIMBAiJ PADAT

    Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • 2.2 Karakteristik LimbahLimbah rumah sakit bisa mengandung bermacam _ macam

    mikro.organisme, rerganrung pada jenis rumah sikir, tingkat pengolahanyang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yangada. LimbJ padatrumah sakit terdiri dari limbah padat non rnedis ian limbah padat medis.Limbah padat non medis dibuang ke lokasi pembuangan akhir iang dikelolaoleh pemerinrah daerah (pemda) atau badan rain seluai d.rg; peraruranperundangan yang berlaku, dan untuk limba,h padat medis ,Jb"gai temparpenampungan semenrara harus diolah dengan Instalasi pengolah rimbahPadat (IPLP) selambat-lambamya 24 jam.

    Limbah cair rumah sakir menurut sumbe r lkegiatan yangmenghasilkan limbah cair dapat dibagi menjadi 3 (tiga) keloipok, yakni;pelayanan medik, penunjang medik, administrasi dan fasiliras sosialAdapun parameter limbah cair yang perru diolah adalah BoD, coD, TSS,NH, bebas, suhu, pH dan pOn , sesuai dengan persyaratan Baku Mutufi-!S Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit, k.p,r,rro., Menteri NegaraLingkungan Hidup No : Kep.58/MENLH/t21t995.

    2.3. Persyaratan Thtalaksana Limbah

    2.3.1. Limbah Medis padat2.3.1.1. Minimisasi Limbah

    1) Setiap rumah sakit harus melakukan redulsi limbahdimulai dari sumber.

    2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasipengguna:rn bahan kimia yang berbahaya dan beracun.

    3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengeroraan stokbahan kimia dan farmasi.

    4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaanIimbah medih mulai dari pengumpularr, p.ng*gk,rt*,dan pemusnahan harus melalui sertifikasi d"ri pihakyang berwenang (KLH dan Departemen perhubungan)

    Pedoman Limbah Padar dan Cair l9

  • 2.3.1"2. Pemilahan, Pewadahan' Pemanfaatan Kembali dan

    Daur Ulang1) Pemilahan limbah harus dilakukan

    yang menghasilkan limbah'mulai dari sumber

    kembal i harusdimanfaatkan

    3)

    2) Limbah yang akan dimanfaatkandipisahkan dari limbah Yang tidakkembali.Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satuwadah tanPa memperhatikan terkontaminasi atautidaknya. \ir"d"h tersebut harus anti bocor, anti tusukdan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yangtidak berkepentingan tidak dapat membukanya'Jarum

    -

    dan syri.nges harus dipisahkan sehingga tida'k dapatdigunakan kembali.f-i-U"lt medis padat yang akan dimanfaatkan kembaliharus melalui proses sterilisasi sesuai Thbel 1' Untukmenguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tesBacillus stearothermophilus dan unruk sterilisasi kimiaharus dilakukan tes Bacillus suL'tilis'

    Tabel l. Metode Sterilisasi Unruk Limbah yang.DimanhatkanKembali

    *

    S"h" ----\f"kt"-K";;"k

    . Sterilisasi dengan panas

    "Poupinel" l7O"C 60 menit

    - Srcrilisasi basah dalam otoklaf lzl'C 30 menit

    . Stcrilisasi dengan bahan kimia- fthfene oxide (gas)

    Gluaraldehyde (cair)

    4l

    Metode Sterilisasi

    50"C - 60'C 3-8 jam-

    30 menit

    20 Pedoman Umbah Pa&r dan Carr

  • 5) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untukdimanfaatkan kembali. Apabila rumah sakit t idakmempunyai jarum yang sekdi pakai ldisposabl.),limbahjarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelahmela.lui proses salah sau metode sterilisasi pada Tabel l.

    Thbei 2. Jenis'W'adah dan Label Limbah Medis Padat SesuaiKategorinya

    No Kategori 'Warna Lambang Keterangankontainer/

    4rr-,6b

    Radioaktif Merah

    Sangat KuningInfelsius

    Limbahinfeksiu-s,patologi dananatomiSitotoksis

    Kuning

    Ungu

    5 Limbah Coklatkimia danfarmasi

    - Kantong boks timbaldengan simbol radioaldf

    - Kantong plastik kuat,anti bocor, ataukontainer yang dapatdisterilisasi denganotoklaf

    - Plastik kuat dan antibocor atau kontainer

    - Kontainer plastik kuatdan anti bocor

    - Kanong plasdk ataukontainer

    7) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhipersyaratan dengan penggunaan wadah dan label sepeftipada Thbel 2.

    Pedoman Umbah Padat dan Cair

  • 8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecualiuntuk pemulihan perak yang dihasilkan dari proses filmsinar X.

    9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat,ant i bocor, dan diberi label bertul iskan "LimbahSitotoksis".

    2.3.1.3. Pengumpulan, Penganglirrtan, dan PenyimpananLimbah Media Padat di Linglcungan Rumah Sakit1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan

    penghasil l imbah menggunakan troli khusus yangtertutuP.

    2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklimtropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam danmusim kemarau paling lama 24 jam.

    2.3.1.4. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutanke Luar Rumah Sakit1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada

    tempat yang kuat.2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan

    kendaraan khusus.

    2.3.1.5. Pengolahan dan Pemusnahanl) Limbah medis padat tidak diperbolehkan dibuang

    langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestiksebelum aman bagi kesehatan.

    2) Care dan teknologi pengolahan atau pemusnahanlimbah medis padat disesrraikan dengan kemampuanrumah sakit dan jenis limbah medis padat yang ada.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 2.3.3. Limbah CairKualitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuangke badan air atau lingkungan harus memenuhi persl'araranbaku mutu efluen sesuai Keputusan Menteri LingkunganHidup Nomor Kep-5 B/MENLH/ 1 2/ I 9 95 arau perarurandaerah srempar.

    2.4. Tata, l.aksana Limbah

    2.4.1. Limbah Medis Padat2.4.1.1. Minimisasi Limbah

    1) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkanlimbah sebelum membelinya.

    2) Iv{enggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.3) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada

    secara kimiawi.4) Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi lirnbah seperti

    dala-m kegiatan perawaran dan kebersihan.5) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan

    baku sampai menjadi l imbah bahan berbahaya danberacun.

    6) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.7) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal

    untuk menghindari kadduarsa.8) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan (isi dari kemasan

    tersebut harus habis di pergunakan sebelum kemasannyadi buang)

    9) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saatdiantar oleh distributor.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 23

  • 2.4,1.2. Pemilahan, Pewadahan, PernanFaatan Kembali dan DaurUlang1) Diiakukan pemilahan jenis lirnbah medis padat mulai dari

    sumber yang terdiri dari limbah infeksius,limbah patologi,limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,iimbah kimiawi, limbah radioaktii l imbah kontainerbertekanan, dan limbah dengan kandungan logam beraryang tinggi.

    2) Tempat pewadahan limbah medis padat:a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat,

    kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus padabagian dalamnya, misalnya fi berglass.

    b) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersediatempat pewadahan yang terpisah dengan limbah padatnon-medis.

    c) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehariapabila 213 6agan telah terisi limbah.

    d) Untuk benda-benda tajam hendaknya dita-mpung padatempat khusus (safefy box) seperti botol atau kartonyang aman.

    e) Tempat pewadahan limbah medis padat infelsius dansitotoksik yang tidak langsung kontak dengan limbahhartts segera dibersihkan dengan larutan disinfektanapabila akan dipergunalan kembali, sedangkan unrukkantong plastikyang telah dipakai dan kontak langsungdengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.

    3) Bahan atau dat yang dapat dimanfaatkan kembali setelahmelalui sterilisasi meliputi pisau bedah (scapel), jarumhipodermik, syringes, botol gelas, dan kontainer.

    4) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelahmelalui sterilisasi adalah radionukleida y

    ^g telah diatur

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 5)

    tahan lama untuk radioterapi seperri pins, needles, arauseeds.Apabila steriiisasi yang dilakukan adalah sterilisasi denganethylene oxide, maka tangki reaktor harus dikeringkansebelum dilakukan injeksi ethylene oxide. Oleh karena gastersebut sangar berbahaya maka sterilisasi harus dilakukanoleh petugas yang terlatih. Sedangkan srerilisasi denganglutaraldehyde lebih aman dalam pengoperasiannya tetapikurang efektif secara mikrobiologi.Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasuspencemaran spongioform encephalopathies

    Tempat Penampungan SeinentaraBagi rumah sakit yang mempunyai Instalasi PengolahLimbah Padat (IPLP) di lingkungannya harus mengolahlimbahnya selambat-lambatnya 24 jam.Bagi rumah sakit yang ddak mempunyai Instalasi PengolahLimbah Padat (IPLP), maka limbah medis padatnya harusdimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lainatau pihak lain yang mempunyai Instalasi Pengolah LimbahPadat (IPLP) untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.

    TiansportasiKantong limbah medis padat sebelum dimasukkan kekendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer

    6)

    2.4.r.3.1)

    ?)

    2.4.r.4.1)

    yang kuat dan terturup.2) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan

    manusia maupun binatang.3) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan

    alat pelindung diri yang terdiri:

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 25

  • a) Topi/helm;b) Masker;c) Pelindung mata;d) Pakaian panjang (coverall):e) Apron untuk indusrri;f) Pelindung kaki/sepatu boot; dang) Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty

    gloves').

    2.4.1.5. Pengolahan, Pemusnahan dan Pembuangan Akhir LimbahPadat1) Limbah Infeksius dan Benda Taiam

    a) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan danpersediaan agen infeksius dari laboratorium harusdisterilisasi dengan pengolahan panas dan basah sepertidalam autoclafsedini mungkin. Untuk limbah infeksiusyang lain cukup dengan cara disinfelsi.

    b) Benda tajam harus diolah dengan Instalasi PengolahLimbah Padat (IPLP) bila memungkinkan, dan dapatdiolah bersama dengan l imbah infeksius lainnya.Kapsulisasi juga cocok untuk benda tajam.

    c) Setelah insinerasi atau disinfeksi, residunya dapatdibuang ke tempat pembuangan 83 atau dibuang keIzndfll jika residunya sudah aman.

    2) Limbah Farmasia) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat di olal, dengan

    insinerator pirolitik (pyro lytic incinerato r), rotary kiln,desorpsi panas atau dikubur secara arnan, sanitary knd-f.ll, dibuangke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapidalam jumlah besar harus menggunakan fasilitaspengolahan yang khusus seperti rotary kiln, kapsulisasidalam drum logam, dan inersisasi.

    ti

    d,a:i:s

    gf,

    flIiE

    26 Pedoman Limbah Padat dan Cait

  • b) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harusdikembalikan kepada distributor, sedangkan bila dalamjumlah sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan,supaya dimusnahkan melalui insinerator pada suhu diatas 1.000 "C atau dengan desorpsi termal dengan suhu600 "c

    3) Limbah Sitotoksisa) l,imbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh

    dibuang dengan penimbunan (kndftD atau ke saluranlimbah umum.

    b) Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan keperusahaan penghasil atau distriburornya, insinerasipada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Bahan yangbelum dipakai dan kemasannya masih urr.rh kar.rrlkadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabilatidak ada Instalasi Pengolah Limbah padat (Ipl-pj, dandiberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kedaluarsaatau tidak lagi dipakai.

    c) Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1.200"C dibutuhkanuntuk menghancurkan semua bahan sirotoksik.Insinerasi pada suhu rendah dapat nrenghasiikan uapsitotoksik yang berbahaya ke udara.

    d) Insineratorpirolirik dengaa 2 (dua) rungku pembakaranpada suhu 1.200"C dengan minimum waktu tinggal2dedk atau suhu 1.000.C dengan waktu tirgg"l 5 Jetikdi tungku kedua sangat cocok untuk b"ha" ini dandilengkapi dengan penyaring debu.

    e) Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatanpembersih gas. Insinerasi juga memungkinkan denganrorary kiln yang didesain untuk dekomposisi panaslimbah kimiawi yang beroperasi dengan baik pada suhudi atas 850.C.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair a1

  • f) Insinerator dengan satu tungku atau pembakaranterbuka t idak tepat untuk pembuangan l imbahsitotoksis.

    g) Metode degradasi kimia yang mengubah senyawasitotoksik meniadi senyawa t idak beracun dapatdigunakan tidak hanya untuk residu obat tapi juga untukpencucian tempat ur in, tumpahan dan pakaianpelindung.

    h) Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasioleh kalium permanganat (KMnOn) atau asam sulfat(H2SO4), penghilangan nitrogen dengan asam bromida(HBr), atau redul

  • dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi, atau ditimbun(kndftt).c) Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar

    Tidak ada cara pembuangan yang a.man dan sekaligusmurah untuk limbah berbahaya. pembuanganrry" l.bihditenrukan kepada sifat bahaya yang dikirdung olehlimbah tersebut. Limbah rertenru yang bisa dib"k",seperti banyak bahan pelarut dapat diinsinerasi. Namunbahan pelarut dalam jumlah besar seperri pelaruthalogenida yang mengandung klorin

    "r.,. florin oid"k

    boleh diinsinerasi kecuali insineratornya dilengkapidengan alat pembersih S"r.

    d) Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimiaberbahaya tersebut ke distr iburornya yang akanmenanganinya dengan aman, atau dikirim ke negaralain yang mempunyai peralatan yang cocok r'rntr.rkmengolahnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikandalam penanganan limbah kimia terbah.ya,. Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda

    harus dipisahkan untuk menghindari reaksi kimrayang tidak diinginkan.

    . Limbah kimia berbahaya dalam iumlah besar tidakboleh ditimbun karena d"p"t m.rr.emari air tanah.

    . Limbah kimia disinfektan dalam jumlah besar tidakboleh dikapsulisasi karena sifatnya yang korosif danmudah terbakar.

    . Limbah padat bahan kimia berbahaya carapembuangannya harus dikonsultasikan

    -terlebih

    5) t'ahulu kepada instansi yang berwenang.

    a) Umbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak

    Pedoman Umbah Padat dan Cair 29

  • 6)

    boleh dibakar atau di insinerasi karena beris ikomencemari udara dengan uap beracun dan tidak bolehdibuang ke landfili karena oapat mencemari air tanah.

    b) Cara yang disarankan adalah dikirirn ke negara yangmempunyai fasilitas pengolah limbah dengan kandunganlogam berat dnggi. Bila tidak memungkinkan, limbahdibuang ke tempat penyimpanan yang aman (sesuai bakumutu limbah 82 dari KLH) sebegai pembuangan akhirunnrk limbah industri yang berbahaya" C-an lain yangpaling sederhana adalah dengan kapsulisasi kemudiandilanjutkan dengan landfill hanya dalam jumlah kecildapat dibuang dengan limbah biasa.

    Kontainer Bertel&nana) Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer

    bertekanan adaiah dengan daur ulang atau penggurraankembali. Apabila masih dalam kondisi utuh dapatdikembdikan ke distributor untuk pengisian ulang gas.Agen halogenida daiam benruk cair dan dikemas dalambotol harus diperlakukan sebagai limbah bahan kimiaberbahaya unruk pembuangannya.

    b) Cara pembuangan yang tidak diperbolehkan adalah'pembaicaran

    atau insinerasi karena dapat meledak.. Kontainer yan1 masih utuh

    Kontainer-kontainer yang harus dikembdikan kepenjudnya addah:-

    Thbung atau silinder nitrogen oksida yang biasanyadisatukan dengan peralatan anestesi.

    - Tabung atau silinder etilen oksid^yang biasanyadisatukan dengan peralatan sterilisasi

    : Tabung bemekanan untuk gas lain seperti oksigen,nitrogcn, karbon dioksida, udara bertekanan.siklopropana, hidrogen, gas elpiji, dan asetilin.

    30 Pedoman Limbah Padat dm Carr

  • ' . Kontainer yang sudah rusak

    Kontainer yang rusak tidak dapat diisi ulang harusdihancurkan setelah dikosongkan kemudian barudibuang ke landfill.Kalengaerosol kecil harus dikumpulkan dan dibuangbersama dengan limbah biasa drlam kantongplastikhitam dan tidak unruk dibakar atau diinsinerasi.Limbah ini tidak boleh dimasukkan ke dalamkantong kuning karena akan dikirim ke lnstalasiPengolah Limbah Padat (IPLP). Kaleng aerosoldalam jumlah banyak sebaiknya dikembalikan kepeniualnya atau ke instalasi daur ulang bila ada.

    2.4.2. Limbah Medi.s Caira- Limbah medis cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang

    sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, ,rolum",dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.

    b. saluran pembuangan limbah harus menggunakan sisrem saruranrerrurup' kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar,serta terpisah dengan saluran air huian.

    c' Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cairsendiri atau bersama-sarna seanra kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan reknis, apabila belum adaatau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.

    d- Perlu dipasangdat pengukur debitlimbah cair untukLengetahuidebit harian limbah yang dihasilkan.

    e. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dansaluran air limbah harus dilengkapi/ditutup dengin gritt.

    f. Air limbah yang berasal dari laboratorium h".,rr dior"h diInstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyaiIPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang beriaku melaluikerjasama dengan pihak tain atau pihak yang berwenang.

    Pedoman Limbah Padat den Cair

  • g. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (ffiuent)dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    h. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandungatau terkena zat radioaktif, pengeiolaannya dilakukan sesuaiketentuan BAfAN.

    i. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuaidengan bahan radioaktif yang dipergunakan oieh rumah sakiryang bersangkutan.

    Untuk memudahkan pemahaman penatalaksanaan limbah rumahsakit dapat dilihat alur pengelolaan limbah rumah sakit seperti pada gambar2 dibawah ini.

    'Lrr{BAtt Rs

    :r*q=

    ::;.'a

    Gambar 3. Alur penatalalcsanaan limbah rumah sakit.

    Limboh coirIPLG

    (Instdl . r l Pengol .hLimbah Gds)

    IPLP( Ir6t ltti Peooohh

    Umbrh Padrt)l

    32 Pedomen Limbah Padat dan Cair

  • BAB IIIPENATALAKSANAAN PENGOI-A,HAN LIMBAH

    3.1. Teknologi Pengolahan Limbah Medis Padat

    Limbah medis padat adalah limbah padat yang bersifat infeksius,sangat infeksius atau sirotoksis. L imbah medis padat sebelumditempatkan dipenampungan sementara harus diolah dengan InstalasiPengolah Limbah Padat (IPLP) selambat-lambatnya 24 jarn. perlupenanganan yang cpar agar sifat infeksius dari limbah tersebut tidakmenyebar ke l ingkungan. Maka pemil ihan reknologi IpLp danKapasitas pengolahannya, merupakan faktor yang sangat pentingdalam menentukan keberhasi lan suatu rumah saki t mengelolal imbahnya.

    Untuk menghitung kapasitas IPLP yang diperlukan suaru rumahsakit belum ada rumusan yang tepat, karena ridak ada data yang clapatdijadikan acuan unruk menenrukan jumlah limbah yang dihasilkan rumahsakit di Indonesia. Jumlah limbah medis suatu rumah sakit tidak hanyabergantung dari jumlah tempat t idurnya saja, tetapi juga sangardipengaruhi oleh jumlah pasien dan jenis penyakit yang dideritanya.Didalam rabel 3 dibawah ini termuat perhitu'gan sederhana renrangkapasitas IPLP yang diperlukan oleh rumah sakit pada berbagai kelas.Perhitungan kapasitas IPLP hanya berdasarkan pada jumlah tempat tidurdi dalam suetu rumah sakit dan mengabaikan jumlah pasien dankondisinya. Dalam tabel tersebut diasumsikan I tempat tidur didalamsuatu rumah sakit n:enghasilkan limbah padat rata-rata sebanyak 250gram perhari , maka predilai untuk masing-masing kelas rumah sakitdan kapasitas mesin pengolah limbah padat yang diperlukan dihitungdengan asumsi 6 jr- kerja dalam sehari.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 33

  • Thbel 3. Prediksi antara tipe RS dan kapasitas mesin pengolah limbah padatii,p. RS li"rhh ,.mfr*idrt Jr"rlrh Ltt"brh I'"d"t-K"p*'t,* M.rtn futiar*,Li-Kelas AKelas BKelas C

    > 400300 - 400

    < 300

    > 100 kg / hari75 - 100 kg / hari

  • _

    Limbah padat medis dapat diolah dengan beberapa cara, pengolahanini bertujuan untuk menghilangkan sifat infeksius d"., p"tog.., iari limbahse rtarneminimisasinya sehingga dapat dibuang ke tempat penimbunan ataulandfill dengan mudah dan aman. Banyak tersedia t.t""togi pengorahanlimbah padat medis, dala-m Tabel 4 memuar jenis teknologi r".r" macamlimbah padat medis yang dapat diolah.

    TEKNOLOGI Limbahinfeksius

    Limbahsangar

    infel

  • . : |,ij-;,-s:g:,..:r:3.1.1 Insinerasi (Pengabuan)

    3"1.1.1 Uraian UmumInsinerasi adalah suaru proses di mana limbah padat medis dibakar

    dengan oksigen dari udara- dan diubah menjadi gas hasil pembakaran sertaresidu yang berupa abu. Gas hasil pembakaran dibuang seqrra langsung keudara arau diproses lebih dulu melalui suatu alat pengendalian polusi udara.Residu (abu) yang ddak dapat dibakar selanjurnya dipindahkan dari tempatpembakaran ke tempat pembuangan yang disebur landfill. Insinerasi sangatmengurangi volume dan berat limbah medis padat yang jumlahnya besarhingga tinggal kira-kira kurang dari 5 o/o nya sert. dap"t menghilangkanmikroba di dalam sisa limbah.

    Banyak senyawaan kimia sangat beracurr terbenruk pada prosespembakaran limbah medis yang tidak terkontrol, apalagijika limbah medisyang dibakar adalah limbah medis yang heterogen. campuran material yangberagam menyebabkan adanya temperatur bakar dan suhu penguapan yangberbeda untuk tiap material, sehingga hampir tidak mungkin terjadipembakaran sempurna untuk semua material limbah medis. pembakarantidak sempurna inilah yang kemudian akan menghasilkan emisi seperri car-bon monoksida dan yang paling berbahaya ialah terbentuknya seiryawadioh-sin dan furan.

    9l0t;GD:::qp::654

    tliorin 1..1.7J1 *-'l 'etrachlorxlibrnzo( pf diorin

    ]-rran ]-1.7,8 -'l ctrachlorudihenzofuran

    Gambar 5. Rumus molekul Diolain dan Furan.

    C:I

    36 Pcdoman Limbah Padat dan Cair

  • Dioksin dan furan adalah sekelompoksenyawa kimia (rebih dai75 va'anyang dibedakan oleh posisi dan jumlah atom krornya) iang tidak berwarnadan tidal< berbau tetapi sangat beracun dan merupakan p.^il., timburnya ser,sel kanker (karsinogen). pelqaruh dioksin pada manusi" t r"h banyak menjadiperbincangan dalam dua dekade terakhirlni, karena sampai ,r , irri dioksinmerupakan senyawa paling beracun yang pernah dir.,,'i.,.r, manusia. Dariseluruh golongan senyawa diolain y*.tg prli"g beracun iarah senyawa 2,3,7,8-Te tra- c h lo ro -D i b enm -p ara- D i oxin atau

    -disingka t z, 3, 7, a - TCi D yang orehBadan Kesehatan Dunia (\7Ho) diberi nirai tingrt bahaya ncun (TEF!Toxic

    Equiuabncy Facton) adatah 1 Gatu) dan ini -.r,rl"k*

    nilai yang paring tinggidibandingkan dengan strychnine (racun tikus) hanya ttiood dan sianida(banyak digunakan untuk meracuni ikan) yang hanya r/150.000. pengaruhracun dari dioxin sangar mengerikan karena d"p"a *.r,y.babkan kerusakanorgan sequa luas seperti

    : gagg"* fungsi hati, j"rrurg, paru, ginjal sera

    T:"FTgg" fungsi metabolisme dan menyebabkan k.Jus;k- ;d" sistemkekebalan rubuh. Pada percobaan terhadap ti.,".rt g di laborarorium, diolsinSlbukti menunjukkan karsinogenik (p..ry.b"b r.-r...1, teratogenik (penyebabkelahiran cacat) dan mutagenik (penyebab kerusakan g"netiki_

    2.500,oo0

    ?,000,0@

    t,500.000

    1.000.000

    1t0 t00 Kn g|o lr0 l|oo 450 500 irroTEilPERATURE("C)

    Gambar 6. IGtnre suhu pembentukan Diolain.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

    2ot*()alj-?z

    f'{o6tIJoctla

    37

  • li.E-:

    Baik dioksin mauPun furan tidak mempunyai nilai komersial,sn1ra1y""n ini terbentuk secara tidak sengaja karena akibat aktifitasmarlusia, misalnya pada pembakaran sampah atatt produk samping padapembuatan pestisida seperti Pentachlorophenol (PCP). Pada prosespembakaran sampah, terutama j ika sampah yang dibakar adalahcampuran material organik yang kompleks (lignin, kayu, kertas, plastik,dan lainnya) dengan senyawaan yang mengandung atom Klor misalnya:garam dapur /natrium klorida, asam klorida' senyawaan organik yangmengandung klor, plastik/PVC, dll. Campuran material tersebut jikadibakar pada suhu antara 25|"Csampai dengan 600'C sangat berpotensiterbentuk dioksin, apalagi j ika pembakarannya t idak sempurna,kekurangan oksigen dan pemanasannya tidak merata. Dioksin sebagianbesar (98olo) terbentuk di fty ash (abu hasil pembakaran) dan bukan diasapnya. Tetapi jika suhu pembakarannya lebih besar dari 1200"C makadioksin akan hancur terurai membentuk karbon dioksida (COr), air(HrO) dan asam klorida (HCl).

    Perlu dicermati bahwa persyaratan suhu pembakaran limbah medispada insinerator harus diatas 1200 "C, yang dimaksud oleh persyaratan iniadalah suhu gas buang hasil pembakarannya dan bukan suhu titik apipembakaran. Sering terjadi pada peralatan insinerator ternyata termometerpengukur suhu di tempatkan sedemikian rupa sehingg^yanlterukur adalahtitik api pembakarnya dan bukan suhu gas buang hasil pembakaran.Tentunya ini sangat ironis, karena pembentukan diolain ada didalam gasbuang hasil pernbakaran terutarna di dalam fb-*h (abu terbang). Suhutinggi ini harus tetap dapat dipertahankan ketika material baru limbahmedis padat dimasukkan ke ddam insinerator. Biasanya ketika diberikaninput baru limbah medis padat, maka suhu insinerator akan turun drastis,jika terjadi flukruasi suhu maka insinerator tersebut merupakan penghasildioksin.

    Pada beberapa insinerator ada yang sudah dilengkapi dengansistem sirkulasi thermal, suhu operasi dapat dinaikkan hingga lebih besar

    , t*

    4il

    q.it.;;

    Pedoman Limbah Padat dan Carr

  • dari 1200'C, namun berarti diperlukan biaya operasional yang jauhlebih besar, karena bahan bakar yang diperlukan juga lebih banyak.Disamping hal tersebut peralatan insineratornya juga sangat mahalkarena bahan konstruksi logam harus tahan panas dan karat pada operasitemperatur ringgi. Isolasi thcrmal dengan batu-tahan api juga sangarsulit perawatannya karena mudah pecah pada fluktuasi remperatur dangetaran.

    Selain dioksin dan furan, insinerator juga merupakan sumber uramapencemar logam berat misalnya, raksa (Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd),arsen(As), kromium(Cr). Pada suhu insinerasi yang sangat tinggi logamberat tersebur menjadi mudah sekali menguap, membentuk senyawaoksida yang sifat racunnya ddak kalah berbahaya. Misalnya logam raksa,merupakan racon yang sangat kuat menggangu sistem saraf, panca inderadan menurunkan kecerdasan, demikian pula pengaruh logam-logam beratIain pada umumrlya. Pada proses pembakaran juga ticiak dapat dihindarkanterbentuknya oksida nitrogen (NO,) dan oksida sulfur (SO.), yang jikabanyak terdapat diudara dan bercampur dengan hujan maka airnya akanbersifat asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan korosif pada bangunan/gedung , ranah menjadi tandus dan gatal-gatal j ika rerkena kul i t ,sedangkan gasnya sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada sisternpernafasan.

    Limbah yang semula begitu besar volurnenya, serelah mengalamiinsinerasi jumlahnya hanya tinggal seonggok abu. Bukan berarri l imbahtersebut musnah, yang terjadi sebenarnya pada proses pembakaranadalah mengubah limbah menjadi gas hasil pembakaran dan partikel-partikel abu yang kemudian dipidahkan atau disebarkan ke udara.Maka pada insinerator mut lak diper lukan alat pemroses ataupengendali pencemaran udara agar insinerator tidak disebut sebagaialat penyebar racun ke udara.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 39

  • 3.1.1.2 Parameter Operasional

    3.1.1.2.1 . Paramerer Tbmpat pembakaran, Beberapa parameter mempengaruhi efisiensi pengabuan limbah

    yang berupa bahan organik, mencakup remperarur, pengurangan tekananQtresyure drop) , keburuhan oksigen, karakteristit ti-u"rt, kecepatanpembakaran dan konsumsi bahan bakar atau energi yang diperlik"n.Pressure drop adalah selisih tekanan diluar dan didalam t,r"rrg p.-bakaran,jtl

  • ALJ Udara bersih

    Fllter Udara

    Perryemprot air

    Kisi-kisisarrng lebah

    Gas hasllpembakaran

    KontrolKontrol pH

    kekeruhan

    3ambar 7. Skema peralatan Scrubber

    3.1.1.2.2 Karakreristik limbahSifat-sifat kimia dan fisika dari limbah medis sangar beragam.

    Limbah medis yang dibuang oleh rumah sakit selalu berubah-ubah sifatdan jumlahnya seriap saat, hd ini akan sangat menyulitkan ketika dilakukanpengabuan. Jika kondisi limbahnya sangar basah banyak mengandung airmaka diperlukan bahan bakar yang jumlahnya sangar besar hanya untukmenguapkan atrnya dan ini merupakan pemborosan biaya. sifat limbahyang sangat heterogen menyebabkan fluktuasi temperarur yang sangat besarketika dilakukan pembakaran hd ini menyebabkan pecahnya batu rahanapi penyekat dinding ruang pembakar sehingga alat insinerator juga ceparrusak.

    4lPedoman Limbah Pa&t darr Cair

  • Bahan yang bersifat radioakrif bageimanapun juga sangat beresikojika dilakukan pengabuan karena sifat radioaktifnya akan tetap tida-k berubah.Demikian juga jika yang diabukan ba-han kimia yurg sangar beracun perludilakukan pemantauan rerus menerus unruk mengamati apakah sifat racundari bahan tersebut dapar hilang ketika dilakukan pengabuan, logam-logamberat sifat racunnya tidak berubah walaupun relah berubah rnenjadi abu.

    3.1-1.2.3. Abu sisa pembakaranPembakaran limbah pada insinerator selalu menghasilkan abu, abu

    ini secara berkala harus dibersihkan dari ruang pembakaran. Untukmembersihkan abu dari dalam ruang pembakaran maka incenerator harusdipadamkan dan didinginkan, proses ini memerlukan waktu sekitar 8 jamsebelum incenerator dapat dioperasikan lagi. Perlu dibuat suatu jadual yangketat agar proses pembakaran limbah tidak rerganggu, kecuali j ikainceneratornya bekerja secara otomaris penuh sehingga abu sisa pembakaraadapat terbuang dengan sendirinya.

    3.1.L.3 lenis InsineratorAdar' beberapa jenis insinerator yang dapar digunakan untuk nrengolah

    limbah medis, diantaranya ialah :

    3.1 .1.3.1 Insinerator ruangan runggal.Insinerator jenis ini merupakan insinerator yang paling sederhana,

    bentuknya seperti oven kue yang diberi cerobong asap. Ruang bakarnyaberbentuk datar sehingga limbah yang berada dibagian dasar cenderung ddakterbakar dan perluwaktu yang cukup lama agar seluruh limbah habis terbakar..Pembakaran yang dihasilkan cenderung tidak sempurna karena kurangnyapamasokan oksigen. Jika pasokan olaigen dari udara ditambahkan, mal

  • @Ccrobong arep *

    Rumgbrku

    Oinding bal!trhrn apl

    Alas pcmbaku

    RuuO rbu

    (A)

    Gambar 8. Insinerator ruangan runggal (A) bentuk kotak (B) bentuk hbung

    3-1.1.3'2Insineraror multi ruang (Mutti chamber) dengan udara yangdikendalikan

    Insinerator multi ruang dengan udara yang dikendalikan mempunyaidua tempat pembakaran yang terpisah. Ruang pembakaran pertama (pri-r,chamber) merupakan rempar memasukkan limbah med.is, iiruangan inilahpembakara' dimulai. Jumlah udara yang masuk dalam ruangan inidikendalikan sehingga jumlahnya kurang dari yang dibutuhkan secarastokiometris. Pe.mbakaran limbah di ruang pertama ini terjadi dalam tigalalrapan, pertama penguapan cairan yang terdapar dalam il-U"lr. Kedua,bahan-bahan yang mudah menguap akan diuapkan dan dimasukkan keruang pembakaran kedua (sehunder chamber). Tahap ketiga, karbon yangmerupakan sisa pembakaran limbah dalam .u"ng p.mb"karan perramamulai dibakar.

    Ruang pembakaran kedua menerima masukan semua gas hasilpembakaran tak sempurna dari ruang pembakar pertama. Dalam ruangpembakaran kedua semua gas yang dapat terbakar, dibakar dalam temperaruryang tinggi dengan jumlah udara yang berlebihan, sehingga diharapkansemua gas terbakar dengan sempurna. Insinerator multi ruang siring

    Lobang udua

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 43

  • :i:!

    I:**t.1

    ia-.r=l1#dirancang dan digunakan secara khusus untuk membakar limbah medis

    yang kadar cairannya tinggi arau sebagian besar limbah berupa cairan.Lobang tempat memasukkan limbah yang akan dibakar diletakkan lebihtinggi dari pada tempat pembakaran, hal ini dimaksudkan untuk mencegahagar cairan yang dibakar ddak meleleh arau tumpah keluar dari tempatpembakaran. Jika hanya digunakan satu buah alat pembakar (burner) sqamaka panas yang dihasilk-an tidak cukup, biasanya perlu ditambahkanpembakar ta-mbahan untuk membancu menguapkan cairan yang jumlahnyasangat besar rersebut.

    Cerobong asap

    3.I.l.3.3Insinerator dengan tempar pembakar yang berputar (Rotdry Kiln)Insinerator dengan tempat pembakar yang berputar mempunyai dua

    ruang pembakaran. Ruang pembakar pertama (primer) berupa suatu silinderyang berputar, sedangkan ruang pembakar kedua (sekunder) berupa silinderatau kotak yang tetap tidak dapat berputar. Limbah dimasukkan ke dalamruang pembakar yang pertama dan dibakar dengan sejumlah oksigen dariudara, setelah volume limbahnya berkurang dilanjutkan pembakaran diruang pembakar yang kedua-

    Ruang

    Gambar 9. Insinerator multi ruang.

    44 Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • .

    Karena pembakarnya berputar maka limbah yang dibakar mengala-mipengadukan sehingga pemt'akaran terjadi secara merara diseluruh bagianlimbah. Insinerator jenis ini harganya mahal karena sistem mekaniknyacukup rumit"

    Ki lenTernpat pembakaryang berputar

    r"\^ \Lj d2\

    Cerobong

    //asapTempatmemasukkanl imbah

    Dari kctiga jenis insineraror tersebut jika diperbandingkan dalamhal harga, kemampuan dalam pengolahan limbah serra da-mpak pencemaranyang dihasilkan dapat dilihat dalam Thbel 5 berikut ini.

    Tabel 5. Perbandingan jenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahanlimbah

    'Jenis H-g"insinerator

    Kapasitas pengolahan Kemampuan pembakaran

    Ruangantunggal

    Medium Kecil (tidak dapat dibuardengan kapasitas besar,semakin besar jumlahlimbahnya pembakarannyasemakin ti&k merata )

    Pembakaran ddak merata sebablimbah dirumpuk, bagian bawahsering tidak rerbakar. Sangatpotensial penghasil gas pencemarudara

    Gambar 10. Insinerator dengan pembakar yang beipurar.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 4)

  • @Thbel 5. Perbandingan jenis insinerator dan kemampuan dalam pengolahan

    limbah (Lanjutan)Jenis Hargainsinerator

    Kapasiras pengolahan Kemampuan pembakaran

    Multiruang

    Mahal Dapat dirancang sesuaikapasitas yang dibutuhkan.

    Jika keburuhan oksigen unrukpembakarannya diatur denganbaik maka kualitas pembakarannyacukup baik Sangpt cocok unnrktimbah yang kadar airnya dnggi.Pembakaran yang dihasilkansangat baik merara diseluruhbagian limbah karena limbah yangdibakar mengalami pengadukan(diputar). Perlu perawaran yangteliti agar sistem mekanik yang

    Pembakarberputar

    Sangatmahal

    Dapat dirancang sesuaikapasitas yang diburuhkan.Pembakaran dapat dilaku-kan secara terus rnenerus(kontinyu)

    3.1.I -4 Pemeliharaan Insinerator

    Pemeliharaan pada insinerator terurarna pada rempar penrbakarandan alat pengendal i polusi udara. pemel ihara". y". ,g- baik akanmemperpanjang hidup komponen rempar pembakaran, mngurangi polusidan mengurangi biaya perbaikan sebab pekerjaan perbaikan liayanyamahal.

    Ruang pembakar selalu bekerja pada suhu ringgi maka komponen_komponen yang terbuat dari logam akan cepat rusak atau karatan terkenaasap hasil pembakaran yang bersifat asam. Jika ruang pembakaran dilapisibatu tahan api, maka fluktuasi suhu pembakaran dan p.**rrkk"r, rimbahcair dimana ruang pembakaran masih bersuhu tinggi dapat menyebabkanbatu tahan api pecah.

    Jika insinerator dilengkapi dengan scnrbber maka pH cairan scrub-ber harus selalu dikontrol jika pHnya rendah (asarn) maka komponen-komponen scrubber yang terbuat dari logam akan cepat rusak rerkena karat.

    #*$.cr!

    s':,in

    -s'i+#, i :

    46 Pedornan Limbah Padat dan Cair

  • Demikian juga filter debu yang terdapat dalam scrubber, jika filter jarangdibersihkan penl'umbaran pa.r" firter menyebabkan rli* i.-cu"'g- g".hasil pembakaran tergaaggu cian proses pembakaran juga^terhambat.3.1.1.5 Keunggulan trnsinerator

    . . -

    K"r.rggulan digunakan insinerator sebagai pengorah limbah rerutarnaadalah susurnyavolume limbah setelah dilakuian p..ig"bu".,, dari sejumlahbesar.volume limbah padat dapat menjadi abu yang jumrahnya hanya sedikitsekali.

    3.1.1 .6 Kekurangan InsinerarorKekurangan insinerator sebagai pengolah limbah1) Insinerator bekerja pada suhu tin-ggi maka peralatannya cepat

    menjadi rusak karena karatan aan ha ini menyebabkan biayaperawaran juga tinggi.

    2) Gas-gas hasi l pembakarannya dapat mencemari udara,menggunakan insinerator sarna saja dengan mengubah rimbahpadat menjadi gas dan menyebarka.,.y" k. ,.d".".1i"ka limbahny,amengandung unsur_unsur yang berbahaya dan beracun makaasap dan abunya harus seralu diawasi dan dikendalikan karenabisa saja justru bahan-bahan beracun tersebut disebarkankemana-mana.

    3) Biaya operasionalnya besar terurama bahan bakar yangdigunakan unluk mencapai suhu tinggi, Cemikian juga biay;bahan-bahan kimia yang digun"k* u"t"k sistem iengendalipencemaran udaranya (scrubber, absorber, filter dan lain_lainnya).

    4) Harganya relatif mahar dibandingkan sistem pengolah rimbahpadat yang lain,- apalagr jika insinerarornya dilenfkrpi dengansistem pengendali pencemaran udara maka harganyl

    "L"r, ,"r,g".mahal.

    Pedoman Umbah Padat dan Cair

  • 1"I.1.7. Faktor resiko bagi pengelola InsineratorLingkungan tempat pengolahan limbah medis n'risalnya lingkungan

    tempat beroperasinya insinerator rnerupakan daerah yang berbahaya pekerjayang berada di daerah tersebut potensial untuk terkena bahan kimiaberbahaya, terinfeksi penyakit atau terbakar, terkena soda cairan scrubberketika rnelakukan perawatan scrubber, terkena bahaya beracun dari senyawaorganik dan logam berat dari partikulat asapnya, orang yang bere.siko pal-ing besar terutama adalah operator dan teknisi yang merawat peralatantersebut. Ketika sedang dilakukan pembersihan filter sebaiknya diberikan"Hypoventilation" yaitu dengan mengali rkan ol

  • dihasilkan gas-gas pencemar udara, misarnya oksida nitogen atau oksidasulfur penyebab hujan asam dan karbon monoksida yrrg blrn..rn. DioksinGelrawl kimia penye.bab kanker) dalam proses d.*rp!r panas juga tidakterbenruk, karena dioksin hanya t .b..,t,ri p"d" p.oro pembakaran padasuhu sekitar 300 - 600'c. Desorpsi panas sangar eiektif untuk memisahkanbahan-bahan organik dan anorgarrik y"rrg mudah menguap misalnya:minyak, pestisida dan beberapa logam kadmium, air raksa r..,* ,ro' logammisal arsen, sulfur dan klor. Material yang terah terdesorpsi, berada dalambentuk uapnya akan lebih mudah ,rn.,rk dikumpulkan^ kembari dengancara didinginkan, uap akan rerkondensasi sehingia tcrkurnpul dan tidakrersebar kemana-mana sehingga tidak mencemari udara.

    Dengan sisrem desorpsi panas mareriar yang berbahaya dan mudahmenguap dipisahkan lebih dulu sehingga lebih mudah ,r.rt,-rk ditangani,entah akan dibuang atau dimanfaatkan-tmbali. Sedangkan bahan-bahanorganik yang sukar menguap akan te.urai (terkarbonisJi) menladi arang.AI*g yang dihasilkan dalam proses ini berupa serbuk ar.ng'd.., perL,dilakukan uji laboratorium untuk me.,yimp,rlkan bahwa ,J.b.rk ,.".rgtersebut bersifat toksik arau non roksik. Selanjutnya jika serbuk ara,'gnyabersifat non toksik maka arang rersebut a-man untuk dimanFaatkan, misJny.dicetak menjadi bahan bakar yang bernama briket arang.

    Pada proses desorpsi panas, material limbah dip".rrrk"r, pada suhusekitar 300'c diddam suatu silinde r yangberputar dengan kondisi tekanan

    3.t .2.2

    udara vang rendah. lengan melakukan pemutaran fiengadukan) makaPemanasan menjadi efisien karena panas menyebar secara

    -.r"," kesemua

    bagian material limbah dan proses desoqpsi dapat berlangsung secara lebihcepat.. Dalam hd pemanasan ini, rimbah tiaak aiuat

  • 'c, tetapi jika karbonisasi dilakukan dalarn kondisi tekanan udara lebihkecil dari I atmosfer, penguraian limbah organik dapat terjadi pada suhusekitar 20a - 400 'c. selanra proses pemanasan awal, material limbah yangmudah menguap akan keluar dari limbah.

    uap ini jika didinginkan berubah bennrk menjadi cairan yang setelah,melalui beberapa tahap pemisahan, cairan ini dapat dimanfaatkan unrukbahanibakar atau bahan pengawet. sisa material padat akan terkarbonisasi membentukserbuk arang. Sedangkan limbah plastik pada proses ini tidak mengalamiperubahan, plastik hanya akan meleleh dan menggumpal menjadiplasdk, yang mudah dipisahkan dari serbuk arang dengan cara pengalakan.Bola-bola plastik ini masih dapat didaur-rl*g lebih lanjut unnrk keperluanlain.

    Lama prosses pengolahan limbah dengan cara ini sangar berganrungdengan karakter limbah yang diolah, jika limbahnya banyak mengandungair maka perlu waktu yang iebih lama dibandingkan limbah yang kering.Sebagai ga-mbaran kasar, unruk sampel padat dengan 6erar 25 kg dengankadar air'25 o/o dapat diproses dalam *'aktu I jam dengan konsumsi bahanbakar solar sekitar 2,8 lirer/iam.

    Pengumpanl imhah

    ["";ffi'":ln :,:?ilff"nGamb.ar 11. Sistem desorpsi panas pengolah limbah

    Ban berJalan

    Cerobong asap

    Unit dsorpsi panas gak

    50 Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • 3.1 .2.3 Parameter OperasionalKeberhasilan pengolahan limbah dengan desorpsi panas berganrung

    pada suhu, wakru dan rendahnya rekanan udara craram 1n..g* d"rorpJpanas' Rendahnya tekanan udara dalam ruangan desorpsi p*", ,.r.r,rp"L""faktor penting karena sangar membanru dalam h"l p"ng,rr"ian bahan limbahterhadap suhu yang diperlukan" semakin rendah ,.k*r,"., udara dalam:uangan desorpsi panas maka suhu yang diperlukan untuk menguraikanbahan limbah semakin rendah sehingga konsumsi pemakaian bahan bakaralat menjadi semakin sedikit dan biaya operasionJ alat dapat ditekan.

    3.I.2,4 Keunggulan teknologi desorpsi panas.

    Desorpsi panas beroperasi pada suhu rendah sekitar 300 .c, sehinggaharga peralaran menjadi relatif murah karena ridak diperlukl batu rahanapi. Peralatan menjadi iebih awet, ridak mudah rusak dan karatan. Biayaperawatan dan operasional untuk bahan bakar lebih rendah ya-itu sekitar20o/o apabila dibandingkan dengan pengolahan limbah dengan sistempernbakaran (insinerasi) yang beroperasi pada suhu sekitar 1200.c. Tidakmenghasilkan bahan gas pencemar berbahaya seperti oksida nitrogen, oksidasulfur dan rerutama tidak terbentuk dioksin , karena dalam sirtem desorpsipanas cidak rerjadi reaksi pembakaran.

    Serbuk karbon hasil proses ini masih dapar diolah menjadi briketarang untuk keperluan memasak atau indusrri kecil yang memerlukan aranguntuk proses pemanasan atau pengolahan yang memerlukan parras. Limbahplasik masih tetap utuh tidak terbakar sehingga kemungkinan masih dapatdldaurulang. cairan hasil kondensasi uap jika dilakukan pemisahan dapatdimanfaatkan untuk bahan bakar cair.

    3.1.2.5 Kekurangan teknologi desorpsi panasKekurangan dari teknologi ini adalah pengurangan vorume bahan

    Iimbah yang relatif kecil. Dari kira-kira I meter kubik bahan limbah medispadat setelah dilakukan pengolahan dengan cara desoqpsi panas tersisa serbukkarbon kira-kira 0,1 meter kubik atau I0 o/o-

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 'Walaupun dalam sistem desorpsi panas dikatakan bebas polusi tetapimengingat sifat limbah medis yang sangat beragam, maka untuk menjaminkeamanan lingkungan, lebih baik dalam sistem ini tetap ditambahkanperdatan pendukung misalnya filter atau scraber yang berfungsi untukmenyaring emisi udara dan debu (fly asb) yang dihasilkan oleh prosesdesorpsi panas.

    3.1.2.6. Faktor resiko bagi pengelola desorpsi panasDesorpsi panas memiliki unit-unit yaitu pembakar, penampung

    arang, kondensat, scrubber dan cerobong asap. Flasil sisa desorpsi panasterutama adalah debu dan sisa pembakaran yang terdapat pada bagianpenampung arang dan cerobong asap. Bagr pengelola desorpsi panas, risikoyang mungkin didapat adalah terpapar dengan debu dan sisa hasilpembakaran limbah berupa karbon yang bila terhirup dapat mengganggusistem pernafasan.

    3.1.3 Otoklaf

    3. I .3.1(Jraian UmumPengolahan limbah dengan teknologi Otoklaf dapat dilakukan

    dengan dua cara yaitu :Otoklaf Uap Panas (Steam Autoclaue) dan Otoklaf Udara Panx (Dry

    Heat Autoclaue) . Pada Otoklaf Uap Panas penghancuran jasad renikdilakukan dengan kombinasi uap, panas dan tekanan. Uap air dalam otoklafuap panas dihasilkan dari suatu wadah dari logam yang dipanaskan sebagaipenghasil uap panas. Tekanan, waktu dan temperatur uap air dapat diatursesuai keperluan, pemanasan biasanya dilakukan pada temperatur 121 oC(250

    'F) selama 20 - 30 menit *au 132 "C (27O "F) selama 3 - 10 menituntuk rnemastikan inaktifnya bakteri, jamur, virus, mycobacieria, dan sporabakteri. Sedangkan pada Otoklaf Udara Panas penghancuran jasad renikdilakukan dengan udara kering atau gas CO, yang dipanaskan hingga suhu160 - 180 'C (320 - 356 "F) selama 60-120 menit.

    Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • . Kedua proses in i te lah lama digunakan untuk menster i lkanperalatan medis di rumah sakit selama bertahun-tahun. Otoklaf UdaraFanas (Dry IIeat Autoclaue) hanya sesuai untuk rnensterilkan bahanyang terbuat dari logam, gelas/kerarnik atau material lain yang tahanpanas dan tidak mengandung air, sedangkan untuk mengolah l imbahrnedis hanya Otoklaf Uap Panas (Steam Autoclaue) yang dapatdigunakan.

    Limbah padat medis yang diolah dengan Otoklaf Uap Panas bolehmengandung bahan yang pathogin bersama-sama dengan peralatan atauinstrumen medis. Limbah medis boleh mengandung suatu organismadengan konsentrasi tinggi dalam suatu campuran yang kompleks, dengandemikian otoklaf uap panas merupakan suatu teknologi pengolahanlimbah medis yang efektif. Otoklaf uap panas sangat cocok untukmengolah limbah medis yang masih dapat didaur ulang, misalnya botolplastik bekas infus, selang karet atau plastik, bekas peralatan suntik , botolgelas dan lain-lainnya.

    Gambar 12. Otoklaf uap panas unnrk limbah padat medic

    Pedoman Umbah Padat dan Cair

    Limbah ditempatkandalam kontainer khusus

    53

  • 3. 1.3.2 Parameter OperasionalFaktor yang mempengaruhi keberhasilan dala-m otoklaf uap panas

    mengolah limbah medis adalah remperarur internal limbah, penetrasi uapair ke dalam limbah, dan wakru pengolahan. Faktor ini meliputi:

    1) Temperatur dan tekanan yang dicapai oleh otoklaf.Steam otoklaf biasa bekerja pada suhu lZ!'C arau 132 "C, padasutru ini uap air mempunyai tekanan dan suhu yang cukup besaruntuk penetrasi ke dalam inti limbah padar sehingga prosespemhancuran jasad renik efektie

    2) Ukuran limbah.Ukuran limbah sangar mempengaruhi hasil pengolahan denganotoklaf uap panas rerurama kerebalan materi limbahnya,misalnya potongan tubuh atau limbah patologi anatomi. Jikalimbahnya tebal maka sulit bagi uap air untuk penetrasi ke dalarnpusat limbah, sehingga limbah perlu dipotong-porong agarukurannya lebih kecil.

    3) Penetrasi uap air ke dalam limbahPenetrasi uap air ke dalam pusar limbah sangat dipengaruhi olehkara-kter dan bentuk (ketebalan) limbah. Limbah yang cende rungkedap air atau terbungkus oleh bahan yang kedap air (plastik)akan menyulitkan penetrasi uap air kepusat limbah.

    4) Pengemasan limbah yang akan diolah.Kantong yang digunakan untuk mengemas limbah tidak bolehterturup sama sekali sehingga tidak ada celah bagi uap air untukpenetrasi ke dalam isi kantong. Kantong-kanrong yang berisilimbah harus dilobangi sebelum kantong limbah dimasukkanke dalam otoklaf.

    5) Orientasi limbah di dalam otoklafPosisi limbah didalam mesin otoklaf harus diatur sedemikianrupa sehingga tidak ada limbah yang terjepit dan terturup raparsehingga mengganggu penetrasi uap air kcdalam pusat limbah.

    54 Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • 3.1.3.3 Karateristik LimbahTidak semua jenis limbah medis dapat diolah dengan otoklaf uap

    panas,porongan-porongan rubuh atau binatang tidak dapat di olah dengansistem ini sebab rerlalu rebal sehingga penetrasi uap air tidak sampai kepusat limbah tersebut. Demikian juga limbah yang bersifat radio aktif danbahan kimia beracun dan bcrbahaya tidak dapat di olah dengan otoklafuaP Panas.

    3.I.3.4 Uap Air Sisa Proses OtoklafUap air sisa proses Otoklaf bukan merupakan uap air yang telah

    digunakan untuk proses penghancuran, walaupun demikian aican lebih baikjika sisa uap a-ir ini bersama-sama dengan hasil kondensasi cairan limbahdialirkan ke unit pengolahan limbah cair untuk dilakukan pengolahan.Limbah padat setelah proses pengolahan dengan otoklaf uap panas masihdapat dimanfaatkan kembal i j ika memang l imbah tersebut masihbermanfaat, karena dalam proses ini hanya terjadi penghancuran tcrhadapsemua jenis jasad renik, termasuk spora hasil bakteri sedangkan limbahpadatnya sendiri relatif masih tetap utuh tidak berubah sehingga otoklafuap panas banyak digunakan untuk mensterilkan peralatan medis.

    3.1.3.5. Keunggulan Otoklaf Uap PanasKeunggulan oroldaf uap panas rerurarra adalah masih rrluhnya ma-

    terial yang telah diolah dengan cara ini, boleh dikaakan hampir tidak rerjadiperubahan fisik sama sekali terhadap limbah medis yang telah diolah denganteknologi ini. Jadi untuk limbah medis yang masih dapat di daur ulangmaka cara ini sangat menguntungkan.

    3.1.3.6. Kekurangan Otoklaf Uap PanasKekurangan cara mengolah limbah medis dengan otoklaf uap panas

    terutama adalah tidak rerjadi pengurangan volume sama sekali terhadaplirnbah medis yang diolah dengan teknologi ini. Tidak semua jenis limbah

    Pedoman Limbah Padat dan Cair ))

  • @medis dapat diolah dengan otoklaf uap panas, jika yang diolah adalah limbahyang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi, misalnya sisa makanan, kainperban yang terkena darah atau potongan tubuh hasil operasi maka hasilnyaakan tetap sama seperti sebelum dilakukan pengolahan sehingga akanmenimbulkan efek psikologis.

    3.1.3.7. Faktor resiko bagi pengelola otoklafSemua steam autoclaves memerlukan operator yang secara manual

    menangani pemasukkan dan pengeluaran lirnbah yang akan dan telah diolahdengan steam autockves. Yang perlu diperhatikan adalah penggunakan sarungtangan dan masker ketika memasukkan dan mengeluarkan barang dari dalamsteam autoclaues, kebanyakan operator melakukan semuanya dengan tangantelanjang sehingga beresiko terkena bahan infelsius tnelalui penetrasi kulitatau tertusuk benda-benda tajam (misal jarum suntik). Jika tangan operatortercemar limbah rumah medis penularan penyakit dapat melalui selaputlendir. Jik mtg* opera,tor tak terlindungi dapat pula tersengat panas jikakontak dengan dinding atau pintu steam autoklaf yang masih panas.

    3.1.4 Pengolahan Limbah Medis Secara Kimia

    3.1.4.I Uraian UmumPengolahan limbah medis dengan bahan kimia misalnya dengan za;t

    antimikroba dapat dilakukan hanya dengan bahan kimia saj a atau ko mbinasiantara sistem mekanik dengan bahan kimia- Sistem mekanik yang biasadigunakan misalnya pemotong, pemukul, penggerus dan lain-lainya.Efektivitas pengolahan teigantung pada karakteristik bahan kimia,konsentrasi bahan aktif, waktu kontak dengan limbah dan karakteristiklimbah yang diolah.

    Pada umumnya bahan kimia yang digunakan sebagai pengolahlimbah hanyalah bersifat sebagai pembunuh mikroorganisma dan tidakmenghancurkan limbah medis itu sendiri, sedangkan pemotongan ataupenggerusan bersifat membanru penetrasi bahan kimia ke dalam limbah

    *rt+!

    56 Pcdoman Limbah Padat dan Cair

  • /A("N1./\
  • terjadi. HaI ini juga kemungkinan dapat terjadi pada pekerja yang melakukanpemeliharaan dan reparasi peralatan pengolah limbah secara kiinia.

    3.1.5 Radiasi Gelombang Elektromagnetik

    3.L5.1Uraian ljmumPengolahan limbah medis dengan radiasi gerombang elektro magnetik

    pada limbah medis secara prinsip sama dengan memberikan p".,", t.rt"d"plimbah medis sehingga mikro organisma menjadi tidak aktifi ,.d*gloisgbagai sumber panasnya adalah gelombang elektromaknetik. Radiasi i*gdigunakan dapat berupa frekwensi gelombang m il

  • permukaan atas limbah, setelah diradiasi dan organisme patogennya marilimbah dapat di tumpuk di tempat penimbunan unruk jangka waktutertentu sebelum dibuang ke landfll.

    masih utuhnya marerial yang telah diolah dengan cara ini, boleh dikatakanhampir ddak terjadi perubahan fisik sama sekali terhadap limbah medisyang telah diolah dengan teknologi ini. Jadi untuk limbah medis yang masihdapat di daur ulang maka cara ini sangat menguntungkan.

    Kekurangan cara mengolah limbah medis dengan

    sekali terhadap limbah medis yang diolah dengan teknologi ini. Tidak sernuajenis limbah medis dapat diolah dengan teknologi ini terutama limbah logam.Investasi awal pembelian alamya sangar mahal terurar'a untuk sinar gammadan diburuhkan seorarrg operaror yang ahli dalam mengoparasika peraiatanjenis ini. Biaya operasional dan perawarannya juga mahal karena diperlukantenaga yang ahli dan terampil. Jika terjadi kerusakan, unruk mencari penggandbagian komponen yang rusak, sangar sulit didapatkan di Indonesia.

    3.1 .5.4. Faktor resiko bagi pengelola limbah dengan gelombang elektromagnetikPengolahan dengan microwave mungkin,tidak memerlukan cara

    manual untuk memlsukkan limbah kedalam alat tetapi para pekerja op-:ralor microwave dapat rerinfelai ketika kontak dengan pisau pemotonglimbah yang digunakan untuk memperkecil ukuran limbah yang akan diolahdengan microwave. Luka bakar mungkin dapat terjadi pada operator jikatersentuh pada bagian penyuntik uap panas (steam injecmr) atau rerkenabocoran uap dari microwave. Disarankan untuk dilakukan dekontaminasijika alat microwave akan dilakukan pemeliharaan atau reparasi.

    3.r .5.3.

    Keunggulan radiasi gelombang elekrro maknetik rerurarna adalah

    Pedoman Limbah Padat dan Cair 59

  • 3.1.6. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing teknologipengolahan limbah padat medis

    Pemahaman terhadap beragamnya teknologi sistem pengolahan limbahpadat sangat diperlukan, sehingga kedka kita harus mengambil kebijakanuntuk menentukan pilihan, kita sudah mempunyai gambaran yang jelastentang resiko terhadap pilihan yang diambil. Banyak faktor yang dapatdigunakan unruk menilai sistem pengolahan limbah manayang harus dipilih,faktor tersebut diantaranya ialah teknologi, harga, pelayanan Purna jual dantersedianya suku cadang yang menjamin umur dari sistem yang dipilih danfaktor-faktor lain yang diantaranya dapat dilihat dalam Tabel 6 dibawah ini.

    Tabel 6. Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknologi pengolahanlimbah padat.

    TEKNOLOGI Biaya Biaya Biayalnvestasi Operasional Perawatan

    Minimisasi Resikovolume pencemaranlimbah lingkungan

    INSINEMSIDESORPSIPANASSTEAM

    lr4ahalSedang

    Mahal MahalMurah Murah

    Banyak Tinggi'Sedang Rendah

    Tetap Rendah

    -fetap Tinggi2

    Tetap Rendah

    Mahal Murah MurahAUTOCIAVEPENGOLAHAN MurahKIMTA

    Mahal Murah

    MICRO\flAVE Mahal Mahal MahalFREKUENSI MDIO Mahal Mahal Mahat Tetap RendahMDIASI GAMMA Mahal Mahal Mahal TbtaP BesaC

    l. Emisi gas hasil pembakarannya mengandung SO, dan NO, penyebabhujan asam, gr" CO dan logam-logam berat yang sangat beracun sertaDioksin yang dapat menyebabkan kanker, jika insineratornya tidakdilengkapi dengan sistem pengendali Pencemaran udara.

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 2.

    3.

    Sisa bahan kimia yang tidak ikut bereaksi dapat menyebabkanpencemaran lingkungan jika tidak dikeloia dengan seksama.Limbah yang telah mengalami perlakukan dengan racliasi gammakemungkinan dapat menjadi bersifat radioaktifl

    Thbel 6 diatas bukan merupakan faktor mutrak yang dapat digunakanuntuk acuan penenruan pilihan, tetapi hanya

    -.r,rp"k"i g"-b"."r, krr",

    yang -membantu penentuan pilihan, sebab faktor_faktor lain yangberhubungan de'gan geografis, finansial dan tersedian ya rcnagaoperaror

    dilapangan sangar menentukan pengambilan keputusan.Bagi rumah sakit yang tidak memiliki fasilitias pengolahan limbah

    padat disarankan untuk bekerja sama dengan institusi p."!ohh"n limbahpadat yang mempunyai ijin operasi ses,railengan k t r,.,rJ. yang berlaku

    3.2. Teknologi Pengolahan Limbah Cair

    3.2.I. Tirjuan PengolahanPrinsip dasar pengolaha' limbah cair adalah menghirangkan arau

    mengurangi kontaminan yang terdapat di ddam limbah cair sehingga hasilolahan limbah dapat dimar'faatkan kembali atau tidak menBganggulingkungan apabila dibuang ke ranah atau ke badan air penerima. secaraspesifik pengolahan limbah cair berujuan untuk:

    a. Mengurangi jumlah padatan tersuspensib. Mengurangi j""rl"h padatan rerapungc. Mengurangi juml"h bahan organikd. Menghilangkan mikroorganisme patogene. Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya dan beracunf. Mengurangi unsur nutrisi (N dan p) yang berlebihan

    Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • g. Mengurangi unsurlain yangdianggap dapat menimbulkan dampaknegatif terhadap ekosistem

    3.2.2- Jenis Pengolahan Limbah Cair

    3.2.2.1. Pengolahan menurut ringkat perlakuanDalam terminologi pengolahan maka dikenal ururan penge!

    pengolahan; pengohhan pertama, pengokhan kedua dan pengolahanPengolahan peftama atau "pimary trea*nen/' dimaksudkan sebagai p;fisik. Pengolahan kedua "secondary treAtment" dimaksudkan sebpengolahan dengan menggunakan proses kimia atau biologis.pengolahan ketiga atau " tertiary treatmenf' pengolahan denganketiga kombinasi tersebur diatas. lJnit proses lanjutan (aduancedbiasanya digunakan unruk mengolah limbah yang mempunyai sukhusus yang tidak dapar diolah dengan pengolahan tahap kedua.

    Menurut Qasirr' (1985), pengolahan limbahperlakuannya addah sebagai berikut :

    cair menurur tingkat

    Pre - Tieatm en t (Pra - Penge lo laan)Merupakan proses pendahuluan yang berlangsung dan dilakukanuntuk menghilangkan benda-benda kasar/sampah dalam limbahcair yangberukuran besar dan rnudah terlihat oleh mata. Sampahtersebut antara lain kayu, plastik, sisa kain, pasir dan lain-lain.Pada tahap ini digunakan filter yang disebut bar scteen untukmenyaring semua sampah tersebut. Untuk meningkatkan kualitasIirnbah air, barsaeen dapat disusun 2-3 lapis bersamaan.Primary Treatment (Pengelolaan Primer)Merupakan proses yang berlanpung sec:rra fisik. pada tahap inipadatan dibiarkan mengendap atau terapung untuk kemudiandipisahkan. Pengolahan ini pada umumnya mampu mereduksi

    I.

    2,

    62 I'edoman Limbah Padat dan Cair

  • kadar BoD sebanyak 25'30o/o dan kadar suspended sotid (SS)sebanyak 50-600/o

    3. Secondary Tieatrnent (pengelohan Sehunder)Pada rahap in-i umumnya terjadi proses biologis yang mampumereduksi kadar BoD sebanyak g}-9oo/odan k;da; str.b"ny.k50-600/o. Unit-unir pengolahan yang terdapat dalam ,..o'd"ryrrearment meliputi Actiuated Sludge, Aerated Lagoon, Srqorri_ing Reactor,_Aerobic Digestion process, Ti,ichling Flttrr, noutngBiological Contactor, Rotating Filter dan pach Eed Reactor.

    4. Tertiary fieatrnent (pengeLlaan Tersier)Merupakan suaru pengolahan tersendiri untuk memperolehs/udge dari pimarry dan secondary neatment. Dengan pengolahanini maka bahan-bahan pelarut yang tetap tinggJ setelah prosesprimer dan sekunder dapat dihilangkan

    5. Advance Tieatment (pengelolaan Tingkat Lanjut)Merupakan pengolahan lebih lanjut rrr,*k

    -.r,ghilangkan kadar

    senyawa-senyawa kimia rertenru. Biasanya digunakan untukpengolahan limbah cair industri yang lebih ,p.rifik.

    3.2.2.2. Pengolahan menurut sifatnya

    Pengolahan limbah cair menurut sifatnya adarah sebagai berikuc

    l. Satuan proses fisik. Merupakan proses y:rng digunakan dalam pengolahan limbah cair

    dengan menggunakah gaya fisika atau mekanika fisik. Saruanoperasi ini digunakan untuk menghilangkan zzt padatkasar danterapung dalam limbah cair. unit-unit pengorahannya antara rain:a. Bar screen

    Berfungsi unruk menyaring benda-benda kasar yangmengambang maupun tersuspensi yang tidak ada kait*"p

    Pcdoman Limbah Padar dan Cair 63

  • b.

    c.

    d.

    e.

    didalam proses pengolahan limbah cair. Selain itw barscreenjuga berfungsi mel indungi peralatan mekanis dalambangunan pe ngolahan dan menghindari terjadi oya clogingdalam saluran pembawa-ComminutorBerf iungsi untuk memecah, memotong dan meng-hancurkan kotoran/sampah yang lolos dari bar screensehingga ukurannya menjadi kecil dan tidak menggangguproses pengolahan limbah cair.Grit chamberBerfungsi untuk menangkap sejumlah pasir/grit yangterdapat dalam limbah cair. Proses yang terjadi sama dengansedimentasi, tetapi nilai Td (wakru endap) lebih kecil danmemerlukan aliran yang tenang.Aiat ukur debitBerfungsi untuk mengukur dan memonitor debit yangmengalir. Alat ukur ini ada dua macam, yaitu Parshall Flumedan Pro p o r t i o na I lVe i r.Equalization tankBerfungsi untuk meredam variasi laju aliran sehinggamenjadi konstanPrimary sedimentationBerfungsi untuk menurunkan kadar partikel diskrit yangterdapat ddam limbah cair dengan crua mengendapkannyasecua gravitasi.

    Satuan proses kimiaMerupakan metode pengolahan untuk menghilangkan atau

    merubah kontaminan dengan qrra penarnbahan bahan kimiaatau terjadinya reaksi kimia. Satuan proses ini digunakan untukmenghilangkan partikel tersuspensi dan koloid. Unit-unitpengolahannya antara lain presipitasi kimia dan desinfel,rsi.

    2.

    64 Pcdoman Limbah Pe&t dan Carr

  • 3. Satuan proses biologiMerupakan proses dalam pengolahan limbah cair dengan

    memanfaarkan akt iv i tas biologi /mikroorganisme untukmenghilangkan kontaminan dan senyawa organik merugikandalam limbah cair.

    Ada 4 macun pengolahan biologis, yaitu:a. Aerobic suspendcd-groutb treatruent:

    I) Actiuated sludge2) Aerated lagoon3) Sequencing batch reactor4) Aerobic digestion process

    b. Anobic atuched-groutth tTeatment process:I) Tiichlingfiher2) Rotating fber3) Rotating biohgical contactor4) Pack bed reactor

    c. Anaerobic nrpended-grouth treatment:1) Anaerobic digestion2) Anaerobic contact processS) Up-fu* anaerobic sludge blznhet

    d. Ananobic attached-groutth treatment process:I) Anaerobic flter process2) Expandzd bed process

    Setiap tahap pengolahan limbah maka dihasilkan lumpur yangharus diolah secara khusus untuk memisahkan padatan dari air untukkemudian airnya dapat dibuang atau dipergunakan kembali. Padatanyang dihasilkan apabila mempunyai unsur hara dapat dimanfaatkansebagai pupuk, namun untuk limbah infeksius maka padaean yangdihasilkan harus dibakar.

    Pedoman Limbah Pa&t dan Cair 65

  • 3.2.2.3. Kriteria Penerapan Tbknologi Pengolahan Limbah CairPenjelasan diaras digunakan unruk memilih/prose.s berdasarkan

    tingkat penyisihan pengolahan (oh remoual) dari sistem pengolahan yangdirencanakan, sesuai dengan perhirungan penyisihan total yang diinginkai(Moersidik,1999). Secara teknis kriteria yang digunakan adalah :

    a. Tingkat pengolahan yang dinyarakan dalam %o penguranganBOD, COD, SS

    -serta organik N dan P cukup tinggi.b. Stabilitas unit proses rerutarna terhadap beban kejut (shoch had_

    inp dan bahan toksikc. Sistem sederhana dengan tahapan proses sedikit mungkin,l

    mudah dioperasikan narnun fleksibel terhadap pengembangan.d. lJmur teknis unit ddak menghasilkan produk sampingan yang-

    membahayakan atau berdampak negatif.Berdasarkan acuan dari l i teratur maupun penelirian yang telah

    dilakukan di Inconesia maka jenis operasi dan proses menghasilkan efisiensipengolahan sepemi disajikan pada Thbel 7.

    TabelT. Efisiensi Pengolahan Berdasarkan Unit Operasi dan Unit prosesPengolahan Limbah Cair.

    Unit Pengolahano/o Penghilangan

    COD SS ORG-NBODPrimary T|eatmentChcmical ProcessesC o agw k ti on -fl o cu I a t i o nBiological procettesa. Aoiuated slidgcb. Orydation ditchc. Tiikling filterd. RBC

    50-6580-90 10-20

    LO-25 15-50ro-25 15-5060-85 15-5080-95 15-50

    30-4060-80

    80-9580-9565-8080-95

    30-4080-90

    80-9580-9560-8080-95

    66 Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • 3.2.2.4.P.dotr"r D"l"- P...t"p"n Tbkrologi P".gohh"n li-b"h c"i.rumah sakitBeberapa hal yang dijadikan pedoman di dalam pemilihan reknologipengolahan limbah cair rumah sakit :1. Didnjau dari konsenrrasi rata-rata BOD menunjukan renrang

    beban limbah domestik, namun apabila ditinjau dari sebarannyamaka beban puncak ada pada kategori limbah industri denganbeban medium.

    2. Ditinjau dari konsentrasi rara-rara COD, kecuali unruk laundydan dapur menunjukan renrang beban limbah domestik. Bebanpuncak pengolah dar i data sebaran konsentrasi CODmenunjukan dngkat beban ringgi dengan CCD > 1500 mg/l

    3. Fraksi terbiodegradasi dari limbah organik selain dari limbahdapur umumnya sangat rendah (BOD/COD rasio < 0.5).

    4. Segregasilimbah berdasarkan asal sumbernya dilaksanakan unrukmemisahkan l imbah kl inis dan non kl in is, selain untukmendapatkan kondisi optimum sebelum pengolahan bersamadilaftsanakan.

    5. Penanganan effluen dari sisrem pengolahan limbah cair rumahsakit harus selalu melalui proses desinfeksi untuk menapis bakteripatogen pada air sebelum dibuang ke badan air penerima.

    3.2.3. Pengolahan Limbah Cair Secara Fisik-KimiaPengolahan limbah rumah sakit rerdiri antara lain berdasarkan proses

    fisik dan proses kirnia.a. Proses Fisik

    Proses fisik merupakan proses pemisahan antara cairan danpadatan dengan cara pengendapan dan penyaringan

    b. Proses KimiaProses Kimia merupakan proses pengikatan unsur-unsur kimiayang ddak dikehendaki dan tidak dapat terpisah dalam prosesfisik dengan cara membubuhkan bahan kimia sebagai koagulan,

    Pedoman Limbah Padar dan Cair

  • l. Pengolahan Pendahuluan (I-\e Tieatment)Pengolahan pendahuluan di lakukan rerutama unruk

    meringankan proses selanjutnya dala.m rangka-ian pengolahan ,yaitu agar benda - benda kasar tidak masuk ke instalasi.Pengolahan ini menggunakan proses Frika, yaitu perbedaan beratjenis, gaya grafitasi, pencampuran mekanis, dsb.Pengolahan pendahuluan bertujuan anrara lain untuk :- Menyaring benda - benda kasar.- Memisahkan minyak / lemak yang terdapat dalam limbah.- Menangkap pasir- Meratakan konsentrasi / kualitas dan aliran / kuantitas

    limbah cair yang akan diolahPengolahan pendahuluan untuk menghilangkan benda-bendakasar. Proses yang digunakan dengan melewatkan air limbahmelalui para-para atau saringan kasar?. Jeruji/Para-para (Bar scteen)

    Para-para yang dipergunakan dapat berupa para -pa;rayantdibersihkan dengan pembersih mekanis atau pembersihan secaramanual.

    Thbel 8. Jenis Ralc/Para-para yang dibersihkan secara mekanis maupunmanual.

    Bagian-bagiannya Pembersihan secara Pembersihanmanual Mekanis

    Ukuran Jeruji .kbar (mm)Dalam (mm)

    Jarak bersih antara jeruji (mm)Kemiringan dari aras (derajat)Kecepatan yang diharapkan (m/d&)

    !in:;,:j;.,:i .:::

    ''t {;ri.+j

    , i

    5-r525-2725-5030-45

    0,3-0,6

    5-r525-2715-750-300,6-l

    'iE":t*i.jF1 i:7::. , I

    68 Pedoman Limbah Padat dan Cair

  • Para-para yang dibersihkan secara manual biasanyadi letakkan sebelum al i ran air l imbah mencapai pusarpemompaan dan sebelum bangunan / instalasi pengolahan airlimbah. Karena dibersihkan secara manual, maka kelemahan caraini adalah harus tersedia tenaga khusus