Top Banner
PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular Arbuskular Indigenous Asal Desa Pangpong Kec. Labang Kab. Bangkalan Madura pada Perakaran Tanaman Padi (Oryza Sativa), Kedelai (Glycine Max), Dan Tanaman Gulma Rumput Teki (Cyperus Rotundus) Della Rifqohdinni Lukitanigdyah (1508 100 052) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persen infeksi propagul Mikotiza Vesikula Arbuskula indigenous asal Desa Pangpong Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan Madura terhadap perakaran tanaman Padi (Oryza sativa) Kedelai (Glycine max) dan tanaman gulma rumput teki (Cyperus rotundus). Mikoriza yang digunakan adalah genus Glomus sp. Mikoriza berfungsi untuk menyuburkan tanah yang akan dapat memberikan keuntungan yaitu membantu mempermudah penyerapan unsur hara. Persen infeksi dilihat dengan teknik membuat preparat semi permanen yang diamati dengan mikroskop dan diamati pada daerah korteks. Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh potongan akar yang diamati. Hasil penelitin diperoleh nilai persen infeksi pada tanaman padi 85%, pada kedelai 77,5% dan pada rumput teki 82,5%. Sedangkan tanaman yang ditanam tanpa mikoriza diperoleh hasil yang rendah yaitu 5% pada tanaman padi, 0% pada tanaman Kedelai dan 2,5% pada tanaman rumput teki. Sehingga propagul Mikoriza Vesikular Arbuskular bisa digunakan sebagai bahan biovertilizer khususnya pada tanaman padi dan kedelai. Kata kunci : mikoriza, Oryza sativa, Glycine max, Cyperus rotundus Abstract This research was conducted to determine the infection rate percentage of propagules Vesicular Arbuscular Mychorriza indigenous from Pangpong village Labang Bangkalan Madura in roots of Paddy (Oryza sativa), Soybean (Glycine max) and weeds grass (Cyperus rotundus). Glomus sp were used in this experiment. Since we know the function of Mycorrhyza in nutrient enrichment, it will be able to help the nutrient uptake in plant. The percentage of infections were seen with the semi-permanent preparation techniques and were observed with a microscope in the cortex area. Percent infection of mycorrhizal was calculated from the number of infected roots divided by the total number of observed root pieces. The results obtained in research is 85 %, on the rice plant soybean 77,5 % and in plant grass cyperus 82,5 %. On the other hand, without mycorrhiza infection the host plants showed a low percentage of infection rate i.e : 5 % in rice plants, 0 % in the soybean plant and 2.5 % in plants grass cyperus. taken together, it means that MVA propagul can be used as a component of biovertilizer, especially in paddy and soybean. Keyword : Mycorrhizal , Oryza sativa, Glycine max, Cyperus rotundus.
12

PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

Mar 29, 2019

Download

Documents

tranthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

PAPER

Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular Arbuskular Indigenous Asal Desa Pangpong

Kec. Labang Kab. Bangkalan Madura pada Perakaran Tanaman Padi (Oryza Sativa), Kedelai

(Glycine Max), Dan Tanaman Gulma Rumput Teki (Cyperus Rotundus)

Della Rifqohdinni Lukitanigdyah (1508 100 052)

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2013

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persen infeksi propagul Mikotiza Vesikula Arbuskula

indigenous asal Desa Pangpong Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan Madura terhadap perakaran

tanaman Padi (Oryza sativa) Kedelai (Glycine max) dan tanaman gulma rumput teki (Cyperus rotundus).

Mikoriza yang digunakan adalah genus Glomus sp. Mikoriza berfungsi untuk menyuburkan tanah yang

akan dapat memberikan keuntungan yaitu membantu mempermudah penyerapan unsur hara. Persen

infeksi dilihat dengan teknik membuat preparat semi permanen yang diamati dengan mikroskop dan

diamati pada daerah korteks. Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi

dengan jumlah seluruh potongan akar yang diamati. Hasil penelitin diperoleh nilai persen infeksi pada

tanaman padi 85%, pada kedelai 77,5% dan pada rumput teki 82,5%. Sedangkan tanaman yang ditanam

tanpa mikoriza diperoleh hasil yang rendah yaitu 5% pada tanaman padi, 0% pada tanaman Kedelai dan

2,5% pada tanaman rumput teki. Sehingga propagul Mikoriza Vesikular Arbuskular bisa digunakan

sebagai bahan biovertilizer khususnya pada tanaman padi dan kedelai.

Kata kunci : mikoriza, Oryza sativa, Glycine max, Cyperus rotundus

Abstract

This research was conducted to determine the infection rate percentage of propagules Vesicular

Arbuscular Mychorriza indigenous from Pangpong village Labang Bangkalan Madura in roots of Paddy

(Oryza sativa), Soybean (Glycine max) and weeds grass (Cyperus rotundus). Glomus sp were used in this

experiment. Since we know the function of Mycorrhyza in nutrient enrichment, it will be able to help the

nutrient uptake in plant. The percentage of infections were seen with the semi-permanent preparation

techniques and were observed with a microscope in the cortex area. Percent infection of mycorrhizal was

calculated from the number of infected roots divided by the total number of observed root pieces. The

results obtained in research is 85 %, on the rice plant soybean 77,5 % and in plant grass cyperus 82,5 %.

On the other hand, without mycorrhiza infection the host plants showed a low percentage of infection rate

i.e : 5 % in rice plants, 0 % in the soybean plant and 2.5 % in plants grass cyperus. taken together, it

means that MVA propagul can be used as a component of biovertilizer, especially in paddy and soybean.

Keyword : Mycorrhizal , Oryza sativa, Glycine max, Cyperus rotundus.

Page 2: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

PENDAHULUAN

Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman,

merupakan sub sistem yang cukup kompleks.

Salah satunya adalah komponen biotik yaitu

jasad makro dan mikro, yang secara bersama

dengan komponen abiotik membentuk tempat

tumbuh bagi kelangsungan hidup tanaman

diatasnya secara berimbang. Mikoriza adalah

bentuk asosiasi mutualistik antara perakaran

tanaman tingkat tinggi dengan cendawan tanah

(Basidiomycetes, Ascomycetes dan

Zygomycetes). Tanaman inang memperoleh

berbagai nutrisi, air, proteksi biologis dan lain-

lainnya, sedangkan cendawan memperoleh

fotosintat sebagai sumber karbon. Asosiasi

mutualistik ini merupakan interaksi antara

tanaman inang, cendawan dan faktor tanah.

Mikoriza berasosiasi dengan sekitar 80 – 90 %

jenis tanaman yang tersebar di daerah artik

sampai ke daerah tropis dan dari daerah

bergurun pasir sampai ke hutan (Brundrett,

1999; Marx, 2004).

Menurut Budi et al. (1998) ada tiga

bentuk/tipe mikoriza yaitu pertama

Ektomikoriza, Endomikoriza, dan

Ekstendomikoriza. Propagul MVA indigenous

yang digunakan adalah hasil penelitian tahun

2012 yang dilakukan di Desa Pangpong

Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan

Madura.Propagul indigenous yang ditemukan

adalah spesies Glomus dan Gigaspora.

Propagul indigenous tersebutmerupakan jenis

Endomikoriza, yaitu asosiasi cendawan dari

Zygomecetes (Glomales) yang membentuk

vesikula dan arbuskula di dalam sel akar (VAM

= vesicular-arbuscular mycorrhiza), atau

cendawan mikoriza arbuskula (CMA). Jaringan

hifa yang masuk ke dalam sel kortek akar dan

membentuk struktur yang khas berbentuk oval

yang disebut vesicle dan sistem percabangan

hifa yang disebut arbuscule, sehingga

endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular

micorrhizae (VAM) atau (arbuscular

mycorrhiza fungi = AMF), dan spora dibentuk di

dalam tanah atau akar.Selain itu pada tahun

2012 dilakukan penelitian inokulasi Mikoriza

MVA pada tanaman kacang tanah (Arachis

hypogaea). Mikoriza MVA mampu menginfeksi

perakaran kacang tanah dengan cukup baik

sebesar 80%. Propagul Mikoriza Indigenous

MVA tersebut selain dapat menginfeksi tanaman

legum dapat juga menginfeksi tanaman

budidaya lainnya seperti padi. Di sisi lain

mikoriza juga dapat menginfeksi tanaman gulma

seperti rumput Teki (Cyperus rotundus). Bagi

tanaman budidaya pertanian keberadaan

mikoriza secara tegas berpengaruh memacu

pertumbuhan tanaman, khususnya untuk tanah

yang berkesuburan rendah, yang antara lain

disebabkan oleh adanya struktur miselium

eksternal jamur yang mampu menjelajah dan

aktif diluar akar tanaman yang berdampak

mengefektifkan proses serapan air dan unsur

hara (Rohyadi, 1987). Harapannya penelitian uji

infeksi akar tanaman dengan menggunakan

propagul indigenous yang berasal dari daerah

Madura yang jika diaplikasikan ke daerah asal

maka tanaman budidaya yang dikembangkan

akan lebih responsif terhadap propagul tersebut.

Tingkat responsif yang tinggi tersebut akan

menjadikan serapan hara menjadi lebih

maksimal dibandingkan dengan MVA yang

berasal dari tempat lain yang bukan merupakan

mikoriza indigenous.

Namun selain adaptif keberhasilan

simbiosis antara propagul Indigenous MVA

dengan tanaman lokal Madura dapat juga

dipengaruhi oleh segi morfologi perakaran

Inang. (Hartley dan smith, 1983) mengatakan

bahwa waktu yang diperlukan untuk terjadinya

infeksi antara suatu mikoriza sangat bervariasi.

Kecocokan mikoriza dengan tanaman inang

berkaitan erat dengan sistem perakaran tanaman

dan kondisi lingkungan yang merangsang

tanaman untuk mengeluarkan eksudat dalam

menstimulir pertumbuhan dan perkembangan

mikoriza pada akar tanaman. Secara umum,

tanaman dengan sistem perakaran yang halus

(banyak) kurang responsif terhadap

pertumbuhan dan perkembangan mikoriza.

Sebaliknya tanaman dengan jumlah akarnya

relatif sedikit akarnya akan sangat responsif

terhadap mikoriza. Tanaman akan berupaya

untuk bekerjasama dengan mikoriza dalam

memperluas zona eksploitasi akar untuk

mendapatkan nutrisi, air dan senyawa lainnya

(Simarmata et al., 2004). Sehingga dengan

adanya perbedaan morfologi perakaran dari

tamanan inang budidaya maupun tanaman

gulma yang berada pada areal lingkungan

tanaman budidaya dalam hal ini diduga akan

memberikan tingkat persen infeksi yang berbeda

pula.

Permasalahan :

1. Berapakah persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

perakaran tanaman padi (Oryza sativa)

2. Berapakah persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

Page 3: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

perakaran tanaman kedelai (Glycine

max)

3. Berapakah persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

perakaran tanaman gulma Rumput Teki

(Cyperus rotundus)

Batasan Masalah :

1. Tanaman yang digunakan adalahPadi

(Oryza sativa), Kedelai (Glycine max)

dan tanaman gulma rumput Teki

(Cyperus rotundus)

2. Mikoriza yang digunakan adalah

Propagul indigenous MVA asal Desa

Pangpong Kecamatan Labang

Kabupaten Bangkalan Madura

3. Persen infeksi Mikoriza dihitung dari

masa vegetative tanaman yaitu pada usia

tanaman 40 HST.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

perakaran tanaman padi (Oryza sativa)

2. Mengetahui persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

perakaran tanaman kedelai (Glycine

max)

3. Mengetahui persen infeksi mikoriza

indigenous dan tanpa mikoriza pada

perakaran tanaman gulma Rumput Teki

(Cyperus rotundus)

Manfaat Penelitian :

1. Mendpatkan informasi tentang persen

infeksi dan peranan mikoriza indigenous

MVA asal Desa Pangpong Kecamatan

Labang Kabupaten Bangkalan Madura

terhadap perakaran tanaman produktif

padi (Oryza sativa), kedelai (Glycine

max) dan tanaman gulma rumput Teki

(Cyperus rotundus)

2. Hasil informasi pemanfaatan indigenous

MVA asal Desa Pangpong Kecamatan

Labang Kabupaten Bangkalan Madura

terhadap perakaran tanaman produktif

padi (Oryza sativa), kedelai (Glycine

max) , dapat dilanjutkan sebagai bahan

biovertilizer jika diketahui tanaman

budidaya tersebut responsif terhadap

propagul indigenous.

3. Hasil data dapat digunakan sebagai

kandidat herbisida jika hasil persen

infeksi tanaman gulma rumput teki

(Cyperus rotundus) diketahui kurang

rensponsif terhadap mikoriza indigenous

MVA.

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada bulan

Oktober 2012 sampai selesai di Laboratorium

Botani, Laboratorium Biologi Tanah Universitas

Brawijaya Malang dan Green House Jurusan

Biologi ITS.

3.2 Alat, Bahan dan Cara Kerja

3.2.1 Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian

ini adalah polyback, sekrup kecil, bak tanam,

penggaris, alat tulis menulis, kertas label, neraca

analitic, cawan petri, Erlenmeyer, gelas objek,

handsprayer, selotip, pinset, gelas beker, tabung

reaksi, autoclave, mikroskop, dan

Haemacytometer dan Kamera.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini

adalah propagul Glomus mosseae asal Desa

Pangpong Kec.Labang Kab.Bangkalan Madura,

tanah, pupuk, benih Padi (Oryza sativa) , benih

kedelai (Glycine max), umbi rumput Teki

(Cyperus rotundus), alkohol 70%, aquades,

KOH 10%, HCl 0,1 N, Lactogliserol, dan

Lactophenol Trypan Blue 0,05%.

3.2.3 Cara Kerja

3.2.3.1 Uji Pendahuluan

3.2.3.1.1 Analisa Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Analisa sifat fisik dan kimia tanah

dilakukan di Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Brawijaya Malang. Sampel tanah

yang dianalisa sebanyak ± 1 kg. sifat fisik yang

diukur adalah suhu tanah sedangkan sifat kimia

tanah yang diukur antara lain kandungan NPK

dan pH Tanah

3.2.3.1.2 Uji Viabilitas

Perhitungan spora inokulum

mikoriza dilakukan dengan menggunakan

metode MPN. Media diencerkan dengan seri

pengenceran kelipatan 10. Inokulum mikoriza

diambil sebanyak 100 gr dan diletakkan dalam

polibag. Lalu diatasnya ditumbuhkan tanaman

inang. Hal ini merupakan inokulum murni (100).

Seri pengenceran 10-1

diambil 10 gr inokulum

dan dicampurkan dengan 90 gr tanah steril, lalu

di atasnya ditumbuhkan tanzsaman inang. Seri

pengenceran10-2

diambil dari inokulum

pengenceran 10-1

dan dicampurkan dengan 90 gr

tanah steril, di atasnya ditumbuhkan tanaman

inang. Seri pengenceran dilakukan hingga 10-10

.

Page 4: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

Setelah ± 1 bulan, tanaman diambil dari media

tanam dan dibersihkan perakarannya dari tanah.

Selanjutnya dilakukan pengamatan prosentase

infeksi akar dengan menggunakan mikroskop

pada tiap pengenceran dan dihitung nilai MPN

berdasarkan tabel MPN (Fauzi, 2009). Tabel 1.Tabel infeksi mikoriza Tanaman Inang

Pengenceran Ulangan Total

1 2 3 4 5

10-0 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-1 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-2 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-3 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-4 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-5 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-6 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-7 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-8 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-9 +/- +/- +/- +/- +/- N

10-10 +/- +/- +/- +/- +/- N

Keterangan:

+ = terinfeksi mikoriza

- = tidak terinfeksi mikoriza

n = jumlah akar terinfeksi

Jumlah propagul sendiri dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

∑propagul = Nilai MPN x pangkat

pengenceran positif

Tabel 2. Jumlah propagul pada tanaman inang

Pengenceran Ulangan

total

Ulangan

terinfeksi

Persentase

infeksi

100 5

1 5

2 5

3 5

4 5

5 5

6 5

7 5

8 5

9 5

10 5

Kemudian dihitung jumlah spora:

Log Ω = x . log a – k

Ω = nilai MPN (spora/gram)

X = mean jumlah infeksi

a = seri pengenceran

k = besaran dari nilai tabel MPN

3.2.3.1.3 Teknik Pengecatan pada Akar dan

Perhitungan Persen Infeksi pada

Tahap Uji Viabilitas.

Untuk menghitung persen infeksi pada

akar perlu dilakukan pembuatan preparat akar

semi permanen. Preparat akar semi permanen

dapat dibuat dengan menggunakan metode

Philip dan heymen 1979. Akar dibersihkan

kemudian dipotong-potong sepanjang sekitar

0,5-1 cm. akar kemudian dipanaskan dalam

KOH 10% pada suhu 900 C selama sekitar 10

menit. Setelah mendidih akar ditiriskan dan

dicuci dengan aquades. Selanjutnya akar

dimasukkan lagi ke dalam HCL 0,1 N kemudian

ditiriskan dan dicuci kembali dengan aquades.

Akar diwarnai dengan cara dimasukkan dalam

Lactophenol Trypan Blue 0,05% beberapa saat

dan dimasukkan dalam laktogliserol. Persen

infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang

terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh

potongan akar yang diamati (Brundrett et al.,

1996). Selanjutnya perhitungan infeksi akar

dihitung berdasarkan rumus (Schenck, 1982

dalam Nurhidayati et al., 2010) :

3.2.3.2 Persiapan Tanam dan Inokulasi

Mikoriza yang digunakan adalah jenis

Glomus sp yang diperoleh dari Desa Pangpong

Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan

Madura. Tanaman tanaman yang sudah sudah

disipakan dipindahkan ke dalam polybag yang

sudah berisi media tanam sebanyak 2 kg.

Masing-masing polybag berisi 2 tanaman inang.

Mikoriza di inokulasikan pada tanaman inang

dengan cara memberi mikoriza dalam lubang di

bawah tanaman inang dengan kedalaman 2-5 cm

3.2.3.3 Parameter Pengamatan

3.2.3.3.1 Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan

setelah panen. Tinggi tanaman diukur dengan

menggunakan benang dan penggaris dari batas

terbawah pertumbuhan sampai batas teratas

pertumbuhan yaitu daun terakhir yang tumbuh

(Sitompul, 1995)

3.2.3.3.2 Jumlah Helai Daun

Perhitungan jumlah daun dilakukan

pada daun yang meliputi panjang daun.

Perhitungan jumlah daun ini dilakukan setelah

panen.

3.2.3.3.3 Teknik Pengecatan Akar dan

Perhitungan Persen Infeksi pada

Tahap Inokulasi Propagul

Untuk menghitung persen infeksi

pada akar perlu dilakukan pembuatan preparat

akar semi permanen. Preparat akar semi

permanen dapat dibuat dengan menggunakan

metode Philip dan heymen 1979. Akar

Page 5: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

dibersihkan kemudian dipotong-potong

sepanjang sekitar 0,5 - 1 cm. akar kemudian

dipanaskan dalam KOH 10% pada suhu 900 C

selama sekitar 10 menit. Setelah mendidih akar

ditiriskan dan dicuci dengan aquades.

Selanjutnya akar dimasukkan lagi ke dalam

HCL 0,1 N kemudian ditiriskan dan dicuci

kembali dengan aquades. Akar diwarnai dengan

cara dimasukkan dalam Lactophenol Trypan

Blue 0,05% beberapa saat dan dimasukkan

dalam laktogliserol.

Persen infeksi mikoriza dihitung dari

jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan

jumlah seluruh potongan akar yang diamati

(Brundrett et al., 1996).

Selanjutnya perhitungan infeksi akar dihitung

berdasarkan rumus

(Schenck, 1982 dalam Nurhidayati et al., 2010) :

3.2.3.3.4 Analisa Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Analisa sifat fisik dan kimia tanah

dilakukan di Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Brawijaya Malang. Sampel tanah

yang dianalisa sebanyak ± 1 kg. sifat fisik yang

diukur adalah suhu tanah, sedangkan sifat kimia

tanah yang diukur antara lain kandungan bahan

NPK dan pH tanah.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dipakai adalah

Rancangan Acak Legkap (RAL) faktorial

dengan dua parameter yaitu tanaman inang

dengan mikoriza.

Tabel 3. Tabel Rancangan penelitian

Perlakuan Tanaman

Inang

Ulangan Rata

rata

1 2 3 4

Propagul

Indigenous

(M1)

(17spora/100gr)

Padi

(I1)

Kedelai

(I2)

Rumput

Teki

(I3)

Tanpa propagul

(M2)

Padi

(I1)

Kedelai

(I2)

Rumput

Teki

(I3)

Keterangan :

M1I1 : Persen infeksi tanaman inang padi (Oryza

sativa) yang terinfeksi oleh propagul indigenous.

M1I2 :Persen infeksi tanaman inang kedelai (Glycine

max) yang terinfeksi oleh propagul indigenous

M1I3 :Persen infeksi tanaman inang Teki (Cyperus

rotundus) yang terinfeksi oleh propagul indigenous.

M2I1 :Persen infeksi tanaman inang padi (Oryza

sativa) yang terinfeksi padamedia tanpa mikoriza

M2I2 :Persen infeksi tanaman inang kedelai (Glycine

max) yang terinfeksi padamedia tanpa mikoriza

M2I3 :Persen infeksi tanaman inang Teki (Cyperus

rotundus) yang terinfeksi padamedia tanpa mikoriza

3.4 Analisis Data

Data penelitian dianalisa dengan

menggunakan metode eksperimen dengan

menggunakan data kuantitatif. Hasil pengamatan

pada perkembangan vegetatif diukur setelah

tanaman inang berumur 40HST dan perhitungan

infeksi akar dilakukan pada saat vase vegetatif.

Hasil dihitung dengan analisa statistika yaitu

menggunakan Sample Paired T-Test pada taraf

kepercayaan 95%. Hipotesa awal sebagai beriku:

H0 : Pemberian Propagul indigenous

tidak efektif untuk terjadinya infeksi

pada perakaran tanaman inang

H1 : Pemberian propagul indigenous

efektif untuk terjadinya infeksi pada

perakaran tanaman inang

PEMBAHASAN

Penelitian persen infeksi mikoriza indigenous

MVA asal Desa Pangpong Kecamatan Labang

Kabupaten Bangkalan Madura menggunakan

mikoriza hasil isolasi pada tahun 2012. Genus

yang digunakan adalah hanya genus Glomus sp

karena genus Gigaspora sp yang awalnya bisa

ditemukan dalam isolat sudah hilang kerana

mikoriza indigenous jenis genus Gigaspora sp

sudah disimpan lama tanpa adanya peremajaan

sehingga daya viabilitas sporanya tidak bertahan

hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

persen infeksi Propagul mikoriza MVA

indigenus terhadap perakaran tanaman padi

(Oryza sativa), kedelai (Glycine max) dan

Rumput teki (Cyperus rotundus). Terjadinya

asosiasi antara Mikoriza Vesikula Arbuskula

(MVA) dapat diketahui dengan ada tidaknya

infeksi yang yang terjadi. Infeksi MVA dapat

diketahui dengan adanya struktur-struktur yang

dihasilkan oleh MVA antara lain, yaitu : hifa,

miselia, vesikula, arbuskula, maupun spora.

(Gunawan 1993), Berdasarkan hasil penelitian

pada berbagai tanaman didapatkan hasil persen

infeksi tanaman inang yang di inokulasi dengan

Page 6: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

Mikoriza indigenous dan tanpa mikoriza berikut

hasil disajikan dalam bentuk tabel dan grafik:

Tabel 4. Tabel rata rata persen infeksi tanaman inang

yang di inokulasi dengan mikoriza indigenous dan

tanpa mikoriza.

Perlakuan

Persen Infeksi Tanaman inang

Padi

(Oryza

sativa)

Kedelai

(Glycine

max)

Rumput Teki

(Cyperus

rotundus)

Mikoriza

indigenous 85% a 77,5% a 82,5% a

Tanpa

mikoriza 5% b 0% b 2,5% b

Keterangan : angka – angka yang di ikuti huruf yang

sama pada kolom yang sama menunjukan tidak

berbeda nyata pada uji Paired Samples T-Test.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa

100% ketiga tanaman inang atau seluruh

tanaman telah terinfeksi oleh mikoriza

indigenous asal Desa Pangpong Kec.Labang

Kab.Bangkalan Madura. Hal ini menunjukkan

bahwa asosiasi antara Mikoriza indigenous

dengan akar tanaman berkembang sangat baik.

Berdasarkan uji viabilitas mikoriza yang

digunakan untuk inokulasi masih mampu

bertahan hidup, hasil nilai didapatkan sejumlah

0,17spora/gram (Lampiran 11). Uji viabilitas

digunakan untuk mengetahui apakah propagul

tersebut masih viabil atau tidak. Berdasarkan

hasil perhitungan diketahui bahwa mikoriza

tersebut masih dapat digunakan untuk inokulasi

karena pada hasil uji viabilitas masih diperoleh

nilai jumlah spora. Hasil inokulasi kemudian

dilihat persen infeksi dengan cara membuat

preparat semi permanen dari akar masing-

masing tanaman inang. Persen infeksi diamati

dibawah mikroskop dengan memperhatikan

letak infeksi mikoriza yaitu pada daerah korteks.

Gambar10. Akar yang terinfeksi pada tanaman inang

yang diinokulasi dengan mikoriza indigenous

diamati dengan perbesaran 100X

Data menunjukkan akar ketiga tanaman

terinfeksi diatas 70%. Namun persentase infeksi

setiap tanaman berbeda satu dengan tanaman

inang yang lain. Sedangkan untuk tanaman

inang yang ditanam ke media tanpa mikoriza

yang diketahui terinfeksi mikoriza hanya pada

tanaman padi dan rumput. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada diagram berikut :

Gambar 11. Persen infeksi mikoriza pada tanaman

inang yang telah diinokulasi dengan mikoriza

indigenous dan ditanam dengan tanpa mikoriza.

Pada tiap-tiap tanaman memiliki

persentase infeksi yang berbeda-beda, hal ini

disebabkan oleh perbedaan beberapa faktor yang

mempengaruhi infeksi mikoriza terhadap

tanaman, antara lain yaitu : kebergantungan

tanaman terhadap mikoriza, efektifitas isolat,

maupun kondisi nutrisi terutama unsur hara

tanah (Setiadi 1995). Secara umum infeksi yang

terjadi cukup baik, dimana terdapat ketiga jenis

tanaman yang di inokulasi dengan mikoriza

indigenous terinfeksi sebesar ≥ 75%. Menurut

Simarmata (2007) inokulasi mikoriza yang

berasal dari suatu ekosistem jika digunakan

kembali pada ekosistem yang besangkutan akan

lebih adaptif sehingga interaksi yang terjadi

antara tanaman dengan perakaran tanaman inang

menjadi lebih optimal.

Berdasarkan Tabel 4, diketahui persen

infeksi yang terjadi pada ketiga tanaman yang di

inokulasi dengan mikoriza indigenous cukup

baik, dimana terdapat ketiga jenis tanaman yang

terinfeksi mikoriza indigenous sebesar ≥ 75%.

Hasil presentase infeksi tertinggi yaitu pada

jenis tanaman inang padi (Oryza sativa) dengan

rerata infeksi mencapai 85%. Sedangkan

tanaman yang memiliki derajat infeksi tertinggi

ke dua adalah pada tanaman rumput teki

(Cyperus rotundus) sedangkan derajat infeksi

terendah pada tanaman kedelai (Glycine

max).Walaupun hasil dari pengamatan

menunjukkan bahwa 100% tanaman terinfeksi

mikoriza, akan tetapi tidak semua jenis tanaman

selalu memberikan respon positif terhadap

aplikasi MVA. Hal ini selain ditentukan oleh

tingkat efektivitas isolat dan juga status nutrisi

substrat yang dipakai, juga sangat ditentukan

0

50

100 85 77.5 82.5

5 0 2.5

pe

rse

n in

feks

i

tanaman inang

indigenous

tanpa mikoriza

Hifa Pada

Lapisan

Korteks

Page 7: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

oleh ketergantungan tanaman tersebut terhadap

mikoriza (Setiadi 1995).

Berdasarkan hasil pengamatan infeksi

mikoriza pada akar tanaman inang yang

selanjutnya di lakukan uji statistika dengan

menggunakan Paired Samples T-Test pada

parameter persen infeksi mikoriza pada akar

ketiga tanaman inang di peroleh nilai P value

yang menunjukkan bahwa ada pengaruh

perlakuan terhadap persen infeksi mikotiza pada

akar tanaman inang, hasil analisa menunjukkan

nilai yang signifikan terhadap pemberian

mikoriza indigenous pada ketiga tanaman inang.

Perlakuan pemberian mikoriza indigenous

membuktikan bahwa mikoriza tersebut

mempunyai peran penting dalam membantu

daur hidup tanaman hingga tanaman tersebut

dapat tumbuh dan berkembang hingga fase

vegetatif. Mikoriza lebih berperan dibanding

dengan akar sesungguhnya karena serapan hara

jaringan hifa eksternal mikoriza akan

memperluas bidang serapan air dan hara. uji

paired Sample T-Test didapatkan hasil bahwa

inokulasi mikoriza indigenous cukup mampu

memberikan adanya pengaruh terhadap persen

infeksi tanaman inang yang digunakan.

Menurut Solaiman dan Hirata (1995),

mengatakan bahwa efektivitas mikoriza

dipengaruhi oleh faktor lingkungan diantaranya

adalah adalah (1) unsur hara. Berdasarkan hasil

uji analisa tanah pada media tanam yang

digunakan untuk perlakuan menunjukkan nilai

NPK cukup optimal.

Tabel 5. Nilai NPK pada hasil analisa tanah yang

telah digunakan untuk inokulasi tanaman inang

Semakin optimal kandungan hara NPK

interaksi mikoriza dengan akar tanaman inang

interaksi yang terjadi antara mikoriza indigenous

dengan perakaran tanaman inang akan lebih

rendah atau interaksi menjadi kurang optimal.

Karena tanaman inang lebih memerankan

peranan akar daripada mikoriza MVA. Hal ini

ditunjukkan pada tanaman kedelai yang dimana

tanaman inang kedelai memperoleh nilai persen

infeksi paling rendah. nilai NPK yang diperoleh

menunjukkan bahwa ada kaitan penyerapan ion

P yang dilakukan oleh mikoriza. mikoriza

memiliki enzim phospatase yang dimana enzim

tersebut digunakan untuk memecah ion P

organik yang masih berikatan dengan unsur lain

misalnya Al, Mg, Fe karena mikoriza dan

tumbuhan hanya menyerap unsir P dalam bentuk

ion untuk pertumbuhan dan perkembangan

mikoriza yang apabila kebutuhan P sudah

terpenuhi maka ion P tersebut akan diserap oleh

tumbuhan. sehingga diketahui pada nilai P setiap

tanaman inang tanaman yang ditanam dengan

menggunakan media yang diberi mikoriza

indigenous nilai kandungan unsur P lebih rendah

dibandingkan dengan nilai P pada media yang

tanpa mikoriza.

Selain faktor lingkungan unsur hara

NPK persen infeksi yang ikut mempengaruhi

persen infeksi adalah (2) Potensial hidrogen

(pH) . Secara umum pH optimum untuk

perkembangan cendawan mikoriza berbeda-beda

tergantung pada adaptasi cendawan mikoriza

terhadap lingkungan. pH dapat berpengaruh

langsung terhadap aktivitas enzim yang berperan

dalam perkecambahan spora cendawan mikoriza

(Delvian 2006). pH tanah yang di ketahui sesuai

hasil analisa adalah kisaran 6-7 untuk ketiga

tanaman inang , pH dengan kisaran tersebut

sesuai dengan pH yang dapat mendukung untuk

perkecambahan spora. pH optimum untuk

perkembangan fungi mikoriza dapat

berpengaruh langsung terhadap aktivitas enzim

yang berperan dalam perkecambahan spora

fungi mikoriza. Misalnya Glomus mossae

biasanya pada tanah alkali dapat berkecambah

dengan baik pada air atau pada soil extract agar

pada pH 6-9. Spora Gigaspora coralloidea dan

Gigaspora heterogoma dari jenis yang lebih

tahan asam dapat berkecambah dengan baik

pada pH 4-6. Glomus epigaeum

perkecambahannya lebih baik pada pH 6-8.

Selain itu faktor yang mempengaruhi

persen infeksi mikoriza indigenous selain unsur

hara NPK tanah dan pH tanah dalam hal ini

faktor lingkungan lainnya yang berpengaruh

adalah pertumbuhan tanaman inang. Faktor

pertumbuhan yang digunakan sebagai parameter

adalah jumlah daun, tinggi tanaman dan panjang

akar. Hasil rata-rata parameter pertumbuhan

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai

berikut :Tabel 6-8

Perla

kuan

NPK Tanaman Inang

Padi Kedelai Rumput teki

N P K N P K N P K

Mikoriza

Indige

nous

0,14 7,42 3,04 0,11 18,3 2,4 0,11 15,4

1 2,34

Tanp

a

Miko

riza

0,15 7,46 3,08 0,15 10,6

1 3,06 0,13

23,2

1 3,14

Page 8: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

Tabel 6. Tinggi tanaman inang yang di inokulasi

mikoriza indigenous dan tanpa mikoriza Perlakuan Tinggi Tanaman Inang

Padi Kedelai Rumput

teki

Mikoriza

Indigenous

30,9 19,4 29,2

Tanpa

mikoriza

30,6 19,1 27,7

Setiadi (1990), menyatakan bahwa

tanaman yang bermikoriza akan tumbuh lebih

baik dari tanaman tanpa mikoriza, karena

mikoriza secara efektif dapat meningkatkan

penyerapan unsur hara makro. Faktor-faktor

yang mempengaruhi tanaman inang juga akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

mikoriza. Sebagai contoh yaitu bisa dilihat dari

hasil rata – rata tinggi tanaman inang yang

ditanam dengan mikoriza indigenous dantanpa

mikoriza.

Gambar 12. Tinggi rata-rata pada tanaman inang

yang telah diinokulasi dengan mikoriza indigenous

dan ditanam dengan tanpa mikoriza.

Secara umum bahwa tanaman yang di

infeksi mikoriza indigenous lebih tinggi

dibanding dengan tanpa mikoriza. Tumbuhan

secara umum mempunyai pertumbuhan tanaman

yang cukup baik. Namun perbedaan tanaman

pertumbuhan terjadi sebagai akibat adanya

interaksi antara berbagai faktor internal

perangsang pertumbuhan dan unsur-unsur iklim,

tanah, dan biologis dari lingkungan. (Gardner,

1991). Tanaman inang secara keseluruhan yang

di inokulasi dengan mikoriza indigenous

mempunyai ukuran lebih tinggi dibandingkan

dengan tanpa mikoriza hal ini merupakan bukti

bahwa pemberian mikoriza indigenous MVA

yang berasal dari Desa Pangpong Kecamatan

Labang Kabupaten Bangkalan Madura

memberikan respon yang positif terhadap ketiga

tanaman inang, tanaman inang mampu

berinteraksi dengan mikoriza dengan baik

sehingga memperikan pengaruh pertumbuhan

tanaman yang cukup optimal.

Pemberian mikoiza selain berpengaruh

terhadap tinggi tanaman juga berpengaruh

terhadap pembentukan tunas. Menurut Yefri

wati (2004), perkembangan dan kepadatan spora

secara positif berkorelasi dengan peningkatan

kolonisasi akar sehingga penyerapan unsur hara

akan lebih baik dan akan mendukung

pertumbuhan tanaman yang lebih baik seperti

pada jumlah daun.

Tabel 7. Jumlah daun dan anakan tanaman inang

yang di inokulasi dengan mikoriza indigenous dan

tanpa mikoriza.

Jumlah daun erat hubungannya dengan

kemampuan tanaman dalam memanfaatkan

unsur hara yang tersedia dalam melakukan

proses fotosintesis guna mendapatkan nutrisi

dan sumber makanan. Tanaman memanfaatkan

unsur hara yang ada sebagai pendukung untuk

melakukan proses fotosintesis sebagai sumber

karbon. Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada

gambar 13 dimana pada gambar dapat dilihat

jumlah daun ketiga tanaman inang yang di

inokulasi dengan mikoriza indigenous lebih

banyak dibandingkan jumlah daun ketiga

tanaman inang yang ditanam tanpa mikoriza.

Gambar 13. Rata rata jumlah daun tanaman inang

yang di inokulasi dengan mikoriza indigenous dan

tanpa mikoriza.

Adanya mikoriza arbuskula pada akar

tanaman dapat meningkatkan penyerapan hara

tanaman (terutama yang immobile) dan air,

memacu pertumbuhan akar tanaman dari

hormon tumbuh yang dihasilkan, melindungi

0

20

40

padi kedelai rumputteki

30.9

19.4

29.2 30.6

19.1

27.7

tin

ggi t

anam

an (

cm)

tanaman inang

indigenous

tanpa mikoriza

0

5

10

padi kedelai rumputteki

4 5

6

3 5

6

jum

lah

dau

n

tanaman inang

indigenous

tanpa mikoriza

Perlakuan Jumlah daun atau anakan tanaman

inang

Padi Kedelai Rumput

teki

Mikoriza

Indigenous

4 5 6

Tanpa mikoriza 3 5 6

Page 9: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

tanaman dari keracunan logam berat, dan

meningkatkan ketahanan tanaman dari patogen.

Adanya asosiasi simbiotik ini mengakibatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat.

Menurut Nuhamara, (1999) sejumlah strain

mycobion dapat berasosiasi dengan satu spesies

atau varietas tanaman. Walaupun tidak adanya

kekhususan inang bagi mikoriza arbuskula,

tetapi dengan adanya asosiasi antara mikoriza

dan akartanaman dapat memberikan tingkat

kolonisasi yang berbeda pada sistem perakaran

dan juga dalam pengaruhnya terhadap

penyerapan hara serta pertumbuhan tanaman.

Perbedaan respon ini dipengaruhi oleh spesies

dan genotip tanaman, juga lingkungan seperti

pH tanah, kandungan P tersedia dalam tanah.

Tabel 8. Rata-rata panjang akar tanaman inang yang

di inokulasi dengan mikoriza indigenous dan tanpa

mikoriza Perlakuan Panjang akar tanaman (cm)

Padi Kedelai Rumput

teki

Mikoriza

Indigenous

11,3 5,35 10,9

Tanpa

mikoriza

8,95 5 9,5

Gambar 14. Jumlah rata-rata panjang akar pada

tanaman inang yang telah diinokulasi dengan

mikoriza indigenous dan ditanam dengan tanpa

mikoriza.

Berdasarkan penelitian ini diketahui

bahwa tanaman inang yang ditanam tanpa

mikoriza mempunyai panjang akar yang rendah

dibandingkan dengan tanaman yang ditanam

dengan mikoriza indigenous. Tabel 8,

menunjukkan rata-rata panjang akar tanaman

inang yang di inokulasi dengan mikoriza

indigenous maupun yang di tanam tanpa

mikoriza dimana hasil uji statistika Sample

Paired T-Test menunjukkan hasil yang tidak

berbeda nyata, artinya pemberian mikoriza

indigenous tidak memberikan pengaruh terhadap

panjang akar pada tanaman inang, hal ini

disebabkan tanaman inang lebih

mengoptimalkan kerja akar untuk menyerap

unsur hara dalam tanah media. Menurut Maulati

(2010) peran dari mikoriza yang rendah pada

tanaman bisa terjadi karena adanya hambatan

dalam proses simbiosis antara akar dengan

mikoriza. Akan tetapi media yang cukup

terutama unsur P yang optimal dapat digunakan

tanaman sebagai pendukung pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dengan lebih

mengoptimalkan cara kerja akar.

Gambar15. Contoh gambar tanaman inang yang

ditanam pada media yang diberi mikoriza indigenous

dan tanpa mikoriza.

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dalam penelitian

persen infeksi propagul MVA asal Desa

Pangpong Kec.Labang Kab.Bangkalan Madura

adalah :

1. persen infeksi pada perakaran tanaman

inang padi (oryza sativa) adalah padi

85% yang ditanam pada media yang

diberi mikoriza indigenous dan 5% pada

media tanam tanpa mikoriza.

2. persen infeksi pada perakaran tanaman

Kedelai (Glycine max) adalah padi

77,5% yang ditanam pada media yang

diberi mikoriza indigenous dan 0% pada

media tanam tanpa mikoriza.

3. persen infeksi pada perakaran tanaman

Kedelai (Glycine max) adalah padi

82,5% yang ditanam pada media yang

diberi mikoriza indigenous dan 2,5%

pada media tanam tanpa mikoriza.

sehingga propagul MVA

tersebut dapat digunakan sebagai bahan

biovertilizer tanaman khususnya

tanaman budidaya padi dan kedelai.

5.2 Saran

Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk

peremajaan propagul mikoriza indigeous agar

viabilitasnya tetap optimal dan genus yang

diperoleh tidak terdegradasi).

0

10

20

padi kedelai rumputeki

15.4

4 8

12.7

3.5 7

pan

jan

g ak

ar (

cm)

tanaman inang

indigenous

tanpa mikoriza

Page 10: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

DAFTAR PUSTAKA

Abbott, L.K. and A.D. Robson, 1977. Infektifity

of Vesicular-Arbuscular Mycorrhizae

fungi in Agriculture Soils. Aust . J. Soil

Res. 23: 235-261.

Aldeman, J. M., and J. B. Morton. 1986.

Infectivity of vesicular-arbuscular

mychorrizal fungi influence host soil

diluent combination on MPN estimates

and percentage colonization. Soil

Biolchen. 8(1) : 77-83.

Anonim1. 2010. Morfologi Tanaman Padi.

Diakses dari http://www.distan.pemda-

diy.go.id pada tanggal 7 Juli 2011.

Baon, J.B. 1983. Mikoriza : Peranan Serta

Kemungkinan Pengembangannya dalam

Lapangan Perkebunan Jember. Menara

Perkebunan 51 (5) 114-121.

Brundrett M, Malajczuk N, Mingqin G, Daping

Xu, Snelling S, Dell B. 2005. Nursery

inoculation of Eucalyptus seedlings in

Western Australia and Southern China

using spore and mycelia inoculum of

diverse ectomycorrhizal fungi from

different climatic regions. For Ecol Man

209:163–205.

Brundrett M, Bougher N, Dell B, Grove T,

Malajczuk N. 1996. Working with

Mycorrhiza in Forestry and Agriculture.

Canberra: Australian Centre for

International Agricultural Research.

Budi, S. W., J.P. Caussanel, A. Trouvelot and

A.Gianiazzi. 1998. The biotechnology of

mychorrizas In N.S. Subba and Y.R.

Dommergues (Eds.) Microbial interaction

in aricultural and foresty science

Publishers, Inc., USA. Vol. (1) : 149 –

162.

Carling, D.E. dan M.F. Brown. 1980. Relative

Effect of Micorrizha Fungi on Growth

and Yield of Soybeans. Soil Sci. Sco.

Am. J. 44: 528-532.

Coleman DC, Crossley DA, Hendrix PF. 2004.

Fundamentals of Soil Ecology. 2nd

edition. ELSEVIER Academic Press.

De la Cruz, R.E., Lavilla and Zarate, J.T. 1992.

Aplication of mycorrhiza in bare rooting

and direct-seeding Technologies for

reforestation.In Proceeding of Tsukuba-

Workshop Bio-REFOR.

Deptan, 2006. Budidaya Kedelai Tanpa Olah

Tanah,.

Amailableat:http://www.deptan.go.id/te

knologi/tp/tkctanah1.htm [22 Februari

2007] page 1.

Fakuara, M.Y. 1988. Mikoriza, Teori dan

Kegunaan dalam Praktek. Pusat Antar

Universitas Institut Pertanian Bogor. Hal

19-46.

Gianinazzi-Pearson, V. 1986. Mycorrhizae: A

Potential for Better Use of Phospate

Fertilizer. Pert. Agric. 92: 3-12.

Goldsworthy, P.R and N.M. Fisher. 1996.

Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik,

Diterjemahkan oleh Tohari. Gajah Mada

UniMersity Press, Yogyakarta. Hal

594-627.

Gunawan, W. 1993. Mikoriza Arbuskula. Pusat

Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Harley, J.L., and S.E. Smith. 1983. Mychorrizal

Symbiose. Acad. Press. Inc.

Hatch, A. 1973. The Physical basic of

Mycorrhizae in Pinus. Dalam : Setiadi,

Y. 1989. Pemanfaatan Mikro Organisme

dalam Kehutanan. Departemen

Pendidikan dan Ke budayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar

Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.

Hal.38-39.

Hayman, D.S. 1983. The Physiology of

Vesicular Arbuscular Endomycorrhizal

Symbiosis. Can. J.Bot. 61: 944 – 963.

Imas, T. ; R.S. Hadi Oetomo ; A.W. Gunawan

dan Setiadi. 1989. Mikrobiologi Tanah.

Departemen Pendidikan dan Ke

budayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi. Pusat Antar Universitas

Bioteknologi IPB. Bogor. Hal: 69 -83.

INVAM. 2009. International culture collection

of (vesicular) arbuscular mycorrhizal

Fungi.

Page 11: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

Jawal, M., Jumjumidang, Liferdi, Herizal, dan

T. Purnama. 2005. Tehnik produksi

massal cendawan mikoriza arbuskular

(MVA) yang infektif dan efektif sebagai

pupuk biologi bibit manggis. Jurnal

Stigma XII (4):516- 519.

Lambert, D.H., and Cole, H.J. 1980. Effects of

mycorrhizae on establishment and

performance of forage species in mine

soil. Agro. J. 72:527-260.

Liderman, R.G. 1988. Mychorrizal interaction

with the rhizosphere microflora. The

mychorrizosphere effect. Phytopathology.

78(3):366-371.

Matsubara, Y., T. Karikomi, M.Ikuta, H. Hori,

S. Ishikawa, and T. Harada. 1996. Effect

of abuscular mycorrhiza fungus

inoculation on growth of apple seedling.

J. Japan, Soc. Hort. Sci. 65(2):297-302.

Maulati.20 I 0. Kajian Pola Pertumbuhan

Produksi Dan Daya Adaptasi 7 Jenis

Nenas Lokal Bangka Di Lahan

Podsolik Merah Kuning.[SKRIPSI].

FPPB UBB.

Mercado, B.L.1979.Introduction of weed

science. SEARCA College. Laguna,

Philipines. 292 p.

Mosse, B. 1981. Vesicular-arbuscular

mycorrhizal research for tropical

Agriculture. Res. Bull. 82p

Nuhamara, S. T. 1999. Mycorrhiza : Structure,

Funtion and Its Implicative

Association. Dalam Smith F.A.

et.al.(penyunting). Proceedings of

International Conference on

Mycorrhizas in Sustainable Tropical

Agriculture and Forest Ecosystems.

Bogor Indonesia October 27 –30,

1997. hlm. 19-24. Research and

Development Centre for Biology-The

Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Bogor Indonesia-Bogor Agricultural

University, Bogor Indonesia-The

University of Adelaide, Australia

Nuhamara, S.T., 1994. Peranan mikoriza untuk

reklamasi lahan kritis. Program

Pelatihan Biologi dan Bioteknologi

Mikoriza.

Owusu-Benoal, E. and A. Wild. 1980. Effects of

Vesicular Arbuscular Mycorrhizae on

the Rice of the Labile Poll of Soil

Phospate. Plant and Soil. 54 : 233-242.

Paul, E.A. and F. E. Clark, 1996. Soil

Microbiolgy and Biochemistry. Second

Edition. Academic Press. San Diego.

300 p.

Powell, C.J. and D.J. bagyaraj. 1984. VA

Mycorrhizae. CRD. Press. Inc. Florida.

pp 187-189.

Rohyadi, A. 1987. Infektifitas Jamur Mikoriza

Vesikular Arbuskular Di Tanah Podsolik

Merah Kuning dan Pengaruhnya

Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Jagung. Universitas Gadjahmada,

Yogyakarta. Hal 6-29.

Setiadi, Y. 1989. Pemanfaatan Mikro

Organisme dalam Kehutanan.

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi. Pusat Antar

Universitas Bioteknologi IPB, Bogor.

Hal 38-39.

Setiadi Y. 1995. Arbuscular mycorrhizal

inoculum production. Dalam Prosiding:

Teknologi Produksi dan Pemanfaatan

Inokulan Endo-Ektomikoriza untuk

Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

(Simarmata T, Arief DH, Surmani Y,

Hindersah R, Azirin A dan AM Kalay,

Eds). Asosiasi Mikoriza Indonesia-Jawa

Barat. ISBN 979-98255-0-4

Schenck, N.C. 1982. Methods and Principles of

Mycorrhisal Research. University of

Florida. pp 15-21.

Simarmata, T. dan Tachro. 2005. Derajat

Infeksi, Serapan P, Jumlah Bintil, dan

Hasil Dua Kultivar Kacang Tanah

(Arachis hypogaea L.) yang Diberi

Inokulan Cendawan Mikoriza arbus-

kula (Glomus fasciculatum dan

Gigaspora margarita) pada Incep-tisols

Page 12: PAPER Tingkat Persen Infeksi Propagul Mikoriza Vesikular ... · Persen infeksi mikoriza dihitung dari jumlah akar yang terinfeksi dibagi dengan jumlah seluruh ... Bahan dan Cara Kerja

di Jatinangor : Bionatura, Vol. 7 (2) :

137-145.

Sitompul, S.M. 1995. Analisis Pertumbuhan

Tanaman. UGM Press : Yogyakarta.

Solaiman, M.Z., and H. Hirata, 1995. Effect of

indigenous arbuscular mycorrhizal fungi

in paddy fields on rice growth and NPK

nutrition under different water regimes.

Soil Sci. Plant Nutr., 41 (3) : 505-514.

Steenis, Van. G. G. J. 2002.Flora. Jakarta :

Pradya Paramita.

Subra Rao, N.S. 1994. Mikroorganisme Tanah

Dan Pertumbuhan Tanaman, UI Press.

Tisdall, J.M. 1991. Fungal hyphae and

structural stability of soil. Aust. J. Soil.

Res. 29:729-743.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Taksonomi

Tumbuhan Spermatophyta. Fakultas

Pertanian. Yogyakarta: UGM Press.

Yefriwati. 2004. Pengaruh Beberapa Jenis CMA

terhadap Serangan Penyakit Layu

Bakteri pada Bibit Pisang.

[SKRIPSI].Faperta. Universitas

Andalas, Padang.

Yoshida,S. 1981. Fundamentals Of Rice Crop

Science. International Rice Research

Institute. Los Banos, Philippines.