Top Banner

of 80

Parlementaria papers

Feb 28, 2018

Download

Documents

Abdurrohim Nur
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    1/80

    |Edisi:136

    TH.

    XLVI.2016

    |

    MENIMBANGPENGAMPUNAN PAJAK

    10 60REFORMASI SISTEM PAJAK

    UNTUK KEPASTIAN HUKUM

    BANGUN PERPUSTAKAAN,

    BANGUN INFRASTRUKTUR

    ILMU PENGETAHUAN

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    2/80

    PENGANTAR REDAKSI

    RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang bertujuan meningkatkanpenerimaan, saat ini sedang dibahas secara intensif Komisi XI DPR.Semula ditargetkan selesai pada Masa Persidangan IV yang berakhirpada Jumat (29/4), namun akhirnya ditunda dan diharapkan selesai padaMasa Persidangan V yang dimulai pertengahan Mei 2016 sekarang ini.

    Parlementaria Edisi 136 mengangkat topik utama masalah ini sebabmerupakan salah satu isu yang cukup menarik. Menurut Pemerintah,pengajuan RUU ini lantaran target penerimaan pajak pada tahun anggaran2015 tidak tercapai. Dari sisi perpajakan, pengampunan pajak sebenarnyamasuk ke dalam kategori intensifikasi pajak, karena secara prinsip tidakmenambah subjek/objek pajak baru.

    Adapun pengampunan pajak diberlakukan terhadap mereka yangmemiliki tunggakan pajak, dan menyimpan uang atau harta kekayaanterutama di luar negeri sehingga diharapkan akan memindahkan uang danharta kekayaannya ke dalam negeri. Diyakinkan bahwa DPR tidak akanmempersulit proses pembahasan RUU Pengampunan Pajak (tax amnesty).

    Pimpinan DPR yakin program pengampunan pajaksetelah melakukanrapat konsultasi dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, penerimaan

    pajak akan bertambah dan tax basepajak akan semakin baik. Meski demikianhal itu tetap menimbulkan pro-kontra di dalam masyarakat termasukfraksi-fraksi di DPR. Kita berharap keputusan akhir terbaik bisa diambil dankepentingan masyarakat banyak harus menjadi pertimbangan utama

    Satu topik lagi yang dilaporkan dalam edisi ini adalah soal Ujian Nasionaltahun 2016 ini. Bila tingkat SMA/SMK sudah berlangsung bahkan telahdiumumkan kelulusannya, tingkat SMP baru dilakukan pada 9 Mei.

    Ujian Nasional (UN) tahun 2016 diikuti oleh lebih dari 7,6 juta peserta dan97 ribu satuan pendidikan, dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)dan Sederajat, hingga Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruandan Sederajat. UN tingkat SMA, SMK dan Sederajat telah usai, tentu adaevaluasi yang menyertai, agar pelaksanaannya semakin baik kedepannya.

    Tahun ini, UN terbagi menjadi dua jenis metode, yakni Ujian NasionalKertas Pensil (UNKP), dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). UNKP

    diadakan di lebih dari 93 ribu sekolah, dan diikuti oleh lebih dari 6,6 jutapeserta UN SMP, SMA dan Sederajat. Di tingkat yang sama, UNBK diikutioleh lebih dari 921 ribu peserta di 4.381 sekolah.

    Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra menilai, pelaksanaan UNuntuk tingkat SMA, SMK dan Sederajat tahun ini jauh lebih baik dibandingtahun-tahun sebelumnya. Apabila tahun lalu masih ditemukannya soal UNKPyang seringkali tertukar atau kurang, tahun ini hampir tidak ditemukan kasusitu. Koordinasi seluruh pihak yang terlibat semakin baik.

    PENGAWAS UMUM

    Pimpinan DPR-RI

    PENANGGUNG JAWAB/KETUA PENGARAH

    Dr. Winantuningtyas Titi Swasanany, M.Si.(Sekretaris Jenderal DPR-RI)

    WAKIL KETUA PENGARAHDra. Damayanti, M.Si,(Deputi Persidangan)

    PIMPINAN REDAKSI

    Drs. Suratna, M.Si(Kabag Media Cetak& Media Sosial)

    WK. PIMPINAN REDAKSI

    Dra. Tri Hastuti(Kasubag Media Cetak)Insan Abdirrahman, SH(Kasubag Media Sosial)Ahyar Tibi, SH(Kasubag Analis Media)

    REDAKTUR

    Mastur Prantono, Nita Juwita, S.Sos

    SEKRETARIS REDAKSI

    Suciati, S.Sos, Bagus Mudjiharjanto

    ANGGOTA REDAKSI

    Agung Sulistiono, SH, Rahayu Setiowati,Muhammad Husen, Sofyan Efendi,Virgianne Meiske Patuli, Devi Iriandi,Hendra Sunandar, Surahmat Eko, Ria Nur Mega

    REDAKTUR Foto

    Eka Hindra Sasmita, Iwan Armanias

    FotoGRAFER

    Rizka Arinindya, Naefuroji, M. Andri Nurdiansyah,Andi M.Ilham, Jaka Nugraha, Runi Sari Budiati,Jayadi Maulana, Arief Rachman,R. Kresno P. DMoempoeni, Azka Restu Fadilah

    ADMINISTRASI FotoHasri Mentari

    ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA

    Bagian Media Cetak & Media Sosial DPR RIGedung Nusantara II Lt. 3Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, JakartaTelp. (021) 5715348, 5715350Fax. (021) 5715341,e-mail: [email protected]/berita

    PIMPINAN PENERBITAN

    Djustiawan Widjaya, S.Sos. M.AP

    (Kabag Penerbitan)

    WK. PIMPINAN PENERBITAN

    Mediantoro, SE(Kasubag Produksi),

    Pesta Evaria Simbolon, SE. M.Si

    (Kasubag Distribusi)

    STAF PRODUKSI

    Eko Murdiyanto, Barliansyah,

    SIRKULASI

    Abdul Kahfi, S.Kom, Siti Rondiyah

    Telp: 021-571 5697,

    Fax: 021-571 5421

    Email: [email protected]

    Isi berita dan materi foto

    diluar tanggung jawab Bagian Penerbitan

    PENERBITAN & DISTRIBUSI

    2 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    3/80

    DAFTAR ISI

    ASPIRASI ................................................................................................................................................ 4

    PROLOG........................................................................................................................................................ 6

    LAPORAN UTAMA

    Pengampunan Pajak Hanya Sekali ............................................................................................... 8

    Reformasi Sistem Pajak untuk Kepastian Hukum ............................................................ 10

    Mengapresiasi yang Patuh.................................................................................................................. 12

    Mempertanyakan Nasionalisme Pengusaha Indonesia ............................................. 14

    Momentum Taubat Para Pengingkar Pajak ........................................................................... 16

    Meramu RUU Pengampunan Pajak ............................................................................................. 18

    Perlu Regulasi untuk Halangi Modal Keluar.......................................................................... 20SUMBANG SARAN

    Pembaruan Sistem Perpajakan Lebih Penting

    Dari Tax Amnesty(Pengampunan Pajak) ................................................................................. 22

    PENGAWASAN

    Perlunya Koordinasi Semua Pihak ................................................................................................ 26

    Ujian Nasional 2016 Jauh Lebih Baik ......................................................................................... 30

    ANGGARAN............................................................................................................................................. 34

    LEGISLASIRevisi UU BUMN: Perkuat Pengawasan .................................................................................... 38

    FOTO BERITA........................................................................................................................................ 40

    KIAT SEHAT .............................................................................................................................................. 42

    PROFIL

    Jejak Langkah Sang Kyai........................................................................................................................ 44

    KUNKER ........................................................................................................................................................ 48

    SOROTAN .................................................................................................................................................... 60

    LIPUTAN KHUSUS .......................................................................................................................... 64

    SELEBRITI ................................................................................................................................................... 70

    PERNIK

    Media Center DPR, Desain Optimal Untuk Karya Maksimal ................................... 72

    PARLEMEN DUNIA ........................................................................................................................ 76

    POJOK PARLE ....................................................................................................................................... 78

    14

    40 FOTO BERITA

    LAPORAN UTAMA

    70 SELEBRITI

    LIPUTAN KHUSUS64

    3PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    4/80

    ASPIRASI

    Saya adalah Pengurus Badan Eksekutif MahasiswaFakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia, Makasar,yang merupakan Lembaga Tertinggi dilingkup Fakultas

    Hukum UMI, menyampaikan pernyataan sikap terkaitadanya dugaan penyidik nakal atau tidak profesional dalammelakukan tugasnya di wilayah Polda Sulawesi Barat yaitumenghilangkan dengan sengaja alat bukti otentik terkaitkasus JENTANG di Kota Makasar.

    Sehubungan dengan hal itu, saya memohon agar DPRRI menindak lanjuti kasus tersebut, sesuai ketentuan yangberlaku dengan beberapa tuntutan antara lain sebagai berikut:

    Meminta kepada Kapolda Sulawesi Barat melakukanRegenerasi penyidik/ganti penyidik di wilayah Polda Sulsel-Bar yang di anggap tidak profesional dalam melakukanpenyidikan dan pengawalan kasus.

    Meminta kepada Kapolda Sulsel-Bar untuk menindakoknum yang dianggap tidak profesional dalam melaksanakantugasnya dalam hal ini Penyidik Polda Sulsel-Bar

    Meminta kepada Kapolda Sulsel-Bar untukmenindaklanjuti hasil tinjauan (investigasi) Komisi III DPR RIMeminta kepada Kapolda Sulsel-Bar dalam waktu 2

    Minggu untuk mengganti jajaran Penyidik di Polda Sulsel-Bar, dan jika dalam waktu yang ditentukan tidak mampudiselesaikan, maka Kapolda dihimbau dengan hormat untukmundur.

    Meminta kepada Kompolnas untuk mengawasi kinerjaKepolisian di Indonesia yang dianggap tidak berpihak lagikepada masyarakat.

    Wiwing ASMakassar, Sulawesi Selatan

    Keberatan Kenaikan TargetPenerimaan Cukai Tembakau 2016

    Saya selaku Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Rokok

    Tembakau Makanan dan Minuman SPSI (PUK SP RTMMSPSI) Mitra Produksi Sigaret PT. Dugapat Mas (DM) inginmenyampaikan aspirasi kepada Ketua Komisi XI DPR RImengenai keberatan atas kebijakan Pemerintah yangmenaikkan target penerimaan cukai hasil tembakau untuktahun 2016 sebesar 23% atau menjadi Rp. 148,9 triliun.

    Kami merasa khawatir atas rencana Pemerintah tersebut,karena akan berdampak pada kelangsungan pekerjaansebagian besar anggotanya. Kenaikkan penerimaan cukai hasiltembakau sebesar 23 % sangat besar dan akan membebaniindustri hasil tembakau (IHT) yang pada akhirnya akanmenurunkan penghasilan pekerja hingga sampai pada PHK.

    Bahwa PT. DM memproduksi Sigaret Kretek Tangan(SKT) sebagai industri padat karya, dengan mempekerjakan

    sekitar 1200 karyawan yang merupakan tulang punggungkeluarga, sehingga keberadaan industri rokok sangatpenting bagi keberlangsungan pekerjaan tersebut.

    Kenaikan tarif cukai sebesar 7 % pada tahun 2015 sudahmengakibatkan lebih dari 10.000 pekerja rokok di PHK.Kelangsungan lapangan pekerjaan bagi para pekerja industrirokok sangat bergantung pada kebijakan Pemerintah dalammenentukan kebijakan penerimaan cukai yang tepat. Ber-dasarkan fakta dilapangan, IHT khusus pada Sigaret KretekTangan yang dikerjakan padat karya (menyerap tenaga kerjabesar dengan pendidikan terbatas) dari tahun ke tahunterus penurunan penjualan sehingga ribuan pekerja rokokkehilangan pekerjaan karena menjadi korban kebijakan.

    Kami memohon agar Ketua Komisi XI DPR RI dapatmempertimbangkan kembali dengan membatalkankebijakan tersebut, dan sebelumnya meneliti secara cermatresiko yang akan terjadi bagi para pekerja dari kebijakantersebut agar ada solusi yang terbaik untuk semua pihakterutama bagi para pekerja industri rokok.

    Fidi RukmonoKlaten, Jawa Tengah

    Rekayasa & Penipuan Petok TanahSaya ingin menyampaikan laporan mengenai

    petok tanah hak milik, yang direkayasa dengan

    dicabut sepihak secara diam-diam dan melibatkanbanyak pihak yaitu pengurus kampung, mitra kerjaKantor Pajak dan Kelurahan.

    Tahun 1975 saya tinggal di Bulak banteng, danmembeli 2 (dua) kavling tanah, dan pada tahun 1995dibalik nama atas nama saya, tapi dipersulit hingga 3(tiga) bulan lebih tidak selesai, dengan alasan tanahtidak bisa dibalik nama. Setelah pengadu melapor keLurah, tanah tersebut bisa dibaliknama.

    Tahun 2006 foto copy surat tanah pengadudipinjam oleh Ketua RT yang bernama Razak.

    Tahun 2008, SPPT tanah saya tidak keluar atautidak terbit, dan setelah dicek Petok Tanah sayaternyata telah berpindah tangan ke petok tanah

    kepunyaan Camat yang tidak ada suratnya.Setelah semua terjadi saya baru menyadari telah

    kena tipu oleh oknum kelurahan, yang melibatkanpengurus kampung, dan kantor pajak. Kelurahan telahmerubah data tanah untuk merekayasa, mencabutsepihak untuk membuat petok tanah atas nama Camatyang sebenarnya tidak ada surat-suratnya.

    Saya memohon untuk mengecek kebenaran petoktanah Camat yang bersangkutan, dan memohon untukmendapatkan perlindungan dari Pemerintah DaerahSurabaya agar petok tanahnya dapat dikembalikan.

    Saya berharap, siapapun yang terlibat dalammerekayasa/ mencabut petok tanah pengadu, baikitu pengurus kampung, dan oknum kantor pajak,

    agar ditindak tegas dan permasalahan tersebut dapatsegera ditindaklanjuti oleh para Pimpinan LembagaNegara, pemangku kekuasaan sesuai ketentuan yangberlaku.

    AliSurabaya, Jawa Timur

    Dugaan Penyidik Nakal

    4 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    5/80

    Hak Kepemilikan Masyarakat AdatKami pengadu mewakili Masyarakat Adat Luhat

    Simangambat dan Luhat Ujung Batu, dan Luhat Huristakyang ditujukan kepada Komisi II DPR RI perihal penjelasan

    tambahan terkait sengketa tanah ulayat seluas +47.000Ha di Kab. Padang Lawas, Sumut, antara KementerianLingkungan Hidup dan Kehutanan dengan klien pengadu,sebagai berikut:

    Tentang Alas Hak Kepemilikan Masyarakat AdatBahwa alas hak kepemilikan Masyarakat Adat

    Luhat Simangambat dan Luhat Ujung Batu atas tanahadat didasarkan pada: Surat Perbatasan Tanah antaraSimangambat via Kota Pinang/Laut Napangga tertgl. 28Agustus 1929 yang dibuat oleh Sutan Mahodum selaku RajaSimangambat dan Surat Perbatasan Laut Ujung Batu tertgl.15 Januari 1962 yang dibuat Dewan Negeri Ujung Batu SutanBahruddin berikut surat beraksara Arab Melayu tertgl. 1904.

    Tentang Legalitas Gouverment Besluit No. 50 tgl. 25Juni 1924

    Bahwa areal seluas 178.508 Ha, termasuk di dalamnyaareal seluas 47.000 Ha yang diklaim oleh Menhutberdasarkan Gouverment Besluit No. 50 tgl. 25 Juni 1924,tidak dapat dibuktikan kebenarannya oleh Menhut karenatidak dapat menunjukkan asli dari dokumen tersebut. Halitu dikuatkan dalam putusan Pengadilan Tinggi MedanNo. Reg.434/PDT/2011/PT.MDN tgl. 4 Juni 2012 yangmengalahkan Menhut atas gugatan KUD Serba Guna yangtelah berkekuatan hukum tetap sejak 15 Agustus 2012.

    Tentang Kontribusi KPKS Bukit Harapan

    Bahwa dasar hukum KPKS Bukit Harapan untuk mengelolaareal seluas 23.000 Ha untuk dijadikan perkebunan kelapasawit adalah Surat Irjen Kemenhut No.1680/MenhutIII/2002 tertgl.26 September 2002 perihal Permohonanuntuk mengelola perkebunan di dalam kawasan hutan Reg.40 Padang Lawas, Sumut dengan kewajiban menyetor dana

    ganti rugi tegakan sebesar Rp.21.852.760.000,- ke rekeningMenhut sebagai setoran Dana Reboisasi. Selain itu KPKSBukit Harapan sejak 1999 hingga Mei 2015 telah memberi

    pemasukan kepada negara dari sektor pajak senilai Rp.192.984.576.264.- Dengan demikian sikap Menhut yang inginmengambil alih perkebunan kelapa sawit dari KPKS BuktiHarapan merupakan sikap ambigu dengan sikap sebelumnyayang telah menerima pembayaran dari KPKPS Bukit Harapanuntuk areal seluas 23.000 Ha.

    Tentang Penggunaan UU No. 18 Tahun 2013Bahwa melalui surat No.S.174/Menlhk-II/2015 perihal

    Penghentian Pelayanan, ternyata Menteri LingkunganHidup dan Kehutanan telah mengitimidasi GubernurSumut, Bupati Tapanuli Selatan, Bupati Padang Lawas, danBupati Padang Lawas Utara untuk tidak lagi memberikanpelayanan perizinan kepada KPKS Bukit Harapan, dan

    seterusnya dengan menggunakan ketentuan-ketentuanyang termaktub dalam UU No.18 Tahun 2013 tentangPencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, haltersebut telah melanggar asas non retroaktif (laranganmenggunakan aturan hukum berlaku surut) karena UU No.18/2013 berlaku sejak 6 Agustus 2013.

    Kami memohon agar Komisi II DPR RI mendesakMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencabutSurat No.S.174/Menlhk-II/2015 dan Surat No. S13/Menlhk-Setjen/RHS/2015 tertgl. 25 Juni 2015 perihal:Pemberitahuan Putusan MA No.2642 K/PID/2006 tentangReg. 40 Padang Lawas yang ditujukan kepada Ketua UmumGAPKI, serta menyelesaikan permasalahan sengketa tanahulayat tersebut.

    Bahwa permasalahan yang kami sampaikan terkaitkehutanan yang merupakan bidang lingkup Komisi IV makasurat ini juga ditujukan kepada Komisi IV DPR RI untukditindaklanjuti.

    Marasamin RitongaMedan, Sumatera Utara

    Surat ini adalah bentuk dukungan terhadapreklamasi Teluk Benoa, karena Bali sering dijadikan

    sebagai tempat pertemuan internasional. Oleh karenaitu, Bali perlu memiliki tempat yang baru untukmengakomodir keperluan tersebut.

    Rencana revitalisasi Tanjung Benoa yang akandijadikan destinasi baru wisata Bali, menghadapipro kontra di tengah masyarakat. Bahkan isu burukdampak revitalisasi banyak disebarkan oleh kelompokpenolak rencana revitalisasi tersebut. Padahal akibattertundanya pelaksanaan revitalisasi, maka kerusakan

    Teluk Benoa akan semakin parah. Setiap tahun teluktersebut akan mengalami sedimentasi akibat timbunan

    lumpur, limbah plastik, zat kimia, dan berbagai polutanyang mengancam kelestarian lingkungan.

    Diharapkan DPR RI dan seluruh elemen masyarakatBali mendukung pelaksanaan revitalisasi Teluk Benoauntuk kesejahteraan masyarakat Bali dan Indonesialebih sejahtera.

    I Putu Surtama

    Denpasar, Bali

    Dukungan Reklamasi Teluk Benoa

    5PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    6/80

    PROLOG

    P

    emerintah ingin menggenjotpenarikan pajak lebih banyak.Salah satu strateginya dengan

    merilis pengampunan pajakke publik. Pro kontra pun terjadi. Kritiktajam sudah berkali-kali dilontarkanKomisi XI kepada pemerintah. DPRberharap pengampunan pajak yanghendak digulirkan pemerintah harustetap berkeadilan. Pengampunanpajak tentu tidak boleh ditafsir denganmenggelar karpet merah bagi parapengemplang pajak.

    RUU ini, memang, harus diru-

    muskan secara hati-hati. Muatanisinya pun harus berkeadilan. Jangansampai para wajib pajak yang selama

    ini patuh membayar pajak malahtidak mendapat apresiasi semasekali. Ketua Komisi XI Ahmadi NoorSupit mengatakan, Isu tentang taxamnestybergulir begitu cepat. Manakeberpihakan pemerintah kepadamereka yang membayar pajak denganbaik. Sementara yang ngempalangpajak akan diampuni.

    Diskursus pengampunan pajaksemakin ramai ketika saat bersamaan

    Sepanjang bulan

    April lalu, ruang rapat

    Komisi XI DPR RI selalu

    penuh dengan agenda

    rapat. Ada RUU seksi

    rupanya yang dibahas

    bersama pemerintah.

    RUU Pengampunan Pajak

    (tax amnesty) jadi topik

    perbincangan hampir

    setiap hari.

    OLOG

    emerintah ingin menggenjotenarikan pajak lebih banyak.

    Salah satu strateginya dengan

    merilis pengampunan pajake publik. Pro kontra pun terjadi. Kritik

    muskan secara hati-hati. Muatanisinyapun harus berkeadilan. Jangansampai para wajib pajak yang selama

    ini patuh membayar pajak malahidak mendapat apresiasi sema

    Sepanjang bulan

    April lalu, ruang rapat

    Komisi XI DPR RI selalu

    penuh dengan agenda

    MENIMBANGPENGAMPUNAN PAJAK

    6 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    7/80

    terungkap dokumen rahasia yangmenyebut sejumlah nama parapengusaha dan pejabat di seluruhdunia, termasuk Indonesia. Dokumenyang disebut Panama Papers itu

    memuat sejumlah nama pengusahaIndonesia, bahkan pejabat aktif.Motifnya tentu ingin melindungiaset-asetnya dari beban pajak yangterlalu tinggi di dalam negeri. Akhirnyamereka mencari suaka pajak di negaraberpajak rendah.

    Panama adalah negara denganpungutan pajak rendah. Pemerintahsendiri mengklaim, 79 persen nama-nama WNI yang tercantum dalamPanama Papers sesuai dengan datayang dimiliki pemerintah. Lalu,

    mengapa pemerintah tak bertindaksebelum dokumen Panama terungkap?Begitu pertanyaan kritis Wakil KetuaKomisi XI Jon Erizal di hadapanMenkeu Bambang Brodjonegoro saatrapat April lalu.

    Menurut politisi PAN itu, para wajibpajak yang menyimpan asetnya di luarnegeri, jadi potensi pasar yang besarbagi pemerintah. Ada aset sekitarRp11.400 triliun milik para pengusahaIndonesia yang terparkir di negaraberpajak rendah. Jumlah yang tidak

    sedikit. Cukup untuk menyuntik APBNkita. Hanya saja, kata Jon, langkahpemerintah belum terlihat.

    Akhir April lalu, sejumlah medianasional memuat headline soalpengampunan pajak. Pemerintah sudahpasang kuda-kuda untuk antisipasipembahasan RUU PengampunanPajak bila terjadi deadlock. Pemerintahingin membentuk satgas pajak untukmemburu aset para pengusahaIndonesia yang mangkir dari kewajibanpajak. Keanggotaan satgas ini diusulkan

    terdiri dari OJK, PPATK, BI, Kejagung,dan Kemenkum dan HAM.

    Bahkan, pemerintah juga sudahmenyiapkan deklarasi pajak dalambentuk Peraturan Pemerintah (PP).Pemerintah terlihat ingin mengejartambahan pendapatan yang masuk kekas negara. Segala cara akan ditempuhpemerintah agar bisa menarik pulangaset triliunan rupiah yang bisadikenai pajak. Pemerintah juga ingin

    mencitrakan ramah pajak kepada parainvestor domestik maupun asing.

    Pengamat ekonomi SalamuddinDaeng dalam kesempatan terpisahberpendapat, pemerintah belum

    menyediakan tempat yang amanuntuk menarik dana tersebut kedalam negeri. Di tengah pasar uangdan bursa saham yang melemah saatini, apakah para pengusaha Indonesiayang memarkir dananya di luar negerimau menyimpannya di negeri sendiri.

    nama yang dicurigai masuk dalamdokumen Panama, sambung politisiPAN itu, perlu diklarifikasi dulusebelum diambil tindakan.

    Pandangan berbeda disampaikan

    Anggota F-P DI Perjuan gan Ev aKusuma Sundari. Dia melihat, apayang digulirkan pemerintah lewat taxamnestymerupakan sebuah tindakanhukum, bukan penghormatan bagipara pengemplang pajak. Pasti akanada tindakan dan konsekuensi yangdiberikan kepada para wajib pajaktersebut. Saya kira, ini framenyalebih kepada penindakan bukan karpetmerah, karena duit ditarik lagi olehmereka.

    Eva mempertanyakan, nasionalisme

    para pengusaha Indonesia yangmenaruh asetnya di negeri orang. Bilapara pengusaha itu punya nasionalismeyang tinggi, harusnya menanamkansaham dan membayar pajaknya diTanah Air. Ini untuk pembangunanbangsa sendiri. Sangat logis, bilaEva mempertanyakan hal itu. Jiwanasionalisme para pengusaha pribumimungkin perlu disegarkan kembali.

    Namun, saat yang sama, Eva jugamenyarankan agar ada reformasiperpajakan untuk menyambut regulasi

    pengampunan pajak. DirektoratJenderal Pajak adalah sasaran utamayang musti direformasi. Sistem layanandan akses kepada para wajib pajakharus lebih transparan dan akuntabel.Plus, para petugas pajak juga harusmendapat perlindungan keamanan.Kasus petugas pajak yang mendapatancaman kekerasan dari bodyguardpengusaha pengemplang pajak mestijadi perhatian tersendiri.

    Politisi Partai Nasdem JohnnyG Plate berpandangan, kelak RUU

    Pengampunan Pajak bila sudah diun-dangkan bisa mendorong intensifikasipajak meningkat, sehingga reformasidi sektor perpajakan berjalan denganbaik, termasuk di birokrasi dan sistemperpajakannya. Yang kita harapkanini WNI janganlah menaruh danadi luar negeri. Sekarang waktunyabangun ekonomi kita. Nah, untuk itukita berikan amnesty, kita berikanpemaafan, demikian Johnny.

    Kalau disuruh masuk ke suratutang pemerintah, negara ini akanmenjadi negara pencuci uang darihasil kejahatan. Kalau tax amnestymau masuk harus disediakan ruangdahulu masuknya mau ke mana. Harusada reformasi besar-besaran terhadapperaturan perundang-undangan yangberkaitan dengan investasi langsung

    maupun tidak langsung yang masukke Indonesia, papar peniliti dariUniversitas Bung Karno tersebut.

    Pandangan lebih bijak disampaikanWakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan.Menurutnya, pengampunan pajakitu hanya sekali diberikan kepadapara pengusaha yang menjadiincaran pemerintah. Tidak mungkinpengampunan itu diberikan berkali-kali. Tentu tidak adil. Namun, nama-

    Ada aset sekitar Rp11.400triliun milik para pengusaha

    Indonesia yang terparkir

    di negara berpajak rendah.

    Jumlah yang tidak sedikit.

    Cukup untuk menyuntik

    APBN kita. Hanya saja

    langkah pemerintah belum

    terlihat

    7PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    8/80

    LAPORAN UTAMA

    foto:eno

    Negara tak boleh mem-b e n t a n g k a n k a r p e tm e r a h b a g i p a r ap e n g e m p l a n g p a j a k .

    Inilah ynag selalu disuarakan DPR.Parlementaria berkesempatan secaraeksklusif mewawancarai Wakil KetuaDPR Taufik Kurniawan di ruangkerjanya. Membincang pengampunanseperti tak ada habisnya. Kritik pundilontarkan Taufik terhadap rencanapengampunan pajak ini.

    Memang dapat dimengerti bilapemerintah berusaha menariksimpati para investor domestikdengan memberi pengampunanpajak. Harapannya, ada aset yangbisa ditarik ke dalam negeri setelahsekian lama terparkir di negara-negara dengan pajak rendah. MenurutTaufik, pengampunan pajak bisa sajadiberikan, tapi tidak bisa berkali-kali.

    PENGAMPUNAN PAJAK

    HANYA SEKALIPengampunan pajak diberikan

    hanya sekali. Setelah itu, wajibpajak harus membayar pajak secaranormal. Berikut ini petikan wawancaraParlementaria dengan politisi PANtersebut pada pertengahan April lalu.

    Anda yakin ada aset pengusaha

    Indonesia yang fantastis tersimpan

    di luar negeri?

    Ini kaitannya dengan PanamaPapers. Data itu perlu diklarifikasi.Pemerintah kita pun sudah yakin asetitu ada. Tanpa terungkap di PanamaPapers pun para aparat penegakhukum kita sudah mempunyaidata rekam jejak para pengusahaIndonesia yang tidak taat pajak.

    Pemerintah dan MenteriKeuangan ternyata sudahmenyatakan bahwa lebih dari

    79 persen mereka yang disebutd a l a m d o k u m e nPanama sudahs e s u a i .T i n g g a l

    ditindaklanjuti ke Dirjen Pajak.Sayangnya, kita baru bergerak ketikaada eforia Panama Papers. Padahal,tanpa itu mestinya sudah ditindaktegas oleh penegak hukum.

    Kebetulan saat yang sama, adapembahasan RUU tax amnesty .Menurut saya, tidak ada kaitan antara

    Panama Paper dengan tax amnesty.Mereka yang masuk dokumen PanamaPapers mungkin ingin melakukanself company di-offshoreke negara-negara tax heaven yang pajaknyasangat kecil bahkan nol sama sekali.

    Sebagai strategi marketingi t u s a h - s a h s a j a .

    Tapi, kalau berupapenggelapan pajak,itu harus dilakukanpenegakan hukum.

    Panama Pa-

    pers sebetulnyatidak ada kaitand e n g a n t a xe t

    r ak .R.rauanganunna

    a

    gaha-ut

    ajali.

    Papers. Data itu perlu diklarifikasi.Pemerintah kita pun sudah yakin asetitu ada. Tanpa terungkap di PanamaPapers pun para aparat penegakhukum kita sudah mempunyaidata rekam jejak para pengusahaIndonesia yang tidak taat pajak.

    Pemerintah dan MenteriKeuangan ternyata sudahmenyatakan bahwa lebih dari

    79 persen mereka yang disebutd a l a m d o k u m e nPanama sudahs e s u a i .T i n g g a l

    self company di-offshoreke negara-ne ara ax eaven yang pajaknyasangat kecil bahkan nol sama sekali.

    Sebagai strategi marketingi t u s a h - s a h s a j a .

    Tapi, kalau berupapenggelapan pajak,itu harus dilakukan

    enegakan hukum.Panama Pa

    pers sebetulidak ada kaitane a n a x

    Pro kontra pengampunanpajak terus bergulir.

    Pemerintah telahmengajukan RUU

    Pengampunan Pajak (taxamnesty) ke DPR. Kini,Komisi XI pun sedang

    membahasnya secaraintensif. Kepada siapa

    sebetulnya pemerintah inginmemberi pengampunan

    pajak? Kritik pun mengalirtiada henti atas rencana

    pengampunan pajak.

    8 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    9/80

    Tax amnesty, sekali lagi

    saya tegaskan hanya

    sekali dan tidak bisa

    diberikan beberapa

    kali. Memang, perlu

    kehati-hatian dan

    ketegasan dari aspek

    legislasinya

    (mh)

    perlu kehati-hatian dan ketegasandari aspek legislasinya. Jangan sampainanti mereka yang sudah punyakeinginan baik dan sadar ingin kembalimembayar pajak dari aset-asetnya

    yang tersimpan di luar negeri, malahmenjadi incaran hukum.

    Tidak boleh ada kriminalisasibagi para pengemplang pajak yangsudah menyadari kesalahannya dariperpajakan. Kepastian hukum harusmenjamin tuntutan hukumnya.Jangan sampai malah dikekang. Data79 persen nama-nama pengemplangpajak dalam Panama Papers yangsudah dimiliki pemerintah, harustetap diusut.

    Kampanye tax amnestyini, apakahbisa mengurangi defisit anggaran

    kita?

    Tax amnesty itu merupakan bagiandari upaya penerimaan pendapatannegara. Sebenarnya, tax amnesty itutidak ada kaitan langsung denganAP BN -P. Ti da k ad a tax amnesty

    pun, APBN tetap berjalan. Tinggalkonsekuensinya, kalau tax amnestyd i p u t u s k a n s e b e l u m A PB N - P2016 tentunya tidak dilakukanpenghematan lagi. Kita masih defisit

    Rp250 triliun. Diharapkan dengantax amnestybisa menutupi dan tidakmenambah defisit.

    Apabi la tax amnesty gagaldiputuskan atau belum selesai sebelumAPBN-P 2016, itu bisa dibahas di APBN2017. Sekarang tinggal kemauan dari

    stakeholder, apakah secara bersama-sama pemerintah dan DPR bersepakatmembuat planning. Mislanya, plan Atidak dilakukan penghematan berupapemotongan anggaran. Terhadappemotongan yang Rp250 triliun itu,

    tentunya disesuaikan dengan programkementerian.

    Yang menjadi prioritas pemerintahjangan dipotong. Yang berikutnya,kalau tax amnesty itu diputuskansetelah APBN-P, tentu menjadi bagiandari upaya menambah penerimaannegara pada siklus APBN 2017.

    amnesty. Dalam rencana tax amenstyitu, mereka yang menaruh aset di luarnegeri, oleh Dirjen Pajak diupayakanbisa kembali ke Tanah Air. Dan taxamnesty ini hanya satu kali dalamsetahun. Ujung dari tax amnestydan skandal Panama Papers adalahreformasi perpajakan.

    Bagaimana konkritnya reformasi

    pajak itu?

    Kalau sudah ada reformasi pajakyang jelas, semua pengemplang pajakharus dipastikan posisi hukumnya.Orang pasti ingin ada kepastian pajakyang jelas. Saat ini banyak sekalirestitusi pajak fiktif. Tax amnestymerupakan bagian dari reformasi pajakitu sendiri dan tidak ada kaitannyadengan Panama Papers.

    K o m is i X I s e n d ir i s u d ahmengkritik Kementerian Keuangan

    agar berhati-hati dan berkeadilan

    dalam menerapkan tax amnesty.

    Tidak justru memberi karpet

    merah bagi para pengemplang pajak.

    Pendapat Anda?

    Tax amnesty , sekali lagi sayategaskan hanya sekali dan tidak bisadiberikan beberapa kali. Memang,

    RUU Pengampunan PajakVersi Yustinus Prastowo

    Di negara maju, tax amnestyumumnya

    diberikan bagi aset di luar negeri.Amnesty

    bagi aset di luar negeri terkait dengan sistem

    worldwide incomeyang mengenakan pajak atas

    penghasilan dari dalam dan luar negeri.

    Bila persiapan kurang baik, pengampunan

    pajak terhadap aset dari luar negeri, menjadi

    tidak adil dan tidak fair.

    Pemberian amnestysebaiknya untuk wajib

    pajak orang pribadi dan mencakup seluruhpenghasilan.

    Data dan informasi yang diperoleh otoritas

    pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyidikan atau penuntutan

    pidana, karena berpotensi melemahkan penegakan hukum dan upaya

    pemberantasan korupsi. Oleh karena itu, perlu diatur perlindungan dari

    tuntutan administrtatif, tuntutan perdata, dan tuntutan pidana.

    foto:do

    k

    9PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    10/80

    LAPORAN UTAMA

    REFORMASI SISTEM PAJAK

    UNTUK KEPASTIAN HUKUM

    Di ruang kerjanya, FahriHamzah Wakil KetuaDPR RI mengundangbeberapa ekonom dan

    aktivis LSM untuk membincang RUUPengampunan Pajak (tax amnesty). Isuini begitu sensitif dan krusial, karenamenyangkut sumber pendapatanutama pemerintah. Fahri pun ingin

    melontarkan pandangan kritisnyamenyangkut hal ini.

    Tarik-menarik pembahasanR a n c a n g a n U n d a n g - U n d a n gPengampuan Pajak masih berputardi DPR, Menurut Fahri, RUU iniadalah jalan pintas, yang belum jelashasilnya. Bahkan, berefek negatifbagi perekonomian negara. Langkah

    pemerintah yang memberikanpengampunan pajak bagi parapengemplangnya adalah cara yangtidak normal.

    Itu artinya kita tidak percayadiri, sehingga kita mau menempuhcara yang tidak normal. Tax amnestyini adalah cara tidak normal untukmendapatkan uang cepat, kritik Fahri.

    Selain menduga tidak jelas hasilnya,politisi PKS ini juga memberi kiasan,jika RUU ini disahkan, lalu masuk dana-dana gelap itu ke dalam negeri, makabisa merusak sistem perekonomianIndonesia. Ini seperti penyakit yangmasuk menjangkiti jasad manusia.

    Uang itu bersih atau kotor.Kotornya itu menimbulkan kerusakanenggak kepada sistem tubuh kitayang lain. Uang haram itu sepertidarah. Kalau darah Anda kotor, semuapenyakit bisa ada, kita bisa jerawatan,

    kita bisa serangan jatung, ginjalkita bisa rusak, hati kita rusak, dansebagainya, uangkapnya memberimetafora.

    Politisi dari dapil Nusa TenggaraBarat ini menyarankan dengan lantang,agar para pemangku kepentinganlebih mendahulukan reformasisistem perpajakan dibandingkanhanya pengampunan pajak yangmerupakan bag ian kec i l sa ja .Reformasi perpajakan yang dia maksudadalah yang menghasilkan kepastianhukum. Menurutnya, tindakan itu bisamembenihkan pendapatan negara darisumber yang halal.

    Kalau saya secara khusus, marikita reformasi sistem, supaya sistemhukum memberi kepastian. Sebab kalauada kepastian hukum, uang halal yangakan datang, dan yang halal pasti lebihbanyak daripada yang haram. Uangbersih pasti lebih banyak daripada yangkotor, seru Fahri.

    Pengampunan

    pajak adalah jalan

    pintas yang belum

    jelas. Pemberian

    pengampunan kepada

    para pengemplang

    pajak adalah cara yangtidak normal.

    foto:jaka

    10 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    11/80

    Dia mengaku mendapat laporanbahwa pengadilan pajak di Indonesiahanya ada tiga. Hakim pajak pun hanya49 orang untuk menangani pendapatannegara dari pajak yang ribuan triliun.Ini bisa membuat keteteran aparatyang bertugas. Bahkan yang sangatdisayangkan dalam penanganan kasuspajak, keberpihakan pada yang benartidak selalu tepat.

    Nah yang begini-begini harusdikerjakan terlebih dulu sebelum kitamengambil jalan pintas, membukapintu bagi masuknya uang haram kenegara kita ini, tandas Fahri.

    Dia menguraikan bahwa reformasiperpajakan jauh lebih pentingdari hanya sekadar pengampunanpajak. Bagaimana cara pemerintahmengintensifkan pembayaran pajak,bagaimana agar masyarakat semuanyabayar pajak. Menurut Fahri, saat inibanyak sektor bisnis baru yang belumterjangkau pajak.

    Dia mendapat pengaduan, mayo-ritas pemegang izin pertam bangantidak bayar pajak. Yang bayar pajakpun masih tetap bisa melakukan kecu-rangan. Modusnya, ada kegiatan untukmentrasfer pajak biaya ke luar negeri,sehingga pajaknya semakin berkurang.

    Ini hal-hal yang harus dikejarsebetulnya, bukan jalan pintas. Sekalilagi, kan, kita belum tahu dapatnya daritax amnestyberapa sih. Betul enggakdia bisa menutupi kekurangan kita.Kalau dia menutup, betul enggak inibaik buat kita, ungkapnya meragukanRUU Pengampunan Pajak.

    Para pemangku

    kepentingan lebih

    mendahulukan reformasi

    sistem perpajakan

    dibandingkan hanya

    pengampunan pajak yang

    merupakan bagian kecil saja

    (eko)

    RUU Pengampunan Pajak

    VersiRevrisond BaswirAgar sinkron dengan arahan Presiden,

    naskah akademik sebaiknya disusun ulang

    untuk lebih fokus pada repatriasi offshore fund

    (disclosed dab undisclosed).

    Judul UU sebaiknya diganti menjadi UU

    Pelaporan dan Repatriasi Dana.

    Siapkan SUN khusus repatriasi dan sejumlah

    proyek infrastruktur dengan skema PPP untuk

    menampung dana-dana tersebut.

    Libatkan kalangan perbankan untuk

    menyusun strategi repatriasi offshore fundyang

    efektif.

    Karena fokus bergeser dari menutup defisit APBN 2016 ke repatriasi

    dana dan UU diharapkan dapat berlaku dalam jangka yang lebih

    panjang, maka penuntasan UU dapat ditunda ke 2017.

    RUU Pengampunan Pajak

    Versi Drajad H. WibowoSistem Aplikasi Perpajakan Terpadu (SAPT),

    Sistem informasi perpajakan modifikasi

    (SIPMOD), dan sistem informasi DJP belum

    terintegrasi.

    Sejak program PINTAR dibatalkan, belum

    ada inisiatif baru untuk memperbaiki sistem

    informasi pajak hingga saat ini.

    Hasil audit BPK menunjukan bahwa

    pengelolaan data di Ditjen Pajak masih kurang

    memuaskan.

    Harta yang diperoleh dari kegiatan

    terorisme, narkotika, dan perdagangan

    manusia- yang sebelumnya secara eksplisit dinyatakan sebagai harta

    yang tidak dapat dimintakan pengampunan pajak- kini tidak tercantumdalam RUU Pengampunan Pajak.

    Pengampunan pajak di seluruh dunia selalu menimbulkan moral

    hazard. WP patuh tidak memperoleh insentif, WP tidak patuh diberi

    pengampunan.

    WP tidak patuh mendapat pengampunan dengan tarif 2%, 4%, dan

    6%. WP tidak patuh dan membawa kabur harta ke luar negeri dapat

    pengampunan dengan tarif 1%, 2%, dan 3%.

    foto:dok

    foto:dok

    11PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    12/80

    LAPORAN UTAMA

    Rapat kerja Komisi XI DPR RIdengan Menteri KeuanganBambang Brodjonegoropertengahan April lalu, penuh

    dengan perbincangan soal pajak. Isupajak akhir-akhir ini begitu seksi bagimedia massa. Selain ada programpemerintah yang ingin menggulirkanpengampunan pajak, ada pula skandalPanama Papers yang terungkap.

    Skandal Panama Papers itu justru

    kian menjadi pemantik bagi pemerintahuntuk menarik aset pengusahaIndonesia ke dalam negeri. Saat yangsama DPR juga sedang membahasrancangan undang-undang (RUU)Pengampunan Pajak yang diinisiasipemerintah. Di satu sisi, pemerintahingin mengejar target pajak dari parapengusaha Indonesia yang menyimpanasetnya di luar negeri, di sisi lain,DPR berharap agar pengampunanpajak dilakukan dengan hati-hati dan

    MENGAPRESIASIYANG PATUH

    Pemerintah diimbaumemberi apresiasi tinggikepada wajib pajak yangpatuh. Bukan menggelar

    karpet merah bagipengemplang pajak lewat

    program pengampunanpajak (tax amnesty).

    berkeadilan.Ketua Komisi XI DPR RI Achmadi

    Noor Supit saat memimpin raker denganMenkeu menegaskan, isu pengampunanpajak begulir begitu cepat di publik.Pemerintah diimbaunya bersikap adildalam menerapkan kebijakan pajak.Kampanye pengampunan pajak yangsedang digulirkan pemerintah harusbetul-betul membawa dampak positifbagi perekonomian nasional.

    Di sisi lain, kata Supit, upayamemberi pengampunan pa jakdiharapkan tidak melupakan apresiasibagi para pembayar pajak yang selamaini sangat patuh. Rencana penerapanpengampunan pajak harus berkeadilandan penuh kehati-hatian. Isu tentangtax amnesty bergulir begitu cepat.Mana keberpihakan pemerintah kepadamereka yang membayar pajak denganbaik. Sementara yang ngempalang pajakakan diampuni, kritiknya.

    Rapat Kerja Komisi XI dengan Menteri Keuangan

    foto:arief/iw

    12 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    13/80

    Hampir setiap hari isu kontroversialme nyangkut pengampunan pajakini jadi komoditas pemberitaan danperbincangan publik. Sementarapembahasan RUU Pengampunan Pajakyang diinisiasi pemerintah sempatterjadi tarik menarik kepentingan antaralegislatif dan eksekutif. Akhirnya, DPRpun menyetujui pembahasan RUU ini.Sebentar lagi RUU tax amnesty akandibahas. Ini persoalan yang sangat seksi

    skandal Panama Papers. Ini jadi kega-duhan lain lagi. Menurut Erizal, bilapemerintah punya data akurat WNIyang menaruh asetnya di luar negeritanpa membayar pajak di dalam negeri,mestinya pemerintah bisa langsungbereaksi.

    Sebelumnya, pemerintah sudahmengakui bahwa 79 persen nama-namapengusaha Indonesia yang tercantumdalam dokumen Panama cocok dengan

    Jon berharap, pemerintah meng-undang para pengusaha Indonesiayang biasa menanamkan asetnya diluar negeri. Itu mungkin bisa menjadisalah satu solusi, agar negara bisamendapatkan pemasukan dari pajak.Komunikasi yang baik dari pemerintahmenjadi kebutuhan agar pengusahaIndonesia yang menaruh asetnya di luarnegeri bisa membawa pulang ke TanahAir dengan aman.

    Pemerintah sendiri menyebut, adasekitar Rp11.400 triliun aset milik WNIyang diparkir di luar negeri atau dinegara-negara dengan pajak rendah(tax heaven). Menurut Jon, bila memangitu milik WNI, mestinya pemerintahlebih mudah melakukan pendekatandan berkomunikasi. Kenapa tidakorang-orang ini diajak duduk bersama,

    membangun Indonesia. Caranya ya,tentu dengan berkomunikasi, ucap Jon.

    Politisi PAN itu menambahkan,pengusaha WNI yang sudah terdatamenaruh asetnya di luar negeri bisaditanya motifnya. Namun, menanyakanlangsung soal pajak, tidak membuatpara pengusaha WNI itu nyaman secarapsikologis. Saya tidak dalam posisimembela, tetapi ini ada pasar yang bisadisentuh yang bisa ditangani serius.Sampai hari ini, kita belum melihatlangkah-langkah itu, kilah Jon lagi.

    Jon berharap, kebijakan di sektor

    perpajakan ini tidak mengganggu kinerjaekonomi. Sebaliknya, justru harusmenjadi stimulus ekonomi. Apalagi,pemerintah sedang menggiatkaninvestasi dan pembangunan infra-sturktur di semua daerah.

    untuk kita bahas bersama, ucapnya saatrapat dengan Menkeu.

    Sementara itu, saat bersamaanWakil Ketua Komisi XI Jon Erizal me-ngemukakan pandangannya. Taxamnesty yang digulirkan pemerintahtelah menimbulkan kegaduhan. Ditengah kegaduhan itu, muncul lagi

    data milik pemerintah. Menjadi ironisketika pemerintah tak bereaksi, hingga

    terungkap dalam Panama Papers. Adatax amnestykita gaduh. Akhirnya orangdi luar negeri kipas-kipas saja. Sekarangada lagi Panama Papers, kita gaduh lagi.Harusnya pemerintah bisa langsungaction, ungkapnya di hadapan Menkeu.

    Ketua Komisi XI DPR RI

    Ahmadi Noor Supit

    Wakil Ketua Komisi XI DPR RI

    Jon Erizal

    (mh)

    foto:arief/iw

    foto:arief/iw

    Disamping bermanfaat sebagai

    penerimaan pajak dalam jangka pendek,

    masuknya dana-dana repatriasi akan

    meningkatkan likuiditas sektor keuangan

    dan menjadi sumber per tumbuhan ekonomi.

    Permaslahannya adalah pelaksanaan tax

    amnesty di seluruh dunia belum terbukti

    keberhasilannya.

    Apabila DPR sepakat menyelesaikan

    RUU ini maka diusulkan untuk ditinjau

    ulang mengenai: 1) tarif tebusan yang

    lebih kompetitif, 2) tata cara pemberian

    pengampunan pajak, 3) Pemanfaatan dana

    repatriasi yang lebih profesional. Dan 4) sanksi

    bagi pejabat yang membuka rahasia wajib

    pajak.

    Dalam beberapa pasal, RUU ini masih

    mengandung kerancuan berfikir dan

    kepastian mengenai kaitan proses penerbitan

    SKP Pajak dengan proses pemeriksaan wajib

    pajak (jika sedang menjalaninya).

    RUU Pengampunan Pajak versiAnggito Abimanyu

    foto:dok

    13PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    14/80

    LAPORAN UTAMA

    14 lPARLEMENTARIA Edisi 136 TH. XLVI - 2016

    MEMPERTANYAKAN NASIONALISME

    PENGUSAHA INDONESIABanyak pengusaha

    Indonesia memarkir

    dana dan asetnya di luar

    negeri untuk hindari

    pajak di dalam negeri.

    Dalam dokumen yang

    disebut Panama Papers

    terungkap sejumlahnama penting WNI yang

    memarkir kekayaannya

    di negara berpajak

    rendah (tax haven). Ke

    mana nasionalisme para

    pengusaha Indonesia itu?

    h (tax haven). Ke

    sionalisme para

    a Indonesia itu?

    Ruang rapat Komis i XIDPR RI sudah sepi ketikaParlementaria menemuiAnggota Ko misi XI Eva

    Kusuma Sundari. Saat itu, Komisi XIbaru saja merampungkan rapat kerjadengan Menteri Keuangan BambangBrodjonegoro. Rencana pengampunanpajak(tax amnesty)jadi isu seksi yang

    diperbincangkan. Suara kritis Evaselalu terlontar di tengah rapat yangmenyoal pengampunan pajak tersebut.

    Pol it is i PDI-Perjuangan itumengemukakan pandangannyaterhadap isu yang selalu mewarnaimedia massa nasional , karenamenyangkut kebijakan publik yangsangat strategis. Menurut Eva, perluada perubahan sistem di DirektoratJenderal Pa jak , Kementer ianKeuangan, sebelum memberlakukanprogram pengampunan pajak.

    Perubahan sistem itu menyangkutinformasi perpajakan yang lebihakuntabel dan konprehensif.

    Tidak hanya itu, perbaikan sistemperpajakan juga harus meyentuhkeamanan para petugas pajak. Dilapangan, para petugas pajak kerapmenghadapi ancaman dan perlakuankekerasan dari para wajib pajak yangmembandel. Setelah semua sistemperpajakan diperbaiki, pemerintah bisasegera menerapkan pengampunan

    pajak yang orientasinya untuk menarikdana dan aset para pengusahaIndonesia yang diparkir di luar negeri.

    Di tengah rencana pemerintah

    foto:arief/iw

    Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    15/80

    (mh)

    memberikan pengampunan pajak, tiba-tiba mencuat skandal Panama Paperske publik. Ini semakin memperjelasbahwa benar ada aset para pengusahaIndonesia yang disimpan di luar

    negeri. Setidaknya, ada Rp11.400tril iun dana yang tersimpan diluar negeri, milik para pengusahaIndonesia. Pemerintah, kata Eva, perlumenciptakan pra kondisi sebelum bisamenarik kembali dana tersebut keTanah Air.

    Panama Papers cukup membantupemerintah untuk mengejar nama-nama pengusaha Indonesia yangmuncul dalam dokumen itu. Orang-orang kaya di Amerika dan Swiss saja,yang aturan pajaknya sangat ketat,

    sudah memberlakukan pelaranganwarga negaranya untuk memanfaatkantax haven . Nah, dalam prinsipperpajakan kita, juga harusnya parawajib pajak Indonesia yang mendapatpenghasilan dari sini, ya harus bayarjuga ke sini. Enggak boleh diputar kesana, seru Eva.

    Mantan Anggota Komisi III inimempertanyakan nasionalisme parapengusaha Indonesia yang menyimpandananya di luar negeri. Pengusahayang berjiwa nasionalis, idealnya

    memberi sumbangsih terbaik bagibangsa dan negaranya sendiri lewatpajak yang ditunaikannya. Ini, kan,betapa tidak nasionalisnya para orangkaya itu. Harus ada perombakanperpajakan yang lebih berkeadilan,tandas Eva lagi.

    Untuk memantau para wajib pajak,

    sambung politisi dari dapil JatimIV itu, Direktorat Jenderal Pajak(DJP) harus memiliki akses yangluas, dari mulai izin usaha hingga keperbankan. Dengan begitu, pergerakanaset selalu terpantau DJP. Setelahprogram pengampunan pajak selesai,

    tak ada lagi aset yang dilarikan keluardari negeri ini. Mereka berusahadi Indonesia, bayar pajak pun diIndonesia.

    Kalau DJP punya akses hingga keperbankan, tidak akan ditipu denganperilaku orang-orang elit yang hanyamikir dirinya sendiri. Tidak ada wacana

    dalam kebijakan perpajakan saat iniuntuk mengentertain pengusaha-pengusaha kaya, ungkap Eva lebihlanjut. Sejauh ini, Kemenkeu jugasudah memberikan verifikasi para

    wajib pajak yang tercantum dalamPanama Papers kepada Komisi XI.Menteri Keuangan sendiri di

    hadapan Komisi XI, ungkap Eva,akan menindaklanjuti temuantersebut. Setelah diverifikasi, akanterlihat apakah sejumlah nama yangmenyimpan asetnya di luar negeriitu termasuk penggelapan pajak,penghindaran pajak, transfer pricing,atau profit transferring.

    Menurut Eva, kebijakan pengam-punan pajak bukan menyambut para

    pengemplang pajak dengan karpetmerah. Pasti akan ada tindakan dankonsekuensi yang diberikan kepadapara wajib pajak tersebut. Saya kira,ini framenya lebih kepada penindakanbukan karpet merah, karena duitditarik lagi oleh mereka.

    Soal akurasi nama-nama yangdisebut dalam dokumen PanamaPapers, sejauh ini pemerintah sudahmemverifikasinya. 79 persen nama-nama WNI dalam dokumen tersebutsesuai dengan data yang dimiliki

    pemerintah. Nama-nama sepertiRini Soemarno, Ihsanuddin Noorsy,Chairul Tanjung, bahkan Haryy Azharsudah diklarifikasi. Menkeu sudahjanji akan menindaklanjuti ke levelpenindakan. Jadi, ini ada potensipenambahan pendapatan dari pajakmereka.

    Pengusaha yang

    berjiwa nasionalis, idealnya

    memberi sumbangsih

    terbaik bagi bangsa dan

    negaranya sendiri lewat

    pajak yang ditunaikannya.

    Betapa tidak nasionalisnya

    para orang kaya itu.

    Harus ada perombakan

    perpajakan yang lebih

    berkeadilan

    Tujuan pengampunan pajak bukan soal

    berapa nominal penerimaan pajak. Tapi,

    agar uang yang parkir di luar negeri bisa

    kembali diinvestasikan di Indonesia untuk

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

    Pengampunan pajak digunakan

    untuk menciptakan objek pajak baru. Ini

    artinya Direktorat Jenderal Pajak tak perlu

    melakukan kegiatan berkaitan dengan

    penambahan jumlah Wajib Pajak (WP)

    terdaftar (Subjek Pajak) serta perluasan Objek

    Pajak atau yang biasa disebut ekstensifikasi.

    RUU Pengampunan Pajak

    VersiKen Dwijugiasteadi (Dirjen Pajak)

    foto:dok

    15PARLEMENTARIA

    Edisi 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    16/80

    LAPORAN UTAMA

    Bagi negara yang menganuts istem ketatanegaraanwelfare state, pajak meru-pakan instrumen distribusi

    pendapatan negara yang penting.

    Maka, tak heran negara welfare stateakan menetapkan tarif tinggi untukpajak negara. Indonesia tidaklahdemikian. Pajak di negara ini, masihterbilang rendah. Dikutip dari websaitresmi Kemenkeu, Pajak Penghasilan(PPh) di Indonesia sebesar 25 persen.

    Jika dibandingkan dengan datayang dilansir oleh Business Insideryangmelakukan pemeringkatan negaradengan total pungutan pajak lebihdari 50 persen, maka Indonesia masihramah kepada para wajib pajak. Berikut

    lima negara dengan rasio pungutanpajak teratas: Pertama, Aljazair: 72.7persen. Negara ini merupakan negaradengan total rasio pajak tertinggi diwilayah negara-negara Afrika.

    Lalu, Kolombia: 75.4 persen.Kolombia memberlakukan kebijakanpajak kekayaan yang baru. Kolombiamenjadi negara di Amerika Latin urutanketiga dalam hal total rasio pajak.

    Selanjutnya, Tajikistan: 80.9 persen.Negara di Asia Tengah ini memiliki

    MOMENTUM TAUBAT

    PARA PENGINGKAR PAJAK

    Di Indonesia pajakbukanlah satu-satunya

    instrumen kesejahteraanbagi masyarakat. Adabanyak sumber daya

    lain yang bisa menjadipenopang kesejahteraannasional. Kekayaan alam

    Indonesia tidak bisa

    dianggap sedikit, jikadikelola secara adil, baik,

    dan benar, seharusnyabisa menjadi peranti

    kesentosaan warganegara.

    kebijakan tarif pajak 2 persen dariomset, yang berdampak signifikanterhadap perolehan keuntunganperusahaan. Bolivia: 83.7 persen.Kebijakan tiga persen pajak transaksiberdampak pada 60 persen keuntunganperusahaan, bahkan sebelum pajaklainnya diperhitungkan.

    Lalu, Argentina: 137.3 persen.Sangat mengherankan, total tarif

    pajak yang dipatok oleh pemerintahArgentina lebih dari 100 persen darikeuntungan perusahaan. Pajak omsetsaja hampir 90 persen, belum lagi pajakpenghasilan dan transaksi keuanganyang termasuk di dalamnya. Namundemikian di Indonesia masih saja adawajib pajak yang mengemplang daripembayaran pajak.

    Saat ada wajib pajak yang taattidak mendapat apresiasi, di sisi yangberbeda ada pengemplang pajakjustru mendapat pengampunan, inimerupakan pilihan yang sulit bagi

    para pembuat kebijakan. Denganadanya tax amnesty, diharapkan parapengemplang pajak bisa sadar lalumelakukan pertaubatan.

    Oleh karena itu disamping adatax amnesty kita juga harus pikirkansupaya wajib pajak yang taat, giat, danrajin mendapat insentif pajak. Suatusaat harus kita pikirkan itu, bagaimanayang taat pajak dan tidak memanipulasiserta tidak telat itu mendapat insentifdari negara, harap Anggota Komisi XIDPR RI, M. Sarmuji.

    Kasus Panama Papers danpengajuan Rancangan Undang-UndangPengampunan Pajak belakangan inimemenuhi kolom-kolom pemberitaanmedia masa. Namun dua isu tersebutsebenarnya hanya kebetulan sajabepapasan dalam waktu yang sama.RUU Pengampunan Pajak tidakdimotivasi oleh isu Panama Papers.Keduanya tidak berkaitan langsung.

    S a r m u j i b e r a l a s a n , R U UPengampunan Pajak dibahas hanya

    foto:arief/iw

    Anggota Komisi XI DPR RI M. Sarmuji

    16 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    17/80

    untuk kepentingan nasional. Didalamnya bertujuan agar aset berupaharta, uang, serta kapital yang dimilikipara wajib pajak dari Indonesia kembalike tanah asal. Dengan begitu, tujuanpembangunan nasional mendapatdukungan modal dari dalam negerisecara berdikari.

    Jadi inisiatifnya itu murni untukkepentingan nasional kita, kepentingansupaya ada repatriasi aset, repatriasiuang dari luar negeri ke Indonesia, itumurni begitu. Jadi, tidak ada kaitanlangsung antara Panama Papers dengantax amnesty, tutur Politisi dari FraksiPartai Golongan Karya, berargumen.

    Menurut Anggota Dewan dari dapilJawa Timur VI ini, RUU PengampunanPajak adalah kebutuhan untuk

    kepentingan investasi jangka panjang.Tetapi Sarmuji menyarankan agar adalangkah untuk mengantisipasi supayaRUU ini tidak hanya berakibat baiksecara sepintas saja.

    Artinya bukan hanya kebutuhanuntuk menambah pendapatan karenakita ada defisit anggaran sebesar Rp290triliun saja, tetapi untuk kepentinganinvestasi jangka panjang. Supayamasyarakat Indonesia yang memilikiaset, memiliki uang itu, lebih betahditanamkan di dalam negeri daripadadibawa ke luar negeri. Itu kepentingan

    utama kita, tandasnya.Sarmuji menjelaskan, jika RUU

    Pengampunan Pajak bisa disahkan, akanterjadi pemasukan modal yang lumayanbesar. Uang yang ada di luar negeri akankembali ke dalam negeri, sehingga bisaberakibat pada peningkatan pendapatanterutama di sisi pajak.

    Dengan demikian defisit anggaranakan bisa diminimalisir karena adatambahan pendapatan. Menurutnyasekarang in i , ada kesenjanganantara pendapatan dan pengeluaran

    negara, pengeluarannya normal tapipendapatannya tidak normal, kurangdari yang diperkirakan.

    Seiring terjadinya repatriasi aset,repatriasi modal dari luar negeri kedalam negeri, pendapatan kita akannaik, pajak kita akan masuk, sehinggadefisit anggarang yang selama ini kitakhawatirkan Rp290 triliun, insya Allahrelatif tertutupi, bisa diatasi denganpengetatan, pengefisiensian anggaran,jelasnya. (e

    ko)

    LIMA NEGARA DENGANPAJAK TERTINGGI DAN TERENDAH

    LIMA NEGARADENGAN PAJAK TERENDAH

    LIMA NEGARADENGAN PAJAK TERTINGGI

    1. Aljazair: 72,7persen

    Negara ini merupakan negaradengan total rasio pajak tertinggi diwilayah negara-negara Afrika.

    2. Kolombia: 75,4persen

    K o l o m b i a m e m b e r l a k u k a nkebijakan pajak kekayaan yangbaru. Kolombia menjadi negara diAmerika Latin urutan ketiga dalamhal total rasi opajak.

    3. Tajikistan: 80.9persen

    Negara di Asia Tengah ini memilikikebijakan tarif pajak 2 persen dariomset, yang berdampak signifikanterhadap perolehan keuntunganperusahaan.

    4. Bolivia: 83.7persen

    Kebijakan tiga persen pajaktransaksi berdampak pada 60persen keuntungan perusahaan,bahkan sebelum pajak lainnyadiperhitungkan.

    5. Argentina: 137.3persen

    Sangat mengherankan, total tarifpajak yang dipatok oleh pemerintahArgentina lebih dari 100 persen darikeuntungan perusahaan. Pajakomset saja hampir 90 persen,belum lagi pajak penghasilan dantransaksi keuangan yang termasukdi dalamnya.

    Versi Laporan World Economic Forum 2015

    1. Hong Kong: 22,8persen

    Dengan ruang lingkup tarif pajakyang rendah, menurut banyakkalangan Kota Hong Kong telahmenjadi satu dari banyak tempatmenarik dalam dunia bisnis.

    2. Montenegro: 22,3persen

    Salah satu negara yang berada diEropa Tenggara ini mempunyai tarifpajak penghasilan yang rendah.Bahkan, nominal pungutan pajaktersebut menjadi salah satu negaraEropa dengan tarif pajak terendah.

    3. Kanada: 21persen

    Merupakan salah satu negarabagian Amerika Serikat (AS) yangterletak di utara. Dengan ekonomiyang maju, membuat negara ituberada dalam jajaran teratas.Bahkan yang lebih mengejutkan,

    penduduk Kanada provinsi Manitobamemiliki tingkat pajak korporasi 0persen untuk usaha kecil.

    4. Kamboja: 21persen

    Salah satu negara di Asia Tenggaraini telah berhasil menarik sejumlahbesar investasi asing dalam duadasawarsa atau 20 tahun terakhir.Pasalnya, negara ini memilikijumlah tingkat pajak yang jauhlebih rendah daripada kebanyakannegara tetangganya yang lebihberkembang.

    5. Namibia: 20,7persen

    Namibia merupakan salah satudari hanya dua negara Afrika yangberhasil masuk ke dalam daftar.

    17PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    18/80

    LAPORAN UTAMA

    Nanti RUU PengampunanPajak akan bisa menjadiukuran seberapa besarminat para WNI mema-

    sukkan dananya ke dalam sistemperpajakan negara, walau beradadi dalam negeri. Jika hal tersebutterealisasi maka akan menambahjumlah yang signifikan dalam sistemperpajakan.

    MERAMU RUUPENGAMPUNAN PAJAK

    Pengampunan pajak yang diusulkan pemerintah sangattergantung pada seberapa besar repatriasi dana ke dalamnegeri. Ini baru bisa dinilai setelah Rancangan Undang-Undang tersebut disahkan dan berjalan. Selain itu, patutdiperhatikan pula, seberapa besar minat Warga NegaraIndonesia (WNI) yang memarkir dananya di luar negeri

    untuk membawa kembali ke Tanah Air.

    Namun jika repatriasi dana kecil,serta dari dalam negeri responnyalemah, maka tentu pengampunan pajakini bisa dinilai belum berhasil. Banyakyang berharap RUU pengampunanpajak berhasil sesuai dengan tujuan

    yang diharapkan.Karenanya, sangat ditentukan

    berapa besar tax treaty, perjanjianperpajakan antara dua negara yangdibuat untuk meminimalisir pajak gandadan berbagai usaha penghindaranpajak. Selain itu, juga ditentukan olehtax ratio, perbandingan penerimaanpajak dengan produk domestik bruto(PDB). Tax ratioseringkali menjadiukuran kinerja sektor perpajakan.

    RUU Pengampunan Pajak ada

    karena inisiatif pemerintah. RUU inisudah disampaikan PemerintahanJoko Widodo ke Dewan PerwakilanRakyat (DPR RI), selanjutnya BadanMusyawarah DPR telah menetapkanbahwa RUU tersebut dibahas danditindaklanjuti oleh Komisi XI DPR.

    Komisi XI dan pemerintah bahasRUU itu, sekaligus merumuskannya,begitu, Anggota Komisi XI JohnnyG. Plate menjelaskan kepada Par-lementaria. Pengampunan pajakmerupakan ikhtiar pemerintah yang

    dipimpin Presiden Jokowi agar terjadirepatriasi dana WNI ke dalam negeri.

    Dalam perumusan RUU peng-ampunan pajak unsur DPR yang terdiridari fraksi-fraksi menyampaikanDaftar Inventaris Masalah (DIM), agarselanjutnya pemerintah dan DPRmeramu bersama sehingga mendapatrumusan yang tepat dalam susunanundang-undang yang dirancangbersama.

    foto:arief/iw

    Anggota Komisi XI DPR RIJohnny G. Plate

    18 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    19/80

    (eko)

    Senada dengan pemerintah,Johnny yang merupakan politisi dariFraksi Partai Nasional Demokrat(Nasdem), mengharapkan agarRUU Pengampunan Pajak mampu

    mendorong pemulangan kembalidana-dana WNI ke Tanah Air yang adadi luar negeri. Menurutnya, repatriasidana bisa meningkatkan kemampuanlikuiditas dalam negeri agar mampumemenuhi kewajiban membayar utangdan sebagainya pada waktu yang telahditentukan.

    Repatrisasi ini berguna sekaliuntuk negara ini dalam rangkameningkatkan likuiditas dalam negerikita. Kalau masuk seribu sampai dua

    pinjam kepada rakyatnya sendiri,demikian Johnny memberi contoh.

    Kedua, likuiditas bisa mendoronguntuk pembiayaan-pembiayaan proyekyang akan dikerjakan pemerintah, yang

    telah menjadi program pemerintahnamun ada dalam sektor privat. Johnnymenjelaskan, pembiayaan tersebutadalah business to business, sehinggalikuiditas itu bisa digunakan untukproyek-proyek yang dibutuhkanpemerintah, termasuk infrastrukturkomersial yang menarik bagi parainvestor untuk masuk ke dalam negeri.

    Dengan masuknya dana ke dalamnegeri, maka akan mendoronginvestasi-investasi baru di sektor

    hukum, keamanan, kenyamanan, sertakemudahan dalam regulasi.

    Yang kita harapkan dana WNIitu segera kembali. Mereka akanbandingkan kenyamanan investasi

    dengan duitnya yang ada di dalamnegeri atau di luar negeri. Karenauang akan berpihak pada kenyamanandan keamanan investasinya, jelasJohnny.

    Berkaitan dengan objek pengam-punan pajak, politisi dari dapil NusaTenggara Timur I ini mengungkapkan,pengampunan tidak bisa diberikankepada orang-orang atau lembaga-lembaga yang tersangkut denganmasalah hukum tipikor misalnya,

    ribu triliun, tentu akan menambahlikuiditas yang besar ke dalam negeri,papar Johnny.

    A l u m n u s U n i k a At m a J ay aJurusan Ekonomi Bisnis Manajemenini menjelaskan l ikuiditas bisadigunakan untuk dua hal. Pertama,kalau pemerintah membutuhkandana, pemerintah bisa mengeluarkan

    surat utang negara, sebagai pinjamankepada kreditur-kreditur di dalamnegeri sendiri. Hal demikian berarti,utang-utang dalam negeri kualitasnyamenjadi lebih kuat, karena tidakmelakukan pinjaman ke luar negeri.

    Kita tidak pinjam ke luar negerike negara asing, tapi kita pinjam kewarga negara sendiri. Ini terjadi diJepang. Sehingga utang-utang negaradi Jepang itu kualitasnya tinggi karena

    privat. Hal tersebut berdampak padainvestasi-investasi yang ada di BadanKoordinasi Penanaman Modal (BKPM)bisa dibiayai oleh dana-dana WNIsendiri yang sudah ada di Indonesia.

    Kalau sebelumnya mungkin sajadari luar negeri, bisa dari warga negara,atau dari perusahaan asing, bisajuga dari perusahaan Indonesia yang

    berdomisili atau berbadan hukum dinegara asing. Ini semua adalah hal yanglegal. Yang legal ini kalau bisa dibawake dalam negeri dan mendorong untukmenambah likuiditas dan investasidi dalam negeri, tentu lebih baik,ungkapnya.

    Pemerintah memiliki kewenanganuntuk menggenjot serta mendorongmasuknya investasi ke dalam negeri.Investasi membutuhkan kepastian

    dalam status terpidana, dalam statustersangka, atau status terdakwa. Tentuini bukan menjadi bagian dari lingkup

    tax amnesty. Namun kalau tidak punyastatus hukum tentu kita juga tidak akanmenarik-narik, seakan-akan memilikimasalah hukum, tutur Johnny.

    Dia mengharapkan undang-undang in i b isa mendorong

    intensif ikasi pa jak meningkat,sehingga selanjutnya reformasi disektor perpajakan berjalan denganbaik, termasuk di birokrasi dan sistemperpajakan. Yang kita harapkanini WNI janganlah menaruh danadi luar negeri. Sekarang waktunyabangun ekonomi kita. Nah, untukitu kita berikan amnesty , kitaberikan pemaafan, demikian Johnnymenyampaikan alasan.

    RUU Pengampunan Pajak mampu

    mendorong pemulangan kembali dana-

    dana WNI ke Tanah Air yang ada di luar

    negeri. Repatriasi dana bisa meningkatkan

    kemampuan likuiditas dalam negeri agar

    mampu memenuhi kewajiban membayar

    utang dan sebagainya pada waktu yang

    telah ditentukan

    19PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    20/80

    LAPORAN UTAMA

    Apa yang bisa Anda komentari

    dari rencana pemerintah memberi

    pengampunan pajak?

    Pertama, kita menganut sistemdevisa bebas. Artinya setiap warganegara bebas menggunakan matauang asing di dalam negeri. Tidakada peraturan yang membatasi lalulintas devisa di Indonesia. Jadi,kerangka peraturan keputusan initidak memungkinkan tercapainyaupaya strategi tax amnesty.

    Kedua, kalau ada uang yang masuksenilai uang yang direncanakan olehpemerintah lewat peraturan taxamnesty, belum tentu uang itu akanmenimbulkan manfaat kalau dalam

    sistem keuangan yang terbuka. Efekpsikoligisnya bisa membahayakansistem moneter kita. Bisa menjatuhkanperbankan dan sektor keuangan. Jadi,ini bukan masalah sepele.

    Ketiga, tax amnesty ini sama sajamembiarkan dan menumbuhkankorups i . Tax amnesty berartimenyediakan ruang untuk manipulasipajak dan pengemplangan pajak dalamsistem hukum nasional. Keempat,saya menyoroti aspek ketidakpastianhukum. Bisa saja RUU ini bila sudah

    diundangkan lalu digugat ke MK. DanMK bisa membatalkannya. Dari siniterlihat bahwa di Indonesia kerapmenimbulkan ketidakpastian hukumdan kebijakan.

    Kelima, UU ini nantinya tidak bolehdiskriminatif. Jadi, UU tax amenstyharus mempunyai kaidah hukum yangmenganut asas nasional treatmentdanequal treatment.

    Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi

    PERLU REGULASI UNTUKHALANGI MODAL KELUARBila pemerintah berhasil menarik aset para

    pengusaha Indonesia di luar negeri, di mana aset-aset itu ditempatkan? Tidak ada fasilitas yang ideal

    di Indonesia untuk menempatkan begitu banyakaset yang selama ini diparkir di luar negeri.Apalagi pasar uang dan bursa saham

    di Tanah Air sedang buruk.

    B

    egitulah pandangan Sala-muddin Daeng kepadaParlementaria April lalu.Peneliti pada Pusat Kajian

    Ekonomi Politik, Universitas BungKarno, Jakarta ini, melihat, perluada regulasi untuk menahan arusmodal ke luar negeri. Ini penting,agar tidak ada lagi tradisi melarikanmodal dan aset ke negara-negara

    yang memiliki suaka pajak. Berikutpetikan wawancaranya.

    foto:jayadi

    Salamuddin Daeng

    20 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    21/80

    Pemerintah ing in dengan

    tax amnesty ini ada solusi untuk

    menutupi defisit anggaran. Pendapat

    Anda?

    Defisit APBN disebabkan dua hal.

    Penyebab pertama, penerimaan pajakdi dalam negeri yang rendah danpenerimaan negara bukan pajak yangmerosot. Defisit APBN yang disebabkanoleh rendahnya penerimaan pajak,lantaran ekonomi tumbuh bukanbersumber dari satu mata rantaiindustri yang kuat, melainkan darisegelintir perusahaan besar yangsebagiannya perusahaan asing. Kitatahu, perusahaan-perusahaan itusangat jeli melihat peluang untuk tidakmembayar pajak.

    Penyebab kedua, keadaan UUPerpajakan belum konek dengankebutuhan membangun industri.Industri tidak tumbuh. Padahal,pajaknya besar. Contoh, kenapatembakau itu besar sekali baikcukai maupun pajaknya, karena fullintegrateddari bahan baku sampaipasar, semua ada di dalam. Maka diamenyumbang cukai sampai Rp140triliun. Mana ada pendapatan besardari sektor seperti ini yang terintegrasi

    dari hulu sampai hilir. Yang lain, 70-80 persen menggunakan bahan bakuimpor.

    Kita di sini mengembangkanindustri perakitan. Nilai tambahnyakecil . Pajak hanya dibayar darisektor hilir saja. Itu secara teori kitagagal. Ingat, konsumen atau rakyatIndonesia tidak bisa dikuras denganpajaknya. Jadi, ada 3 hal yang harusdievaluasi, yaitu ivestor asing yangngemplang pajak di sini, evaluasistuktur industri, dan evaluasi daya

    beli masyarakat.Penyebab ketiga, tingginya sumber

    kewajiban pemerintah terhadaputang yang bunganya luar biasa. DiIndonesia utang obligasi pemerintahlebih tinggi bunganya dari obligasipembangunan. Itu membangkrutkanpendapatan bank pemerintah. DiIndonesia terbalik, nilai obligasi lebihtinggi dari obligasi bunga perbankan.

    Ini sama saja menghancurkan sektorkeuangan. Akhirnya dana masyarakatsebagian mengalir dalam surat utangpemerintah, tidak mau deposito keperbankan. Itulah penyebab APBN

    mengalami defisit.

    mau ke mana. Harus ada reformasibesar-besaran terhadap peraturanperundang-undangan yang berkaitandengan investasi langsung maupun tidaklangsung yang masuk ke Indonesia.

    Dengan s is tem la lu l in taskeuangan yang sifatnya global kitabisa memindahkan uang kita dari satunegara ke negara lain sesuka hati.Uang itu belum tentu mau pindahke Indonesia. Mau pindah ke pasarkeuangan Indonesia, pasar keuangankita lagi buruk sekali. Mau pindah kebursa saham, bursa saham kita puntidak menjanjikan apa-apa.

    Menurut Anda, bagaimana

    Panama Papers bisa terungkap?

    Karena ada perang informasi.Tujuannya, mendelegetimasi parapemimpin politik di dunia. Ini jugaperang inteligen.

    Pemerintah menyatakan 79

    persen nama WNI dalam Panama

    Papers sesuai dengan data yang

    dipegang pemerintah. Anda percaya

    itu?

    Siapa yang mempercayai informasibahwa 79 persen nama-nama

    pengusaha Indonesia dalam PanamaPapers sesuai dengan data yangdimiliki pemerintah. Pemerintahtidak punya data itu. Kalau dataitu bersumber dari Panama Papersmungkin iya. Tapi, kalau data daripemerintah tidak mungkin.

    Selama ini, pemerintah tidakbisa berbuat apa-apa, karena sistemperundang-undang Indonesia buruksekali. Skandal BLBI saja yang Rp630tril iun, tidak bisa diapa-apain.Apalag i, pengemplang pajak modus

    operandinya lebih tertutup daripadaBLBI. Saya pribadi percaya adabanyak orang Indonesia menyimpanuangnya di sana. Penyelesaiannya,harus membuat UU yang mampumenghalangi modal keluar. Harusbuat regulasi untuk menahan aruskeluar dari Indonesia terutama daripraktik korupsi, karena koruptor tidakmeyimpan uangnya di Indonesia.

    Apakah ini bisa diatasi dengan tax

    amnesty?

    Sekarang saya mau tanya, uangmasuk itu disuruh masuk ke mana?Pungutan pajaknya itu, kan, setelahada uang masuk. Mereka beli barang,belanja barang, belanja modal,

    belanja usaha, bikin invesatasi, baruada pajaknya. Masa uang masuklangsung jadi pendapatan negara.Kalau ditempatkan di obligasi baru bisadipotong pajak. Kalau disuruh masukke surat utang pemerintah, negara iniakan menjadi negara pencuci uang darihasil kejahatan.

    Kalau tax amnestymau masuk harusdisediakan ruang dahulu masuknya

    Selama ini, pemerintah

    tidak bisa berbuat

    apa-apa, karena sistem

    perundang-undangan

    Indonesia buruk sekali.

    Skandal BLBI saja yang

    Rp630 triliun, tidak bisa

    diapa-apain. Apalagi,

    pengemplang pajak

    modus operandinya lebih

    tertutup daripada BLBI.

    Saya pribadi percaya ada

    banyak orang Indonesia

    menyimpan uangnya

    di sana.

    (mh)

    21PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    22/80

    SUMBANG SARAN

    Pembahasan RUU Pengam-punan Pajak yang bertujuanmeningkatkan penerimaan,saat ini sedang dikerjakan

    secara intensif oleh DPR RI. Halini mengingat target penerimaanpajak pada tahun anggaran 2015tidak tercapai. Dari sisi perpajakan,pengampunan pajak sebenarnyamasuk ke dalam kategori intensifikasipajak, karena secara prinsip tidakmenambah subjek/objek pajak baru.Pengampunan pajak diberlakukan

    terhadap mereka yang memilikitunggakan pajak, dan menyimpanuang atau harta kekayaan terutamadi luar negeri sehingga diharapkanakan memindahkan uang dan hartakekayaannya ke dalam negeri .Diyakinkan bahwa DPR tidak akanmempersulit proses pembahasanRUU Pengampunan Pajak ( taxamnesty ) . Pimpinan DPR yakinprogram pengampunan pajaksetelahmelakukan rapat konsultasi denganPresiden Joko Widodo di Istana

    Merdeka, penerimaan pajak akanbertambah dan tax basepajak akansemakin baik.

    Harapan pemerintah mengasum-sikan penerimaan negara dari amnestipajak kurang lebih sebesar Rp60 triliundalam APBN 2016. Angka ini diperolehdari tarif tebusan 3% dikalikan dengandana (uang) yang masuk dari luarnegeri sekitar Rp 2.000 triliun. Artinyauntuk memperol eh penerimaa n

    tersebut, pemerintah harus membuatsebuah Undang-Undang. Nampaknyadalam tujuan jangka pendek kebijakanini adalah untuk mengejar targetpenerimaan pajak tahun 2016.

    Secara sederhana, tax amnes-ty atau pengampunan pajak adalahpenghapusan pajak yang terutang,penghapusan sanksi administrasiperpajakan, penghapusan sanksipidana di bidang perpajakan, sertasanksi pidana tertentu denganmembayar uang tebusan. Dalam

    draft RUU Pengampunan Pajak,yang mejadi perhatian adalah Pasal10 RUU Pengampunan Pajak yangmenyebutkan, Selain memperolehfasi l itas di bidang perpajakansebaga imana d imaksud da lamPasal 9, orang pribadi atau badanju ga mem pe ro le h pe ng am pun antindak pidana terkait perolehankekayaan, kecuali tindak pidanateroris, narkoba, dan perdagangan

    manusia.

    Hal tersebut menimbulkan pro

    dan kontra karena hasil kekayaanyang diperoleh dari tindak pidanatidak akan diusut dan diperiksasecara hukum apabila uang yangberada di luar negeri dikembalikanke Indonesia. Namun harta kekayaanyang berasal dari kejahatan tetapdiusut apabila kejahatan tersebutmerupakan kejahatan terorisme,narkoba, dan perdagangan manusia.Anehnya adalah t indak pidana

    PEMBARUAN SISTEM PERPAJAKAN

    LEBIH PENTING DARI TAX AMNESTY(PENGAMPUNAN PAJAK)Oleh:

    Mandala HarefaPeneliti Ekonomi Kebijakan Publik Pusat Penelitian - Badan Keahlian DPR RI

    foto:dok

    Mandala Harefa

    Selain memperoleh fasilitas

    di bidang perpajakan

    sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 9, orang

    pribadi atau badan juga

    memperoleh pengampunan

    tindak pidana terkaitperolehan kekayaan, kecuali

    tindak pidana teroris,

    narkoba, dan perdagangan

    manusia.

    22 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    23/80

    korupsi tidak disebutkan dalamRUU Pengampunan Pajak tersebut,sehingga apabila RUU ini disahkanharta kekayaan yang ada diluar negeriyang didapatkan dari hasil korupsi

    ataupun pencucian uang akan sahketika kembali ke Indonesia dalambentuk pengampunan Pajak. Halinilah yang perlu diatur lebih lanjutsecara jelas agar tidak bertentangandengan Undang-Undang TindakPidana Korupsi dan Pajak Penghasilan.

    Dari aspek teknis dan tahapan,objek pengampunan pajak bukanhanya uang dan/atau harta kekayaanyang disimpan di luar negeri, tapi

    pajak akan memperoleh suratkeputusan pengampunan pajakdari Ditjen Pajak. Pemerintah harusmemberi jawaban maksimum 30hari sejak wajib pajak mengajukan

    permohonan pengampunan pajak.Jika lewat batas itu pemerintah belummerespons, pengampunan pajakdianggap telah dikabulkan. Setelahitu, Dirjen Pajak harus menerbitkanSurat Keputusan PengampunanPajak (SKPP) maksimum tujuh harisetelah pengajuan. Tarif tebusanuntuk pengampunan pajak terdiriatas 3 (tiga) golongan berdasarkanperiodisasi pengampunan pajak, yaitu

    tebusan untuk pelaporan hartaadalah 6% untuk tiga bulan pertama,8% untuk tiga bulan kedua, dan10% untuk enam bulan selanjutnya.Sementara untuk yang melakukan

    repratriasi, maka tarif tebusanseharusnya diberlakukan adalah5% untuk t iga bulan pertama,7% untuk tiga bulan kedua, dan9% untuk enam bulan. Selain itu,kewajiban/prinsip repatriasi modalseharusnya menjadi bagian yang takterpisahkan dalam aturan amnestipajak. Artinya, pemerintah jugabersedia mengembalikan uang WNAyang diinvestasikan di Indonesia

    Pertama, wajib pajak (WP) badan ataupribadi yang mengajukan permohonanpengampunan pajak pada Januari-Maret (Kuartal I) 2016 dikenai tariftebusan 2% dari nilai bersih harta yangdilaporkan. Kedua, jika permohonan

    diajukan pada periode April-Juni(Kuartal II) 2016 waajib pajak terkenatarif tebusan 3%. Ketiga, pengenaantarif 5%, jika wajib pajak mengajukanpermohonan pengampunan pajakdari Juli sampai akhir Desember 2016(Semester II). Nilai bersih harta adalahharta dikurangi utang.

    Bila mengacu pada standar negaranegara OECD, tarif tebusan minimal2% terlalu rendah, dimana tarif

    ju ga di da la m ne ge ri ya ng ti da kdilaporkan atau dilaporkan tapi tidaksecara benar. Dengan demikian,maka pengampunan pajak tidakb e r l a k u t e r h a d a p u a n g a t a upendapatan dari hasil kejahatan

    terorisme, perdagangan narkoba danobat terlarang, hasil pembajakan/perompakan , serta ke jahatanperdagangan manusia. Tetapi ba-gaimana terhadap uang hasil dariperjudian di luar negeri oleh WNI.

    Mekanisme dan Tahapan

    Mekanisme pengampunan pajakadalaha bahwa orang pribadi ataubadan yang mengajukan amnesti

    ke negara asalnya untuk tujuantertentu, seperti pengampunan pajakdan lainnya.

    S e b e n a r n y a p o t e n s i p a j a ksangat besar, hanya kinerja Pajak,upaya meningkatkan perolehan

    sektor pajak belum optimal, bisajadi lemahanya data-data terkaitwajib pajak. Artinya tax base-nyamasih sangat kecil, sehingga, banyakkebijakan terkait masalah pajakdikeluhkan pengusaha, misalnyatarif pajak penghasilan (PPh) yangtinggi dan pengenaan pajak yangberganda (double tax). Atau ada pajakyang seharusnya masuk ke kategoriretribusi. Bahkan Asosiasi Pengusaha

    Pengampunan pajak tidak berlaku terhadap

    uang atau pendapatan dari hasil kejahatan

    terorisme, perdagangan narkoba dan obat

    terlarang, hasil pembajakan/perompakan,

    serta kejahatan perdagangan manusia. Tetapi

    bagaimana terhadap uang hasil dari perjudian

    di luar negeri oleh WNI

    23PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    24/80

    Indonesia (Apindo) menyatakanDirektorat Jenderal Pajak belumbisa menjangkau dana masyarakat,terutama pelaku usaha Indonesiayang memiliki aset besar dengan

    anak usaha cukup banyak. Bahkandiyakini ada sekitar 60-70% danayang tidak tersentuh pajak olehDitjen Pajak.

    Sebagian dana tersebut masukkelompok underground ekonomidan jumlah 60-70% tersebut adalahjumlah yang paling minimal yang tidakterjangkau. Sehingga menurutnyawarga negara Indonesia yangmembayar pajak baru hanya sekitar30-40%. Dari keseluruhan itupundidetailkan oleh DJP yakni ilegal

    logging, ilegal fishingdan ilegal mining.jika 70% dana tersebut diolah, artinyapenerimaan pajak yang akan datangmampu bertambah sebanyak empatkali lipat dari saat ini.

    Isu yang Berkembang

    T e r a k h i r s e b e l u m m a s u kpembahasan, isu yang berkembanagadalah adanya ketidakmampuanpemerintah memenuhi target pajak.Seharusnya aparat bersikap tegasterhadap pengemplang pajak, bukanmengampuni pengemplang pajak.Sanksi sosial dengan mengumumkan

    SUMBANG SARAN

    ke publik siapa pengempalang pajakakan lebih efektif. Terlebih data-datapengemplang pajak yang dimilikiDitjen pajak sangat lengkap. Selainitu pengajuan RUU Pengampunan

    Pajak dipercepat mengingat, bila tidakmaka akan berpotensi menyanderaRAPBN-P 2016 yang rencananya akansegera dibahas. Oleh karena itu perluperbaikan sistim perpajakan.

    Namun melihat nilai pemasukanbagi APBN adalah relatif kecil dan tidaksepadan untuk bisa menutup defisitAPBN 2016 yang ditargetkan 2,1% daritotal PDB. Seolah-olah bila tax amnestytidak segera diundangkan, APBN bisabangkrut dan dampaknya kepadaperekonomian. Dengan catatan defisit

    ratusan triliun rupiah dari total PDB,andalan penerimaan negara daripenerimaan pajak yang diprediksiterjadi kekurangan setoran (shortfall)hingga Rp200 triliun dari targetRp1.300 triliun di APBN 2016.

    Munculnya isu terkait adanyanama-nama 2.961 orang Indonesiatokoh-tokoh pada kasus PanamaPa p e r s s e m a k i n m e n d o r o n gpemerintah dan menjadi alasanyang tepat untuk mempercepatpembahasan tax amnesty. Secaralangsung kasus Panama Papersmengungkap adanya pengemplang

    pajak asal Indonesia . Padahalada atau tidak munculnya kasusPanama Papers, pemerintah melaluiDitjen Pajak seharusnya merespondata-data pengemplang pajak

    yang telah terpublikasi tersebut,bukan memberikan pengampunan.Merespons Panama Papers harusd e n g a n k e b i j a k a n s t r a t e g i s ,seperti bentuk tim investigasi,karena kebijakan tersebut hanyaakan dinikmati sebagian kecilpengemplang pajak yang siapdiampuni. Melalui kebijakan initentunya akan memutihkan hasilpenghasilan pengempalang pajakyang sumbernya diduga dari hasilkorupsi, perdagangan narkoba atau

    hasil uang dari penyeludupan. Halini tentunya akan mencederai rasakeadilan para wajib pajak yangselama ini selalu setia menjadipembayar pajak. Amnesti pajak harusmemperhatikan aspek keadilan,terutama bagi wajib pajak yangselama ini patuh. Selama ini kebijakanpajak belum mencerminkan keadilanyang dapat dilihat dari data BankDunia yang menunjukkan besarnyaketimpangan kekayaan, yaitu 1%penduduk menguasai 50,3% aset didalam negeri. (lihat tabel)

    Sumber: Forum Pajak Berkeadilan 205 (diolah dari DJP)

    Jumlah WP Terdaftar

    WP terdaftar yang Wajin menyampaikan SPT

    Total WP yang menyampaikan SPT

    Tingkat Kepatuhan (%)

    Realisasi Penerimaan Pajak (%)

    Tax Rasio (%)

    7,137,023

    6,341,828

    2,097,849

    33.08%

    105.9%

    11.1%

    15,911,576

    9,996,620

    5,413,114

    54.15%

    97.9%

    11.9%

    19,112,590

    14,101,933

    8,202,309

    58.16%

    98.1%

    12.1%

    22,319,073

    18,116,000

    9,033,233

    49.86%

    99.3%

    12.8%

    24,812,569

    17,659,278

    9,482,480

    53.70%

    96.4%

    13.1%

    28,002,205

    17,731,736

    10,790,650

    60.86%

    92.6%

    13.0%

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Tahun

    Keterangan

    Gambaran Kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia Tahun 2008-2013

    24 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    25/80

    Perbaikan Sistem Perpajakan

    dan Anggaran

    Dalam penerapan insentif pajakseperti tax amnesty, Indonesia telahmelakukan beberapa kali yakni:

    insentif pajak yang diberikan (taxhol iday , tax amnesty / sunsetpolicy): tahun 1965, 1984, 2008. Daripengalaman kebijakan tersebutberdampak langsung terhadapbesarnya penerimaan pajak ditahun yang bersangkutan, namunbelum tentu akan berlanjut danjustru pe neri maan pa jak kembal iturun. Bila ditelusuri kebijakan yangdiluncurkan, terlalu banyak insentifpajak diberikan kepada korporasi danorang super kaya sehingga kebijakan

    ini dikawatirkan kontra produktifdan menimbulkan moral hazard.Harapan dari kebijakan tersebutakan meningkatan penerimaan pajakdalam waktu cepat. Setelah durasi taxamnestyselesai pada kenyataan dariwaktu yang lalu tidak lebih dari 50%dari target yang ditetapkan. Implikasilainnya banyak pengemplang pajakadalah orang yang memiliki kekayaan,korporasi dan orang memiliki darihasil korupsi sengaja merekayasalaporan pendapatan: minimization,decreasing dan smoothing.

    K e g a g a l a n i m p l e m e n t a s ipengampunan pa jak tersebutdisebabkan, pemerintah tidak siapuntuk memenuhi persyratan dalamtax amnesty. Dalam penerapan taxamnesty ada persyaratan utamayang harus dipersiapkan anataralain perangkat regulasi dari undang-undang yang memayungi terkaitmasalah perpajakan, peraturanpelakasananya hingga petunjuk

    teknis, sosialisasi yang massif agardiketahui oleh seluruh masyarakat ,informasi diberlakukannya kebijakanpengampunan pajak, dan adanyajaminan kerahasiaan data-data yangakan diungkapkan serta perbaikanstructural kelembagaan perpajakandan prilaku para aparat pajak,

    Terkait masalah tax base dataperpajakan, Indonesia diyakini akankesulitan menerapkan keterbukaan

    dan pertukaran informasi perbankanuntuk pajak dalamAutomatic Exchangeof Information (AEoI) pada akhir2017. Pasalnya Indonesia memilikikelemahan data perpajakan yang dapat

    diberikan kepada negara lain yangmemberlakukan AEoI. Kesepakatanketerbukaan data dari AEoI tersebutmenganut azas resiprokal, di manajika Indone sia menging inkan datapajak dari negara lain maka Indonesiaharus terlebih dahulu memberikandata dan informasi perpajakan kenegara tersebut. Prinsip ini juga perludipikirkan dalam RUU PengampunanPajak.

    Jika tidak, dikhawatirkan kebi jakanini dimanfaatkan oleh pihak yangtidak bertanggung jawab untukmemutihkan kejahatan mereka yangberpotensi merugikan negara.

    Demikian pula keputusan DPRmereformasi sistim penganggarannegara dan sistim perbankan perluditindaklanjuti. Membuka aksesperbankan untuk pajak, menginisiasi,d a n m e n g i d e n t i f i k a s i s ing leindetification number untuk melihatsistim perpajakan yang baik. Kalaupunkebijakan itu diterapkan di suatunegara, harus ada kajian karakteristikwajib pajak, karena pemerintah adajalan lain untuk menutupi kurangnyapenerimaan pajak reformasi fiskal

    secara menyeluruh.Belum menjamin peningkatan

    kinerja setoran pajak ke kas negara,namun dapat sebaliknya berpotensit e r j a d i n y a p e n y e l e w e n g a n ,manipulasi, dan tindakan moralhazard lainnya. Para pengusahayang memperoleh pemutihanpajak wajib pajak harus transparanterhadap aset-aset dan penghasilanmereka. Dalam pengampunan pajakseharusnya juga dicantumkan skemarepatriasi yang jelas. Pengampunanpajak berpotensi gagal mencapaitujuan utama bila tidak membedakanantara wajib pajak dan bukan wajibpajak. Pemerintah harus memilikidata akurat dan sistim administrasiperpajakan yang baik dalam sistimkeuangan negara/anggaran negara.Indonesia juga baru akan mengikutiinisiatif BEPS (Base Erosion andProfit Shifting) atau pertukaran dataotomatis dengan negara lain, yangbisa menangkal praktik penghindaran

    pajak ke luar negeri Aturan tersebuttidak akan bisa digunakan, karenaobjek pajaknya sudah diampunis e b e l u m n y a . M a n d a t u n t u kmembangun sistim administrasiperpajakan, pengawasan kepatuhanpasca-pengampunan belum jelas.Hal ini dikawatirkan berpotensiterjadinya mal-administrasi danberdampak pada kepatuhan pajak dimasa mendatang.

    Penutup

    Ad an ya pe ng am pun an pa ja khendaknya sejalan dengan upayareformasi undang-undang perpajakansecara keseluruhan dan perubahanstruktural kelembagaan perpajakan.Sasaran kebijakan amnesti pajak harusjelas, siapa yang berhak mendapatkandan harus dalam kondisi seperti apa.

    Dalam pengampunan pajak

    seharusnya juga dicantumkan

    skema repatriasi yang jelas.

    Pengampunan pajak berpotensi

    gagal mencapai tujuan utama bila

    tidak membedakan antara wajib

    pajak dan bukan wajib pajak.

    Pemerintah harus memiliki data

    akurat dan sistem administrasi

    perpajakan yang baik dalam

    sistem keuangan negara/

    anggaran negara.

    25PARLEMENTARIA

    EDISI 136 TH. XLVI - 2016 l

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    26/80

    Tahun ini, UN terbagi menjadidua jenis metode, yakniUjian Nasional Kertas Pensil(UNKP), dan Ujian Nasional

    Berbasis Komputer (UNBK). UNKPdiadakan di lebih dari 93 ribu sekolah,dan diikuti oleh lebih dari 6,6 jutapeserta UN SMP, SMA dan Sederajat.Di tingkat yang sama, UNBK diikuti

    oleh lebih dari 921 ribu peserta di 4.381sekolah.Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sutan

    Adil Hendra menilai, pelaksanaan UNuntuk tingkat SMA, SMK dan Sederajattahun ini jauh lebih baik dibandingtahun-tahun sebelumnya. Apabila tahunlalu masih ditemukannya soal UNKPyang seringkali tertukar atau kurang,Sutan menilai tahun ini hampir tidakditemukan kasus itu. Koordinasi seluruh

    PENGAWASAN

    UJIAN NASIONAL 2016

    JAUH LEBIH BAIKUjian Nasional (UN)

    tahun 2016 diikuti olehlebih dari 7,6 juta peserta

    dan 97 ribu satuanpendidikan, dari tingkat

    Sekolah MenengahPertama (SMP) dan

    Sederajat, hingga SekolahMenengah Atas, SekolahMenengah Kejuruan dan

    Sederajat. UN tingkatSMA, SMK dan Sederajat

    telah usai, tentu adaevaluasi yang menyertai,

    agar pelaksanaannyasemakin baik kedepannya.

    foto:iwan

    Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA di salah satu sekolah di Riau.

    pihak yang terlibat semakin baik.Fokus pada pelaksanaan UNBK,

    politisi F-Gerindra itu mendorongagar penyediaan sarana dan prasaranasemakin dilengkapi. Pasalnya, daripelaksanaan metode UN yang baruberjalan dua kali itu, masih ditemukanberbagai permasalahan. Terutama,minimnya jumlah komputer dan ke-

    khawatiran adanya pemadaman listrik.Kita tahu, penyediaan komputer,server, dan listrik masih terbatas.Untuk itu, saat rapat kerja denganKementer ian Pendid ikan danKebudayaan beberapa waktu, KomisiX meminta pada UN tahun mendatang,agar Mendikbud lebih meningkatkaninfrastruktur komputer, server, sertakoordinasi dengan PLN terkait listrik,dan Telkom dalam hal server, kata

    26 l PARLEMENTARIA EDISI 136 TH. XLVI - 2016

  • 7/25/2019 Parlementaria papers

    27/80

    Sutan, saat ditemui Parlementariadi Gedung DPR, Senayan, Jakarta,beberapa waktu lalu.

    Menanggapi masih adanya per-masalahan pemadaman listrik, Sutan

    mengakui memang itu menjadi