Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LAT AR BELAKANG Paresis memiliki arti kelemahan dan paraparesis digunakan untuk mendeskripsikan kel ema han pad a kedua tun gka i. Penger tian ini kemudian mel uas den gan memasukkan kelainan pola jalan yang disebabkan oleh lesi UMN, bahkan pada keadaan yang tidak disertai dengan kelemahan pada pemeriksaan otot secara manual. Gangguan ini kemudian dikaitkan dengan adanya spastisitas yang diinduksi oleh adanya gangguan fungsi dari traktus kortiko spinalis. Pada orang dewasa, penyebab terseri ng dari sindroma ini adalah multiple sclerosis dengan diagnosis banding berupa tumor pada daerah foramen magnum, Chiari malformation, spond ylosi s cerica l, arterio enou s malfo rmatio n, dan lateral sclerosi s primer .!i agnos is untuk penyebab sindroma ini tidak bisa ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya saja, tetapi memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti " pemeriksaan cairan serebrospinalis, C# scan, M$%, dan myelography . &,' (pabila terdapat tanda)tanda cerebellar ataupun tanda)tanda lain selain dari tanda) tanda gangguan pada korti kospinal bilate ral, kemun gkinan gangguan yang mendas ariny a adala h mult iple scl ero sis at aupun pe nyaki t bawaan lain sep er ti ol i opontocer ebel lar  deg ener ati on. *ombinasi antara tanda) tanda +MN pad a lengan dan UMN pad a tun gka i menjadi suatu karakteristik dari amyotrophic lateral sclerosis. &,' 1
34

Para Parese

Jul 07, 2018

Download

Documents

Choirul Wiza
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 1/34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paresis memiliki arti kelemahan dan paraparesis digunakan untuk mendeskripsikan

kelemahan pada kedua tungkai. Pengertian ini kemudian meluas dengan memasukkan

kelainan pola jalan yang disebabkan oleh lesi UMN, bahkan pada keadaan yang tidak disertai

dengan kelemahan pada pemeriksaan otot secara manual. Gangguan ini kemudian dikaitkan

dengan adanya spastisitas yang diinduksi oleh adanya gangguan fungsi dari traktus kortiko

spinalis. Pada orang dewasa, penyebab tersering dari sindroma ini adalah multiple sclerosis

dengan diagnosis banding berupa tumor pada daerah foramen magnum, Chiari malformation,

spondylosis cer ical, arterio enous malformation, dan lateral sclerosis primer.!iagnosis

untuk penyebab sindroma ini tidak bisa ditegakkan dengan melihat gejala klinisnya saja,

tetapi memerlukan pemeriksaan lanjutan seperti " pemeriksaan cairan serebrospinalis, C#

scan, M$%, dan myelography. &,'

(pabila terdapat tanda)tanda cerebellar ataupun tanda)tanda lain selain dari tanda)

tanda gangguan pada kortikospinal bilateral, kemungkinan gangguan yang mendasarinya

adalah multiple sclerosis ataupun penyakit bawaan lain seperti oli opontocerebellar

degeneration. *ombinasi antara tanda)tanda +MN pada lengan dan UMN pada tungkai

menjadi suatu karakteristik dari amyotrophic lateral sclerosis. &,'

1

Page 2: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 2/34

1.2 Tujuan

Penyusunan referat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap

paraparese inferior

1.3; Manfaat

Manfaat Keilmuan

ebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai paraparese inferior

Manfaat Prakti

ebagai tambahan ilmu dalam menghadapi kasus paraparese inferior

2

Page 3: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 3/34

BAB II

TIN!AUAN PU"TAKA

2.1 Anat#mi $erte%ra

#ulang belakang atau ertebra adalah tulang tak beraturan yang membentukpunggung

yang mudah digerakkan. terdapat -- tulang punggung pada manusia, tulangcer ical, &'

tulang thora/ 0thoraks atau dada1, 2 tulang lumbal, 2 tulang sacral, dan 3tulang membentuk

tulang ekor 0coccy/1. ebuah tulang punggung terdiri atas duabagian yakni bagian anterior

yang terdiri dari badan tulang atau corpus ertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari

arcus ertebrae. -

Gam%ar 2.1 Tulan& Belakan&

Medula spinalis mulai dari akhir medulla oblongata di foramenmagnum sampaikonus

medullaris di le el #ulang 4elakang +&)+'. Medulla pinalis berlanjut menjadi*auda 56uina

0di 4okong1 yang lebih tahan terhadap cedera. Medula spinalis terdiri atas traktus ascenden

0yang membawa informasi di tubuh menuju ke otak seperti rangsang raba, suhu, nyeri dan

3

Page 4: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 4/34

gerak posisi1 dan traktus descenden 0yang membawa informasi dari otak ke anggota gerak

dan mengontrol fungsi tubuh1. *etika tulang belakang disusun, foramen ini akan membentuk

saluran sebagai tempat sumsum tulang belakang atau medulla spinalis. !ari otak medula

spinalis turun ke bawah kira)kira ditengah punggung dan dilindungi oleh cairan jernih yaitu

cairan serebrospinal. Medula spinalis terdiri dari berjuta)juta saraf yang mentransmisikan

informasi elektrik dari danke ekstremitas, badan, organ tubuh dan kembali ke otak. 7tak dan

medula spinalismerupakan sistem saraf pusat dan yang mehubungkan saraf)saraf medula

spinalis ketubuh adalah sistem saraf perifer. -

Medula spinalis diperdarahi oleh ' susunan arteri yang mempunyai hubungan

istemewa, yaitu arteri spinalis dan arteri radikularis. (rteri spinalis dibagi menjadi arteri

spinalis anterior dan posterior yang berasal dari arteri ertebralis, sedangkan arteri radikularis

dibagi menjadi arteri radikularis posterior dan anterior yang dikenal juga ramus

ertebromedularis arteria interkostalis. Medula pinalis disuplai oleh arteris pinalis anterior

dan arteri spinalis posterior. Ner us spinalis8akar ner us yang berasal dari medula spinalis

melewati suatu lubang di ertebra yang disebut foramen dan membawa informasi dari medula

spinalis samapi ke bagian tubuh dan dari tubuh ke otak. -

(da -& pasang ner us spinalis dan dibagi dalam empat kelompok ner us spinalis, yaitu 9a. ner us ser ikal 9 pada ner us ini berperan dalam pergerakan dan perabaan pada

lengan, leher, dan anggota tubuh bagian pada bagian sebelah atas

b. ner us thorak 9 mempersarafi tubuh dan perutc. ner us lumbal dan ner us sakral 9

mempersarafi tungkai, kandung kencing, ususdan genitalia.

c. ner us lumbal dan ner us sakral 9 mempersarafi tungkai, kandung kencing, usus

dan genitalia.

4

Page 5: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 5/34

Gam%ar 2.2 Peta Dermat#mal i tem en #rik araf

2.2 'i i#l#&i "i tem "araf

istem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular terdiri atas Upper motor

neurons 0UMN1 dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neurons 0UMN1 merupakan

kumpulan saraf)saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik

sampai inti)inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornuanterior medula spinalis.

4erdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalamsusunan

piramidal dan susunan ekstrapiramidal. usunan piramidal terdiri dari traktuskortikospinal

5

Page 6: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 6/34

dan traktus kortikobulbar. Melalui lower motor neuron (LMN) , yangmerupakan kumpulan

saraf motorik yang berasal dari batang otak, pesan tersebut dariotak dilanjutkan ke berbagai

otot dalam tubuh seseorang. *edua saraf motorik tersebutmempunyai peranan penting di

dalam sistem neuromuscular tubuh. istem ini yang memungkinkan tubuh kita untuk

bergerak secara terencana dan terukur. 2

2.2.1 U((er M#t#r Neur#n

#raktus kortiko spinalis berfungsi menyalurkan impuls motorik pada sel)selmotorik

batang otak dan medula spinalis untuk gerakan)gerakan otot kepala dan leher. #raktus

kortikobulber membentuk traktus piramidalis, mempersarafi sel)sel motorik batang otak

secara bilateral, kecuali ner us :%% ; <%%, berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik

untuk gerak otot tangkas. !alam klinik gangguan traktus piramidalis memberikan

kelumpuhan tipe UMN berupa parese8paralisis spastis disertai dengan tonus meninggi,

hiperrefleksi, klonus, refleks patologis positif, tak ada atrofi. 2

*elainan traktus piramidalis setinggi 9

) =emisfer 9 memberikan gejala)gejala hemiparesi tipika

) etinggi batang otak 9 hemiparese alternans.

) etinggi medulla spinalis 9 tetra8paraparese.

2.2.2 L#)er M#t#r Neur#n

Merupakan neuron yang langsung berhubungan dgn otot, dapat dijumpai padabatang

otak dan kornu anterior medulla spinalis. Gangguan pada +MN memberikankelumpuhan tipe

+MN yaitu parese yang sifatnya flaccid, arefleksi, tak ada reflekspatologis, atrofi cepat

terjadi. 2

2.* Defini i

6

Page 7: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 7/34

Paraparesis merupakan lesi intraspinal setinggi atau dibawah le el medulla spinalis

thorakalis dengan deficit sensoris yang dapat diidentifikasi setinggi dermatom medulla

spinalis yang terkena lesi. Paraparesis juga dapat berasal dari lesi pada lokasi lain yang

mempengaruhi UMN 0terutama lesi parasagital dan hidrocepalus1 dan +MN 0lesi pada cornu

anterior, kauda e6uina, dan neuropati perifer1. >

2.+ Eti#l#&i

Paraparesis akut 0lebih sering terjadi pada hitungan hari daripada hitungan jam atau

minggu1 merupakan permasalahan dalam diagnosis. #erjadinya nyeri punggung dan adanya

refleks tendon atau tanda)tanda lesi upper motor neuron 0tabel'1 berarti telah munculnya lesi

kompresif. 3

#abel &. #anda)tanda lesi Upper Motor Neuron 4

Karakteri tik Upper Motor Neuron ,UMN-!eni an i tri%u i

kelema/an

T#nu

Ma a #t#tReflek fi i#l#&iReflek (at#l#&i'a ikula iKl#nu

+esi di otak9 ?distribusi piramidalis@ yaitu bagian distal

terutama otot)otot tangan" ekstensor lengan dan fleksor

tungkai lebih lemah.+esi di medula spinalis9 ber ariasi, bergantung lokasi

lesi.pastisitas9 lebih nyata pada fleksor lengan dan ekstensor

tungkai=anya sedikit mengalami disuse atrophyMeninggi(da#idak ada

eringkali ada

4erdasarkan umur, populasi lebih tua, penyebab terseringnya adalah metastase tumor.

Pada anak)anak atau dewasa muda, sindrom ini lebih tidak menyenangkan karena disertai

dengan nyeri yang penyebab terseringnya adalah mielitis trans ersa akut. Pada anak)anak dan

dewasa, selain gangguan motorik, timbul pula gangguan sensorik. M$% spinal atau mielografi

7

Page 8: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 8/34

diperlukan sebagai diferensiasi. Pada orang tua, kasus akut paraplegia pada spinal cord jarang

terjadi. indrom tersebut biasanya terjadi setelah operasi klem aorta. 3

Aika refleks tendon hilang disertai tidak adanya sensorik pada pasien dengan paraparesis akut

maka kasus yang sering terjadi adalah sindrom Guillain 4arre. %ni terjadi pada semua umur.=ilangnya sensorik merupakan gejala yang mengarah ke diagnosis sindrom Guillain 4arrenamun, kadang)kadang tidak selalu demikian. !iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan

pemeriksaan C B dan elektromiografi 05MG1. Pada negara berkembang, akut paralisis poliomyelitis juga merupakan penyebab akut paraplegia. 3

5pisode rekuren paraparesis biasanya disebabkan oleh adanya multiple sklerosis atau

adanya malformasi ascular medulla spinalis. 3

*elainan akut pada medulla spinalis dengan deficit UMN biasanya menunjukkan

gejala inkontinensia, hilangnya sensoris dari ekstremitas bawah yang menjalar kearah rostral

tubuh setinggi dermatom medulla spinalis yang terkena lesi, tonus otot bersifat flaccid dan

refle/ tendon menghilang, pada beberapa kasus, penegakan diagnosis didasarkan pada

pencitraan radiologis pada medulla spinalis. 3

*elainan)kelainan UMN tersebut dapat berupa9 3

1; +esi kompresif 0seperti tumor epidural, abscess, ataupun hematoma1

2; %nfark medulla spinalis 0propriosepsi biasanya terganggu1

3; Bistula arterio enous atau kelainan askular lainnya 0trombosis arteri spinalis

anterior1 3

4; Mielitis trans ersa

*elainan pada hemisfer serebral yang dapat menyebabkan paraparesis akut yakni

anterior cerebral artery ischemia 0refle/ mengangkat bahu dapat terganggu1, superior sagittal

sinus atau cortical enous thrombosis, dan acute hydrocephalus. Aika tanda UMN disertai

adanya drowsiness, confusion, seizures, atau tanda hemisferik lainnya tanpa adanya gangguan

sensoris maka penegakan diagnosis dimulai menggunakan M$% otak. Paraparesis merupakan

bagian dari sindrom kauda e6uine yang dapat disebabkan oleh trauma pada punggung bawah,

=NP, dan tumor intraspinal.3

8

Page 9: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 9/34

Meskipun jarang paraparesis dapat disebabkan oleh neuropati perifer yang

berkembang dengan cepat seperti pada indrom Guillain)4arre atau oleh miopati dan pada

kasus ini studi elektrofisiologis dapat membantu penegakan diagnosa.

2.0 Kla ifika i Para(are e

; Pembagian paraparese berdasarkan kerusakan topisnya 9

a; Paraparese spastik

Parapeaese spastik terjadi kerusakan yang mengenai upper motor neuron 0UMN1,

sehingga menyebabkan peningkatan tonus otot atau hipertoni.

b; Paraparese Blaksid

Paraparese flaksid terjadi karena krusakan yang mengenai lower motor neuron

0+MN1, sehingga menyebabkan penurunan tonus otot atau hipotoni.

; *lasifikasi berdasarkan 7nset 9

Paraparese inferior lesi tipe UMN 9

) (kut 9

%nfeksi non spesifik 0e/9myelitis trans ersa1.

#rauma 0e/9 kontusio, whisplash injury1.

#umor 0tu tumor ganas ; metastasis1

) *ronik 9

%nfeksi spesifik 0#4c1

#umor 0tu tumor jinak1.

Penyakit !egeneratif.

2. Pat#fi i#l#&i

+esi yang mendesak medula spinalis sehingga merusak daerah jaras kortikospinalis

lateral dapat menimbulkan kelumpuhan UMN pada otot otot bagian tubuh yang terletak di

9

Page 10: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 10/34

bawah tingakt lesi. +esi yang memotong melintang 0trans ersal1 medula spinalis pada tingkat

ser ikal, misalnya C2 dapat mengakibatkan kelumpuhan UMN pada otot yang berada di

bawah C2, yaitu sebagian dari kedua otot otot kedua lengan yang berasal dari miotoma C>

sampai miotoma CD, kemudian otot otot thora/ dan abdomen serta segenap muskular kedua

tungkai. *elumpuhan semacam ini disebut sebagai paraplegi. ,D,E,&F

(kibat terputusnya lintasan somatosensorik dan lintasan autonom neuro egetatif

asenden dan desenden, maka tingkat dari lesi kebawah, penderita tidak merasakan buang air

besar dan buang air kecil serta tidak memperlihatkan reaksi nuero egetatif. ,D,E,&F

+esi trans ersal yang memotong medula spinalis pada tingkat seluler atau tingkat

lumbal yang mengakibatkan kelumpuhan yang pada dasarnya yang serupa denga lesi yang

terjadi pada daerah ser ikal, yaitu pada tingkat lesi dan dibawah tingkat lesi terdapat

kelumpuhan UMN. *elumpuhan +MN pada tingkat lesi melibatkan kelompok otot yang

merupakan sebagian kecil dari muskular toraks dan abdomen, namun kelumpuhan tidak

begitu jelas dikarenakan peranan dari muskular tersebut tidak begitu jelas.

#ingkat lesi trans ersal di medula spinalis mudah terungkap oleh batas defisit

sensorik. !ibawah batas tersebut, tanda tanda UMN dapat ditemukan pada kedua tungkai

secara lengkap.

Paraplalegi dapat disebabkan oleh suatu infeksi, satu hingga dua segmen dari medula

spinalis dapat dirusak secara sekaligus. %nfeksi langsung dapat terjadi melalui emboli septik,

luka terbuka dari tulang belakang, penjalaran osteomielitis, atau perluasan dari proses

meningitis piogenik. %stilah myelitis tidak saja digunakan untuk proses peradangan pada

medula spinalis,namun juga digunkan untuk lesi yang menyerupai proses peradangan dan

proses patologi yang mempunyai hubungan dengan infeksi , adanya tumor, baik tumor

intramedular atau ekstramedular, maupun trauma yang menyederai medula spinalis. ,D,E,&F

2. Pen3akit en&an (ara(ere e

10

Page 11: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 11/34

2. .1 Multi(le "4ler# i

a; !efinisi

Multiple sclerosis 0M 1 adalah suatu penyakit kronis yang biasanya muncul pada usia

dewasa muda. ecara patologis, penyakit ini dikarakteristikkan sebagai suatu inflamasi,

demyelnisasi dan terdapatnya jaringan parut 0sclerosis1 pada beberapa area 0multiple1 di

substansia alba dari susunan saraf pusat. ,D,E,&F

Penyebab M sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, namun factor)faktor seperti

mekanisme autoimmune, factor pemicu dari lingkungan dan genetic oleh sebagian ahli dinilai

memiliki peranan penting dalam kejadian M .

b; 5pidemiologi

M menurut penelitian sering mengenai usia dewasa muda. Umur saat pertama kali

terserang M berpuncak pada kisaran '2)-F tahun, sangat jarang kejadian pada usia dibawah

&F tahun dan diatas >F tahun.

M lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, dengan angka kejadian sekitar

&,3 sampai -,& lebih sering dibandingkan pada pria.

$as juga sangat mempengaruhi angka kejadian dari M . !ilaporkan bahwa populasi berkulit

putih 0kaukasoid1 sangat beresiko tinggi mengalami M dibandingkan dengan yang berkulit

kuning 0mongoloid1 maupun hitam 0negroid1 yang lebih rendah resiko terkena penyakit M

ini. ,D,E,&F

11

Page 12: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 12/34

c; 5tiologi dan Patogenesis

Penyebab utama dari M sampai saat ini masih belum diketahui. #erdapat dalil yang

menyebutkan bahwa pada indi idu yang secara genetic beresiko, dapat memicu mekanisme

autoimun yang menyebabkan terjadinya demyelinisasi pada usia muda 0yang mungkin

disebabkan oleh irus1.

o Kecenderungan eneti!

eperti sudah sedikit disinggung di atas, disebutkan bahwa populasi berkulit putih lebih

rentan mengalami M , hal ini semakin diperkuat oleh data penelitian yang menyebutkan

bahwa angka kejadian tertinggi terletak pada daerah)daerah yang diin asi oleh bangsa Nordic

dahulu kala. #etapi hal ini tidak dapat menjadikan kesimpulan karena pre alensi menurut ras

sangat dipengaruhi oleh migrasi.

Penelitian pada keluarga yang memiliki lebih dari satu anggota yang terkena M

memberikan data bahwa terjadi predisposisi genetic pada penderita M . Ma"or

#istocompatibility $omple% 0M=C1 pada kromosom > telah diidentifikasikan sebagai gen

yang berperan pada kejadian M . M=C berfungsi untuk mengkode gen pada

#istocompatibility antigens 0=+( system1 yang terlibat pada presentasi antigen ke sel #. Gen

yang paling berperan dari tiga kelas gen)gen =+( adalah alel kelas %%. #erutama pada region

!$ dan ! . Pada orang berkulit putih, haplotipe kelas %% tersebut 0!$&2, ! >, !w'1

dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya M . Namun, penggambaran haplotype

seperti ini baik pada pasien dengan M maupun pada orang normal tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan.

o &mmunology

12

Page 13: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 13/34

Menurut bukti yang diambil dari hasil pemeriksaan terhadap darah, cairan C B pada

hewan percobaan yang telah mengalami demyelnisasi memberikan informasi bahwa

mekanisme autoimun terlibat dalam proses kejadian M . ,D,E,&F

Pada pemeriksaan darah tepi, beberapa perubahan non)spesifik terlihat. #erutama

pada M sekunder progresif. Perubahan ini sama seperti yang terjadi pada pasien dengan

penyakit autoimun lain seperti +5. Perubahan yang terjadi tersebut adalah penekanan pada

akti itas gen supresor C!D H sel # dan juga pada autologous mi%ed lymphocyte reaction

0(M+$1. Pada M , seperti juga pada +5, ditemukan penurunan jumlah

C!3HC!32$(Hsuppressor)inducer sel # yang berada pada darah tepi. ,D,E,&F

Pleositosis +C juga sangat umum terjadi, terutama pada fase M akut. el # yang

berfungsi sebagai helper'inducer 0C!3HC!w'EHsel)sel1 menyusun sebagian besar sel dan

ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada +C dibandingkan dengan daerah lain.$eaktifitas

sel # ditemukan saat melawan beberapa epitop dari Myelin asic rotein 0M4P1 dan protein

proteolipid.

(ntibodi secreting 4)cells juga diaktifkan pada M , terjadi peningkatan jumlah %gG

pada +C dan sintesis %gG juga meningkat.

%nfiltrasi limfosit dan makrofag peri askuler menjadi suatu ciri dari immunitas P.

+imfosit yang predominan pada M adalah sel)sel helper'inducer 0C!3HC!w'E1. $eseptor %nterleukin)' 0%+)'1 juga dapat dibuktikan pada kebanyakan sel #, yang menjadi pertanda

bahwa sel)sel yang mensekresi sitokin telah diaktifkan secara immunologis.

itokin yang diproduksi oleh sel # yang diaktifkan dan makrofag memegang peranan

penting pada kerusakan jaringan. itokin tersebut akan memanggil tissue necrosis factor

13

Page 14: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 14/34

0#NB1 yang bersifat toksik terhadap sel)sel oligodendroglial dan myelin, dan dapat ditemukan

pada plak M .

o *irus

!ata epidemiologi yang telah dibahas sebelumnya sempat menyinggung tentang

pajanan lingkungan pada M . 5ncephalitis iral pada anak)anak dapat diikuti oleh

demyelinisasi. Pada binatang percobaan, yang paling sering dipelajari adalah demyelinsasi

yang diinduksi oleh irus +heiler , suatu murine picorna irus.

(pabila terinfeksi oleh irus strain ini, maka dapat berujung pada infeksi

oligodendrosit dengan infiltrasi limfosit peri askuler dan demyelinisasi.

Baktor genetic member pengaruh pada kecenderungan pada terjadinya demyelinisasi

dan penyakit)penyakit klinis lain. *ecenderungan ini dihubungkan dengan pembentukan

respon imun pada hewan saat melawan irus. 7leh karena itu, pada M , demyelinisasi dapat

ditimbulkan oleh infeksi irus, seperti" Measles, rubella, mumps, corona irus, parainfluenIa,

herpes simple/, accinia, dan =#+:)&.

!ua irus yang sangat konsiten terlibat dalam pathogenesis M adalah 5pstein)4arr

irus 054:1 dan human herpes irus > 0==:>1.

o a!tor lainnya

Bactor)faktor lain yang sering disebut sebagai pemicu dari terjadinya M antara lain adala

:aksinasi yang tidak lengkap juga disebutkan sebagai factor yang dapat menyebabkan

terjadinya M .

d; #anda dan Gejala

14

Page 15: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 15/34

*arena persarafan di otak dan medulla spinalis mengalami kerusakan, pasien dengan M

dapat memiliki gejala)gejala yang terlihat di seluruh tubuh. Gejala)gejala tersebut antara lain9

; Gejala)gejala pada otot9

o *ehilangan keseimbangan

o pasme otot

o Mati rasa pada beberapa anggota tubuh

o *esulitan dalam menggerakkan lengan dan tungkai

o *esulitan dalam berjalan

o *esulitan dalam melakukan gerakan koordinasi dan membuat pergerakan

ringan

o #remor

o Paraparesis 0superior8inferior1

; Gejala)gejala pada usus dan kandung kemih9

o *onstipasi

o *esulitan memulai berkemih

o %nkontinensia

; Gejala)gejala pada pengelihatan9

o Pengelihatan ganda

15

Page 16: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 16/34

o $asa tidak nyaman pada mata

o Pergerakan mata yang tidak terkontrol

o *ehilangan pengelihatan

; Gejala)gejala seksual9

o !isfungsi ereksi

*elemahan pada tungkai merupakan gejala yang paling umum terjadi, dapat muncul

sebagai monoparesis, hemiparesis, atau tetraparesis, dan yang paling sering adalah

paraparesis asimetrik.

Pada beberapa pasien, terutama yang mengalami gejala late)onset, mungkin akan terjadi

suatu paraparesis spastic atau monoparesis yang berjalan progresif lambat, tanpa adanya

abnormalitas lain kecuali tanda)tanda kortikospinal 0spastisitas, hyperrefle/ia dan refle/

4abinski bilateral1 dan kelumpuhan ringan pada sensasi proprioseptif. Cerebellum dan

penghubungnya dengan batang otak biasanya ikut terlibat, sehingga menyebabkan dysartria,

ata/ia, tremor, dan inkoordinasi pada lengan atau tungkai. ,D,E,&F

e; Pemeriksaan !iagnostic

!alam menegakkan diagnosis multiple sklerosis dibutuhkan beberapa pemeriksaan

penunjang sebagai berikut 9

; Pemeriksaan elektroporesis susunan saraf pusat, antibody Ig dalam SSP yang

abnormal.

Pemeriksaan elektroforesis terhadap P biasanya mengungkap adanya ikatan oligoklonal

0beberapa pita imunoglobulin gamma J%gGK1, yang menunjukkan abnormalitas

16

Page 17: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 17/34

imunoglobulin. !alam kenyataannya, hampir E2L antibodi %gG normal terlihat di P pada

klien dengan multipel skierosis. Pemeriksaan potensial bangkitan dilakukan untuk membantu

memastikan luasnya proses penyakit den memantau perubahan.

; MRI

C# scan dapat menunjukkan atrofi serebri. M$% menjadi alat diagnostik utama untuk

memperlihatkan plak kecil dan untuk menge aluasi perjalanan penyakit den efek pengobatan.

!isfungsi kandung kemih yang mendasari diagnosis dengan pemeriksaan urodinamik.

Pengujian neuropsikologis dapat diindikasikan untuk mengkaji kerusakan kognitif. $iwayat

seksual menbantu untuk mengindentifikasi hal)hal kekhawatiran khusus. Pemeriksaan M$%

menunukkan bahwa banyak plak tidak menimbulkan gejala serius, dan pasien dengan plak ini

tidak secara serius mengalami gangguan tetapi mengalami periode remisi yang panjang di

antara episode remisi. #erdapat bukti bahwa remielinasi secara actual terjadi pada beberapa

pasien. ,D,E,&F

f; Penatalaksanaan Medis

#ujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.

Penatalaksanaan meliputi penatalaksanaan pada serangan akut dan kronik.

Program pengobatan sesuai dengan indi idu, kelompok, dan rasional yang menjadi indikasi

untuk mengurangi gejala dan memberikan dukungan secara terus menerus. 4anyak klien

multipel skierosis mengalami keadaan stabil dan hanya memerlukan pengobatan yang lebih

sering yang ditujukan pada pengontrolan gejala sedangkan yang lain mengalami progresi

penyakit yang mantap.

; Penatalaksanaan erangan (kut 0 Barmakoterapi 1

17

Page 18: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 18/34

o *ortikosteroid dan (C#= digunakan sebagai agen anti)inflamasi yang

dapat meningkatkan konduksi saraf, menurunkan inflamasi, kekambuhan

dalam waktu singkat atau eksaserbasi 0e/acerbation1. *arena mekanisme

imun merupakan faktor patogenesis multipel sklerosis, make sejumlah

agen farmakologik dicoba untuk modulasi respons imun dan menurunkan

kecepatan perkembangan penyakit den serangan yang sering den

menurunkan keadaan yang semakin buruk. 7bat)obat ini mencakup

aIatioprin, sikiofosfamid, dan interferon.

o 4eta interferon 04etaseron1 telah disetujui untuk digunakan dalam

perjalanan relapsing)remitting. 4eta interferon 04etaseron 1 digunakan

untuk mempercepat penurunan gejala. 4etaseron telah diketahui efektif

dalam menurunkan secara signifikan jumlah dan beratnya eksaserbasi akut

dengan pemindaian M$% yang menunjukkan area demielinisasi yang lebih

kecil pada jaringan otak. %ni merupakan obat baru yang dapat menjanjikan

untuk pengobatan multipel skierosis meskipun telah ratusan kali dicoba.

o Modalitas lain 0misalnya radiasi, kopolimer &, dan kladribin1 sekarang

masih diteliti sebagai pengobatan yang mungkin untuk bentuk multipel

sklerosis progresif.

o 4aklofen sebagai agen antispasmodik merupakan pengobatan yang dipilih

untuk spastisitas. *lien dengan spastisitas beret dan kontraktur

memerlukan blok saraf dan inter ensi pembedahan untuk mencegah

kecacatan lebih lanjut.

o %munosupresan 0immunosuppressant1 dapat menstabilkan kondisi penyakit

18

Page 19: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 19/34

; Penatalaksanaan Gejala *ronik

o Pengobatan spastic dengan bacloferen 0+ioresal 1, dantrolene

0!antrium 1, diaIepam 0:alim 1, terapi fisik, inter ensi pembedahan.

o *ontrol kelelahan dengan namatidin 0 immetrel 1.

o Pengobatan depresi dengan antidepresan dan konseling.

o Penatalaksanaan kandung kemih dengan antikolinergik dan pemasangan

kateter tetap.

o Penatalaksanaan terhadap kontrol berkemih dan defekasi pada kebanyakan

masalah sulit klien. Umumnya, gejala disfungsi kandung kemih dibagi

menjadi beberapa kategori, yaitu ketidakmampuan untuk menyimpan urine

0hiperefleksi " tidal tertahan1, ketidakmarnpuan mengosongkan kandung

kemih 0hiporefleksi, hipotonik1, dan campuran kedua tipe. 4erbagai ariasi

pengobatan digunakan untuk mengatasi masalah masalah ini. *ateterisasi

sendiri yang dilakukan secara sering efektif digunakan untuk disfungsi

kandung kemih.

o %nfeksi saluran kemih sering terjadi akibat disfungsi neurologis. (sam

askorbat dapat diberikan untuk mengasamkan urine, sehingga menurunkan

kemungkinan bakteri untuk bertumbuh. (ntibiotik diberikan bile

dibutuhkan,

o Penatalaksanaan 4(4 dengan laksatif dan supositoria.

o Penatalaksanaan rehabilitasi dengan terapi fisik dan terapi kerja.

19

Page 20: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 20/34

o *ontrol distonia dengan karbamaIim 0#reganol 1.

o Penatalaksanaan gejala nyeri dengan karbamaIepin 0#egratol 1, feniton

0!ilantin 1, perfenaIin dengan amitriptilin 0#ria ili 1

2. .2 Tum#r Me ulla "(inali

Defini i

#umor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi pada daerah

cer-ical pertama hingga sacral , yang dapat dibedakan atas"

; #umor primer9

o Ainak yang berasal dari

; tulang" osteoma dan !ondroma ,

; serabut saraf disebut neurinoma (.chwannoma 1,

; berasal dari selaput otak disebut Meningioma "

; jaringan otak" lioma, /pendimoma .

o Ganas yang berasal dari

; jaringan saraf seperti" 0strocytoma, Neuroblastoma,

; sel muda seperti Kordoma1

; #umor sekunder9 merupakan anak sebar 0metastase1 dari tumor ganas di daerah

rongga dada, perut , pel-is dan tumor payudara.

E(i emi#l#&i

20

Page 21: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 21/34

!i %ndonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui secara pasti.

Aumah kasus tumor medula spinalis di (merika erikat mencapai &2L dari total jumlah

tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar F,2)',2 kasus

per &FF.FFF penduduk per tahun. Aumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan

sebaran usia antara -F hingga 2F tahun. !iperkirakan '2L tumor terletak di segmen ser ikal,

22L di segmen thorakal dan 'FL terletak di segmen lumbosakral. ,D,E,&F

#umor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma, astrositoma danhemangioblastoma. 5pendimoma lebih sering didapatkan pada orang dewasa pada usia

pertengahan 0-F)-E tahun1 dan jarang terjadi pada usia anak)anak. %nsidensi ependidoma kira)

kira sama dengan astrositoma. !ua per tiga dari ependydoma muncul pada daerahlumbosakral. ,D,E,&F

!iperkirakan -L dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat tumbuh pada

medula spinalis. #umor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi yang tersering pada tiga

dekade pertama. (strositoma juga merupakan tumor spinal intramedular yang tersering pada

usia anak)anak, tercatat sekitar EFL dari tumor intramedular pada anak)anak dibawah umur

&F tahun, dan sekitar >FL pada remaja. !iperkirakan >FL dari astrositoma spinalis berlokasi

di segmen ser ikal dan ser ikotorakal. #umor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,

lumbosakral atau pada conus medularis. =emangioblastoma merupakan tumor askular yang

tumbuh lambat dengan pre alensi -L sampai &-L dari semua tumor intramedular medula

spinalis. $ata)rata terdapat pada usia -> tahun, namun pada pasien dengan -on #ippel'

Lindau syndrome 0:=+ 1 biasanya muncul pada dekade awal dan mempunyai tumor yang

multipel. $asio laki)laki dengan perempuan &,D 9 &. ,D,E,&F

#umor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan meningioma.

chwanoma merupakan jenis yang tersering 02-, L1 dengan insidensi laki)laki lebih sering

dari pada perempuan, pada usia 3F)>F tahun dan tersering pada daerah lumbal. Meningioma

merupakan tumor kedua tersering pada kelompok intradural)ekstramedullar tumor.

Meningioma menempati kira)kira '2L dari semua tumor spinal. ekitar DFL dari spinal

21

Page 22: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 22/34

meningioma terlokasi pada segmen thorakal, '2L pada daerah ser ikal, -L pada daerah

lumbal, dan 'L pada foramen magnum. ,D,E,&F

Kla ifika i

4erdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi menjadi

tumor primer dan tumor sekunder. #umor primer dapat bersifat jinak maupun ganas,

sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan metastasis dari proses

keganasan di tempat lain seperti kanker paru)paru, payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar

tiroid atau limfoma. #umor primer yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma,

neuroblastoma, dan kordoma, sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma,

dan ependimoma. ,D,E,&F

4erdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu sendiri dibagi lagi menjadi

tumor intramedular dan ekstramedular. Macam)macam tumor medula spinalis berdasarkan

lokasinya dapat dilihat pada #abel &.

Gam%ar 2.* ,A- Tum#r intra ural5intrame ular6 ,B- Tum#r intra ural5ek trame ular6

an ,7- Tum#r Ek tra ura

#abel '. #umor Medula pinalis 4erdasarkan Gambaran =istologisnya

22

Page 23: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 23/34

Ek tra ural Intra ural ek trame ularIntra ural

intrame ular

Chondroblastoma

Chondroma

=emangioma

+ipoma

+ymphoma

Meningioma

Metastasis

Neuroblastoma

Neurofibroma

7steoblastoma

7steochondroma

7steosarcoma

arcoma

:ertebral hemangioma

5pendymoma, tipe my/opapillary

5pidermoid

+ipoma

Meningioma

Neurofibroma

Paraganglioma

chwanoma

(strocytoma

5pendymoma

Ganglioglioma

=emangioblastoma

=emangioma

+ipoma

Medulloblastoma

Neuroblastoma

Neurofibroma

7ligodendroglioma

#eratoma

Eti#l#&i an Pat#&ene i

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui secara

pasti.4eberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian

adalah irus, kelainan genetik, dan bahan)bahan kimia yang bersifat karsinogenik. (dapun

tumor sekunder 0metastasis1 disebabkan oleh sel)sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh

lain melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada

jaringan medula spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.

Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi kebanyakan

muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. $iwayat genetik kemungkinan

besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada anggota keluarga 0 syndromic group)

23

Page 24: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 24/34

misal pada neurofibromatosis. (strositoma dan neuroependimoma merupakan jenis yang

tersering pada pasien dengan neurofibromatosis tipe ' 0NB'1, di mana pasien dengan NB'

memiliki kelainan pada kromosom ''. pinal hemangioblastoma dapat terjadi pada -FL

pasien dengan *on #ippel'Lindou .yndrome sebelumnya, yang merupakan abnormalitas dari

kromosom -. ,D,E,&F

Manife ta i Klini

*eluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler, nyeri

ertebrae, atau nyeri funikuler. ecara statistik adanya nyeri radikuler merupakan indikasi

pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis dan disebut pseudo neuralgia

pre phase . !ilaporkan >DL kasus tumor spinal sifat nyerinya radikuler, laporan lain

menyebutkan >FL berupa nyeri radikuler, '3L nyeri funikuler dan &>L nyerinya tidak jelas - .

Nyeri radikuler dicurigai disebabkan oleh tumor medula spinalis bila9

; Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus piramidalis; +okasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi =NP

seperti C2) , +-)3, +2 dan &

#umor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah tumor yang

terletak intradural)ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang menyebabkan nyeri

radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya biasanya hebat dan mengenai

beberapa radiks. ,D,E,&F

#umor)tumor intrameduler dan intradural)ekstrameduler dapat juga diawali dengan

gejala ##%* seperti9 hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah, papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. #umor)tumor neurinoma dan ependimoma

mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor, yang dapat menghambat aliran likuor di

dalam kompartemen subarakhnoid spinal, dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu

hipotesa yang menerangkan kejadian hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma

intraspinal primer.

4agian tubuh yang menimbulkan gejala ber ariasi tergantung letak tumor di

sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh yang sele el

24

Page 25: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 25/34

dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada tumor di tengah medula

spinalis 0pada segmen thorakal1 dapat menyebabkan nyeri yang menyebar ke dada depan

0 girdleshape pattern 1 dan bertambah nyeri saat batuk, bersin, atau membungkuk. #umor yang

tumbuh pada segmen cer ical dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke

lengan, sedangkan tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya

nyeri punggung atau nyeri pada tungkai. ,D,E,&F

Dia&n# i

elain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula spinalis dapat

ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di bawah ini.a; +aboratorium

Cairan spinal 0C B1 dapat menunjukkan peningkatan protein dan /antokhrom, dan

kadang)kadang ditemukan sel keganasan. !alam mengambil dan memperoleh cairan

spinal dari pasien dengan tumor medula spinalis harus berhati)hati karena blok

sebagian dapat berubah menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan

paralisis yang komplit.

b; Boto Polos :ertebraeBoto polos seluruh tulang belakang > )D2L abnormal. *emungkinan ditemukan erosi

pedikel 0defek menyerupai ?mata burung hantu@ pada tulang belakang lumbosakral

(P1 atau pelebaran, fraktur kompresi patologis, scalloping badan ertebra, sklerosis,

perubahan osteoblastik 0mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya

Ca payudara.

c; C#)scan

C#)scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor, bahkan terkadang dapat

memberikan informasi mengenai tipe tumor. Pemeriksaan ini juga dapat membantu

dokter mendeteksi adanya edema, perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan.

C#)scan juga dapat membantu dokter menge aluasi hasil terapi dan melihat

progresifitas tumor.

d; M$%

Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan yang mengalami

kelainan secara akurat. M$% juga dapat memperlihatkan gambar tumor yang letaknya berada di dekat tulang lebih jelas dibandingkan dengan C#)scan.

25

Page 26: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 26/34

Dia&n# i Ban in&; (myotrophic +ateral clerosis 0(+ 1; +umbar 0%nter ertebral1 !isk !isorders; Mechanical 4ack Pain; 4rown) e6uard yndrome; %nfeksi Medula pinalis; Cauda 56uina yndrome

Penatalak anaan

Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun ekstramedular

adalah dengan pembedahan. #ujuannya adalah untuk menghilangkan tumor secara total

dengan menyelamatkan fungsi neurologis secara maksimal. *ebanyakan tumor intradural)

ekstramedular dapat direseksi secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau

bahkan tidak ada post operatif. #umor)tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat

dan agresif secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi

dengan terapi radiasi post operasi.

#erapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah 9

a; Dek amet/a #n 9 &FF mg 0mengurangi nyeri pada D2 L kasus, mungkin juga

menghasilkan perbaikan neurologis1.b; Penatalak anaan %er a ar e8alua i ra i#&rafik

; 4ila tidak ada massa epidural9 rawat tumor primer 0misalnya dengan sistemik

kemoterapi1" terapi radiasi lokal pada lesi bertulang" analgesik untuk nyeri.

; 4ila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi 0biasanya -FFF)3FFF cGy

pada &F/ perawatan dengan perluasan dua le el di atas dan di bawah lesi1"

radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi dengan komplikasi yang lebih

sedikit.

c; Penatalak anaan arurat ,(em%e a/an9 ra ia i- %er a arkan erajat %l#k an

ke4e(atan eteri#ra i

; bila O DF L blok komplit atau perburukan yang cepat9 penatalaksanaan

sesegera mungkin 0bila merawat dengan radiasi, teruskan deksamethason

keesokan harinya dengan '3 mg %: setiap > jam selama ' hari, lalu

diturunkan 0tappering1 selama radiasi, selama ' minggu.

; bila DF L blok9 perawatan rutin 0untuk radiasi, lanjutkan deksamethason 3

mg selama > jam, diturunkan 0tappering1 selama perawatan sesuai toleransi.

26

Page 27: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 27/34

. Ra ia i

#erapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang tidak dapat

diangkat dengan sempurna. !osisnya antara 32 dan 23 Gy.

e. Pem%e a/an

#umor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya dengan teknik

myelotomy. (spirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop digunakan pada pembedahan

tumor medula spinalis.

&ndi!asi pembedahan2

; #umor dan jaringan tidak dapat didiagnosis 0pertimbangkan biopsi bila lesi

dapat dijangkau1. Catatan9 lesi seperti abses epidural dapat terjadi pada pasien

dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan sebagai metastase.

; Medula spinalis yang tidak stabil 0unstable spinal1.

; *egagalan radiasi 0percobaan radiasi biasanya selama 3D jam, kecuali

signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat1" biasanya terjadi dengan tumor

yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal atau melanoma.

; $ekurensi 0kekambuhan kembali1 setelah radiasi maksimal.

K#m(lika i

*omplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain9

; Paraplegia

; uadriplegia

; %nfeksi saluran kemih

; *erusakan jaringan lunak

; *omplikasi pernapasan

*omplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah9

27

Page 28: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 28/34

; !eformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi pada anak)

anak dibanding orang dewasa. !eformitas pada tulang belakang tersebut dapat

menyebabkan kompresi medula spinalis.

;etelah pembedahan tumor medula spinalis pada ser ikal, dapat terjadi

obstruksi foramen +uschka sehingga menyebabkan hidrosefalus.

Pr#&n# i#umor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai prognosis

yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan pada kasus)kasus ini.

Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya pasien dapat terkontrol dalam

waktu yang lama. Bungsi neurologis setelah pembedahan sangat bergantung pada status pre

operatif pasien. Prognosis semakin buruk seiring meningkatnya umur 0O>F tahun1. ,D,E,&F

2. .* Gan&&uan $a kulari a i Me ulla "(inali

; (natomi

Pembuluh yang mengantar darah pada medulla spinalis berasal dari cabang arteri

ertebralis, arteria intercostalis dan arteria lumbalis. #iga arteri yang membujur memasok

darah pada medulla spinalis yaitu" sebuah arteri spinalis anterior dan dua arteri spinalis

posterior. Pembuluh)pembuluh ini memperoleh bantuan memasok darah oleh segmental yang

dikenal sebagai arteria radicularis. (rteria radicularis anterior dan posterior berjalan

mengiringi radi/ anterior dan posterior ner i spinalis. 4eberapa arteri ini kecil dan hanya

mengantar darah pada akar saraf dan piamater spinalis, yang lain berukuran besar dan

mengadakan hubungan dengan arteria spinalis anterior dan posterior. eluruhnya terdapat

sekitar &3 arteria radicularis yang besar dan &' arteria radicularis yang beranastomosis

dengan arteria spinalis.

28

Page 29: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 29/34

(rteria radicularis anterior magna 0(damkiewicI1 mengantar darah pada medulla

spinalis daerah torakal sebelah kaudal dan daerah lumbal sebelah cranial, termasuk

intumescentia lumbosacralis. (rteri ini biasanya lebih besar daripada arteria radicularis

lainnya. (rteria radicularis magna ini lebih sering berasal di sebelah kiri dari arteria

intercostalis atau arteria lumbalis. Pembuluh ini sangat penting secara klinis karena

membantu memasok cukup banyak darah pada arteria spinalis anterior yang merupakan

sumber pemasok utama pada medulla spinalisbagian dua pertiga kaudal.

4iasanya terdapat tiga -ena spinalis anterior dan tiga -ena spinais posterior1 :ena)

ena ini melintas membujur, berhubungan bebas satu sama lain dan darah di dalamnya

disalurkan melalui banyak ena radicularis. :ena) ena penyalur darah medulla spinalis dan

ertebra membentuk ple%us -enosi -ertebrales interni , terdiri dari ena) ena yang berdinding

tipis dan tidak berkatup sekeliling dura mater spinalis. :ena) ena ini berhubungan melalui

sinus longitudinal anterior dan sinus longitudinal posterior dengan sinus -enosus durae

matris spinalis crania . :ena spinalis anterior dan posterior dan ple/us enosi ertebrales

menyalurkan isinya ke dalam ena inter ertebralis dan lalu ke dalam ena ertebralis, ena

lumbalis ascendens dan sistem ena aIygos.

Infark Medulla Spinalis

Q 5tiologi

%nfark medulla spinalis biasanya terjadi pada segmen #3)#E dan biasanya disebabkan oleh

ateroma yang melibatkan aorta dan menjadi komplikasi yang paling potensial dari

pembedahan aneurisma torakoabdominal.

Penyebab lain dari infark medulla spinalis yang jarang terjadi diantaranya adalah" gangguan

kolagen pada pembuluh darah, syphilitic angiitis, dissecting aortic aneurysm, embolic

29

Page 30: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 30/34

infarction, kehamilan, sickle cell disease dan penyakit lainnya. %skemia pada medulla spinalis

dapat terjadi sebagai komplikasi awal dari pembedahan spinal arterio enosus malformation

0(:M1.

Q #anda dan Gejala

#anda dan gejala pada stroke medulla spinalis biasanya muncul dalam hitungan menit atau

jam sejak iskemia berlangsung. Gejala pertama adalah nyeri punggung radicular, nyeri yang

menyebar, dalam pada kedua tungkai atau sensasi terbakar pada kaki. Gejala)gejala sensorik

ini kemudian diikuti oleh munculnya kelemahan yang cepat pada tungkai. 7klusi pembuluh

darah pada arteri spinalis anterior region ser ikal dapat menimbulkan tetraplegia

inkontinensia urin dan feses dan penurunan fungsi sensorik pada daerah di bawah lesi. Pada

lesi ser ikal dapat terjadi depresi pernapasan. *elemahan spastic yang terjadi dapat

disebabkan karena oleh lesi pada traktus kortikospinalis lateralis.

eringnya, stroke medulla spinalsi terjadi pada region midthoracic, yang dapat menyebabkan

munculnya paraplegia, inkontinensia urin, hilangnya sensasi nyeri dan suhu, dan

terganggunya fungsi proprioseptif. *elemahan yang terjadi diikuti oleh munculnya refle/

babinsky. pastisitas dan hiperrefle/ia biasanya muncul dalam beberapa minggu. %nsufisiensi

arteri pada region lumbar menyebabkan terjadinya paraplegia.

Q !iagnosis

!iagnosis stroke medulla spinalis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan M$%, selain dapat

menentukan letak lesi, M$% juga dapat menentukan apakah terdapat kelainan lain seperti

neoplasma atau spondilosis ser ikal.

30

Page 31: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 31/34

Pemeriksaan punksi lumbal juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah terjadi infeksi

atau perdarahan pada medulla spinalis.

Q Penatalaksanaan

Prinsip umum penatalaksanaan pasien dengan 6uadriplegia atau paraplegia harus dilakukan,

dapat juga diberikan antiplatelet dan antikoagulan, namun belum ada study yang

menunjukkan keefektifitasan penggunaan kedua jenis obat ini sampai sekarang.

Q Prognosis

Prognosis pada pasien dengan stroke medulla spinalis menurut sebuah studi dinyatakan

bahwa tingkat mortalitas pasien dengan stroke medulla spinalis adalah ''L, 2 L mengalami

kelumpuhan sehingga harus menggunakan kursi roda dan '2L harus menggunakan dirawat

menggunakan alat bantu, dan &DL pasien dirawat jalan. ,D,E,&F

31

Page 32: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 32/34

BAB III

PENUTUP

*.1 KE"IMPULAN

Paraparesis adalah suatu keadaan berupa kelemahan pada ekstremitas. Paraparesis

bukan merupakan suatu penyakit yang berdiri sendiri, namun merupakan suatu gejala yang

disebabkan oleh adanya kelainan patologis pada medulla spinalis.

*elainan) kelainan pada medulla spinalis tersebut diantaranya adalah Multiple

clerosis, suatu penyakit inflamasi dan demyelinisasi yang disebabkan oleh berbagai macam

hal. !iantaranya adalah kelainan genetic, infeksi dari irus dan factor lingkungan. elain itu,

paraparesis juga dapat disebabkan oleh tumor yang menekan medulla spinalis, baik primer

maupun sekunder. Auga dapat disebabkan oleh kelainan ascular pada pembuluh darah

medulla spinalis, yang bisa berujung pada stroke medulla spinalis.

emua keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya paraparesis inferior, yang

apabila tidak segera ditangani akan memperburuk keadaan penderita. ehingga, diagnosis dan

penanganan yang tepat pada kelainan)kelaianan di atas diharapkan dapat membantu penderita

paraparesis untuk mewujudkan kondisi yang optimal.

32

Page 33: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 33/34

DA'TAR PU"TAKA

1; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. && th ed.

New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2.

2; adi6 (. Multiple clerosis. %n9 MerritSs Neurology. && th ed. New Tork9 +ippincott

Rilliams ; Rilkins" 'FF2.

3; $. PutI, $. Pabst. 'FF>.(tlas (natomi Manusia obotta 5disi '&.Ailid '. Aakarta9

5GC.

4; !iana *ohnle. 'F&&.Paraplegia. *eck Medical Center of Uni ersity 7f ourthern

California. !iakses dari http988www.keck medical center of usc .org 8 condition 8document 8 '-F>>-diakses 2 !esember'F&'

5; herwood +. 'FF . =uman physiology from cells to system 5disi ke)>. Canada9

#homson4rooks8 Cole".p. )'&&.

6; $owland +P. yndrome Caused by Reak Muscles. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.

New Tork9 +ippincott Rilliams ; Rilkins" 'FF2.

7; =arrop, !. . and haran, (.!. 'FFE. pinal Cord #umors ) Management of %ntradural

%ntramedullary Neoplasms. Jserial onlineK.

http988emedicine.medscape.com8article8'3E-F>)print. J& (pril 'F&&K.

8; mith *A, Mc!onald R%. #he pathophysiology of multiple sclerosis9 the mechanisms

underlying the production of symptoms and the natural history of the disease. Philos

#rans $ oc +ond 4 4iol ci. &EEE 7ctober 'E" -230&-EF19 &>3E &> -.

9; Reisberg +(. :ascular !isease of the pinal Cord. %n9 MerritSs Neurology. &&th ed.

New Tork9 +ippincott Riliams ; Rilkins" 'FF2.

33

Page 34: Para Parese

8/18/2019 Para Parese

http://slidepdf.com/reader/full/para-parese 34/34

10; mith *A, Mc!onald R%. #he pathophysiology of multiple sclerosis9 the mechanisms

underlying the production of symptoms and the natural history of the disease. Philos

#rans $ oc +ond 4 4iol ci. &EEE 7ctober 'E" -230&-EF19 &>3E &> -.