Top Banner
PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT SYSTEM (ESMS) PROYEK PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 2014
26

PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

Mar 03, 2019

Download

Documents

tranhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL

MANAGEMENT SYSTEM (ESMS)

PROYEK

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

2014

Page 2: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

DAFTAR ISI

Pedoman ESMS Proyek i

BAB I - PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

2. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................. 1

3. Ruang Lingkup ......................................................................................................................... 1

4. Landasan Hukum ...................................................................................................................... 1

5. Pengecualian ............................................................................................................................. 2

6. Definisi ............................................................................................................................. 3

BAB II – TUJUAN DAN ETIKA PENGELOLAAN ESMS PROYEK ............................................ 5

1. Tujuan Pengelolaan .................................................................................................................. 5

2. Etika Pengelolaan ..................................................................................................................... 5

3. Risiko Pengelolaan ESMS Proyek ........................................................................................... 5

BAB III – ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB ..................................................................... 7

1. Direksi ............................................................................................................................. 7

2. Divisi Manajemen Risiko ......................................................................................................... 7

3. Divisi Bisnis ............................................................................................................................. 8

4. Divisi Pengendalian Fasilitas Pembiayaan (DPFP) .................................................................. 8

5. Divisi Dukungan Pengembangan Proyek dan Advisory (DDPPA) .......................................... 8

BAB IV – REGULASI, LINGKUP, DAN KATEGORI RISIKO ESMS PROYEK ........................ 9

1. Regulasi dan Lingkup ............................................................................................................... 9

2. Kategori Risiko Pengelolaan .................................................................................................. 10

BAB V – ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE DILIGENCE (ESDD) ..................................... 12

1. Pelaksanaan ESDD untuk aktivitas Pembiayaan dan Investasi ............................................. 12

2. Pelaksanaan ESDD untuk aktivitas Pengembangan Proyek dan Jasa Konsultasi .................. 14

BAB VI – PENGADMINISTRASIAN DAN PEMANTAUAN ........................................................ 16

1. Dokumen yang harus Diarsipkan ........................................................................................... 16

2. Pemantauan ........................................................................................................................... 17

BAB VII – PENUTUP ......................................................................................................................... 18

Page 3: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

DAFTAR ISI

Pedoman ESMS Proyek ii

BAB VIII - LAMPIRAN ..................................................................................................................... 19

Lampiran I - Daftar Peraturan Republik Indonesia terkait Lingkungan, Kesehatan dan

Keselamatan Kerja serta Sosial .......................................................................... 19

Lampiran II - Outline Laporan Environmental and Social Due Diligence............................... 23

Tabel 1. Lingkup ESMS Proyek ............................................................................................................ 10

Tabel 2. Kategori Risiko Pengelolaan ESMS Proyek ............................................................................ 10

Tabel 3. Komponen Evaluasi ESDD ...................................................................................................... 12

Tabel 4. Dokumen ESMS Proyek .......................................................................................................... 16

Page 4: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN BAB - I

Pedoman ESMS Proyek Hal 1 / 23

BAB I - PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) yang untuk selanjutnya disebut “Perseroan” adalah Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk mendorong percepatan pembiayaan

infrastruktur nasional melalui kemitraan dengan pihak swasta dan/atau lembaga keuangan

multilateral.

Untuk mewujudkan maksud di atas, Perseroan berkomitmen untuk mengelola aktivitas bisnisnya

yang berwawasan lingkungan dan memiliki pertanggungjawaban sosial.

Untuk memberikan acuan agar aktivitas pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, serta

pemberian jasa konsultasi untuk proyek infrastruktur memenuhi ketentuan dan persyaratan

lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta sosial yang berlaku di Indonesia, Perseroan

perlu untuk menyusun serta menerbitkan Pedoman Environmental and Social Management System

(ESMS) Proyek.

2. Maksud dan Tujuan

Pedoman ESMS Proyek dimaksudkan sebagai acuan Perseroan dalam melaksanakan aktivitas

pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, serta pemberian jasa konsultasi, dengan tujuan

sebagai berikut:

a. Menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) sehingga risiko lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja serta sosial.dapat dinilai, diukur, dipantau, dikendalikan dan dimitigasi secara

memadai.

b. Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab, serta peran dan fungsi tiap-tiap unit

kerja terkait.

c. Menjaga konsistensi dan tingkat kinerja dalam melaksanakan dan mengelola risiko lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja serta sosial sebagai bagian dari aktivitas pembiayaan dan

investasi, pengembangan proyek, serta pemberian jasa konsultasi, sehingga tercipta proses kerja

yang efektif dan efisien.

3. Ruang Lingkup

Pedoman ESMS Proyek ini berisi panduan dalam melaksanakan pengelolaan risiko lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja, serta sosial yang terkait dengan aktivitas pembiayaan dan

investasi, pengembangan proyek, serta pemberian jasa konsultasi. Pengelolaan ESMS Korporasi

akan diatur dalam pedoman tersendiri.

4. Landasan Hukum

Pedoman ESMS Proyek disusun dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Undang - Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.

Page 5: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN BAB - I

Pedoman ESMS Proyek Hal 2 / 23

b. Undang - Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

c. Undang - Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

d. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

e. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

f. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

g. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan

Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

h. Peraturan Menteri Keuangan No. 100/PMK.010/2009 tentang Perseroan Pembiayaan

Infrastruktur.

i. Peraturan Republik Indonesia terkait Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan serta Sosial

untuk spesifik sektor, sebagaimana disebutkan dalam Lampiran I.

j. Anggaran Dasar PT Sarana Multi Infrastruktur.

k. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance).

l. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct).

m. Pedoman Manajemen Risiko.

n. Pedoman Penyusunan Kebijakan Perseroan.

o. Peraturan Direksi mengenai Tugas Pokok dan Fungsi Divisi Perseroan.

5. Pengecualian

Dalam hal terdapat keadaan-keadaan tertentu yang mengharuskan terjadinya pengecualian terhadap

Pedoman ini wajib mendapatkan persetujuan dari Direksi. Apabila diperlukan, Direksi dapat

meminta review terlebih dahulu dari Divisi Manajemen Risiko (DMR).

Pengecualian dimaksud harus didasarkan pada hasil analisis atas transaksi atau kegiatan usaha,

memperhatikan faktor risiko yang dapat terjadi, dan pertimbangan manajerial yang seksama terkait

kepentingan Perseroan.

Page 6: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN BAB - I

Pedoman ESMS Proyek Hal 3 / 23

6. Definisi

a. AMDAL :

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, merupakan dokumen yang

diharuskan berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dan

pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun

2012 tentang Izin Lingkungan dan Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup. AMDAL terdiri dari 4 (empat) dokumen yang

tidak terpisahkan, yaitu:

• Kerangka Acuan (KA ANDAL), berisi rencana ruang lingkup

analisis dampak lingkungan.

• Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), identifikasi dampak

penting positif dan negatif dari suatu proyek/aktivitas.

• Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), mendokumentasikan

upaya rencana pengelolaan dampak penting.

• Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan

upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan

dampak penting.

b. Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3)

: Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,

dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,

dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan

hidup manusia dan makhluk hidup lain.

c. Divisi Bisnis : Divisi pelaksana aktivitas yang melakukan pengambilan dan

pelaksanaan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan usaha

Perseroan yaitu kegiatan pembiayaan dan investasi atau

pengembangan proyek atau jasa konsultasi.

d. Environmental and

Social Due Diligence

(ESDD)

:

Proses untuk menginvestigasi/audit, yang dilakukan oleh Perseroan,

terhadap potensi investasi secara rinci, seperti identifikasi proses

operasional dan manajemen, verifikasi data di lapangan, terutama

terkait sudut pandang lingkungan dan sosial.

e. Environmental and

Social Management

System (ESMS)

: Sebuah sistem pengelolaan proses dan prosedur dimana sebuah

organisasi menganalisa, mengontrol dan mengurangi dampak

lingkungan dan sosial yang dihasilkan dari aktivitas, produk dan

jasanya.

f. Exclusion List : Daftar proyek yang tidak diperkenankan mendapat jasa layanan

Perseroan, terkait aktivitas pembiayaan dan investasi,

pengembangan proyek, serta pemberian jasa konsultasi.

Page 7: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENDAHULUAN BAB - I

Pedoman ESMS Proyek Hal 4 / 23

g. International

Finance Corporation

(IFC)

: Lembaga pembiayaan internasional yang menawarkan investasi,

nasehat dan jasa pengelolaan asset untuk mendorong pengembangan

sektor swasta di negara berkembang.

h. Jasa Konsultasi Pemberian jasa keahlian profesional yang diberikan Perseroan dalam

bidang infrastruktur kepada pengguna jasa berdasarkan perjanjian

pemberian jasa konsultasi antara Perseroan dengan pengguna jasa.

i. Pembiayaan

: Penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

Perseroan dan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

j. Pengembangan

Proyek

: Pemberian jasa penyiapan dan pengembangan proyek infrastruktur

yang diberikan Perseroan.

k. Pejabat Berwenang

Memutus

: Pejabat Perseroan yang berdasarkan Peraturan Direksi memiliki

kewenangan untuk membuat keputusan atas aktivitas tertentu.

l. Regulasi : Kondisi atau kemampuan yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh

seluruh aktivitas, produk dan layanan terkait ketentuan lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja serta sosial.

m. Risiko : Potensi terjadinya suatu peristiwa, baik yang dapat diperkirakan

maupun tidak dapat diperkirakan yang dapat menimbulkan dampak

negatif bagi pencapaian visi, misi, tujuan/sasaran Perseroan.

n. Surat Pernyataan

Kesanggupan

Pengelolaan dan

Pemantauan

Lingkungan Hidup

(SPPL)

: Pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan

diluar usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL.

o. Upaya Pengelolaan

Lingkungan –

Upaya Pemantauan

Lingkungan

(UKL –UPL)

: Merupakan dokumen yang diharuskan berdasarkan Undang-Undang

No. 32 Tahun 2009 dan pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, namun

tidak termasuk ke dalam proyek/aktivitas seperti yang terdapat

dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun

2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib

Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Page 8: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

TUJUAN DAN ETIKA PENGELOLAAN

ESMS PROYEK BAB - II

Pedoman ESMS Proyek Hal 5 / 23

BAB II – TUJUAN DAN ETIKA PENGELOLAAN ESMS PROYEK

1. Tujuan Pengelolaan

Perseroan berkomitmen untuk mengelola aktivitas bisnisnya untuk senantiasa berwawasan

lingkungan dan memiliki pertanggungjawaban sosial dengan tujuan sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa manajemen dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dari

perusahaan yang dibiayai memahami komitmen pedoman yang dibuat oleh Perseroan ini.

b. Memastikan bahwa seluruh pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, serta pemberian

jasa konsultasi yang dilakukan oleh Perseroan telah mematuhi seluruh regulasi terkait dengan

lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sosial.

c. Memastikan bahwa proses review terkait butir b. di atas dilakukan secara berkala dan

memenuhi standar audit lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sosial.

2. Etika Pengelolaan

Pelaksana dan para pihak yang terkait dalam pengelolaan ESMS Proyek harus mematuhi etika

usaha dan tata perilaku perusahaan (code of conduct) yang berlaku sebagaimana diatur dalam

Pedoman ini.

3. Risiko Pengelolaan ESMS Proyek

Dalam melakukan pengelolaan ESMS Proyek harus memperhatikan dan mempertimbangkan

potensi risiko-risiko yang dapat terjadi dan berupaya melakukan tindakan mitigasi atas risiko

tersebut:

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan counterparty/debitur memenuhi

kewajibannya sesuai dengan persyaratan yang disepakati, termasuk kesepakatan terkait

pelaksanaan ESMS Proyek yang dipersyaratkan oleh Perseroan dalam perjanjian

pembiayaan.

Mitigasi risiko kredit antara lain dengan melakukan pengidentifikasian, penilaian,

pemantauan dan pengendalian atas pengelolaan ESMS terhadap proyek yang dibiayai.

b. Risiko Operasional

Risiko yang disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya permasalahan eksternal yang

mempengaruhi aktivitas usaha Perseroan, seperti kesalahan prosedural dalam melakukan

pengelolaan ESMS Proyek atas aktivitas pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek,

serta pemberian jasa konsultasi.

Mitigasi risiko operasional dititikberatkan pada kecukupan pedoman, prosedur dan

manual/juknis yang mengatur mengenai pengelolaan ESMS Proyek, terdapat budaya

kontrol (dual control) dan pemisahan tugas yang jelas (segregation of duties).

Page 9: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

TUJUAN DAN ETIKA PENGELOLAAN

ESMS PROYEK BAB - II

Pedoman ESMS Proyek Hal 6 / 23

c. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang

terkait dengan aktivitas usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan terkait

dengan tidak memadainya pengelolaan ESMS Proyek yang dilakukan oleh Perseroan.

Mitigasi risiko reputasi antara lain dilakukan melalui pengelolaan komunikasi baik secara

internal dan eksternal dengan para pemangku kepentingan melalui aktivitas-aktivitas yang

dapat menciptakan citra perusahaan yang baik (positive corporate image) termasuk dengan

media.

Page 10: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB BAB - III

Pedoman ESMS Proyek Hal 7 / 23

BAB III – ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB 1. Direksi

a. Menetapkan kebijakan dan risk appetite pelaksanaan ESMS pada aktivitas Perseroan.

b. Menetapkan struktur organisasi termasuk kewenangan dan tanggungjawab yang jelas terkait

pelaksanaan ESMS pada aktivitas Perseroan.

c. Memantau kepatuhan pelaksanaan pengelolaan ESMS dan memberikan arahan perbaikan

pelaksanaan pengelolaan ESMS pada aktivitas Perseroan.

2. Divisi Manajemen Risiko

a. Kepala Divisi Manajemen Risiko dengan tanggung jawab sebagai berikut:

i. Memastikan aktivitas pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, dan pemberian

jasa konsultasi telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam regulasi, sesuai

dengan lingkup ESMS Proyek.

ii. Menetapkan kategori risiko pengelolaan ESMS Proyek.

iii. Menyetujui hasil laporan Environmental and Social Due Diligence (ESDD) dan hasil

review atas laporan ESDD yang dipersiapkan oleh ESMS Officer.

iv. Menyampaikan laporan ESDD kepada DPI dan Komite Kredit dan Investasi (KKI)

sebagai bahan pertimbangan keputusan pembiayaan dan investasi.

v. Memastikan kecukupan atas sumber daya terkait pelaksanaan ESMS Proyek pada Divisi

Manajemen Risiko.

b. ESMS Officer dengan tanggung jawab sebagai berikut:

i. Mengevaluasi aktivitas pembiayaan dan investasi, pengembangan proyek, dan pemberian

jasa konsultasi telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam regulasi, sesuai

dengan lingkup ESMS Proyek.

ii. Mengusulkan kategori risiko dan laporan pengelolaan ESMS Proyek.

iii. Melakukan site visit proyek.

iv. Melakukan ESDD dan menyusun Laporan ESDD termasuk merekomendasikan Corrective

Action Plan (CAP).

v. Melakukan review atas laporan ESDD yang disusun oleh Tenaga Ahli (Pool of Expert) -

DDPPA atau Konsultan.

vi. Menyimpan dan memelihara salinan dokumen ESMS Proyek dalam bentuk hardcopy atau

softcopy.

Page 11: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB BAB - III

Pedoman ESMS Proyek Hal 8 / 23

3. Divisi Bisnis

a. Memastikan proyek tidak termasuk ke dalam Daftar Pengecualian (Exclusion List).

b. Melakukan koordinasi dengan counterparty/debitur atas pemenuhan dokumen yang

diperlukan dalam pengelolaan ESMS Proyek.

c. Melakukan pemantauan atas fasilitas pembiayaan dan investasi atau pengembangan proyek

atau jasa konsultasi.

d. Menyimpan dan memelihara salinan dokumen ESMS Proyek dalam bentuk hardcopy atau

softcopy.

4. Divisi Pengendalian Fasilitas Pembiayaan (DPFP)

a. Memantau pemenuhan kepatuhan atas kewajiban-kewajiban para pihak termasuk pemenuhan

Corrective Action Plan, sesuai dengan perjanjian pembiayaan dan investasi.

b. Penyimpanan dan pengelolaan fisik dokumen asli ESMS Proyek sebagai bagian dari

dokumen pembiayaan dan investasi.

5. Divisi Dukungan Pengembangan Proyek dan Advisory (DDPPA)

a. Memantau atas pelaksanaan pengelolaan ESMS Proyek oleh Tenaga Ahli (Pool of Expert) -

DDPPA / Konsultan.

b. Penyimpanan dan pengelolaan fisik dokumen asli ESMS sebagai bagian dari dokumen

aktivitas pengembangan proyek dan pemberian jasa konsultasi.

Page 12: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

REGULASI, LINGKUP, DAN KATEGORI

RISIKO ESMS PROYEK BAB - IV

Pedoman ESMS Proyek Hal 9 / 23

BAB IV – REGULASI, LINGKUP, DAN KATEGORI RISIKO ESMS PROYEK 1. Regulasi dan Lingkup

a. Regulasi

i . Perseroan memastikan kepatuhan atas Peraturan Republik Indonesia terkait lingkungan,

kesehatan dan keselamatan kerja dan sosial dan ketentuan pendukung lainnya. Daftar

peraturan Republik Indonesia mengacu pada Lampiran I - Daftar Peraturan Republik

Indonesia terkait Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Sosial.

i i . Perseroan tidak akan membiayai, melakukan investasi, mengembangkan proyek, atau

memberikan jasa konsultasi pada bidang atau sektor yang termasuk ke dalam Daftar

Pengecualian (Exclusion List).

Adapun Daftar Pengecualian (Exclusion List) Pembiayaan dan investasi, Pengembangan

Proyek, dan Pemberian Jasa Konsultasi 1 adalah sebagai berikut:

1) Produksi atau jual beli segala jenis produk atau aktivitas yang dianggap ilegal

berdasarkan undang-undang dan peraturan Negara atau konvensi dan perjanjian

internasional atau subyek yang dilarang secara internasional, seperti obat-obatan

terlarang, pestisida/herbisida, zat perusak ozon, polychlorinated biphenyls (PCBs),

margasatwa atau produk yang diatur dalam Convention on International Trade in

Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).

2) Produksi atau jual beli senjata dan amunisi.

3) Produksi atau jual beli minuman beralkohol (tidak termasuk bir dan anggur).

4) Produksi atau jual beli tembakau.

5) Judi, kasino dan perusahaan sejenis.

6) Produksi atau jual beli bahan radioaktif. Tidak termasuk produksi atau jual beli

untuk alat medis, alat quality control (pengukuran) dan peralatan lainya dalam

jumlah yang sangat kecil dan/atau cukup terlindungi.

7) Produksi atau jual beli serat asbestos yang tidak terikat. Tidak termasuk pembelian

atau penggunaan lembaran asbestos semen yang terikat dengan konsentrasi

asbestos kurang dari 20%.

8) Drift net fishing di dalam lingkungan perairan menggunakan jaring yang

panjangnya lebih dari 2.5 km.

9) Produksi atau aktivitas yang terkait dengan eksploitasi dan pekerjaan berbahaya

oleh pekerja paksa2/ pekerja anak

3.

10) Perdagangan hasil operasional penebangan hutan untuk digunakan yang berasal

dari hutan hujan tropis.

11) Produksi atau jual beli kayu atau hasil produksi hutan lainnya selain dari hutan

yang dikelola secara berkesinambungan.

1

Mengacu ke IFC Exclusion List

2 Pekerja paksa adalah suatu pekerjaan atau jasa yang dikerjakan secara tidak sukarela dari seseorang dibawah ancaman kekuatan atau finalti

3 Pekerja anak adalah mempekerjakan anak yang secara ekonomi diekploitasi ataupun membahayakan anak tersebut atau mengganggu pendidikan anak

atau berbahaya untuk kesehatan anak ataupun perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak

Page 13: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

REGULASI, LINGKUP, DAN KATEGORI

RISIKO ESMS PROYEK BAB - IV

Pedoman ESMS Proyek Hal 10 / 23

b. Lingkup

Lingkup ESMS Proyek dilakukan sebagai berikut :

Tabel 1. Lingkup ESMS Proyek

Aktivitas Lingkup ESMS Proyek

Pembiayaan dan Investasi Exclusion list

ESDD atas Perusahaan dan/atau Proyek infrastruktur

yang akan dibiayai (debt/equity product)

Pengembangan Proyek, Jasa

Konsultasi.

Exclusion list

Pengelolaan ESMS sesuai dengan scope of work

mandat/penugasan seperti ESDD, AMDAL, UKL -

UPL, dan lain-lain.

2. Kategori Risiko Pengelolaan

Kategori risiko pengelolaan ESMS Proyek akan memberikan persepsi awal terkait proyek dalam

kaitannya dengan pengelolaan risiko lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sosial.

Dengan demikian, Perseroan akan memiliki gambaran umum mengenai mitigasi risiko yang

harus dipersiapkan dalam proyek.

Kategori risiko pengelolaan ESMS Proyek adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kategori Risiko Pengelolaan ESMS Proyek

Kategori Risiko ESMS Jenis Proyek

Tinggi / High a. Proyek yang mengharuskan

dokumen Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan

(AMDAL).

b. Terdapat potensi dampak

negatif penting terhadap

lingkungan yang bersifat sensitif

dan beragam. Terdapat potensi

dampak lingkungan jangka

panjang berdasarkan peraturan

di Indonesia.

c. Terdapat potensi dampak

negatif penting terkait isu sosial

yang bersifat sensitif dan

beragam.

d. Terdapat potensi isu-isu

kesehatan, keselamatan kerja

yang signifikan.

i. Bendungan dan waduk skala besar

ii. Pengembangan kawasan industri

baru

iii. Industri ekstraktif, termasuk

pengembangan minyak dan gas

bumi

iv. Pengembangan pelabuhan, bandar

udara, jaringan rel dan stasiun

kereta api yang besar

v. Pengembangan proyek yang

melibatkan penggantian lahan

masyarakat yang besar

vi. Pengembangan pembangkit listrik

yang besar

vii. Pengembangan jalan tol dan

jembatan tol

Page 14: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

REGULASI, LINGKUP, DAN KATEGORI

RISIKO ESMS PROYEK BAB - IV

Pedoman ESMS Proyek Hal 11 / 23

Kategori Risiko ESMS Jenis Proyek

Menengah /

Medium

a. Proyek yang mengharuskan

dokumen Upaya Pengelolaan

Lingkungan - Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-

UPL).

b. Terdapat potensi dampak

negatif terhadap lingkungan

yang hanya bersifat lokal di

lokasi proyek. Memiliki potensi

dampak lingkungan jangka

pendek berdasarkan peraturan di

Indonesia.

c. Terdapat potensi dampak

negatif terkait isu sosial yang

hanya bersifat lokal di lokasi

proyek.

d. Terdapat potensi isu-isu

kesehatan, keselamatan kerja

tetapi tidak signifikan.

i. Transmisi listrik

ii. Telekomunikasi

iii. Energi Terbarukan (kecuali proyek

pembangkit listrik tenaga air

dengan sekala besar)

iv. Air minum dan sanitasi

v. Proyek baru dalam sebuah kawasan

industri

vi. Pengembangan fasilitas air limbah

Rendah / Low a. Proyek yang mengharuskan

Surat Pernyataan Kesanggupan

Pengelolaan dan pemantauan

Lingkungan Hidup (SPPL).

b. Memiliki potensi minimal atau

tidak terdapat dampak negatif

terhadap lingkungan.

c. Tidak terdapat potensi isu sosial.

d. Tidak terdapat potensi isu-isu

kesehatan, keselamatan kerja.

i. Pembangunan jalan dalam skala

kecil, seperti: jalan

desa/perumahan.

ii. Pengembangan biogas dalam skala

rumah tangga.

Kepala Divisi Manajemen Risiko menetapkan kategori risiko pengelolaan ESMS Proyek

berdasarkan hasil evaluasi ESMS Officer atas deskripsi proyek yang disampaikan oleh Divisi

Bisnis.

Page 15: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE

DILIGENCE (ESDD) BAB - V

Pedoman ESMS Proyek Hal 12 / 23

BAB V – ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE DILIGENCE (ESDD) Dalam rangka memastikan pengelolaan risiko lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sosial

dikelola dengan baik oleh counterparty/debitur, Environmental and Social Due Diligence (ESDD)

harus dilakukan untuk proyek dengan kategori risiko Tinggi/High dan Menengah/Medium, sedangkan

untuk proyek dengan kategori risiko Rendah/Low tidak perlu dilakukan ESDD.

1. Pelaksanaan ESDD untuk aktivitas Pembiayaan dan Investasi

a. Pelaksana ESDD

i. Pelaksana ESDD adalah ESMS Officer dengan didampingi oleh Divisi Bisnis.

ii. Dengan pertimbangan tingginya kompleksitas proyek, ESMS Officer dapat melibatkan

Konsultan untuk melakukan ESDD, dengan ketentuan:

a) ESMS Officer melakukan permintaan pengadaan barang dan jasa sesuai Pedoman

Pengadaan Barang/Jasa.

b) ESMS Officer melakukan review atas hasil pelaksanaan ESDD dari Konsultan.

c) Beban Jasa Konsultan dalam melakukan ESDD dapat dibebankan kepada calon

counterparty/debitur.

b. Komponen Evaluasi ESDD

Perseroan menetapkan komponen lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja dan sosial

yang dievaluasi dalam ESDD suatu proyek, sebagai berikut:

Tabel 3. Komponen Evaluasi ESDD

No Komponen Sub Komponen

1

Perizinan

AMDAL/UKL-UPL

Izin Lingkungan

Izin Pembuangan Limbah Cair

Izin Pengambilan Air Bawah Tanah

Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

Izin Pengolahan Limbah B3

Izin Penggunaan Incinerator

Laporan Pelaksanaan AMDAL atau UKL-UPL

Izin Lain Terkait Lingkungan dan Kesehatan,

Keselamatan Kerja

2

Pengelolaan Udara Ketaatan Terhadap Titik Pemantauan Udara Emisi

Ketaatan Terhadap Baku Mutu Udara Emisi

Ketaatan Terhadap Baku Mutu Udara Ambien

Page 16: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE

DILIGENCE (ESDD) BAB - V

Pedoman ESMS Proyek Hal 13 / 23

No Komponen Sub Komponen

3

Pengelolaan Air dan

Limbah Cair

Ketaatan Terhadap Izin Pengambilan Air

Ketaatan Terhadap Titik Pemantauan Limbah Cair

Ketaatan Terhadap Baku Mutu Limbah Cair

Pencemaran Air

4

Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah non Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Pemisahan Limbah B3

Penyimpanan Sementara Limbah B3

Penyerahan Limbah B3 oleh Pihak Ketiga

Pelaporan Pengelolaan Limbah B3

Pencemaran Limbah B3

Pemulihan Tanah Terkontaminasi Limbah B3

5 Pengelolaan Bahan

Berbahaya

Pengelolaan bahan berbahaya

6 Pengelolaan Potensi

bencana Alam

Pengelolaan Potensi Longsor

Pengelolaan Potensi Banjir

Pengelolaan Potensi Gempa Bumi

7

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(P2K3)

Ketaatan Terhadap Faktor Kimia Kerja

Ketaatan Terhadap Faktor Fisika Kerja

Rencana Tanggap Darurat

Pemantauan Kesehatan Karyawan

Alat Pelindung Diri

Kecelakaan Kerja

8

Pengelolaan Isu Sosial Pemantauan Isu Sosial

Corporate Social Responsibility

Komplain Dari Stakeholder

9 Ketenagakerjaan Aturan Ketenagakerjaan

10 Pengadaan Tanah Konsultasi Publik

Penggantian Tanah

Page 17: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE

DILIGENCE (ESDD) BAB - V

Pedoman ESMS Proyek Hal 14 / 23

c. Laporan ESDD

i. Laporan ESDD memuat :

1) Kategori risiko pengelolaan ESMS Proyek.

2) Komponen evaluasi ESDD – sebagaimana diatur pada butir b di atas.

3) Kondisi lingkungan dan sosial suatu proyek serta Corrective Action Plan untuk

dapat mematuhi regulasi.

4) Kerangka laporan ESDD mengacu pada Lampiran II – Outline Laporan

Environmental and Social Due Diligence.

ii. Ketentuan terkait Laporan ESDD adalah sebagai berikut:

1) Laporan ESDD beserta disusun dan diusulkan oleh ESMS Officer untuk disetujui

oleh Kepala Divisi Manajemen Risiko.

2) DMR menyampaikan Laporan ESDD kepada:

- DPI untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan memo indicative

termsheet.

- Komite Kredit dan Investasi (KKI) sebagai bahan pertimbangan keputusan

pembiayaan dan investasi.

2. Pelaksanaan ESDD untuk aktivitas Pengembangan Proyek dan Jasa Konsultasi

a. Pelaksana ESDD

i. Pelaksana ESDD adalah Tenaga Ahli (Pool of Expert) - DDPPA atau Konsultan.

ii. ESMS Officer melakukan review pelaksanaan ESDD yang memiliki kategori risiko

tinggi/high, untuk memastikan pengelolaan risiko lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja, dan sosial dikelola dengan baik.

b. Komponen Evaluasi ESDD

Komponen Evaluasi ESDD untuk aktivitas pengembangan proyek dan jasa konsultasi

tergantung pada scope of work mandat/penugasan yang diberikan kepada Perseroan, dengan

ketentuan:

i. Pemenuhan kepatuhan atas Peraturan Republik Indonesia terkait lingkungan, kesehatan

dan keselamatan kerja dan sosial mengacu pada pada Tabel. 3 Komponen Evaluasi

ESDD.

ii. Pemenuhan kepatuhan atas Standar Internasional terkait lingkungan, kesehatan dan

keselamatan kerja dan sosial mengacu pada ketentuan International Finance

Corporation (IFC), Word Bank (WB), dan ketentuan internasional lainnya.

Page 18: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

ENVIRONMENTAL AND SOCIAL DUE

DILIGENCE (ESDD) BAB - V

Pedoman ESMS Proyek Hal 15 / 23

c. Laporan ESDD

i. Laporan ESDD disesuaikan dengan scope of work mandat/penugasan yang diberikan

kepada Perseroan.

ii. Laporan ESDD disusun oleh Tenaga Ahli (Pool of Expert) - DDPPA atau Konsultan.

iii. DMR akan melakukan review atas laporan ESDD atas permintaan DDPPA sebagaimana

dimaksud pada butir ii di atas, dan menyampaikan memo hasil review kepada DDPPA

untuk dapat ditindaklanjuti.

d. Permintaan yang masih dalam lingkup ESMS Proyek yang memiliki kategori risiko

tinggi/high dapat dimintakan review kepada DMR melalui DDPPA, berdasarkan

scope of work mandat/penugasan.

Page 19: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENGADMINISTRASIAN DAN

PEMANTAUAN BAB - VI

Pedoman ESMS Proyek Hal 16 / 23

BAB VI – PENGADMINISTRASIAN DAN PEMANTAUAN 1. Dokumen yang harus Diarsipkan

a. Dokumen terkait aktivitas pembiaayaan dan investasi, antara lain:

i. Dokumen debitur terkait pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja dan

sosial berdasarkan tahapan proyeknya adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Dokumen ESMS Proyek

No Tahapan Jenis Dokumen

1

Pra Konstruksi

AMDAL/UKL-UPL

Izin Lingkungan

Laporan Pelaksanaan AMDAL atau UKL-UPL

2 Konstruksi AMDAL/UKL-UPL

Izin Lingkungan

Izin Pengambilan Air Bawah Tanah

Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

Laporan Pelaksanaan AMDAL atau UKL-UPL

Surat pengesahan Panitia Pembina Kesehatan

Keselamatan Kerja (P2K3)

Kebijakan perusahaan dalam hal lingkungan, kesehatan

dan keselamatan kerja serta sosial

Catatan dan laporan kecelakaan kerja

Dokumen rencana tanggap darurat

Laporan pengaduan masyarakat

Laporan pemantauan kesehatan karyawan

Kebijakan ketenagakerjaan

3 Operasi AMDAL/UKL-UPL

Izin Lingkungan

Izin Pembuangan Limbah Cair

Izin Pengambilan Air Bawah Tanah

Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

Izin Pengolahan Limbah B3

Izin Penggunaan Incinerator

Page 20: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENGADMINISTRASIAN DAN

PEMANTAUAN BAB - VI

Pedoman ESMS Proyek Hal 17 / 23

No Tahapan Jenis Dokumen

Laporan Pelaksanaan AMDAL atau UKL-UPL

Surat pengesahan Panitia Pembina Kesehatan

Keselamatan Kerja (P2K3)

Kebijakan perusahaan dalam hal lingkungan, kesehatan

dan keselamatan kerja serta sosial

Catatan dan laporan kecelakaan kerja

Dokumen rencana tanggap darurat

Laporan pengaduan masyarakat

Laporan pemantauan kesehatan karyawan

Kebijakan ketenagakerjaan

Kebijakan dan program Corporate Social Responsibility

ii. Dokumen Perseroan yaitu Laporan ESDD, Laporan Konsultan, dan lainnya.

b. Dokumen terkait aktivitas pengembangan proyek dan jasa konsultasi sesuai dengan scope of

work mandat/penugasan yang diberikan kepada Perseroan.

2. Pemantauan

a. Aktivitas pembiayaan dan investasi, antara lain:

i. DPI melakukan pemantauan terhadap proyek yang dibiayai dan memastikan

pemenuhan kewajiban debitur/counterparty sesuai dengan perjanjian pembiayaan

dan/atau investasi. Sesuai dengan prinsip single point of contact maka permintaan dan

pengumpulan data, informasi dan dokumentasi kepada debitur/counterparty dilakukan

oleh DPI.

ii. DPFP melakukan proses pemantauan atas kewajiban-kewajiban debitur/counterparty

sesuai dengan perjanjian pembiayaan dan investasi dan memastikan pemenuhan

kepatuhan atas kewajiban-kewajiban tersebut.

iii. Berdasarkan hasil pemantauan DPI dan DPFP, dalam hal terdapat permasalahan terkait

dengan pengelolaan ESMS Proyek maka ESMS Officer harus melakukan evaluasi dan

memberikan rekomendasi solusi atas permasalahan tersebut.

b. Pemantauan terhadap aktivitas pengembangan proyek dan jasa konsultasi disesuaikan

dengan scope of work mandat/penugasan yang diberikan kepada Perseroan.

Page 21: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

PENUTUP BAB - VII

Pedoman ESMS Proyek Hal 18 / 23

BAB VII – PENUTUP Pedoman ini berlaku efektif sejak tanggal penetapan Peraturan Direksinya. Hal-hal yang belum diatur

dalam pedoman ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam manual / petunjuk teknis pelaksanaan.

Pada saat pedoman ini berlaku, ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan ketentuan dalam

pedoman ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Diusulkan Oleh

Lukman Hakim

Divisi Manajemen Risiko

Diperiksa Oleh

Wismanto Bimam Kusumaedi

Kepala Divisi Manajemen Risiko

Page 22: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – DAFTAR PERATURAN

REPUBLIK INDONESIA TERKAIT

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA SERTA SOSIAL

BAB - VIII

Pedoman ESMS Proyek Hal 19 / 23

BAB VIII - LAMPIRAN

Lampiran I - Daftar Peraturan Republik Indonesia terkait Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

serta Sosial

Daftar Peraturan – Berlaku untuk semua sektor

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

6. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

7. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian

Pencemaran Air.

8. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

9. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun.

10. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.

18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana

Usaha dan/atau Aktivitas Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup.

12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2012 tentang Pedoman

Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin

Lingkungan.

14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air

Limbah Domestik.

15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Kebisingan.

16. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-49/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Getaran.

17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-50/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Kebauan.

Page 23: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – DAFTAR PERATURAN

REPUBLIK INDONESIA TERKAIT

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA SERTA SOSIAL

BAB - VIII

Pedoman ESMS Proyek Hal 20 / 23

Daftar Peraturan – Berlaku untuk semua sektor

18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban

dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan

Pemeriksaan Kecelakaan.

22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional

Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000

(PUIL 2000) di Tempat Kerja.

23. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja.

24. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun

1986 No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Aktivitas

Konstruksi.

Page 24: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – DAFTAR PERATURAN

REPUBLIK INDONESIA TERKAIT

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA SERTA SOSIAL

BAB - VIII

Pedoman ESMS Proyek Hal 21 / 23

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Kelistrikan

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air

Limbah bagi Usaha dan/atau Aktivitasa pembangkit Listrik Tenaga Termal.

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Aktivitas Pembangkit Tenaga Listrik Termal

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Minyak dan Gas Bumi

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air

Limbah bagi Usaha dan/atau Aktivitas Minyak dan Gas serta Panas Bumi.

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Aktivitas Minyak dan Gas Bumi.

3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan

Tata Cara Pengelolaan Air Limbah bagi Usaha dan/atau Aktivitas Hulu Minyak dan Gas serta

Panas Bumi dengan Cara Injeksi.

5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air

Laut.

6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 20 tahun 2008 tentang

Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di Bidang Usaha Minyak dan

Gas Bumi Secara Wajib.

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Transportasi

1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2009 tentang Pengelolaan

Limbah di Pelabuhan.

2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air

Laut.

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Air Minum

1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas

Air Minum.

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Jalan

Mengacu kepada daftar peraturan untuk semua sektor.

Page 25: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN I – DAFTAR PERATURAN

REPUBLIK INDONESIA TERKAIT

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA SERTA SOSIAL

BAB - VIII

Pedoman ESMS Proyek Hal 22 / 23

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Telekomunikasi

Mengacu kepada daftar peraturan untuk semua sektor.

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Pengairan

Mengacu kepada daftar peraturan untuk semua sektor.

Daftar Peraturan – Berlaku khusus untuk sektor Air Limbah

Mengacu kepada daftar peraturan untuk semua sektor.

Page 26: PEDOMAN ENVIRONMENTAL AND SOCIAL MANAGEMENT … · • Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), mendokumentasikan upaya rencana pemantauan untuk melengkapi upaya pemantauan dampak penting.

PEDOMAN ESMS PROYEK

Tanggal Ditetapkan:

LAMPIRAN II – OUTLINE

LAPORAN ESDD BAB - VIII

Pedoman ESMS Proyek Hal 23 / 23

Lampiran II - Outline Laporan Environmental and Social Due Diligence

Outline Laporan ESDD

1. Latar Belakang

2. Tujuan

3. Deskripsi Proyek

4. Status Perizinan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Sosial

5. Pengelolaan Isu Lingkungan:

- Pengelolaan Udara

- Pengelolaan Air Limbah Cair

- Pengelolaan Limbah

- Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracurn

6. Pengelolaan Potensi Bencana Alam:

- Potensi Longsor

- Potensi Banjir

- Potensi Gempa Bumi

- Potensi Bencana Alam Lainnya

7. Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

- Kebijakan dan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja

- Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

8. Pengelolaan Isu Sosial:

- Corporate Social Responsibility

- Komplain Dari Stakeholder

9. Pengelolaan Ketenagakerjaan

10. Pengelolaan Pengadaan Tanah:

- Konsultasi Publik

- Penggantian Tanah

11. Kesimpulan Status Pengelolaan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Sosial

12. Corrective Action Plan