Menurut Irwanto (2006) :
Sebagai sebuah metode penelitian, maka FGD adalah sebuah upaya yang sistematis dalam pengumpulan data dan informasi. Focused Group Discussion memiliki makna yaitu :
1.Diskusi - bukan wawancara atau obrolan
2.Kelompok - bukan individual
3.Terfokus bukan bebas
Diskusi yang tidak ditata ketat dan tidak formal yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan membahas suatu permasalahan yang ada dalam kelompok/masyarakat guna mendapatkan solusi
Umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk memperoleh data dari suatu kelompok terhadap suatu permasalahan tertentu
Diperkenalkan oleh Kurt Lewin Tahun 1936, awalnya FGD hanya terkonsentrasi pada proses yang terjadi dalam kelompok selama diskusi berlangsung
Tahun 1940, Robert K. Merton mengembangkan untuk studi tentang khalayak radio
Tahun 1950, dikembangkan oleh Frankfurt Institute of Social Research dalam mempelajari opini dan sikap
Minimum ada tiga alasan dalam meninjau FGD. Irwanto (2006) melihatnya secara filosofis, metodologis, dan praktis : Filosofis Pengetahuan yang diperoleh dalam sebuah proses diskusi,
memberikan perspektif yang berbeda dibanding jika pengetahuan diperoleh dari proses komunikasi searah antara peneliti dengan yang diteliti.
Metodologis Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif singkat sedangkan masalah yang diteliti belum tentu dipahami dengan metode survey atau wawancara
Praktis Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari masyarakat yang diteliti -sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi aksi, dengan mudah masyarakat mau menerima rekomendasi tersebut.
FGD merupakan metode yang popular dalam penelitian kualitatif FGD digunakan untuk mengali data secara mendalam melalui
stimulant/pemancing berupa suatu isu atau topic tertentu yang telah dipersiapkan
Partisipan dibantu seorang fasilitator mendiskusikan topik tertentu berdasar pertanyaan yang telah dirancang sebelumnya
FGD banyak disukai karena semua partisipan terlibat aktif dan semua orang tentu saja senang didengar pendapatnya
FGD tidak cocok untuk topic – topic yang sensitive karena membicarakan topic - topic seperti seks atau pandangan politis seseorang, dapat menimbulkan rasa malu sehingga diskusi tidak berkembang
FGD memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi awal mengenai suatu topic atau suatu fenomena
FGD dapat mengatasi persoalan waktu karena bisa dilakukan relative cepat. Peneliti dalam waktu kurang lebih dua jam dapat memperoleh data yang cukup dari 6 – 10 orang partisipan kelompok diskusi
Dari sisi keuangan FGD cukup menguntungkan karena biaya yang dikeluarkan tidak besar. Peneliti tidak memerlukan dana operasional untuk turun ke lapangan dalam mengumpulkan data
Desain penelitian cukup fleksibel untuk mengimbangi dinamika di dalam pengumpulan informasi
Diskusi kelompok sering didominasi oleh beberapa partisipan yang cenderung memonopoli pembicaraan
FGD tidak tepat untuk mengumpulkan data secara kuantitatif karena metode ini tidak bertujuan untuk menjawab “berapa banyak”, FGD lebih mengarah pada jawaban atas pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana”
FGD sangat mengandalkan fasilitator yang handal, yang harus tahu kapan mengali informasi lebih mendalam, kapan menghentikan pembicaraan jika sudah menyentuh hal – hal yang tidak berkaitan dengan topic yang disondorkan.
FGD bersifat lebih lebar dari wawancara. Jika wawancara menitikberatkan pada pengajuan pertanyaan kepada narasumber atau responden, maka dalam FGD, tidak terdapat pengajuan pertanyaan secara spesifik, namun lebih pada upaya mendengarkan keterangan dari berbagai sumber yang kemudian dirumuskan menjadi suatu data tertentu.
Dalam FGD, fasilitator tidak selalu bertanya. Tugasnya justru bukan untuk bertanya, tetapi mengemukakan suatu persoalan, suatu kasus, suatu kejadian (sebagai bahan diskusi). Namun jelas dalam prosesnya ia akan sering bertanya (tetapi itu hanya sebagian dari keterampilan mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta atau tidak macet).
Perbedaan antara FGD dengan Wawancara
Dipimpin seorang pemandu (fasilitator) Anggota kelompok: 6 – 10 orang Dapat dilakukan berulang pada beberapa
kelompok peserta yang bermasalah sama Untuk intervensi biasanya dihadirkan narasumber
(seorang ahli/profesional) yang akan membahas proses dan hasil diskusi
FGD dapat dilakukan dimana saja. Semakin kecil potensi gangguan terhadap konsentrasi
peserta semakin baik. Semakin aman dan nyaman tempat yang digunakan,
semakin baik. Tidak harus berada di sebuah ruangan tertutup yang ber AC. Meskipun demikian, tempat itu harus memungkinkan orang berbicara dan mendengarkan secara efektif tanpa harus berteriak-teriak.
Perlengkapan lain adalah kertas dan pensil. Jika memungkinkan adanya alat perekam, maka lebih sempurna- tetapi bukan prasyarat mutlak
peserta bervariasi sesuai dengan permasalahan yang hendak dipahami
Peserta yang tidak saling kenal memberikan keuntungan bagi peneliti, karena tanggapan mereka terhadap masalah bisa sangat bervariasi dan tidak ada kecenderungan untuk konformitas.
Jika masalahnya mensyaratkan peserta yang saling kenal berarti yang terpenting adalah membangun suasana diskusi agar setiap peserta merasa nyaman berpendapat sendiri
Menentukan peserta Menyusun panduan diskusi Menetapkan pemandu, pencatat, observer dan
narasumber Menyiapkan form untuk pencatatan Melaksanakan diskusi Pembahasan oleh narasumber
Memandu arah diskusi dengan Mendorong peserta untuk bicara dan mengungkapkan pendapat serta perasaan tentang pokok masalah
Fasilitator mengajukan pertanyaan yang mudah dijawab peserta sehingga mendorong peserta untuk mulai bicara dalam suasana kelompok
Pemandu membimbing arah diskusi namun tidak bersikap menggiring
Pemandu memusatkan pada materi pokok untuk diskusi
Fasilitator hanya bicara sedikit, peserta mulai memainkan peran yang lebih aktif
Pemandu merangkum persamaan dan perbedaan pendapat dari peserta
Untuk menyelenggarakan sebuah FGD yang efektif, maka beberapa catatan berikut ini memang perlu selalu diperhatikan:
▪ FGD tidak mudah
▪ Selalu mengembangkan teamwork yang berkualitas
▪ Belajar dari peserta
▪ sensitif terhadap nilai lokal