Top Banner
1 Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan 2 Bab 1 – Karakteristik Risiko dan Regulasi Perbankan 1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi
284

Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

Mar 02, 2019

Download

Documents

vuongdat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan

2

Bab 1 – Karakteristik Risikodan Regulasi Perbankan

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 2: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Apa yang dimaksud dengan bank?Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin olehotoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikankredit, dan menerima serta menerbitkan cek.

Apa yang dimaksud dengan risiko?Menurut Kamus:Risiko adalah peluang terjadinya bencana atau kerugian. Untuk keperluan Sertifikasi, risiko didefinisikan sebagai:Peluang terjadinya hasil (outcome) yang buruk. Definisitersebut menyatakan bahwa risiko terkait dengan situasidimana hasil negatif dapat terjadi dan besar kecilnyakemungkinan terjadinya outcome tersebut dapatdiperkirakan.

4

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Dua istilah penting lain yang terkait dengan risiko dalamkonteks Sertifikasi ini adalah:

Kejadian risiko (risk event) didefinisikan:Terjadinya sebuah peristiwa yang menyebabkan potensikerugian (yaitu terjadinya sebuah outcome yang buruk)Risiko kerugian adalah kerugian yang terjadi sebagaikonsekuensi langsung ataupun tidak langsung darikejadian risiko. Kerugian tersebut dapat bersifat finansialatau non-finansial.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 3: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

1.1.1 Industri jasa keuangan, bank dan regulasi

Bank merupakan subyek peraturan, dalam hal ini yang diaturadalah institusinya, bukan semata-mata pada produk atau jasayang ditawarkannya.Regulasi bagi produk atau jasa yang ditawarkan sebuah indusrtiadalah hal yang lazim. Namun bukan merupakan suatukelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalamsebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan yang sangat ketat di industriperbankan dikarenakan kegagalan bank dapat memiliki dampakjangka panjang yang mendalam terhadap perekonomian

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

6

1.1.1 Industri jasa keuangan, bank dan regulasiBank tidak bebas memilih struktur modalnya (capital structure). Capital structure menunjukkan cara yang ditempuh bank untuk memperoleh pendanaan, umumnyadilakukan melalui kombinasi penerbitan saham, obligasidan penerimaan pinjaman. Capital structure sebuah bank ditentukan oleh otoritas pengawas perbankan (BI untuk diIndonesia) yang menetapkan persyaratan modal minimum sebagaimana halnya penetapan tingkatlikuiditas yang harus dipertahankan oleh bank, dan jenisserta struktur pemberian kredit.

Jika sebuah bank memiliki modal yang cukup – bank memiliki sumberdaya finansial yang memadai yang untuk mengantisipasi potensikerugiannya. Jika sebuah bank memiliki likuiditas yang cukup – bank memilikisumber daya finansial yang memadai untuk mendanai aktivanya danmemenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 4: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

1.1.1 Industri jasa keuangan, bank dan regulasi

1000Total

100Kredit dari bank lain

820Dana Pihak ketiga

80Modal

JumlahKewajiban

6301000Total

100100100Kredit kepada perusahaaninternasional berskala besar

10050200Kredit kepada pemerintah daerah

390100390Kredit kepada UKM

4020200Kredit kepada bank lain < 1th

0010Kas

00100Obligasi pemerintah domestik

USD million%Jutaan USD

ATMRBobotRisiko

JumlahAktiva ATMR = AktivaTertimbang MenurutRisiko (Basel I)

Modal yang dipersyaratkanadalah 8% dariATMR

x 8% = USD 50.4m

Bank memiliki USD 80 juta, jauh di atasketentuan yang disyaratkan

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

8

1.1.1 Industri jasa keuangan, bank dan regulasi

Penting untuk dipahami bahwa baik Basel II dan Program Sertifikasi, merupakan peraturan pada bank dan bukanperaturan kepada industri jasa keuangan. Di European Union (EU), peraturan Basel II akanmencakup area yang luas yaitu : lembaga perkreditan(sekitar 8,800) dan juga sekitar 2,200 perusahaaninvestasi (investment firms)

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 5: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi?

Bank perlu diatur karena bank memiliki risiko yang melekat(inherent risk) ke dalam sistem perekonomian.Tidak seperti industri mobil, bank menawarkan produk yang digunakan oleh setiap nasabah, baik komersial dan perorangan, yaitu UANG.Dengan demikian, kegagalan dari sebuah bank (baik kegagalansebagian maupun keseluruhan), dapat menimbulkan dampakpada perekonomian secara menyeluruh, yang dikenal sebagai‘risiko sistemik’ (Systemic risk).

Systemic risk adalah risiko dimana kegagalan sebuahbank dapat menimbulkan dampak yang menghancurkanperekonomian secara besar-besaran dan bukan hanyadampak berupa kerugian yang secara langsung dihadapioleh pegawai, nasabah dan pemegang saham.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

10

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi?

Walaupun tidak setiap orang mengenal istilah risiko sistemik, banyak orang mengetahui apa yang dimaksud dengan “bank rush” (penarikan dana besar-besaran dari bank). Hal ini dapat terjadi saat ketika sebuah bank tidak mampumemenuhi kewajibannya, atau dengan kata lain bank tidakmemiliki dana yang cukup untuk membayar para deposan yang ingin menarik dana mereka. Ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban dan membayarkembali para deposan belum tentu menunjukkan kondisi yang sebenarnya; bisa jadi ketidakmampuan ini hanya sebataspersepsi nasabah.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 6: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – contoh 1 penarikan dana besar-besaran

RUMOR KREDIT MACET

MENJADI RUGI

PENARIKAN DANA MASYARAKAT

KEKURANGANLIKUIDITAS

PENARIKANBESAR-BESARAN

STABILITAS TERGANGGU

BANK TERPAKSA DILIKUIDASI

Pengaruh dalamekonomi lokal, bepotensi secaraglobal

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

12

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? - contoh 2 penarikan dana besar-besaranPada tanggal 14 October 2003, Asia Commercial Bank sebuahbank swasta Vietnam dengan aset USD 800 juta menderita a ‘run’.Berdasarkan rumours yang merusak, yang tersebar dari mulutke mulut tersiar berita bahwa general director telah melarikandiri dari negara Vietnam. Hal ini menimbulkan rasa takutmasyarakat bahwa bank tersebut berada dalam masalah. Disebuah cabang 4.000 customer antri untuk menarik uangmereka.Bank Central Vietnam diminta untuk menyediakan USD 61.2 juta sebagai emergency liquidity.Seorang pejabat pemerintah bersama dengan general director yang “hilang” tersebut berupaya meyakinkan masyarakat bahwadia masih tetap menjalankan pekerjaannya dan pada tanggal 15 Oktober dana yang telah keluar itu kembali lagi masuk ke bank.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 7: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi?

Solvabilitas dari sebuah bank bukan saja merupakan perhatian :

• Para pemegang saham (shareholders)• Para nasabah (customers)• Para karyawan (employees)

Tetapi juga:

• pengelola perekonomian secara keseluruhan.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

14

Mengapa bank perlu diregulasi?

1000Total

100Kredit dari bank lain

820Dana Pihak ketiga

80Modal

AmountKewajiban

6301000Total

100100100Kredit kepada perusahaaninternasional berskala besar

10050200Kredit kepada pemerintah daerah

390100390Kredit kepada UKM

4020200Kredit kepada bank lain < 1th

0010Kas

00100Obligasi pemerintah domestik

USD million%USD million

RWARisk WeightAmountAssets Bandingkan cash yang dimiliki dengandeposito nasabah

MenjualGovernment Bonds untuk meningkatkancash

Jika masihmembutuhkan danamaka bank akhirnyaterpaksa menjualatau menghentikankredit.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 8: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – contohKrisi Continental Illinois Bank

Pada bulan Mei 1984 Continental Illinois Bank di USA mengalami bank rush atas simpanannya. Hal ini diakibatkan oleh risiko kredit yang buruk, khususnya kredit yang diambil alih dari Penn Square Bank yang telahditutup pada th 1982 dan membuat Continental Illinois tidak pernah benar-benar pulih. Kredit macet milik Continental Illinois meningkat hingga USD 2.3 milyar pada bulan April 1984, sekitar 7.7% dari total kredit yang diberikan. Bank pada saat itu dalam kondisi rapuh karena sangattergantung kepada simpanan jangka pendek bernominal besar (whole-sale). Keadaan menjadi buruk ketika simpanan besar tsb. tidak lagidiperpanjang pada saat jatuh tempo. Tahun 1984 The federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil-alih utang Continental Illinois sebesar USD 3.5 milyar. Penghimpunan dana yang bersifat global danberjumlah besar yang dilakukan Continental Illinois membuat Federal Reserve dan FDIC harus campur tangan untuk menghindari risiko rush pada bank besar USA lainnya oleh para deposan asing.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

16

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi?Sebelum tahun 1930an, permasalahan pada solvabilitas bank, bahkan bank rush, cukup sering terjadi.Keadaan ini mendorong pemerintah berbagai negara untukmengendalikan bank melalui regulasi, dengan memastikan bahwabank memiliki modal dan likuiditas yang memadai. Otoritaspengawas (biasanya bank-bank sentral) berupaya memastikanagar bank-bank dapat:• memenuhi permintaan deposan (pada tingkat yang wajar) untukmendapatkan uangnya kembali tanpa menarik kembali kredit yang telah diberikan bank, • mempertahankan tingkat kerugian yang wajar akibat kredit macetatau siklus penurunan kegiatan ekonomi (bertahan pada saatterjadi resesi).

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 9: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

1.1.2. Mengapa bank perlu diregulasi?Tingkat kapitalisasi dan likuiditas pada awalnya tidak ditetapkansecara tegas. Modalpun sering hanya dikaitkan dengan prosentasetertentu dari jumlah kredit. Dalam menetapkan jumlah modal sebagai prosentase suatu jenis kredit, jelas terlihat bahwa ada“mata rantai yang hilang” dalam memperhitungkan tingkat modal yang tepat bagi bank. Mata rantai yang hilang ini dijelaskan denganmenggunakan contoh berikut: Bank A hanya memberikan pinjaman kepada Pemerintah, danselalu dapat mengasumsikan bahwa pinjaman tersebut akandibayar kembali.Bank B hanya memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang baru berdiri. Bank B tidak dapat membuat asumsiyang sama dengan Bank A karena terdapat kemungkinanbeberapa atau bahkan sebagian besar perusahaan baru tersebuttidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

18

1.1.2. Mengapa bank perlu diregulasi?Menurut teori ekonomi, pinjaman dari dua group dalam contohdidepan akan seimbang antara berapa yang akan didapat (yang secara umum disebut “Margin”) dengan kerugian yang dapat terjadi.Siapapun investor potensial di Bank A atau Bank B akan membuatkeputusan risiko/imbalan berdasarkan seberapa besar masing-masing bank berani mengambil risiko dibandingkan dengan imbalanyang diharapkan akan diperoleh. Dalam contoh diatas Bank B akanmeminta imbalan dengan margin yang lebih tinggi dari pada Bank A karena dapat menyebabkan kerugian yang lebih tinggi.Dalam kasus Bank B, bad debt tak mungkin terjadi pada tingkat yang sama dengan Bank A karena bisnis akan lebih banyak mengalamidefault dalam keadaan resesi dibandingkan dengan dalam keadaanekonomi tumbuh. Bad debt terjadi ketika bank tidak mampu menarikkembali pokok pinjaman dan pendapatan bunga yang sudah diakuidari nasabahnya.Kondisi ini akan menyebabkan bank menderitakerugian dan terjadi erosi modal

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 10: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi?Untuk menjaga agar bank dapat bertahan dari bad debt, bank harus mempunyai modal pada tingkat tertentu untuk menutupkerugian yang ada.

Dalam contoh di atas Bank B membutuhkan modal yang lebihbesar dibandingkan Bank A. Hal ini karena Bank A memiliki sebuahkebijakan kredit yang lebih konservatif dengan risiko yang lebihrendah, walaupun dengan imbalan (margin) yang lebih rendahpula.

Dari contoh diatas tampak bahwa ‘missing link’ dalam perhitungantingkat modal yang tepat bagi sebuah bank adalah besarnya risikoyang ditanggungnya.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

20

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – gejolakekonomi dan risiko sistematik

Meskipun bank berupaya keras untuk mendiversifikasi portofoliopinjamannya, namun kebanyakan bank masih mempunyai risiko-risiko ekonomi yang besar pada pasar domestik mereka.

Perekonomian sebuah negara dapat dipengaruhi oleh:

• Gejolak eksternal, dapat berupa bencana alam atau peristiwayang diakibatkan oleh manusia dan atau

• kesalahan manajemen perekonomian

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 11: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – gejolakekonomi dan risiko sistematik

Jumlah debitur macet pada Bank yang berada pada sebuahperekonomian sebagaimana digambarkan dapat meningkatsecara signifikan. Kenaikan tingkat kegagalan dapat ditandaiatas hal-hal sebagai berikut:

• Penurunan kualitas kredit dari perusahaan-perusahaanyang dipengaruhi oleh perekonomian yang buruk

• Tingkat pengangguran yang meningkat pesat• Peningkatan suku bunga

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

22

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – gejolakekonomi dan risiko sistematik

Banyak bank memiliki kesulitan dalam menghindari dampak darigejolak ekonomi yang terjadi. Ada beberapa tindakan yang dapat diambil untuk memitigasi berbagai dampak negatif gejolakekonomi tersebut, yaitu:• Mematuhi regulasi (termasuk Basel II) yang semakin

menuntut bank untuk menyusun berbagai skenario dalammenghadapi gejolak ekonomi dan memastikan bank memilikimodal yang cukup untuk melindungi stakeholder dari dampakgejolak ekonomi tersebut.

• Melakukan estimasi tingkat kredit macet yang akan terjadi danmemastikan bank memiliki tingkat modal yang cukup.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 12: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – risiko danmodal

Contoh-contoh diatas secara jelas menunjukkanhubungan antara risiko dan modal. Semakin besar risikoyang dihadapi maka semakin besar modal yang dibutuhkan. Bank diwajibkan memiliki modal yang cukupuntuk menutupi risiko yang diambil. Ini dikenal sebagai“kecukupan modal” (capital adequacy).

Dengan contoh-contoh di atas, semakin jelas bagi para otoritaspengawas bank (supervisors) bahwa tingkat modal sebuah bank dan kemampuannya untuk menyerap kerugian akibat pinjamandan aktivitas lainnya harus dikaitkan dengan risiko kegiatanusaha yang dihadapi. Dalam hal ini tingkat modal harusdidasarkan pada tingkat risiko (modal berbasis risiko/ risk-based capital).

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

24

1.1.2 Mengapa bank perlu diregulasi? – risiko danmodal

Perkembangan pasar perbankan internasional pada tahun 1970an dan 1980an cenderung memberikan perhatian yang lebih besar padaperhitungan modal berbasis risiko.

Kenaikan harga minyak yang demikian tinggi pada waktu itumemaksa negara-negara yang memiliki surplus dolar AS yang besarmenginvestasikan kembali dolar tersebut ke negara-negara yang mengalami defisit yang besar. Hal ini membawa konsekuensi padapertumbuhan pesat dan meningkatnya kompetisi di bidang perbankaninternasional. Kondisi ini turut dipertimbangkan oleh otoritaspengawas perbankan dan memberikan penekanan bahwa bank dengan cakupan kegiatan bisnis internasional harus memiliki modal yang sesuai dengan risiko yang dimilikinya.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 13: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

1.1.3 Regulasi bank – Basel I

The Basel Committee on Banking Supervision untukpertama kalinya menawarkan suatu metodologi standarpenghitungan jumlah modal berbasis risiko yang harusdimiliki sebuah bank dengan menerbitkan (risk-based capital) Basel Capital Accord I pada tahun 1988.

Basel Accord I tersebut hanya mencakup risiko kredit danberdasarkan standar-standar yang ada sekarang, dapatdikatakan bahwa hubungan antara risiko dengan modal belumcukup memadai.

Basel I mengenal berbagai multiplier (dikenal dengan bobotrisiko/ risk weight) yang sederhana, masing-masing untuk utangpemerintah, utang bank dan utang perusahaan dan pribadi, dikalikan dengan 8% target rasio modal (target capital ratio).

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

26

1.1.3 Regulasi bank – The Market Risk Amendment

Otoritas pengawas perbankan di beberapa negara berupayamenyempurnakan Accord 1988 agar menjadi lebih peka terhadaprisiko. Otoritas pengawas perbankan bergerak cepat untukmemanfaatkan praktek dan pengalaman yang telah ada dandimiliki oleh berbagai bank dalam mengelola risiko terkait kegiatantrading-nya. Untuk memastikan bahwa risiko telah terkendali dan dihitungsecara tepat, bank mulai menetapkan persyaratan internal mengenai modal yang terkait langsung dengan risiko yang dihadapi oleh bagian trading sebuah bank. Untuk dapat melakukanhal tersebut, bank harus memiliki pandangan (view) tertentumengenai hubungan antara risiko dan modal. Pandangan inididasarkan pada sebuah teori keuangan yang dewasa ini semakinsering digunakan, yaitu variabilitas historis pengembalian (return) dari berbagai jenis kegiatan usaha.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 14: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

1.1.3 Regulasi bank – The Market Risk AmendmentPraktek bank untuk mengelola risiko banyak mendapatkan dorongan dandukungan karena adanya: • pertumbuhan pasar derivatif• model penentuan harga opsi (option pricing model) yang terkait langsung

dengan volatilitas pengembalian (return) dari instrumen pasar yang menjadi underlying dengan nilai instrumen tersebut, antara lain penetuanharga berbasis risiko (risk-based pricing)

The Basel Committee mempublikasikan “the Market Risk Amendment”terhadap Basel Accord I pada tahun 1996. Selain menyusun serangkaianaturan sederhana untuk memperhitungkan risiko pasar, Basel Committee mendorong otoritas pengawas perbankan untuk memberikan perhatianpada upaya penilaian model-model yang digunakan bank dalammenentukan harga berbasis risiko (risk-based pricing). Model ini disebutdengan model “Value at Risk (VaR)” dan akan dijelaskan secara lebih rincipada Bab 2 dan 4.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

28

1.1.3 Regulasi bank – Basel IIMelanjutkan publikasi dari Market Risk Amendment, Basel Committee mulai mengembangkan sebuah Capital Accord baru(new Capital Accord) yang selanjutnya disebut Basel II. Setelahmelalui banyak konsultasi dan pembahasan, Basel II tersebutakhirnya diadopsi di tahun 2004 dan disepakati diimplementasikanpada tahun 2006-2007.

Basel II menghubungkan secara langsung antara modal bank dengan risiko yang dimiliki.Untuk melindungi dampak dari gejolak ekonomi bank-bank diminta oleh Basel II agar memperkirakan pengaruhgejolak ekonomi tersebut dan memastikan bahwa bank memiliki modal yang cukup untuk menghadapinya.

Cakupan risiko pasar dalam Basel II secara subtansi tidak berubahdari perubahan tahun 1996 (Amendment) dan penyempurnaannya.

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 15: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

1.1.3 Regulasi bank – Basel II

The Basel II Accord juga mempertimbangkan perlunyamemasukkan risiko-risiko lainnya dalam perhitungan modal berbasis risiko bagi sebuah bank; meskipun ada beberapa halyang belum diatur metode modelnya.Otoritas pengawas perbankan masing-masing negara akanbertanggung jawab untuk mengimplementasikan Basel II sesuaidengan undang-undang dan regulasi yang berlaku di negaratersebut. Implementasi yang konsisten di berbagai negara terhadap sebuahKerangka Kerja, melalui pengawasan dan kerjasama yang lebiherat, merupakan suatu hal sangat penting. Implementasi yang konsisten juga bermanfaat untuk menghindari timbulnyaketidakjelasan sebagai akibat dari adanya pelaporan ganda, yaitukepada otoritas pengawas perbankan dimana bank didirikan (home country) dan dimana bank memiliki cabang atau anak perusahaan(host country)

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

30

1.1.3 Regulasi bank – Basel II

Perbandingan antara Basel I dan Basel II

Dapat dengan mudahdisesuaikan dengan kebutuhanmasing-masing bank

Memakai pendekatan one-size-fits-all untuk penghitungan risikodan modal

Memiliki tingkat sensitivitasrisiko yang lebih tinggi

Memiliki pendekatan sederhanaterhadap sensitivitas risiko

Fokus pada metodologi internalFokus pada satu carapengukuran risiko

Basel II AccordBasel I Accord

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

Page 16: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

1.1.3 Regulasi bank – Basel II

Penting untuk diketahui bahwa risiko-risiko utama tercakupdalam Basel Accord II serta konsekuensinya bagi stakeholder perbankan dan perekonomian.

Jenis risiko utama tersebut adalah:• risiko pasar (market risk)• risiko kredit (credit risk)• risiko operasional (operational risk)• risiko-risiko lainnya (‘other’ risk)

1.1 Bank, risiko dan perlunya regulasi

32

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.2 Risiko Pasar

Page 17: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

1.2 Risiko Pasar

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan risiko pasar?

Market risk didefinisikan sebagai risiko kerugian baikpada posisi on- maupun off-balance sheet yang timbuldari pergerakan harga pasar. Istilah risiko pasar digunakan untuk menyebut kelompokrisiko yang timbul dari perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing dan hal-hal lain yang nilainya ditentukanpasar, misal ekuitas dan komoditi.

34

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan risiko pasar?

Eksposur bank atas suatu rate yang ditetapkan pasar, sepertitingkat suku bunga, timbul sebagai akibat dari salah satu halberikut:

• traded market risk – dimana bank secara aktif berpartisipasidalam perdagangan instrumen pasar, seperti obligasi (bond) yang nilainya dipengaruhi oleh perubahan dari harga pasar.

• interest rate risk in the banking book – dimana bank menghadapi risiko perubahan harga pasar yang disebabkanoleh struktur underlying kegiatan usahanya, seperti aktivitaspemberian kredit dan penghimpunan dana masyarakat.

1.2 Risiko Pasar

Page 18: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

1.2.2 Kurva hasil (yield curve)

Yield curve menunjukan hubungan antara tingkat sukubunga efektif dengan tanggal jatuh tempo suatu investasipada waktu tertentu

Yield curve

4.04.55.05.56.06.57.07.58.0

1m 2m 3m 6m 12m 2y 3y 5y 10y

Maturity

Inte

rest

rate

1.2 Risiko Pasar

36

1.2.3 Traded market risk

Traded market risk adalah risiko kerugian nilai investasiyang terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan(trading) instrumen keuangan di pasar secaraberkesinambungan untuk mendapatkan keuntungan. Bank bersedia menanggung traded market risk dengantujuan untuk mendapatkan keuntungan dari risiko yang diambil.

1.2 Risiko Pasar

Page 19: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

1.2.3 Traded market risk – contoh 1Bank A berkeinginan melakukan kegiatan trading karena potensikeuntungan yang dapat diraihnya. Bank tersebut memutuskanuntuk memperdagangkan obligasi pemerintah yang dalam contohini memiliki tingkat suku bunga tetap untuk periode 5 tahun. Nilaiobligasi itu akan dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga.

100 5%

95

6%105

4%

Nilaiobligasi

tingkatsuku

bunga

1.2 Risiko Pasar

38

1.2.3 Traded market risk – contoh 2

Traded market risk – keputusan pendanaan

Bank A memiliki beberapa alternatif untuk mendanaipembelian obligasi pada contoh sebelumnya denganmelakukan penghimpunan dana berjangka waktu:

1. 5 tahun dengan suku bunga tetap2. lebih dari 5 tahun3. kurang dari 5 tahun

1.2 Risiko Pasar

Page 20: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

20

39

1.2.3 Traded market risk – contoh 2

Traded market risk – keputusan pendanaan

1. Obligasi tersebut dikatakan matched dalam hal risiko tingkatsuku bunga jika Bank A memilih untuk mendanai pembelianobligasi berjangka waktu 5 tahun dengan melakukanpenghimpunan dana untuk jangka waktu yang sama. Adanyakeuntungan (gain) pada obligasi yang disebabkan olehmenurunnya tingkat suku bunga akan diimbangi dengankerugian pada dana yang dihimpun, demikian pula sebaliknya. Bank A dalam hal ini tidak memiliki risiko pasar ataupunmemiliki kemampuan yang signifikan untuk mendapatkankeuntungan dari kegiatan ini.

. Dana Pihak III Bank Obligasi

4 ½ % 5 tahun

5 % 5 tahun

1.2 Risiko Pasar

40

1.2.3 Traded market risk – contoh 2

Traded market risk – keputusan pendanaan

2.Jika trader Bank A yakin bahwa tingkat suku bunga akanmeningkat dimasa mendatang, Bank A mungkin akanmemutuskan untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya denganmenghimpun dana yang memiliki jangka waktu yang lebihpanjang daripada durasi obligasi di atas. Misalnya, Bank A dapat melakukan penghimpunan danaberjangka waktu sepuluh tahun (long funding). Jika perkiraantrader tersebut benar dan tingkat suku bunga naik, maka nilaiutang berjangka waktu 10 tahun yang suku bunganya lebihrendah dari tingkat suku bunga obligasi akan naik melebihi nilaiobligasi yang didanai.

Dana Pihak III Bank Obligasi

6 % 10 tahun

5 % 5 tahun

1.2 Risiko Pasar

Page 21: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

41

1.2.3 Traded market risk – example 2

Traded market risk – keputusan pendanaan

3. Jika para trader Bank A yakin bahwa suku bunga akan turundimasa mendatang, mereka dapat mendanai 5 tahun obligasitersebut dengan dana harian (overnight funds). Hal ini dikenalsebagai ‘short funding’. Bank harus mempanjangpendanaannnya setiap hari. Jika perkiraan trader benar, tingkatsuku bunga dana setiap harinya akan semakin turun karenapenurunan tingkat suku bunga pasar selama periode tersebut.

Dana Pihak III Bank Obligasi

3 % Overnight (O/N)

5 % 5 tahun

Kesalahan dalam pengambilan keputusan pendanaan akan sangatberisiko dan membawa konsekuensi pada terjadinya kerugian. Olehkarena itu, keputusan pendanaan mengandung traded market risk.

1.2 Risiko Pasar

42

1.2.3 Traded market risk – contoh 3

Midland Bank

Pada tahun 1989 Midland Bank, sebuah bank besar di Inggris, mengalami kerugian lebih dari GBP 116 juta atas posisi sukubunga yang dimiliki oleh investment bank unit usahanya.

Hal ini terjadi karena bank justru meningkatkan eksposur-nyasebagai upaya untuk menutup kerugian yang terjadi daripadasegera menutup posisi yang ada pada saat tingkat suku bungamulai bergerak ke arah yang merugikan Midland.

1.2 Risiko Pasar

Page 22: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

22

43

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book

Contoh didepan menggambarkan risiko pasar dalamkonteks trading untuk mendapatkan keuntungan. Akantetapi banyak bank menghadapi persoalan serupa dalampengelolaan risiko sebagai konsekuensi logis daripelaksanaan kegiatan usaha sehari-hari. Hal ini disebutsebagai risiko suku bunga pada banking book (interest rate risk in the banking book), yang merupakan hasil daribisnis bank berhubungan dengan nasabahnya.

1.2 Risiko Pasar

44

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book - contoh

Umumnya bank memiliki ‘short funding’ exposure sama dengankondisi yang dialami trader pada contoh sebelumnya dalammemutuskan kebutuhan pendanaan. Bank dalah hal ini terpaksamemiliki posisi trading tanpa mempertimbangkan suku bunga akannaik atau turun walaupun bank sebenarnya tidak berkeinginanuntuk melakukan trading tersebut.

Bank ANasabahKPR

Terima 5 tahun suku bunga tetap

Deposan

Bayar tingkat suku bunga diskonto BI

1.2 Risiko Pasar

Page 23: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

45

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book - contohUntuk menghindari posisi trading yang bersifat terpaksatersebut, Bank A perlu menyamakan (match) suku bungapendanaan dan kreditnya (proses yang dikenal dengan lindungnilai atau hedging), yang melindungi baik nilai simpanannasabah maupun nilai kredit. Ada beberapa cara bank dapat lakukan dalam hedging, antaralain:1. mengubah model kegiatan usaha sehari-hari dengan

menawarkan suku bunga yang sama untuk dana yang dihimpun dan kredit yang diberikan. Dalam kasus Bank A, bank dapat mengubah baik suku bunga kreditnya sesuaidengan tingkat diskonto bank sentral, atau mengubah sukubunga dana yang dihimpun menjadi suku bunga tetap lima tahun.

1.2 Risiko Pasar

46

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book - contoh

2. Interest rate swap dengan 2 bank

NasabahKPR Bank A Deposan

Terima 5 tahunsuku bunga tetap

Bayar tingkat sukubunga diskonto BI

Bank B

Bayar 5 tahunsuku bunga tetap

Bank C

terima tingkat sukubunga diskonto BI

1.2 Risiko Pasar

Page 24: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

24

47

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book - contoh3. Interest rate swap dengan counterparty

NasabahKPR Bank A Deposan

Terima 5 tahunsuku bunga tetap

Bayar tingkat sukubunga diskonto BI

Swapcounterparty

Bayar 5 tahunsuku bunga tetap

Terima tingkat sukubunga diskonto BI

1.2 Risiko Pasar

48

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) pada banking book – contoh 2

American savings and loan associations, US

The American savings and loan associations (S&Ls) adalah parapemberi kredit perumahan (mortgage), yang pada beberapa negarabagian memiliki kewenangan untuk melakukan investasi langsungdengan memiilki kegiatan usaha lain dan melakukan pengembanganproperti. Hingga tahun 1980an, S&Ls adalah asosiasi yang sebagianbesar dimiliki oleh anggotanya, namun akibat dari bencana risikotingkat suku bunga dalam banking book yang menimpa industri ini, kini asosiasi ini sebagian besar dimiliki oleh pemerintah federal atauoleh pemegang saham. Perkiraan awal biaya penyelamatan (bail out) mencapai USD 500 milyar atau sekitar USD 2000 untuk setiap penduduk Amerika. Walaupun cukup banyak fraud yang terjadi, penyebab utama daribencana tersebut dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian.

1.2 Risiko Pasar

Page 25: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

49

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book – contoh 2American savings and loan associations, USPertama, dana yang ada dialokasikan pada properti yang harganyasudah sangat tinggi. Pada saat harga properti jatuh, jaminan yang ada menjadi sangat tidak memadai. Kedua, walaupun tingkat suku bunga mortgage adalah suku bungatetap, kurangnya klausul penalti pada pelunasan lebih awal telahmemungkinkan debitur melakukan pengalihan mortgage-nya untukmendapatkan suku bunga yang lebih rendah pada saat suku bungapasar menurun. Dalam keadaan ini, para pemberi kredit masihterikat pada sumber-sumber dana yang suku bunganya lebih tinggi.Posisi mismatch atas pemberian kredit dengan suku bunga yang lebih rendah daripada suku bunga yang dibayarkan kepada parapenyimpan dana menyebabkan banyak S&L jatuh dengan kerugianmencapai milyaran dolar.

1.2 Risiko Pasar

50

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book – contoh 2

American savings and loan associations, US

S & LMarketArus Dana

Bayar 5 tahunFixed pada 4 ½ %

Match atau tidakkah posisi tersebut?

Manakala tingkat suku bunga turun, banyak nasabah yang melakukan pelunasan dipercepat mortgage-nya tanpa dikenakanpenalti.

KPR

Terima rate KPRpada 5 ½%

Arus Dana

1.2 Risiko Pasar

Page 26: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

26

51

1.2.4 Risiko suku bunga (Interest rate risk) padabanking book – contoh 2

American savings and loan associations, US

S & L

Pada saat mortgage dilunasi, maka terjadi akan terjadiketidaksesuaian posisi (unmatched position) .S&L tetap membayar suku bunga yang lebih tinggi denganmemperoleh pendapatan atas mortgage baru pada suku bungayang lebih rendah.

MarketArus Dana

Bayar 5 tahunFixed pada 4 ½ %

KPR Baru

Terima rate KPRpada 3 ½%

Arus Dana

1.2 Risiko Pasar

52

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.3 Risiko Kredit

Page 27: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

53

1.3 Risiko Kredit

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan risiko kredit?

Credit risk adalah risiko kerugian yang terkait dengankemungkinan kegagalan counterparty memenuhikewajibannya; atau risiko bahwa debitur tidak membayarkembali utangnya.

Credit Risk – contoh:

Bank A memberikan KPR kepada para debiturnya. Saatmemberikan kredit tersebut, bank memiliki risiko bahwasebagian - atau seluruh debitur perorangan tersebut akan gagalmembayar bunga ataupun pokok yang diterimanya.

54

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan risiko kredit?

Risiko kredit timbul dari adanya kemungkinan bahwa kredit yang diberikan oleh bank, atau obligasi yang dibeli, tidak dapatdibayarkan kembali. Risiko kredit juga timbul dari tidakdipenuhinya berbagai bentuk kewajiban pihak lain kepada bank, seperti kegagalan memenuhi kewajiban pembayaran dalamkontrak derivatif.

Risiko kredit merupakan risiko terbesar yang dihadapi. Padaumumnya, marjin yang diperhitungkan untuk mengantisipasirisiko kredit hanyalah merupakan bagian kecil dari total kredityang diberikan bank dan oleh karenanya kerugian pada kreditdapat menghancurkan modal bank dalam waktu singkat.

1.3 Risiko Kredit

Page 28: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

28

55

1.3.1 Apa yang dimaksud dengan risiko kredit? – contoh

Barclays Bank, UK

Pada bulan Maret 1993 Barclays Bank mengumumkan kerugiansebesar GBP 244 juta untuk tahun 1992, dan telah membentukprovisi sebesar GBP 2.5 milyar untuk kredit kategori “diragukan”and “macet” dalam tahun tersebut.

Uang tersebut termasuk untuk provisi kredit sebesar GBP 240 juta yang dianggarkan khusus untuk kredit sebesar GBP 422 juta yang diberikan kepada IMRY, pengembang properti. Kreditmacet pada IMRY ini disebabkan oleh krisis properti di UK padaawal tahun 1990-an.

1.3 Risiko Kredit

56

1.3.2 Metode pengelolaan risiko kredit

Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalammengelola risiko kreditnya untuk meminimalkankemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian kredit(dikenal dengan credit risk mitigation).

Kebijakan tersebut adalah:

• model pemeringkatan (grading model) untuk kredit perorangan• manajemen portofolio kredit• sekuritisasi• agunan (collateral)• pemantauan/pengawasan arus kas• manajemen pemulihan kredit (recovery management)

1.3 Risiko Kredit

Page 29: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

57

1.3.3 Model pemeringkatan (Grading models)

Bank harus melakukan kalibrasi risiko yang pada gilirannyaakan memungkinkan bank mampu menetapkan suatuprobabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan(yang dikenal dengan probability of default/PD).

Cara ini memungkinkan bank untuk memastikan bahwaportofolio kredit bank tidak terkonsentrasi pada kreditberkualtias buruk yang memiliki kemungkinan default yang tinggi.

Basel II secara spesifik membahas ‘grading models’sebagai bagian dari rerangka kerja risiko kredit.

1.3 Risiko Kredit

58

1.3.4 Manajemen portofolio kredit

Bank dengan cara yang sama mengukur portofoliokreditnya untuk memberikan keyakinan bahwa kredityang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satuindustri atau wilayah geografis tertentu. Hal inimemungkinkan bank untuk melakukan diversifikasi padaportofolio kreditnya sehingga risiko terjadinya default yang bersifat sistemik (systematic default) dapatditekan. Analisis ini disebut dengan cohort analysis dandapat digunakan baik pada kredit korporasi maupunperorangan.

1.3 Risiko Kredit

Page 30: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

30

59

1.3.5 Sekuritisasi (securitization)

Salah satu teknik yang digunakan bbank untuk melindungidirinya dari gejolak ekonomi (economic shocks) adalahmengemas dan menjual sebagian dari portofolio kreditnyakepada investor dalam bentuk surat berharga atau dikenaldengan securitization.

Sekuritisasi memungkinkan bank untuk mengurangi potensieksposur yang tinggi pada suatu jenis kredit tertentu yang menurut Dengan cara itu bank dapat mengurangi eksposurpinjamannya yang dinilai tinggi atau mengurangi bentuk pinjamanyang menunjukkan konsentrasi risiko yang tinggi.

Sekuritisasi memungkinkan bank menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan aktiva dan menginvestasikannya padaaktiva lain yang dianggap memiliki risiko lebih rendah.

1.3 Risiko Kredit

60

1.3.6 Agunan (collateral)

Collateral adalah aset yang diperjanjikan oleh debituruntuk mendapatkan kredit dan dapat diambil alih dalam halterjadi default. Agunan memiliki peranan penting dalamkebijakan pemberian kredit yang diterapkan bank. Agunandapat memiliki bentuk yang beragam. Bentuk agunan yang paling mudah dikenali dan paling aman adalah uang tunai, sementara bentuk yang paling umum adalah propertihunian (residential property).

Suatu hal yang penting bagi bank adalah untuk memastikan bahwaagunan tersebut benar-benar dapat digunakan untuk memitigasirisiko kredit apabila terjadi gagal bayar (default).

1.3 Risiko Kredit

Page 31: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

31

61

1.3.7 Pemantauan arus kas (cash flow monitoring)

Kebanyakan bank yang pernah mengalami kondisi tingkat gagalbayar yang tinggi, menyadari bahwa reaksi cepat terhadappenanganan atas situasi kredit yang memburuk dapatmengurangi problem secara signifikan. Caranya adalah dengan:• Membatasi tingkat eksposur (EAD)• Memastikan bahwa nasabah segera bereaksi cepat untuk

mengatasi keadaan

Banyak model kredit memberikan perhatian khusus pada aruskas perusahaan dan perorangan, sebagaimana terefleksi dalamrekening koran yang dimilikinya.

1.3 Risiko Kredit

62

1.3.8 Manajemen pemulihan (recovery management)

Banyak bank mengakui bahwa manajemen yang efisienterhadap pinjaman yang macet, mampu mengembalikankerugian yang dialami bank secara cukup signifikan. Bank kemudian membentuk bagian yang secara khusus menanganirecovery dan menjadikan bagian ini sebagai hal yang penting didalam proses manajemen risiko kredit yang berkualitas tinggi.

‘Loss given default’ (LGD) adalah perkiraan kerugian yang bank akan mampu ditanggung sebagai akibat terjadinya kredit macet. Dalam hal ini LGD merupakan perkiraan rata-rata yang sudahdiantisipasi. Penentuan LGD dan pengelolaannya memegangperanan penting dalam perhitungan modal berdasarkan internal model (Internal rating based approach).

1.3 Risiko Kredit

Page 32: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

32

63

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.4 Risiko Operasional

64

1.4 Risiko Operasional

1.4.1 Apa yang dimaksud dengan risiko operasional?

Operational risk adalah risiko kerugian yang diakibatkanoleh kurang memadainya atau kegagalan proses internal, manusia, sistem, dan dari kejadian eksternal.

Definisi tersebut tercantum dalam kerangka kerja Basel IIOperational risk lebih jauh dapat dibagi ke dalam beberapa sub kategori, yaitu risiko yang berhubungan dengan :

• proses internal (internal processes)• manusia (people)• sistem (systems)• kejadian eksternal (external events)• kewajiban hukum dan perundangan (legal risk).

Page 33: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

33

65

1.4.1 Apa yang dimaksud dengan risiko operasional? –contoh 1

Kegagalan pengendalian: Barings, London

Pada tahun 1995, Barings London bankrut setelah rugi sebesar827 juta GBP karena gagal dalam proses dan prosedur internal control-nya. Pialang yang berbasisdi Singapura dan bekerja di Bursa BerjangkaSingapura (Singapura Futures Exchange) telah menyembunyikankerugian atas posisi perdagangan yang senantiasa meningkatselama lebih dari 2 tahun sampai akhirnya tidak bisa bertahan.Karena lemahnya pengawasan setempat, pialang tersebut bisabertindak baik sebagai manajer back office maupun front oficeyang bisa menyetujui transaksi yang dilakukannya sendiri. Meskibisa dipersepsikan sebagai kejadian “pialang nakal”(rogue trader), namun sesungguhnya yang menjadi penyebab utamanya adalahkegagalan dalam pengawasan internal.

1.4 Risiko Operasional

66

1.4.1 Apa yang dimaksud dengan risiko operasional? –contoh 2

Teknologi/globalisasiContoh risiko operasional ini sebenarnya berpengaruh terhadapsemua industri, bukan hanya perbankan. Contoh ini juga bukanmerupakan kejadian tunggal, tetapi merupakan rangkaian kejadianyang berkelanjutan. Kasusnya adalah dampak dari virus komputeryang merugikan miliaran dollar terhadap dunia usaha di seluruhdunia.

Virus Mellisa muncul bulan Maret 1999 dan diperkirakan telahmempengaruhi 45 juta PC hanya dalam beberapa hari. Akibatnyadunia usaha terpaksa mengeluarkan biaya sebesar 500 juta USD untuk mengatasi masalah ini.Tahun 1990 dilaporkan ada 200 jenis virus, sampai akhir 2004 menjadi lebih dari 70.000 jenis virus.

1.4 Risiko Operasional

Page 34: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

34

67

1.4.1. Apa yang dimaksud dengan risiko operasional?

Risiko operasional terkait dengan sangat banyak masalah yang dapat disebabkan oleh gagalnya proses di bank. Namundemikian risiko operasional berpengaruh terhadap semua jenisusaha tidak hanya perbankan.

Risiko operasional merupakan risiko yang paling berpengaruhterhadap pelayanan nasabah sehari-hari. Oleh karena dalamkaitannya dengan risiko operasional, bank meningkatkan fokusperhatiannya pada proses, prosedur dan kontrol.

Lebih dari 20 tahun terakhir, kesalahan pengelolaan risikooperasional telah mengakibatkan kerugian individual bank yang setara dengan risiko kredit dan risiko pasar.

1.4 Risiko Operasional

68

1.4.1. Apa yang dimaksud dengan risiko operasional?

Semua bank terbiasa dengan kegagalan operasional dantentunya sudah punya rencana dan proses dalam mengelolarisiko ini. Persoalan yang paling banyak dijumpai sehari-haridan berpengaruh terhadap bank adalah:• Kesalahan memasukkan transaksi oleh pialang atau staf

back office sehingga posisi pasar menjadi salah danmenimbulkan masalah dalam rekonsiliasi posisi

• Transaksi kredit dan debet tidak seimbang (balance)• Kegagalan sistem transaksi setelah dilakukan perbaikan

sistem komputer• Kejadian eksternal seperti pemadaman listrik atau banjir.

1.4 Risiko Operasional

Page 35: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

35

69

1.4.1. Apa yang dimaksud dengan risiko operasional?

Lebih dari 15 tahun terakhir secara umum telah terjadipeningkatan angka kejadian risiko operasional padatingkat yang tinggi yang memberikan dampak besarterhadap profitabilitas dan permodalan bank. Olehkarenanya pengawas perbankan telah mendorongbank agar melihat proses bank seluas mungkin danmemberikan perhatian khusus terhadap kejadian yang “low frequency/high impact” secara tersendiri diluarrisiko kredit dan risiko pasar.

Basel II telah mengambil langkah maju untuk risikooperasional yaitu bahwa untuk pertama kali bank diminta untuk mengkuantifikasi risiko ini, mengukurnyadan mengalokasikan modal sebagimana untuk risikokredit dan pasar.

1.4 Risiko Operasional

70

1.4.2 Perubahan bentuk Risiko Operasional

Baik bank maupun pengawas bank khawatir bahwaperubahan industri perbankan juga dapatmenyebabkan perubahan yang mendasar bagi risikooperasional. Kejadian yang dulunya menyebabkankerugian ringan, berkembang menjadi kejadian yang jarang terjadi, akan tetapi jika terjadi berdampak besar

Ada beberapa alasan mengapa kharakteristik dasar risikooperasional berubah, antara lain karena:• automasi• Kepercayaan thd teknologi• outsourcing• terorisme• Meningkatnya globalisasi

• incentives & trading – pialang nakal• Meningkatnya volume dan nilai

transaksi• Meningkatnya litigation.

1.4 Risiko Operasional

Page 36: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

36

71

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.5 Risiko lainnya (Other risks)

72

1.5 Risiko-risiko lainnya

1.5 Risiko-risiko lainnya

Walaupun dalam Basel II risiko Operasional tidakmencakup risiko Bisnis, Strategik dan Reputasi,namunpembebanan modal untuk “other risks" tetap perludiperhatikan di dalam perhitungan modal yang berbasisrisiko (risk-based capital).

Lingkup kerja Basel II sangat spesifik untuk risiko-risiko yang dikategorikan sebagai “other risks". Walaupun secara tidaklangsung tercakup dalam peraturan, other risks ini penting untukdiperhatikan karena bank perlu mengetahuinya dalam upayamenghitung modal bank yang berbasis risiko.Ada tiga jenis yang masuk kategori “other risks”, yaitu:• risiko bisnis (business risk)• risiko strategik (strategic risk)• risiko reputasi (reputational risk)

Page 37: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

37

73

1.5.1 Risiko bisnis

Business risk adalah risiko yang berkaitan denganposisi kompetitif bank serta prospek kemajuan bank didalam menghadapi pasar yang selalu berubah.

Walaupun risiko Bisnis tidak masuk dalam definisi RisikoOperasional dari Basel II, namun sangat jelas risiko inimerupakan hal yang sangat diperhatikan oleh ManajemenSenior dan Dewan Direksi bank.

Risiko Bisnis mengacu juga, sebagai contoh, pada prospekjangka pendek dan panjang dari produk dan jasa bank yang telah ada.

1.5 Risiko-risiko lainnya

74

1.5.1 Risiko bisnis – contoh

Bank A menyediakan pinjaman KPR kepada nasabahnya.Manajemen Senior bank terse but memutuskan untuk secaraagresif menaikkan pangsa pasar KPR dengan memberikanpotongan harga properti disamping memberikan nilai pinjamansebesar 100% dari nilai agunan (DP 0%).Keputusan bisnis ini membawa tingkat risiko yang tinggi karenaBank A tidak terlindungi dipasar properti dan rentan terhadapkenaikan tingkat suku bunga.Hal ini dapat menyebabkan biaya pinjaman KPR bagi peminjamnaik yang dapat menyebabkan terjadinya gagal bayar. Selanjutnya, penurunan dalam harga properti akanmengakibatkan nilai jaminan lebih rendah dari nilai pinjaman

1.5 Risiko-risiko lainnya

Page 38: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

38

75

1.5.1 Risiko bisnis – contoh

Mempertimbangkan bahwa kenaikan suku bunga pinjamandan kejatuhan harga properti dapat terjadi secarabersamaan maka keputusan bisnis ini jelas mempunyairisiko.Walau Bank A secara teratur menaikkan pangsa pasarnyanamun kualitas nilai agunannya menjadi rendah.Pada saat suku bunga pinjaman naik. Bank A mendapatibahwa banyak nasabahnya yang meminjam secaraberlebihan (over borrowed) dan tidak mampu lagi untukmelaksanakan kewajibannya.

1.5 Risiko-risiko lainnya

76

1.5.1 Risiko bisnis – contoh 2BestBank, Boulder, Colorado, US

Pada bulan Juli 1998 BestBank di Boulder Colorado ditutup olehFederal Deposit Insurance Corporation sebagai akibat rugisebesar USD 200 juta. Kerugian ini disebabkan kebijakanBestBank yang berani menyetujui proposal kartu kredit baginasabah yang memiliki kualitas kredit “rendah”. Kebijakan kartukredit BestBank's adalah contoh klasik bank yang memberikanpinjaman kepada nasabah yang berisiko tinggi dengan sukubunga yang tinggi untuk ekspansi bisnisnya. Sebagai hasil darikebijakan kartu kredit yang ekspansif ini neraca BestBank tumbuhdari USD 10juta di tahun 1994 menjadi USD 348 juta di tahun1998.Meskipun pendapatan BestBank meningkat. namun mereka gagaluntuk mencadangkan dana yang memadai bagi pinjamanbermasalahnya.

1.5 Risiko-risiko lainnya

Page 39: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

39

77

1.5.2 Risiko Strategik

Strategic risk adalah risiko yang terkait dengankeputusan bisnis jangka panjang yang dibuat olehmanajemen senior bank. Hal ini dapat juga berhubungandidalam implementasi keputusan strategik tersebut.

Risiko Strategik dan risiko Bisnis pada dasarnya hampirserupa, namun keduanya berbeda dalam durasi danpentingnya keputusan yang diambil. Risiko Strategikberhubungan dengan keputusan seperti :• akan melakukan investasi dalam bisnis apa. • bisnis apa yang akan diakuisisi. • dimana dan bagaimana bisnis akan dijalankan atau dijual.

1.5 Risiko-risiko lainnya

78

1.5.2 Risiko Strategik – Midland Bank, UK

Di bulan Oktober 1981 Midland Bank membayar USD 597juta untukmembeli 51% saham Crocker Bank.Pada bulan Februari 1986 saham Crocker Bank yang dibeli tersebutdijual kembali kepada Wells Fargo Bank seharga USD 1.100 juta. Walau terlihat investasi di Croker Bank menjadi berlipat dua bagiMidland Bank namun hal-hal dibawah ini tidak diperhitungkan yaitu :• Pencadangan USD 760 juta untuk kredit bermasalah yang dilakukanMidland Bank.

• Dana sebesar USD 700 juta yang diinvestasikan Midland Bank diCrocker Bank pada tahun 1981.

Diperkirakan bahwa kerugian secara total di Crocker Bank mencapaiUSD 1.700 juta. Masalah utama Midland Bank's dengan Crocker Bank sebagian disebabkan juga karena membeli bank asing yang mempunyai standard dan sifat bisnis yang berbeda.

1.5 Risiko-risiko lainnya

Page 40: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

40

79

1.5.3 Risiko Reputasi

Reputational risk adalah risiko potensial yang dapatmerusak perusahaan karena adanya opini publik yang negatif.

Dalam ilustrasi risiko reputasi di awal. telah dicontohkan terjadinyapelarian dana dalam jumlah besar karena adanya persepsi bank sedang kesulitan dana. Reputasi bank tersebut rusak karenaadanya suatu riskevent yang menyebabkan para nasabahnyakhawatir sehingga tercipta suatu krisis kepercayaan.Pada masa kini risiko reputasi yang dihadapi bank serta dapatmerugikan bank telah meningkat kehebatan dan kecepatannya. Hal ini disebabkan pasar finansial yang bersifat global sehinggatrading dapat berlangsung terus selama 24 jam/hari. Sehinggakerusakan yang dapat terjadi pada banyak bank bereputasiinternasional dapat terjadi setiap saat. dibagian manapun diduniaserta dapat diberitakan saat itu juga secara real time.

1.5 Risiko-risiko lainnya

80

1.5.3 Risiko Reputasi

Risiko reputasi tidak hanya terbatas dan terjadi pada reputasidi satu bank saja, namun dapat mencakup pada seluruhsektor industri perbankan, seperti bank perkreditan atauinternet banking.Risk event yang terjadi pada satu bank dimana kontrolrisikonya rendah, dapat berdampak terhadap reputasi daribank individu tersebut serta industri perbankan secarakeseluruhan.Apa yang dimulai sebagai kejadian yang terbatas pada satubank, berdasarkan apa yang diberitakan. dapat padaakhirnya merusak reputasi industri perbankan.

1.5 Risiko-risiko lainnya

Page 41: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

41

81

1.5.3 Risiko Reputasi – contoh 1

Risiko reputasi berskala industri (Industry-wide reputational risk)Bank C suatu internet banking. Menyusul peningkatan keamananperangkat lunak (software)mereka secara online, satu kesalahan kecilyang terjadi pada software mereka mengakibatkan Bank Statement beberapa nasabah dapat terbaca oleh nasabah yang lain. Meskipuntidak dapat melakukan otorisasi transaksi apapun terhadap Bank Statement tersebut. kejadian ini dilaporan sebagai pelanggaranterhadap sistim keamanan internet secara online.Berita ini kemudian muncul di media masa yang mempertanyakan“seberapa aman uang anda secara online?" Potensi terjadinyakejahatan perbankan secara online memberi kesan bahwa internet banking secara alamiah tidak aman. Meskipun tidak terjadi kerugianapapun bagi nasabah. kepercayaan publik terhadap online banking turun dan reputasi dari internet banking ambruk sehingga jumlahnasabah pada bank yang berbasis internet turun dramatis yang memaksa beberapa bank pada akhirnya tutup.

1.5 Risiko-risiko lainnya

82

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.6 Dampak potensial dari kegagalanpengelolaan risiko dalam perbankan

Page 42: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

42

83

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

1.6.1 Dampak risiko

Selain kerugian finansial secara langsung yang terjadipada bank karena adanya peristiwa risiko (risk event),kerugian dapat berdampak juga pada stakeholder bankseperti : para pemegang saham. karyawan, nasabah -maupun terhadap ekonomi. Umumnya efek kepadapemegang saham dan karyawan bersifat langsung, namun dampak kepada nasabah dapat bersifat tidaklangsung sehingga tidak kentara. Kerugian tidaklangsung karena risiko ini sering merupakankonsekuensi dari risk event yang mempunyai dampakekonomi.

84

1.6.2 Dampak pada para pemegang saham

Ketika suatu peristiwa terjadi pengaruh terhadap pemegangsaham dapat berupa :

• Kerugian total dari investasi - karena bangkrutnyaperusahaan.

• Menurunnya nilai investasi - harga saham turun karenarusaknya reputasi atau turunnya keuntungan.

• Kehilangan dividen karena turunnya keuntunganperusahaan.

• Kewajiban yang timbul akibat kerugian – pemegangsaham dapat mempunyai kewajiban untuk kerugian yang terjadi.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 43: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

43

85

1.6.2 Dampak pada para pemegang saham – contoh

Bank of Credit and Commerce International (BCCI)

Pada bulan Juli 1991, BCCI bangkrut sebagai akibat adanyapenipuan internal senilai USD 4 mityar serta kewajiban sebesarUSD 14 milyar. Akibat berantai jatuhnya BCCt diketahui bahwabank tersebut tidak lagi mempunyai nilai seperti yang diharapkanoleh lebih dari sejuta investornya. Setelah jatuh, likuidator ditunjukuntuk "menyelesaikan“ kasus BCCI dan menyelamatkan aset-asetyang ada semaksimal mungkin bagi para penabung dankrediturnya.Setelah 7 tahun bangkrutnya BCCI diperkirakan bahwa likuidatortelah berhasil menyelamatkan USD 5.5 milyar. Likuidator sampaibulan Agustus 2005 masih bekerja dan menuntut Bank of England senilai USD 1 milyar atas kegagalannya menjalankan fungsi dantugas pengawasan.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

86

1.6.3 Dampak pada karyawan

Peristiwa risiko (Risk event) dapat berdampak kepada karyawansuatu perusahaan terlepas apakah mereka turut andil atau tidakdalam peristiwa tersebut. Kemungkinan dampaknya termasuk :

• pemberian sanksi disiplin internal disebabkan kelalaian atautindakan diluar batas yang dilakukan karyawan.

• kehilangan pendapatan. contohnya pengurangan bonus ataukenaikkan gaji karena dampak dari pendapatan perusahaanyang berkurang.

• Kehilangan pekerjaan

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 44: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

44

87

1.6.3 Dampak pada karyawan - contoh

Orange County, California, USPada bulan Desember 1994 Orange County di California USA mengumumkan rugi sebesar USD 1.6 milyar. Kerugian tersebut merupakan hasil aktifitas investasi yang tidakdiawasi oleh manajer treasuri pemerintahan daerah tersebut yang mengelola portfolio sebesar USD 7.5 milyar milik sekolah daerah. kota praja dan pemerintahan daerah itu sendiri. Treasuri manajer tersebut menempatkan dana dalam investasiderivatif dan memperkirakan bahwa suku bunga akan terus turunatau tetap rendah. Strategi investasi ini bekerja dengan baik sampaidengan 1994 pada saat the Federal Reserve Board menaikkan sukubunga yang mengakibatkan kerugian. Investasi ini dilikuidasi pada bulan Desember 1994 dengan kerugianmencapai USD 1.6 milyar. Akibat konsekuensi oari kerugian diatasOrange County bangkrut dan banyak pegawainya yang di PHK..

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

88

1.6.4 Dampak pada nasabah

Dampak suatu risk event kepada nasabah dapat terjadi secaralangsung maupun tidak langsung dan biasanya sulitdiidentifikasikan dengan segera Efek ini dapat terus berlanjutsetelah suatu periode tertentu yang pad a akhirnya berdampakpada bank.Oleh karena itu sangat sulit untuk mengetahui jumlah total darikerugian dalam suatu risk event bila melibatkan para nasabah.Konsekuensi yang dapat dirasakan nasabah bank termasuk :• kualitas tingkat pelayanan nasabah yang menurun. • penurunan dalam penyediaan berbagai jenis produk . • krisis likuiditas.• berubahnya peraturan.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 45: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

45

89

1.6.4 Dampak pada nasabah

Adalah penting bagi para peserta training untukmengerti konsekuensi risiko bagi nasabah bank karenahal ini memberikan penekanan perlunya mengaturbank secara khusus dibandingkan dengan industri jasakeuangan secara keseluruhan.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

90

1.6.5 Risiko operasional dan pelayanan nasabah

Sudah dinyatakan dimuka bahwa risiko yang paling mempunyai dampak pada nasabah sehari-hari adalah risikooperasional. Bila ada kejadian operasional, nasabah dapatlangsung terkena dampaknya disebabkan hal-hal seperti :• Kualitas pelayanan yang jelek atau salah. • Gangguan pada sebagian pelayanan.• Merasakan kurangnya keamanan bank. • Adanya kekurangan dalam keseluruhan pelayanan yang

diberikan.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 46: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

46

91

1.6.5 Risiko operasional dan pelayanan nasabah

Suatu gangguan pada pelayanan nasabah yang berjalan normal dapat berdampak kepada reputasi bank tersebut. yang padaakhirnya dapat berdampak pada pendapatan bank karena nasabahmemindahkan urusan perbankannya pada bank lain. Hal inimenjadi penting bila peristiwa risiko operasionalnya ini disebabkanmasalah teknikal yang berdampak pada ribuan nasabahnya.Dampak dari suatu peristiwa risiko operasional bagi nasabah dapatberdampak pada kerugian finansial dalam bentuk yang lain bagibank seperti :• pembayaran kepada individu sebagai kompensasi kerugian yangtidak langsung.

• biaya litigasi . • Penalti/sanksi dari pengawas.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

92

1.6.5 Risiko operasional dan pelayanan nasabah - contohCahoot suatu bank online yang didirikan Abbey National Bank UK. menghadapi masalah teknis tidak lama setelah diluncurkan pada Juni2000. Sistem tersebut pada awal digunakan “hang”dan tidak bisadipakai selama hampir 2 hari disusul kemudian oleh masalah teknislainnya selama 3 hari. Strategi Cahoot's pada awalnya adalahmenawarkan kepada 25.000 nasabah pertamanya suatu overdraft kartu kredit yang tidak dikenakan bunga. Pesaing bank online lainnyamempertanyakan apakah kapasitas sistem yang Cahoot telahinvestasikan dapat cukup menampung permintaan yang mengalir. Diperlukan waktu 10 sampai 14 hari untuk menyetujui permohonanpemegang kartu kredit karena mereka perlu memeriksa apakah adapencucian uang yang dilakukan beberapa calon nasabah yang berpotensi. Selain menolak permohonan bagi yang telah mempunyaipinjaman yang tinggi, siapapun yang tinggal di apartemenkemungkinan besar di tolak permohonannya karena website bank tidak dapat membaca alamat seperti 35a atau top flat" (Suatu alamattertentu yang ada UK saja).

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 47: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

47

93

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risikoPemberian kredit yang berlebihan (Over lending) – fenomena yang terus berulang (a cyclical phenomenon)

Bank yang memberikan pinjaman berlebihan dalamsituasi booming tidak dapat mengelak untuk terjadinya'under lend‘ pada masa resesi. Hal ini karena dampakresesi akan memaksa bank untuk melakukan writeoffpinjamannya sehingga modalnya turun dan kemampuanbank untuk memberikan pinjaman baru menurun bilatidak disertai dengan adanya penambahan modal baru.

Hal ini yang sering disebut sebagai efek ‘procyclicality' yang dapatterlihat jelas pada pemberian pinjaman yang merata pada aset-aset yang "bubbles”. Pinjaman berlebihan yang dilakukan padapasar yang booming telah memberikan harapan dan ekspektasipendapatan yang tidak realistis serta menilai aset secara tidakrealistis. seperti yang terjadi di real eastate komersial danresidential pada waktu yang berbeda diseluruh dunia.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

94

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko -contoh

The ‘dotcom’ bubblePada akhir tahun 1990an investor ingin sekali menginvestasikanuangnya di perusahaan internet karena hal ini diyakini sebagai caracepat untuk menjadi kaya di salah sektor pasar yang ada. Hal inimenyebabkan banyak perusahaan yang "over valued' dengan hargaekuiti yang tinggi namun semu. Pasar menunjukkanketidakstabilannya pad a saat perusahaan-perusahaan internet inigagal memperkirakan pendapatannya bahkan banyak yang berhutang semakin dalam. Pada akhirnya di tahun 2000 dan 2001 pasar ambruk dan investor kehilangan milyaran dollar. Di bulanNovember 2000 dalam 8 bulan terakhir diperkirakan GBP 40 milyartelah hilang dari nilai harga perusahaan-perusahaan dotcom di FTSE TechMark index di London. Ditahun-tahun berikutnya hampir tidakmungkin bagi perusahaan internet untuk manggalang dana investasiwalaupun mereka mempunyai rencana bisnis yang bagus.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 48: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

48

95

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko

'Procyclicality' merupakan salah satu area yang menjadikonsentrasi bagi penelitian dimasa datang untuk model risiko kredit dan pengelolaanya. Basel II telah dikritikuntuk kemungkinan penyebab adanya peningkatan'procyclicality‘ bagi bank yang melakukan pinjamankarena terkait dengan penggunaan credit grading model terhadap pemenuhan kecukupan modal bank yang diatur. Sehingga adanya gangguan dalam sistim credit grading model akan mengarah kepada kenaikan bagipemenuhan kecukupan modal terlepas pinjamantersebut default atau tidak.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

96

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko

Likuiditas dan risiko pasar

Konsekuensi dari peristiwa risiko pasar meningkatkarena pasar terus melakukan trading dengan volume yang lebih banyak. Pertumbuhan volume ini di pasarperdagangan bukannya bebas dari masalah.Pengujian Matematis yang telah digunakan untukmembantu pengidentifikasian risiko dan harga telah adasejak lama. Namun masih tetap ada gap yang harusditangani sebelum hal ini dapat diakui sebagai indikatoryang dapat diandalkan dafam menentukan tren risikopasar.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 49: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

49

97

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko-contohLong-Term Capital Management, USDi bulan September 1998 Long-Term Capital Management (LTCM), sebuah hedge fund di amerika telah diselamatkan darikebangkrutannya oleh 16 pihak rekanannya. Pihak rekanan inisetuju untuk menginvestasikan sekitar USD 4 milyar dananya, sehingga LTCM dapat mengurangi sekitar USD200 milyar eksposurpasarnya secara teratur sehingga tidak menciptakan guncangan dipasar.Long-Term Capital Management:• Tidak melakukan hedging atas risikonya dan cenderung

menerima risiko yang ada. • Tidak melakukan investasi jangka panjang. • Mencukupi modalnya dengan pinjaman dan memperbolehkan

para investornya untuk menarik dana dalam jumlah besarwalaupun hanya terjadi sedikit pergerakkan di harga.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

98

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko-contohLong-Term Capital Management, US

Tidak seperti invstment trusts yang dibatasi kemampuanmeminjamnya, LTCM dapat melakukan pinjaman berulang kali diatas nilai modalnya sendiri. Ini merupakan hal utama yang berperan atas kemungkinan bangkrutnya LTCM.Salah satu problem LTCM's adalah karena 2 dari para partner yang ada menerapkan pendekatan akademis dalam menjalankanusahanya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah karana jarangdigunakan dan bagus hanya sebagai model. Sayangnya hal initidak tepat dilakukan. Masalah LTCM's dimulai ketika pemerintahRusia tidak mampu bayar pinjamannya. Likuiditas, yang jadiandalan LTCM. mulai mengering diseluruh pasar finasial duniadan LTCM mendapati dirinya harus membayar tunai untukmemenuhi komitrnennya.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 50: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

50

99

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko

Krisis likuiditas mungkin jarang teljadi di retail banking, namun dipasar Corporate hal ini lebih sering te~adi. Wholesale banks, yang tidak memiliki simpanan dari nasabah retail. mengandalkan aset untuk menjamin pinjaman yang diberikandari pasar.Ini termasuk aset dari obligasi pemerintah dan perusahaan. Jikaaset-aset ini menjadi tidak likuid (karena : investor belum siapuntuk membelinya atau hanya akan membeli dengan valuasiyang diturunkan besar-besaran). sebuah krisis likuidasi dapatterjadi.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

100

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko

Krisis likuiditas dapat terjadi dan muncul di seluruh pasar. Untuk mengurangi dampak dari krisis likuiditas maka perludilakukan :•. Peningkatan kewaspadaan dari sisi pengawas .• Reaksi yang cepat dari Bank Sentral. • Pemantauan yang ketat dari manajemen bank,

Basel II dibuat dengan sensitivitas yang lebih tinggi untukmengantisipasi perubahan pasar yang sulit diprediksi.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 51: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

51

101

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risiko

Sarbanes-Oxley (SOX)

Badan Pengawas seringkali memperkenalkan aturan-aturanbaru merespon kepada masalah tertentu guna mencegah ataumengurangi agar masalah tersebut tidak terjadi kembali.Peraturan baru tersebut dapat berdampak secara tidaklangsung kepada nasabah bank. baik karena biayaimplementasi yang dikeluarkannya maupun nilai-nilai perubahanyang dirasakannya.Suatu contoh dari satu peraturan yang ditingkatkan di Amerikaadalah disetujuinya "Sarbanes-Oxley Act of 2002" yang mengatur keharusan adanya pertanggungjawaban perusahaan.Perundang-undangan terse but diterbitkan menyusul skandalAkuntansi diakibatkannya ambruknya Enron dan WorldCom.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

102

1.6.6 Dampak ekonomi dari suatu kejadian risikoInternational Accounting Standards (IAS) Pada tahun 2005/06 International Accounting Standards akansecara luas diperkenalkan, khususnya untuk wilayah EU.Hal ini akan mempengaruhi beberapa bank dalam melakukanperhitungan akuntansi salah satunya lindung nilai atas risikosuku bunga pada banking book. Penerapan IAS ini akan juga berdampak dalam transparansi dilaporan dan neraca bank. Regulasi akuntansi yang baru ini akandianggap tidak biasa bila dimasukkan sebagai suatu peristiwarisiko. Namun bila penerapan awal IAS ini merubah persepsitentang keuntungan dimasa depan maka jelas ia suatu peristiwarisiko. Oleh karena itu, hal ini harus dikelola dengan hati-hatidan penyimpangan yang terjadi harus dapat dijelaskan kepadastakeholders.

1.6 Dampak potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam perbankan

Page 52: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

52

103

1 Karakteristik Risiko danRegulasi Perbankan

1.7 Sistem dan regulasiperbankan Indonesia

104

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

1.7.1 Sistem perbankan Indonesia

Perundang-undangan Bank yang diundangkan pada tahun1992 dan 1998 menciptakan 2 jenis bank di Indonesia.Bank Komersial (Bank Umum), yang menawarkanpelayanan finansial menyeluruh dan luas termasukpelayanan transaksi valas. Bank-bank ini mempunyai akseske sistem pembayaran dan menyediakan pelayanan umumbank.Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Merupakan bank yang lebih kecil dari bank komersial dan umumnya berbasis lokal. BPR dapat menarik dana dari masyarakat namun tidakpunya akses ke sistem pembayaran.

Selain bank diatas ada beberapa lembaga non Bank skala kecilseperti Badan Kredit Desa (BKD) dan Lembaga Desa KerjaPembangunan (LDKP).

Page 53: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

53

105

1.7.2 Regulasi perbankan

Peraturan di sistim perbankan kita telah berkembang cepatsejak 1998 sebagai respon terhadap berbagai tantangan yang dihadapi pasar keuangan domestik.Banyak area di pasar keuangan yang telah dicakup olehregulasi baru sehingga hal inimenciptakan kerangka kerjaperaturan peraturan yang komprehensif. Tabe! dibawahmemberikan penjelasan tentang berbagai peraturan yang telahdike!uarkan sejak tahun 1998.

Tabel 1.1

Menguraikan berbagai jenis bank termasukmenguraikan berbagai jenis bank termasukpada beberapa jenis bank yang ada

Banking Act 1998 amending the Banking Act 1992

TujuanRegulasi

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

106

1.7.2 Regulasi perbankan

Menetapkan Bank Indonesia sebagai bank sentral yang indipenden di Indonesia.Menentukan tujuan dan tugas dari bank.

Bank Indonesia 1999

TujuanRegulasi

Menentukan kebutuhan akan fungsi audit dan kepatuhan dalam bank.

Audit & Compliance 1999

Mengatur perizinan dan persyaratan yang diperlukan bagi beroperasi bank komersial.

Commercial Banks 2000

Menentukan prosedur dan praktek yang digunakan bank dalam mengidentifikasi nasabahserta memantau aktivitas rekeningnya.

Know Your Customer Principles 2001

Fit and Proper Test dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk melihat kelayakan daripemilik dan pengurus bank.

Fit and Proper Test 2003

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

Page 54: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

54

107

1.7.2 Regulasi perbankan

Menentukan kecukupan modal minimum bagi bank komersial terkait dengan posisirisik di pasar

Market Risk 2003

TujuanRegulasi

Menentukan infrastruktur Manajemen Risikoyang diperlukan oleh bank-bank.

Risk Management 2003

Mengatur bank komersial untuk memenuhidan membuat rencana bisnis bank jangkapendek dan jangka panjang

Commercial Bank Business Plan 2004

Mengatur batas maksimum bagi konsentrasirisiko dari portofolio pinjaman bank.

Legal Lending Limit 2005

Meminta semua bank untuk menyampaikaninformasi tentang debiturnya kepada biro kredit pusat.

Debtor Information System 2005

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

108

1.7.2 Regulasi perbankan

Menjelaskan prinsip yang akan dipakai bank dalam pemakaian dan pelaksanaansekuritisasi asset.

Asset Securitization 2005

TujuanRegulasi

Sebagai tambahan. Bank Indonesia telahmempublikasikan apa yang disebut sebagaiArsitektur Perbankan Indonesia (API) yang ditujukanuntuk memberi arahan, panduan dan struktur kerjabagi industri perbankan di masa 5 sampai 10 tahunkedepan.

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

Page 55: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

55

109

1.7.2 Regulasi perbankan

Perubahan-perubahan tersebut diatas akan diimplementasi-kan bertahap guna mencakup tujuan sbb:• untuk memperkuat struktur dari sistim perbankan

nasional.• untuk meningkatkan kualitas peraturan perbankan. • untuk meningkatkan fungsi pengawasan. • untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan operasi

bank.• untuk mengembangkan infrastruktur perbankan. • untuk memperbaiki perlindungan kepada nasabah.

1.7 Sistem dan regulasi perbankan Indonesia

Page 56: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part A: Risiko dan RegulasiPerbankan

2

Bab 2 – Evolusi ManajemenRisiko dan Regulasi

Perbankan

2.1 Mengapa Bank Bersifat“Khusus” dan harus Diregulasi

Page 57: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

2.1 Mengapa bank bersifat khusus dan harus diregulasi

2.1.1 Modal, likuiditas dan kompetisi

Telah lama diakui bahwa bank bersifat 'khusus' karena permasalahan dalam sektor perbankan dapat menimbulkan dampak serius pada perekonomian secara keseluruhan.

Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan memiliki kemampuan untuk memberikan modal pinjaman kepada perusahaan dongan cara mendayagunakan dana tabungan deposan yang ada. Namun jika bank memberikan pinjaman yang lidak dapat dibayarkan kembalioleh peminjamnya, insolvabilitas bank tarsebut bukan saja dapat berakibat pada kehancuran ekuitas para pemegang saham tetapijuga kehancuran dana para deposan Hal Ini terjadi karena berdasarkan karakteristiknya, bank adalah lembaga yang 'highly geared’.

4

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Gearing

Gearing didefinisikan sebagai rasio hutangperusahaan (berapa banyak yang dipinjam) terhadapjumlah modal yang dimilikinya.Jadi sebuah bank yang mempunyai jumlah hutanglebih besar jika dibandingkan dengan modalnyadisebut sebagai ‘highly geared’. Di USA, bank tersebutdikatakan sebagai ‘highly leveraged’.

Page 58: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Contoh gearing

1000Total

100Pinjaman dari bank lain

820Deposito nasabah

80Modal

JumlahKewajiban

6301000Total

100100100Pinjaman kepada perusahaanbesar berskala nasional

10050200Pinjaman kepada pemerintahdaerah

390100390Pinjaman kepada usaha kecil danmenengah

4020200Pinjaman kepada bank lain <1 th

0010Kas

00100Obligasi pemerintah

(Jutaan USD)%(jutaan USD)

ATMRBobotRisiko

JumlahAktiva

Bank “highly geared”karena hanyamempunyai USD 80 jtatas hutang USD 820 jt

6

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Modal

Sumber daya terpenting sebuah bank dalam menjaminterjaganya solvabilitas adalah modal yang cukup.

Modal bank merupakan sumber keuangan yang dapatdigunakan bank guna menanggung kerugian sebabmodal tidak membutuhkan pembayaran kembali.

Modal adalah jumlah investasi para pemegang sahampada bank sebagaimana terukur pada nilai dineracanya.

Page 59: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Insolvabilitas

Insolvabilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuanperusahaan membayar kembali klaim jenis apapunpada saat jatuh tempo. Bank yang berada dalam posisi seperti ini dikatakanmengalami krisis solvabilitas (solvency crisis).

8

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Insolvabilitas - contoh

Bank X telah mendanai pinjaman nasabahnya dengan meminjam dana darideposan dan pasar dengan bunga tetap selama 5 tahun. Bank X berasumsibahwa mayoritas nasabahnya akan membayar kembali pinjamannya dalamperiode tersebut.

Namun demikian, ternyata jumlah debitur yang gagal mengembalikankreditnya jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kepadapasar obligasi dan para deposannya, Bank X masih berutang dana dengantingkat suku bunga lima tahun yang tetap, namun tidak memiliki modal yang cukup untuk menutupi kekurangan yang disebabkan oleh debitur yang mengalami default tersebut.

Kerugian yang terjadi lebih daripada sekedar menyerap habis modal bank, namun berakibat pada turunnya nilai investasi para pemegang saham padabank tersebut hingga dibawah nol. Kerugian yang lebih besar daripadajumlah modal bank tersebut bahkan berdampak pada penyedia dana yang lainnya, yaitu para pemegang obligasi dan debitur.

Bank X dalam hal ini mengalami krisis solvabilitas (solvency crisis).

Page 60: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 InsolvencyKrisis solvabilitas (solvency crisis) pada sebuah bank dapat menyebabkangangguan kecil pada aktivitas ekonomi. Namun, jika krisis tersebut menimpaseluruh sektor perbankan, maka seluruh sendi-sendi perekonomian dapatterkena dampaknya.

Dengan tidak adanya mekanisme manajemen likuiditas pada bank, jika terjadikondisi tidak likuid dapat mengakibatkan bank menuju kepada kondisi tidaksolvabel (insolvency), hal ini dapat terjadi karena saat krisis likuditas, bank berusaha melikuidasi asetnya secara cepat dengan harga yang rendah, akibatnya menimbulkan kerugian. Jika krisis likuiditas menjadi meluas, pengaruhnya bagi ekonomi dapat sama seperti krisis solvabilitas yang mempengaruhi industri bank secara keseluruhan.

Sejarah menunjukkan bahwa kegagalan dalam membangun kepercayaandari sebuah bank dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan padaseluruh bank.

10

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Bank Sentral sebaqai lender of last resort

Masalah likuiditas dan solvabilitas adalah hal yang relevan sejakabad ke 18, saat mulai munculnya sistem perbankan.Peran dari bank sentral sebagai penjaga (guardian) yang selanjutnyasebagai pengawas (supervisor) atas persoalan-persoalan padasistem perbankan juga dimulai pada abad ke 18.

Dengan pertimbangan untuk melindungi kepentingan masyarakat, bank dengan status khususnya dapat sewaktu-waktu memintadukungan dari bank sentral. Bank sentral memberikan tersebutmelalui perannya sebagai 'lender of last resort' untuk menjagastabilitas sistem keuangan.

Sebagai 'lender of last resort' bank sentral selalu berjaga-jagamenyediakan dana bagi bank umum untuk memastikan bahwa tidakada krisis solvabilitas atau krisis likuiditas dalam sektor perbankanyang dapat membawa kepada krisis ekonomi secara keseluruhan.

Page 61: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Stabilitas keuangan (Financial stability)

Penetapan standar-standar pada lembaga keuanganbermula dari kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi danketangguhan sistem keuangan. Stabilitas keuangan didefinisikan sebagai pemeliharaansituasi dimana kapasitas lembaga-lembaga keuangan danpasar dapat memobilisasi kegiatan penyimpanan danasecara efisien, menyediakan likuiditas, serta melakukaninvestasi tanpa ada hambatan.

Stabilitas keuangan dapat menanggulangi kegagalan berkala yang terjadi pada lembaga-Iembaga keuangan secara individu.

Kegagalan-kegagalan seperti itu hanya akan mengkuatirkan jikakegagalan-kegagalan tersebut mengakibatkan gangguan umumpada sistem perbankan.

12

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Stabilitas keuangan (Monetary stability)

Monetary stability didefinisikan sebagai stabilitas dalamnilai uang, (yaitu inflasi yang rendah dan stabil)

Stabilitas moneter tidak sama dengan stabilitas keuangan. Meskipunkeberadaan keduanya sering bersamaan, tetapi mereka tidak harus selaluberdampingan sebagaimana terlihat pada 3 periode sejarah yang berbedadibawah ini :

• periode inflasi rendah dari akhir abad 18 hingga abad 20 saatpemerintah memberikan perhatian besar terhadap stabilitas

• periode sejak akhir PD I hingga tahun 1980-an saat stabilitasmoneter menjadi pusat perhatian karena ancaman gejolak dantingginya laju inflasi

• periode sejak awal tahun 1980-an dan seterusnya saat kebijakanbank sentral yang diimplementasikan mampu mengendalikaninflasi.

Page 62: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Liberalisasi keuangan (Financial liberalization)

Alasan utama mengapa kebijakan moneter yang berhasil tidakmenyebabkan terjadinya stabilitas keuangan adalah adanya'gelombang‘ liberalisasi yang mulai menerpa pasar-pasarkeuangan pada tahun 1970an dan tahun 1980an.Campur tangan dan peran negara dalam perekonomian mulaiberkurang setelah adanya beberapa tindakan, termasuk: • dihilangkannya halangan untuk berkompetisi antara lembaga

keuangan, termasuk liberisasi dalam perizinan perbankan yang sebelumnya menjadi bagian utama dari regulasi hingga tahun1970-an.

• dihilangkannya batasan dalam pricing transaksi keuangan, seperti adanya suku bunga maksimum atas bunga pinjamanand deposito.

• dihilangkannya larangan atas pergerakan modal internasionalyang kemudain mendorong dikenalnya nilai tukar mata uang.

14

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Contoh Liberalisasi keuanqanKrisis hutang Amerika Latin pada tahun 1980-an.Pada tahun 1970an, negara-negara pengekspor minyak utamamenempatkan keuntungan yang mereka dapatkan dari naiknya hargaminyak kepada bank-bank internasional, yang meminjamkan denganporsi yang besar atas dana tersebut kepada pemerintah Amerika Latin.Dengan mulainya resesi dibanyak negara-negara industri maju padaawal tahun 1980an, negara Amerika Latin menghadapi krisis ekonomidan keuangan karena harga komoditi jatuh dan ekspor merekamenurun secara dramatis.Pada bulan Agustus 1982 Mexico menyampaikan kepada International Monetary Fund (IMF) bahwa tidak mampu lagi untuk memenuhikewajiban hutangnya yang sebesar 80 milyar USD. IMF,World Bank dan pemerintah US memberikan paket bantuan secara bersama-samauntuk mencegah Mexico gagal bayar. Namun situasi di Amerika Latin memburuk karena bank dan investor kehilangan kepercayaan padakemampuan banyak negara berkembang untuk membayar kembalihutangnya.

Page 63: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Contoh liberalisasi keuanqanKrisis hutang Amerika Latin pada tahun 1980an.16 negara-negara Amerika Latin, yang secara bersama-samahutang sebesar 176 milyar USD, masih berjuang untuk memenuhikewajiban hutang mereka. Banyak bank intemasional terbesarmenghadapi prospek kredit macet dalam jumlah besar danpotensi tidak solvabel (insolvency). Kejatuhan sistem perbankansecara besar-besaran terhindarkan dengan penjadwalan ulanghutang, namun tekanan untuk memenuhi pembayaran bungatelah menekan perekonomian Amerika Latin ke dalam resesi.Pada tahun 1989 penekanan berubah dari restrukturisasi hutangmenjadi pengurangan hutang. Sebagai pemenuhan komitmenuntuk memperkenalkan reformasi ekonomi, IMF dan World Bank menyediakan dana bagi negara-negara Amerika Latin untukmembayar kembali sisa hutangnya kepada bank komersial.

16

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Persaingan dan perbankan

Liberalisasi pasar keuangan meningkatkan tekanan persainganpada bank dengan cara :

• Mengurangi kemampuan lembaga yang ada untuk mengambilmargin yang besar dari bisnis mereka - harga produk menjadisemakin kompetitif.

• menciptakan masuknya pemain-pemain baru yang akanmeningkatkan kompetisi.

Kesulitan mendapatkan return yang sama dengan keadaansebelumnya membuat banyak institusi terpaksa meningkatkantingkat risiko pada bisnis yang mereka jalani untukmempertahankan laba.

Page 64: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Persaingan dan perbankan - contoh

Di tahun 1995 bank internet pertama di dunia di Atlanta, Georgia, Amerika. Security First National Bank (SFNB) hanya mempunyai satukantor, tidak ada kantor cabang dengan sangat sedikit staff dan biayaoverhead sangat kecil.

Pendirian bank tersebut berdasarkan pernikiran bahwa nasabahbank ingin menjalankan aktivitas mereka secara cepat, efisien, bebaswaktu dan dengan lingkungan yang aman. Bank ini juga didirikanuntuk menguji produk perangkat lunak perbankan Security First.

Walaupun saat ini telah menjadi bagian dari Royal Bank of Canada, SFNB membuktikan betapa relatif mudah bagi SFNB untukrnendirikan sebuah bank. Hal tersebut juga membuktikan bahwainternet banking merupakan konsep yang dapat direalisasikan. Saatini, internet banking memberikan porsi cukup besar dalam omzettotal industri perbankan.

18

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Inovasi produk keuanqan

Liberalisasi sektor keuangan juga mengakibatkaninovasi-inovasi baru secara cepat, kebanyakan yang menonjol pada produk-produk seperti futures, swaps and options (pasar derivative) dan sekuritisasi aset.

Produk-produk seperti itu rnemiliki kemampuan yang tinggi dalam meningkatkan kemampuan bank untukmemindahkan risiko diantara mereka sendiri dan investor pada pasar yang lain.

Page 65: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.1 Perkembangan Internasional

Kendali atas kompetisi lintas-perbatasan juga ikut terkenapengaruh liberalisasi sebagai dampak perdagangan bebasglobal. Namun barangkali pengaruh lebih besar adalah akibatdari meningkatnya kekuatan ekonomi dan politik dariUni-Eropa. Liberalisasi kendali lintas-perbatasan memperkuathubungan keuangan antara lembaga-lembaga keuangan, pasar dan negara.

20

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.2 Pengaruh pada pengawas perbankan danregulasi

Perkembangan pasar keuangan dan liberalisasi pengawasanlintas wilayah menyebabkan otoritas pengawas, khususnya bank sentral, menyadari meskipun nilai jaring pengaman dalamperannya sebagai lender of last resort tumbuh secara subtansial, namun telah melemahkan dasar peraturan keuangan mereka.Sebelum periode liberalisasi keuangan pada tahun 1970an dan1980an regulasi keuangan fokus pada :• otorisasi Iembaga keuangan• penentuan kegiatan usaha untuki masing-masing jenis

lembaga keuangan. • penetapan rasio-rasio pada neraca dan ketentuan seperti

tingkat giro wajib minimum sebuah bank tertentu pada bank sentral, atau jumlah aset tertentu dalam bentuk surat utangnegara.

Page 66: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

2.1 Mengapa bank bersifat 'khusus' dan harus diregulasi

2.1.3 Beberapa pendekatan baru terhadap regulasiPada 'dunia yang baru' ini, otoritas pengawas mulai mempertimbangkanbeberapa pendekatan baru dalam melakukan fungsi regulasi. Beberapa halyang mendorong otoritas mempertimbangkan pendekatan baru adalah:

• pelaku pasar mengukur kinerja mereka dengan melihat return yang dihasilkan dari tingkat risiko yang diambilnya. Jika otoritas dapatmenciptakan proses pengaturan yang sesuai dengan pasar, maka dapatdibuat regulasi yang lebih efektif dan relevan bagi lembaga yang diatur.

• meningkatnya globalisasi pasar modal meningkatkan kebutuhan untukmenjamin agar prinsip kehati-hatian dapat diterima secara intemasionaldan diimplementasikan secara konsisten.

• regulasi hanyalah salah satu bagian dari solusi. Risiko-risiko terkaitdengan intermediasi keuangan internasional bergantung pada masalahseperti standar-standar minimum dalam undang-undang tentang kontrakdan kebangkrutan, standar akuntansi dan audit serta ketentuantransparasi (disclosure).

22

2 Evolusi ManajemenRisiko dan Regulasi perbankan

2.2 Kesepakatan Basel Awal danKecukupan Modal untuk Risiko Kredit

Page 67: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.1 Tuiuan Basel I

Komite Basel untuk Pengawasan Perbankan (Basel Committee on Banking Supervision) didirikan tahun 1974 oleh para gubernur bank sentral dari The Group of Ten' (G10), yang kegiatannya fokus kepadapraktek pengawasan dan peraturan perbankan.

Komite Basel terdiri dari perwakilan bank sentral dan pengawas bank dari kelompok 11 negara yang disebut G10, plus Spanyol danLuxembourg. Akibatnya Komite Basel mempunyai anggota darinegara-negara sebagai berikut : (13 negara)

LuxembourgSpainUnited StatesUnited KingdomSwitzerland

SwedenNetherlandsJapanItalyGermanyFranceCanadaBelgium

24

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.1 Tujuan Basel I

Komite Basel mempunyai 3 tujuan utama dalam mengembangkankesepakatan Basel I (Basel I Accord) :

• Memperkuat kesehatan dan stabilitas sistem perbankaninternasional.

• menciptakan kerangka kerja yang seimbang untuk mengukurkecukupan modal dari bank yang aktif secara internasional.

• menerapkan kerangka kerja tersebut secara konsisten dengantujuan mengurangi ketidaksetaraan kompetitif antar bank yang aktif secara internasional.

Page 68: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.2 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) danbobot risiko (risk-weighted assets and risk weights)

Untuk memahami bagaimana Basel I mencapai sasaranutamanya, hal yang penting untuk diketahui adalahmemahami konsep Aktiva Tertimbang Menurut Risiko(ATMR)→ Risk-Weighted Assets (RWA). ATMR adalahaktiva neraca dikalikan oleh bobot risikonya. ATMR diperlukan untuk penyusunan neraca berisiko, yang akhirnya digunakan untuk mendapatkan persyaratanmodal.

Basel Committee menemukan sistem untuk membantu bank menentukan tingkat ATMR-nya. Sistem tersebut berdasarkan padakonsep bobot risiko atas berbagai faktor. Bobot risiko ini ditentukanberdasarkan risiko kredit secara relatif atas masing-masing kelasaktiva.

26

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.2 ATMR dan bobot risiko

Untuk mendapatkan neraca yang diberi bobotberdasarkan faktor-faktor risiko, setiap kontrak instrumen(seperti pinjaman) dikelompokan ke dalam 5 kategorisesuai dengan kualitas kredit yang diterima dari pihaklawan dalam jangka waktu kontrak.

Bobot yang dipergunakan adalah :• 0%,10%, 20%, 50%, dan 100%.

Page 69: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.2 ATMR dan bobot Risiko

Table 2.1: versi ringkasan daftar keseluruhan dalam Basel I

Kas0

Pemerintah OECDPemerintah pusat OECD* dan domestik

Asset ClassBobot risiko %

Pemerintah daerah dan sektor publik OECD dan domestik.0 to 50

Pemberian kredit perumahanan (charge pertama atas propertihunian

50

Antarbank (OECD) & bank perkembangan internasional20Bank Non-OECD <1year

Kredit perorangan tanpa agunan dan kredit korporasi100

Pemerintah Non-OECDBank Non-OECD > 1year

* The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD)adalah sebuah kelompok 30 negara yang secara bersama-sama memiliki komitmen thd pemetintahan yang demokratis dan ekonomi pasar

28

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.2 Contoh:

Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Bank A adalah bank berdasarkan peraturan Basel I memutuskanuntuk meminjamkan 100 juta USD kepada bank non-OECD selama6 bulan. ATMR untuk kredit ini adalah :

Kredit USD 100 jutaBobot risiko 20%ATMR USD 20 juta (100 juta * 20%)

Bank B meminjamkan USD 100 juta kepada sebuah perusahaanbesar. ATMR untuk kredit ini adalah :

Kredit USD 100 jutaBobot risiko 100%ATMR USD 100 juta (100 juta * 100%)

Page 70: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.3 Target rasio permodalan

Basel I Accord menciptakan hubungan antara risiko danmodal. Hal ini dilakukan dengan cara menciptakanmultiplier yang berbeda-beda, masing-masing untuk kreditkepada pemerintah, kredit kepada bank lain, kreditperusahaan dan perorangan dan mengalikannya dengantarget rasio modal. Target rasio modal adalah rasio modal yang memenuhi syarat ATMR bank intemasional.

Komite Basel menetapkan target minimum rasio modal 8 %

30

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.3 Target rasio permodalan

Tidak ada maksud bahwa target 8 % tersebut harusditerapkan secara universal kepada semua bank dalamsuatu wilayah hukum otoritas pengawas suatu negara.

Komite secara khusus memperbolehkan penerapantarget 8% ini sebagai landasan bahwa rasio ketetapanmodal minimum bagi bank harus merefleksikan risiko-risiko lain selain risiko kredit.

Page 71: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.3 Target rasio permodalan

Rumus perhitungan target rasio modal adalah :

Modal yang dapat diperhitungkan--------------------------------------------- X 100 = Rasio (min 8%) Risk-weighted assets (ATMR)

Dengan begitu, kita dapat menghitung modal yang dibutuhkandengan mengetahui ATMR nya, atau mengetahui ATMR yang diijinkan untuk sejumlah modal dengan membalik persamaan di atas.

32

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.3 Target rasio permodalan - contoh

Perhitungan Kebutuhan Modal

Bank A adalah bank yang diatur berdasarkan Basel I memutuskanuntuk meminjamkan 100 juta USD kepada non-OECD bank selama6 bulan. Modal yang dibutuhkan oleh Bank Atas pinjaman ini adalah :

Pinjaman yg diberikan USD 100 jutaRisk weight/bobot risiko 20%RWA USD 20 jutaModal yang dibutuhkan USD 1.6 juta (20 juta x 8%)

Page 72: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.3 Target rasio permodalan - contoh

Perhitungan Kebutuhan Modal

Bank C mempunyai modal yang belum dialokasikan sebesar USD 2 juta, ingin meminjamkan kepada OECD bank. Berapa banyak yang Bank C dapat pinjamkan ?

Jumlah Modal USD 2 jutaATMR USD 100 juta (2 juta/20%(Risk Weight)) Kredit/setara kredit USD 125 jt (25 juta/20%)

34

2.2.3 Target Rasio Modal - contoh

Perhitungan Kebutuhan Modal

Bank C mempunyai modal yang belum dialokasikan sebesar USD 2 juta, ingin meminjamkan kepada OECD bank. Berapa banyak yang Bank C dapat pinjamkan ?

2 jt x 100 = 8% (minimum ratio) ---------------

RWA (ATMR)

Jumlah Modal USD 2 jtRisk weight 20%RWA(ATMR) USD 25 jt (200jt / 8%)

Nilai Pinjaman USD 125 jt

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

Page 73: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.4 Penyetaraan risiko kreditDengan makin beragamnya kegiatan usaha bank, kebutuhan untukmemperhitungkan eksposur off-balance sheet pada perhitungan kecukupanmodal semakin meningkat. Pada umumnya, pos-pos off-balance sheet merupakan kewajiban yang bersifat kontinjen seperti : jaminan, options, acceptances atau warranties. Dalam hal ini, tidak ada nilai kas atau aktivafisik yang dapat dinyatakan dalam neraca karena neraca tidak mencatatsuatu perjanjian dan hanya mencatat nilai yang dihasilkan dari perjanjiantersebut. Contoh yang tepat adalah perjanjian asuransi, dimana pembayaranpremi akan tercermin pada rekening neraca namun perjanjian asuransi tidakdicatat dalam rekening tersebut.

Untuk menangani pos-pos off-balance sheet, Basel Committee menerapkankonsep penyetaraan risiko kredit. Konsep ini pertama kali diusulkan olehBasel Committee pada dokumen yang membahas perlakukan terhadapekposur off balance sheet pada bulan Maret 1986 yang berjudul ~The Management of Banks' Off-Balance-Sheet Exposures: Supervisory Perspective".

36

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.4 Penyetaraan risiko kredit

Konsep yang melatarbelakangi penyetaraan risiko kreditadalah bahwa setiap transaksi off-balance sheet dapatdikonversikan menjadi transaksi setara kredit sehinggadapat dianggap sebagai transaksi on-balance sheet untukkeperluan perhitungan ATMR.Hal ini memberikan penegasan bahwa definisi ATMR mencakup berbagai kewajiban bank dalam arti luas, sehingga tidak hanya mencakup pemberian kredit dantransaksi pada kelompok aktiva lainnya yang sejenis.

Page 74: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.5 Instrumen standar penganti kreditTable 2.2: Berbagai instrumen off-balance sheet yang memiliki faktorkonversi (CF) sederhana dapat dilihat pada tabel berikut:

0Komitmen sejenis lainnya yang memiliki jatuh tempo sampai dengan satu tahun atauyang sewaktu-waktu dapat dibatalkan tanpa syarat.

50Komitmen lainnya yang memiliki jatuh tempo original lebih dari satu tahun

50Fasilitas penerbitan srat berharga dan fasilitas penjaminan (underwriting) yang bersifat revolving

100Pembelian aktiva secara forward, forward-forward deposits, dan saham serta suratberharga yang baru dilunasi sebagian yang mencerminkan adanya komitmen denganrencana pemenuhan yang terjadwal.

100Perjanjian penjualan dengan persyaratan pembelian kembali dan penjualan aktivadengan kewajiban pembelian kembali, dimana risiko kredit tetap ditanggung olehbank.

20Pos-pos kontinjen jangka pendek yang terkait dengan perdagangan dan bersifat self-liquidating

50Pos-pos kontinjen yang terkait dengan transaksi tertentu

100Instrumen yang terkait dengan kredit (seperti jaminan)

CF %Pos off-balance sheet

38

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.6 Instrumen derivatif

Transaksi off-balance sheet lainya seperti transaksi derivatifdiperlakukan secara berbeda. Derivatif adalah instrumenkeuangan yang pada umumnya tidak mempertukarkan nilaipokok transaksi yang mendasarinya.

Nilai transaksi derivatif ditentukan berdasarkan nilai salah satuatau lebih hal-hal berikut:

• instrumen keuangan• indeks• komoditi, atau• instrumen derivatif lainnya

Page 75: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

20

39

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.6 Instrumen derivatif- Contoh

Bank V melakukan forward rate aggreement dengan BankX. Transaksi ini memberikan hak pada Bank V untukmenempatkan dana sebesar USD 10 juta untuk jangka waktutiga bulan sejak bulan pertama dengan tingkat suku bunga 2%. Pada bulan berikutnya kedua bank tsb membandingkan tingkatsuku bunga 2% dengan tingkat suku bunga di pasar saat inisebesar 1.5%. Bank X membayar kepada Bank V bungasebesar 0.5% karena adanya penurunan tingkat suku bunga. Dengan transaksi pembayaran ini, Bank V Bank V sekarangdapat menempatkan dananya pada tingkat suku bunga di bank manapun yang dipilih. Penyesalaian transaksi denganpembayaran bunga sebesar 0.5% dari Bank X memungkinkanBank V menerima bunga total sebesar 2%.

40

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.6 Instrumen derivatif - contoh

Forward Rate Agreement (FRA)

Bank V membuat kontrak FRA dg Bank XUtk mendapatkan hak mendepositokan10 jutaUSD selama 3 bln dimulai 1 bln didepan.

Menerima 2%agreed rate for 1v3 month FRA

membayar 3 bln LIBID

Bank V Bank X

menerima 3 blnLIBID (1.5%)

Bank Y Dalam 1 bln didepan. V menempatkan secaraFisik deposit dengan Bank Y dan menerima 3Bln LIBID.

Page 76: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

41

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.6 Instrumen derivatifBank tidak dihadapkan pada kerugian sebesar nilai yang tertera padakontrak swap jika counterparty mengalami kondisi gagal bayar, tetapihanya menderita kerugian sebesar aliran kas yang seharusnyadiperoleh dari kontrak tersebut. Oleh karena itu, terhadap eksposuryang harus dilakukan mark-to-market ditetapkan bobot 50% lebihrendah daripada bobot pemberian kredit. Sebagai contoh, bobotcounterparty yang sebelumnya mempunyai bobot 100% diturunkanbobot risikonya menjadi 50% khusus untuk eksposur tertentu yang harus dilakukan mark-to-market. Pergerakan sejumlah faktor yang terkait dengan kontrak yang diperjanjikan sejak berlaku efektinyakontrak tersebut dapat menimbulkan kemungkinan munculnyaeksposur setara risiko kredit. Oleh karena itu, pada setiap kontrak akan terdapat “nilai yang ditambahkan (add on)” untuk mengantisipasi potensi perubahan nilaikontrak yang menyebabkan bank harus menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh counterpary.

42

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.6 Instrumen derivatif

Secara umum instrumen derivatif antara lain:• interest rate swaps and options, forward rate agreements, interest

rate futures• exchange rate swaps and options, forward foreign exchange

contracts, currency futures (diluar kontrak yang jatuh temponyakurang dari 14 hari).

• swap dan option logam mulia dan logam lainnya, kontrak forward future

• swap dan option ekuitas, dan kontrak future ekuitas.

Berdasarkan Basel I terdapat dua metode untuk menghitung nilaisetara kredit atas kontrak-kontrak tersebut, yaitu:• Current Exposure Method • Original Exposure Method

Page 77: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

22

43

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.7 The Current Exposure Method

Metode ini disarankan oleh Basel Committee pada Basel I. Metode ini menghitung biaya penempatan kembali pada saat ini(current replacement cost) dari kontrak berdasarkan harga pasar. Metode ini umumnya dilakukan dengan proses yang cukupsederhana mengingat transaksi-transaksi derivative umumnyamerupakan traded istrumen. Metode ini juga dirasakan cukupakurat dan dapat memberikan perbandingan yang jelas antarakontrak derivatif dengan transaksi setara kredit.

Nilai mark-to-market suatu kontrak selalu mengalami perubahankarena nilai kontrak dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko terkaitdengan jenis kontrak tersebut. Sebagai contoh, perubahan padanilai swap suku bunga akan sangat tergantung pada pergerakanrelatif suku bunga yang dikaitkan dengan transaksi swap tersebut.

44

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.7 The Current Exposure MethodJika nilai mark-to-market suatu transaksi merupakan angka positif, hal ini dapat mencerminkan nilai kerugian yang akan dihadapibank jika counterparty mengalami default atas transaksi tersebut. Namun demikian, sejalan dengan adanya fluktuasi nilai mark-to-market suatu transaksi sampai dengan jatuh tempo, makakemungkinan akan terdapat terdapat peningkatan risiko risikoekposur kredit dibandingkan nilai mark-to-market saat ini.Charge Capital untuk eksposur tambahan ini dihitung denganmenambahkan prosentase tertentu dari notional principal padamark-to-market saat ini. Tabel berikut menunjukan prosentaseyang dapat diterapkan pada notional amount setiap transaksi. Prosentase tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis isntrumendan sisa jatuh tempo untuk mencerminkan risiko relatif setiapinstrumen pada beberapa waktu yang berbeda.

Page 78: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

45

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.7 The Current Exposure Method

Table 2.3

15.08.010.07.51.5> 5 tahun

12.07.08.05.00.51-5 tahun

10.07.06.01.00.0< 1 tahun

%%%%%

Komoditilainnya

Logammulia selain

emas

EkuitasNilai tukardan emas

Sukubunga

Sisai jatuhtempo

46

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.7 The Current Exposure Method - contoh

7 year USD 10m interest rate swap

Suku bunga telah naik dan nilai pasar dari Swap menjadi USD 1 juta

Credit Exposure (CE) = Mark-to-market + (notional amount x add-on)CE = USD 1jt + (USD 10 jt x 0.5%) = USD 1,050,000

CE untuk OECD bank, bobot risikonya 20%, karena eksposurnyatergantung harga pasar maka didiscount 50 % menjadi 10 %

Capital consumption = USD 1,050,000 x 10% (risk weight) x 8% (target capital ratio) = USD 8,400

6% Fixed Rate

6 month LIBOR

Bank A OECDBank

Page 79: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

24

47

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.8 The Original Exposure Method

Metode Ekposur Awal memungkinkan bank untuk menghitungdengan suatu prosentase notional principal sebagai ekposur tanpaharus menghitung nilai kontrak saat ini.

Table 2.4: faktor konversi (CF) pada Original Exposure method.

3.01.0Untuk setiap tambahantahun

5.01.0Antara 1 – 2 tahun

2.00.5Sampai dengan 1 tahun%%

Kontrak nilai nilaitukar dan emas

Kontrak sukubunga

Jatuh tempo

48

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.8 The Original Exposure Method

Pada Basel I, pengawas diberikan kewenangan untukmengijinkan bank mempergunakan metode ini sementara waktusebagai transisi sebelum diterapkan Model Current Eksposure.

Metode ini umumnya diterapkan bank yang mempunyai posisimatched yang kecil untuk suatu instrumen. Bank yang menjalankan transaksi pada forwards, swaps, membeli options atau kontrak derivatif lainnya yang sejenis berdasarkan ukuitas, logam mulia selain emas, atau komoditi lainnya harusmempergunakan Model Current Exposure.

Page 80: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

49

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.9 Menghitung jumlah modal yanq diperlukan

Bank dapat menentukan kebutuhan modal minimum yang dipersyaratkan untuk dimiliki dengan pertama-tama menentukandahulu ATMR-nya kemudian mengkalikannya dengan target rasiomodal yang diatur pengawas.

Perhitungan modal sesuai ketentuan - contoh

Bank A mempunyai target rasio modal 8 % dan mempunyai posisipada bukunya sebagai berikut:1. Kredit berjangka waktu 6 bulan ke suatu bank di French senilai

USD 100juta2. Swap suku bunga berjangka waktu 4 tahun kepada sebuah

perusahaan kimia di Inggris untuk USD 10 juta dengan nilai mark-to-market USD 500,000

3. Residential property mortgage senilai USD 500 juta

50

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.9 Perhitungan modal sesuai ketentuan

1 Transaksi ini adalah transaksi on balance sheet dengan suatubank di negara OECD dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun

ATMR (RWA) = USD 100m x 20% = USD 20 juta

2 Transaksi ini merupakan transaksi off balance sheet dengansektor swasta dengan jatuh tempo kurang dari lima tahun danmenggunakan Model Currenct Exposure

Setara Kedit (CE) = (USD 10m x 0.5%) + USD 500,000 = USD 550,000ATMR (RWA) = USD 550,000 x 50% = USD 275,000

Page 81: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

26

51

2.2 Basel I Accord dan kecukupan modal untuk risiko kredit

2.2.9 Perhitungan modal sesuai ketentuan

3. Transaksi ini merupakan transaksi on balance sheet berupakredit yang dijamin dengan residential property.

ATMR (RWA) = USD 500m x 50% = USD 250 juta

Total ATMR (RWA) = USD 20,000,000 + USD 275,000 + USD 250,000,000

= USD 270,275,000

Persyaratan modal = USD 270,275,000 x 8% = USD 21,622,00sesuai ketentuan

52

2 Evolusi Manajemen Risikodan Regulasi Perbankan

2.3 Penggunaan Pendekatan ‘Grid’ danTabel ‘Look up’ untuk Menghitung Kecukupan

Modal dan Risiko Kredit pada Basel I

Page 82: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

53

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

2.3 Penggunaan pendekatan ‘grid’ dan tabel ‘look up’untuk menghitunq kecukupan modal dan risiko kreditpada Basel I

Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Basel I, pada umumnya menggunakan “grid” sebagaimana ditujukan padaTable 2.3 and 2.4 untuk menghitung tingkat kesetaraan risikokredit suatu transaksi.

Bank juga memiliki tabel ‘look up’ sebagaimana ditunjukkan tabel2.1 and 2.2 di depan untuk menghitung ATMR dalam rangkamenentukan persyaratan modalnya.

54

2.3.1 Kecukupan return atas modal sesuai ketentuan

Berdasarkan Basel I dan II, bank menghitung kebutuhan modal yang dipersyaratkan tergantung jumlah dari ATMR. Kegiatan usaha bank tidakbersifat statis tetapi dinamis, oleh sebab itu tingkat ATMR akan berubahsejalan dengan penambahan atau berakhirnya suatu transaksi.

Pada kondisi ini, bank dihadapkan pada 2 pilihan, yaitu :• menetapkan batasan tertentu pada modal sesuai ketentuan sehingga

jumlah total ATMR tidak akan berubah. Namun demikian, pilihan iniakan membatasi bank dalam meningkatkan kegiatan usahanya, atau

• meningkatkan modal sejalan dengan meningkatnya ATMR.

Perlu diperhatikan bahwa penetapan modal sesuai ketentuan padatingkat tertentu sulit diterapkan karena ATMR dapat meningkat walaupuntidak ada transaksi/bisnis baru yang dilakukan.

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

Page 83: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

28

55

2.3.1 Kecukupan return atas modal sesuai ketentuan

Return atas modal sesuai ketentuan (return on regulatory capital) adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk meyakinkan bahwa suatu transaksimenghasilkan return yang cukup bagi bank untukmeningkatkan permodalannya.

Perlu diperhatikan bahwa unsur biaya yang terkait dengan risikotidak secara khusus diperhitungkanmarjin return yang tercakupdalam ‘pendapatan bersih’. Penilaian kecukupan return memerlukanalat ukur yang terpisah.

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

56

2.3.1 Perhitungan return atas modal sesuai ketentuan –contohContoh sederhana untuk menghitung return atas modal sesuaiketentuan dapat dilihat berikut ini. Asumsi yang digunakan adalah: • struktur permodalan cukup memadai untuk dilakukan kapitalisasi

terhadap suatu transaksi.• bank memiliki jumlah modal yang nilainya sama dengan jumlah

modal sesuai ketentuan- yang merupakan suatu hal langka didunia nyata.

Bank T sedang mempertimbangkan untuk memberikan kreditdengan bunga tetap kepada nasabahnya dan harus meningkatkanmodal sesuai ketentuan untuk melakukan transaksi tersebut. Untukmemutuskan pemberian kredit tsb, Bank harus menghitung terlebihdahulu return atas modal sesuai ketentuan. Dalam hal ini, bank menetapkan batasan kredit yang dapat digunakan nasabah selamakredit (standa by loan limit).

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

Page 84: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

57

2.3.1 Perhitungan return atas modal sesuai ketentuan– contoh

100%Bobot risiko

USD 10 jutaATMR atas bagian kredit yang digunakan (20juta x 50% x 100%)

1%Marjin atas bagian kredit yang digunakan

50%Estimasi penggunaan

USD 20 jutaStand-by loan limit (tersedia untuk > 365 days)

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

USD 1.20 jutaJumlah modal (15 jt x 8%)

8%Rasio modal

USD 5 jutaATMR aats kredit yang tidak digunakan (20m x 50% x 50% x 100%)

100%Bobot risiko

50%Faktor konversi kredit

0.5%Marjin atas kredit yang tidak digunakan

50%Estimasi kredit yang tidak digunakan

USD 15 jutaTotal ATMR (10 jt + 5 jt)

12.5%Return atas modal sesuai ketentuan = (0.15 jt / 1.2 jt x 100)

Return atas modal = Pendapatan bersih/jumlah modal x 100

USD 0.15 jutaPendapatan bersih (15 jt x 1%)

58

2.3.1 Perhitungan return on regulatory capital - contoh

Pada contoh di atas hanya marjin yang digunakan untuk menghitungpendapatan bersih. Pada prakteknya, perlu dilakukan penyesuaianuntuk mendapatkan gross return yang memperhitungkan suku bungadasar sebelum marjin. Sebagian besar bank akan memiliki satutransfer price untuk dana yang digunakan. Pada contoh di atas, jikadiasumsikan transfer price adalah sebesar 3%, maka total return atasmodal sesuai ketentuan adalah 15.5% (return sesuai hasilperhitungan ditambah dengan transfer price).

Pada contoh di atas, Bank T akan mempertimbangkan apakah return 15.5% cukup memadai untuk meningkatkan permodalannya danapakah kredit kepada nasabah di atas akan disetujui untuk diberikan.

2.3 Penggunaan 'grid' dan 'look up table' untuk kecukupan modal dan risiko kredit pada Basel I

Page 85: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

30

59

2 Evolusi Manajemen Risikodan Regulasi Perbankan

2.4 Kebutuhan Modal Bank Menurut Basel I

60

2.4 Kebutuhan modal bank menurut Basel I

2.4.1 Struktur permodalan (Capital structure)

Perhitungan modal minimum sesuai ketentuan bagi suatu bank tidak menentukan struktur permodalan yang harus dimiliki.

Pada Basel I, Committee tidak hanya menciptakan kerangka kerjauntuk mengukur modal yang ditetapkan; namun juga menciptakankerangka kerja untuk struktur permodalan bank, yang seringdisebut sebagai 'eligible capital'.

Basel Committee mempertimbangkan bahwa elemen kunci bagaieligible capital untuk bank adalah modal saham (equity capital).

Page 86: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

31

61

2.4 Kebutuhan modal bank menurut Basel I

2.4.1 Struktur permodalan

Modal pelengkap maksimum sebesar 50% dari jumlah modal keseluruhan.

Namun demikian, untuk kepentingan modal sesuaiketentuan sebagian besar bank dapat memiliki modal dalam 2 jenis (two tier), yaitu:•Modal inti (Tier 1) – terdiri dari modal disetor, non-cumulative perpetual perpetual preferred stock dandisclosed reserves. • Modal pelengkap (Tier 2) – terdiri dari cadangan umu, cadangan revaluasi aktiva tetap, provisi umum (general provisions and general loan loss reserves), modal pinjaman (hybrid capital instruments) dan pinjamansubordinasi (subordinated debt)

62

2.4 Kebutuhan modal bank menurut Basel I

2.4.1 Stuktur permodalan

Komponen yang dikeluarkan dalam perhitungan modal di aatsadalah: • goodwill • penyertaan pada lembaga keuangan bank dan non-bank yang tidak dikonsolidasikan.• penyertaan modal pada bank dan lembaga keuangan lain (diserahkan pada kebijakan pengawas)• minority investments pada perusahaan-perusahaan yang tidakdikonsolidasikan.

Perlu dipahami bahwa terdapat pula kelompok modal yang disebut modal tier 3, yang hanya ditujukan untuk mendukungporfolio trading bank saja.

Page 87: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

32

63

2 Evolusi Manajemen risikodan Regulasi Perbankan

2.5 Basel I dan “1996 Market Risk Amendment”

64

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.1 Market Risk Amendment

Basel I seringkali dikritik karena kurang sensitifnya thd risiko. Sensitifitas risiko merupakan hal yang fundamental dalam pemikiranCommittee pada waktu mengembangkan Capital Accord I.

Tingkat sensitifitas risiko meningkat tajam setelah diluncurkannya : "Amendment of the Capital Accord to Incorporate Market Risk" padaJanuari 1996 (selanjutnya disebut : Market Risk Amendment/MRA).

"Market Risk Amendmend” merupakan titik puncak dari suatu prosesyang dimulai sejak komite mengeluarkan tulisan dengan judul "The Supervisory Treatment of Market Risks" dan meminta perbankanserta pelaku pasar untuk memberikan komentarnya. Masukan dankomentar yang diterima ditindaklanjuti oleh Committee selama tahun1994 dengan mengkaji penggunaan internal model oleh bank untukmengukur risiko pasar.

Page 88: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

33

65

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.1 Market Risk Amendment

Pengunaan model yang berbeda-beda menyebabkan munculnyaperbedaan pandangan terhadap risiko yang dihadapi masing-masingbank. Dalam beberapa kasus, perbedaan tsb cukup signifikandibandingkan dengan pendekatan ATMR pada Basel I. Pada langkahselanjutnya, diterimanya internal model oleh Committee untukmengukur risiko pasar lebih didasari oleh penerapan model tersebutoleh berbagai pihak.

Basel Committee menyusun "Market Risk Amendment“ melaluipendekatan "twin-track". Pendekatan ini menilai model-model kuantitatif internal bank-bank berdasarkan standar yang telahdipublikasikan sekaligus mernbuat standar kualitatif.

Secara khusus pendekatan ini mengevaluasi ketepatan penggunaanmodel kuantitatif dan kualitas proses yang mendukung penerapanmodel tsb.

66

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.2 Value at Risk (VaR)

Model kuantatif yang digunakan bank-bank - yang diterima olehBasel Committee - disebut model "Value at Risk" (VaR). Model VaRmenunjukkan estimasi jumlah maksimum kerugian suatu portofoliobank dari risiko pasar :• dalam suatu periode tertentu• dengan tingkat keyakinan statistik tertentu (yaitu dengan tingkatprobabilitas tertentu)

Teknik -teknik dalam Basel I untuk aktiva off-market ('add-on') danVaR keduanya memiliki sasaran yang secara garis besar serupa.

Sasaran tersebut adalah untuk menunjukkan nilai suatu transaksi(atau lebih tepatnya nilai portofofio dari semua transaksi bank, termasuk beberapa transaksi yang dapat saling meniadakan)selamamasa transaksi tersebut.

Page 89: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

34

67

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.2 Value at Risk (VaR)

Periode waktu suatu transaksi dikenal sebagai "VaRHorizon". Kebanyakan transaksi yang diperdagangkan, Var Horison yang sesuai adalah satu hari perdagangan. Oleh karena itu yang biasa digunakan adalah ukuranDaily VaR (Daily Value at Risk - DVar)

68

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.2 Value at Risk (VaR)

Sebagai contoh laporan risiko bank berisi pemyataan sebagaiberikut:

"Portofolio perdagangan memiliki DVaR sebesar USD 5 juta padatingkat keyakinan 95%“

Dalam pemyataan tersebut, tingkat keyakinan (confidence level) terkait dengan tingkat probabilitas munculnya suatu kejadian. Dalamkonteks risiko pasar, berarti kemungkinan terjadinya kerugian suatuportofolio di atas tingkat tertentu. Umumnya, probabilitas seringdihitung pada tingkat 95 % atau 99 %.

Sederhananya DVaR yang diungkapkan diatas dapat diartikan sbb :

"Selama 1 hari perdagangan, ada peluang 5 % (100 % dikurangi95%) terjadinya kerugian atas portofolio yang melebihi USD 5 juta."

Page 90: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

35

69

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.2 Value at Risk (VaR)

Kelihatannya contoh tersebut menunjukkan probabilitas yang rendah, tetapi kalau kita lihat dengan cara lain, dapat dikatakan bahwa dalamsatu tahun perdagangan akan ada sekitar 12 hari perdagangandimana terjadi kerugian portofolio melebihi USD 5 juta (diasumsikandalam satu tahun ada 240 hari perdagangan)

Perlu dicatat bahwa model Var tidak memberikanperkiraan berapa besar kerugian yang sebenarnya akanterjadi,dalam contoh di atas model ini tidak memberikanindikasi sampai berapa besar nilai kerugian di atas 5 jutaUSD tersebut.

70

2.5 Basel I dan Market Risk Amendment 1996

2.5.3 Regulasi berbasis risiko (Risk Based regulation)

Basel Accordtahun 1988 memang mengakui bahwa modal yang disediakan bank harus terkait dengan "credit standing" dari :• peminjam• penerbit surat berharga• pihak lain yang memilikikewajiban keuangan pada bank (misalnyapenjamin/guarantor")

Luasnya pengkategorian mengenai "counterpart" yang digunakanoleh Komite Basel, dan relatif kasarnya sensitifitas terhadap risikountuk proses 'add-on', membatasi cakupan peraturan berbasis risiko.

Dengan diterimanya secara bersyarat model VaR daribank, "MarketRisk Amendment" untuk pertama kalinyamenghasilkan unsur-unsur regulasi berbasis risiko yang benar.

Page 91: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

36

71

2 Evolusi manajemen risikodan regulasi perbankan

2.6 Kelemahan dalam Basel I Accord

72

2.6 Kelemahan dalam Basel I

2.6.1 Basel I dan risiko kredit korporasi

Pembuatan dan keberhasilan "Market Risk Amendment" merupakan tonggak utama pengembangan regulasi berbasisrisiko.

Pada saat yang sama banyak bank mengalihkan proses internal kreditnya ke arah penggunaan model risiko kuantitatif yang memiliki kesamaan langsung dengan teknik VaR. Hal tersebutkarena :

• keberhasilan banyak bank dengan model VaR• meningkatnya trading risiko kredit

Page 92: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

37

73

2.6 Kelemahan dalam Basel I

2.6.1 Basel I dan risiko kredit korporasi

Risiko kredit perdagangan ("credit risk trading) telah ada secaraterbatas di pasar Commercial Paper (CP), dan meningkat secarasignifikan sejak pasar tersindikasi menjadi lebih kompleks dansekuritisasi pinjaman bank menjadi semakin meluas.Kejelasan risiko kredit korporasi meningkat secara signifikanbahkan dengan model-model yang sederhana pun bisamenunjukkan perbedaan kualitas kredit yang sangat besar danmenghasilkan "pricing” yang berbeda antar kredit korporasi

Pendekatan Basel I pada kecukupan modal memberikan bobotATMR dan persyaratan modal yang sama terhadap sernuapinjaman korporasi dengan mengabaikan kualitas kreditpeminjamnya.

74

2.6 Kelemahan dalam Basel I

2.6.1 Basel I dan risiko kredit korporasi

Persoalan dengan pendekatan Basel I cukup jelas: bank yang rnernberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki kualitaskredit yang baik wajib memiliki jumlah modal yang sama denganbank yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memilikikualitas kredit yang buruk. Hal ini tidak terlalu menjadi masalah jikabank dapat memberikan charge yang sama kepada semuapeminjam. Namun, bank makin berkompetisi dengan pesatnyapertumbuhan pasar obligasi perseroan dimana marjin kredit cukupterkait dengan pemberian epringkat kredit yang diberikan kepadapenerbitan obligasi oleh lembaga pemeringkat seperti Standard & Poor’s dan Moody’s Investors Service.

Persoalan yang sarna juga terjadi dalam pemberian kerditperorangan yang tidak dijamin (seperti kartu kredit) dan memberikanpinjaman kepada pemerintah (sovereign loans).

Page 93: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

38

75

2 Evolusi Manajemen Risikodan Regulasi Perbankan

2.7 Perkembangan Capital Accord baru – Basel II

76

2.7 Perkembangan Capital Accord baru - Basel II

2.7 Perkembangan Capital Accord baru - Basel II

Pada 1999, Basel Committee mulai menjalin kerjasama eratdengan bank-bank utama dari negara-negara anggota untukmenyusun Capital Accord yang baru. Tujuan umumnya adalahuntuk mengarahkan semua risiko perbankan ke dalam suatukerangka kebutuhan modal vang baru dan komprehensif. Accord yang baru selanjutnya dikenal dengan Basel Accord II.

Penyusunan Basel II bersamaan dengan gerakan negara-negarayang tergabung dalam Uni Eropa untuk menyelaraskan pasarkeuangan yang dikenal dengan “Financial Market Program”. Kebutuhan untuk menyelaraskan peraturan-peraturan perbankandan jasa keuangan di antara negara-negara Uni Eropamerupakan bagian tak terpisahkan dengan "Financial Market Program” tersebut.

Page 94: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

39

77

2.7 Perkembangan Capital Accord baru - Basel II

2.7 Perkembangan Capital Accord baru - Basel II

Sangat dimungkinkan bagi Uni Eropa untuk mengadopsi Basel II Accord sebagai dasar peraturan permodalan yang berlakudomestik bagi perbankan dan perusahaan jasa keuangan.

Penerapan Basel II yang meluas di Uni Eropa sangatdiperlukan antara lain karena kurang jelasnya definisi bank yang berlaku umum di antara negara-negara anggota UniEropa.

Basel II Accord, dengan beberapa perubahan kecil, selanjutnya akan menjadi dasar peraturan yang baru negaraUni Eropa dalam mengarahkan kebutuhan modal - disebut“The Capital Requirements Directive (CRD).

Page 95: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part A: Risiko dan RegulasiPerbankan

2

Bab 3 – PerkembanganPengawasan Bank Berbasis-

Risiko

3.1 Tiga pilar regulasi

Page 96: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1. Tiga pilar regulasi

Basel II jauh lebih kompleks daripada Basel I. Hal ini terjadi karena adanya risiko yang ditambahkan dalam Basel II, disamping pendekatan 3 pilar dan penggunaan metodologi yang lebih canggih untuk menghitung risiko.

Mencakup risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko lainnya

Hanya mencakup risiko kredit dan risiko pasar

Dapat dengan mudah disesuaikandengan kebutuhan masing-masingbank.

Menggunakan pendekatan one-size-fits-all pada risiko dan modal.

Memiliki tingkatan sensitivitas risiko yang lebih tinggi

Memiliki pendekatan yang sederhana terhadap sensitivitas risiko

Fokus pada medologi internalFokus pada satu cara pengukuran risiko

Basel II AccordBasel I Accord

4

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1 Tiga pilar regulasi

Kerangka kerja Basel II terdiri dari tiga konsep. Ketiga konsep ini dikenal dengan sebutan tiga pilar, diantaranya yaitu:• Pilar 1 – Kebutuhan modal minimum (minimum capital requirement), yang dikembangkan dari aturan standar yang digunakan dalam Basel I Accord 1988• Pilar 2 – Supervisory review atas kecukupan modal danproses penilaian bank.• Pilar 3 – Penggunaan disiplin pasar (market discipline) untuk mendorong transparansi (disclosure) dan mendorongpraktek perbankan yang aman dan sehat.

Page 97: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.1 Pilar 1 – Persyaratan modal minimum (Minimum capital requirements)

Dalam Pilar 1, bank diminta untuk menghitung modal minimum untuk risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Untuk traded market risk, tidak ada perubahan dari apa yang telah diterapkan saat ini dimana sesuai dengan yang telah ditetapkan Basel Committee pada tahun 1996 dalam Market Risk Amandment untuk the Basel I Capital Accord.

Risiko tingkat suku bunga pada banking book tidak dicakup di dalam Pilar 1.

6

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.2 Pilar 2 – Supervisory review

Supervisory review pada Pilar 2 dimaksudkan untuk menformalkan praktek yang telah dijalankan berbagai pihak regulator dari masing-masing negara. Konsep supervisory review secara implisit telah ada dalam Basel I dan ditujukan untuk menentukan standar minimum yang dapat diterima oleh pihak regulator guna diterapkan pada lingkungan perbankan masing-masing negara.Pilar 2 merupakan supervisory review yang sangat mirip dengan apa yang saat ini diterapkan pada The Federal Reserve Board di Amerika, dan The Financial Services Authority di Inggris.

Supervisory review dirancang untuk memberikan fokus perhatian pada : • Persyaratan modal di atas tingkat minimum yang dihitung

berdasarkan Pilar 1, dan • Tindakan awal yang dibutuhkan untuk memberikan respon terhadap

risiko yang timbul.Pilar 2 juga meliputi evaluasi risiko suku bunga jenis tertentu dalambanking book.

Page 98: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.3 Pilar 3 – Market Discipline

Pilar 3 adalah market discipline. Bank for International Settlements(BIS) mendefinisikan market discipline sebagai mekanisme tata kelola internal dan eksternal dalam perekonomian pasar bebas (free-market economy) tanpa campur tangan langsung pemerintah.Pilar 3 dirancang untuk mencakup hal-hal yang akan dibutuhkandalam hal pengungkapan publik oleh bank. Pilar 3 dirancang untuk membantu para pemegang saham dan analis pasar, dan berupayauntuk meningkatkan transaparansi atas permasalahan seperti: • Portofolio aktiva bank, dan• Profil risiko bank.

Perlu diperhatikan bahwa Basel I hanya berisi pendekatan Pilar 1. Pada prakteknya, unsur pilar 2 dan pilar 3 akan tetap ada, walaupun pendekatan yang digunakan untuk pilar-pilar ini danaplikasinya dapat sangat berbeda.

8

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.4 Cakupan risiko – kredit, pasar, operasional dan risikolainnya

Dalam pendekatan 3 pilar The Basel Committee mengusulkan untuk memperluas cakupan risiko di luar credit risk dan traded market risk ke dalam lingkup jenis risiko yang lebih luas yang dihadapi bank.

The Basel Committee memfokuskan Pilar 1 pada credit risk, operational risk dan sekaligus memasukkan market risk amendment 1996 secara utuh. Pendekatan pilar 1 menandai pertama kalinya pendekatan kuantitatif akandigunakan untuk risiko operasional. Selain itu, beberaparisiko lain yang ingin dicakup oelh Basel Committee dalampilar 2 dan 3. Risiko-risiko ini disebut dengan risiko-risiko ini dikenal sebagai risiko-risiko lainnya (other risk).

Page 99: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.4 Struktur regulasi Basel II

Pillar 1Minimum Capital

CreditRisk

OpRisk

MarketRisk

StandardisedApproach

IRBapproaches

1996 CapitalAccord

amendment

BasicIndicatorApproach

AdvancedMeasurement

ApproachFoundation Advanced

Collateral & Securitization

StandardisedApproach

10

3.1 Tiga pilar regulasi

3.1.4 Struktur regulasi Basel II

Pillar 3Market Discipline

Disclosure

Pillar 2Supervisory Review

Interest RateRisk in

Banking Book

Residual Risks

Page 100: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

3.2 Alasan pengembangan Basel II

3.2 Alasan pengembangan Basel II

Meningkatnya penggunaan metode kuantitatif oleh bank untuk mengukur dan melaporkan risiko kredit dalam portofolio bank adalah salah satu pengembangan (Basel II) yang mencapai puncaknya pada saat publikasi market risk amendment pada tahun 1996. Pada amandemen ini, bank diperbolehkan untuk menggunakan internal model dalam mengukur credit risk mereka.

Pengembangan metode kuantitatif ini merupakan pondasi yang kokoh bagi The Basel II Accord. Namun demikian ada dua persoalan yang perlu diselesaikan sebelum Basel Committee mulai menerapkan Basel II, yaitu : credit model dan operational & other risk.

12

3.2 Alasan pengembangan Basel II

3.2.1 Kredit model – grading atau options based

Untuk menentukan jenis kredit model yang diperbolehkan penggunaannya berdasar aturan Pilar 1, Basel Committee mempertimbangkan penggunaan dari:• full portfolio models yang dicirikan oleh aplikasi teknik

option pricing• grading models dimana perhitungan risiko dibuat

berdasarkan obligor individual dimana secara sederhana risiko portofolio diperoleh dari penjumlahan atas keseluruhan risiko individual tersebut.

Full portolio models adalah model yang dikembangkan oleh Robert Merton untuk menentukan harga dan mengukur risikodalam portofolio suatu option.

Page 101: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

3.2 Alasan pengembangan Basel II

3.2.1 Kredit model – grading or options based

Grading models digunakan dengan sangat luas oleh banyak perusahaan pemeringkat (credit rating agencies) seperti Standard & Poor’s dan Moody’s Investor Service Ratings.Meski terminologi credit grade dan credit rating saling menggantikan, Basel II menggunakan terminologi “grades”dalam setiap definisinya.

Pada akhir tahun 1990, Basel Committee memutuskan untuk membatasi penggunaan credit models hanya pada credit grading (bukannya option based models). Beberapa tahun setelah keputusan komite tersebut muncul kecenderungan untuk menggabungkan kedua teknik ini.

14

3.2 Alasan pengembangan Basel II

3.2.2 Risiko operasional dan risiko-risiko lainnya

Permasalahan kedua yang membutuhkan pemecahan adalah teknik kuantitatif tingkat apa yang dapat dikembangkan untuk mencakup “other risk” yang kebanyakan adalah risiko operasional.

Ada beberapa pendapat risiko-risiko tersebut sebaiknya dipertimbangkan ke dalam Pilar 2 karena hanya beberapa bank yang melakukan pendekatan kuantitatif untuk meng-kalibrasi dan mengelola risiko-risiko tersebut.

Pengawas bank berpendapat bahwa risiko–risiko tersebut yang secara aktual cukup signifikan dan jika hanya bergantung pada pendekatan Pilar 2, maka jumlah modal cenderung dibawah jumlah yang semestinya ataupaling tidak jumlah modalnya tidak konsisten dengan besarnya risiko yang dihadapi.

Page 102: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

3.2 Alasan pengembangan Basel II

3.2.1 Kredit model – grading-based atau options based

Akhirnya Basel Committee memutuskan:• Memasukkan risiko operasional sebagai pengukuran

kuantitatif dalam Pilar 1• Menetapkan risiko operasional secara lebih luas untuk

mencakup risiko termasuk risiko di luar risiko reputasi (reputational risk), risiko bisnis (business risk) dan risiko strategis (strategic risk).

• Memusatkan Pilar 1 credit risk models pada credit grading techniques

16

3.3 Pengembangan Basel II Accord

3.3 Pengembangan Basel II Accord

Basel Committee menggunakan pendekatan konsultatif untuk memastikan bahwa peraturan baru mempunyai dampak yang positif.

Pertama kali Basel Committee menerbitkan consultative paperyang kemudian diikuti dengan konsultasi dan revisi yang secaraperiodik.

Dalam periode konsultasi tersebut didalamnya termasukserial QIS (Quantitative Impact Studies), dimana sejumlahbank mengkaji dampak implementasi atas consultative paper terakhir dari Basel II Accord.

Page 103: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

3.3 Pengembangan Basel II Accord

3.3 Pengembangan Basel II Accord

Pendekatan konsultasi yang dilakukan oleh Basel Committee secara garis besar didasari oleh pernyataan tertulisCommittee untuk tidak mengubah keseluruhan total modal yang ada pada industri perbankan. Yang selanjutnya akan menggunakan informasi tersebut untuk menyempurnakan usulan. Pendekatan konsultatif telah memberikan dampak yang sangat positif pada perkembangan kesepakatan (Accord). Hal tersebut juga merupakan bukti yang sangat membantu bank dan komite untuk menemukan permasalahansignifikan yang terkait engan implementasi yang dilakukan.

18

3 Perkembangan PengawasanBank Berbasis Risiko

3.4 Basel II dan Sensitivitas Risiko

Page 104: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.1 Luas Cakupan

Perubahan terbesar pada luas cakupan Basel II adalah dimasukkannya risiko operasional. Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian akibat dari ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, manusia, sistem, atau kejadian eksternal.Jumlah variasi risiko yang didefinisikan ke dalam kategori risikooperasional sbb.:• Transaksi (transaction), pelaksanaan (execution), gangguan

bisnis (business interruption), penyelesaian (settlement), dan penggadaian (fiduciary).

• Manusia, manajemen yang lemah dan kurangnya pengawasan• Tindak kriminal, penipuan, pencurian dan “trader nakal”• Relationship dan nasabah• Struktur biaya tetap, kurangnya sumber daya, teknologi dan

asset fisik• Kepatuhan dan hukum/peraturan• informasi

20

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.1 Luas Cakupan

Basel II juga mulai memunculkan Pilar 2 dan Pilar 3 sebagai bagian yang integral dari proses dalam menentukan rasio kebutuhan modal bank secara individual.

Dalam Pilar 2 pihak otoritas pengawasan (melalui bagian pengawasan) diharapkan mampu untuk mengetahui other risks secara lebih luas dimana sebuah bank menjadi subyek pengawasan.

Page 105: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.2 Kedalaman cakupan

Selain memperluas cakupan, Basel II juga telah meningkatkan kedalaman cakupan risiko. Khususnya dalam memperlakukan risiko kredit.

Basel II membuat sejumlah perbedaan yang sangat besar terutama berdasarkan pada kualitas debitur, ditambah dengan syarat kredit dan kualitas jaminan. Basel II memperbolehkan penggunaan dua pendekatan untuk menentukan bobot risiko (risk weights of assets), yaitu : pendekatan standar (the standardised approach) dan pendekatan internal (internal ratings-Based Approach).

22

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.2 Kedalaman cakupan

The Standardised Approach merupakan hasil yang signifikan dari diubahnya (amended) versi pendekatan Basel I.Pada The Internal Ratings-Based Approach, bank mengembangkan model pemeringkatan mereka sendiri untuk menilai kelayakan kredit debitur.

Kedua pendekatan di atas mempunyai banyak persamaan dengan cara yang dilakukan oleh perusahaan penilai kredit (credit rating agencies) dalam menetapkan peringkat suatu obligasi.Basel I dikritik karena mempunyai pendekatan yang sederhana dalam hubungan antara profil risiko suatu aktiva dengan kebutuhan modal. Pada Basel I hanya terdapat sedikit tingkatan (grade) risiko kredit. Hal ini berbeda dengan lembaga pemeringkat yang menggunakan risk sensitive grade yang luas untuk menilai risiko kredit suatu obligasi.

Page 106: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.2 Peringkat Obligasi

Obligasi dianggap memiliki kemampuan untuk membayarbunga dan pokoknya. Perubahan kondisi ekonomi yang berlawanan atau perubahan keadaan akan lebih besarkemungkinannya memperlemah kemampuan untukmembayar bunga dan pokok pinjaman. Obligasi inidigolongkan ke dalam medium grade.

BBBBaa

Obligasi memiliki kapasitas kuat untuk membayar bungadan pokoknya, walau mudah terkena pengaruh merugikandari perubahan kondisi ekonomi.

AA

Obligasi memiliki kapasitas sangat kuat utnuk membayarbunga dan memba pokoknya. Sebagaimana halnyadengan obligasi berperingkat tertinggi, obligasi dalamkelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok high-grade (peringkat tinggi).

AAAa

Obligasi memiliki peringkat tertinggi. Kemampuan untukmembayar bunga dan pokoknya sangat kuat.

AAAAaaDeskripsiS&PMoody’s

24

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.2 Peringkat Obligasi

Peringkat ini dicadangkan untuk income bonds dimaantidak ada suku bunga yang dibayarkan.

CC

Obligasi berperingkat D menunjukkan bahwa obligasidalam keadaan default/macet, dan/atau terdapattunggakan pembayaran kembali pokokobligasi.

DD

CCCaCCCCaaBBB

Obligasi dianggap sangat spekulatif dalam kemampuanuntuk membayar bunga dan pokoknya pinjaman sesuaidengan persyaratan.Ba / BB – menunjukkan tingkat spekulasi terendahCa / CC – menunjukkan tingkat spekulasi tertinggi.

BBBa

DescriptionS&PMoody’s

Baik Moody’s dan Standard & Poor’s membuat penyesuaian lebih jauh pada penilaianmereka, hal ini ditunjukkan dengan naiknya jumlah grade yang tersedia.• Moody’s menggunakan a1, 2, atau 3 dengan 1 menyatakan yang paling kuat.

Contoh A1 adalah penilaian yang paling kuat dan A3 adalah yang paling lemah.• S&P menggunakan tanda plus dan minus : A+ adalah penilaian A yang paling kuat

dan A- adalah penilaian A yang paling lemah.

Page 107: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

3.4 Basel II dan sensitivitas risiko

3.4.2 Kedalaman cakupan

Jika bank memilih untuk menggunakan Internal Ratings-Based Approach, jumlah grade yang dapat digunakan ditentukan oleh bank sendiri, meski pengawas mengharapkan paling tidak ada 8 (delapan) grade yang dipakai.

Jika Standardised Approach dipergunakan, Basel II “grid” bobot risiko (risk weights) didasarkan pada pengukuran Basel I dengan memasukkan rating kredit yang sudah tersedia.Standardisedapproach memperbolehkan adanya pengelompokkan bobot risiko antar model yang ada, namun dengan pembedaan yang jelasuntuk kelompok aktiva berbeda.

26

3 Perkembangan PengawasanBank Berbasis Risiko

3.5 Basel II dan Kecukupan Modal

Page 108: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

3.5 Basel II dan kecukupan modal

3.5 Basel II dan kecukupan modal

Persyaratan kecukupan modal dalam Basel I Accord, sebesar minimum 8% tidak berubah secara signifikan dalam Basel II. Basel Committee yakin bahwa angka 8% bagi bank-bank internasional masih tetap valid.

Karena bank-bank menghitung sendiri jumlah modal minimum sesuai ketentuan, kemungkinan besar jumlahmodal masing-masing bank akan berbeda dengan jumlahmodal sesuai ketentuan Basel I.

28

3.5 Basel II dan kecukupan modal

3.5 Basel II dan kecukupan modal – contoh

Bank U memiliki risiko operasional yang cukup besar.Menurut Basel II, modal minimum sesuai ketentuan (regulatory capital) akan meningkat jika terdapat off-setting terhadap modal yang diperlukan untuk mendukung perkreditan bank.

Bank X memiliki risiko operasional yang rendah dan portofolio pemberian kredit yang terdiri dari kredit korporasi yang sangattinggi kualitasnya (AA). Menurut Basel II, modal minimum sesuai ketentuan Bank X akan menurun cukup besar.

Page 109: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

3.5 Basel II dan kecukupan modal

3.5 Basel II dan kecukupan modal

Tujuan Basel II adalah menyusun modal minimum sesuaiketentuan (regulatory capital) yang lebih sesuai dengan profil risiko setiap bank.

Basel Committee telah menerapkan dua ’aturan dalammasa transisi’ untuk memastikan Accord yang baru tidakterlalu cepat mengurangi persyaratan modal minimum, baikbagi sistem perbankan secara keseluruhan maupun bagimasing-masing bank.

30

3.5 Basel II dan kecukupan modal

3.5 Basel II dan kecukupan modal

Pada rencana transisi pertama, pengawas akan mengaplikasikan sebuat pengali (multiplier) untuk memastikan bahwa target rasio modal minimum 8% tetap dijaga.

Faktor skala (scaling factor) ini akan diterapkan secara serentak kepada semua bank dengan menggunakan pendekatan Internal Ratings-Based Approach untuk risiko kredit atau Advanced Measurement Approach untuk risiko operasional. Mengikuti QIS 3 faktor pengali ini akan ditetapkan sebesar 106%.

Basel Committee yakin bahwa hal ini cukup untuk memastikan bahwa pada tahap awal implementasi Basel II, target rasio 8% dapat dipertahankan.

Page 110: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

3.5 Basel II dan kecukupan modal

3.5 Basel II dan kecukupan modal

Pada rencana transisi, setiap bank tidak akan diijinkan untuk merealisasikan manfaat dari berkurangnya persyaratan modal minimum sesuai ketentuan (regulatory capital). Pengurangan modal harus dilakukan secara bertahap dari akhir tahun 2005 hingga akhirtahun 2008 sesuai dengan kesepakatan bank dengan otoritaspengawas perbankan masing-masing sesuai dengan tabel di bawah. Rencana tersebut akan tergantung dari modal dasar yang akan dikurangi sepanjang periode.

80%90%Perhitunganpararel

Perhitunganpararel ataustudi dampak

Advanced approaches

80%90%95%Perhitunganpararel

IRB –Foundation approach

Dari akhirtahun 2008

Dari akhirtahun 2007

Dari akhirtahun 2006

Dari akhirtahun 2005

32

3 PerkembanganPengawasan Bank Berbasis-

risiko

3.6 Modal Minimum dan Aktual

Page 111: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

3.6 Modal minimum dan aktual

3.6 Modal minimum dan aktual

Keterkaitan antara jumlah modal yang dimiliki sebuah bank dengan modal sesuai ketentuan (regulatory capital) bank tsbseringkali cukup rumit. Pada prakteknya, banyak bank besar saat ini memiliki rasiomodal terhadap ATMR, sebagaimana dilaporkan dalamlaporan keuangan sebesar 10% hingga 12%, jauh di atas rasio aturan yang disyaratkan.

34

3.6 Modal minimum dan aktual

3.6.1 Alasan untuk memiliki kelebihan modal

Bank pada umumnya tidak mengungkapkan bagaimana modal aktual mereka ditentukan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan yang mereka buat.

The regulatory ratio adalah rasio minimum dimana modal bank tidak boleh kurang dari rasio tersebut. Jika rasio minimum ini dilanggar dapat membahayakan ijin mereka, misalnya ijin untuk melakukan perdagangan. Jadi tidak mengherankan, apabila manajemen bank memilih untuk menjaga rasio modal aktual berada di atas rasio minimum yang ditetapkan oleh pengawas.

Page 112: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

3.6 Modal minimum dan aktual

3.6.1 Alasan untuk memiliki kelebihan modal

Di bebarapa wilayah yurisdiksi, misal Amerika dan Inggris, otoritas pengawas menentukan rasio modal terhadap ATMR yang berbeda untuk masing-masing bank. Pada prakteknya,rasio yang ditetapkan umumnya kebih tinggi daripada rasiominimum Basel.

Dengan demikian “kelebihan” modal sebuah bank akan nampak melebihi ketentuan minimum Basel yang sebesar 8%, bisa saja dalam kenyataannya jauh lebih kecil jika diukur lagi dengan rasio aktual yang dilakukan oleh pengawas. Oleh karena itu ‘excess capital’ suatu bank belum tentu menunjukkan bank tersebut merupakan bank yang sehat dan prudent serta berkinerja baik.

36

3.6 Modal minimum dan aktual

3.6.1 Alasan untuk memiliki kelebihan modal

Bank-bank besar di dunia umumnya mempunyai model risiko internal tersendiri. Model internal ini menghubungkan tingkat modal yang dipersyaratkan (regulatory capital) dengan tingkat risiko yang dihadapi dalam portofolio bisnis mereka. Model “economic capital” mungkin membutuhkan modal yang lebih besar dibandingkan dengan Basel II. Dalam Basel II, otoritas pengawas mengakui keberadaan model “economic capital” ini. Bank-bank yang menggunakan model ini dimintamengungkapkannya dan menjelaskan hasilnya dalam kerangkaproses pengawasan sesuai pilar 2 Basel II.

Page 113: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

3.6 Modal minimum dan aktual

3.6.1 Alasan untuk memiliki kelebihan modal

Basel II dan model economic capital mengkaitkan bank dengantingkat dan struktur kegiatan usahanya. Bank adalah institusi komersial dan rencana manajemen ke depan untuk mencapai tingkat kegiatan usaha tertentu, baik secara organik maupundengan akuisisi akan membutuhkan jumlah modal yang lebihtinggi.

Akses ke pasar modal tidak dapat selalu dapat dijamin sertabesarnya biaya yang dibutuhkan juga tidak dapat dipastikan. Dalam kondisi ketidakpastian ini, bank yang mempunyai rencanauntuk tumbuh pada umumnya ingin memastikan bahwa tidakterbatasi oleh kekurangan modal. Bank juga harus memastikan bahwa besrnya keuntungan yang mereka rencanakan tidak akan mengakibatkan tingginya biaya modal sebagai akibat dari faktor pasar jangka pendek, misalnya jika bank harus bersaing denganpenerbitan obligasi pemerintah.

Page 114: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part B: Risiko Pasar, Risiko Kreditdan Risiko Operasional

2

Bab 4 Karakteristik RisikoPasar dan Risiko Treasury

4.1 Risiko Pasar

Page 115: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Risiko pasar

Market risk adalah risiko kerugian yang timbul akibatpergerakan harga pasar atas posisi yang diambil olehbank baik pada sisi on maupun off balance sheet. Bank yang memiliki posisi dalam instrumen keuangan padaneracanya memiliki eksposur risiko pasar yang bersanyaditentukan oleh posisi tersebut. Namun demikian, bank yang berperan sebagai intermediary dalam sebuahtransaksi yang tidak tercatat dalam neracanya tidak akanterekspos pada risiko pasar atas transaksi tersebut.

4

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik Risiko Pasar

Risiko Pasar terdiri dari :

• Risiko spesifik (specific risk) yaitu risiko yang timbul akibatpergerakan harga atas surat berharga individual yang disebabkan olehfaktor-faktor yang terkait dnegan surat berharga atau penerbitnya. Sebagai contoh adalah turunnya harga sebuah obligasi yang disebabkan oleh memburuknya penilaian (credit rating) yang dialamioleh penerbitnya. Informasi ini hanya secara khusus akan berakibatpada obligasi tersebut dan tidak akan berakibat pada harga obligasisecara umum.

• Risiko pasar umum (general market risk) yaitu risiko yang timbulakibat pergerakan harga pasar yang berpengaruh terhadap beberapainstrumen keuangan. Sebagai contoh, penurunan suku bunga yang diberlakukan oleh pemerintah pada umumnya menurunkan tingkat sukubunga yang berlaku di pasar, yang juga akan berakibat pada hargasemua surat berharga yang terkait dengan kenaikan suku bungatersebut.

Page 116: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik Risiko Pasar

Untuk tujuan analisis, Risiko pasar umum (general market risk) dibagi ke dalam empat kategori sebagaiberikut:

• risiko suku bunga (interest rate risk) • risiko posisi ekuitas (equity position risk) • risiko nilai tukar (foreign exchange risk) • risiko posisi komoditi (commodity position risk).

Setiap risiko di atas tidak berdiri sendiri sendiri, sebabperubahan dari satu risiko akan berpengaruh padarisiko yang lain.

6

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik Risiko Pasar – Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat perubahan suku bunga. Risiko ini berlakubagi semua surat berharga (instrument) yang menggunakan satu atau lebih yield curves untukmenghitung nilai pasar instrumen tersebut

Page 117: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik Risiko Pasar – Risiko Suku Bunga

Orange County, CaliforniaPada bulan Desember 1994 Orange County, otoritas lokal di Negara BagianCalifornia, menggemparkan pasar dengan mengumumkan bahwa investasimereka menderita kerugian sebesar USD1.6 milyar yang merupakan kerugianterbesar yang pernah tercatat oleh otoritas lokal. Kerugian tersebut diakibatkankesalahan pengelolaan oleh treasurer atas portofolio sebesar USD7.5 milyarmilik sekolah, kota dan pemerintah daerah itu sendiri.

Dengan berinvestasi pada posisi derivatif, treasurer mempertaruhkan seluruhdananya dengan spekulasi bahwa suku bunga akan turun atau tetap rendah. Strategi investasi tersebut berjalan dengan baik hingga 1994 ketika Reserve Board mendorong kenaikan suku bunga yang menyebabkan kerugian yang luarbiasa. Investasi tersebut dilikuidasi pada bulan Desember 1994 dengankerugian sebesar USD1.6 milyar. Setelah dilikuidasi, suku bunga turun menjadi2.5% di mana jika portofolio tersebut tetap dipertahankan akan mengurangikerugian sebesar USD 200 juta. Sangat jarang pelaku pasar yang memperkirakan tingkat suku bunga akan turun sangat cepat pada 1995.

8

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar – Risiko posisi ekuitas

Risiko posisi ekuitas (equity position risk) adalah potensikerugian yang timbul akibat perubahan harga saham. Risiko ini berlaku bagi seluruh instrumen yang menggunakan harga ekuitas (equity prices) sebagaidasar acuan penilaian mereka.

Contoh - Morgan Grenfell Private EquityPada bulan Februari 2001 dilaporkan dalam Financial Times bahwa Morgan Grenfell Private Equity (MGPE) mengalamikerugian sebesar GBP 150 juta karena memegang saham EM.TV, sebuah media group asal German, MGPE telah mengakuisisisaham yang merupakan bagian dari transaksi dengan cara menjualkepemilikan saham MGPE pada Formula Satu, Pada saat yang sama saham EM. TV jatuh 90%.

Page 118: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar – Risiko nilai tukar

Risiko nilai tukar (foreign exchange risk) adalahpotensi kerugian yang timbul karena perubahan nilaitukar. Risiko ini berlaku bagi produk yang terkaitdengan nilai tukar dan posisi yang dinilaimenggunakan valas dalam pelaporan bank.

Contoh - Telekomunikasi Indonesia

Pada bulan Agustus 1998, PT Telkom menderita kerugian bersihsebesar USD 101juta pada laporan keuangan mereka sebagai akibatkerugian nilai tukar setara dengan USD 150 juta. Kerugian berasal daripinjaman USD 306 juta, JPY 11 milyar dan FRF 130 juta, yang dikonversi ke dalam rupiah. Devaluasi rupiah terhadap USD, JPY danFRF mengakibatkan pembayaran kembali hutang tersebut menelanbiaya bersih mendekati USD 150 juta, lebih dari jumlah pinjaman yang mereka terima..

10

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar – Risiko posisi komoditi

Risiko posisi komoditi (commodity position risk) adalahpotensi kerugian yang timbuk akibat perubahan hargakomoditas. Risiko ini dapat terjadi pada semua posisikomoditas dan semua posisi derivatif komoditas.

Contoh - Sumitomo CorporationPada bulan Juni 1996 Sumitomo Corporation melaporkan dalamperiode 10 tahun telah mengalami kerugian sebesar USD 1.8 milyar sebagai akibat trading komoditas tembaga diluar otorisasiyang dilakukan oleh trader seniornya. Diperkirakan pada saat itu seluruh investment bank yang melakukan transaksi derivatif secara kolektif mengalami kerugiansebesar USD 100 juta akibat pergerakan harga tembaga.

Page 119: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar - Harga pasarHarga pasar (Market prices) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

Penawaran dan permintaan (supply and demand) produk dalamjangka pendek akan mempengaruhi tingkat harga sebab para pemain(market makers) akan melakukan penyesuaian harga berdasarkanharga pasar. Waktu yang diperlukan untuk melakukan perubahanharga akan bervariasi antar berbagai pasar dan volume transaksibisnis yang dilihat oleh market makers.

Likuiditas (liquidity) dapat mempunyai pengaruh yang besar padaharga pasar. Pasar yang likuid mempunyai banyak pemain (market makers) serta volume usaha yang besar. Spread tarnsaksi kecilsehingga costs transaksi juga rendah. Pasar yang tidak likuidmempunyai spread besar dan transaksi tidak terjadi secara aktif. Pasar yang likuid dapat menjadi tidak likuid sebelum liburan nasionalmaupun pengumuman kebijakan ekonomi oleh pemerintah.

12

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar – Harga pasar

Intervensi oleh otoritas keuangan (official intervention) memberikanefek jangka pendek terhadap tingkat harga di pasar, seperti penurunansuku bunga atau devaluasi mata uang. Jangka waktu dapat berubahmenjadi panjang jika misalnya intervensi memberikan sinyal perubahankebijakan ekonomi.

Arbitrase (arbitrage), dimana tingkat harga pasar tertentu dibatasi olehtingkat harga di pasar lainnya, akan mempengaruhi pergerakan hargaharian. Sebagai contoh, jika sebuah saham diperdagangkan di pasarmodal London dan New York dan harga di London lebih tinggi dari hargadi New York, trader akan melakukan jual saham di London dan akanmembelinya di New York untuk memperoleh keuntungan. Karena sifatpasar internasional dan arus informasi adalah seketika (real time), hargapasar umumnya konsisten antara pasar yang satu dengan pasar yang lain, yang tidak memungkinkan untuk mengambil keuntungan dari satupasar ke pasar lainnya. Dengan demikian kemungkinan arbitrase hanyaakan muncul dalam satu periode yang sangat singkat.

Page 120: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

4.1 Karateristik risiko pasar

4.1 Karakteristik risiko pasar – Harga pasar

Kondisi ekonomi dan politik (economic and political events) danbencana alam dapat mengakibatkan perubahan harga jangka pendek. Hal ini dapat terjadi dalam skala pasar lokal namun jika kejadian cukup besardapat berpengaruh terhadap pasar global.

Faktor-faktor ekonomi yang mendasari (underlying economic factors) merupakan pembentuk utama tingkat harga jangka panjang. Sebagaicontoh, dalam jangka panjang, nilai tukar antara dua negara akanmencerminkan tingkat inflasi relatif dan kinerja ekonomi relatif masing-masing negara tersebut.

14

4 Karakteristik Risiko Pasardan Risiko Tresury

4.2 Kegiatan Trading

Page 121: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Kegiatan utama trading adalah jual dan beli isntrumen keuangan atas namabank dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan jangka pendek dariperubahan yang diharapkan atas harga yang menentukan nilai suatuinstrumen keuangan. Dalam melaakukan kegiatan ini berarti bank menghadapi risiko kerugian apabila instrumen tsb mengalami penurunan.

Bank dapat menggunakan 3 (tiga) strategi untuk semua produkmereka dalam melakukan perdagangan. Strategi dengan risikopasar yang paling kecil adalah ketika bank melakukanpenyesuaian posisi (matched book). Strategi matched book berartibahwa trading desk akan segera mengambil posisi berlawanandan bernilai sama (off set) atas sebuah transaksi jual atau beliinstrumen keuangan. Transaksi semacam ini dapat dilakukan baiksecara internal maupun dengan bank lain. Bank hanyamenghadapi risiko pasar apabila harga mengalami perubahanpada waktu antara pengambilan keputusan transaksi awal dantransakssi offset, yang dikenal pula dengan transaksi covering atau hedging.

16

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Strategi kedua adalah menjaga posisi trading melaluitransaksi hedging dengan diskresi (discretion) tertentuyang diberikan kepada trading desk. Dalam strategi ini trading desk mempunyai limit risikopasar yang digunakan untuk mengelola risiko bannksecara keseluruhan pada suatu waktu tertentu. Strategiini memungkinkan trading desk untuk menunggupergerakan harga pasar yang menguntungkan dalampengambilan posisi trading.

Page 122: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Strategi ketiga adalah menjadi market maker. Hal iniberarti bahwa trader akan meng-quote harga beli/jualisntrumen keuangan kepad nasabah atau bank lain dankemudian memperdagangkannya pada harga tertentu , baik jula maupun beli kepada counterparty. Strategi initergantung pada pasar tingkat likuiditas pasar dan jumlahmarket maker lain yang dapat digunakan oleh trader untukmengcover risikonya.

Seorang market maker dapat mengambil keuntungan dari dari spread yang diambil antara harga jual dan beli. Mereka juga mendapat manfaatatas informasi yang mereka peroleh dari perdagangan yang merekalakukan yang dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan harga kedepan. Risiko yang dihadapi dalam strategi ini adalah trader dapatmengalami kerugian seketika atas posisi yang diambil.

18

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Bank cenderung untuk merubah strategi trading sejalan denganperkembangan usahanya dan berbagai strategi yang berbedaakan diterapkan untuk produk-produk keuangan dalam trading book. Pada umumnya perkembangan kegiatan tarding diawalidari keinginnan untuk menyediakan jasa bagi kegiatan bisnisnasabahnya. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan tarding dipada pasar valas (foreign exchange market). Pasar valas menjadisalah satu pasar perdagangan paling bebas di dunia yang padaawalnya dapat dilacak kembali dari diperkenalkannya nilai tukarmengambang (floating exchange rates) pada tahun 1970-an. Hal ini menimbulkan risiko baru bagi nasabah yang berkecimpung dibisnis internasional sehingga mereka mengelolanya melalui jasyang ditawarkan oleh bank.

Page 123: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Ritel exchange rate adalah nilai tukar yang diberikan oleh bank kepada nasabah mereka (terutama nasabah korporasi) yang telahtermasuk marjin atas wholesale rate dari pasar antar bank.

Margin tersebut cukup besar pada tahap awal pertumbuhan pasar. Hal ini mengakibatkan income bank tumbuh pesat sejalan denganmeningkatnya aktvitas pasar meski mereka memiliki posisi yang relatif kecil.

Karena volume transaksi yang naik secara terus menerus dan bank menjadi lebih percaya diri pada kemampuan mereka untukmengelola posisi valasnya, aktivitas berubah dari aktivitas yang semula dikendalikan dalam memberikan pelayanan kepadanasabah menjadi aktivitas perdagangan sendiri.

20

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Bank-bank yang memiliki nasabah besar dan mempunyai volume transaksi valas (foreign exchange) yang besar dapat menggunakanposisi “ritel"‘nya untuk mempengaruhi pergerakan nilai tukar pasarvalas wholesale. Hal ini memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibanding marjin customer business.

Bank mulai mengambil potensi tsb dengan mengambil posisiberjumlah besar dalam traading book-nya. Proses ini berlanjut danketika kompetisi semakin meningkat, marjin customer bussinesssemakin berkurang. Akibatnya volume perdagangan pada valutautama dunia seperti USD/EUR, USD/JPY dan USD/GBP, padasaat ini didominasi perdagangan valas antar bank, dengan jumlahcustomer bussiness yang relatif kecil.

Page 124: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Perkembangan pasar valas merupakan contoh yang baik untukmenggambarkan kecenderungan perkembangan trading instrumen keuangan di bank. Pada tahap awal bank melakukanmatched position atas transaksi instrumen keuangan. Hal iniberarti bank seketika melakukan hedging risiko atas transaksidengan bank lain dengan nilai yang sama dengan transaksinasabahnya.

Keuntungan yang diperoleh bank adalah perbedaan hargaantara harga yang diberikan kepada nasabah dengan hargayang diperoleh dari pasar antarbank.

22

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank - contoh

Foreign exchange matched position trading

Bank A diminta oleh nasabah mereka untuk membeli USD danmenjual JPY yang akan dipakai untuk membayar supplier mereka sebesar JPY 100 juta.

Bank A tidak memiliki JPY sehingga Bank A meminta quote beliJPY dari pasar. Nilai tukar di pasar adalah 100. Bank A memberikan quote jual kepada nasabah sebesar 99, kemudianmenjual JPY dan menerima USD 1,010,101.

Bank segera yen di pasar pada nilai tukar 100 dan membayarUSD 1,000,000.Dengan melakukan hal tersebut di atas, tanparisiko bank memperoleh keuntungan sebesar USD 10,101.

Page 125: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

4.2 Aktivitas trading

4.2.1 Perkembangan kegiatan trading bank

Tahap ke dua dalam perkembangan trading bank adalah padasaat bank mengambil posisi atas transaksi nasabah untukmengantisipasi perubahan harga pasar yang diharapkan olehbank dalam jangka pendek. Trader diperbolehkan memegang posisi dalam jangka waktuyang lebih lama sejalan dengan pengalaman mereka dalamtrading instrumen keuangan. Pada akhirnya, prosesperkembangan ini akan membawa bank untuk mengambil posisitrading tanpa harus tergantung dari kegiatan usahanasabahnya.

24

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedgingRisiko pasar terjadi baik dalam banking book maupun trading book. Posisi yang diambil yang tercatat dalam banking book sekalipun tidakdilakukan untuk tujuan trading tetap memiliki riisko pasar karenaposisi tersebut dinilai berdasarkan harga valuta dan komoditastertentu. Manajemen risiko suku bunga dalam banking book biasanyaditangani oleh treasury bank.

Pengelolaan risiko pasar pada trading book dilakukan secaraberkesinambungan di dealing room oleh trader yang telahdiberikan kewenangan untuk mengambil posisi risiko pasarsesuai dengan limitnya masing-masing. Trader tsd diberikanotorisasi untuk melakukan transaksi atas nama bank yang dpatmenimbulkan kewajiban bagi bank. Kegiatan ini memerlukanpengawasan independan untuk memastikan bahwa bank mengetahui seluruh risiko dalam trading book-nya.

Page 126: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Trader mengelola risikonya dengan cara melakukan trading instrumenkeuangan yang match dengan posisi yang diambil. Namun demikian, hal tersebut bukan merupakan metode mengcover risiko yang memebrikan keuntungan optimal bagi bank. Untuk mengcover risikotrader sering menerapkan berbagai teknik hedging.Trader dapat melakukan hedging dengan mengambil posisi atasinstrumen yang sama, namun demikian trader dapat pula melakukanhedging atas risiko porfolio dengan mengambil posisi menggunakaninstrumen yang berbeda. Instrumen keuangan tersebut dapat memiliki karakter yang berbeda, namun perubahan nilai pasar akan selalu menunjukkan nilai transaksiawalnya. Oleh karena itu, perubahan harga pasar untuk fulyy hedge portofolio hanya akan memberikan perubahan yang tidak berarti ataubahwakn tidak mengubah nilai pasar portofolio tsb. Seringkalibeberapa posisi hedging diperlukan seluruhnya untuk matching atasunderlying transaction.

26

Bank B

Hedging suku bungadengan

Interest rate swap

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Pengelolaan posisi dan hedging - contoh

Suku bunga (Interest Rate) Hedge – hedging pinjaman nasabahUSD 5 juta selama 5 tahun

membayar 5%Fixed

Menerima3 bln

LIBOR

Customer 6% Fixed Rate

Arus dana

Bank A Market

3 month LIBOR

Arus dana

Page 127: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Trader akan secara teratur melakukan hedging denganinstrumen yang lebih likuid dibandingkan dengantransaksi underlying-nya sehingga mereka dapatmelakukan strategi hedging mereka dengan cepat.Sebagai tambahan, dalam pasar yang likuid biayatransaksi umumnya lebih rendah. Trader dapatmelakukan hedging atas seluruh atau sebagian risikoyang memungkinkan mereka melakukan danmenciptakan posisi risiko posisi yang mereka anggapakan mendatangkan keuntungan tanpa melakukantransaksi dalam instrumen yang melindunginya.

28

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Ketika nasabah meminta bank untuk menyediakan transaksikas, seperti pinjaman, hedging biasanya dilakukan dengan caramenggunakan instrumen derivatif :

Hal ini disebabkan dalam instrumen derivatif secara umummempunyai keunggulan atas instrumen kas sbb:• Risiko kredit yang lebih rendah (lower credit risk) • Kebutuhan pendanaan yang lebih rendah (lower funding

requirement)• Pembebanan modal yang lebih rendah (lower capital charge) • Likuiditas yang lebih besar (greater liquidity) • Biaya transaksi yang lebih rendah (lower dealing costs).

Page 128: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Hedging mempunyai beberapa keunggulan tetapi benar-benar membutuhkan pengelolaan yang cermat, karenainstrumen yang digunakan tidak identik dengan transaksiaslinya.Umumnya ada beberapa risiko tersisa (residual risk) yang tidak tercakup dan hal ini harus dapat diukur dan dikontrol. Dalam beberapa kasus, interaksi hedging dan posisi risikodari underlying instrument dapat menyebabkan timbulnyarisiko baru pada posisi perdagangan yang besar.

30

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Basis risk adalah salah satu risiko tersisa yang paling signifikan yang biasanya ditemukan dalam transaksiportofolio yang hampir serupa dengan transaksi yang mendasarinya.Basis risk adalah risiko perubahan atas hubungan antaraharga posisi risiko dan harga instrumen yang digunakanuntuk melakukan hedging posisi risiko tersebut.Basis risk muncul dalam situasi di mana harga pasarunderlying berbeda pada setiap jenis instrumen tetapi masihberhubungan sangat erat.Dimana jarak pergerakan harian dari perbedaan kurstersebut umumnya kecil, bank cenderung akan melakukanhedging atas pergerakan pasar yang umum dan mengelolabasis risk secara terpisah.

Page 129: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

31

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging - contoh

Sebuah perusahaan Amerika mempunyai pinjaman dari bank A yang dibayar dengan tingkat bunga pinjaman dasar (prime lending rate). Bunga pinjaman tersebut bersifat mengambang (floating) dandiberlakukan bagi nasabah dengan penilaian yang tinggi (high credit rating).Bank A membiayai pinjaman tersebut melalui pasar interbank(interbank market) pada 6 bulan LIBORHal ini menimbulkan risiko dasar (basis risk) karena perbedaanantara tingkat bunga dasar (prime) dan bunga 6 bulan LIBOR akanberfluktuasi selama periode pinjaman.

Customer Bank A Prime Rate

Market

6 month LIBOR

Arus Kas Arus Kas

32

4.2 Aktivitas trading

4.2.2 Manajemen posisi dan hedging

Difference between Prime Rate and six-month LIBOR

2.00%

2.20%

2.40%

2.60%

2.80%

3.00%

3.20%

3.40%

2002 2003 2004 2005

Page 130: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

33

4.2 Aktivitas trading

4.2.3 Pengembangan produk baru

Kegiatan trading bank telah berkembang menjadi lebih rumit(complex) karena pasar menjadi semakin likuid dan canggih(sophisticated). Sebagai tambahan, banyak bank yang merasakankebutuhan untuk memperdagangkan instrumen portofolio jauh lebihluas dibandingkan dengan permintaan yang dilakukan oleh nasabah.Hal ini mengakibatkan bank menjadi semakin ahli dalammengembangkan portofolio perdagangan mereka. Perlu dicatatbahwa dalam kondisi semacam ini bank perlu oula melakukaninvestasi untuk mengembangkan struktur pengendalian yang memastikan bahwa bank memiliki tenaga ahli untuk mengelola risikoyang diakibatkan oleh kegiatan trading baru. Bank seringkali terjunke dalam trading baru tanpa memiliki struktur pengendalian danpengawasan yang memadai.

34

4.2 Aktivitas trading

4.2.3 Pengembangan produk baru

Elemen penting dalam pengawasan kegiatan trading bank adalah prosedur persetujuan untuk produk trading baru yang independen. Hal ini penting mengingat prosedur tersebutmelibatkan beberapa departemen yang terkait dalam bank.

Prosedur persetujuan sekurang-kurangnya mencakupbeberapa hal seperti:

Page 131: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

35

4.2 Aktivitas trading

4.2.3 Pengembangan produk baru

Apakah diperlukan ekspansi sistem trading settlement saat ini?

Sistem IT

Apakah seluruh persyaratan legal danprosedur dokumentasi telah terpenuhi ?

Isu legal dandokumentasi

Apakah transaksi produk tersebut dapatdicatat dalam prosedur akuntansi yang ada?

Prosedur akuntansi

Apakah produk tersebut memilikipermasalahan terkait dengan perpajakan?

Isu perpajakan

Bagaimana pengaruh produk tersebut padaregulatory capital requirement?

Dampak terhadapregulatory capital

Apakah bank telah memiliki izin ataupersetujuan atas produk tersebut ?

Persetujuan bedasarkanketentuan yang berlaku

36

4.2 Aktivitas trading

4.2.3 Pengembangan produk baru

Apakah bank secara akurat dapat mencatatdan mengelola settlement transaksi?

Dukungan operasional

Apakah sistem manajemen risiko bank dapatmemantau dan mencatat risiko yang diambilatas posisi yang diambil oleh bank?

Pelaporan manajemenrisiko

Apakah produk tersebut memerlukanpengembangan prosedur kepatuhan yang baru?

Kepatuhan terhadapprosedur

Apakah bank memiliki credit line yangcukup untuk mendukung produk tersebut?

Implikasi risiko kredit

Apakah produk tersebut mempunyaidampak signifikan terhadap funding requirements bank?

funding requirements

Apakah prosedur pricing dan mark to markettelah disetujui?

pricing and valuation

Page 132: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

37

4.2 Aktivitas trading

4.2.3 Pengembangan produk baruPertanyaan-pertanyaan yang muncul di atas menggambarkanberbagai macam isu yang harus dipertimbangkan oleh pengelolabank jika ingin mengembangan produk baru. Setelah produk barudisetujui, hal yang penting lainnya adalah monitoring volume trading untuk memastikan bahwa jika produk tersebut sukses secara bisnisdan tidak menimbulkan persoalan bagi manajemen.

Pengembangan produk baru atau terjun ke pasar yang barumerupakan tanda bahwa bank tersebut telah berhasil dalamoperasional kegiatan trading-nya. Namun demikian pada saat yang bersamaan kondisi tesrebut merupakan tantangan bagi manajemenbank untuk tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian danmenjalankan pengelolaan risiko serta menyediakan capital yang mencukupi untuk mendukung kegiatan trading yang baru.

38

4 Karakteristik Risiko Pasardan Risiko Treasury

4.3 Instrumen Trading

Page 133: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

39

4.3 Instrumen trading

4.3.1 Pendahuluan

Terdapat berbagai jenis instrumen trading. Produk-produk yang lazim dijumpai merupakan instrumen utama yang diperdagangkan secara global berdasarkan volumenya.Instrumen tersebut sering disebut dengan istilah ‘produk vanilla' karena merupakan instrumen yang sederhana. Namundemikian, untuk setiap produk yang standar pun memiliki versiyang lebih kompleks sejalan dengan perkembangan produk-produk baru untuk memenuhi permintaan nasabah. Untuk seluruh jenis instrumen yang akan dibahas berikutdiperdagangkan dalam valas adalah US dollar, Euro, Yen danPoundsterling.

40

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – transaki spot valas (spot foreign exchange)Transaksi valas merupakan komitmen untuk memperdagangkan sebuahvalute tertentu untuk ditukar dengan valuta lain pada tanggal yang telahdisetujui di waktu mendatang. Penetapan tanggal tersebut menentukanjenis transaksi dan pasar untuk instrumen tersebut.

Transaksi spot valas digunakan untuk pertukaran valuta dalamjangka waktu dua hari kerja yang akan datang dikenal dengannama spot date. Jangka waktu dua hari kerja tersebut pada awalnya ditentukanmengingat instruksi settlement yang disampaikan melalui telegrafbaru efektif dalam jangka waktu dua hari kerja. Meskipun saat iniinstruksi dapat disampaikan secara elektronik, namun two day basis tsb tetap dilakukan. Pasar utnuk transaksi spot valas ini merupakanpasar yang paling likuid di dunia. Transaksi spot ini menimbu!kanrisiko valas.

Page 134: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

41

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – transaksi forward valas(forward foreign exchange)

Transaksi forward valas adalah transaksi pertukaranvalas dalam jangka waktu melebihi spot date. Pasarforward pada umumnya memiliki jatuh tempo sampaidengan satu tahun walaupun terdapat beberapa bank memberikan quote harga untuk periode yang lebihlama. Transaksi forward valas menimbulkan risiko valas danrisiko suku bunga. Hal ini disebabkan forward exchange ditentukan berdasarkan tingkat bunga relatifantara dua valuta dikombinasikan dengan spot exchange rate.

42

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – transaksi forward valas -contoh

Sebuah perusahaan Amerika ingin melakukan pembayaranpada pengapalan barang-barang Jepang yang akan jatuh tempo tiga bulan ke depan. Perusahaan tersebut harus membayarsebesar JPY 100m.Untuk memastikan biaya pengapalan tersebut dalam US dollar, perusahaan sepakat dengan bank untuk membeli JPY 100 jutapada nilai tukar forward JPY/USD saat ini sebesar 100.00.Hal ini memastikan biaya pengapalan tersebut sebesar USD 1 juta. Tiga bulan mendatang perusahaan membayar USD 1 jutakepada bank dan menerima JPY 100 juta yang akan dipakaiuntuk membayar supplier perusahaan tersebut.

Page 135: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

43

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – swap valas

Swap valas adalah gabungan antara transaksi spot dan transaksi forward. Kedua belah pihak secarabersamaan melakukan transaksi spot dengan spot rate dan transaksi forward dengan forward rate untukjumlah dan valuta dasar yang sama. Perbedaanantara dua rate tersebut menggambarkan perbedaantingkat suku bunga antar dua valuta pada periodetransaksi. Swap valas menimbulkan risiko sukubunga.

Contoh berikut akan mengilustrasikan alasan transaksi valasdengan value date mendatang akan menimbulkan risikosuku bunga.

44

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – swap valas - contoh

Bank A dapat membeli USD dan menjual JPY untuk 90 harimendatang pada rate USD/JPY 99.50. Sebagai altematif Bank A juga dapat membeli spot date dengan rate 100. Jika Bank A membeli USD 10 juta dan menjual JPY 1,000 jutauntuk pengiriman spot date dan mengambil posisi untuk hold untukjangka panjang selama 90 hari, maka Bank A harus meminjamJPY 1,000 juta dan meminjamkan USD 10 juta untuk jangka waktu90 hari.

Jika rate USD 3% dan rate JPY 1%, maka perhitungan bungamenjadi sebagai berikut:

JPY 2,500,000 paid (1,000,000,000 x .01 x 90/360) USD 75,000 received (10,000,000 x .03 x 90/360)

Page 136: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

45

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – swap valas - contoh

Setelah 90 hari posisi bank akan menjadi:Bertambah (‘Long’) USD 10,075,000 dan berkurang (‘Short’) JPY 1,002,500,000

Nilai tukar efektif sebesar 99.50 diperoleh dengan perhitunganposisi JPY dibagi posisi USD.

Ini merupakan forward rate yang dapat di ambil oleh bank dibandingkan dengan jika bank melakukan transaksi spot digabungdengan pinjaman dan simpanan.

Harga forward dihitung dari perbedaan suku bunga untukmemastikan bahwa tidak terdapat kemungkinan arbitrase di pasar. Oleh karena itu harga forward sensitif terhadap setiap perubahantingkat suku bunga.

46

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – pinjaman dan simpanan (loans and deposits)

Loans and deposits diperdagangkan antar bank degan tingkat bungatetap dengan jangka waktu tertentu. Jatuh tempo produk ini berkisarantara overnight hingga lima tahun. Namun demikian, kebanyakantransaksi mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun. Bungadibayarkan pada saat jatuh tempo bersamaan dengan pembayarankembali prinsipal kecuali jika jatuh tempo di atas satu tahun, bungadibayarkan per tahun berdasarkan tanggal transaksi.Pasar uang antar bank (Inter-bank money.market) merupakan tempatbank memperdagangkan loans dan deposits. Pasar ini digunakan olehbank mengambil posisi sebagai antisipasi atas pergerakan suku bungake tingkat yang diharapkan. Namun demikian jumlah volume transaksi dipasar pada umumnya dipengaruhi oleh kebutuhan bank untuk match pendanaan dalam rangka menjaga liquidity position-nya. Loan dan deposit menimbulkan risiko suku bunga.

Page 137: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

47

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – obligasi

Obligasi adalah instrumen hutangjangka panjang yang bisadipindahtangankan yang dikeluarkan oleh peminjam (issuer dengan memperoleh sejumlah uang dari investor (holder).Penerbit obligasi berkewajiban membayar bunga yang telahditentukan kepada holder dengan waktu pembayaran tertentusepanjang masa berlakunya obligasi dan membayar kembalipokoknya pada saat maturity.

Obligasi diterbitkan oleh berbagai organisasi dan setiap obligasimewakili klaim keuangan terhadap penerbitnya. Sebuah obligasivanilla umumnya akan memberikan bunga tetap selama jangkawaktu obligasi tersebut. Istilah vanilla digunakan untuk memberiindikasi obligasi bahwa obligasi tersebut memiliki fitur standar yang terdapat di pasar.

48

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – obligasi

Harga obligasi akan dipengaruhi oleh tingkat sukubunga dan kondisi keuangan penerbit. Perusahaanpemeringkat, seperti Moody's Investors Service danStandard & Poor's mengeluarkan penilaian terhadapsensitivitas risiko obligasi yang mencakup risikokredit dari obligasi.

Page 138: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

49

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – obligasi

Obligasi memiliki peringkat tertinggi. Kemampuan untukmembayar bunga dan pokoknya sangat kuat.

AAAAaa

DescriptionS&PMoody’s

Obligasi berperingkat D menunjukkan bahwa obligasidalam keadaan default/macet, dan/atau terdapattunggakan pembayaran kembali pokokobligasi.

DD

Peringkat di atas didasarkan pada peringkat obligasi. Obligasi menimbulkan risiko suku bunga umum (general interest rate risk) dan risiko spesifik (specific risk).

50

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – trading ekuitasTrading ekuitas (equity trading) adalah jual beli saham darisuatu perusahaan yang masuk bursa saham dan tercatat dipasar bursa di seluruh dunia. Saham biasa mewakilikepemilikan pada sebuah perusahaan. Pemegang sahammemiliki ekspektasi utnuk memperoleh pembayaran devidenyang diperoleh dari laba perusahaan. Pemegang Saham tersebut juga akan menikmati kenaikkan(gain) nilai saham yang dipegangnya. Oleh karena itu, semakin bagus dan berhasil perusahaan tersebut, makasemakin besar pula return yang diperoleh pemegang saham. Harga suatu saham mewakili persepsi pasar terhadap nilaiperusahaan saat ini. Harga saham akan berfluktuasi sejalandengan penyesuaian nilai pasar terhadap perusahaantersebut berdasarkan inforamsi yang diterima. Pemegangsaham sebuah perusahaan akan terekspos pada risikoekuitas dan risiko spesifik.

Page 139: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

51

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – trading komoditas

Trading komoditas (commodity trading) adalah pembeliandan penjualan produk komoditas secara fisik yang diperdagangkan dalam pasar sekunder. Transaksi inimeliputi produk-produk pertanian (agricultural products), minyak, dan logam mulia. Produk dibeli dan dijual padatempat tertentu dan tanggal yang disepakati.Terdapat pasar spot dan forward untuk beberapa produk inidan masing-masing produk memiliki fitur tambahan yang terkait secara langsung dengan karakteristik fisik produktersebut.

52

4.3 Instrumen trading

4.3.2 Instrumen cash – trading komoditas

Sebagai contoh produk dengan ciri spesifik dapat dilihatpada pasar minyak mentah (crude oil). Lokasi jugamerupakan faktor penting dalam perdagangan komoditasminyak ini.Sebuah tanker minyak mentah di Amerika akanmempunyai harga yang berbeda dengan tanker minyakmentah di Malaysia karena perbedaan keseimbanganpermintaan/penawaran pada setiap region danperbedaan biaya transportasi minyak antar wilayah.Posisi pada produk komoditas akan menimbulkan risikokomoditas dan posisi forward akan memberikantambahan risiko suku bunga sebagaimana kontrakforward valas.

Page 140: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

53

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif

Dalam 20 tahun terakhir, derivatif telah berkembang menjadipelaku utama risiko pasar dengan inovasi produk yang dikembangkan oleh bank bagi nasabahnya.

Produk-produk tersebut, selama ini dikategorikan sebagaiinstrumen cash dan produk tersebut merupakan underlying dari transaksi produk-produk derivatif.

54

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatifCiri utama hampir semua derivatif adalah dalamtransaksi jumlah pokok tidak turut dipertukarkansehingga secara substansial mengurangi risiko kredit danrisiko settlement. Transaksi ini sering disebut sebagaicontracts for difference mengingat perubahan hargarelatif dari underlying instrumen kas yang dipertukarkan. Dengan mengurangi risiko kredit, bank dapat melakukanperdagangan dengan banyak pihak (counterparties) dibanding dengan yang bisa dilakukan melalui instrumenkas (cash instruments). Hal ini mengakibatkan pasarderivatif menjadi lebih likuid sehingga volume perdagangan tumbuh pesat sejalan pula dengan jumlahrisiko yang diambil.

Page 141: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

55

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif

Beberapa produk derivatif diperdagangkan pada pasar future (futures exchange) dan lainnya diperdagangkan di pasar OTC (over-the-counter).

Pasar OTC adalah pasar dimana satu bank dengan bank lainnya melakukan transaksi secara langsung tanpa melaluibursa.

Ada banyak jenis “exotic” derivatif yang memiliki gabunganantara risiko dan pembayarannya.

Namun demikian, produk-produk tersebut dapat dirinci menjadiproduk normal (vanilla products) seperti dijelaskn berikut ini

56

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak future (futures contracts)

Salah satu jenis derivatif yang paling penting adalahkontrak futures (futures contract). Kontrak futures dilakukan di dalam pasar yang berfungsi sebagaiclearing house bagi semua counterparties.

Semua perdagangan dilakukan melalui pasar. Hal iniberarti bank tidak mempunyai risiko kredit denganbanyak pihak tetapi hanya dengan pasar tersebut.

Kontrak futures membentuk posisi berdasarkaninstrumen yang mendasarinya pada tanggal tertentu dikemudian hari. Kontrak future tersedia untuk sebagianbesar instrumen kas mulai dari obligasi sampaikomoditas.

Page 142: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

57

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak future

Secara umum, kontrak future mempunyai ciri-ciri sbb:

• exchange traded• Jumlah tetap untuk setiap kontrak (fixed amount per

contract)• tanggal tetap untuk delivery (fixed dates for delivery)• Persyaratan delivery yang pasti (precise delivery conditions)• Margin calls harian (daily margin calls).

Kontrak future mempunyai risiko yang sama seperti instrumenyang mendasarinya dan akan ada risiko suku bunga pada saattanggal delivery

58

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak future - contoh

Sebuah obligasi future yang diperdagangkan untuk delivery pada Desember 2005 akan menggunakan dasar harga forward dari obligasi yang mendasarinya (underlying bond).

Jika pembeli memegang posisi sampai tanggal delivery, penjualakan mempunyai kewajiban untuk memberikan obligasi sesuaidengan kontrak kepada pembeli.

Pada prakteknya delivery secara fisik jarang terjadi karenapenyelesaian kas dilakukan atas perbedaan harga antaratransaksi aslinya dan harga pada saat tanggal penyerahan

Page 143: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

59

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instruments derivatif – swap bunga (interest rate swaps)

Swap bunga (Interest rate swaps) adalah derivatifOTC yang memungkinkan bank dan nasabah untukmemperoleh suku bunga jangka panjang tanpa harusmenggunakan dana jangka panjang. Risiko kredit dan kebutuhan likuiditas adalah hambatanutama dalam hal bank menyediakan pendanaanjangka panjang kepada nasabah. Sebaliknya, banyaknasabah yang mempunyai proyek jangka panjang yang memerlukan pendanaan dengan bunga tetap.Swap bunga menyediakan solusinya dengan carakedua belah pihak untuk melakukan swap suku bungatanpa melakukan swap pada jumlah pokoknya.

60

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instruments derivatif – swap bunga

Swap bunga diperdagangkan dengan waktu jatuh tempo mencapai 30 tahun meski hanya sedikit volume transaksi yang jatuh temponya berada di atas 10 tahun. Jatuh tempo maksimum bervariasi antar valuta dan tergantung padaunderlying pasar obligasi yang terkait dengan valuta tersebut. Hal ini dikarenakan obligasi digunakan sebagai hedging untukswap.Swap vanilla memiliki suku bunga tetap yang diswap denganindeks suku bunga mengambang seperti satu bulan, tiga bulanatau enam bulan LIBOR. Hal ini berarti semua pihak sepakatuntuk memperdagangkan perbedaan antara dua suku bungatersebut. Mengingat bahwa rate LIBOR akan berubah setiapsaat, maka pertukaran bersih (net exchange) juga akan selaluberbeda sepanjang masa swap.

Page 144: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

61

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – swap bunga

Swap vanilla sebgaina besar diperdagangkan di pasar antarbank. Namun demikian, pasar ini juga memperdagangkanbeberapa variasi dari swap vanilla swap untuk memenuhikebutuhan end-user.

Bank memakai gabungan dari instrumen hedging untukmengelola risiko suku bunga yang ditimbulkan dari olehtransaksi swap.

Swap bunga menimbulkan risiko suku bunga

62

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – swap bunga

Bank B XYZ Company

Bank A

Suku Bunga kredit yang dibayarkan kepada

Bank A 6 bulan LIBOR

Suku bunga tetapkepada Bank B pada 5%

Suku bunga mengambangditerima dari Bank B 6 bulan LIBOR

Page 145: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

63

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – swap valuta

Swap valuta memiliki fitur yang sama dengan swap bunga, hanya saja terdapat flow bunga dalam matauang yang berbeda.Sebagai contoh, flow bunga dalam USD menjadi EUR. Perbedaan pokok antara swap bunga (interest rate swap) bunga dan swap valas (currency swaps) adalahjumlah pokok ikut ditransaksikan dalam currency swap pada spot rate.

Curency swaps menimbulkan risiko suku bunga danrisiko valas.

64

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – swap valuta – contoh

Customer BankStage 1 –Beginning

Initial exchange optional

Initial exchange with Banksells GBP v Euro at 1.46

EURO

GBP

BankCustomerStage 3 –Maturity

Final exchange compulsory

EURO

GBP

Final exchange of currenciesat 1.46 (as stage 1)

Customer Bank

Stage 2 –Quarterlythrough deal life

Interest rates can be fixed or floating

Fixed EURO Interest Rate

Floating GBP LIBOR

Page 146: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

65

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – perjanjian forward rate (forward rate agreements)

Forward rate agreements (FRAs) adalah kontrak derivatif OTC yang memungkinkan bank untuk mengambil perbolehkan bank untuk mengambil posisi forward pada suku bunga.Kontrak tersebut memberikan hak untukmeminjamkan/meminjam dana dengan bunga tetap untukjangka waktu tertentu yang dimulai pada waktu yang akandatang. Dalam hal ini, tidak terdapat pergerakan pokokpinjaman dan pada saat maturity, settlement cash dilakukanuntuk perbedaan antara rate kontrak dengan rate LIBOR padaperiode tersebut.FRAs adalah versi OTC dari kontrak interest rate futures danlebih fleksibel dibanding dengan futures.FRAs menimbulkan risiko suku bunga

66

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – perjanjian forward rate –contoh

Bank V enters into a FRA with Bank Xfor the right to deposit USD for 3 months beginning in 1 month’s time.

Receiving notional agreed fixed rate for 1v3 month FRA

Paying notional 3 month LIBOR

Bank V Bank X

Receiving 3 month

deposit rate

Bank Y In 1 month’s time Bank V places physical deposit with Bank Y and receives 3 monthdeposit rate.

Page 147: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

67

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option (option contracts)

Kontrak option (option contract) memberikan hak kepadapembeli, namun bukan kewajiban, sesuai kontrakunderlying pada tingkat harga yang disepakati.Hal ini berarti bahwa transaksi underlying hanya akandieksekusi jika rate menguntungkan bagi pembeli option.Penjual menanggung risiko yang tidak terbatas danmemperoleh premi sebagai kompensasi. Kontrak option menimbulkan risiko baru di luar risiko inherent padainstrumen underlying. Option dapat dibuat berdasarkanhampir semua instrumen kas maupun derivatif danbahkan terdapat kontrak opsi berdasarkan opsi.

68

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak optionIstilah yang sering digunakan untuk menjelaskan transaksi option adalah:

Option yang hanya bisa di-exercise pada tanggal berapa pun sampai dengan expiry date

American Tanggal terakhir option harus di-exerciseexpiry date

buyer meng‘exercises’ option untuk memasuki kontrakunderlying

exercise

Harga pada saat transaksi underlying akan dieksekusistrike priceJumlah uang yang harus dibayar oleh buyer kepada sellerpremium

Option yang hanya bisa di-exercise pada saat expiry date European

put option memberikan hak kepada buyer untuk menjualinstrument underlying

put

call option memberikan hak kepada buyer untuk membeliinstrument underlying

call

Page 148: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

69

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option

Penentuan harga option didasarkan pada probabilitas bahwaoption tersebut akan di-exercise. Pengukuran volatilitasdigunakan untuk menghitung harga option.

Volatilitas harga option adalah harga pasar yang merefleksikanekspektasi pasar terhadap pergerakan harga pada masaberlakunya option.

Volatilitas yang digunakan untuk membuat harga option ditentukan oleh pasar dan hal tersebut merupakan risikotersendiri.

70

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option

Option menimbulkan risiko inheren yang terdapatdalam instrumen underlying jika opsi di exercise.Option memiliki risiko volatilitas dan risiko sukubunga terkait dengan tanggal penyerahan di masayang akan datang atas instrumen underlying.Sebagai contoh, sebuah option dari sebuah obligasimempunyai risiko yang sama dengan underlying bond seperti risiko perubahan dalam volatilitasharga obligasi tersebut.

Page 149: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

71

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option - contoh

Sebuah perusahaan jepang ingin membeli USD 10 juta tiga bulan ke depanuntuk rencana membeli pabrik Amerika. Perusahaan tersebut tidakmenghendaki membuat komitmen untuk membeli USD 10 juta tetapimembutuhkan perlindungan terhadap kenaikan nilai tukar USD jika merekamemutuskan untuk membeli pabrik tersebut. Jadi mereka membeli option. Diagram di bawah ini mengilustrasikan bagaimana biaya pembelian pabrikbervariasi dalam JPY tanpa melakukan kontrak opsi. Diagram menunjukkanbahwa perusahaan akan menderita kerugian sebesar JPY 100 juta jika spot rate bergerak sampai 110.

Change in cost in Yen w ithout option

-150

-100

-50

0

50

100

150

90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110

Spot rate

Yen

(m)

72

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option – contoh

Perusahaan membeli European USD call option yang akan jatuhtempo tiga bulan kemudian dengan strike price 100 terhadap JPY yang juga merupakan current USD/JPY spot price. Premi pembelianoption ini sebesar JPY 30 juta.

Pada saat jatuh tempo, perusahaan setuju untuk membeli pabrik danmembutuhkan untuk membeli USD dan menjual JPY

Spot rate sekarang 108.00 dan perusahaan melakukan exercise option tersebut dan membeli USD dari penjual pada strike price 100.00

Jika spot rate jatuh dibawah 100.00 perusahaan akan membiarkanoption tersebut sampai jatuh tempo dan tidak melakukan exercise dan membeli dollar pada nilai tukar yang lebih rendah di pasar.

Page 150: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

73

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option – contoh

Kemungkinan hasilnya dapat dilihat pada diagram di bawah. Diagram menunjukkan, jika spot rate jatuh di bawah 90 perusahaan akanmenghemat JPY 70 juta.

Possible outcomes if factory purchased

-40

-20

0

20

40

60

80

90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110

Spot rate

Yen

(m)

74

4.3 Instrumen trading

4.3.3 Instrumen derivatif – kontrak option – contohJika pembelian pabrik tidak terjadi maka perusahaan tersebut akanmembiarkan kontrak option tersebut. Diagram 4.5 dibawahmemperlihatkan kemungkinan harga option pada beberapa nilai tukarspot (spot rate) pada saat jatuh tempo. Jika rate naik diatas 103 perusahaan akan mampu menutup premiumnya dan mendapatkankeuntungan. Jika rate jatuh dibawah 100, pada saat jatuh tempo perusahaan tidak dapat menutup premiumnya.

Option values if factory not purchased

-40

-20

0

20

40

60

80

90 92 94 96 98 100 102 104 106 108 110

Spot rate

Yen

(m)

Premium recouped & profit

Premium partiallyrecouped

Premium given up

Page 151: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

75

4 Karakteristik Risiko Pasardan Risiko Tresury

4.4 Pricing dan Mark-to-Market

76

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.1 Pricing

Salah satu pengendalian terpenting yang dimiliki oleh bank dalam mengelola operasional trading adalah memastikanbahwa posisi trading open dinilai secara harianmenggunakan harga pasar saat ini. Proses penilaiankembali menggunakan harga pasar saat ini disebut“marking-to-market”. Untuk mengetahui hal-hal apa yang diperlukan untuk melakukan penilaian berdasarkan hargapasar, maka langkah pertama adalaha dengan melihatbagaimana instrumen tersebut dinilai

Instrumen keuangan dinilai dengan cara yang paling sederhanamenggunakan perbandingan tunggal hingga model keuangan yang kompleks. Prinsip-prinsip dasar pricing atas instrumen trading utamaakan dibahas berikut ini namun tanpa menggunakan detail matematisdari beberapa model.

Page 152: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

77

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Kurva Hasil (Yield curves)

Semua instrumen keuangan dengan aliran kas masa yang akandatang dinilai dengan menghitung nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan instrumen tersebut. Nilai sekarang dariberbagai arus kas masa depan dihitung dengan mendiskontofuture value menggunakan tingkat tingkat bunga saat ini.Oleh karena itu, tingkat bunga pasar diperlukan untuk tanggaldimana terdapat aliran kas. Untuk menghitung bunga pasar, bank membuat kurva pendapatan menggunakan yield curve model.Uraian berikut telah disederhanakan untuk menggambarkanbentuk dari yield curve model. Yield curve yang digunakan olehtrader lebih kompleks dan dibuat berdasarkan beberapainstrumen untuk memastikan konsistensi kurva tersebut.

78

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Yield curves

Input yang digunakan untuk model yang telah disederhanakanadalah tingkat bunga pasar untuk periode tertentu. Periode tersebutadalah 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan serta 2, 3, 5 dan 10 tahun. Gambardibawah ini menunjukan bentuk dari kurva tersebut.

Yield Curve

44.5

55.5

66.5

77.5

8

1m 2m 3m 6m 12m 2y 3y 5y 10y

Maturity

Rat

es

Page 153: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

79

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Yield curvesNilai dari produk yang berkaitan dengan tingkat bungaserta produk dengan arus kas pada waktu bersifatsensitif terhadap perubahan pada yield curve.Nilai sebuah produk mungkin sensitif untuk berubahdalam satu atau lebih tingkat yield curve tergantungpada masa jatuh tempo dan karakteristik finansial dariinstrumen tersebut.

Pada prakteknya, masing-masing mata uang utama memilikisejumlah yield curve yang dipergunakan pada waktubersamaan.Perbedaan antar kurva tersebut terutama adalah perbedaaninstrumen underlying yang dipergunakan untuk menentukanwaktu tertentu.

80

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Yield curves

Jenis-jenis interest rate-related yield curva adalah sebagai berikut :• Cash - digunakan untuk menilai kembali posisi pinjaman dan

simpanan. Titik-titik dari kurva ditentukan berdasarkan tanggaljatuh tempo standar yang diperdagangkan di pasar antar bank.

• Derivatif - kurva ini dipergunakan untuk menilai semua jenisderivatif termasuk option. Titik-titik kurva ditentukan berdasarkangabungan instrumen yang dimulai dari suku bunga kas (cash rate) berjangka pendek diikuti oleh kontrak future. Akhirnya suku bungajangka panjang ditentukan berdasarkan suku bunga swap untukjangka waktu perdagangan standar. Gabungan instrumen tersebutberhubungan instrumen hedging underlying digunakan bank untukmelindungi risiko derivatif.

Page 154: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

81

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Yield curves

Jenis-jenis utama yield curva yang berkaitan dengan suku bungaadalah sebagai berikut :• Obligasi - obligasi dinilai berdasarkan harga yang didapat dari

harga penutupan akhir hari. Namun demikian, tidak semuaobligasi aktif diperdagangkan setiap hari. Bank dapatmempergunakan kurva obligasi untuk menentukan hargapenutupan berdasarkan harga penutupan obligasi yang diperdagangkan secara aktif. Kurva tersebut biasanya ditentukanberdasarkan jatuh tempo standar perdagangan dalam pasarobligasi pemerintah. Obligasi dapat sebagai spread dari pasarobligasi pemerintah yang dipakai sebagai benchmark tsb jikaharga pasar obligasi tidak tersedia. Hal ini menunjukkanperbedaan likuiditas obligasi dan peringkat penerbitnya.

82

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.2 Yield curves

• basis - tidak seluruh instrumen suku bunga diperdagangkansecara aktif di pasar antar bank untuk memenuhi kebutuhannasabah. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral untuksurat-surat berharga (dikenal sebagai Base Rate di UK) adalahsebuah contoh yang bagus. Kurva tersebut umumnya ditunjukkandengan spread di atas atau dibawah kurva standar. Masing-masing titik pada kurva memiliki perbedaan bunga spesifik yang terkait dengan jatuh tempo pada kurva standar

Page 155: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

83

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.3 Obligasi, ekuitas, komoditas dan valas

Transaksi obligasi, ekuitas, spot valas, spot komoditas dinilaiberdasarkan perbedaan antara harga awal perdagangan denganharga pasar terkini. Nilai tukar forward valas dihitung denganmenyesuaikan spot rate terkini dengan forward margin terkait. Margin yang mendekati dapat dihitung menggunakan rumus sebagaiberikut:

Forward margin = Spot x Interest differential x Time / (Days in year x 100)

• perbedaan tingkat bunga adalah perbedaan absolut antara valutadasar dengan valuta asing.

• jangka waktu adalah waktu sampai dengan maturity yang dinyatakan dengan hari .

• jumlah hari dalam setahun biasanya diambil 360 hari, akan tetapi365 juga dipergunakan untuk beberapa mata uang.

84

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.3 Obligasi, ekuitas, komoditas dan valas – contohUSD/JPY ditawarkan sebagai jumlah yen per satu dolar US. Hal iniberarti yen adalah mata uang asing dan US dolar adalah mata uangdasar.

Spot rate = 105.00Rate JPY 1 bulan = 1%Rate USD 1 bulan = 4%Time to maturity = 30 daysJumlah hari dalam 1 tahun = 360

Forward margin = 0.2625 (105.00 x (4 – 1) x 30 / 36000)

Hal ini dapat diuji dengan melihat perhitungan bunga ekuivalen:

Pada spot SD 1,000,000 JPY 105,000,000 = 105Interest due USD 3,333.33 JPY 87,500Pada saat maturity USD 1,003,333.33 JPY 105,087,500 = 104.74

Forward margin = - 0.26 (104.74 – 105)

Page 156: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

85

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.4 OptionPada dasarnya, penentuan harga option tersebut dakanbernilai pada saat jatuh tempo. Penentu penting dari nilai option tersebut adalah : • tingkat strike price relatif terhadap harga pasar saat itu.

Jika strike price sama dengan harga pasar saat itu, option tersebut memiliki peluang 50% akan bernilai saatjatuh tempo, karena dianggap terdapat kemungkinanyang sama nilai tukar dapat naik atau turun.

• waktu sebelum jatuh tempo. Semakin panjang jangkawaktu sebelum jatuh tempo, maka makin tinggi preminyakarena option memiliki lebih banyak waktu untuk menjadibernilai.

• Besar-kecilnya volatilitas harga pasar. Semakinbergejolak harganya, maka preminya makin tinggi.

86

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.4 Option

Diagram dibawah ini menunjukan variasi jarak yang mungkin padanilai kurs untuk opsi rate valas JPY/USD untuk membeli dolar US pada strike price 105.00 terhadap yen jepang. Kurs saat ini adalah100.00. Beragam tanggal jatuh tempo hingga 12 bulan dan 3 volatilitas yang berbeda diperlihatkan untuk untuk.

Call option strike 105

85

90

95

100

105

110

115

0 2 4 6 8 10 12

Months

Exch

ange

rate

Page 157: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

87

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.4 Option

Strike price dan waktu jatuh temponya dipilih oleh pembeli option.Volatilitas adalah ukuran statistik yang dapat diperoleh daripergerakan harga historis.

Namun, yang sering kali terjadi, data historis tidak selalu menjadialat prediksi yang baik untuk masa mendatang, sehingga pasarmenggunakan nilai volatilitas yang diharapkan.

Besarnya volatilitas berbeda-beda sesuai tanggal jatuh tempo dandiperlihatkan dengan kurva yang menggunakan periode yang sama seperti seperti yield curve.

88

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.4 Option

USD/Yen foreign exchange option volatilities

9.00

9.50

10.00

10.50

1 Week 1 Month 3 Month 6 Month 1 Year 2 Years

Option maturity

Ann

ual v

olat

ility

Tingkat Volatilitas pasar dimasukan ke dalam rumus penentuan harga option bersama dengan harga pasar yang berlaku bagi instrumen underlying untukmenghitung nilai pasar option saat ini.

Page 158: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

89

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.5 Proses mark-to-marketDalam posisi operasi perdagangan yang besar, posisi akan berubah dari menit ke menit saatpara trader mengelola posisi risiko mereka. Karenanya penting bagi manajemen senior bank untuk memiliki prosedur mark-to-market yang kuat untuk mengawasi kinerja para trader.

Pada umumnya proses ini adalah proses yang dilakukan setiap hari dimanasebuah unit kerja yang independen terhadap trader, akan mendapatkan danmemverifikasi harga pasar dan memeriksanya untuk semua instrumen yang ada dalam trading book.

Untuk pasar dimana perdagangan dilakukan secara langsung dengancounterparties, closing price akan diperoleh dari broker yang aktif dalam pasar. Broker bersifat independen terhadap bank, dan karena sifat pekerjaannyabroker akan mengetahui harga pasar saat ini.

90

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.5 Proses mark-to-market

Beberapa harga dapat diperoleh dari tingkat suku bunga resmi yang ditetapkan secara harian. Sebagai contoh adalah penetapan suku bungaharian LIBOR oleh British Bankers‘ Association di London. Suku bunga inidigunakan untuk menyelesaikan berbagai kontrak derivatif dan juga untukkepentingan analisa historis. Penetapan resmi terjadi di banyak pusat-pusat keuangan dunia untuk jenis suku bunga berbeda. Selain dari broker dan penetapan resmi, harga penutupan beberapa instrumen diperolehdari bursa resmi. Sebagai contoh, harga penutupan ekuitas ecara resmiditentukan oleh bursa saham dimana saham itu tercatat. Ini digunakanuntuk melakukan mark-to-market posisi ekuitas. Futures dan option atasfutures diperdagangkan pada bursa berjangka di seluruh dunia. Masing-masing menetapkan harga penutupan resmi setiap hari yang digunakanuntuk menilai kembali ulang semua posisi.Kontrak berjangkadiperdagangkan untuk tingkat suku bunga, kurs, obligasi, komoditas, indeks energi dan pasar saham. Bursa futures secara konsistenmengembangkan kontrak-kontrak baru untuk memenuhi permlntaanpasar.

Page 159: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

91

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.5 Proses mark-to-market

Prosedur mark-to-market terdiri dari kegiatan pengumpulaninformasi harga, verifikasi harga dan pemasukkan ke dalamrevaluasi bank. Kemudian sistem itu akan menghitung nilaiuntuk setiap instrumen, yang akan dicatat didalampembukuan bank. Nilai saat ini juga disebut sebagaireplacement value sebab mencerminkan jumlah yang harus dibayar bank jika harus melakukan transaksi padaharga pasar saat inidia butuh untuk mengganti transaksinyapada harga pasar saat ini. Seringkali sistem jugamenghitung posisi risiko saat ini yang dihasilkan olehinstrumen yang dinilai kembali, walapun terkadangdijalankan oleh sistem risiko yang berbeda.

92

4.4 Pricing dan mark-to-market

4.4.5 Proses mark-to-market

Nilai saat ini dari transaksi digunakan untuk berbagai keperluan :• perhitungan laba rugi, dilakukan dengan cara membandingkan

nilai saat ini dengan nilai aslinya. • perhitungan risiko kredit counterparty, dilakukan dengan

menganalisa nilai saat ini dari semua transaksi denganconuterpatiy.

• perhitungan agunan untuk transaksi OTC menggunakan nilai saatini dari instrumen yang dimiliki sebagai agunan untuk memastikanbahwa agunan tsb cukup nilainya jika dibandingkan denganekposur terhadap counterparty.

• margin call oleh bursa berjangka didasarkan pada nilai pasar saatini. Margin dpat dipersamakan dengan pembayaran agunan atastransaksi OTC.

• untuk instrumen yang diseslesaikan secara tunai, digunakan nilaipasar akhir untuk menyelesaikan transaksi dengan pihak lain.

Page 160: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

93

4 Karakteristik Risiko Pasardan Risiko Treasury

4.6 Asset and Liability Management (ALM)

94

4.6 Asset and liability management

4.6 Asset and liability management (ALM)

Pada umumnya ALM memiliki sasaran utamamengelola risiko tingkat suku bunga dalam neracabank dan memastikan bahwa risiko tingkat sukubunga yang melekat pada bisnis bank tidak mengganggukestabilan aliran pendapatan bank.

Page 161: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

95

4.6 Asset and liability management

4.6 Asset and liability management (ALM)

Aliran pendapatan sebagaimana disebutkan di atas padaumumnya berupa pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) bank. NII adalah perbedaan antara biaya bunga untukmengumpulkan simpanan (dan utang lainnya) denganbunga yang dibebabkan atas pinjaman (dan aktivalainnya). Current value (net present value) dari aliran NII memberikan sumbangan besar dalam menentukan nilaibank. Tujuan stabilisasi NII dapat juga dikatakan sebagaistabilisasi nilai bisnis. Hal ini merupakan hal yang seringditemui di AS.

96

4.6 Asset and liability management

4.6 Asset and liability management (ALM)

Akuntansi manajemen merupakan sebuah struktur pelaporan yang didasarkan pada informasi yang mencerminkan cara manajemensebuah bank memandang.

Sebaliknya, statutory financial accounts, (misalnya laporan rugi labadan neraca) harus disiapkan sesuai dengan standar pelaporan danharus mematuhi standar akuntansi nasional. Namun praktekakuntansi manajemen seringkali dipengaruhi oleh standar akuntansikeuangan yang diikuti oleh negara dimana bank itu berada.

Aktivitas ALM mencakup dua risiko – risiko tingkat suku bunga dalambanking book dan risiko likuiditas.

Page 162: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

97

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book

Risiko pasar dalam banking book adalah risiko kerugiandimana sebuah bank terekspos kepada risiko suku bungapasar yang berubah karena struktur yang mendasaribisnisnya, seperti aktivitas pemberian pinjaman danpenerimaan deposito.Risiko tingkat suku bunga dalam banking book adalah risiko kerugian akibat perubahan tingkat sukubunga yang merugikan.

Risiko tingkat suku bunga dalam banking book pada umumnyaterjadi akibat bisnis yang dilaksanakan sebuah bank dengan paranasabah korporasi dan ritel-nya.

98

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book-contoh

NasabahKPR Bank H Deposan

Bayar 5 tahunsuku bunga tetap

Bayar suku bungamengambang bulanan

Bank H menjalankan bisnis yang memiliki risiko tingkat suku bungayang besar. Jika risiko tingkat suku bunga naik di atas yield curve, bank harusmembayar lebih bagi para deposannya di dalam periode maksimal30 hari, tetapi tidak dapat menaikkan semua bunga KPR-nya hinggalima tahun.

Page 163: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

99

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book-contoh

American savings and loan associations

The American savings and loan associations (S&Ls) adalah pemberi kreditmortgage. Pada beberapa negara bagian, asosiasi tersebut mempunyaikewenangan untuk melakukan investasi langsung untuk memiliki bisnis lain dan menjalankan pengembangan properti.

Hingga tahun 1980-an asosiasi tersebut merupakan asosiasi yang dimilikioleh para anggotanya, tetapi akibat bencana risiko pasar banking book (dijelaskan selanjutnya) yang menimpa industri itu, kini sebagian besarasosiasi dimiliki oleh pemerintah federal atau pemegang saham.

Perkiraan awal biaya penyelamatan (bailout) berjumlah hingga USD 500 miliar atau kira-kira USD 2,000 untuk setiap warga negara AS. Terdapatbanyak fraud yang terjadi dalam asosiasi, namun akar penyebab krisistersebut pada dasarnya ada dua.

100

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book-contoh

Pertama, dana dikeluarkan untuk membeli properti dengan harga diatas harga pasar. Saat semua jatuh, jaminan atas sebagianmortgages menjadi tidak bernilai.

Kedua, walaupun tingkat suku bunga atas sebagian mortgage merupakan suku bunga tetap, kurangnya klausul cost recovery ataspelunasan dipercepat membuat para peminjam mampu mendanaimortgage-nya dengan biaya yang lebih rendah saat tingkat sukubunga mulai turun.

Namun demikian, sebagian besar S&L masih terkait pinjamandengan suku bunga lebih tinggi dan tidak dapat membayar kembalipinjaman mereka dari pasar wholesale tanpa memberikankompensasi kepada pemberi pinjaman.

Page 164: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

101

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book-contoh

Posisi mis-match yang terjadi karena adanya pemberian kredit denganbunga rendah sementara asosiasi terikat pada pinjaman dengan bunga yang lebih tinggi menyebabkan banyak S&L jatuh dengan kerugian mencapaimiliaran dollar.

Beberapa contoh terburuk dari kondisi mis-match di atas adalah sebagaiberikut:

• Pada bulan Juni 1988 American Diversified, S&L California, menyatakandiri insolvabel dengan kerugian sebesar USD 800 juta. Total aktiva telahtumbuh dari USD 11.7 juta pada bulan Juni 1983 menjadi USD 1.1 miliarpada bulan Desember 1985.

• Pada bulan September 1988 Silverado S&L di Denver, Colorado jatuhdengan kerugian sebesar USD 1 miliar. Neracanya berkembang dari USD 250 juta pada tahun 1982 menjadi USD 2.7 miliar pada saat jatuhnya.

102

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book-contoh

Pada bulan April 1989 asosiasi S&L California jatuh dengankerugian sebesar USD 2.5 miliar, yang harus didanai oleh pembayarpajak AS. Asosiasi kehilangan USD 14 juta dalam delapan bulanpertama tahun 1988 dan USD 11 juta pada bulan January 1989 sebagai akibat dari spekulasi dalam pasar valas. Simpanan asosiasitersebut naik dari USD 1 miliar pada tahun 1983 menjadi USD 6 miliar pada bulan April 1989 saat akhirnya diambil alih oleh the Federal Savings and Loan Insurance Corporation.

Page 165: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

103

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Risiko tingkat suku bunga dalam banking book

Risiko tingkat suku bunga dalam banking book tidak dicakup secararinci dalam Basel II Accord. Namun pada Juli 2004, sebulan setelahBasel Committee menerbitkan “International Convergence of Capital Measurement and Capital Standards: a Revised Framework”, Basel Committee menerbitakn "Principles for the Management and Supervision of Interest Rate Risk”.

Dokumen tersebut membahas manajemen risiko tingkat suku bungatermasuk yang ada dalam banking book.

104

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

Asset and liability management tidak hanya berkepentingan dalampengelolaan risiko dan penstabilan nilai bisnis, namun jugamempunyai kepentingan dalam:• mempertahankan struktur likuiditas kegiatan usaha pada tingkat

yang diinginkan• masalah lain yang dapat mempengaruhi bentuk dan struktur

neraca sebuah bank• masalah yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan seiring

berjalannya waktu.

Page 166: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

105

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

Ada beberapa masalah yang dapat mengakibatkan munculnyakebutuhan untuk menyeimbangkan bentuk dan struktur neracasebuah bank. Sebagian masalah diakibatkan oleh bank internasionalyang memiliki struktur modal yang didominasi oleh mata uang negaramereka namun dengan pendapatan dan banyak aktiva dan utangdalam mata uang lainnya. Hal ini dapat menimbulkan risiko nilai tukarmisalnya:• laba saat ini dan saat yang akan datang dari operasi di luar negeri

bisa bergejolak saat ditranslasikan ke dalam mata uang domestikkarena perubahan dalam nilai tukar.

• modal mata uang domestik yang dialokasikan pada operasi luarnegeri mendukung struktur aktiva mata uang asing. Ini dapatmengakibatkan gejolak pada rasio modal terhadap aktiva saat nilaitukar berubah.

106

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

Manajer asset and liability harus mengakui bahwa:

• neraca bank komersial bukanlah kumpulan aktiva dan utang yang stabil (pinjaman dan simpanan baru terus terjadi sementarapinjaman dan simpanan lainnya jatuh tempo)

• aktiva dan utang yang ditentukan kembali harganya dalam neracabank komersial tidak semuanya kontraktual (seringkali adaperbedaan waktu yang cukup besar antara perubahan tingkat sukubunga pasar dengan perubahan tingkat suku bunga yang diberikanpada produk ritel).

Page 167: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

107

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

• seringkali hanya ada sedikit atau tidak ada korelasi antara produkritel dengan bunga wholesale untuk penentuan harga aktiva danutang (banyak masalah pemasaran terkait dengan penentuankembali harga (repricing) atas produk ritel yang tidakmempengaruhi produk wholesale)

• produk ritel sering mengandung option yang seringkali tidakdieksekusi secara rasional (nasabah ritel sering memiliki hakmenghentikan kontrak dengan persyaratan yang sangat berbedajika dibandingkan dengan syarat yang umumnya terdapat di pasarwholesale).

108

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

Ada beberapa alasan mengapa sebuah bank komersial dengan jumlahnasabah ritel yang besar dapat mendapat kesulitan dalam mengelolaneracanya:

• tindakan bank komersial seringkali didorong oleh pertimbangan hubungandengan nasabah dan bukan kewajiban hak sesuai kontrak. Dengan katalain, bank memberikan fokus besar pada nasabah.

• menarik dan mempertahankan nasabah sering menggunakan penawaranproduk ritel yang fiturnya berbeda dari produk pasar wholesale. Hal inimenyebabkan produk tersebut sulit dijual di pasar wholesale atau sulitdikelola risikonya menggunakan produk wholesale

• penentuan harga produk ritel sering lebih banyak berhubungan denganpertimbangan pemasaran daripada harga pasar.

Page 168: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

109

4.6 Asset and liability management

4.6.1 Kegiatan asset and liability management

• perilaku nasabah ritel terkait dengan dengan produk perbankanritel yang mereka miliki sering mengakibatkan kewajibankontraktual yang terlihat dari pihak-pihak yang emmberikangambaran buruk atas aktual kewajiban. Misalnya, secara kontrakdimungkinkan untuk mencairkan dana tabungan dengan pemberian30 hari, tetapi nasabah memiliki hak untuk membiarkan uangnya direkening untuk waktu yang tidak terbatas.

Keterkaitan perilaku nasabah dan fitur produk seringkalimenimbulkan kebutuhan untuk mengawasi dan mengelola stabilitaspendapatan bunga netto/NII (atau present value dari the business) dan likuiditas.

Page 169: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part B: Pengantar Risiko Pasar, Risiko Kredit, dan Risiko

Operasional

2

Bab 5 Credit Risk

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

Page 170: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1 Karakteristik Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko kerugian yang mungkin timbulsebagai akibat kegagalan counterparty dalam memenuhikewajibannya.

Risiko kredit dapat terjadi pada perorangan atau perusahaan. Contoh: Seseorang menghadapi risiko kerugian dari suatu investasi(deposito, obligasi, atau saham). Perusahaan menghadapi risiko kredit pada saat tagihan-tagihannya jatuh tempo.

Bank sangat terekspos pada risiko kredit mengingat aktifitasusahanya yang bersifat lending based. Disamping itu bisnis bank memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi (highly leveraged) sehingga setiap debitur yang gagal bayar berpotensimengurangi modal bank.

4

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1 Karakteristik Risiko Kredit – contoh

Peregrine Investment Holdings

Pada bulan Januari 1998 Peregrine Investment Holdings, salah satu perusahaan investasi terbesar di Asia yang berkantor pusat di Hongkong, harus dilikuidasi karenamemiliki hutang sekitar USD 400 Juta.

Hal ini disebabkan oleh krisis keuangan di Asia, namunsecara khusus dipicu oleh pinjaman sebesar USD 20 Juta(senilai 20% dari modal dasar Peregrine) yang diberikankepada Steady Safe, sebuah perusahaan transportasi diIndonesia yang mengalami kesulitan keuangan.

Page 171: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1 Karakteristik Risiko Kredit

Pada awalnya teknik analisis kredit debitur korporasidikembangkan bank berdasarkan metodologi yang seringdigunakan investor untuk menilai kelayakan investasi padaproyek-proyek non pemerintah. Perkembangan asuransi dan dana pensiun mendorongperkembangan industri manajemen investasi profesional yang signifikan. Hal ini diikuti pula pertumbuhan investasi dalambentuk equities serta obligasi yang diterbitkan oleh berbagaiperusahaan swasta ternama. Di AS, perkembangannya sangat pesat dimana investor institusional dapat menempatkan dananya pada produk sekuritisasi kredit mobil, kredit perumahan dan tagihan kartu kreditKonsekuensinya, pengelola investasi harus memilikikemampuan memahami dan mengukur risiko kredit lebih baik

6

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit RiskObligasi internasional didominasi surat-surat berhargapemerintah.risiko sovereign adalah risiko kerugian yang mungkintimbul akibat kegagalan pemerintah negara penerbitsurat berharga untuk memenuhi kewajibannya baikbunga maupun pokoknya. The International Monetary Fund (IMF) memilikiperanan penting dalam membantu negara yang menghadapi masalah pinjaman

Ketika menghadapi dua pilihan kebijakan yaitu melambungnyatingkat inflasi atau default atas obligasi pemerintah, pada tahun1998 pemerintah Rusia memutuskan untuk menyatakan defaultatas seluruh hutangnya baik dalam mata uang domestikmaupun valas

Page 172: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit Risk – contoh

Obligasi Pemerintah Rusia

Pada tahun 1998, investor asing yang berinvestasi pada obligasipemerintah Rusia mengalami kerugian mencapai USD 33 Miliarkarena pengumuman resmi default pemerintah Rusia. Banyak institusi keuangan yang mengalami kerugian telahmengabaikan kenyataan bahwa semakin tinggi return, semakintinggi pula risiko yang dihadapi (Obligasi pemerintah Rusiamenawarkan hasil/yield yang tinggi). Bank/investor tidak melakukan lindung nilai terhadap semuaexposur-nyaInvestor-investor tersebut memprediksi tidak akan pernah adadefault atas hutang pemerintah.

8

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit Risk – Pinjaman dalam matauang domestik dan valuta asing

Secara umum penerbitan obligasi pemerintah (sovereign debt bond) dapat dibedakan menjadi:

• Obligasi atau hutang pemerintah dalam mata uangdomestik - kasus default atas hutang ini sangat jarangterjadi mengingat negara memiliki wewenang untukmencetak mata uang domestik.

• Obligasi atau hutang pemerintah dalam mata uang asing –dalam hal ini valuta asing harus diperoleh dari penghasilannegara penerbit dalam bentuk devisa.

Page 173: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign credit risk – Analisis Rasio Keuangan

Pengukuran risiko sovereign pada dasarnya dinilaisama seperti hutang korporasi, yaitu denganpenyesuaian model yang dibuat untuk mengukurkemampuan sebuah negara dalam menyelesaikankewajibannya.

Debt service ratio adalah jumlah bunga dan pokokatas pinjaman valas yang telah jatuh tempo dibandingkan dengan pendapatan dari exports dancapital inflows.

Seperti penilaian pinjaman perusahaan , ada beberaparasio lain yang digunakan untuk menilai kemampuanmembayar sebuah negara.

10

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign credit risk – Investasi Domestik

Investasi domestik dan kebijakan ekonomi domestik telah menjadiperhatian investor dan bank terkait kemungkinan adanya ‘bubbles’dalam negara tersebut (aktiva-aktiva tertentu yang dinilai terlalutinggi dan dalam jangka panjang tidak berkesinambungan).

Contoh bubbles adalah melambungnya harga properti di Tokyo diawal tahun 1990-an, dan tingginya nilai perusahaan teknologi diUSA dan Eropa pada akhir tahun 1990-an sampai tahun 2002.

Bubbles juga memainkan peranan penting dalam krisis keuanganAsia pada pertengahan tahun 1990-an. Pada saat itu hargaproperti dan nilai saham perusahaan di banyak negara Asia Tenggara meningkat tajam kemudian mencapai titik tertentu dantidak dapat berkelanjutan lagi.

Page 174: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit Risk – Faktor-faktor lain

Rendahnya kualitas administrasi data pemerintahmenyebabkan proses penilaian risiko sovereign menjadisulit.

Pinjaman swasta dalam mata uang asing dapatmempengaruhi kemampuan pemenuhan kewajiban sebuahnegara dan kualitas data yang terkait dengan hal ini padaumumnya rendah.

12

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit Risk – Faktor-faktor Kualitatif

Terdapat beberapa faktor kualitatif yang harus diperhatikan dalammelakukan penilaian risiko sovereign, yaitu:

• Efisiensi sistem perbankan dalam hal penyaluran dana kepadasektor-sektor produktif

• Efisiensi sistem perpajakan dalam meningkatkan penerimaannegara

• Kemampuan bank sentral dalam mengendalikan suku bunga

• Pengaruh suku bunga domestik terhadap pinjaman valas dantekanan inflasi.

• Transparansi ekonomi serta pembagian tugas dan wewenangyang jelas antara pemerintah, bank sentral, lembagapengawasan, sistem hukum dan pelaku bisnis.

Page 175: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign Credit Risk – risiko sovereign and country risk

Walaupun banyak yang beranggapan risiko sovereigndan country risk adalah sama, namun lebih tepat jikarisiko sovereign diartikan sebagai bagian dari country risk.

Country risk mencakup lingkungan hukum, politik danekonomi serta bagaimana ketiganya mempengaruhisektor swasta. Penilaian country risk diperlukan terkait investasidomestik yang berhubungan dengan pinjaman cross-border kepada perusahaan, individu maupun proyektertentu.

14

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign credit risk – risiko sovereign and country risk

Faktor-faktor lain yang harus diperhatikan dalam penilaian country risk adalah:

•Sistem hukum dan perundang-undangan terutama ketentuan yang terkait dengan hak atas kepemilikan dan kepailitan

•Stabilitas sistem politik, sekalipun hal ini tidak selalumenggambarkan kestabilan sebuah pemerintahan

•Ketentuan-ketentuan terkait valuta asing misalnya penerapanketentuan pembatasan valas

Page 176: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.1 Sovereign credit risk – Basel II and risikosovereign

Faktor-faktor di atas menjelaskan alasan pentingnya risikosovereign perlu dinilai secara cermat.

Dalam Basel I, risiko sovereign diperhitungkan denganmenggunakan bobot risiko sederhana berdasarkan karakteristikpeminjam atau borrower (misal, pemerintah) serta jenisinstrumen yang digunakan (misal, garansi, hutang dsb).

Berdasarkan Standardised Approach dalam Basel II, risikosovereign diukur menggunakan credit ratings yang diterbitkanlembaga pemeringkat kredit.

16

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.2 Risiko kredit korporasi

Kredit Korporasi merupakan bagian yang terbesarterhadap risky debt dibandingkan dengan sovereign debtatau risk free debt. Risiko kredit korporasi mencakup risiko gagal bayar(default risk) atas hutang atau kewajiban yang diterbitkanoleh perusahaan.Bentuk kewajiban yang lazim dijumpai adalah sahamatau common stock yang memiliki risiko kerugianterbesar. Stockholders adalah pihak yang paling akhir dibayar jika perusahaan mengalami likuidasi. Sebagai contoh pada umumnya di berbagai negaraobligasi korporasi dan hutang bank dibayar terlebihdahulu dibandingkan kewajiban kepada pemegangsaham, namun ini pun setelah pembayaran kepadapegawai (gaji) dan pemerintah (pajak).

Page 177: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.2 Risiko kredit korporasi

Banyak bank yang menyatakan bahwa mereka lebih mengetahuirisiko kredit korporasi dibandingkan dengan risiko lain yang merekaambil.

Peran bank sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan danapihak ketiga kepada sektor produktif sangat penting dalampertumbuhan ekonomi

Metode penilaian kredit yang digunakan oleh bank pada dasarnyamerupakan pengembangan dari metode penilaian investasi

Penggunaan rasio keuangan sebagai dasar untuk pengembanganmodel dalam pengambilan keputusan pemberian kredit korporasisangat lazim digunakan.

18

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.2 Risiko kredit korporasi

Basel II mendorong bank-bank untuk lebihmenerapkan teknik penilaian kredit denganmenggunakan metode statistik untuk kalibrasi danbacktesting dalam pembuatan model peringkatkreditnya. Basel II juga mendorong bank-bank untukmenggunakan model-model berbasis opsi (options-based models) sebagai informasi tambahan sepanjangketersediaan dan kualitas datanya terjamin.

Page 178: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.3 Risiko kredit ritel

Banyak bank komersial berpendapat bahwa risiko kredit ritel sama pentingnya dengan risiko kredit korporasi. Di beberapa negarateknik penilaian kredit individual berubah signifikan ketika bank-bank mengganti sistem pemberian kredit dari branch-basedmenjadi tersentralisasi.

Dengan sistem branch-based lending, kepala cabang memilikikewenangan untuk mengambil keputusan pemberian kreditberdasarkan personal knowledge atas debitur-debiturnya, sedangkan keputusan pemberian kredit yang tersentralisasi dibuatmenggunakan data informasi debitur yang standardized yang diolah sehingga menjadi model credit scoring.

Pengembangan produk telah mengubah pasar bagi pembiayaanindividual yaitu semakin terpisah antara kredit properti (secure credit) seperti KPR dan kredit pembiayaan konsumen (unsecurecredit) seperti kartu kredit.

20

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.3 Risiko kredit ritel

Di luar AS, terdapat perkembangan sekuritisasi kredit yang mencakup kredit perumahan, kredit pemilikan kendaraanbermotor, kredit konsumen lainnya termasuk pembiayaan kartukredit.

Walaupun di beberapa negara pinjaman tertentu tidak dapatdikategorikan sebagai mortgage, namun perkembangannyatelah menggambarkan inovasi dalam pembiayaan konsumen. Hal itu tidak hanya mengurangi biaya kredit bagi debitur jugamengurangi risiko bagi bank.

Page 179: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.3 Risiko kredit ritel

Pembiayaan konsumen (unsecured) sangat dipengaruhi olehperkembangan model-model yang digunakan dalammengukur posisi kredit individual atau lebih dikenal credit scoring model.

Secara garis besar atribut dasar dari model ini adalahpenilaian arus kas, riwayat pekerjaan dan aktiva yang dimiliki. (Topik ini akan didiskusikan pada akhir bab inibersamaan dengan penjelasan agensi kredit dan riwayatkredit).

22

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.4 Probability of defaultModel-model yang didiskusikan sebelumnya (5.1.1, 5.1.2, 5.1.3) digunakan bank untuk mengambil keputusan pemberian kredit. Keputusan kredit memiliki karakter bimodal: kredit diberikan ataukredit tidak diberikan.Namun model ini terlalu sederhana, karena pada kenyataannya bank sangat memperhatikan risiko-risiko yang mungkin timbul, reward(margin dan fee) dan modal yang harus dijaga. Keputusan lending/investing diambil dengan pertimbangan risiko danhasil karena pada satu harga tertentu diperlukan pengambilan risikotertentu pula dapat saja diambil untul hasil tertentu semakin besarrisiko semakin tinggi hasil. Pendekatan sederhana bimodal tidak dapat membantu bank dalammengambil keputusan bisnis. Model peringkat (grading models) merupakan salah satu cara untuk membuat kerangka keputusanrisk/reward dalam pemberian kredit atau investasi.

Page 180: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.4 Probability of default

Basel II, mendorong bank-bank untuk menggunakan model penilaian kredit dalam pengembangan kerangka keputusanrisk/reward tersebut melalui penggunaan peringkat kreditdalam Standardised Approach serta model yang dikembangkan oleh individual bank dengan pendekatanInternal Rating-Based.

24

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.5 Risiko kredit sistemik

Risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting dalam bisnis perbankan. Pada Basel I, pengukuran risiko lebih terfokus pada risikokredit saja. Sekalipun saat ini risiko likuiditas jarang dijumpai diindustri perbankan, risiko ini tetap dapat menimbulkantidak hanya bagi bank itu sendiri, namun juga bagi bank sentral, lembaga pengawasan dan juga pemerintah

Booming kredit di Jepang (1990 an) yang mengakibatkan kondisibubble dalam harga properti mendorong perkembangan kreditmacet yang diperkirakan melebihi 10% dari total aktiva sebagianbesar bank di Jepang.

Page 181: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.5 Risiko kredit sistemik

Tingkat kredit macet yang tinggi (non performing loans-NPL) berpotensi menyebabkan timbulnya systemic risk.

Jika industri perbankan mengalami kredit macet yang tinggipada portfolio merupakan masalah bagi pengawas dan bank sentral.

Apabila kondisi kredit macet tersebut banyak terjadi pada bank-bank dalam kurun waktu yang sama, akan menimbulkan krisisekonomi, karena industri perbankan akan mengalamikekurangan modal (kredit macet akan mengurangi modal bank).

Akibatnya bank tidak dapat berfungsi untuk memfasilitasipertumbuhan ekonomi.

26

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.6 Risiko kredit traded markets counterparty

Risiko pasar yang timbul akibat mark-to-market atas nilaikontrak traded market seperti foreign exchange contract atauinterest rate related contract.

Bank atau counterparty akan memperoleh keuntungantergantung dari hasil penilaian mark-to-market atas kontraktersebut. Ini merupakan zero sum game, dimana hanya satupihak saja yang dapat memperoleh keuntungan dari sebuahkontrak.

Page 182: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.6 Risiko kredit traded markets counterparty

Risiko kredit traded markets counterparty timbulketika counterparty/pihak lawan tidak segeramembayar kewajiban yang muncul dalam suatutransaksi.

Sebagai contoh cash on delivery untuk mengurangirisiko kredit.Dalam prakteknya, banyak transaksi perbankan hanyaakan dibayar pada saat kontrak jatuh tempo.

28

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.6 Traded markets counterparty credit risk – simple example

Interest rate swap: Bank A membayar 4.75% fixed dan menerima 3 bulan LIBOR dari Bank B thd GBP 5 jt, 3 tahun swap

Bank A Bank B 4.75% fixed rate

3 bulan LIBOR

On 1st fixing date LIBOR set at 4.27%.

Bank A Bank B 4.75% fixed rate

4.27%

On 5th fixing date LIBOR set at 5.19%.

Bank A Bank B 4.75% fixed rate

5.19%

Page 183: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.6 Risiko kredit Traded markets counterparty

Tingkat risiko kredit counterparty/pihak lawan dapat dikurangidengan:

• Pembayaran berkala antara pihak-pihak dalam kontrak

• Debitur mengajukan kolateral sebagai jaminan ataskewajibannya

• ‘netting’.

Netting adalah proses offsett antara keuntungan dankerugian melalui sejumlah transaksi dengan jenis kontrakyang sama atau dapat juga dilakukan dengan jeniskontrak yang berbeda.

30

5.1 Jenis-jenis risiko kredit

5.1.6 Risiko kredit traded markets counterparty

Dalam risiko pasar, mark-to-market adalah proses menilaikembali posisi transaksi menggunakan harga pasar terkini.

Namun demikian, penilaian mark-to-market merupakan dasardalam perhitungan risiko kredit counterparty.

Penilaian terhadap counterparty dilakukan denganmenggunakan teknik penilaian kredit pada umumnya.

Page 184: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

5 Jenis-jenis risiko kredit

5.2 Dasar dan penggunaananalisa kredit

32

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.1 Analisa kelayakan kredit – risiko sovereign

Analisa risiko sovereign berkembang pesat sejalan denganperkembangan pasar keuangan internasional baru– yang dikenaldengan ‘emerging market’.

Analisa risiko sovereign biasanya dilakukan oleh perusahaanpemeringkat seperti Standard & Poors, Moodys Investors Services and Fitchratings.

Banyak pemerintah yang memiliki perusahaan pemeringkat sepertiExport Credit Agencies (ECAs), yang menggaransi risiko sovereignuntuk perusahaan.

Page 185: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.1 Analisa Kelayakan Kredit– risiko sovereign

Penilaian risiko sovereign oleh bank dilakukan dengan melihatfaktor kuantitatif dan kualitatif, yang antara lain meliputi : • negara itu sendiri• Faktor-faktor ekonomi (savings, investment and growth statistics)• Sumber daya alam dan bahan baku. • Efisiensi pasar tenaga kerja dan kualitas keahlian dan

pendidikan• Efisiensi pasar modal dan perbankan• Pemerintah• Kebijakan ekonomi makro (kebijakan suku bunga dan nilai tukar) • Perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran• Perkembangan inflasi dan prediksinya

34

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.1 Analisa Kelayakan Kredit– risiko sovereign

• Aliran penanaman modal asing (foreign direct investment flows)• kebijakan pendapatan dan belanja pemerintah• faktor-faktor politis• stabilitas dan kemampuan adaptasi terhadap proses politik• tingkat kesepahaman terhadap tujuan-tujuan sosial dan ekonomi• faktor-faktor hukum (hak properti, hak kreditor) • sistem perbankan• kebijakan dan pengawasan sektor perbankan• independensi organisasi pengawasan bank • peran bank sentral dan mekanisme pendukung sistem

perbankan

Page 186: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Pada saat menawarkan fasilitas pinjaman kepadanasabah korporasi, bank perlu mempertimbangkankemampuan perusahaan tersebut untuk membayarkembali pinjaman yang diterimanya. Pendekatan tradisional dalam penilaian kelayakan kreditdipusatkan pada pelaksanaan analisa kinerja keuanganperusahaan atau lebih dikenal dengan credit analysis.

36

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Baik investor maupun bank akan sangat memperhatikanstabilitas dan kesehatan perusahaan dilakukan dengan caramengukur :

• kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secaraperiodik dalam jangka waktu tertentu

• rasio debt to equity yang tidak terlalu tinggi yang memungkinkanperusahaan untuk menekan pengeluarannya dalam hal terjadisesuatu kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya agar tetapdapat memenuhi kewajiban kepada krediturnya untukmenghindari potensi likuidasi.

• Kriteria lain adalah rasio current asset terhadap current liabilitiesdimana menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkanarus kas bersih.

Page 187: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Analisa kredit korporasi pada bank umum secara dominanmasih menggunakan analisa rasio keuangan dan model –model yang dikembangkan bedasarkan prinsip-prinsip rasiokeuangan. Analisa rasio keuangan tersebut memberikanpenilaian terhadap elemen-elemen laporan keuangan berikut:• neraca• laporan laba dan rugi/income statement• laporan arus kas/cash flow statement• laporan pajak/tax statement

Analisa umumnya akan terfokus pada kinerja perusahaanselama tiga tahun terakhir (historic performance).

38

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Rasio-rasio utamaRasio-rasio yang digunakan dalam analisa kredit korporasimencakup elemen-elemen tertentu perusahaan yang antara lain:

Aktiva lancar dibagi dengan kewajibanlancar

liquidity

Pinjaman jangka panjang dibagi denganmodal

financial gearing (leverage)

Aliran kas dibagi dengan bunga pinjamandebt service capability

Pendapatan bersih dibagi dengankekayaan bersih dan penjualan dibagidengan aktiva tetap

Kinerja operasional

Rasio-rasio dapat digunakan untuk mengembangkan grading models. Contoh, rasio-rasio yang ada dapat dibandingkan dengan rata-rata industritertentu, dikenal dengan univariate analysis, atau digunakan dalam scoring dikenal dengan sebutan multivariate analysis.

Page 188: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

20

39

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Penilaian (valuation) Company

Fokus dari analisa kredit korporasi telah berubah, akibat adanyakekhawatiran manipulasi figur pendapatan oleh perusahaan.

Saat ini penilaian perusahaan seringkali didasarkan pada faktor-faktor yang mudah dilihat (tangible factors) seperti dividends plus net assets per share, dibandingkan mengkaji pendapatannya.

Penilaian kinerja keuangan perusahaan melalui analisa laporankeuangan tetap harus diperhatikan, karena metode ini dapatmembantu mengidentifikasi kemungkinan ‘bubble’ valuations yang dapat mengakibatkan over financing.

40

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.2 Analisa Kelayakan Kredit– corporate risk

Company valuations - example

The South Sea Company

Archibald Hutcheson, seorang anggota parlemen Inggris, yang pada tahun 1720 memperingatkan para investor risiko berinvestasipada the South Sea Company. Peristiwa ini dikenal dengan The Notorious South Sea Bubble.

Hutcheson menciptakan cara mengevaluasi nilai saham yang masih relevan sampai saat ini. (The First Crash" by Richard Dale, Princeton University Press, 2004.)

Page 189: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

41

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.3 Teknik options-based terbaru

Keterbatasan teknik penilaian saham (stock valuation) dalampenilaian kredit telah teratasi dengan mulai digunakannya credit rating model yang sophisticated sebagai dasar untuk melakukananalisa kredit. Credit rating model pada dasarnya mengakomodasiunsur analisa penilaian investasi dan teknik-teknik yang sophisticated seperti teknik penilaian baru yaitu option-based to modelling credit yang dikembangkan oleh Robert C. Merton (the Nobel prize-winning economist).

42

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.3 Teknik options-based terbaru

Pendekatan Merton cukup sederhana, dimana Merton mengilustrasikan pinjaman kepada perusahaan sebagai pembelianhak (option) oleh perusahaan untuk memindahkan (put) aktivaperusahaan kepada bank ketika nilai perusahaan menjadi negatif. Ini diasumsikan apabila present value dari aktiva perusahaandikurangi present value utang perusahaan menjadi negatif.

Ketika ini terjadi, tidak ada insentif bagi pemilik perusahaan untukmempertahankan kepemilikannya perusahaan dan menyerahkanperusahaan sepenuhnya kepada bank, pemberi pinjaman danpemegang obligasi. Selisih valuasi aktiva dan utang dapat digunakan untuk menghitungkemungkinan gagal bayar. Kemungkinan pemilik akanmeninggalkan perusahaannya akan semakin besar apabila selisihvaluasi semakin mendekati angka nol.

Page 190: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

22

43

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.3 Teknik options-based terbaru

Pendekatan Merton memiliki pengaruh yang cukup besardalam grading model terkini yang digunakan untukmemprediksi kemungkinan terjadinya suatu gagal bayar.

Penjelasan mengenai Merton-based options models beradadiluar cakupan training ini, namun cukup penting untukmengetahui konsep dasar dari model tersebut.

44

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

risiko kredit perorangan mencakup : kredit denganagunan real estate (umumnya berupa kredit properti) dankredit tanpa agunan (umumnya berupa kredit konsumsi).

Anggaran perorangan (Personal budgets)

Pemberian kredit kepada perorangan, apakah didukung denganagunan rumah atau tanpa agunan, memerlukan pemahamanmengenai anggaran pribadi. Mengingat anggaran tersebut akandidasarkan pada jumlah kas yang diterima dan dikeluarkan olehsuatu rumah tangga, rekening bank dapat menjadi sumberinformasi historis yang handal

Page 191: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

45

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Credit scoring models

Informasi keuangan dari bank yang mengelola rekeningnasabah memberikan gambaran yang cukup bagi bank dalammemberikan pinjaman kepada nasabahnya.

Credit scoring model memungkinkan bank untuk memberikankredit kepada individual walaupun bank sebelumnya tidakpernah berhubungan dengan mereka.

46

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Lembaga referensi kredit (Credit reference agencies)

Lembaga-lembaga referensi kredit memegang peranan pentingdalam pertumbuhan consumer lending. Lembaga-lembaga inimengelola catatan kredit historis seseorang dan secara ideal akan meminta kerjasama seluruh potential lenders dalampenggunaan dan pengelolaan catatan tersebut. Pertumbuhan biro-biro ini telah meningkatkan persainganpemberian kredit tanpa agunan (unsecured lending) padawilayah-wilayah dimana lembaga tersebut beroperasi.

Page 192: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

24

47

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Konsumsi jangka panjang (Lifetime consumption)

Keyakinan atas kemampuan seseorang untuk selalu memenuhikewajibannya memerlukan pendekatan yang bersifat forward looking. Hal ini selanjutnya memunculkan tuntutan untuk menilaiprofil pendapatan dan pengeluaran seorang debitur dalamjangka panjang.

Contoh:Pemberian KPR kepada seseorang yang berumur 30 tahun dan60 tahun akan sangat berbeda sumber pelunasan kreditkeduanya kemungkinan besar akan sangat berbeda.

48

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Aktiva Bersih (Net assets)Pendapatan dan pengeluaran hanya merupakan salah satudimensi kemampuan keuangan seseorang; dimensi lainnyaadalah aktiva dan kewajiban. Dalam hal ini, aktiva bersihseseorang yang bernilai tinggi, seperti saham atau obligasi, dapat menjadi sumber potensial untuk pembayaran kembalikewajiban seseorang yang berusia lanjut sebagaimanacontoh diatas.

Peran asuransi (The role of insurance)Selain itu, perlu juga diperhatikan tingkatan dan jenispenutupan asuransi yang dimiliki debitur.

Page 193: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

49

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Penilaian kelayakan (Affordability assessment)

Dalam menilai kemampuan pemberian kredit, bank padaumumnya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:• sisa pendapatan (free disposable income), baik berdasarkan

pendapatan individual maupun pendapatan gabungan• pendapatan setelah dikurangi pembayaran kredit• pendapatan lain-lain (income multiplies) dan kemampuan

mempertahankan pembayaran di masa datang• penetapan suku bunga kredit• gangguan terhadap pendapatan dan penutupan asuransi• asuransi terhadap aktiva• perbandingan antara besarnya kredit dengan nilai rumah• Penjaminan kredit (mortgage indemnity insurance)

50

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.4 Analisa Kelayakan Kredit – risiko kreditperorangan

Affordability assessment

Dalam menilai kelayakan dari consumer finance, analis kreditakan memperhatikan sisa pendapatan seseorang, sebagaimana halnya dengan kredit lainnya.

Page 194: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

26

51

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.5 Pengelolaan portofolio (Portfolio management)

Perkembangan teori pengelolaan portofolio mendukungpemahaman yang lebih baik atas manfaatmempertimbangkan perubahan risiko pada keseluruhanportofolio kredit sebagai akibat pemberian kredit baru, selain mempertimbangkan risiko yang terkait denganmempertimbangkan pemberian kredit tertentu.

Dampak utama diperhitungkannya korelasi pemberiankredit adalah keengganan bank untuk memberikan kredityang terkonsentrasi pada segmen usaha tertentuberdasarkan aspek geografis, industri maupun credit grades. Hal ini dikenal sebagai risiko konsentrasi kredit(credit concentration risk).

52

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.5 Pengelolaan portofolio (Portfolio management)

Concentration risk dicakup dalam Basel II dimana dikatakanbahwa “risiko konsentrasi dapat menjadi penyebab permasalahanutama pada bank”.

Concentration risk tercakup dalam Pilar 2 dimana mewajibkan bank untuk memiliki kebijakan, sistem, dan pengendalian internal untukmengidentifikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan risikokonsentrasi kredit di bank.

Bank juga diminta untuk mempertimbangkan konsentrasi risikokredit dalam penilaian kecukupan modal dengan melakukan stress testing (Pilar 2).

Page 195: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

53

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.5 Pengelolaan portofolio (Portfolio management)

Konsentrasi kredit mencakup eksposur yang signifikan yang adalahterkait dengan:

• Counterparty individual atau kelompok counterparties yang terkaitsatu sama lain

• sektor ekonomi atau wilayah geografi• ketergantungan pada suatu aktivitas atau komoditi tertentu• jenis agunan atau counterparty tunggal

Banyak pengawas bank yang menetapkan pembatasan terhadapeksposur berjumlah besar kepada satu counterparty sebagaipersentase tertentu dari modal bank.

54

5.2 Dasar dan penggunaan analisa kredit

5.2.5 Pengelolaan portofolio (Portfolio management)

Concentration risk dapat dianalisa denganmemperhatikan cohort dari portofolio. Cohort adalah pengelompokan aktiva berdasarkanberbagai kriteria.

Contoh; portofolio dapat dikelompokan berdasarkanindustri, wilayah geografis atau credit grade.Klasifikasi tersebut menunjukkan berbagai carapengelompokan portofolio yang dapat memberikaninformasi tertentu pada waktu dilakukan analisa terhadaprisiko konsentrasi yang terdapat pada keseluruhanportofolio.

Page 196: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

28

55

5 Jenis-jenis risiko kredit

5.3 Risiko kredit dan Basel II

56

5.3 Credit risk and Basel II

5.3 Risiko Kredit dan Basel II

Pillar 1 Basel II mensyaratkan bank untuk menghitung kebutuhanmodal untuk risiko kredit, pasar dan operasional. Persyaratanketentuan permodalan untuk risiko kredit juga menjadi pokokbahasan utama pada Basel I Accord.

Pada Basel II, bank dapat memilih tiga pendekatan untukmenghitung persyaratan modal bagi risiko kredit, yaitustandardized approach, IRB foundation and advanced.

Selain menjelaskan mekanisme dari setiap pendekatan, Bassel II juga menetapkan kriteria minimum bagi bank yang akanmenggunakan pendekatan yang lebih kompleks.

Page 197: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

57

5.3 Credit risk and Basel II

5.3 Risiko kredit dan Basel II

Pendekatan Internal Ratings-Based (IRB) yang cukup kompleksmempersyaratkan adanya persetujuan dari pengawas sebelumbank mempergunakan pendekatan tersebut. Ketentuan mendasaryang menjadi persyaratan dasar adalah bahwa pendekatan IRB inidigunakan dalam pemberian keputusan kredit secara internal selain dipergunakan untuk mengukur risiko kredit.

Karakteristik pendekatan IRB merupakan faktor yang membedakanBasel II dari Basel I. Karakteristi IRB juga membedakan tigapendekatan yang digunakan untuk menghitung kebutuhan modal bagi risiko kredit pada Basel II.

Page 198: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part B: Pengantar Risiko Pasar, RisikoKredit, dan Risiko Operasional

2

6 Karakteristik risikooperasional

6.1 Karakteristik risiko operasional

Page 199: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risikooperasional itu?

Basel II Capital Accord secara spesifik mendefinisikanrisiko operasional sebagai risiko kerugian yang timbuldari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau dari kejadian-kejadianeksternal.

Secara umum, risiko operasional terkait dengan sejumlah masalahyang berasal dari kegagalan suatu proses atau prosedur.

Oleh karena itu, risiko operasional bukan merupakan suatu risikobaru dan tidak hanya dihadapi oleh bank. Risiko operasional inimerupakan risiko yang mempengaruhi semua bisnis bank karenamerupakan suatu hal yang ‘inherent’ dalam pelaksanaan suatuproses dan aktivitas operasional.

4

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risiko operasionalitu?

Ruang lingkup risiko operasional

Walaupun risiko operasional merupakan jenis risiko yang sudah lama dikenal namun merupakan yang paling akhir didefinisikan, denganberbagai definisi yang mencakup berbagai kategori risiko. Definisiyang ditetapkan Basel II dalam hal ini mencakup risiko hukum namuntidak mencakup risiko bisnis, risiko strategis, dan risiko reputasi.Mungkin mengejutkan bahwa definisi risiko operasional sampai saatini masih belum terdefinisikan secara akurat. Sebagai bagian daripelaksanaan kegiatan usaha yang baik, sejumlah bank telahmelakukan pengelolaan risiko operasionalnya tanpa menganggap haltersebut sebagai suatu risiko sebagaimana halnya risiko kredit danrisiko pasar.

Page 200: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risikooperasional itu?

Contohnya, bank sejak lama menyadari bahwa pelatihan karyawanmerupakan cara yang tepat untuk meningkatkan pelayanan kepadanasabah dan mengurangi kesalahan proses.

Sebagai dampaknya, pelatihan karyawan yang efektif telahmeningkatkan loyalitas nasabah dan mengurangi biaya-biaya untukpembayaran kompensasi karena kesalahan bank.

Dalam hal ini, bank mungkin tidak mempertimbangkan kerugiankarena kesalahan karyawan sebagai kerugian karena risikooperasional dan pelatihan karyawan merupakan salah satu teknikuntuk memitigasi risiko operasional.

6

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risiko operasionalitu?

Berbagai bentuk risiko operasional seperti fraud proses (process failure) yang tingkat kejadiannya relatif sering kali. Kejadian-kejadiantersebut menimbulkan kerugian dimana masing-masing kejadianmungkin hanya menimbulkan kerugian yang minimum (kerugian high frequency/low impact) dan dapat diatasi oleh bank denganmenerapkan kebijakan dan prosedur rutin sehari-hari yaitupengendalian teknologi dan keamanan. Sebaliknya, kejadian besar (major events) seperti serangan terorisatau kebakaran jarang terjadi namun menimbulkan kerugian yang sangat besar pada setiap kejadiannya (low frequency/high severity). Pendekatan utama bank untuk memastikan bahwa mereka dapat terusberoperasi setelah terjadinya kejadian luar biasa adalah melaluipenerapan business continuity plans & policies. Sebelum publikasiBasel II Capital Accord, pengalokasian modal untuk mengantisipasirisiko operasional merupakan hal jarang dilakukan oleh bank.

Page 201: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risikooperasional itu?

Karakteristik industri perbankan – dan ekonomi global –mengalami perubahan dan menuju pada peningkatan frekuensikejadian yang berpotensi menimbulkan kerugian yang besar.

Diskusi atas standar pengelolaan risiko operasional terkait tigatopik utama, yaitu :

• Apakah risiko operasional itu?• Apa yang termasuk dalam cakupan risiko operasional ?• Bagaimana bank mengelola risiko operasional secara

kuantitatif atau kualitatif ?

8

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.1 Apakah yang dimaksud dengan risikooperasional itu?

Basel II Accord telah mendefinisikan risiko operasional juga ruanglingkupnya. Sebagai tambahan, ketentuan ini juga mewajibkanbank untuk mengkuantifikasi potensi kerugian dan menerapkanprosedur yang diperlukan untuk memitigasi risiko tersebut.

Untuk pertama kalinya pada Pilar 1 bank dipersyaratkanuntuk mengkuantifikasi dan mengalokasikan sejumlahmodal sesuai ketentuan untuk mengantisipasi kerugiankarena risiko operasional, sebagaimana risiko kredit danpasar.

Kriteria dan definisi risiko operasional pada Basel II Accord memungkinkan interpretasi yang beragam. Oleh karena itu, bank berupaya mendapatkan referensi mengenai kerangka pengelolaanrisiko operasional yang berlaku di industri lain untuk membantupemenuhan ketentuan Basel II.

Page 202: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.2 Frekuensi versus dampakKejadian risiko operasional diklasifikasi menjadi dua faktor :

• Frekuensi – seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi• Dampak – Jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian

risiko operasional

Kategori risiko operasional dapat dikelompokkan ke dalamempat jenis kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak yang ditimbulkannya, yaitu:• low frequency / low impact• low frequency / high impact• high frequency / low impact• high frequency / high impact

10

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.2 Frekuensi versus dampak

Secara umum pengelolaan risiko operasional fokus padadua jenis kejadian berikut.

• low frequency / high impact (LFHI)• high frequency / low impact (HFLI)

Bank pada umumnya mengabaikan kejadian yang sifatnya low frequency/low impact karena biaya pengelolaan danpemantauannya lebih tinggi daripada kerugian yang ditimbulkannya. Event dengan kategori high frequency/high impact dianggaptidak relevan karena jika jenis kejadian ini timbul pada bank maka bank tersebut akan bankrut. Dalam hal ini kerugian yang ada tidak akan dapat diperbaiki, atau pengawas akan segeramelakukan langkah-langkah penyehatan bank.

Page 203: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

6.1 Karakteristik risiko operasional

6.1.2 Frekuensi versus dampakKejadian yang bersifat high frequency/low impact dikelola untukmeningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Kejadian ini cenderungsudah diantisipasi dan dianggap sebagai ‘biaya pelaksanaankegiatan usaha’. Sejumlah produk keuangan, khususnya terkait retail banking, akan memperhitungkan kejadian risiko operasional ini dalamstruktur pricing. Contohnya, bank-bank yang menawarkanproduk kartu kredit akan menyesuaikan struktur pricing nyauntuk mengantisipasi terjadinya fraud. Kejadian yang oleh bank dianggap perlu di[perhatikan adalahkejadian yang bersifat low frequency/high impact. Sesuaidengan sifatnya, adalah kejadian ini sulit dipahami dan sulitdiantisipasi. Lebih jauh lagi, event ini berpotensi menyebabkankerugian sangat besar dan bahkan kejatuhan suatu bank. Contohnya, Barings.

12

6 Karakteristik risikooperasional

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, dan kerugian yang diperkirakan dankerugian yang tidak diperkirakan

Page 204: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.1 Risiko terjadinya kerugian

Seperti dijelaskan sebelumnya, Basel II Accord mendefinisikanrisiko operasional sebagai “Risiko terjadinya kerugian yang disebabkan oleh kegagalan atau tidak memadainya prosesinternal………….”, Dengan definisi tersebut, pendekatan Basel II dapat menyebabkan kesalahan persepsi kejadian-kejadian utamayang terkait dengan risiko operasional. Definisi yang terdapatpada Basel II secara tidak langsung menyatakan bahwa hanyakegagalan operasional atau kejadian yang menimbulkan suatukerugian, yang dianggap sebagai risiko operasional. Hal ini agak menyesatkan karena tidak semua risiko operasionalmenimbulkan kerugian bagi bank. Walaupun suatu kejadian dapatmenimbulkan keuntungan bagi bank, kejadian tersebut tidakdapat diabaikan karena kejadian yang sama mungkin sajamenimbulkan kerugian apabila terjadi kembali.

14

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.1 Risiko terjadinya kerugian - contohBank G memiliki dealing desk yang melakukan transaksi valuta asing. Setelah melakukan satu transaksi, seorang ‘trader’ salah mencatatpembelian dolar sebagai pembelian yen. Hal ini mengakibatkan trader merasa memegang posisi ‘long’ pada Yen. Untuk menyelesaikan ‘mismatch position’, dia memutuskan menjual Yen yang menurutnya dimilikinya danmembeli dollar.

Sebenarnya hasil dari kekeliruan ini adalah trader tersebut telahmenggandakan ‘mismatch position’ dan bukannya ‘squaring off’ (tidakmengambil posisi dalam dollars ataupun Yen). Di kemudian hari kesalahanini disadari trader dan dia langsung menjual dollar yang dimilikinya. Untungbagi trader tersebut dimana nilai tukar dollar terhadap Yen meningkat.

Dalam contoh kejadian risiko operasional yaitu kesalahan pencatatantransaksi membawa keuntungan dan bukan kerugian bagi bank. Hal iniharus dicatat sebagai suatu kejadian risiko yang hampir terjadi (near miss) untuk membantu meningkatkan proses yang dilakukan bank karena belumtentu dimasa mendatang yang terjadi sebaliknya. Keuntungan yang diperoleh dicatat sebagai keuntungan lain-lain dan bukan dari aktivitastrading.

Page 205: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.1 Risiko terjadinya kerugian

Manajemen risiko operasional merupakan suatu prosespembelajaran (learning process). Pada saat suatu kejadian muncul, atau hampir terjadi (near miss), tanpa memperhatikan konsekuensi keuangannya, adalah pentingbahwa kejadian tersebut perlu dicatat dan dilakukan langkah-langkah pencegahan agar kejadian tersebut tidak terulang. Basel II Accord mempersyaratkan bank untuk menghitung modal sesuai ketentuan (regulatory capital) yang dapat dialokasikanuntuk mengantisipasi potensi kerugian yang timbul dari suatukejadian risiko operasional. Jika bank hanya menggunakan data historis yang didasarkanpada kerugian yang telah terjadi, maka estimasi yang dilakukanbank akan lebih rendah daripada potensi kerugian yang dapatterjadi di masa datang.

16

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugianyang tidak diperkirakan

Ketika menghitung kebutuhan modal bagi risikooperasional, bank dipersyaratkan mempertimbangkan‘expected loss’ (EL) dan ‘unexpected loss’ (UL).

Ada banyak definisi berbeda tentang expected loss danunexpected loss, berdasarkan area manajemen risikoyang ada.

Bagian ini, akan mendefinisikan kedua jenis kerugiantersebut dalam konteks risiko operasional.

Page 206: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugianyang tidak diperkirakan

Kerugian yang diperkirakan (Expected loss) adalahkerugian yang timbul karena dilaksanakannya kegiatanusaha bank secara normal. Kerugian ini secarasederhana dapat didefinisikan sebagai biayapelaksanaan kegiatan usaha. Kerugian operasionaldapat terjadi selama berlangsungnya kegiatanoperasional bank, seperti – kesalahan staf, kejahatan(fraud) kartu kredit, dll. Cara preventif yang terbaik untukmelindungi bank dari kerugian risiko operasional adalahdengan menghentikan kegiatan usaha.

18

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugian yang tidak diperkirakan

Oleh karena itu bank mengasumsikan bahwa kerugianbisnis tersebut pasti terjadi sehingga EL tersebut telahdimasukkan ke dalam struktur pricing produk yang ditawarkan. Jika bank dapat menunjukkan kepadasupervisor bahwa EL tersebut telah diperhitungkan dalam‘pricing structure’ maka EL tersebut dapat dikeluarkandalam perhitungan modal minimum, karena perhitunganmodal berdasarkan risiko ditujukan untuk mengantisipasiunexpected losses (UL).

Sebuah bank menggunakan metode statistik untuk memprediksi EL. Dalam hal ini bank menggunakan data historis dan pengalamannyauntuk memprediksi kejadian di masa datang. Metode sederhanauntuk menghitung EL adalah menghitung rata-rata (mean) darikerugian aktual selama periode tertentu dan memperlakukannyasebagai indikasi kemungkinan kerugian di masa datang.

Page 207: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugianyang tidak diperkirakan

Kerugian yang tidak diperkirakan (Unexpected loss) adalah kerugian yang besarnya secara signifikan jauhberada di atas batas yang dapat dikategorikan sebagaikerugian yang dapat diperkirakan. Kerugian tersebutberasal dari kejadian yang tidak dapat diperkirakansebelumnya atau kejadian luar biasa yang menurutbank kecil kemungkinannya akan terjadi dan bukanmerupakan kerugian yang dialami sebagai bagiankegiatan usaha sehari-hari. diasumsikan bank kecilkemungkinan terjadinya. Kerugian yang tidakdiperkirakan umumnya disebabkan oleh kejadian yang sifatnya low frequency/high impact.

20

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugianyang tidak diperkirakan

Bank mungkin saja mencoba memprediksi UL denganmenggunakan statistik, sama seperti halnya dengan EL. EL cenderung dihitung dengan menggunakan data historis danpengalaman yang dimiliki bank. Namun bank mungkin tidak memilliki pengalaman mengenaikejadian-kejadian yang mengakibatkan kerugian yang tidakdiperkirakan, contohnya serangan teroris, bencana alam, dsb. Jadi, untuk menghitung UL, bank perlu menggunakan : • Data internal yang tersedia• Data eksternal dari bank lain • Data dari skenario risiko operasional

Page 208: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

6.2 Risiko kerugian, kejadian risiko, kerugian yang diperkirakan, dan kerugian yang tidak diperkirakan

6.2.2 Kerugian yang diperkirakan versus kerugianyang tidak diperkirakan

Metode sederhana untuk menghitung UL adalah menggunakanstandar deviasi. Standar deviasi adalah ukuran simpangan(distance) nilai tertentu dari nilai rata-ratanya (mean). Dalam hal inistandar deviasi akan mengukur simpangan kerugian dari suaturisiko operasional terhadap rata-rata kerugian dari seluruhkejadian risiko operasional. UL biasanya diasumsikan sebagaikerugian dengan standar deviasi yang mencakup simpangan 0,1% dari rata-rata kerugian.

Untuk mengkalkulasi EL dan UL dalam Basel II, bank harus memiliki data historis baik data internal maupun eksternal, mengenai kerugian risikooperasional. Definisi dan kategori dari risiko operasional cukup bervariasi. Untuk mendukung adanya konsistensi penerapan pendekatan dalammenghitung kerugian operasional bank, Basel II Accord menetapkanserangkaian definisi standar mengenai jenis kerugian risiko operasional.

22

6 Karakteristik risikooperasional

6.3 Kejadian risiko operasional

Page 209: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.1 Kategori kejadian risiko operasional

Dalam kerangka Basel II, mitigasi risiko operasional tidakhanya mencakup pencatatan kerugian aktual danmemprediksi munculnya kerugian di masa depan, namunmencakup pengelolaan terhadap kejadian risiko operasionaltersebut.

Mengurangi kemungkinan terjadinya kejadian danmengurangi potensi dampak suatu kejadian dapatmenurunkan jumlah modal yang diperlukan untukmengantisipasi risiko operasional. Untuk itu, pemahamanmengenai suatu kejadian operasional lebih penting daripadahanya melakukan pencatatan atas kerugian dari kejadiantersebut.

24

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.1 Kategori kejadian risiko operasionalCara yang paling mudah untuk memahami risiko operasional di bank adalah mengkategorikan risiko operasional sebagai risiko selain risikokredit atau risiko pasar. Namun demikian, definisi ini terlalu luas dankurang membantu dalam pengelolaan risiko operasional. Oleh karenaitu pemahaman mengenai berbagai jenis kejadian operasional yang dapat menyebabkan kerugian juga diperlukan. Hal ini dapat dilakukandengan mengelompokkan risiko operasional ke dalam sejumlahkategori kejadian risiko yang didasarkan pada penyebab utamakejadian risiko (underlying cause). Walaupun Basel II Accord tidak secara formal mengungkapkannyakejadian risiko operasional dapat dikelompokkan dalam kategoriberikut : • risiko proses internal• risiko manusia• risiko sistem• risiko eksternal• risiko hukum

Page 210: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.2 Risiko proses internal

Risiko proses internal didefinisikan sebagai risiko terkaitdengan kegagalan proses atau prosedur yang terdapatpada suatu bank. Dalam pelaksanaan kegiatan usahasehari-hari, karyawan akan melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Kebijakan dan prosedur inimencakup proses pengecekan dan pengendalian yang diperlukan untuk memastikan bahwa nasabah telahterlayani dengan baik dan bank tidak melanggar ketentuandan peraturan yang berlaku.

26

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.2 Risiko proses internal

Kejadian risiko proses internal meliputi : • dokumentasi– tidak memadai, tidak lengkap atau tidak tepat• pengendalian yang lemah (lack of controls)• kelalaian pemasaran (marketing errors)• kesalahan penjualan produk (misselling)• pencucian uang (money laundering)• laporan yang tidak benar atau tidak lengkap (terkait pelaporan)• kesalahan transaksi (transaction error)Pelaksanaan evaluasi dan peningkatan proses internal bank sebagai bagian dari manajemen risiko operasional dapatmeningkatkan efisiensi bank. Kesalahan (error) dapat terjadi jikasuatu proses terlalu rumit, tidak terstruktur, atau tidak dilaksanakandengan semestinya, yang kesemuanya merupakan praktek bisnisyang tidak efisien.

Page 211: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.2 Risiko proses internal - example

Daiwa Bank, New York

Pada bulan April 1995, seorang trader obligasi di Daiwa Bank, New York, mengakui kerugian sebesar USD 1,1 milyar yang selama lebihdari 11 tahun telah ditutupinya.

Selama periode tersebut, setidaknya dia telah melakukan 30.000 transaksi tidak sah (unauthorized deal) tanpa seorangpun mengetahuiapa yang telah dilakukannya. Menurut Alan Peachey inimenggambarkan adanya kelemahan dalam pengendalian (lack of control): audit sederhana terhadap surat-surat berharga yang outstanding akan dapat mengungkap transaksi tidak sah tersebut, namun selama periode tersebut tidak pernah dilakukan audit.

28

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.3 Risiko manusia

Risiko manusia didefinisikan sebagai risiko terkaitdengan karyawan bank. Bank sering menyatakan bahwa asset yang paling berharga adalah karyawan. Namun, justru karyawanbank-lah yang umumnya menjadi penyebab kejadianrisiko operasional. Kejadian-kejadian dapat terjadi kapan saja, baik disengaja maupun tidak, dan dapat terjadi pada seluruhbagian dari organisasi. Kejadian risiko manusia dapat terjadi pada fungsimanajemen risiko, dimana kualifikasi dan keahliankaryawan pada fungsi tersebut merupakan hal yang diutamakan.

Page 212: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.3 Risiko manusia

Area-area yang umumnya terkait dengan risiko manusia adalah :

• permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja• perputaran karyawan yang tinggi (high staff turnover)• penyelewengan intern (internal fraud)• perselisihan tenaga kerja (labor disputes)• praktik manajemen yang buruk (poor management practices)• pelatihan karyawan yang tidak memadai (poor staff training)• terlalu bergantung pada karyawan tertentu (over reliance on key

staff)• aktivitas yang dilakukan rogue trader

30

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.3 Risiko manusia – example

UBS Warburg, Tokyo

Pada akhir November 2001, UBS Warburg, bank yang berkantor pusat di Swiss, kehilangan sekitar USD 50 juta padatrading book-nya akibat kesalahan salah satu karyawannya.

Seorang trader UBS Warburg di Tokyo salah menjual 610,000 saham Dentsu pada harga JPY16 setiap lembarnya, yang seharusnya 16 lembar saham seharga JPY610,000 setiaplembarnya. Transaksi tersebut tetap dieksekusi walaupun order penjualan dipertanyakan oleh sistem komputer.

Page 213: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.4 Risiko sistem

Risiko sistem adalah risiko yang terkait denganpenggunaan sistem dan teknologi. Saat ini semua bank sangat bergantung pada sistemdan teknologi untuk mendukung kegiatan usahanyasehari-hari. Dengan kata lain bank tidak dapatberoperasi tanpa dukungan sistem komputer. Namun demikian, penggunaan teknologi inimengakibatkan timbulnya risiko operasional.

32

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.4 Risiko sistemKejadian risiko sistem dapat disebabkan oleh :• data yang tidak lengkap (data corruption)• kesalahan input data (data entry errors)• pengendalian perubahan data yang tidak memadai (inadequate

change control)• pengendalian proyek yang tidak memadai (inadequate project

control)• kesalahan pemrograman (programming errors)• ketergantungan pada teknologi ‘black box’-keyakinan bahwa

model matematis yang terdapat pada sistem internal pasti benar• gangguan pelayanan (service interruption) • masalah keamanan sistem (system security), misalnya virus

dan hacking• kesesuaian sistem (system suitability) • penggunaan teknologi yang belum diuji coba.

Page 214: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.4 Risiko sistem

Secara teoritis, kegagalan menyeluruh pada teknologi yang digunakan suatu bank adalah kejadian sangat mungkin menyebabkankejatuhan bank tersebut. Saat ini ketergantungan pada teknologisudah sedemikian rupa sehingga tidak bekerjanya komputer dapatmenyebabkan bank tidak beroperasi dalam jangka waktu tertentu. Namun demikian, sejauh ini kegagalan komputer belum sampaimenyebabkan kejatuhan suatu bank.

Ketakutan akan kegagalan teknologi senantiasa menjadi fokusperhatian manajemen senior pada kebanyakan bank. Dalam hal inisejumlah bank telah melakukan investasi yang cukup besar padapengembangan teknologi komputer mutakhir. Namun demikian, adakejadian dimana proyek sistem yang cukup besar ditinggalkan karenakeuntungan yang diharapkan tidak terealisasi atau biaya yang dikeluarkan melonjak diluar kendali.

34

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.4 Risiko sistem

Untuk mengendalikan risiko terjadinya kegagalan, sejumlah bank yang telah menerapkan teknik manajemen risiko yang difokuskanpada manajemen proyek “best practices”. Manajemen proyek “best practice” sering dimulai dengan tahap penilaian risiko (risk assessmet phase). Perlu diketahui bahwa banyak bank di Inggrisyang masih menggunakan sistem yang telah berumur 30 tahununtuk mendukung elemen-elemen utama dari pemrosesantransaksi nasabah.

Namun demikian, risiko kegagalan dalam penggantian sistem lama telah menyebabkan keengganan untuk melakukan tindakanapapun. Kontribusi proses manajemen proyek “best practice”(seperti Prince II) dapat menyebabkan upaya memitigasi risiko, menjadi suatu hal di luar ruang lingkup training ini.

Page 215: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.4 Risiko sistem – contoh

Bank of Scotland

Pada bulan Oktober 2000 kegagalan komputer yang hampirmenyeluruh di Bank of Scotland telah menyebabkan tidakberoperasinya seluruh mesin ATM dan fasilitas internet banking yang dimiliki bank tersebut. Kegagalan tersebut juga telahmenyebabkan tidak dapat digunakannya kartu debit ‘Switch’untuk transaksi berjumlah besar. Kegagalan tersebut terjadipada saat jam makan siang dan berlangsung selama 3 jam.

Dampak lebih lanjut adalah pemrosesan yang biasanyadilakukan pada waktu malam hari tidak dapat diselesaikansehingga beberapa tagihan (paycheck) nasabah tidak dapat dikliringkan pada waktunya proses ini dikenal dengan The knock-on effects

36

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.5 Risiko eksternal

Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengankejadian yang berada di luar kendali bank secaralangsung. Kejadian risiko eksternal umumnya adalah low frequency/high impact dan konsekuensinyamenyebabkan unexpected losses. Contoh perampokan, serangan teroris berskalabesar.

Page 216: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.5 Risiko eksternal

Kejadian-kejadian tersebut dapat disebabkan oleh:

• kejadian pada bank lain yang memiliki dampak pada keseluruhanindustry perbankan

• external fraud dan pencurian• kebakaran• bencana alam• kegagalan perjanjian outsourcing• penerapan ketentuan baru• kerusuhan dan unjuk rasa• terorisme• Tidak beroperasinya sistem transportasi sehingga karyawan tidak

dapat hadir di tempat kerja• Kegagalan utility service seperti pemadaman listrik

38

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.5 Risiko eksternal

Secara historis, bank telah secara aktif memperhatikan risikoeksternal untuk melindungi bank dari dampak yang tidakmenguntungkan, misalnya kemungkinan pencurian.

Banyak kejadian eksternal yang memiliki dampak cukup besarsehingga dapat mempengaruhi kemampuan bank dalammelaksanakan kegiatan usahanya. Sebagai konsekuensinyaupaya-upaya yang cukup besar telah dilakukan bank untukmeyakinkan bahwa bank tetap dapat beroperasi setelahtimbulnya kejadian risiko eksternal. Hal ini dikenal dengan business continuity planning ataubusiness resumption planning.

Sebelum Basel II fokus utama dari manajer risiko operasionalsebuah bank adalah business continuity planning.

Page 217: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

20

39

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.5 Risiko eksternal – contoh

National Westminster Bank

Pada April 1993, NatWest Tower, gedung pencakar langityang merupakan kantor pusat National Westminster Bank mengalami kerusakan berat setelah teroris meledakkan bomdi kota London.

Perbaikan besar-besaran pada bagian eksterior maupuninterior gedung menelan biaya sebesar GBP75 juta.

40

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.6 Risiko hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari adanyaketidakpastian karena dilakukannya suatu tindakanhukum atau ketidakpastian dalam penerapan atauinterpretasi suatu perjanjian, peraturan atau ketentuan.

Risiko hukum berbeda-beda bagi setiap negara dan semakinmeningkat sebagai akibat:

• Penerapan ketentuan know-your-customer (KYC) yang terutamaditimbulkan oleh tindakan terorisme, dan

• Penerapan ketentuan perlindungan data yang disebabkan reaksiterhadap semakin meningkatnya penggunaan informasi nasabahuntuk tujuan pemasaran produk.

Pada beberapa negara risiko hukum timbul sebagai akibatketidakjelasan posisi hukum, misalnya permasalahan hak ciptaatau kepailitan.

Page 218: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

41

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.6 Risiko hukum– contoh

Bear SternsPada bulan Juni 1999, Bear Sterns, sebuah investment bank diAmerika, menyetujui untuk membayar SEC (Securities and Exchange Commission) sebesar USD 25 juta untuk menyelesaikanpermasalahan yang terkait kegiatan back office-nya.

Perusahaan ini telah bertindak sebagai clearing agent untuk A.R. Baron, sebuah perusahaan sekuritas kecil yang bangkrut padatahun 1996. Sejak saat itu Bern Sterns menjadi subyekpenyelidikan tindak kejahatan yang terkait dengan tuduhan telahmelakukan penipuan pada investornya sebesar USD 75 juta.

SEC melibatkan Bear Sterns dalam kasus ini karena Bear Sterns seharusnya memberitahukan pengawasnya mengenai transaksiyang dilakukan Baron karena mengetahui semua transaksi danfraud yang dilakukan Baron.

42

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.7 Boundary event

Salah satu tantangan dalam mengukur dan mengelolarisiko operasional adalah untuk mengidentifikasi kejadianmana yang merupakan kejadian risiko kredit, risiko pasaratau kejadian risiko lainnya. Pada waktu suatu kejadian risiko terjadi, menetapkanpenyebab yang pasti seringkali tidak mudahKeadaan ini disebut boundary event karena kejadiantersebut secara potensial dapat terjadi secara lintas batasantara berbagai jenis risiko

Permasalahan umum adalah bahwa risiko kerugian seringkaliterjadi dari kombinasi berbagai kejadian daripada sekedar satufaktor tertentu. Contoh: kasus kejatuhan Barings

Page 219: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

22

43

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.7 Boundary events

Kejatuhan Barings dapat diklasifikasikan kejadian risikooperasional, pasar, bisnis atau strategis. Kurang memadainyapengendalian, tidak ada pemisahan tugas (non-separation of duties), dan adanya “rogue trader” mengindikasikan kejadian risikooperasional merupakan penyebab kejatuhan Baring (risiko prosesinternal dan risiko manusia).

Kerugian finansial timbul sebagai akibat transaksi derivative diSingapore Futures Exchange atau diklasifikasikan sebagaikejadian risiko pasar.

Terakhir pimpinan Barings telah mengambil keputusan yang patutdipertanyakan terkait kegiatan “dealing” di Singapura termasukpengiriman tambahan dana sebesar GBP550 juta untuk kewajibanpembayaran atas transaksi yang dilakukan. Hal ini dapatdiklasifikasikan sebagai kejadian risiko strategis/risiko bisnis.

44

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.7 Boundary eventsSolusi umum terhadap permasalahan boundary risk event adalahdengan mengklasifikasikan kejadian berdasarkan penyebabutamanya.Dalam contoh Barings, penyebab utamanya adalah risikooperasional, karena bila dilakukan pengendalian yang efektif , Barings akan dapat:• mengidentifikasi bahwa seorang rogue trader telah melakukan

transaksi yang melebihi limit yang diberikan kepadanya danakan menghentikan aktivitas “trader” tersebut sedini mungkin.

• mencegah dilakukannya transaksi “catastrophic”• menghindari keputusan strategis yang mendukung transaksi yang

dilakukan rogue trader karena akan dapat mengetahui alasanpermintaan tambahan dana dan memiliki pemahaman yang lebihbaik mengenai risiko yang dihadapi.

Page 220: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

45

6.3 Kejadian risiko operasional

6.3.7 Boundary events

Tidak selalu mudah untuk mengidentifikasi penyebab utama suatukejadian.

Namun demikian, identifikasi boundary event tetap perlu dilakukanuntuk mencegah terjadinya double accounting dalam penghitunganmodal atau tidak diperhitungkannya kejadian tersebut sama sekali.

Metode yang digunakan bank untuk menghitung kebutuhan modal bagi risiko pasar, kredit dan operasional berbeda-beda maka perludilakukan alokasi kejadian risiko pada kategori yang tepat.

Hal ini menjadi lebih penting apabila bank menggunakanmetodologi yang mendasarkan pada data historis internal (sptOpVaR dan pendekatan Internal Rating Based untuk risiko kredit). Jadi penting bagi bank untuk menetapkan kebijakan yang jelasuntuk mengklasifikasikan boundary events.

46

6 Karakteristik risikooperasional

6.4 Bagaimana risiko operasionalmengalami perubahan

Page 221: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

24

47

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.1 Perubahan karakteristik risiko operasional

Sejak bank pertama kali ada melakukan transaksi pertamanya, bank telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalisasirisiko operasional, misalnya dari kemungkinan pencurian.Namun demikian, karakteristik risiko operasional telahmengalami perubahan seiring perubahan besar pada kemajuanteknologi dan globalisasi. Dalam hal ini kejadian besar yang high profile semakin sering terjadi dan dampaknya semakinmeningkat.Konsekuensinya, pendekatan dalam manajemen risikooperasional telah berubah untuk menyelaraskan manajemenrisiko dengan perubahan yang terjadi pada corporate governance dan tanggung jawab manajemen. Selain itu, bank mulai menyadari bahwa manajemen risikooperasional yang baik akan memberikan keuntungan bagi bank.

48

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.1 Perubahan karakteristik risiko operasional

Dalam 15 tahun terakhir, jumlah kejadian operasional yang dampaknya luar biasa terus mengalami peningkatan.

Hal ini antara lain disebabkan oleh semakin luasnya cakupanpemberitaan kejadian tersebut. Komunikasi global yang bersifatinstant membawa pengaruh pada diberitakannya beberapakasus kejadian risiko operasional pada saat terjadinya secaralangsung seperti misalnya:

• Kebangkrutan BCCI dan Barings Bank• kerusakan berat NatWest Tower di London, akibat bom (1993)• Serangan teroris terhadap The World Trade Center, New York

pada11 September 2001.

Page 222: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

49

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.1 Perubahan karakteristik risiko operasional – contoh

‘ Permasalahan Y2K’Contoh klasik dari risiko operasional adalah ‘permasalahan Y2K’Diperkirakan sekitar USD 400 miliar telah dikeluarkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia untuk menyempurnakan program komputeragar dapat mengenali tahun 2000. Untuk meminimalkan ukuran program komputer, pada tahun 1970an dan1980an programer menyimpan data tahun dengan menggunakan duaangka terakhir, misalnya angka ’78’ sebagai pengganti angka tahun 1978. Pada pertengahan 1990an, bank mulai menyadari bahwa pada tanggal 1 Januari 2000 sistem komputer akan mulai tidak bekerja dengan sempurnakarena perubahan tahun dari 99 ke 00 (tahun 1999 ke tahun 1900, bukan2000). Akibatnya program akuntansi yang digunakan akan menambahkan100 tahun pada rekening-rekening yang ada.Akibat kasus ini untuk pertama kali secara global, bank menyadari bahwakejadian risiko operasional dapat mempengaruhi peringkat kreditnasabahnya.

50

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.1 Perubahan karakteristik risiko operasional

Upaya untuk menghadapi permasalahan Y2K ternyatamenghasilkan keuntungan yang tidak diperkirakan sebelumnyabagi bank.

Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi danmenyelesaikan permasalahan mencakup pemahamanmengenai proses utama yang dilakukan bank dan bagaimanainteraksinya (dikenal dengan process mapping).

Proses bisnis pada bank berubah sejalan dengan perubahandan perkembangan bisnis.

Selama perubahan Y2K, banyak bank yang dapatmengidentifikasi inefisiensi dalam proses bisnisnya dengan caramenganalisa business process maps.

Page 223: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

26

51

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.1 Perubahan karakteristik risiko operasional

Implementasi kebijakan dan prosedur manajemen risikooperasional dapat memperbaiki proses internal yang ada di bank.

Beberapa teknik mitigasi risiko operasional dimulai dari process mapping dan mencakup upaya untuk meminimalisasikemungkinan kegagalan, ketidakjelasan dan kesia-siaan.

52

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasionalmeningkat

Dampak kejadian risiko operasional secara bertahapmeningkat. Dampak kejadian risiko yang semakinmeningkat disebabkan oleh peningkatan:

• otomasi• ketergantungan pada

teknologi• outsourcing• terorisme• globalisasi

• Insentif dan trading – ‘rogue trader’• Volume dan nilai transaksi• litigasi

Page 224: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

53

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasionalmeningkat

Otomasi

Cukup banyak bank yang mulai meninggalkan ketergantunganproses klerikal dan menjadi lebih tergantung pada proses yang otomasi. Seseorang mungkin relatif lebih sering membuat kesalahan tetapikesalahan tersebut relatif lebih mudah ditemukan, dan jarang suatukesalahan dilakukan berulang-ulang oleh sekelompok orang.

Apabila ada kesalahan pada program komputer maka kesalahantersebut akan terjadi berulang dan sulit untuk dideteksi.

Selain itu, otomasi menyebabkan akumulasi kesalahan yang berakibat kerugian yang signifikan pada saat ditemukan.

54

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasionalmeningkat

Ketergantungan pada teknologiIni merupakan dampak lanjutan dari otomasi, ketergantunganbank pada teknologi di seluruh aspek meningkat mulai dariotomasi massal sampai kepada produk-produk yang dikemassecara khusus.

Contoh, pendanaan suatu produk dan teknik manajemen risikosemakin kompleks, dengan peningkatan ketergantungan padateknologi dan model penghitungan matematis yang rumit.

Implementasi yang salah dan kurangnya pemahaman atauketergantungan pada akurasi teknologi dapat menyebabkankerugian bank.

Page 225: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

28

55

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasional meningkat

Ketergantungan pada teknologi

Teknologi baru juga mengubah cara nasabah berinteraksi denganbank. Sebagai dampaknya, batas antara sistem internal bank dengan sistem yang digunakan nasabah secara eksternal menjaditidak jelas. Banyak nasabah melakukan transaksi melalui internet secara langsung tanpa menggunakan pegawai bank sebagaiintermediary. Berdasarkan kenyataan, semakin banyak nasabah yang menggunakan produk perbankan berbasis teknologi.Penghentian atas layanan yang didasarkan teknologi akanmembuat dampak besar bagi nasabah bank dan bank itu sendiri.

56

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasional meningkat

Outsourcing

Banyak bank yang melakukan outsource sebagai kegiatan usahanyabahkan pada perusahaan-perusahaan yang berada di negara lain. Hal ini dilakukan dalam rangka penghematan biaya dan efisiensi

Namun demikian, outsourcing dapat menimbulkan risiko operasionalyang berada di luar kendali bank karena:• Bank menyerahkan sebagian jasa layanan nasabah kepada pihakoutsourcer

• Outsourcer dapat terpengaruh oleh gejolak ekonomi tertentu yang dampaknya mungkin tidak seluruhnya diungkapkan secaratransparan kepada bank atau pengawas bank

• Penyedia jasa outsourcing mungkin harus mematuhi ketentuan lain selain ketentuan perbankan

Page 226: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

57

6.4 Bagaimana risiko operasional mengalami perubahan

6.4.2 Mengapa 'severity' kejadian risiko operasionalmeningkat

Peningkatan volume dan nilai transaksi

Liberalisasi pasar keuangan, otomasi dan teknologi, serta globalisasi telah memberikan kontribusi terhadappertumbuhan dramatis pada nilai dan volume transaksi.Oleh karena itu, potensi kerugian maksimum yang berasal dari kejadian risiko operasional, khususnyayang terkait dengan traded market juga meningkat.

58

6.5 Basel II dan risiko operasional

6.5 Basel II dan risiko operasional

Basel II Capital Accord telah mengubah manajemen risikooperasional bagi bank menuju arah baru.Dalam Pilar 1 bank dipersyaratkan untukmengkuantifikasi risiko operasional, mengukur risikooperasional tersebut dan mengalokasikan sejumlahmodal sebagaimana yang dilakukan pada risiko kreditdan risiko pasar. Dan bank diharapkan dapat mengelola risiko operasionaluntuk mengurangi kemungkinan terjadinya kejadianrisiko.

Risiko operasional merupakan aspek yang paling kontroversialdalam Basel II. Tujuannya adalah mengarahkan bank mengalokasikan modalnya bagi hal-hal yang dianggap risikooperasional.

Page 227: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

30

59

6.5 Basel II dan risiko operasional

6.5 Basel II dan risiko operasional

Basel II memahami bahwa untuk beberapa bank konsepmodal sesuai ketentuan cukup menyulitkan karenapengukuran risiko operasional bukan suatu ilmu pasti.

Beberapa kejadian risiko operasional terjadi akibat tindakanseseorang dan dapat disebabkan oleh kesalahan yang berulang-ulang selama periode yang cukup lama.

Kenyataannya, beberapa kejadian luar biasa yang menyebabkan kebangkrutan lebih disebabkan olehkejadian-kejadian yang tidak diperkirakan sebelumnya, akumulasi permasalahan dalam jangka panjang padaprosedur utama atau prosedur pelaporan.

60

6.5 Basel II dan risiko operasional

6.5 Basel II dan risiko operasional

Alan Peachy menyanggah pendapat bahwa kejatuhanBarings lebih disebabkan oleh adanya gempa bumi di Kobe, Jepang pada bulan January 1995.

“Gempa bumi telah menyebabkan kejatuhan besar padapasar saham Jepang yang selanjutnya menyebabkantimbulnya margin call atas posisi yang diambil Nick Lesson, sehingga bank mengalami kerugian”

Page 228: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

31

61

6.5 Basel II dan risiko operasional

6.5 Basel II dan risiko operasional

Basel II Accord memperkenankan bank untuk menggunakan salahsatu dari tiga pendekatan dalam perhitungan kebutuhan modal bagirisiko operasional (operational risk capital).

Bank dapat berpindah dari sistem yang sederhana, sebagaimanapada perhitungan risiko kredit Basel I menuju pada pendekatan yang menggunakan “highly complex statistics (OpVar)”.

Pendekatan tersebut adalah:

- Basic Indicator Approach- Standardised Approach - Advanced Measurement Approach.

Page 229: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part C: Pengawasan, pengungkapan dan governance

2

Bab 7. Pengantar supervisory review dan persyaratanpengungkapan bagi bank

7.1 Pentingnya supervisory review

Page 230: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Pentingnya supervisory review

Supervisory review terhadap bank tidak hanya ditujukan untukmemastikan kepatuhan terhadap persyaratan modal minimum, tetapi juga untuk mendorong bank mengembangkan & menggunakan teknik manajemen risiko yang terbaik.

Pilar 1 menjelaskan formula yang digunakan untuk menentukanpersyaratan modal minimum (minimum regulatory capital) denganmemperhitungkan risiko pasar, kredit, dan operasional.

Pilar 2 menetapkan prinsip-prinsip proses supervisory review yang harus digunakan pengawas (sebagai pelengkap perhitungan modal pada Pilar 1) untuk mengevaluasi kecukupan modal bank.

4

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Pentingnya supervisory review

Pillar 2 membahas tiga area utama yang tidak didiskusikan, atauberada diluar cakupan Pilar 1, yaitu:

• Risiko yang belum sepenuhnya didiskusikan pada Pilar 1, seperti risiko konsentrasi kredit (credit concentration risk)

• Risiko yang sama sekali belum dibahas Pilar 1, seperti risikotingkat suku bunga pada banking book.

• Faktor-faktor diluar kendali bank (misalnya pengaruh siklusbisnis).

Aspek lain yang penting dari Pilar 2 adalah penilaian kepatuhanterhadap standar minimum yang ditetapkan untuk penggunaanmetode perhitungan modal yang lebih kompleks pada Pilar 1

Page 231: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Proses Penilaian Internal Terhadap Modal (Internal capital assessment process)

Supervisory review tidak dapat menggantikanpelaksanaan manajemen yang baik.Direksi dan pejabat senior bank tetap memilikitanggungjawab untuk memastikan bahwa merekamemelihara modal yang cukup untuk mendukungaktivitas bisnis bank, termasuk memperhitungkan aspek-aspek yang belum dicakup Pilar 1.Manajemen bank bertanggung jawab untukmengembangkan proses penilaian internal terhadapmodal yang mampu mengevaluasi risiko dan faktor-faktorpengendalinya pada semua lini usaha bank. Penilaianmodal merupakan suatu proses berkelanjutan sebagaibagian integral dari pengelolaan kegiatan usaha bank.

6

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Proses Penilaian Internal Terhadap Modal

Proses penilaian internal terhadap modal dilakukan untukmengevaluasi kebutuhan modal saat ini dan memperkirakankebutuhan modal di masa datang.

Manajemen bank menggunakan perkiraan untuk setiap liniusahanya dalam penetapan target modal dan selanjutnya akanmenghitung kebutuhan modal bank secara keseluruhan.

Manajemen bank akan memonitor kebutuhan modal yang sebenarnya terhadap target modal yang ditetapkan sebelumnyasebagai bagian dari pengawasannya terhadap kegiatan usahabank.

Page 232: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Supervisory review dan tindak lanjutpengawasan

Kelayakan proses penilaian internal terhadap modal akan dievaluasi olehotoritas pengawas perbankan (jika di Indonesia Bank Indonesia).

Evaluasi ini, bersama dengan faktor-faktor lain yang akan didiskusikanlebih lanjut pada bab ini, akan menentukan target rasio permodalan yang ditetapkan untuk bank. Kelemahan dalam proses penilaian internal terhadap modal akan tercermin pada target rasio permodalan yang ditetapkan untuk bank. Rasio permodalan yang lebih tinggi akanmengurangi tingkat kegiatan usaha yang dapat didukung oleh modal bank.

Hal ini selanjutnya diperkirakan akan menurunkan keuntungan bank sebagai akibat dari berkurangnya kegiatan usaha dan biaya yang relatiflebih tinggi untuk mempertahankan peningkatan permodalan pada tingkatkegiatan usaha tertentu.

8

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Supervisory review dan tindak lanjutpengawasan

Dengan pertimbangan di atas, maka insentif bagi bank tidak hanyabersumber dari aspek kehati-hatian (prudential) tetapi juga dariaspek komersial untuk mengembangkan dan mempertahankanproses penilaian internal terhadap modal yang berkualitas.

Hal ini merupakan faktor penting dalam proses supervisory reviewkarena akan dapat memastikan bahwa proses pemenuhanketentuan menjadi suatu bagian integral dari manajemen bank.

Namun demikian perlu dicatat bahwa peningkatan permodalantidak dapat menggantikan perbaikan yang diperlukan ataskegagalan atau kurang memadainya aspek pengendalian.

Page 233: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Supervisory review dan tindak lanjutpengawasan

Walaupun para pengawas dapat meningkatkan rasio permodalansebagai respon terhadap kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi, pengawas juga dapat melakukan tindakan lainnyauntuk mengatasi kelemahan tersebut dengan cara :

• menetapkan target yang harus dicapai dalam perbaikan strukturmanajemen risiko

• menetapkan prosedur internal yang lebih ketat

• meningkatkan kualitas pegawai melalui pelatihan atau rekrutmen

10

7.1 Pentingnya supervisory review

7.1 Supervisory review dan tindak lanjutpengawasan

Dalam kasus ekstrim, pengawas dapat menurunkan tingkat risikoatau kegiatan usaha bank hingga masalah yang ada terselesaikanatau dapat dikendalikan. Contoh, pengawas dapat meminta bank menghentikan kegiatan pada lini usaha tertentu hingga faktor-faktorpengendalinya diperbaiki.

Basel Committee memandang proses supervisory review sebagaisuatu interaksi aktif antara bank dan pengawas. Dengan demikian, masalah yang timbul dapat segera diidentifikasi dan dapat segeradiambil tindakan yang diperlukan untuk mengembalikan posisipermodalan bank ke tingkat yang cukup memadai.

Page 234: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

7 Pengantar supervisory review dan persyaratanpengungkapan bagi bank

7.2 Uraian singkat tentang empatprinsip utama

12

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

Basel Committee menetapkan 25 prinsip utama pengawasandalam “Core Principles for Effective Banking Supervision”, yang dipublikasikan pada bulan September 1997. Prinsip-prinsip utamatersebut meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

• Pra-kondisi untuk pengawasan perbankan yang efektif (effective banking supervision)

• perizinan dan struktur• pengaturan prinsip kehati-hatian (prudential)• metode pengawasan perbankan yang diterapkan• informasi yang dipersyaratkan• kewenangan formal• perbankan antar negaraPilar 2 mengidentifikasi 4 prinsip penting supervisory review untukmelengkapi 25 prinsip utama diatas.

Page 235: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.1 Prinsip 1

Bank harus memiliki suatu proses untuk menilaikecukupan modal secara keseluruhan dalamhubungannya dengan profil risiko yang ada dan harusmemiliki strategi untuk mempertahankan tingkatpermodalannya.

Manajemen bank bertanggungjawab untuk memastikan bahwabank memiliki modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saatini dan dimasa datang.

Target modal bank harus ditentukan secara tepat dan konsistendengan profil risiko serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Target modal tersebut harus menjadi bagian dari perencanaanstrategis bank dan harus memasukkan unsur stress testing secaramenyeluruh

14

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.1 Dasar 1

Basel II menjelaskan lima aspek proses penilaian modal yang seharusnya dilakukan bank, yaitu :

• pengawasan oleh direksi dan manajemen senior

• penilaian modal yang tepat

• penilaian risiko yang komprehensif

• pengawasan dan pelaporan

• evaluasi pengendalian internal

Page 236: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.2 Prinsip 2

Pengawas harus meneliti & mengevaluasi metodepenilaian dan strategi internal kecukupan modal yang digunakan bank, serta kemampuan mereka untukmemonitor dan memastikan kepatuhan terhadap rasiopermodalan sesuai ketentuan berlaku (regulatory capital ratio). Pengawas harus melakukan tindakan yang tepat jikaproses yang digunakan bank dinilai tidak memadai.

16

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.2 Prinsip 2

Proses supervisory review yang dilakukan secara reguler harus :

• menguji perhitungan eksposur risiko dan mengakomodasi risikodalam persyaratan permodalan (capital requirement)

• menekankan pada aspek kualitas proses dan kualitaspengendalian internal yang terkait dengan proses tersebut.

• menguji kerangka kerja penilaian modal yang dimiliki bank untukmengidentifikasi kelemahan-kelemahannya

• menghindarkan pemberian rekomendasi terhadap strukturkerangka kerja penilaian modal mengingat hal tersebutmerupakan tanggungjawab manajemen bank.

Page 237: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.2 Dasar 2

Proses review dapat melibatkan berbagai kombinasi darimetode pengumpulan informasi berikut :

• kunjungan ke bank (on-site visits)

• review tanpa melakukan kunjungan ke bank (off-site reviews)

• pertemuan dengan manajemen bank

• meneliti hasil kerja auditor eksternal yang relevan denganproses review

memonitor laporan-laporan periodik

18

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.3 Prinsip 3

Pengawas harus mendapatkan keyakinan bahwa bank beroperasi diatas rasio permodalan minimum sesuaiketentuan dan harus memiliki kewenangan untukmeminta bank untuk memelihara modal diatas jumlahminimum

Persyaratan modal minimum yang ditetapkan dalam Pilar 1 memasukkan faktor provisi untuk mengantisipasi unsurketidakpastian yang dapat mempengaruhi industri perbankansecara keseluruhan. Ketentuan-ketentuan dalam Pilar 1 dirancanguntuk memberikan standar modal minimum bagi bank :

• yang memiliki aspek-aspek pengendalian yang memadai.• yang memiliki portolio risiko yang terdiversifikasi• yang kegiatan usahanya mencakup risiko-risiko yang terdapatdalam Pilar 1.

Page 238: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

7.2 Uraian singkat tentang empat prinsip utama

7.2.4 Prinsip 4Pengawas harus dapat melakukan tindakan sedinimungkin untuk mencegah penurunan modal di bawahjumlah minimum yang diperlukan untuk mendukungkarakteristik risiko bank dan harus segera melakukantindakan perbaikan jika modal bank tidak dapatdipertahankan atau dikembalikan ke posisi semula.

Jika bank gagal mempertahankan kecukupan modalnya, pengawasdapat menggunakan kewenangannya untuk mengambil langkah -langkah perbaikan. Pengawas dapat meningkatkan persyaratan modal bank sebagaitindakan jangka pendek sementara masalah mendasarnyadiselesaikan. Peningkatan persyaratan modal tersebut dapat disesuaikankembali apabila pengawas yakin bahwa permasalahan bank telahdapat diatasi.

20

7 Pengantar supervisory review dan persyaratanpengungkapan bagi bank

7.3 Sifat pengungkapan

Page 239: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Sifat pengungkapan

Pengungkapan (Disclosure) adalah penyebarluasaninformasi kepada masyarakat mengenai hal-hal yang bersifat material terhadap evaluasi kegiatan usaha suatuperusahaan

Pengungkapan (disclosure) dianggap penting karenamenyediakan informasi yang relevan bagi investor mengenaikinerja perusahaan saat ini dan dimasa datang.

Oleh karena itu perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dibursa saham harus memenuhi persyaratan pengungkapan yang lebih ketat dibandingkan dengan perusahaan yang sahamnyadimiliki secara terbatas.

22

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Sifat pengungkapan

Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pengungkapan(disclosure) semakin dianggap sebagai mekanisme penting untukmasalah kebijakan publik seperti :

• penerapan standar tata kelola perusahaan (corporate governance standards) yang disempurnakan, terutamasebagai reaksi atas kasus corporate governance terkini : seperti Enron dan WorldCom di USA dan Parmalat di Italia.

• perbaikan transparansi kebijakan perusahaan yang mempengaruhi masalah kebijakan publik sepertipengungkapan keuangan, keragaman etnis, dan masalahlingkungan dan konservasi alam.

Page 240: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Laporan Keuangan

Secara umum, perusahaan (baik yang sudah maupun yang belumgo public) diharuskan menyusun laporan keuangan (misalnya, laporan laba rugi, neraca, dan laporan pajak).

Laporan keuangan ini harus diaudit oleh auditor eksternal dandisusun menurut standar akuntansi nasional yang berlaku (yang mungkin berupa International Accounting Standards).

24

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Persyaratan otoritas pasar modal

Bagi perusahaan yang telah tercatat pada bursa saham, perusahaan tersebut harus mengungkapkan hal-hal yang dipersyaratkan oleh ketentuan yang berlaku di bursa saham.

Peraturan pasar modal dapat mempersyaratkan publikasi berbagaimacam laporan (seringkali disebut dengan penyerahan dokumen ). Otoritas pasar modal akan sangat memperhatikan kebutuhanpemegang saham dan umumnya dokumen-dokumen yang diserahkan berisi informasi keuangan yang sangat rinci.Otoritas pasar modal tidak hanya berwenang menetapkanperaturan tetapi juga bertanggung jawab untuk memastikanpenerapan pengungkapan (disclosure) yang diminta oleh regulator lainnya .

Page 241: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Legislasi

Contoh terkini yang terbaik mengenai legislasi adalah Sarbanes–Oxley Act AS 2002 yang menetapkan kewajiban akuntabilitas suatuperusahaan.

Salah satu ketentuan didalamnya menetapkan bahwa chief executiveofficer dan chief financial officer dari perusahaan yang tercatat dibursa saham AS harus memberikan pernyataan kebenaran laporankeuangan perusahaan melalui pengungkapan kepada masyarakat.

Section 404 undang-undang tersebut juga menetapkan persyaratanyang bersifat menyeluruh bagi pengungkapan dokumentasi, pengujian dan verifikasi auditor eksternal terhadap kualitaspengendalian internal perusahaan atas pelaporan keuangannya.Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada undang-undang tersebutditerapkan oleh Securities and Exchange Commission (SEC), otoritas pasar modal untuk bursa saham USA.

26

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Manajemen PerusahaanWalaupun kurang diperhatikan karena banyaknyaketentuan pengungkapan (disclosure) yang ditetapkanoleh otoritas pengawasan, cara yang dipilih dewan direksidan manajemen senior untuk melaporkan kegiatannyasangat penting bagi seluruh stakeholder untukmengetahui secara jelas bagaimana perusahaandijalankan.Laporan-laporan ini memberikan penekanan pada carapandang direksi terhadap prioritas, kebijakan dan kinerjaperusahaannya.Banyak bank besar di dunia menggunakan standar yang sangat tinggi atas pelaporan pengelolaan perusahaannya.Stakeholder didefinisikan sebagai pemegang saham, karyawan, nasabah serta masyarakat secara keseluruhan.

Page 242: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Masalah lainnyaPada beberapa negara, seperti Inggris, kewajiban pengungkapan(disclosure) yang harus dilakukan perusahaan relatif ringan. Selainlaporan keuangan, kewajiban pengungkapan memberikanpenekanan pada codes of practice (misalnya The Combined Code, dan prinsip-prinsip pengungkapan). Sebagai contoh Principle D2 dari Combined Code Inggris menyatakan :

“Direksi harus memiliki sistem pengendalian internal yang memadai untuk mengamankan investasi para pemegang sahamdan aset perusahaan”

Perusahaan di Inggris wajib mematuhi prinsip-prinsip yang telahditetapkan dalam Combined Code, dan membuat pernyataanmengenai dilaksanakannya prinsip-prinsip tersebut dalam EvaluasiKegiatan Usaha dan Evaluasi Keuangannya atau alasan tidakdipenuhinya prinsip-prinsip tersebut.

28

7.3 Sifat pengungkapan

7.3 Masalah lainnyaOtoritas lain (tidak saja di Inggris) dapat meminta dan menerapkanpengungkapan yang mencakup berbagai aspek seperti lingkunganhidup , kesetaraan hak dan keterkaitan politik. Pengungkapan merupakan masalah yang luas. Aspekpengungkapan yang tercakup dalam Basel II hanya merupakanbagian dari kewajiban pengungkapan menyeluruh yang harusdilakukan bank. Pengungkapan kinerja operasional perusahaanmencakup kebijakan dan prosedur menyeluruh yang dirancanguntuk memberikan informasi kepada investor dan analis agar mereka dapat menarik kesimpulan mengenai prospek perusahaansaat ini dan di masa depan. Pada saat ini telah diperluas hingga mencakup aspek kebijakansosial lainnya sesuai dengan pergeseran sudut pandangpemerintah dan perusahaan mengenai kinerja perusahaan yang lebih mementingkan stakeholder daripada kepentingan pemegangsaham.

Page 243: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part C: Supervision, disclosure and governance

2

Bab 8 Corporate governance bagi bank

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance bagi bank

Page 244: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank

8.1.1.Karakteristik corporate governance

Corporate governance merupakan serangkaian keterkaitanantara dewan komisaris, direksi, pihak-pihak yang berkepentingan, serta pemegang saham perusahaan.

Corporate governance menciptakan suatu struktur yang akanmembantu bank dalam :• menetapkan sasaran• menjalankan kegiatan usaha sehari-hari• memperhatikan kebutuhan stakeholders• memastikan bank beroperasi secara yang aman dan sehat• mematuhi hukum dan pengaturan lainnya yang terkait• melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana

4

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank

8.1.1 Karakteristik corporate governance

Terdapat sejumlah teknik dan strategi yang dibutuhkan untukmewujudkan corporate governance yang kuat, yaitu:• nilai-nilai perusahaan, kode etik dan standar perilaku serta

sistem yang tepat untuk memastikan kepatuhan terhadap hal-hal tersebut.

• strategi perusahaan yang disampaikan dengan baik sehinggadapat digunakansebagai ukuran untuk menilai keberhasilanperusahaan dan kontribusi perorangan.

• kejelasan tanggung jawab dan kewenangan memutus melaluipenerapan proses persetujuan secara berjenjang dari tingkatindividu sampai dengan tingkat Direksi.

• penetapan mekanisme interaksi dan kerjasama diantara dewankomisaris, direksi, manajemen senior dan auditor.

Page 245: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank

8.1.1 Karakteristik corporate governance

• sistem pengendalian yang kuat, termasuk fungsi audit internal dan eksternal, fungsi manajemen risiko yang terpisah darikegiatan usaha, dan aspek cheks and balances lainnya.

• pengawasan khusus atas eksposur risiko yang memilikipotensi konflik kepentingan yang cukup besar sepertiketerkaitan usaha debitur dengan bank, pemegang sahampengendali, manajemen senior, atau pembuat keputusanpenting di bank.

• insentif keuangan dan manajerial diterapkan secara tepat. Insentif ini harus diberikan kepada manajemen senior, manajemen segmen usaha dan karyawan dalam bentukkompensasi, promosi, atau bentuk pengakuan lainnya.

• informasi yang akurat disampaikan untuk kepentingan internal dan juga kepada publik.

6

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank

8.1.2 Struktur corporate governance

Struktur corporate governance di bank sangat bervariasi dantergantung pada budaya lokal, batasan hukum danperkembangan sejarah dari setiap bank

Walaupun tidak ada satupun struktur yang ideal, terdapataspek-aspek penting corporate governance yang harusdiperhatikan untuk memastikan terdapatnya “check and balances” dalam struktur yang dibangun.

Page 246: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

8.1 Prinsip-prinsip corporate governance untuk bank

8.1.2 Struktur Corporate governance

Isue tersebut antara lain mengenai :

• pengawasan oleh dewan komisaris, direksi atau dewanpengawas (supervisory board)

• pengawasan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat dalamkegiatan usaha sehari-hari

• pengawasan secara langsung pada masing-masing segmenkegiatan usaha sehari-hari

• manajemen risiko dan fungsi audit yang independen• personil penting (key person) yang layak dan patut (fit and

proper) menjalankan tugas yang dibebankan• pelaporan secara periodik

8

8 Corporate governance bagibank

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

Page 247: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.1 Penyusunan sasaran strategis dan nilai-nilaiperusahaan

Bank perlu menetapkan sasaran strategis yang jelas danmenyusun ‘etos’ perusahaan. Selain itu, bank juga perlumengkomunikasikan sasaran strategis dan ‘etos’perusahaan tersebut kepada seluruh unit organisasi bank. Bank yang tidak memiliki sasaran strategis akan mengalamikesulitan dalam pengelolaan kegiatan usahanya karenatidak memiliki pedoman dalam pemanfaatan sumber dayayang tersedia. Dengan menetapkan etos perusahaan, bank akan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya usahanyasesuai dengan nilai-nilai perusahaan yang jelas.

10

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.1 Penyusunan sasaran strategis dan nilai-nilaiperusahaan

Nilai-nilai perusahaan harus diterapkan pada semua unit organisasibank termasuk pada level direksi. Nilai-nilai tersebut harus dapatmendorong pelaporan masalah secara tepat waktu dan melarangkorupsi dan suap baik secara internal maupun eksternal. Nilai-nilaiini harus didukung oleh kebijakan yang dapat mencegah timbulnyasituasi yang bertentangan dengan pelaksanaan GCG.Misalnya kebijakan yang jelas mengenai prosedur yang harusdiikuti oleh karyawan apabilapekerjaan yang dilakukannyamenimbulkan konflik kepentingan dengan hal-hal diluar pekerjaansehari-hari. Kebijakan yang jelas dapat memperkuat nilai-nilai bank dalam menghadapi situasi seperti di atas. Direksi harus memastikan bahwa sistem dan proses telahditerapkan untuk mengawasi dan melaporkan kepatuhan terhadapkebijakan yang telah ditetapkan.

Page 248: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.2 Batasan yang jelas mengenai tanggung jawabdan akuntabilitas

Agar kegiatan usaha bank dapat diawasi dan dikendalikansecara efektif, direksi harus menetapkan batasan yang jelas mengenai kewenangan dan tanggung jawab. Direksiharus terlibat secara langsung dalam proses ini.

Seluruh segmen kegiatan usaha harus memiliki batas akuntabilitasyang jelas dan tegas untuk memastikan bahwa masalah-masalahyang timbul akan segera ditanggapi secara tepat oleh manajemen. Setiap karyawan juga harus memahami tingkat kewenanganmereka dan tingkat kewenangan pihak-pihak yang berinteraksidengan mereka.. Batasan yang jelas mengenai akuntabilitas akan menghasilkanlingkungan yang mendukung pengelolaan kegiatan usaha bank sehari-hari dan memungkinkan dilaksanakannya prosespengambilan keputusan yang efisien.

12

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.3 Tanggung jawab dari direksi

Direksi memiliki tanggung jawab akhir terhadap manajemen dankinerja bank. Oleh karena itu, penting bahwa direktur:

• memenuhi syarat untuk posisi yang diduduki• memahami peran mereka di dalam kerangka kerja corporate

governance • tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak internal atau

eksternal

Para direksi harus memastikan bahwa mereka menerimainformasi yang cukup untuk menilai kinerja manajemen bank yang dilakukan secara independen dan terlepas dari sudutpandang manajemen, pemegang saham atau pemerintah.

Page 249: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.3 Tanggung jawab dari direksi

Direksi yang berkualitas akan:

• memahami peran pengawasan yang mereka lakukan dan‘loyalitas’ mereka kepada bank dan para pemegang sahamnya

• berfungsi sebagai checks and balances dalam hubungannyadengan pengelolaan bank sehari-hari

• merasa memiliki kewenangan untuk memeriksa manajemenbank dan tidak ada keraguan untuk menuntut penjelasansecara langsung dari manajemen bank

• merekomendasikan praktek-praktek yang sehat yang dipelajaridari situasi lainnya

• memberikan saran tanpa dipengaruhi kepentingan apapun

14

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.3 Tanggung jawab dari direksi

Direksi yang berkualitas akan:

• tidak bertindak melebihi kewenangan yang ditetapkan• menghindari konflik kepentingan dalam kegiatan dan

komitmen yang terkait dengan organisasi lain • bertemu secara teratur dengan manajemen senior dan

auditor internal untuk menyusun dan menyetujui kebijakan, menetapkan garis komunikasi dan memonitor kemajuanpencapaian sasaran perusahaan

• Menghindari pengambilan keputusan saat tidak mampumemberikan saran yang obyektif

• Tidak ikut campur dalam pengelolaan bank sehari-hari.

Page 250: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.3 Komite-komite khusus

Sebagai tambahan, bank dapat membentuk komite khusus yang memungkinkan amggota direksi yang tepat mengawasi kegiatan tertentu.Komite-komite tersebut antara lain mencakup kegiatan seperti:

• manajemen risiko – melakukan pengawasan terhadap kegiatanmanajemen senior dalam mengelola risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko legal dan risiko lainnya di bank.

• audit – melakukan pengawasan terhadap auditor internal dan eksternalbank dan memastikan bahwa manajemen mengambil tindakan perbaikanyang diperlukan secara tepat waktu untuk mengatasi kelemahanpengendalian, dan ketidakpatuhan terhadap kebijakan, hukum danketentuan yang berlaku

• remunerasi – melakukan pengawasan terhadap kompensasi manajemensenior dan personil penting lainnya serta memastikan bahwa kompensasitersebut konsisten dengan budaya, sasaran, strategi, dan faktor-faktorpengendalian (control environment) di bank

16

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.4 Pengawasan manajemen seniorElemen utama dalam “GCG” adalah kelompok pegawaiyang bertanggung jawab menjalankan kegiatan usahabank, yaitu manajemen senior. Manajemen senior harusmemiliki pengawasan yang komprehensif atas paramanajer lini di bawahnya, sebagaimana halnya fungsipengawasan yang dilakukan direksi.

Keputusan manajemen yang bersifat penting/strategis harus di buat oleh lebihdari satu manajer. Selain itu, situasi manajemen seperti di bawah ini harusdihindari:• manajer senior yang terlibat terlalu jauh dalam pembuatan keputusan pada

tingkat lini usaha• manajer senior yang ditugaskan untuk mengelola sebuah segmen usaha

didukung dengan ketrampilan atau pengetahuan yang memadai• manajer senior yang tidak ingin melaksanakan pengendalian terhadap personil

penting yang berprestasi (seperti trader) karena takut kehilangan mereka

Page 251: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.5 Peran auditor internal dan eksternal

Auditor internal dan eksternal memainkan peran pentingdalam kerangka corporate governance

Direksi harus menyadari bahwa tugas yang merekalaksanakan sangat penting untuk mendukungkelancaran tugas direksi.

Hasil kerja auditor harus digunakan untuk memvalidasiinformasi yang diberikan oleh manajemen senior.

18

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.5 Peran auditor internal dan eksternal

Proses di atas dapat ditingkatkan apabila Direksi: • menyadari pentingnya proses audit dan

mengkomunikasikannya ke seluruh unit organisasi bank • mengambil tindakan yang dapat memperkuat independensi dan

posisi auditor • memanfaatkan temuan-temuan auditor secara efektif dan tepat

waktu• memastikan independensi pimpinan auditor melalui laporan-

laporan yang disampaikannya kepada direksi atau komite audit • mempekerjakan auditor eksternal untuk menilai efektivitas

pengendalian internal • meminta manajemen memperbaiki masalah-masalah yang

diidentifikasi oleh auditor secara tepat waktu

Page 252: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.6 Kebijakan kompensasi

Direksi perlu mengembangkan kebijakan kompensasi yang mencerminkan budaya, sasaran, strategi dan faktor-faktorpengendali (control environment) di bank. Direksi harusmenetapkan kompensasi bagi manajemen senior dan personilpenting lainnya. Progran kompensasi harus dirancang sedemikian rupa untukmemotivasi manajemen senior agar bertindak berdasarkankepentingan bank. Program kompensasi tersebut harus dapatmeminimalkan tindakan-tindakan yang berorientasi kinerja jangkapendek yang pada gilirannya dapat menyebabkan bank menghadapi risiko jangka panjang. Skala gaji harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga total paketremunerasi setiap karyawan tidak ditentukan secara langsung olehkinerja jangka pendek.

20

8.2 Implementasi corporate governance yang kuat

8.2.7 Transparansi

Stakeholders pelaku pasar dan masyarakat umum akan mengalamikesulitan dalam menilai efektifitas direksi dan manajemen senior jikastruktur dan sasaran bank kurang transparan. Corporate governanceyang kuat dapat diterapkan melalui transparasi yang memadai. Olehkarena itu, pengungkapan (disclosure) kepada masyarakat harusmencakup:

• struktur direksi (besaran, keanggotaan, kualifikasi dan komite) • struktur manajemen senior (tanggung jawab, garis pelaporan,

kualifikasi dan pengalaman) • struktur dasar organisasi (struktur lini usaha, struktur badan hukum) • informasi mengenai struktur insentif (kebijakan remunerasi,

kompensasi pejabat eksekutif, bonus, opsi saham) • sifat dan cakupan transaksi dengan pihak terafiliasi dan pihak terkait.

Page 253: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

1

1

Indonesia Certificate in Banking Risk and Regulation

Part C: Supervision, disclosure and governance

2

Bab 9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko

9.1 Peran Bank Indonesia

Page 254: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

2

3

9.1 Peran Bank Indonesia

9.1.1 Sasaran utama dan tugas-tugas strategis

Bank Indonesia (BI) berperan sebagai bank sentralbagi sistem perbankan. BI merupakan lembaga negarayang independen dari pengaruh pemerintah. Sasaranyang ingin dicapai BI adalah mempertahankanstabilitas nilai rupiah, dan dalam upayanya memenuhisasaran ini BI bertanggung jawab untuk:

• memformulasikan dan mengimplementasikan kebijakanmoneter

• memelihara dan menjaga kelancaran sistempembayaran lancar

• Mengatur dan mengawasi bank.

4

9.1 Peran Bank Indonesia

9.1.2 Kebijakan Moneter

Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter melaluipenetapan target suku bunga, yang dikenal dengan BI rate. Tingkat suku bunga ini setara dengan suku bunga pasar satubulan dan merupakan bagian dari Inflation Targeting FrameworkBank Indonesia.

BI Rate merupakan instrumen utama dalam pertemuan direksibank Indonesia setiap 4 bulan sekali namun dapat dapat pula ditetapkan dalam waktu setiap bulan tergantung keperluan.

BI Rate merupakan instrumen utama pengelolaan kebijakanmoneter bersama-sama dengan instrumen operasi pasarlainnya yang digunakan Bank Indonesia, yang meliputi:

Page 255: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

3

5

9.1 Peran Bank Indonesia

9.1.2 Kebijakan moneter

Operasi pasar dari Bank Indonesia antara lain: • operasi pasar terbuka untuk mempengaruhi likuiditas

• penetapan giro wajib minimum untuk memperketat ataumemperlonggar kebijakan moneter

• Peran sebagai lender of last resort untuk mengatasi kesulitanpendanaan jangka pendek

• implementasi kebijakan nilai tukar untuk mempertahankanstabilitas rupiah.

• Manajemen cadangan devisa untuk memfasilitasiperdagangan internasional.

6

9.1 Peran Bank Indonesia

9.1.3 Sistem Pembayaran

Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah. BI juga bertanggungjawab terhadap sistem kliringuntuk pembayaran dalam rupiah dan mata uanglainnya.

Bank Indonesia juga telah mengembangkan sistempembayaran nasional. Sistem ini memfasilitasiberbagai metode pembayaran, seperti pembayaranberbasis elektronik, kartu, warkat, uang kertas danfasilitas DVP (delivery versus payment) yang digunakan dalam penyelesaian transaksi antar valuta.

Page 256: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

4

7

9.1 Peran Bank Indonesia

9.1.3 Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran nasional meliputi sejumlah sub-sistem, yaitu:

• Sistem Kliring Elektronik Nasional• T+0 Clearing Scheduling• Layanan Informasi dan Transaksi Elektronis Antar Bank

(BI-LINE)• Real Time Gross Settlement (RTGS)• US Dollar Fund Trasnfer System.

8

9.1 Peranan Bank Indonesia

9.1.4 Regulasi dan Pengawasan

Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk menerbitkanregulasi perbankan dan mengeluarkan izin usaha bank. Selainmengeluarkan izin usaha bank, BI juga berwenang untuk:• menyetujui pembukaan atau penutupan kantor bank• menyetujui kelayakan pemilik dan manajemen bank• memberikan izin untuk aktivitas perbankan tertentu.

BI melaksanakan peran pengawasannya dengan pengawasanlangsung melalui penempatan pengawas (on-site examination) dan pemeriksaan bank.

BI juga menjalankan pengawasan tidak langsung melaluipenelitian terhadap laporan-laporan yang harus disampaikanbank.

Page 257: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

5

9

9 Kerangka Regulasi diIndonesia dan ketentuan

Manajemen Risiko9.2 Manajemen Risiko –

Struktur dan Ruang Lingkup

10

9.2.1 Regulasi yang berlaku

Persyaratan umum untuk penerapan manajemen risiko bagi bank-bank di Indonesia terdapat dalam peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang “Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum”.

Regulasi ini menekankan pada risiko-risiko yang dihadapibank dalam melaksanakan kegiatan usahanya danstruktur pengendalian yang diperlukan untuk mengelolarisiko-risiko tersebut, termasuk:

• Identifikasi risiko (Risk Identification) • Pengukuran risiko (Risk Measurement)• Pemantauan risiko (Risk Monitoring)• Pengendalian risiko (Risk Control).

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 258: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

6

11

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

9.2.2 Manajemen risiko yang terintegrasi

Manajemen risiko yang terintegrasi mempersyaratkan agar bank-bank yang berada di bawah pengawasan Bank Indonesia melaksanakan pengelolaan risiko dalam suatustruktur manajemen yang terintegrasi, menetapkan sistemserta struktur manajemen yang duperlukan untuk mencapaitujuab ini.

12

9.2.3 Penerapan PBI No 5/8/PBI/2003

Regulasi ini berlaku bank umum yang berbentuk:• Perusahaan Terbatas• Perusahaan Daerah• Koperasi• Kantor cabang bank asing.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 259: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

7

13

9.2.4 Ruang lingkup Manajemen Risiko

Direksi masing-masing bank berkewajiban untuk mengelolarisiko yang dihadapi bank dalam menjalankan kegiatanusahanya secara efektif. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan:• pengawasan aktif oleh dewan komisaris, direksi dan oleh staf

manajemen risiko yang terhadap risiko-risiko yang diihadapi bank• penetapan kebijakan dan prosedur untuk membatasi risiko yang

dihadapi bank. • penetapan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur,

memonitor dan mengendalikan risiko• penetapan sistem informasi manajemen yang handal untuk

mendukung pengelolaan risiko• penetapan sistem pengendalian internal untuk mengelola risiko.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

14

9.2.5 Penetapan Struktur Manajemen Risiko pada Bank

Direksi dan manajemen bank, yang secara formal bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakanmanajemen risiko yang efektif, harus mempertimbangkan:

• sasaran dan kebijakan bank

• kompleksitas jenis kegiatan usahanya

• kemampuan bank untuk mengelola kegiatan usahanya.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 260: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

8

15

9.2.5 Penetapan Struktur Manajemen Risiko pada Bank

BI mengharapkan bank yang kegiatan usahanyasangat kompleks, termasuk perdagangan obligasi danmata uang, pemberian pinjaman dalam valas dansekuritisasi, untuk memiliki struktur manajemen risikoyang lebih kompleks daripada bank yang kegiatanusahanya relatif sederhana dan hanya terbatas padatabungan dan perkreditan.

Struktur manajemen risiko harus dirancang sedemikian rupa untukmemastikan bahwa unit pengambil risiko (Risk Taking Unit) independen terhadap unit internal audit dan juga ManajemenRisiko.

Gambar di bawah ini adalah contoh struktur manajemen risiko daribank besar:

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

16

9.2.5 Menyesuaikan Struktur Manajemen Risiko di Bank

Unit KepatuhanUnit

ManajemenRisiko

Unit Bisnis

Dewan Komisaris

DirekturKepatuhan

LiniManajemen

Dewan Direksi

DirekturManajemen Risiko

Management Line

Komite Manajemen Risiko

Reporting Line Membership Line

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 261: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

9

17

9.2.6 Pengelolaan risiko di Bank

Bank Indonesia mempersyaratkan struktur manajemen risiko diseluruh bank mencakup risiko berikut:

• Risiko Pasar (market risk)

• Risiko Kredit (credit risk)

• Risiko Operasional (operational risk)

• Risiko Likuiditas (liquidity risk)

Definisi dari setiap risiko yang diberikan di bawah ini berasal dariperaturan BI dan mungkin berbeda dari definisi yang diberikansebelumnya.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

18

9.2.6 Pengeloalaan risiko di bank

Risiko Pasar timbul dari pergerakan variabel-variabelyang terdapat di pasar yang berpengaruh padaportofolio yang dimiliki bank dan dapat menimbulkankerugian bagi bank Bank (adverse movement). Variabelpasar adalah tingkat suku bunga dan nilai tukar, termasuk derivatif dari kedua jenis risiko pasar, yaituperubahan harga option.

Risiko kredit adalah risiko kegagalan counterpartymemenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat timbul dariberbagai segmen usaha, seperti kredit (penyediaandana), treasury dan investasi, serta pembiayaanperdagangan (trade finance). Risiko ini tercatat baikdalam banking book maupun trading book.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 262: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

10

19

9.2.6 Pengelolaan risiko di bank

Risiko operasional adalah risiko yang disebabkanketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya prosesinternal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atauadanya masalah eksternal yang mempengaruhi kegiatanusaha bank.

Risiko Likuiditas disebabkan oleh bank memenuhikewajiban yang telah jatuh tempo.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

20

9.2.6 Pengelolaan risiko di bank

Bagi bank yang memiliki kegiatan usaha yang lebihkompleks, Bank Indonesia juga mensyaratkan bank tersebutuntuk mengelola:

• Risiko Hukum (Legal risk)

• Risiko Reputasi (Reputational risk)

• Risiko Strategik (Strategic risk)

• Risiko Kepatuhan (Compliance risk).

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 263: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

11

21

9.2.6 Pengelolaan risiko di bank

Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari kelemahanaspek yuridis, yang diakibatkan oleh tuntutan hukum, ketiadaan regulasi perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Risiko reputasi ditimbulkan oleh publikasi negatif terhadap kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

22

9.2.6 Risiko-risiko yang perlu dikelola Bank

Risiko strategik ditimbulkan oleh penetapan danpelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilankeputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurangresponsifnya bank terhadap perubahan eksternal.Risiko kepatuhan adalah risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan regulasi perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Bila bank menderita kerugian yang terkait dengan salah satu ataubeberapa risiko diatas, maka sejak saat terjadinya kerugian bank akan dipersyaratkan untuk memonitor risiko-risiko tersebut.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 264: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

12

23

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen

Tanggung jawab utama dari dewan komisaris dandireksi bank adalah menentukan jenis risiko yang harusdikelola unit manajemen risiko, denganmempertimbangkan kompleksitas kegiatan usaha bank. Dewan Komisaris dan direksi juga harus menentukanalokasi kewenangan dan tanggung jawab manajemenrisiko bagi direksi dan manajemen.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

24

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen

Wewenang dan tanggung jawab Komisaris dan Direksi mencakup:

• persetujuan dan evaluasi kebijakan manajemen risiko• alokasi tanggungjawab kepada manajemen untuk melaksanakan

kebijakan manajemen risiko• memutuskan kategori transaksi yang memerlukan persetujuan

dewan komisaris.

Contoh transaksi yang mungkin memerlukan persetujuan direksi dandewan komisaris adalah pemberian pinjaman kepada ataupenerimaan simpanan dari satu pihak tertentu yang jumlahnya setaradengan atau di atas persentasio tertentu dari modal (misalnya setaraatau diatas 5 persen dari modal bank).

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 265: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

13

25

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen

Baik dalam kasus pemberian pinjaman atau penerimaansimpanan, persetujuan transaksi di atas suatu limit tertentu akanberdampak pada konsentrasi risiko bank karena bank kegagalanpembayaran kembali pinjaman atau penarikan simpanan tersebutakan mempengaruhi kondisi banksecara signifikan.

Sebagian besar bank, dan juga pengawas, akan sangat berhati-hati dengan konsentrasi risiko, walaupun hal tersebut bukan satu-satunya yang diperhatikan bank. Oleh karena itu, sebagian besarbank akan memiliki suatu prosedur yang dapat memastikanperhatian direksi dan dewan komisaris pada konsentrasi risikotersebut.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

26

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen

Wewenang dan tanggungjawab manajemen harus meliputi hal-halsebagai berikut: • Penyusunan strategi dan kebijakan manajemen risiko bank secara

tertulis• penerapan dan pengelolaan kebijakan manajemen risiko sesuai

“risk appetite” bank yang telah disetujui. • penentuan transaksi yang perlu melibatkan personil manajemen

risiko senior • pengembangan budaya risiko bank • pengembangan ketrampilan manajemen risiko semua personil

terkait• memastikan independensi kegiatan manajemen risiko pengelolaan

kegiatan usaha

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 266: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

14

27

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisari, Direksi dan Manajemen

• Pengkajian berkala:

a. akurasi penilaian risiko melalui pembandingan risiko yang terkait dengan transaksi atau nasabah tertentu denganrealisasinya (kerugian)

b. akurasi dan kelengkapan informasi informasi manajemenrisiko dan kualitas sistem pendukungnya

c. Ketepatan limit risiko dan kualitas prosedur yang mendukung alokasi limit tersebut (yaitu, apakah personilyang tepat diberikan limit tepat untuk mengelola risiko yang menjadi tanggung jawabnya)

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

28

9.2.7 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen

• Penghitungan dan pelaporan :

a. risk apetite secara keseluruhan (total jumlah risiko yang akan diambil bank)

b. profil risiko secara keseluruhan (distribusi total risikopada seluruh aspek kegiatan usaha)

c. Kemampuan bank mengelola risiko sesuai profil danlimit yang disetujui.

9.2 Manajemen Risiko – struktur dan ruang lingkup

Page 267: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

15

29

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.3 Manajemen Risiko –

penetapan limit

30

9.3 Manajemen risiko – penetapan limit

9.3.1 Penetapan prosedur kebijakan dan limit

Kebijakan manajemen risiko harus mencakup penilaianrisiko yang terkait dengan setiap produk dan transaksi. Penilaian tersebut meliputi:

• metode yang sesuai untuk mengukur risiko• informasi relevan yang diperlukan untuk menilai risiko (diperoleh

dari sistem informasi manajemen bank ) • penetapan limit untuk total jumlah risiko, yang juga merupakan

risk appetite bank• proses penilaian risiko dengan menggunakan peringkat, seperti

proses pemeringkatan kredit (credit grading process) • Penilaian terhadap ‘skenario terburuk’ untuk risiko yang dihadapi

bank • memastikan bahwa semua risiko memilki proses pengendalian

yang tepat (seperti pengkajian secara teratur).

Page 268: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

16

31

9.3.2 Penilaian terhadap prosedur dan limit risiko

Direksi dan manajemen senior harus memandang suatu prosesuntuk menetapkan risk appetite bank yang didalamnyamencakup proses penetapan limit yang tepat.

Penetapan limit risiko harus meliputi:

• pendelegasian wewenang yang jelas dan secara tertulis, untuk memastikan akuntabilitas pegawai (wewenang sepertiini umumnya didokumentasikan dalam rincian tugaspegawai dan menjadi referensi silang (cross-referenced) kewenangan pegawai dalam bukupedoman yang mencantumkan seluruh kewenangananggota direksi dan manajemen bank)

9.3 Manajemen risiko – penetapan limit

32

9.3.2 Penilaian terhadap prosedur dan limit risiko

Penetapan limit risiko harus meliputi:

• limit secara keseluruhan dan limit untuk periode waktutertentu (tergantung relevansinya), dimana limit harusdidokumentasikan berdasarkan penetapan secarabertahap (ladders), seperti limit tingkat suku bunga untukkontrak berjangka.

• dokumentasi lengkap (seperti dijelaskan di atas) yang juga harus disusun untuk mendukung proses penilaianlimit (umumnya dapat dilihat dengan keberadaandokumen seperti Role Profiles, penilaian, kinerja tahunan, pedoman wewenang dan pengendalian, dan sebagainya)

9.3 Manajemen risiko – penetapan limit

Page 269: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

17

33

9.3.2 Penilaian terhadap prosedur dan limit risiko

Limit risiko harus ditetapkan:

• secara menyeluruh, atau disebut dengan risk appetite• Untuk masing-masing jenis risiko seperti risiko kredit,

risiko pasar, risiko operational, risiko likuiditas, dansebagainya)

• Menurut fungs seperti treasury, manajemen kantorcabang, manajemen risiko, anggota direksi)

9.3 Manajemen risiko – penetapan limit

34

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.4 Manajemen Risiko – informasi

dan analisis

Page 270: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

18

35

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

9.4.1 Proses Identifikasi

Direksi bank secara umum berkewajiban untuk memastikanbahwa :

• Semua risiko (risiko tingkat suku bunga, risiko mata uang, risiko likuiditas, dan sebagainya) telah teridentifikasi

• Semua risiko yang material telah diukur, dimonitor dandikendalikan

• pengukuran risiko diatas didukung oleh informasi yang mutakhir, akurat dan lengkap

36

9.4.1 Proses Identifikasi

Identifikasi faktor-faktor risiko umumnya dilaksanakan olehunit manajemen risiko setelah berkonsultasi dengan bagiantrading.

Selain melakukan identifikasi faktor-faktor risiko, unit manajemen risiko perlu mendapatkan informasi independenmengenai harga penutupan harian (daily closing prices) untuk setiap faktor risiko. Hal ini untuk memberikan jaminanbahwa revaluasi posisi bank ditentukan secara independendan tidak berasal dari informasi trader.

Proses di atas harus dilengkapi dengan analisis harianmengenai kinerja keuangan aktivitas trading untukmemastikan bahwa laba-rugi yang dilaporkan konsistendengan profil risiko bank.

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

Page 271: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

19

37

9.4.2 Implementasi dan Pengawasan

Proses anlisa risiko harus dapat mengidentifikasiseluruh karakteristik risiko bank (umumnya dimulaidengan pemisahan segmen-segmen usaha yang dilakukan bank), dan risiko terkait dengan setiapproduk dan kegiatan usaha bank. Proses inidilaksanakan dengan pemisahan berdasarkan faktorrisiko selain mempertimbangkan risiko lainnya sepertirisiko kinerja dan risiko kerahasiaan (confidentiality risk)

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

38

9.4.2 Implementasi dan Pengawasan

Dalam analisa risiko berbasis produk dan segmen usaha ini, pengukuran risiko harus :

• disusun berdasarkan jangka waktu tertentu (dalam hal diperlukan) • menyatakan sumber data yang digunakan• menyatakan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko• mampu menunjukkan terjadinya perubahan pada profil risiko bank

Proses monitoring risiko dilaksanakan dengan melakukan evaluasiterhadap seluruh eksposur risiko dan menyusun proses pelaporanyang menunjukkan perubahan-perubahan dalam profil risiko bank.

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

Page 272: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

20

39

9.4.3 Manajemen dan pengendalian

Proses manajemen risiko harus dapat membangun suatustruktur yang dapat mengelola risiko-risiko yang berpotensimengancam kelangsungan uaha bank

Dalam hal ini proses pengendalian risiko harus mencakupproses pengelolaan aset dan kewajiban (assets liability management -ALM) yang meliputi manajemen:• risiko mata uang (currency risk) • risiko suku bunga• risiko likuiditas

bagi bank dengan kegiatan trading yang terbatas, proses sepertidi atas mungkin cukup memadai untuk pengelolaan semuarisiko diatas.

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

40

9.4.4 Sistem Informasi

Sistem informasi manajemen risiko harus mampu melaporkan:

• semua eksposur risiko• eksposur yang sesungguhnya dibandingkan dengan limit yang

disetujui• realisasi risiko (misalnya, kerugian), dibandingkan dengan

target kerugian (yaitu risk appetite)

Chief Risk Officer harus secara teratur mengkajia laporan risikoyang dihasilkan oleh sistem manajemen risiko

9.4 Manajemen risiko – informasi dan analisis

Page 273: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

21

41

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko

9.5 Manajemen Risiko –Pengedalian Internal

42

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

9.5.1 Sistem Pengendalian Internal

Direksi bank secara umum berkewajiban untuk memastikanbahwa bank telah menerapkan sistem pengendalian internal berdasarkan kegiatan usaha bank secara menyeluruh.

Sistem pengendalian internal harus mampu mengidentifikasikegagalan pengendalian dan penyimpangan terhadapkebijakan, prosedur dan proses yang dimiliki bank.

Page 274: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

22

43

9.5.1 Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian Internal harus:

• sejalan dengan regulasi Bank Indonesia• sejalan dengan persyaratan internal bank yang ditetapkan

oleh direksi dan manajemen• digunakan dalam proses pelaporan informasi keuangan

yang komprehensif, akurat, dan terkini• dapat mendukung manajemen dalam pengambilan

keputusan untuk menerima atau menolak risiko• menciptakan budaya pelaporan berbasis-risiko di bank

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

44

9.5.2 Sistem pengendalian pnternal dan penerapanmanajemen risiko – peran Audit Internal

Audit internal merupakan fungsi yang independen di bank

Peran utamanya adalah melaksanakan penilaian penilaianberkelanjutan melalui penyusunan laporan yang menganalisis metodologi, prosedur dan proses di dalamorganisasi manajemen risiko bank.

Dalam perannya sebagai pengawas, umumnya audit internal menyampaikan laporan kepada Direktur Utama bank; auidiotinternal tidak memberikan laporan kepada Chief Risk Officer.

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

Page 275: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

23

45

9.5.2 Sistem pengendalian internal dan penerapanmanajemen risiko – peran Audit Internal

Laporan tertulis Audit Internal umumnya mencakup:

• Kesesuaian sistem pengendalian internal bank denganjenis risiko yang dihadapi bank

• penilaian kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan limit yang ditetapkan bank dan disetujui oleh Bank Indonesia sebagai pengawas bank tersebut

• Independensi fungsi pengendalian manajemen risiko bank dari pengelolaan kegiatan usaha sehari-hari

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

46

9.5.2 Sistem pengendalian internal dan penerapanmanajemen risiko – peranan Audit Internal

Laporan tertulis Audit Internal umumnya mencakup: • independensi dan obyektivitas fungsi manajemen risiko• kecukupan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan

manajemen.• kecukupan dokumentasi untuk mendukung proses kegiatan

usaha (umumnya melalui penyusunan alur proses dari awalsampai selesai)

• kualitas respon manajemen, dan ketepatan waktu dari respontersebut terhadap pertanyaan-pertanyaan audit internal daneksternal

• kelemahan yang teridentifikasi dalam pelaksanaan kegiatanusaha dan respon manajemen atas kelemahan-kelemahan tersebut.

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

Page 276: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

24

47

9.5.2 Sistem pengendalian internal dan penerapanmanajemen risiko – peranan Audit Internal

Laporan tertulis Audit Internal umumnya mencakupi:

• Struktur bank yang menunjukkan organisasis dan pemisahan yang jelas antara kewenangan dan garis pelaporan untuk manajemenrisiko pengelolaan kegiatan usaha sehari-hari dan Audit Internal. Umumnya hal ini terkait dengan dokumentasi bagan struktur yang secara jelas menunjukkan garis pelaporan yang tepat dengandisertai job description dan limit serta kewenangan setiap personil.

• akurasi dan ketepatan waktu dari seluruh pelaporan keuangan danpelaporan informasi manajemen.

• kepatuhan bank terhadap ketentuan Bank Indonesia danpersyaratan lainnya yang ditetapkan Bank Indonesia sebagaipengawas bank (misalnya, permintaan informasi dari pengawasmengenai proses pengawasan pengendalian).

9.5 Manajemen risiko – Pengendalian Intern

48

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.6 Manajemen Risiko – Unit

Manajemen Risiko

Page 277: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

25

49

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

9.6.1 Organisasi fungsi manajemen risiko

Direksi bank secara umum berkewajiban menetapkanstruktur organisasi pengelolaan risiko bank yang mencakup komite manajemen risiko dan manajemenrisiko

Keanggotaan komite manajemen risiko terdiri darimayoritas anggota direksi dan pejabat eksekutif yang berwenang.

50

9.6.1 Organisasi dan fungsi manajemen risiko

Komite manajemen risiko harus memberikan rekomendasikepada Direktur Utama mengenai hal-hal berikut:

• kebijakan, strategi dan penerapan risiko• proses perubahan yang berasal dari rekomendasi audit

internal atau evaluasi lainnya terhadap prosesmanajemen risiko

• pemberian penjelasan kepada Bank Indonesia dandireksi bank mengenai keputusan yang ditetapkan bank yang bertentangan dengan kebijakan manajemen risikobank.

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

Page 278: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

26

51

9.6.2 Struktur unit manajemen risiko

Persyaratan mendasar bagi struktur unit manajemen risikoadalah sebagai berikut:

• Unit tersebut harus dapat mengendalikan besaran dankompleksitas risiko yang akan diambil bank

• Unit tersebut memiliki independen operasional dan pelaporandari unit kegiatan usaha sehari-hari (misalnya, kantor cabangdan manajemen, perkreditan, treasury).

• Unit tersebut melapor kepada anggota direksi bank (khususnya Chief Risk Officer)

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

52

9.6.2 Struktur unit manajemen risiko

Unit manajemen risiko bertanggungjawab untuk:

• memonitor penerapan strategi manajemen risiko sebagaimanayang telah disetujui oleh direksi bank dan otoritas pengawasan(BI)

• memonitor seluruh tingkat risiko yang dihadapi bank danmembandingkannya dengan keseluruhan risk appetite bank (sebagaimana yang disetujui oleh direksi dan otoritaspengawasan (BI)

• memonitor tingkat risiko yang dihadapi bank terhadap limit risiko bank (misalnya, risiko kredit, pasar, operasional)

• melakukan stress test

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

Page 279: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

27

53

9.6.2 Struktur unit manajemen risiko

• melakukan kajian rutin terhadap prosedur dan proses manajemenrisiko bank (misalnya, proses persetujuan pemberian kredit, proses manajemen kredit macet, dan sebagainya)

• mempelajari proposal peluncuran produk dan layanan baru• melakukan pengujian rutin terhadap kemampuan prediktif model

risiko yang digunakan bank untuk dibandingkan denganrealisasinya (misalnya, monitoring realisasi tingkat kredit macetdibandingkan dengan prediksi tingkat kredit macet yang dihasilkanoleh model perkreditan dam pemeringkatan bank

• memberikan rekomendasi kepada komite manajemen risiko bank mengenai seluruh aspek yang terkait dengan proses manajemenrisiko bank

• Melaporkan secara berkala profil risiko bank kepada pimpinan unit manajemen risiko dan komite risiko bank

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

54

9.6.3 Kegiatan pengambilan-risiko bank dan unit manajemenrisiko

Kegiatan pengambilan-risiko bank (misalnya, kelompoktrading, kelompok kredit, corporate finance) harusmenyampaikan laporan komprehensif mengenai eksposurrisiko mereka kepada unit manajemen risiko secara berkala.

9.6 Manajemen Risiko – Satuan Kerja Manajemen Risiko

Page 280: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

28

55

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.7 Manajemen Risiko – produk

dan layanan baru

56

9.7 Manajemen risiko – produk dan layanan baru

9.7.1 Peluncuran produk dan layanan baru

Bank harus mendokumentasikan proses dan prosedur produk danlayanan baru termasuk otorisasi dari manajemen yang terkait. Dokumentasi harus meliputi:

• Proses dan prosedur penggunaan sistem baru/perubahan sistemyang ada untuk penerapan produk dan layanan baru

• Otorisasi relevan yang terkait dengan manajemen produk untukmemperkenalkan produk dan layanan baru tersebut

• Laporan komprehensif mengenai risiko yang terkait dengan produkatau layanan baru

• Metode untuk melakukan pengukuran dan monitoring secaraberkelanjutan terhadap risiko yang terkait dengan produk ataulayanan baru.

• Penilaian risiko hukum yang terkait dengan peluncuran produk ataulayanan baru

• Pernyataan kepada nasabah yang mengungkapkan risiko yang melekat pada produk dan layanan baru.

Page 281: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

29

57

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.8 Manajemen Risiko–Persyaratan Pelaporan

58

9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan

9.8.1 Laporan Profil Risiko

Bank harus melaporkan profil risiko mereka kepada BI dan laporan tersebut harus mengandung informasi yang sama seperti yang disampaikan unit manajemen risikokepada pimpinannya (Chief Risk Officer) dan kepadakomite manajemen risiko. Laporan profil risiko disusun secara triwulanan padabulan Maret, Juni, September dan Desember dan harusdisampaikan kepada Bank Indonesia dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah berakhirnya periode triwulanantersebut.

Page 282: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

30

59

9.8.2 laporan aktivitas produk dan layanan baru

Bank harus melaporkan kepada Bank Indonesia produkdan aktivitas baru yang disediakan bagi nasabah. Laporan tersebut harus mencakup semua produk barudan layanan baru dan disampaikan kepada BI dilaporkan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelahproduk dan layanan baru tersebut efektif dilaksanakan.

9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan

60

9.8.3 Laporan kerugian finansial yang signifikan

Setiap bank yang mengalami kerugian finansial yang signifikan harus melaporkan hal tersebut sesegeramungkin kepada BI.

9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan

Page 283: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

31

61

9.8.4 Laporan dan rekening yang dipublikasikan

Selain informasi kondisi keuangan bank, untukkepentingan transparansi bank harus mempublikasikaninformasi yang cukup mengenai kebijakan dan strategimanajemen risiko dan ketaatan mereka pada limit risiko. Semua laporan yang dikeluarkan harus disetujuioleh BI.

9.8 Manajemen risiko – kewajiban pelaporan

62

9 Kerangka regulasi diIndonesia dan ketentuan

manajemen risiko9.9 Manajemen Risiko – sanksi

pengawasan

Page 284: Part A: Risiko dan Regulasi Perbankan - melakukan.com · kelaziman apabila lembaga-lembaga yang berada dalam sebuah industri ikut diatur dalam suatu regulasi. Alasan adanya peraturan

32

63

9.9 Manajemen risiko – sanksi pengawasan

9.9.1 Sanksi untuk pelanggaran (non-compliance)

Bank Indonesia memiliki kewenangan luasuntuk menerapkan sanksi kepada bank yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuanperbankan. Sanksi tersebut dapat berupapengenaan denda sampai dengan pencabutanijin usaha bank yang melakukan pelanggaran.