Top Banner

of 22

PBL Skenario 1 Kedkel

Oct 10, 2015

Download

Documents

Wisuda Arafat

ok
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

1. Memahami dan Menjelaskan kedokteran keluarga

1.1 Definisi Dokter KeluargaPengertian dokter keluarga menurut PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) adalah tenaga kesehatan tempat kontak pertama pasien di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan primer guna menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, usia, dan jenis kelamin yang dapat dilakukan sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menerapkan prinsip pelayanan yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan, serta menjunjung tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral.Layanan yang diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar.Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981).Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of General Practice, 1947).

Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore College of General Practitioners, 1987).

Definisi Dokter Keluarga menurut Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P (2000), Dokter Keluarga adalah:a. Dokter yang dididik secara khusus untuk bertugas di lini terdepan sistem pelayanan kesehatan; bertugas mengambil langkah awal penyelesaian semua masalah yang mungkin dimiliki pasien. b. Melayani individu dalam masyarakat, tanpa memandang jenis penyakitnya ataupun karakter personal dan sosialnya, dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia dalam sistem pelayanan kesehatan untuk semaksimal mungkin kepentingan pasien. c. Berwenang secara mandiri melakukan tindak medis mulai dari pencegahan, diagnosis, pengobatan, perawatan dan asuhan paliatif, menggunakan dan memadukan ilmu-ilmu biomedis, psikologi medis dan sosiologi medis.

Perbedaan Dokter Praktek Umum Dan Dokter Keluarga (Qomariah, 2000):

Dokter Praktek UmumDokter Keluarga

Cakupan PelayananTerbatasLebih Luas

Sifat PelayananSesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan pengamatan sesaatKasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk penyakit tertentuLebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluargaKurang dipertimbangkanLebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahanTidak jadi perhatianJadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasienDokter pasienDokter pasien teman sejawat dan konsultan

Awal pelayananSecara individualSecara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

1.2 Menjelaskan tentang sejarah kedokteran keluarga

PDKI pada awalnya merupakan sebuah kelompok studi yang bernama Kelompok Studi Dokter Keluarga (KSDK, 1983), sebuah organisasi dokter seminat di bawah IDI. Anggotanya beragam, terdiri atas dokter praktik umum dan dokter spesialis.

Pada tahun 1986, menjadi anggota organisasi dokter keluarga sedunia (WONCA).

Pada tahun 1990, setelah Kongres Nasional di Bogor, yang bersamaan dengan Kongres Dokter Keluarga Asia-Pasifik di Bali, namanya diubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI), namun tetap sebagai organisasi dokter seminat.

Pada tahun 2003, dalam Kogres Nasional di Surabaya, ditasbihkan sebagai perhimpunan profesi, yang anggotanya terdiri atas dokter praktik umum, dengan nama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), namun saat itu belum mempunyai kolegium yang berfungsi.

Dalam Kongres Nasional di Makassar 2006 didirikan Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga (KIKK) dan telah dilaporkan ke IDI dan MKKI.

Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 dengan berdirinya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah. Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia. Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni: a. Pendayagunaan dokter pasca PTTb. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakatc. Menghadapi era globalisasiPengembangan Dokter Keluarga di Indonesia Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.

Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluarga harus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :

Paket A: pengenalan konsep kedokteran keluarga,

Paket B: manajemen pelayanan kedokteran keluarga,

Paket C: ketrampilan klinik praktis,

Paket D: pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.

1.3 Memahami dan Menjelaskan tentang prinsip dan standar pelayanan kedokteran keluarga

Prinsip pelayanan kedokteran keluarga

Prinsip pelayanan dokter keluarga adalah sebagai berikut : 1. Dokter kontak pertama (first contact)DK adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemuipasien/klien dalam masalah kesehatannya2. Layanan bersifat pribadi (personal care)DK memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga3. Pelayanan paripurna (comprehensive)DK memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan,pencegahan penyakit,pengobatan, danrehabilitasi denganaspek fisik,psikologis, dans ocial budaya.4. Pelayanan bersinambungan (continuous care)Pelayanan DK berpusat pada orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered)5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakan sedini mungkin6. KoordinasiDalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi dengan disiplin ilmulainnya7. KolaborasiBila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten8. Family orientedDalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya9. Community orientedDokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknyaPrinsip kedokteran keluarga:

1) Continuity of Care (Pelayanan yang Berkesinambungan)

2) Comprehensive of Care (Pelayanan yang Menyeluruh)

3) Coordination of Care (Pelayanan yang Terkoordinasi)

4) Community (Masyarakat)

5) Prevention (Pencegahan)

6) Family (Keluarga)

Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan / mewujudkan :

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif

2. Pelayanan yang kontinu

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan

9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Dalam praktik sehari-hari dokter keluarga harus:

1. Selalu mengingat bahwa pasien adalah mahluk biopsikososial dan bukan sekumpulan organ

2. Tetap berkiprah di ranah layanan primer sesuai dengan kewenangannya, karena itu harus bekerjasama secara mutualistis dengan semua pihak termasuk dokter penyelenggara layanan sekunder, pasien, dan keluarganya.

3. Sadar bahwa tugasnya memerlukan ilmu yang luas dan dalam serta keterampilan prosedur klinis layanan primer yang prima, dengan tetap menjunjung tinggi etika, moral, hukum, dan profesionalisme

1.4 Menjelaskan tentang standar pelayanan kedokteran keluarga

1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)

a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.

1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang

Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.

2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.

3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.

4) Deteksi dini

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.

5) Kuratif medik

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan / atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.

6) Rehabilitasi medik dan sosial

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.

7) Kemampuan sosial keluarga

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya.

8) Etik medikolegal

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.

1) Anamnesis

Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding

Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

4) Prognosis

Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

5) Konseling

Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) Konsultasi

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan / atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

7) Rujukan

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjut

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

9) Tindakan

Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10) Pengobatan rasional

Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluarga

Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.

1) Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya.

2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.

1) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya

Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.

1) Koordinator penatalaksanaan pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar dokter pasien - dokter spesialis / rumah sakit.

2) Mitra dokter pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

3) Mitra lintas sektoral medik

Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.

4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik

Pelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.

1) Pelayanan proaktif

Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.

2) Rekam medik bersinambung

Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.

3) Pelayanan efektif efisien

Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.

4) Pendampingan

Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan / atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)

a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)

Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.1) Informasi memperoleh pelayanan

Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.

2) Masa konsultasi

Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.

3) Informasi medik menyeluruh

Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

4) Komunikasi efektif

Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.

5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship in practice)

Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.

1) Hubungan profesional dalam klinik

Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional dalam suasana kekeluargaan.

2) Bekerja dalam tim

Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.

3) Pemimpin klinik

Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)

Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.1) Hubungan profesional antar profesi

Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.

2) Hubungan baik sesama dokter

Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama dokter lain.

3) Perkumpulan profesi

Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and skill development)

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.1) Mengikuti kegiatan ilmiah

Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan - kegiatan ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.

2) Program jaga mutu

Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan / atau bersama - sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.

3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan

Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.

4) Penelitian dalam praktik

Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.

5) Penulisan ilmiah

Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan / atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as community leader)

Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.1) Menjadi anggota perkumpulan sosial

Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan.

2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat

Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya

Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan.

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)

a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.1) Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.

2) Perawat

Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

3) Bidan

Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

4) Administrator klinik

Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)

Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.1) Pencatatan keuangan

Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.

2) Jenis sistim pembiayaan praktik

Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional.1) Pembagian kerja

Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.

2) Program pelatihan

Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu.

3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.

4) Pembahasan administrasi klinik

Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)

a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.1) Fasilitas untuk praktik

Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.

2) Kerahasiaan dan privasi

Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.

3) Bangunan dan interior

Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.

4) Alat komunikasi

Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.

5) Papan nama

Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh organisasi profesi.

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)

Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).1) Peralatan medis

Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.

2) Peralatan penunjang medis

Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.

3) Peralatan non medis

Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.

c. Standar proses-proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)

Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses-proses yang menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.1) Pengelolaan rekam medik

Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik dengan dasar rekam medik berorientasikan pada masalah (problem oriented medical record).

2) Pengelolaan rantai dingin

Pelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.

3) Pengelolaan pencegahan infeksi

Pelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.

4) Pengelolaan limbah

Pelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.

5) Pengelolaan air bersih

Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga aman digunakan.

6) Pengelolaan obat

Pelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.

1.5 Memahami dan Menjelaskan kompetensi dan peran kedokteran keluarga

Kompetensi dokter layanan kedokteran primer termuat dalam dokumen Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2006 berjudul STANDAR KOMPETENSI DOKTER yang menjabarkan dalam 7 area kompetensi :

1. Area Komunikasi efektif : mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota keluarga, teman sejawat,masyarakat dan profesi lain.2. Area Keterampilan Klinis: melakukan prosedur klinis dalam menghadapi masalah kedokteran sesuai dengan kebutuhan pasien dan kewenangannya. 3. Area landasan Ilmiah Ilmu kedokteran : mengidentifikasi, menjelaskan, dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran-kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum.4. Area Pengolahan Masalah Kesehatan: mengelola masalah kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan primer.5. Area Pengelolaan Informasi : mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.6. Area Mawas diri dan Pengembangan Diri : melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya; mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya; belajar sepanjang hayat; merencanakan, menerapkan, dan memantau perkembangan profesi secara sinambung.7. Area Etika, Moral, Medikolegal, dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien : berprilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan kesehatan; bermoral dan beretika serta memahami isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran; menerapkan program keselamatan pasien.Dokter keluarga memiliki 7 kompetensi dasar yang harus dimiliki,yaitu :

1. Memiliki kualitas komunikasi dan ketrampilan

2. Memliki ketrampilan dan kompetensi dasara

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku danepidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

4. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupunmasyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, terkoordinir dan bekerja samadalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

5. Berpikiran kritis dan memliki kemampuan management yang baik

6. Mau belajar sepanjang hayat

7. Memiliki etika,prilaku yang baik dan berprilaku professionalMemiliki ilmu dan ketrampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama yaitu bedah,penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, kesehatan anak, THT, mata, kulit dankelamin, psikiatri, syaraf, kedokteran komunitas, Memiliki ketrampilan klinis layanan primer lanjut :

1. Ketrampilan melakukan health screening

2. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

3. Membaca hasil EKG

4. Membaca hasil USG

5. ACLS, ATLS, dan APLS

Standar kompetensi dokter keluarga menurut deklarasi WONCA WHO tahun 2003 :

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu( bayi baru lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, wanita hamil dan menyusui, lansia )

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif a. Memahami epidemiologi penyakitb. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadaic. Memeahami ragam perbedaan faal dan metabolism obatd. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologie. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentuf. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhangizig. Memahami pokok masalah perkembangan normalh. Menyelenggarakan konseling, psikologi, dan prilakui. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukanj. Menyelenggarakan layanan paliatif k. Menjunjung tinggi aspek pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatana. Dengan keluarga pasien (penilaian keluarga, pertemuan keluarga atau pasien, pembinaan dan konseling keluarga)b. Dengan masyarakat (penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi, pemeriksaan atau penilaian masyarakat, mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat, program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat, advokasi atau pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat )

4. Melayani kesehatan masyarakat yang menonjol( kelainan alergik, anastesia dan penanganan nyeri, kelainan yang mengancam jiwa, kelainan kardiovaskular, kelainan kulit, kelainan mata dan telinga, kelainan saluran cerna, kelainan perkemihan dan kelamin, kelainan obstetric dan ginekologi, penyakitinfeksi, kelainan musculoskeletal, kelainan neoplastik, kelainan neurologi, danpsikiatri)

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan (menyusun dan menggerakan tim, kepemimpinan, ketrampilan manajemen praktek, pemecahan masalah konflik, peningkatan kualitas).Five Stars Doctor (WHO, 1994)

1. Care providerSebagai penyelengara pelayanan kesehatan

Mampu memberikan :

a) Pelayanan Kesehatan secara Holistik

b) Pasien adalah individu, ia adalah bagian dari keluarga, dan bagian dari masyarakat

c) Pelayanan Kesehatan yang bermutu tinggi

d) Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan

e) Pelayanan Kesehatan strata pertama

f) Hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai.

2. Decision maker

Sebagai pembuat keputusan

Melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnya.

Menentukan tindakan yang sesuai dengan perkembangan kedokteran mutakhir yang tepat dan sesuai dengan keadaan pada komunitas Tindakan yang berdasarkan Evidence Based Medicine (EMB)

Menentukan pelayanan yang bermutu tinggi

3. Communicator

Sebagai penghubung/penyampai pesan

Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri.

Memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya

Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam upaya peningkatan kesehatan, pemantapan kesehatan individu dan kelompok 4. Community leader

Sebagai pemimpin masyarakat

Memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat.

Menjadi panutan masyarakat

5. Manager of healthcare resources

Sebagai manajer SDM pelayanan kesehatan

Mempunyai tanggung jawab khusus terhadap komunitas

Menerapkan kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan komunitas

Memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien, melalui pelayanan yang terkoordinasi dan bekerja sama dengan profesi lain pada lingkup operasional pelayanan kesehatan strata pertama

1.6 Menjelaskan tentang peran kedokteran keluargaPeran dokter keluarga antara lain sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna, menyeluruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan.

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit.

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya.

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

6. Menangani penyakit akut dan kronik.

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit.

8. Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukan ke dokter spesialis atau dirawat di rumah sakit.

9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan.

10. Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan bagi pasiennya.

11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien.

12. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.13. Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang Dokter Keluarga1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat

3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit

4. Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer

5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal

6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer

7. Melakukan perawatan sementara

8. Menerbitkan surat keterangan medis

9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap

10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

1.7 Memahami dan Menjelaskan jenis pelayanan kedokteran keluargaPelayanan pada praktek dokter keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya.

Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan. Kesamaan lain yang ditemukan adalah pada ruang lingkup masalah kesehatan yang ditangani. Praktek dokter keluarga melayani seluruh anggota keluarga dan semua masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang seperti ini dibutuhkan pelbagai pengetahuan dan keterampilan yang luas. Karena adanyan ciri yang seperti inilah ditemukan pihakpihak yang tidak sependapat bahwa dokter spesialis dapat bertindak sebagai dokter keluarga. Oleh kalangan yang terakhir ini disebutkan bahwa dokter keluarga harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, yang mencakup pengetahuan dan keterampilan beberapa dokter spesialis, dan karenanya tidak mungkin jika diselenggarakan oleh satu dokter spesialis saja.

Dari uraian tentang orientasi serta ruang lingkup masalah kesepakatan yang ditangani pada praktek dokter keluarga diatas, jelaslah bahwa pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya :

a. lebih aktif dan bertanggung jawab

Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum.

b. Lebih lengkap dan bervariasi

Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat.

c. Menangani penyakit pada stadium awal

Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja.

Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik,koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Kegiatan yang dilaksanakan Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services). Karakteristik cmc : a. Jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang dikenal di masyarakat.

b. Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continu).

c. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.

d. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik, mental dan sosial (secara holistik).

2. Sasaran Pelayanan Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokte keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan, harus memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi terhadap keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga memang agak berbeda dengan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter umum dan atau dokter spesialis. Pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga pada umumnya : a. Lebih aktif dan bertanggung jawab Karena pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mengenal pelayanan kunjungan dan atau perawatan pasien di rumah, bertanggung jawab mengatur pelayanan rujukan dan konsultasi, dan bahkan, apabila memungkinkan, turut menangani pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit, maka pelayanan kedokteran yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga umunya lebih aktif dan bertanggung jawab dari pada dokter umum. b. Lebih lengkap dan bervariasi Karena praktek dokter keluarga menangani semua masalah kesehatan yang ditemukan pada semua anggota keluarga, maka pelayanan dokter keluarga pada umumnya lebih lengkap dan bervariasi dari pada dokter umum. Tidak mengherankan jika dengan pelayanan yang seperti ini, seperti yang ditemukan di Amerika Serikat misalnya, praktek dokter keluarga dapat menyelesaikan tidak kurang dari 95 % masalah kesehatan yang ditemukan pada pasien yang datang berobat. c. Menangani penyakit pada stadium awal Sekalipun praktek dokter keluarga dapat menangani pasien yang telah membutuhkan pelayanan rawat inap, bukan selalu berarti praktek dokter keluarga sarna dengan dokter spesialis. Praktek dokter keluarga hanya sesuai untuk penyakit -penyakit pada stadium awal saja. Sedangkan untuk kasus yang telah lanjut atau yang telah terlalu spesialistik, karena memang telah berada diluar wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga, tetap dan harus dikonsultasikan dan atau dirujuk kedokter spesialis. Seperti yang dikatakan oleh Malerich (1970), praktek dokter keluarga memang sesuai untuk penyakit-penyakit yang masih dalam stadium dini atau yang bersifat umum saja. The family doctor cannot be expected to treat all problems as best possible, but he can be expected to treat all common diseases as best possible. Batasan pelayanan dokter keluaraga :

1. Pelayanan dokter keluarag adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung ajawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin, organ tubuh atau jenis penyakit.

2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah, serta ilmu kedokteran jiwa yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu

Idealnya Praktek dokter keluarga dapat menyediakan 21 jenis pelayanan dengan mutu dan standar yang sama pada setiap mitranya, yaitu;

1. Penilaian status kesehatan pribadi2. Program proaktif pengendalian penyakit/kondisi khusus3. Pendidikan kesehatan4. Imunisasi5. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita6. Pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah7. Pemeliharaan kesehatan wanita dan kesehatan reproduksi8. Pemeliharaan kesehatan lansia9. Pemeriksaan ante dan postnatal10. Konsultasi dan pengobatan11. Peresepan obat12. Tindakan medis (tindakan bedah kecil, injeksi, resusitasi, dan persalinan normal)13. Konseling14. Penunjang diagnostik (laboratorium, elektrokardiografi, ultrasonografi, dll)15. Layanan kesehatan gigi dan mulut16. Rehabilitasi medic17. Kunjungan rumah18. Perawatan di rumah19. Kunjungan ke rumah sakit20. Layanan mendesak/gawat darurat21. Ambulans2. Peran Dokter Keluarga dalam Pelayanan PrimerDokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :1. Komprehensif dan holistik2. Kompeten dengan ilmunya3. Continue (berkesinambungan)4. Preventif5. Kolaboratif dan kordinatif6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan7. Mempertimbangkan mutu dan biaya8. Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan9. Segala tindakan dapat diaudit10. Bermoral dan beretika yang baikSehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok masyarakat, sebagai system pencegahan atau prventif. Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif. Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat, dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.DAFTAR PUSTAKA

Prasetyawati AE. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya.. Diakses melalui: http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf pada 13 Desember 2012Azwar A. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: IDI

Azwar A, Gan GL, Wonodirekso S. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore: Singapore International Foundation

Olesen F, Dickinson J dan Hjortdahl P. 2000. General Practice Time for A New Definition, BMJ; 320:3547. Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007

Qomariyah. 2011. Sekilas Kedokteran Keluarga. Jakarta: FKUI.

2