Page 1
Kista Ganglion pada Pergelangan Tangan
Cathelin Stella
10-2010-219
C-6
Mahasiswi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
e-mail : [email protected]
_________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Integumen (kulit) adalah massa jaringan terbesar di tubuh. Fungsi kulit untuk melindungi
dan menginsulasi struktur-struktur di bawahnya danjuga berfungsi sebagai cadangan kalori.
Penampilan kondisi dan kesehatan kulit mencerminkan kondisi dari emosi dan stres yang kita
alami, dan berdampak pada penghargaan orang lain merespons kita. Sebagai jaringan tubuh
terluar kulit dapat mengalami hal-hal berikut : terluka, mengalami iritasi, lukabakar, atau
terinfeksi. Kulit memiliki kapasitas dan daya tahan yang luar biasa untuk pulih.
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutan. Lapisan yang paling
superfisial, yaitu epidermis. Epidermis merupakan lapisan yang paling tipis dan tidak mengandung pembuluh
darah. Lapisan epidermis ini dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:
1
Page 2
1. Sebelah luar adalah lapisan tanduk yang terdiri atas sel mati yang mengalami
kreatinisasi.
2. Sebelah dalam adalah lapisan seluler yang merupakan tempat terbentuknya kreatin dan
melanin.
Nutrisi untuk epidermis bergantung pada dermis yang ada di bawahnya. Dermis mendapat
pasokan darah yang baik. Lapisan ini mengandung jaringan ikat, kelenjar sebasea, kelenjar
keringat, dan folikel rambut. Lapisan dermis di sebelah bawah akan menyatu dengan jaringan
subkutan atau adiposa yang juga dikenal dengan lemak tubuh. Oleh karena sesuatu hal jaringan
kulit ini dapat terganggu fungsi kerjanya , salah satu kelainan atau prnyakit kulit adalah kista .
Kista merupakan suatu rongga patologis dalam tulang yang dilapisi epitel, biasanya berisi cairan
atau bahan semi padat.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain :
1. Mempelajari jenis-jenis kista, khususnya kista ganglion.
2. Mempelajari bagaimana melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, mendiagnosa, patofisiologi dan lainnya yang berhubungan dengan riwayat
penyakit tumor kulit, terutama kista ganglion.
ISI
Anamnesis
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya.1
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan Alloanamnesis
atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik autoanamnesis yaitu 2
Page 3
anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab
semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik
karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia
rasakan.2
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada
pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada
pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang
didapat dari informasi orang lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang
dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.
Anamnesis memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis dibanding pemeriksaan
fisik, oleh sebab itu, anamnesis yang tepat akan mempengaruhi diagnosis.
1. Identitas Pasien
Menanyakan kepada pasien atau orang tua dari anak, meliputi :1
- Nama lengkap pasien
- Umur pasien
- Tanggal lahir
- Jenis kelamin
- Agama
- Alamat
- Umur (orang tua)
- Pendidikan dan pekerjaan (orang tua)
- Suku bangsa
2. Keluhan Utama
Menanyakan keluhan utama pasien yaitu : benjolan pada pergelangan tangan yang
semakin membesar.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Menanyakan kepada pasien atau orang tua sebagai wali :
- Sejak kapan dirasakan adanya benjolan ?
- Apakah ada rasa nyeri, gatal dan perubahan warna kulit ?
3
Page 4
- Apakah benjolannya membesar ?
- Apakah benjolannya hilang timbul ?
- Apakah benjolannya mempengaruhi aktivitas ?
- Berapa berat badan sebelum sakit ? adakah penurunan berat badan?
4. Riwayat Penyakit Dahulu
- Apakah pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya ? jika ya, apakah
sudah berobat ke dokter dan apa diagnosisnya serta pengobatan yang
diberikan ?
5. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga.
- Apakah terdapat gejala yang sama pada ayah, ibu, atau saudara kandung ?
- Jika pasien mempunyai saudara, apakah saudara pasien mengidap penyakit bawaan?
6. Riwayat Pengobatan
- Obat apa saja yang sudah diminum pasien untuk mengatasi benjolan yang semakin
membesar.
Pemeriksaan Fisik
Di mana letak benjolan?
Bagaimana Konsistensi benjolan: kenyal, lunak, keras atau berbenjol-benjol?
Adakah perubahan pada kulit atau kelainan kulit yang ditemukan? (ruam, ulkus, benjolan,
dan lainnya)3
- Makula, daerah perubahan warna kulit yang berbatas jelas dengan kulit normal tanpa
tonjolan atau lekukan kulit di sekitarnya.
- Papula, lesi menonjol padat dengan diameter <0,5 cm.
- Plak, Penonjolan di atas permukaan kulit yang mengenai area permukaan yang relatif
besar dibandingkan dengan tingginya.
- Indurasi, papula atau plak berbentuk lingkaran atau memiliki puncak yang datar,
berwarna merah pucat yang menghilang dalam beberapa jam.
4
Page 5
- Pustula, penonjolan kulit berbatas tegas yang berisi eksudat purulen.
- Vesikula/bulla, lesi menonjol berbatas tegas yang berisi cairan. Vesikula memiliki
diameter >0,5 cm.
- Ulkus , lesi yang menunjukkan kerusakan epidermis dan dermis.
- Kista , rongga tertutup yang berisi cairan atau bahan semi padat.
Adakah perubahan kulit sekunder yang memperberat atau merupakan akibat dari proses
primer ? Misalnya:
- Skuama lapisan deskuamasi stratum korneum.
- Krusta serum, darah, atau eksudat purulen yang mengering.
- Erosi daerah lekukan berbatas tegas akibat hilangnya epidermis.
- Likenifikasi penebalan kulit akibat sering digosok atau digaruk yang
menyebabkan semakin jelasnya garis-garis kulit normal.
- Atrofi atrofi epidermal akibat berkurangnya lapisan sel-sel epidermal. Atrofi
dermal terjadi akibat berkurangnya jaringan ikat dermal.
- Parut lesi yang terbentuk akibat kerusakan dermal.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan :
1. Laparaskopi4
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal
dari uterus,ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada
5
Page 6
pictogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab asites. Perlu
diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan cavum peritonei dengan kista
bila dinding kista tertusuk.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Di dalam praktek, jika diperlukan biasanya dokter akan menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan sekret untuk wanita yang sedang hamil (yang meliputi:
Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus,epitel, lekosit, eritrosit,
epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb (Hemoglobin).
Diagnosis Pembanding
Kista Sebasea
Kista Dermoid
Kista Epidermoid
Kista Ganglion
Kista
Kista adalah suatu rongga patologis dalam tulang yang dilapisi epitel, biasanya berisi
cairan atau bahan semi padat.6 Kista yang biasanya berbentuk gelembung adalah suatu bentukan
yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair. Kelainan ini
tergolong jinak.7
Kista Sebasea
Nama lain : Kista Ateroma, Kista Epidermal, Kista Pilaris
Kista sebasea atau kista ateroma merupakan kista kelenjar sebasea , yang terbentuk akibat
sumbatan pada muaranya. Oleh karena itu, kista sebasea ditemukan didaerah yang banyak
6
Page 7
mengandung kelenjar sebasea. Kadang terdapat multiple dalam berbagai ukuran seperti yang
ditemukan di kepala, muka, atau di scrotum.7 ,seperti terlihat pada Gambar1
Gambar 1. Kista Epidermal
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui. Namun, seringkali berasal dari selubung akar rambut
(folilek) yang membengkak. Cedera pada kulit juga sering merangsang timbulnya sebuah kista.
Patofisiologi8
Kista epidermal terjadi akibat proliferasi sel epidermal dalam ruang yang sirkumskrip
pada dermis. Pada analisis kista epidermal, struktur dan pola lipidnya sama seperti pada sel
epidermis. Kista epidermis mengekspresikan sitokeratin 1 dan 10. Sumber dari epidermis ini
hamper selalu dari infundibulum dari folikel rambut.
Inflamasi dimediasi oleh bagian berkeratin pada kista epdiermal. Pada penelitian, ekstrak
keratin ini bersifat kemotaktif untuk PMN. Penelitian menyebutkan HPV (Human Papilloma
Virus) dan paparan sinar UV berperan dalam pembentukan kista epidermal.
Cara perubahan kista epidermal menjadi bersifat kanker belum diketahui secara pasti
(walaupun jarang sekali kista epidermal berkembang menjadi tumor ganas). Pada kista epidermis
dengan karsinoma, hasil imunohistokimia untuk HPV negatif, yang dapat disimpulkan HPV
tidak mempengaruhi perubahan menjadi Karsinoma sel skuamosa. Iritasi kronik dan trauma
7
Page 8
berulang pada batas epitel dari kista epidermis berperan dalam transformasi keganasan, akan
tetapi bagaimana hubungannya masih belum diketahui.
Manifestasi Klinik
Kista sebasea berukuran kecil dan dapat ditemukan pada bagian tubuh manapun, namun
umumnya ditemukan pada kulit kepala, telinga, wajah, leher, punggung, atau kantung kemaluan
(skrotum). Kista ini tidak pernah dijumpai pada telapak tangan atau kaki.Kista ini teraba kenyal
dan mudah digerakkan, umumnya tidak menimbulkan nyeri. Warna kista sebasea dapat
kekuningan atau berwarna daging, jika pecah akan mengeluarkan bahan berminyak yang
menyerupai pasta atau keju (isinya umumnya adalah sebum, exsudat berwarna putih atau abu-
abu). Kista sebasea pada kemaluan dapat menimbulkan nyeri saat berhubungan seksual, berjalan,
atau memakai celana dalam. Terkadang dapat ditemukan adanya infeksi yang ditandai oleh
kemerahan, nyeri, dan panas pada kista.
Terapi
Medika Mentosa
Kista sebasea seringkali menghilang secara spontan dan tidak berbahaya. Bila terjadi
infeksi, dapat diberikan antibiotik jenis tertentu. Bila kista meradang tanpa adanya
infeksi, dapat diberikan injeksi steroid pada kista tersebut.9
Non Medika Mentosa
Tindakan Non-Medika mentosa diambil, bila kista sebasea semakin membesar dan
mengganggu sehingga membutuhkan terapi pembedahan, yaitu mengangkat kantung
kista beserta isinya. Dimana dipecahkan dengan tusukan jarum atau sayatan pisau bedah
dan isinya dikeluarkan. Tindakan pembedahan ini adalah tindakan Ekstirpasi Kista.
Ketika pembedahan ekstirpasi selesai 3 bulan kemudian, kista harus terangkat bersih
beserta kantong atau kapsulnya. Jika tidak, kemungkinan terjadi kekambuhan.6,9
8
Page 9
Gambar 2. Ekstirpasi Kista
Komplikasi
Komplikasi sangat jarang terjadi, termasuk infeksi, scarring pada penghilangan, dan
kekambuhan. Keganasan pada kista epidermal sangat jarang.
Prognosis
Baik, jarang mengalami transformasi maligna.
Kista Dermoid
Nama lain : Kista Dermoid Brankhiogenik
Kista dermoid merupakan kelainan bawaan yang timbul di daerah fusi embrional kulit.
Umumnya terdapat di dahi, di sudut luar mata dan di pangkal hidung. Kista ini juga dapat timbul
di abdomen, ovarium, punggung, rafe median scrotum dan perineum. Kista teraba kenyal , berisi
cairan seperti minyak yang mengandung unsur apendiks kulit seperti rambut.7-9
9
Page 10
Gambar 3. Kista Dermoid pada Ovarium
Etiologi
Kista ini berkembang dari sekuesterasi epitel sepanjang garis fusi embrionik.
Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak
akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk
beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
10
Page 11
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal
dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-
lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap
gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel graaf yang tidak pecah atau folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang
menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm,
sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Manifestasi Klinik
Berupa nodul intrakutan atau subcutan, soliter dan berukuran 1-4 cm.10 Mudah
digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada perabaan permukaannya
halus, konsistensi lunak dan kenyal dan secara makroskopis isi kista berupa material keratin yang
berlemak dengan rambut dan kadang-kadang tulang, gigi dan jaringan syaraf. Lokasi kista ini
biasanya pada kepala, leher, dan yang tersering adalah ovarium.7
Terapi
Medika Mentosa
Danazol, pil kontrasepsi oral kombinasi agen progestational, dan analogGnRH. Semua
obat ini memiliki efek yang sama dalam mengurangi nyeri dan durasinya.
Non Medika Mentosa
Pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan
mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi pada
tumor yang besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya
disertai dengan pengangkatan tuba (Salpingooovorektomi).
11
Page 12
Komplikasi
1. Torsi Kista
Torsi Kista ini sering menimbulan keluhan akut abdomen yang menetap. Ukuran kista
yang dapat menyebabkan torsi kista adalah kista dengan ukuran yang kecil dan sedang
Menurut Peterson insidensi torsi kista sekiar 16% dan umumnya arah torsi searah jarum
jam.
2. Ruptur Kista
Terjadinya rupture atau perforasi tergantung ketebalan kapsul kista, hal yang
mempermudah terjadinya ruptur adalah torsi kista dan bila terjadi rupture akan
menimbulkan peritonitis
3. Keganasan
Keganasan terjadi primer berasal dari kista dermoid. Proporsi tipe epidermoid paling
sering timbul , sekitar 1-3% kemudian diiikuti oleh tipe sarcoma dan melanoma
malignan. Prognosis tergantung intak atau tidak intaknya kapsul kista dermoid, bila
kapsul kista masih intak dan tidak ada metastase ekstra ovarium, maka prognosis
umumnya baik (80%).
4. Kanker Ovarium
Kista dermioid pada ovarium mempunyai dampak yang besar terhadap terjadinya kanker
ovarium.
Prognosis
Bila Eksisi dilakukan secara komplit, maka hasilnya bersifat kuratif.
Kista Epidermoid
Nama lain : Kista Epitelia, Kista Keratin, Kista Duktus Tiroglossus
12
Page 13
Kista Epidermoid adalah benjolan yang berkembang lambat terdiri dari kantung tipis
pada bahan seperti kulit mengandung substansi seperti keju pada sekresi kulit (berasal dari
profelirasi sel-sel epidermis dan berisi keratin. Kista epidermis, seringkali salah dirujuk sebagai
kista sebaceous, yaitu daging berwarna dengan panjang berkisar dari ½ sampai 2 inci melintang.
Maka bisa terlihat di mana saja tetapi paling umum pada kulit kepala, punggung, dan wajah.
Mereka cenderung kuat dan mudah untuk berpindah di dalam kulit. Kista epiderma tidak berasa
sakit sampai mereka menjadi terinfeksi atau meradang. Kista ini merupakan penyakit bawaan
atau congenital.
Gambar 4. Kista Epidermoid
Etiologi
Permukaan kulit (epidermis) terdiri dari lapisan sangat tipis yang melindungi sel-sel
tubuh. Kebanyakan kista epidermoid terbentuk ketika sel-sel permukaan terjadi pengelupasan
normal yang tidak normal. Paling sering, ini terjadi di daerah dimana terdapat folikel rambut
kecil dan kelenjar minyak yang lebih besar (kelenjar sebasea), seperti, leher, wajah atas, dan
pangkal paha.
Sel-sel epidermis membentuk dinding kista, dan kemudian mengeluarkan keratin protein.
Keratin adalah zat kuning kental yang kadang-kadang mengalir dari kista.
Patofisiologi
13
Page 14
Selama perkembangan janin, kelenjar tiroid asalnya didalam mulut pada pangkal lidah.
Kelenjar tiroid sisa terhubung dengan pangkal lidah dengan sebuah cekungan berbentuk tabung
(traktus sinus) sampai mencapai posisi akhirnya dibagian bawah leher. Traktus kemudian akan
menghilang. Jika tidak, mungkin terdapat cekungan berbentuk tabung persisten yang membuat
akumulasi material mukoid dan pada akhirnya pembentukan kista. Sebuah kista duktus tiroglosus
paling sering muncul sebelum usia 5 tahun, namun tetap dapat muncul pada segala usia.8
Terdapat dua teori yang dapat menyebabkan terjadinya kista duktus tiroglosus :
1) Infeksi tenggorok berulang akan merangsang sisa epitel traktus, sehingga mengalami
degenerasi kistik.
2) Sumbatan duktus tiroglosus akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sekret sehingga
membentuk kista.
Teori lain mengatakan, mengingat duktus tiroglosus terletak di antara beberapa kelenjar
limfe di leher, jika sering terjadi peradangan, maka epitel duktus juga ikut meradang, sehingga
terbentuklah kista.
Manifestasi Klinik
Sering ditemukan pada daerah yang banyak kelenjar sebaseanya, seperti pada wajah,
leher, dada punggung, kulit kepala. Lesi berupa nodul bentuk kubah dengan diameter yang
bervariasi, permukaannya licin, mudah digerakkan dari dasarnya, tetapi biasanya melekat pada
kulit diatasnya. Dapat tunggal atau multiple, konsitensinya keras dan hilang pada penekanan.
Kulit diatasnya tampak normal, berwarna pucat atau kekuningan, pertumbuhan lambat dan
asimtomatik. Isi kista berupa masa seperti keju dan berbau.
Terapi
Medika mentosa
Suntikan kortikosteroid atau Triamcinolone acetonide ( kenalog) untuk membantu
mengurangi peradangan
14
Page 15
Non Medika Mentosa
1. Insisi dan Drainase
2. Eksisi
Pencegahan
Karena sinar matahari bisa merangsang pertumbuhan kista epidermis, orang dengan kulit
agak terang disarankan untuk menghindari matahari dan untuk menggunakan baju
pelindung dan tabir surya.
Komplikasi
Mengganggu fungsi dari tangan atau kaki.
Prognosis
Baik dan jarang sekali kambuh.
Kista Ganglion
Kista ganglion adalah suatu kista berisi cairan beninng kental dengan dinding tipis yang
berasal dari tonjolan synovial sarung sendi atau sarung tendo. Jadi, ganglion ini tidak ada
hubungannya dengan ganglion saraf, tetapi merupakan suatu sinovioma. Ganglion biasanya
terdapat disekitar sendi terletak di subkutis, misalnya yang sering adalah sendi dan tendon
dipergelangan tangan, pergelangan kaki atau di belakang lutut (fossa poplitea).7
Gambar 5. Kista Ganglion
15
Page 16
Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan kista
hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah
ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat.
Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista
terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi produksi asam
hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah
sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus
kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter
yang besar.11
Ukurannya dapat bervariasi. Paling sering muncul pada pergelangan tangan (80%) dan
sendi jari. Biasanya muncul pada usia 20-60 tahun dan wanita lebih banyak (3 kali lipat)
mengalaminya daripada pria. Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya
diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati
selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil
yang tidak diketahui sebelumnya.7 Kemungkinan dapat disebabkan oleh penggunaan sendi secara
berlebihan seperti atlet angkat berat, pramusaji, dan pemain musik (terutama pemain bass). Kista
yang terbentuk mengandung cairan yang sama seperti cairan sendi. Kista ganglion bukan
merupakan kantung sinovial (sendi) yang keluar dari kapsul sendi.
Patofisiologi
Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya memiliki dinding
yang mulus, jernih dan berwarna putih, Isi kista merupakan musin yang jernih dan terdiri dari
asam hialuronik, albumin, globulin dan glukosamin, Dinding kista terbuat dari serat kolagen.
Kista dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui jaringan duktus. Tidak terdapat
nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang terjadi.7,9,10
Normalnya , sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam
sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi
kebocoran kompartemen tersebut . cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran
16
Page 17
tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi, jika pasta gigi ditekan, walaupun
lubangnya kecil dan pasta didalamnya kental, maka akan mengalir keluar dan tidak dapat masuk
kembali. Hal ini bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang diluar area
lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita uantuk bekerja, sendi akan meremas, menyebabkan
tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan tersebut, ini dapat menyebabkan
benjolan dengan tekanan besar sehingga sekeras tulang.
Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkan kental dan pekat serta
menyulitkan tubuh untuk merearbsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk
menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung di
dalamnya sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar
untuk dilihat, cairan tersebut sekental jelly.8
Manifestasi Klinik
Pada umumnya kista ganglion tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Tidak terdapat rasa
nyeri maupun gangguan pergerakan. Keluhan yang ada lebih kearah kosmetik atau fungsional.
Terapi
Edukasi
Kista ganglion sering tidak berbahaya dan tidak sakit, sehingga tidak membutuhkan
pengobatan. Bahkan, dalam banyak kasus, pilihan utama adalah membiarkan ganglion
tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah diagnosis ditegakkan dan
pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan
pengobatan segera, pasien diminta untuk membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion
menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua
pilihan penatalaksanaan, dapat dilihat pada pembahasan non medika mentosa di bawah
ini.
Medika Mentosa
Injeksi triamcinolon, yang merupakan salah satu jenis obat steroid yang sering dipakai
dalam penaganan kista ganglion dan keloid (jaringan parut terjadi karena tidak 17
Page 18
seimbangnya produksi protein kolagen pada proses penyembuhan luka.
Pertumbuhannya melebihi yang dibutuhkan untuk menutup luka. Keloid ini
bisa tumbuh terus tak terbatas, kadang ada yang gatal atau nyeri.) dengan
dosis 10-40 mg/ml dan dapat diulang dengan jangka waktu 2-10 bulan.
Non Medika Mentosa
Jika kista ganglion menyebabkan rasa sakit atau mengganggu gerakan sendi, dokter dapat
merekomendasikan salah satu dari beberapa pilihan pengobatan.
Beberapa pilihan pengobatan kista ganglion yang dapat direkondasikan, antara lain:
1. Aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum)
Dalam aspirasi, dokter akan menguras cairan dari kista. Untuk melakukannya, dokter
akan melakukan prosedur anestesi lokal. Kemudian, dokter menusuk kista dengan
jarum dan mengambil cairan dari dalam kista dengan jarum suntik.
Dokter mungkin menyarankan suntikan steroid ke kista yang kosong setelah aspirasi.
Setelah aspirasi, sebanyak 60 persen dari kista ganglion masih dapat kambuh. Jika
kista kambuh, aspirasi dapat diulang.
Namun, dalam beberapa kasus dokter dapat merekomendasikan operasi untuk
mengangkat kista tersebut.
Gambar 6. Tindakan Aspirasi
2. Atroskopi
18
Page 19
Teknik atroskopi yaitu dengan memasukkan “teropong” kecil pada sendi untuk
melihat keseluruhan kista lalu kemudian mengangkatnya. Setelah dilakukan tehnik
ini, tidak diperlukan imobilisasi.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion.
Komplikasi utamanya adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak
seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.
Adapula komplikasi yang terjadi akibat prosedur bedah yang berupa rekurensi wakaupun
kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat risiko infeksi, keterbatasan gerak,
kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.7,10
Prognosis
Prognosis tergantung dari beberapa hal :
Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan suntikan
kortikosteroid dibandingkan dengan yang berasal dari sendi.
Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion) akan lebih mudah
kembali setelah pembedaan dibandingkan kista pada bagian dorsal.
Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60% dibandingkan
dengan dioperasi (5-15%). Total ganglionektomi menghasilkan angka kesembuhan 85-96% jika
kista dan akar diangkat bersamaan dengan pemotongan sedikit kapsul tendo. Rekurensi setelah
operasi, biasanya diakibatkan oleh pengangkatan kapsul atau membrane synovial yang tidak
lengkap.10
Diagnosis Kerja
Diagnosis kerja yang diambil adalah kista ganglion. Kista Ganglion atau biasa disebut
Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista
ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor 19
Page 20
jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya melekat pada
sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada
pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di
kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu
dan bahkan menghilang.6,7,11 Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi.
Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista
sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat
berikut ini:12
Pergelangan tangan – punggung tangan (“dorsal wrist ganglion”), pada telapak tangan
(“volar wrist ganglion”), atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu
sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.
Telapak tangan pada dasar jari-jari (”flexor tendon sheath cyst”). Kista ini berasal dari
saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada
tendon - tendinitis.
Bagian belakang tepi sendi jari (”mucous cyst”), terletak di sebelah dasar kuku. Kista ini
dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi terinfeksi dan menyebabkan
infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan arthritis atau taji tulang pada
sendi.
Gambar 7. Kista Ganglion pada Pergelangan Tangan kiri
PENUTUP
20
Page 21
Kista adalah suatu rongga patologis dalam tulang yang dilapisi epitel, biasanya berisi
cairan atau bahan semi padat.6 Kista yang biasanya berbentuk gelembung adalah suatu bentukan
yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair. Kelainan ini
tergolong jinak.7
Ada 4 jenis kista, yaitu kista sebasea, kista dermoid, kista epidermoid dan kista ganglion.
Dalam kasus ini Bapak tersebut mengalami kista ganglion. Dilihat dari tempat atau lokasi adanya
benjolan tersbut, yaitu pada pergelangan tangan yang semakin membesar. Pada kista ganglion ini
tempat yang paling sering terkena adalah pergelangan tagan, pergelangan kaki dan daerah lutut.
Dimana benjolan yang terjadi dapat semakin membesar bahkan bisa mengecil hingga
menghilang. Biasanya tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Tidak terdapat juga rasa nyeri
maupun gangguan pergerakan.
Pada kebanyakan kasus, kista akan menghilang dengan sendirinya seiring dengan waktu.
Jadi pada kista berukuran kecil yang tidak menimbulkan gejala apa-apa, tidak perlu dilakukan
tindakan apapun. Untuk alasan kosmetik, ada beberapa cara untuk menghilangkan kista tersebut.
Pertama dengan operasi bedah dengan menyayat langsung kulit diatasnya lalu mengeluarkan
kista tersebut. Angka kekambuhan kista dengan tehnik ini adalah sekitar 5-10%. Angka ini dapat
dikurangi jika kita tidak menggerakkan (imobilisasi) sendi tempat kista tersebut berada selama 1-
2 minggu. Cara yang kedua adalah dengan dilakukan aspirasi (penyedotan). Namun cara ini
mempunyai angka kekambuhan sebesar 50%. Tehnik yang berkembang saat ini adalah tehnik
yang dinamakan arthroskopi, yaitu dengan memasukkan “teropong” kecil pada sendi untuk
melihat keseluruhan kista lalu kemudian mengangkatnya. Setelah dilakukan tehnik ini, tidak
diperlukan imobilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gleadle, Jonathan. Pengambilan Anamnesis. Dalam : At a Glance Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. h. 1-17.
21
Page 22
2. Price, NA. Infeksi saluran genital. Dalam: Patafisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Ed.6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. H. 15-6.
3. Gleadle, Jonathan. Manifestasi. Dalam : At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.
Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. h. 90-1.
4. Dandy DJ, Edwards DJ. Disorders of the Wrist and Hand in Essential Orthopaedics and
Trauma 4th edition, Churchill Living Stone. London, 2003.
5. Sabiston. Buku Ajar Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002. h. 723.
6. Perdersen GW. Kista. Dalam : Buku Ajar Bedah Mulut. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2004. h .175.
7. Syamsuhidayat R, Jong WD. Kulit. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005. h 321-4.
8. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002.
h .110
9. Bisono. Beberapa Operasi Kecil yang Sering dilakukan. Dalam : Petunjuk Praktis
Operasi Kecil. Jakrta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002. h.84
10. Silver, SG, HO: Begign Epithelial Tumors in Fitzpatrich T.B. Dermatology in General
Medicine, 6th ed.McGraw-Hill, New York. 2003; p. 770-6.
11. Carter A. Michael, Anatomi Tulang dan Sendi dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004;h.1455.
12. Andersson, Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary Care:
Treatment 3rd edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.
22