Top Banner
PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI DI CETAK ULANG TAHUN 2007 615.1 Ind p
26

PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

Feb 04, 2018

Download

Documents

trinhngoc
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

PEDOMAN KONSELING

PELAYANAN KEFARMASIAN

DI SARANA KESEHATAN

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIKDIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN RIDI CETAK ULANG TAHUN 2007

615.1Indp

Page 2: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

Indonesia. Departemen Kesehatan RIPenanggulangan masalah kesehatan akibat bencanatsunami : Health crisis response on tsunami disaster

-- Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2006.

1. Judul 1. DISASTER-HEALTH SERVICES

610.734 9Indp

Page 3: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

i

KATA PENGANTAR

Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbats hanya pada penyiapanobat dan penyerahan obat pada pasien, tetapi perlu melakukan interaksi denganpasien dan profesional kesehatan lainnya, dengan melaksanakan pelayanan“Pharmaceutical Care” secara menyeluruh oleh tanaga farmasi. Konseling pasienmerupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi. Konseling adalah memberinasehat kepada pasien atau sebagai upaya membantu pasien memecahkan masalah.

Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakanpedoman untuk meningkatkan hasil terapi dengan mendorong penggunaan obatyang tepat.

Konseling yang dilakukan apoteker merupakan komponen dari “PharmaceuticalCare” dan merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik dalam usaha untukmeningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien serta pemecahan masalah yangdihadapi pasien dalam penggunaan obat. Kegiatan konseling oleh apoteker yangdilaksanakan secara berkesinambungan akan meningkatkan kepercayaan pasienakan kebutuhan pelayanan kefarmasian di rumah sakit maupun komunitas.

Diharapkan buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatanini dapat membantu para apoteker didalam menjalankan pelayanan “PharmaceuticalCare” secara menyeluruh. Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yangtinggi kepada seluruh tim yang memberikan sumbangan pikirannya, sehinggatersusunnya pedoman ini. Semua saran-koreksi membangun demi penyempurnaanpedoman ini tetap diharapkan.

Jakarta, Desember 2006Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Drs. Abdul Muchid, AptNIP. 140 088 411

DE

PARTEMEN KESEHATAN

RE

PUB LIK I N D O NE

SI A

DIREKTORAT JENDERAL

BINA KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

38

Lampiran 9

CARA MENGGUNAKAN TETES TELINGA YANG BENARBersihkan telinga dengan lap basah kemudian keringkanHangatkan obat tetes telinga dengan cara menggeggam di tanganJika bentuk sediaan berupa suspensi kocok dahulu sekitar sepuluhdetikPeriksa apakah pipet penetes tidak tersumbatTarik obat dengan menggunakan pipet sesuai dosis yang dianjurkanMiringkan telinga yang dikehendaki atau berbaringlahJangan sentuhkan ujung pipet dengan bagian telingaTeteskan jumlah obat yang dikehendaki dan goyang-goyang telingadengan perlahan untuk memasukkan obat yang diteteskanTutup telinga dengan kapas untuk beberapa saat agar obat tidak keluar.

Page 4: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

37

Lampiran 8

Gambar

CARA MENGGUNAKAN TETES MATA YANG BENAR

Cuci tangan sebelum memegang obatPeriksa apakah ujung botol tidak tersumbatHindari memegang ujung penetes atau menyentuhkan ke mataMiringkan kepala kebelakang, tarik kelopak mata kebawah sampaiterbentuk kantung mata.Teteskan obat sesuai dosisTutup mata sekitar 2 – 3 menit.Tutup botol dengan baik setelah digunakan

Page 5: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

iii

SAMBUTAN

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas segala karunia danpetunjukNya sehingga penyusunan buku Pedoman Konseling PelayananKefarmasian di Sarana Kesehatan telah dapat diselesaikan pada waktunya,yang merupakan perwujudan dalam upaya meningkatkan mutu dan paradigmabaru pelayanan farmasi.

Pelayanan farmasi yang baik akan mendukung keberhasilan suatu terapi,sehingga berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis danpemilihan obat yang tepat, tetapi juga kepatuhan (compliance) pasien untukmengikuti terapi yang telah di tentukan. Kepatuhan pasien ditentukan olehbeberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman mengobatisendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan (teman dan keluarga),adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, interaksi dengan tenaga kesehatan(dokter, apoteker dan perawat), serta informasi penggunaan obat dari apoteker.

Akibat dari ketidakpatuhan pasien pada terapi obat yang diberikan antara lainadalah kegagalan terapi, terjadinya resistensi antibiotika, dan yang lebihberbahaya adalah terjadinya toksisitas. Hal tersebut akibat dari kurangnyainformasi dan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien.

Konseling merupakan proses pemberian kesempatan bagi pasien untukmengetahui tentang terapi obatnya dan meningkatkan kesadaran penggunaanobat dengan tepat. Pemberian informasi obat dapat diberikan melalui proseskonseling. Konseling pasien merupakan salah satu bagian dari pelayananfarmasi, karena konseling merupakan jembatan arus komunikasi antara apotekerdengan pasien atau keluarga sehingga pada akhirnya baik tenaga farmasimaupun pasien memperoleh keuntungan dari kegiatan konseling.

Dalam pelayanan konseling sangat dibutuhkan kemampuan berkomunikasiselain dasar keilmuan lainnya. Tenaga farmasi harus memiliki kemampuan

36

Lampiran 7

Gambar

CARA MENGGUNAKAN TETES HIDUNG YANG BENARCuci tangan sebelum menggunakanPeriksalah apakah ujung tempat meneteskan tidak tersumbatMiringkan kepala kebelakang atau berbaringlah di tempat yang datarTeteskan sesuai dosis yang dianjurkanGoyangkan kepala kedepan dan kebelakang kemudian kesampingkiri dan kananBersihkan ujung penutup dan tutup kembali

Page 6: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

iv

komunikasi dan menggunakan kemampuan tersebut untuk berinteraksi denganpasien dan profesional kesehatan lainnya. Berbagai kendala dalam memberikankonseling dapat diatasi dengan bersikap empati dalam mencari sumber timbulnyamasalah dan tetap bersikap terbuka serta siap membantu.

Untuk itulah diperlukan adanya suatu buku pedoman konseling bagi para apotekeryang bekerja di sarana pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, apotek, puskesmasdan sarana kesehatan lainnya.

Dengan tersusunnya buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalammelaksanakan konseling pada pasien atau keluarga sehingga hasil terapi obat dantujuan medis dari terapi obat dapat tercapai dengan optimal.

Akhirnya kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasihkepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam proses penyusunanbuku ini.

35

Lampiran 6

CARA MENGGUNAKAN RECTAL SUPPOSITORIACuci tangan dengan sabun sebelum memegang supositoriaJika supositorio dalam keadaan lembek, masukkan ke dalam air dinginsebelum pembungkus dibukaBuka pembungkus, jika penggunaan setengan belah memanjangdengan pisau silet yang bersih dan sekali pakai.Gunakan sarung tangan untuk memegangGunakan pelicin bila ada, atau basahi daerah rectal dengan air dinginBerbaringlah miring dengan kaki atas mengarah ke perutTarik bokong untuk mengeluarkan daerah rectumMasukkan supositoria dengan jari sampai supositoria masuk ke ototsphincter rectum sekitar 1 inch.Berbaringlah sekitar 15 menit untuk menghindari supositoria keluar

Jakarta, Desember 2006

Direktur JenderalBina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKMNIP. 470 034 655

Page 7: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

KEPUTUSANDIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT

KESEHATANNomor :HK.01.DJ.II.004

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN PEDOMAN KONSELINGPELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA KESEHATAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaanProgram Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan KlinikDirektorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat KesehatanDepartemen Kesehatan RI, perlu dilakukan dengan berbagaiupaya;

b. bahwa untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pelayananfarmasi yang berazaskan Pharmaceutical Care perlu dibuatPedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di SaranaKesehatan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan DirektoratJenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tentangPembentukan Tim Penyusunan Pedoman Konseling PelayananKefarmasian di Sarana Kesehatan.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(lembaran negara nomor 100, tambahan lembaran negaranomor 3495)

BA

K

T I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 521487234

Lampiran 5

Gambar

CARA MENGGUNAKAN INHALER DENGAN BENARa. Buka tutup inhaler dan hadapkan keatasb. Kocok dahuluc. Miringkan kepala kebelakangd. Tekan inhaler untuk mengeluarkan obate. Bernafaslah perlahan-lahan ( 3-5 detik )f. Tahan nafas sekitar 10 detik untuk membiarkan obat mencapai paru-

parug. Ulangi menekan inhaler sesuai aturan pakai, beri jarak 1 menit antara

dosis pertama dan kedua untuk membiarkan penetrasi ke paru-parusempurna.

h. Jika menggunakan inhaler bentuk powder, tutup mulut rapat-rapatpada daerah pemasukan inhaler dan hirup perlahan-lahan

Page 8: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

2. Peraturan Presiden RI No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja KementerianNegara RI;

3. Peraturan Presiden RI No. 10 Tahun 2005 tentang UnitOrganisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI;

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per/II/1988tentang Rumah Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920/Menkes/Per/XII/1986tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik.

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 085/Menkes/Per/I/1989tentang Kewajiban Menulis Resep dan atau MenggunakanObat Generik di Rumah Sakit Pemerintah.

7. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n R I N o .1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Kesehatan.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : K E P U T U S A N D I R E K T U R J E N D E R A L B I N AKEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TENTANGPEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN PEDOMANKONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANAKESEHATAN

BA

K

T I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872 33

Lampiran 4

KARTU MINUM OBAT MANDIRI

Nama Pasien : ...............................................................................

Nama Obat Waktuminum Tanggal

PAGI

SIANG

SORE

MALAM

Page 9: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

PERTAMA : Tim PenyusunanPenanggung jawab : Drs. Abdul Muchid, Apt.Ketua : Dra. Rida Wurjati, Apt., MKMSekretaris : Founy Meutia, S.Si, Apt, MScBendahara : Dra. Rostilawati Rahim, AptAnggota : 1. Drs. Zaenal Komar, Apt, MA.

2. Dr. Ratna Mardiati, SpKj (RSKO Cibubur)3. Dra. Rizka Andalusia, Apt, MPharm

(RS Kanker Dharmais)4. Dra. Tita Puspita, Apt, MPharm

(RS. Cipto Mangunkusumo)5. Dra. L. Endang Budiarti, Apt, MPharm.Clin

(RS. Bethesda)6. Drs. Adji Prayitno, Apt (Ubaya)7. Dra. Emma Surachman, M.Si. (Unpad)8. Dra. Widyati, Apt, Mpharm.Clin

(RSAL Ramelan)9. Dra. Masfiah, Apt (RSPI Sulianti Suroso)10. Dra. Harlina Kisdarjono, Apt, MM

(RS. Hasan Sadikin)11. Dra. Siti Nurul Istiqomah, Apt12. Dra. Nur Ratih P, Apt, MSi13. Drs. Masrul, Apt14. Fitra Budi Astuti, S.Si, Apt15. Fachriah Syamsuddin, S.Si, Apt16. Dina Sintia P., S.Si, Apt17. Yeni, AMF18. Tantri Chandrarini19. Chaerudin

BA

K

T I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 521487232

Lampiran 3

KARTU CATATAN PENGGUNAA OBAT KHUSUS

NAMA PASIEN / NO. MR : .......................................................................DIAGNOSA : .......................................................................REGIMEN : .......................................................................

Keterangan :1. Minumlah obat pada jam yang telah ditentukan2. Isilah tanda ‘V’ setiap anda selesai minum obat kolom sesuai jadwal3. Catatlah setiap penggunaan dosis tambahan dan keluhan yang anda

rasakan4. Bawalah kartu catatan ini setiap anda berkunjung ke dokter.

TanggalWaktu

CATATAN/KELUHAN

Page 10: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

Sekretariat : 1. Siti Martati 2. Badrun Samsi 3. Vitri Sariati

KEDUA : Tugas-tugas Tim yaitu mengadakan rapat persiapan dankoordinasi dengan pihak terkait, menyusun Draft PedomanKonseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan

KETIGA : Dalam menjalankan tugas-tugasnya Tim dapat mengundangorganisasi profesi atau pihak-pihak lain yang terkait untukmendapatkan masukan guna mendapatkan hasil yang maksimal.

KEEMPAT : Dana berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Peningkatan Pembinaan Farmasi Komunitas dan Klinik tahun2006

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akanditinjau kembali apabila ada kesalahan atau kekeliruan.

BA

K

T I HUSAD

A

DEPARTEMEN KESEHATAN R.IDIREKTORAT JENDERAL BINA

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kapling No. 4-9Jakarta 12950

Telp. :5201590 (Hunting) PES.2029.5006.5900Fax. :52964838 Tromol Pos : 203

Sekretariat Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes : 5214876, 5214871, 5214869Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional (Dit Bin POR) : 5214873Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (Bina Farkomnik) : 5203878

Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan (Bina Prodis dan Alkes) : 5214874Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan (Dit Bina Oblik dan Perbekkes) : 5214872

Direktur Jenderal Bina Kefarmasiandan Alat Kesehatan

Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKMNIP. 470 034 655

Ditetapkan di : J A K A R T APada tanggal : Desember 2006

31

Lampiran 2

KARTU KONSELINGINSTALASI FARMASI RS. MEDIKAJAKARTA

NAMA PASIEN : ……………………… NO. REGISTRASI : …………………...….UMUR : …………………....… ALAMAT / TELP : …………………...….DIAGNOSA : ……………………… RIWAYAT ALERGI : ………………………

TglKunjungan

R. Inap/R. Jalan

Nama Obat Aturan Pakai Pemahaman Pasien(B/C/K)*

Materi Konseling Apoteker

Nama Obat

Indikasi

Aturan Pakai

Efek Samping

Nama Obat

Indikasi

Aturan Pakai

Efek Samping

Nama Obat

Indikasi

Aturan Pakai

Efek Samping

Keterangan : (B/C/K)* = Baik/Cukup/Kurang

Page 11: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

ix

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... iSambutan Dirjen Binfar dan Alkes ....................................................................... iiiSurat Keputusan Dirjen Binfar dan Alkes tentang Tim Penyusun......................... vDaftar Isi

..............................................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 11.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Tujuan ........................................................................................... 21.3 Sasaran.......................................................................................... 21.4 Pengertian ..................................................................................... 2

BAB II PELAYANAN KONSELING............................................................... 4II.1 Pengertian Konseling..................................................................... 4II.2 Tujuan dan Manfaat Konseling...................................................... 5

2.2.1 Tujuan Konseling................................................................ 52.2.2 Manfaat Konseling ............................................................. 5

II.3 Prinsip Dasar Konseling ............................................................... 7II.4 Sasaran Konseling ........................................................................ 8

2.4.1 Konseling Pasien Rawat Jalan............................................ 82.4.2 Konseling Pasien Rawat Inap ............................................. 9

II.5 Masalah dalam Konseling ............................................................ 92.5.1 Penyebab ketidakpatuhan - ketidaksepahaman dalam

penggunaan obat ................................................................. 92.5.2 Cara Pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan -

kesepahaman....................................................................... 10

BAB III INFRASTRUKTUR KONSELING ..................................................... 12III.1 Sumber Daya Manusia ................................................................ 12III.2 Sarana Penunjang ......................................................................... 13

3.2.1 Ruang atau tempat konseling.............................................. 133.2.2 Alat bantu konseling........................................................... 14

30

sesak napas, segera hubungi dokter anda.

Saya juga akan menjelaskan jika anda lupa minum obat, jika anda baru ingat2 jam sebelum dosis yang berikutnya, jangan diminum atau hilangkan dosisyang terlupa tunggulah sampai dosis berikutnya dengan minum 1 tablet saja.Jangan meminum obat 2 kali lipat.Saya sudah menjelaskan cara menggunakan obat ini dapatkah anda mengulanginama obat ini dan bagaimana cara meminumnya

Pasien : Ya, obat ini adalah velocef, saya harus minum obat ini 2 kali sehari1 capsul pada pukul 7 pagi dan pukul 7 malam satu jam sebelum makan atau2 jam sesudah makan, selama 7 hari harus dihabiskan.

Apoteker : Bagus, gejala efek samping apa yang mungkin timbul dan harusanda perhatikan selama minum obat ini ?

Pasien : Kemungkinan akan timbul diare, mual, gatal-gatal, sesak napas.

Apoteker : Benar, anda sudah memahami tentang obat ini dan cara meminumnya.Jangan lupa obat ini harus disimpan ditempat yang aman dari jangkauan anak-anak, dan terlindung dari cahaya atau panas. Jangan memberikan obat ini padaorang lain yang mempunyai gejala penyakit yang sama, karena jika tidak cocokakan berakibat fatal. Apakah anda ada pertanyaan lain ?

Pasien : Tidak, saya rasa cukup

Apoteker : Baik, semoga lekas sembuh, jangan ragu-ragu menghubungi kamijika anda mendapat kesulitan tentang pengobatan ini.

Pasien : terima Kasih

Apoteker : Sama-sama.

Page 12: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

x

BAB IV KEGIATAN KONSELING.................................................................. 16IV.1 Proses Konseling....................................................................... 16

IV.1.1. Penentuan Prioritas Konseling..................................... 16IV.1.2 Persiapan dalam melakukan konseling........................ 16IV.1.3 Pernyataan Dalam Konseling ...................................... 17IV.1.4 Tahapan konseling ....................................................... 17IV.1.5 Aspek konseling yang harus disampaikan

kepada pasien............................................................... 20

BAB V DOKUMENTASI ................................................................................. 22

BAB VI EVALUASI........................................................................................... 23VI.1 Evaluasi Kegiatan Pelayanan ....................................................... 23VI.2 Evaluasi Kepatuhan Pasien dalam Pengobatan ............................ 23

BAB VII PENUTUP ............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA

............................................................................................

26

LAMPIRAN

......................................................................................................

271. Chek List Kegiatan Konseling ................................................................... 272. Contoh Kartu Konseling ............................................................................ 313. Kartu Catatan Penggunaan Obat Khusus ................................................... 324. Kartu Minum Obat Mandiri ....................................................................... 335. Cara Menggunakan Inhaler dengan Benar ................................................. 346. Cara Menggunakan Rectal Suppositoria .................................................... 357. Cara Menggunakan Tetes Hidung yang Benar........................................... 368. Cara Menggunakan Tetes Mata yang Benar............................................... 379. Cara Menggunakan Tetes Telinga yang Benar........................................... 38

29

Apoteker : Benar, obat ini adalah antibiotik untuk infeksi saluran pernapasan,nama obat ini adalah velosef yang mengandung cephradine. Obat ini harusdiminum dua kali sehari satu tablet selama 7 hari. Minumlah obat ini setiap12 jam , dan tentukan jam minum obat yang tidak mengganggu jadwal kegiatananda. Sebaiknya obat ini diminum pada saat perut kosong jadi sekitar 1 jamsebelum makan atau 2 jam sesudah makan, dengan air minum yang banyak.Apakah anda mengalami kesulitan meminum obat ini setiap pukul 7 pagi danpukul 7 malam

Pasien : Tidak, saya biasa berangkat bekerja pukul 8 pagi dan pulang pukul 5sore, sehingga saya bisa minum pada jadwal tersebut. Tetapi saya biasa makanpagi pukul 7, jadi saya harus merubah waktu makan pagi saya.

Apoteker : baik, obat ini setelah habis tidak dapat dibeli lagi tanpa resep barudari dokter, minumlah obat ini selama 7 hari meskipun anda merasa sudahsembuh setelah 3 hari minum obat ini, hal ini untuk mencegah kekambuhanpenyakit. Apakah anda mempunyai riwayat allergi terhadap penicillin

Pasien : Saya tidak tahu .

Apoteker : Apakah anda pernah minum amoxicillin atau ampicillin jika pernahapakah ada reaksi alergi

Pasien : Ya, saya pernah minum amoxicllin sebulan yang lalu, dan tidak terjadiapa-apa.

Apoteker : Baik, berarti anda tidak ada riwayat alergi penicillin. Jika andamerasa mual karena minum obat ini, makanlah snack atau biskuit sebelummemakan obat ini. Setiap obat memiliki efek camping dapat bersifat ringanatau berat, jika timbul diare lebih dari 2 hari estela minum obat ini, gatal-gatal,

Page 13: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangPelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical care) adalah suatu tanggungjawab profesi dari apoteker dalam mengoptimalkan terapi dengan caramencegah dan memecahkan masalah terkait obat (Drug Related problem).

Ketidakpatuhan (non compliance) dan ketidaksepahaman (non corcondance)pasien dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalanterapi. Hal ini sering disebabkan karena kurangnya pengetahuan danpemahaman pasien tentang obat dan segala sesuatu yang berhubungandengan penggunaan obat untuk terapinya. Oleh karena itu, untuk mencegahpenggunaan obat yang salah (drug misuse) dan untuk menciptakanpengetahuan dan pemahaman pasien dalam penggunaan obat yang akanberdampak pada kepatuhan pengobatan dan keberhasilan dalam prosespenyembuhan maka sangat diperlukan pelayanan informasi obat untukpasien dan keluarga melalui konseling obat. Pasien yang mempunyaipengetahuan yang cukup tentang obatnya akan menunjukkan peningkatanketaatan pada regimen obat yang digunakannya sehingga hasil terapi akanmeningkat pula. Oleh karena itu, apoteker mempunyai tanggung jawabuntuk memberikan informasi yang tepat tentang terapi obat kepada pasien.

Konseling obat sebagai salah satu metode edukasi pengobatan secara tatapmuka atau wawancara, merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasiandalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasiendalam penggunaan obat. Apoteker baik di rumah sakit maupun di saranapelayanan kesehatan lainnya berkewajiban menjamin bahwa pasien mengertidan memahami serta patuh dalam penggunaan obat sehingga diharapkandapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Untuk itu Apotekerperlu mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan informasi dan

28

Mendapatkan antibiotik cephradine tiga kali sehari selama 7 hari.

Apoteker memberikan konseling pada saat menyerahkan obat :

Apoteker : Perkenalkan saya Ahmad, Apoteker yang menyiapkan obat untukanda apakah ibu ny. Farida

Pasien : ya, saya ny. Farida

Apoteker : Untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan ibu perlu meminumobat ini dengan benar, apakah ibu mempunyai waktu sekitar 5 menit untukmendapat penjelasan mengenai obat ini

Pasien : Ya, tapi tenggorokan saya sakit dan kering.

Apoteker : Baik, saya akan menjelaskan tentang obat ini supaya sakit tenggorokanibu dapat segera diatasi dengan minum obat yang benar. Keluhan apa saja yangibu rasakan ibu berobat ke dokter

Pasien : Tenggorokan saya sakit dan sulit menelan, batuk-batuk sudah beberapahari, dan badan terasa demam. Apakah saya diberi obat untuk menyembuhkanpenyakit saya

Apoteker : Ya, dokter meresepkan obat untuk menyembuhkan infeksi saluranpernapasan anda jika anda meminum dengan benar. Saya akan menjelaskansedikit tentang obat ini jika anda mempunyai waktu. Apakah dokter sudahmenjelaskan kegunaan obat ini

Pasien : Ya, menurut dokter obat ini untuk sakit tenggorokan saya, dan sayaharus menghabiskannya kalau mau sembuh.

Page 14: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

2

memberi motivasi agar pasien dapat mematuhi dan memahami penggunaanobatnya terutama untuk pasien-pasien geriatri, pediatri dan pasien-pasienyang baru pulang dari rumah sakit serta pasien-pasien yang menggunakanobat dalam jangka waktu lama terutama dalam penggunaan obat-obattertentu seperti obat-obat cardiovasculer, diabetes, TBC, asthma, dan obat-obat untuk penyakit kronis lainnya.

Konseling obat diharapkan tidak hanya memberikan informasi tentangobat tetapi sekaligus memberikan pendidikan dan pemahaman tentangpengobatannya dan memastikan bahwa pasien dapat menggunakan obatdengan benar.

Oleh karena itu ketersediaan Buku Pedoman konseling ini merupakansalah satu upaya dalam rangka membantu meningkatkan kompetensi tenagafarmasi khususnya apoteker dalam rangka penerapan konsep pelayanankefarmasian di sarana pelayanan kesehatan.

I.2. Tujuana. Tersedianya acuan atau panduan bagi apoteker dalam rangka pelayanan

konseling kepada pasien dan keluarganya.b. Terselenggaranya pelayanan konseling yang tepat sesuai kebutuhan.c. Meningkatkan kompetensi apoteker dalam pelayanan konseling di

sarana kesehatan

I.3. SasaranApoteker yang bekerja di Rumah Sakit, Apotek, Puskesmas dan saranapelayanan kesehatan lainnya

I.4. Pengertian ( Glossary )a. Konseling obat : Kegiatan aktif apoteker dalam memberikan penjelasan

kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obatdan proses pengobatan

b. Pelayanan Informasi Obat : Kegiatan penyediaan dan pemberian

27

Lampiran 1

Check List Kegiatan KonselingGunakan kata kerja

1. Apoteker memperkenalkan diri (memberi batasan ttg konseling ygakan diberikan)

2. Identifikasi : apakah yang datang pasien sendiri atau bukan3. Menanyaakan kepasien apakah dia mempunyai waktu untuk diberi

penjelasan dan menjelaskan kegunaan konseling.4. Menanyakan kepada pasien apakah dokter telah menjelaskan tentang

obat yang diberikan.5. Dengarkan semua keterangan pasien dengan baik dan empati.6. Menanyakan ada atau tidaknya riwayat alergi7. Jelaskan kepada pasien nama obat, indikasi, cara pemakaian.8. Jelaskan kepada pasien tentang dosis, frekuensi dan lama penggunaan

obat.9. Buat jadwal minum obat yang disesuaikan dengan kegiatan harian

pasien, dan tanyakan apakah pasien kesulitan mengikuti jadwal tersebut.10. Menjelaskan tindakan yang perlu jika lupa minum obat11. Menjelaskan hal-hal yang perlu dihindari selama minum obat12. Menjelaskan kemungkinan interaksi obat-obat, atau obat-makanan

dan cara mengatasinya13. menjelaskan efek samping dan cara menanggulangi efek samping14. Menjelaskan cara penyimpanan yang benar15. Memastikan pasien memahami semua informasi yang diberikan

dengan meminta pasien mengulang kembali.16. Mendokumentasikan semua informasi penting

Contoh Kegiatan Konseling

Seorang pasien wanita 21 tahun terdiagnosa menderita infeksi saluran pernapasan.

Page 15: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

3

informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif,terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yangmemerlukan di rumah sakit.

c. Penggunaan Obat Rasional : Penggunaan obat yang menganut padatepat obat, tepat indikasi , tepat pasien, tepat waktu dan waspadaterhadap efek samping

d. Penggunaan Obat yang salah ( drug misuse ) : Kesalahan penggunaanobat oleh pasien yang disebabkan karena ketidaktahuan pasien dalampenggunaan obat yang benar. Penggunaan obat yang salah dapat berupakesalahan dalam waktu pemberian, kesalahan dalam cara memberikan,terjadinya interaksi antara obat dan makanan ataupun obat dengan obat.

e. Pharmaceutical Care ( Pelayanan Kefarmasian ) : Bentuk pelayanandan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaankefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

f. Compliance ( Kepatuhan ) : Kepatuhan pasien dalam mengikuti terapiobat yang diberikan, baik berupa kepatuhan jadwal minum obat maupuncara penggunaan yang benar

g. Drug Related Problem ( DRP ) : Masalah terkait obat adalah segalapermasalahan yang berhubungan dengan penggunaan obat yangmenyebabkan menurunnya adherence.

h. Concordance ( Kesepahaman )i. Swamedikasi : Pengobatan yang dilakukan pasien sendiri tanpa

berkonsultasi dengan dokter, penggunaan obat-obatan tanpa resepdokter

j. Adherence : Keterlibatan penuh pasien dalam penyembuhan dirinyabaik melalui kepatuhan atas instruksi yang diberikan untuk terapi,maupun dalam ketaatan melaksanakan anjuran lain dalam mendukungterapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rantucci Melanie J., “Pharmacists Talking with Patients : A Guide toPatient Counseling “, William & Wilkins, Baltimore, Maryland.

2. Sigband, Norman B., “Effective Communication for Pharmacist”,Counterpoint Publications, California USA, 1995.

3. Tindal Willliam N.; Beardsley Robert S.; Kimberlin Carole L.;“Communication Skill in Pharmacy Practice “ 3rd ed. Lea and Febiger,Pennsylvania USA, 1994.

26

Page 16: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

BAB IIPELAYANAN KONSELING

II.1. PENGERTIAN KONSELINGKonseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran,melakukan diskusi dan pertukaran pendapat. Konseling adalah suatukegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien)dan seseorang yang memberikan (konselor) dukungan dan dorongansedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akankemampuannya dalam pemecahan masalah.

Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen kuncidari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanyamelakukan kegiatan compounding dan dispensing saja, tetapi juga harusberinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dimana dijelaskandalam konsep Pharmaceutical Care

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatupelayanan farmasi yang mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasilegal untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai hal-hal yangberkaitan dengan obat.

Kegiatan konseling dapat diberikan atas inisiatif langsung dari apoteker mengingat perlunya pemberian konseling karena pemakaian obat-obatdengan cara penggunaan khusus, obat-obat yang membutuhkan terapijangka panjang sehingga perlu memastikan untuk kepatuhan pasienmeminum obat. Konseling yang diberikan atas inisiatif langsung dariapoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat jugakonseling terjadi jika pasien datang untuk berkonsultasi kepada apotekeruntuk mendapatkan penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungandengan obat dan pengobatan, bentuk konseling seperti ini disebut konselingpasif .

4 25

BAB VIIPENUTUP

Semakin tingginya pengetahuan dan pengaruh globalisasi menyebabkankesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat. Tuntutan masyarakatterhadap mutu pelayanan kesehatan pun meningkat, termasuk di bidangpelayanan kefarmasian.

Oleh sebab itu dengan adanya buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasiandi Sarana Kesehatan, diharapkan apoteker dapat melaksanakan pelayanan“ Pharmaceutical Care “ secara menyeluruh .

Pelayanan konseling secara benar dan konsisten akan meningkatkan peran dancitra tenaga farmasi di masyarakat luas dan dapat meningkatkan derajat kesehatanmasyarakat.

Page 17: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

II.2. TUJUAN dan MANFAAT KONSELINGII.2.1 Tujuan Konseling

Tujuan UmumMeningkatkan keberhasilan terapimemaksimalkan efek terapimeminimalkan resiko efek sampingMeningkatkan cost effectivenessMenghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi

Tujuan Khusus :Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker denganpasienMenunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasienMembantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obatnyaMembantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan denganpenyakitnyaMeningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.Mencegah atau meminimalkan Drug Related ProblemMeningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnyasendiri dalam hal terapiMengerti permasalahan dalam pengambilan keputusanMembimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obatsehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkanmutu pengobatan pasien

II.2.2 Manfaat Konseling1. Bagi pasien

Menjamin keamanan dan efekt i f i tas pengobatanMendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnyaMembantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiriMembantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentuMenurunkan kesalahan penggunaan obatMeningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapiMenghindari reaksi obat yang tidak diinginkanMeningkatkan efektivitas & efisiensi biaya kesehatan

524

pengobatan penyakit kronis. Beberapa pengamatan yang dapat dilakukanadalah :a. Menghitung waktu pengulangan pemberian / perolehan obat (refill)b. Menghitung jumlah obat yang tersisa pada saat pengulangan

pemberian / perolehan obat ( refill )c. Mewawancara pemahaman pasien tentang cara penggunaan obat

(dosis, cara minum obat, waktu minum obat, dll )d. Menanyakan kepada pasien apakah gejala penyakit yang timbul

berkurang atau hilang, atau ada perbaikan dari kondisi sebelumnya.

Hasil evaluasi pada masing-masing pasien dapat digunakan sebagai datakeberhasilan kegiatan konseling obat, oleh karena itu pada kartu konselingharus memuat data-data yang dapat dipakai untuk mengukur efektivitas kegiatankonseling.

Page 18: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

6

2.Bagi ApotekerMenjaga citra profesi sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan.Mewujudkan bentuk pelayanan asuhan kefarmasian sebagaitanggung jawab profesi apoteker.Menghindarkan apoteker dari tuntutan karena kesalahanpenggunaan obat ( Medication error )Suatu pelayanan tambahan untuk menarik pelanggan sehinggamenjadi upaya dalam memasarkan jasa pelayanan.

II.3 PRINSIP DASAR KONSELINGPrinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antarapasien dengan apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secarasukarela.Pendekatan Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahanmodel pendekatan dari pendekatan “Medical Model” menjadi Pendekatan“Helping model”

Tabel. 1Hal – hal yg perlu diperhatikan oleh apoteker :

23

BAB VIEVALUASI

Evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian ditujukan untuk mengukur kemampuandalam pelayanan dan mencari upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.Evaluasi dalam konseling obat terdiri dari dua kegiatan, yaitu :

VI.1. EVALUASI KEGIATAN PELAYANANBertujuan untuk melihat kapasitas pelayanan dan meningkatkan kinerjapetugas yang memberikan konseling (konselor).Evaluasi kegiatan ini dapat dilakukan dengan menganalisis data yangada dari kegiatan konseling yang sudah dilakukan maupun denganmelakukan wawancara kepada pasien. Dalam melakukan wawancaradapat dibuat kuesioner sebagai alat pengumpul data.Hal-hal yang didapatkan dalam evaluasi adalah :a. Kapasitas kegiatan ( jumlah pasien, jumlah kasus, dll )b. Macam kegiatan konseling ( rujukan dokter, pasien aktif bertanya,

kelompok pasien tertentu, dll )c. Untuk pengobatan penyakit kronis, perlu dihitung jumlah pasien yang

rutin berobat dan jumlah pasien drop out pengobatand. Proses perubahan perilaku pasien sebagai hasil dari konselinge. Pendapat pasien tentang kegiatan konseling (dlm bentuk kuisioner)f. Pendapat pasien tentang petugas konseling ( konselor ) / kuisionerg. Waktu tunggu / lamanya pelayanan konselingh. Infrastruktur dalam kegiatan konseling (kebijakan, protap, SDM dll)

VI.2. EVALUASI KEPATUHAN PASIEN DALAM PENGOBATAN.Kegiatan ini lebih bersifat pengamatan pada masing-masing pasien.Dengan mempunyai dokumen yang berisi riwayat pengobatan pasien,apoteker yang memberikan konseling dapat melakukan pengamatanapakah pasien patuh dalam menjalani pengobatan. Apoteker dapatmengambil tindakan untuk memperbaiki kepatuhan pasien dalammelaksanakan pengobatan. Kegiatan ini Sangat bermanfaat pada

1. Pasien passive

2. Dasar dari kepercayaanditunjukkan Berdasarkan citraprofesi

3. Mengidentifikasi masalah danmenetapkan solusi.

4. Pasien bergantung padapetugas kesehatan

5. Hubungan seperti ayah-anak

1. Pasien terlibat secara aktif

2. Kepercayaan didasarkan darihubungan Pribadi yangberkembang setiap saat

3. Menggali semua masalah danmemilih cara pemecahanmasalah

4. Pasien mengembangkan rasapercaya dirinya untukm e m e c a h k a n m a s a l a h

5. Hubungan setara (sepertiteman)

Medical Model Helping Model

Page 19: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

7

“Mengerti kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasien”(1) Menentukan Kebutuhan

konseling tidak terjadi bila pasien datang tanpa ia sadari apa yangdibutuhkannya. Seringkali pasien datang tanpa dapat mengungkapkankebutuhannya, walaupun sebetulnya ada sesuatu yang dibutuhkan.Oleh karena itu dilakukan pendekatan awal dengan mengemukakanpertanyaan terbuka dan mendengar dengan baik dan hati-hati.

(2) PerasaanApoteker harus dapat mengerti dan menerima perasaan pasien(berempati).Apoteker harus mengetahui dan mengerti perasaan pasien (bagaimanaperasaan menjadi orang sakit) sehingga dapat berinteraksi danmenolong dengan lebih efektif. Beberapa bentuk perasaan atau emosipasien dan cara penanganannya adalah sebagai berikut :

Frustasi membantu menumbuhkan rasa keberanian pasien untukmencari alternatif jalan lain yang lebih tepat dan meminimalkanrasa ketidaknyamanan dari aktifitas hariannya yang tertunda.Takut dan cemas membantu menjernihkan situasi apa yangsebenarnya ditakutinya dan membuat pasien menerima keadaandengan keberanian yang ada dalam dirinyaMarah mencoba jangan ikut terbawa suasana marahnya, danjangan juga begitu saja menerima kemarahannya tetapi mencaritahu kenapa pasien marah dengan jalan mendengarkan danberempati.Depresi usahakan membiarkan pasien mengekspresikanpenderitaannya, membiarkan privasinya, tetapi dengarkan jikapasien ingin berbicara.Hilang kepercayaan diriMerasa bersalah

22

BAB VDOKUMENTASI

Pendokumentasian adalah hal yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan pelayananfarmasi. Pendokumentasian berguna untuk evaluasi kegiatan dalam upaya peningkatanmutu pelayanan.

Dalam pelayanan konseling obat kegiatan pendokumentasian sangat diperlukan. Tujuanpendokumentasian pelayanan konseling obat adalah :

1. Mendapatkan data / profil pasien2. Mengetahui riwayat penyakit pasien3. Memantau kepatuhan pasien dalam berobat4. Mengevaluasi pemahaman pasien tentang pengobatan5. Menyediakan data jika terjadi tuntutan pada kesalahan penggunaan obat6. Menyediakan data untuk evaluasi kegiatan kefarmasian.7. Menyediakan data untuk evaluasi terapi

Pendokumentasian dapat berupa kartu konseling yang berisi data pasien dan kegiatankonseling yang dilakukan dan buku besar pencatatan kegiatan untuk mencatat volumekegiatan. Dalam pendokumentasian perlu dicantumkan petugas yang melaksanakankonseling.

contoh Kartu Konseling : Lampiran 2

Page 20: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

8

II.4. SASARAN KONSELINGPemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupunpasien rawat inap. Konseling dapat diberikan kepada pasien langsungatau melalui perantara. Perantara yang dimaksud disini adalah keluargapasien, pendamping pasien, perawat pasien, atau siapa saja yangbertanggung jawab dalam perawatan pasien. Pemberian konseling melaluiperantara diberikan jika pasien tidak mampu mengenali obat-obatan danterapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik.II.4.1 Konseling Pasien Rawat Jalan

Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat diberikan padasaat pasien mengambil obat di apotik, puskesmas dan di saranakesehatan lain. Kegiatan ini bisa dilakukan di counter pada saatpenyerahan obat tetapi lebih efektif bila dilakukan di ruang khususyang disediakan untuk konseling. Pemilihan tempat konselingtergantung dari kebutuhan dan tingkat kerahasian / kerumitan akanhal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien. Konseling pasienrawat jalan diutamakan pada pasien yang :1. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan pengobatan jangka

panjang. (Diabetes, TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll )2. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengan

cara pemakaian yang khusus Misal : suppositoria, enema, inhaler,injeksi insulin dll.

3. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus. Misal: insulin dll

4. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit,misalnya : pemakaian kortikosteroid dengan tapering down.

5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah, misalnya: geriatrik, pediatri.

6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit ( digoxin,phenytoin, dll )

7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi yang banyak(polifarmasi )

21

3. Mekanisme kerja obatApoteker harus mengetahui indikasi obat, penyakit/gejala yangsedang diobati sehingga Apoteker dapat memilih mekanismemana yang harus dijelaskan, ini disebabkan karena banyakobat yang multi-indikasi. Penjelasan harus sederhana danringkas agar mudah dipahami oleh pasien

4. Dampak gaya hidupBanyak regimen obat yang memaksa pasien untuk mengubahgaya hidup. Apoteker harus dapat menanamkan kepercayaanpada pasien mengenai manfaat perubahan gaya hidup untukmeningkatkan kepatuhan pasien.

5. PenyimpananPasien harus diberitahukan tentang cara penyimpanan obatterutama obat-obat yang harus disimpan pada temperatur kamar,adanya cahaya dan lain sebagainya. Tempat penyimpanansebaiknya jauh dari jangkauan anak-anak.

6. Efek potensial yang tidak diinginkanApoteker sebaiknya menjelaskan mekanisme atau alasanterjadinya toksisitas secara sederhana. Penekanan penjelasandilakukan terutama untuk obat yang menyebabkan perubahanwarna urin, yang menyebabkan kekeringan pada mukosa mulut,dan lain sebagainya. Pasien juga diberitahukan tentang tandadan gejala keracunan.

Page 21: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

9

II.4.2 Konseling Pasien Rawat InapKonseling pada pasien rawat inap, diberikan pada saat pasien akanmelanjutkan terapi dirumah. Pemberian konseling harus lengkapseperti pemberian konseling pada rawat jalan, karena setelah pulangdari rumah sakit pasien harus mengelola sendiri terapi obat dirumah.

Selain pemberian konseling pada saat akan pulang, konseling padapasien rawat inap juga diberikan pada kondisi sebagai berikut :

Pasien dengan tingkat kepatuhan dalam minum obat rendah.Kadang-kadang dijumpai pasien yang masih dalam perawatantidak meminum obat yang disiapkan pada waktu yang sesuaiatau bahkan tidak diminum sama sekali.Adanya perubahan terapi yang berupa penambahan terapi,perubahan regimen terapi, maupun perubahan rute pemberian.

II.5 Masalah dalam konselingII.5.1 Penyebab ketidakpatuhan dalam penggunaan obat

Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien dalam penggunaanobat dapat disebabkan karena faktor pasien sendiri maupun faktor-faktor yang lain.1. Faktor Penyakit

a. Keparahan atau stadium penyakit, kadang orang yang merasasudah lebih baik kondisinya tidak mau meneruskanpengobatan.

b. Lamanya terapi berlangsung, semakin lama waktu yangdiberikan untuk terapi, tingkat kepatuhan semakin rendah.

2. Faktor Terapia. Regimen pengobatan yang kompleks baik jumlah obat maupun

jadwal penggunaan obat.b. Kesulitan dalam penggunaan obat, misalnya kesulitan menelan

obat karena ukuran tablet yang besar.c. Efek samping yang ditimbulkan, misalnya : mual, konstipasi,

20

Apoteker harus memastikan apakah informasi yang diberikanselama konseling dapat dipahami dengan baik oleh pasiendengan cara meminta kembali pasien untuk mengulanginformasi yang sudah diterima. Dengan cara ini pula dapatdiidentifikasi adanya penerimaan informasi yang salahsehingga dapat dilakukan tindakan pembetulan.

5. Menutup diskusiSebelum menutup diskusi sangat penting untuk Apotekerbertanya kepada pasien apakah ada hal-hal yang masih inginditanyakan maupun yang tidak dimengerti oleh pasien.Mengulang pernyataan dan mempertegasnya merupakanhal yang sangat penting sebelum penutupkan sesi diskusi,pesan yang diterima lebih dari satu kali dan diberi penekananbiasanya akan diingat oleh pasien.

6. Follow-up diskusiFase ini agak sulit dilakukan sebab terkadang pasienmendapatkan Apoteker yang berbeda pada sesi konselingselanjutnya. Oleh sebab itu dokumentasi kegiatan konselingperlu dilakukan agar perkembangan pasien dapat terusdipantau.

IV.1.5 Aspek konseling yang harus disampaikan kepada pasien1. Deskripsi dan kekuatan obat

Apoteker harus memberikan informasi kepada pasien mengenai:Bentuk sedian dan cara pemakaiannyaNama dan zat aktif yang terkandung didalamnyaKekuatan obat (mg/g)

2. Jadwal dan cara penggunaanPenekanan dilakukan untuk obat dengan instruksi khusus seperti”minum obat sebelum makan”, ”jangan diminum bersamasusu” dan lain sebagainya. Kepatuhan pasien tergantung padapemahaman dan perilaku sosial ekomoninya.

Page 22: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

10

dll.d. Rutinitas sehari-hari yang tidak sesuai dengan jadwal

penggunaan obat3. Faktor Pasien

a. Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari penyakitdan hasil yang didapat jika tidak diobati.

b. Menganggap pengobatan yang dilakukan tidak begitu efektifc. Motivasi ingin sembuhd. Kepribadian / perilaku, misalnya orang yang terbiasa hidup

teratur dan disiplin akan lebih patuh menjalani terapie. Dukungan lingkungan sekitar / keluarga.f. Sosio-demografi pasien : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,

dll4. Faktor Komunikasi

a. Pengetahuan yang kurang tentang obat dan kesehatanb. Kurang mendapat instruksi yang jelas tentang pengobatannya.c. Kurang mendapatkan cara atau solusi untuk mengubah gaya

hidupnya.d. Ketidakpuasan dalam berinteraksi dengan tenaga ahli

kesehatan.e. Apoteker tidak melibatkan pasien dalam pengambilan

keputusan.

II.5.2 Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan1. Berkomunikasi dengan pasien2. Informasi yang tepat3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan

Berkomunikasi dengan pasien- Kepuasaan pasien dalam berkomunikasi- Cara berkomunikasi yang baik menumbuhkan pengertian

betapa pentingnya pengobatan ini- Berkomunikasi secara alamiah ikut melibatkan pasien

19

kecocokan dosis yang diterima oleh pasien sehinggapengobatan menjadi lebih optimal.Kesuksesan pengobatan, pasien sebaiknya diberitahukantentang keadaan yang akan diterimanya jika pengobatanini berhasil dilalui dengan baik.

d. Mendiskusikan pengulangan resep dan pengobatanKegunaan pengobatan, Apoteker diharapkan memberikanpenjelasan tentang guna pengobatan yang diterima olehpasien serta bertanya tentang kesulitan-kesulitan apayang dihadapi oleh pasien selama menerima pengobatan.Efektifitas pengobatan, Apoteker harus mengetahuiefektifitas dari pengobatan yang diterima oleh pasien.Apoteker harus bertanya pada pasien apakah pengobatanyang diterima telah membantu keadaan pasien menjadilebih baik.Efek samping pengobatan, Apoteker harus mengetahuidengan pasti efek samping pengobatan dan kemungkinanterjadinya efek samping kepada pasien tersebut. Pasiensebaiknya diberitahukan kemungkinan tanda-tanda efeksamping sehingga pasien dapat melakukan tindakanpreventif terhadap keadaan tersebut.

3. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah danmempelajarinya.Setiap alternatif cara pemecahan masalah harus didiskusikandengan pasien. Apoteker juga harus mencatat terapi danrencana untuk monitoring terapi yang diterima oleh pasien.Baik pasien yang menerima resep yang sama maupun pasienyang menerima resep baru, keduanya harus diajak terlibatuntuk mempelajari keadaan yang memungkinkan terciptamasalah. Sehingga masalah terhadap pengobatan dapatdiminimalisasi.

4. Memastikan pasien telah memahami informasi yangdiperoleh.

Page 23: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

11

(ikut berpartisipasi) dalam berinteraksi dan keputusan ataupemecahan masalah dibuat oleh pasien sendir i .

- Komunikasi yang terbuka dan intensif- Metode dalam berkomunikasi: verbal dan non verbal

Informasi yang tepat- Informasi berkaitan obat : kebenaran, instruksi yang lengkap

termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama penggunaan obatnyadan bagaimana jika obat lupa diminum.

- Informasi tentang penyakit, kapan dan bagaimana pemakaianobat akan berguna.

- Informasi tentang efek samping

Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan- Apoteker bekerjasama dengan dokter untuk mempermudah

jadwal pengobatan dengan menurunkan jumlah obat, menurunkaninterval dosis perhari dan penyesuaian regimen dosis untukpenggunaan terbaik pasien sehari-hari.

- Menyediakan alat bantu pengingat dan pengaturan penggunaanobat, misalnya alarm, chart.

- Mengingatkan pasien dengan telepon atau surat untuk pembelian(refill) obat kembali.

- Mengembangkan pengertian dan sikap mendukung di pihakkeluarga pasien dalam mengingatkan penggunaan obat.

Metode pemberian motivasi dalam menangani ketidakpatuhan1. Jelaskan keuntungan dari penggunaan obat2. Tingkatkan kewaspadaan pasien dari gejala penyakit yang

diperlihatkan dan membutuhkan pengobatan.3. Jelaskan bahwa pasien harus dapat mengevalusai dirinya sendiri4. Bantu pasien untuk mengembangkan kepercayaan dirinya

18

dari pasien tentang masalah potensial yang mungkin terjadiselama pengobatan. Pasien bisa merupakan pasien baru ataupunpasien yang meneruskan pengobatan.a. Diskusi dengan pasien baru

Jika pasien masih baru maka Apoteker harus mengumpulkaninformasi dasar tentang pasien dan tentang sejarahpengobatan yang pernah diterima oleh pasien tersebut.

b. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatanPasien yang sudah pernah mendapatkan konselingsebelumnya, sehingga Apoteker hanya bertugas untukmemastikan bahwa tidak ada perubahan kondisi maupunpengobatan baru yang diterima oleh pasien baik yangdiresepkan maupun yang tidak diresepkan.

c. Mendiskusikan Resep yang baru diterimaApoteker harus bertanya apakah pasien pernah menerimapengobatan sebelumnya. Apoteker harus bertanyapengobatan tersebut diterima pasien dari mana, apakahdari Apoteker juga, atau dari psikiater dan lain sebagainya.Jika pasien pernah menerima pengobatan sebelumnyamaka dapat di tanyakan tentang isi topik konseling yangpernah diterima oleh pasien tersebut.Apoteker sebaiknya bertanya terlebih dahulu tentangpenjelasan apa yang telah diterima oleh pasien . Inipenting untuk mempersingkat waktu konseling dan untukmenghindari pasien mendapatkan informasi yang samayang bisa membuatnya merasa bosan atau bahkaninformasi yang berlawanan yang membuat pasienbingung. Diskusi ini juga harus dilakukan dengan kata-kata yang mudah diterima oleh pasien sesuai dengatingkat sosial - ekonomi pasien.Regimen pengobatan, pasien harus diberitahu tentangguna obat dan berapa lama pengobatan ini akanditerimanya. Pada tahap ini Apoteker juga harus melihat

Page 24: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

12

BAB IIIINFRASTRUKTUR KONSELING

III.1. SUMBER DAYA MANUSIAKegiatan konseling obat dilakukan oleh tenaga profesi dalam hal iniApoteker yang mempunyai kompetensi dalam pemberian konseling obat.Apoteker yang melaksanakan kegiatan konseling harus memahami baikaspek farmakoterapi obat maupun teknik berkomunikasi dengan pasien.Dalam mewujudkan pelayanan konseling yang baik maka kemampuankomunikasi harus ditingkatkan. Ini penting agar terjalin komunikasiyang efektif dan intensif antara apoteker dengan pasien .Strategi komunikasi yang dapat dipakai oleh apoteker dalam melaksanakankonseling adalah sebagai berikut :

Membantu dengan cara bersahabat :Pasien yang pasif akan mempersulit apoteker untuk membuatkesepakatan dan memberikan bantuan pengobatan. Sangat pentingbagi apoteker untuk menciptakan suasana yang bersahabat denganpasien, ini akan mempengaruhi suasana hati pasien dan pasien menjadipercaya kepada apoteker. Apoteker dapat memulai konseling denganmenyapa pasien dengan namanya, memperkenalkan diri, memberikansedikit waktu untuk pembicaraan umum sebelum memulai pembicaraantentang pengobatan. Selama konseling berlangsung maka apotekerharus mendengarkan dengan sungguh-sungguh setiap perkataanpasien. Selain itu apoteker juga harus memperhatikan bahasa tubuhnyaagar pasien merasa lebih dihargai.Menunjukkan rasa empati pada pasienSangat penting adanya perasaan empati pada pasien selama sesikonseling dilakukan. Ketika apoteker menunjukkan rasa empati makapasien akan merasa apoteker peduli kepadanya. Penting bagi apotekeruntuk tahu tentang kebutuhan pasien, ketertarikan pasien, motivasi,tingkat pendidikan agar dapat disesuaikan dengan informasi yangakan diberikan oleh apoteker. Menunjukkan rasa empati berarti bahwakomunikasi berjalan dengan baik.

17

IV.1.3 Pertanyaan Dalam KonselingPemilihan kalimat tanya merupakan faktor yang penting dalammewujudkan keberhasilan komunikasi. Pertanyaan yang digunakansebaiknya adalah open-ended questions. Dengan pertanyaanmodel ini memungkinkan apoteker memperoleh beberapa informasiyang dibutuhkan dari satu pertanyaan saja. Pertanyaan denganjawaban ”ya” atau ”tidak", sebaiknya dihindari. Begitu juga denganpertanyaan yang berasal dari pendapat Apoteker. Open-endedquestions akan menghasilkan respon yang memuaskan sebabpertanyaan ini akan memberikan informasi yang maksimal. Katatanya sebaiknya dimulai dengan ”bagaimana” atau ”mengapa”.

IV.1.4 Tahapan Konseling1. Pembukaan

Pembukaan konseling yang baik antara apoteker dan pasiendapat menciptakan hubungan yang baik, sehingga pasien akanmerasa percaya untuk memberikan informasi kepada Apoteker.Apoteker harus memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelummemulai sesi konseling. Selain itu apoteker harus mengetahuiidentitas pasien (terutama nama) sehingga pasien merasa lebihdihargai. Hubungan yang baik antara apoteker dan pasiendapat menghasilkan pembicaraan yang menyenangkan dantidak kaku. Apoteker dapat memberikan pendapat tentang cuacahari ini maupun bertanya tentang keluarga pasien.Apoteker harus menjelaskan kepada pasien tentang tujuankonseling serta memberitahukan pasien berapa lama sesikonseling itu akan berlangsung. Jika pasien terlihat keberatandengan lamanya waktu pembicaraan, maka apoteker dapatbertanya apakah konseling boleh dilakukan melalui teleponatau dapat bertanya alternatif waktu/hari lain untuk melakukankonseling yang efektif.

2. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalahPada sesi ini Apoteker dapat mengetahui berbagai informasi

Page 25: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

16

BAB IVKEGIATAN KONSELING

IV.1 PROSES KONSELINGIV.1.1 Penentuan Prioritas Pasien

Dalam kegiatan pelayanan kefarmasian sehari-hari, pemberiankonseling tidak dapat diberikan pada semua pasien mengingatwaktu pemberian konseling yang cukup lama. Oleh sebab itudiperlukan seleksi pasien yang perlu diberikan konseling. Seleksipasien dilakukan dengan penentuan prioritas pasien-pasien yangdianggap perlu mendapatkan konseling. Prioritas pasien yangperlu mendapat konseling :

Pasien dengan populasi khusus ( pasien geriatri, pasien pediatri,dll)Pasien dengan terapi jangka panjang (TBC, Epilepsi, diabetes,dll)Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan instruksi khusus(Penggunaan kortikosteroid dengan ”tappering down” atau”tappering off” )Pasien yang menggunakan obat-obatan dengan indeks terapisempit ( digoxin, phenytoin, dll )Pasien yang mempunyai riwayat kepatuhan menjalankan terapirendah.

IV.1.2 Persiapan Dalam Melakukan KonselingUntuk menerapkan suatu konseling yang baik maka Apotekerharus memiliki persiapan. Apoteker sebaiknya melihat dahuludata rekam medik pasien. Ini penting agar apoteker dapatmengetahui kemungkinan masalah yang terjadi seperti interaksiobat maupun kemungkinanan alergi pada obat-obatan tertentu.Selain itu apoteker juga harus mempersiapkan diri dengan informasi– informasi terbaru yang berhubungan dengan pengobatan yangditerima oleh pasien.

13

Kemampuan nonverbal dalam berkomunikasiAda beberapa kemampuan nonverbal yang sangat membantukeberhasilan konseling antara apoteker dan pasien, yaitu :1. Senyum dan wajah yang bersahabat, apoteker harus menunjukan

perasaan yang bahagia saat akan melakukan konseling, karenaekspresi wajah apoteker akan mempengaruhi suasana hati pasien.

2. Kontak mata, kontak mata langsung boleh terjadi 50% sampai75% selama sesi konseling.

3. Gerakan tubuh, harus dilakukan seefektif mungkin. Jika terlaluberlebihan kadang akan mempengaruhi mood pasien. Sentuhanpada pasien juga kadang dibutuhkan untuk membuatnya merasatenang.

4. Jarak antara apoteker dan pasien, jarak yang terlalu jauh membuatkomunikasi menjadi tidak efektif, begitu juga dengan jarakyang terlalu dekat. Sehinggga posisi dan jarak duduk antaraapoteker dan pasien diatur agar pasien merasa nyaman.

5. Intonasi Suara, selama komunikasi berlangsung intonasi suaraapoteker harus diperhatikan. Suara yang terlalu pelan atau kerasmembuat komunikasi menjadi tidak efektif. Begitu juga denganpenekanan-penekanan kalimat yang dilakukan.

6. Penampilan apoteker yang bersih dan rapih membuat pasien merasalebih nyaman.

III.2. SARANA PENUNJANGDalam melaksanakan kegiatan konseling dibutuhkan beberapa saranauntuk menunjang kegiatan. Sarana yang dibutuhkan tergantung darijumlah pelayanan, kapasitas kegiatan, dan target yang ingin dicapai.Sarana penunjang terdiri dari :

Ruang atau tempat konselingAlat bantu konseling

III.2.1 Ruang atau tempat konselingUntuk melaksanakan kegiatan konseling yang efektif sebaiknyakonseling tidak dilakukan hanya di counter pada saat penyerahan

Page 26: PEDOMAN KONSELING PELAYANAN KEFARMASIAN DI SARANA …pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf · Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan

14

obat, tetapi diruang khusus untuk konseling. Ruang yang disediakanuntuk konseling sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Tertutup dan tidak banyak orang keluar masuk, sehingga privacy

pasien terjaga dan pasien lebih leluasa menanyakan segalasesuatu tentang pengobatan.

2. Tersedia meja dan kursi yang cukup untuk konselor maupunklien (pasien)

3. Mempunyai penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yangbagus

4. Letak ruang konseling tidak terlalu jauh dari tempat pengambilanobat (apotik)

5. Jika jumlah pasien banyak dan mempunyai beberapa tenagaApoteker sebagai konselor, sebaiknya ruang konseling lebihdari satu.

III.2.2 Alat Bantu KonselingAgar konseling menjadi lebih efektif ada beberapa alat bantu yangdapat digunakan. Alat bantu yang digunakan terdiri dariperlengkapan yang diperlukan oleh apoteker sebagai konselordalam melakukan konseling maupun alat bantu yang diberikankepada pasien.Perlengkapan Apoteker dalam melaksanakan konseling :1. Panduan konseling, berisi daftar (check list) untuk mengingatkan

Apoteker point-point konseling yang penting.2. Kartu Pasien, berisi identitas pasien dan catatan kunjungan

pasien3. Literatur pendukung4. Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatan

kepada pasien untuk membaca lagi jika lupa.5. Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-gambar,

poster, maupun sediaan yang berisi placebo.6. Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk mendapatkan

lanjutan pengobatan.

15

Alat bantu yang diberikan kepada pasien :Alat bantu pengingat pasien minum obat biasanya diperlukan padapengobatan penyakit kronis atau penyakit-penyakit lain yangmembutuhkan terapi jangka panjang dan dan memerlukankepatuhan dalam penggunaannya. Misalnya : penggunaan analgesikuntuk nyeri kanker, penggunaan obat anti TBC, penggunaan obatanti retroviral, terapi stroke, diabetes, dll.Alat bantu yang diberikan berupa :1. Kartu pengingat pengobatan, kartu ini diberikan Apoteker

kepada pasien untuk memantau penggunaan obat pasien. Pasiendapat memberikan tanda pada kartu tersebut setiap harinyasesuai dengan dosis yang diterimanya. Kartu tersebut memuatnama pasien, nama obat, jam minum obat, tanggal pasienharus mengambil (refill) obat kembali.

2. Pemberian Label, sebagian pasien membutuhkan bantuan untukmembaca label instruksi pengobatan yang terdapat padaobatnya.

3. Medication chart, berupa bagan waktu minum obat. Biasanyadibuat untuk pasien dengan regimen pengobatan yang kompleksatau pasien yang sulit memahami regimen pengobatan.

4. Pil dispenser, akan membantu pasien untuk mengingat jadwalminum obat dan menghindari kelupaan jika pasien melakukanperjalanan jauh dari rumah. Wadah pil dispenser bisa untukpersediaan harian maupun mingguan.

5. Kemasan penggunaan obat per dosis unit, pengemasan obatper unit dosis membutuhkan peralatan yang mahal. Dapatdilaksanakan jika regimen pengobatan terstandar dan merupakanprogram pemerintah.