Top Banner
Harvien Bhayangkara 1102013124 1 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gaster 1.1. Makroskopik Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai tiga fungsi: (a) menyimpan makananpada orang dewasa, gaster mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml; (b) mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk kimus yang setengah cair; dan (c) mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi yang efisien dapat berlangsung. Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar, gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan transversal pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernafasan. Gambar 1-1. Anatomi makroskopis lambung/gaster
43

PBL skenario 1

Nov 10, 2015

Download

Documents

PBL
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    1

    1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gaster

    1.1. Makroskopik

    Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan

    mempunyai tiga fungsi: (a) menyimpan makananpada orang dewasa, gaster

    mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml; (b) mencampur makanan dengan getah

    lambung untuk membentuk kimus yang setengah cair; dan (c) mengatur

    kecepatan pengiriman kimus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorbsi

    yang efisien dapat berlangsung.

    Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah

    arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar

    gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar, gaster berbentuk

    huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum;

    dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries

    anterior dan paries posterior.

    Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung

    tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan

    transversal pada orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang

    vertikal pada orang yang tinggi dan kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk

    gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan tergantung pada isi,

    posisi tubuh, dan fase pernafasan.

    Gambar 1-1. Anatomi makroskopis lambung/gaster

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    2

    Gaster dibagi menjadi bagian-bagian berikut:

    Fundus gastricum berbentuk kubah, menonjol ke atas dan terletak di sebelah

    kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara.

    Corpus gastricum terbentak dari ostium cardiacum sampai incisura

    angularis, suatu lekukan yang ada pada bagian bawah curvatura minor.

    Anthrum pyloricum terbentang dari incisura angularis sampai pylorus.

    Pylorus merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular. Dinding otot

    pylorus yang tebal membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga

    pylorus dinamakan canalis pyloricus.

    a. Pendarahan gaster

    Arteriae berasal dari cabang truncus coeliacus.

    - Arteria gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteri ini

    berjalan ke atas dan kiri untuk mencapai oesophagus dan kemudian

    berjalan turun sepanjang curvatura minor gaster. Arteria gastrica sinistra

    mendarahi 1/3 bawah oesophagus dan bagian atas kanan gaster.

    - Arteria gastrica dextra berasal dari arteria hepatica communis pada

    pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri sepanjang curvatura minor.

    Arteria ini mendarahi bagian kanan bawah gaster.

    - Arteriae gastricae breves berasal dari arteria lienalis pada hilum

    lienale dan berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrosplenicum

    untuk mendarahi fundus.

    - Arteria gastroomentalis sinistra berasal dari arteria splenica pada

    hilum lienale dan berjalan ke depan di dalam ligamentum gastrolienale

    untuk mendarahi gaster sepanjang bagian atas curvatura major.

    - Arteria gastroomentalis dextra berasal dari arteria gastroduodenalis

    yang merupakan cabang arteria hepatica communis. Arteria ini

    berjalan ke kiri dan mendarahi gaster sepanjang bawah curvatura major.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    3

    Venae. Vena-vena ini mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena

    gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena porta hepatis.

    Venae gastricae breves dan vena gastroomentalis sinistra bermuara ke

    dalam vena lienalis. Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam

    vena mesentrica superior.

    b. Persarafan gaster

    Persarafan ini termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexus

    coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan

    sinistra.

    Truncus vagalis anterior yang dibentuk di dalam thorax, terutama

    berasal dari nervus vagus sinistra, memasuki abdomen pada permukaan

    anterior oesophagus. Truncus, yang mungkin tunggal atau multipel, kemudian

    terbagi menjadi cabang-cabang yang menyarafi permukaan anterior gaster.

    Sebuah cabang hepaticus yang besar berjalan ke atas menuju hepar, dan di

    sini membentuk ramus pyloricus yang berjalan turun ke pylorus.

    Truncus vagalis posterior, yang dibentuk di dalam thorax, terutama

    berasal dari nervus vagus dextra, memasuki abdomen pada permukaan

    posterior oesophagus. Selanjutnya truncus membentuk cabang-cabang yang

    menyarafi permukaan posterior gaster. Suatu cabang yang besar berjalan

    menuju plexus coeliacus dan plexus mesentricus superior dan kemudian

    didistribusikan ke usus sampai flexura coli sinistra dan ke pancreas.

    Persarafan simpatis gaster membawa serabut-serabut rasa nyeri,

    sedangkan serabut parasimpatis nervus vagus membawa secretomotoris

    untuk glandulae gastricae dan serabut motoris untuk tunica muscularis gaster.

    Musculus sphincter pyloricus menerima serabut motoris dari sistem simpatis

    dan serabut inhibitor dari nervus vagus.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    4

    1.2. Mikroskopik

    Lambung terdiri atas empat lapisan :

    1. Lapisan serosa

    Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa yang merupakan bagian dari peritoneum

    viseralis. Dua lapisan peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan

    duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus. Lipatan peritoneum

    yang kelaur dari organ satu menuju organ lain disebut ligamentum. Pada kurvatura

    mayor peritoneum terus kebawah membentuk omentum mayus.

    2. Muscularis

    Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis:

    serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esofagus,

    serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot

    sfingter; dan berada di bawah lapisan pertama, dan

    Gaster

    Mucosa

    Submucosa

    Muscularis

    Serosa

    Foveola gastrica(gastric pit)

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    5

    serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan berjalan dari

    orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor

    (lengkung kecil).

    3. Submukosa

    Lapisan submukosa terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.

    Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan

    atau rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

    4. Mukosa

    Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-

    sel itu mengeluarkan sekret mukus. Permukaan mukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil

    dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang

    bercabang-cabang dan lubang-lubang salurannya dilapisi oleh epithelium

    silinder. Epithelium bagian dari kelejar yang mengeluarkan sekret berubah-ubah dan

    berbeda-beda di beberapa daerah lambung. Setiap kelenjar terdiri dari 4 tipe sel

    sekretori, yaitu :

    a. Sel zimogen (Chief cell)

    Sel ini terletak di dasar kelenjar lambung, dan menunjukkan ciri-ciri sel yang

    mensekresi protein (zimogen). Sel zimogen mengeluarkan pepsinogen, yang dalam

    suasana asam di lambung akan diubah menjadi pepsin aktif dan berfungsi

    menghidrolisis protein menjadi peptida yang lebih kecil.

    b. Sel parietal (oksintik)

    Sel ini tersebar satu-satu dalam kelompokan kecil di antara jenis sel lainnya, mulai dari

    ismus sampai ke dasar kelenjar lambung, tetapi paling banyak di daerah leher dan

    ismus. Pada keadaan isitirahat, terdapat banyak gelembung tubulosa, dan kenalikuli

    melebar dengan relatif sedikit mikrovili. Sewaktu mensekresi asam, mikrovili

    bertambah banyak dan gelembung tubulosa berkurang, yang menunjukkan adanya

    pertukaran membran di antara gelembung tubulosa di dalam sitoplasma dan mikrovili

    pada permukaan, sekresi asam HCl terjadi pada permukaan membran yang luas ini.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    6

    Sel ini juga mensekresikan faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang terikat dengan

    vitamin B12 dan membantu absorbsi vitamin ini di usus halus. Vitamin B12 diperlukan

    untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin B12 akibat kurangnya faktor

    ini dapat menyebabkan anemia pernisiosa.

    c. Sel mukus leher

    Sel ini terletak di daerah leher kelenjar lambung, dalam kelompok kecil atau satu-satu.

    Bentuknya cenderung tidak teratur, seakan-akan terdesak oleh sel-sel disekitarnya

    (terutama sel parietal). Sel ini memiliki mikrovili apikal yang gemuk dan pendek berisi

    filamen halus yang tampak kabur. Sel ini menghasilkan mukus asam, berbeda dengan

    mukus netral yang dibentuk oleh sel mukus permukaan.

    d. Sel enteroendokrin

    Beberapa jenis sel enteroendokrin ditemukan di dalam kelenjar lambung. Sel-sel ini

    berjumlah banyak, terutama di daerah antrum pylorik, dan umumnya ditemukan pada

    dasar kelenjar. Sel-sel enteroendokrin serupa dengan sel endokrin yang mensekresi

    peptida. Sel ini juga ditemukan di dalam epitel usus halus dan besar, kelenjar

    oesophagus bagian bawah (cardia), dan dalam jumlah terbatas pada ductus utama

    hati dan pankreas. Sel enteroendokrin menghasilkan beberapa hormon peptida murni

    (sekretin, gastrin, kolesitokinin); semuanya melalui peredaran darah untuk mencapai

    organ sasaran pankreas, lambung, dan kandung empedu. Walaupun sistem saraf

    mengendalikan aktivitas sekretoris dan gerakan otot dalam saluran cerna, terdapat

    interaksi yang rumit dengan kebanyakan hormon yang dihasilkan oleh sel

    enteroendokrin ini.

    (C. Roland Leeson, 1996)

    2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Gaster

    2.1. Fungsi

    Penyimpan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya

    interval yang panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan

    makanan dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di

    bagian bawah saluran cerna.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    7

    Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus

    (massa homogen setengah cair berkadar asam tinggi yang berasal dari

    bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.

    Digesti protein. Lambung mulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan

    asam klorida.

    Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier

    setebal 1 mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan

    sekresinya sendiri.

    Produksi faktor intrinsik.

    Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal. Vitamin B12,

    didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik.

    Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat

    vitamin B12 diabsorbsi.

    Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya

    sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada

    dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak

    jelas.

    2.2. Enzimatik/Kimiawi

    Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang

    dewasa, pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah

    ikatan peptide antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang

    terdiri dari asam amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut

    peptide. Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2)

    dan menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk

    inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-

    sel zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi

    pepsin aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang

    disekresikan oleh sel parietal. Kedua, sel-sel lambung dilindungi oleh mukus

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    8

    basa, khususnya setelah pepsin diaktivasi. Mukus menutupi mukosa untuk

    membentuk hambatan antara mukus dengan getah lambung.

    Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah

    trigliserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu.

    Enzim ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas

    pada lambung orang dewasa. Orang dewasa sangat bergantung pada enzim

    yang disekresikan oleh pankreas (lipase pankreas) ke dalam usus halus untuk

    mencerna lemak. Lambung juga mensekresikan renin yang penting dalam

    mencerna susu. Renin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd.

    Penggumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju

    ke duodenum (bagian pertama dari usus halus). Rennin tidak terdapat pada

    sekresi lambung pada orang dewasa.

    Enzim yang Berperan dalam Pencernaan di Lambung

    a. Enzim pepsin: Mengubah protein menjadi pepton

    Pepsin dihasilkan oleh Chief sel

    Pembentukan pepsin dimulai oleh pepsinogen yang bersifat zimogen

    kemudian diaktifkan oleh HCl dan menjadi pepsin (bentuk aktif

    pepsinogen),pepsin merupakan autokatalisis (saat pepsin sudah

    terbentuk,pepsin dapat mengaktifkan pepsinogen)

    Pepsin merupakan enzim endoprotease karena menhidrolisis ikatan

    peptida yang terletak di dalam struktur polipeptida utama.

    Enzim ini spesifik untuk ikatan peptida yang dibenutk oleh :

    As.amino aromatik (misal : tirosin)

    As.amino dikarboksilat (misal : glutamat)

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    9

    b. Enzim rennin: Mengendapkan kasein dalam susu

    Renin memiliki peran penting pada proses pencernaan bayi,sehingga

    susu dapat dicegah agar tidak keluar secara cepat dari dalam lambung.

    Kasein dipecah oleh Renin + Ca menjadi parakasein yang nantinya akan

    diproses oleh pepsin

    Renin tidak ada pada orang dewasa

    c. Enzim lipase: Memecah lemak menjadi asam lemak

    Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkan massa lemak

    yang berasal dari makanan.

    Proses emulsifikasi terjadi dengan bantuan kontraksi peristaltik lambung

    menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik).Lipase lambung adalah

    lipase praduodenal utama

    d. HCl: Membunuh kuman dan mengasamkan makanan

    Sekresi asam lambung

    Kecepatan sekresi lambung dapat dipengaruhi oleh (1) faktor-faktor yang muncul

    sebelum makanan mencapai lambung; (2) faktor-faktor yang timbul akibat

    adanya makanan di dalam lambung; dan (3) faktor-faktor di duodenum setelah

    makanan meninggalkan lambung. Dengan demikian, diaktifkan, pepsin secara

    autokatalis mengaktifkan lebih banyak pepsinogen dan memulai pencernaan

    protein. Sekresi pepsiongen dalam bentuk inaktif mencegah pencernaan protein

    struktural sel tempat enzim tersebut dihasilkan. Pengaktifan pepsinogen tidak

    terjadi sampai enzim tersebut menjadi lumen dan berkontak dengan HCl yang

    disekresikan oleh sel lain di kantung-kantung lambung. Sekresi lambung dibagi

    menjadi tiga fasefase sefalik, fase lambung, dan fase usus.

    a) Fase sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung. Masuknya

    makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau pikiran tentang

    makanan dapat merangsang sekresi lambung.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    10

    b) Fase lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan berlangsung

    selama makanan masih ada.

    Peregangan dinding lambung merangsang reseptor saraf dalam

    mukosa lambung dan memicu refleks lambung. Serabut aferen

    menjalar ke medula melalui saraf vagus. Serabut eferen parasimpatis

    menjalar dalam vagus menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi

    produksi HCl, enzim-enzim pencernaan, dan gastrin.

    Fungsi gastrin:

    - merangsang sekresi lambung,

    - meningkatkan motilitas usus dan lambung,

    - mengkonstriksi sphincter oesophagus bawah dan merelaksasi

    sphincter pylorus,

    - efek tambahan: stimulasi sekresi pancreas.

    Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui

    penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung.

    - Jika makanan tidak ada di dalam lambung di antara jam makan, pH

    lambung akan rendah dan sekresi lambung terbatas.

    - Makanan yang masuk ke lambung memiliki efek pendaparan

    (buffering) yang mengakibatkan peningkatan pH dan sekresi

    lambung.

    c) Fase usus terjadi setelah kimus meninggalkan lambung dan memasuki

    usus halus yang kemudian memicu faktor saraf dan hormon.

    Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga

    dapat berlangsung selama beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh

    bagian atas duodenum dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung.

    Sekresi lambung dihambat oleh hormon-hormon polipeptida yang

    dihasilkan duodenum. Hormon ini dibawa sirkulasi menuju lambung,

    disekresi sebagai respon terhadap asiditas lambung dengan pH di

    bawah 2, dan jika ada makanan berlemak. Hormon-hormon ini meliputi

    gastric inhibitory polipeptide (GIP), sekretin, kolesistokinin (CCK), dan

    hormon pembersih enterogastron.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    11

    Hormon Terkait Pencernaan

    1. Gastrin

    Gastirn diproduksi oleh sel yang disebut dengan sel G, di dinding lambung.Ketika

    makanan memasuki lambung, sel G memicu pelepasan gastrin dalam darah.

    Dengan meningkatnya gastrin dalam darah, maka lambung mengeluarkan asam

    lambung yang membantu memecah dan mencerna makanan. Ketika asam

    lambung yang diproduksi telah cukup untuk memecah makanan, kadar gastrin

    dalam darah akan kembali menurun. Jadi, pengaruh hormon ini dalam adalah

    mengatur pencernaan sebagai perangsang sekresi terus-menerus getah

    lambung. Gastrin juga dapat mempunyai pengaruh dan peran pada pancreas,

    hati, dan usus. Gastrin membantu pancreas memproduksi enzim untuk

    pencernaan dan membantu hati menghasilkan empedu. Gastrin juga membantu

    merangsang usus untuk membantu memindahkan makanan melalui saluran

    pencernaan.

    Tabel 2-1. Stimulasi Sekresi Lambung

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    12

    2. Enterogastron (sekretin)

    Sekretin distimulus untuk produksi bubur makanan (chime) asam dalam

    duodenum. Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang

    pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur makanan

    (chime) asam dalam duodenum.

    3. Cholecystokinin (CCK)

    Cholecystokinin (CCK) diproduksi di dinding duodenum. Hormon ini disekresi

    oleh sel epitel mukosa dari duodenum. Cholecystokinin juga diproduksi oleh

    neuron dalam sistem saraf enterik, dan secara luas dan berlimpah didistribusikan

    di dalam otak. Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak dalam

    chime. Pengaruhnya untuk merangsang pancreas mengeluarkan enzim

    pancreas ke dalam usus halus, merangsang kantung empedu untuk berkontraksi,

    yang mengeluarkan empedu ke dalam usus halus.

    4. Ghrelin

    Ghrelin disintesis sebagai preprohormone, lalu proteolytically diproses untuk

    menghasilkan suatu peptida asam amino 28. Sebuah modifikasi menarik dan

    unik dikenakan pada hormon selama sintesis dalam bentuk asam n-octanoic

    terikat ke salah satu asam amino tersebut, modifikasi ini diperlukan untuk

    aktivitas biologis.

    Sumber utama sirkulasi ghrelin adalah saluran pencernaan, terutama dari perut,

    tetapi juga dalam jumlah yang lebih kecil dari usus. Hipotalamus di otak adalah

    sumber ghrelin yang signifikan. Jumlah yang lebih kecil diproduksi di plasenta,

    ginjal, dan kelenjar hipofisis.

    5. Motilin

    Motilin berpartisipasi dalam mengendalikan pola kontraksi otot polos pada

    saluran pencernaan atas. Motilin disekresi ke sirkulasi selama keadaan berpuasa

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    13

    pada interval kira-kira 100 menit. Kontrol sekresi motilin sebagian besar tidak

    diketahui, walaupun beberapa studi menunjukkan bahwa pH basa dalam

    duodenum merangsang rilis.

    (Robert K Murray, 2003)

    2.3. Mekanik/Motorik

    Terdapat empat aspek motilitas lambung: (1) pengisian lambung/gastric filling,

    (2) penyimpanan lambung/gastric storage, (3) pencampuran lambung/gastric

    mixing, dan (4) pengosongan lambung/gastric emptying.

    1) Pengisian lambung

    Jika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat

    mengembang hingga kapasitasnya mencapai 1 liter (1.000 ml) ketika makan.

    Akomodasi perubahan volume yang besarnya hingga 20 kali lipat tersebut

    akan menimbulkan ketegangan pada dinding lambung dan sangat

    meningkatkan tekanan intralambung jika tidak terdapat dua faktor berikut ini:

    Plastisitas otot lambung. Plastisitas mengacu pada kemampuan otot

    polos lambung mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang

    panjang yang lebar, tidak seperti otot rangka dan otot jantung, yang

    memperlihatkan hubungan ketegangan. Dengan demikian, saat serat-serat

    otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, serat-serat tersebut

    melemas tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan otot.

    Relaksasi reseptif lambung. Relaksasi ini merupakan relaksasi refleks

    lambung sewaktu menerima makanan. Relaksasi ini meningkatkan

    kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan tambahan dengan

    hanya sedikit mengalami peningkatan tekanan. Tentu saja apabila lebih

    dari 1 liter makanan masuk, lambung akan sangat teregang dan individu

    yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif dipicu oleh

    tindakan makan dan diperantarai oleh nervus vagus.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    14

    2) Penyimpanan lambung

    Sebagian otot polos mampu mengalami depolarisasi parsial yang autonom

    dan berirama. Salah satu kelompok sel-sel pemacu tersebut terletak di

    lambung di daerah fundus bagian atas. Sel-sel tersebut menghasilkan

    potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah di sepanjang lambung

    menuju sphincter pylorus dengan kecepatan tiga gelombang per menit. Pola

    depolarisasi spontan ritmik tersebut, yaitu irama listrik dasar atau BER (basic

    electrical rhythm) lambung, berlangsung secara terus menerus dan mungkin

    disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkuler lambung.

    Setelah dimulai, gelombang peristaltik menyebar ke seluruh fundus dan

    corpus lalu ke antrum dan sphincter pylorus. Karena lapisan otot di fundus dan

    corpus tipis, kontraksi peristaltik di kedua daerah tersebut lemah. Pada saat

    mencapai antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat disebabkan oleh lapisan

    otot di antrum yang jauh lebih tebal.

    Karena di fundus dan corpus gerakan mencampur yang terjadi kurang

    kuat, makanan yang masuk ke lambung dari oesophagus tersimpan relatif

    tenang tanpa mengalami pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak

    menyimpan makanan, tetapi hanya berisi sejumlah gas. Makanan secara

    bertahap disalurkan dari corpus ke antrum, tempat berlangsungnya

    pencampuran makanan.

    3) Pencampuran lambung

    Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan

    bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap

    gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sphincter

    pylorus. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang

    peristaltik sudah mencapai sphincter pylorus dan menyebabkan sphincter

    tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan menghambat aliran

    kimus lebih lanjut ke dalam duodenum. Bagian terbesar kimus antrum yang

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    15

    terdorong ke depan, tetapi tidak dapat didorong ke dalam duodenum dengan

    tiba-tiba berhenti pada sphincter yang tertutup dan tertolak kembali ke dalam

    antrum, hanya untuk didorong ke depan dan tertolak kembali pada saat

    gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju-mundur tersebut, yang

    disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.

    4) Pengosongan lambung

    Kontraksi peristaltik antrumselain menyebabkan pencampuran lambung

    juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah

    kimus yang lolos ke dalam duodenum pada setiap gelombang peristaltik

    sebelum sphincter pylorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan

    peristalsis. Intensitas peristalsis antrum dapat sangat bervariasi di bawah

    pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; dengan demikian,

    pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum.

    Faktor di lambung yang mempengaruhi kecepatan pengosongan

    lambung. Faktor lambung utama yang mempengaruhi kekuatan kontraksi

    adalah jumlah kimus di dalam lambung. Apabila hal-hal lain setara, lambung

    mengosongkan isinya dengan kecepatan yang sesuai dengan volume kimus

    setiap saat. Peregangan lambung memicu peningkatan motilitas lambung

    melalui efek langsung peregangan pada otot polos serta melalui keterlibatan

    plexus intrinsik, nervus vagus, dan hormon lambung gastrin. Selain itu, derajat

    keenceran (fluidity) kimus di dalam lambung juga mempengaruhi

    pengosongan lambung. Semakin cepat derajat keenceran dicapai, semakin

    cepat isi lambung siap dievakuasi.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    16

    Faktor di duodenum yang mempengaruhi kecepatan pengosongan

    lambung. Walaupun terdapat pengaruh lambung, faktor di duodenumlah yang

    lebih penting untuk mengontrol kecepatan pengosongan lambung. Duodenum

    harus siap menerima kimus dan dapat bertindak untuk memperlambat

    pengsongan lambung dengan menurunkan aktivitas peristaltik di lambung

    sampai duodenum siap mengakomodasi tambahan kimus. Bahkan, sewaktu

    lambung teregang dan isinya sudah berada dalam bentuk cair, lambung tidak

    dapat mengosongkan isinya sampai duodenum siap menerima kimus baru.

    3. Memahami dan Menjelaskan Biokimia Gaster

    3.1. Pencernaan Karbohidrat

    Digesti karbohidrat. Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung

    bekerja pada pH netral. Enzim ini terbawa bersama bolus dan tetap bekerja

    dalam lambung sampai asiditas lambung menembus bolus. Lambung tidak

    mensekresi enzim yang mencerna karbohidrat.

    Tabel 2-2. Faktor yang mengatur motilitas dan pengosongan lambung

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    17

    3.2. Pencernaan Protein

    Pepsin mengawali pencernaan protein. Peristiwa ini merupakan fungsi

    pencernaan utama lambung. Pepsin dihasilkan oleh chief cell sebagai zimogen

    yang inaktif, pepsinogen. Pepsinogen ini diaktifkan menjadi pepsin oleh H+,

    yang memecah suatu polipeptida pelindung untuk memajan pepsin aktif; dan

    oleh pepsin itu sendiri, yang secara cepat mengaktifkan molekul pepsinogen

    (autokatalisis). Pepsin memecah protein yang terdenaturasi menjadi derivat

    polipeptida berukuran besar. Pepsin merupakan enzim endopeptidase karena

    menghidrolisis ikatan peptida yang terletak di dalam struktur polipeptida utama,

    bukan yang terletak di dekat residu terminal-amino atau karboksil, yang

    merupakan ciri khas eksopeptidase. Enzim ini bersifat spesifik untuk ikatan

    peptida yang dibentuk oleh asam-asam amino aromatik (misal, tirosin) atau

    asam-asam amino dikarboksilat (misal, glutamat).

    Renin (kimosin, rennet) mengkoagulasi susu

    Renin memiliki peran penting pada proses pencernaan oleh bayi karena

    mencegah susu melintas secara cepat dari dalam lambung. Dengan adanya

    kalsium, renin mengubah kasein di dalam susu secara ireversibel menjadi

    parakasein. Pepsin kemudian bekerja pada parakasein ini. Renin dilaporkan

    tidak ada pada lambung orang dewasa. Enzim ini digunakan dalam pembuatan

    keju.

    3.3. Pencernaan Lipid

    Lipase melanjutkan pencernaan triasilgliserol. Panas lambung merupakan

    faktor penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dai makanan;

    proses emulsifikasi terjadi dengan bantuan kontraksi peristaltik. Lambung

    mensekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia

    merupakan lipase praduodenal utama. Lipase lingual dan gastrik memulai

    pencernaan lemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam

    lemak rantai pendek, sedang, dan umumnya asam lemak tak jenuh rantai

    panjang, untuk membentuk terutama asam lemak bebas serta 1,2-diasilgliserol,

    dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    18

    pada nilai pH rendah, tetapi bekerja aktif sesudah makan karena kerja

    pendaparan yang dimiliki protein makanan di dalam lamung. Nilai pH optimal

    cukup luas, mulai dari 3,0 hingga 6,0.

    4. Memahami dan Menjelaskan Ulkus Peptikum

    4.1. Definisi

    Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas

    sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah

    epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ulkus

    (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak

    pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu

    esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum.

    (Sylvia A. Price, 2006).

    4.2. Etiologi

    Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh bakteri (misalnya Helicobacter pylori) atau

    obat-obatan yang mnyebabkan melemahnya lapisan lendir pelindung lambung

    dan duodenum sehingga asam lambung bisa menembus lapisan yang sensitif

    di bawahnya. Asam lambung dan bakteri dapat mengiritasi lapisan lambung

    dan duodenum serta menyebabkan terbentuknya ulkus.

    H.pylori biasanya ditularkan pada masa kanak-kanak, bisa melalui makanan, air

    atau kontak dengan penderita infeksi H.pylori. Penyakit menular ini lebih sering

    ditemukan pada orang dewasa yang berumur lebih dari 60 tahun dan juga lebih

    sering ditemukan di negara-negara berkembang. Sebagian besar orang yang

    memiliki H.pylori baru menunjukkan gejala-gejala setelah mencapai usia lanjut,

    mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka memiliki bakteri tersebut.

    Meskipun H.pylori biasanya tidak menimbulkan masalah pada masa kanak-

    kanak, tetapi jika tidak diobati bisa menyebabkan gastritis, ulkus peptikum dan

    bahkan kanker lambung.

    Para ahli sepakat bahwa penyebab utama dari ulkus peptikum pada orang

    dewasa adalah bakteri Helicobacter pylori, tetapi tidak semua ahli berpendapat

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    19

    bahwa penyebab utama dari ulkus pada masa kanak-kanak adalah bakteri

    tersebut. Beberapa ahli mengemukakan perbedaan antara ulkus duodenalis

    dan ulkus gastrikum; ulkus duodenalis biasanya disebabkan oleh infeksi

    Helicobacter bacter, sedangkan ulkus gastrikum memiliki penyebab yang lain.

    50% dari kasus disebabkan oleh Helicobacter pylori dan sisanya memiliki

    penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Yang pasti, ulkus peptikum jarang

    ditemukan pada anak-anak yang sehat.

    Pada beberapa kasus, penyebabnya adalah pemakaian obat. Pemakaian

    NSAIDs (Non Steroid Acetaminophen Anti Inflammatory drugs, obat anti

    peradangan non-steroid) dosis menengah bisa mnyebabkan kelainan saluran

    pencernaan dan pendarahan pada beberapa anak. Acetaminophen tidak

    mnyebabkan ulkus gastricum dan merupakan pilihan NSAIDs yang baik bagi

    anak-anak. (Shrestha & Lau, 2006)

    4.3. Epidemiologi

    Tukak gaster tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung

    pada sosioal ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat

    pada usia lanjut dan kelompok social ekonomi rendah dengan puncak pada

    decade keenam. Insiden dan kekambuhan saat ini menurun sejak ditemukan

    kuman H. pylori sebagai penyebab dan dilakukan terapi eradikasi

    (Setiati S, 2014)

    4.4. Klasifikasi

    Klasifikasi ulkus peptikum didasarkan atas waktu timbulnya, bentuk, letak, dan

    kedalaman dari ulkus.

    A. Waktu timbulnya

    Menurut kejadiannya dari ulkus peptikum, dapat timbul secara mendadak

    atau akut dan secara menahun atau kronis.

    a. Ulkus peptikum akut

    Pada ulkus peptikum akut biasanya ada penyebab yang mendahuluinya.

    Ditemukan 43 kasus yang dapat digolongkan ulkus peptikum akut, yang

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    20

    disebabkan; 2 kasus akibat luka bakar yang berat, 1 kasus setelah

    mengalami operasi berat (ke semua kasus ini dapat digolongkan tukak

    Curling), dan 21 kasus dengan gastritis erosiva akibat obat-obatan. Tiga

    kasus tukak Curling ditegakkan Diagnosisnya secara endoskopis.

    Curling pada tahun 1942 melaporkan pertama kali timbulnya ulkus

    duodeni pada penderita dengan kebakaran yang hebat. Ulkus ini

    biasanya multipel dan timbulnya secara mendadak. Sering ditemukan di

    duodenum dan lambung. Sebagaimana diketahui bahwa saluran

    makanan sensitif terhadap berbagai macam stress. Berbagai macam

    rangsangan stres yang dapat menimbulkan ulkus peptik akut diantaranya

    ialah : syok, trauma, kebakaran, pembedahan, perubahan udara yang

    mendadak, obat-obatan.

    Sifat dari ulkus peptik akut adalah multipel dan dangkal, diameter 1-1,5

    cm, kadang-kadang disertai pendarahan. Cepat sembuhnya dan

    biasanya tanpa meninggalkan bekas. Dari hasil penelitian ditemukan

    bahwa ulkus peptik yang akut 2,93% di lambung, sedangkan 1% di

    duodenum.

    b. Ulkus peptikum kronis

    Umumnya seseorang penderita ulkus peptik yang kronis memiliki gejala

    yang menahun. Atau mempunyai riwayat penyekit nyeri ulu hati yang

    bersifat periodik, nyeri timbul berhubungan dengan makanan atau

    minuman yang dideritanya sudah lebih dari 2 bulan dan mempunyai

    masa penyembuhan yang lama, diameter berkisar antara 2,5-4 cm.

    Seringkali para penderita berobat tidak pernah teratur. Secara patologis

    gambaran dari tukak yang kronik akan dijumpai jaringan ikat pada tepi

    dan dasar dati tukak.

    B. Letak Ulkus

    Seperti telah disebut di atas letak ulkus peptik dapat dijumpai di distal

    esofagus, lambung, duodenum dan di jejunum. Ulkus yang letaknya di

    esofagus disebut ulkus esofagus, di lambung disebut ulkus duodeni, dan di

    jejenum disebut ulkus jejuni. Kadang-kadang pada penderita postgastrektomi

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    21

    dijumpai tukak di daerah anastomose dan disebut tukak marginalis atau

    tukak stomal.

    a. Ulkus Esofagus

    Jarang ditemukan. Bila ditemukan biasanya terletak di bagian distal

    esofagus dan ada kelainan yang menyertai atau mendahuluinya,

    misalnya oleh karenan hernia, striktura, akalasia, tumor, dan lain-lainnya.

    Keluhan yang diajukan biasanya bersifat nyeri yang terletak di bagian

    bawah sternum atau tepat di ulu hati yang menjalar ke manubrium sterni

    dan ke punggung di daerah interskapuler, terutama waktu tengah makan

    atau minum. Bila penderita membungkukkan badannya keluhan tersebut

    di atas akan bertambah nyata dan juga mengeluh merasa panas di dada

    dan ulu hati, mual, dan muntah-muntah.

    b. Ulkus Lambung

    Letak ulkus terbanyak di angulus, antrum, prepilorus. Jarang terletak di

    korpus dan fundus. Kelainan yang diajukan adalah rasa nyeri di perut kiri

    atas atau di epigastrium yang ada hubungan dengan makanan, mulut

    merasa masam. Perasaan nyeri tersebut kadang-kadang menjalar ke

    punggung kiri. Ritme nyeri adalah setelah makan kemudian diikuti

    dengan rasa enak yang berakhir 30-90 menit, kemudian akan diikuti

    dengan periode nyeri yaitu sampai lambung kosong 90 menit, kemudian

    akan diikuti dengan periode nyeri yaitu sampai lambung kosong 90

    menit. Jadi ritme nyeri pada ulkuslambung adalah: makan-nyeri-senang.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan di epigastrium antara

    umbilikus dan processus xiphoideus.

    c. Ulkus Duodeni

    Letak ulkus duodeni terbanyak di dinding anterior dan posterior dari

    bulbus dan postbulber atau pars desendens duodeni di sebelah

    proksimal dari papila Vetereii. Jarang sekali ditemukan di distal papila

    Vatrii.

    Keluhan yang diajukan penderita yaitu timbuk nyeri, pedih, dan panas di

    perut kanan atas, terutama waktu tengah malam sedang enak-anaknya

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    22

    tidur, sehingga terbangun. Rasa nyeri tersebut kadang-kadang menjalar

    ke perut kiri dan ke pinggang kanan. Untuk mengurangi rasa nyeri

    tersebut di atas biasanya penderita makan atau minum susu. Setelah

    makan merasa perutnya enak sekitar 2-4 jam, kemudian timbul rasa

    nyeri sampai waktu makan lagi. Jadi timbulnya rasa nyeri diantara waktu

    makan atau waktu lambung kosong. Oleh karena itu timbullah apa yang

    dikatakan triple rhytem, yaitu: makan-enak-nyeri. Pada pemeriksaan fisik,

    ditemukan nyeri teakan di perut kanan atas dekat umbilikus. Tidak

    ditemukan nyeri tekan di lain tempat.

    d. Ulkus Jejunum

    Ulkus di jejunum jarang sekali terjadi, baru timbul setelah penderita

    mengalami gastrojejunostomi. Letak tukak terbanyak di distal dari

    anastomose di dinding anterior. Jarang sekali letak tukak lebih distal dari

    3 cm garis anastomose. Bila letak tukak terdapat garis anastomose

    disebutkan ulkus marginalis atau ulkus stomal.

    Keluhan umumnya ialah merasa nyeri, pedih, dan panas di perut kiri

    umbilikus, bahkan sering merasa mual dan muntah-muntah, merasa

    masam di mulut. Kadang-kadang rasa nyeri tersebut menjalar ke

    pinggang kiri. Pada pemeriksaan fisik, tampak perut bekas pembedahan

    di perut atas antara umbilikus dengan processus xiphoideus. Nyeri tekan

    terdapat di perut kiri umbilikus.

    C. Bentuk dan Besarnya Ulkus

    Bentuk umumnya bulat membentuk kawah (crater) dan disebut round ulcer

    atau tukak bulat. Dalamnya kawah menembus sampai submukosa, atau

    lebih dalam lagi. Ulkus tunggal (single ulcer) seringkali ditemukan pada

    bentuk kronis, umumnya dengan diameter 2,5-4 cm. Bila diameter lebih dari

    4cm disebut ulkus raksasa (giant ulcer).

    Bentuk ulkus yang lain adalah seperti garis disebut ulkus linear, sering

    terletak di angulus , hanya kadang-kadang terdapat di prepilorus dan

    tunggal. Kadang-kadang ulkus raksasa pada masa penyembuhan berbentuk

    menjadi linear.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    23

    Selain ulkus tunggal, kadang-kadang ditemukan lebih dari satu, disebut ulkus

    ganda (multiple ulcer). Umumnya ulkus ganda bersifat akut, yang kemudian

    dapat berubah menjadi kronis. Diameter dari ulkus ganda berkisar antara 1-

    1,5 cm. Ulkus ganda lebih banyak ditemukan pada lambung daripada di

    duodenum. Bila ditemukan 2 ulkus yang simetris terletak di dinding anterior

    dan posterior dari lambung dan duodenum, disebut kissing ulcer. Kelainan

    tersebut lebih sering ditemukan secara endoskopus daripada radiologis.

    D. Dalamnya Ulkus

    Sebagaimana diketahui bahwa ulkus peptik adalah suatu proses penetrasi

    mulai dari mukosa ke dalam lapisan yang lebih dalam dari dinding saluran

    makanan. Dan dalamnya ulkus berkisar antara 1 mm sampai 1cm. Dibuat

    klasifikasi yang didasarkan atas dalamnya ulkus sebagai berikut :

    UI I : defek jaringan hanya terbatas pada mukosa saja, dan

    disebut erosi

    UI II: defek jaringan atau ulserasi sampai submucosa

    UI III: ulserasi lebih meluas lagi ke bagian yang lebih dalam yaitu

    pada sebagian dari lapisan muskularis.

    UI IV: ulkus menembus ke bagian yang lebih dalam, terutama

    sebagian lapisan muskularis dan terjadi peradangan sampai lapisan

    serosa.

    (Hadi Sujono, 2002)

    4.5. Patogenesis

    Mukosa gaster terlindungi sangat baik dari infeksi bakteri, namun H. Pylori

    memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap lingkungan ekologi

    lambung, dengan serangkaian langkah unik masuk kedalam mukus, berenang

    dan orientasi spasial didalam mukus, melekat pada sel epitel lambung,

    menghindar dari respon imun, dan sebagai akibatnya terjadi kolonisasi dan

    transmisi persisten. Setelah memasuki saluran cerna, bakteri H.pylori, harus

    menghindari aktifitas bakterisidal yang terdapat dalam isi lumen lambung, dan

    masuk ke Universitas Sumatera Utara dalam lapisan mukus. Produksi urease

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    24

    dan motilitas sangat penting berperan pada langkah awal infeksi ini. Urease

    menghidrolisis urea menjadi karbondioksida dan ammonia, sehingga H. Pylori

    mampu bertahan dalam lingkungan yang asam. Motilitas bakteri sangat penting

    pada kolonisasi, dan flagel H. Pylori sangat baik beradaptasi pada lambung H.

    pylori menyebabkan peradangan pada lambung terus - menerus. Respon

    peradangan ini mula mula terdiri dari penarikan neutrofil, diikuti limfosit T dan

    B, sel plasma, dan makrofag, bersamaan dengan terjadinya kerusakan sel

    epitel. Karena H. Pylori sangat jarang menginvasi mukosa lambung, respon

    pejamu terutama dipicu oleh menempel / melekatnya bakteri pada sel epitel.

    Patogen tersebut dapat terikat pada MHC class dipermukaan sel eptel gaster

    dan menginduksi terjadinya apoptosis. Perubahan lebih lanjut dalam sel epitel

    bergantung pada protein protein yang disandi pada cag-PAI dan translokasi

    CagA kedalam sel epitel lambung. Urease Helicobacter pylori dan porin juga

    dapat berperan pada terjadinya ekstravasasi dan kemotaksis neutrophil. Epitel

    lambung pasien yang terinfeksi H. Pylori meningkatkan kadar interleukin-1,

    interleukin-2, interleukin-6, interleukin-8, dan tumor nekrosis faktor alfa. Diantara

    semua itu, interleukin-8, adalah neutrophil-activating chemokine yang poten

    yang diekspresikan oleh sel epitel gaster, berperan penting. Strain H. Pylori

    yang mengandung cag-PAI menimbulkan respon interleukin-8 yang jauh lebih

    kuat dibandingkan strain yang tidak mengandung cag, dan respon ini

    bergantung pada aktivasi nuclear faktor-kB ( NF-KB ) dan respon ini segera dari

    faktor transkripsi aktivator protein 1 ( AP-I ). Infeksi Helicobacter Pylori

    merangsang timbulnya respon humoral mukosa dan Universitas Sumatera Utara

    sistemik. Produksi antibodi yang terjadi tidak dapat menghilangkan eradikasi

    infeksi, bahkan menimbulkan kerusakan jaringan ( Gambar.1 ). Pada beberapa

    pasien yang terinfeksi H. Pylori timbul respon autoantibodi terhadap H+ / K+

    ATP ase sel-sel parietal lambung yang berkaitan dengan meningkatnya atrofi

    korpus gaster. Selama respon imun spesifik, subgrup sel T yang berbeda timbul.

    Sel sel ini berpartisipasi dalam proteksi mukosa lambung, dan membantu

    membedakan antara bakteri patogen dan yang komensal. Sel T- helper immatur

    ( Th 0 ) berdiferensiasi menjadi 2 subtipe fungsional; sel Th-1 mensekresi

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    25

    interleukin-2, dan interferon gamma; dan Th- 2 mensekresi IL-4, IL-5 dan IL-10.

    Sel Th-2 menstimulasi sel B sebagai respon terhadap patogen ekstrasel,

    sedangkan Th1 sebagai respon terhadap intrasel. Karena H. Pylori tidak bersifat

    invasif dan merangsang timbulnya respon humoral yang kuat, maka yang

    diharapkan adalah respon Th-2. Namun timbul paradoks, sel-sel mukosa gaster

    yang spesifik terhadap H. Pylori umumnya justru menunjukkan fenotip Th1.

    Studi studi menunjukkan bahwa sitokin Th1 menyebabkan gastritis sedangkan

    sitokin Th2 proteksi terhadap lambung

    Gambar 1. Patogenesa Helicobacter pylori ( dikutip dari NEJM, 2010 )

    4.6. Patofisiologi

    Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak

    dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan

    pepsin). Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja

    asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari

    mukosa.

    1. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi Lambung dan Kerja Asam Peptin

    Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

    a. Sefalik

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    26

    Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa

    makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

    merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan

    menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan

    makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus

    peptikum.

    b. Fase lambung

    Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi

    dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan

    sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.

    c. Fase usus

    Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi

    gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada

    manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein

    yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini

    mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida

    disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme

    neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila

    asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar

    mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan

    pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan

    sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan

    lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung.

    Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang

    dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi

    pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel

    mukosa, dan regenerasi epitel.

    Kelemahan Barier Mukosa Lambung

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    27

    Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa

    lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain,

    alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-

    Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat

    atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini

    diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus

    duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan

    dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua

    dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira dari gastrinoma

    adalah ganas(maligna).

    Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien

    ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan

    karenanya dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling

    utama adalah nyeri epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada

    ulserasi mukosa akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah

    kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok,

    sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress.

    Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal

    pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress

    berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada

    ulserasi stress.

    Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.

    Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah

    mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia,

    asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus

    stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain

    dari ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma

    otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan

    biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling

    sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    28

    (Sylvia. A. Prince, 2005)

    4.7. Manifestasi Klinik

    Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa

    bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa

    penyebab yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan

    20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang

    mendahului.

    1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk

    atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini

    bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat

    menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain

    menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme

    refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya

    hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan

    menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak

    digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan

    dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah

    kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan

    local pada epigastrium.

    2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

    esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi

    asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

    3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah

    dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan

    pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa

    yang mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi

    atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan

    dengan ejeksi kandungan asam lambung.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    29

    4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,

    kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga

    datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang

    mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi

    mereka menunjukkan gejala setelahnya.

    Karena bervariasinya jenis keluhan dan kuantitas/kualitasnya pada setiap

    pasien, maka disarankan untuk mengklasifikasikan dyspepsia fungsional

    menjadi beberapa subgroup berdsasarkan pada keluhan yang paling

    mencolok ataudominan.

    Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari

    dikategorikan sebagai dyspepsia fungsional tipe seperti ulkus (ulcer like

    dyspepsia)

    Bila kembung, mual, cepat kenyak merupakan keluhan yang paling sering

    di temukan, dikategorikan sebagai dyspepsia fungsional tipe seperti

    dismotilitas (dismotilyty like dyspepsia)

    Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan, dikategorikan sebagai

    dyspepsia non-spesifik

    Berdasarkan kriteria Roma II, dyspepsia tipe seperti refluks( reflux like dyspepsia)

    tidak dipakai lagi. Perlu ditekankan bahwa pengelompokan tersebut yang

    mempermudah mendapatkan gambaran klinis pasien yang kita hadapi serta

    pemilihan alternative pengobatan awalnya.

    4.8. Diagnosis dan Diagnosis Banding

    Gejala Klinis

    Sekitar 90% dari penderita mengeluh nyeri pada epigastrium, seperti terbakar

    disertai mual, muntah, perut kembung, berat badan, Hematemesis, Melena dan

    anemia.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    30

    Pemeriksaan Penunjang

    Gold Standar adalah pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas ( UGIE-

    Upper Gastrointestinal Endoscopy) + biopsi lambung (untuk deteksi kuman

    H.Pylori, massa tumor, kondisi mukosa lambung)

    1. Pemeriksaan Radiologi

    Barium Meal Kontras Ganda dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis

    tukak peptik berupa kawah, batas jelas disertai lipatan mukosa teratur dari

    pinggiran tukak dan niche. Filling defect curiga ganas tepi tukak tidak teratur.

    2. Pemeriksaan Endoskopi

    Berupa luka terbuka dengan pinggiran teratur,mukosa licin dan normal disertai

    lipatan yang teratur yang keluar dari pinggiran tukak.Gambaran tukak akibat

    keganasan adalah : Boorman-I/polipoid, B-II/ulcerative, B-III/infiltrative, B-IV/linitis

    plastika (scirrhus). Dianjurkan untuk biopsi & endoskopi ulang 8-12 minggu

    setelah terapi eradikasi. Keunggulan endoskopi dibanding radiologi adalah :

    dapat mendeteksi lesi kecil diameter < 0,5 cm, dapat melihat lesi yang tertutupi

    darah dengan penyemprotan air,dapat memastikan suatu tukak ganas atau jinak,

    dapat menentukan adanya kuman H.Pylori sebagai penyebab tukak.

    3. Invasive Test :

    Rapid Urea Test : Tes kemampuan H.pylori untuk menghidrolisis urea.

    Enzim urea katalase menguraikan urea menjadi amonia

    bikarbonat,membuat suasana menjadi basa,yang diukur dengan indikator

    pH. Spesimen biopsi dari mukosa lambung diletakkan pada tempat yang

    berisi cairan atau medium padat yang mengandung urea dan pH indikator,

    jika terdapat H.Pylori pada spesimen tersebut maka akan diubah menjadi

    ammonia,terjadi perubahan pH dan perubahan warna.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    31

    Histologi: Biopsi diambil dari pinggiran dan dasar tukak min.4 sampel

    untuk 2 kuadran, bila ukuran tukak besar diambil sampel dari 3 kuadran

    dari dasar,pinggir dan sekitar tukak (min. 6 sampel).

    Kultur : Untuk kultur tidak biasa dilakukan pada pemeriksaan rutin

    4. Non Invasive Test

    Urea Breath Test: Mendeteksi adanya infeksi H.pylori dengan keberadaan

    urea yang dihasilkan H.pylori, labeled karbondioksida (isotop berat,C-

    13,C-14) produksi dalam perut,diabsorpsi dalam pembuluh

    darah,menyebar dalam paru-paru dan akhirnya dikeluarkan lewat

    pernapasan.

    Stool antigen test : Test ini juga mengidentifikasi adanya infeksi H.Pylori

    melalui mendeteksi keadaan antigen H.Pylori dalam faeces.

    Diagnosis banding

    1. Dispepsia non ulcer atau dispepsia idiopatik adalah dispepsia kronis atau

    berulang berlangsung lebih dari 1 bulan dan sedikitnya selama 25 % dalam kurun

    waktu tersebut gejala dispepsia muncul,tidak ditemukan penyakit organik yang

    bisa menerangkan gejala tersebut secara klinis,biokimia,endoskopi (tidak ada

    ulkus,tidak ada oesofagitis dan tidak ada keganasan) atau radiografi

    2. Gastritis, merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat

    akut,kronik,difus atau loka,.Gejala-gejalanya tidak khas dapat berupa nyeri dan

    panas pada uluhati diserta mual dan muntah.Diagnosa ditegakkan dengan

    endoskopi.Didapatkan mukosa memerah,edematosa ditutpi oleh mukus yang

    melekat.

    4.9. Tatalaksana

    a. TERAPI FARMAKOLOGIS

    i. Antasid Sistemik

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    32

    Natrium bikarbonat

    Natrium bikarbonat cepat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya

    tinggi. Karbon dioksida yang tebentuk dalam lambung dapat menimbulkan

    sendawa. Distensi lambung dapat terjadi dan dapat menimbulkan perforasi.

    Selain menimbulkan alkalosis metabolik, obat ini dapat menyebabkan retensi

    natrium dan edema. Natrium bikarbonat sudah jarang digunakan sebagai

    antasid. Obat ini digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi

    urin, dan pengobatan lokal pruritus. Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk

    tablet 500-1000 mg. Satu gram natrium bikarbonat dapat menetralkan 12 mEq

    asam. Dosis yang dianjurkan 1-4 gram. Pemberian dosis besar NaHCO3 atau

    CaCO3 bersama susu atau krim pada pengobatan tukak peptik dapat

    menimbulkan sindrom alkali susu (milk alkali syndrom)

    ii. Antasid Non-sistemik

    Aluminium hidroksida -- Al(OH)3

    Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerjanya paling

    panjang. Al(OH)3 bukan merupakan obat yang unggul dibandingkan dengan

    obat yang tidak larut lainnya. Al(OH)3 dan sediaanya Al (aluminium) lainnya

    dapat bereaksi dengtan fosfat membentuk aluminium fosfat yang sukar

    diabsorpsi di usus kecil, sehingga eksresi fosfat melalui urin berkurang

    sedangkan melalui tinja bertambah. Ion aluminium dapat bereaksi dengan

    protein sehingga bersifat astringen. Antasid ini mengadsorbsi pepsin dan

    menginaktivasinya. Absorsi makanan setelah pemberian Al tidak banyak

    dipengaruhi dan komposisi tinja tidak berubah. Aluminium juga bersifat

    demulsen dan adsorben.

    Efek samping Al(OH)3 yang utama ialah konstipasi. Ini dapat diatasi

    dengan memberikan antasid garam Mg. Mual dan muntah dapat terjadi.

    Gangguan absorbsi fosfat dapat terjadi sehingga menimbulkan sindrom

    deplesi fosfat disertai osteomalasia. Al(OH)3 dapat mengurangi absorbsi

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    33

    bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin. Al(OH)3 lebih sering

    menyebabkan konstipasi pada usia lanjut.

    Aluminium hidroksida digunakan untuk tukak peptik, nefrolitiasis fosfat

    dan sebagai adsorben pada keracunan. Antasid Al tersedia dalam bentuk

    suspensi Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4% Al2O3. Dosis yang

    dianjurkan 8 mL. Tersedia juga dalam bentuk tablet Al(OH)3 yang

    mengandung 50% Al2O3. Satu gram Al(OH)3 dapat menetralkan 25 mEq

    asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6 gram.

    Kalsium karbonat

    Kalsium karbonat merupakan antasid yang efektif karena mula kerjanya

    cepat, maka daya kerjanya lama dan daya menetralkannya cukup lama.

    Kalsium karbonat dapar menyebabkan konstipasi, mual, muntah,

    pendarahan saluran cerna dan disfungsi ginjal, dan fenomena acid

    rebound. Fenomena tersebut bukan berdasarkan daya netralisasi asam,

    tetapi merupakan kerja langsung kalsium di antrum yang mensekresi

    gastrin yang merangsang sel parietal mengeluarkan HCl (H+). Sebagai

    akibatnya sekresi asam pada malam hari akan sangat tinggi yang akan

    mengurangi efek netralisasi obat ini. Efek serius yang dapat terjadi ialah

    hiperkalsemia, kalsifikasi metastatik, alkalosis, azotemia, terutama terjadi

    pada penggunaan kronik kalisium karbonat bersama susu dan antasid lain

    (milk alkali syndrom).

    Pemberian 4 g kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia

    ringan, sedangkan pemberian 8 g dapat menyebabkan hiperkalsemia

    sedang.

    Kalsium karbonat tersedia dalam bentuk tablet 600 mg dan 1000 mg. Satu

    gram kalsium karbonat dapat menetralkan 21 mEq asam. Dosis yang

    dianjurkan 1-2 gram.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    34

    Magnesium hidroksida -- Mg(OH)2

    Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasid. Obat ini

    praktis, tidak larut, dan tidak efektif sebelum obat ini berinteraksi dengan

    HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak bereaksi denagn

    HCl akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang

    disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Antasid ini dan natrium

    bikarbonat sama efektif dalam hal menetralkan HCl.

    Ion magnesium dalam usus akan cepat diabsorbsi dan cepat dieksresi

    melalui ginjal, hal ini akan membahayakan pasien yang fungsi ginjalnya

    kurang baik. Ion magnesium yang diabsorbi akan bersifat sebagai antasid

    sistemik sehingga dapat menimbulkan alkali uria, tetapi jarang alkalosis.

    Pemberian kronik magnesium hidroksida akan menyebabkan diare

    akibat efek katartiknya, sebab magnesium yang larut tidak diabsorbsi, tetapi

    tetap berada dalam usus dan akan menarik air. Sebanyak 5-10%

    magnesium diabsorbsi dan dapat menimbulkan kelainan neurologik,

    neuromuskular, dan kardiovaskular.

    Sediaan susu magnesium (milk of magnesium) berupa suspensi yang

    berisi 7-8,55 Mg(OH). Satu ml susu magnesium dap menetralkan 2,7 mEq

    asam. Dosis yang dianjurkan 5-30 ml. Bentuk lain ialah tablet susu yang

    berisi 325 mg Mg(OH)2 yang dapat dinetralkan 11,1 mEq asam.

    Magnesium trisiklat

    Magnesium trisiklat (Mg2Si3O8H2O) sebagai antasid non sistemik, bereaksi

    dalam lambung sebagai berikut:

    Silikon dioksid berupa gel yang terbentuk dalam lambung diduga berfungsi

    menutup tukak. Sebanyak 7% silika dari magnesium trisiklat akan

    diabsorbsi melalui usus dan dieksresi dalam urin. Silika gel dan megnesium

    trisiklat merupakan adsorben yang baik; tidak hanya mengadsorbsi pepsin

    tetapi juga protein dan besi dalam makanan. Mula kerja magnesium trisiklat

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    35

    lambat, untuk menetralkan HCl 30% 0,1 N diperlukan waktu 15 menit,

    sedangkan untuk menetralkan HCl 60% 1,1 N diperlukan waktu satu jam.

    Dosis tinggi magnesium trisiklat menyebabkan diare. Banyak

    dilaporkan terjadi batu silikat setelah penggunaan kronik magnesium

    trisiklat. Ditinjau dari efektivitasnya yang rendah dan potensinya yang dapat

    menimbulakan toksisitas yang khas, kurang beralasan mengunakan obat

    ini sebagai antasid.

    Magnesium trisiklat tersedia dalam bentuk tablet 500mg; dosis yang

    dianjurkan 1-4 gram. Tersedia pula sebagai bubuk magnesium trisiklat yang

    mengandung sekurang-kurangnya 20% MgO dan 45% silikon dioksida.

    Satu gram magnesium trisiklat dapat menetralkan 13-17 mEq asam.

    iii. Obat Penghambat Sekresi Lambung

    Penghambat pompa proton

    Penghambat pompa proton merupakan penghambat sekresi asam lambung

    yang lebih kuat dari AH2. Obat ini bekerja di proses akhir pembentukan asam

    lambung, lebih distal dari AMP. Saat ini, yang digunakan di klinik adalah

    omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, rebeprazol, dan pantoprazol.

    Perbedaan antara kelima obat tersebut adalah subtitusi cinci piridin dan/atau

    benzimidazol. Omeprazol adalah campuran resemik isomer R dan S.

    Esomeprazol adalah campuran resemik isomer omeprazol (S-omeprazol)

    yang mengalami eliminasi lebih lambat dari R-omeprazol.

    Farmakodinamik. Penghambat pompa proton adalah prodrug yang

    memebutuhkan suasana asam untuk aktivasinya. Setelah diabsorbsi dan

    masuk ke sirkulasi sistemik, obat ini akan berdifusi ke parietal lambung,

    terkumpul di kanalikuli sekretoar, dan mengalami aktivasi di situ membentuk

    sulfonamid tetrasiklik. Bentuk aktif ini berikatan dengan gugus sulfhidril enzim

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    36

    H+, K+, ATP-ase (enzim ini dikenal sebagai pompa proton) dan berada di

    membran sel parietal. Ikatan ini mengakibatkan terjadinya penghambatan

    enzim tersebut. Produksi asam lambung berhenti 80%-95% setelah

    penghambatan pompa poroton tersebut.

    Penghambatan berlangsung lama antara 24-48 jam dan dapat

    menurunkan sekresi asam lambung basal atau akibat stimulasi, terlepas dari

    jenis perangsangnya histamin, asetilkolin, atau gastrin. Hambatan ini sifatnya

    irreversibel, produksi asam kembali dapat terjdai 3-4 hari pengobatan

    dihentikan.

    Farmakokinetik. Penghambat pompa proton sebaiknya diberikan dalam

    sediaan salut enterik untuk mencegah degradasi zat aktif tersebut dalam

    suasana asam. Sediaan ini tidak mengalami aktivasi di lambung sehingga bio-

    availabilitasnya labih baik. Tablet yang dipecah dilambung mengalami aktivasi

    lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril mukus dan makanan.

    Bioalvailabilitasnya akan menurun sampai dengan 50% karena pengaruh

    makanan. Oleh sebab itu, sebaiknya diberikan 30 menit setelah makan.

    Obat ini mempunyai masalah bioalvailabilitas, formulasi berbeda

    memperlihatkan persentasi jumlah absorbsi yang bervariasi luas.

    Bioalvailabilitas yang bukan salut enterik meningkat dalam 5-7 hari, ini dapat

    dijelaskan dengan berkurangnya prosuksi asam lambung setelah obat

    bekerja. Obat ini dimetabolisme di hati oleh sitokrom P 450 (CYP), terutama

    CYP2P19 dan CYP3A4.

    Indikasi. Indikasi obat ini sama dengan AH2 yaitu pada penyakit peptik.

    Terhadap sindrom Zollinger-Ellison, obat ini dapat menekan produksi asam

    lambung lebih baik pada AH2 pada dosis yang efek sampingnya tidak terlalu

    mengganggu.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    37

    Efek samping. Efek samping yang umum terjadi adalah mual, nyeri perut,

    konstipasi, flatulence, dan diare. Dilaporkan pula terjadi miopati subakut,

    atralgia, sakit kepala, dan ruam kulit.

    Sediaan dan posologi. Omeprazol tersedia dalam bentuk kapsul 10 mg dan

    20 mg, diberikan 1 kali/hari selama 8 minggu. Esomeprazol tersedia dalam

    bentuk salut enterik 20 mg dan 40 mg, serta sediaan vial 40 mg/10 ml.

    Pantoprazol tersedia dalam bentuk tablet 20 mg dan 40 mg.

    iv. Antagonis Reseptor H2

    Antagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung.

    Burinamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama

    kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis

    reseptor H2 yang ada saat ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan

    nizatidin.

    Antagonis reseptor H2 merupakan obat yang efektif dan relatif aman untuk

    pasien dengan hipersekresi asam lambung, misalnya untuk pasien tukak

    duodenum dan tukak lambung. Golongan obat ini menggeser penggunaan

    antasid yang membutuhkan pemberian yang lebih sering sehingga dapat

    mengurangi kepatuhan pasien. Bagi pasien yang menggunakan obat

    lain/banyak obat, nampaknya akan lebih aman menggunakan ranitidin,

    famotidin, atau nizatidin yang tidak/kurang kemungkinannya dibandingkan

    simetidin untuk mengadakan interaksi dengan obat lain yang merupakan

    substrat enzim sitokrom P450. Dibandingkan simetidin, kemungkinan efek

    samping ranitidin, famotidin, dan nizatidin nampaknya lebih kecil, termasuk

    kemungkinan di antaranya kemungkinan impotensi dan ginekomastia karena

    ketiga obat tersebut tidak mengikat reseptor androgen.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    38

    v. Prokinetik

    Yang termasuk obat golongan ini adalah bathanecol, metoklopramid,

    domperidon, cisapride.

    Bathanecol

    Termasuk obat kalinomimetik yang menghambat asetilkolin esterase. Obat

    ini dipakai untuk mengobati penderita dengan refluks gastroesophageal,

    makanan yang dirasa tidak turun, transit oesophageal yang melantur,

    gastroparesis, kolik empedu. Efek sampingnya cukup banyak, terutama

    pada aksi parasimpatis sistemik, di antaranya adalah sakit kepala, mata

    kabur, kejang perut, nausea dan vomitus, spasme kandung kemih,

    berkeringat. Oleh karena itu, obat ini mulai tidak digunakan lagi.

    Metoklopramid

    Secara kimia, obat ini ada hubungannya dengan prokainamid yang

    mempunyai efek anti-dopaminergik dan kolinomimetik. Jadi, obat ini

    berkhasiat sentral maupun perifer. Khasiat metoklopramid antara lain:

    - meningkatkan pembedaan asetilkolin dari saraf terminal postganglion

    kolinergik,

    - merangsang reseptor muskarinik pada asetilkolin, dan

    - merupakan reseptor antagonis dopamin

    Jadi, dengan demikian, metoklopramid akan merangsang kontraksi dari

    saluran cerna dan mempercepat pengosongan lambung.

    Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain reaksi distonik,

    iritabilitas atau sedasi, dan efek samping ekstrapiramidal karena efek

    antagonisme dopamin sentral dari metoklorpamid. Pemberian dosis tinggi

    pada anak dapat menyebabkan hipertonis dan kejang.

    Domperidon

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    39

    Domperidon merupakan derivat benzimidazol. Karena domperidon

    merupakan antagonis dopamin perifer dan tidak menembus sawar darah

    otak, maka tidak mempengaruhi reseptor dopamin saraf pusat, sehingga

    mempunyai efek samping yang rendah daripada metoklopramid.

    Pemberian obat ini akan meningkatkan tonus sphincter oesophagus

    bagian bawah sehingga mencegah terjadinya refluks gastroesophagus.

    Obat ini akan meningkatkan koordinasi antroduodenal, dan memperbaiki

    motilitas lambung yang sedang terganggu, yaitu dengan jalan

    meningkatkan kontraktiliitas serta menghambat relaksasi lambung

    sehingga pengosongan lambung akan lebih cepat.

    Domperidon bermanfaat untuk pengobatan dispepsia yang disertai

    masa pengosongan yang lambat, refluks gastroesophagus, anoreksia

    nervosa, gastroparesis. Demikian pula bermanfaat sebagai obat antiemetik

    pada penderita pasca-bedah, bahkan efektif sebagai pencegah muntah

    pada penderita yang mendapat kemoterapi.

    Efek sampingnya lebih rendah daripada metoklopramid, yaitu mulut

    kering, kulit gatal, diare, pusing. Pada pemberian jangka panjang atau dosis

    tinggi, efeknya akan meningkatkan sekresi prolaktin, dan dapat

    menimbulkan ginekomasti pada pria, serta galaktore dan amenore pada

    wanita.

    Cisapride

    Cisapride merupakan derivat benzidamide dan tergolong obat prokinetik

    baru yang mempunyai khasiat memperbaiki motilitas seluruh saluran cerna.

    Obat ini mempunyai spektrum yang luas.

    Pada penderita dengan dispepsia, dimana sering terjadi gangguan

    motilitas pada saluran cerna bagian atas, obat ini bermanfaat untuk

    memperbaiki. Hal ini disebabkan karena cisapride meningkatkan tonus

    sphincter oesophagus bagian bawah, peristaltik oesophagus, dan

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    40

    pengosongan oesophagus. Di samping itu, akan meningkatkan peristaltik

    antrum, memperbaiki koordinasi gastro-duodenum dan mempercepat

    pengosongan lambung. Manfaat cisapride pada saluran cerna bagian

    bawah yaitu akan merangsang aktivitas motorik usus halus dan kolon

    sehingga mempercepat transit di sini. Jadi, obat ini juga bermanfaat pada

    pseudo-obstruksi usus kronis idiopatik, pada penderita konstipasi karena

    paraplegia, dan pemakai obat laxatif yang menahun.

    Efek samping yang ditimbulkannya yaitu borborigmi, diare, dan rasa

    kejang di perut yang sifatnya sementar.

    b. TERAPI NONFARMAKOLOGIS DAN PENCEGAHAN

    Diet merupakan peranan yang terpenting. Pada garis besarnya yang dipakai

    ialah cara pemberian diet seperti yang diajukan oleh Sippy 1915 hingga dikenal

    pula Sippys diet. Sekarang lebih dikenal dengan diet lambung yang sudah

    disesuaikan dengan masyarakat Indonesia. Dasar diet tersebut ialah makan

    sedikit dan berulang kali, makan makanan yang mengandung susu dalam porsi

    kecil. Jadi makanan yang dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak

    merangsang, dan kemungkinan dapat menetralisir HCl. Pemberiannya dalam

    porsi kecil dan berulang kali. Dilarang makan pedas, asam, alkohol.

    PEMBEDAHAN

    Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karena pemberian obat

    sudah efektif. Pembedahan terutama dilakukan untuk:

    - Mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang

    tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami kekambuhan)

    - 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkus

    - Ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas

    - Ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    41

    Tetapi setelah dilakukan pembedahan, ulkus masih dapat kambuh dan dapat timbul

    masalah-masalah lain seperti pencernaan yang buruk, anemia dan penurunan berat

    badan.

    4.10. Komplikasi

    Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut.

    Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa

    berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.

    Penetrasi

    Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai

    ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas. Hal ini akan menyebabkan

    nyeri tajam yang hebat dan menetap, yang bisa dirasakan diluar daerah yang terkena

    (misalnya di punggung, karena ulkus duodenalis telah menembus pankreas). Nyeri

    akan bertambah jika penderita merubah posisinya. Jika pemberian obat tidak berhasil

    mengatasi keadaan ini, mungkin perlu dilakukan pembedahan.

    Perforasi

    Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung bisa menembus

    dindingnya dan membentuk lubang terbuka kerongga perut. Nyeri dirasakan secara

    tiba-tiba, sangat hebat dan terus menerus, dan dengan segera menyebar keseluruh

    perut. Penderita juga bisa merasakan nyeri pada salah satu atau kedua bahu, yang

    akan bertambah berat jika penderita menghela nafas dalam. Perubahan posisi akan

    memperburuk nyeri sehingga penderita seringkali mencoba untuk berbaring

    mematung. Bila ditekan, perut terasa nyeri. Demam menunjukkan adanya infeksi di

    dalam perut. Jika tidak segera diatasi bisa terjadi syok. Keadaan ini memerlukan

    tindakan pembedahan segera dan pemberian antibiotic intravena.

    Perdarahan

    Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi. Gejala dari perdarahan

    karena ulkus adalah:

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    42

    - Muntah darah segar atau gumpalan coklat kemerahan yang berasal dari makanan

    yang sebagian telah dicerna, yang menyerupai endapan kopi

    - Tinja berwarna kehitaman atau tinja berdarah.

    Dengan endoskopi dilakukan kauterisasi ulkus. Bila sumber perdarahan tidak dapat

    ditemukan dan perdarahan tidak hebat, diberikan pengobatan dengan antagonis-H2

    dan antasid. Penderita juga dipuasakan dan diinfus, agar saluran pencernaan dapat

    beristirahat. Bila perdarahan hebat atau menetap, dengan endoskopi dapat

    disuntikkan bahan yang bisa menyebabkan pembekuan. Jika hal ini gagal, diperlukan

    pembedahan.

    Penyumbatan

    Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau jaringan parut

    karena ulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di ujung lambung atau

    mempersempit duodenum.

    Penderita akan mengalami muntah berulang, dan sering kali memuntahkan sejumlah

    besar makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya. Gejala lainnya adalah rasa

    penuh di perut, perut kembung dan berkurangnya nafsu makan.

    Lama-lama muntah bisa menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi dan

    ketidakseimbangan mineral tubuh. Mengatasi ulkus bisa mengurangi penyumbatan,

    tetapi penyumbatan yang berat memerlukan tindakan endoskopik atau pembedahan.

    Komplikasi infeksi H. Pylori:

    1. Ulkus peptikum dan ulkus duodenum, sebagian besar ulkus ini disebabkan oleh

    H. pylori.

    2. Inflamasi mukosa gaster, H. Pylori dapat mengiritasi permukaan lambung,

    menyebabkan inflamasi (gastritis).

    3. Kanker lambung, infeksi H. Pylori merupakan faktor resiko yang kuat untuk

    beberapa kanker lambung, termasuk adenokarsinoma dan MALT limfoma.

  • Harvien Bhayangkara 1102013124

    43

    (Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER), 2011)

    4.11. Pencegahan

    Mengatur pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang

    dengankebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi

    makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus

    makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara

    wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.

    4.12. Prognosis

    Pada umumnya baik dengan pengobatan yg adekuat.

    Diagnosis infeksi H. Pylori biasanya mengikuti diagnosis gastritis atau ulkus.

    Dengan terapi antibiotik yang adekuat, bakteri dapat dieradikasi dan resiko

    komplikasi berkurang. Setelah H. Pylori tereradikasi dari tubuh, resiko terjadinya

    reinfeksi rendah. Namun, setelah infeksi sembuh, perlu dilakukan modifikasi

    perilaku untuk mencegah inflamasi lambung karena penyebab non-infeksi

    Daftar Pustaka

    Hadi, Sujono. 2002. Buku Gastroenterologi. Bandung: P.T. ALUMNI

    Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Prince, Sylvia. A. 2005. Patofisiologi Buku 2 Edisi 6. Jakarta: EGC

    Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC

    Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

    Sofwan, Achmad. 2011. Tractus Digestivus (Apparatus Digestorius). Jakarta: FK YARSI

    Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid I. Jakarta: Interna Publishing

    Julius, 1992; Yuan, dkk., 2006; Shrestha & Lau, 2006