I. ANATOMI WAJAH 1 Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari tulang belakang dan jaringan lunak yang terletak diatasnya (jaringan otot, jaringan tulang rawan, pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe dan kelenjar-kelenjar), yang secara bersama-sama memberikan tampilan dan fungsi dari wajah. Kulit wajah mempunyai banyak kelenjar keringat dan sebasea. Kulit dihubungkan dengan tulang yang ada dibawahnya oleh jaringan ikat longgar, yang di dalamnya terdapat otot-otot ekspresi wajah. Berdasarkan embriologinya, otot-otot ekspresi wajah terbentuk dari mesoderm lengkung faring II. Otot-otot wajah dipersarafi oleh saraf lengkung faring II yaitu nervus fasialis (N.VII). Berdasarkan fungsinya, otot-otot wajah diklasifikasikan sebagai otot-otot sfingter dan otot-otot dilator, kedua jenis otot tersebut mengelilingi orifisium pada wajah (mata, hidung, mulut) dan memiliki fungsi yang berlawanan. Fungsi keduanya secara silih berganti mengatur gerakan orifisium pada wajah sehingga terbentuk mimik dan ekspresi dari wajah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. ANATOMI WAJAH 1
Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di
lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah
terbentuk dari tulang belakang dan jaringan lunak yang terletak diatasnya (jaringan
otot, jaringan tulang rawan, pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe dan kelenjar-
kelenjar), yang secara bersama-sama memberikan tampilan dan fungsi dari wajah.
Kulit wajah mempunyai banyak kelenjar keringat dan sebasea. Kulit
dihubungkan dengan tulang yang ada dibawahnya oleh jaringan ikat longgar, yang
di dalamnya terdapat otot-otot ekspresi wajah.
Berdasarkan embriologinya, otot-otot ekspresi wajah terbentuk dari
mesoderm lengkung faring II. Otot-otot wajah dipersarafi oleh saraf lengkung
faring II yaitu nervus fasialis (N.VII).
Berdasarkan fungsinya, otot-otot wajah diklasifikasikan sebagai otot-otot
sfingter dan otot-otot dilator, kedua jenis otot tersebut mengelilingi orifisium pada
wajah (mata, hidung, mulut) dan memiliki fungsi yang berlawanan. Fungsi
keduanya secara silih berganti mengatur gerakan orifisium pada wajah sehingga
terbentuk mimik dan ekspresi dari wajah.
Gambar 1. Otot-otot pada Wajah
Otot-otot kelopak mata
M. Orbikularis Okuli terdiri atas 2 bagian yaitu pars palpebralis dan pars
orbitalis. Pars palpebralis terbatas pada kelopak mata, sedangkan pars orbitalis
meluas melewati batas tulang orbita pada wajah. Pars palpebralis terdiri dari
serabut yang muncul dari ligamen palpebra medial, melengkung sepanjang
kelopak mata didepan tarsus dan berinsersi pada raphe palpebra lateralis. Beberapa
serabut pada kelopak mata bawah menempel di medial pada krista lakrimalis
posterior dan sakus lakrimalis. Pars orbitalis berjalan dari krista lakrimalis anterior
dan prosesus frontalis maksila. Otot-otot ini letaknya mendatar melalui dahi dan
pipi. Persarafan M. Orbikularis Okuli didapatkan dari cabang temporalis dan
cabang zigomatikus N.VII.
Kontraksi otot pars palpebralis menyebabkan mata tertutup secara lembut
atau menyebabkan gerakan mengedip. Pada gerakan ini bulu mata masih terlihat
dan isi sakus konjungtiva tidak berkurang. Kontraksi otot pars orbitalis
menyebabkan alis terletak lebih rendah. Gerakan ini biasanya terjadi saat akan
melindungi mata dari cahaya yang terlalu terang. Jika kedua jenis otot berkontraksi
bersamaan, mata akan tertutup rapat (strwing up the eyes) sehingga isi sakus
konjungtiva berkurang dan bulu mata tidak terlihat. Air mata dapat mengalir ke
pipi. Pada penutupan mata secara normal, bagian sisi lateral kelopak mata atas
menutup terlebih dahulu daripada sisi medial sehingga memudahkan penyebaran
sekresi kelenjar lakrimal menuju medial (hidung).
M. Levator Palpebra superior termasuk otot penggerak bola mata dan
mendapat persarafan dari nervus trochlearis. M. Oksipitofrontalis termasuk bagian
dari otot kepala dan mendapat persarafan dari nervus facialis.
Otot-otot cuping hidung
M. Kompresor Naris berjalan dari maksila dan terletak tranversal pada
hidung. Kontraksi otot ini menyebabkan cuping hidung menyempit. M. Dilator
Nasir berjalan dari maksila dan berinsersi pada alae nasi lateral. Kontraksi otot ini
menyebabkan cuping hidung melebar. M. Procerus dam M. Levator Labii Superior
Alae Nasi jika berkontraksi akan menyebabkan elevasi hidung namun tidak begitu
dapat dilihat secara nyata. Semua otot cuping hidung mendapat persarafan dari
cabang zigomatikus dan cabang bukalis N. VII.
Otot-otot bibir dan pipi
M Orbikularis Oris terdiri dari serabut intrinsik dan ekstrinsik. Serabut
intrinsik terdiri atas incisive slips dan mental slips, menempel pada tulang dekat
garis tengah dan masing-masing sisi berjalan mengelilingi bibir. Serabut intrinsik
ini adalah serabut yang terdapat dari seluruh serabut M. Orbikularis Oris dan
melekat erat pada mukosa bibir. Serabut ekstrinsik terutama dari M. Bucinator,
menyusun sebagian besar M. Orbicularis Oris. Serabut ini berkumpul disuatu
lokasi yang disebut modiolus. Dari modiolus, serabut teratas dan terbawah menuju
bibir atas dan bibir bawah. Serabut yang terletak ditengah akan mengalami
penyilangan, dimana serabut yang terletak diatas menuju bibir bawah dan
demikian sebaliknya. Kontraksi M. OrbikulARIS Oris menyebabkan mulut
mengecil hingga diameter terkecil (seperti saat bersiul). Otot-otot ini mendapat
persarafan dari cabang bukalis dan cabang mandibularis N VII. Kerusakan cabang
N VII misalnya akibat pembedahan kelenjar submandibula akan menyebabkan
tarikan sudut bibir tertinggi.
M Bucinator adalah otot utama pipi yang membentuk batas otot lateral
dalam rongga mulut. Otot ini berorigo pada tonjolan alveolaris mandibula dan
maksila serta kedua raphe pterigomandibula. Serabut otot ini berjalan ke arah
sudut mulut dan bergabung dengan serabut M. Orbikularis Oris melewati bibir atas
dan bibir bawah. Persarafan otot ini didapat dari cabang bukalis N. VII. Otot ini
bertanggung jawab atas gerakan mengunyah dan dibutuhkan untuk
mengembalikan bolus makanan dari kantong pipi ke gigi molar. Otot ini sama
sekali tidak menggerakkan rahang. Sebenarnya otot ini merupakan otot ekspresi
muka sesuai persarafan N VII dan tidak dikelompokkan ke dalam otot-otot
pengunyah (otot masseter, temporalis, pterigoid) yang dipersarafi cabang
mandibula nervus trigeminus.
Otot-otot dilator bibir
Terdiri atas kelompok otot yang menyebar dari M. Orbikularis Oris seperti
jari-jari roda. Beberapa otot berinsensi pada bibir, lainnya pada modiolus. Otot-
otot ini dipersarafi cabang bukalis dan cabang mandibula N VII. Kontraksi otot-
otot ini menyebabkan mulut membuka, dan gerakan ini biasanya terjadi secara
simultan dengan gerakan membuka rahang.
M.Levator Labii Superior Alae Nasi berjalan dari prosesus frontalis os
maksila dan berinsersi pada kartilago alae nasi dan bibir atas. M Levator Labii
Superior berjalan dari margo inferior orbita dan berinsersi pada bibir atas. Otot ini
berada di atas foramen tempat keluarnya nervus infraorbita. M Zigomatikus Minor
berjalan dari suara zigomatikomaksila, berkumpul pada modiolus. M Zigomatikus
Mayor berkumpul pada modiolus. M Levator Anguli Oris terletak profunda,
berjalan dari fossa kanina menuju modiolus, kemudian keluar kembali sebagai
M.Depressor Anguli Oris yang terletak superfisial.
M Depressor Anguli Oris. M Risorius dianggap sebagai perluasan ke atas
platisma dan berkumpul pada modiolus. Terdapat rongga diatas dan dibawah otot
ini sehingga pada tempat itu arteri dan vena fasialis terlihat. M Depressor Labii
Inferior terletak profunda dari M Depresor Anguli Oris, berinsersi pada bibir
bawah. M Mentalis berjalan dari simfisis mentalis dekat garis tengah lalu turun
menuju dagu. Kontraksi otot ini menyebabkan elevasi dagu dan sering membuat
dagu berkerut.
Gambar 2. Tulang-tulang tengkorak depan dan aliran limfe wajah
Aliran limfe wajah
Cairan limfe dari dahi dan bagian anterior wajah dialirkan ke nodi
lymphoidei submandibulares. Bagian lateral wajah, termasuk bagian lateral
kelopak mata, mengalirkan cairan limfenya ke nodi limphoidei parotidei. Cairan
limfe dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi lymphoidei
submentales.
Tulang-tulang wajah
Tulang-tulang yang membentuk tengkorak bagian depan secara diagram,
margo orbitalis superior dan area diatasnya dibentuk oleh os. Frontale, yang di
dalamnya terdapat sinus frontale. Margo orbitalis lateralis dibentuk oleh os.
Zygomaticum dan maxilla. Margo orbitalis medialis dibentuk oleh processus
frontalis maxillae di sebelah bawah.
Pangkal hidung dibentuk oleh ossa nasale, yang berartikulasi di bawah
dengan maxilla san di atas dengan os frontale. Dianterior, hidung disempurnakan
dengan lamina superior dan inferior cartilago hyalin dan cartilago kecil ala nasi.
Tulang yang penting pada sepertiga bagian bawah wajah adalah maxilla,
dengan gigi-geligi dan sinus maxillaris. Tulang sepertiga bagian bawah wajah
adalah mandibula, dengan gigi-geliginya
II. SARAF SENSORIK WAJAH 1
Kulit wajah dipersarafi oleh ketiga cabang nervus trigeminus, kecuali
sebagian kecil daerag di atas angulus mandibula dan kelenjar parotis yang
dipersarafi nervus aurikularis mayor (C2 dan C3) Nervus oftalmikus mempersarafi
regio yang berkembang dari tonjolan frontonasal, nervus maksilaris, untuk regio
yang berkembang dari tonjolan maksila (lengkung faring I), nervus mandibularis
untuk regio yang berkembang dari tonjolan mandibula (lengkung faring I).
1. Nervus oftalmikus mempersarafi kulit dahi, kelopak mata atas, konjungtiva dan
hidung. Saraf ini memiliki 5 percabangan :
a. Nervus lakrimalis mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata bagian
lateral.
b. Nervus supraorbitalis terdapat di tepi atas orbita pada takik supraorbita.
Beberapa cabangnya mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata atas
bagian tengah serta kulit dahi.
c. Nervus supratroklearis terdapat ditepi atas orbita lebih medial dari saraf
supraorbital. Beberapa cabangnya mempersarafi kulit dan konjungtiva
kelopak mata atas bagian medial serta kulit dahi bagian bawah.
d. Nervus infratroklearis meniggalkan orbita di bawah M.Oblikus superior,
mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata atas bagian medial serta
hidung.
e. Nervus nasalis eksterna meninggalkan hidung dan keluar diantara os nasal
dan kartilago nasal. Saraf ini mempersarafi kulit hidung sampai je ujung
hidung.
2. Nervus maksilaris mempersarafi kulit hidung bagian posterior, bagian bawah
kelopak mata, pipi, bibir atas dan sisi lateral orbita. Saraf ini memiliki 3
percabangan :
a. Nervus infraorbitalis merupakan lanjutan nervus maksilaris yang memasuki
orbita dan muncul di wajah melalui foramen infraorbita. Cabang-cabangnya
mempersarafi kelopak mata bawah, pipi, sisi lateral hidung dan bibir atas.
b. Nervus zigomatikofasialis memasuki wajah melalui lubang kecil pada sisi
lateral os zigomatikum, mempersarafi kulit di atas tonjolan pipi.
c. Nervus zigomatikotemporalis keluar dari fosa temporalis melalui lubang kecil
pada sisi posterior os zigomatikum, mempersarafi kulit di atas temporal.
3. Nervus mandibularis mempersarafi kulit bibir bawah, bagian bawah wajah,
daerah temporal dan sebagian aurikula, kemudian saraf ini menarik ke arah sisi
kulit kepala. Saraf ini memiliki 3 percabangan :
1. Nervus mentalis keluar dari foramen mandibula dan mempersarafi kulit bibit
bawah dan dagu.
2. Nervus bukalis keluar dari bawah otot masseter sisi anterior, mempersarafi
kulit bagian pipi.
3. Nervus aurikulotemporalis naik dari tepi atas kelenjar parotis antara pembuluh
darah temporal superfisial dan aurikula, mempersarafi kulit aurikula, meatus
auditorius eksterna, permukaan luar membran timpani dan kulit kepala di atas
aurikula.
Gambar 3. Divisi Nervus Fasialis
Saraf fasialis mempunyai 2 subdivisi , yaitu:11,12
1. Nervus fasialis yang sebenarnya: yaitu nervus fasialis yang murni untuk