Top Banner
Nama : Etika Septira NPM : 1102010090 MALARIA 1. Memahami dan menjelaskan tentang plasmodium a) Plasmodium vivax (malaria tersiana). Manusia merupakan hospes perantaranya, dan hospes definitifnya adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium vivax ini menyebabkan penyakit malaria vivax. P.vivax di temukan di daerah subtropik (korea selatan, cina, mediterania timur dl.) dan di daerah tropik (asia timur, asia selatan, Indonesia, Filipina dll.). Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik. Morfologi : Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu : 1) hidup sebagai parasit 2) tidak mempunyai alat untuk bergerak. 3) Pembiakan dengan pembentukan spora. 4) Tidak ada Vakuola kontraktil Bila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) mempunyai spora yang hidup didalam darah 2) jaringan parenkim pada burung dan mamalia. 3) Tidak membuat spora yang resisten plasmodium juga disebut parasit stasioner primer, karena plasmodium selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal ini
27

Pbl Skenario Malaria

Oct 31, 2015

Download

Documents

Dyane Vatricia

malaria ; tugas mandiri; skenario; blok ipt
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pbl Skenario Malaria

Nama : Etika Septira

NPM : 1102010090

MALARIA

1. Memahami dan menjelaskan tentang plasmodiuma) Plasmodium vivax (malaria tersiana).

Manusia merupakan hospes perantaranya, dan hospes definitifnya adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium vivax ini menyebabkan penyakit malaria vivax. P.vivax di temukan di daerah subtropik (korea selatan, cina, mediterania timur dl.) dan di daerah tropik (asia timur, asia selatan, Indonesia, Filipina dll.). Dari hasil penelitian Plasmodium sp yang menyerang orang-orang didaerah subtropis dan derah sedang atau daerah dingin ternyata bersifat fatal daripada jika menyerang orang-orang dari daerah tropik.

Morfologi : Plasmodium termasuk kedalam kelas Sporozoa, kelas sporozoa ini mempunyai ciri-ciri bersel satu ( berukuran mikroskopis ) dan berkembangbiak dengan perantaraan spora-spora, dari anggota kelas sporozoa ini mempunyai sifat yang sama yaitu :1) hidup sebagai parasit2) tidak mempunyai alat untuk bergerak.3) Pembiakan dengan pembentukan spora.4) Tidak ada Vakuola kontraktilBila dilihat dari ordonya, maka plasmodium ini termasuk kedalam Haemosporodia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :1) mempunyai spora yang hidup didalam darah2) jaringan parenkim pada burung dan mamalia.3) Tidak membuat spora yang resistenplasmodium juga disebut parasit stasioner primer, karena plasmodium selama hidupnya selalu berada dalam tubuh inang. Pada waktu sporulasi suhu badan penderita malaria meninggi dan menderita malaria bisa terjadi kekurangan darah, hal ini disebabkan oleh karena plasmodium menyerang dan merusak butir-butir darah merah, karena itulah maka penderita penyakit malaria kekurangan darah.plasmodium ini berparasit pada darah manusia ( eritrosit ), mempunyai ukuran tubuh yang lebih kurang 5ų (mikron), reproduksi yang dilakukannya bisa terjadi secara generatif dan juga bisa dilakukan secara vegetatif. Secara vegetatif / aseksual plasmodium berkembangbiak dengan sporulasi dan terjadi pada insekta. Trofozoit muda

berbentuk cincin, besarnya ± 13

eritrosit.. Trofozoitnya berbenuk ameboid. Bentuk

dewasa dari plasmodium, ada yang berubah manjadi :a. Mikrogamet, jenis jantan dengan inti besar tetapi badan kecil.b. Makrogamet, yaitu jenis betina, bentuk hampir semua bundar akan tetapi sedikit lebih besar atau intinya besar. ( Syamsunir Adam, 1992 : 67-68 ). Tropozoit muda dari Plasmodium Malariae memiliki ciri-ciri; Berbentuk cicncin, Protoplasma biru tua, Kromatin kecil, Pigmen kehitaman di pinggir protoplasma dan terdapat Bintik Ziemann.

Page 2: Pbl Skenario Malaria

Sedangkan Tropozit tua memiliki cirri-ciri Bentuk oval, Pigmennya tersusun di pinggir, Kadang ditemukan protoplasma berbentuk pitapada Skizon muda ditemukan ciri-ciri: Bentuk oval, Kromatin membelah dan ditemukan Tititik schuffner, setelah menjadi skizon tua kromatin membelah menjadi 6-12, membentuk karangan yang kahs [ada plasmodium malariae.Mikrogametosit memiliki kromatin difus, berwarna biru pucat, dan pigmen hitam yang membesar. Makrogametosit memiliki kromatin yang kompak dan eksentris, pigmen yang berwarna kehitaman berkelompok di sekitar kromatin.

Siklus hidup plasmodium vivax :

1.   Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.

2.   Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.3.   Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi

sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.4.   Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah

banyak.5.   Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah

banyak.6.   Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi

maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).

7.   Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)

8.   Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.

9.   Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.

10. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.

b) Plasmodium malariaeplasmodium malariae, penyebab penyakit malaria Quartana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 72 jam.Daur praeritrosit pada manusia belum pernah ditemukan. Inokulasi sporozoit P. Malariae manusia pada simpanse dengan tusukan nyamuk Anopheles membuktikan stadium praeritrosit. P. Malariae.parasit dapat hidup pada simpanse yang merupakan hospes reservoar yang potensial.Skizon praeritrosit menjadi matang 13 hari setelah infeksi. Bila skizon matang, merozoit dilepaskan ke aliran darah tepi. P. Malariae hanya akan menginfeksi sel darah merah tuan dan siklus eritrosit aseksual dimulai dengan periodisitas 72 jam. Satdium trofozoit muda dalam darah tepi tidak berbeda banyak dengan P. Vivax, meskipun sitoplasmanya lebih

Page 3: Pbl Skenario Malaria

tebal dan pada pulasan Giemsa tampak lebih gelap. Sel darah ,erah yang dihinggapi P. Malariae tidak membesar. Denga pulasan khusus, pada sel darah merah dapat tampak titik-titik yang disebut titik Ziemann. Trofozoit yang lebih tua bila membulat besarnya kira-kira setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoit dapat melintangsepanjang sel darah merah, merupakan bentuk pita, yaitu bentuk yang khas pada P. Malariae. Butir-butir pigmen jumlahnya besar, kasar dan berwarna gelap. Skizon muda membagi intinyadan akhirnya terbentuk skizon matang yang mengandung rata-rata 8 buah merozoit. Skizon matang mengisi hampir seluruh eritrosit dan merozoit biasanya mempunyai susunan yang teratur sehingga merupakan susunan yang teratur sehingga merupakan bentuk bunga daisy atau disebut juga rosette.Siklus aseksual dengan periodisitas 72 jam biasanya berlangsung sinkron dengan stadium parasit di dalam darah. Gametosit P. Malariae dibentuk di darah perifer. Makrogametosit mempunyai sitoplasma yang berwarna biru tua berinti kecil dan padat, mikrogametosit, sitoplasmanya berwarna biru pucat, berinti difus dan lebih besar. Pigmen tersebar pada sitoplasma.Daur sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 26-28 hari. Pigmen di dalam ookista berbentuk granula kasar, berwarna tengguli tua dan tersebar di tepi.

c) Plasmodium ovalePlasmodium ovale menyebabkan malaria ovale. Plasmodium ovale terutama terdapat di daerah tropik afrika bagian barat, pasifik barat dan di beberapa bagian lain di dunia. Di indonesia parasit ini terdapat di pulau Owi sebelah selatan biak di irian jayadan di pulau timor.

Morfologi dan siklus hidup Morfologi P.ovale mempunyai persamaan dengan P. Malariae tetapi perubahan pada eritrosit yang di hinggapi parasit mirip P. Vivax . Trofozoit muda berukuran kira-kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik scuffner (titik james) terbentuksangat dini dan tampak jelas. Stadium trofozoit berbentuk bulat. Eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong (oval) dan pinggir eritrosit bergerigi pada salah satu ujungnya dengan titik scuffner menjadi lebih banyak.Stadium praeritrosit mempunyai periode prapaten 9 hari; skizon hati besarnya 70 mikron dan mengandung 15.000 merozoit.stadium skizon berbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8-10 merozoit. Stadium gametosit betina (makrogametosit) bentuknya bulat, mempunyai inti kecil, kompak, dan sitoplasma berwarna biru. Gametosit jantan (mikrogametosit) mempunyai inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk bulat. Pigmen dalam ookista berwarna coklat/ tengguli tua. Siklus sporogoni dalam nyamuk Anopheles memerlukan waktu 12-14 hari pada suhu 270 .

d) Plasmodium falciparumPlasmodium falciparum menyebabkan malaria topika (malaria tertiana maligna). Plasmodium falciparum mempunyai sifat – sifat tertentu yag berbeda dengan species lainnya, sehingga diklasifikasikan dalam subgenus laveran.

Page 4: Pbl Skenario Malaria

Genus : PlasmodiumSpecies : Falcifarum

P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.

Morfologi dan daur hidupMerupakan species yang berbahaya karena penyakit yang ditimbulkannya dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian.Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi.Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel). Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis species.Bentuk cincin Plasmodium falciparum kemudian menjadi lebih besar, berukuran seperempat dan kadang-kadang setengah diameter eitrosit dan mungkin dapat disangka parasit Plasmodium malariae. Sitoplasmanya dapat mengandung satu atau dua butir pigmen. Stadium perkembangan siklus aseksual berikutnya pada umumnya tidak berlangsumg dalam darah tepi, kecuali pada kasus brat (perniseosa).Adanya skizon muda dan matang Plasmodium falciparum dalam sediaan darah tepi berarti keadaan infeksi yang berat sehingga merupakan indikasi untuk tindakan pengobatan cepat.Bentuk skizon muda Plasmodium falciparum dapat dikenal dengan mudah oleh adanya satu atau dua butir pigmen yang menggumpal. Pada species parasit lain pada manusia terdapat 20 atau lebih butir pigmen pada stadium skizon yang lebih tua. Bentuk cincin da tofozoit tua menghilang dari darah tepi setelah 24 jam dan bertahan dikapiler alat-alat dalam, seperti otak, jantung, plasenta, usus atau sumsum tulang; di tempat – tempat ini parasit berkembang lebih lanjut.Dalam waktu 24 jam parasit di dalam kapiler berkembang biak secara zkisogoni. Bila skison sudah matang, akan mengisi kira-kira 2/3 eritrosit. Akhirnya membelah-belah dan membentuk 8 – 24 morozoit, jumlah rata-rata adalah 16. skizon matang Plasmodium falciparum lebih kecil dari skizon matang parasit malaria yang lain. Derajat infeksi pada jenis malaria ini lebih tinggi dari jenis-jenis lainnya, kadang-kadang melebihi 500.000/mm3 darah.Dalam badan manusia parasit tidak tersebar merata dalam alat-alat dalam dan jaringan sehingga gejala klinik pada malaria falciparum dapat berbeda-beda. Sebagian besar kasus berat dan fatal disebabkan oleh karena eritrosit yang dihinggapi parasit menggumpal dan menyumbat kapiler.Pada malaria falciparum eritrosit yang diinfeksi tidak membesar selama stadium perkembangan parasit. Eritrosit yang mengandung trofozoit tua dan skizon mempunyai

Page 5: Pbl Skenario Malaria

titik kasar berwarna merah (titik mauror) tersebar pada dua per tiga bagian eritrosit. Pembentukan gametosit berlamgsung dalam alat-alat dalam, tetapi kadang-kadang stadium mudah dapat ditentukan dalam darah tepi. Gametosis muda mempunyai bentuk agak lonjong, kemudian menjadi lebih panjang atau berbentuk elips; akhirnya mencapai bentuk khas seperti sabit atau pisang sebagai gametosis matang. Gametosis untuk pertama k ali tampak dalam darah tepi setelah beberapa generasi mengalami skizogoni biasanya kira-kira 10 hari setelah parasit pertama kali tampak dalam darah. Gametosis betina atau makrogametosis biasanya lebih langsing dan lebih panjang dari gametosit jantang atau mikrogametosit, dan sitoplasmanya lebih biru dengan pulasan Romakonowsky. Intinya lebih lebih kecil dan padat, berwarna merah tua dan butir-butir pigmen tersebar disekitar inti. Mikrogametozit membentuk lebih lebar dan seperti sosis. Sitoplasmanya biru, pucat atau agak kemerah-merahan dan intinya berwarna merah mudah, besar dan tidak padat, butir-butir pign\men disekitan plasma sekitar inti.Jumlah gametosit pada infeksi Falciparum berbeda-beda, kadang-kadang sampai 50.000 – 150.000/mm3 darah, jumlah ini tidak pernah dicapai oleh species Plasmodium lain pada manusia. Walaupun skizogoni eritrosit pada Plasmodium falciparum selesai dalam waktu 48 jam dan priodisitasnya khas terirana, sering kali pada species ini terdapat 2 atau lebih kelompok-kelokpok parasit, dengan sporolasi yang tidak singkron, sehingga priodesitas gejala pada penderita menjadi tidak teratur, terutama pada stadium permulaan serangan malaria.Siklus seksual Plasmodium falciparum dalam nyamuk sama seperti pada Plasmodium yang lain. Siklus berlangsung 22 hari pada suhu 20o C, 15 – 17 hari pada suhu 23o C dan 10 – 11 hari pada suhu 25o C – 28o C. pigmen pada obkista berwarna agak hitam dan butir butinya relative besar, membentuk pola pada kista sebagai lingkaran ganda sekitar tepinya, tetapi dapat tersusun sebagai lingkaran kecil dipusat atau sebagai garis lurus ganda. Pada hari ke- 8 pigmen tidak tampak kecuali beberapa butir masih dapat dilihat.

Daur Hidup Plasmodium

Daur hidup keempat spesies plasmodium pada manusia umumnya sama. Prosesnya terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra.

Fase aseksual punya 2 daur, yaitu:

1. Daur eritrosit dalam darah (skizogoni eritrosit)2. Daur dalam sel parenkim hati (skizogoni eksoeritrosit)

Ada 2 populasi sporozoid berbeda, yaitu sporozoit yang secara langsung mengalami pertumbuhan dan sporozoit yang tetap “tidur” (dormant) selama periode tertentu (disebut hipnozoit), sampai menjadi aktif kembali dan mengalami skizogoni.

Fase jaringan.

Nyamuk Anopheles betina yang mengandung parasit malaria → menusuk hospes→ sporozoid masuk ke peredaran darah → setelah ½ - 1 jam → masuk ke sel hati → menjadi

Page 6: Pbl Skenario Malaria

trofozoid hati → skizon jaringan → skizon pecah → merozoid keluar → msk peredaran darah → sebagian besar menyerang sinusoid hati tp beberapa di fagositosit .

Fase aseksual dalam darah

Merozoit yang dilepaskan menyerang eritrosit. Sisi anterior merozoit melekat pada membran sel darah, kemudian membran merozoit menebal bergabung dengan membran plasma eritrosit, lalu melakukan invaginasi, membentuk vakuol dengan parasit berada di dalamnya. Pada saat merozoit masuk, selaput permukaan dijepit hingga lepas. Stadium termuda dlm darah berbentuk bulat, kecil; bbrp diantaranya mengandng vakuol sehingga sitoplasma terdorong ke tepi dan inti berada di kutub nya, krn btknya lingkaran makanya disebut bentuk cincin. Selama pertumbuhan, bentuknya menjadi tdk teratur. Stadium muda ini disebut trofozoit. Setelah masa pertumbuhan, parasit berkembangbiak scr aseksual melalui proses pembelahan yang disebut skizogoni. Inti parasit membelah manjadi lebih kecil. Kemudian dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma yang membentuk skizon. Skizon matang mengandung bentuk-bentuk bulat kecil, terdiri atas inti dan sitoplasma yang disebut merozoit. Setelah proses skizogoni slesai, eritrosit pecah dan merozoit dilepaskan dlm aliran darah (sporulasi). Kemudian merozoiit memasuki eritrosit baru. Pada daur eritrosit skizogoni berlangsung berulang-ulang selama infeksi & menyebabkan parasitemia yang meningkat dengan cepat sampai proses dihambat oleh respon imun hospes. Setelah 2-3 generasi merozoid dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual, yaitu gametosit betina (makrogametosit) mempunyai sitoplasma berwarna biru dengan inti kecil padat dan gametosit jantan (mikrogametosit) sitoplasma berwarna biru pucat atau merah muda dengan inti besar dan difus. Kedua macam gametosit mengandung banyak butir pigmen.

Fase seksual

Parasit seksual masuk ke dalam lambung betina nyamuk. Btk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah pembuahan yang disebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

2. Memahami dan menjelaskan tentang Malariaa) Definisi

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronikdisebabkan oleh protozaoa genus plasmodium. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Dapat berlangsung akut ataupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi maupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Sejenis infeksi parasit yang menyerupai malaria ialah infeksi babesiosa yang menyebabkan babesiosis.

b) EpidemiologiMalaria masih menjadi persoalan kesehatan yang besar di daerah tropis dan subtropis seperti di Brazil, Asia Tenggara, dan seluruh sub-sahara Afrika.

Page 7: Pbl Skenario Malaria

Di indonesia, malaria di temukan hampir di semua wilayah. Pada tahun 1996 di temukan kasus malaria di Jawa-Bali dengan jumlah penderita sebanyak 2.341.401. sebagian besar di sebabkan oleh plasmodium falciparum dan plasmodium Vivax. Plasodium malariae banyak di temukan di IndonesiaTimur, sedangkan plasmodium Ovale di papua dan NTT.Plasmodium falciparum di laporkan resisten terhadap klorokin dan sulfadoksin-pirimetamindi wilayah Amazon dan Asia Tenggara. P.vivax yang resisten klorokuin di temukan di Papua Nugini, Provinsi Papua, Papua Barat, dan sumatra. Resistensi obat menyebabkan semakin kompleksnya pengobatan dan penanggulangan malaria.

c) EtiologiPlasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale, dan plasmodium falciparum. Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebrata lainnya dan hospes defitifnya yaitu nyamuk anopheles. plasmodium dapat menginfeksi manusia dan juga menginfeksi binatang seperti gol. Burung, reptil dan mamalia. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Perkembangbiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk, yaitu anopheles betina.

d) PatogenesisDaur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni)dalam badan nyamuk anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebrata termasuk manusia.

Fase AseksualFase ini terbagi 2 yaitu:

1) Fase jaringan : sporozoit masuk ke dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati (mengandung merozoit, prosesnya di sebut skizogoni praeritrosit). Pada akhir fase, skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah (sporulasi). Sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.

2) Fase eritrositMerozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Lalu sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa prapaten adalah masa antara permulaan infeksi sampai di temukan parasit di darah tepi, sedangkan masa tunas (inkubasi instrinsik) dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes hingga terjadi demam.

Fase seksualParasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terbentuklah zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista. Bila ookista pecah, ribuan sporozoit di lepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

Page 8: Pbl Skenario Malaria

Patogenesis malaria ada 2 cara: Alami , melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia. Induksi, jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia

melalui transfuse, suntika, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital).

Patogenesis malaria falciparum dipengaruhi oleh faktor parasit dan faktor pejamu. Yang termaksud dalam faktor parasit adalah intensitas transmisi, densitas parasit dan virulensi parasit. Sedangkan yang dimaksud dalam faktor pejamu adalah tingkat endemisitas daerah tempat tinggal, genetik, usia, status nutrisi dan status imunologi. Parasit dalam eritrsoit (EP) secara garis besar mengalami 2 satdium, yaitu stadium cincin pada 24 jam I dan stadium matur pada 24 jam ke II. Permukaan EP stadium cincin akan menampilkan anyigen RESA (Ring-erytrhrocyte surgace antigen) yang menghilang setelah parasit masuk stadium matur. Permukaan membran EP stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob dengan Histidin Rich-protein-I (HRP I) sebagai komponen utamanya. Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogoni, akan dilepaskan toksin malaria berupa GPI yaitu glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelespasan TNF-alfa dan Interleukin I (IL-1) dari makrofag.

e) ManifestasiGejala: anemia, menggigil, berkeringat, sakit kepala, flu, pegal-pegal, lemas, mual dan muntah. Manifestasi klinis nya tergantung pada imunitas penderita. Berat/ringannya infeksi dipengaruhi oleh :1. Jenis plasmodium. Con: falciparum sering menyebabkan komplikasi2. Daerah asal infeksi. Con: pola resistensi terhadap pengobatan3. Umur. Con: usia lanjut dan bayi sering lebih berat4. Ada dugaan konstitusi genetik5. Keadaan kesehatan dan nutrisi6. Kemoprofilaktis7. Pengobatan sebelumnya

Manifestasi umum malaria

Page 9: Pbl Skenario Malaria

Malaria punya gambaran karakteristik demam periodik, anemia dan splenomegali. Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum demam, berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan. Keluhan prodromal sering terjadi pada P.vivax dan ovale, sedang pada P.falciparum dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat mendadak.

Gejala yang yang klasik, yaitu terjadinya “Trias Malaria” secara berurutan:

Periode dingin 15-60 menit. Mulai menggigil sering seluruh bada bergetar dan gigi terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur

Periode panas: muka merah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi bbrp jam diikuti dengan keadaan berkeringat

Periode berkeringat: berkeringat banyak dan temperatur turun, penderita merasa sehat

Trias malaria sering terjadi pada infeksi P.vivax, pd P.falciparum menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode panas berlangsung selama 12 jam pd P.falciparum, 36 jam pada P.vivax dan ovale, dan 60 jam pada P.malariae.

Anemia merupakan jg sering terjadi pada penderita malaria. Anemia disebabkan oleh:

Pengerusakkan eritrosit oleh parasit Eritrosit normal tdk dpt bertahan hdup lama (reduced survival time) Gguan pmbtkan eritrosit krn depresi eritropoesis dlm sumsum tulang

(diseritropoesis)

Pembesaran limpa (splinomegali) dijumpai pada malaria kronik. Limpa akan teraba selama 3 hri dari serangan infeksi akut, limpa bengkak, nyeri, hiperemis, limpa akan mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras krn timbunan pigmeneritrosit parasit dan jaringan ikat bertambah.

Page 10: Pbl Skenario Malaria

f) Diagnosis dan diagnosis bandingDiagnosa malaria sering memrlukan anamnesa yang tepat dari penderita tentang asal penderita apakah dari daerah endemik malaria, riwayat berpergian ke daerah malaria, riwayat pengobatan kuratif maupun preventif.a. Pemeriksaan tetes darah untuk malariaPemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negatif maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan. Adapun pemeriksaan darah tepi yang dilakukan :- Tetesan preparat darah tebal (cara terbaik untuk menemukan parasit malaria).- Tetesan darah tipis (untuk identifikasi jenis plasmodium).

b. Tes Antigen : P-F testDeteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memrlukan latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memrlukan alat khusus.

c. Tes SerologiTes ini berguna mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini sangat kurang bermanfaat sebagai alat diagnosis sebab antibodi baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia.

d. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup cepat dan sensivitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum masuk pemeriksaan rutin.Pada malaria berat diagnosa banding tergantung manifestasi malaria beratnya. Pada malaria dengan ikterus, diagnosa banding ialah demam tifoid dengan hepatitis, kolesistisis, abses hati, dan leptospirosis. Hepatitis pada saat timbul ikterus biasanya tidak dijumpai demam lagi. Pada malaria serebral harus dibedakan dengan infeksi pada otak lainnya seperti meningitis, ensafalitis, tifoid ensafalopati, tripanososmiasis. Penurunan kesadaran dan koma dapat terjadi pada gangguan metabolik (diabetes, uremi), gangguan serebrovaskular (strok), eklampsia, epile[si, dan tumor otak.

g) PenatalaksanaanObat anti malaria terdiri dari 5 jenis, antara lain :

1) Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil, pirimetamin.

2) Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin.

3) Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu kina, klorokuin dan amodiakuin.

Page 11: Pbl Skenario Malaria

4) Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin adalah gametosid yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid untuk P.vivax, P.ovale, P.malariae adalah kina, klorokuin, dan amodiakuin.

5) Sporontosid mencegah gametositdalam darah untuk membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan proguanil.

Penggunaan obat antimalaria tidak terbatas pada pengobatan kuratif saja, tetapi juga termasuk :

Pengobatan pencegahan (profilaksis) bertujuan mencegah terjadinya infeksi atau timbulnya gejala klinis. Penyembuhan dapat di peroleh dengan pemberian terapi jenis ini pada infeksi malaria oleh P.falciparum karena parasit ini tidak mempunyai fase eksoeritrosit.

Pengobatan kuratif dapat di lakukan dengan obat malaria jenis skizontisid. Pencegahan transmisi bermanfaat untuk mencegah infeksi pada nyamuk atau

mempengaruhi sporogonik nyamuk. Obat antimalaria yang dapat digunakan seperti jenis gametosid atau sporontosid.

h) Komplikasia. Malaria serebralb. Anemia beratc. Hipoglikemiad. Syoke. GGAf. Koagulopatig. Blackwater feverh. Hiperparasitemiai. Udem paruj. Distress pernapasank. SST (Sindrom Splenomegali Tropik)l. BL (Burkitt’s Limfoma)m. Malaria oleh karena transfusi darah

i) Pencegahan a. Berbasis Masyarakat

1. Pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat harus ditingkatkanmelalui penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, diskusi kelompok maupun melalui kampanye masal untuk mengurangi tempat sarang nyamuk (pemberantasan sarang nyamuk, PSN). Kegiatan ini meliputi menghilangkan genangan air kotor, diantaranya dengan menglirkan air atau menimbun atau mengeringkan barang atau wadah yang memungkinkan air tergenang.

2. Menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin akan membantu mencegan penularan.

3. Melakukan penyemprotan melalui kajian mendalam tentang biomonik anopheles seperti kebiasaan menggigit, jarak terbang, dan resistensi trhadap insektisida.

Page 12: Pbl Skenario Malaria

b. Berbasis Pribadi1. Pencegahan gigitan nyamuk, dengan :

Tdk keluar rmh antara senja dan malam hari, kalau terpaksa keluar pakai baju yang berlengan panjang dan celana panjang yang berwarna terang

Menggunakan repelan yang mengandung dimetilfalat atau zat anti nyamuk lainnya

Membuat konstruksi rmh yang tahan nyamuk dengan memasang kasa anti nyamuk pada ventilasi pintu dan jendela

Menggunakan kelambu yang mengandung insktisida Menyemprot kamar dengan obat nyamuk atau menggunakan obat nyamuk

bakar2. Pengobatan profilaksis bila mau memasuki daerah endemik

a. Pd daerah yang plasmodiumnya masih snsitif dengan klorokuin, berikan klorokuin 3 mg basa atau 500 mg klorokuin fosfat untuk org dewasa. Seminggu 1 tablet, dimulai 1 minggu sebelum masuk daerah sampai 4 minggu setelah meninggalkan daerah tersbut

b. Pd daerah yang resistensi klorokuin, pasien memerlukan pengobatan supresif, yaitu dengan meflokuin 5 mg/kgBB/minggu atau doksisilin 100 mg/hari atau sulfadoksin 500 mg/pirimetanin 25 mg (Suldox®), 3 tablet sekali minum

3. Pencegahan dan pengobatan malaria pada ibu hamila) Klorokuin, bukan kontra indikasib) Profilaksis dengan klorokuin 5 mg/kgBB/minggu dan proguanil 3

mg/kgBB/hari untuk daerah yg msh sensitif klorokuinc) Meflokuin 5 mg/ kgBB/minggu diberikan pada bulan keempat kehamilan utk

daerah dimna plsmodiumnya resisten terhadap klorokuind) Profilaksis dengan doksisilin tidak diperbolehkan

4. Informasi tentang donor darah. Calon donor yang datang ke daerah endemik dr daerah non endemik dan tdk menunjukan keluhan dan gejala klinis malaria, boleh mendonorkan darahnya 6 bln sejak dia datang. Calon donor tersebut, apabila telah diberi pengobatan profilaksis malaria dan menetap di daerah itu 6 bulan atau lebih dan tdk menunjukkan adany gejala klinis, maka boleh menjadi pendonor selama 3 tahun. Byk penelitian yang melaporkan bahwa donor dr daerah endemik itu merupakan sumber infeksi.

j) PrognosisMalaria vivax, prognosis biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Jika tidak mendapat pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung selama 2 bulan atau lebih. Malaria malariae, jika tidak di obati, maka infeksi akan berlangsung sangat lama. Malaria ovale dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Malaria falciparum dapat menimbulkan komplikasi yang menyebabkan kematian.

a. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosis, ketepatan dan kecepatan pengobatan.

Page 13: Pbl Skenario Malaria

b. Pada malaria berat yang tidak ditanggulani, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan meningkat sampai 50%.

c. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ.

d. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah >50%, Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ adalah >75%.

e. Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu :- Kepadatan parasit <100000, maka mortalitas <1%- Kepadatan parasit >100000, maka mortalitas >1%- Kepadatan parasit >500000, maka mortalitas >50%

3. Memahami dan menjelaskan tentang vector malariaa) Morfologi

Nyamuk anophelini yang berperan sebagai vektor malaria hanyalah genus Anopheles.. Jumlah nyamuk anophelini di Indonesia ± 80 spesies dan 16 spesies telah dibuktikan berperan sebagai vektor malaria, yang berbeda beda dari satu daerah ke daerah lain bergantung pada macam macam faktor seperti penyebaran geografik, iklim, dan tempat perindukan.Telur anopheli yang diletakkan stu persatu di atas permukaan air berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya konakaf dan mempunyai sepasang pelampung yang terletak pada sebelah lateral. Larva anophelini tampak mengapung sejajar dengan permukaan air, mempunyai bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, tergal palte pada bagian tengaj sebelah dorsal abdomen dan sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen. Pupa mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya lebar dan pendek, digunakan untuk mengambil oksigen dari udara.Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang hampir sama degngan panjang probosisnya. Perbedaannya adalah pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal bentuk gada (club form), sedangkan pada nyamuk betina ruas tersebut mengecil. Sayap pada bagian pinggir ditumbuhi sisik sisk sayap yang berkelompok membentuk gambaran belang-belang hitam dan putih. Selain itu, bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung (tumpul). Bagian posterior abdomen tidak seruncing nyamuk Aedes dan tidak setumpul nyampuk Mansonia, tetapi sedikit melancip.Umumnya anophelini aktif menghisap darah pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang anophelini biasanya 0,5-3 km, tetapi bisa sampai puluhan km krn dipengaruhi transportasi dan kencangnya angin. Umur nyamuk dewasa anophelini di alam bebas 1-2 minggu, tp di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu.

b) Siklus hidupTelur → Larva → larva menglupas 4x → pupa → nyamuk dewasa jantan/betinaWaktu yang dibutuhkan untuk tumbuh dari telur sampai dewasa antara 2-5 minggu.

Page 14: Pbl Skenario Malaria

Tempat perindukan nyamuk anophelini bermacam-macam tergantung spesienya, dan dapat dibagi menurut 3 kawasan, yaitu : kawasan pantai, pedalaman, kakigunung dan kawasan gunung.kawasan pantai dengan tanaman bakaudi danau pantai atau lagun, rawa, empang sepanjang pantai, ditemukan An. Sundaicus, An. Subpictus ditempat perindukan tersebut terutama danau di pantai dan empang. Di kawasan pedalaman yang ada sawah, rawa, empang, saluran irigasi, dan sungai, ditemukan An. Aconitus, An. Barbirostris, An. Farauti, An. Bancrofti, An. Subpictus, An. Nigerrimus, dan An. Sinensis. Di kawasan kaki gunungdengan perkebunan atau hutan ditemukan An. Balabacensis, sedangkan di daerah gunung ditemukan An. Maculatus.

c) Penyebaran vectorPrevalensi kasus malaria di suatu daerah endemi malaria dan di daerah endemi malaria lainnya tidak sama, tergantung pada perilaku spesies nyamuk yang menjadi vektor. Didaerah Cilacap misalnya yang vektor malarianya An. Sundaicus, kasus malaria banyak ditemukan pada musim kemarau, dibandingkan musim hujan, karena pembentukan tempat perindukan di muara sungai untuk An. Sundaicus meningkat. Sebaliknya untuk daerah Jawa Barat, yang vektor malarianya An. Aconitus kasus malaria meningkat jumlahnya pada musim hujan, karena di sawah terbentuk tempat-tempat perindukan untuk An. Aconitus. Kedua kejadian diatas terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap pengaturan air atau tidak teraturnya saluran irigasi.

d) Perilaku NyamukUmumnya anophelini aktif menghisap darah pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang anophelini biasanya 0,5-3 km, tetapi bisa sampai puluhan km krn dipengaruhi transportasi dan kencangnya angin. Umur nyamuk dewasa anophelini di

alam bebas 1-2 minggu, tp di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu.

4. Memahami dan menjelaskan tentang farmakologi malariaKlorokuin dan Turunannya

Amodiakuin dan hidroksiklorokuin merupkan turunan klorokuin yang sifatnya mirip dengan klorokuin. Wlaupun amodiakuin lebih aktif terhadap P.falciparum yang mulai resisten terhadp klorokuin, obat ini ttdk dipakai rutin krn efek samping agranulositosis yang fatal dan toksik pada hati.

1. Farmakodinamik Aktivitas antimalaria. Klorokuin hanya efektif dengan parasit dlm fase eritrosit, dan

tdk efektif pd parasit di jaringan. Efektivitasnya sangat tinggi pd P.vivax, P.malariae, P.ovale dan P.falsiparum yang snsitif klorokuin.

Klorokuin efektif menekan serangga akut malaria vivax, tp kalau obat dihentikann, relaps dapat terjadi, sehingga untuk menekan infeksi P.vivax, klorokuin diberikan bersama primakuin sampai pasien meninggalkan daerah endemis.

Page 15: Pbl Skenario Malaria

Gejala klinik dan parasitemia akan dikendalikan oleh klorokuin. Demamnya akan hilang dalam 24 jam dan sedian apus darah, umumnya negatif dalam 48-72 jam. Kalau tdk membaik dalam 2 hri berarti ada resistensi, khususnya pada P.falsiparum. Dalam hal ini dipertimbangkan menggunakan kina atau skizontosid darah lainnya. Salah 1 mekanisme kerja klorokuin yang penting adlah penghambatan aktivitas polimerase heme plasmodia. Polimerase heme plasmodia berperan mendetoksifikasi heme ferriprotoporphyrin IX menjadi hemozoin yang tidak toksik. Heme merupakan senyawa yang bersifat membranolitik dan terbtk dr pemecahan hemoglobin di vakuol makanan parasit. Peningkatan heme pd parasit mengakibatkan lisisnya membran parasit.

Resistensi terhadap klorokuin byk ditemukan pada P.falciparum.2. Farmakokinetik

Absorbsi klorokuin secara oral terjadi cepat dan makanan mempercepat absorbsi ini. Sedangkan antasid dan kaolin yang mengandung kalsium atau magnesium mengganggu absorsi klorokuin. Jd, obat ini jgn diberikan bersama dengan klorokuin. Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam. Klorokuin byk diikat pada jaringan. Metabolisme klorokuin berlangsung lambat dalam tubuh dan metabolitnya monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin, diekskresi melalui urine.

Metabolit utamanya, monodesetil klorokuin, juga punya aktivitas anti malaria. Kadarnya di plasma sekitar 20-35% dr senyawa induknya. Waktu paruh terminalnya berkisar antara 30-60 hari. Sejumlah klorokuin masih ditemukan bertahun-tahun dari pemberian dihentikan.

Dosis harian 300 mg menyebabkan kadar mantab kira2 125 µg/L, sedangkan dengan dosis oral 0,5 mg tiap minggu dicapai kadar plasma antara 150-250 µg/L dengan kadar lembah antara 20-40 µg/L. Jml ini berada dalam kadar terapi untuk falciparum yang sensitif dan P.vivax, yaitu masing-masing 30 dan 15 µg/L.

3. Efek samping dan kontraindikasi Bila dosis tepat, penggunaan klorokuin sangat aman. Efek samping yang mungkin

ditemukan adalah sakit kepala ringan, gguan pencernaan, gguan penglihatan, dan gatal-gatal. Pengobatan kronik sebagai terapi supresi kadang kala menimbulkan sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia, erupsi kulit likenoid, rambut putih dan perubahan EKG. Bila klorokuin diberika secara parental sebaiknya dngan cara infus lambat atau IM atau SK dosis yang kecil. Karena dapat menimbulkan toksisitas pda kardiovaskular berupa hipotensi, vasodilatasi, penekanan fungsi miokard, yang pada akhirnya dapat menimbulkan henti jantung.

Klorokuin harus hati-hati diberikan pada pasien dengan pnyakit hati, atau pada pasien dengan gguan saluran cerna, neurologik dan darah yang berat. Kalu ada ggua selama terapi, pemakaian harus dihentikan.

Pada pasin dgn defisiensi G6PD, klorokuin dpt menyebabkan hemolisiss. Dermatitis dapt timbul pada pemberian klorokuin bersama fenilbutazon atau preparat yang mengandung emas.

PIRIMETAMIN

Turunan pirimidin, berbtk bubuk putih , tidak berasa, tidak larut dalam air hanya sedikit larut dalam asam klorida.

Page 16: Pbl Skenario Malaria

1. Farmakodinamik Pirimetamin merupakan skizontosid darah yang bekerja lambat, punya efek antimalaria

yang mirip dengan efek proguanil tp lebih kuat krn bekerja langsung. Pirimetamin diberikan seminggu sekali sedangkan proguanil harus setiap hari.

Dalam bentuk kombinasi, pirimetamin dan sulfadoksin digunakan scr luas untuk profilaksis dan supresi malaria, terutama P.falciparum yang resistten klorokuin. Pirimetamin tdk memperlihatkan efektifitas yang jelas terhadap P.falciparum di jaringan hati. Pada bentuk laten jaringan P.vivax dan gametosit semua jenis plasmodium gagal dimusnahkan oleh pirimetamin.

Mekanisme kerja. Pirimetamin menghambat enzim dihidrofolat reduktase plasmodia pada kadar yang jauh lebih rendah drpd yang dipakai utk menghambat enzim yang sama pd manusia. Enzim ini bekerja pd rangkaian sintesis purin, sehingga penghambatannya menyebabkan gagalpembelahan inti pada pertumbuhan skizon dalam hati dan eritrosit. Kombinasi dgn sulfonamid memperlihatkan sinergisme krna keduanya mengganggu sintesis purin. Resistensi terjadi akibat penggunaan berlebihan pada jangka waktu yang lama.

2. Farmakokinetik Penyerapannya berlangsung lama tp lengkap. Setelah pemberian oral, kadar puncak

plasma dicapai dalam waktu 4-6 jam. Konsentrasi obat yang berefek suprsi dpt menetap dlm darah selama kira-kira 2 minggu. Obat ini ditimbun terutama di ginjal, paru, hati dan limpa. Diekskresikan lambat dengan waktu paruh kira-kira 4hari. Metabolitnya diekskresi melalui urin.

3. Efek samping dan kontraindikasi Pirimetamin dosis tinggi bersifat teratogenik pada hewan coba, tp pd manusia belum

terbukti. Pemberian pirimetamin sbaiknya disertai pemberian suplemen as.folat.

PRIMAKUIN

1. Farmakodinamik Aktivias antimalaria. Manfaat kliniknya dalam penyembuhan radikal malaria vivax dan

ovale, krn btk laten jjaringan plasmodia dpt dihancurkan primakuin. Primakuin tidak menekan serangan malaria vivax, meskipun memperlihatkan aktivitas terhadap fase eritrosit. Jd, primakuin tdk efektif untuk fase eritrosit.

Mekanisme malaria. Tdk byk diketahui tentang cara kerjanya dan tentang aktivitas nya yang menonjol terhadap skizon jaringan dan gametosid. Mungkin primakuin berubah mjd elektrofil yang bekerja sbg mediator redoks. Aktivitas ini membantu pembentukan oksigen reaktif atau mempengaruhi transportasi elektron parasit.

Resistensi. Bbrp strain P.vivax di bbrp negara termasuk asia tenggara relatif mjd resisten thdp primakuin. Btk skizon jaringan dr strain ini tdk dpt dimusnahkan dngan pngobatan standar tunggal tp memerlukan pengobatan berulang dengan dosis yang tinggi.

2. Farmakokinetik Setelah pmberian oral, primakuin segera diabsorbsi, dan didistribusi ke jaringan.

Primakuin tdk pernah diberikan secara parental karena menyebabkan hipotensi. Mettabolisme cepat dan hanya sdikit yang di ekskresikan melalui urine. Pada pemberian dosis tunggal, kosentrasi plasma mencapai maksimum dalam 3 jam, dan wktu paruh eliminasinya 6 jam.

Page 17: Pbl Skenario Malaria

Metabolismenya menghasilkan 3 macam metabolit; turunan karboksil (metabolit utama dan tdk toksik). Ketiga metabolit nya memiliki aktivitas antimalaria yang lebih ringan dari primakuin.

3. Efek samping dan kontraindikasi Efek samping yang paling berat adalah anemia hemolitik akut pd pasien yang mengalami

defisiensi enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase (G6PD). Dengan dosis yang lebih tinggi dapat timbul spasme usus dan gguan lambung. Dosis yang lebih tinggi lg akan memperberat gguan di perut dan menyebabkan metheglobinemia dan sianosis. Gangguan saluran cerna dapat di kurangi dengan pemberian obat sewaktu makan.

Primakuin dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit sistemik yang berat dan cenderung mengalami granulositopenia misalnya arthritis, reumatoid, dan lupus eritematosus. Primakuin juga tidak dianjurkan diberika bersama obat yang lain yang dapat menimbulkan hemolisis, dan obat yang dapat menyebabkan depresi sumsum tulang. Primakuin sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil sebab fetus relatif mengalami defisiensi G6PD sehingga beresiko menimbulkan hemolisis.

KINA DAN ALKALOID SINKONA

1. Farmakodinamik Kina berefek skizontosid darah dan juga berefek gametositosid terhadap P.vivax dan

P.malariae, tp tidak untuk P.falciparum. Akan tetapi, utk terapi supresi dan pengobatan serangan klinik, obat ini lebih toksik dan kurang efektif dibandingkan klorokuin. Kina tdk diguakan untuk profilaksis malaria.

Efek terhadap otot rangka. Kina dan alkaloid sinkona mencegah terjadinya tetani. Kina menurunkan kepekaan lempeng saraf sehingga respon terhadap rangsangan berulang berkurang.

2. Farmakokinetik Kina dan turunannya diserap baik di usus alus bagian atas. Kadar puncaknya dalam

plasma 1-3 jam. Distribusinya luas, terutama ke hati, tp kurang ke paru, ginjal dan limpa; kina jg melalui sawar uri.

Sebagian besar alkaloid sinkona dimetabolisme dlm hati, sehingga hanya kira-kira 20% yang diekskresikan dalam bntuk utuh di urin. Krn perombakan dan ekskresi cepat maka tdk ada kumulasi dlm badan.

Waktu paruh eliminasi kina pd org sehat 11 jam, sedang pd pasien malaria berat selama 18 jam.

3. Efek samping Dosis terapi kina menybabkan sinkonisme yang tdk selalu memerlukan penghentian

pengobatan. Gejalanya mirip salisilismus yaitu tinitus, sakit kepala, gguan pendengaran, pandangan kabur, diare dan mual. Gejala yang ringan, lebih dahulu tampak di sistem pendengaran dan penglihatan. Pada keracunan yang lebih berat terlihat gguan gastrointestinal, saraf, kardiovaskular,dan kulit. Lebih lanjut lagi terjadi perangsangan SSP, seperti bingung, gelisah, dan delirium. Pernapasan mula-mula dirangsang, lalu dihambat; kulit mjd dingin sianotis; suhu kulit dan tekanan darah menurun; akhirnya pasien meninggal karena henti napas. Keracunan yang berat ini biasanya disebabkan oleh takar lajak atau reaksi kepekaan. Dosis fatal kina per oral utk org dewasa berkisar 2-8 g.

Page 18: Pbl Skenario Malaria

5. Memahami dan menjelaskan gebrak malariaAkhir-akhir ini di buat suatu komitmen internasional tentang pencegahan malaria yang di intensifkan melalui pendekatan roll back malaria (RBM) dengan strategi : deteksi dini dan pengobatan yang tepat; peran serta aktif masyarakat dalam pencegahan malaria; perbaikan kualitas pencegahan dan pengobatan malaria melalui perbaikan kapasitas petugas kesehatan yang terlibat. Gerakan Berantas Kemabali Malaria (GEBRAK Malaria) yang di mulai sejak tahn 2000 merupakan bentuk operasional dari RBM.Dalam pemberantasan malaria dapat di bedakan pemberantasan (control) danpembasmian (eradication).di indonesia pada taraf sekarang di lakukan pemberantasan saja. Programpemberantasan malaria yang saat ini di lakukan meliputi 8 kegiatan yaitu :

1. Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat2. Program kelambu dengan insektisida3. Penyemprotan4. Pengawasan deteksi aktif dan pasif5. Survei demam dan pengawasan migran6. Deteksi dan kontrol epidemik7. Langkah-langkah lain seperti larvaciding 8. Peningkatan kemampuan (capacity building)

Sumber : http://klinikblogger.blogspot.com/2010/10/morfologi-plasmodium-fivax.htmlParasitologi kedokteran FKUIPenyakit tropikKapita selekta kedokteran FKUIIPD