Top Banner

of 51

pbl endokrin sk1

Oct 06, 2015

Download

Documents

dm tipe 2 fk yarsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

SKENARIO 1PENGLIHATAN TERGANGGUTn. A, 56 tahun, mengeluh penglihatan terganggu di kedua mata sejak 2 bulan yang lalu. Kadang-kadang terlihat bintik gelap dan lingkaran-lingkaran cahaya. Pasien sudah mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun. Saat ini telapak kaki terasa kesemutan dan nyeri bila berjalan. Tekanan darah 130/90 mmHg, berat badan 80 kg, tinggi badan 165 cm, dan indeks massa tubuh (IMT) 29,4 kg/m2, lingkar perut 108 cm. Kulit teraba kering dan pada pemeriksaan sensorik dengan monofilament Semmes Weinstein 10 gram sudah terdapat penurunan rasa nyeri. Pemeriksaan Ankle Brachial Index 0,9. Pada pemeriksaan funduskopi terdapat mikroaneurisma dan perdarahan dalam retina. Hasil laboratorium glukosa darah puasa 256 mg/dl, glukosa darah 2 jam setelah makan 345 mg/dl, HbA1c 10,2 g/dl, dan protein urin positif 3.Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melihat komplikasi kronik mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. Pasien juga diberikan edukasi perencanaan makan diet 1900 kalori yang halal dan baik sesuai ajaran Islam, jenis olahraga yang sesuai, dan pemberian insulin untuk mengontrol glukosa darahnya, serta efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian obat.

KATA-KATA SULIT1. DM tipe 2: penyakit kronis kadar gula darah tinggi karena kerusakan pada volume reseptor insulin.2. IMT: indeks massa tubuh dengan rumus berat badan (kg) dibagi tinggi badan kuadrat (m).Nilai normal: 18,5-22,9 23,0: kelebihan berat badan23,0-24,9: resiko obese25,0-29,9: obese 1 30: obese 23. Monofillament Semmes Weinstein: tes uji diabetic peripheral neuropathy dengan memberi tekanan di daerah kaki.4. Ankle Brachial Index: tes tekanan darah sistolik untuk membandingkan tekanan darah lengan dengan tekanan darah tumit. Nilai normal: 0,9-1,3.5. Funduskopi: pemeriksaan mata bagian dalam (oftalmoskopi).6. Mikroaneurisma: pelebaran pembuluh darah kapiler di mata.7. HbA1C: gula darah yang terikat dengan hemoglobin. Nilai 6,5%: + diabetes.8. Mikroangiopati: akumulasi lipid dan gumpalan darah di kapiler.9. Makroangiopati: akumulasi lipid dan gumpalan darah di pembuluh darah besar.10. Neuropati: gangguan fungsi saraf.11. Insulin: hormon yang mengendalikan glukosa darah ke dalam sel.

PERTANYAAN1. Apa kaitan antara obesitas dengan DM?2. Mengapa pasien melihat bintik gelap dan lingkar cahaya?3. Mengapa diberi insulin?4. Mengapa terjadi proteinuria dan apa hubungannya dengan DM?5. Apa yang dimaksud dengan perencanaan diet? Dan kenapa harus diberi perencanaan tersebut?6. Mengapa hanya kakinya yang terasa kesemutan?7. Apa efek samping obat DM tersering?8. Apa hubungan kulit kering dengan DM?9. Mengapa tes gula darah harus dua kali?10. Apa saja pemeriksaan untuk melihat komplikasi kronik DM?11. Apa fungsi dari pemeriksaan Ankle Brachial Index?12. Apa saja faktor risiko DM tipe 2?

JAWABAN1. Kaitan obesitas dengan DM adalah terlalu banyak asupan makanan yang masuk (terutama karbohidrat dan lemak) yang bisa membuat obesitas, maka insulin banyak bekerja, sehingga lama kelamaan tubuh kita menjadi resisten terhadap insulin sehingga timbullah DM tipe 2.2. Bintik gelap dan lingkaran cahaya bisa didapatkan dari perdarahan dalam retina dan mikroaneurisma yang dialami pasien. Karena terjadi pelebaran pembuluh kapiler mata, sehingga bisa pecah dan terjadi perdarahan sehingga mengenai saraf mata dan pembuluh darah yang menutrisi mata jadi tidak adekuat, penglihatan pun menjadi tidak jelas.3. Insulin diberikan karena sel dari pancreas yang menghasilkan insulin sudah rusak akibat kompensasi yang dilakukan terus menerus.4. Insulin bersifat memecah protein sehingga membuat protein dalam darah meningkat, selanjutnya ginjal sudah tidak mampu melakukan filtrasi akibat banyaknya protein tersebut dan terjadilah proteinuria.5. Perencanaan diet bertujuan untuk menurunkan berat badan agar IMT menjadi ideal.6. Kaki lebih sering terasa kesemutan karena kaki menopang massa tubuh yang besar sehingga tekanan untuk menopang menjadi lebih besar.7. Efek samping tersering dari obat DM adalah hipoglikemia dan menaikkan berat badan.8. Hubungan kulit kering dengan DM adalah karena pada pasien terjadi proteinuria sehingga protein plasma menurun dan tidak ada yang menarik cairan dalam tubuh sehingga kulit menjadi dehidrasi (kering).9. Tes gula darah dilakukan 2 kali agar lebih spesifik dan sebagai pembanding.10. Pemeriksaan yang dilakukan bisa berupa pemeriksaan Semmes Weinstein untuk memeriksa gejala neuropati, memeriksa mikroalbuminuria untuk gejala nefropati, melakukan funduskopi untuk memeriksa retinopati diabetic, Ankle Brachial Index untuk memeriksa adanya Peripheral Artery Disease, dan memeriksa kolesterol total dan HDL serta LDL dan profil lipid untuk mengetahui adanya aterosklerosis.11. Fungsi Ankle Brachial Index untuk mengetahui adanya Peripheral Artery Disease.12. Faktor risiko DM tipe 2 berdasarkan pola hidup yang menyebabkan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, di samping itu adanya riwayat keluarga juga menjadi salah satu faktor risiko.

HIPOTESISPola hidup yang tidak seimbang memicu obesitas sampai dirasakannya gejala neuropati dan resistensi insulin, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan didiagnosis DM tipe 2 maka dilanjutkan pemeriksaan komplikasi seperti retinopati diabetik, dan diberi perencanaan diet serta terapi insulin.

SASARAN BELAJARLI. 1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Insulin dalam tubuhLO. 1.1. Peranan Insulin Dalam Tubuh Berdasarkan BiokimiaLO. 1.2. Peranan Insulin Dalam Tubuh Berdasarkan FisiologiLI. 2. Memahami dan Menjelaskan Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.1. Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.2. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.3. Epidemiologi Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.4. Klasifikasi Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.5. Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.6. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.8. Prognosis Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.9. Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.10 Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe 2LI. 3. Memahami dan Menjelaskan Retinopati DiabetikLO. 3.1. Definisi Retinopati DiabetikLO. 3.2. Etiologi Retinopati DiabetikLO. 3.3. Epidemiologi Retinopati DiabetikLO. 3.4. Klasifikasi Retinopati DiabetikLO. 3.5. Patofisiologi Retinopati DiabetikLO. 3.6. Manifestasi Klinis Retinopati DiabetikLO. 3.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Retinopati DiabetikLO. 3.8. Tatalaksana Retinopati DiabetikLO. 3.9. Prognosis Retinopati DiabetikLO. 3.10 Pencegahan Retinopati DiabetikLO. 3.11. Komplikasi Retinopati DiabetikLI. 4. Memahami dan Menjelaskan Kebutuhan Kalori Pasien DM Tipe 2LI. 5. Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana DM tipe 2LI. 6. Memahami dan Menjelaskan Makanan Halal Menurut Ajaran Islam

LI. 1. Memahami dan Menjelaskan Peranan Insulin dalam tubuhLO. 1.1. Peranan Insulin dalam Tubuh Berdasarkan BiokimiaSTRUKTUR INSULINInsulin adalah monomer yang terdiri dari dua rantai polipeptida: rantai A memiliki 21 asam amino dan rantai B memiliki 30 asam amino (pada manusia). Dua jembatan disulfida (residu A7 ke B7, dan A20 ke B19) kovalen menambatkan rantai, dan rantai A mengandung jembatan disulfida internal (residu A6 ke A11). Terutama, posisi tiga ikatan disulfida ini tidak bervariasi dalam bentuk mamalia insulin.

Gambar 1. Struktur InsulinSumber: http://diabetesmanager.pbworks.com/f/figure1a%20%26%20b.gif

SINTESIS INSULINInsulin adalah hormon yang secara eksklusif diproduksi oleh sel beta pankreas. Sel beta yang terletak di pankreas dalam kelompok yang dikenal sebagai pulau Langerhans. Insulin adalah protein kecil dan diproduksi sebagai bagian dari protein yang lebih besar untuk memastikan lipatan dengan benar. Dalam perakitan protein insulin, transkrip mRNA diterjemahkan menjadi protein aktif yang disebut preproinsulin. Preproinsulin berisi urutan sinyal amino-terminal yang diperlukan agar hormon prekursor untuk melewati membran dari retikulum endoplasma (ER) untuk pengolahan pasca-translasi. Setelah memasuki ER, urutan sinyal preproinsulin, sekarang tidak berguna, yang proteolitik dihapus untuk membentuk proinsulin. Setelah pembentukan pasca-translasi dari tiga ikatan disulfida penting terjadi, peptidases tertentu proinsulin membelah. Produk akhir dari biosintesis adalah insulin matang dan aktif. Akhirnya, insulin dikemas dan disimpan dalam butiran sekretori, yang menumpuk di sitoplasma, sampai dipicu untuk dikeluarkan.

SEKRESI INSULINProses di mana insulin dilepaskan dari sel-sel beta, dalam menanggapi perubahan dalam konsentrasi glukosa darah, adalah mekanisme yang kompleks dan menarik yang menggambarkan sifat rumit dari regulasi insulin. Tipe 2 transporter glukosa (GLUT2) memediasi masuknya glukosa ke dalam sel beta. Sebagai bahan bakar baku untuk glikolisis, glukosa terfosforilasi oleh glukokinase enzim. Glukosa diubah menjadi efektif ini terjebak dalam sel-sel beta dan selanjutnya dimetabolisme untuk membuat ATP, molekul energi pusat. Rasio ATP:ADP meningkat menyebabkan saluran jembatan kalium ATP dalam membran sel untuk menutup, mencegah ion kalium dari yang didorong melewati membran sel. Berikutnya kenaikan muatan positif di dalam sel, karena peningkatan konsentrasi ion kalium, menyebabkan depolarisasi sel. Efek bersih adalah aktivasi jembatan saluran kalsium tegangan, yang ion kalsium transportasi ke dalam sel. Peningkatan cepat konsentrasi kalsium intraseluler memicu ekspor butiran insulin dengan proses yang dikenal sebagai eksositosis. Hasil akhir adalah ekspor insulin dari sel beta dan difusi ke dalam pembuluh darah di dekatnya. Kapasitas vaskular luas sekitar pulau pankreas menjamin difusi cepat dari insulin (dan glukosa) antara sel-sel beta dan pembuluh darah.

Gambar 2. Sekresi InsulinSumber: http://themedicalbiochemistrypage.org/images/gsis.png

RESEPTOR INSULIN Reseptor insulin unik karena merupakan kompleks heterotetrameric terdiri dari dua ekstraseluler -peptida yang disulfida terikat dua -peptida transmembran. Kedua subunit - dan - dari kompleks reseptor berasal dari sebuah gen tunggal. Pengolahan reseptor ini mengingatkan pengolahan protein preproinsulin yang mengarah ke dua peptida (A dan B) disulfida terikat bersama untuk membentuk insulin bioaktif.

Gambar 3. Reseptor Insulin. Sumber: http://themedicalbiochemistrypage.org/images/insulin-receptor.png

AKTIVITAS INSULINBeberapa peran insulin Ketika insulin berikatan dengan reseptornya memicu autofosforilasi reseptor yang menghasilkan situs docking untuk protein substrat reseptor insulin (IRS-1-IRS4). Protein IRS pada gilirannya memicu aktivasi beragam protein sinyal pentransduksi. Hasil akhir aktivasi reseptor insulin bervariasi dan dalam banyak kasus sel jenis tertentu tetap mencakup perubahan dalam metabolisme, fluks ion, translokasi protein, tingkat transkripsi, dan sifat pertumbuhan sel responsif.PDE3B = phosphodiesterase 3B (juga disebut adiposit cAMP fosfodiesterase), GS = glikogen sintase, HSL = hormon lipase sensitif, ACC = asetil-CoA karboksilase, liase ACL = ATP-sitrat.

Gambar 4. Aktivitas Insulin. Sumber: http://themedicalbiochemistrypage.org/images/insulin-receptor-signaling.png

LO. 1.2. Peranan Insulin Dalam Tubuh Berdasarkan FisiologiInsulin menurunkan kadar glukosa, asam amino, dan asam lemak darah serta meningkatkan anabolisme molekul nutrien kecil ini.

Efek pada karbohidratInsulin memiliki empat efek yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan penyimpanan karbohidrat sebagai berikut.

1. Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Beberapa jaringan yang tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa, yaitu otak, otot yang aktif, dan hati.1. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, baik di otot maupun di hati.1. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa. Dengan menghambat glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati. 1. Insulin menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis, perubahan asam amino menjadi glukosa di hati.

Dengan demikian, insulin menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan meningkatkan penyerapan glukosa dari darah untuk digunakan dan disimpan oleh sel, sementara secara simultan menghambat dua mekanisme yang digunakan oleh hati untuk mengeluarkan glukosa baru ke dalam darah. Insulin adalah satu-satunya hormon yang menurunkan kadar glukosa darah.

Efek pada lemakInsulin mempunyai banyak efek untuk menurunkan kadar asam lemak darah dan medorong pembentukan simpanan trigliserida sebagai berikut :

1. Insulin meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa. Glukosa berfungsi sebagai prekursor untuk pembentukan asam lemak dan gliserol, yaitu bahan mentah untuk membentuk trigliserida1. Insulin mengaktifkan enzim enzim yang mengkatalisai pembentukan asam lemak dari turunan glukosa1. Insulin meningkatkan masuknya asam asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan adiposa1. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak), sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah.

Efek pada protein Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan meningkatkan sintesis protein sebagai berikut:

1. Insulin mendorong transportasi aktif asam asam amino dari darah ke dalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurunkan kadar asam amino dalam darah dan menghasilkan bahan pembangun untuk sintesis protein di dalam sel.1. Insulin meningkatkan kecepatan penggabungan asam amino ke dalam protein dengan merangsang perangkat pembuat protein di dalam sel.1. Insulin menghambat penguraian protein. Akibat efek ini adalah efek anabolik protein. Karena itu insulin esensial bagi pertumbuhan normal.

Tabel 1. Faktor yang Mempengaruhi Insulin

FAKTOR YANG MENINGKATKAN SEKRESI INSULINFAKTOR YANG MENURUNKAN SEKRESI INSULIN

Peningkatan glukosa darahPenurunan kadar glukosa darah

Peningkatan asam lemak bebas Keadaan puasa

Peningkatan asam aminoSomatostatin

Hormon gastrointestinal (gastrin, kolesistokinin, sekretin, gastric inhibitory product (GIP)Aktivitas alfa adrenergik

Hormon glukagon, hormon pertumbuhan, kortisolLeptin

Stimulasi parasimpatis (asetilkolin) dan beta adrenergik

Keadaan resistensi insulin: obesitas

Obat-obatan: sulfonilurea

Sumber: Fisiologi SherwoodLI. 2. Memahami dan Menjelaskan Diabetes Mellitus Tipe 2LO. 2.1. Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

LO. 2.2. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe 2Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Banyak pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik, Afrika dan Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko menderita diabetes tipe 2 adalah makanan dan aktivitas fisik kita sehari-hari.Berikut ini adalah faktor-faktor risiko mayor seseorang untuk menderita diabetes tipe 2:1. Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak atau adik)2. Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)3. Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi (>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL 40 tahun) dengan puncak onset pada usia 60 tahun dan meliputi 95% dari seluruh kasus. Hampir 50% kasus DM tipe 2 tidak terdiagnosis dikarenakan gejalanya sering tidak disadari dan fase preklinisnya berlangsung selama 5 10 tahun.

Tingkat diabetes didiagnosis dengan ras atau etnis latar belakang adalah: 7,6% dari kulit putih non-Hispanik 9,0% dari Asian Amerika 12,8% dari Hispanik 13,2% dari kulit hitam non-Hispanik 15,9% dari Amerika Indian / Alaska Pribumi Rincian antara Asia Amerika: 4,4% untuk Cina 11,3% untuk Filipina 13.0 for Indonesia Asia 8,8% for Asia lainnya. Rincian kalangan orang dewasa Hispanik: 8,5% untuk Tengah dan Selatan Amerika 9,3% untuk Kuba 13,9% untuk Amerika Meksiko 14,8% untuk Puerto Rico.

LO. 2.4. Klasifikasi Diabetes Mellitus Tipe 2Klasifikasi DM menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008 dan Departement of Health and Human Service USA (2007) terbagi dalam3 bagian yaitu Diabetes tipe 1, Diabetes tipe 2, dan Diabetes Gestational. Namun, menurut American Diabetes Association (2009), klasifikasi DM terbagi 4 bagian dengan tambahan PraDiabetes.a. Diabetes tipe 1DM tipe 1 merupakan bentuk DM parah yang sangat lazim terjadi pada anak remaja tetapi kadangkandang juga terjadi pada orang dewasa, khususnya yang nonobesitas dan mereka yang berusia lanjut ketika hiperglikemia tampak pertama kali. Keadaan tersebut merupakan suatu gangguan katabolisme yang disebabkan hampir tidak terdapat insulin dalam sirkulasi darah, glukagon plasmameningkat dan selsel pankreas gagal merespons semua stimulus insulinogenik. Oleh karena itu diperlukan pemberian insulin eksogen untuk memperbaiki katabolisme, menurunkan hiperglukagonemia dan peningkatan kadar glukosa darah (Karam, 2002). Gejala penderita DM tipe 1 termasuk peningkatan ekskresi urin (poliuria), rasa haus (polidipsia), lapar, berat badan turun, pandangan terganggu, lelah, dan gejala ini dapat terjadi sewaktuwaktu (tibatiba) (WHO, 2008).

b. Diabetes tipe 2DM tipe 2 merupakan bentuk DM yang lebih ringan, terutama terjadi pada orang dewasa. Sirkulasi insulin endogen sering dalam keadaan kurang dari normal atau secara relatif tidak mencukupi. Obesitas pada umumnya penyebab gangguan kerja insulin, merupakan faktor risiko yang biasa terjadi pada DM tipe ini dan sebagian besar pasien dengan DM tipe 2 bertubuh gemuk. Selain terjadinya penurunan kepekaan jaringan terhadap insulin, juga terjadi defisiensi respons sel pankreas terhadap glukosa (Karam, 2002). Gejala DM tipe 2 mirip dengan tipe 1, hanya dengan gejala yang samar. Gejala bisa diketahui setelah beberapa tahun, kadangkadangkomplikasi dapatterjadi. Tipe DM ini umumnya terjadi pada orang dewasa dan anakanak yang obesitas.

c. Diabetes GestationalDM ini terjadi akibat kenaikan kadar gula darah pada kehamilan (WHO, 2008). Wanita hamil yang belum pernah mengalami DM sebelumnya namun memiliki kadar gula yang tinggi ketika hamil dikatakan menderita DM gestational. DM gestational biasanya terdeteksi pertama kali pada usiakehamilan trimester II atau III (setelah usia kehamilan 3 atau 6 bulan) dan umumnya hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Diabetes gestational terjadi pada 35% wanita hamil (Anonim, 2009).Mekanisme DM gestational belum diketahui secara pasti. Namun, besar kemungkinan terjadi akibat hambatan kerja insulin oleh hormon plasenta sehingga terjadi resistensi insulin. Resistensi insulin ini membuat tubuh bekerja keras untuk menghasilkan insulin sebanyak 3 kali dari normal.DM gestational terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat dan menggunakan seluruh insulin yang digunakan selama kehamilan. Tanpa insulin, glukosa tidak dihantarkan ke jaringan untuk dirubah menjadi energi, sehingga glukosa meningkat dalam darah yang disebut dengan hiperglikemia(Anonim, 2009).

d. PraDiabetesPradiabetes merupakan DM yang terjadi sebelum berkembang menjadi DM tipe 2. Penyakit ini ditandai dengan naiknya KGD melebihi normal tetapi belum cukup tinggi untuk dikatakan DM. Di Amerika Serikat 57 juta orang menderita pradiabetes. Penelitian belakangan ini menunjukkan bahwa beberapa kerusakan jangka panjang khususnya pada jantung dan sistem sirkulasi, kemungkinan sudah terjadi pada pradiabetes, untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan diet nutrisi dan latihan fisik (Anonim, 2009).

LO. 2.5 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2Terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jar inga n.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun, jika sel-sel tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.Skema 1. Patofisiologi DM. Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-gHlKxUFz64w/Uo0Qe5XgG9I/AAAAAAAAAOQ/GKZifVfAcAM/s1600/pathway+diabetes+melitus.jpg

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton.Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II.Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, pilidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.Kelebihan lemak bebas (FFA) menyebabkan resistensi insulin dan respon inflamasi ditingkatkan dalam sel-sel seperti hati dan jaringan adiposa. Hanya jalur utama diatur oleh insulin relatif terhadap glukosa dan homeostasis lipid yang akan ditampilkan. JNK = kinase Juni N-terminal. PKC = protein kinase C. IKK = inhibitor nuclear factor kappa B kinase beta. ROS = spesies oksigen reaktif. PI3K = phosphatidylinositol-3 kinase. DAG = diasilgliserol. TAG = trigliserida. LCA-CoA = rantai panjang asil-COA. NFB = faktor nuklir kappa B. PKB (protein kinase B) adalah kinase serin / treonin juga dikenal sebagai Akt.

Gambar 5. Resistensi Insulin. Sumber: http://themedicalbiochemistrypage.org/images/insulin-resistance.png

LO. 2.6. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus Tipe 2Gejala-gejala diabetes termasuk merasa sangat haus, lewat urin lebih banyak dari biasanya dan merasa lelah sepanjang waktu. Gejala-gejala terjadi karena beberapa atau semua glukosa tetap dalam darah dan tidak digunakan sebagai bahan bakar untuk energi. Tubuh Anda akan mencoba untuk menyingkirkan kelebihan glukosa dalam urin Anda. Gejala utama, yang sama untuk kedua diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2, adalah: kencing lebih sering dari biasanya, terutama pada malam hari merasa sangat haus merasa sangat lelah penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan gatal di sekitar penis atau vagina, atau episode sering sariawan luka atau luka yang lama sembuh penglihatan kabur (yang disebabkan oleh lensa mata menjadi kering) Tanda-tanda dan gejala dari diabetes tipe 1 biasanya jelas dan berkembang sangat cepat, sering selama beberapa minggu. Tanda-tanda dan gejala dari diabetes tipe 2 tidak selalu begitu jelas, dan itu sering didiagnosis selama pemeriksaan rutin. Hal ini karena gejala sering ringan dan berkembang secara bertahap selama beberapa tahun. Ini berarti bahwa Anda mungkin memiliki diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun tanpa menyadarinya. Diagnosis dini dan pengobatan untuk diabetes tipe 2 adalah sangat penting karena dapat mengurangi risiko terkena komplikasi di kemudian hari. Kunjungi dokter Anda secepat mungkin jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki diabetes. Hiperglikemia Diabetes tipe 2 terjadi ketika pankreas (kelenjar besar di belakang perut) tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah Anda, atau ketika sel-sel dalam tubuh Anda tidak merespon dengan baik terhadap insulin yang dihasilkan. Karena kekurangan insulin atau ketidakmampuan untuk mengatur glukosa darah, kadar glukosa darah Anda dapat menjadi sangat tinggi. Hal ini dikenal sebagai hiperglikemia. Hiperglikemia dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk: makan terlalu banyak tidak sehat tidak efektif - atau tidak mengambil cukup - obat diabetes Hiperglikemia menyebabkan gejala utama diabetes, yang meliputi rasa haus yang ekstrim dan sering buang air kecil.

LO. 2.7. Diagnosis dan Diagnosis Banding Diabetes Mellitus Tipe 2DIAGNOSISANAMNESIS

Identitas penderitaMeliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masukrumah sakit dan diagnosa medis. Keluhan UtamaAdanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. Riwayat kesehatan sekarangBerisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya. Riwayat kesehatan dahuluAdanya riwayat penyakit DM atau penyakit penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita. Riwayat kesehatan keluargaDari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapatmenyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung. Riwayat psikososialMeliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluargaterhadap penyakit penderita.

PEMERIKSAAN FISIK

Status kesehatan umumMeliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda tanda vital. Kepala dan leherKaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh. Sistem integumenTurgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. Sistem pernafasanAdakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi. Sistem kardiovaskulerPerfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. Sistem gastrointestinalTerdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. Sistem urinaryPoliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih. Sistem muskuloskeletalPenyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas. Sistem neurologisTerjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANGTes HbA1C Tes HbA1C digunakan untuk mendeteksi diabetes tipe 2 dan pradiabetes tetapi tidak dianjurkan untuk diagnosis diabetes tipe 1 atau diabetes gestasional. Tes HbA1C adalah tes darah yang mencerminkan rata-rata kadar glukosa darah seseorang selama 3 bulan terakhir dan tidak menunjukkan fluktuasi harian. Tes A1C lebih nyaman bagi pasien dibandingkan dengan tes glukosa tradisional karena tidak memerlukan puasa dan dapat dilakukan setiap saat sepanjang hari. Hasil uji HbA1C dilaporkan sebagai persentase. Semakin tinggi persentase, kadar glukosa darah seseorang lebih tinggi telah. Tingkat HbA1C normal adalah di bawah 5,7 persen. Sebuah hasil HbA1C dari 5,7-6,4 persen menunjukkan pradiabetes. Orang yang didiagnosis dengan pradiabetes dapat diuji ulang dalam 1 tahun. Orang dengan HbA1C di bawah 5,7 persen maystill beresiko untuk diabetes, tergantung pada ada karakteristik lain yang menempatkan mereka pada resiko, juga dikenal sebagai faktor risiko. Orang dengan HbA1C di atas 6,0 persen harus dipertimbangkan pada risiko yang sangat tinggi mengembangkan diabetes. Sebuah level 6,5 persen atau di atas berarti seseorang memiliki diabetes. Hasil abnormal. Tes HbA1C dapat diandalkan untuk mendiagnosis atau memantau diabetes pada orang dengan kondisi tertentu diketahui mengganggu hasil. Interferensi harus dicurigai saat hasil A1C tampak sangat berbeda dari hasil tes glukosa darah. Orang-orang dari Afrika, Mediterania, atau keturunan Asia Tenggara atau orang-orang dengan anggota keluarga dengan anemia sel sabit atau talasemia yang sangat beresiko gangguan. Namun, tidak semua dari tes HbA1C tidak dapat diandalkan untuk orang dengan penyakit ini. Hasil tes HbA1C False positif juga dapat terjadi pada orang dengan masalah lain yang mempengaruhi darah atau hemoglobin mereka seperti penyakit ginjal kronis, penyakit hati, atau anemia. Perubahan Pengujian Diagnostik Di masa lalu, tes HbA1C digunakan untuk memantau kadar glukosa darah tetapi tidak untuk diagnosis. Tes HbA1C sekarang telah dibakukan, dan pada tahun 2009, komite ahli internasional direkomendasikan digunakan untuk diagnosis diabetes tipe 2 dan prediabetes.Tes Glukosa Plasma PuasaThe FPG tes digunakan untuk mendeteksi diabetes dan pradiabetes. The FPG tes telah tes yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis diabetes karena lebih mudah daripada TTGO dan lebih murah. The FPG Uji ini mengukur glukosa darah pada orang yang telah berpuasa selama minimal 8 jam dan paling dapat diandalkan ketika diberikan di pagi hari. Orang dengan kadar glukosa puasa 100 sampai 125 mg / dL memiliki gangguan glukosa puasa (IFG), atau pradiabetes. Tingkat dari 126 mg / dL atau di atas, dikonfirmasi dengan mengulang uji pada hari lain, berarti seseorang memiliki diabetes. Tes Toleransi Glukosa OralThe OGTT dapat digunakan untuk mendiagnosa diabetes, pradiabetes, dan diabetes gestasional. Penelitian telah menunjukkan bahwa OGTT lebih sensitif dibandingkan tes FPG, tetapi kurang nyaman untuk mengelola. Ketika digunakan untuk menguji untuk diabetes atau pradiabetes, OGTT mengukur glukosa darah setelah seseorang berpuasa selama minimal 8 jam dan 2 jam setelah orang minum cairan yang mengandung 75 gram glukosa dilarutkan dalam air. Jika kadar gula darah 2 jam antara 140 dan 199 mg / dL, orang tersebut memiliki jenis pradiabetes disebut gangguan toleransi glukosa (IGT). Jika dikonfirmasi oleh tes kedua, tingkat glukosa 2 jam dari 200 mg / dL atau di atas berarti seseorang memiliki diabetes.Tes Glukosa Darah SewaktuTes darah, glukosa plasma acak (RPG) tes, kadang-kadang digunakan untuk mendiagnosa diabetes selama pemeriksaan kesehatan secara teratur. Jika RPG mengukur 200 mikrogram per desiliter atau di atas, dan orang tersebut juga menunjukkan gejala diabetes, maka dokter bisa mendiagnosa diabetes.

Tabel 2. Level Gula Darah. Sumber: http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/diagnosis/images/DM_Blood_Test_Levels_Chart.jpg

Gambar 6. Alur Diagnosis DM Tipe 2DIAGNOSIS BANDING Diabetes mellitus tipe 1 Onset sering pada usia