Top Banner
PATOGENESIS MALARIA Oleh: Prof. Dr. dr. Johanna M. Kandouw, SpPA (K), SpF, DFM BAGIAN PATOLOGI ANATOMI- FK. UNHAS
19

Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Jul 13, 2016

Download

Documents

tropis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

PATOGENESIS MALARIA

Oleh:Prof. Dr. dr. Johanna M. Kandouw, SpPA (K),

SpF, DFMBAGIAN PATOLOGI ANATOMI- FK. UNHAS

Page 2: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

• Malaria adalah suatu peyakit sistemik• Parasit ada didalam sistem sirkulasi,

sehingga setiap organ bisa terkena infeksi

• Efek langsung parasit malaria adalah Eritrosit

• Gejala klinik yang timbul tergantung dari spesies parasit malaria

Malaria

Page 3: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Daur Hidup Plasmodium

Page 4: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Perbandingan Daur Hidup Spesies Malaria Yang Menginfeksi Manusia

Page 5: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Umur Eritrosit• Umur eritrosit merupakan penentu utama

kerentanannya terhadap semua spesies malaria, kecuali P. falciparum

• Infeksi oleh P. vivax atau P. ovale terbatas pada retikolosit atau eritrosit yang amat muda.

• Merozoit P. malariae masuk eritrosit yang tua

Page 6: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Umur Eritrosit•Merozoit P. falciparum mampu menginvasi eritrosit dari semua umur.

•Akibatnya parasitemia dapat mendekati 60% dari eritrosit yang bersirkulasi.

•Bila ini terjadi infeksi sangat membayakan dan keadaan ini disenut Malaria Tertiana Maligna

Page 7: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Tempat – tempat reseptor eritrosit• Merozoit melekat pada tempat reseptor spesifik pada

permukaan eritrosit

• Diketahui bahwa sebagian besar orang Afrika dan Afrika Amerika resistensi terhadap infeksi P. vivax.

• Resistensi alami ini dihubungan dengan tipe darah.

• Orang keturunan Afrika adalah golongan darah Duffy Negatif: yaitu mereka adalah FyFy dan tidak mempunyai alel Fya maupun Fyb.

Page 8: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Tempat – tempat reseptor eritrosit

• Jadi bila orang ini sengaja dipaparkan pada gigitan nyamuk terinfeksi vivax infeksi tidak terjadi.

• Orang keturunan Afrika yang golongan darah duffy positif yang terpapar dengan cara yang sama akan terjadi infeksi.

• Spesivitas ikatan merozoit – antigen eritrosit ini sangat mengesankan intraksir reseptor seperti diatas ligand klasik.

Page 9: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Tempat – tempat reseptor eritrosit

• Reseptor untuk perlekatan P. falciparum adalah glikoforin A, sialoglikoprotein membran utama eritrosit.

• Eritrosit yang bergolongan darah En(a-) resisten terhadap invasi merozoit P.falciparum. Sel. En(a-) kekurangan glikoforin A secara total.

Page 10: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Tempat – tempat reseptor eritrosit

Lagi pula antibodi terhadap glikoforin A memblokade invasi eritrosit En(a+) normal.

• Walaupun ada resistensi yang menyolok terhadap invasi merozoit P. falciparum, bila masuk sel yang rentan, pematangan parasit terjadi secara normal.

• Tempat- tempat reseptor spesifik untuk P. ovale dan P. malariae belum dipastikan.

Page 11: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Kemampuan invasi merozoit

Merozoit melekatkan dirinya pada puncak kutub membran sel eritrosit yang berisi organella tertentu terjadi gelombang deformasi permukaan eritrosit yang menyolok invaginasi kecil pada tempat perlekatan invaginasi makin dalam menyelubungi seluruh merozoit dalam eritrosit, dan vakuole yang dibatasi membran.

Page 12: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Kemampuan invasi merozoit

Pada akhir proses membran sel eritrosit ditutup kembali, memerlukan waktu 20 detik terjadi perubahan utama dalam struktur permukaan eritrosit.

Page 13: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Pertumbuhan intraseluler parasit malaria

• Bila masuk ke dalam eritrosit parasit malaria yang sedang berkembang menelan 25% - 70% Hb dengan endositosis.

• Pada proses pertumbuhan/ perkembangan parasit malaria mampu mengubah struktur dan sifat – sifat biologik eritrosit.

Page 14: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Pertumbuhan intraseluler parasit malaria

Fenomena perlekatan endotel menyebabkan pengasingan eritrosit yang diparasitasi dalam kapiler organ – organ vital dan secara langsung dilibatkan dalam patogenesis malaria P. falciparum

Page 15: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Pertumbuhan intraseluler parasit malaria

• Varian Hb tertentu mempengaruhi pertumbuhan/ perkembangan parasit malaria.

• Eritrosit yang mengandung Hb fetal (HBF) memperlanbat pertumbuhan P. falciparum intraseluler.

• Perlekatan dan invasi eritrosit tidak dihambat tetapi karena perlambatan pertumbuhan intraseluler, infeksi klinik pada umur 6 bulan pertama sangat jarang.

Page 16: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Pertumbuhan intraseluler parasit malaria

•Pada keadaan aerob, eritrosit orang – orang dengan sifat sel sabit (HbS) membantu perkembangan dan pematangan parasit P. falciparum normal.

•Namun pada tekanan oksigen yang menurun parasit intraseluler rusak, karena kehilangan kalium intraseluler dan dapat menyebabkan kematian parasit.

Page 17: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Pertumbuhan intraseluler parasit malaria

•HbC juga memperlambat invasi dan pertumbuhan intraseluler parasit malaria.

•Yang kurang jelas: adalah pengaruh eritrosit yang kekurangan glukose 6-fosfat dehidrogenase (G6PD) dan mereka yang mengandung Hb talasemia

Page 18: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)

Skema Patogenesis Malaria

Page 19: Patogenesis Malaria (Kuliah Syst. Peny. Tropis)