Top Banner
MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 7 No. 3 Tahun 2019 ISSN 2301-9115 255 PERSAMAAN VAN DER POL DAN PENYELESAIANNYA Laras Nelysca Putri Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya email: [email protected] Abstrak Persamaan Van der Pol adalah salah satu sistem yang paling banyak dipelajari dalam kasus dinamika tak linier. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memperkirakan solusi dari persamaan Van der Pol, di mana solusinya berosilasi. Penelitian ini memiliki dua kasus, ketika parameter pada persamaan Van der Pol bernilai sangat kecil (β‰ͺ1) dan sangat besar ( ≫ 1). Metode yang dilakukan adalah menyelesaikan persamaan Van der Pol untuk mendapatkan solusi dengan menggunakan metode averaging untuk β‰ͺ1 dan transformasi persamaan Lienard serta Deret pangkat untuk ≫1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat. Abstract The Van der Pol equation is one of the most studied systems in the case of non-linear dynamics. Many attempts have been made to estimate the solution of the Van der Pol equation, where the solution oscillates. This study has two cases, when the parameter in the Van der Pol equation is very small ( β‰ͺ 1) and very large ( ≫ 1). The method carried out in this study are to solve the Van der Pol equation to get a solution using the Averaging method for β‰ͺ1 and the transformation of the Lienard equation and power series for ≫1 Keywords: Van der Pol equation, oscillation, averaging method, lienard equation, power series. 1. PENDAHULUAN Persamaan Van der Pol yang mempunyai bentuk berikut ̈ + ( 2 βˆ’ 1)Μ‡ + = 0 (1) merupakan persamaan diferensial orde dua tak linier karena orde tertinggi dari persamaan Van der Pol adalah dua dan bentuk ( 2 βˆ’ 1) merupakan bentuk tak linier. Model persamaan Van der Pol telah digunakan dalam bidang ilmu mesin, fisika dan biologi. Sebagai contoh yaitu modifikasi stabilitas jantung dengan persamaan Van der Pol tak linier (Nazari, Heydari, & Khaligh, 2013). Persamaan Van der Pol adalah salah satu sistem yang paling banyak dipelajari dalam kasus dinamik tak linier. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memperkirakan solusi dari persamaan ini, di mana solusinya adalah osilasi (Tsatsos, 2006). Osilasi secara fisik dapat diartikan goyangan, ayunan, atau gerak berulang secara periodik (Rosha, 2013). Sejak diperkenalkan pada tahun 1920, persamaan Van der Pol adalah sebuah bentuk dasar untuk sistem dengan osilasi limit cycle. Sistem pengaturan klasik dari penelitian tersebut adalah osilator dengan katub yang terhubung pada vakum. Banyak penyelidikan tentang keunikan perilaku osilator Van der Pol, yang berguna sebagai model dasar untuk proses osilasi dalam fisika, elektronik, biologi, neurologi, dan ekonomi (Tsatsos, 2006). Berdasarkan hal tersebut, persamaan Van der Pol membantu dalam penerapan sebagai model dasar dari munculnya suatu osilasi yang tereksitasi sendiri (self- excited) pada sistem mekanik dan aplikasinya di bidang lain. Persamaan ini memiliki keterkaitan yang berhubungan, khususnya dalam kasus yang ekstrim ketika parameter bernilai sangat kecil atau besar. Jika nilai =0, maka persamaan Van der Pol, menjadi ̈ + = 0. Hal ini menunjukkan tidak ada redaman yang terjadi pada saat perubahan variabel dinamik terhadap waktu, dan solusi analitiknya adalah () = cos + sin , dengan , ∈ ℝ (Strogatz, 1994). Ketika > 0, koefisien redaman ( 2 βˆ’ 1) persamaan Van der Pol dapat bervariasi nilainya bergantung pada nilai . Apabila >1 , ( 2 βˆ’ 1) bernilai positif, artinya persamaan Van der Pol memiliki redaman positif, yang mengeluarkan energi dari sistem dan mengakibatkan amplitudo mengecil. Sedangkan, apabila <1 , ( 2 βˆ’ 1) bernilai negatif, berarti persamaan Van der Pol memiliki redaman negatif, yang memasukkan energi ke sistem dan mengakibatkan amplitudo semakin membesar. Sehingga, penyelesaian persamaan Van der Pol berupa osilasi akibat terjadinya perubahan nilai redaman positif ke negatif, atau sebaliknya. Sedangkan dalam bidang fase, penyelesaian
7

Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

Dec 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 7 No. 3 Tahun 2019 ISSN 2301-9115

255

PERSAMAAN VAN DER POL DAN PENYELESAIANNYA

Laras Nelysca Putri

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

email: [email protected]

Abstrak

Persamaan Van der Pol adalah salah satu sistem yang paling banyak dipelajari dalam kasus dinamika tak linier.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk memperkirakan solusi dari persamaan Van der Pol, di mana solusinya

berosilasi. Penelitian ini memiliki dua kasus, ketika parameter πœ‡ pada persamaan Van der Pol bernilai sangat kecil

(πœ‡ β‰ͺ 1) dan sangat besar (πœ‡ ≫ 1). Metode yang dilakukan adalah menyelesaikan persamaan Van der Pol untuk

mendapatkan solusi dengan menggunakan metode averaging untuk πœ‡ β‰ͺ 1 dan transformasi persamaan Lienard serta

Deret pangkat untuk πœ‡ ≫ 1.

Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

Abstract

The Van der Pol equation is one of the most studied systems in the case of non-linear dynamics. Many

attempts have been made to estimate the solution of the Van der Pol equation, where the solution oscillates.

This study has two cases, when the πœ‡ parameter in the Van der Pol equation is very small (πœ‡ β‰ͺ 1) and very

large (πœ‡ ≫ 1). The method carried out in this study are to solve the Van der Pol equation to get a solution

using the Averaging method for πœ‡ β‰ͺ 1 and the transformation of the Lienard equation and power series for

πœ‡ ≫ 1

Keywords: Van der Pol equation, oscillation, averaging method, lienard equation, power series.

1. PENDAHULUAN

Persamaan Van der Pol yang mempunyai bentuk

berikut

�̈� + πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1)οΏ½Μ‡οΏ½ + π‘₯ = 0 (1)

merupakan persamaan diferensial orde dua tak linier

karena orde tertinggi dari persamaan Van der Pol adalah

dua dan bentuk (π‘₯2 βˆ’ 1)𝑑π‘₯

𝑑𝑑 merupakan bentuk tak linier.

Model persamaan Van der Pol telah digunakan dalam

bidang ilmu mesin, fisika dan biologi. Sebagai contoh

yaitu modifikasi stabilitas jantung dengan persamaan Van

der Pol tak linier (Nazari, Heydari, & Khaligh, 2013).

Persamaan Van der Pol adalah salah satu sistem

yang paling banyak dipelajari dalam kasus dinamik tak

linier. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk

memperkirakan solusi dari persamaan ini, di mana

solusinya adalah osilasi (Tsatsos, 2006). Osilasi secara

fisik dapat diartikan goyangan, ayunan, atau gerak

berulang secara periodik (Rosha, 2013). Sejak

diperkenalkan pada tahun 1920, persamaan Van der Pol

adalah sebuah bentuk dasar untuk sistem dengan osilasi

limit cycle. Sistem pengaturan klasik dari penelitian

tersebut adalah osilator dengan katub yang terhubung

pada vakum. Banyak penyelidikan tentang keunikan

perilaku osilator Van der Pol, yang berguna sebagai model

dasar untuk proses osilasi dalam fisika, elektronik,

biologi, neurologi, dan ekonomi (Tsatsos, 2006).

Berdasarkan hal tersebut, persamaan Van der Pol

membantu dalam penerapan sebagai model dasar dari

munculnya suatu osilasi yang tereksitasi sendiri (self-

excited) pada sistem mekanik dan aplikasinya di bidang

lain. Persamaan ini memiliki keterkaitan yang

berhubungan, khususnya dalam kasus yang ekstrim ketika

parameter πœ‡ bernilai sangat kecil atau besar.

Jika nilai πœ‡ = 0, maka persamaan Van der Pol,

menjadi �̈� + π‘₯ = 0. Hal ini menunjukkan tidak ada

redaman yang terjadi pada saat perubahan variabel

dinamik terhadap waktu, dan solusi analitiknya adalah

π‘₯(𝑑) = 𝐴 cos 𝑑 + 𝐡 sin 𝑑, dengan 𝐴, 𝐡 ∈ ℝ (Strogatz,

1994). Ketika πœ‡ > 0, koefisien redaman πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1)

persamaan Van der Pol dapat bervariasi nilainya

bergantung pada nilai π‘₯ . Apabila π‘₯ > 1 , πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1)

bernilai positif, artinya persamaan Van der Pol memiliki

redaman positif, yang mengeluarkan energi dari sistem

dan mengakibatkan amplitudo mengecil. Sedangkan,

apabila π‘₯ < 1 , πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1) bernilai negatif, berarti

persamaan Van der Pol memiliki redaman negatif, yang

memasukkan energi ke sistem dan mengakibatkan

amplitudo semakin membesar. Sehingga, penyelesaian

persamaan Van der Pol berupa osilasi akibat terjadinya

perubahan nilai redaman positif ke negatif, atau

sebaliknya. Sedangkan dalam bidang fase, penyelesaian

Page 2: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

Volume 7 No. 3 Tahun 2019, Hal 255-261

256

persamaan Van der Pol berupa limit cycle. Keberadaan

limit cycle sejalan dengan teorema Poincare-Bendixson

(Strogatz, 1994). Penelitian ini akan membahas

penyelesaian persamaan Van der Pol untuk kasus ketika

πœ‡ β‰ͺ 1 yang disebut osilator tak linier lemah dan ketika

πœ‡ ≫ 1 yang disebut osilator relaksasi. Hal tersebut

dikarenakan perubahan solusi dari persamaan Van der Pol

bergantung pada πœ‡, solusi dari persamaan tersebut akan

berbeda ketika mulai πœ‡ = 1, sehingga 1 dijadikan batas

untuk πœ‡ yang sangat kecil dan sangat besar.

2. KAJIAN TEORI

Metode Averaging

Metode averaging atau metode rata-rata

membandingkan penyelesaian asimtot dan penyeleseian

analitik. Ide dari metode rata-rata berasal dari teknik

komputasi yang telah diformulasikan/dibentuk dengan

sangat jelas oleh Lagrange (1788) dalam studinya tentang

masalah gravitasi tiga benda (three-body problem)

sebagai ganggua n dari masalah dua benda (two-body

problem) (Verhulst, 1996).

Sebagai contoh, dimisalkan persamaan :

�̈� + π‘₯ = πœ‡β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½), πœ‡ β‰ͺ 1 (2)

Jika πœ‡ = 0 maka solusinya adalah kombinasi linier

cos 𝑑 dan 𝑠𝑖𝑛 𝑑

π‘Ž0 cos 𝑑 + 𝑏0 sin 𝑑 (3)

atau dapat ditulis seperti berikut:

π‘Ÿ0cos (𝑑 + πœ“0) (4)

akan diuraikan (4) sehingga diperoleh:

π‘Ÿ0(cos 𝑑 cos πœ“0) βˆ’ (sin 𝑑 sin πœ“0)

= π‘Ÿ0 cos πœ“0 cos 𝑑 βˆ’ π‘Ÿ0 sin πœ“0 sin 𝑑

dengan π‘Ž0 = π‘Ÿ0 cos πœ“0, dan 𝑏0 = βˆ’π‘Ÿ0 sin πœ“0

sehingga bentuk lain dari (3) adalah bentuk (4) di mana:

(4) memiliki π‘Ÿ0 yang merupakan amplitudo dan πœ“0

merupakan fase merupakan konstanta dan keduanya

ditentukan oleh nilai awal. Untuk memelajari karakter dari

solusi untuk setiap πœ‡ β‰  0, Lagrange mengenalkan β€œvariasi

konstan/variasi parameter”. Ada sebuah asumsi, bahwa

untuk setiap πœ‡ β‰  0 , maka solusinya berbentuk fungsi

waktu.

Langkah pertama adalah menentukan

penyelesaian umum dari persamaan (2) dengan

menggunakan persamaan karakteristik di mana diperoleh

(3) atau (4). Dari persamaan (3) dimisalkan penyelesaian

khususnya yaitu

π‘₯(𝑑) = π‘Ž0(𝑑) cos 𝑑 + 𝑏0(𝑑) sin 𝑑 (5)

dengan menurunkan (5) diperoleh:

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) = βˆ’π‘Ž0(𝑑) sin 𝑑 + 𝑏0(𝑑) cos 𝑑 + οΏ½Μ‡οΏ½0(𝑑) cos 𝑑 + 𝑏0Μ‡(𝑑) sin 𝑑

(6)

Selanjutnya dipilih dua suku terakhir pada ruas kanan

persamaan (6) sama dengan nol,

οΏ½Μ‡οΏ½0(𝑑) cos 𝑑 + 𝑏0Μ‡(𝑑) sin 𝑑 = 0 (7)

Sehingga persamaan (7) menjadi:

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) = βˆ’π‘Ž0(𝑑) sin 𝑑 + 𝑏0(𝑑) cos 𝑑. (8)

(Prawoto, 2015)

Berdasarkan (4) maka bentuk lain dari (5) adalah

π‘₯(𝑑) = π‘Ÿ(𝑑)cos (𝑑 + πœ“(𝑑)). (9)

Kemudian, (9) akan diturunkan untuk mendapatkan nilai

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) sebagai berikut:

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) = βˆ’π‘Ÿ(𝑑) sin(𝑑 + πœ“(𝑑) (1 + οΏ½Μ‡οΏ½) + οΏ½Μ‡οΏ½ cos(𝑑 + πœ“(𝑑)

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) = βˆ’π‘Ÿ(𝑑) sin(𝑑 + πœ“(𝑑) βˆ’ οΏ½Μ‡οΏ½ sin(𝑑 + πœ“(𝑑)

+οΏ½Μ‡οΏ½ cos(𝑑 + πœ“(𝑑)

Berdasarkan (7) maka turunan dari (9) dipilih dua suku

terakhr pada ruas kanan sama dengan nol

βˆ’οΏ½Μ‡οΏ½ sin(𝑑 + πœ“(𝑑) + οΏ½Μ‡οΏ½ cos(𝑑 + πœ“(𝑑) = 0

Sehingga diperoleh :

οΏ½Μ‡οΏ½(𝑑) = βˆ’π‘Ÿ(𝑑)sin (𝑑 + πœ“(𝑑)) (10)

Substitusi untuk setiap π‘₯ π‘‘π‘Žπ‘› οΏ½Μ‡οΏ½ atau (9) dan (10) ke

persamaan (2) sehingga dihasilkan persamaan untuk

setiap π‘Ÿ dan πœ“

βˆ’οΏ½Μ‡οΏ½ sin(𝑑 + πœ“) βˆ’ π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“)(1 + οΏ½Μ‡οΏ½) + π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“)

= πœ‡β„Ž(π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“) , βˆ’π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“))

Atau dapat ditulis :

βˆ’οΏ½Μ‡οΏ½ sin(𝑑 + πœ“) βˆ’ π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“) οΏ½Μ‡οΏ½

= πœ‡β„Ž(π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“) , βˆ’π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“)) (11)

Persyaratan yang lainnya yaitu penurunan pada sisi kanan

persamaan (9) harus menghasilkan pernyataan yang sama

dengan sisi kanan persamaan (10). Sehingga didapatkan:

οΏ½Μ‡οΏ½ cos(𝑑 + πœ“) βˆ’ π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“)(1 + οΏ½Μ‡οΏ½) = βˆ’π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“)

atau dituliskan:

οΏ½Μ‡οΏ½ cos(𝑑 + πœ“) βˆ’ οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“) = 0. (12)

Persamaan (2.24) dan (2.25) dapat dianggap sebagai dua

persamaan untuk οΏ½Μ‡οΏ½ π‘‘π‘Žπ‘› οΏ½Μ‡οΏ½, sebagai berikut:

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡ sin(𝑑 + πœ“)β„Ž(π‘Ÿ cos(𝑑 + πœ“), βˆ’π‘Ÿ 𝑠𝑖𝑛(𝑑 + πœ“)) (13)

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡

π‘Ÿπ‘π‘œπ‘ (𝑑 + πœ“)β„Ž(π‘Ÿ π‘π‘œπ‘ (𝑑 + πœ“), βˆ’π‘Ÿ 𝑠𝑖𝑛(𝑑 + πœ“)) (14)

Deret Pangkat

Pada metode ini, akan digunakan untuk mencari

solusi analitik persamaan Van der Pol dengan kasus πœ‡ ≫

1. Metode Deret pangkat merupakan metode dasar untuk

menyelesaikan persamaan diferensial linier dengan

koefisien yang berubah. Diberikan bentuk persamaan

Deret pangkat sebagai berikut:

𝑓(π‘₯) = βˆ‘ β„Žπ‘˜(π‘₯)πœ‡π‘˜+βˆžπ‘˜=0 (15)

yang apabila dijabarkan akan menjadi

𝑓𝑛(π‘₯) = β„Ž0(π‘₯) + β„Ž1(π‘₯)πœ‡ + β„Ž2(π‘₯)πœ‡2 + β‹― + β„Žπ‘›(π‘₯)πœ‡π‘› (16)

di mana 𝑓𝑛(π‘₯) merupakan fungsi deret suku ke-𝑛 dan β„Žπ‘˜

adalah koefisien deret suku ke- 𝑛 dari variabel π‘₯ .

Kemudian bentuk (15) akan disubstitusikan ke dalam

persamaan diferensial, dalam kasus ini yaitu persamaan

Van der Pol sehinga diperoleh:

𝑓(π‘₯, πœ‡) = β„Žπ‘›(π‘₯)π‘‘β„Žπ‘›(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ πœ‡(1 βˆ’ π‘₯2)β„Žπ‘›(π‘₯) + π‘₯ (17)

Selanjutnya bentuk (17) akan diekspansi taylor hingga

orde 𝑛 sebagai berikut:

Page 3: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

PERSAMAAN VAN DER POL DAN PENYELESAIANNYA

257

𝑓𝑛(π‘₯, πœ‡) = 𝑓(π‘₯, 0) +πœ•π‘“

πœ•πœ‡(π‘₯, 0)πœ‡ +

1

2!

πœ•2𝑓

πœ•πœ‡2(π‘₯, 0)πœ‡2 + β‹― +

1

𝑛!

πœ•π‘›π‘“

πœ•πœ‡π‘›(π‘₯, 0)πœ‡π‘›, (18)

dengan menggunakan bentuk (18) akan dicari solusi

dengan pendekatan menggunakan metode Deret pangkat

sehingga diperoleh fungsi deret seperti pada bentuk (16)

yang nantinya merupakan solusi analitik dari persamaan

diferensial tersebut.

3. PEMBAHASAN

Solusi Persamaan Van der Pol

Penyelesaian Persamaan Van der Pol Menggunakan

Metode Averaging

Pada penyelesaian ini, penulis akan

menunjukkan untuk kasus πœ‡ β‰ͺ 1. Kasus tersebut sering

dikatakan osilator tak linier lemah.

Diberikan sistem ,

�̈� + π‘₯ + πœ‡β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½) = 0, dimana 0 ≀ πœ‡ β‰ͺ 1 (19)

dengan catatan ketika πœ‡ = 0 , solusi dari (19) sebagai

berikut:

π‘₯(𝑑) = π‘Ÿ π‘π‘œπ‘  (𝑑 + πœ“) (20)

dengan π‘Ÿ, πœ“ adalah amplitudo dan fase yang merupakan

konstanta. Sedangkan ketika πœ‡ β‰  0, diharapkan terjadi

pergeseran secara lambat dari π‘Ÿ dan πœ“ yang akan bergeser

sedemikian hingga mendekati limit cycle. Sekarang akan

dicari persamaan evolusi dari amplitudo dan fase yang

memberikan pengaruh pada suku tak linier yaitu β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½).

Dapat dipastikan bahwa nilai πœ‡ sangat kecil sehingga

trajektori yang dihasilkan akan mendekati bentuk

lingkaran secara utuh dan akan memiliki periode sekitar

2πœ‹.

Sekarang, dimisalkan

π‘₯(𝑑) = π‘Ÿ(𝑑) cos(𝑑 + πœ“(𝑑)) (20)

Berdasarkan persamaan (19) akan dicari persamaan

οΏ½Μ‡οΏ½ dari persamaan Van der Pol, dengan

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’ sin(𝑑 + πœ“) β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½)

di mana β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½) = οΏ½Μ‡οΏ½(π‘₯2 βˆ’ 1) diambil dari persamaan (1).

Sehingga diperoleh

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡ sin(𝑑 + πœ“) (βˆ’π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“) (π‘Ÿ2 cos2(𝑑 + πœ“) βˆ’ 1))

οΏ½Μ‡οΏ½ = πœ‡ π‘Ÿ sin2(𝑑 + πœ“) π‘Ÿ2 cos2(𝑑 + πœ“) βˆ’ πœ‡ π‘Ÿ sin2(𝑑 + πœ“).

(21)

Dilakukan dengan cara yang sama, berdasarkan (20) akan

dicari persamaan οΏ½Μ‡οΏ½ dari persamaan Van der Pol, dengan

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡

π‘Ÿπ‘π‘œπ‘ (𝑑 + πœ“)β„Ž(π‘₯, οΏ½Μ‡οΏ½)

Sehingga diperoleh

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡

π‘Ÿπ‘π‘œπ‘ (𝑑 + πœ“)(βˆ’π‘Ÿ sin(𝑑 + πœ“) (π‘Ÿ2 cos2(𝑑 + πœ“) βˆ’ 1))

οΏ½Μ‡οΏ½ = βˆ’πœ‡ π‘Ÿ cos3(𝑑 + πœ“) sin(𝑑 + πœ“) + πœ‡ cos(𝑑 + πœ“) sin(𝑑 +

πœ“). (22)

Hal berikutnya yang akan dilakukan yaitu

memanfaatkan pemisahan skala waktu dari persamaan

evolusi yaitu osilasi cepat dengan penyimpangan lambat.

Tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki osilasi cepat

menggunakan metode averaging di mana lebih dari satu

cycle dengan panjang 2πœ‹ dalam satu osilasi, sehingga

dapat diketahui keterikatan eksplisit dari persamaan

evolusi pada πœ‡.

Berdasarkan definisi 1 dan teorema 2, maka diberikan

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž(𝑑) dan οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž(𝑑) di mana index π‘Ž didefinisikan sebagai

pendekatan nilai π‘Ÿ dan πœ“ oleh π‘Ÿπ‘Ž dan πœ“π‘Ž, sebagai berikut

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž =1

2πœ‹βˆ« οΏ½Μ‡οΏ½

𝑑+πœ‹

π‘‘βˆ’πœ‹

𝑑𝑑

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž =1

2πœ‹βˆ« οΏ½Μ‡οΏ½

𝑑+πœ‹

π‘‘βˆ’πœ‹

𝑑𝑑

Sehingga akan dicari nilai οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž pada persamaan (21) sebagai

berikut

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž =1

2πœ‹ ((πœ‡π‘Ÿ3 ∫ sin2(𝑑 + πœ“) cos2(𝑑 + πœ“)

2πœ‹

0) 𝑑𝑑 βˆ’

(πœ‡π‘Ÿ ∫ sin2(𝑑 + πœ“)2πœ‹

0) 𝑑𝑑)

=1

2πœ‹((πœ‡π‘Ÿ3 ∫

1

8βˆ’

1

8cos 4(+πœ“)

2πœ‹

0) 𝑑𝑑 βˆ’ (πœ‡π‘Ÿ ∫

1

2βˆ’

2πœ‹

0

1

2cos 2(𝑑 + πœ“)) 𝑑𝑑)

=1

2πœ‹(πœ‡π‘Ÿ3 ∫

1

8

2πœ‹

0𝑑𝑑 βˆ’ π‘Ÿ3 ∫

1

8cos(4𝑑 + 4πœ“)

2πœ‹

0𝑑𝑑 βˆ’

πœ‡π‘Ÿ ∫1

2

2πœ‹

0𝑑𝑑 + πœ‡π‘Ÿ ∫

1

2cos(2𝑑 + 2πœ“)

2πœ‹

0𝑑𝑑)

= πœ‡(2πœ‹π‘Ÿ3

16πœ‹βˆ’

π‘Ÿ3

64πœ‹sin(8πœ‹ + 4πœ“) +

π‘Ÿ3

64πœ‹sin(4πœ“) βˆ’

2πœ‹π‘Ÿ

4πœ‹+

π‘Ÿ

8πœ‹sin(4πœ‹ + 2πœ“) βˆ’

π‘Ÿ

8πœ‹sin(2πœ“))

= πœ‡(π‘Ÿ3

8βˆ’

2π‘Ÿ

2)

=πœ‡π‘Ÿ

8(4 βˆ’ π‘Ÿ2)

sehingga diperoleh

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž =πœ‡π‘Ÿ

8(4 βˆ’ π‘Ÿ2) (23)

Kemudian akan dicari nilai οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž pada persamaan (22) sebagai

berikut

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž =1

2πœ‹βˆ« βˆ’ π‘Ÿ cos3(𝑑 + πœ“) sin(𝑑 + πœ“) + πœ‡ cos(𝑑 +

2πœ‹

0

πœ“) sin(𝑑 + πœ“) 𝑑𝑑

=1

2πœ‹(∫ βˆ’π‘Ÿ cos3(𝑑 + πœ“) 𝑑(cos(𝑑 + πœ“))

2πœ‹

0+ ∫ cos(𝑑 +

2πœ‹

0

πœ“) 𝑑(cos(𝑑 + πœ“)))

=1

2πœ‹((βˆ’π‘Ÿ sin3(2πœ‹ + πœ“) + sin3(0 + πœ“)) + (sin(2πœ‹ +

πœ“) βˆ’ sin(0 + πœ“)))

=1

2πœ‹(0 + 0) = 0

sehingga diperoleh

οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž = 0 (24)

maka πœ“(𝑑) = 𝕆(πœ‡2) yang berarti orde dari πœ‡ sebagai

solusinya. Sedangkan, berdasarkan hasil pada (23) akan

Page 4: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

Volume 7 No. 3 Tahun 2019, Hal 255-261

258

dicari solusi persamaan diferensial οΏ½Μ‡οΏ½π‘Ž dengan

menggunakan metode pemisahan variabel sebagai berikut:

πœ‡π‘Ÿ

8(4 βˆ’ π‘Ÿ2) =

π‘‘π‘Ÿ

𝑑𝑑

∫ πœ‡ 𝑑𝑑 = ∫8

π‘Ÿ(4 βˆ’ π‘Ÿ2)π‘‘π‘Ÿ

kemudian memanfaatkan metode integral pada fungsi

pecahan, diperoleh bentuk integral berikut yang lebih

sederhana

πœ‡ 𝑑 + 𝑐 = ∫2

π‘Ÿπ‘‘π‘Ÿ + ∫ βˆ’

1

2 + π‘Ÿπ‘‘π‘Ÿ + ∫

1

2 βˆ’ π‘Ÿπ‘‘π‘Ÿ

πœ‡ 𝑑 + 𝑐 = ln π‘Ÿ2 βˆ’ ln(2 + π‘Ÿ) βˆ’ ln(2 βˆ’ π‘Ÿ)

βˆ’πœ‡ 𝑑 + 𝑐 = βˆ’ ln π‘Ÿ2 + ln(2 + π‘Ÿ) + ln(2 βˆ’ π‘Ÿ)

βˆ’πœ‡ 𝑑 + 𝑐 = βˆ’ ln π‘Ÿ2 + ln(2 + π‘Ÿ) (2 βˆ’ π‘Ÿ)

βˆ’πœ‡ 𝑑 + 𝑐 = βˆ’ ln π‘Ÿ2 + ln(4 βˆ’ π‘Ÿ)2

βˆ’πœ‡ 𝑑 + 𝑐 =ln(4 βˆ’ π‘Ÿ)2

ln π‘Ÿ2

π‘’βˆ’πœ‡π‘‘+𝑐 =4

π‘Ÿ2βˆ’ 1

π‘’βˆ’πœ‡π‘‘π‘’π‘ =4

π‘Ÿ2βˆ’ 1

π‘π‘’βˆ’πœ‡π‘‘ + 1 =4

π‘Ÿ2

π‘Ÿ2 =4

1 + π‘π‘’βˆ’πœ‡π‘‘

π‘Ÿ =2

√1 + π‘π‘’βˆ’πœ‡π‘‘

Jika 𝑑 = 0 maka π‘Ÿ(0) = 1 maka

π‘Ÿ(𝑑) =2

√1+3π‘’βˆ’πœ‡π‘‘ (25)

Berdasarkan sistem (20) didapatkan solusi pada persamaan

Van der Pol menggunakan metode Averaging dengan πœ‡ β‰ͺ

1 sebagai berikut:

π‘₯(𝑑) =2

√1+3π‘’βˆ’πœ‡π‘‘cos 𝑑 + 𝕆(πœ‡) (26)

Sebelumnya telah diperoleh bahwa πœ“(𝑑) = 𝕆(πœ‡) ,

berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa πœ“ berubah

pada skala waktu yang sangat lambat. Dengan begitu

didapatkan periode persamaan Van der Pol yaitu

2πœ‹ + 𝕆(πœ‡).

Penyelesaian Persamaan Van der Pol Menggunakan

Persamaan Lienard dan Deret pangkat

Pada penyelesaian ini, penulis akan menunjukkan

untuk kasus πœ‡ ≫ 1. Kasus tersebut sering dikatakan osilator

relaksasi. Metode yang digunakan yaitu untuk penyelesaian

analitik pada kasus ini, akan digunakan metode Deret

pangkat.

Diketahui fungsi deret untuk solusi persamaan Van der Pol

sebagai berikut:

𝑓𝑛(π‘₯, πœ‡) = 𝑓(π‘₯, 0) +πœ•π‘“

πœ•πœ‡(π‘₯, 0)πœ‡ +

1

2!

πœ•2𝑓

πœ•πœ‡2(π‘₯, 0)πœ‡2 + β‹― +

1

𝑛!

πœ•π‘›π‘“

πœ•πœ‡π‘›(π‘₯, 0)πœ‡π‘›, (27)

di mana untuk persamaan Van der Pol, maka

𝑓(π‘₯, πœ‡) = β„Žπ‘›(π‘₯)π‘‘β„Žπ‘›(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ πœ‡(1 βˆ’ π‘₯2)β„Žπ‘›(π‘₯) + π‘₯ (28)

untuk orde nol ( πœ‡0) , langkah pertama dengan

mensubstitusikan nol pada parameter πœ‡ sehingga bentuk

(28) akan menjadi

𝑓(π‘₯, 0) = β„Ž0(π‘₯)π‘‘β„Ž0(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ 0(1 βˆ’ π‘₯2)β„Ž0(π‘₯) + π‘₯ (29)

maka diperoleh:

β„Ž0(π‘₯) π‘‘β„Ž0(π‘₯)

𝑑π‘₯ + x (30)

dengan mengintegral persamaan (30) sehingga didapatkan

bentuk

𝑑

𝑑π‘₯[

β„Ž0(π‘₯)2+π‘₯2

2] = 0. (31)

Berdasarkan persamaan kartesius yaitu π‘₯2 + 𝑦2 = 𝑐2 maka

bentuk (31) dapat diubah menjadi

β„Ž0(π‘₯)2+π‘₯2

2= 𝐴2 (32)

di mana, 𝐴 = konstanta

sehingga diperoleh:

β„Ž0(π‘₯)2 + π‘₯2 = 𝐴2

β„Ž0(π‘₯)2 = 𝐴2 βˆ’ π‘₯2

β„Ž0(π‘₯) = ±√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 (33)

maka

𝑓0(π‘₯) = ±√𝐴2 βˆ’ π‘₯2. (34)

Untuk orde satu (πœ‡1), diberikan fungsi linier dari parameter

sebagai berikut:

𝑓1(π‘₯) = β„Ž0(π‘₯) + β„Ž1(π‘₯)πœ‡ (35)

Dengan mensubstitusikan bentuk (33) ke dalam bentuk (35)

diperoleh

𝑓1(π‘₯) = ±√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 + β„Ž1(π‘₯)πœ‡ (36)

untuk mencari β„Ž1(π‘₯) dapat diperoleh dari fungsi deret pada

bentuk (4.24) sehingga diperoleh

𝑓1(π‘₯, πœ‡) = 𝑓(π‘₯, 0) +πœ•π‘“

πœ•πœ‡(π‘₯, 0)πœ‡ (37)

Kemudian mensubstitusikan (28) ke (37) menjadi

= (√𝐴2 βˆ’ π‘₯2π‘‘βˆšπ΄2 βˆ’ π‘₯2

𝑑π‘₯+ π‘₯) + (√𝐴2 βˆ’ π‘₯2

π‘‘β„Ž1(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ πœ‡(1 βˆ’ π‘₯2)√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 + π‘₯)

= 0 + (√𝐴2 βˆ’ π‘₯2π‘‘β„Ž1(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ (1 βˆ’ π‘₯2)√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 + π‘₯)

√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 π‘‘β„Ž1(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ π‘₯ = (1 βˆ’ π‘₯2)√𝐴2 βˆ’ π‘₯2

√𝐴2 βˆ’ π‘₯2(√𝐴2 βˆ’ π‘₯2 π‘‘β„Ž1(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ π‘₯) = √𝐴2 βˆ’ π‘₯2(1 βˆ’

π‘₯2)√𝐴2 βˆ’ π‘₯2)

𝐴2 βˆ’ π‘₯2 π‘‘β„Ž1(π‘₯)

𝑑π‘₯βˆ’ β„Ž1(π‘₯) π‘₯ = (1 βˆ’ π‘₯2)(𝐴2 βˆ’ π‘₯2)

Untuk memperoleh nilai β„Ž1(π‘₯), digunakan metode faktor

integrasi dengan memisalkan β„Ž1(π‘₯) = 𝑦, sebagai berikut:

𝐴2 βˆ’ π‘₯2 𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’ π‘₯𝑦 = (1 βˆ’ π‘₯2)(𝐴2 βˆ’ π‘₯2)

𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’

π‘₯

𝐴2βˆ’π‘₯2 𝑦 = (1 βˆ’ π‘₯2) (38)

Page 5: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

PERSAMAAN VAN DER POL DAN PENYELESAIANNYA

259

Diberikan πœ€ = π‘’βˆ« 𝑝𝑑π‘₯ , dimana πœ€ merupakan variabel

integrasi yang dijalankan pada bentuk (38) sedangkan

untuk 𝑝 merupakan koefisien pada 𝑦, kemudian diperoleh

πœ€ = π‘’βˆ« 𝑝𝑑π‘₯

πœ€ = π‘’βˆ« βˆ’

π‘₯𝐴2βˆ’π‘₯2 𝑑π‘₯

πœ€ = π‘’βˆ« βˆ’

π‘₯𝐴2βˆ’π‘₯2 𝑑π‘₯

πœ€ = 𝑒12

ln (𝐴2βˆ’π‘₯2)

πœ€ = (𝐴2 βˆ’ π‘₯2)12

Mengkalikan πœ€ pada bentuk (38)

πœ€π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯βˆ’ πœ€

π‘₯

𝐴2 βˆ’ π‘₯2𝑦 = πœ€(1 βˆ’ π‘₯2)

menjadi

𝑦(𝐴2 βˆ’ π‘₯2)12 = ∫(𝐴2 βˆ’ π‘₯2)(1 βˆ’ π‘₯2) 𝑑π‘₯

𝑦(𝐴2 βˆ’ π‘₯2)12 =

1

8(𝐴4 βˆ’ 4𝐴2)π‘Žπ‘Ÿπ‘ sin

π‘₯

|𝐴|

+ √𝐴2 βˆ’ π‘₯2(2π‘₯3 + (βˆ’π΄2 βˆ’ 4)π‘₯) + 𝑐

𝑦 =1

8(

𝐴2(𝐴2 βˆ’ 4)

√𝐴2 βˆ’ π‘₯2π‘Žπ‘Ÿπ‘ sin

π‘₯

|𝐴|βˆ’ 2π‘₯3 + π‘₯𝐴2 + 4π‘₯ +

𝑐

√𝐴2 βˆ’ π‘₯2)

karena, sebelumnya telah dimisalkan β„Ž1(π‘₯) = 𝑦 maka

diperoleh β„Ž1(π‘₯) sebagai berikut: β„Ž1(π‘₯) =

1

8(

𝐴2(𝐴2βˆ’4)

√𝐴2βˆ’π‘₯2π‘Žπ‘Ÿπ‘ sin

π‘₯

|𝐴|βˆ’ 2π‘₯3 + π‘₯𝐴2 + 4π‘₯ +

±𝐢

√𝐴2βˆ’π‘₯2) (39)

dimana 𝐴 merupakan konstanta dan 𝐢 konstanta dari

integral. Dengan memisalkan 𝐴2 = 4 dan ±𝐢 = 0, maka

diperoleh

β„Ž1(π‘₯) = π‘₯ βˆ’π‘₯3

4 (40)

Demikian diperoleh solusi analitik pada orde satu dengan

pendekatan pada πœ‡ , yang merupakan solusi analitik

persamaan Van der Pol dengan πœ‡ ≫ 1

𝑓1(π‘₯) = ±√4 βˆ’ π‘₯2 + (π‘₯ βˆ’π‘₯3

4) πœ‡ (41)

Sekarang akan diestimasi periode dari limit cycle

untuk persamaan Van der Pol dengan πœ‡ ≫ 1. Solusinya,

diberikan 𝑇 yang merupakan periode di mana hanya

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pergerakan

sepanjang dua arus yang lambat, karena waktu yang

dihabiskan dalam setiap arus yang cepat atau disebut

sebagai lompatan tersebut diabaikan untuk πœ‡ ≫ 1. Karena

sepanjang dua arus lambat tersebut simetri maka waktu

yang dihabiskan untuk masing-masing arus adalah sama.

Dengan begitu digunakan 𝑇 = 2 ∫ 𝑑𝑑𝑑𝐡

𝑑𝐴.

𝑇 = 2 ∫ 𝑑𝑑

𝑑𝐡

𝑑𝐴

β‰ˆ βˆ’2 βˆ«π‘‘π‘‘

𝑑𝑀

𝑑𝑀

𝑑π‘₯

2

1

𝑑π‘₯

𝑇 β‰ˆ1

οΏ½Μ‡οΏ½ (πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1)) 𝑑π‘₯

𝑇 β‰ˆ βˆ’2 ∫ βˆ’1

π‘₯

2

1

πœ‡(π‘₯2 βˆ’ 1)𝑑π‘₯

𝑇 = 2πœ‡ (3

2βˆ’ ln 2)

sehingga, periode yang dibutuhkan yaitu sebesar

𝑇 = πœ‡(3 βˆ’ 2 ln 2). (42)

Simulasi

Simulasi dilakukan menggunakan Maple 18.

Simulasi pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perubahan pergerakan dari solusi analitik yang telah

diperoleh. Simulasi solusi persamaan Van der Pol dengan

menjalankan parameter πœ‡ β‰ͺ 1 pada sistem (26) yaitu:

π‘₯(𝑑) =2

√1 + 3π‘’βˆ’πœ‡π‘‘cos 𝑑 + 𝕆(πœ‡).

(i) Solusi Numerik (ii) Solusi Analitik

Gambar 1. Kurva 𝒙 terhadap 𝒕 untuk Persamaan Van der

Pol 𝝁 = 𝟎. πŸŽπŸŽπŸ‘

Pada gambar1 merupakan solusi persamaan Van der Pol

dengan πœ‡ β‰ͺ 1 di mana diambil πœ‡ sebesar 0.003 dengan

kondisi awal π‘₯(0) = 1, οΏ½Μ‡οΏ½(0) = 0. Berdasarkan hal

tersebut diperoleh kurva π‘₯ terhadap 𝑑 yang mengalami

penurunan serta peningkatan nilai secara bergantian pada

selang waktu tertentu seiring dengan meningkatnya 𝑑 .

Solusi yang awalnya lebih kecil ini secara bertahap

meningkat di mana mengakibatkan masing-masing dari

osilasi tersebut mencapai batas osilasi tertentu. Gambar 1

(i) merupakan solusi numerik yang diperoleh dengan

bantuin Maple 18. Sedangkan untuk Gambar 1 (ii)

merupakan solusi analitik dari penyelesaian persamaan

Van der Pol yaitu sistem (1) ketika dengan πœ‡ = 0.003,

dari kedua gambar tersebut dapat dilihat bahwa solusi

analitik yang telah diperoleh mendekati sempurna dengan

solusi numerik.

Gambar 2. Potret Fase Persamaan Van der Pol 𝝁 =

𝟎. πŸŽπŸŽπŸ‘

S

𝑑

π‘₯

Page 6: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

Volume 7 No. 3 Tahun 2019, Hal 255-261

260

Pada gambar 2 ini sejalan dengan teorema

Poincare Bedixson di mana solusinya akan berada di

dalam S, karena vektor kecepatan menuju ke interior S

searah jarum jam. Seiring berjalannya waktu, solusinya

tidak pernah dapat meninggalkan S, bahkan ketika

mendekati kurva batas, di mana mencoba menjauh dari S,

vektor-vektor kecepatan selalu menuju ke dalam,

memaksa untuk tetap berada di dalam S.

Karena solusinya tidak pernah bisa

meninggalkan S, satu-satunya hal yang dapat dilakukan

sebagai 𝑑 β†’ ∞ adalah mendekati titik kritis atau berputar-

putar menuju closed trajectory.

Berikutnya yaitu simulasi solusi persamaan Van

der Pol dengan menjalankan parameter πœ‡ ≫ 1 pada

persamaan (1) menggunakan Matlab R2015b.

Berdasarkan analisis sebelumnya, menunujukkan bahwa

pada limit cycle persamaan Van der Pol dengan πœ‡ ≫ 1 ini

memiliki dua skala waktu yang terpisah yaitu ketika

pergerakan cepat atau dapat disebut sebagai lompatan

yang dapat dilihat pada gambar 3 (π‘₯(𝑑)) dan pergerakan

lambat yang dapat dilihat pada gambar 3 (𝑦(𝑑)), di mana

diperoleh dari persamaan Van der Pol untuk πœ‡ = 1.25

dengan kondisi awal π‘₯(0) = 2, οΏ½Μ‡οΏ½(0) = 0

Gambar 3 Bentuk Gelombang Persamaan van der Pol

𝒙 dan π’š terhadap 𝒕 dengan 𝝁 = 𝟏. πŸπŸ“

Kemudian dengan menggunakan solusi analitik yang telah

diperoleh pada sistem (41) yaitu:

𝑓1(π‘₯) = ±√4 βˆ’ π‘₯2 + (π‘₯ βˆ’π‘₯3

4) πœ‡

akan dibandingkan dengan solusi numerik menggunakan

Matlab R2015b sebagai berikut:

Gambar 4 Perbandingan Solusi Numerik dan Solusi

Analitik πœ‡ = 1.25

Pada Gambar 4 diketahui bahwa solusi analitik

yang telah diperoleh dengan πœ‡ ≫ 1 mendekati solusi

numerik, terdapat dua fase yang terbentuk dari kedua

solusi tersebut. Perubahan yang sedikit menjauh terletak

pada kondisi pergerakan lambat, sedangkan untuk

pergerakan cepat kedua solusi tersebut hampir mendekati

sempurna. Hal tersebut yang menjadikan pembeda untuk

πœ‡ β‰ͺ 1 dan πœ‡ ≫ 1 pada gambar 4 di mana kurva

memanjang pada sumbu 𝑦. Sehingga bentuk solusi pada

persamaan Van der Pol ini dibedakan menjadi dua kasus

karena dipengaruhi oleh parameter πœ‡.

4. PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

Penyelesaian persamaan Van der Pol untuk πœ‡ β‰ͺ 1

(osilator tak linier lemah) dengan menggunakan metode

Averaging diperoleh π‘₯(𝑑) =2

√1+3π‘’βˆ’πœ‡π‘‘cos 𝑑 + 𝕆(πœ‡2) dan

didapatkan periode sebesar 2πœ‹ + 𝕆(πœ‡2)

Penyelesaian persamaan Van der Pol untuk πœ‡ ≫ 1

(osilator relaksasi) dengan menggunakan transformasi

persamaan Lienard dan Deret pangkat diperoleh 𝑓1(π‘₯) =

±√4 βˆ’ π‘₯2 + (π‘₯ βˆ’π‘₯3

4) πœ‡ serta didapatkan periode sebesar

𝑇 = πœ‡(3 βˆ’ 2 ln 2).

Hasil dari simulasi kedua kasus yang diperoleh yaitu,

ketika πœ‡ β‰ͺ 1 solusi analitik tepat mendekati solusi

numerik sehingga dapat memilih πœ‡ dengan bebas dari

πœ‡ β‰ͺ 1 . Sedangkan untuk πœ‡ ≫ 1 solusi analitik yang

mendekati solusi numerik ketika πœ‡ ≫ 1 tidak terlalu besar

atau tidak terlalu jauh dari 1, hal tersebut dikarenakan

solusi analitik yang diperoleh adalah orde satu, sehingga

ketika πœ‡ sangat besar, solusi analitik yang di peroleh tidak

mendekati solusi numerik.

DAFTAR PUSTAKA

Nazari, S., Heydari, A., & Khaligh, J. (2013). Mofified

Modeling of the Heart by Applying Nonlinear

Oscillators and Designing Proper Control

Signal. Scientific Research, 4, 972-978.

Prawoto, B. P. (2015). Persamaan Diferensial Biasa.

Surabaya: Jurusan Matematika Unesa.

Rosha, M. (2013). Kajian Metode Linstedt-Poincare dan

Van de Pol Pada Solusi Masalah Osilasi Non

Page 7: Paper Title (use style: paper title)Β Β· 2020. 1. 8.Β Β· Deret pangkat untuk πœ‡β‰«1. Kata Kunci: Persamaan Van der Pol, osilasi, metode averaging, persamaan lienard, deret pangkat.

PERSAMAAN VAN DER POL DAN PENYELESAIANNYA

261

Linear. Prosiding Semirata Fmipa Universitas

Lampung, 1.

Strogatz, S. H. (1994). Nonlinear Dynamics and Chaos.

New York: Perseus Book.

Syihabuddin, B., & Ali, E. (2015). Osilator. Retrieved

from Telkom University:

https://www.pdfpit.com/view?t=Osilator&u=htt

p%3A%2F%2Ffebridifanfx.student.telkomuniv

ersity.ac.id%2Ffiles%2F2015%2F10%2F10_Os

ilator-v03s1.pdf

Tsatsos, M. (2006). Theoretical and Numerical Study of

the Van der Pol equation. Aristoteles

University(Disertation), 3.

Verhulst, F. (1996). Nonlinear Differential Equations

and Dynamical Systems. Berlin: Springer.