PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TERUMBU BUATAN DI KELURAHAN PULAU PANGGANG, KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU Oleh : Erwin Fahry PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TERUMBU BUATAN DI KELURAHAN PULAU PANGGANG,
KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU
Oleh :
Erwin Fahry
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
J u d u l : Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu
N a m a : ERWIN FAHRY
N r p : P056030794.5EK
Program Studi : MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS
Menyetujui 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc
Pembimbing II
Ir. Soeryo Adiwibowo, MS
2. Ketua Program Studi
Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa’id, MA.Dev
3. Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto, MSc
Tanggal Lulus :
SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya yang
berjudul :
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TERUMBU BU ATAN DI KELURAHAN PULAU PANGGANG – KABUPATEN ADMINISTRASI K EPULAUAN SERIBU
merupakan gagasan atau hasil penelitian tesis saya sendiri, dengan arahan Komisi
Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditujukan rujukannya. Tesis ini belum pernah
diajukan untuk memperoleh gelar atau capaian akademik lainnya pada program sejenis
di perguruan tinggi lain. Semua data dan Informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Oktober 2005
Yang Membuat Pernyataan
Erwin Fahry
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 23 September 1969 di Blang
Pidie, Aceh Selatan, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai
putra pertama dari pasangan Ayahanda Mohammad Diah HS dan
Ibunda Mariana AB.
Penulis menempuh pendidikan dasar, menengah dan tinggi di Banda Aceh. Penulis
menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Pertanian, Jurusan, Peternakan Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh pada tahun 1996, pada tahun yang sama penulis diterima
menjadi pegawai Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta dan di tempatkan pada unit kerja
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan. Melalui program beasiswa dari Pemerintah
Propinsi DKI Jakarta pada tahun 2003 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan pada program pascasarjana Magister Manajemen di Institut Pertanian Bogor.
Penulis menikah pada tahun 2000 dengan Yolanda Sahira dan sudah dikaruniai dua
orang putri yang bernama Salsabila Raiqah Fahira dan Safwa Nailah Fahira.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini, dengan judul
: Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan Pulau Panggang,
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Pada kesempatan yang terhormat ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc selaku pembimbing satu dan
Bapak Ir. Soeryo Adiwibowo, MS selaku pembimbing dua yang dengan tulus dan ikhlas telah
berkenan meluangkan waktu dan pemikiran memberikan bimbingan, kritik, saran dan
dorongan kepada penulis.
Kepada Ayahanda Mohammad Diah HS dan Ibunda Mariana AB yang alhamdulillah
selamat dari terjangan Tsunami yang maha dasyat di serambi mekah bulan Desember 2004
yang lalu, ananda persembahkan sebuah karya tulis ini sebagai pelepas rasa hormat dan
kagum ananda atas didikan yang diberikan kepada kami selama ini sehingga dapat
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi terhormat ini.
Ucapan terima kasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada Kepala Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, Kepala Sub Dinas Eksplorasi,
Eksploitasi, Konservasi Rehabilitasi dan Pengawasan Pengendalian Sumberdaya Perikanan
dan Kelautan beserta kepala seksi dan rekan-rekan yang telah mendorong penulis untuk
dapat menyelesaikan pendidikan ini.
Kepada istri tercinta Yolanda Sahira serta dua putriku tersayang Salsabila Raiqah
Fahira dan Safwa Nailah Fahira, dengan penuh rasa haru dan berkat pengertian kalian selama
ini, kesabaran, pengorbanan serta dorongan moral dari kalianlah ayah bisa menyelesaikan
pendidikan ini dan semoga menjadi kebanggaan bagi kalian semua.
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa kekurangan yang terdapat dalam tesis
ini sepenuhnya tanggung jawab penulis. Semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya dalam
pengelolaan terumbu buatan di Kabupaten Administrasi Kepulaun Seribu.
Bogor, Oktober 2005
Penulis
ABSTRACT
Community Participation in Artificial Reef Management in Pulau Panggang Rural Government Office –
The Administrative District of Kepulauan Seribu
Erwin Fahry
The aims of this study are (1) to find out the condition of coral reef and artificial reef existed in Pulau Panggang Rural Government Office (RGO) – the Administrative District of Kepulauan Seribu; (2) to find out the community participation level and the factors influencing the community participation level in the artificial reef management; (3) to find out the government participation in the artificial reef management; (4) to analyze the strengths and weaknesses of current development system; and (5) to formulate the appropriate artificial reef management strategy.
The data of coral reef condition showed that the use of coral reef ecosystem was and had been on-going excessively, so it tended to be seriously degrading. The condition of coral cover in eight locations in the area showed one good location (54.72%); four quite good locations (26.79%, 39.95%, 29.94%, and 27.68%), and three bad locations (16.79%, 23.64%, and 2%), while the observation toward the artificial reef in the Fish Shelter module showed benthik attaching to reef media and several kinds of coral fish.
The result of observation toward the community participation level in the artificial reef management varied in each activity, ranging from low to medium. The result of observation showed that one of the community motivators to participate was the expectation for benefits or compensations obtained from the activities conducted; while the constraints were their experiences in the past, which caused their reluctance to join the group, and the paradigm of marine and fishery development in the past, where the managing responsibility was within the government. The result of principle component analysis showed that the factors/variables influencing the community participation comprised of the variables highly correlated with the first main axis i.e. age, education and number of family member, while the second influencing factors comprised of income and duration of staying.
The SWOT analysis toward the internal-external factors resulted in several strategies to conduct in the artificial reef management, i.e.: (a) Strength-Opportunity Strategy the use of develop tourism potency through participatory of local people; (b) Strength-Threat Strategy through optimation of local people participation to againt destructive activity; (c) Weakness-Opportunity Strategy through increase local people participation and councelling on each stage of coral reef managemnet; and (d) Weakness-Threat Strategy through develop coordination of institutions and controlling to against destructive activity.
RINGKASAN EKSEKUTIF ERWIN FAHRY, 2005. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Di bawah bimbingan ARIEF DARYANTO dan SOERYO ADIWIBOWO
Ketergantungan masyarakat di kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terhadap sumberdaya pesisir dan lautan sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kondisi demografinya, dimana profesi nelayan mendominasi dibanding dengan lainnya. Eksploitasi pemanfaatan potensi sumber daya pesisir dan lautan berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan permintaan beberapa komoditas perikanan pada pasar domestik dan mancanegara, potensi sumber daya alam pertama yang dimanfaatkan adalah potensi sumber daya perikanan tangkap, terutama ikan karang/ikan hias. Potensi lain yang telah dimanfaatkan adalah terumbu karang yang terdapat di sekitar pulau-pulau di kelurahan Pulau Panggang. Potensi terumbu karang ini dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan bahan bangunan di pulau-pulau berpenghuni yaitu Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya, serta pulau-pulau lain yang dimanfaatkan untuk tujuan wisata/resort.
Eksploitasi ekosistem terumbu karang ini diperkirakan telah mengabrasi bagian selatan Pulau Panggang, dan diperkirakan akan dihadapi oleh pulau-pulau lainnya jika kegiatan eksploitasi terumbu karang dan kegiatan lain yang merusak tidak dihentikan, atau dilakukan upaya-upaya lain yang bersifat pencegahan. Sebagai tindak lanjut dalam menanggulangi penurunan produksi perikanan berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan mengembangkan terumbu buatan, masalah lain timbul dengan kurang maksimalnya pemanfaatan terumbu buatan, dimana masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu buatan tersebut.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu buatan di Kelurahan Pulau Panggang adalah untuk :
1) Mengetahui kondisi eksisting terumbu karang maupun terumbu buatan di kelurahan Pulau Panggang – Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu;
2) Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan terumbu buatan;
3) Mengetahui peran serta pemerintah di dalam pengelolaan terumbu buatan, mengkaji kekuatan dan kelemahan pola pengembangan yang ada saat ini dan merumuskan suatu strategi pengelolaan terumbu buatan yang tepat. Pemilihan responden sebagai unit penelitian dilakukan dengan
metode Simple Random Sampling. Responden yang diamati adalah masyarakat yang mempunyai mata pencaharian yang kegiatannya terkait langsung dengan pemanfaatan sumberdaya laut. Untuk melihat tingkat
kerusakan terumbu karang dilakukan sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam buku Survey Manual For tropical Marine Resources (English, 1997 dalam Simatupang, 1999), Sedangkan untuk memperkirakan kondisi terumbu karang di lokasi penelitian dapat dibandingkan dengan kriteria tingkat kerusakan terumbu karang yang dipakai oleh Gomez dan Alcala (1978). Untuk menganalisis kondisi terumbu buatan adalah dengan melihat banyaknya bentik menempel di terumbu dan banyaknya ikan karang disekitar daerah terumbu buatan. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah dengan melihat indeks keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman (E) dan Dominansi (C).
Untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor keadaan sosial masyarakat dan persepsi masyarakat digunakan analisis statistik multivariabel yang didasarkan pada Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis, PCA). Analisis Komponen Utama memungkinkan suatu representasi yang lebih mudah dibaca atau direpresentasikan pada struktur matriks data yang terdiri dari jumlah kolom dan baris yang cukup besar (Bengen, 2000).
Untuk dapat menentukan strategi pengelolaan terumbu buatan melalui partisipasi masyarakat agar pemanfaatannya dapat berkelanjutan dilakukan dengan analisis matriks SWOT. Analisis ini didasarkan pada hasil analisis faktor internal (IFE) dan juga faktor eksternal (EFE). Data dan informasi hasil identifikasi potensi dan situasi dalam pengelolaan terumbu buatan di kelurahan Pulau Panggang dipergunakan sebagai bahan mengevaluasi faktor – faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu buatan. Setelah EFE (External Factor Evaluation) dan EFI (Internal Factor Evaluation) dilakukan tahap selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan alternatif-alternatif strategi. Formulasi alternatif strategi yang di susun didasarkan pada pemikiran yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Dalam penyusunan alternatif strategi yang akan dikembangkan dan diformulasikan dilakukan melalui matrik SWOT. Alternatif strategi dan matrik SWOT meliputi strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Alternatif strategi tersebut dilakukan untuk mendayagunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk meraih peluang dan menghadapi ancaman yang datang dari luar serta berasal dari kelemahan yang dimiliki.
Hasil data terhadap kondisi terumbu karang menunjukkan bahwa pemanfaatan ekosistem terumbu karang sedang dan telah berlangsung secara berlebihan, sehingga cenderung mengalami kerusakan yang parah. Kondisi tutupan karang di delapan lokasi dikawasan ini memperlihatkan satu lokasi baik (54.72%); empat lokasi pada kondisi cukup (26.79%,39.95%,29.94% dan 27.68%) dan tiga lokasi pada kondisi buruk (16.79%,23.64% dan 2%), sedangkan pengamatan terhadap terumbu buatan pada modul Fish Shelter sudah mulai memperlihatkan adanya bentik yang menempel pada media terumbu dan sudah mulai adanya ikan karang namun hanya baru beberapa jenis saja.
Hasil pengamatan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu buatan bervariasi pada setiap kegiatan antara rendah sampai sedang. Hasil pengamatan mengidentifikasikan, salah satu yang mendorong masyarakat untuk berpartisipasi adalah harapan akan manfaat atau kompensasi yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan. Hasil analisis komponen utama (Principle Component Analysis = PCA) faktor-faktor / variabel yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat meliputi variabel-variabel yang berkorelasi tinggi dengan sumbu utama pertama yaitu variabel umur, pendidikan dan jumlah anggota keluarga sedangkan faktor kedua yang berpengaruh meliputi variabel pendapatan dan lamanya tinggal
Analisis SWOT terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, menghasilkan beberapa strategi yang perlu ditempuh dalam pengelolaan terumbu buatan yaitu : a. Strategi SO (Strengths – Opportunities)
� Meningkatkan pengembangan potensi pariwisata dengan melibatkan anggota masyarakat.
b. Strategi ST (Strengths - Threats) � Mengoptimalkan peran serta masyarakat untuk mengatasi kegiatan
yang desktruktif. c. Strategi WO (Weaknesses – Opportunities)
� Meningkatkan pembinaan dan keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap pengelolaan terumbu buatan.
d. Strategi WT (Weaknesses – Threats) � Meningkatkan koordinasi dan pengawasan untuk mengatasi
kegiatan yang destruktif.
Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, Ekosistem Terumbu Karang, Pengelolaan Terumbu Buatan, Kelurahan Pulau Panggang, Analisis Komponen Utama, Analisis SWOT, Tingkat Partisipasi, Strategi Pengelolaan
ii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB. I. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.3. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.4. Manfaat Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.1. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.1.1. Pengelolaan Terumbu Karang dan Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . 2.1.2. Fungsi dan Peranan Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2. Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2.1. Partisipasi Secara Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Buatan . . . . . 2.2.3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Partisipasi . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.3. Kajian Penelitian Terdahulu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.4. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.1. Lokasi dan Waktu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. 3.2. Jenis dan Cara Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3. Sampel dan Responden . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.4. Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5.1. Analisis Kondisi Terumbu Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5.2. Analisis Kondisi Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5.3. Analisis Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.5.4. Analisis Arah Pengelolaan Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.6. Definisi Operasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.1. Letak dan Kondisi Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.2. Kondisi Oseanografi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.3. Penduduk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.4. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.1. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.2. Kondisi Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.2.1. Komunitas Bentik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.2.2. Komunitas Ikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Buatan . . . . . .
ii iv v vi
1 1 5 6 7 8 8 13 20 21 21 25 26 29 33 35 35 35 36 37 38 38 39 43 45 48 52 52 53 58 61 70 70 72 72 74 76
iii
5.3.1. Tahap Perencanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3.2. Tahap Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3.3. Tahap Pemanfaatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3.4. Tahap Pengawasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.3.5. Tahap Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.4. Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Karakteristik Responden 5.4.1. Hubungan Umur dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat . . . . . . . . . 5.4.2. Hubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Tingkat Partisipasi . . . 5.4.3. Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat . . . . . 5.5. Arahan Kebijakan Pengelolaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.5.1. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal . . . . . . . . . . . . . . . . 5.5.2. Faktor- faktor Strategis Internal dan Eksternal . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.5.3. Alternatif Strategi Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.5.4. Arahan Strategi Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5.6. Implikasi Manajerial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6.1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6.2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
77 78 79 80 81 82 83 84 84 85 85 88 95 96 99 101 101 102 103
iv
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jumlah Manfaat dan Kerugian Disebabkan Oleh Ancaman Terhadap Terumbu Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Biaya dan Manfaat Semua Penangkapan Ikan dengan Bahan Peledak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Terumbu Buatan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta yang ditenggelamkan di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kriteria Tingkat Kerusakan Karang . . . . . . . . . . . . . . . . . . Informasi Pengambilan Data di Setiap Lokasi . . . . . . . . . . . Matriks Analisis Karakteristik Internal Masyarakat . . . . . . . Matriks Analisis SWOT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tingkat Partisipasi Responden dalam Setiap Kegiatan . . . Nama Pulau di Kelurahan Pulau Panggang dan Peruntukannya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Parameter Kualitas Air di Perairan Laut Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kualitas Perairan di Kluster Pulau Panggang . . . . . . . . . . . Perubahan Kualitas Perairan di Gugus Pulau Panggang dan Sekitarnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kepadatan Penduduk di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . Penduduk Menurut Umur, Jenis Kelamin di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Struktur Jumlah Penduduk Kelurahan Pulau Panggang Menurut Tingkat Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kalender Musim di Kelurahan Pulau Panggang. . . . . . . . . . Lembaga / Organisasi di Kelurahan Pulau Panggang . . . .
16
18
20
38
40
44
47
49
53
55
56
58
59
59
60
67
69
v
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kondisi Komunitas Bentik yang Menempel di Substrat Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Kondisi Komunitas Ikan Karang Berdasarkan Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi pada Setiap Stasiun Pengamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tingkat Partisipasi Responden pada Setiap Kegiatan . . . . Rekapitulasi Data Responden pada Masing-Masing Variabel Pengamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nilai Akar Ciri dan Vektor Ciri Analisis Karakteristik Sosial Ekonomi dan Budaya Respoden di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Matriks Evaluasi Faktor Internal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Matriks Evaluasi Faktor Eksternal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Formulasi Strategi Pengelolaan Terumbu Buatan di Kelurahan pulau panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
70
73
75
76
82
83
88
92
96
vi
DAFTAR GAMBAR No.
Teks
Halaman
1.
2.
3.
4.
Ko – Manajemen Perikanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Diagram Kerangka Pemikiran Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Terumbu Buatan . . . . . . . . . . . . . . . . . Peta Lokasi Daerah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lokasi Pengamatan terhadap Terumbu Buatan di Perairan Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
12
34
35
40
vii
DAFTAR LAMPIRAN No.
Teks
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Analisis Komponen Utama terhadap Karakteristik Responden dan Distribusi Individu pada Sumbu Utama Pertama (F1) dan Sumbu Utama Kedua (F2) . . . . . . . . . . Tingkat Partisipasi dan Karakteristik Responden dalam Rangkaian Kegiatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Data Hasil Penelitian Karakteristik Responden di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jenis dan Lokasi Penenggelaman Terumbu Buatan Di Kelurahan Pulau Panggang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Penentuan Bobot dan Faktor Internal dan Eksternal . . . . . Perhitungan Rating / Peringkat Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
115
116
117
118
119
120
121
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem perairan pesisir di Indonesia merupakan kawasan yang
akhir-akhir ini mendapat perhatian cukup besar dalam berbagai
kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan di Indonesia. Bahkan
menjadi andalan bagi bangsa Indonesia untuk melakukan pemulihan
ekonomi akibat krisis yang terjadi tujuh tahun lalu. Wilayah ini kaya dan
memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran rakyat Indonesia.
Dahuri et.al (2004), menyatakan secara garis besar sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan dapat dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu
sumberdaya dapat pulih (renewable resources), sumberdaya tak dapat
pulih (non-renewable resources), dan jasa-jasa lingkungan (enviromental
service). Untuk sumberdaya dapat pulih yang telah dimanfaatkan adalah
sumberdaya perikanan sebagai sumber bahan makanan utama.
Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya milik bersama (common
property resource). Menurut Nikijuluw (2002) sebagai suatu sumberdaya
milik bersama, pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dilakukan oleh
seorang individu akan berpengaruh pada individu yang lain. Daryanto
(2004), menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
pemanfaatannya tidak memiliki kendali dan tanggung jawab yang jelas
terhadap kualitas dan prospek sumberdaya tersebut, sehingga tidak
memiliki insentif untuk membuat keputusan investasi dan alokasi
sumberdaya yang efisien. Lebih lanjut dikatakan karena sumberdaya
bersama tidak dikuasai oleh perorangan maka akses terhadap
sumberdaya ini tidak dibatasi sehingga mendorong terjadinya eksploitasi
yang berlebihan dan berdampak pada berkurangnya nilai terhadap
lingkungan. Eksploitasi sumberdaya ini cendrung menguntungkan siapa
yang duluan akan mengeruk manfaat yang bisa diperoleh dengan
mengabaikan pihak lain dan efek yang ditimbulkan.
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan
yang cenderung makin berkurang, interaksi antara masyarakat lebih
banyak terekspresi dalam bentuk saling berkompetisi. Saling berkompetisi
dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan menjadi salah satu faktor
penyebab rusaknya ekosistem pesisir dan lautan.
Masyarakat di kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu juga demikian. Ketergantungan terhadap sumberdaya
pesisir dan lautan sangat tinggi. Hal ini terlihat dari kondisi demografinya,
dimana profesi nelayan mendominasi dibanding dengan lainnya. Dari
data kelurahan Pulau Panggang bulan Maret 2005 terdapat 1.722 jiwa
(81,11%) berprofesi sebagai nelayan.
Eksploitasi pemanfaatan potensi sumber daya pesisir dan lautan di
Kelurahan Pulau Panggang berkembang seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan permintaan beberapa komoditas perikanan pada
pasar domestik dan mancanegara. Menurut Suwandi ( 2001), potensi
sumber daya alam pertama yang dimanfaatkan adalah potensi sumber
daya perikanan tangkap, terutama ikan karang/ikan hias. Potensi lain
yang telah dimanfaatkan adalah terumbu karang yang terdapat di sekitar
pulau-pulau di kelurahan Pulau Panggang. Potensi terumbu karang ini
dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan bahan bangunan di pulau-
pulau berpenghuni yaitu Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau
Karya, serta pulau-pulau lain yang dimanfaatkan untuk tujuan
wisata/resort. Eksploitasi ekosistem terumbu karang ini diperkirakan telah
mengabrasi bagian selatan Pulau Panggang, dan diperkirakan akan
dihadapi oleh pulau-pulau lainnya jika kegiatan eksploitasi terumbu karang
dan kegiatan lain yang merusak tidak dihentikan, atau dilakukan upaya-
upaya lain yang bersifat pencegahan.
Data dari beberapa penelitian menunjukkan kecenderungan
penurunan persen penutupan karang di kawasan ini. Hasil pengamatan
pada tahun 1995 (Proyek Pengembangan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu) di Pulau Pramuka memperoleh nilai persentase
tutupan karang batu 2% sampai 17.34%. Pada kegiatan yang sama di
Pulau Panggang di peroleh nilai persentase tutupan karang batu 9,97%
sampai 42,51%. Hasil pengamatan Suwandi (2001) di Kelurahan Pulau
Panggang diperoleh nilai tutupan karang batu 11,4% sampai 56,4%.
Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan karang dan
penurunan produksi perikanan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain
dengan membuat berbagai peraturan seperti pelarangan penambangan
karang, pelarangan penangkapan ikan dengan bahan beracun atau
peledak, pengaturan daerah penangkapan menurut ukuran, jenis dan alat
tangkap serta pengembangan teknologi transplantasi dan terumbu buatan
(artificial reefs). Cara pertama seringkali tidak efisien karena terbatasnya
sarana pengawasan. Cara kedua telah dilakukan penelitian namun secara
ekonomis belum terlihat hasilnya sehingga belum dikembangkan,
sedangkan cara ketiga telah dikembangkan oleh banyak negara terbukti
menguntungkan baik secara ekologis maupun ekonomis (Wasilum dan
Murniyati, 1997)
Sebagai tindak lanjut dalam menanggulangi penurunan produksi
perikanan berbagai upaya telah dilakukan antara lain dengan
mengembangkan terumbu buatan. Terumbu buatan adalah struktur atau
kerangka yang sengaja diletakkan dalam laut yang ditujukan sebagai
tempat berlindung dan habitat bagi organisme laut (sebagai rumpon dan
penempel larva karang), atau sebagai pelindung pantai yang dibuat dalam
suatu konstruksi buatan dari bahan-bahan atau benda-benda keras
seperti ban mobil bekas, fiber glass, bambu dan bahan beton lainnya
(Dirjen P3K – DKP, 2004).
Masalah lain timbul dengan kurang maksimalnya pemanfaatan
terumbu buatan, dimana masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan terumbu buatan tersebut. Hasil pengamatan terhadap
terumbu buatan pada tahun 2004 yang ada disekitar perairan kelurahan
Pulau Panggang memperlihatkan kurang terpeliharanya terumbu buatan
itu sehingga fungsi dari terumbu buatan menjadi berkurang. Selain itu
penempatan terumbu buatan tidak sesuai dengan titik koordinat yang
sudah tercatat, hal ini akan menyulitkan pada saat melakukan monitoring
secara berkala untuk melihat perkembangannya. Kondisi demikian
disebabkan belum adanya suatu pola untuk pengelolaan terumbu buatan
dengan melibatkan masyarakat sekitar, keterlibatan masyarakat hanya
sebatas kepentingan administrasi suatu instansi yang melakukan kegiatan
rehabilitasi ekosistem terumbu karang.
1.2. Rumusan Masalah
Kerusakan terumbu buatan umumnya disebabkan oleh aktivitas
manusia, tanpa disadari dengan kerusakan tersebut akan mengurangi
bahkan menghilangkan manfaat terumbu buatan yang multi guna, baik
secara langsung maupun tidak langsung khususnya bagi masyarakat
pesisir. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kalau kelestarian sumberdaya
alam melalui rehabilitasi seperti terumbu buatan perlu melibatkan peran
serta seluruh lapisan masyarakat secara langsung.
Dari pengalaman-pengalaman menunjukkan bahwa elemen penting
dari suksesnya pengelolaan sumberdaya pesisir adalah partisipasi aktif
dari seluruh komponen masyarakat, seperti : nelayan, pemerintah pusat,
pemerintah daerah, LSM, sektor swasta dan masyarakat lokal. Paradigma
yang berlaku sekarang adalah wilayah pesisir terutama laut adalah milik
negara sehingga pengelolaannya berada di tangan negara. Tetapi fakta
menunjukkan bahwa pemerintah tidak berdaya mengelola sumberdaya
alamnya tanpa kerusakan (Emil Salim, 1999 dalam Wiryawan dan
Sutanto, 2000). Demikian juga pengelolaan sumberdaya alam berbasis
masyarakat (Community Based Management) kenyataan di lapangan
tidak dapat sepenuhnya berhasil (PKSPL – IPB, 1998).
Karena itu maka perlu dicari alternatif pendekatan yang lebih
mampu mengakomodir berbagai kepentingan dalam pengelolaan
sumberdaya alam yaitu dengan pendekatan Cooperative Management
(Co-management). Pomeroy and Williams (1994) menganggap Co-
management sebagai pembagian tanggung jawab dan wewenang antara
pemerintah dan pengguna sumberdaya alam lokal (masyarakat) dalam
pengelolaan sumberdaya alam. Co-management digambarkan sebagai
jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat desa pantai
dalam mengelola sumberdaya pesisir dan lautan.
Mengacu pada hal tersebut diatas, maka permasalahan yang
muncul sehubungan dengan pengelolaan terumbu buatan di kelurahan
pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dapat
dinyatakan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi terumbu karang maupun terumbu buatan di
kelurahan Pulau Panggang pada saat ini?
2. Seberapa besar peranan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam
upaya pengelolaan terumbu buatan dan apa faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelestarian
terumbu buatan ?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam melakukan pengelolaan
terumbu buatan dan upaya apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu
buatan agar kondisinya menjadi lebih baik ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi eksisting terumbu karang maupun terumbu
buatan di kelurahan Pulau Panggang – Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu;
2. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan terumbu
buatan;
3. Mengetahui peran serta pemerintah di dalam pengelolaan terumbu
buatan, mengkaji pola pengembangan yang ada saat ini dan
merumuskan suatu strategi pengelolaan terumbu buatan yang
tepat.
Untuk Selengkapnya Tersedia Di Perpustakaan MB-IPB