Anugrah Nurul Fitri1102010031
LO 1.Memahami dan Menjelaskan Keluarga1.1 Definisi
KeluargaKeluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman,1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau
ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).
1.2 Fungsi KeluargaFungsi yang dijalankan keluarga adalah:1.
FungsiPendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.3. Fungsi
Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman4.
Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga. 5. FungsiAgamadilihat dari bagaimana
keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain
melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur
kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia. 6.
FungsiEkonomidilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari
penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga. 7. Fungsi Rekreatif dilihat
dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dan lainnya. 8. FungsiBiologisdilihat
dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi
selanjutnya. 9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman
di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga.
Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu1) Fungsi
Efektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota kelurga mengembangkan gambaran diri
yang fositif , peran dijalankan dengan baik ,dan penuh rasa
sayang.2) Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial ,dan individu
tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota
kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui
interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam
masyarakat.3) Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.4) Fungis
Ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan
,pakaian , perumahan, dan lain-lain.5) Fungsi Perawatan keluarga.
Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status
kesehatan keluarga dan individu
Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai
berikut1) Fungsi keagamaan membina norma/ajaran agama sebagai dasar
dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga, menerjemahkan ajaran dan
norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari bagi seluruh
anggota keluarga, memberi contoh konkret dalam kehidupan
sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama, melengkapi dan menambah
proses belajar anak tentang keagamaan yang tidak/kurang diperoleh
disekolah atau masyarakat, membina rasa, sikap ,dan praktik
kehidupan beragama.
2) Fungsi Budaya membina tugas keluarga sebagai sarana untuk
meneruskan norma budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan, membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan
budaya asing yang tidak sesuai, membina tugas keluarga sebagai
saran anggota nya untuk mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif globalisasi dunia, membina tugas keluarga sebagai
sarana bagi anggotanya untuk mengadakan kompromi/adaptasi dan
praktik (positif) serta globalisasi dunia , membina budaya keluarga
yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya masyarakat
/bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera. Fungsi Cinta kasih adalah menumbuhkembangkan potensi
simbol cinta kasih sayang yang telah ada diantara anggota keluarga
dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara
optimal dan terus menerus , membina tingkah laku ,saling menyayangi
diantara anggota keluarga maupun antara keluarga yang satu dengan
yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif. membina praktik
kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga
secara serasi, selaras , dan seimbang, membina rasa ,sikap, dan
praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih
sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.3) Fungsi perlindungan memenuhi kebutuhan akan rasa aman
diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh
dari dalam maupun dari luar keluarga, membina keamanan keluarga
baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan
yang datang dari luar maupun dalam, membina dan menjadikan
stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.4) Fungsi reproduksi membina kehidupan
keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi
anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya. memberikan contoh
pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam hal usia ,
kedewasaan fisik dan mental, mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi
sehat baik yang berkaitan dengan jangka waktu melahirkan, jarak
antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal anak yang diinginkan
dalam keluarga, mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.5)
Fungsi sosialisasi menyadari, merencanakan dan menciptakan
lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak
yang pertama dan utama, menyadari ,merencanakan , dan menciptakan
kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari
pemecahan masalah dari berbagai konflik dan permasalahan yang
dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun sekolahnya. Membina
proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik
fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah
maupun masyarakat. membina proses pendidikan dan sosialisasi yang
terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi
anak, tetapi juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup
bersama menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.6) Fungsi
Ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun
didalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup
keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian ,
keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah
dan perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi ,
selaras ,dan seimbang , membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga
sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.7) Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran
dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga , membina
kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang
serasi , selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan
lingkungan hidup sekitarnya.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/keluarga. Apabila menyadariadanya Perubahan, keluarga,
perludicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi,dan
seberapa besar perubahannya.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluargaTugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukantindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat
meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar
memperoleh bantuan.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatanSeringkali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga
sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga.
1.3 Peran Anggota KeluargaPeran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan dengan posisi
dan situasi tertentu. Berbagai peran ayng terdapat dalam keluarga
adalah sebagai berikut: Peran ayah sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala rumah tangga,
anggota dari kelompok sosialnya dan anggota masyarakat. Peran ibu
sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social
dan anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah
tambahan bagi keluarga. Peran anak-anak sebagai pelaksana peran
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental
dan spiritual.
Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga
yaitu : Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat Memberikan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
1.4 Struktur Keluarga1)Dominasi jalur hubungan daraha)
PatrilinealKeluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur
garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur
keluarga patrilineal.b) MatrilinealKeluarga yang dihubungkan atau
disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang
yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggala) PatrilokalKeberadaan
tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah
dari pihak suami.b) MatrilokalKeberadaan tempat tinggal satu
keluarga yang tinggal dengan keluarga sedarah dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusana) PatriakalDominasi
pengambilan keputusan ada pada pihak suami.b) MatriakalDominasi
pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati &
Dermawan, 2008)
Ciri-ciri struktur keluarga1) TerorganisasiKeluarga adalah
cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki
peran dan pungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat
tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya hubungan yang
kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan dalam
mencapai tujuan.
2) KeterbatasanDalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga
memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam
berinteraksi setiap anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai
keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing
anggota keluarga.3) PerbedaanAdanya peran yang beragam dalam
keluarga menunjukan masing-masing anggota keluarga mempunyai peran
dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai
pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
1.5 Hak dan Kewajiban KeluargaHak dan Kewajiban anatara orang
tua dan anak serta hak kewajiban antara orang tua menurut undang RI
no 1 tahun 1974 tentang perkawinan Pasal 451) Kedua orang tua wajib
memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik- baiknya.2)
Kewajiban orang tua yang di maksud ayat (1) pasal ini berlaku
sampai anak ini kawin atau dapat berdiri sendiri. Kewajiban mana
berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua
putus.Pasal 46 1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati
kehendak mereka yang baik.2) Jika anak telah dewasa, ia wajib
memelihara menurut kemampuannya,orang tua dan keluarga dalam garis
lurus ke atas,bila mereka itu memerlukan bantuannya.Pasal 471) Anak
yang belum mencapai umur 18(delapan belas) tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama
mereka tidak di cabut dari kekuasaannya.2) Orang tua mewakili anak
tersebut mengenai perbuatan hukum di dalam dan di luar
pengadilan.Pasal 481) Orang tua tidak di perbolehkan memindahkan
hak atau menggadaikan barang-barang tetap yang di miliki anaknya
yang belum berumur 18(delapan belas) tahun atau belum melangsungkan
perkawinan kecuali apabila kepentingan anak itu
menghendakinya.Pasal 491) Salah seorang atau kedua orang tua dapat
di cabut kekuasaannya terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu
yang tertentu atas permintaan orang tua yang lain keluarga anak
dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa atau
pejabat yang berwenang dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal:a.
Ia sangat melalaikan kewajiban nya terhadap anaknya;b. Ia
berkelakuan buruk sekali.2) Meskipun orang tua di cabut
kekusaannya, mereka masih berkewajiban untuk memberi biaya
pemeliharaan kepada anak tersebut.1.6 Bentuk Keluarga1. TRADISIONAL
:a. The nuclear family (keluarga inti)Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.b. The dyad familyKeluarga yang terdiri dari
suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumahc.
Keluarga usilaKeluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan dirid. The childless familyKeluarga
tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanitae. The extended family
(keluarga luas/besar)Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang
hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai :
paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)f. The
single-parent family (keluarga duda/janda)Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)g. Commuter familyKedua orang tua
bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)h.
Multigenerational familyKeluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumahi. Kin-network
familyBeberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)j. Blended familyKeluarga yang dibentuk oleh duda atau
janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnyak. The single adult living alone / single-adult
familyKeluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri
karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian
atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL :a. The unmarried teenage motherKeluarga yang
terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikahb. The stepparent familyKeluarga dengan orangtua tiric.
Commune familyBeberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersamad.
The nonmarital heterosexual cohabiting familyKeluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahane. Gay and
lesbian familiesSeseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)f.
Cohabitating coupleOrang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentug. Group-marriage
familyBeberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknyah. Group
network familyKeluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknyai. Foster familyKeluarga
menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinyaj. Homeless
familyKeluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mentalk. GangSebuah bentuk
keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
1.7 Genogram (Family Anatomy)
Definisi : genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema
(visual map) dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi
pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi
tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar
anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga,
yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di
dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga. Di dalam
genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,
anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun
meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan
emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga, hubungan
penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain
yang relevan.Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring
kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota
keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru
tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya.
Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai
sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap
kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan
sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat
minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :1)
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi
antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga2) pola
multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
1.8 Dinamika KeluargaAdanya interaksi (hubungan) antara individu
dengan lingkungan sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan
diri baik dalam lingkungan keluarga maupunkelompok sosial yang
sama.Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan
anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi
keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu
memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada empat aspek
yang selalu muncul dalam dinamika keluarga Pertama, tiap anggota
keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem. Kedua, tiap keluarga
memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi. Ketiga, tiap keluarga
memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya
merasa dan bertindak yang berkembang sebagai system nilai keluarga.
Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai
jalur ke masyarakat.1.9. Siklus KeluargaTAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS
HIDUP KELUARGADalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6
tahap siklus hidup keluarga, yaitu :1) Tahap Tanpa AnakDimulai dari
perkawinan hingga kelahiran anak pertama.2) Tahap Melahirkan (Tahap
Berkembang)Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.3)
Tahap MenengahDimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak
sulung meninggalkan rumah atau menikah4) Tahap Meninggalkan
RumahDimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu
meninggalkan rumah (perkawinan biasanya dianggap meninggalkan
rumah).5) Tahap Purna Orang TuaDimulai dari saat anak bungsu
meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal dunia.6)
Tahap Menjanda/MendudaDimulai dari saat meninggalnya suami atau
istri, hingga pasangannya meninggal dunia.Siklus hidup keluarga
dalam ilmu kependudukan dipandang penting, karena lima alasan pokok
sebagai berikut :1) Menunjukan interaksi antara anggota keluarga.
Peristiwa-peristiwa seperti kelahiran, kematian, dan perubahan umur
atau status anak, tidak hanya mempengaruhi individu-individu yang
bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain.2) Memperjelas
pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada
tahap-tahap awal siklus terhadap kehidupan keluarga sampai akhir
siklus tersebut.3) Menghilangkan konsepsi yang salah tentang
keluarga, misalnya pandangan bahwa keluarga hanya melewati satu
atau dua tahap tertentu saja.4) Merupakan suatu ringkasan yang
penting tentang pengaruh gabungan faktor-faktor fertilitas,
mortalitas, nupsialitas dengan faktor-faktor ekonomi dan
kebudayaan.5) Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan
sosial demografi dan sosial ekonomi.Menurut Neighbour (1985)
tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam setiap
tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :1) Tahap
Perkawinan2) Tahap Melahirkan Anak3) Tahap Membesarkan Anak-Anak
Memasuki Sekolah Dasar4) Tahap Membesarkan Anak-Anak Usia Remaja5)
Tahap Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anak6) Tahap Tahun-tahun
Pertengahan7) Tahap Usia TuaMODEL SIKLUS HIDUP KELUARGATahap-tahap
siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:1) Siklus
Hidup Keluarga Model TradisionalSiklus hidup keluarga model
tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan
keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit
dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:- Tahap I:
BachelorPemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang
tua.- Tahap II: HoneymoonersPasangan muda yang baru menikah.- Tahap
III: ParenthoodPasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak
yang tinggal hidup bersama.- Tahap IV: PostparenthoodSebuah
pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal
hidup bersama.- Tahap V: DissolutionSalah satu pasangan sudah
meninggal.2) Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditionala. Family
Household1. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak
memiliki anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada
pekerjaan.2. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun menikah
terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki
sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.3. Pasangan yang
memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).4.
Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.5.
Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau
lebih anak diluar pernikahan.6. Single Parent III: seseorang yang
mengadopsi satu atau lebih anak.7. Extended Family: seseorang yang
kembali tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari biaya yang
dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak,
atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.b.
Non-Family Household1. Pasangan tidak menikah2. Perceraian tanpa
anak3. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan
memutuskan untk tidak menikah4. Janda atau dudaLO 2.Memahami dan
Menjelaskan Rumah SehatRumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban
yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari
tanah.Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai
berikut:1.Bahan Bangunana.Tidak terbuat dari bahan yang dapat
melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain
sebagai berikut : Debu Total tidak lebih dari 150gm3 Asbes bebas
tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam Timah hitam tidak melebihi 300
mg/kgb.Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2.Komponen dan penataan ruang rumahKomponen rumah harus memenuhi
persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:a.Lantai kedap air
dan mudah dibersihkanb.Dinding Di ruang tidur, ruang keluarga
dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara
Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah
dibersihkanc.Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaand.Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih
harus dilengkapi dengan penangkal petire.Ruang di dalam rumah harus
ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang
makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain
anak.f.Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan
asap.
3.PencahayaanPencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak
langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal
intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4.Kualitas UdaraKualitas udara di dalam rumah tidak melebihi
ketentuan sebagai berikut :a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8C
sampai 30Cb) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%c)
Konsentrasi gas SO2tidak melebihi 0,10 ppm/24 jamd) Pertukaran
udarae) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jamf)
Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5.VentilasiLuas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
6.Binatang penular penyakitTidak ada tikus bersarang di
rumah.
7.Aira.Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60
lt/hari/orangb.Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan
air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8.Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan
hygiene.
9.Limbaha.Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber
air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan
tanah.b.Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air
tanah.
10.Kepadatan hunian ruang tidurLuas ruang tidur minimal 8m2dan
tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu
ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.Masalah perumahan
telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan
pemukiman No.4/l992 bab IIIpasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap
warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan
atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman ,
serasi, dan teraturBila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya
seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat dan layak
huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung
dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai
:1.Mencegah terjadinya penyakit2.Mencegah terjadinya
kecelakaan3.Aman dan nyaman bagi penghuninya4.Penurunan ketegangan
jiwa dan sosial
LO 3.Memahami dan Menjelaskan Gangguan dan Faktor Eksternal yang
Mempengaruhi Masalah Kesehatan KeluargaTimbulnya penyakit
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu (host ),
factor agen penyakit, dan factor lingkungan.a. Factor hostHost
adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu
penyakit. Resiko internal : Genetic Umur ; sesorang anggota
keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih perhatian
terhadap anggota keluarga yang lain Pendidikan : makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah meneriam informasi sehingga makin
banyak penetahuan yang dimiliki Pekerjaan Sex Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia Tingkah lakuResiko eksternal Lingkungan
Kebudayaan Kepercayaan Ras Social ekonomib. Factor agenAgen adalah
suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakitFactor yang mempengaruhi :c.
Factor nutrisi Kimiawi Fisik Biologis Unhealthy behaviourd. Factor
lingkunganLingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu
yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan social.
Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai
pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan setiap anggota
keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling tidak pada lima
hal :1. Penyakit keturunanSetiap orang pada dasarnya adalah hasil
interaksi antara berbagai factor genetic (fungsi reproduksi).
Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic tersebut,
yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus
keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang tersebut dapat
menderita penyakit keturunan tertentu pula.2. Perkembangan bayi dan
anakSekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta
anak mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan,
tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik
perkembangan fisik maupun perilakunya.3. Penyebaran penyakitApabila
dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka
tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan
mudah terserang penyakit tersebut4. Pola penyakit dan
kematianBerbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang
hiduo membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi
daripada mereka yang berkeluarga.5. Proses penyembuhan
penyakitProses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita
penyakit kronis jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi
keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga yang
sakit
LO 4.Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami1.1 Hak dan
Kewajiban AnakKewajiban Anak Terhadap Orang TuaPada dasarnya,
kewajiban seorang anak merupakan hak bagi orang tua begitu pula
sebaliknya hak anak adalah merupakan kewajiban dari orang tua
sendiri. Diantara kewajiban anak untuk berbakti pada orang tuanya
dibagi menjadi dua yaitu ketika mereka masih hidup dan sesudah
mereka wafat.A.SaatOrang Tua Masih Hidup1) Menaati mereka selama
tidak mendurhakai Allah.Taat, patuh dan hormat pada kedua orang tua
merupakan kewajiban bagi setiap anak Adam(manusia). Sedangkan
mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali
jika mereka menyuruh untuk berbuat syirikatau bermaksiat
kepadaAllah. Allah berfirman, artinya,Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,
.RasulullahSAW.bersabda,Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah.
Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan. Adapun
contoh bentuk ketaatan pada orang tua diantaranya:a) Apabila orang
tua meminta makan maka anak wajib memberikanb) Memberikan sesuatu
yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidakc) Segera
mendatangi panggilan orang tuad) Melaksanakan semua perintah orang
tua asalkan buka perintah maksiate) Tidak membentak, menghardik,
memukul bahkan membunuh orang tua meskipun orang tua salahBerbakti
terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia
bentuk.Di antara bakti terhadap kedua orangtua adalah menjauhkan
ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa
isyarat atau dengan ucapan ah, tidak mengeraskan suara melebihi
suara mereka, mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan
pribadi.
2) Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan
berbagai bentuk.Diantara wujud lain dari pada bakti pada orang tua
diantaranya:a) Tidak berkata ah dan tidak mengeraskan suara
melebihi suara orang tuab) Tidak mendahului jalan orang tuac)
Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadid)
Tidak berkata kasar
3) Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk
urusan lainnya.Amat penting kedudukan izin kepada orangtuadalam
masalahjihad.Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam dan bertanya, Wahai Rasulullah apakah aku boleh
ikut berjihad? Beliau balik bertanya, Apakah kamu masih mempunyai
kedua orangtua? Laki-laki tersebut menjawab, Masih. Beliau
bersabda, Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.
4) Memberikan nafkah kepada orangtuaBeberapa ayat dalam Al Quran
yang membahas tentang hal ini adalah Al Baqarah ayat 15 dan Ar-Rum
ayat 38.Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada seorang laki-laki
ketika ia berkata,Ayahku ingin mengambil hartaku. Nabi SAW.
bersabda, Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.Oleh sebab itu,
hendaknya seorang anak tidakbersikap bakhil (kikir) terhadap orang
yang menyebabkan keberadaan dirinyaatas izin Allah, memeliharanya
ketika kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.
2) Memenuhi sumpah/nadzar kedua orangtuaJika kedua orang tua
bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak
terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk
memenuhi sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
3) Mendahulukan berbakti kepada ibu dari pada ayah. : : : : ().
: : ( ). : : ( ). : : ( ). : : .Seorang lelaki pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Siapa yang paling
berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? beliau menjawab, Ibumu.
Lelaki itu bertanya lagi, Kemudian siapa lagi? Beliau kembali
menjawab, Ibumu. Lelaki itu kembali bertanya, Kemudian siapa lagi?
Beliau menjawab, Ibumu. Lalu siapa lagi? Tanyanya. Ayahmu, jawab
beliau.Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu dari pada
ayah. Sebab, menaati ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh
pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan syariat.
Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.4)
Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada
istriDi antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah
tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar
kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal
mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang
tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan. Begitupula dengan
kisah Alqomah
5) Mendoakan kedua orang tua.Merupakan perihal yang sangat urgen
sebab doa juga merupakan wujud ungkapan terimakasih anak terhadap
orang tua. Ayat Al-Quran yang membahas tentang kewajiban mendoakan
keduanya salah satunya adalahfirman Allah SWT : Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".6) Memelihara orang
tuaAyat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra ayat 23
dan Al-Ahqaf ayat 15B.Ketika Orang Tua Telah MeninggalAda beberapa
kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya ketika mereka
sudah tiada diantaranya:1) Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan
untuknya, karena ini merupaka bukti kebaktian anak terhadap orang
tuanya sebelum dikebumikan.2) Memohonkan ampun untuk keduanya.
Karena doa yang yang masih bisa menjadi amal jariyah adalah doa
anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun anak yang dimaksud anak di
sini tidak hanya anak kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak
angkatpun bisa. Karena dalam doa kita juga dianjurkan untuk
mendoakan semua orang muslim.3) Melanjutkan amalan baik yang belum
sempat dilakukan mereka semasa hidup karena demikian itu akan
menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah memenuhi
panggilanya.4) Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang
belum terlaksana.5) Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang
tuaRasulullahSAW pernah bersabda,Sesungguhnya bakti anak yang
terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan
dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal.6)
Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayahRasulullah
SAW. bersabda,Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim
ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim
dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.Hak-hak yang
harus diperoleh anak1) Hak Mendapatkan Rasa Kasih SayangBanyak hal
yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang, hal yang demikian tak
ditinggalkan oleh syariat, hingga didapati banyak contoh dari
Rasulullah SAW, bagaimana beliau mengungkapkan kasih sayang kepada
anak-anak.Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-anak.
Bahkan beliau mencela orang yang tidak pernah mencium anak-anaknya.
Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di antaranya
dituturkan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairahradhiallahu 'anhu:
: . : ."Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium
Al-Hasan bin 'Ali, sementara Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang
duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra' berkata, "Aku memiliki 10 anak,
namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium." Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya, lalu
bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan
disayangi."Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih
dari kalangan shahabatradhiallahu 'anhum, hal ini pun ditemukan di
kalangan mereka. Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling mulia,
Abu Bakr Ash-Shiddiqradhiallahu 'anhu. Ketika Abu Bakrradhiallahu
'anhutiba di Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dalam hijrah, dia mendapati putrinya, 'Aisyahradhiallahu
'anhasakit panas. Al-Barra' bin 'Azibradhiallahu 'anhuyang
menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan: : "Kemudian
aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata 'Aisyah
putrinya sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku
melihat ayah 'Aisyah mencium pipinya dan berkata, 'Bagaimana
keadaanmu, wahai putriku?'."Inilah kasih sayang Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang paling mulia di
antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan mencium
putra-putri dan cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada
seluruh manusia.2) Hak untuk memperoleh kehidupanProblematika
perekonomian seakan menjadi momok yang menakutkan bagi calon orang
tua bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali orang tua yang
mnelantarkan anak yang telah dilahirkan sendiri dari rahimnya.
Bahkan tak sedikit pula yang membiarkan anaknya merasakan kehidupan
dunia ini.Allah berfirman:Janganlah kamu membunuh anak anakmu
karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada
mereka.3) Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)Wajib bagi seorang ibu
menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah yang
artinya:Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.Sebuah
riwayatdisampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththabradhiallahu 'anhu: .
: : . : ."Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Ternyata di antara para tawanan ada seorang
wanita yang buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati
anak kecil di antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan
disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya,
"Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya ke
dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa
untuk melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita
ini terhadap anaknya."4) Hak untuk mendapat nama yang baik dari
orang tuaPemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah
upaya pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; apa arti
sebuah nama. Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan
bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa.Dengan memberi nama
yang baik, diharapkan anak mampu berperilaku baik sesuai dengan
namanya. Adapun setelah kita berusaha memberi nama yang baik, dan
telah mendidiknya dengan baik pula, namun anak kita tetap tidak
sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita kembalikan kepada
AllahSWT.Nama yang baik dengan akhlak yang baik, itulah yang
diharapkan oleh setiap orang tua.5) Hak mendapat aqiqohan dari
orang tua.Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi
yang mampu melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW" : ".Setiap
anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari ketujuh
(sejak kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur rambutnya.6)
Hak mendapat pendidikanMendidik anak dengan baik merupakan salah
satu sifat seorang ibu muslimah.Bahkan ibu merupakan madrasah awal
bagi putra putrinya.Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan
akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang
mulia. Mendidik anak bukanlah sekedar kemurahan hati seorang ibu
kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah
yang diberikan Allah kepada seorang ibu.Mendidik anak pun tidak
terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya,
sepertimencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja.
Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang
diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini
dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan
tidaknya seorang anak juga ada pengaruhnya terhadap peran orang
tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir dalam keadaan fitrah,
jadi yang menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir adalah orang
tuanya.
6.1 Hak dan Kewajiban Orang TuaKewajiban Orang tua kepada Anak1)
Berdoa sebelum bercampur dengan istri, sehingga jika Allah
takdirkan dari pencampuran tadi, si istri hamil, maka anaknya
menjadi anak yang soleh.2) Mengikuti rosulullah dalam menyambut
kelahiran anak.3) tinggal di lingkungan yang islami4) Memberi nama
yang baik5) Ibu hendaknya Menyusui anaknya6) Mengasuh dan
membimbing anak (bukan diasuh oleh pembantu).7) Mengkhitan si
anak8) Mengajari alquran, sholat,puasa, adab dan etika9) Mengajari
anak naik kuda, berenang dan memanah.10) Memberi nafkah dari rezeki
yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.11) Memilihkan teman
yang baik.12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.13) Menjadi
contoh yang baik bagi anaknya.14) Mencarikan pendamping hidup yang
sholeh bagi anaknya.
Hak-hak Orang TuaYang dimaksud dengan hak-hak orang tua di sini
adalah kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan seorang anak
terhadap orang tuanya. Ada banyak hak orang tua atas anak, yang
paling penting di antaranya adalah :1) Bergaul dengan keduanya
dengan cara yang baik. Hal itu ditunjukkan melalui perkataan,
perbuatan, harta, dan badan.2) Menaati perintah keduanya kecuali
dalam hal-hal yang sifatnya maksiat.3) Berbicara kepada mereka
berdua dengan penuh kelembutan dan sopan santun.4) Tawadhu (rendah
diri) dan tidka boleh bersikap sombong di hadapan keduanya.5)
Banyak berdoa dan memohon ampun untuk mereka berdua, terlebih di
saat keduanya telah meninggal dunia.6) Memelihara nama baik,
kehormatan, dan harta mereka berdua.7) Melakukan perbuatan yang
membuat mereka senang tanpa harus ada perintah terlebih dahulu.8)
Menghormati teman-teman mereka berdua semasa mereka masih hidup,
dan begitu juga setelah matinya.9) Segera memenuhi panggilan mereka
berdua
6.2 Hak dan Kewajiban Antar KeluargaHak Kerabat dan Sanak
Keluarga1) Dikunjungi/silaturahimDalil hadits: Siapa yang ingin
dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya maka hendaklah dia
takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada kerabat. (HR. Ahmad
dan Al Hakim)2) Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah
tidak digunjingkan dan dianiaya.3) Bersedekah/memberi
hadiahShadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang
memutuskan kekerabatan. (HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)LO 5 :
Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Pasien dalam Merawat
Pasien yang SakitKewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit: 1) Orang yang
sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha
Allah Subhanahu wa Taala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik
sangka kepada Rabbnya. Itu yang lebih baik baginya.2) Seyogyanya
orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan
harap, yaitu takut akan siksa Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosanya
dan berharap akan rahmat Allah Azza wa Jalla kepadanya.Sikap ini
didasarkan pada hadits dari Anas bin MalikRadhiyallahuanhuyang
mengatakan: 3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh
baginya untuk berangan-angan ingin mati.Hal ini karena ada hadits
Ummul FadhlRadhiyallahuanha, bahwa RasulullahShallallahualaihi wa
Sallampernah datang kepada mereka tatkala
AbbasRadhiyallahuanhu(paman Rasulullah) menderita sakit, hingga
Abbas berangan-angan ingin mati.
4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain,
hendaklah ia tunaikan kepada yang berhak apabila hal itu mudah
baginya.Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat (kepada
keluarganya). Sesungguhnya NabiShallallahualaihi wa Sallamberkata:
Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga
diri[1] atau hartanya, hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari
kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak pula dirham. Jika ia
punya amalan shalih maka diambil darinya lalu diberikan kepada
orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka
diambil dosa-dosa orang yang bersangkutan lalu dibebankan
kepadanya.5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan
wasiatkarena ada sabda RasulullahShallallahualaihi wa Sallam: Tidak
benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia
punya sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat
itu telah ditulis di sisinya.Ibnu UmarRadhiyallahuanhumaberkata:
Tidaklah berlalu satu malam sejak aku mendengar
RasulullahShallallahualaihi wa Sallammengatakan itu kecuali sudah
kutulis wasiatku.Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim
juga Ashabus Sunan maupun yang lain.6) Wajib baginya untuk
memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima
warisan darinya.Allah Azza wa Jalla berfirman: Diwajibkan atas
kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah
untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah)
kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.(Al-Baqarah: 180)7) Boleh
baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh
lebih.
8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang
jujur yang muslim.Jika tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang
jujur) non muslim dengan diminta agar keduanya bersumpah untuk bisa
dipercaya apabila ragu akan persaksiannya
9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang
tua dan sanak kerabat yang berhak menerima warisan dari orang yang
meninggalkan warisan itu, maka ini tidak boleh dilakukan.Karena hal
ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan. Dan telah
dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahualaihi wa Sallamdengan
penjelasan yang paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji
Wada. Kata beliau: Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada
setiap yang punya hak,dan tidak ada wasiat bagi ahli waris.10)
Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian)
bagi orang lain,seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan
diberikan hak warisnya atau berwasiat agar melebihkan sebagian ahli
waris atas sebagian yang lain. Hal ini disebabkan adanya firman
AllahSubhanahu wa Taala: Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta
peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian
(pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik
sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan.(An-Nisaa: 7)11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya
batil lagi tertolak,karena adanya sabda RasulullahShallallahualaihi
wa Sallam: Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam
(agama) kami ini yang tidak ada asal darinya, maka ia tertolak.12)
Ketika banyak terjadi kebidahan pada sebagian besar kaum muslimin
di masa ini. Begitu pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan
jenazah. Maka termasuk kewajiban seorang muslim adalah untuk
berwasiat agar disiapkan (urusan kematiannya) dan agar dikuburkan
berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahualaihi wa
Sallam),sebagai pengamalan terhadap firman AllahSubhanahu wa Taala
(At-Tahrim: 6)Kewajiban Keluarga Terhadap Orang SakitMenjenguk
Orang Sakit dan HukumnyaOrang sakit adalah orang yang lemah, yang
memerlukan perlindungan dan sandaran. Perlindungan (pemeliharaan,
penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil
sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil
dan spiritual sekaligus.Karena itulah menjenguk orang sakit
termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si sakit ini memberi
perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya)
menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan
kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor
spiritual ini akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan
serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit,
menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian dari
pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak
seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits
Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"Dari abu musa r.a.
berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan
berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah
tawanan. (h.r. bukhari)Hak orang islam terhadap orang islam lainnya
ada enam: 1. Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam
kepadanya. 2. Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu. 3.
Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia. 4. Apabila ia
bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu. 5. Apabila ia
sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka
iringkanlah dia. (h.r. muslim)Menjenguk orang yang terbaring sakit.
Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang sakit ini sebagai
fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan
dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk
ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia
menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.Perintah menjenguk
orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia
akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan
Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta : EGC. Goldenberg, I., &
Goldenberg, H. (2008).Family therapy: An overview.Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole. Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta:EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002).
Essential ofFamily Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott
Williams & Wilkins (page 24) McDaniel, S., Campbell, T.L.,
Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented Primary
Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42) Undang-Undang RI no 1
tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-tentang-perkawinan.html
(Last Update: 2012, December 19) Hak dan Kewajiban Orang Tua.
Available at :
http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html
(Last Update 2012, December 21) Keputusan Menteri Kesehatan RINo.
829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
Available at :
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf (Last Update
2012, December 23) Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at :
http://darussunnah.or.id/artikel-islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/
(Last Update 2012, December 20) Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam
Islam. Available at:
http://al-islam-indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html
(Last Update 2012, December 20)25