LI 1.M & M Anatomi makroskopis dan mikroskopis Ginjal dan
Saluran KemihAnatomi GINJALAnatomi bagian luar ginjal: Berjumlah 2
buah Bentuk seperti biji kacang tanah Berwarna coklat kemerahan
Ukuran normal 12 x 6 x2 cm Berat 1 ginjal 130 gr Terdapat pada
dinding posterior abdomen di sebelah kanan dan kiri columna
vertebralis Letak: Retroperitoneal, 2costae terakhir dan diantara 3
otot-otot besar transversus abdominis,quadratus lumborum dan psoas
major. Capsula fibrosa : langsung membungkus ginjal Capsula
adiposa: membungkus lemak-lemak
Anatomi bagian dalam ginjal Cortex renalis : bagian luar, yang
berwarna coklat gelapMedulla renalis : bagian dalam yang berwarna
coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk
duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian
terminal dari banyak duktus pengumpul Hilum adalah pinggir medial
ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan nervus. dikelilingi oleh bagian korteks
dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul
nefron.
Vaskularisasi Ginjal Aorta Abdominalis arteri renalis sin &
dex a.segmentalis(a.lobaris) a.interlobaris a.arquata
a.interlobularis a.afferen msk ke Glomerulus (Capsula
Bowman),disini terjadi filtrasi darah. Dari cortex a.efferen
v.interlobularis v.arquata v.interlobaris (v.lobaris) v.segmentalis
v.renalis sin & dex vena cava inferior,masuk ke atrium
dextra
Persarafan Ginjal Plexus symphaticus renalis Serabut afferen
melalui plexus renalis menuju medulla spinalis n.thoracalis X, XI,
XII
Pembuluh Lymphe Mengikuti a.renalis melalui nl.aorta lateral.
Sekitar pangkal a.renalis
PELVIS RENALIS Berbentuk corong yang menerimaurinyang diproduksi
ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis
minores.Vaskularisasi Pelvisa.renalis cabang aorta
abdominalisa.testicularis / ovarica cabang aorta
abdominalisa.vesicalis superior cabang dari a.hypogastrica /
a.iliaca internaPembuluh LympheMengalir melalui nl.aortae lateralis
& nl.iliacus
HistologiGINJAL Korteks: Glomerulus (banyak), tub.kon.proksimal
dan tub.con.distal Medula: Duktus Coligens,Ductus Papillaris
(bellini) dan Ansa Henle Unit fungsional ginjal1. NephronCorpus
Malpighi / Renal Corpuscle Capsula Bowman Pars parietalis: epitel
selapis gepeng. Berlanjut menjadi dinding tubulus proximal Pars
visceralis terdiri dari podocyte, melapisi endotel Urinary space
diantara kedua lapisan
Glomerulus Gulungan kapiler, berasal dari percabangan arteriol
afferen dibungkus oleh capsula Bowman keluar sebagai vas
efferent
Sel-sel di glomerulus yang berperan dalam Glomelurar filtration
barriera) Endothel Type fenestrata Sitoplasma melebar, tipis dan
mempunyai fenestra
b) Membrana BasalisFusi antara membrana basalis podocyte dan
endothel Lamina rara interna Lamina densa Lamina rara externa
c) Podocyte Sel epiteloid besar, tonjolan sitoplasma (foot
processes) bercabang Cabang sekunder (pedicle) menempel pada
membrana basalis Bersama sel endothel menyaring darahd) Sel
Mesangial intra glomerularis Berasal dari sel jaringan mesenchyme
Pada matrix mesangial di antara kapiler glomerulus Fagositosis
benda asing, immune complex yang terjebak pada sel endothel /
glomerular filtration barrier Cabang sitoplasma sel mesangial dapat
mencapai lumen kapiler, melalui sela sel endothel
Sel-sel yang berperan dalam sekresi renina) Macula densa Bagian
dari tubulus distal di cortex berjalan diantara vas afferen dan vas
efferen dan menempel ke renal corpuscle menjadi lebih tinggi dan
tersusun lebih rapat, disebut macula densab) Sel juxta glomerularis
Merupakan perubahan sel otot polos tunica media dinding arteriole
afferen Sel otot polos berubah menjadi sel sekretorik besar
bergranula yang mengandung reninc) Sel Polkisen (sel mesangial
extra glomerularis) Sel polkisen (bantal), lacis cells Mengisi
ruang antara vas afferen, makula densa dan vas efferen Berasal dari
mesenchyme, mempunyai kemampuan fagositosis Berhubungan dengan sel
mesangial intraglomerular Tertanam didalam matrix mesangial
Tubulus Tubulus contortus proximalis epitel selapis kubis batas2
sel sukar dilihat Inti bulat, letak berjauhan Sitoplasma asidofil
(merah) Mempunyai brush border Fungsi: reabsorbsi glukosa, ion Na,
Cl dan H2O Ansa HenleAnsa Henle Segmen Tipis Mirip pembuluh kapiler
darah, ttp epitelnya lbh tebal, shg sitoplasma lbh jelas terlihat
Dlm lumennya tdk tdp sel2 darahAnsa Henle Segmen Tebal Pars
Desendens Mirip tub.kont.prox, ttp diameternya lbh kecil dan
dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm berbagai potongan Ansa
Henle Segmen Tebal Pars Asenden Mirip tub.kont.distal, ttp
diameternya lbh kecil dan dindingnya lbh tipis selalu terpotong dlm
berbagai potongan
Tubulus contortus distalis epitel selapis kubis batas2 sel lebih
jelas Inti bulat, letak agak berdekatan Sitoplasma basofil (biru)
Tdk mempunyai brush border Absorbsi ion Na dalam pengaruh
aldosteron. Sekresi ion K
2. Ductus Coligens Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus
distal, bermuara sebagai ductus papillaris Bellini di papilla renis
Mirip tub.kont.distal Batas2 sel epitel jelas Sel lbh tinggi dan
lbh pucat
LI 2.M & M Fisiologi Ginjal dan Saluran KemihFungsi Ginjal
:Fungsi spesifik ginjal bertujuan mempertahankan cairan ekstrasel
(CES) yang konstan.1. Fungsi regulasi: Mempertahankan imbangan air
seluruh tubuh;mempertahankan volume plasma yg tepat melalui
pengaturan ekskresi garam dan air pengaturan tekanan darah jangka
panjang. Mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES, spt:
ion Na+, Cl-, K+, HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-,dan H+ mengatur
osmolalitas cairan tubuh. Membantu mempertahankan imbangan
asam-basadengan mengatur kadar ion H+dan HCO3-2. Fungsi ekskresi:
Mengekskresikan berbagai senyawa asing, spt: obat,pestisida,
toksin, & bbg zat eksogen yg msk ke dlm tubuh. Membuang hasil
akhir dari proses metabolisme, spt: ureum, kreatinin, dan asam urat
yg bila kadarnya meningkat dalam tubuh dapat bersifat toksik3.
Fungsi hormonal: eritropoietin: hormon perangsang kecepatan
pembentukan,pematangan & penglepasan eritrosit renin: enzim
proteolitik yg berperan dlm pengaturan volume CES & tekanan
darah untuk mengawali jalur RAAS yang berdampak pada reabsorbsi Na+
oleh tubulus. kalikrein: enzim proteolitik dlm pembentukan kinin,
suatu vasodilator beberapa macam prostaglandin & tromboksan:
derivat asam lemak yg bekerja sbg hormon lokal; prostaglandin E2
& I1 di ginjal menimbulkan vasodilatasi, ekskresi garam &
air, & merangsang penglepasan renin; tromboksan bersifat
vasokonstriktor4. Fungsi metaboisme: mengubah vitamin D inaktif
menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-vitamin D3), suatu hormon yg
merangsang absorpsi kalsium di usus sintesis amonia dari asam amino
untuk pengaturan imbangan asam-basa sintesis glukosa dari sumber
non-glukosa(glukoneogenesis) saat puasa berkepanjangan
menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon, spt: angiotensin II,
glukoagon, insulin, & hormon paratiroid
Proses Pembentukan Urin 1. Filtrasi glomerulus : pembentukan
urin dimulai dg filtrasi glomerulus : aliran plasma dr kapiler
glomerulus masuk ke kapsula Bowman ultrafiltrat hampir tidak ada
protein dan sel-sel darah jumlah filtrat yg dibentuk per satuan
waktu : laju filtrasi glomerulus (LFG) normal 125 ml/menit atau 180
L/hariLFG dipengaruhi oleh :(1) tekanan filtrasi netto tekanan
& aliran darah ginjal(2) koefisien filtrasi luas permukaan
kapiler glomerulus yang dapat melakukan filtrasi &
permeabilitas membran kapiler-kapsula bowman Filtrasi terjadi
melalui membran filtrasi, tdr atas :1. endotel kapiler glomerulus
pori yg leba2. membran basalis tak tampak ada pori; terdiri dari
glikoprotein bermuatan (-) dan kolagen yang menghasilkan kekuatan
struktural.Masih mengandung sedikit protein (albumin) 10mg/L;
melewati membran dg difusi3. epitel kapsula Bowman berupa podosit
celah diantara kakinya (filtration slit) celah tertutup membran
tipis
Faktor yang mempengaruhi mempengaruhi filtrasi ialah
adanyaTekanan filtrasi (Starling forces), ditentukan oleh: Tekanan
yg mendorong filtrasi: tekanan hidrostatik di kapiler glomerulus
(55mmHg) dipengaruhi oleh kekutan kontraksi jantung serta tahanan
di dlm aa.aferen & aa.eferen (derajat konstriksi & dilatasi
atau diameter pemb.darah) tekanan onkotik dlm kapsula bowman (krn
hampir tdkada protein, KB=0) Tekanan yg melawan filtrasi: tekanan
hidrostatik di kapsula bowman(15mmHg) tekanan onkotik protein
plasma dlm kapiler glomerulus(30mmHg)LFG = Kf x (PKG + KpB) (PKpB +
KG)
2. Reabsorbsi : peristiwa dimana zat dlm filtrat dinding tubulus
kapiler peritubuler semua zat atau sebagianTubulus Proksimal
Mempunyai : daya reabsorpsi ; brushborder; membran basolateral yg
luas; banyak mitokondria Reabsorpsi aktif Na+ , 65% dari jumlah yg
difiltrasi (juga K+) Reabsorpsi aktif sekunder : glukosa, asam
amino, HCO3-, fosfat, sulfat Reabsorpsi pasif/parasel : urea(50%
direabsorbsi), klorida(berdasarkan reabs Na+) dan H2O(65%
direabsorbsi)Ansa Henle Ansa Henle desenden yg tipis : permeabel
untuk air, sedikit untuk solut (urea, sodium [Na+]); hanya sampai
medula luar, pada nefron jukstamedula sampai medula dalam mendekati
papilla. Cairan ujungnya : hiperosmotik. Ujung ansa Henle tipis
nefron jukstamedula 1200 mosm/L. Diserap 20% air Ansa Henle asenden
yg tipis : tidak permeabel untuk air, permeabel untuk NaCl (keluar)
dan urea (masuk) Ansa Henle asenden yg tebal : tidak permeabel
untuk air kotranspor Na+, K+, 2CL- melalui transpor aktif sekunder.
Mempunyai Na+ - H+ countertransport di membran lumen mengsekresi
H+. Reabsorpsi HCO3-.Ansa Henle tipis dan tebal diserap 25% solut :
Na+, CL-, K+, Ca++, Mg++, HCO3- diluting segmentTubulus Distal
Reabsorpsi Na+ & sekresi K+ dikontrol aldosteron menggiatkan
dan menambah pompa Na+-K+ dan menggiatkan saluran Na+ luminal.
Sekresi aldosteron pd plasma Na+ rendah, plasma K+ tinggi, ACTH ,
Angiotensin II Mereabsorpsi Na+ kira-kira 2%Duktus Coligens
Reabsorbsi H2O bervariasi (menyerap 4.7% air) ,dikontrol oleh
vasopresin (ADH)
3. Sekresi : peristiwa dimana zat dlm darah peritubuler
disekresi ke dalam lumen tubulus
Tubulus Proksimal Sekresi countertranspor : H+ - Na+ Sekresi
aktif : asam organik (urat, PAH); basa organik (katekolamin)
Sekresi obat-obatan : pencillin, salicylateTubulus Distal Sekresi
H+ bervariasi tergantung as-basa tubuh Sekresi K+ bervariasi Ductus
Coligens Sekresi H+ bervariasi terantung asam basa tubuh4. Ekskresi
: peristiwa dimana zat yg difiltrasi, tidak direabsorpsi &
disekresi tdp dlm urin keluar dr papila ureterkontraksi peristaltik
1-5 x/mnt mendorong urin ke vesika dan kumpul di vesika
urinaria
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Keseimbangan cairan tubuh
dipertahankan mll pengaturan volume CES & osmolaritas CES
Volume CES mempertahankan tek. darah Mempertahankan keseimbangan
garam pengaturan jangka panjang vol. CES Osmolaritas CES diatur
ketat mencegah kembung / mengkerutnya sel2 tubuh Mempertahankan
keseimbangan air penting untuk pengaturan osmolaritas CES Kontrol
volume CES penting dlm pengaturan tekanan darah jangka panjang2
usaha kompensasi utk ~ sementara tek. darah vol. CES kembali normal
Refleks baroreseptor mll sistem saraf otonom merubah cardiac output
dan tahanan perifer Pemindahan sementara cairan scr otomatis antara
plasma & cairan interstisiil Membantu sementara mengembalikan
tek. darah ke normal kemampuan terbatas
LI 4.M & M GlomerulonefritisDEFINISI Glomerulonefritis ialah
salah satu penyakit yang disebabkan karena adanya kerusakan pada
bagian filtrasi ginjal (glomerulus) yang mengakibatkan peradangan
ginajl bilateral sehingga terjadinya ketidakseimbangan ginjal dalam
melakukan fungsinya,jika penyakit ini dibiarkan dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada ginjal (renal failure).
PREVALENSIDi Indonesia GN masih merupakan penyebab utama PGTA
yang menjalani terapi pengganti dialisi walaupun data US renal data
system menyatakan bahwa DM penyebab PGTA yang tersering. Pada GNA
paling sering mennyerang anak 5-15 tahun,dewasa dan remaja jarang.
Perbandingan pria : wanita ialah 2:1. GN postinfectious tidak
memiliki kecenderungan untuk kelompok ras atau etnis.Sebuah insiden
yang lebih tinggi (terkait dengan kebersihan yang buruk) dapat
diamati pada beberapa kelompok sosial ekonomi.
ETIOLOGIGNAa) Infeksi a. Pasca streptokokus
glomerulonefritis.Glomerulonefritis dapat mengembangkan satu atau
dua minggu setelah sembuh dari infeksi radang tenggorokan atau,
jarang, infeksi kulit (impetigo).Kelebihan produksi antibodi
dirangsang oleh infeksi mungkin akhirnya menetap di glomeruli,
menyebabkan peradangan.Gejala biasanya meliputi pembengkakan,
pengeluaran urin berkurang dan darah dalam urin.Anak-anak lebih
mungkin mengembangkan pasca streptokokus glomerulonefritis daripada
orang dewasa, dan mereka juga lebih mungkin untuk pulih dengan
cepat.b. Bakteri endokarditis.Kadang-kadang dapat menyebar melalui
aliran darah dan bermalam di hati Anda, menyebabkan infeksi satu
atau lebih katup jantung Anda.Mereka yang berisiko terbesar adalah
orang-orang dengan cacat jantung, seperti katup jantung rusak atau
buatan.Endokarditis bakteri berhubungan dengan penyakit glomerulus,
tetapi hubungan yang tepat antara keduanya adalah jelas.c. Infeksi
virus.Di antara infeksi virus yang dapat memicu glomerulonefritis
adalah human immunodeficiency virus (HIV), yang menyebabkan AIDS,
dan hepatitis B dan hepatitis C virus.b) Kekebalan penyakita.
Lupus.Sebuah penyakit kronis lupus, peradangan dapat mempengaruhi
banyak bagian tubuh Anda, termasuk kulit, persendian, ginjal, sel
darah, jantung dan paru-paru.b. Sindrom Goodpasture.Sebuah gangguan
paru langka imunologi yang mungkin meniru pneumonia, sindrom
Goodpasture menyebabkan perdarahan (hemorrhage) ke dalam paru-paru
Anda serta glomerulonefritis.c. IgA nefropatiDitandai dengan
episode berulang dari darah dalamurin,.Ini hasil penyakit utama
glomerular dari endapan imunoglobulin A (IgA) dalam glomeruli.IgA
nefropati dapat berkembang selama bertahun-tahun tanpa gejala yang
nyata.Kelainan ini tampaknya lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita.c) Vaskulitisa. Polyarteritis.Bentuk
vaskulitis mempengaruhi pembuluh darah kecil dan menengah di banyak
bagian tubuh Anda, seperti, ginjal hati dan usus.b. Wegener
granulomatosis.Bentuk vaskulitis mempengaruhi pembuluh darah kecil
dan menengah di paru-paru, saluran udara bagian atas dan ginjal.d)
Kondisi yang mungkin menyebabkan parut pada glomerulia. Tekanan
darah tinggi.Kerusakan ginjal dan kemampuan mereka untuk melakukan
fungsi normal mereka dapat terjadi sebagai hasil dari tekanan darah
tinggi.Glomerulonefritis juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi karena mengurangi fungsi ginjal.b. Penyakit ginjal
Diabetes.Diabetespenyakit ginjal (nefropati diabetes) dapat
menyerang siapa saja dengan diabetes.Nefropati diabetes biasanya
memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang.Kontrol yang baik
dari kadar gula darah dan tekanan darah dapat mencegah atau
memperlambat kerusakan ginjal.c. Glomerulosklerosis fokal
segmental.Ditandai dengan tersebar jaringan parut dari beberapa
glomeruli, kondisi ini bisa terjadi akibat penyakit lain atau
terjadi tanpa alasan yang diketahui.GNKGlomerulonefritis kronis
kadang-kadang berkembang setelah serangan glomerulonefritis
akut.Pada beberapa orang tidak ada riwayat penyakit ginjal,
sehingga indikasi pertama glomerulonefritis kronis gagal ginjal
kronis.Jarang, glomerulonefritis kronis berjalan dalam
keluarga.Satu mewarisi bentuk, sindrom Alport, mungkin juga
melibatkan pendengaran atau gangguan penglihatan.
KLASIFIKASIBerdasarkan Klinis Akut (APSGN) : gangguan klasik dan
jinak berkembang secara tiba-tiba yang hampir selalu didahului
infeksi streptokokus hemolitikus dan disertai endapan kompleks imun
pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferatif
keluarDibagi menjadi 2: Postinfectious:setelah 21 hari terinfeksi
streptococus dari sal.napas atau kulit Infectious:terjadi selama
terinfeksi streptococcus Subakut (RPGN): bentuk glomerulonefritis
yang progresif cepat,ditandai perubahan proliperatif seluler nyata
yang merusak glomerulus Kronik (CGN) : glomerulonefritis progresif
lambat yang berjalan menuju perubahan sklerotik dan obliteratif
pada glomerulus menyebabkan ginjal mengisut dan kecil,kematian
akibat uremia dan berlangsung 2-40 tahun
Berdasarkan penyebab terjadinya kelainan Primer: bila penyakit
dasarnya berasal dari ginjal sendiri Sekunder : bila kelainan
ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain
PATOFISIOLOGIPatofisiologi yang mendasari terjadinya GNAPS masih
belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan pemeriksaan
imunofluorosensi ginjal, jelas kiranya bahwa GNAPS adalah suatu
glomerulonefritis yang bermediakan imunologis.
Pembentukankompleks-imun in situdiduga sebagai mekanisme
patogenesis glomerulonefritis pascastreptokokus. Hipotesis lain
yang sering disebut adalahneuraminidaseyang dihasilkan oleh
streptokokus, merubah IgG menjadiautoantigenic.Akibatnya, terbentuk
autoantibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut. Selanjutnya
terbentuk komplek imun dalam sirkulasi darah yang kemudian
mengendap di ginjal.Streptokinaseyang merupakan sekret protein,
diduga juga berperan pada terjadinya GNAPS. Sreptokinase mempunyai
kemampuan merubah plasminogen menjadi plasmin.Plasmin ini diduga
dapat mengaktifkan sistem komplemen sehingga terjadi cascade dari
sistem komplemen. Pada pemeriksaan imunofluoresen dapat ditemukan
endapan dari C3 pada glomerulus, sedang protein M yang terdapat
pada permukaan molekul, dapat menahan terjadinya proses
fagosistosis dan meningkatkan virulensi kuman.Protein M terikat
pada antigen yang terdapat pada basal membran dan IgG antibodi yang
terdapat dalam sirkulasi.Pada GNAPS, sistim imunitas humoral diduga
berperan dengan ditemukannya endapan C3 dan IgG pada subepitelial
basal membran.Rendahnya komplemen C3 dan C5, serta normalnya
komplemen pada jalur klasik merupakan indikator bahwa aktifasi
komplemen melalui jalur alternatif.Komplemen C3 yang aktif akan
menarik danmengaktifkan monosit dan neutrofil, dan menghasilkan
infiltrat akibat adanya proses inflamasi dan selanjutnya terbentuk
eksudat. Pada prosesinflamasi ini juga dihasilkan sitokin oleh sel
glomerulus yang mengalami injuri dan proliferasi dari sel
mesangial.
PATOGENESIS
KUMAN STREPTOKOKUSTUBUH(ANTIGEN)ANTIBODI
1 %KOMPLEKS ANTIGEN ANTIBODIMELEKAT DI MEMBRAN BASAL GLOMERULUS
(ENDAPAN = DEPOSIT)AKTIVASI KOMPLEMEN
MERUSAK MEMBRAN GLOMERULUS
MENYEBABKAN PROLIFERASI SEL EPITEL,ENDOTEL DAN MESANGIUM
KEBOCORAN KAPILER GLOMERULUS
99 % ANTIBODI BEREAKSI LANGSUNG DENGAN MEMBRAN BASAL GLOM
(ANTIBODI ANTI-MBG)MERUSAK MEMBRAN
GNPC = RPGNKLINIK : GNA KLASIK
MANIFESTASI KLINISTanda dan gejala glomerulonefritis mungkin
tergantung pada apakah Anda memiliki bentuk akut atau kronis, dan
penyebabnya.Indikasi pertama Anda bahwa ada sesuatu yang salah
dapat berasal dari gejala atau dari hasil urinalisis rutin.Tanda
dan gejala termasuk:Gejala GN akut (APSGN) Sembab preorbita pada
pagi hari (75%) Malaise, sakit kepala, muntah, panas dan anoreksia
Asites (kadang-kadang) Takikardia, takipnea, rales pada paru, dan
cairan dalam rongga pleura Hipertensi (tekanan darah > 95
persentil menurut umur) pada > 50% penderita Air kemih merah
seperti air daging, oliguria, kadang-kadang anuria Pada pemeriksaan
radiologik didapatkan tanda bendungan pembuluh darah paru, cairan
dalam rongga pleura, dan kardiomegalGejala awal GN kronik:
Hipertensi Bengkak di angkle atau wajah Kelelahan akibat anemia
atau gagal ginjal Tekanan darah tinggi (hipertensi) Sering berkemih
pada malam hari Karena kelebihan protein (proteinuria >2.5g/dL)
urin keruh dan berbusa
DIAGNOSISPemeriksaan Fisik:GNAMencari tanda-tanda overload
cairan: Periorbital dan / atau pedal edema Edema dan hipertensi
karena overload cairan (pada 75% pasien) Crackles (yaitu, jika
edema paru) Peningkatan tekanan vena jugularis Asites dan efusi
pleura (mungkin)
Hal lain yang harus dicari: Ruam (seperti vaskulitis, Henoch
Schonlein purpura-, atau nefritis lupus) Muka pucat Ginjal sudut
(yaitu, kostovertebral) kepenuhan atau kelembutan, sendi bengkak,
atau nyeri Hematuria, baik makroskopik (gross) atau mikroskopis
Abnormal neurologis pemeriksaan atau tingkat kesadaran yang berubah
(dari hipertensi ganas atau ensefalopati hipertensi) Radang
sendi
GNKTemuan spesifik adanya uremia Hipertensi Distensi vena
jugularis (jika volume overload parah hadir) Paru rales (jika edema
paru hadir) Gesekan perikardial (pericardial friction rub) di
perikarditis Nyeri di daerah epigastrium atau darah dalam tinja
(indikator mungkin untuk gastritis uremik atau enteropati)
Penurunan sensasi dan asteriksis (indikator untuk uremia
lanjut)
Pemeriksaan Penunjang:Laboratorium:a) Darah (complete blood
count) Titer ASTO meningkatBila ditemukan kenaikan 250 U.
Peningkatan ini dimulai pada minggu 1-3, puncak pada 3-5 minggu,
dan kembali normal dalam 6 bulan. Pada pasien dengan infeksi kulit,
anti-DNase B (ADB) titer lebih sensitif dibandingkan titer ASO
untuk infeksiStreptococcus . Kadar komplemen ( C3) turun,C4 dan C5
normalTurun pada 2 minggu pertama masa sakit,dan kembali normal
lagi 6-8 minggu kemudian. Kadar nitrogen ureum darah (BUN) dan
kreatinin plasma meningkat.Kreatinin merupakan zat hasil
metabolisme otot yang diekskresikan lewat urin melalui proses
filtrasi glomerulus. Kadar normal kreatinin serum 0.7-1.5
mg/100ml.Kadar BUN normal 20mg/100ml. Keadaan meningkatnya kadar
BUN dan kreatinin disebut azotemia LED cepatMenunjukkan adanya
infeksi saluran kemih LekositosisMenunjukkan adanya infeksi Anemia
normokrom normositikAdanya anemia yang diakibatkan bocornya
glomerulus,penurunan eritropoietin dan tidak adanya gangguan
keseimbangan as.folat,b12 dan besi Kadar Albumin plasma
menurunMenunjukkan adanya kebocoran yang terjadi di glomerulus
sehingga albumin banyak yang diekskresikan bersama urin. Gangguan
ekskresi kalium, air bebas, dan hasil asam dalam hiperkalemia,
hiponatremia, dan rendah kadar bikarbonat serum, masing-masing.
Gangguan hasil produksi hormon vitamin D-3 di hypocalcemia,
hiperfosfatemia, dan tingkat tinggi hormon paratiroidb) Biopsi
GinjalProsedur ini melibatkan penggunaan jarum khusus untuk
mengekstrak potongan-potongan kecil jaringan ginjal untuk
pemeriksaan mikroskopis untuk membantu menentukan penyebab
dariperadangan,derajat penyakit dan proses keparahan inflamasic)
Urinalisis (menggunakan urine 24 jam) Proteinuria (