Struktur dan Mekanisme Pencernaan Ayu Natalia E7 102011302
PendahuluanSeorang laki laki usia 80 tahun yang menderita
tekanan darah tinggi datang ke RS dengan keluhan tiba-tiba pusing
dan sukar berjalan. Pada pemeriksaan ternyata ia menderita stroke
dengan dysphagia, sehingga dianjurkan untuk memakai sonde
lambung.
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari
struktur yang komplekdiubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang
dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan. Organ-organ yang berperan dalam sistem pencernaan
antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan
meliputi hati dan pankreas. Semua organ tersebut memiliki peranan
masing-masing dan bekerja secara berkesinambungan agar makanan
dapat diproses didalam tubuh hingga keluar dalam bentuk feses. Pada
kasus diatas disebutkan bahwa Bapak 80 tahun menderita dysphagia
yaitu kesukaran menelan, dysphagia terjadi pada daerah mulut,
orofaring atau esophagus dan biasanya akibat dari suatu kelainan
motorik atau obstruksi mekanis. Pada makalah ini akan dibahas lebih
dalam mengenai struktur makroskopis, mikroskopis, dan mekanisme
pencernaan.
Email: [email protected] KedokteranUniversitas
Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No.6 Jakarta
BaratStruktur Makroskopis Sistem PencernaanSaluran sistem
pencernaan terdiri dari cavum oris, pharynx, oesophagus, gaster,
usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum),
rectum, dan anus. Selain itu, sistem pencernaanjuga meliputi
organ-organ yang terletak diluarsaluran pencernaan, yaitu pankreas,
hepar, vesica fellea (kandung empedu), dan kelenjar-kelenjar
ludah.
Gambar 1 Sistem Pencernaan(Sumber: www.google.com)
1. Cavum orisCavum oris ialah ruangan yang dimulai dari rima
oris dan berkahir pada isthmus faucium. Rongga ini selain berfungsi
sebagai bagian dari saluran cerna juga berfungsi sebagai ruang yang
dapat dilalui udara pernapasan dan juga berperan penting dalam
pembentukan suara. Rongga ini terbagi atas 2 daerah yaitu
vestibulum oris dan cavum oris proprium. Vestibulum oris merupakan
daerah di antar bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi bersama
processus alveolarisnya di sebelah dalam. Sedangkan cavum oris
proprium adalah daerah yang berada di belakang vestibulum oris yang
berhadapan dengan palatum durum dan palatum molle di bagian
atasnya. Ruang ini berakhir di isthmus faucium serta berisi organ
sensibel yang berfungsi dalam pengecapan yaitu
lingua/lidah.1Gigi-geligi pada manusia berjumlah 32 buah yang
terbagi 2 menjadi 16 buah masing-masing pada bagian atas dan bawah.
16 gigi tersebut terdiri dari 2 gigi seri (dens incisivus), 1 gigi
taring (dens caninus), 2 gigi geraham depan (dens premolaris) dan 3
gigi geraham belakang (dens molaris). Gigi bagian atas mendapat
pendarahan dari cabang a. fascialis yaitu rr. Alveolaris superior
dan a. infra orbitalis. Sedangkan gigi bagian bawah mendapat
pendarahan dari a. alveolaris inferior yang juga merupakan cabang
dari a. fascialis. Sedangkan sistem pembuluh baliknya ialah plexus
pterygoideus yang menuju ke v. fascialis dan v. alveolaris inferior
yang bermuara ke v. maxilaris. Sistem getah beningnya bermuara ke
nnll. Submentales, submandibulares dan cervical profunda pars
superior. Persarafan gigi meliputi nn. Alveolaris superiores
anteriores medii, posteriores yang merupakan cabang dari n.
maxilaris dan nn. alveolaris inferior yang merupakan cabang dari
nn. mandibulares, serta nn. mentales dan bucales.1Langit-langit
mulut terdiri dari palatum durum dan palatum molle. Palatum durum
adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus
ossismaxillae dan processus horizontalis ossis palatini.
Tulang-tulang ini dilapisi olehselaput lendir di sisi superior dan
inferior. Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang
merupakan tempat lekat bagibeberapa otot, seperti m. tensor veli
palatini, m. levator veli palatini, mm. uvulae, m. palatoglossus
serta mm. palatopharyngeus. Palatum menerima pendarahan dari
cabang-cabang a. maxilaris yakni a. palatina descendens, aa.
Palatinamayor (palatum durum), dan aa. Palatinae minores (palatum
molle). Menerima persarafan dari plexus pharyngeus (N. IX +N. X),
kecuali M. Tensor veli palatini oleh n.Tensoris veli palatini
cabang n. Trigeminus V3. 2Lidah (lingua) mengisi cavum oris hampir
seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Pendarahannya yaitu a.
lingualis dan pembuluh balik nya v.Dorsalis linguale,Vv. Profunda
linguae,V. Sublingualis. Persarafan sensibel oleh N. LingualisV3,
N. IX, N. X. Pengecap oleh N. LingualisV3(chorda typani N.VII), dan
N. X. 2Pada cavum oris terdapat kelenjar ludah yaitu glandula
parotis, glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
Glandula parotis berbentuk seperti piramid dan terletak pada fossa
mandibula antara os mandibula dan m. sternocleidomastoideus. Dalam
kelenjar ini terletak n. fascialis, v. fascialis posterior dan a.
carotis externa. Saluran keluar dari glandula parotis ialah ductus
parotideus yang sejajar dengan arcus zygomaticus.3 Glandula
submandibularis terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang dangkal dan
yang dalam. Saluran keluarnya disebut dengan ductus submandibularis
Whartoni dan bermuara di caruncula sublingualis s. Papila salivaris
inferior yang terletak di belakang gigi seri rahang bawah. Glandula
sublingualis merupakan kelenjar dengan bentuk memanjang dan
terletak di dasar rongga mulut dekat dengan frenulum linguae antara
m. geniohyoideus dan m. genioglossus pada bagian medial dan m.
hyoglossus pada bagian lateral. Saluran keluarnya disebut dengan
ductus sublingual major dan minor. 3 Fungsi utama rongga mulut
serta gigi dalam saluran cerna ialah untuk mengunyah makanan
sehingga lebih mudah dicerna. Untuk membantu fungsi ini terdapat
otot-otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii.
Otot pengunyah terdiri dari otot yang dangkal dan otot yang dalam.
Otot yang dangkal terdiri atas m. masseter dan m. temporalis.
Sedangkan otot yang dalam terdiri atas m. pterygoideus
lateralis/externus dan m. pterygoideus medialis/internus. Otot-otot
ini dipersarafi oleh n. mandibularis (N. V3).1Rongga mulut berakhir
di isthmus faucium. Isthmus faucium ini menghubungkan rongga mulut
dengan saluran selanjutnya yaitu oropharynx. Isthmus faucium
dibatasi oleh tepi bebas dari palatum molle, arcus palatoglossus
dan dorsum linguae. Pada daerah ini terdapat 2 arcus yaitu arcus
palatoglossus dan arcus palatopharyngeus. Di antara kedua arcus ini
terdapat sinus tonsilaris yang berisi tonsila palatina.12.
PharynxPharynx merupakan suatu pipa musculo fascial yang kontraktil
dan bermula dari basis cranii sebelah kranial dan berakhir pada
oesophagus setinggi vertebrae cervicalis ke-6. Pharynx dibagi
menjadi 3 bagian yaitu, nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx.
Bagian pharynx yang berperan menjadi jalan pada saluran cerna ialah
oropharynx. Oropharynx terletak di belakang cavum oris diantara
palatum molle dan epiglottis. Yang menghubungkan oropharynx dengan
cavum oris adalah isthmus faucium. 1Dinding pharynx terdiri dari 3
lapisan yang disebut dengan tunika mucosa, tela submukosa dan
tunica muskularis. Pada tunika muskularis pharynx terdapat 3
lapisan otot yang melingkar (konstriktor) dan 2 otot yang membujur
(elevator).Otot yang melingkar terdiri atas m. constrictor
pharyngis superior, m. constrictor pharyngis medius dan m.
constrictor pharyngis inferior. Ketiganya diperdarahi oleh a.
thyroidea superior dan a. pharyngea ascendens. Sedangkan sistem
pembuluh baliknya oleh plexus pharyngeus yang bermuara ke v.
jugularis interna. Persarafannya oleh plexus pharyngeus yang
merupakan gabungan N. IX, N.X, dan systema sympathicus yang
terletak pada dinding lateral pharynx. Otot membujur pada pharynx
terdiri dari m. stylopharyngeus dan m. palatopharyngeus. Kedua otot
ini berfungsi untuk elevasi dan depresi. 1
3. OesophagusMerupakan pipa musculair sepanjang 25 cm yang
merupakan lanjutan pharynx dan bermula setinggi vertebrae cervical
6, dibawah dari cartilago cricoidea. Selama perjalanan hingga muara
di gaster, ia mengikuti lekuk dari columna vertebralis.Ada tiga
bagian dari oesophagus, yaitu pars cervicalis (C6-C7), pars
thoracalis (T1-T10) dan pars abdominalis. Pars cervicalis turun
pada bidang median kemudian melengkung sedikit ke kiri di bagian
akhir. Pars thoracalis masuk ke mediastinum superior melewati
apertura thoracis superior kemudian melalui mediastinum posterior.
Ia membelok ke median dari arah kiri kemudian kembali membelok ke
kiri setinggi vertebrae thoracalis V dan berakhir di vertebrae
thoracalis X di depan aorta ascendens. Sedangkan pars abdominalis
adalah lanjutan dari oesophagus yang telah melewati hiatus
oesophagus diaphragma kemudian akan mencapai cavum abdominalis pada
facies posterior lobus sinister hepatis sehingga meninggalkan jejas
yang disebut impressio oesophagus dan akan diliputi oleh pelebaran
peritoneum yang disebut omentum majus.3Oesophagus dipersarafi oleh
cabang dari truncus symphaticus pars thoracalis atas. Sedangkan
persarafan parasimpatisnya oleh cabang dari N. vagus dan N.
reccurens. Pendarahan pada pars cervical oleh cabang dari a.
thyroidea inferior, pars thoracal oleh aa. Intercostales dextrae
yang atas, aa. Oesophagus yang merupakan cabang dari dinding depan
aorta thoracalis. Sedangkan pars abdominalis diperdarahi oleh a.
gastrica sinistra dan a. phrenica inferior. Sedangkan sistem
pembuluh baliknya melalui v. azygos yang akan bermuara pada v. cava
superior. Untuk sistem getah beningnya pada pars cervicalis akan
menuju ke nnll. cervicalis profundi. Pada pars thoracalis ke nnll.
mediastinalis posterior dan pada pars abdominalis akan menuju nnll.
gastica sinistra.3
4. GasterGaster atau ventrikulus atau yang lebih dikenal dengan
lambung berbentuk seperti huruf j pada proyeksi supine (terlentang)
dan lambung setengah terisi. Gaster mempunyai dua muara yaitu muara
dari oesophagus ke gaster yang disebut cardia, dan muara gaster ke
duodenum yang disebut pylorus. Gaster memiliki dua tepi yaitu
curvature major dan minor dan memiliki dua permukaan, yaitu fascies
anterior dan posterior. Gaster dibagi menjadi tiga bagian besar,
yaitu cardia yang terletak di sebelah kiri bidang tengah setinggi
vertebra thoracalis X di belakang tulang rawan iga ke-7, fundus
yang mengisi kubah diafragma sebelah kiri dan puncak fundus
terletak di sela iga 5 di bawah apex cordis, dan pylorus yang
merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum yang terletak
setinggi vertebra L1 dan terletak dalam bidang transpyloris.Gaster
mendapat pendarahan dari A. Gastrica sinistra cabang A. Coeliaca
(Tripus Halleri) yang beranatomose dengan A. Gastrica dextra cabang
A. Hepatica propria di curvature minor dan A. Oesophagica cabang
aorta thoracalis, Aa. Gastrica breve cabang A. Lienale di fundus
ventriculi, A. Gastroepiploica sinistra cabang A. Lienale yang
beranastomose dengan A. Gastroepiploica dextra cabang A.
Gastroduodenale di curvature major. Pembuluh balik pada gaster
mengikuti jalannya arteri. Darah dari V. Gastrica dextra dan
sinistra akan dialirkan ke vena porta, dan darah dari V. Gastrica
brevis dan V. Gastroepiploica sinistra dialirkan ke dalam V.
Lienalis yang bergabung dengan V. Mesenterica superior menuju ke
vena porta. Getah bening yang terdapat pada pembuluh nadi gaster
sepanjang curvature major dan minor akan dialirkan ke dalam Nnll.
Coelica. Gaster dipersarafi oleh system saraf otonom yang saraf
simpatisnya berasal dari nervi spinals T6-T9 melalui plexus
coeliacus, dan saraf parasimpatisnya berasal dari N. X anterior dan
posterior. 2,4
5. PankreasPankreas terdiri atas caput, corpus, dan cauda.
Terletak retroperitoneal di sepanjang bidang transpilorik. Caput
terikat pada lekuk duodenum dan cauda memanjang ke hilus lienalis
pada ligamentum lienorenalis. A.mesenteriea superior melewati
belakang pankreas terus ke anterior di atas procesus uncinatus dan
bagian ketiga duodenum, selanjutnya menuju pangkal mesenterium
intestinum tenue. Caput pankreas mendapat aliran dari Aa.
Pancreaticum duodeni superior dan inferior. Corpus menerima dari
a.Lienalis yang berasal dari a.Pancreatica magna. Sedangkan
persarafan yang terdapat pada pankreas yakni N. X dan n.
Splanchnicus. 46. Hati / HeparHepar merupakan organ terbesar dalam
tubuh yang menempati sebagian besar rongga abdomen kanan atas.
Konsistensi hepar kenyal seperti jeli dengan berat bervariasi
dengan rata-rata 1,5kg. Hepar dilapisi oleh peritoneum, kecuali
bagian belakang yang langsung melekat pada diaphragm yang disebut
bare area atau area nuda. Hepar dibedakan menjadi dua lobus, yaitu
lobus kanan dan kiri yang dibatasi oleh sebuah alur berbentuk huruf
H yang ditempati oleh ligamentum teres hepatis dan ligamentum
venosum arantii di sebelah caudal, dan ligamentum falciforme
hepatis di sebelah cranial. Lobus kanan hepar terbagi menjadi lobus
caudatus dan lobus quadratus oleh porta hepatis dan fossa sagitalis
dextra.Hepar dipendarahi oleh A. Hepatica communis cabang A.
Coeliaca, A. Hepatica propria cabang A. Hepatica communis, dan A.
Hepatica dextra dan sinistra cabang A. Hepatica propria. Pembuluh
balik hepar menampung darah balik dari alat-alat tractus gastro
intestinalis melalui vena porta. 4
7. Vesica felleaOrgan berbentuk buah pir yang dapat menyimpan
sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan
karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran
empedu.4Vesica fellea yang diliputi oleh peritoneum terletak pada
perpotongan batas lateral M. Rectus abdominis dan arcus costae
dextra. Saluran empedu berupa ductus cysticus. Mukosa ductus
cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral yang dinamakan valvula
spiralis Heisteri. Ductus cysticus bersama-sama saluran empedu
intrahepatal membentuk ductus choleoduchus, di mana ductus
choleoducus ini berjalan dalam ligamentum Hepatoduodenale
bersama-sama V. Porta dan A. Hepatica propria. Vesica fellea
diperdarahi oleh a.Cystica cabang A. Hepatica dextra. Empedu
memiliki 2 fungsi penting yaitu untuk membantu pencernaan dan
penyerapan lemak, dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu
dari tubuh, terutama heme yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol. 4
8. Intestinum Tenue / Usus HalusIntestinum Tenue atau usus halus
atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu: 2-4 Usus dua belas jari ( Duodenum )Usus dua belas
jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus
halus kira-kira 25cm, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Usus kosong (jejunum)Usus
kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari ( duodenum ) dan usus penyerapan ( ileum ).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.Permukaan
dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Jejunum mempunyai
dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada illeum,
arcade yang setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang,
dan pita sirkular yang rapat. Usus penyerapan (ileum).Usus
penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)
dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.Sifat
illeum berlawanan dari jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis,
diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati,
vasa recta yang pendek, dan pita sirkular yang renggang.Pendarahan
intestinum tenue terbagi menjadi pembuluh nadi oleh Aa. Jejunales
etilei dan pembuluh baliknya vv. Jejunales et ilei di mana darah
dari jejunum dan ileum dialirkan ke dalam V. mesenterica superior.
Pembuluh getah beningnya melalui Nnll. Intestinales pada dinding
usus halus, Nnll. Mesentericus di sekitar arcade, dan Nnll.
Superior di proksimal A. mesenterica superior. Getah bening dari
ileum berakhir pada Nnll. Ileocolica dialirkan ke dalam truncus
intestinalis masuk ke cysterna chyli. Persarafan serabut-serabut
simpatis berasal dari medula spinalis segmen Th 8-10 mencapai
plexus nervosus mesentericus superior oleh Nn. Splanicus major dan
minor, sadangkan serabut-serabut parasympatisnya berasal dari
plexus submucosus mientericus oleh N. X.
9. Intestinum Crassum/ Usus BesarIntestinum crassum terdiri atas
coecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum,
colon descendens, colon sigmoideum, dan rectum-anus. Coecum
merupakan bagian intestinum crassum yang buntu, yang terletak pada
fossa iliace dextra di atas ligamentum Inguinale dan berlanjut ke
colon ascendens. Coecum diperdarahi oleh a. Ileo colica cabang a.
Mesenterica superior serta a. Coeliacalis anterior dan posterior.
Appendix vermiformis merupakan suatu diverticulum coecum pada
dinding posteromedial, di bawah orificium ileocoecalis, di fossa
iliaca dextra. Appendix vermiformis diperdarahi oleh Aa.
Appendiculares yang merupakan cabang dari a. Ileocolica.Colon
ascendens dengan panjang 13 cm dimulai dari caecum ke facies
inferior lobus dextra hepatis, membelok ke kiri sebagai flexura
coli dextra. Colon ini diperdarahi oleh a. colica dextra cabang a.
mesenterica superior.Colon transversum terletak intraperitoneal,
menyilang abdomen dari flexura dextra ke flexura sinistra. Colon
ini diperdarahi oleh a. Colica media yang merupakan cabang a.
Mesenterica superior dan a. Colica sinista yang merupakan cabang
dari a. Mesenterica inferior.Colon Descendens memiliki panjang 25
cm yang bermula dari flexura coli sinistra sampai colon sigmoideum,
berjalan vertikal dan kemudian belok melintas ke medial di atas M.
Psoas major pada pintu masuk pelvis dan diteruskan ke colon
sigmoideum. Colon ini diperdarahi oleh a. coli sinistra yang
merupakan cabang dari a. mesenterica inferior.Colon Sigmoideum
(colon pelvicum) memiliki panjang 5cm dimulai dari pintu masuk
pelvis dan menjadi rectum. Colon sigmoideum membentuk pipa berkelok
yang menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria
dan uterus. Colon ini digantung pada ligamentum mesocolon
sigmoideum dan ditutupi intestinum tenue. Colon ini diperdarahi
oleh Aa. Sigmoidae yang merupakan cabang a. Mesenterica
inferior.
Gambar 2,3usus halus dan usus besar
Struktur Mikroskopis Sistem PencernaanStruktur umum lapisan
saluran pencernaan dari luar ke dalam terdiri dari tunika mukosa,
tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa atau
adventitia. Tunika mukosa terdiri dari jaringan epitel, lamina
propria yang terdiri dari jaringan ikat lonngar, pembuluh darah dan
pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, dan jaringan limfoid, dan
lapisan otot polos yang memisahkan tunika mukosa dan submukosa yang
disebut sebagai tunika muskularis mukos (TMM). Tunika submukosa
terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh
limfe, jaringan limfoid, kelenjar pencernaan, dan pleksus submukosa
meissner. Tunika muskularis tersusun atas otot sirkular pada bagian
dalam, dan otot longitudinal pada bagian luar. Diantara kedua
lapisan otot tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, dan juga
pleksus mienterikus auerbach. Tunika Serosa tersusun atas jaringan
ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose.5
1. OesophagusLapis mukosa esophagus dilapisi oleh epitel
berlpais gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitel terdapat
lamina propia yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Dibawah
lamina propia terdapat lapis otot mukosa (tunika muskularis mukosa)
yang terdiri atas berkas serat otot polos yang tersusun
memanjang.Lapis submukosa, berupa jaringan penyambung longgar. Di
sini lapisan ini terisi oleh kelenjar oesofagus yang bersifat
serosa. Pada beberapa sajian di dalam lapisan ini dapat ditemukan
pleksus Meissner yang biasanya terdori atas sel-sel dan serat
saraf.Lapis otot terdiri atas lapis otot sirkular dalam dan
longitudinal luar. ada sepertiga bagian atas esofagus, lapisan ini
terdiri atas lapisan otot-otot skelet, di sepertiga bagian tengah
lapisan ini terdiri atas otot skelet dan otot polos, dan di
sepertiga bagian bawah lapisan ini terdiri atas otot polos. Plexus
Auerbach terletak antara kedua lapisan otot itu.Lapis
serosa/adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar. Di sini
disebut lapis adventisia karena tidak diliputi oleh
peritoneum.6
2. Gaster fundusLapis mukosa kubah lambung dilapisi epitel
selapis torak. Sumur-sumur lambung juga terdapat disini berupa
celah diantara dua tonjolan mukosa. Pada dasar sumur terdapat muara
kelenjar kubah (kelenjar fundus) yang biasanya merupakam kelenjar
tubulosa simpleks dan lurus-lurus. Disini terlihat sumur dangkal,
hanya meliputi 1/3 bagian ketebalan mukosa sedangkan kelenjar
mencapai 2/3 bagian. Kelenjar kubah ini memenuhi lamina propria. Di
dalam kelenjar kubah ini dapat dibedakan 4 macam sel, yaitu: Sel
mukus leher (neck cell) merupakan sel berbentuk torak, mirip sel
epitel mukosa. Terdapat pada leher kelenjar. Inti lonjong terletak
di dasar sel. Sitoplasma bagian puncak kadang-kadang mengandung
granula. Sel HCl (parietal sel) sel ini bentuknya mirip segitiga
atau bulat (dalam sajian histologi). Sitoplasmanya merah dengan
inti bulat, biru ditengah, dengan kromatin padat. Terdapat terutama
pada bagian sempit (istmus) kelenjar. Sel zymogen (chief sel). Sel
ini bentuknya mirip sel HCl, sering tidak teratur. Sitoplasmanya
agak basofil. Sering sulit dibedakan dengan sel HCl. Intinya bulat
dan terletak mengarah basal. Sel ini banyak terdapat dibagian basal
kelenjar. Sel argentafin. Pada sajian dengan pulasan HE, sel ini
tidak terpulas baik sehingga tidak dapat dikenali.Lapis otot mukosa
terdapat dibawah lamina propia yang kadang terdesak oleh kelenjar
fundus tadi. Lapis submukosa, merupakan jaringan ikat jarang.
Kadang disini dapat ditemukan pleksus Meissner. Lapis otot,
memiliki lpaisan melingkar yang lebih tebal daripada yang
memanjang. Lapis serosa, merupakan jaringan ikat jarang yang
diluarnya dipalisi oleh epitel selapis gepeng (peritoneum). 5
3. Gaster Pilorus Terdiri dari lapisan mukosa yang dilapisi oleh
epitel selapis torak. Pilorus mempunyai sumur-sumur lambung yang
dalam meliputi 2/3 ketebalan mukosa. Selebihnya yang 1/3 di tempati
oleh kelenjar pilorus. Kelenjar pilorus tampak homogeny karena
hamper semua sel diritu adalah sel mukus. Kelenjar ini sering
tampak berkelok-kelok. Di dalam lamina propia terdapat nodulus
limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke dalam lapisan
submukosa. Lapis otot mukosa dan submukosa sama dengan kubah
lambung. Lapis otot yang melingkar amat tebal karena membentuk otot
lingkar yaitu sfingter pilorus. Yang longitudinal tidak berubah
ketebalannya. Lapis adventisia merupakan jaringan ikat jarang.
6
4. Lambung-duodenumLapis mukosa pada pilorus dilapisi oleh sel
selapis torak dan pada duodenum dilapisi oleh sel selapis torak
dengan sel goblet diantara epitelnya. Pada pilorus terdapat fovea
gastrica, sedangkan pada duodenum terdapat vilus intestinal. Pada
pilorus terdapat kelenjar pilorus di dalam lamina propria di dan
pada duodenum terdapat kriptus lieberkhun berupa kelenjar tubulosa
simpleks. Kadang di dalam lamina propia di dapatkan nodulus
limfatikus.Lapis submukosa pada pilorus tidak terdapat kelenjar
sedangkan di dalam duodenum terdapat kelenjar brunner. Lapis otot
pada pilorus lapis otot yang melingkar tebal, sedangkan pada
duodenum lapis otot melingkar dan memanjang sama tebalnya. Lapis
adventisia merupakan jaringan ikat jarang.65. DuodenumUsus halus
terdiri atas tiga daerah: duodenum, jejunum dan ileum. Tunika
mukosa usus halus memperlihatkan lupatan yang disebut vili
intestinal. Pada tunika submukosa tampak lipatan spiral yaitu plika
sirkularis. Lapis mukosa diliputi oleh epeitel selapis torak yang
mempunyai mikrovili dan sel piala. Sel piala disini belum begitu
banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal yang gemuk-gemuk. Lamina
propria terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn.
Lapis otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestinal.Lapis
submukosa dipenuhi kelenjar brunner. Lapis otot terdiri atas lapis
lingkar dan memanjang, dan dia antaranya terdapat pleksus saraf.
Lapis serosa terdiri dari jaringan ikat jarang.6
6. JejunumLapis mukosa mirip duodenum tetapi vilusnya lebih
langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Pada dasar kriptus dapat
ditemukan sel panet, berupa sel berbentuk limas dengan puncaknya
menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar
berwarna merah.Lapis submukosa tidak terdapat kelenjar, hanya
terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissner di
dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis
kerkringi. Lapis otot terdiri atas lapis lingkar dan memanjang, dan
dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari
jaringan ikat jarang. 67. IlleumLapis mukosa sama seperti jejunum
namun sel gobletnya lebih banyak. Di dalam lamina propia terdapat
kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus yang
disebut plaque peyeri yang dapat terlihat meluas ke dalam
submukosa. Lapis submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan
pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai kelenjar. Lapisan
ini juga ikyt membentuk plika sirkularis kerkringi yang tampak
lebih pendek dibandingkan yang terdapat pada duodenum maupun
jejunum. Lapis otot terdiri dari lapis lingkar dan memanjang, dan
dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari
jaringan ikat jarang. 68. Appendix VermiformisLapis mukosa seperti
usus lainnya, epitel mukosanya adalah epitel selapis torak yang
mempunyai sel goblet sangat banyak. Tidak mempunyai vilus yang ada
hanya kriptus lieberkhun saja. Terdapat banyak nodulus limfatikus
di dalam lamina propia yang memenuhi sekeliling dindingnya. Lapis
otot mukosa masih dapat dikenali. Lapis submukosa terdiri dari
jaringan ikat jarang dan terdapat banyak sebukan limfosit dari
lamina propia. Lapis otot terdiri dari lapis lingkar dan memanjang,
dan dia antaranya terdapat pleksus saraf. Lapis serosa terdiri dari
jaringan ikat jarang. 5
9. Usus Besar Lapis mukosa mempunyai bagunan mirip vilus tetapi
itu bukan vilus. Itu adalah potongan kriptus Lieberkuhn. Permukaan
rata dan seragam tinginya. vilus intestinalis tikda sama tinggi.
Usus besar tidak mempunyai vilus. Epitel sebagian besar terdiri sel
goblet. Kadang kadang dapat ditemukan nodulus limfatikus didalam
lamina propia.Lapis otot mukosa mudah dikenali sebagai pembatas
dengan lapis submukosa. Lapis submukosa terdiri atas jaringan ikat
jarang yang didalamnya dapat ditemukan pleksus meissner. Lapis otot
yang melingkar mempunyai susunan seperti biasa, lapis otot
longitudinal tidak mempunyai ketebalan yang sama seputar lingkar
dindingnya.6
10. Rektum-anusLapis mukosa dari epitel selapis torak dengan sel
goblet menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisa tanduk yang
semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk. Kriptus
tidak terlihat lagi setelah masuk daerah anus. Lamina propia
digantikan oleh dermis. Di dalam dermis terdapat kelenjar sirkum
anal.Lapis submukosa terdiri dari jaringan ikat jarang yang bersatu
dengan jaringan ikat jarang lamina propia pada tempat pertemuannya
dengan anus dan akhirnya digantikan oleh dermis. Lapis otot terdiri
atas lapis otot melingkar rectum yang menebal membentuk otot
sfingter ani internus. Lapis otot memanjang tidak mengalami
perubahan. Lapis adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.
6
Proses Dasar PencernaanSaluran pencernaan berawal dari mulut,
tempat makanan pada awalnya dikunyah atau dimastikasi dan dicampur
dengan sekresi saliva. Mastikasi adalah proses pemecahan makanan
secara mekanik yang sistematik di mulut. Jumlah mastikasi yang
diperlukan untuk menelan makanan bergantung pada jenis makanan yang
diingesti. Mastikasi melibatkan aktivitas terkoordinasi dari gigi,
otot-otot, rahang, sendi, temporomandibula, lidah, serta
struktur-struktur lain seperti bibir, palatum, dan kelenjar
saliva.7Menelan terjadi dalam beberapa fase. Fase pertama bersifat
volunteer dan meliputi pembentukan bolus makanan dengan gerakan
mengunyah dan gerakan lidah yang mendorong makanan ke pharynx. Fase
selanjutnya bersifat tidak volunteer, tetapi merupakan respon
refleks yang diinisiasi oleh stimulasi mekanoreseptor dengan aferen
saraf glosopharynxeal (IX) dan saraf vagus (X) ke medula dan pons.
Di pons terdapat kelompok neuron ytang mengoordinasikan urutan
kejadian kompleks yang akhirnya akan menghantarkan bolus ke
oesophagus. Palatum mole terangkat untuk mencegah makanan memasuki
rongga nasal, respirasi diinhibisi, laring terangkat, glottis
menutup, dan makanan mendorong ujung epiglottis menutupi lubang
trakea sehingga mencegah makanan memasuki trakea. Begitu bolus
memasuki oesophagus, perubahan posisi ini kembali seperti semula,
laring terbuka, dan pernapasan kembali berlanjut. 7Selama fase
esophageal, sfingter oesophagus atas akan berelaksasi dan
memungkinkan bolus makanan dapat lewat, setelah itu sfingter akan
menutup kembali. Sesampai di oesophagus, bolus akan didorong ke
lambung melalui proses yang disebut peristaltis, yaitu suatu
gelombang relaksasi di depan bolus dan kontraksi di belakang bolus
oleh lapisan otot sirkular dan longitudinal oesophagus yang
terkoordinasi, sehingga mendorong makanan memasukki lambung dalam
waktu sekitar 5 detik. Sebelum memasuki lambung, bolus harus
melewati sfingter lainnya, yaitu sfingter oesophagus bawah, yang
dibentuk dari cincin otot polos yang akan berelaksasi jika
gelombang peristaltis mencapainya. Pusat telan di medula
memproduksi urutan kejadian yang menyebabkan aktivitas eferen ke
saraf somatic (mempersarafi otot rangka) dan saraf otonom
(mempersarafi otot polos). Urutan kejadian ini dipengaruhi oleh
reseptor aferen di dinding oesophagus yang mengirim impuls kembali
ke medula. Sfingter dan gelombang peristaltis dikontrol terutama
melalui aktivitas saraf vagus dan dibantu oleh koordinasi yang
lebih tinggi berupa aktivitas dalam pleksus saraf interik dalam
saluran pencernaan itu sendiri.7 Begitu melewati sfingter
oesophagus bawah, bolus makanan akan langsung memasuk ke lambung.
Fungsi utama lambung adalah sebagai tempat penyimpanan makanan
sementara sampai pencernaan secara kimia dan mekanik menggunakan
asam, enzim, dan gerakan untuk meregulasi pelepasan kimus ke usus
halus, dan untuk menyekresi zat-zat yang disebut faktor intrinsik
ytang esensial untuk absorpsi vitamin B12. Dalam keadaan kosong,
volume lambung sekitat 50 ml, jika terdistensi penuh, volume
lambung bisa mencapai 4 L. Di lambung, protein dalam makanan
dipecah menjadi polipeptida oleh enzim pepsin. Enzim ini diproduksi
dari bentuk inaktifnya, yaitu pepsinogen oleh sel chief mukosa
lambung, dan diubah menjadi pepsin aktif oleh lingkungan yang asam
dalam lambung. Asam lambung adalah asam klorida dan diproduksi oleh
sekelompok sel terspesialisasi, yaitu sel parietal. Lambung bisa
menyekresi sampai 2 L asam per hari, dan konsentrasi ion H+ di
lambung diperkirakan sekitar satu juta kali lebih tinggi daripada
konsentrasi yang ada di darah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi ini
membutuhkan pertukaran H+ intraselular dengan K+ ekstraselular yang
sangat efisien dengan menggunakan energy yang tersedia dari
pemecahan ATP. Hal ini dicapai dengan menggunakan protein yang
disebut pompa proton atau protein H+-K+-ATPase.7Sekresi lambung
pada dasarnya terbagi dalam tiga fase, yakni fase sefalik, fase
lambung, dan fase intestinal. Fase sefalik dimunculkan oleh
melihat, mencium, mengecap, dan mengunyah makanan. Pada tahap ini,
tidak ada makanan di lambung, dan sekresi asam distimulasi oleh
aktivasi vagus dan kerja pleksus enteric. Serabut parasimpatis
pascaganglion dan pleksus mienterikus akan melepaskan asetilkolin
(Ach) dan menstimulasi pelepasan getah lambung. Stimulasi vagus
juga menyebabkan pelepasan hormon gastrin dari sel-sel antrum
lambung, yaitu sel G. Gastrin disekresi ke dalam aliran darah, dan
saat mencapai kelenjar lambung, gastrin akan menstimulasi pelepasan
histamin dan sel mast, yang kemudian bekerja pada sel parietal
untuk memproduksi lebih banyak asam. 7Jika makanan mencapai
lambung, makanan tersebut akan menstimulasi fase lambung di mana
terjadi sekresi asam, pepsinogen, dan mukus. Stimulasi utama fase
ini adalah distensi lambung dan komposisi kimiawi makanan.
Mekanoreseptor di dinding lambung akan teregang dan mencetuskan
reflex mienterikus lokal dan juga memperpanjang reflex vaso-vagal.
Kedua hal ini menyebabkan pelepasan Ach yang kemudian menstimulasi
pelepasan gastrin, histamine, dan kemudian asam, enzim, dan mukus.
Stimulasi vagus juga melepaskan peptide spesifik yaitu peptide
pelepas gastrin (gastrin-releasing peptide,GRP), yang bekerja
langsung terutama pada sel G untuk melepaskan gastrin. Protein utuh
tidak mempengaruhi sekresi lambung secara langsung, tetapi produk
pemecahan protein, seperti peptida dan asam amino bebas, secara
langsung menstimulasi sekresi gastrin. pH rendah di lambung akan
menginhibisi sekresi gastrin sehingga jika lambung kosong atau
setelah makanan memasuki lambung dan asam telah disekresi untuk
beberapa waktu, akan terjadi inhibisi produk asam. Namun demikian,
pada saat pertama kali makanan masuk lambung, pH meningkat dan hal
ini menyebabkan pelepasan inhibisi dan kemudian menyebabkan sekresi
maksimum gastrin. Oleh karena itu, sekresi asam lambung bersifat
regulasi mandiri. 8Fase lambung normalnya berlangsung selama
sekitar 3 jam dan makanan di lambung diubah menjadi kimus, suatu
zat dengan kekentalan seperti lumpur. Kimus akan melewati sfingter
pylorus dan memasuki bagian pertama usus halus, yaitu duodenum.
Adanya kimus di antrum pylorus akan mendistensi antrum pylorus dan
menyebabkan kontraksi antral dan terbukanya sfingter . laju
pengosongan lambung bergantung pada volume dalam antrum dan
turunnya pH kimus, keduanya meningkatkan pengosongan. Akan tetapi,
distensi duodenum , adanya lemak, dan penurunan pH pada lumen
duodenum akan menyebabkan inhibisi pengosongan lambung. Mekanisme
ini mengatur dengan tepat jumlah pasokan dan laju pengaliran kimus
agar bisa dicerna dengan baik. Usus halus adalah tempat utama
pencernaan makanan dan absorpsi produk hasil pencernaannya. Usus
halus berbentuk seperti selang, berdiameter 2,5 cm dengan panjang
sekitar 4 m, tersusun dari duodenum, jejunum, dan ileum.8Begitu
kimus pertama kali memasuki duodenum, sekresi lambung akan terus
berlanjut mungkin karena aktivasi sel G mukosa usus. Hal ini hanya
sementara karena duodenum semakin terdistensi dengan pengosongan
lambung lebih lanjut. Serangkaian refleks diinisiasi sehingga akan
menginhibisi pelepasan getah lambung lebih lanjut. Sekretin
dilepaskan sebagai respon terhadap stimulasi asam, sekretin ini
sampai ke lambung melalui aliran darah dan menginhibisi pelepasan
gastrin. Adanya asam lemak, hasil pemecahan lemak di duodenum akan
melepas dua hormon polipeptida, disebut peptida penginhibisi gaster
dan kolesistokinin yang akan menginhibisi pelepasan gastrin maupun
asam. Namun demikian, baik sekretin maupun CCK juga menstimulasi
pelepasan pepsinogen dari sel chief sehingga membantu pencernaan
protein. Bersama dengan mekanoreseptor di duodenum melalui jalur
reflex vagal dan lokal, pelepasan sekretin dan CCK juga
berimplikasi dalam pengosongan lambung. Kimus yang awalnya memasuki
duodenum bersifat asam, hipertonik, dan baru sebagian tercerna.
Pada tahap awal ini, nutrien-nutrien yang terbentuk masih belum
bisa diabsorpsi. Terdapat gerakan osmotik air melintasi dinding
permeabel bebas yang menyebabkan kandungan kimus menjadi isotonik.
Keasaman ini dinetralkan oleh penambahan bikarbonat yang disekresi
oleh pankreas maupun empedu dari hati, dan pencernaan kimus lebih
lanjut akan dilakukan oleh enzim-enzim tambahan dari pankreas,
hati, dan usus itu sendiri.8Dinding usus halus berlipat-lipat
menjadi banyak tonjolan-tonjolan kecil seperti jari yang disebut
vili. Diantara vili-vili ini terdapat sejumlah kelenjar kecil,
disebut kripta yang bisa menyekresi 3L cairan hipotonik setiap
harinya. Permukaan vili dilapisi oleh sel epitel yang memiliki
tonjolan-tonjolan kecil yang disebut mikrovili (secara kolektif
disebut brush border) yang mengarah ke lumen usus. Usus halus
terutama diadaptasikan untuk absorpsi nutrien. Usus halus memiliki
area permukaan yang luas, dan kimus akan didorong untuk bergerak
secara sirkular saat melewati saluran, untuk memfasilitasi
pencampuran sehingga membantu pencernaan dan absorpsi. Pergantian
sel epitel saluran pencernaan terjadi secara konstan, di mana
epitel usus halus akan seluruhnya mengganti sendiri kira-kira
setiap 6 hari. Setiap vilus berisi satu pembuluh limfatik buntu,
disebut lakteal dan juga jalinan kapiler. Sebagian besar nutrient
diabsorpsi ke dalam pembuluh darah melalui pembuluh ini. Aliran
vena dari usus halus, usus besar, pankreas, dan juga beberapa
bagian lambung akan melewati vena porta hepatika menuju ke hati, di
hati aliran ini akan melewati hamparan kapiler kedua untuk proses
lebih lanjut sebelum memasuki sirkulasi.Usus halus mengabsorpsi
air, elektrolit, karbohidrat, asam amino, mineral, lemak, dan
vitamin. Mekanisme pergerakan dari lumen ke sirkulasi bervariasi.
Nutrien bergerak diantara saluran pencernaan dan darah yang
melewati dan mengitari sel-sel epitel. Karena isi usus bersifat
isotonic dengan cairan tubuh dan sebagian besar memiliki
konsentrasi yang sama dengan elektrolit utama, maka absorpsi
terjadi secara aktif. Air tidak bisa berpindah secara langsung,
tetapi mengikuti gradien osmotik yang muncul karena adanya
transport ion. Kontributor utama gradien osmotic ini adalah pompa
natrium. Na+-K+ basolateral. K+ keluar sel, sekali lagi melalui
membran basolateral, menuruni gradien konsentrasinya. Perpindahan
K+ keluar ini berhubungan dengan pergerakan Cl- keluar, melawan
gradien konsentrasinya, setelah sebelumnya Cl- masuk menuruni
gradien konsentrasinya seperti Na+ melalui membran lumen.
Pergerakan ion-ion ini memunculkan gradien osmotik antara lumen
dengan darah, menyebabkan absorpsi air mengikuti pergerakan Na+ dan
Cl- dari lumen ke dalam sel, melintasi membran lumen usus.
9Eksokrin pankreas menyekresi cairan pencernaan utama yang disebut
getah pankreas. Getah pankreas ini diekskresi ke dalam duodenum
melalui duktus pankreatikus yang bermuara ke saluran pencernaan
pada lokasi yang sama dengan duktus biliaris komunis. Jika di
duodenum terdapat makanan, maka sfingter oddi akan berelaksasi,
sehingga memungkinkan baik sekresi empedu maupun pankreas memasuki
saluran pencernaan. 9Getah pankreas dibentuk dari sejumlah enzim,
disekresi oleh sel-sel asinar pankreas, yang memecah konstituen
utama dalam makanan. Enzim-enzim ini adalah amilase pankreas yang
memecah karbohidrat menjadi monosakrida, lipase pankreas yang
memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak, ribonuklease dan
deoksiribonuklease yang terlibat dalam pemecahan asam nukleat dan
mononukleotida bebas, dan berbagai enzim proteolitik (tripsin,
kemotripsin, elastase, dan karboksipeptidase) yang memecah protein
menjadi peptida-peptida kecil dan asam amino. Hormon kolesistokinin
yang dilepaskan sel epitel duodenum ke dalam aliran darah sebagai
respons terhadap adanya asam amino dan asam lemak dalam kimus,
bertanggung jawab terhadap sekresi enzim pankreas dari sel asinar
pankreas. Sekresi utama lainnya, selain enzim adalah air dan ion
bikarbonat. Volume getah pankreas yang disekresi akan dengan tepat
menetralkan kandungan asam pada kimus yang dihantarkan oleh lambung
ke usus. Hal ini terjadi karena asam di duodenum menyebabkan
pelepasan sekretin dari dinding duodenum ke aliran darah. Sekretin
akan menstimulasi produksi air dan ion bikarbonat dari sistem
duktus dan terutama dari sel epitel yang melapsi duktus.9Hati
adalah organ terbesar dalam tubuh, berat hati pada orang dewasa
normak lebih dari 1 kg. Fungsi hati dapat dibagi menjadi dua
kategori umum. Pertama, hati terlibat dalam proses zat-zat yang
diabsorpsi, baik nutrien maupun toksin. Dengan kata lain, hati
bertanggung jawab terhadap metabolisme berbagai zat yang dihasilkan
dari pencernaan dan absorpsi makanan dari usus. Kedua, hati
memiliki fungsi eksokrin penting yang terlibat dalam (1) produksi
asam empedu dan cairan alkali yang digunakan untuk pencernaan dan
absorpsi lemak dan untuk netralisasi asam lambung di usus; (2)
pemecahan dan produksi produk buangan metabolisme setelah
pencernaan; (3) detoksifikasi zat-zat beracun atau berbahaya; (4)
ekskresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di
empedu.9Mayoritas metabolit buangan dan zat hasil detoksifikasi
diekskresi dari tubuh, di empedu, dari saluran pencernaan atau
melalui sekresi dari hati ke dalam aliran darah untuk kemudian
diekskresi oleh ginjal. Hepatosit menyekresi cairan yang disebut
empedu hepatic. Cairan ini bersifat isotonic dan kandungan ionnya
menyerupai plasma. Cairan ini juga mengandungg garam empedu, pigmen
empedu, kolesterol, lesitin, dan mukus. Fraksi empedu ini disebut
fraksi yang bergantung pada asam empedu. Begitu mengalir di
sepanjang duktus biliaris, cairan ini akan dimodifikasi oleh sel
epitel yang melapisi duktgus dengan penambahan air dan ion
bikarbonat. Cairan empedu bisa dikeluarkan langsung ke dalam
duodenum atau disimpan terlebih dahulu di kandung empedu. Fraksi
yang tidak tergantung asam empedu diproduksi pada saat dibutuhkan,
yaitu saat pencernaan kimus. Fraksi yang tergantung asam empedu
doiproduksi jika garam empedu dikembalikan dari saluran pencernaan
ke hati, dan kemudian disimpan di kandung empedu jika sfingter Oddi
tertutup. Jika 95% garam empedu yang memasuki usus halus di cairan
empedu akan didaur ulang dan reabsorpsi ke dalam sirkulasi porta
melalui mekanisme transport aktif di ileum bagian distal, disebut
juga sirkulasi enterohepatika. Banyak garam empedu kembali tanpa
mengalami perubahan, beberapa akan dipecah oleh bakteri usus
menjadi asam empedu sekunder dan kemudian direabsorpsi, dan
sebagian kecil tidak direabsorpsi dan akan diekskresi di feses.
9Kandung empedu tidak hanya berfungsi menyimpan cairan empedu,
tetapi juga memekatkannya dengan menarik solut dan air yang tidak
esensial, sehingga hanya menyisakan asam empedu dan pigmen. Proses
pemekatan ini terutama melalui transport aktif ion natrium ke dalam
ruang interselular lapisan sel yang kemudian akan menarik air, ion
bikarbonat, dan ion klorida dari cairan empedu dalam kandung empedu
menjadi pekat. 9Pembentukan cairan empedu distimulasi oleh garam
empedu, sekretin, glukagon, dan gastrin. Namun demikian, pelepasan
cairan empedu yang disimpan di kandung empedu distimulasi oleh
sekresi CCK ke dalam aliran darah saat kimus memasuki duodenum, dan
sedikit distimulasi oleh sekresi CCK ke dalam aliran darah saat
kimus memasuki duodenum, dan sedikit distimulasi oleh kerja saraf
vagus. Beberapa menit setelah makan, terutama jika mengonsumsi
lemak, otot empedu akan erkontraksi, kontraksi ini akan mendorong
isinya ke dalam duodenum melalui sfingter Oddi yang sudah
berelaksasi. CCK akan merelaksasi sfingter dan menstimulasi sekresi
pankreas pada saat yang sama. Kandung empedu selesai mengosongkan
dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi makanan berlemak dan
mempertahankan kadar asam empedu di duodenum melebihi yang
diperlukan untuk bekerja terhadap misel. Bahan makanan yang sudah
melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Bahan
makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan
sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan
makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.9Usus besar
berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada
sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap
kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan
air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya
ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali
mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan
tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta
gas-gas yang berbau disebut feses dan dikeluarkan melalui
anus.Selain feses, pada usus besar juga terkadang terdapat gas yang
akan dikeluarkan dari anus yang disebut flatus. Gas tersebut dapat
berasal dari udara yang tertelan saat makan, ataupun gas yang
dihasilkan oleh fermentasi bakteri di kolon. Suara-suara umumnya
terkait dengan perut kembung disebabkan oleh getaran dari sfingter
anal, dan kadang-kadang oleh pantat ditutup. Nitrogen, konstituen
utama dari udara, adalah gas utama yang dilepaskan selama perut
kembung, bersama dengan karbon dioksida, yang hadir dalam jumlah
tinggi pada mereka yang minum minuman berkarbonasi secara
teratur.7,8
ORGANPENCERNAANMOTILITASSEKRESIPENCERNAANPENYERAPAN
Mulut & Kelenjar
liurMengunyahSaliva-amilase-mukus-lisozimPencernaan karbohidrat
dimulaiMakanan tidak, tp beberapa obat
Laring & EsofagusMenelanMukusTidak adaTidak ada
LambungRelaksasi reseptif, peritalsisGetah
lambung-HCl-pepsin-mukus-faktor intrinsikPencernaan karbohidrat
berlanjut di badan lambung pencernaan protein dimulai di antrum
lambungMakanan tidak; beberapa zat yang larut lemak, misalnya
alkohol dan aspirin
Pankreas eksokrinTidak adaEnzim pencernaan pankreas-tripsin,
kimotripsin, karboksi peptidase-amilase-lipaseSekresi NaHCO3encer
pankreasEnzim-enzim pankreas ini menyelesaikan pencernaan di lumen
duodenumTidak ada
HatiTidak adaEmpedu-garam empedu-sekresi alkali-bilirubinEmpedu
tidak mencernakan apapun, tetapi garam-garam empedu mempermudah
pencernaan dan pencernaan lemak di lumen duodenumTidak ada
Usus halusSegmentasi, kompleks motilitas migratifSukus
enterikus-mukus-garam(enzim usus halus tidak di sekresikan tetapi
berfungsi intrasel di brush border-disakaridase dan amino
peptidase)Dalam lumen, di bawah pengeruh enzim pankreas dan empedu,
pencernaan karbohidrat dan protein berlanjut dan pencernaan lemak
selesai; di brush border, pencernaan karbohidrat dan protein
selesaiSemua nutrien, sebagian besar elektrolit, dan air
Usus besarHaustrasi, pergerakan massaMukusTidak adaGaram dan
air; mengubah isi menjadi feses3
Tabel 1. Mekanisme Kerja Organ Pencernaan7
Enzim PencernaanPemecahan makanan secara mekanis, yang terutama
berlangsung dalam mulut dan lambung (tembolok) disertai atau
diikuti oleh pemecahan kimiawi nutrien- nutrien oleh
katalis-katalis yang disebut enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim
itu terutama terlibat dalam reaksi-reaksi hidrolisis:
Polisakarida [C6H10O5]x + x(H2O) -> x(C6H12O6)Protein + H2O
-> asam-asam aminoLipid + H2O -> asam-asam lemak +
gliserolEnzim-enzim yang bekerja dalam pengolahan pati secara
tradisional disebut amilase, walaupun istilah yang lebih luas bagi
enzim-enzim bekerja dalam pengolahan polisakarida, oligosakarida,
trisakarida, dan lain-lain disebut karbohidrase. Enzim-enzim yang
bekerja dalam pengolahan protein disebut protease. Hidrolisis
protein dikenal sebagai proteolisis. Hidrolisis lemak-lemak netral
(suatu tipe utama lipid yang diambil ke dalam saluran pencernaan)
disebut lipolisis. Pencernaan tidak berlangsung sekaligus.
Alih-alih mungkin ada banyak langkah dan serangkaian enzim yang
berperan serta dalam masing-masing degradasi utama.10Seperti yang
ditunjukan dalam Tabel 2, kelompok-kelompok enzim pencernaan utama
berasal dari pankreas dan usus halus. Pencernaan mekanis dan
penyimpanan makanan terjadi di mulut dan lambung, namun pencernaan
secara kimiawi hanya terjadi sedikit pada organ-organ tersebut.
Pencernaan protein hampir sepenuhnya tergantung pada enzim-enzim
proteolitik yang dihasilkan di pankreas dan dikirim ke duodenum
melalui saluran pankreas.Pada lambung dihasilkan enzim-enzim
seperti pepsin, renin, dan lipase. Pepsin berfungsi untuk
hidrolisis molekul protein menjadi peptide. Renin berfungsi untuk
mengubah kaseinogen menjadi kasein. Renin hanya terdapat pada
lambung bayi untuk mengolah susu. Lipase berfungsi untuk hidrolisis
triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol. Meskipun hati
tidak memegang peran yang begitu besar dalam system pencernaan,
hati menghasilkan empedu yang berguna dalam mencerna lemak. 10
Tabel 2. Enzim-enzim PencernaanPada pankreas dihasilkan
enzim-enzim pencernaan (dalam bentuk getah pankreas) yang nantinya
akan dibawah ke duodenum melalui saluran pankreas. Enzim-enzim
tersebut terdiri dari tripsin yang berfungsi mengubah protein
menjadi polipeptida. Kemotripsin yang berfungsi mengubah pepton
menjadi polipeptida. Amilase Pankreas yang berfungsi mengubah pati
menjadi maltose. Nuklease yang berfungsi mengkatalisa asam mukleat
menjadi komponen nukleotida.Pada usus halus dihasilkan enzim-enzim
pencernaan seperti enterokinase yang berfungsi mengaktifkan
tripsinogen menjadi tripsin. Laktase yang berfungsi mengubah
laktosa menjadi glukosa. Dipeptidase yang berfungsi mengubah pepton
menjadi Asam Amino. Maltase yang berfungsi mengubah maltose menjadi
glukosa. Disukarase yang berfungsi mengubah disakarida menjadi
monosakarida. Peptidase yang berfungsi mengubah polipeptida menjadi
Asam Amino. Sukrase yang berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa
dan fruktosa. Lipase yang berfungsi mengubah tri-asilgliserol
menjadi gliserol dan Asam Amino. 10
KesimpulanPencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan
dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil
yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan. Enzim tersebut berguna untuk menguraikan makanan dari
molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap
sel untuk aktivitas tubuh manusia. Terjadinya gangguan pada salah
satu anggota sistem pencernaan seperti kesulitan menelan maka akan
menyebabkan tubuh kekurangan asupan makanan dan mengakibatkan
pusing.
Daftar Pustaka
1. Wong WW, Kindangen K, Inggriani Y. Buku ajar traktus
digestivus. Jakarta: Bagian Anatomi Universitas Kristen Krida
Wacana. 2010.h.30-90.2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa
kedokteran. Edisi 6, Sistem digestivus. Jakarta: EGC ;
2006.p.148-52.3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.
Jakarta: EGC. 2003.h.288-96. 4. Moore KL. Anatomi klinis dasar.
Dalam: Agur AMR. Sistem digestivus. Jakarta: EGC; 2002.5. Junqueira
LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Ed 10. Jakarta:
EGC; 2007.6. Bagian histologi fakultas kedokteran ukrida. Penuntun
praktikum histologi. Jakarta: Universitas Kristen Krida
Wacana.2011.h.71-87.7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6.
Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2011.8. Ward J, Clarke R,
Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga; 2004.9. Watson
R. Anatomi dan Fisiologi. Edisi 10. Dalam: Nutrisi dan eliminasi.
Jakarta: EGC; 2002.10. Fried GG, Hademenos GJ. Schaums outlines
biology. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2005.
1